RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG
Transcript of RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG
RENCANA PENGELOLAAN HUTANJANGKA PANJANG
KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI
2016Tewah, Juli
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG
KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) MODEL GUNUNG MAS
TAHUN 2015-2024
Kesatuan Pengelolaan Hutan
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANANPEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI -------------------------------------------------------------------- LEMBAR PENGESAHAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) --------------------------------------------------------- LP-1
LEMBAR PENGESAHAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGKESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP)
MODEL GUNUNG MAS TAHUN 2016-2025
Diketahui Oleh :KEPALA DINAS KEHUTANANPROVINSI KALIMANTAN TENGAH,Ir. SIPET HERMANTOPembina Utama MadyaNIP. 19600303 198901 1 004
Disusun Oleh :KEPALA KPHP MODELGUNUNG MAS UNIT XVI,RAKHMAD KURNEDY, S.HutNIP. 19781228 199803 1 002
Disahkan Oleh :An. MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANANDIREKTUR KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI,Ir. DRASOSPOLINO, M. ScNIP. 19640907 199102 1 002
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------------------------------------------------ PETA SITUASI
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) --------------------------------------------- PS-1
PETA SITUASIKPHP MODEL GUNUNG MAS
UNIT XVI
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------------------------------------ RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ RE-1
RINGKASAN EKSEKUTIF
KPHP Model Gunung Mas Unit XVI ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kehutanan Republik Indonesia No.965/Menhut-II/2013 tanggal 27
Desember 2013 dengan luas wilayah ± 294.735 Ha yang terdiri dari Hutan
Lindung (HL) seluas ± 57.337 Ha, Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas
± 187.291 Ha dan Hutan Produksi (HP) seluas ± 50.107 Ha.
Kondisi wilayah KPHP Model Gunung Mas Unit XVI saat ini menunjukkan, bahwa
dari aspek biofisiknya kawasan ini cukup banyak menghadapi konflik tenurial,
terkait penggunaan kawasan oleh pihak ketiga di luar kegiatan kehutanan,
maupun oleh kegiatan masyarakat, terutama perambahan hutan dan
penambangan emas illegal. Meningkatnya aksesibilitas masyarakat, karena
meningkatnya jumlah dan kualitas pembangunan jalan, menjadi salah satu hal
pendukung terhadap ancaman bagi kawasan ini. Sementara itu tata kelola hutan
masih belum mengalami perbaikan secara nyata.
Salah satu bagian awal dari penyiapan pengelolaan kawasan hutan adalah
penyusunan rencana pengelolaan baik jangka panjang (10 tahun) maupun jangka
pendek (tahunan). Penyusunan pengelolaan jangka panjang diperlukan untuk
menjadi acuan rencana kerja di tingkat tapak dalam bentuk unit-unit pengelolaan
hutan (KPH) yang akan mengelola hutan secara terintegrasi melalui kaidah-
kaidah pengelolaan hutan yang dapat menjamin keberlangsungan fungsinya
sebagaimana yang dimandatkan dalam peraturan perundangan.
Ruang lingkup kegiatan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI difokuskan pada:
Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola serta Penataan Hutannya, Pemanfaatan
Hutan pada Wilayah Tertentu, Pemberdayaan Masyarakat, Pembinaan dan
Pemantauan Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan pada Areal Berizin,
Penyelenggaraan Rehabilitasi pada Areal di Luar Izin Pembinaan dan Pemantauan
Pelaksanaan Rehabilitasi dan Reklamasi pada Areal yang Sudah Berizin,
Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Penyelenggaraan
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------------------------------------ RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ RE-2
Koordinasi dan Sinkronisasi Antar Pemegang Izin, Koordinasi dan Sinergi dengan
Instansi dan Stakeholder Terkait, Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM,
Penyediaan Pendanaan, Pengembangan Database, Rasionalisasi Wilayah Kelola,
Review Rencana Pengelolaan Wilayah KPHP (Minimal 5 Tahun Sekali), dan
Pengembangan Investasi.
Berdasarkan arah, tujuan dan sasaran pembangunan provinsi dan kabupaten
serta memperhatikan kondisi, potensi dan permasalahan di dalamnya maka
Rencana pengelolaan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI yang utama adalah
optimalisasi akses semua pihak termasuk masyarakat sekitar kawasan KPHP
Model Gunung Mas Unit XVI sebagai salah satu jalan bagi resolusi konflik
sumberdaya hutan demi tercapainya pengelolaan berkelanjutan, maka visi KPHP
Model Gunung Mas Unit XVI dalam pengelolaan hutan adalah Terwujudnya
Pengelolaan Sumber Daya Hutan Secara Optimal dan Berkelanjutan Untuk
Mencapai Masyarakat Sejahtera dan misinya antara lain; (1) Memantapkan
prakondisi pengelolaan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI; (2) Mewujudkan
perencanaan kawasan hutan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI yang mantap; (3)
Mewujudkan pemanfaatan wilayah tertentu kawasan hutan KPHP Model Gunung
Mas Unit XVI secara optimal dan berkelanjutan; (4) Mengembangkan
kelembagaan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI, hingga menjadi KPHP yang
mandiri; (5) Mewujudkan upaya-upaya rehabilitasi, konservasi dan revitalisasi
kawasan hutan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI; (6) Mengembangkan sistem
komunikasi dan sistem informasi pengelolaan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI
yang lebih efektif dan efisien, akurat dan terkini.
Berdasarkan hasil tata hutan, wilayah KPHP Model Gunung Mas Unit XVI terbagi
ke dalam 8 (delapan) blok pengelolaan, yang terdiri dari Blok Inti pada HL seluas
± 3.073,89 Ha, Blok Pemanfaatan pada HL seluas ± 54.263,11 Ha dan Blok
Perlindungan pada HPT seluas ± 12.129,83 Ha, Blok Pemanfaatan HHK-HA pada
HPT seluas ± 167.606,28 Ha, Blok Pemanfaatan HHK-HT pada HPT seluas
± 6.899,35 Ha, Blok Khusus pada HPT seluas ± 655,54 Ha, Blok Pemanfaatan HHK-
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------------------------------------ RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ RE-3
HA pada HP seluas 49.588,82 Ha dan Blok Pemanfaatan HHK-HT pada HP seluas ±
518,18 Ha.
Dan berdasarkan hasil tata hutan itu juga terdapat pembagian blok wilayah
tertentu KPH yang akan dikelola oleh KPHP Model Gunung Mas Unit XVI, terdiri
dari Blok Pemanfaatan pada HL seluas ± 42.289,86 Ha, Blok Pemanfaatan HHK-
HA pada HPT seluas ± 4.494,57 Ha, Pemanfaatan HHK-HT pada HPT seluas
± 282,31 Ha, Blok Pemanfaatan HHK-HA pada HP seluas ± 226,51 Ha,
Pemanfaatan HHK-HT pada HP seluas ± 518,19 Ha.
Secara umum komposisi blok pengelolaan pada KPHP Model Gunung Mas Unit
XVI telah mengakomodir kepentingan ekonomi, ekologi dan sosial secara
proposional sehingga diharapkan dapat terwujud pengelolaan hutan lestari
secara ekonomi dan ekologi, serta penyelesaian konflik lahan dengan masyarakat
lokal untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan hasil inventarisasi hutan, potensi tegakan yang cukup tinggi yaitu
hutan lahan kering primer sebesar rata-rata 76,96 m³/ha dengan jumlah pohon
rata-rata 19,10 batang/ha, sedangkan potensi tegakan hutan lahan kering
sekunder sebesar 95,83 m³/ha dengan jumlah pohon rata-rata 58,88 batang/ha.
Jumlah tegakan per hektar pada hutan lahan kering primer dan sekunder
didominasi oleh pohon-pohon berumur muda dengan kelas diameter 20-29 cm
dan 30-49 cm.
Wilayah kelola KPHP Model Gunung Mas Unit XVI memiliki keanekaragaman
hayati yang cukup tinggi dan sumber daya alam yang berlimpah, yang berpotensi
bagi pengembangan kepariwisataan, khususnya wisata alam dapat menjadi
potensi dalam pengembangan jasa lingkungan yang belum dimanfaatkan secara
optimal. Jasa lingkungan yang dapat dikembangkan adalah peluang
pengembangan wisata alam baik pada kawasan hutan lindung maupun hutan
produksi.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------------------------------------ RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ RE-4
Berdasarkan peta RTkRHL tahun 2014 lahan kritis di wilayah kelola KPHP Model
Gunung Mas Unit XVI yang berada di luar kawasan izin seluas 75.642,17 hektar
atau 25,66% dari luas areal pengelolaan. Dari luasan lahan kritis tersebut akan
dilakukan rehabilitasi adalah seluas 4.498,18 hektar yaitu pada tingkat sangat
kritis, kritis dan agak kritis yang berada di luar izin. Dalam kurun waktu 2016-
2025 KPHP Model Gunung Mas Unit XVI akan melaksanakan rehabilitasi dengan
luas rata-rata per tahunnya adalah 449,82 hektar.
Pada areal izin pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan kegiatan
rehabilitasi dan reklamasi hutan dilakukan pembinaan dan pemantauan oleh
pengelola KPHP yang ditujukan pada kegiatan penanaman dan pemeliharaan
tanaman, serta pada Izin usaha pertambangan berupa reklamasi.
Dalam pelaksanaan pengelolaan/pemanfaatan hutan wilayah kelola KPHP Model
Gunung Mas Unit XVI selama 10 tahun kedepan, KPHP perlu didukung sarana-
prasarana perkantoran dan operasional yang memadai, penyediaan dan
peningkatan kualitas SDM, serta pembiayaan yang memadai baik yang
bersumber dari dana-dana APBD, APBN, donatur maupun dari hasil kerjasama
kemitraan.
Pihak pengelola KPHP Model Gunung Mas Unit XVI akan melibatkan peran aktif
masyarakat di dalam dan di sekitar wilayah kelola KPHP dalam kegiatan-kegiatan
pengelolaan hutan, sehingga memberikan kontribusi dalam peningkatan
kesejahteraan masyarakat sekitar hutan dan untuk mengurangi/mencegah
terjadinya konflik lahan dengan masyarakat. Agar upaya keterlibatan masyarakat
dapat berjalan efektif dan efisien, pihak pengelola KPHP Model Gunung Mas Unit
XVI perlu melakukan sosialisasi dan penyuluhan yang intensif kepada masyarakat
di semua desa di dalam dan disekitar wilayah KPH tentang tujuan dan sasaran
pembentukan KPHP Gunung Mas Unit XVI.
Salah satu mata pencaharian masyarakat di wilayah kelola KPHP Model Gunung
Mas Unit XVI adalah petani yaitu sebesar 62,75%. Jenis mata pencaharian
masyarakat ini merupakan salah satu potensi pendukung pelaksanaan kegiatan
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------------------------------------ RINGKASAN EKSEKUTIF
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ RE-5
di KPHP Model Gunung Mas Unit XVI, sebab sedikit-banyaknya masyarakat telah
mengetahui teknik-teknik bercocok tanam.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI -------------------------------------------------------------------------------- KATA PENGANTAR
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) --------------------------------------------- KP-1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah danrahmat-Nya sehingga Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang(RPHJP) KPHP Model Gunung Mas Unit XVI Kabupaten Gunung Mas ProvinsiKalimantan Tengah dapat diselesaikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan.Dokumen RPHJP ini merupakan acuan utama bagi KPHP Model Gunung Mas UnitXVI dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan hutan di wilayah kerjanya.
Penyusunan Dokumen RPHJP dibiayai melalui sumber dana APBN KementerianLingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2016 pada Balai Pengelolaan HutanProduksi Wilayah XII Palangka Raya Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan ProduksiLestari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Dokumen RPHJP inimenyajikan maksud dan tujuan serta rencana-rencana Pengelolaan Hutan JangkaPanjang KPHP Model Gunung Mas Unit XVI. Di samping itu, dokumen ini jugamenyajikan rencana-rencana pembinaan, pengawasan dan pengendalian, sertarencana pemantauan, evaluasi dan pelaporan.
Kepada semua pihak yang berpartisipasi, mulai persiapan hingga tersusunnyadokumen RPHJP ini disampaikan banyak terima kasih. Secara khusus, jugadisampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Tim Kerja yang terdiri atasPersonil KPHP Model Gunung Mas Unit XVI, Dinas Kehutanan Kabupaten GunungMas, Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah, UPT Kementerian LingkunganHidup dan Kehutanan (BPKH Wilayah XXI, BPDASHL Kahayan, BPHP Wilayah X,BKSDA Provinsi Kalimantan Tengah) atas segala ide dan masukan, sehingga dokumenini menjadi lebih bermakna dan aplikatif sesuai standar ilmiah.
Demikian dokumen RPHJP ini disusun, semoga bermanfaat adanya.
Tewah, Juli 2016
Kepala KPHP Model Gunung Mas Unit XVI,
RAKHMAD KURNEDY, S. HutNIP. 19781228 199803 1 002
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS (UNIT XVI) ------------------------------------------------------------------------------------- DAFTAR ISI
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) --------------------------------------------------------------- DI-1
DAFTAR ISI
Teks Hal
HALAMAN JUDUL HP-1LEMBAR PENGESAHAN LP-1PETA SITUASI KPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI PS-1RINGKASAN EKSEKUTIF RE-1KATA PENGANTAR KP-1DAFTAR ISI DI-1DAFTAR TABEL DT-1BAB I PENDAHULUAN I-1
A. Latar Belakang I-1B. Tujuan Pengelolaan I-2C. Sasaran I-2D. Ruang Lingkup I-3E. Batasan Pengertian I-4
BAB II DESKRIPSI KAWASAN II-1A. Risalah Wilayah II-1B. Potensi Wilayah KPH II-11C. Sosial EKonomi dan Budaya Masyarakat II-19D. Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan II-24E. Kondisi Posisi KPHP Dalam Perspektif Tata Ruang Wilayah dan
Pembangunan DaerahII-25
F. Isu Strategis, Kendala, Permasalahan II-28BAB III VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN III-1
A. Visi III-1B. Misi III-2C. Pernyataan Tujuan III-3
BAB IV ANALISIS DAN PROYEKSI IV-1A. Analisis Data dan Informasi IV-1B. Proyeksi IV-23
BAB V RENCANA KEGIATAN V-1A. Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola serta Penataan Hutannya V-1B. Pemanfaatan Kawasan Hutan pada Wilayah Tertentu V-4C. Pemberdayaan Masyarakat V-9
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS (UNIT XVI) ------------------------------------------------------------------------------------- DAFTAR ISI
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) --------------------------------------------------------------- DI-2
Teks Hal
D. Pembinaan dan Pemantauan Pemanfaatan dan PengunaanKawasan Hutan pada Areal yang Berizin
V-13
E. Rehabilitasi pada Areal Kerja Diluar Izin V-14F. Pembinaan dan Pemantauan dan Reklamasi Didalam Areal yang
BerizinV-17
G. Rencana Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan KonservasiAlam
V-18
H. Rencana Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi AntarPemegang Izin
V-20
I. Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan Stakeholder Terkait V-22J. Rencana Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM V-26K. Penyediaan Pendanaan V-29L. Pengembangan Database V-31M. Rencana Rasionalisasi Wilayah Kelola V-32N. Review Rencana Pengelolaan V-33O. Pengembangan Investasi V-36
BAB VI PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN VI-1A. Pembinaan VI-2B. Pengawasan dan Pengendalian VI-3
BAB VII PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN VII-1A. Pemantauan VII-1B. Evaluasi VII-2C. Pelaporan VII-3
BAB VIII PENUTUP VIII-1LAMPIRAN-LAMPIRAN
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS (UNIT XVI) -------------------------------------------------------------------------------------DAFTAR TABEL
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) --------------------------------------------------------------- DT-1
DAFTAR TABEL
Tabel Teks Hal
II.1. Luasan Kawasan Hutan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI II-1II.2. Pembagian Blok pada Wilayah KPHP Model Gunung Mas Unit XVI II-2II.3. Daftar Izin Pemanfaatan Hutan II-3II.4. Daftar Calon Izin Pemanfaatan Hutan II-4II.5. Wilayah Tertentu KPHP Model Gunung Mas Unit XVI II-5II.6. Kelerengan Wilayah Kelola KPHP Model Gunung Mas Unit XVI II-5II.7. Sebaran dan Luas Tanah Wilayah Kelola KPHP Model Gunung
Mas Unit XVIII-6
II.8. Sebaran dan Luasan Geologi pada Wilayah Kelola KPHP ModelGunung Mas Unit XVI
II-7
II.9. Tingkat Kekritisan Lahan pada Wilayah Kelola KPHP ModelGunung Mas Unit XVI
II-7
II.10. Sebaran dan Luas DAS pada Wilayah Kelola KPHP Model GunungMas Unit XVI
II-8
II.11. Data Iklim pada Wilayah Kelola KPHP Model Gunung Mas UnitXVI dalam 5 Tahun Terakhir
II-8
II.12. Data Aksesibilitas pada Wilayah Kelola KPHP Gunung Mas UnitXVI
II-10
II.13. Luas Penutupan Lahan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI II-12II.14. Potensi Kayu Rata-rata per-Ha pada Wilayah Kelola KPHP Model
Gunung Mas Unit XVIII-13
II.15. Jenis-jenis Pohon pada Wilayah Kelola KPHP Model Gunung MasUnit XVI
II-13
II.16. Potensi Non Kayu pada Wilayah Kelola KPHP Model Gunung MasUnit XVI
II-15
II.17. Data Flora Langka pada Wilayah Kelola KPHP Model Gunung MasUnit XVI
II-16
II.18. Data Fauna Langka pada Wilayah KPHP Model Gunung Mas UnitXVI
II-16
II.19. Potensi Jasa Lingkungan, Wisata Alam dan Wisata Budaya diWilayah Kelola KPHP Model Gunung Mas Unit XVI
II-18
II.20. Keadaan Penduduk menurut Desa di dalam dan di sekitarWilayah KPHP Model Gunung Mas Unit XVI
II-20
II.21. Tingkat Pendidikan Masyarakat di 5 Kecamatan pada WilayahKelola KPHP Model Gunung Mas Unit XVI
II-21
II.22. Jenis Mata Pencaharian Masyarakat di 5 (lima) Kecamatan dalamWilayah Kelola KPHP Model Gunung Mas Unit XVI
II-21
II.23. Izin Pemanfaatan Hutan di Wilayah Kelola KPHP Model GunungMas Unit XVI
II-25
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS (UNIT XVI) -------------------------------------------------------------------------------------DAFTAR TABEL
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) --------------------------------------------------------------- DT-2
Tabel Teks Hal
II.24. Daftar Calon Izin Pemanfaatan Hutan di Wilayah Kelola KPHPModel Gunung Mas Unit XVI
II-25
IV.1. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal KPHP Model GunungMas Unit XVI
IV-2
IV.2. Strategi Kombinasi Strength (Kekuatan) dan Opportunity(Peluang) dalam Analisis SWOT
IV-12
IV.3. Strategi Kombinasi Opportunity (Peluang) dan Weakness(Kelemahan) dalam Analisis SWOT
IV-15
IV.4. Strategi Kombinasi Threats (Ancaman) dan Weakness(Kelemahan) dalam Analisis SWOT
IV-18
IV.5. Strategi Kombinasi Threats (Ancaman) dan Strength (Kekuatan)dalam Analisis SWOT
IV-20
V.1. Inventarisasi Berkala dan Penataan Hutan KPHP Model GunungMas Unit XVI
V-3
V.2. Rncana Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu KPHP Gunung Mas UnitXVI
V-6
V.3. Rncana Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu KPHP Gunung MasUnit XVI
V-7
V.4. Rencana Pengembangan Wisata Alam pada KPHP Gunung MasUnit XVI
V-8
V.5. Rencana Kegitan Pemberdayaan Masyarakat KPHP ModelGunung Mas Unit XVI
V-12
V.6. Rencana Kegiatan Pembinaan dan Pemantauan oleh KonservasiKPHP Model Gunung Mas Unit XVI
V-13
V.7. Data Luasan Lahan Kritis yang berada di luar ijin Wilayah KPHPModel Gunung Mas Unit XVI
V-14
V.8. Target Pelaksanaan Kegiatan Rehabilitasi Diluar Areal Izin olehKPHP Model Gunung Mas Unit XVI
V-16
V.9. Rencana Kegiatan Pembinaan dan Pemantauan Rehabilitasi danReklamasi di dalam Areal yang Berizin pada KPHP Model GunungMas Unit XVI
V-18
V.10. Rencana Kegiatan Perlindungan Hutan dan Konservasi KPHPModel Gunung Mas Unit XVI
V-19
V.11. Sistem Koordinasi dan Sinkronisasi KPHP Model Gunung MasUnit XVI dengan Pemegang Izin
V-20
V.12. Sistem Koordinasi dan Sinergi Pengelola KPH dengan Instansi danStakeholder Terkait
V-24
V.13. Standar Kecukupan SDM pada Jabatan Struktural& FungsionalKPHP Model Gunung Mas Unit XVI
V-27
V.14. Rencana Target Peningkatan SDM KPHP Model Gunung Mas UnitXVI
V-28
V.15. Rencana Kegiatan Penyediaan Pendanaan KPHP Model GunungMas Unit XVI
V-30
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS (UNIT XVI) -------------------------------------------------------------------------------------DAFTAR TABEL
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) --------------------------------------------------------------- DT-3
Tabel Teks Hal
V.16. Kegiatan Pengembangan Database KPHP Model Gunung MasUnit XVI
V-31
V.17. Rencana Kegiatan Rasionalisasi Wilayah Kelola KPHP ModelGunung Mas Unit XVI
V-33
V.18. Rencana Kegiatan Review Dokumen Rencana Pengelolaan KPHPModel Gunung Mas Unit XVI
V-35
V.19. Rencana Kegiatan Pengelolaan Hasil Hutan Kayu pada KPHPModel Gunung Mas Unit XVI
V-37
V.20. Rencana Kegiatan Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu padaKPHP Model Gunung Mas Unit XVI
V-38
V.21. Rencana Kegiatan Pengembangan Wisata Alam pada KPHP ModelGunung Mas Unit XVI
V-40
VI.1. Rencana Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan pada KPHPModel Gunung Mas Unit XVI
VI-5
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------------------------------------------ I. PENDAHULUAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) -------------------------------------------------------------- I-1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dua dekade terakhir, kegagalan pembangunan dan pengembangan sektor
kehutanan dan pertanian dalam wilayah KPHP Model Gunung Mas Unit XVI,
mendapat perhatian dari berbagai pihak. Dari sektor kehutanan, kegagalan
tersebut diindikasikan dengan gagalnya keberlanjutan pengelolaan kawasan
hutan oleh pemegang IUPHHK-HA (HPH) masa lalu, maraknya illegal logging,
tingginya intensitas dan luas kebakaran hutan dan lahan, lambatnya kegiatan
rehabilitasi hutan dan lahan, lemahnya tata kelola hutan, serta rendahnya nilai
kawasan dan hasil hutannya. Keseluruhan kegagalan tersebut, mengakibatkan
semakin meningkatnya laju degradasi dan deforestasi hutan, bertambahnya
konflik tenurial, semakin meluasnya akses parapihak dalam memanfaatkan
kawasan secara tidak berkelanjutan.
Pembentukkan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Model Gunung Mas
Unit XVI ini, yang merupakan salah satu dari tiga (3) unit KPHP yang telah
ditetapkan wilayahnya oleh Kementerian Kehutanan yang berada di Kabupaten
Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah. Dimana KPHP Model ini berada di
kawasan ekosistem hutan lahan kering dan mencakup Hutan Produksi (HP),
Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan Hutan Lindung (HL). Pembentukkan KPHP
Model ini, memiliki peran penting dalam upaya melestarikan ekosistem hutan
lahan kering yang jika dikelola secara benar dan baik, akan dapat memberikan
fungsi produksi yang bermanfaat dalam melestarikan sumber-sumber
penghidupan masyarakat di dalam dan sekitar kawasan tersebut.
Dalam mewujudkan kelestarian tersebut, baik dari aspek ekologi, ekonomi, sosial
dan budaya, maka diperlukan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP
Model Gunung Mas Unit XVI Tahun 2016-2025 yang memadai, sebagai acuan
bagi parapihak dalam mewujudkan fungsi dan manfaat kawasan hutan produksi
dan hutan lindung yang ada, sesuai dengan amanah peraturan dan kebijakan
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------------------------------------------ I. PENDAHULUAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) -------------------------------------------------------------- I-2
pengelolaan hutan produksi dan hutan lindung yang telah dinyatakan secara
tegas, baik dalam undang-undang maupun peraturan pemerintah dan kebijakan
yang terkait dengan pengelolaan dan pemanfaatan kawasan dimaksud.
B. Tujuan Pengelolaan
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Gunung Mas Unit XVI
disusun dengan tujuan untuk :
1. Mewujudkan suatu rencana pengelolaan hutan yang mempertimbangkan
dan memperhatikan potensi dan kekhasan masing-masing KPH;
2. Memberikan arahan kegiatan pembangunan dan pengelolaan hutan oleh
pengelola KPH;
3. Mewujudkan pengelolaan hutan yang efektif dan efisien;
4. Memudahkan koordinasi, sinergi dan sinkronisasi antar organisasi
kehutanan, baik pemerintah pusat, daerah, masyarakat maupun pengusaha
dalam kegiatan pengelolaan hutan pada tingkat KPH
5. Menjamin terselenggaranya kegiatan pengelolaan hutan yang optimal dan
berkelanjutan;
Pengelolaan hutan oleh KPHP Model Gunung Mas Unit XVI dilakukan dengan
tujuan (1) mewujudkan pengelolaan hutan dan pemanfaatan hutan secara
optimal dan lestari (2) menjaga dan memelihara keberadaan potensi sumber
daya alam dan keanekaragaman hayati, 3) kepentingan kegiatan yang
menunjang pengembangan budidaya tanaman obat-obatan, budaya dan wisata
alam (4) serta mencapai masyarakat sejahtera.
C. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dalam Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHP Model Gunung Mas Unit XVI Tahun 2016-2025 ini adalah:
1. Tertatanya seluruh wilayah KPHP Model Gunung Mas Unit XVI, mulai dari
Batas Luar Kawasan, Blok, Petak dan Anak Petak, serta teridentifikasinya
seluruh bagian tersebut secara detail dalam bentuk data spasial dan
tabular/numerik.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------------------------------------------ I. PENDAHULUAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) -------------------------------------------------------------- I-3
2. Tersusunnya Rencana Pengelolaan Hutan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI,
baik Jangka Panjang maupun Jangka Pendek yang berbasiskan kondisi
biogeofisik dan sosekbud setempat yang didukung oleh kelembagaan KPHP
yang memadai yang dapat berkontribusi bagi peningkatan pendapatan
masyarakat setempat.
3. Terlaksananya fungsi dan manfaat hutan produksi, hutan produksi terbatas
dan hutan lindung dengan strategi, serta kelayakan pengembangan
pengelolaan hutan, yang meliputi: pemanfaatan dan penggunaan kawasan
hutan pada seluruh Blok Hutan.
4. Terlaksananya pemanfaatan kawasan melalui kegiatan usaha: budidaya
tanaman obat, tanaman hias, jamur, lebah, penangkaran satwa liar,
budidaya tanaman pangan dan energi atau budidaya hijauan makanan
ternak.
5. Terlaksananya pemanfaatan jasa lingkungan melalui kegiatan usaha:
pemanfaatan jasa aliran air, pemanfaatan air, wisata alam, perlindungan
keanekaragaman hayati, penyelamatan dan perlindungan lingkungan,
penyerapan dan/atau penyimpanan karbon.
6. Terlaksananya pemungutan hasil hutan bukan kayu, antara lain berupa:
rotan, madu, getah, buah, jamur atau sarang burung walet.
7. Terlaksananya pemanfaatan hasil hutan kayu, baik pada daerah yang telah
dibebani ijin maupun pada wilayah tertentu.
8. Terfasilitasinya kegiatan konservasi, rehabilitasi dan revitalisasi kawasan
hutan lindung melalui dukungan berbagai pihak.
D. Ruang Lingkup
Rencana Pengelolaan HutanJangka Panjang KPHP Model Gunung Mas Unit XVI
Tahun 2016-2025 ini, merupakan garis-garis besar kegiatan yang diturunkan dari
TUPOKSI Pengelola KPHP Model Gunung Mas Unit XVI. Ruang lingkup
kegiatannya difokuskan pada:
1. Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola serta Penataan Hutannya,
2. Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu,
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------------------------------------------ I. PENDAHULUAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) -------------------------------------------------------------- I-4
3. Pemberdayaan Masyarakat,
4. Pembinaan dan Pemantauan (Controlling) pada Areal KPHP yang Telah Ada
Ijin Pemanfaatan Maupun Penggunaan Kawasan Hutan,
5. Penyelenggaraan Rehabilitasi pada Areal di Luar Ijin,
6. Penyelenggaraan Produksi Hasil Hutan dan Konservasi Alam,
7. Pembinaan dan Pemantauan Pelaksanaan Rehabilitaasi dan Reklamasi pada
Areal yang Sudah Ada Ijin Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutannya,
8. Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi Antar Pemegang Ijin,
9. Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan Stakeholder Terkait,
10. Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM,
11. Penyediaan Pendanaan,
12. Pengembangan Database,
13. Rasionalisasi Wilayah Kelola,
14. Review Rencana Pengelolaan Wilayah KPHP (Minimal 5 Tahun Sekali), dan
15. Pengembangan Investasi.
E. Batasan Pengertian
1. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi
sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan
alam dan lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.
2. Kawasan Hutan adalah Wilayah tertentu yang ditunjuk dan/atau ditetapkan
oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.
3. Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air,
mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut dan
memelihara kesuburan tanah.
4. Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok
memproduksi hasil hutan.
5. Perencanaan adalah suatu proses penentuan tindakan-tindakan masa depan
yang tepat, melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumberdaya
yang tersedia untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------------------------------------------ I. PENDAHULUAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) -------------------------------------------------------------- I-5
6. Perencanaan Kehutanan adalah proses penetapan tujuan, penentuan
kegiatan dan perangkat yang diperlukan dalam pengurusan hutan lestari
untuk memberikan pedoman dan arah guna menjamin tercapainya tujuan
penyelenggaraan kehutanan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
yang berkeadilan dan berkelanjutan.
7. Pengelolaan Hutan adalah kegiatan yang meliputi tata hutan dan
penyusunan rencana pengelolaan hutan; pemanfaatan hutan; penggunaan
kawasan hutan; rehabilitasi dan reklamasi hutan; perlindungan hutan dan
konservasi alam.
8. Tata hutan adalah kegiatan rancang bangun unit pengelolaan hutan,
mencakup kegiatan pengelompokan sumber daya hutan sesuai dengan tipe
ekosistem dan potensi yang terkandung didalamnya dengan tujuan untuk
memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat secara lestari.
9. Pengurusan Hutan adalah kegiatan penyelenggaran hutan yang meliputi
perencanaan kehutanan, pengelolaan hutan, penelitian dan pengembangan,
pendidikan dan latihan, serta penyuluhan kehutanan dan pengawasan.
10. Rencana Pengelolaan Hutan adalah rencana pada kesatuan pengelolaan
hutan yang memuat semua aspek pengelolaan hutan dalam kurun jangka
panjang dan pendek, disusun berdasarkan hasil tata hutan dan rencana
kehutanan, dan memperhatikan aspirasi, peran serta dan nilai budaya
masyarakat serta kondisi lingkungan dalam rangka pengelolaan kawasan
hutan yang lebih intensif untuk memperoleh manfaat yang lebih optimal dan
lestari.
11. Pemanfaatan hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan kawasan hutan,
memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan hasil hutan kayu dan bukan
kayu serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu secara optimal dan
adil untuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya.
12. Penggunaan kawasan hutan merupakan penggunaan untuk kepentingan
pembangunan di luar kehutanan tanpa mengubah status dan fungsi pokok
kawasan hutan.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------------------------------------------ I. PENDAHULUAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) -------------------------------------------------------------- I-6
13. Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam,
sumberdaya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan
pembanguan berkelanjutan.
14. Kesatuan Pengelolaan Hutan selanjutnya disingkat KPH, adalah wilayah
pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya, yang dapat
dikelola secara efisien dan lestari.
15. Kesatuan Pengelolaan Hutan Model adalah wujud awal KPH yang secara
bertahap dikembangkan menuju situasi dan kondisi aktual organisasi KPH di
tingkat tapak.
16. Organisasi Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi yang selanjutnya disebut
KPHP adalah organisasi pengelolaan hutan produksi yang wilayahnya
sebagian besar terdiri atas kawasan hutan produksi yang dikelola
Pemerintah Daerah.
17. Wilayah tertentu adalah wilayah hutan yang situasi dan kondisinya belum
menarik bagi pihak ketiga untuk mengembangkan usaha pemanfaatannya.
18. Hutan Hak adalah hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak atas
tanah.
19. Hutan Desa adalah hutan negara yang belum dibebani izin/hak, yang dikelola
oleh desa dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan desa.
20. Hutan Kemasyarakatan adalah hutan negara yang pemanfaatan utamanya
ditujukan untuk memberdayakan masyarakat.
21. Hutan Tanaman Hasil Rehabilitasi yang selanjutnya disingkat HTHR adalah
hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun melalui kegiatan
merehabilitasi lahan dan hutan pada kawasan hutan produksi untuk
memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi lahan dan hutan
dalam rangka mempertahankan daya dukung, produktivitas dan peranannya
sebagai sistem penyangga kehidupan.
22. Hutan Tanaman Industri yang selanjutnya disingkat HTI adalah hutan
tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh kelompok industri
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------------------------------------------ I. PENDAHULUAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) -------------------------------------------------------------- I-7
kehutanan untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan
menerapkan silvikultur dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku
industri hasil hutan.
23. Hutan Tanaman Rakyat yang selanjutnya disingkat HTR adalah hutan
tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh kelompok masyarakat
untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan
menerapkan silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian sumber daya
hutan.
24. Rehabilitasi hutan dan lahan adalah upaya untuk memulihkan,
mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya
dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga
kehidupan tetap terjaga.
25. Reboisasi adalah upaya pembuatan tananam jenis pohon hutan pada
kawasan hutan rusak yang berupa lahan kosong/terbuka, alang-alang atau
semak belukar dan hutan rawang untuk mengembalikan fungsi hutan.
26. Reklamasi hutan adalah usaha untuk memperbaiki atau memulihkan kembali
lahan dan vegetasi hutan yang rusak agar dapat berfungsi secara optimal
sesuai dengan peruntukannya.
27. Penanaman pengkayaan reboisasi adalah kegiatan penambahan anakan
pohon pada areal hutan rawang yang memiliki tegakan berupa anakan,
pancang, tiang dan pohon 200-400 batang/ha, dengan maksud untuk
meningkatkan nilai tegakan hutan baik kualitas maupun kuantitas sesuai
fungsinya.
28. Lahan Kritis adalah lahan yang berada di dalam dan di luar kawasan hutan
yang telah mengalami kerusakan, sehingga kehilangan atau berkurang
fungsinya sampai pada batas yang ditentukan atau diharapkan.
29. Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disebut DAS adalah suatu wilayah
daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak sungai yang
bersifat menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari
curah hujan ke danau atau laut secara alami yang batas di darat merupakan
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------------------------------------------ I. PENDAHULUAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) -------------------------------------------------------------- I-8
pemisah topografi dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang
masih terpengaruh aktivitas daratan.
30. Tata Air DAS adalah hubungan kesatuan individual unsur-unsur hidrologis
yang meliputi hujan, aliran sungai, peresapan dan evapotranspirasi dan
unsur lainnya yang mempengaruhi neraca air suatu DAS.
31. Konservasi tanah adalah upaya penempatan setiap bidang lahan pada
penggunaan (secara vegetatif dan/atau sipil teknik) yang sesuai dengan
kemampuan lahan tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-
syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah sehingga dapat
mendukung kehidupan secara lestari.
32. Perlindungan hutan adalah usaha untuk mencegah dan membatasi
kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan, yang disebabkan oleh
perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama dan penyakit,
serta mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat dan
perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta
perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan.
33. Sarana adalah barang atau benda bergerak yang dapat dipakai sebagai alat
dalam pelaksanaan tugas dan fungsi unit organisasi meliputi peralatan
perkantoran, peralatan transportasi dan peralatan lainnya.
34. Prasarana adalah barang atau benda tidak bergerak yang dapat menunjang
atau mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi unit organisasi antara lain
tanah, bangunan, ruang kantor
35. Fasilitasi sarana dan prasarana adalah bentuk dukungan Pemerintah kepada
KPHL dan KPHP berupa sarana dan prasarana
36. Tata Batas dalam wilayah KPH adalah melakukan penataan batas dalam
wilayah kelola KPH berdasarkan pembagian Blok dan petak.
37. Inventarisasi hutan adalah rangkaian kegiatan pengumpulan data untuk
mengetahui keadaan dan potensi sumber daya hutan serta lingkungannya
secara lengkap.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------------------------------------------ I. PENDAHULUAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) -------------------------------------------------------------- I-9
38. Blok adalah bagian wilayah KPH yang dibuat relatif permanen untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan.
39. Petak adalah bagian dari blok dengan luasan tertentu dan menjadi unit
usaha pemanfaatan terkecil yang mendapat perlakuan pengelolaan atau
silvikultur yang sama.
40. Evaluasi adalah suatu proses untuk mengukur pencapaian suatu tujuan
tertentu yang telah ditetapkan serta dilakukan secara sistematik dan teratur,
hasilnya digunakan sebagai umpan balik untuk perbaikan pelaksanaan
perencanaan selanjutnya.
41. Pengendalian adalah suatu proses atau upaya untuk mengurangi atau
menekan penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga diperoleh suatu
hasil sesuai dengan yang telah ditetapkan melalui pemantauan, pengawasan
dan penilaian kegiatan
42. Pemanfaatan kawasan adalah kegiatan untuk memanfaatkan ruang tumbuh
sehingga diperoleh manfaat lingkungan, manfaat sosial dan manfaat
ekonomi secara optimal dengan tidak mengurangi fungsi utamanya.
43. Pemanfaatan jasa lingkungan adalah kegiatan untuk memanfaatkan potensi
jasa lingkungan dengan tidak merusak lingkungan dan mengurangi fungsi
utamanya.
44. Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu adalah kegiatan untuk memanfaatkan
dan mengusahakan hasil hutan berupa bukan kayu dengan tidak merusak
lingkungan dan tidak mengurangi fungsi pokoknya.
45. Pemanfaatan hasil hutan kayu adalah kegiatan untuk memanfaatkan dan
mengusahakan hasil hutan berupa kayu dengan tidak merusak lingkungan
dan tidak mengurangi fungsi pokoknya.
46. Pemungutan hasil hutan kayu dan/atau bukan kayu adalah kegiatan untuk
mengambil hasil hutan baik berupa kayu dan/atau bukan kayu dengan
batasan waktu, luas dan/atau volume tertentu.
47. Industri primer hasil hutan bukan kayu adalah pengolahan hasil hutan
berupa bukan kayu menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------------------------------------------ I. PENDAHULUAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) -------------------------------------------------------------- I-10
48. Industri primer hasil hutan kayu adalah pengolahan kayu bulat dan/atau
kayu bahan baku serpih menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
49. IUPHHK dan/atau IUPHHBK dalam hutan tanaman adalah izin usaha yang
diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dan/atau bukan
kayu dalam hutan tanaman pada hutan produksi melalui kegiatan penyiapan
lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pemasaran.
50. IUPHHK restorasi ekosistem dalam hutan alam adalah izin usaha yang
diberikan untuk membangun kawasan dalam hutan alam pada hutan
produksi yang memiliki ekosistem penting sehingga dapat dipertahankan
fungsi dan keterwakilannya melalui kegiatan pemeliharaan, perlindungan
dan pemulihan ekosistem hutan termasuk penanaman, pengayaan,
penjarangan, penangkaran satwa, pelepasliaran flora dan fauna untuk
mengembalikan unsur hayati (flora dan fauna) serta unsur non hayati (tanah,
iklim dan topografi) pada suatu kawasan kepada jenis yang asli, sehingga
tercapai keseimbangan hayati dan ekosistemnya.
51. Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hutan yang selanjutnya disingkat IIUPH adalah
pungutan yang dikenakan kepada pemegang izin usaha pemanfaatan hutan
atas suatu kawasan hutan tertentu.
52. Izin pemanfaatan hutan adalah izin yang diterbitkan oleh pejabat yang
berwenang yang terdiri dari izin usaha pemanfaatan kawasan, izin usaha
pemanfaatan jasa lingkungan, izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu
dan/atau bukan kayu, dan izin pemungutan hasil hutan kayu dan/atau bukan
kayu pada areal hutan yang telah ditentukan.
53. Izin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu yang selanjutnya disingkat IPHHBK
adalah izin untuk mengambil hasil hutan berupa bukan kayu pada hutan
Produksi dan/atau hutan produksi antara lain berupa rotan, madu, buah-
buahan, getah-getahan, tanaman obat-obatan, untuk jangka waktu dan
volume tertentu.
54. Izin Pemungutan Hasil Hutan Kayu yang selanjutnya disingkat IPHHK adalah
izin untuk mengambil hasil hutan berupa kayu pada hutan produksi melalui
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------------------------------------------ I. PENDAHULUAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) -------------------------------------------------------------- I-11
kegiatan pemanenan, pengangkutan, dan pemasaran untuk jangka waktu
dan volume tertentu.
55. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu yang selanjutnya disingkat IUPHHK
dan/atau Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu yang selanjutnya
disebut IUPHHBK adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan
hasil hutan berupa kayu dan/atau bukan kayu dalam hutan alam pada hutan
produksi melalui kegiatan pemanenan atau penebangan.
56. Izin Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan yang selanjutnya disingkat IUPJL
adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan jasa lingkungan pada
hutan Produksi dan/atau hutan produksi.
57. Izin usaha pemanfaatan kawasan yang selanjutnya disingkat IUPK adalah izin
usaha yang diberikan untuk memanfaatkan kawasan pada hutan Produksi
dan/atau hutan produksi.
58. Provisi Sumber Daya Hutan yang selanjutnya disingkat PSDH adalah
pungutan yang dikenakan kepada pemegang izin sebagai pengganti nilai
intrinsik dari hasil hutan yang dipungut dari hutan negara.
59. Dana reboisasi yang selanjutnya disingkat DR adalah dana yang dipungut dari
pemegang IUPHHK dalam hutan alam pada hutan produksi untuk
mereboisasi dan merehabilitasi hutan.
60. Sistem silvikultur adalah sistem budidaya hutan atau sistem teknik bercocok
tanaman hutan mulai dari memilih benih atau bibit, menyemai, menanam,
memelihara tanaman dan memanen.
61. Surat keterangan sahnya hasil hutan adalah dokumen-dokumen yang
merupakan bukti legalitas hasil hutan pada setiap segmen kegiatan dalam
penatausahaan hasil hutan.
62. Kemitraan kehutanan adalah kerjasama antara masyarakat setempat dengan
Pemegang Izin pemanfaatan hutan atau Pengelola Hutan, Pemegang Izin
usaha industri primer hasil hutan, dan / atau Kesatuan Pengelolaan Hutan
dalam pengembangan kapasitas dan pemberian akses, dengan prinsip
kesetaraan dan saling menguntungkan.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ---------------------------------------------------------------------- II. DESKRIPSI KAWASAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ II-1
II. DESKRIPSI KAWASAN
A. Risalah Wilayah KPH
1. Letak dan Luas Wilayah KPHP Model Gunung Mas Unit XVI
Secara administratif pemerintahan, wilayah kelola KPHP Model Gunung Mas Unit
XVI meliputi wilayah : Kecamatan Kurun, Kecamatan Tewah, Kecamatan Kahayan
Hulu Utara, Kecamatan Damang Batu dan Kecamatan Miri Manasa, Kabupaten
Gunung Mas Provinsi Kalimantan Tengah.
Kawasan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI Kabupaten Gunung Mas secara
geografis terletak pada posisi antara: 00 17' 04.6" - 10 01' 12.8' LS dan 1130 07'
32.1" - 1130 55' 23.2" BT. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor: SK.965/Menhut-II/2013 tanggal 27 Desember 2013, areal KPHP Gunung
Mas XVI adalah seluas ± 294.735 Ha, dengan rincian sebagaimana yang disajikan
pada tabel di bawah ini :
Tabel II.1. Luas Kawasan Hutan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI
No. Fungsi Hutan Luas (Ha)
1. Hutan Lindung (HL) 57.3372. Hutan Produksi Terbatas (HPT) 187.2913. Hutan Produksi Tetap (HP) 50.107
JUMLAH 294.735Sumber : SK.965/MENHUT-II/2013 tentang Letak dan Luas Wilayah KPHP Model
Gunung Mas
2. Batas-Batas
Adapun batas-batas wilayah kelola KPHP Model Gunung Mas Unit XVI, sebagai
berikut :
Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Murung Raya
Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Kapuas
Sebelah Selatan : berbatasan dengan kawasan HPK Kecamatan Damang
Batu dan Kecamatan Kahayan Hulu Utara.
Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Katingan.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ---------------------------------------------------------------------- II. DESKRIPSI KAWASAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ II-2
3. Pembagian Blok
Berdasarkan hasil tata hutan melalui analisis SIG, maka wilayah KPHP Model
Gunung Mas Unit XVI dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) blok besar, yaitu Blok
Hutan Lindung, Blok Hutan Produksi Terbatas dan Blok Hutan Produksi. 1) Pada
Blok Hutan Lindung terdiri atas Blok Inti dan Blok Pemanfaatan, 2) Pada Blok
Hutan Produksi Terbatas terdiri atas Blok Perlindungan, Blok Pemanfaatan HHK-
HA, Blok Pemanfaatan HHK-HT, Blok Khusus dan Blok Pemanfaatan, Jasa
Lingkungan, HHBK, sedangkan 3) Pada Blok Hutan Produksi terdiri dari Blok
Pemanfaatan HHK-HA, dan Blok Pemanfaatan, Jasa Lingkungan, HHBK. Deskripsi
luasan masing-masing blok dan fungsi kawasan hutan disajikan pada tabel di
bawah ini :
Tabel II.2. Pembagian Blok pada Wilayah KPHP Model Gunung Mas Unit XVI
No Nama Blok JumlahPetak Luas (Ha) Persentase
(%)
I. HUTAN LINDUNG (HL)
1. HL Blok Inti 12 3.073,89 1,04
2. HL Blok Pemanfaatan 215 54.263,11 18,41
II. HUTAN PRODUKSI TERBATAS (HPT)
1. HP Blok Perlindungan 117 12.129,83 4,12
2. HP Blok Pemanfaatan HHK-HA 1.642 163.102,71 55,34
3. HP Blok Pemanfaatan HHK-HT 66 6.626,04 2,25
4. HP Blok Khusus 7 655,54 0,22
5. HP Blok Pemanfaatan, Jasa Lingkungan,HHBK
49 4.776,88 1,62
III. HUTAN PRODUKSI (HP)
1. HP Blok Pemanfaatan HHK-HA 505 49.362,31 16,75
2. HP Blok Pemanfaatan, Jasa Lingkungan,HHBK 8 744,69 0,25
JUMLAH 2.622 294.735 100,00Sumber: Hasil Analisis SIG KPHP Model Gunung Mas, 2016
Berdasarkan Tabel II.2, dijelaskan bahwa wilayah KPHP Model Gunung Mas Unit
XVI pada Hutan Lindung didominasi oleh Blok Pemanfaatan yaitu seluas
54.263,11 Ha (18,41.%), kemudian pada Hutan Produksi Terbatas didominasi
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ---------------------------------------------------------------------- II. DESKRIPSI KAWASAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ II-3
oleh Blok Pemanfaatan HHK-HA yaitu seluas 163.102,71 Ha (55,34%) sedangkan
pada Hutan Produksi juga didominasi oleh Blok Pemanfaatan HHK-HA seluas
49.362,31 Ha (16,75%).
Secara umum, komposisi blok pengelolaan pada KPHP Model Gunung Mas Unit
XVI telah mengakomodir beberapa kepentingan yaitu ekonomi, ekologi dan
sosial sehingga diharapkan dapat terwujud pengelolaan hutan lestari secara
ekonomi dan ekologi, serta penyelesaian konflik lahan dengan masyarakat lokal
untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.
Pembagian blok per kawasan hutan dilakukan berdasarkan perkembangan
pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan di wilayah KPHP Model
Gunung Mas Unit XVI. Keberadaan izin pemanfaatan hutan dan penggunaan
kawasan hutan tersebut disajikan pada tabel di bawah ini :
Tabel II.3. Daftar Izin Pemanfaatan Hutan
No Nama Perusahaan No. Izin/ Surat Luas (SK)Ha
Luas YangMasuk
KPHP (Ha)Keterangan
1IUPHHK-HAPT. Hutan DomasRaya
SK.78/Kpts-II/2000Tgl. 22 Desember 2000 99.870 97.556 Aktif
2IUPHHK-HAPT. CarusIndonesia
SK. 94/Kpts-II/2000Tgl. 22 Desember 2000 72.170 44.159 Aktif
3IUPHHK-HAPT. Sikatan WanaRaya
SK. 107/Kpts-II/2000Tgl. 29 Desember 2000 49.400 39.540 Aktif
4IUPHHK-HAPT. BumimasPermata Abadi
SK.656/Menhut-II/2009Tgl. 15 Oktober 2009 47.700 12.444 Aktif
5IUPHHK-HAPT. KahayanTerang Abadi
SK. 75/Kpts-II/2000Tgl. 22 Desember 2000 42.444 12.603 Aktif
6IUPHHK-HAPT. GunungMeranti
SK. 941/Kpts-VI/1999Tgl. 14 Oktober 1999 95.265 1.081 Aktif
7IUPHHK-HAPT. FitamayaAsmapara
SK.991/Kpts-VI/1999Tgl. 14 Oktober 1999 43.880 911 Aktif
8IUPHHK-HTPT. Puspa WarnaCemerlang
SK.588/Menhut-II/2012Tgl. 10 Oktober 2012 12.920 6.617 Tidak Aktif
9Tahura “LapakJaru” SK.240/MenLHK/Setjen/PKTL.2/3/2016
Tgl. 24 Maret 2016 4.119 650Dalam prosespenyusunanRP Tahura
10HD Desa Harowu SK PAK No. 58/Menhut-II/2015
Tgl. 12 Pebruari 2015 1.750 1.750Dalam prosespenetapanHPHD
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ---------------------------------------------------------------------- II. DESKRIPSI KAWASAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ II-4
11HD Desa RanganHiran SK PAK No. 36/Menhut-II/2015
Tgl. 13 Maret 2015 865 865Dalam prosespenetapanHPHD
Sumber: Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah, 2015
Tabel II.4. Daftar Calon Izin Pemanfaatan Hutan
No Nama Perusahaan No. Izin/ Surat Luas (SK)Ha
Luas YangMasuk
(Ha)Keterangan
1 IUPHHK-HA PT.Agromas KencanaAbadi
6/1/S-IUPHHK-HA/PMDN/2016Tanggal 11 Januari 2016
22.686 7.733 Dalam ProsesPerizinan
Sumber: Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah, 2015
Adapun rencana pembagian blok-blok pengelolaan KPH seperti diuraikan
sebelumnya, mengacu pada Juknis Tata Hutan dan Penyusunan Rencana
Pengelolaan KPHL dan KPHP Peraturan Dirjen Planologi Kehutanan Nomor
P.5/VII-WP3H/2012 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan
Hutan pada Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan
Pengalolaan Hutan Produksi (KPHP) dan berdasarkan arahan Rencana Kehutanan
Tingkat Nasional (RKTN), Rencana Tata Ruang wilayah Provinsi (RTRWP)
Kalimantan Tengah serta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupapen (RTRWK)
Gunung Mas.
4. Wilayah Tertentu
Berdasarkan hasil analisis SIG pada KPHP Model Gunung Mas Unit XVI, wilayah
tertentu berada di fungsi kawasan hutan lindung, hutan produksi dan hutan
produksi terbatas. Wilayah tertentu di areal ini memiliki luas total ± 47.811,44 Ha
atau sebesar 43,46% dari luas wilayah KPHP Model Gunung Mas Unit XVI seperti
yang disajikan pada tabel di bawah ini :
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ---------------------------------------------------------------------- II. DESKRIPSI KAWASAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ II-5
Tabel II.5. Wilayah Tertentu KPHP Model Gunung Mas Unit XVI
No. Blok Jumlah Petak Luas (Ha) Persentase(%)
1. HL Blok Pemanfaatan 170 42.289,86 88,452. HPT Blok Pemanfaatan, Jasa
Lingkungan, HHBK 49 4.776,88 9,40
3. HP Blok Pemanfaatan, JasaLingkungan, HHBK 8 744,69 0,59
JUMLAH 227 47.811,43 100,00Sumber: Hasil Analisis SIG KPHP Model Gunung Mas Unit XVI, 2016
5. Topografi dan Lereng
Kondisi topografi pada wilayah KPHP Model Gunung Mas Unit XVI bervariasi yang
terdiri dari beberapa kelas lereng dengan sebaran sebagai berikut: 110.461,85 Ha
dari luas total kawasan berlereng datar (0-8%), 52.623,43 Ha dari luas total
kawasan berlereng landai (8-15%), 62.560,98 Ha dari luas total kawasan
berlereng agak curam (15-25%), 52.151,32 Ha dari luas total kawasan berlereng
curam (25-45%) dan sisanya sebanyak 16.937,42Ha dari luas total kawasan
berlereng sangat curam (>45%), Secara rinci kelas kelerengan KPHP Model
Gunung Mas Unit XVI disajikan pada tabel di bawah ini :
Tabel II.6. Kelerengan Wilayah Kelola KPHP Model Gunung Mas Unit XVI
No. FungsiKawasan
Sebaran Jenis Kelerengan (Ha)Jumlah
(Ha)Datar(0-8%)
Landai(8-15%)
AgakCuram
(15-25%)
Curam(25-45%)
SangatCuram(>45%)
1. HutanLindung (HL) 15.891,17 10.720,92 15.834,29 11.160,60 3.730,02 57.337,00
2.
HutanProduksiTerbatas(HPT)
65.593,32 34.053,30 39.864,52 35.462,39 12.317,47 187.291,00
3.HutanProduksi(HP)
28.977,36 7.849,21 6.862,17 5.528,33 889,93 50.107,00
JUMLAH 110.461,85 52.623,43 62.560,98 52.151,32 16.937,42 294.735,00
Sumber: Hasil Analisis SIG KPHP Model Gunung Mas, 2016
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ---------------------------------------------------------------------- II. DESKRIPSI KAWASAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ II-6
6. Tanah dan Geologi
a) Tanah
Berdasarkan Peta Land System dan Tanah, jenis tanah yang terdapat pada
wilayah kelola KPHP Model Gunung Mas Unit XVI dapat dikelompokkan menjadi
4 (empat) jenis, yaitu Latosol, Podsolik, Podsolik Merah Kuning dan Renzina.
Adapun sebaran dan luasnya disajikan pada tabel di bawah ini :
Tabel II.7. Sebaran dan Luas Tanah Wilayah Kelola KPHP Model Gunung MasUnit XVI
No. FungsiKawasan
Luas Berdasarkan Jenis Tanah (ha)JUMLAH
(Ha)Latosol PodsolikPodsolikMerahKuning
Renzina
1. Hutan Lindung(HL) 30.025,01 26.735,74 576,25 --- 57.337,00
2. HutanProduksiTerbatas(HPT)
90.900,73 93.445,57 2.908,03 36,67 187.291,00
3. HutanProduksi (HP) 29.174,59 20.932,41 --- --- 50.107,00
JUMLAH 150.100,33 141.113,72 3.484,28 36,67 294.735,00
Sumber: Hasil Analisis SIG KPHP Model Gunung Mas, 2016
Secara keseluruhan, wilayah KPHP Model Gunung Mas Unit XVI Kabupaten
Gunung Mas umumnya jenis tanah yang mendominasi adalah dari jenis Latosol
dan jenis Podsolik.
b) Geologi
Berdasarkan Peta Digital Geologi Kalimantan (P3GI, 1995), wilayah kelola KPHP
Model Gunung Mas Unit XVI terdiri dari 6 (enam) formasi geologi, yaitu: Batu
Pasir Haloq, Batuan Gunung Api Malahan, Batuan Terobosan Sintang, Warukin,
dan Tonalik Sepauk. Adapun sebaran luasnya disajikan pada tabel di bawah ini :
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ---------------------------------------------------------------------- II. DESKRIPSI KAWASAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ II-7
Tabel II.8. Sebaran dan Luasan Geologi pada Wilayah Kelola KPHP ModelGunung Mas Unit XVI
No. FungsiKawasan
Luas Berdasarkan Formasi Geologi (Ha)
JUMLAH(Ha)Batu Pasir
Haloq
BatuanGunung
ApiMalahan
BatuanTerobosan
SintangWarukin Tonalik
Sepauk
1. HutanLindung (HL) 37.754,71 3.793,53 657,86 --- 15.130,90 57.337,00
2. HutanProduksiTerbatas(HPT)
113.476,34 26.584,92 3.168,21 102,14 43.959,39 187.291,00
3. HutanProduksi(HP)
550,74 30,54 598,98 --- 48.926,74 50.107,00
JUMLAH 151.781,79 30.408,99 4.425,05 102,14 108.017,03 294.735,00
Sumber: Hasil Analisis SIG KPHP Model Gunung Mas, 2016
7. Kondisi Lahan
Berdasarkan data dari BPDASHL Kahayan, BPDASHL Barito dan BPDASHL Kapuas
dan hasil analisis diperoleh data kondisi kekritisan lahan pada wilayah kelola
KPHP Model Gunung Mas Unit XVI mempunyai lahan kritis yang didominasi oleh
tingkat potensial kritis seluas 211.945,19 Ha. Secara rinci tingkat kekritisan lahan
pada wilayah kelola KPHP Model Gunung Mas Unit XVI disajikan pada tabel di
bawah ini :
Tabel II.13. Tingkat Kekritisan Lahan pada Wilayah Kelola KPHP Model GunungMas Unit XVI
No. FungsiKawasan
Luas Kondisi Lahan/Kawasan (Ha) Jumlah(Ha)Sangat
Kritis Kritis AgakKritis
PotensialKritis
TidakKritis
1.HutanLindung(HL)
--- 49,42 802,14 22.761,28 33.724,16 57.337,00
2.
HutanProduksiTerbatas(HPT)
848,90 23.279,78 10.982,97 149.528,10 3.500,14 187.291,00
3.HutanProduksi(HP)
7,53 8.815,23 779,53 40.512,23 0,01 50.107,00
JUMLAH 856,43 32.144,43 12.564,64 211.945,19 37.224,31 294.735,00
Sumber : BPDAS HL Kahayan, 2016
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ---------------------------------------------------------------------- II. DESKRIPSI KAWASAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ II-8
8. Hidrologi
Menurut Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) Indonesia, wilayah kelola KPHP Model
Gunung Mas Unit XVI berada pada 4 (empat) Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu
DAS Kahayan, DAS Barito, DAS Kapuas, dan DAS Katingan. Secara umum DAS
tersebut mempunyai pola aliran dendritik yang mengalir dari utara ke selatan
menuju laut Jawa. Sebaran luas DAS pada wilayah kelola KPHP Model Gunung
Mas Unit XVI disajikan secara jelas pada tabel di bawah ini :
Tabel II.9. Sebaran dan Luas DAS pada Wilayah Kelola KPHP Model GunungMas Unit XVI
No. Fungsi Kawasan Luas Berdasarkan Daerah Aliran Sungai (Ha) Jumlah (Ha)Kahayan Kapuas Barito Katingan1. Hutan Lindung
(HL) 41.238,27 479,30 12.028,23 3.591,20 57.337,00
2. Hutan ProduksiTerbatas (HPT) 167.311,85 --- 13.336,86 6.642,29 187.291,00
3. Hutan Produksi(HP) 50.107,00 --- --- --- 50.107,00
JUMLAH 258.657,12 479,30 25.365,09 10.233,49 294.735,00
Sumber: Hasil Analisis SIG KPHP Model Gunung Mas, 2016
9. Iklim
Wilayah KPHP Model Gunung Mas Unit XVI Kabupaten Gunung Mas terletak
pada daerah beriklim tropis dan lembab dengan temperatur berkisar 27°C - 28°C.
Intesitas penyinaran matahari selalu tinggi dan sumberdaya air yang cukup
banyak, menyebabkan tingginya penguapan yang menimbulkan awan aktif/tebal.
Peta Iklim pada wilayah KPHP Model Gunung Mas Unit XVI, secara jelas disajikan
pada tabel di bawah ini :
Tabel II.10. Data Iklim pada Wilayah Kelola KPHP Model Gunung Mas Unit XVIDalam 5 Tahun Terakhir
No Bulan Curah Hujan per Tahun Rata-rata(ml)2011 2012 2013 2014 2015
1 Jan 124 118 121 396 257 2032 Feb 237 285 396 561 503 3963 Mar 264 227 253 146 253 2284 Apr 316 248 146 503 561 3625 Mei 173 253 319 243 285 2726 Jun 117 108 159 121 136 1287 Jul 189 284 503 285 242 301
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ---------------------------------------------------------------------- II. DESKRIPSI KAWASAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ II-9
No Bulan Curah Hujan per Tahun Rata-rata(ml)2011 2012 2013 2014 2015
8 Ags 254 379 561 253 146 3269 Sep 227 238 135 319 159 217
10 Okt 163 293 257 135 121 21011 Nov 263 253 284 159 319 25512 Des 197 237 242 257 396 266
Total 4.539 4.938 5.406 5.641 5.394 5.183Rata-rata 324 353 386 402 385 226
Sumber : BPS Kabupaten Gunung Mas
Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Fergusson (1951), wilayah kelola KPHP
Model Gunung Mas Unit XVI tergolong daerah yang sangat basah dengan nilai Q
(Quotient) sebesar 8,1 %. Dengan demikian wilayah kelola KPHP Model Gunung
Mas Unit XVI tergolong ke dalam zona iklim B.
10. Aksesibilitas
Ketersediaan infrastruktur merupakan masukan penting dalam operasional
pengelolaan hutan di lapangan, hal ini berkaitan dengan tingkat aksesibilitas atau
tingkat keterjangkauan kawasan hutan. Selanjutnya tingkat aksesibilitas akan
mempengaruhi intensitas pengelolaan, utamanya fungsi pengawasan hutan di
mana wilayah kelola KPHP Model Gunung Mas Unit XVI yang cukup luas yaitu
seluas ± 294.735 Ha. Wilayah kelola KPHP Model Gunung Mas Unit XVI secara
administrasi terbagi atas 5 (lima) wilayah administrasi Kecamatan yaitu
Kecamatan Kurun, Kecamatan Tewah, Kecamatan Kahayan Hulu Utara,
Kecamatan Damang Batu dan Kecamatan Miri Manasa. Dimana sebagian besar
dari wilayah kelola tersebut sudah terdapat ijin-ijin pemanfaatan dalam bentuk
IUPHHK-HA 6 (lima) unit dan IUPHHK-HT 1 (satu) unit.
Jaringan jalan di wilayah kelola KPHP Model Gunung Mas Unit XVI masih
terbatas. Satu-satunya jaringan jalan yang sudah terbangun adalah jalan
angkutan kayu bulat (logs) oleh pemegang IUPHHK-HA. Kondisi fisik jalan
tersebut juga bukan jalan dengan pengerasan, sebagian besar berupa jalan tanah
yang hanya ditaburi dengan kerikil atau batu split, itupun juga pada tempat-
tempat yang ekstrim (tanjakan). Dan ada juga sebagian besar jalan angkutan
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ---------------------------------------------------------------------- II. DESKRIPSI KAWASAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ II-10
kayu bulat (logs) eks IUPHHK-HA yang sudah tidak beroperasi atau masa ijin
pemanfaatannya berakhir atau habis yang sudah rusak parah hampir tidak bisa
dilalui, sehingga untuk dapat melalui jalan tersebut harus menggunakan
kendaraan roda empat double gardan.
Dengan kondisi jalan darat yang belum berkembang dengan baik sebagaimana
telah dikemukakan di atas, maka masyarakat masih juga menggunakan alat
transportasi mengunakan transportasi sungai yaitu menggunakan perahu dan
perahu motor (klotok). Hal ini juga dalam faktanya masyarakat pedalaman juga
sebagian besar bertempat tinggal di tepi sungai, tanah pertanian juga sebagian
besar berada di tepi sungai. Tingkat aksesibilitas kawasan hutan wilayah kelola
KPHP Model Gunung Mas Unit XVI disajikan pada tabel di bawah ini :
Tabel II.11. Data Aksesibilitas pada Wilayah KPHP Model Gunung Mas Unit XVI
NO. AKSES DANTINGKATANNYA HL HP HPT TOTAL
1. Jalan (Sedang) 10.874,48 26.009,41 53.817,68 90.701,572. Sungai (Sedang) 7.515,35 4.928,70 25.018,28 37.462,333. Sungai dan Jalan (Tinggi) 3.399,11 5.664,20 15.554,33 24.617,644. Tidak Ada Akses (Rendah) 35.544,96 13.498,88 92.894,08 141.937,92
TOTAL 57.333,90 50.101,19 187.284,36 294.735,00
Sumber: Dokumen Tata Hutan KPHP Model Gunung Mas, 2014
11. Sejarah Wilayah KPH
Pembentukan wilayah pengelolaan hutan adalah serangkaian proses
perencanaan/ penyusunan desain kawasan hutan yang didasarkan atas fungsi
pokok dan peruntukannya yang bertujuan untuk mewujudkan pengelolaan hutan
yang efisien dan lestari. Untuk mewujudkan pengelolaan hutan lestari, maka
seluruh kawasan hutan terbagi ke dalam Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH),
dimana KPH menjadi bagian dari penguatan sistem pengurusan hutan nasional,
Provinsi dan Kabupaten/kota.
Wilayah kelola KPHP Model Gunung Mas Unit XVI berdasarkan Tata Guna Hutan
Kesepakatan (TGHK) Tahun 1982, berada pada fungsi kawasan yang meliputi
Hutan Lindung (HL) seluas 43.332 Ha, Hutan Produksi (HP) seluas 39.040 Ha,
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ---------------------------------------------------------------------- II. DESKRIPSI KAWASAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ II-11
Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas 201.034 Ha dan Hutan Produksi yang dapat
dikonversi (HPK) seluas 11.326 Ha.
Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor :
SK.292/Menhut-II/2011 dan Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor : SK.529/Menhut-II/2012, wilayah kelola KPHP Model Gunung Mas Unit
XVI berada pada fungsi kawasan hutan yang meliputi Hutan Lindung (HL) seluas
57.337 Ha, Hutan Produksi (HP) seluas 50.107 Ha dan Hutan Produksi Terbatas
(HPT) seluas 187.291 Ha.
Pada Tahun 2012 Menteri Kehutanan mengeluarkan Surat Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor : SK.2/Menhut-II/2012 tanggal 09 Januari 2012 tentang
Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan
Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Provinsi Kalimantan Tengah, dengan jumlah
33 (Tiga puluh Tiga) Unit KPH yang terdiri dari 29 (Duapuluh Sembilan) Unit
Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) dan 4 (Empat) Unit Kesatuan
Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL).
Pada akhir tahun 2013 Menteri Kehutanan mengeluarkan Surat Keputusan
Nomor : SK.965/Menhut-II/2013 Tanggal 27 Desember 2013 Tentang Penetapan
Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Model Gunung Mas XVI yang
terletak di Kabupaten Gunung Mas Provinsi Kalimantan Tengah seluas ± 294.735
(Dua Ratus Sembilan Puluh Empat Ribu Tujuh Ratus Tiga Puluh Lima) Hektar.
B. Potensi Wilayah KPH
1. Penutupan Vegetasi
Kondisi penutupan lahan pada wilayah kelola KPHP Model Gunung Mas Unit XVI
dianalisis berdasarkan Citra Landsat Liputan tanggal 25 Januari 2015 dan tanggal
4 April 2015 menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah kelola KPHP Model
Gunung Mas Unit XVI masih berupa Hutan Alam, baik yang berpenutupan hutan
lahan kering primer atau hutan lahan kering sekunder. Selain itu terdapat jenis
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ---------------------------------------------------------------------- II. DESKRIPSI KAWASAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ II-12
tutupan lahan lainnya yaitu hutan tanaman, semak belukar, tanah terbuka,
pertanian lahan kering, pertanian lahan kering campur semak dan tambang.
Luas kawasan hutan pada wilayah kelola KPHP Model Gunung Mas Unit XVI
berdasarkan kelas penutupan lahan disajikan pada tabel di bawah ini :
Tabel II.12. Luas Penutupan Lahan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI
No. Penutupan Lahan HL HP HPT Jumlah1. Hutan Lahan Kering Primer 33.932,31 1.852,73 48.638,64 84.423,68
2.Hutan Lahan KeringSekunder
21.171,04 38.127,16 112.160,04 171.458,24
3. Hutan Tanaman Industri - - 2.373,20 2.373,24. Semak Belukar 2.103,66 8.779,52 23.512,88 34.396,065. Tanah Terbuka 89,53 - 402,11 491,647. Pertanian Lahan Kering - 1.347,59 - 1.347,59
8.Pertanian Lahan KeringCampur Semak
40,46 - 190,07 230,53
9. Pertambangan - - 14,06 14,06JUMLAH 57.337,00 50.107,00 187.291,00 294.735,00
Sumber : BPKH Wilayah XXI Palangka Raya, 2015
2. Potensi Kayu dan Non Kayu
a. Potensi Kayu
Sebagian besar kondisi penutupan lahan areal KPHP Model Gunung Mas Unit XVI
adalah Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan Hutan Produksi (HP), dimana potensi
tegakan masih tergolong cukup baik. Masih banyak dijumpai pohon-pohon
dengan diameter >20 cm. Kondisi ini kemungkinan disebabkan karena keadaan
lokasi yang memiliki kelerengan yang cukup curam sehingga menyulitkan
perusahaan dalam pemanenan kayu. Selain itu semakin ketatnya izin keluar kayu
dari pemerintah menyebabkan masyarakat tidak lagi melakukan kegiatan ilegal
logging, sehingga kondisi tegakan dapat terjaga.
Berdasarkan hasil survei Laporan Akhir Identifikasi Biofisik, Sosial Ekonomi dan
Potensi Seluruh Areal KPHP Model Gunung Mas Tahun 2015, terdapat potensi
kayu pada tabel di bawah ini :
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ---------------------------------------------------------------------- II. DESKRIPSI KAWASAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ II-13
Tabel II. 14. Potensi Kayu Rata-rata per Ha pada Wilayah Kelola KPHP ModelGunung Mas Unit XVI
Lokasi Kelompok Jenis 20-29 cm 30-49 cm 50 cm upN/Ha V/Ha N/Ha V/Ha N/Ha V/Ha
HutanPrimer
Jenis Meranti 33,01 23,37 48,27 85,47 15,26 62,10Rimba Campuran 10,37 7,03 13,61 19,72 3,24 12,68Kayu Indah 1,43 0,90 2,03 3,09 0,60 2,18
Jumlah 44,81 31,31 63,92 108,27 19,10 76,96Jenis Dilindungi 2,41 1,55 3,24 4,92 0,83 3,37
Total 47,22 32,86 67,16 113,19 19,93 80,33HutanSekunder
Jenis Meranti 13,35 51,22 43,80 75,58 30,46 24,36Rimba Campuran 3,37 10,41 13,40 18,37 10,03 7,65Kayu Indah 0,60 0,97 1,67 1,88 1,08 0,91
Jumlah 17,32 62,61 58,88 95,83 41,56 32,91Jenis Dilindungi 0,58 1,66 2,85 3,44 2,27 1,78
Total 17,90 64,27 61,73 99,27 43,83 34,69Rata-rata Jenis Meranti 14,30 56,66 46,04 80,52 31,73 23,86
Rimba Campuran 3,31 11,55 13,51 19,04 10,20 7,34Kayu Indah 0,60 1,58 1,85 2,48 1,25 0,90
Jumlah 18,21 69,79 61,40 102,05 43,19 32,11Jenis Dilindungi 0,71 2,51 3,05 4,18 2,34 1,66
Total 18,92 72,30 64,44 106,23 45,53 33,77
Sumber: Laporan Akhir Identifikasi Biofisik, Sosial Ekonomi dan Potensi Seluruh ArealKPHP Model Gunung Mas, 2015
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa Kelompok Pohon dengan kelas
diameter 30–49 cm lebih dominan. Dan secara rinci data jenis-jenis pohon
tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel II. 15. Jenis-jenis Pohon pada Wilayah Kelola KPHP Model Gunung MasUnit XVI
No. Nama Lokal Nama Latin
A. Kelompok Jenis Meranti1. Balau Shorea spp2. Bangkirai Shorea laevifolia3. Belangeran Shorea balangeran4. Kapur Dryobalanops spp5. Kenari Canarium spp6. Keruing Dipterocarpus borneensis7. Matoa Pometia pinnata8. Meranti Shorea spp9. Mersawa Anisoptera spp
10. Nyatoh Payena microphylia11. Palapi Heritiera trifoliglata12. Pulai Alstonia macrophylia13. Resak Vatica spp
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ---------------------------------------------------------------------- II. DESKRIPSI KAWASAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ II-14
No. Nama Lokal Nama Latin
14. Tengkawang Shorea sppB. Kelompok Rimba Campuran
1. Bayur Pterospermum celebicum2. Benuang Octomeles spp3. Bintangur Calophyllum spp4. Cempedak Artocarpus rigidus5. Durian Durio spp6. Geronggang Cratoxylum spp7. Jambu Eugenia spp8. Jelutung Dyera costulata9. Kandis Garcinia parvifolia
10. Karet Hevea brasiliensis11. Kayu Asam Rhodemnia spp12. Kelat Syzygium polyanthum13. Kelumpang Sterculia spp14. Kempas Koompassia malaccensis15. Kenanga Cananga spp16. Kenari Canarium vulgare17. Ketapang Terminalia spp18. Kulim Scorodocarpus borneensis19. Mahang Macaranga spp20. Manggis Hutan Garcinia mangostana21. Medang Endiandra spp22. Nangka Artocarpus integra23. Petai Hutan Parkia speciosa24. Petaling Ochanostachys amentacea25. Putat Barringtonia spp26. Rambutan Hutan Nephelium lappaceum27. Pasang Quercus spp28. Sengon Paraserianthes falcataria29. Sepalis Kokoona spp30. Simpur Dillenia spp31. Tapos Elateriospermum spp32. Terap Artocarpus spp
C. Kelompok Kayu Indah1. Dahu Dracontomelon spp2. Gaharu Aquilaria malaccensis3. Rengas Melanorrhoea spp4. Ramin Gonystylus spp5. Sungkai Pheronema canescens6. Ulin Eusideroxylon zwageri
Sumber : Laporan Akhir Identifikasi Biofisik, Sosial Ekonomi dan Potensi SeluruhAreal KPHP Model Gunung Mas Unit XVI Tahun 2015
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ---------------------------------------------------------------------- II. DESKRIPSI KAWASAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ II-15
b. Potensi Non Kayu
Berdasarkan hasil survei Laporan Akhir Indentifikasi Biofisik, Sosial Ekonomi dan
Potensi Seluruh Areal KPHP Gunung Mas Unit XVI, potensi non kayu pada wilayah
kelola KPHP Model Gunung Mas Unit XVI masih cukup tinggi dan hampir pada
seluruh wilayahnya serta cukup potensial untuk dikelola diantaranya rotan,
bambu, getah pantung, getah damar, bawang dayak, karet, pasak bumi, jahe
merah, madu, akar kuning, gingseng, sarang semut, sarang burung
walet.Selengkapnya disajikan pada tabel berikut :
Tabel II. 16. Potensi Non Kayu pada Wilayah Kelola KPHP Model Gunung MasUnit XVI
No. Nama Potensi Lokasi Keterangan
1. Rotan Tinggi
Tumbang SianTumbang LapanTumbang TakaoiTumbang Masukih
Komersil
2. Bambu Sedang
HarowuTumbang TakaoiSandung TambunTaja Urap
Belum Komersil
3. Getah Pantung SedangTumbang MahuroiHarowuTumbang Takaoi
Belum Komersil
4. Getah Damar Sedang Tumbang Mahuroi Belum Komersil
5. Bawang Dayak Sedang Sandung TambunTaja Urap Belum Komersil
6. Karet Tinggi Hampir di semua Desa Komersil
7. Pasak Bumi SedangSandung TambunTaja UrapHarowu
Komersil
8. Jahe Merah Sedang Sandung TambunTaja Urap Belum Komersil
9. Madu Tinggi Tumbang Mahuroi Komersil10. Akar Kuning Tinggi Harowu Komersil
11. Gingseng Tinggi HarowuRangan Hiran Komersil
12. Sarang Semut Tinggi Tumbang Mahuroi Komersil
13. Sarang Burung Walet Tinggi HL dan HPT yang jauhdari pemukiman Komersil
Sumber : Laporan Akhir Identifikasi Biofisik, Sosial Ekonomi dan Potensi Seluruh ArealKPHP Model Gunung Mas Unit XVI Tahun 2015
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ---------------------------------------------------------------------- II. DESKRIPSI KAWASAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ II-16
3. Keberadaan Flora dan Fauna Langka
a. Potensi Flora
Berdasarkan hasil identifikasi lapangan, jenis-jenis flora yang ditemukan pada
wilayah kelola KPHP Model Gunung Mas Unit XVI disajikan pada tabel di bawah
ini :
Tabel II.17. Data Flora Langka pada Wilayah Kelola KPHP Model Gunung MasUnit XVI
No. Jenis Flora Nama Latin Keterangan1. Ulin Euxideroxylon zwagerii Dilindungi2. Tengkawang Shorea macrophylla Dilindungi3. Ramin Gonistylus bancanus Dilindungi4. Jelutung Dyera constata ---5. Agathis Agathis borneensis ---6. Bengaris/Kempas Koompassia malaccensis ---
Sumber : Laporan Akhir Identifikasi Biofisik, Sosial Ekonomi dan Potensi SeluruhAreal KPHP Model Gunung Mas Unit XVI Tahun 2015
b. Potensi Fauna
Berdasarkan hasil identifikasi lapangan, jenis-jenis fauna yang ditemukan pada
wilayah kelola KPHP Model Gunung Mas Unit XVI disajikan secara jelas pada
tabel berikut ini :
Tabel II.18. Data Fauna Langka pada Wilayah Kelola KPHP Model Gunung MasUnit XVI
No. Jenis Fauna Nama Latin Keterangan1. Macan Dahan/Tuhun Neofelis nebolusa Dilindungi2. Kucing Hutan Felis bengalensis3. Beruang Madu Helarctos malayanus Dilindungi4. Musang/luwak Paradoxurus hermaproditus5. Trenggiling Manis javanicus6. Landak Hystrix brachyuran7. Kijang/Kerahu Muntiacus muntjak8. Rusa/Bajang Cervus unicolor9. Kancil/Pelanduk Tragulus javanicus10. Owa-owa/Kalawet Hylobates agilis Dilindungi11. Lutung Merah/Hampulan Presbytis rubicunda Dilindungi12. Babi Hutan/Bawui Sus barbatus13. Kera Ekor Panjang/Bakei Macaca fascicularis Dilindungi14. Burung Enggang Buceros rhinoceros Dilindungi
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ---------------------------------------------------------------------- II. DESKRIPSI KAWASAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ II-17
No. Jenis Fauna Nama Latin Keterangan15. Burung Kuau Raja/Haruei Argusianus argus Dilindungi16. Kura-Kura Gunung Dogania subplana17. Ular Phiton Reticulated phyton18. Orang Utan Pongo pygmaeus Dilindungi
Sumber : Laporan Akhir Identifikasi Biofisik, Sosial Ekonomi dan Potensi Seluruh ArealKPHP Model Gunung Mas Unit XVI Tahun 2015
Flora dan fauna langka pada wilayah KPHP Model Gunung Mas Unit XVI masih
ada dan dapat ditemukan, meskipun keberadaan habitatnya mengalami
degradasi dan deforestasi yang cukup tinggi, ancaman kepunahan disebabkan
oleh perburuan masyarakat yang cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan
hidup, baik dikonsumsi sendiri juga diperjual belikan. Oleh karena itu dilakukan
upaya perlindungan hutan dan konservasi alam yang lebih ditingkatkan untuk
menjaga keberlanjutan keberadaan flora dan fauna langka tersebut.
4. Potensi Jasa Lingkungan dan Wisata Alam
Wilayah kelola KPHP Model Gunung Mas Unit XVI ini terdapat areal kawasan
hutan yang dapat menjadi potensi dalam pengembangan jasa lingkungan dan
wisata alam. Jasa lingkungan yang dapat dibina di kawasan tersebut adalah
peluang pengembangan wisata alam pada kawasan hutan lindung dan hutan
produksi di wilayah Kecamatan Damang Batu misalnya pengembangan
penangkaran burung kuau raja/merak kerdil (Haruei), lebah madu, getah
jernang, sarang burung walet, sarang semut dan tanaman obat-obatan serta juga
pengembangan wisata budaya yang cukup beragam, di wilayah Kecamatan ini
terdapat (masyarakat adat). Suku ini memiliki karakteristik budaya yang khas dan
sangat alami dan menjadi salah satu tujuan kunjungan dan pengembangan
kearifan lokal bagi wisata lokal maupun asing. Selain itu juga dapat
dikembangkan potensi wisata alam lainnya seperti air terjun dan arung jeram.
Pada Kecamatan Miri Manasa dan Kahayan Hulu Utara pengembangan jasa
lingkungan dan wisata alam lebih mengandalkan pada potensi aliran air sungai
dan danau yang bersumber dari kawasan hutan lindung dan hutan produksi.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ---------------------------------------------------------------------- II. DESKRIPSI KAWASAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ II-18
Tabel II.19. Potensi Jasa Lingkungan, Wisata Alam dan Wisata Budaya diWilayah Kelola KPHP Model Gunung Mas Unit XVI
a) Air Terjun
No Nama Air Terjun Lokasi Aksesibilitas1. Danum Pari Desa Rangan Hiran a. Jalan Aspal dari Ibukota
Kabupaten sampai ibukotaKecamatan Tewah ± 45Menit,
b. dari Ibukota KecamatanTewah ke desa rangan hiranjalan pengerasan ± 3 Jam,
c. kemudian dilanjutkandengan jalan kaki ± 1 Jam.
2. Rotang Aroi Desa Harowu a. Jalan Aspal dari IbukotaKabupaten sampai ibukotaKecamatan Tewah ± 45Menit
b. selanjutnya dari IbukotaKecamatan Tewah jalanpengerasan ± 3 Jam
c. dilanjut melalui sungaimenggunakan perahumotor dan jalan kaki ± 3Jam.
3. Tumbang Sian Desa Tumbang Sian Jalan aspal dan pengerasan dariIbukota Kabupaten ± 4 Jam.
b) Wisata Alam
No. Nama Wisata Alam Lokasi Aksesibilitas1. Batu Suli Desa Upon Batu Jalan Aspal dan pengerasan
dari Ibukota Kabupaten ± 1,5Jam
2. Arung Jeram (HuluSungai Miri)
Desa Harowu a. Jalan Aspal dari IbukotaKabupaten sampai ibukotaKecamatan Tewah ± 45Menit
b. selanjutnya dari IbukotaKecamatan Tewah jalanpengerasan ± 3 Jam
c. dilanjut melalui sungaimenggunakan perahumotor ± 3 Jam.
3. Arung Jeram (HuluSungai Kahayan)
Desa TumbangMahuroi
Jalan aspal dan pengerasandari Ibukota Kabupaten ± 6 – 7Jam.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ---------------------------------------------------------------------- II. DESKRIPSI KAWASAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ II-19
No. Nama Wisata Alam Lokasi Aksesibilitas4. Bukit Keminting Desa Tumbang
MahuroiJalan Aspal, jalan pengerasandan jalan IUPHHK dari IbukotaKabupaten, ± 10 Jam
5. Bukit Ruap Desa TumbangHatung
a. Jalan Aspal dari IbukotaKabupaten sampai ibukotaKecamatan Tewah ± 45Menit
b. selanjutnya dari IbukotaKecamatan Tewah jalanpengerasan dan jalanIUPHHK ± 5 Jam.
c) Wisata Budaya
No. Nama Wisata Budaya Lokasi Aksesibilitas1. Makam Damang Pijar Desa Tumbang
MahuroiJalan aspal danpengerasan dari IbukotaKabupaten ± 6 – 7 Jam.
2. Rumah Betang Singa Keting,Jaga Kamis
Desa Tumbang Korik Jalan aspal danpengerasan dari IbukotaKabupaten ± 5 Jam
3. Rumah Betang DamangBatu
Desa Tumbang Anoi Jalan aspal danpengerasan dari IbukotaKabupaten ± 5 Jam
Sumber : KPHP Model Gunung Mas Unit XVI, 2015
C. Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat
1. Demografi
a. Penduduk
Penduduk yang tinggal di dalam ataupun disekitar kawasan hutan memainkan
peranan yang sangat penting baik secara langsung maupun tidak langsung di
dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya dan kawasan hutan.
Pertambahan jumlah penduduk disuatu kawasan hutan menjadi salah satu
penyebab meningkatnya kebutuhan masyarakat akan hasil hutan dan kebutuhan
untuk membuka lahan. Adapun jumlah penduduk dan kepadatan penduduk yang
berada di sekitar wilayah KPHP Model Gunung Mas Unit XVI disajikan secara rinci
pada tabel di bawah ini :
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ---------------------------------------------------------------------- II. DESKRIPSI KAWASAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ II-20
Tabel II.20. Keadaan Penduduk Menurut Desa di Dalam dan di Sekitar WilayahKPHP Model Gunung Mas Unit XVI
No DesaLuas
Wilayah(Km2)
Jumlah(KK)
JumlahPenduduk
(jiwa)
Kepadatan(jiwa/Km2)
1 Tumbang Mahuroi 215 242 966 42 Karetau Sarian 179 122 535 33 Tumbang Anoi 185 104 439 24 Karetau Rambangun 148 32 148 15 Tumbang Ponyoi*) 140 124 539 46 Tumbang Takaoi 65 89 331 57 Tumbang Korik*) 78 67 301 48 Tumbang Tajungan 119 128 486 49 Penda Rangas 211 83 349 2
10 Tumbang Sian 124 136 606 511 Tumbang Lapan 160 79 373 212 Tumbang Siruk 143 18 87 113 Tumbang Napoi 169 214 925 514 Tumbang Manyoi 98 64 285 315 Tumbang Hatung*) 96 93 662 716 Tumbang Koroi 81 39 205 317 Buntoi 149 40 178 118 Mangkuhung 152 85 372 219 Tumbang Masukih 142 82 349 220 Rangan Hiran*) 136 88 226 221 Harowu 216 41 316 122 Taja Urap 22 117 476 2223 Karason Raya 42 84 339 824 Upun Batu 93 152 707 825 Kasintu 41 131 529 1326 Batu Nyiwuh 107 261 1.283 1227 Sandung Tambun 16 266 1.118 7028 Teluk Lawah 32 130 638 2029 Tewah 115 1.933 9.155 80
Total 3.474 5.044 22.923 296Sumber : BPS, Gunung Mas Dalam Angka 2015*) Desa didalam kawasan hutan
b. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat merupakan faktor penting terhadap pemahaman
tentang peran hutan dan kehutanan dalam hidup dan kehidupannya ke depan.
Sebagian besar masyarakat memiliki tingkat pendidikan yang cukup baik, yaitu
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ---------------------------------------------------------------------- II. DESKRIPSI KAWASAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ II-21
tamat SLTA (35%), hal ini dapat menjadi faktor pendukung di dalam pelaksanaan
kegiatan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI ke depan, karena semakin tinggi
tingkat pendidikan, responden akan semakin bijak di dalam mengambil
keputusan untuk mencari alternatif usaha terkait pemanfaatan sumber daya
alam sekitar. Secara detail data-data tingkat pendidikan di 5 (lima) Kecamatan
pada KPHP Model Gunung Mas Unit XVI disajikan pada tabel di bawah ini :
Tabel II.21. Tingkat Pendidikan Masyarakat di 5 (Lima) Kecamatan padaWilayah Kelola KPHP Model Gunung Mas Unit XVI
No. Kecamatan Tingkat Pendidikan JumlahSD SLTP SLTA1. Kurun 446 412 188 1.0462. Tewah 366 251 180 7973. Kahayan Hulu Utara 150 104 71 3254. Damang Batu 81 56 0 1375. Miri Manasa 71 29 9 109
JUMLAH 1.114 852 448 2.414Sumber : BPS, Gunung Mas Dalam Angka 2015
c. Mata pencaharian
Mata pencaharian adalah salah satu unsur kebudayaan. Mata pencaharian atau
pekerjaan masyarakat tidak dipilih secara sembarangan. Terdapat beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi jenis pekerjaan yang dipilih. Faktor tersebut
diantaranya adalah tempat tinggal yang berhubungan dengan kondisi geografis
atau kondisi alam, dan juga terhubung dengan kepercayaan-kepercayaan
masyarakat. Secara detail jenis mata pencaharian masyarakat di 5 (lima)
Kecamatan di Wilayah Kelola KPHP Model Gunung Mas Unit XVI pada tabel di
bawah ini :
Tabel II.22. Jenis Mata Pencaharian Masyarakat di 5 (Lima) Kecamatan dalamWilayah KPHP Model Gunung Mas Unit XVI Tahun 2015
No. Kecamatan
Jenis Mata Pencaharian
Petani PedagangPegawai
(PNS/Swasta)
Pengrajin/Industri
Kecil
Jasa-jasa(Angkutan,Tukang, dll)
Lain-lain
1. Kurun 2164 535 891 68 7 -2. Tewah 2462 170 643 173 2 -3. Kahayan Hulu Utara 778 224 365 111 1 -4. Damang Batu 416 81 191 5 2 -
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ---------------------------------------------------------------------- II. DESKRIPSI KAWASAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ II-22
No. Kecamatan
Jenis Mata Pencaharian
Petani PedagangPegawai
(PNS/Swasta)
Pengrajin/Industri
Kecil
Jasa-jasa(Angkutan,Tukang, dll)
Lain-lain
5. Miri Manasa 504 39 235 23 0 -Jumlah 6324 1049 2325 380 12 -
Sumber : BPS, Gunung Mas Dalam Angka 2015
Tabel II.20. diatas menggambarkan bahwa salah satu mata pencaharian
masyarakat di wilayah kelola KPHP Model Gunung Mas Unit XVI adalah petani
yaitu sebesar 62,75% dan paling banyak/dominan petaninya terdapat di
Kecamatan Tewah sebesar 38,93%. Jenis mata pencaharian masyarakat ini
merupakan salah satu potensi pendukung pelaksanaan kegiatan di KPHP Model
Gunung Mas Unit XVI, sebab sedikit-banyaknya masyarakat telah mengetahui
teknik-teknik bercocok tanam. Tanaman yang ditanam juga disesuaikan dengan
kebutuhan, diantaranya adalah padi enam bulanan, padi empat bulanan, dan
padi ketan yang merupakan kebutuhan dalam upacara adat. Salah satu upacara
adat yang dilakukan adalah pada saat membuka lahan. Tujuannya untuk
menambah kesuburan tanah, menolak hama, dan mengusahakan hasil bumi
yang berlimpah. Selain berladang, terutama pada saat menunggu waktu
membuka lahan, masyarakat melakukan pekerjaan lain. Diantaranya adalah
berburu, mencari hasil hutan (madu, tengkawang, gaharu, rotan) dan mencari
ikan di sungai serta mencari emas.
2. Pola Hubungan Masyarakat Dengan Hutan
a. Pemanfaatan Sumber Daya Hutan
Kesadaran masyarakat di sekitar wilayah kelola KPHP Model Gunung Mas Unit
XVI terhadap kelestarian hutan cukup tinggi. Mereka menyadari bahwa
kelestarian hutan diperlukan agar mereka dapat secara berkelanjutan
memanfaatkan sumber daya hutan untuk memenuhi kebutuhannya. Beberapa
sumber daya hutan yang sering dimanfaatkan antara lain kayu ulin, karet, rotan,
bambu, getah pantung/ jelutung dan lain-lain.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ---------------------------------------------------------------------- II. DESKRIPSI KAWASAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ II-23
b. Penguasaan Lahan Hutan
Penguasaan lahan hutan oleh masyarakat Dayak terdiri dari penguasaan komunal
dan individual yang diakui secara adat. Pengakuan komunal secara tradisional
dicirikan dengan adanya penguasaan kawasan oleh masyarakat adat. Dalam
konteks penguasaan lahan terutama kawasan hutan diakui adanya penguasaan
kawasan adat atau wilayah desa.
Batas-batas hak ulayat setiap suku atau marga cukup jelas dimana setiap marga
tahu akan batas wilayahnya sesuai dengan batas-batas alam. Setiap suku/marga
dalam mencari atau memenuhi kebutuhan hidupnya tidak boleh mengambil dari
wilayah suku/marga lainnya. Setiap desa mempunyai bagian penguasaan wilayah
atau areal hutan yang merupakan wilayah jelajah orang-orang terdahulu dari
generasi mereka saat ini.
Masyarakat Dayak selain mempunyai sistem pemilikan atau penguasaan lahan,
juga mempunyai sistem penguasaan pohon secara khusus. Jika seseorang telah
mengelola pohon-pohon yang tumbuh liar, misanya pohon durian, pohon
pantung/jelutung atau tengkawang, dengan memotong atau membersihkan
tumbuh-tumbuhan yang merambat di sekitarnya, maka terbentuklah
kepemilikan pohon-pohon tersebut. Penguasaan pohon-pohon semacam itu juga
diwariskan kepada anak cucu dan keluarganya. Akses perempuan terhadap
tanah, sepanjang menyangkut tanah individu dan/atau hak yang tidak begitu
kuat (hak untuk memanfaatkan) atas tanah komunal, hampir tidak berbeda
dengan laki-laki. Meskipun demikian, kontrol atas tanah masing dipegang oleh
laki-laki, terutama dalam pengambilan keputusan tertinggi apabila terjadi
sengketa.
c. Kawasan yang dilindungi oleh masyarakat dalam wilayah KPHP
Sejak dahulu kala masyarakat menjaga serta melindungi suatu kawasan hutan
adat yang secara umum disebut daerah “Puruk” dan dalam areal ada larangan
kepada siapapun yang ingin merusak hutan disekitarnya. Dalam kampung/lewu
mempunyai lebih dari satu kawasan hutan yang dilindungi dengan luas berbeda-
beda misalnya Puruk Pandan Kuhung, Puruk Batu Tonduk, Puruk Pakon, Puruk
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ---------------------------------------------------------------------- II. DESKRIPSI KAWASAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ II-24
Liang Bungai, Puruk Liang Bakai, Puruk Pangandan Boloo, Puruk Keleng Antang,
Puruk Roap, Puruk Sandokui, Puruk Kaminting.
Secara umum luas kawasan hutan adat setiap “Puruk” yang dilindungi secara
bersama oleh masyarakat setempat belum diketahui, hal ini disebabkan karena
hingga saat ini belum pernah dilakukan pemetaan pola ruang dan tata guna
lahan wilayah adat. Upaya perlindungan kawasan puruk dilakukan semenjak
leluhur/nenek moyang mendiami lewu (Kampung) ratusan tahun sebelum
pertemuan “Pung Pum Ha’i (Pertemuan Besar) di kampung Tumbang Anoi pada
tahun 1894 dan pada waktu itu yang diwakili oleh “Damang Engen” yang berasal
dari Lewu Harowu.
d. Wilayah adat
Kawasan hutan memiliki arti penting bagi masyarakat yang ada di dalam dan di
sekitar wilayah KPHP, karena dari luas kawasan hutan tersebut terdapat kawasan
hutan lindung yang mempunyai fungsi hidrologi penting serta pemanfaatan
lainnya yang berada di kecamatan Miri Manasa Kabupaten Gunung Mas di
Provinsi Kalimantan Tengah, Desa Masukih, Desa Rangan Hiran, Desa Harowu
memiliki kekayaan sumberdaya hutan yang relatif besar dibanding dengan desa
lainnya.
e. Kelompok etnis/suku
Secara etnis masyarakat adat yang hidup di wilayah adat ini adalah Masyarakat
Dayak seperti Dayak Ngaju, Dayak O’t Danum yang menggunakan bahasa kadorih
dan bahasa Kahayan/kapuas.
D. Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan
Ijin-ijin yang terkait dengan: IUPHHK-HA, IUPHHK-HT dan IUP Pertambangan
pada wilayah KPHP Model Gunung Mas Unit XVI sudah berjumlah 7 (Tujuh)
IUPHHK-HA dan 1 (Satu) calon IUPHHK-HA, 1 (Satu) IUPHHK-HT, 2 (Dua) Hutan
Desa, 1 dan serta 1 (Satu) IUP Pertambangan, seperti yang disajikan pada tabel-
tabel di bawah ini :
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ---------------------------------------------------------------------- II. DESKRIPSI KAWASAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ II-25
Tabel II.23. Izin Pemanfaatan Hutan di Wilayah KPHP Model Gunung Mas UnitXVI
No Nama Perusahaan No. Izin/ Surat Luas (SK)Ha
MasaBerakhir Ijin Keterangan
1 IUPHHK-HAPT. Hutan Domas Raya
SK.78/Kpts-II/2000Tgl. 22 Desember 2000
99.870 Tahun 2019 Aktif
2 IUPHHK-HAPT. Carus Indonesia
SK. 94/Kpts-II/2000Tgl. 22 Desember 2000
72.170 Tahun 2020 Aktif
3 IUPHHK-HAPT. Sikatan Wana Raya
SK. 107/Kpts-II/2000Tgl. 29 Desember 2000
49.400 Tahun 2019 Aktif
4 IUPHHK-HAPT. Bumimas Permata
Abadi
SK.656/Menhut-II/2009Tgl. 15 Oktober 2009
47.700 Tahun 2054 Aktif
5 IUPHHK-HAPT. Kahayan Terang
Abadi
SK. 75/Kpts-II/2000Tgl. 22 Desember 2000
42.444 Tahun 2020 Aktif
6 IUPHHK-HAPT. Gunung Meranti
SK. 941/Kpts-VI/1999Tgl. 14 Oktober 1999
95.265 Tahun 2051 Aktif
7 IUPHHK-HAPT. Fitamaya Asmapara
SK.430/Menhut-II/2006Tgl. 29 Agustus 2006
43.880 Tahun 2054 Aktif
8 IUPHHK-HTPT. Puspa Warna
Cemerlang
SK.588/Menhut-II/2012Tgl. 18 Oktober 2012
12.920 Tahun 2032 Tidak Aktif
9 Tahura “Lapak Jaru” SK.240/MenLHK/Setjen/PKTL.2/3/2016Tgl. 24 Maret 2016
4.119 -- Baru keluar SK.Penetapannya
10 HD Desa Harowu SK PAK No. 58/Menhut-II/2015Tgl. 12 Pebruari 2015
1.750 -- Dalam prosespenetapan
HPHD11 HD Desa Rangan Hiran SK PAK No. 36/Menhut-II/2015
Tgl. 13 Maret 2015865 -- Dalam proses
penetapanHPHD
Sumber: Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah, 2015
Tabel II.24. Daftar Calon Izin Pemanfaatan Hutan di Wilayah KPHP ModelGunung Mas Unit XVI
No Nama Perusahaan No. Izin/ Surat Luas (SK)Ha
MasaBerakhir
IjinKeterangan
1 IUPHHK-HA PT.Agromas KencanaAbadi
6/1/S-IUPHHK-HA/PMDN/2016Tanggal 11 Januari 2016
22.686 --- Dalam ProsesPerizinan
Sumber: Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah, 2015
E. Kondisi Posisi KPHP Dalam Perspektif Tata Ruang Wilayah danPembangunan Daerah
1. Perspektif Tata Ruang Wilayah Provinsi
Pengelolaan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI mengacu pada rencana tata
ruang Provinsi Kalimantan Tengah 2015 – 2035 yang tujuan penataan ruang
wilayah adalah mewujudkan tatanan ruang wilayah Kalimantan Tengah berbasis
pertanian yang berorientasi agrobisnis dan agroindustri, serta sebagai lumbung
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ---------------------------------------------------------------------- II. DESKRIPSI KAWASAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ II-26
energi dan lumbung pangan dengan tetap mempertimbangkan daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup, sehingga pemanfaatan kawasan pada KPHP
Model Gunung Mas Unit XVI diarahkan pada :
a. Kawasan Hutan Produksi
- Pola agroforestry dengan mengedepankan pola-pola agrobisnis.
- Pengembangan budidaya Gaharu, Karet dan tanaman obat (Jahe Merah).
- Pemanfaatan kawasan lainnya adalah dalam hal produksi baik kayu
maupun non kayu dengan memperhatikan pengelolaan hutan lestari.
- Pemanfaatan jasa aliran air untuk energi yaitu PLTA/PLTMH.
b. Kawasan Hutan Lindung
- Pemanfaatan jasa aliran air untuk energi yaitu PLTA/PLTMH.
- Pengelolaan HL sebagai upaya peningkatan daya dukung dan daya
tampung lingkungan.
Dalam hal kawasan, KPHP Model Gunung Mas Unit XVI berada pada kawasan
strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup yaitu
Kawasan Strategis Nasional Heart of Borneo (HoB) dan Kawasan Ekosistem Muller
2. Perspektif Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Luas wilayah Kabupaten Gunung Mas adalah ± 1.080.400 Ha dan lebih dari
80,30% ditetapkan sebagai kawasan hutan, selebihnya adalah badan air dan
wilayah yang ditetapkan sebagai areal penggunaan lainnya (APL), sehingga akses
masyarakat untuk memanfaatkan kawasan sangat terbatas ditambah lagi dengan
kurangnya alternatif mata pencaharian untuk penduduk membuat tekanan pada
hutan semakin besar seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan
meningkatnya kebutuhan lahan untuk pertanian dan perkebunan.
Sehubungan dengan dinamisnya pembangunan di daerah yang membutuhkan
ruang dan lahan dimana wilayah KPHP ini sangatlah luas, maka peranan
pengelola KPHP menjadi sangat penting dalam mengembangkan rencana
pengelolaan hutan yang sesuai dengan realitas sosial ekonomi masyarakat lokal
dan rencana tata ruang setempat serta dibutuhkan untuk menata,
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ---------------------------------------------------------------------- II. DESKRIPSI KAWASAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ II-27
mengoptimalkan dan menjaga semua unit pengelolaan di tingkat tapak (blok dan
petak) terhadap tekanan perubahan lahan dan status fungsi agar kelestarian
ekosistem tetap terjaga, pembangunan dapat terus berjalan lancar dan menekan
seminimal mungkin konflik sosial yang sewaktu-waktu dapat muncul di
masyarakat.
3. Perspektif Pembangunan Daerah
Dalam rangka pembangunan wilayah Kabupaten Gunung Mas, maka upaya
pemanfaatan lebih fokus di bagian Utara wilayah KPHP Model Gunung Mas Unit
XVI, di mana ada tekanan yang lebih besar pada hutan karena populasi
penduduknya lebih padat dan cenderung menjadi pusat kegiatan ekonomi.
Sering kali pula terjadi kegiatan yang tumpang tindih di berbagai sektor,
termasuk kehutanan, pertambangan, pembangunan infrastruktur dan kegiatan
masyarakat, yang dapat menimbulkan konflik yang mengganggu kegiatan
komersial, terkadang dengan skala yang besar.
Pentingnya melakukan revitalisasi pembangunan sektor kehutanan kabupaten
dapat terlaksana melalui penyelesaian masalah kepemilikan tanah, pembukaan
lapangan kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat dari sektor ini. Pada
tahun 2015 sektor kehutanan ini dari 14 IUPHHK-HA dan IUPHHK-HT mampu
berproduksi hasil hutan kayu sebanyak 248.907,67 m3 dan menyumbang PNBP
PSDH sebesar Rp. 17.977.555.484,40, DR sebesar USD 3.908.357,35 dan PNT
sebesar 22.455.374.759,70 dan Denda Pelanggaran Eksploitasi Hutan (DPEH)
sebesar Rp. 1.791.948.600,00 serta akan makin bertambah untuk mendongkrak
pendapatan daerah dari bagi hasil PNBP tersebut apabila iklim investasi akan
kondusif, dalam hal ini KPHP Model Gunung Mas Unit XVI dapat berperan aktif di
dalamnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, intervensi pemerintah kabupaten
harus difokuskan pada penguatan tata kelola hutan berbasis masyarakat dan
pengoperasian Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) menjadi prioritas
utama teratas agar pengelolaan di tingkat tapak dapat berjalan secara efektif dan
efisien.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ---------------------------------------------------------------------- II. DESKRIPSI KAWASAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ II-28
Dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku kayu, KPHP Model Gunung Mas
Unit XVI juga dapat berperan dalam hal memenuhi kebutuhan kayu tersebut, hal
ini karena di dalam wilayah tertentu blok pemanfaatan HHK-HA KPHP Model
Gunung Mas Unit XVI seluas 5.521,58 Ha masih terdapat potensi hasil hutan kayu
yang dapat di kelola oleh KPHP sendiri.
F. Isu Strategis, Kendala dan Permasalahan
1. Isu strategis
Penetapan isu-isu strategis terkait pengelolaan KPHP Model Gunung Mas Unit
XVI mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Gunung Mas (2014-2019), dimana isu strategisnya meliputi : 1) Menurunnya
kualitas lingkungan dampak dari perubahan penggunaan lahan; 2) Potensi konflik
yang berlatar belakang penguasaan lahan antara masyarakat dengan kalangan
pengusaha/industri pertanian semakin meningkat; 3) Rendahnya kualitas air
akibat dari pencemaran lingkungan di sekitar sungai.
Bila dicermati isu-isu tersebut di atas, menekankan pada pengelolaan hutan yang
efisien dan lestari. Untuk mencapai efisiensi dan kelestarian pengelolaan
sumberdaya hutan diwujudkan ke dalam unit-unit pengelolaan hutan terkecil
sesuai fungsi dan peruntukannya yang lebih dikenal dengan nama Kesatuan
Pengelolaan Hutan yang disingkat KPH.
Pembentukan KPH di Provinsi Kalimantan Tengah bertujuan agar pengelolaan
hutan produksi dan lindung dilakukan secara efisien dan lestari. Di samping itu,
pembentukan unit KPH merupakan strategi penataan hutan untuk mencapai
kemantapan kawasan. Dengan demikian, KPH dalam jangka panjang diharapkan
mampu memproduksi hasil hutan kayu dan hasil hutan lainnya secara lestari,
mampu memberi keuntungan kepada masyarakat, dan organisasi KPH dapat
mandiri.
Pembentukan KPH sebagai strategi penataan hutan akan dapat menimbulkan
konflik dengan aktivitas masyarakat yang saat ini telah ada di lapangan.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ---------------------------------------------------------------------- II. DESKRIPSI KAWASAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ II-29
Pembangunan KPH mengedepankan proses bottom up, sehingga bentuk
pengelolaan yang akan dilakukan harus mempertimbangkan keberadaan
masyarakat di dalam dan di sekitar hutan. Karena itu, pembentukan KPH harus
dapat ditempatkan sebagai strategi penyelesaian konflik, termasuk penyelesaian
masalah-masalah pemanfaatan secara illegal yang ada di dalam kawasan hutan.
Kawasan hutan di wilayah KPHP Model Gunung Mas Unit XVI yang luasnya
mencapai 294.735 Ha, barang dan jasa yang dihasilkannya berperan dalam
mendukung pembangunan nasional dan daerah sebagai: (1) kontributor
terhadap pembangunan perekonomian; dan (2) penyangga keseimbangan sistem
tata air, tanah dan udara.
Posisi kawasan hutan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI menjadi lebih penting
karena penduduk dari 5 (lima) wilayah kecamatan dari 1 (satu) kabupaten yang
ada, tinggal di dalam dan sekitar kawasan hutan ini, dan secara struktural
sebagian termasuk kategori miskin/tertinggal. Penduduk di sekitar kawasan
hutan wilayah KPHP Model Gunung Mas Unit XVI, kurang lebih 62,75% penduduk
merupakan petani lahan kering dan lahan basah. Petani lahan basah yang
mengelola dan memanfaatkan lahannya berupa lahan sawah beririgasi, sumber
air utamanya berasal dari kawasan hutan di wilayah KPHP. Selain itu, kebutuhan
air dimanfaatkan pula untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik secara
perpipaan maupun melalui penggunaan sumur. Dengan demikian, terganggunya
ekosistem DAS di wilayah ini akan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat
di wilayah ini.
Selain kebutuhan air seperti dijelaskan, sebagian penduduk di sekitar dan di
dalam kawasan hutan di wilayah KPHP menggantungkan hidupnya dari hasil
hutan seperti mengumpulkan getah damar, rotan, lebah madu hutan dan
sebagainya. Dalam pemanfaatan lahan hutan selain digunakan dalam bercocok
tanam dan juga digunakan membangun tempat tinggalnya.
Memperhatikan kondisi kawasan hutan di wilayah KPH saat ini yang dinilai
memiliki peran cukup penting dalam menyelamatkan aset negara berupa hutan
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ---------------------------------------------------------------------- II. DESKRIPSI KAWASAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ II-30
dan ekosistemnya. Karena itu, prinsip yang harus menjadi pegangan pengelola
KPHP Model Gunung Mas Unit XVI adalah mengelola segala potensi sumberdaya
hutan secara efisien dan lestari yang dimiliki kawasan hutan ini, tanpa harus
mengorbankan kepentingan masyarakat, baik yang ada di dalam maupun di
sekitar wilayah KPH.
2. Kendala dan permasalahan
Kendala dalam pengelolaan hutan lebih berkonotasi hambatan, namun masih
dapat diantisipasi dengan melakukan tindakan-tindakan nyata secara langsung
maupun tidak langsung, baik secara preventif maupun represif. Sementara itu,
masalah lebih berkonotasi pada persoalan yang harus diselesaikan melalui
pengkajian mendalam yang didasarkan pada hasil-hasil penelitian atau
perencanaan berbasis ilmiah. Terlebih jika masalah itu terkait dengan persoalan
kemiskinan, konflik sosial, dan sebagainya.
Beberapa kendala dan permasalahan dalam pengelolaan KPHP Model Gunung
Mas Unit XVI akan digunakan untuk justifikasi penetapan tujuan, sasaran,
kebijakan dan program kegiatan sesuai tujuan pengelolaan hutan. Kendala dan
permasalahan sebagian merupakan elaborasi dari pengalaman beberapa KPH
yang ada di Indonesia dan di Kalimantan Tengah, yang akan berpengaruh dalam
pembangunan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI :
1. Optimalisasi pemanfaatan hutan masih rendah;
2. Kepentingan berbagai pihak terhadap hutan dan kawasan hutan semakin
meningkat;
3. Adanya beberapa aturan-aturan yang belum singkron dengan pembangunan
KPH;
4. Pengaruh kebijakan dan kepentingan politik dapat menghambat program
pembangunan KPH;
5. Masih terbatasnya kapasitas SDM baik dalam jumlah maupun kualifikasinya
dalam mengawal pelaksanaan pembangunan KPHP Model Gunung Mas Unit
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ---------------------------------------------------------------------- II. DESKRIPSI KAWASAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ II-31
XVI, khususnya di tingkat tapak dalam mengelola areal hutan seluas
± 294.735 Ha;
6. Masih terbatasnya sarana dan prasarana yang akan mendukung kelancaran
aktifitas staf dalam melaksanakan tugas-tugas rutinitas di lapangan;
7. Masyarakat belum mengetahui dan memahami batas-batas kawasan hutan
atau wilayah KPH sehingga klaim masyarakat terhadap lahan dalam kawasan
hutan di wilayah KPH berupa lahan pertanian (kebun dan sawah) sehingga
mengakibatkan deforestasi hutan tidak terkontrol;
8. Peluang terjadinya implementasi kebijakan lintas sektoral dalam kawasan
KPHP;
9. Adanya kasus-kasus dan dampak negatif berupa kerusakan hutan yang
ditimbulkan oleh pemanfaat hasil hutan kayu berskala usaha (HPH) di masa
lalu, dapat berkembang menjadi isu perlunya pembangunan KPHP.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------ III. VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ III-1
III. VISI DAN MISIPENGELOLAAN HUTAN
A. Visi
Visi KPHP Model Gunung Mas Unit XVI merupakan tujuan jangka panjang yang
akan dicapai pada masa akan datang, sebagai impian/keadaan dimasa akan
datang yang menjadi cita-cita pengelola KPHP Model Gunung Mas Unit XVI untuk
dicapai pada akhir tahun 2025 dengan melakukan aktivitas pengelolaan kawasan.
Visi KPHP Model Gunung Mas Unit XVI adalah: “Terwujudnya Pengelolaan
Sumber Daya Hutan Secara Optimal dan Berkelanjutan Untuk Mencapai
Masyarakat Sejahtera"
Visi tersebut diharapkan dapat merefleksikan beberapa cita-cita yang ingin
dicapai dimasa depan. Adapun makna dari visi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pengelolaan sumber daya hutan secara optimal, dimaksudkan sebagai
upaya untuk mendayagunakan sumber daya hutan sesuai dengan fungsinya,
baik hutan produksi maupun hutan lindung sebagai modal pembangunan
ekonomi daerah dan masyarakat serta mengoptimalkan peran para pihak
terutama masyarakat dalam pengelolaan kawasan hutan sehingga tujuan
pengelolaan yang diharapkan dapat tercapai.
2. Pengelolaan sumber daya hutan berkelanjutan, dimaksudkan bahwa
pengelolaan sumber daya hutan ditujukan untuk dapat memenuhi
kebutuhan saat ini diselaraskan dengan kebutuhan dan kepentingan
generasi yang akan datang.
3. Masyarakat sejahtera, dimaksudkan bahwa pengelolaan sumber daya hutan
dapat memenuhi kebutuhan dasar yang bersifat material dan spiritual serta
meningkatkan ekonomi masyarakat terutama masyarakat di sekitar dan di
dalam kawasan hutan.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------ III. VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ III-2
B. Misi
Pernyataan misi (Mission Statement) sebagai sebuah visi tertulis merupakan
bagian penting untuk dapat membuat, mengaplikasikan dan mengevaluasi
strategi. Misi KPHP Model Gunung Mas Unit XVI yang masih perlu dikembangkan
sejalan dengan perubahan waktu, situasi dan kondisi, serta perlu
dikomunkasikan secara baik dengan parapihak adalah:
1. Memantapkan prakondisi pengelolaan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI.
Misi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas prakondisi pengelolaan
kawasan hutan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI yang akan dicapai melalui
pemanfaatan dukungan fasilitasi, akses, komunikasi, edukasi dan
peningkatan penyadartahuan parapihak serta penyusunan dokumen-
dokumen rancangan teknis dari berbagai kegiatannya.
2. Mewujudkan perencanaan kawasan hutan KPHP Model Gunung Mas Unit
XVI yang mantap. Misi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas
perencanaan kawasan hutan yang akan dicapai melalui penataan hutan dan
pemantapan batas blok. Sehingga dapat melaksanakan pengelolaan hutan
produksi, hutan produksi terbatas, dan hutan lindung ditingkat tapak secara
berkelanjutan, sebagai sumber penghidupan bagi kesejahteraan masyarakat,
berbasiskan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kehutanan.
3. Mewujudkan pemanfaatan wilayah tertentu kawasan hutan KPHP Model
Gunung Mas Unit XVI secara optimal dan berkelanjutan. Misi ini bertujuan
untuk mengoptimalkan Hasil Hutan Kayu (HHK), Pemanfaatan Kawasan, Hasil
Hutan Bukan Kayu (HHBK) dan Jasa Lingkungan serta Wisata Alam yang akan
dicapai melalui berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat setempat dan
meningkatkan peluang sektor swasta dalam berinvestasi.
4. Mengembangkan kelembagaan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI, hingga
menjadi KPHP yang mandiri. Misi ini bertujuan untuk membangun
organisasi KPHP Model Gunung Mas Unit XVI dengan struktur yang memadai
dan kultur yang baik. Misi ini juga bertujuan untuk meningkatkan SDM dalam
aspek akademis, teknis dan profesionalisme dengan loyalitas dan dedikasi
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------ III. VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ III-3
tinggi dalam mengelola dan memanfaatkan hutan lahan kering. Misi ini akan
dicapai melalui upaya-upaya pengembangan struktur organisasi, peran,
hubungan antar pihak, integrasi antar bagian, struktur umum, perbandingan
struktur tekstual dengan struktur real, struktur kewenangan, hubungan
kegiatan dengan tujuan, aspek solidaritas, keanggotaan, klik, profil, pola
kekuasaan, dan lain-lain. Dari aspek kultural dikembangkan nilai, norma, dan
aturan, kepercayaan, moral, ide, gagasan, doktrin, keinginan, kebutuhan,
orientasi, dan lain-lain.
5. Mewujudkan upaya-upaya perlindungan hutan dan konservasi alam,
rehabilitasi serta revitalisasi kawasan hutan KPHP Model Gunung Mas Unit
XVI. Misi ini bertujuan untuk menurunkan gangguan hutan melalui upaya-
upaya pengamanan, resolusi konflik dan pengembangan konservasi alam
serta meningkatkan kualitas potensi sumber daya hutan dan daya dukung
DAS secara berkelanjutan.
6. Mengembangkan sistem komunikasi dan sistem informasi pengelolaan
KPHP Model Gunung Mas Unit XVI yang lebih efektif dan efisien, akurat
dan terkini. Misi ini bertujuan untuk mendapatkan dukungan resource yang
maksimal dari berbagai pihak yang akan dicapai melalui penggunaan
teknologi dan sistem informasi geografi dan manajemen berbasiskan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi Kehutanan.
C. Pernyataan Tujuan
Berdasarkan rumusan visi dan misi KPHP Model Gunung Mas Unit XVI, tujuan
yang diharapkan dapat terpenuhi selama kurun waktu 10 tahun (2016-2025),
yaitu pelaksanaan pengelolaan hutan yang memperhatikan keberlanjutan
sumber daya alam dan terwujudnya manfaat hutan yang optimal bagi
pembangunan daerah serta meningkatnya kesejahteraan masyarakat.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI -------------------------------------------------------------------- IV. ANALISIS DAN PROYEKSI
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ IV-1
IV. ANALISIS DAN PROYEKSI
A. Analisis Data dan Informasi
Analisis SWOT adalah suatu metode untuk menyusun rencana strategis dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi termasuk dalam
penyusunan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Model Gunung Mas Unit
XVI.
Analis SWOT dimulai dengan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal.
Faktor internal terdiri dari Strength (Kekuatan) dan Weakness (kelemahan),
sedangkan faktor eksternal terdiri dari Oportunity (Peluang) dan Threat
(Ancaman). Strength (kekuatan) adalah sumberdaya, keahlian atau keunggulan
yang dimiliki oleh KPHP Model Gunung Mas Unit XVI. Weakness (kelemahan)
adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumberdaya, keahlian dan
kemampuan yang mengganggu efektifitas kinerja KPHP Model Gunung Mas Unit
XVI. Opportunity (peluang) adalah situasi di luar KPHP Model Gunung Mas Unit
XVI yang menguntungkan dan dapat membantu mencapai tujuan pengelolaan
KPHP Model Gunung Mas Unit XVI. Threats (ancaman) adalah situasi yang tidak
menguntungkan diluar KPHP Model Gunung Mas Unit XVI yang menghambat
pencapaian tujuan.
Bila keempat hal tersebut diidentifikasikan maka akan terlihat faktor-faktor yang
akan membantu dan menghambat KPHP Model Gunung Mas Unit XVI untuk
mencapai tujuan. Analisa ini menghasilkan strategi pencapaian tujuan dengan
memaksimalkan Strengths (kekuatan) dan Opportunities (peluang), namun
secara bersamaan meminimalkan Weaknesses (kelemahan) dan Threats
(ancaman). Dengan begitu akan dapat ditentukan berbagai kemungkinan
alternatif strategi yang dapat dijalankan (Freddy Rangkuti, 2005:19).
Dari hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan oleh KPHP Model Gunung Mas
Unit XVI beserta para pihak, telah diidentifikasikan faktor internal dan eksternal
dengan hasil sebagai berikut:
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI -------------------------------------------------------------------- IV. ANALISIS DAN PROYEKSI
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ IV-2
Tabel IV.1. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal KPHP Model Gunung MasUnit XVI
Faktor Internal Faktor EksternalStrength
(Kekuatan)Weaknes
(Kelemahan)Opportunity
(Peluang)Threats
(Ancaman)1. Wilayah kelola
KPH yang cukupluas
2. Memiliki strukturorganisasi yangjelas
3. Mempunyailegalitas hukumkawasan dankelembagaan.
4. Adanya potensijasa lingkungan.
5. Memiliki potensihasil hutan kayu
6. Tingginya potensikeanekaragamanhayati
7. Daerahtangkapan air(Catchment area)DAS Kahayan
1. SDM belummemadai
2. Kurangnyasosialisasi KPHP
3. Pendanaanbelummencukupi
4. Data potensikawasan belumlengkap dandetail
5. Penataan bataskawasan belumdilaksanakan
6. Sarana danprasaranabelummemadai
7. Kewenanganpengelolamasih terbatas
1. Adanya Kebijakanpengelolaanhutan berbasisKPH
2. Adanyapartisipasimasyarakatdalammendukungkeberadaan KPH
3. Adanyapengembanganjasa lingkungandidukung dengankebijakanpemerintah
4. Adanyadukungan parapihak(PemerintahPusat, Provinsi,Kab, LSM danMasyarakat)
5. Berkembangn-yabentuk-bentukkerjasamadengan pihaklain dalamrangkakemandirian KPH
6. AdanyapermohonanPengelolaanHutan Desa (HD)
7. Adanya programpeningkatankapasitas SDMKPH
1. Kegiatan illegallogging
2. Penguasaanlahan dengankegiatanperladangan
3. Rendahnyapendidikan dantaraf hidupmasyarakat disekitar kawasan
4. Masihberlangsungnyaperburuansatwa liar
5. Masih adanyapembukaanlahan dengancara membakarataupembakaranlahan
6. Interaksimasyarakatyang masihrendah denganCSO dalamkontekspengelolaanhutan danlahan
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI -------------------------------------------------------------------- IV. ANALISIS DAN PROYEKSI
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ IV-3
1. Faktor Internal
a) Kekuatan (Strengths)
1) Wilayah kelola KPH yang cukup luas
Sesuai SK. Menteri Kehutanan RI No. 967/Menhut-II/2012 Tanggal 27 Desember
2012, Tentang Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Model
Gunung Mas XVI yang terletak di Kabupaten Gunung Mas Provinsi Kalimantan
Tengah seluas ± 294.735 (Dua Ratus Sembilan Puluh Empat Ribu Tujuh Ratus Tiga
Puluh Lima) Hektar yang memungkinkan wilayah KPHP Model Gunung Mas Unit
XVI dipergunakan untuk berbagai kepentingan pemanfaatan hutan dan
penggunaan kawasan hutan yang bias meningkatkan perekonomian masyarakat
dan daerah serta menunjang kegiatan pembangunan KPHP Model Gunung Mas
Unit XVI.
2) Memiliki struktur organisasi yang jelas
Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Model Gunung Mas Unit XVI
merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UTPD) Kehutanan yang dikelola dengan
struktur organisasi yang jelas berdasarkan Peraturan Bupati Gunung Mas dengan
model organisasi Tipe B (Permendagri No. 61/2010) yang dipimpin oleh seorang
Kepala UPTD KPHP (Eselon IV.a) yang dibantu oleh Kepala Sub Bagian TU (Eselon
IV.B). Struktur organisasi ini dilengkapi pula dengan dukungan personil
fungsional Pegawai Negeri Sipil yang terdiri dari Kelompok Fungsional Umum dan
Fungsional Tertentu (Polisi Kehutanan, Pengendali Ekosistem Hutan dan
Penyuluh Kehutanan).
3) Mempunyai legalitas hukum kelembagaan dan kawasan.
Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Model Gunung Mas Unit XVI
ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia
Nomor : 965/Menhut-II/2012 Tanggal 27 Desember 2012 dengan luas ± 294.735
Ha.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI -------------------------------------------------------------------- IV. ANALISIS DAN PROYEKSI
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ IV-4
4) Adanya potensi jasa lingkungan
Potensi jasa lingkungan merupakan potensi besar yang dapat dikembangkan
sebagai sumber pendapatan untuk mewujudkan KPH yang mandiri. Dana dari
luar bisa masuk melalui mekanisme pembayaran jasa lingkungan (payment for
environmental services) seperti keindahan alam, perlindungan Daerah Aliran
Sungai (DAS) dan tata air. Kemudian potensi wisata alam yang dikelola dengan
baik dapat pula memberikan kontribusi siginfikan pada konservasi kawasan
maupun peningkatan kesejahteran masyarakat di sekitar kawasan. Keberadaan
sungai-sungai yang membelah kawasan merupakan bukti bahwa Daerah Aliran
Sungai (DAS) banyak terdapat di dalam kawasan dan merupakan sumber air
bersih yang potensial. Potensi jasa lingkungan saat ini yang akan dikembangkan
yaitu peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap listrik dari sumber energi
terbarukan yang murah dan ramah lingkungan berupa Pembangkit Listrik Tenaga
Mikro Hidro (PLTMH) atau Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Sedangkan
potensi jasa lingkungan yang masih belum dioptimalkan adalah potensi wisata
alam baik dari panorama bukit/pegunungan, riam-riam sungai untuk wisata
arung jeram dan air terjun alami sebagai potensi ekowisata (ecotourism).
5) Memiliki potensi hasil hutan kayu
Wilayah KPHP Model Gunung Mas Unit XVI memiliki potensi hasil hutan kayu
menjanjikan jika dilihat dari luas dan sebaran tutupan hutannya yang masih
memiliki potensi cukup tinggi
6) Tingginya potensi keanekaragaman hayati
Kesatuan pengelolaan hutan produksi (KPHP) Model Gunung Mas Unit XVI
memiliki sumber daya alam hayati dan ekosistem yang tinggi. Laporan-laporan
ilmiah mengindikasikan kemungkinan adanya species langka bila penelitian
dilakukan secara intensif. Potensi ini dapat dimanfaatkan secara optimal untuk
memperkuat pengelolaan kawasan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI,
memberdayakan masyarakat sekitar kawasan dan mengembangkan ekonomi
wilayah.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI -------------------------------------------------------------------- IV. ANALISIS DAN PROYEKSI
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ IV-5
7) Daerah tangkapan air (Catchment area) DAS Kahayan
KPHP Model Gunung Mas Unit XVI merupakan daerah hulu dari anak-anak sungai
DAS Kahayan. Kawasan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI memiliki beberapa sub
DAS yang mengalir ke Sungai Kahayan yaitu Sungai Miri, Sungai Hamputung,
Sungai Mahuroi dan Sungai Darajoi yang merupakan sumber mata air bagi sungai
Kahayan tersebut. Oleh karena itu sangat penting posisinya dalam wilayah kelola
tata air. Kerusakan pada wilayah KPHP Model Gunung Mas Unit XVI akan secara
langsung membawa dampak negatif terhadap kualitas lingkungan hidup di
Kabupaten Hilir sungai Kahayan. Kebutuhan akan air masih dapat dipenuhi oleh
keberadaan sungai di kawasan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI yang debit
airnya selalu tersedia sepanjang tahun.
b) Kelemahan (Weakness)
1) SDM belum memadai
Sumber daya manusia merupakan salah satu penentu keberhasilan
operasionalisasi KPHp Model Gunung Mas Unit XVI. Jumlah personil KPHP Model
Gunung Mas Unit XVI saat ini hanya ada Tenaga Fungsional Polisi Kehutanan (2
orang), Tenaga Bakti Rimbawan (12 orang), Tenaga Penyuluh dan Pendendali
Kebakaran Hutan (10 orang) dan Tenaga Pengamanan Hutan (4 orang).
Berdasarkan jumlah personil, kebutuhan tenaga pengelola KPHP Model Gunung
Mas Unit XVI masih sangat kurang sejalan dengan makin dinamisnya
pembangunan dan pengelolaan hutan di Kabupaten Gunung Mas.
2) Kurangnya sosialisasi KPHP
Sosialisasi KPHP Model Gunung Mas Unit XVI adalah unsur penting untuk
mendapatkan pengakuan dari pemangku kepentingan terhadap keberadaan
KPHP Model Gunung Mas Unit XVI. Kurangnya sosialisasi KPHP Model Gunung
Mas Unit XVI kepada pemangku kepentingan menyebabkan lemahnya
pemahaman para pihak terhadap arti pentingnya KPHP Model Gunung Mas Unit
XVI. Lemahnya pemahaman disebabkan karena lemahnya strategi komunikasi
yang dibangun oleh pihak pemerintah daerah. Hal ini bisa menimbulkan
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI -------------------------------------------------------------------- IV. ANALISIS DAN PROYEKSI
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ IV-6
perbedaan persepsi antara masyarakat dan pengelola KPHP Model Gunung Mas
Unit XVI. Akibat lebih jauhnya adalah lemahnya keterpaduan program antar
pemangku kepentingan dengan misi dan visi yang dibangun oleh KPHP Model
Gunung Mas Unit XVI.
3) Pendanaan belum optimal
Saat ini operasional KPHP Model Gunung Mas Unit XVI masih bergantung kepada
anggaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia dan
APBD Kabupaten Gunung Mas melalui DPA-SKPD Dinas Kehutanan Kabupaten
Gunung Mas. Masih belum terdapat lembaga donor yang yang membiayai
operasional KPHP Model Gunung Mas Unit XVI, sehingga pelaksanaan
pengelolaan kawasan belum maksimal dan menyeluruh baik pada kawasan
maupun pada kegiatan di sekitar kawasan termasuk pemberdayaan masyarakat.
4) Data potensi kawasan belum lengkap dan detail
Data dan informasi tumbuhan dan satwa liar sebagai jenis unggulan, species
kunci, species baru masih sangat minim. Kegiatan inventarisasi keragaman hayati
pada umumnya dilakukan hanya di bagian terluar kawasan KPHP Model Gunung
Mas Unit XVI atau dan belum mengidentifikasi seluruh kawasan KPHP Model
Gunung Mas Unit XVI, padahal beberapa kawasan di wilayah KPHP Model
Gunung Mas Unit XVI masih memilki potensi yang tinggi. Potensi lain yang belum
teridentifikasi secara detail adalah potensi kayu yang bernilai ekonomis tinggi.
Dengan demikian belum tersedia peta potensi kayu dan peta potensi keragaman
hayati yang mewakili kawasan secara keseluruhan. Ketidaktersediaan data
tersebut mengakibatkan pemanfaatan kayu dan non kayu belum optimal.
5) Penataan batas kawasan belum dilaksanakan
Berdasarkan hasil penelusuran dan analisis peta bahwa kawasan KPHP Model
Gunung Mas Unit XVI belum di tata batas luar seluruhnya, panjang trayek batas
tersebut mencapai ± 375 km.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI -------------------------------------------------------------------- IV. ANALISIS DAN PROYEKSI
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ IV-7
6) Sarana dan prasarana belum memadai
Dalam mendukung pengelolaan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI sangat
dibutuhkan sarana dan prasarana yang dapat menunjang pelaksanaan kegiatan
baik berupa Jalan setapak (trail) untuk kepentingan patroli maupun wisata,
bangunan/gedung, sarana transportasi, sarana penelitian dan pengunjung, alat
komunikasi serta sarana dan prasarana lainnya. Jika dibandingkan dengan luas
kawasan maka sarana dan prasarana dalam pengelolaan masih sangat terbatas.
Saat ini untuk operasional di lapangan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI baru
memiliki 1 unit kendaraan roda 4 dan 5 Unit kendaraan roda 2 (trail).
c) Peluang (Opportunity)
1) Adanya Kebijakan pengelolaan hutan berbasis KPH
Dengan adanya kebijakan pengelolaan hutan berbasis KPH, maka mendoorng
program pembangunan KPH untuk terus ditingkatkan sehingga mendukung
pengelolaan hutan ditingkat tapak dengan harapan masyarakat ikut
berpartisipasi dalam mengelola hutan secara lestari.
2) Adanya pengembangan jasa lingkungan didukung dengan kebijakan
pemerintah
Peluang yang dapat dikembangkan adalah Wisata Alam di kawasan KPHP Model
Gunung Mas Unit XVI. Wisata Alam di kawasan KPH diharapkan mampu
memberikan kontribusi pada pemanfaatan dan konservasi kawasan maupun
peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan. Kawasan sebagai
daerah tangkapan air, banyaknya sungai-sungai dan beberapa air terjun yang
mengalir dari hulu kawasan KPH, membuat suatu daya tarik tersendiri. Di
samping itu potensi air terjun dapat dikembangkan untuk PLTA maupun PLTMH
juga dapat dimanfaatkan di samping untuk menunjang pariwisata, dapat dikemas
menjadi air mineral yang siap dikonsumsi.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI -------------------------------------------------------------------- IV. ANALISIS DAN PROYEKSI
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ IV-8
3) Adanya dukungan para pihak (Pemerintah Pusat, Provinsi, Kab, LSM dan
Masyarakat)
Pemerintah baik pusat maupun daerah (propinsi/kabupaten) mendukung
keberadaan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI. Pemerintah Kabupaten Gunung
Mas sangat diuntungkan dengan adanya KPH, sehingga pemerintah daerah
sangat mendukung keberadaan KPH yang berada pada wilayah administratifnya.
Demikian pula dengan lembaga-lembaga non pemerintah baik dari dalam
maupun luar negeri, menaruh perhatian khusus pada upaya-upaya pemanfaatan
dan konservasi seperti KPHP Model Gunung Mas Unit XVI.
4) Berkembangnya bentuk-bentuk kerjasama dengan pihak lain dalam rangka
kemandirian KPH
Pengelolaan kawasan bisa dilakukan bersama dengan melibatkan pihak luar.
Oleh karena itu pengembangan kerjasama atau kolaborasi pengelolaan kawasan
perlu dipertimbangkan. Pemerintah pusat melalui Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan dan pemerintah daerah bisa mengatur kebijakan dalam hal
kerjasama dan kolaborasi pengelolaan kawasan KPH sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku. Untuk hal ini diperlukan serangkaian upaya-upaya
promosi kepada pihak luar, di samping kajian untuk mengidentifikasi investor
potensial untuk bermitra dalam pengelolaan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI.
5) Adanya permohonan Pengelolaan Hutan Desa (HD)
Terdapat 2 (dua) desa yaitu Desa Rangan Hiran dan Desa Harowu akan
mengajukan Hak Pengelolaan Hutan Desa (HPHD) yang rencana pengelolaan
kedua desa tersebut berada pada Hutan Lindung Bukit Karung, hal ini akan
membantu KPHP Model Gunung Mas Unit XVI dalam pengelolaan hutan lindung
tersebut.
6) Adanya program peningkatan kapasitas SDM KPH
Berbagai bentuk peningkatan kualitas bagi tenaga pengelola KPH seperti
pelatihan peningkatan ketrampilan pengelolaan KPH dan peluang melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi melalui beasiswa dan sponsor serta
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI -------------------------------------------------------------------- IV. ANALISIS DAN PROYEKSI
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ IV-9
berbagai bentuk program edukasi telah diprogramkan oleh Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Pusat dan Balai Diklat Kehutanan.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) akan berdampak pada kualitas
pengelolaan, artinya untuk mengatasi jumlah tenaga pengelola yang masih
kurang dan belum sebanding dengan konflik dan luas kawasan kelolanya, maka
ditempuh dengan peningkatan kualitasnya. Adanya program peningkatan
kapasitas staf yang ditawarkan oleh lembaga di luar KPH merupakan peluang-
peluang yang harus dimanfaatkan.
d) Ancaman (Threat)
1) Kegiatan illegal logging
Aktivitas pencurian kayu masih sering ditemukan di wilayah KPHP Model Gunung
Mas Unit XVI., kayu hasil curian ini umumnya diangkut melalui jalan darat
menuju Kota Kuala Kurun. Dampak dari aktivitas illegal logging ini telah
menimbulkan kerusakan lingkungan dan air sungai yang dulunya jernih sebagai
sumber air minum, namun sekarang sudah berubah menjadi keruh bahkan akibat
dari aktivitas illegal logging ini juga telah menyebabkan banjir di beberapa lokasi
akibat meluapnya Sungai Kahayan.
2) Penguasaan lahan dengan kegiatan perladangan
Berdasarkan hasil analisis peta, di dalam kawasan KPHP Model Gunung Mas Unit
XVI terdapat desa dan pemukiman, sehingga masyarakat yang sebagian besar
mata pencahariannya sebagai petani tentu membutuhkan lahan untuk
pertanian/ladang untuk bercocok tanam dan ini sudah berlangsung sejak nenek
moyang mereka sebagai peladang berpindah. Terhadap aktivitas ini telah
dilaksanakan penyuluhan dari KPHP Model Gunung Mas Unit XVI, namun belum
mampu mengatasi masalah dengan tuntas. Penguasaan lahan (okupasi) lahan
untuk areal perladangan ini terkait dengan peningkatan kebutuhan pangan dan
perekonomian masyarakat setempat. Kegiatan ini merupakan salah satu
ancaman terhadap kelestarian kawasan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI -------------------------------------------------------------------- IV. ANALISIS DAN PROYEKSI
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ IV-10
3) Rendahnya pendidikan dan taraf hidup masyarakat di sekitar kawasan
Sarana pendidikan masyarakat lokal di sekitar KPHP Model Gunung Mas Unit XVI,
umumnya hanya ada pada tingkat Sekolah Dasar (SD) saja dan ini pun tidak
terdapat di setiap desa. Untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya
masyarakat harus keluar dari kampung/desa dan biasanya hanya terdapat di
ibukota kecamatan. Hal ini cukup sulit untuk dilaksanakan terkait dengan biaya
pendidikan yang cukup tinggi bagi masyarakat setempat. Rendahnya taraf
pendidikan juga ikut menyumbang dan sangat berpengaruh kepada pemahaman
dan persepsi masyarakat terhadap KPH, di samping kurangnya penyuluhan untuk
masyarakat. Rendahnya tingkat pendidikan berkolerasi kepada taraf hidup
masyarakat sekitar kawasan, sehingga dapat menjadi ancaman terhadap
kelestarian dan upaya-upaya pelestarian KPH. Taraf hidup dan tingkat
pendapatan rendah berakibat pada tingkat ketergantungan dan ancaman
terhadap hutan menjadi tinggi.
4) Masih berlangsungnya perburuan satwa liar
Potensi satwa liar yang ada di dalam kawasan sering menjadi daya tarik pihak
luar untuk melakukan perburuan. Terdapat kasus perburuan beberapa jenis
burung yang biasa diperdagangkan secara diam-diam di daerah sekitar KPHP
Model Gunung Mas Unit XVI yaitu burung Enggang (Tanjaku) dan Burung Merak
Kerdil (Haruei). Kegiatan perburuan ini dilakukan secara hati-hati sekali sehingga
tidak diketahui oleh pihak yang berwenang, sementara untuk masyarakat sekitar
sendiri jarang melakukan kegiatan tersebut
5) Masih adanya pembukaan lahan dengan cara membakar atau pembakaranlahan
Kebiasaan bagi masyarakat lokal yang hidup di sekitar kawasan dalam membuka
lahan untuk berladang adalah dengan cara membakar lahannya yang
sebelumnya telah ditebas dan dibiarkan beberapa waktu sampai tebasan itu
kering oleh sinar matahari sehingga mudah termakan api. Potensi kebakaran
hutan yang timbul dari kegiatan ini adalah sangat besar, karena api dapat pula
menjalar sampai ke dalam kawasan. Terjadi juga kebiasaan lain bagi masyarakat
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI -------------------------------------------------------------------- IV. ANALISIS DAN PROYEKSI
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ IV-11
yang memelihara ternak, yakni aktivitas membakar padang ilalang, dimana
setelah dibakar akan tumbuh ilalang muda yang bertujuan untuk mendapatkan
pakan ternak. Tidak jarang akibat dari aktivitas ini dapat menimbulkan kebakaran
menjadi meluas dan terjadi sampai berhari-hari. Walaupun aktivitas seperti ini
terjadi di luar kawasan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI, namun berpotensi
mengancam kelestarian sumber daya alam yang berbatasan langsung dengan
KPHP Model Gunung Mas Unit XVI dan kebakaran semacam ini terjadi hampir
setiap tahun.
Dalam beberapa tahun terakhir, kebakaran hutan menjadi fenomena tahunan di
Indonesia. Kawasan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI seharusnya sudah
memilki satgas kebakaran yang didukung dengan sarana prasarana dan anggaran
pengendalian kebakaran hutan. KPHP Model Gunung Mas Unit XVI juga belum
memiliki peta secara detail tentang kerawanan kebakaran kawasan.
6) Interaksi masyarakat yang masih rendah dengan CSO dalam kontekspengelolaan hutan dan lahan
Terbatasnya Civil Society Organization (CSO) yang mempunyai basis pengelolaan
hutan dan lahan yang ada di KPHP Model Murung Raya Unit II serta terbatasnya
pengetahuan masyarakat tentang hal tersebut, ini menyebabkan interaksi
masyarakat dengan CSO tersebut menjadi sangat rendah sehingga pengetahuan
masyarakat tentang pengelolaan hutan dan lahan menjadi terbatas.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- IV. ANALISIS DAN PROYEKSI
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- IV-12
Tabel IV.2. Strategi Kombinasi Strength (Kekuatan) dan Opportunity (Peluang) Dalam Analisis SWOT
1. AdanyaKebijakanpengelolaanhutan berbasisKPH
2. AdanyapartisipasimasyarakatdalammendukungkeberadaanKPH
3. Adanyapengembang-an jasalingkungandidukungdengankebijakanpemerintah
4. Adanyadukunganpara pihak(PemerintahPusat,Provinsi, Kab,LSM danMasyarakat)
5.Berkembangnyabentuk-bentukkerjasamadengan pihaklain dalamrangkakemandirian KPH
6. Adanyapermohon-anPengelolaanHutan Desa(HD)
7. Adanya programpeningkatankapasitas SDMKPH
1. Wilayah kelola KPHyang cukup luas
Dukunganmasyarakatmemperkuatlegitimasikawasan KPHPyang luas
Wilayah kelolayang luasmendorongdiversifikasi usahapemanfaatan jasalingkungan melaluikerjasama denganpara mitra daninvestor
Dukungan parapihak lebihmemudahkanoperasionalkegiatan KPHP
Wilayah kelola yangluaspengembanganmendorongkerjasamapemanfaatan jasalingkungan melaluikerjasama denganpara mitra daninvestor
Wilayah kelolaKPH yang cukupluas dapat segeramendorongterlaksananyapengelolaan HDoleh lembagadesa
Dengan adanyawilayah kelola KPHyang cukup luas perluadanya peningkatanSDM KPH
2. Memiliki strukturorganisasi yangjelas
Dengan adanyastruktur organisasiKPH yang jelas ditingkat tapakdapatmeningkatkankinerjapengelolaan hutanlestari
Adanya strukturyang jelas dapatmendorongpeningkatanpartisipasimasyarakat dalampengelolaan KPHP
Adanya strukturyang jelas dapatmeningkatkanpengembang jasalingkungan
Pemantapanstrukturorganisasi KPHPdalam upayameningkatkandukungan parapihak
Dengan adanyastruktur organisasiyang jelas dapatmendorongpeningkatan programkapasitas SDM KPH
Kekuataan(strengths)
Opportunity(Peluang)
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- IV. ANALISIS DAN PROYEKSI
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- IV-13
3. Mempunyailegalitas hukumkawasan dankelembagaan.
Menjaga statushukumkelembagaan dankawasan denganmenigkatkanpartisipasimasyarakat dalammendukungkeberadaan KPHPGunung Mas UnitXVI
Memantapkanstatus hukumkelembagaan dankawasan denganmeningkatkandukungan parapihak
Memantapkanstatus hukumkelembagaandan kawasandapat menjaminpengelolaanHutan DesaPengelola HDdapat menggalipotensi jasalingkungan danwisata alam diwilayah kelolanya
4. Adanya potensijasa lingkungan.
Adanya jasalingkunganmendorongpartisipasi masyarakat dalammengelola potensijasa lingkungan
Adanya potensijasa lingkunganmendorongpengembanganjasa lingkunganKPHP Gunung MasUnit XVI
potensi jasalingkungan dapatdikembangkandengan adanyadukungan dariberbagai pihak(LSM)
Adanya potensi jasalingkungan dapatmendorongkerjasama dalambentuk kemitraandalam mengelolapotensi jasalingkungan
Pengelola HDdapat menggalipotensi jasalingkungan danwisata alam diwilayah kelolanya
5. Memiliki potensihasil hutan kayu
kebijakanpengelolaanhutan berbasisKPHmendukungpengelolaansumberdayaalam
Adanya potensiSDA yang besarmendorongmasyarakat untukberpartisipasidalam pengelolaanKPHP
Potensi sumberdaya alam yangbesarmembutuhkandukungan daridaerah, propinsidan pusat
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- IV. ANALISIS DAN PROYEKSI
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- IV-14
6. Tingginya potensikeanekaragamanhayati
Menjagakelestarian potensikeanekaragamanhayati yang tinggidengan partisipasimasyarakat dalammendukungkeberadaan KPHP
Mejaga kelestarianpotensikeanekaragamanhayati yang tinggimelalui kerjasamadalampemanfaatan jasalingkungan
Pengelola HDdapat menjagakelestariankeanekaragamanhayati yangberada di wilayahkelolanya
7. Daerah tangkapanair (Catchmentarea) dari DASKahayan
Menjaga fungsidaerah tangkapanair denganmeningkatkanpartisipasimasyarakat
Menjaga fungsitangkapan airmelaluipengembanganpotensi jasalingkungan air
Menjaga fungsitangkapan airdenganmembangunbentuk-bentukkerjasama parapihak dalampemanfaatanjasa lingkungan
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- IV. ANALISIS DAN PROYEKSI
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- IV-15
Tabel IV.3. Strategi Kombinasi Opportunity (Peluang) dan Weakness (Kelemahan) dalam Analisis SWOT1. Adanya
KebijakanPengelolaanhutan berbasis
KPH
2. AdanyapartisipasimasyarakatdalammendukungkeberadaanKPH
3. Adanyapengembanganjasa lingkungandidukungdengankebijakanpemerintah
4. Adanyadukunganpara pihak(PemerintahPusat,Provinsi, Kab,LSM danMasyarakat)
5. Berkembangnyabentuk-bentukkerjasamadengan pihaklain dalamrangkakemandirianKPH
6. AdanyapermohonanPengelolaanHutan Desa(HD)
7. Adanya programpeningkatankapasitas SDMKPH
1. SDM belummemadai
Kebijakanpengelolaan hutanberbasis KPHmendukungpengelolaanhutan di tingkattapakmemungkinanbantuanpengelolaan hutanberbasis KPHmembantumeningkatkankapasitas LSM
Partisipasimasyarakat akanmenutupikelemahankekurangan SDM
Pengelola KPHPdapatbekerjasamadengan pihak lainuntukmeningkatkankapasitas SDMKPHP
2. Kurangnyasosialisasi KPHP
Pengembanganjasa lingkunganakan mendorongtersosialisasinyaKPHP
Dukungan parapihak secara tidaklangsung dapatmensosialisasikankeberadaan KPHP
Opportunity(Peluang)
Weakness(Kelemahan)
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- IV. ANALISIS DAN PROYEKSI
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- IV-16
3. Pendanaan belummencukupi
Adanya partisipasimasyarakat dapatmeningkatkankoordinasi denganpihak lain
Menggalangkerjasama denganlembaga-lembagaDonormemfokuskanuntukmengembangkanprogrampemberdayaanmasyarakat dankelestarianlingkungan untukmendukungpendanaanKPHP ModelGunung Mas UnitXVI
Berkembangnyabentuk kerjasamadapat mendorongkoordinasi denganpara pihak
4. Data potensikawasan belumlengkap dan detail
Menggalangpartisipasimasyarakat dalammendukungpengumpulan datapotensi kawasan
Menggalangkerjasamadengan BPHPPalangka Rayaatau lembaga lainuntuk menggalipotensi yangdimiliki olehKPHP ModelGunung Mas UnitXVI
Menggalangkerjasama denganlembaga risetseperti Universitasuntuk menggalipotensi yangdimiliki oleh KPHPModel Gunung MasUnit XVI
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- IV. ANALISIS DAN PROYEKSI
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- IV-17
5. Penataan bataskawasan belumdilaksanakan
Menggalangpartisipasimasyarakat dalampenyelesaianbatas kawasan
Meningkatkankoordinasidengan parapihak,terutama denganpihak BPKHWilayah XXIPalangkarayadalampenyelesianpenataan bataskawasan
6. Sarana danprasarana belummemadai
Adanya kebijakanpengelolaan hutanberbasis KPHdapat dimanfatkanuntukmenghimpun danauntuk membangunsapras
Meningkatkandukungan parapihak dalampengadaan danpeningkatansarana danprasarana
7. Kewenanganpengelola masihterbatas
Adanya partisipasimasyarkat akanmeningkatkanbergaining dalammeningkatkankapasitaskewenanganpengelolaan KPHP
Meningkatkankoordinasidengan parapihak terutamapemerintah pusatdalam perluasankewenangan
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- IV. ANALISIS DAN PROYEKSI
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- IV-18
Tabel IV.4. Strategi Kombinasi Threats (Ancaman) dan Weakness (Kelemahan) dalam Analisis SWOT1. Kegiatan illegal
logging2. Penguasaan lahan
dengan kegiatanperladangan
3. Rendahnyapendidikan dantaraf hidupmasyarakat disekitar kawasan
4. Masihberlangsungnyaperburuansatwa liar
5. Masih adanyapembukaan lahandengan caramembakar ataupembakaran lahan
6. Interaksimasyarakat yangmasih rendahdengan CSOdalam kontekspengelolaanhutan dan lahan
1. SDM belummemadai
Peningkatan kapasitasSDM KPHP dapatmencegah Kegiatanillegal logging di KPHP
Peningkatan kapasitasSDM KPHP dapatmeningkatkan tarafhidup masyarakat diKPHP
Peningkatankapasitas SDM dapatmencegah Kegiatanillegal hunting diKPHP
Peningkatan kapasitasSDM dapat mencegahKegiatan pembakaranlahan di KPHP
Peningkatan kapasitasSDM dapat mencegahkonflik pengelolaan diKPHP
2. Kurangnyasosialisasi KPHP
Kegiatan sosialisasipengelolaan KPHPdapat mencegahkegiatan illegal logging
Kegiatan sosialisasipengelolaan KPHPdapat mencegahkegiatanpenyerobotan lahan
Kegiatan sosialisasipengelolaan KPHPdapat mencegahkegiatan illegalhunting
Kegiatan sosialisasipengelolaan KPHP dapatmencegah kegiatanpembakaran lahan
Kegiatan sosialisasipengelolaan KPHLdapat mencegahkonflik
3. Pendanaanbelummencukupi
Pendanaan yangmemadai untukmengatasikegiatan illegallogging
Pendanaan yangmemadai untukmengatasi seluruhancaman yangdihadapi
Pendanaan yangmemadai untukmemberipemahamankepadamasyarakatdisekitar kawasan
Pendanaan yangmemadai untukmengatasi seluruhancaman yangdihadapi
Pendanaan yangmemadai untukmeminimalisirkegiatanpembakaranhutan
4. Data potensikawasan belumlengkap dandetail
Penguatan datapotensi kawasan untukmenunjang kegiatanpenanganan berbagaiancaman yangdihadapi
Penguatan datapotensi kawasanyang telah diokupasi olehmasyarakat
Penguatan datapemetaan tingkatpendidikan dansosek masyarakatdisekitar dandidalam kawasanKPHP
Penguatan datapotensi kawasanuntuk menunjangkegiatan penangananberbagai ancamanyang dihadapi
Penguatan datapeta kerawanankebakaran hutan
Threats(Ancaman)
Weaknes(Kelemahan)
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- IV. ANALISIS DAN PROYEKSI
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- IV-19
5. Penataan bataskawasan belumdilaksanakan
Penyelesaianpenataan bataskawasan untukmemberikankepastian hukumyang jelas dalammenanganisegala ancaman
Penyelesaianpenataan bataskawasan untukmemberikankepastian hukumyang jelas dalammenangani segalaancaman
Penyelesaianpenataan bataskawasan untukmemberikankepastian hukumyang jelas dalammenangani segalaancaman
Penyelesaianpenataan bataskawasan untukmemberikankepastian hukumyang jelas dalammenanganisegala ancaman
Penyelesaianpenataan bataskawasan untukmemberikankepastian hukum yangjelas dalammenangani segalaancaman
6. Sarana danprasaranabelum memadai
Penyediaansarana danprasarana yangmemadai untukmengatasiancaman yangdihadapi
Penyediaan saranadan prasarana yangmemadai dalammengatasi ancamanyang dihadapi
Penyediaansarana danprasarana yangmemadai untukmengatasiancaman yangdihadapi
Penyediaan saranadan prasarana yangmemadai dalammengatasi ancamanyang dihadapi
Penyediaan sarana danprasarana yang memadaidalam mengatasi ancamanyang dihadapi
Penyediaan saranadan prasarana yangmemadai dalammengatasi ancamanyang dihadapi
7. Kewenanganpengelola masihterbatas
Penguatankoordinasidi dalampenyelesaian masalahillegal logging,penyerobotan lahan,dan batas denganlahan masyarakat
Penguatankoordinasi dalampenyelesaianmasalah okupasilahan
Penguatankoordinasi dalampenyelesaianmasalahpembakaranlahan
Pelimpahankewenanganpengelolaan sampaike tingkat tapak dapatdapat meredamkonflik pengelolaan
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- IV. ANALISIS DAN PROYEKSI
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- IV-20
Tabel IV.5. Strategi Kombinasi Threats (Ancaman) dan Strength (Kekuatan) dalam Analisis SWOT1. Kegiatan illegal
logging2. Penguasaan
lahan dengankegiatanperladangan
3. Rendahnyapendidikan dantaraf hidupmasyarakat disekitar kawasan
4. Masihberlangsungnyaperburuan satwaliar
5. Masih adanyapembukaan lahandengan caramembakar ataupembakaran lahan
6. Interaksimasyarakat yangmasih rendahdengan CSOdalam kontekspengelolaanhutan dan lahan
1. Wilayah kelolaKPH yang cukupluas
Wilayah kelola yangluas mendorongpemanfaatan kayusesuai blok dan petakpemanfaatan sesuaidengan potensi kayuuntuk meminimalisirillegal logging
2. Memiliki strukturorganisasi yangjelas
Meminimalisirkegiatan illegallogging denganstrukturorganisasi yangjelas
Meminimalisirkegiatan okupasilahan untuk kegiatanperladangan denganstruktur organisasiyang jelas
Peningkatanpemahaman danpengetahuanmasyarakattentang KPHPModel Gunung Mas UnitXVI
Memberantaskegiatan perburuansatwa liar untukkegiatan perladangandengan strukturorganisasi yang jelas
Memberikanpemahamankepadamasyarakat agarmelakukanpembakaransecara terkendali
Memfasilitasiagar interaksimasyarakatdengan CSOpengelolaanhutan dan lahanlebih maksimal
3. Mempunyailegalitas hukumkawasan dankelembagaan.
Pemberantasankegiatan illegallogging melaluipenegakanhokum
Pemberantasankegiatan okupasilahan olehmasyarakat melaluipenegakan hukum
Memberikanpengetahuankepadamasyarakattentang statushukum kawasanKPHP ModelGunung Mas Unit XVI
Penegakan hukumuntuk memberantasperburuan satwa liar
Memberikansanksi yangtegas terhadappelakupembakaranhutan di kawasanKPHP Model Gunung MasUnit XVI
Threats(Ancaman)
Strength(Kekuatan)
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- IV. ANALISIS DAN PROYEKSI
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- IV-21
4. Adanya potensijasa lingkungan.
Meningkatkantaraf hidupmasyarakat sekitarmelalui kegiatanpemanfaatan jasalingkungan danwisata alam
Mengurangi kegiatanperburuan satwa liardengan melibatkanmasyarakat didalamkegiatanpemanfaatan jasalingkungan
5. Memiliki potensihasil hutan kayu
Mengelola potensihasil hutan kayuuntuk meningkatkantaraf hidup dantingkat pendidikanmasyarakat sekitarkawasan
6. Berfungsi sebagaipenyanggakehidupan danpenyeimbangekosistem
Meningkatkanpengetahuan danpemahamanmasyarakat sekitaruntuk mengurangitekanan terhadapkawasan dalammeningkatkanfungsi KPHPpenyanggakehidupan/penyeimbangekosistem
Mencegah danmenanggulangipembakaranlahan untukberladang(didalam/ sekitarkawasan)sehingga fungsikawasan tetapterjaga
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- IV. ANALISIS DAN PROYEKSI
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- IV-22
7. Daerahtangkapan air(Catchment area)dari DAS Kahayan
Meningkatkantaraf hidup,pengetahuan danpemahamanmasyarakat sekitaruntuk menjagafungsi kawasansebagai daerahtangkapan air
Mencegah danmenanggulangipembakaran lahan untukberladang (di dalam/sekitar kawasan) sehinggafungsi kawasan sebagaidaerah tangkapan airtetap terjaga
Sumber : Hasil Analisis SWOT KPHP Gunung Mas Unit XVI, 2016
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ---------------------------------------------------------------- IV. ANALISIS DAN PROYEKSI
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------- IV-23
B. Proyeksi
Kondisi ideal wilayah KPHP Model Gunung Mas Unit XVI yang akan diproyeksikan
kedepan lebih ditekankan kepada peluang yang akan muncul/dihadapi di masa
mendatang. Selanjutnya, berdasarkan proyeksi tersebut maka disusunlah
kerangka kegiatan dan arah kegiatan dari rencana pengelolaan KPHP. Adapun
penjabaran proyeksi KPHP Model Gunung Mas Unit XVI sebagai berikut :
1. Terlaksananya perencanaan kehutanan yang memperhatikan keberlanjutan
sumber daya alam,
2. Tertatanya blok dan petak yang pengelolaannya dilakukan secara
partisipatif, kolaboratif dan berkelanjutan,
3. Terlaksananya upaya-upaya resolusi konflik tenurial di wilayah KPHP
Model Gunung Mas Unit XVI yang penanganannya dilakukan berdasarkan
skala prioritas dari kompleksitas masalah,
4. Terbentuknya kelembagaan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI yang kuat
dengan perangkat dan mekanisme kerja yang mantap,
5. Terehabilitasinya lahan kritis di wilayah KPHP Model Gunung Mas Unit XVI,
6. Terjadinya peningkatan kinerja pengelolaan DAS,
7. Turunnya gangguan terhadap keamanan hutan dan kebakaran hutan,
8. Terjadinya peningkatan pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam
melakukan upaya-upaya konservasi ekosistem.
9. Terbangunnya berbagai skema kerjasama antara KPHP Model Gunung Mas
Unit XVI dan masyarakat serta pemegang ijin pengelolaan dalam mengelola
kawasan hutan,
10. Terjadinya peningkatan kesadaran masyarakat yang diindikasikan oleh
meningkatnya jumlah kelompok binaan pengelola kawasan hutan dan
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan,
11. Terjadinya peningkatan pendapatan masyarakat sekitar wilayah KPHP Model
Gunung Mas Unit XVI dalam kolaborasi pengelolaan sumberdaya hutan
yang optimal dan berkelanjutan.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ---------------------------------------------------------------- IV. ANALISIS DAN PROYEKSI
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------- IV-24
12. Terbangunnya core business Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (HHK),
Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), pengembangan jasa
lingkungan dan penyedia sarana serta jasa wisata di lokasi blok pemanfaatan
di wilayah tertentu.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI --------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------- V-1
V. RENCANA KEGIATAN
Sesuai dengan filosofi KPH, pembentukan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI
diharapkan dapat mendukung pengelolaan sumberdaya hutan secara lestari dan
menyejahterakan.Artinya, kehadiran KPHP Model Gunung Mas Unit XVI dapat
memberikan manfaat bagi masyarakat dan lebih peduli terhadap pengelolaan
sumberdaya alam secara berkelanjutan. Di dalam Peraturan Pemerintah No. 6
Tahun 2007 jo. Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2008 tentang Tata Hutan,
Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan dan Pemanfaatan Hutan ditegaskan
bahwa salah satu kegiatan terpenting dalam pengurusan hutan adalah
Perencanaan Kehutanan. Kaitannya dengan eksistensi KPH, maka perencanaan
kehutanan yang dimaksud adalah perencanaan pengelolaan KPHP.
Rencana pengelolaan dilakukan terhadap lokasi KPHP Model Gunung Mas Unit
XVI dengan luas areal ± 294.735 Ha, disusun dalam bentuk Rencana Pengelolaan
Hutan Jangka Panjang (RPH-JP) berjangka waktu 10 (sepuluh) tahun. Rencana
pengelolaan ini sekaligus menjadi panduan Kepala KPH dalam membuat kegiatan
di dalam maupun di luar kawasan KPH.
A. Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola serta Penataan Hutannya
Pelaksanaan inventarisasi pada wilayah KPHP Model Gunung Mas Unit XVI
dilakukan dengan dua pendekatan yang didasarkan pada keberadaan izin
Pemanfaatan. 1) Pada areal yang sudah ada Izin Pemanfaatannya (IUPHHK-
HA/HT), inventarisasi dilakukan dengan kompilasi data Hasil Inventarisasi Hutan
Menyeluruh Berkala (IHMB) yang telah dilakukan oleh pemegang izin
pemanfaatan, sedangkan 2) pada kawasan yang belum dibebani izin pemanfatan
dilakukan survei lapangan secara langsung.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI --------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------- V-2
Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi :
1. Inventarisasi Hasil Hutan Kayu
2. Inventarisasi Hasil Hutan Bukan Kayu
3. Inventarisasi Potensi Jasa Lingkungan
4. Inventarisasi Sosial Budaya dan Ekonomi Masyarakat
Pelaksanaan tata batas fungsi kawasan hutan menjadi sangat penting ketika
intensitas penggunaan kawasan hutan sudah tinggi. Terlebih dengan adanya
desakan/tekanan masyarakat akan lahan terus semakin tinggi, kepastian hukum
tentang lahan menjadi sangat penting. Sumber daya hutan dan ekosistemnya
yang bersifat dinamik dan pengelolaan hutan juga berkembang sesuai dengan
perkembangan hukum dan paradigma pembangunan kehutanan, maka landasan
hukum dan atau penentuan tata batas dengan seharusnya menjadi dasar
kegiatan pengelolaan.
Penataan batas blok akan diprioritaskan pada wilayah tertentu yang akan
dikelola secara intensif dan berbatasan langsung dengan kepentingan pihak lain.
Beberapa bentuk kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Penataan Batas Blok KPHP Model Gunung Mas Unit XVI;
b) Sosialisasi Batas Blok terutama yang bersinggungan dengan masyarakat atau
pihak lain;
c) Pemeliharaan Pal Batas Blok setiap tahun;
d) Rekonstruksi Batas Blok KPH 5 tahun sekali.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- V-3
Tabel V.1. Inventarisasi Berkala dan Penataan Hutan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI
No. Kegiatan Lokasi Rencana TargetVolume Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
1 InventarisasiPotensiKayu
Wilayah Tertentu(HPT/HP BlokPemanfaatan,Jasling, HHBK )
5.521,57 Ha - 5.521,57Ha - - - - - - - -
2
3
InventarisasiPotensiHasil HutanBukan Kayu
InventarisasiPotensi JasaLingkungan
a. HL BlokPemanfaatan 42.289,86 Ha -
42.289,86Ha - - - - - - - -
b. HPT BlokPemanfaatanHHK-HA
163.102,71 Ha - 81.551,36Ha
- - - - 81.551,36 Ha
- - -
c. HPT BlokPemanfaatan,Jasling, HHBK
4.776,88 Ha - - 4.776,88Ha
- - - - - - -
d. HP BlokPemanfaatan,Jasling, HHBK
744,69 Ha - - 744,69Ha - - - - - - -
4 InventarisasiSosialBudaya danEkonomiMasyarakat
Di dalam dansekitar kawasanKPHP 29 Desa - 6 Desa 6 Desa 6 Desa 6 Desa 5 Desa - - - -
5. Tata BatasLuar
Seluruh Areal KPHP 375 Km - 75 Km 75 Km 75 Km 75 Km 75 Km - - - -
6. PenataanBlok(Wilayahtertentu)
a. HL BlokPemanfaatan
b. HPT BlokPemanfaatan,Jasling, HHBK
c. HP BlokPemanfaatan,Jasling, HHBK
75
39
19
Km
Km
Km
-
-
-
-
39 Km
19 Km
75 Km
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-Sumber: KPHP Gunung Mas Unit XVI, 2016
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI --------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ----------------------------------------------------------- V-4
B. Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu
Pembangunan KPHP di wilayah tertentu setidaknya memiliki spesifikasi atau
kekhasan tersendiri sebagai keunggulan komparatif untuk pengembangan usaha
sektor kehutanan guna meraih pangsa pasar hasil hutan yang diproduksi.
Perumusan model atau pola pengembangan usaha kehutanan akan dilakukan
dalam perencanaan pada setiap blok/petak pada wilayah pengelolaan dalam
bentuk wilayah tertentu.
Luas Wilayah tertentu pada Wilayah KPHP Model Gunung Mas Unit XVI seluas
47.811,44 Ha terdiri dari Hutan Lindung (HL) seluas 42.289,86 Ha, Hutan
Produksi Terbatas (HPT) seluas 4.776,88 Ha dan Hutan Produksi (HP) seluas
744,70 Ha, terbagi dalam beberapa Kelompok hutan yang terpisah dengan
kondisi yang berbeda-beda. Baik kondisi biofisik maupun kondisi sosialnya dan
akses pengelolaan.
Pemanfaatan kawasan hutan pada wilayah tertentu oleh Pengelola KPHP Model
Gunung Mas Unit XVI dilakukan secara sendiri (swakelola) maupun kemitraan
dengan pihak ketiga (masyarakat setempat, BUMN, BUMD, BUMS, Koperasi,
UMKM).
Berdasarkan pembagian blok masing-masing wilayah tertentu yang telah
ditetapkan maka bentuk pemanfaatan yang akan dilakukan pada wilayah
tertentu adalah sebagai berikut :
1. Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
Pemanfaatan hasil hutan kayu pada wilayah tertentu KPHP Model Gunung Mas
Unit XVI merupakan hasil hutan kayu yang berasal dari hutan alam maupun dari
hasil penanaman.
Dalam mewujudkan Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu tersebut maka perlu
dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut :
a) Penyusunan rencana kerja tahunan dan rancangan teknis pemanfaatan hasil
hutan kayu;
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI --------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ----------------------------------------------------------- V-5
b) Penyiapan kelembagaan dan kemitraan dengan pihak ketiga (Masyarakat
setempat, BUMN, BUMD, BUMS, Koperasi, UMKM) serta investasi yang akan
menjadi bagian dalam pelaksanaan kegiatan.
c) Penyiapan sarana dan prasarana (Peralatan Operasional) Pelaksanaan
Kegiatan.
d) Melakukan kegiatan penebangan (Produksi Kayu) sesuai dengan Rencana
Kerja Tahunan (RKT) yang telah ditetapkan.
e) Monitoring dan Evaluasi Kegiatan.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG- -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- V-6
Tabel V.2. Rencana Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Wilayah Tertentu KPHP Model Gunung Mas Unit XVI
No Kegiatan Blok Lokasi Luas (Ha) Target WaktuPelaksanaan
1. Menyusun RencanaKerja
a. HPT BlokPemanfaatan,Jasa Lingkungan,HHBK
b. HP BlokPemanfaatan,Jasa Lingkungan,HHBK
a. Kecamatan Tewahb. Kecamatan Miri
Manasa (DesaTumbang Siruk)
c. KecamatanDamang Batu(Desa TumbangAnoi, DesaKariteau Sarian,Desa TumbangMahuroi)
d. Kecamatan MiriManasa (DesaTumbangMasukih, DesaRangan Hiran
a. 1.115,47b. 226,52
c. 1.299,59
d. 162,03
Tersusunnya 9 (Sembilan)dokumen Rencana Kerja
2017-2025
2. Penyiapankelembagaan dankemitraan denganpihak ketiga(Masyarakatsetempat, BUMN,BUMD, BUMS,Koperasi, UMKM)
Terbentuknya 6 (enam)kelembagaan kemitraan
2017, 2021
3. Penyiapan Saranadan Prasarana
Tersedianya Sarana danPrasarana PemanfaatanHHK
2017, 2018,2019, 2020
4. Pemanfaatan HasilHutan Kayu
Terlaksananya KegiatanPemanfaatan Hasil HutanKayu
2017-2025
5. Monitoring danEvaluasi
Terlaksananya Monitoringdan Evaluasi secaraBerkala
2017-2025
Sumber: KPHP Gunung Mas Unit XVI, 2016
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ----------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) -------------------------------------------- V-7
2. Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)
Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) oleh KPHP Model Gunung Mas Unit
XVI pada wilayah tertentu akan dilaksanakan secara swakelola maupun
kemitraan dengan pihak ketiga (Masyarakat setempat, BUMN, BUMD, BUMS,
Koperasi, UMKM). Beberapa kegiatan yang harus dilakukan dalam pemanfaatan
dan pengembangan hasil hutan bukan kayu adalah sebagai berikut :
a) Melakukan Pemetaan Potensi dan Sebaran HHBK pada Wilayah KPHP Model
Gunung Mas Unit XVI;
b) Menyusun Rencana Pemanfaatan dan Pengembangan HHBK;
c) Penyiapan Kelembagaan Pengelola (SDM dan SOP);
d) Penyiapan sarana dan prasarana;
e) Pengembangan jaringan pasar.
Tabel V. 3. Rencana Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) padaWilayah Tertentu KPHP Model Gunung Mas Unit XVI
No. Kegiatan Blok Lokasi Luas (Ha) Target TahunPelaksanaan
1. Pemetaanpotensi dansebaran HHBK
a. HL BlokPemanfaatan
b. HPT/HP BlokPemanfaatan,Jasling, HHBK
Kec.Tewah,kec.KahayanHuluUtara,Kec. MiriManasa,Kec.DamangBatu,
47.811,43
Terlaksananyapemetaanpotensi dansebaran HHBK3 (tiga) kali
2017, 2019,2021
2. MenyusunrencanapemanfaatandanpengembanganHHBK
Tersusunnya 2(dua) dokumenrencanapemanfaatandanpengembanganHHBK
2017, 2021
3. PenyiapanKelembagaanPengelola (SDMdan SOP)
Terbentuknya6 (enam)kelembagaanpengelola
2017, 2021
4. Penyiapansarana danprasarana
Tersedianyasarana danprasarana
2017-2025
5. Pemanfaatan/pemungutanHHBK
Terlaksananyapemanfaatan/pemungutanHHBK
2017 - 2025
6. PengembanganJaringan Pasar
Tersedianyajaringan pasar
2018-2025
Sumber: KPHP Gunung Mas Unit XVI, 2016
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ----------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) -------------------------------------------- V-8
3. Pengembangan Jasa Lingkungan (Wisata Alam)
KPHP Model Gunung Mas Unit XVI merupakan salah satu daerah yang memiliki
keanekaragaman hayati yang tinggi dan sumber daya alam yang berlimpah, yang
berpotensi bagi pengembangan kepariwisataan, khususnya wisata alam.
Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengembangan wisata alam dan
wisata budaya adalah sebagai berikut :
a) Melakukan studi kelayakan/ Feasibility Study (FS) Pengembangan Wisata;
b) Menyusun Master Plan Pengembangan Wisata;
c) Penyiapan Kelembagaan Pengelola (SDM dan SOP);
d) Penyiapan Sarana dan Prasarana;
e) Pengembangan akses pasar.
Tabel V.4. Rencana Pengembangan Jasa Lingkungan (Wisata Alam) padaWilayah Tertentu KPHP Model Gunung Mas Unit XVI
No. Kegiatan Blok Lokasi Luas (Ha) Target TahunPelaksanaan
1. Studi kelayakanpengembanganwisata
HL BlokPemanfaatan
KecamatanDamangBatu
7.072,52
Terlaksananyastudi kelayakanpengembanganwisata 2 lokasi
2017, 2018
2. Menyusunmaster planpengembanganwisata
Tersusunnya 2(dua) dokumenRencana BisnisPengembanganWisata
2018
3. Penyiapankelembagaanpengelola (SDMdan SOP)
Terbentuknya 2(dua) LembagaPengelola
2018
4. Penyiapansarana danprasarana
Tersedianyasarana danprasaraba
2018-2025
5. Pengembanganpasar/promosi
Tersedianyajaringanpasar/promosi
2018-2025
Sumber: KPHP Gunung Mas Unit XVI, 2016
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ----------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) -------------------------------------------- V-9
C. Pemberdayaan Masyarakat
Berbicara tentang pengelolaan hutan secara lestari tentu saja tidak semata mata
membicarakan bagaimana secara lestari produksinya saja. Akan tetapi berbicara
ekosistem secara utuh termasuk salah satu unsur penting di dalamnya adalah
masyarakat yang ada atau tinggal di dalam / di sekitar kawasan hutan tersebut.
Sebagai pengelola kawasan hutan maka melekat pula kewajiban untuk
memberdayakan dan membina masyarakat di dalam / di sekitar kawasan hutan.
Dengan demikian kepentingan masyarakat sekitar kawasan perlu diperhatikan
dan diakomodasi sehingga dapat memberikan manfaat yang positif bagi
keberlangsungan pengelolaan hutan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI secara
aman dan berkelanjutan.
Masyarakat di dalam / di sekitar hutan, berkecenderungan masih miskin yang
tidak punya kemampuan untuk mengakses informasi, teknologi, modal dan pasar
bahkan sarana prasarana seperti jalan dan penerangan (listrik) pun belum ada.
Masyarakatnya masih terbelakang baik pengetahuan, maupun pendidikannya.
Budayanya masih sangat tradisional akan tetapi mempunyai komunitas sosial
yang kental dalam kegotong-royongannya antar masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat oleh KPHP Model Gunung Mas Unit XVI di fokuskan
pada penduduk yang kehidupannya bergantung pada sumberdaya hutan di
dalam kawasan KPHP, agar mereka dapat mengakses informasi, teknologi, modal
dan pasar. Dan sekaligus termasuk dalam progam dan kegiatan pengelolaan
KPHP Model Gunung Mas Unit XVI, sehingga masyarakat ini dapat hidup lebih
maju bisa berserikat secara berlembaga (berkelompok) menjadi Kelompok Tani
Hutan (KTH), hingga dapat berusaha secara mandiri. Kegiatan pemberdayaan
masyarakat merupakan proses atau upaya pemberdayaan dengan meningkatkan
kemampuan dan kemandirian agar masyarakat mampu dan memiliki kekuatan
dalam memecahkan masalahnya sendiri.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ----------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) -------------------------------------------- V-10
Saat ini sudah banyak skema-skema pengelolaan hutan yang dapat melibatkan
masyarakat secara langsung sebagai subyek pengelola hutan di wilayahnya,
seperti Hutan Kemasyarakatan (HKm), Hutan Desa (HD) dan Kemitraan, telah
membuka akses yang sangat luas bagi masyarakat untuk dapat memanfaatkan
sumber daya hutan di sekitarnya bagi peningkatan kualitas hidup dan
penghidupannya.
Dalam kerangka kelola sosial-ekonomi maka kegiatan pemberdayaan masyarakat
pada KPHP Model Gunung Mas Unit XVI diarahkan pada :
1. Pemberian akses pemanfaatan hutan bagi masyarakat sekitar hutan dalam
berbagai skema pengelolaan perhutanan sosial, seperti HKm, HD dan
Kemitraan.
2. Pelaksanaan pembinaan masyarakat di sekitar hutan melalui fasilitasi dan
pendampingan Kelompok Tani Hutan (KTH).
3. Pelaksanaan pembinaan masyarakat di sekitar kawasan dapat dilakukan
bekerja sama dengan pengelola ijin usaha pemanfaatan hutan dan
penggunaan kawasan hutan yang memiliki kewajiban yang sama dalam
pemberdayaan masyarakat.
Beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka pemberdayaan adalah
sebagai berikut :
1. Pengembangan Skema Perhutanan Sosial
Dalam upaya mendukung kebijakan prioritas pemberdayaan ekonomi
masyarakat perlu dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut :
a) Sosialisasi Skema Perhutanan Sosial;
b) Pendampingan dan fasilitasi pelaksanaan verifikasi lokasi sampai penetapan;
c) Penyiapan kelembagaan masyarakat (Organisasi, SDM, sarana prasarana);
d) Pendampingan dan fasilitasi Penyusunan rencana pengelolaan;
e) Fasilitasi dan pendampingan pelaksanaan kegiatan;
f) Monitoring dan evaluasi.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ----------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) -------------------------------------------- V-11
2. Kemitraan dalam pengelolaan Wilayah Tertentu (KPH dengan Masyarakat)
Dalam rangka mewujudkan pengembangan pengelolaan hutan melalui skema
Kemitraan antara KPHP Model Gunung Mas Unit XVI dengan masyarakat maka
perlu dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut :
a) Sosialisasi Rencana Pengelolaan dan kemitraan;
b) Penyiapan kelembagaan masyarakat (Organisasi, SDM, sarana prasarana);
c) Membangun kesepakatan pengelolaan bersama (MOU);
d) Penyusunan rencana pengelolaan secara bersama-sama;
e) Fasilitasi dan pendampingan pelaksanaan kegiatan;
f) Monitoring dan evaluasi secara bersama-sama.
3. Fasilitasi Kemitraan Antara Masyarakat Dengan Pemegang Izin.
Dalam rangka mewujudkan pengembangan pengelolaan hutan melalui skema
Kemitraan antara Pemegang izin dengan masyarakat maka akan dilakukan
beberapa kegiatan sebagai berikut :
a) Sosialisasi Skema kemitraan kepada masyarakat dan pemegang izin;
b) Penyiapan kelembagaan masyarakat (Organisasi, SDM, sarana prasarana);
c) Memfasilitasi kesepakatan pengelolaan bersama (MOU);
d) Pendampingan Penyusunan rencana pengelolaan secara bersama-sama;
e) Fasilitasi dan pendampingan pelaksanaan kegiatan;
f) Monitoring dan evaluasi.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- V-12
Tabel V.5. Rencana Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat KPHP Model Gunung Mas Unit XVI
No. Kegiatan Blok Lokasi Luas (Ha) Target Pelaksanaan WaktuPelaksanaan
1. Perhutanan Sosial(Hutan Desa)
HL Blok Pemanfaatan Kec. Miri Manasa (DesaHarowu, Desa RanganHiran)
2.615,00 Terbangunnya 2 HutanDesa
2017 - 2025
2. Kemitraan dalampengelolaan WilayahTertentu (KPHdengan Masyarakat)
HPT/HP BlokPemanfaatan, Jasling danHHBK
1. Kec. Kahayan Hulu Utara(Desa Tumbang Sian,Tumbang Lapan,Tajungan, TumbangKorik, Tumbang Takaoi,Tumbang Ponyoi)
2. Kec. Damang Batu (DesaTumbang Anoi, KaretauSarian, TumbangMahuroi)
3. Kec. Miri Manasa (DesaTumbang Masukih,Rangan Hiran)
5.521,57 Terjalinnya kemitraanKPH dengan masyarakat(10 Desa)
2017 - 2025
3. Kemitraan dalampengelolaan hutan(Pemegang Ijindengan Masyarakat)
HPT/HP BlokPemanfaatan HHK-HA/HT
Desa-desa disekitar ArealPemegang Ijin (IUPHHK-HA/HT)
214.911,00 Terjalinnya kemitraanpemegang ijin denganmasyarakat (28 Desa)
2017 - 2025
Sumber: KPHP Gunung Mas Unit XVI, 2016
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI --------------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) --------------------------------------------- V-13
D. Pembinaan dan Pemantauan Pemanfaatan dan PenggunaanKawasan Hutan pada Areal yang Berizin
Pembinaan dan pemantauan pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan
hutan yang dilaksanakan oleh KPHP Model Gunung Mas Unit XVI meliputi :
1. Koordinasi dan konsultasi pelaksanaan kegiatan
2. Pemberian pedoman dan standar pelaksanaan kegiatan
3. Pemberian bimbingan, supervisi dan konsultasi pelaksanaan kegiatan
4. Pendidikan dan pelatihan
5. Perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan kegiatan.
Pembinaan dan pemantauan dilakukan terhadap pemegang izin yang berada di
wilayah kelola KPHP Model Gunung Mas Unit XVI atas kegiatan yang akan dan
telah dilaksanakan, meliputi :
1. Pemanfaatan hutan
2. Penggunaan kawasan hutan
3. Rehabilitasi dan reklamasi kawasan hutan
4. Pemberdayaan masyarakat
5. Perlindungan hutan dan konservasi alam.
Tabel V.6. Rencana kegiatan pembinaan dan pemantauan oleh KPHP ModelGunung Mas Unit XVI
No. Jenis Kegiatan Target TahunPelaksanaan
1. Penyusunan SPO (standar,prosedur dan operasional)
Tersusunnya 2 (dua)dokumen SPO
2017, 2021
2. Koordinasi dan Konsultasi Terlaksananya koordinasidan konsultasi denganpemegang ijin
Setiap Tahun
3. Pemberian pedoman danstandar pelaksanaan
Tersosialisasinyapedoman dan danstandar pelaksanaan
Setiap Tahun
4. Memberikan bimbinganteknis pelaksanaan
Terlaksananya bimbinganteknis ke 8 (delapan)pemegang ijin.
Setiap Tahun
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI --------------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) --------------------------------------------- V-14
No. Jenis Kegiatan Target TahunPelaksanaan
5. Pembinaan danpemantauan pelaksanaankegiatan
Terlaksananyapembinaan danpemantauan pada 8(delapan) pemegang ijin.
Setiap Tahun
Pembinaan dan pemantauan ini dilaksanakan secara berkala setiap semester
(6 bulan). Namun dalam keadaan tertentu dapat dilakukan pembinaan dan
pemantauan secara khusus. Hasil pembinaan dan pemantauan digunakan
sebagai bahan evaluasi perbaikan perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan,
dan/atau perbaikan terhadap pengelolaan hutan yang dilaksanakan oleh
pemegang izin.
E. Rehabilitasi pada Areal Kerja Di Luar Izin
Berdasarkan peta RTkRHL tahun 2014 lahan kritis di wilayah kelola KPHP Model
Gunung Mas Unit XVI yang berada di luar kawasan izin seluas 75.642,17 hektar
atau 25,66% dari luas areal pengelolaan. Secara rinci disajikan pada tabel di
bawah ini :
Tabel V.7. Data Luasan Lahan Kritis yang berada di luar izin Wilayah KPHPModel Gunung Mas Unit XVI
No Lokasi BlokTingkat Kekritisan Total Luas
(Ha)SangatKritis (Ha) Kritis (Ha) Agak Kritis
(Ha)1 HL Blok Inti - - - -2 HL Blok
Pemanfaatan - - 47,22 47,22
3 HPT BlokPerlindungan - 224,74 843,52 1.068,26
4 HPT BlokPemanfaatan,Jasling, HHBK
65,60 1.984,30 12,63 2.062,53
5 HP BlokPemanfaatan,Jasling, HHBK
- 508,13 - 508,13
Total 65,60 2.717,17 903,37 3.686,14Sumber : Hasil Analisis SIG KPHP Model Gunung Mas Unit XVI, 2016
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI --------------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) --------------------------------------------- V-15
Dari tingkat kekritisan lahan pada tabel di atas yang akan dilakukan rehabilitasi
adalah pada tingkat sangat kritis, kritis dan agak kritis yang berada diluar izin
yaitu seluas 3.686,14 hektar. Dalam kurun waktu 2016-2025 KPHP Model
Gunung Mas Unit XVI akan melaksanakan rehabilitasi dengan luas rata-rata per
tahunnya adalah ± 400 hektar.
KPHP Model Gunung Mas Unit XVI akan melaksanakan RHL pada lahan kritis
yang pelaksanaannya secara swakelola atau kontraktual dengan pihak ketiga.
Penyelenggaraan kegiatan RHL dilakukan dengan memasukkan unsur-unsur
perencanaan, pengorganisasian/kelembagaan, pelaksanaan kegiatan serta
pengawasan dan pengendalian. Sehubungan dengan hal tersebut maka
dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut :
1. Penyusunan Rencana Pengelolaan Rehabilitasi dan Lahan (RPRHL) dan
Rencana Tahunan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RTnRHL) serta Rancangan
Teknis (Rantek) RHL.
2. Pembentukan dan penyiapan lembaga pengelola RHL, peran dan fungsi para
pihak pelaksanaan RHL.
3. Melaksanakan kegiatan RHL melalui berbagai kegiatan seperti reboisasi,
pemeliharaan, pengayaan tanaman, penerapan teknis konservasi tanah secara
vegetasi dan pembuatan bangunan konservasi tanah secara sipil teknis pada
lahan kritis dan tidak produktif.
4. Membangun persemaian permanen untuk kebutuhan Rehabilitasi Hutan dan
Lahan.
5. Pemantauan dan evaluasi kegiatan RHL secara berkala.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ V-16
Tabel V.8. Target Pelaksanaan Kegiatan Rehabilitasi Diluar Areal Izin oleh KPHP Model Gunung Mas Unit XVI
No. KegiatanTarget
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
1. Penyusunan RPRHL, RTnRHL danRancangan Teknis (Rantek) RHL - 3 Dok 2 Dok 2 Dok 2 Dok 2 Dok 3 Dok 2 Dok 2 Dok 2 Dok
2. Pembentukan dan PenyiapanKelembagaan RHL -
1 KTH/pihakketiga
1 KTH/pihakketiga
1 KTH/pihakketiga
1 KTH/pihakketiga
1 KTH/pihakketiga
1 KTH/pihakketiga
1 KTH/pihakketiga
1 KTH/pihakketiga
1 KTH/pihakketiga
3. Pelaksanaan RHL - 400 Ha 400 Ha 400 Ha 400 Ha 400 Ha 400 Ha 400 Ha 400 Ha 486,14 Ha
4. Membangun Persemaian Permanen(Kapasitas 1 Juta Bibit) - 1 Unit - - - - - - - -
5. Pemantauan dan Evaluasi - 4 Kali/ Thn 4 Kali/Thn 4 Kali/Thn 4 Kali/Thn 4 Kali/Thn 4 Kali/Thn 4 Kali/Thn 4 Kali/Thn 4 Kali/Thn
Keterangan : Luas target tahunan disesuaikan dengan peta lahan kritis
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------ V-17
F. Pembinaan dan Pemantauan Rehabilitasi dan Reklamasi didalam Areal yang Berizin
Pembinaan dan Pemantauan Pelaksanaan Rehabilitasi dan Reklamasi pada Areal
Izin Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan oleh pengelola KPH ditujukan
pada areal IUPHHK berupa penanaman dan pemeliharaan tanaman, serta pada
Izin usaha pertambangan berupa reklamasi.
Untuk mengendalikan berkembangnya luas lahan kritis di wilayah kerja pihak
ketiga, pihak pengelola KPH perlu segera mengkoordinasikannya dengan
pemegang ijin usaha. Khusus pemegang izin IUPHHK-HA/HT, KPHP Model
Gunung Mas Unit XVI akan memfasilitasi percepatan kegiatan penanaman jenis
kayu-kayuan dan tanaman penghidupan di wilayah kerja perusahaan tersebut.
Sedangkan untuk lahan-lahan kritis di areal calon Hutan Desa pada blok
pemanfaatan Hutan Lindung, pihak pengelola KPH nantinya dapat menfasilitasi
percepatan pemanfaatan lahan dengan kegiatan penanaman karet atau tanaman
penghidupan lainnya.
Sehubungan dengan kegiatan rehabilitasi dalam bentuk penanaman dan
pemeliharaan tanaman yang dilakukan oleh pemegang IUPHHK, pengelola KPH
melakukan pemantauan dan pengawasan secara rutin sesuai ketentuan yang
berlaku. Dengan demikian, untuk memenuhi pemantauan kegiatan rehabilitasi
hutan, maka setiap pemegang izin melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan
Rehabilitasi Hutannya kepada pengelola KPH.
Metode yang dilakukan untuk melakukan pembinaan dan pemantauan
rehabilitasi dan reklamasi di dalam areal yang berizin ialah :
1) Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan sipil teknis RHL yang
dilakukan oleh pemegang izin.
2) Pembinaan dan pengawasan terhadap tata cara rehabilitasi dan reklamasi
berdasarkan petunjuk teknis yang ditetapkan oleh pemerintah/pengelola
KPH.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------ V-18
3) Pembinaan dan pengawasan terhadap tata cara pelaporan RHL oleh
Pemegang izin administrasi.
4) Pembinaan dan pengawasan terhadap diseminasi kemajuan RHL kepada
semua stakeholders di KPHP Model Gunung Mas Unit XVI.
Tabel V.9. Rencana Kegiatan Pembinaan dan Pemantauan Rehabilitasi danReklamasi di dalam Areal yang Berizin pada KPHP Model GunungMas Unit XVI
No. Kegiatan Target TahunPelaksanaan
1. Pembinaan dan Pengawasanterhadap sipil Teknis RHL
1. BerkurangnyaLahan Kritis di arealPemegang Ijin.
2. Pemegang Ijin telahmelaksanakanKegiatanRehabilitasi danReklamasi diarealnya.
Setiap Tahun
2. Pembinaan dan Pengawasanterhadap Tata CaraRehabilitasi dan Reklamasi
3. Pembinaan dan Pengawasanterhadap Pelaporan RHL
4. Pembinaan dan Pengawasanterhadap diseminasikemajuan RHL
G. Rencana Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan KonservasiAlam
Wilayah kelola KPHP Model Gunung Mas Unit XVI memiliki keanekaragaman
hayati yang tinggi dan sumberdaya alam yang berlimpah serta terdapat berbagai
macam flora dan fauna langka. Seiring kebutuhan masyarakat disekitar hutan
yang semakin meningkat, berdampak pada meningkatnya aktivitas hutan seperti
perburuan liar, perambahan hutan, maupun aktivitas lainnya. Oleh karena itu
perlu adanya penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam di
wilayah kelola KPHP Model Gunung Mas Unit XVI.
Penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam bertujuan untuk
menjaga hutan, hasil hutan, kawasan hutan dan lingkungannya agar fungsi
lindung, fungsi konservasi dan fungsi produksi tercapai secara optimal dan
lestari, maka KPHP Model Gunung Mas Unit XVI akan melakukan kegiatan
sebagaimana tertuang dalam tabel di bawah ini :
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- V-19
Tabel V.10. Rencana Kegiatan Perlindungan Hutan dan Konservasi KPHP Model Gunung Mas Unit XVI
No KegiatanTarget per Tahun
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
1 Meningkatkan efektifitas koordinasi kegiatanperlindungan hutan - 2x 2x 2x 2x 2x 2x 2x 2x 2x
2 Melakukan pendidikan konservasi keanekaragamanhayati bagi masyarakat sekitar wilayah kelola KPH - 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x
3 Upaya konservasi HCVF - 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x4 Upaya perlindungan flora dan fauna yang dilindungi - 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x5 Deliniasi areal perlindungan setempat - 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x6 Patroli pengamanan hutan 4x 12x 12x 12x 12x 12x 12x 12x 12x 12x7 Sosialisasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan - 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x
8 Pembentukan kelembagaan pemadam kebakaran hutandan kelompok masyarakat peduli api - 1x 1x 1x 1x - - - - -
9 Pelatihan pengamanan hutan dan pemadamankebakaran hutan dan lahan - 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x
10 Identifikasi dan inventarisasi lokasi kerawanan hutan 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x11 Pemantauan titik api (hot spot); - 3x 3x 3x 3x 3x 3x 3x 3x 3x12 Pengendalian kebakaran hutan dan lahan 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------ V-20
H. Rencana Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi AntarPemegang Izin
Sinkronisasi program dan kegiatan antar pemegang izin di wilayah KPHP Model
Gunung Mas Unit XVI ditujukan untuk meningkatkan keterpaduan program
tahunan dan program jangka panjang di masing-masing unit usaha dalam rangka
penyusunan kegiatan tahunan yang mengacu pada dokumen RPHJP KPH.
Penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang izin di wilayah KPH
diharapkan adanya penyelarasan dan penajaman program/kegiatan
pemanfaatan kawasan dan hasil hutan dengan memperhatikan berbagai
kebijakan dan aturan terkait serta keterlibatan pelaksana di lapangan yaitu
Pengelola KPH.
Ruang lingkup sistem koordinasi dan sikronisasi pengelola KPHP dengan para
pemegang izin usaha pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan di
wilayah kerjanya akan dilaksanakan pada beberapa aspek perencanaan,
pemanfaatan dan penggunaan kawasan, perlindungan dan konservasi
sumberdaya alam, rehabilitasi lahan dan hutan serta pemberdayaan masyarakat.
Adapun penjabaran ruang lingkup sistem koordinasi dan sinkronisasi disajikan
pada tabel berikut:
Tabel V.11. Sistem Koordinasi dan Sinkronisasi KPHP Model Gunung Mas UnitXVI dengan Pemegang Izin
No Aspek Koordinasi dan Sinkronisasiyang akan dilaksanakan
WaktuPelaksanaan
1 Perencanaan a). Sinkronisasi data dan informasi hasilinventarisasi (Biofisik & Ekonomidan sosial budaya)
b). Kepastian batas kawasan & batasWilayah Kelola
c). Integarasi rencana pengelolaanantara pemegang ijin pemanfaatan(RKU, AMDAL dan RKT),
d). Rencana Kegiatan dan Ijin PinjamPakai & AMDAL bagi pemegang IjinPenggunaan Kawasan Hutan
Setiap Tahun
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------ V-21
No Aspek Koordinasi dan Sinkronisasiyang akan dilaksanakan
WaktuPelaksanaan
2 Pemanfaatanhutan
a). Sinkronisasi data dan informasipelaksanaan Pemanfaatan danpenggunaan Kawasan Hutan
b). Sistem Silvikultur yang dipergunakandalam pemanfaatan Hasil Hutankayu
c). Pemanfaatan jaringan jalan antarapemegang izin
d). Membangun kemitraaan dalampemanfaatan dan pemasaraan hasilhutan antara lain HHK_HA/HT,HHBK, pemanfaatan limbah dan jasalingkungan
Setiap Tahun
3 PenggunaanKawasan
a). Sinkronisasi data dan informasipelaksanaan penggunaan kawasanhutan
b). Pemantauan dan pengendalianlingkungan
Setiap Tahun
3 Perlindungandan KonservasiSumber DayaAlam
a). Sinkronisasi data dan informasiterkait pelaksanaan kegiatanperlindungan hutan sertapengelolaan kawasan-kawasanlindung.
b). Pemetaan Kawasan lindung dankawasan rawan keamanan hutan.
c). Kemitraaan dalam pelaksanaankegiatan perlindungan dankonservasi sumber daya alam
Setiap Tahun
4 RehabilitasiHutan danLahan (RHL)
a). Sinkronisasi dan koordinasi terkaitpelaksanaan kegiatan RHL yangdilaksanakan oleh Pemegang ijin
b). Kemitraan dalam pelaksanaankegiatan kegiatan RHL
Setiap Tahun
5 Pemberdayaanmasyarakat
a). Sinkronisasi dan koordinasipelaksanaan kegiatanpemberdayaan masyarakat antarpemegang ijin dan KPHP.
b). Fasilitasi Kemitraaan dan integarasiprogram/ kegiatan dalam rangkapemberdayaan masyarakat
Setiap Tahun
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------ V-22
I. Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan Stakeholder Terkait
Sinergi adalah kegiatan atau operasi gabungan, dengan demikian bersinergi
memiliki makna melakukan kegiatan atau operasi gabungan. Mensinergikan
setiap kegiatan pemanfaatan sumberdaya hutan di wilayah KPH adalah upaya
untuk menggiatkan program-program kelola hutan secara bersama-sama untuk
merail hasil kerja yang lebih baik. Dengan sinergitas kelola hutan, diharapkan
pengelola KPH dengan intansi dan stakholder terkait tidak terjebak dengan cara
pandang dikotomis dalam mempertentangkan peran dan kemampuan masing-
masing.
Sinergi antara KPHP Model Gunung Mas Unit XVI dengan Instasi dan Stakeholder
terkait dalam pengelolaan hutan di wilayah KPH merupakan penentu utama
kelancaran pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan KPH selama 10 tahun
ke depan. Sinergi dapat dilakukan dari setiap proses perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi serta pengendalian dan pengawasan yang terkait
dengan tugas dan fungsi masing-masing.
Instansi dan stakholder terkait dengan pengelolaan KPHP Model Gunung Mas
Unit XVI dalam pemanfaatan kawasan dan hasil hutan seperti:
1. Instansi pusat: BPDAS HL Kahayan, BPHP Wilayah X Palangka Raya, BPKH
Wilayah XXI Palangka Raya, BKSDA Provinsi Kalimantan Tengah.
2. Instansi kabupaten: Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan, Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata, Dinas Sosial, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pertambangan
dan Energi, Dinas Koperasi dan Usaha Menengah, Badan Lingkungan Hidup
Daerah, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Badan Ketahanan Pangan dan
Pelaksana Penyuluh.
3. Stakeholder terkait: Lembaga usaha (Industri kayu dan rotan, furnitur,
anyaman hasil hutan), pedagang pengumpul (getah damar, getah karet,
rotan), Koperasi, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Lembaga Adat, dan
Perguruan Tinggi, Media Cetak/ Elektronik dan lain-lain.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------ V-23
Sinergi pembangunan KPH antara Pengelola KPH dengan Instansi dan Stakholder
terkait diperlukan untuk (1) memperkuat koordinasi antar pelaku pemanfaat
hasil hutan; (2) menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik
antara KPH dengan Instansi terkait maupun dengan stakeholder terkait di
wilayah KPH; (3) menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan; (4) mengoptimalkan partisipasi
masyarakat; serta (5) menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya hutan
secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.
Sinergi dalam perencanaan dan pemanfaatan sumberdaya hutan di wilayah KPH,
juga dapat dilaksanakan untuk mengoptimalkan penyelenggaraan pengelolaan
hutan di semua tingkatan pemerintahan (desa/kelurahan, kecamatan,
kabupaten, provinsi dan nasional) sehingga terwujud sinkronisasi antara
kebijakan, program dan kegiatan antarsektor, antar waktu, antar wilayah, antar
pusat dan daerah. Selain itu, juga diharapkan dapat lebih mendorong terciptanya
proses partisipastif semua pelaku usaha kehutanan dan berkembangnya
transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pembangunan KPHP
Model Gunung Mas Unit XVI.
Pengelola KPHP Model Gunung Mas Unit XVI bersama-sama dengan mitra
usahanya dalam melakukan aktivitas, diharapkan selalu berkoordinasi dan
bersinergi dengan beberapa instansi dan stakeholder terkait. Untuk jelasnya
disajikan pada tabel berikut :
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------ V-24
Tabel V.12. Sistem Koordinasi dan Sinergi Pengelola KPH dengan Instansi danStakeholder Terkait
No. JenisKegiatan Usaha
Koordinasi KPHDengan :
Sinergi KPHDengan :
TahunPelaksanaan
A Rencana Pengusahaan HHK-HT, HHK-HA
1 IUPHHK-HT, IUPHHK-HABPKH Wil. XXI P. Raya,BPHP Wil. X P. Raya,BPDASHL Kahayan
PerusahaanKehutanan dan
Kelompok Tani Hutan
Setiap Tahun
B Rencana Pemantapan Kawasan
1 Penataan batas wilayah KPH BPKH Wil. XXIPalangka Raya
BPKH Wil. XXIPalangka Raya,
Konsultan Perencana,Pemegang Izin
IUPHHK
Setiap Tahun
C Rencana Pemanfaatan Wil. Tertentu
1 UPHHK-HA BPKH, BPHP, DishutProv/Kab. BUMS Setiap Tahun
2 UPHHK-HT BPKH, BPHP, DishutProv/Kab. BUMS Setiap Tahun
3 UPHHBK-Rotan Kelompok Tani Hutan Industri PengolahanRotan
Setiap Tahun
4 UPHHBK-HAGetah, Buah/biji,dll. Kelompok Tani Hutan Industri Pengolahan
GetahSetiap Tahun
5 UPJL-WA (jasa wisata alam) Dinas Kebudayaan danPariwisata
Dinas Kebudayaan danPariwisata,
Lembaga usaha wisata
Setiap Tahun
6 UPJL-JA (jasling aliran air) PDAM, PLN PDAM, PLN, DinasPengairan
Setiap Tahun
7 UP RAP- KARBON dan/atauUP PAN-KARBON
BPKH XXI PalangkaRaya, Bappeda
Provinsi. LSM. Pemkab
Lembaga Internasional& Masyarakat
Setiap Tahun
8 Pemanfaatan ekosistemDinas
Perikanan/Lembagausaha/Koperasi
DinasPerikanan/Lembaga
usaha/koperasi
Setiap Tahun
D Rencana Pemberdayaan Masyarakat
1. Perhutanan SosialBPDAS, BPKH,
Pemkab, Pemcam,Pemdes
BPDASHL/DishutKabupaten
Setiap Tahun
E Rencana Rehabilitasi Hutan
1 RH-HL (Reboisasi/Pengkayaanreboisasi) BPDASHL BPDAS, Petani Hutan Setiap Tahun
2 RH-HL ekosistem BPDASHL BPDAS, Petani Hutan Setiap Tahun
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------ V-25
No. JenisKegiatan Usaha
Koordinasi KPHDengan :
Sinergi KPHDengan :
TahunPelaksanaan
3 RHL oleh pemegang izinIUPHH.
Pemegang izin usaha,BPDASHL Pemegang izin usaha Setiap Tahun
4 Reklamasi hutan*) Pemegang izin usaha,BPDASHL Pemegang izin usaha Setiap Tahun
F Rencana Perlindungan Hutan dan Pengamanan Hutan
1Perlindungan/pengamananseluruh kawasan Hutan diwilayah KPH
BKSDA, DishutProv/Kabupaten,
Pemegang izin usaha,Kepolsisian, Kejaksaan
BKSDA, DishutProv/Kabupaten,
Pemcam, Pemdes,Masyarakat, Pemegang
izin usaha
Setiap Tahun
2 Perlindungan/pengamananblok-blok inti dan perlindungan.
Pemcam, Pemdes,Pemegang izin usaha Kelompok masyarakat Setiap Tahun
3 Perlindungan/pengamananekosistem
Instansi/dinas terkait,Pencam, Pemdes,
MasyarakatKelompok Masyarakat Setiap Tahun
G Rencana Penggunaan Kawasan
1 Izin Usaha Pertambangan(IUP)*)
Dinas Pertambangan,perusahaan tambang Perusahaan tambang Setiap Tahun
2
Izin pinjam pakai kawasanuntuk kegiatan stategis(trasnportasi, telekomunikasi,kelistrikan, dll.)
Dinas PekerjaanUmum, Telekomonikasi,
PLN, dll
Dinas/instansi terkaitdan pelaksana kegiatan
Setiap Tahun
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------ V-26
J. Rencana Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM
1. Penyediaan SDM
Operasionalisasi KPHP hanya dapat terjadi jika KPHP mempunyai tenaga yang
cukup, berkompeten, dan berdedikasi. Operasionalisasi KPHP akan lambat jika
masalah SDM tidak terpecahkan. Jika terjadi situasi sedemikian, maka
kepercayaan publik terhadap KPHP akan menurun dan KPHP menjadi semakin
tidak menarik bagi pengambil kebijakan untuk dapat terus didukung.
Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi dalam kurun waktu 2016-
2025 KPHP Model Gunung Mas Unit XVI membutuhkan SDM sebanyak 144
orang sesuai dengan kelompok jabatan atau kualifikasinya. Secara rinci disajikan
pada tabel di bawah ini :
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- V-27
Tabel V.13. Standar Kecukupan SDM pada Jabatan Struktural& Fungsional KPHP Model Gunung Mas Unit XVI
Standar Kecukupan Kondisi Saat Ini Target Pemenuhan Tiap Tahun
No Nama Jabatan Struktural Jumlah SDM Jumlah SDM 2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
1. Kepala KPHP 1 1 - - - - - - - - - -2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha 1 1 - - - - - - - - - -3. Kepala Seksi Pengelolaan KPHP 1 - - 1 - - - - - - - -4. Kepala Seksi Perencanaan KPHP 1 - - 1 - - - - - - - -5. Kepala Resort 4 - - 2 2 - - - - - - -
Jumlah 8 2 - 4 2 - - - - - - -No Nama Jabatan Fungsional Jumlah SDM Jumlah SDM1. Staf Perencanaan 10 6 - 2 2 - - - - - - -2. Staf Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan 6 3 - 1 2 - - - - - - -
3. Staf Pemantauan pemanfaatan dan Penggunaan KawasanHutan 2 - - 1 1 - - - - - - -
4. Staf Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan 12 - - 3 3 3 3 - - - - -5. Staf Pemantauan Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan 2 - - 1 1 - - - - - - -6. Staf Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam 4 1 - 2 1 - - - - - - -7. Staf Pemberdayaan Masyarakat 10 - - 3 3 2 2 - - - - -8. Polisi Kehutanan 15 2 - 7 6 - - - - - - -9. Damkar 50 10 - 10 10 10 10 - - - - -
10. Pamhut 25 4 - 5 5 5 6 - - - - -11. Staf Fungsional Lainnya
a. Staff administrasi keuanganb. Staff Pengelola asetc. Staff Teknologi & Informasid. Security/Satpame. Cleaning Servicef. Sopir
221111
2-----
------
-11111
-1----
------
------
------
------
------
------
------
Jumlah 144 28 - 40 35 20 21 - - - - -
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI --------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------ V-28
2. Peningkatan Kapasitas SDM
Di samping pemenuhan kebutuhan jumlah SDM, pengembangan SDM juga perlu
dilakukan baik struktural maupun fungsional. Pendidikan dan latihan struktural
tentunya telah baku ditetapkan oleh Badan Diklat Daerah. Pendidikan teknis
fungsional untuk tenaga lapangan perlu dirancang untuk dapat difasilitasi agar
penyelenggaraan pengelolaan hutan semakin berkualitas. Berbagai pendidikan
dan latihan ini yang dibutuhkan diantaranya Diklat perencanaan hutan, Diklat
Polisi Kehutanan, Diklat Pengawas Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Lestari
(Wasganis PHPL) meliputi Wasganis Canhut (Perencanaan), Wasganis Nenhut
(Pemanenan Hutan), Wasganis PKB (Penguji Kayu Bulat), Wasganis Binhut
(Pembinaan Hutan), Diklat Pengelolaan Kawasan Lindung dan Konservasi, Diklat
Penatausahaan Hasil Hutan Kayu, Diklat Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Non
Kayu, Diklat Resolusi dan Manajemen Konflik, Diklat GIS dan Perpetaan serta
lainnya.
Tabel V.14. Rencana Target Peningkatan SDM KPHP Model Gunung Mas UnitXVI
No. Jenis DiklatJumlah
(Org)
Target Peningkatan
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
1. Diklat Perencanaan Hutan 6 - 2 2 2 - - - - - -
2. Diklat Polisi Kehutanan 2 - 2 - - - - - - - -
3. Diklat Wasganis PHPL 28 - 7 7 7 7 - - - - -
4.Diklat PengelolaanKawasan Lindung danKonservasi
4 - 2 - 2 - - - - - -
5. Diklat Penatausahaan HasilHutan Kayu
3 - 2 - 1 - - - - -
6. Diklat Pengelolaan HHKdan HHBK
3 - 2 1 - - - - - - -
7. Diklat Resolusi danManajemen Konflik
6 - 2 - 2 - 2 - - - -
8. Diklat GIS dan Perpetaan 6 - 3 3 - - - - - - -
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI --------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------ V-29
K. Penyediaan Pendanaan
Dalam Pembangunan KPH ketersediaan dana merupakan salah satu komponen
yang pentinguntuk mendapat perhatian. Dalam pembangunan KPHP Model
Gunung Mas Unit XVI beberapa komponen yang terkait dengan pendanaan
antara lain : Penyiapan sarana dan prasarana, Pengembangan SDM, penyusunan
rencana, pelaksanaan dan pengembangan kegiatan pengelolaan serta
pengembangan investasi bisnis KPHP Model Gunung Mas Unit XVI.
Beberapa peluang pendanaan pembangunan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI
adalah sebagai berikut :
1. Pendanaan APBN
Pendanaan Pembangunan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI bersumber dari
APBN, meliputi :
a. Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Kelola melalui UPT Balai
Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XXI Palangka Raya dalam rangka
pembentukan KPH.
b. Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari melalui UPT Balai
Pengelolaan Hutan Produksi Wilayah X Palangka Raya dalam rangka
penyediaan sarana dan prasarana serta operasional KPHP.
2. Pendanaan APBD Provinsi
Pendanaan Pembangunan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI bersumber dari
APBD Provinsi Kalimantan Tengah, yaitu berupa DPA-SKPD Dinas Kehutanan
Provinsi dan dana dekonsentrasi kehutanan.
3. Pendanaan APBD Kabupaten Gunung Mas
KPHP Model Gunung Mas Unit XVI merupakan organisasi perangkat daerah,
sehingga penganggaranjuga harus dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten
Gunung Mas. KPHP Model Gunung Mas Unit XVI masih merupakan bagian dari
Dinas Kehutanan Kabupaten Gunung Mas, sehingga pendanaannya masih
menempel pada Dinas Kehutanan Kabupaten Gunung Mas. Harapan kedepannya
KPHP Model Gunung Mas Unit XVI didorong menjadi SKPD sendiri/ Satker
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI --------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------ V-30
sehingga pendanaannya lebih maksimal karena tidak tergantung dengan DPA-
SKPD Dinas Kehutanan Kabupaten Gunung Mas.
4. Pendanaan Mitra Lain
Berdasarkan berbagai kegiatan yang dilakukan melalui kemitraan dengan
berbagai pihak yang bekerja di wilayah KPHP Model Gunung MasUnit XVI
terutama lembaga-lembaga Non Pemerintah/LSM, baik lokal maupun
Internasional dalam rangka memaksimalkan pendanaan maka dilakukan
koordinasi dan sinergi programdan kegiatan antara KPHP Model Gunung Mas
Unit XVI dengan semua mitra yang bekerja dalam wilayah KPHP model Gunung
Mas Unit XVI.
5. Pendanaan Hasil Pengembangan Investasi KPHP
Dalam rangka pembangunan KPHP Model Gunung MasUnit XVI secara mandiri,
akan dikembangkan investasi berbasis KPH yang akan dilaksanakan secara
langsung oleh KPHP Model Gunung Mas Unit XVI, sebagaimana yang dijelaskan
dalam bagian rencana pengembangan investasi/bisnis KPHP Model Gunung Mas
Unit XVI. Kedepannya Pendanaan berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
KPHP Model Gunung Mas Unit XVI dihasilkan dari pengembangan investasi KPH.
Tabel V.15. Rencana Kegiatan Penyediaan Pendanaan KPHP Model GunungMas Unit XVI
No. Kegiatan Target WaktuPelaksanaan
1. Komunikasi dan Konsultasi Intensifdengan DPRD Provinsi dan Kabupaten,Dinas Kehutanan Provinsi danKabupaten, Kementerian LingkunganHidup dan Kehutanan melalui UPT
TersedianyaanggaranpendanaanoperasionalKPHP GunungMas Unit XVI
SetiapTahun
2. Road Show Penggalangan Dana kepadaPihak Ketiga yang Tidak Mengikat, Baikyang Bersifat Bilateral dan Multilateralserta LSM dalam dan Luar Negeri
TersusunnyaProposal danTerjalinnyaKerjasama KPHdan Para Pihak/Investor
SetiapTahun
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI --------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------ V-31
L. Pengembangan Database
Database kawasan dan potensi hutan KPH yang terkelola baik akan menjadi
sistem informasi kehutanan yang memiliki “nilai jual” yang tinggi dan alat kontrol
yang optimal dalam mengukur kinerja lembaga dan personil pengelolanya. KPHP
Model Gunung Mas Unit XVI sebagai salah satu KPH Model di Indonesia,
sepantasnya membangun sistem database-nya lebih awal sebelumnya
memasarkan produknya kepada publik. Karena sistem database yang on-line
diharapkan KPH mampu menembus pasar internasional dalam menawarkan
rencana produk pengelolaan hutannya. Sistem database yang telah terbangun,
dapat dikembangkan menjadi sistem informasi kehutanan KPHP Model Gunung
Mas Unit XVI. Database sistem digital dan website on-line disusun secara
sistematik dengan tahapan berikut :
a. Pengadaan peralatan pendukung database yakni perangkat keras dan
perangkat lunak database.
b. Pelatihan Penyusunan Database dan Sistem Informasi Manajemen.
c. Pengelolaan basis data dan informasi berkaitan biogiofisik, kegiatan
pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan, dan sosial ekonomi budaya.
d. Pembangunan database berupa data digital, data spasial, data numerik, dan
data webgis.
e. Pembangunan database melalui sistem komputerisasi dan internet.
Tabel V.16. Kegiatan Pengembangan Database KPHP Model Gunung Mas UnitXVI
No. Kegiatan Target WaktuPelaksanaan
1. Pengadaan peralatanpendukung database yakniperangkat keras dan perangkatlunak database
Tersedianyaperalatanpendukung database
2017, 2018
2. Pelatihan penyusunan databasedan sistem informasimanajemen
Meningkatnyapengetahuan danketerampilan SDMKPHP
2017, 2018
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI --------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------ V-32
No. Kegiatan Target WaktuPelaksanaan
3. Pengelolaan basis data daninformasi berkaitan biogiofisik,kegiatan pemanfaatan danpenggunaan kawasan hutan,dan sosial ekonomi budaya
Terkelolanya datadan informasi terkini
Setiap Tahun
4. Pembangunan database berupadata digital, data spasial, datanumerik dan data webgis
Tersedianya datadan informasiberupa data digital,data spasial, datanumerik dan datawebgis
2017, 2021
5. Pembangunan databasemelalui sistem komputerisasidan internet.
Penyajian data daninformasi dapatdiakses secara online
Setiap Tahun
M. Rencana Rasionalisasi Wilayah Kelola
Rasionalisasi wilayah kelola KPHP Model Gunung Mas Unit XVI adalah penting
bagi pengembangan manajemen kawasan. Mengingat kemungkinan adanya
perubahan kepentingan politik yang terus berkembang yang akhirnya berdampak
pada pemanfaatan sumber daya alam (pengelolaan kawasan hutan) secara
keseluruhan.
Perkembangan KPHP kedepan dapat merasionalisasi kawasannya sesuai
perkembangan, baik yang terkait dengan kebijakan dibidang pengelolaan hutan
maupun yang terkait dengan kondisi hutan di tingkat tapak.
Rasionalisasi wilayah KPHP Model Gunung Mas Unit XVI sangat memungkinkan
untuk dilakukan perubahan dengan mempertimbangkan aspek hukum yang
berlaku melalui perubahan fungsi kawasan hutan, rentang kendali pengelolaan
dan pengawasan, dan konflik tenurial wilayah setempat serta kepentingan
Negara atau strategis bagi negara. Misalnya perubahan fungsi kawasan hutan
terhadap desa yang berada di dalam kawasan hutan atau wilayah kelola KPHP
Model Gunung Mas Unit XVI yang akan berpotensi terjadinya perubahan fungsi
terhadap kawasan hutan tersebut.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI --------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------ V-33
Tabel V.17. Rencana Kegiatan Rasionalisasi Wilayah Kelola KPHP ModelGunung Mas Unit XVI
No. Kegiatan Output WaktuPelaksanaan
1. Kaji Ulang Penataan Blokdan Petak Baik Parsialmaupun Menyeluruh
TerlaksananyaPengkajian Ulangterhadap Penataan Blokdan Petak
2019, 2023
2. Kajian Ulang ArahanPemanfaatan danPengembangan Blok danPetak Baik Parsial maupunMenyeluruh
TerlaksananyaPengkajian Ulangterhadap arahanPemanfaatan danPengembangan Blok danPetak
2019, 2023
N. Review Rencana Pengelolaan
Untuk mengetahui tingkat perkembangan dan keberhasilan suatu rencana
pengelolaan beberapa kegiatan yang perlu dilakukan antara lain adalah:
1. Review pelaksanaan program dalam kurun waktu minimal 5 tahun sekali;
2. Menganalisa perkembangan dan keberhasilan pengelolaan;
Pelaksanaan review rencana pengelolaan hutan KPHP Model Gunung Mas Unit
XVI berdasarkan hasil analisis monitoring dan evaluasi pengelolaan hutan.
Analisis yang dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif terhadap dokumen
perencanaan pengelolaan KPHP dengan dokumen perencanaan daerah dan
kehutanan lainnya, dokumen-dokumen dan laporan-laporan berkaitan
pengelolaan hutan dan instansi terkait selama kurun waktu pengelolaan lima
tahun terakhir. Selain itu, dilakukan analisis kesenjangan berkaitan dengan
implementasi rencana pengelolaan hutan, observasi fakta lapangan dan hasil
koordinasi dan sinkronisasi terhadap para pihak yang relevan terhadap
pengelolaan KPHP. Berdasarkan uraian tersebut, lingkup review rencana
pengelolaan hutan di wilayah KPHP Model Gunung Mas Unit XVI adalah sebagai
berikut:
a. Peninjauan substansi rencana kelola KPHP Model Gunung Mas Unit XVI
secara keseluruhan. Substansi rencana kelola berkaitan informasi kondisi,
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI --------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------ V-34
permasalahan, kebutuhan dan bahkan tantangan yang dihadapi secara
lengkap dan terpercaya agar mampu untuk merealisasikan Visi dan Misi
pembangunan KPHP tersebut;
b. Memonitoring dan mengevaluasi hasil implementasi rencana kelola KPHP
Model Gunung Mas Unit XVI yang ada selama 5 tahun pertama ditinjau
terhadap komitmen, konsisten dan konsekuensi oleh seluruh jajaran KPHP
serta dukungan dari institusi dan para pihak lainnya;
c. Peninjauan relevansi rencana kelola KPHP Model Gunung Mas Unit XVI,
terhadap kesesuaian substansi dan implementasi rencana kelola dengan
dokumen perencanaan pembangunan kehutanan dan daerah lainnya, baik
yang bersifat vertikal maupun horisontal, agar tercapai harmonisasi dalam
pencapaian tujuan pembangunan kehutanan.
d. Peninjauan kembali substansi, implementasi dan relevansi rencana kelola,
sehingga rencana kelola hingga akhir jangka waktu perencanaan nantinya
dapat menyesuaikan diri (adaptabilitas) terhadap segala kemungkinan
perubahan atau dinamika politik, sosial dan ekonomi.
Rencana review rencana pengelolaan hutan di wilayah KPHP Model Gunung Mas
Unit XVI yang dapat dilakukan minimal lima tahun sekali adalah waktu yang
cukup mengukur suatu kinerja pengelolaan hutan. Tentunya terhadap
pengelolaan hutan yang dinilai menjadi penyumbang dampak negatif besar bagi
lingkungan serta menjadi sumber potensi konflik besar perlu dievaluasi
kelayakan eksistensinya.
Beberapa hal yang akan menjadi tindakan penting dalam review rencana
pengelolaan adalah;
a. Pelaksanaan review rencana kelola wilayah tertentu;
b. Pelaksanaan rencana kelola dan pembinaan pada blok pemanfaatan Hutan
Lindung untuk pengembangan HD;
c. Pelaksanaan sistem pembinaan, monitoring dan evaluasi terhadap
pemegang izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan;
d. Pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan pada wilayah tertentu;
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI --------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------ V-35
e. Pelaksanaan perlindungan hutan dan konservasi alam;
f. Pelaksanaan rencana pengembangan investasi.
Review dimaksudkan pula untuk mensinkronkan setiap perubahan kebijakan
atau peraturan perundangan berlaku baik di Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan maupun kementerian lainnya yang mungkin terjadi selama jangka
waktu tertentu pengelolaan hutan. Perubahan kebijakan dimaksud seperti
perubahan perundang-undangan di bidang kehutanan, perubahan peraturan
pemerintah terkait pengelolaan dan pemanfaatan hasil hutan dan sebagainya.
Karena itu, review rencana pengelolaan hutan dapat pula terkait dengan blok-
blok yang telah ditetapkan, disamping review bentuk/lokasi/model rencana
pengelolaan hutan yang kurang relevan dengan perkembangan di tingkat
lapangan.
Tabel V.18. Rencana Kegiatan Review Dokumen Rencana Pengelolaan KPHPModel Gunung Mas Unit XVI
No Rencana Kegiatan Target WaktuPelaksanaan
1. Peninjauan Substansi Terlaksananya PeninjauanSubstansi rencana kelola 2kali
2019 dan 2025
2. Monitoring dan EvaluasiHasil Implementasi
Terlaksananya monitoringdan evaluasi implementasirencana kelola 2 kali
2019 dan 2025
3. Peninjauan Relevansi Terlaksananya Peninjauanrelevansi rencana kelola 2kali
2019 dan 2025
4. Peninjauan KembaliSubstansi, Implementasi,dan Relevansi
a. Terlaksananyapeninjauan kembalisubstansi,implementasi, danrelevansi dalamrencana pengelolaan2 kali
b. Tersusunnyadokumen peninjauankembali 2 dokumen
2019 dan 2025
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI --------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------ V-36
O. Pengembangan Investasi
Pengembangan investasi di wilayah KPHP Model Gunung Mas Unit XVI
didasarkan pada peluang, kekuatan, ancaman dan tantangan terhadap setiap
rencana investasi di wilayah KPHP. Selain itu, pengembangan investasi juga
dilakukan berdasarkan hasil identifikasi potensi sumberdaya hutan yang ada di
wilayah KPHP Model Gunung Mas Unit XVI.
Berdasarkan identifikasi potensi sumber daya yang ada di KPHP Model Gunung
Mas Unit XVI, maka beberapa klasifikasi potensi Bisnis yang akan dikembangkan
dalam kurun waktu 10 Tahun adalah sebagai berikut :
1. Pengelolaan Hasil Hutan Kayu
Pengelolaan hasil hutan kayu merupakan upaya mengintegrasikan antara
pemanfaatan hasil hutan kayu yang ada di hulu dengan pengelolaan Hasil Hutan
Kayu di Hilir melalui pembangunan industri primer dan pengelolaan limbah kayu.
Secara garis besar pengembangan investasi akan dilakukan melalui beberapa
kegiatan sebagai berikut :
a) Pemanfaatan hasil hutan kayu wilayah tertentu
b) Pembangunan Industri Pengelolaan Hasil Hutan Kayu (IPHHK)
c) Pemanfaatan limbah kayu
Dalam rangka implementasi Pengelolaan Hasil Hutan Kayu dalam skala investasi/
bisnis maka KPHP Model Gunung Mas Unit Xvi akan melakukan beberapa
kegiatan sebagai berikut :
a) Menyusun Master Plan/Rencana Bisnis;
b) Penyusunan rencana kerja tahunan dan rancangan teknis pemanfaatan hasil
hutan kayu;
c) Penyusunan rencana Pembangunan Industri Primer Hasil Hutan;
d) Kajian dan Penyusunan Rencana Pemanfaatan Limbah;
e) Penyiapan dan pemantapan kelembagaan bisnis (Organisasi, SDM);
f) Penyiapan sarana dan prasarana
g) Pemanfaatan hasil hutan kayu;
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI --------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------ V-37
h) Monitoring dan Evaluasi secara berkala.
Tabel V.19. Rencana Kegiatan Pengelolaan Hasil Hutan Kayu pada KPHP ModelGunung Mas Unit XVI
No Rencana Kegiatan Target WaktuPelaksanaan
1. Menyusun Master Plan Tersusunnya 1 (satu)rencana bisnis
2017
2. Penyusunan rencanakerja tahunanpemanfaatan HHK
Tersusunnya 9 (Sembilan)dokumen rencana kerjatahunan
2017-2025
3. Penyusunan rencanaPembangunan IndustriPrimer Hasil Hutan
Tersusunnya 1 (satu)dokumen rencanapembangunan industri
2017
4. Kajian dan PenyusunanRencana PemanfaatanLimbah
Terlaksananya 1 (satu)pengkajian danPenyusunan pemanfaatanlimbah
2017
5. Penyiapan danpemantapankelembagaan bisnis
Terbentuknya 1(satu)lembaga pengelola
2017
6. Pemanfaatan HasilHutan Kayu
Terlaksananyapemanfaatan hasil hutankayu
2017 - 2025
7. Monitoring dan Evaluasi Terlaksananya Monitoringdan Evaluasi secaraberkala
2017-2025
2. Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)
Sumber daya hutan mempunyai potensi multifungsi yang dapat memberikan
manfaat ekonomi, lingkungan dan sosial bagi kesejahteraan umat manusia.
Manfaat tersebut bukan hanya berasal dari Hasil Hutan Kayu (HHK), melainkan
juga manfaat Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), Produk-produk yang dihasilkan
dari jenis tanaman HHBK dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan di
antaranya untuk pangan (Food), energi(Energy) dan obat-obatan termasuk
kosmetika (Medicine).
Hasil Hutan Bukan kayu yang ada di Wilayah KPHP Model Gunung Mas Unit XVI
memiliki potensi untuk dikembangkan skala investasi/bisnis, jika pengelolaannya
dilakukan secara terpadu dengan pengembangan teknologi dan hasil penelitian
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI --------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------ V-38
yang memadai. Dalam rangka pengembangan HHBK untuk investasi/Bisnis, KPHP
Model Gunung Mas Unit XVI akan mengembangkan budidaya Gaharu, Karet, dan
Jahe Merah, pengelolaan lebah madu alam maupun lebah madu budidaya,
pengembangan dan pengelolaan tanaman buah-buahan serta tanaman obat-
obatan.
Tabel V.20. Rencana Kegiatan Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu pada KPHPModel Gunung Mas Unit XVI
No Rencana Kegiatan Target WaktuPelaksanaan
1. Menyusun Master Plan Tersusunnya 1 (satu)dokumen rencana bisnis
2017
2. Membangun sistemkemitraan dengan pihakswasta dan masyarakat
Terjalinnya kerjasamadengan pihak swasta danmasyarakat
2017
3. Membangun sistemkoordinasi denganinstansi-instansipemerintah
Terjalinnya koordinasidengan instansi-instansipemerintah
2017
5. Penyiapan kelembagaanbisnis
Terbentuknya 1 (satu)lembaga pengelola
2017
6. Pemanfaatan hasil hutanbukan kayu
Terlaksananyapemanfaatan hasil hutanbukan kayu
2017 - 2025
7. Monitoring dan Evaluasi Terlaksananya Monitoringdan Evaluasi secaraberkala
2017-2025
8. Promosi dan pemasaran Terpromosikannya danterjalinnya pemasaran
2017, 2019,2021, 2023,
2025
3. Pengembangan Wisata Alam
Potensi obyek wisata alam yang ada pada wilayah KPHP Model Gunung Mas Unit
XVI, antara lain berupa keanekaragaman hayati, keunikan dan keaslian budaya
tradisional, keindahan bentang alam dan peninggalan sejarah/budaya.
Keseluruhan potensi obyek wisata alam ini merupakan sumberdaya ekonomi
yang bernilai tinggi dan sekaligus merupakan media pendidikan dan pelestarian
lingkungan.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI --------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------ V-39
Pengembangan wisata alam akan dihadapkan dengan berbagai kendala berkaitan
erat dengan instrumen kebijakan dalam pemanfaatan dan pengembangan fungsi
kawasan untuk mendukung potensi obyek wisata alam. Sehubungan dengan hal
tersebut maka strategi pengembangan obyek wisata alam yang akan dilakukan
oleh KPHP Model Gunung Mas Unit XVI meliputi beberapa aspek sebagai
berikut :
a) Aspek perencanaan pembangunan obyek wisata alam yang antara lain
mencakup system perencanaan kawasan, penataan ruang (tata ruang
wilayah), standarisasi, identifikasi potensi, koordinasi lintas sektoral,
pendanaan, dan sistem informasi obyek wisata alam.
b) Aspek kelembagaan meliputi pemanfaatan dan peningkatan kapasitas
institusi, sebagai mekanisme yang dapat mengatur berbagai kepentingan,
secara operasional merupakan organisasi dengan SDM dan peraturan yang
sesuai dan memiliki efisiensi tinggi.
c) Aspek sarana dan prasarana yang memiliki dua sisi kepentingan, yaitu : alat
memenuhi kebutuhan pariwisata alam; sebagai pengendalian dalam rangka
memelihara keseimbangan lingkungan, pembangunan sarana dan prasarana
dapat meningkatkan daya dukung sehingga upaya pemanfaatan dapat
dilakukan secara optimal.
d) Aspek pengelolaan, yaitu dengan mengembangkan profesionalisme dan pola
pengelolaan obyek wisata alam yang siap mendukung kegiatan pariwisata
alam dan mampu memanfaatkan potensi obyek wisata alam secara lestari.
e) Aspek pengusahaan yang memberi kesempatan dan mengatur pemanfaatan
obyek wisata alam untuk tujuan pariwisata yang bersifat komersial kepada
pihak ketiga dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat setempat.
f) Aspek pemasaran dengan mempergunakan teknologi tinggi dan bekerja
sama dengan berbagai pihak baik dalam negeri maupun luar negeri.
g) Aspek peran serta masyarakat melalui kesempatan-kesempatan usaha
sehingga ikut membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI --------------------------------------------------------------------- V. RENCANA KEGIATAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------ V-40
h) Aspek penelitian dan pengembangan yang meliputi aspek fisik lingkungan,
dan social ekonomi dari obyek wisata alam. Diharapkan nantinya mampu
menyediakan informasi bagi pengembangan dan pembangunan kawasan,
kebijaksanaan dan arahan pemanfaatan obyek wisata alam.
Dalam rangka mempercepat upaya pengembangan investasi wisata alam akan
dilakukan beberapa kegiatan-kegiatan awal sebagai berikut :
a) Penyusunan master plan /Rencana investasi pengembangan wisata alam.
b) Membangun sistem kemitraan dengan pihak swasta, lembaga swadaya
masyarakat yang ada, dalam rangka mendukung optimalisasi pengembangan
obyek wisata alam.
c) Membangun sistem koordinasi dengan instansi-instansi pemerintah terkait
dengan kebijakan pengembangan wisata.
d) Penyiapan kelembagaan (organisasi, sarana-prasarana dan SDM).
e) Monitoring dan Evaluasi secara berkala
f) Promosi dan pemasaran
Tabel V.21. Rencana Kegiatan Pengembangan Wisata Alam pada KPHP ModelGunung Mas Unit XVI
No Rencana Kegiatan Target WaktuPelaksanaan
1. Menyusun Master Plan Tersusunnya 1 (satu) dokumenrencana bisnis
2018
2. Membangun sistemkemitraan dengan pihakswasta dan masyarakat
Terjalinnya kerjasama denganpihak swasta dan masyarakat
2018
3. Membangun sistemkoordinasi denganinstansi-instasi pemerintah
Terjalinnya koordinasi denganinstansi-instansi pemerintah
2018
5. Penyiapan kelembagaanbisnis
Terbentuknya 1 (satu)lembaga pengelola
2018
6. Pemanfaatan wisata alam Terlaksananya pemanfaatanwisata alam
2018 – 2025
7. Monitoring dan Evaluasi Terlaksananya Monitoring danEvaluasi secara berkala
2018 – 2025
8. Promosi dan pemasaran Terpromosikannya danterjalinnya pemasaran
2018, 2020,2022, 2024
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI -------------------------------- VI. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) -------------------------------------------- VI-1
VI. PEMBINAAN,PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN
Organisasi KPH adalah organisasi pemerintah daerah yang mempunyai fungsi
pembinaan, pengendalian dan pengawasan terhadap kegiatan pengelolaan
hutan di wilayahnya, dengan demikian kaitannya dengan implementasi dari
rencana pengelolaan hutan, tujuan dari pembinaan, pengendalian dan
pengawasan tersebut adalah untuk :
1. Meningkatkan kemampuan dan kompetensi SDM KPHP;
2. Menjaga adanya konsistensi pelaksanaan kegiatan dengan tujuan yang ingin
dicapai.
3. Menjamin kesesuaian pelaksanaan rencana kegiatan dengan peraturan
perundangan yang berkaitan dengan kegiatan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.6/Menhut-II/2010 tentang
Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria Pengelolaan Hutan pada KPHL dan KPHP
pada Bab VIII Pasal 31 bahwa Menteri melakukan pembinaan, pengendalian dan
pengawasan teknis atas penyelenggaraan tata hutan dan penyusunan rencana
pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan, penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi
dan reklamasi hutan dan perlindungan hutan oleh KPHL dan KPHP serta dapat
menugaskan kepada Gubernur untuk melakukan pembinaan, pengendalian dan
pengawasan teknis tersebut.
Dari aspek pengelolaan hutan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI wajib
melaksanakan pembinaan, pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan
pengelolaan hutan di wilayahnya yang dibagi menjadi : a) Wilayah yang telah
terdapat izin pemanfaatan (IUPHHK-HA/HT) dan penggunaan (IPPKH) dan
b) Wilayah yang belum terdapat izin pemanfaatan dan izin penggunaan. Maka
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI -------------------------------- VI. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) -------------------------------------------- VI-2
secara substansial pembinaan, pengawasan dan pengendalian tersebut harus
mempertimbangkan atau memperhatikan keberadaan wilayah-wilayah tersebut.
A. Pembinaan
Pembinaan dilakukan terhadap SDM para pihak, baik bagi sektor publik
(Pemerintah) sebagai pengelola KPHP Model Gunung Mas Unit XVI, sektor
swasta yang akan mendapatkan dan mengelola ijin-ijin usaha, serta masyarakat
yang berada di dalam dan sekitar wilayah KPHP Model Gunung Mas Unit XVI.
Pembinaan juga diarahkan agar pelaksanaan kegiatan pada tingkat tapak dan
administrasinya termasuk administrasi keuangannya, dapat berjalan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
Dalam mendukung terlaksananya pembinaan kepada para pihak tersebut, maka
prioritas utamanya, akan ditujukan pada peningkatan kapasitas. Peningkatan
kapasitas tersebut, bagi sektor publik akan diarahkan pada peningkatan
kompetensi teknis. Sedangkan bagi sektor swasta yang akan mendapatkan ijin
usaha, diarahkan pada peningkatan kemampuan dalam menjalankan dan
menerapkan praktek pengelolaan/manajemen terbaik. Selanjutnya, kepada
masyarakat, akan diarahkan pada pemahaman tentang pilihan-pilhan sumber-
sumber penghidupan yang berkelanjutan.
Pembinaan akan dilaksanakan oleh pengelola KPHP Model Gunung Mas Unit XVI
terhadap fungsi arahan penggunaan/pemanfaatan blok dan petak, serta interaksi
antara masyarakat dengan hutannya. Sedangkan pembinaan terhadap pengelola
KPHP Model Gunung Mas Unit XVI sendiri, akan dilakukan oleh lembaga/institusi
terkait baik yang berada ditingkat kabupaten, provinsi atau oleh pemerintah
pusat. Pembinaan dilakukan secara berkala setiap semester (6 bulan). Namun
dalam keadaan tertentu dapat dilakukan pembinaan secara khusus. Hasil
pembinaan digunakan sebagai bahan evaluasi perbaikan perencanaan dan
pelaksanaan pengelolaan, dan/atau perbaikan terhadap pengelolaan KPHP
Model Gunung Mas Unit XVI ke depan, sedangkan pembinaan internal KPH
dilakukan oleh Kepala KPHP Model Gunung Mas Unit XVI.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI -------------------------------- VI. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) -------------------------------------------- VI-3
B. Pengawasan dan Pengendalian
Pengawasan dan pengendalian rencana kerja dan perbaikan kualitas tapak
merupakan salah satu fungsi manajemen yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi-
fungsi manajemen yang lain seperti perencanaan dan pelaksanaan. Dalam
setiap pelaksanaan pekerjaan ataupun kegiatan-kegiatan dalam mencapai tujuan
dari setiap organisasi, pengawasan adalah mutlak diperlukan. Pengawasan atau
juga sering disebut dengan pengendalian diperlukan untuk menjamin agar semua
kegiatan organisasi berjalan sesuai dengan kebijaksanaan, rencana, peraturan
dan ketentuan serta tata laksana atau prosedur yang telah ditentukan. Dengan
lain perkataan pengawasan diperlukan untuk menjamin agar pelaksanaan
pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan rencana, kebijaksanaan, ketentuan-
ketentuan serta peraturan perundangan yang berlaku. Pengawasan dilakukan
dengan maksud untuk mencegah terjadinya berbagai bentuk penyimpangan,
kebocoran dan pemborosan dalam penggunaan waktu, dana, daya dan sarana,
sehingga seluruh kegiatan organisasi dapat terlaksana dengan berdayaguna
(efisien) dan berhasil guna (efektif).
Pengawasan dan pengendalian di wilayah KPHP Model Gunung Mas Unit XVI
sangat penting, hal ini disebabkan banyaknya stakeholders terkait yang
melaksanakan pengelolaan hutan di wilayahnya baik itu pemanfaatan hutan
maupun penggunaan kawasan hutan, sehingga perlu didukung dengan petunjuk
pelaksanaan kegiatan berupa Standar Prosedur Operasional (SPO) yang mengacu
pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. SPO yang disusun untuk
kegiatan internal KPHP Model Gunung Mas Unit XVI minimal memuat rentang
kendali setiap unit kegiatan pengelolaan/pemanfaatan hutan, tata kelola
administrasi dan keuangan, pendidikan, pelatihan, penyuluhan, bimbingan
teknis, koordinasi dan sinkronisasi serta sinergitas, reward dan punishment, dan
lain-lain, sedangkan pembuatan SPO pembinaan, pengawasan dan pengendalian
untuk kegiatan usaha pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan
(wilayah berizin), disusun berdasarkan setiap jenis kegiatan.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI -------------------------------- VI. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) -------------------------------------------- VI-4
Pengawasan dan pengendalian dilakukan sebagai bagian dari proses
implementasi suatu program atau kegiatan yang telah direncanakan dengan
tujuan dapat terjaminnya konsisten penerapan prosedur dan mekanisme (juklak
dan atau juknis) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam
perencanaan
Tahapan-tahapan dalam kegiatan pengawasan dan pengendalian, antara lain :
1. Penetapan standar pelaksanaan;
2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata;
4. Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standard dan penganalisaan
penyimpangan-penyimpangan;
5. Pengambilan tindak koreksi, bila diperlukan.
Berdasarkan rencana kegiatan pengelolaan hutan di wilayah KPHP Model
Gunung Mas Unit XVI tahun 2016-2025 yang menjadi obyek pembinaan,
pengendalian dan pengawasan seperti pada di bawah ini :
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- VI. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- VI-5
Tabel VI-1. Rencana Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan pada KPHP Model Gunung Mas Unit XVI
No. Obyek Binwasdal Pembinaan Pengawasan Pengendalian Keterangan
1. Tata hutan danperencanaanpengelolaan hutanproduksi dan hutanlindung sesuai jenis-jenis kegiatanusahanya.
● Mendorong danmemfasilitasi pelaksanaantata batas danpemeliharaan batas sertapengamanan areal kerjasecara kolaboratif antarIUPHHK-HA/HT dan secarapartisipatif denganmasyarakat.
● Fasilitasi komunikasi danmembangun jejaring(networking) denganIUPHHK-HA/HT.
● Penyusunan rencanapengelolaan hutan harusdidasarkan pada hasilpenataan areal yang Lear andclean.
● Dalam pengaturan hasil(perhitungan etat-AAC)didasarkan pada kaidahkelestarian hasil danberdasarkan hasil IHMB.
● Sosialisasi penerapan kebijakantata hutan (kompartemenisasi)dan pengaturan hasil(perhitungan etat – AAC)
● Sosialisasi dasar dan caraperhitungan etat/AACberdasarkan ITSP/IHMB danPUP.
Pada wilayahkelola yangtelah terdapatizin.
Fasilitasi pelaksanaan tatabatas dan pemeliharaan batasserta pengamanan areal kerjasecara kolaboratif denganmasyarakat.
● Penataan batas areal hutantertentu (baik di HL dan HP)harus dilaksanakan agarbenar-benar Lear Ana clean,dan dibangun zonasi-zonasi.
● Rencana pengelolaan arealhutan tertentu harusmelibatkan peran dan potensimasyarakat
● Sosialisasi penerapan kebijakantata hutan (kompartemenisasi)dan pengaturan hasil(perhitungan etat – AAC).
● Sosialisasi dasar dan carapembuatan PUP sertaperhitungan riap.
● Perumusan rencana penelitiansecara komprehensifmendukung kebijakan danterwujudnya PHPL.
Pada wilayahkelola yangbelum terdapatizin.
2. Pemanfaatan Hutan Mendorong penerapankebijakan dan kaidah-kaidah
● Pemanfaatan potensi tidakmelebihi daya dukung (besarnya
● Sosialisasi penerapan kebijakanregulasi hasil dan konsep
Pada wilayahkelola yang
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ VI. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- VI-6
No. Obyek Binwasdal Pembinaan Pengawasan Pengendalian Keterangan
yang berkaitan dengan :pengaturan hasil (perhitunganetat); dampak lingkungan dankerusakan tegakan dalampemanenan.
riap tegakan hutan)● Pemanfaatan hasil hutan kayu di
lapangan harus menerapkansistem pemanenan RIL.
● Pembinaan tegakan hutan pascapembalakan harus dilaksanakanberdasarkan sistem silvikulturyang berlaku.
pemanenan ramah lingkungan(RIL)
● Sosialisasi penerapanKebijakan pembinaantegakan hutan pascapemanenan.
telah terdapatizinpemanfaatan.
3. Penggunaan KawasanHutan
Mendorong penerapankebijakan dan kaidah-kaidahberkaitan dengan penggunaankawasan sebagaimanatercantum dalam PP.No.6/2007 (jenis dan polapenggunaan kawasan hutan)
● Pemanfaatan areal hutan diwilayah tertentu harusdidasarkan pada fungsipokoknya, bisa HHK, HHBK danjasa lingkungan dengan tetapberdasarkan kaidah-kaidahkelestarian dan kesejahteraanmasyarakat.
● Pemanfaatan potensi HHK,HHBK dan Jasling padakawasan hutan tertentu harusdi dasarkan pada fungsi hutan(HL dan HP).
Sosialisasi dan penerapan pola dankonsep pengelolaan hutan berbasismasyarakat.
Pada wilayahkelola yangbelum terdapatizin penggunaankawasan hutan
4. Pelaksanaan RehabilitasiHutan
Mendorong penerapankebijakan dan pelaksanaankewajiban pemegang izindalam pembinaan tegakanhutan pasca pemanenan danareal yang tidak produktif sertadalam areal kerjanya.
● Pembinaan tegakan pascapemanenan dilaksanakandengan menerapkan juknissistem silvikultur TPTI.
● Rehabilitasi lahan tidakproduktif (kanan-kiri jalan;tanah kosong)
● Penanaman pengayaan dan
Fasilitasi dalam pemahaman danpenerapan kebijakan berkaitandengan pembinaan hutan bekastebangan (sistem silvikultur TPTI danturunannya) kepada pemegangIUPHHK-HA khususnya.
Pada wilayahkelola yangtelah terdapatizinpemanfaatan.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ VI. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- VI-7
No. Obyek Binwasdal Pembinaan Pengawasan Pengendalian Keterangan
rehabilitasi dilaksanakandengan menggunakan bibit darijenis unggulan lokal.
Mendorong pemanfaatan danpenggunaan kawasan hutandapat dilaksanakan secaraoptimal sesuai dengan tujuanyang telah ditetapkan.
● Penyusunan rencana rehabilitasidan pengelolaannya pada arealyang kritis berdasarkan hasilpemetaannya baik di HPataupun HL.
● Rehabilitasi kawasan hutan danlahan yang kritis danpengelolaannya dilakukandengan melibatkan masyarakatlokal.
Fasilitasi dalam pemahaman danpenerapan kebijakan berkaitandengan rehabilitasi hutan dan lahanserta reklamasi kepada pihakterkait.
Pada wilayahkelola yangbelum terdapatizinpemanfaatan
5. Perlindungan danKonservasi Alam
Mendorong penerapankebijakan dan kewajiban untukmelaksanakan perlindungandan konservasi di areal kerjakepada pemegang IUPHHK-HA/HT.
● Pemetaan dan penandaan dilapangan serta penyusunanrencana perlindungan hutanpada areal yang rawan darigangguan (alami dan non-alami).
● Pemetaan dan penandaan dilapangan serta penyusunanrencana pengelolaan arealkonservasi dalam areal kerjayang telah ditetapkan.
● Sosialisasi kebijakan tentangperlindungan hutan danpenerapannya kepadapemegang IUPHHK-HT
● Sosialisasi kebijakan tentangkonservasi hutan danpenerapannya kepadapemegang izin IUPHHK-HA/HT
Pada wilayahkelola yangtelah terdapatizinpemanfaatan.
Mendorongdilaksanakannyaperlindungan dan konservasipada kawasan tidak terdapatizin pemanfaatan (baik di HLdan HP)
● Pemetaan dan penandaan dilapangan serta penyusunanrencana perlindungan hutanpada bagian areal yang rawandari gangguan (alami dan non-alami).
Sosialisasi dan penerapankebijakan tentang perlindungandan konservasi hutan.
Pada wilayahkelola yangbelum terdapatizinpemanfaatan
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ VI. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- VI-8
No. Obyek Binwasdal Pembinaan Pengawasan Pengendalian Keterangan
● Pemetaan dan penandaan dilapangan areal konservasidalam wilayah tertentu sertapenyusunan rencanapengelolaannya.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI --------------------------------------- VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ VII-1
VII. PEMANTAUAN,EVALUASI DAN PELAPORAN
A. Pemantauan
Pemantauan pengelolaan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI dimulai dari tingkat
pusat hingga daerah. Di tingkat pusat, pemantauan dapat dilakukan oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan, di tingkat daerah, pemantauan dapat dilakukan oleh
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melalui Gubernur dan Kepala Dinas
Kehutanan Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Gunung Mas melalui Bupati dan
Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten. Sedangkan di tingkat tapak dapat dilakukan
oleh Pengelola KPHP Model Gunung Mas Unit XVI.
Pemantauan dilaksanakan dengan melakukan penilaian terhadap seluruh
komponen pengelolaan. Hasil yang diperoleh dari pemantauan akan dijadikan
sebagai bahan pertimbangan dalam evaluasi pengelolaan, meliputi :
1. Kegiatan Inventarisasi berkala wilayah kelola serta penataan hutannya.
2. Rencana Pemanfaatan kawasan hutan pada wilayah tertentu.
3. Kegiatan pemberdayaan masyarakat.
4. Rencana kegiatan RHL pada areal kerja diluar izin atau didalam izin.
5. Pelaksanaan perlindungan hutan dan konservasi alam.
Adapun tujuan kegiatan pemantauan meliputi :
1. Mengkaji kegiatan-kegiatan yang telah dan sedangkan dilaksanakan;
2. Mengidentifikasi permasalahan yang timbul agar langsung dapat diatasi;
3. Sebagai bahan penilaian pola kerja dan manajemen agar tercapai tujuan
kegiatan;
4. Sebagai bahan pengambilam keputusan bila ada perubahan kondisi di
lapangan, tanpa menyimpang dari tujuan semula;
5. Memberi masukan dalam pemecahan permasalahan yang terjadi.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI --------------------------------------- VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ VII-2
Pemantauan dilakukan secara berkala setiap semester (6 bulan). Namun dalam
keadaan tertentu dapat dilakukan pemantauan secara khusus. Hasil pemantauan
dapat dijadikan alat untuk perbaikan dan penyesuaian kembali terhadap
kegiatan-kegiatan pengelolaan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI agar tetap
sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi.
B. EvaluasiEvaluasi dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk tingkat pusat. Pada tingkatan
daerah, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melalui Gubernur dan Kepala
Dinas Kehutanan Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Gunung Mas melalui
Bupati dan Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten dapat memberikan penilaian atau
evaluasi terhadap kegiatan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI. Adapun evaluasi
secara internal dilakukan dilakukan oleh Pengelola KPHP Model Gunung Mas
Unit XVI sendiri untuk tingkat tapak.
Evaluasi dilakukan berdasarkan pada hasil pemantauan. Kegiatan evaluasi
membandingkan hasil yang telah dicapai dengan target yang telah ditentukan
sehingga dapat diketahui tujuan yang dicapai, serta dapat mengetahui progres
kegiatan sesuai jadwal. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, lalu disusun
rencana tindak lanjut dan rekomendasi untuk memperbaiki kinerja yang ada.
Maksud dan tujuan evaluasi adalah agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan
sesuai dengan rencana, tepat waktu, dan memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan.
Langka-langkah pemantauan dan evaluasi, antara lain :
Perencanaan
1. Merancang sistem monitoring yang spesifik; Menentukan lingkup monitoring
dan evaluasi;
2. Memilih dan menentukan indikator;
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI --------------------------------------- VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ VII-3
3. Menentukan sumber-sumber informasi, memilih metode pengumpulan
data, seperti metode observasi atau interview.
Implementasi
1. Tabulasi data dan analisa data;
2. Temuan dalam monitoring; apakah ada penyimpangan, bila ada perlu
diidentifikasi masalah penyebabnya;
3. Menggali penyebab dan mengambil tindakan perbaikan; menggali penyebab
terjadinya masalah.
Manfaat pelaksanaan evaluasi bagi pihak pengelola KPHP sebagai berikut:
1. Sebagai salah satu fungsi manajemen, yaitu pengendalian atau supervisi.
2. Sebagai bentuk pertanggungjawaban (akuntabilitas) kinerja.
3. Untuk meyakinkan para pihak yang berkepentingan.
4. Membantu penentuan langkah-langkah yang berkaitan dengan kegiatan
selanjutnya.
C. Pelaporan
Pelaporan merupakan bentuk pertanggungjawaban kegiatan mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring dan evaluasi. Pada
instansi pemerintah, pelaporan seluruh kegiatan yang dilaksanakan disampaikan
dalam Laporan Keuangan (Instansi Pemerintah (LKIP). Pelaporan kinerja
dimaksudkan untuk mengkomunikasikan capaian kinerja dari suatu instansi
pemerintah dalam satu tahun anggaran, yang dikaitkan dengan pencapaian
tujuan dan sasarannya. Penyampaian laporan disampaikan kepada pihak yang
memiliki hak atau yang berkewenangan meminta keterangan atau
pertanggungjawaban.
Pada kegiatan pelaporan, KPHP Model Gunung Mas Unit XVI melaporkan hasil
akhir dari seluruh kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh KPHP Model Gunung
Mas Unit XVI sesuai dengan fungsi dan tugasnya secara berkala. Acuan yang
digunakan dalam pelaporan adalah berdasarkan standar prosedur operasional
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI --------------------------------------- VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ VII-4
yang berlaku. Pelaporan disusun dengan mengacu kepada Prosedur Kerja KPHP
Model Gunung Mas Unit XVI.
Tahapan dari penyampaian laporan dimulai dari penyiapan format laporan,
penyusunan bahan laporan dan resume telaahan bahan laporan sampai ke pada
tahap penyusunan, pelaporan yang disampaikan dalam bentuk :
1. Laporan Bulanan
- Laporan bulanan dibuat oleh Kepala RPH dan disampaikan paling lambat
tanggal 3 (tiga) bulan berikutnya kepada Kepala KPHP Model Gunung Mas
Unit XVI.
- Laporan bulanan Kepala KPHP Model Gunung Mas Unit XVI dibuat
berdasarkan rekapitulasi laporan dari Kepala RPH dan Kepala Seksi dan
disampaikan paling lambat tanggal 5 (lima) bulan berikutnya, kepada
Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Gunung Mas, dengan tembusan
Bupati Gunung Mas, Direktur KPHP, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi
Kalimantan Tengah dan Balai Pengelolaan Hutan Produksi Wilayah X
Palangka Raya.
2. Laporan Triwulan
Laporan triwulan Kepala KPHP Model Gunung Mas Unit XVI dibuat
berdasarkan rekapitulasi laporan bulanan dan disampaikan paling lambat
tanggal 5 (lima) bulan berikutnya, kepada Kepala Dinas Kehutanan
Kabupaten Gunung Mas, dengan tembusan Bupati Gunung Mas, Direktur
KPHP, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah dan Balai
Pengelolaan Hutan Produksi Wilayah X Palangka Raya.
3. Laporan Semester.
Laporan triwulan Kepala KPHP Model Gunung Mas Unit XVI dibuat
berdasarkan rekapitulasi laporan triwulan dan disampaikan paling lambat
tanggal 5 (lima) bulan berikutnya, kepada Kepala Dinas Kehutanan
Kabupaten Gunung Mas, dengan tembusan Bupati Gunung Mas, Direktur
KPHP, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah dan Balai
Pengelolaan Hutan Produksi Wilayah X Palangka Raya.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI --------------------------------------- VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) ------------------------------------------------------------ VII-5
4. Laporan Tahunan.
- Laporan tahunan dibuat pada setiap akhir tahun dan disampaikan kepada
Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Gunung Mas, dengan tembusan
Bupati Gunung Mas, Direktur KPHP, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi
Kalimantan Tengah dan Balai Pengelolaan Hutan Produksi Wilayah X
Palangka Raya.
- Selain laporan yang dibuat sesuai format, sebagai instansi pemerintah
KPHP juga menyiapkan laporan sesuai format yang digunakan sebagai
Laporan Kinerja (LKj) Instansi.
5. Laporan Insidentil.
Laporan insidental adalah laporan yang dibuat bila ada suatu kejadian di
wilayah KPHP Model Gunung Mas Unit XVI dan disampaikan kepada Kepala
Dinas Kehutanan Kabupaten Gunung Mas, dengan tembusan Bupati Gunung
Mas, Direktur KPHP, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah
dan Balai Pengelolaan Hutan Produksi Wilayah X Palangka Raya.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ----------------------------------------------------------------------------------- VIII. PENUTUP
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) --------------------------------------------------------- VIII-1
VIII. PENUTUP
Pengelolaan hutan dan multifungsi sumberdaya hutan di KPHP Model Gunung
Mas Unit XVI dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan sektor
kehutanan di Kabupaten Gunung Mas. Namun demikian KPHP Model Gunung
Mas Unit XVI masih dihadapkan dengan banyak permasalahan dan kendala
dalam upaya mewujudkan pengelolaan hutan secara lestari.
Permasalahan yang dihadapi KPH untuk dapat diselesaikan dalam penyusunan
strategi perencanaan pengelolaan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI. Upaya-
upaya strategis dapat ditempuh sebagai upaya manajemen kelola hutan pada
tingkat tapak sesuai fungsi pokok dan peruntukan hutannya secara efisien dan
lestari. Karena itu, setiap KPH yang diberi tugas kepemerintahan mengelola
hutan, memiliki tugas pokok dan fungsi selaku penata hutan, perencana kelola
hutan, pemanfaat hutan, pelindung dan pengaman hutan di wilayah kerjanya.
Tugas-tugas strategi yang dilakukan KPH akan sangat dipandang perlu melakukan
penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP).
Sepuluh tahun ke depan RPJHP KPHP Model Gunung Mas Unit XVI diarahkan
pada pemanfaatan hutan di kawasan hutan produksi dan hutan lindung. Usaha
pemanfaatan hutan pada hutan produksi dan hutan lindung di wilayah KPHP
Model Gunung Mas Unit XVI meliputi kegiatan-kegiatan: (a) Pemanfaatan hasil
hutan kayu pada hutan alam; (b) Pemanfaatan hasil hutan kayu hutan tanaman;
(c) Pemanfaatan hasil hutan kayu pada kegiatan rehabilitasi; (d) Pemanfaatan
hasil hutan bukan kayu; (e) Pemanfaatan jasa lingkungan; (f) Pemungutan hasil
hutan bukan kayu.
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Gunung Mas Unit XVI
memiliki keterbatasan dalam mengungkap setiap perkembangan dinamika sosial
dan politik, prediksi terjadinya bencana alam, dan kebijakan pemerintah yang
seringkali berubah begitu cepat. Karena itu, Rencana Pengelolaan Hutan Jangka
Panjang yang berdurasi sepuluh tahunan ini tentunya belum sempurna.
DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GUNUNG MAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAHKPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVI ----------------------------------------------------------------------------------- VIII. PENUTUP
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (2016-2025) --------------------------------------------------------- VIII-2
Berdasarkan hal tersebut dan sesuai juknis Rencana Pengelolaan Hutan Jangka
Panjang KPH, dalam dokumen perencanaan ini, juga disediakan ruang waktu
untuk melakukan sinkronisasi program kegiatan untuk menyikapi setiap
perubahan yang mungkin terjadi yaitu dalam bentuk review rencana pengelolaan
hutan minimal lima tahun sekali.
Keberadaan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Gunung
Mas Unit XVI yang akan berfungsi sebagai acuan bagi rencana-rencana
turunannya seperti rencana tahunan, dan rencana-rencana kegiatan teknis.
Dokumen Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang diharapkan dapat
memberi arah pengelolaan hutan yang melibatkan semua pihak terkait dalam
upaya pembangunan KPHP Model Gunung Mas Unit XVI di Kabupaten Gunung
Mas Provinsi Kalimantan Tengah.
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025a. Inventarisasi
Potensi KayuAPBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 100 - - - - 100 - - - 200
b.Inventarisasi HasilHutan Bukan Kayu
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 200 100 - - - 250 - - - 550
c. InventarisasiPotensi JasaLingkungan
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 100 75 - - - 100 - - - 275
d. InventarisasiSosial Budaya danEkonomiMasyarakat
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 75 75 75 75 75 - - - - 375
e. Tata Batas Luar APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 150 150 150 150 150 - - - 750
f. Penataan Blok(WilayahTertentu)
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 200 100 - - - - - - - 300
a. PemanfaatanHasil Hutan Kayu
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 300 300 300 300 300 300 300 300 300 2.700
b. PemanfaatanHasil Hutan BukanKayu (HHBK)
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 250 300 300 300 300 300 300 300 300 2.650
c. PengembanganWisata Alam
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 300 300 300 300 300 300 300 300 300 2.700
ESTIMASI BIAYA KEGIATAN PER TAHUN (JUTA RP) JUMLAH(JUTA RP)NO KEGIATAN SUMBER
PENDANAANSUB KEGIATAN
InventarisasiBerkala WilayahKelola sertaPenataanHutannya
1
2 PemanfaatanKawasan Hutanpada WilayahTertentu
RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN KPHP MODEL GUNUNG MAS UNIT XVITAHUN 2016 - 2025
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025ESTIMASI BIAYA KEGIATAN PER TAHUN (JUTA RP) JUMLAH
(JUTA RP)NO KEGIATAN SUMBERPENDANAANSUB KEGIATAN
a. PengembanganSkemaPerhutanan Sosial
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 100 100 100 100 100 100 100 100 100 900
b. Kemitraan dalampengelolaanWilayah Tertentu(KPH denganMasyarakat)
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 100 100 100 100 100 100 100 100 100 900
c. FasilitasiKemitraan AntaraMasyarakatDenganPemegang Izin
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 100 100 100 100 100 100 100 100 100 900
a. Penyusunan SPO(Standar,Prosedur danOperasional)
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 10 - - - 10 - - - - 20
b. Koordinasi danKonsultasi
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 25 25 25 25 25 25 25 25 25 225
c. Pemberianpedoman danstandarpelaksanaan
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 10 10 10 10 10 10 10 10 10 90
d. Memberikanbimbingan teknispelaksanaan
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 50 50 50 50 50 50 50 50 50 450
e. Pembinaan danpemantauanpelaksanaankegiatan
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 200 200 200 200 200 200 200 200 200 1.800
3
4
PemberdayaanMasyarakat
Pembinaan danPemantauanPemanfaatan danPenggunaanKawasan Hutanpada Areal yangBerizin
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025ESTIMASI BIAYA KEGIATAN PER TAHUN (JUTA RP) JUMLAH
(JUTA RP)NO KEGIATAN SUMBERPENDANAANSUB KEGIATAN
a. PenyusunanRPRHL, RTnRHLdan Rantek
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 300 200 200 200 200 300 200 200 200 2.000
b. Pembentukan danPenyiapanKelembagaan RHL
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 25 25 25 25 25 25 25 25 25 225
c. Pelaksanaan RHL APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000 27.000
d. MembangunPersemaian danoperasional
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 2.000 100 100 150 150 200 200 250 250 3.400
e. Pemantauan danEvaluasi
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 150 150 150 150 150 150 150 150 150 1.350
a. Pembinaan danpengawasanterhadappelaksanaan sipilteknis RHL
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 125 125 125 125 125 125 125 125 125 1.125
b. Pembinaan danpengawasanterhadap tata cararehabilitasi danreklamasi
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 100 100 100 100 100 100 100 100 100 900
c. Pembinaan danpengawasanterhadapPelaporan RHL
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 75 75 75 75 75 75 75 75 75 675
d. Pembinaan danpengawasanterhadapdiseminasikemajuan RHL
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 100 100 100 100 100 100 100 100 100 900
Rehabilitasi padaAreal Kerja Di LuarIzin
5
6 Pembinaan danPemantauanRehabilitasi danReklamasi di dalamAreal yang Berizin
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025ESTIMASI BIAYA KEGIATAN PER TAHUN (JUTA RP) JUMLAH
(JUTA RP)NO KEGIATAN SUMBERPENDANAANSUB KEGIATAN
a. Meningkatkanefektifitaskoordinasikegiatanperlindunganhutan
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 50 50 50 50 50 50 50 50 50 450
b. Melakukanpendidikankonservasikeanekaragamanhayati bagimasyarakatsekitar wilayahkelola KPH
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 50 50 50 50 50 50 50 50 50 450
c. Upaya konservasiHCVF
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 100 100 100 100 100 100 100 100 100 900
d. Upayaperlindungan floradan fauna yangdilindungi
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 100 100 100 100 100 100 100 100 100 900
e. Deliniasi arealperlindungansetempat
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 50 50 50 50 50 50 50 50 50 450
f. Patroli pengamanhutan
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
50 100 100 100 100 100 100 100 100 100 950
g. Sosialisasipencegahankebakaran hutandan lahan
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 75 75 75 75 75 75 75 75 75 675
h. Pembentukankelembagaanpemadamankebakaran hutandan kelompokmasyarakat peduliapi
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 25 25 25 25 - - - - - 100
7 RencanaPenyelenggaraanPerlindunganHutan danKonservasi Alam
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025ESTIMASI BIAYA KEGIATAN PER TAHUN (JUTA RP) JUMLAH
(JUTA RP)NO KEGIATAN SUMBERPENDANAANSUB KEGIATAN
i. PelatihanPengamananhutan danpemadamankebakaran hutandan lahan
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 50 50 50 50 50 50 50 50 50 450
j. Identifikasi daninventarisasilokasi kerawananhutan
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
k. Pemantauan titikapi (hot spot)
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 10 10 10 10 10 10 10 10 10 90
l. Pengendaliankebakaran hutandan lahan
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
15 30 30 30 30 30 30 30 30 30 285
8 RencanaPenyelenggaraanKoordinasi danSinkronisasi AntarPemegang Izin
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 150 150 150 150 150 150 150 150 150 1.350
9 Koordinasi danSinergi denganInstansi danStakeholderTerkait
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 150 150 150 150 150 150 150 150 150 1.350
a. Penyediaan SDM APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 200 200 200 200 200 - - - - 1.000
b. PeningkatanKapasitas SDM
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 100 100 100 100 100 100 - - - 600
a. Komunikasi dankonsultasi denganPemerintah Pusatdan Daerah
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 50 50 50 50 50 50 50 50 50 450
7 RencanaPenyelenggaraanPerlindunganHutan danKonservasi Alam
10 RencanaPenyediaan danPeningkatanKapasitas SDM
PenyediaanPendanaan
11
Koordinasi danSinkronisasi antarpemegang ijin
Koordinasi dansinergi denganInstansi dan stakeholder terkait
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025ESTIMASI BIAYA KEGIATAN PER TAHUN (JUTA RP) JUMLAH
(JUTA RP)NO KEGIATAN SUMBERPENDANAANSUB KEGIATAN
b. Roadmappenggalangandana
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 50 50 50 50 50 50 50 50 50 450
a. Pengadaanpendukungdatabase yakniperangkat kerasdan perangkatlunak database
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 200 300 - - - - - - - 500
b. Pelatihanpenyusunandatabase dansistem informasimanajemen
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 50 50 - - - - - - - 100
c. Pengelolaan basisdata daninformasiberkaitanbiogiofisik,kegiatanpemanfaatan danpenggunaankawasan hutan,dan sosialekonomi budaya
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 25 25 25 25 25 25 25 25 25 225
d. Pembangunandatabase berupadata digital, dataspasial, datanumerik, dan datawebgis
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 25 - - - 25 - - - - 50
e. pembangunandatabase melaluisistemkomputerisasi daninternet
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 25 25 25 25 25 25 25 25 25 225
PenyediaanPendanaan
11
PengembanganDatabase
12
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025ESTIMASI BIAYA KEGIATAN PER TAHUN (JUTA RP) JUMLAH
(JUTA RP)NO KEGIATAN SUMBERPENDANAANSUB KEGIATAN
a. Kaji UlangPenataan Blokdan Petak BaikParsial maupunMenyeluruh
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- - - 100 - - - 100 - - 200
b. Kajian UlangArahanPemanfaatan danPengembanganBlok dan PetakBaik ParsialmaupunMenyeluruh
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- - - 100 - - - 100 - - 200
a. PeninjauanSubstansi
b. Monitoring danEvaluasi Hasilimplementasi
c. PeninjauanRelevansi
d. Peninjauankembali substansi,implementasi, danrelevansi
a. Pemanfaatan hasilhutan kayu
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 200 200 200 200 200 200 200 200 200 1.800
b. Pemanfaatan hasilhutan bukan kayu
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- 150 150 150 150 150 150 150 150 150 1.350
c. Pemanfaatanwisata alam
APBN, APBD,Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- - 300 300 300 300 300 300 300 300 2.400
75 10.170 8.260 8.035 7.685 7.695 7.835 7.585 7.235 7.235 71.810TOTAL
RencanaRasionalisasiWilayah Kelola
13
Review RencanaPengelolaan
14
15 PengembanganInvestasi
200 - - 400- 200 - - -APBN, APBD,
Pihak Ketiga ygtidak mengikat
- -