RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP...

105
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL MANDAILING NATAL PERIODE 2014-2023

Transcript of RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP...

Page 1: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

RENCANA PENGELOLAAN HUTANJANGKA PANJANG KPHP MODEL

MANDAILING NATAL PERIODE 2014-2023

Page 2: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan
Page 3: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

ii

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Nata 2014-2023

RINGKASAN EKSEKUTIF

Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) sebagai sebuah unit

pengelolaan hutan ditingkat tapak bertujuan untuk mewujudkan pengelolaan hutan

yang efisien dan lestari.

Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Model Mandailing Natal

dengan luas ± 159,166 ha yang pembentukannya berdasarkan Surat Keputusan

Menteri Kehutanan Republik Indonesia No. SK. 332/ Menhut-II/ 2010, dibagi menjadi

tujuh (7) blok yaitu HL blok inti, HL blok pemanfaatan, HP blok pemanfaatn HHK-HA,

HP blok pemanfaatan HHK-HT, HP blok pemanfaatan jasling HHBK, HP blok

pemberdayaan, dan HP blok perlindungan.

Potensi tegakan pohon yang terdapat pada fungsi hutan produksi lahan

primer dengan stratifikasi hutan lahan kering sekunder diperoleh rata-rata volume

tegakan pada tingkat pohon sebesar 128.77 m3/ha dengan jumlah batang sebanyak

133.48 batang/ha.

Rencana kegiatan 10 tahun kedepan dituangkan dalam bentuk Rencana

Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Mandailing Natal Tahun

2014 – 2023. RPHJP ini yang berisi rumusan visi dan misi yang didasarkan atas

kondisi, isu-isu strategis yang diangkat dari berbagai problematika yang menjadi

tantangan dalam pengelolaan sumberdaya hutan saat ini dan harapan di masa yang

akan datang dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki.

Visi KPH adalah “Mengelola Hutan Bersama Masyarakat Untuk KPHPModel Mandailing Natal Yang Mandiri dan Berkontribusi Terhadap PAD” Visi

tersebut akan dicapai melalui 5 Misi sebagai barikut : (1) Membangun Kelembagaan,

Penataan Kawasan dan SDM KPHP. Model Mandailing Natal; (2) Membangun

Hutan Karet; (3) Kerjasama dan Kemitraan; (4) Pemanfaatan HHK dan HHBK; dan

(5) Perlindungan dan Rehabilitasi Hutan. Adapun 11 Capaian Utama yang akan

diwujudkan KPHP Model Mandiling Natal tahun 2014 - 2023 adalah : (1) Tersedianya

Sarana Dan Prasarana Pengelolaan, (2) Tertatanya Blok Dan Petak Di Wilayah

Page 4: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

iii

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Nata 2014-2023

Kelola, (3) Tersedianya SDM Terampil Dan Kompeten, (4) Terbangunnya

Hutan Karet Seluas + 1.000 Ha, (5) Terwujudnya Kerjasama Investasi Dalam Bentuk

MoU, (6) Terlaksanakanya Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Hutan

Karet, Pemanfaatan Dan Perlindungan Hutan, (7) Terlaksanakan Penangkaran Rusa

Seluas + 4 Ha, (8) Termanfaatkannya HHK (Meranti, Kapur, Kruing, Bania, Merbau,

Rengas, Resak, Lagan, Medang, Kelat, Lesi-Lesi, dll), (9) Termanfaatkannya HHBK

(Sarang Walet, Rotan, Lebah Madu, Gaharu, Getah/Resin, Palm Hutan, Bambu,

Tanaman Hias, Anggrek, Tanaman Obat, Damar, Kayu Manis, Durian, Aren, Dan

Lain-Lain Seluas + 300 Ha, (10) Termanfaatkannya Potensi Air, Wisata Alam Dan

Jasa Lingkungan, (11) Terlaksananya Perlindungan Hutan Dan Rehabilitasi Hutan

seluas + 700 (tujuh ratus) Ha.

Secara garis besar, kegiatan utama yang akan dilaksanakan oleh KPHP

Mandailing Natal selama tahun 2014 - 2023 diselaraskan dengan misi, capaian-

capaian utama dan core business adalah : (1) Inventarisasi berkala wilayah kelola

serta penataan hutannya, (2) Pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu, (3)

Pemberdayaan masyarakat, (4) Pembinaan dan pemantauan pada areal KPH yang

telah ada ijin pemanfaatan maupun penggunaan kawasan hutan, (5) Rehabilitasi

pada areal di luar ijin, (6) Pembinaan dan pemantauan rehabilitaasi dan reklamasi di

dalam areal yang berijin, (7) Rencana penyelenggaraan perlindungan hutan dan

konservasi alam, (8) Rencana penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar

pemegang ijin, (9) Koordinasi dan sinergi dengan Instansi dan stakeholder terkait,

(10) Rencana penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM, (11) Penyediaan

pendanaan, (12) Pengembangan database, (13) Rencana rasionalisasi wilayah

kelola, (14) Review rencana pengelolaan, dan (15) Pengembangan investasi.

Sebagai pelengkap dan dalam rangka mendukung kegiatan perencanaan dan

implementasi kegiatan pengelolaan hutan di KPHP Model Mandailing Natal,

dokumen RPHJP dilengkapi dengan data dan informasi spasial berupa peta.

RPHJP KPHP Model Mandailing Natal ini merupakan pedoman dan arahan

pelaksanaan pengelolaan untuk diaplikasikan secara konsisten serta terus dimonitor

sehingga terwujud pengelolaan hutan intensif, efisien, dan efektif di KPHP Model

Mandailing Natal.

Page 5: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

iv

Page 6: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

iii

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Nata 2014-2023

Page 7: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

KATA PENGANTAR

Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) merupakan salah satu Indikator

Kinerja Utama (IKU) dalam perencanaan strategis kementrian Kehutanan. Untuk

membangun KPH, perlu dilakukan penyiapan prakondisi pengelolaan hutan, meliputi : (1)

Pembagian kawasan hutan menjadi unit-unit kesatuan pengelolaan hutan (KPH), (2)

Pembentukan institusi pengelola pada setiap unit KPH, serta (3) Adanya perencanaan yang

berbasis spasial dari setiap unit KPH.

Secara garis besar, Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model

Mandailing Natal Periode 2014-2023 meliputi (1) Maksud, tujuan dan sasaran kegiatan,

(2) Deskripsi kawasan, (3) Visi dan misi pengelolaan hutan, (4) Analisis dan proyeksi

kegiatan, (5) Rencana kegiatan, (6) Pembinaan, pengawasan, dan pengendalian, (7)

Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan

Penghargaan dan ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang

telah ikut serta berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan Rencana

Pengelolaan Hutan (RPH) KPHP Mandailing Natal. Diharapakan semoga RPH-JP ini dapat

dijadikan sebagai landasan dan acuan untuk mempercepat pembangunan kehutanan

tingkat tapak di wilayah KPHP Model Mandailing Natal.

Panyabungan, Desember 2013

v

Page 8: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

v

DAFTAR ISIHalaman

LEMBAR PENGESAHANRINGKASAN ESEKUTIF…………………………………………………………….. ii

KATA PENGANTAR ...........................................................................…………… v

DAFTAR ISI ………………………………………………………......……………….. vi

DAFTAR TABEL …………………………………………………......………………. viii

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………......………………. ix

DAFTAR TABEL LAMPIRAN............................................................................. x

DAFTAR GAMBAR LAMPIRAN ………………………………………………...... xi

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang........................................................................................... 2

B. Maksud dan Tujuan...................................................................................

C. Sasaran.....................................................................................................

D. Dasar Hukum……………………………………………………………..........

E. Ruang Lingkup...........................................................................................

F. Batasan Pengertian...................................................................................

3

4

4

5

7

II. DESKRIPSI KAWASANA. Risalah Wilayah KPHP Model Mandailing Natal........................................

B. Potensi Wilayah KPHP Model Mandailing Natal........................................

C. Data dan Informasi Sosial Budaya .......................................................

D. Data dan Informasi Ijin-ijin Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan

Kawasan....................................................................................................

12

19

20

32

E. Kondisi Posisi KPHP Model Mandailing Natal dalam Perspektif Tata

Ruang, Wilayah, dan Pembangunan

Daerah.............................................. 32

F. Isu Strategis, Kendala, dan Permasalahan................................... 33

III. VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTANA. Visi ........................................................................................

B. Misi ……………………………………………………………………………..

C. Capaian Utama ………………………………………...................................

36

38

39

IV. ANALISIS DAN PROYEKSI

Page 9: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

vi

A. Analisis............................................................................

B. Proyeksi 10 Tahun ke Depan........................................................

41

58

V. RENCANA KEGIATANA. Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola serta Penataan Hutan..........

B. Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu....................................

C. Pemberdayaan Masyarakat..............................................................

D. Pembinaan dan Pemantauan (Controlling) pada Areal KPHP

Mandailing Natal yang Telah Ada Ijin Pemanfaatan maupun

Penggunaan Kawasan Hutan.........................................................

E. Penyelenggaraan Rehabilitasi pada Areal di Luar Ijin...................

F. Pembinaan dan Pemantauan (Controlling) Pelaksanaan Rehabilitasi

dan Reklamasi pada Areal yang Sudah Ada Ijin Pemanfaatan dan

Penggunaan Kawasan Hutan............................

G. Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.........

H. Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi antar Pemegang

Ijin..................................................................................................

I. Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan Stakeholder terkait……

J. Penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM................................

K. Penyedian pendanaan....................................................................

L. Pengembangan database................................................................

M. Rasionalisasi wilayah kelola..........................................................

N. Review Rencana Pengelolaan (minimal 5 tahun sekali) ..............

O. Pengembangan investasi...............................................................

60

60

61

61

62

63

63

63

64

65

65

66

67

68

68

VI. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIANA. Pembinaan.....................................................................................

B. Pengawasan...................................................................................

C. Pengendalian.................................................................................

71

72

72

VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORANA. Pemantauan dan Evaluasi..................................................................

C. Pelaporan..........................................................................................

75

76

VIII. PENUTUP ........................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 79

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

vii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Rincian Pembagian Unit KPH Model Madina Berdasarkan

Wilayah BPKH ...................................................................... 12

2. Pembagian Blok KPH Berdasarkan Fungsi Hutan 13

3. Tutupan Lahan pada wilayah KPHP Model Mandailing Natal 17

4. DAS pada wilayah KPHP Model Mandailing Natal 17

5. Pembagian Blok KPHP Model Mandailing Natal. 18

6. Luas, jumlah penduduk menurut desa 20

7. Jumlah Penduduk menurut jenis kelamin tahun 2009 21

8. Jumlah Penduduk menurut jenis kelamin tahun 2008 21

9. Jumlah Penduduk menurut jenis kelamin tahun 2009 21

10. Jumlah Penduduk menurut jenis kelamin tahun 2010 21

11. Jumlah Sekolah Dasar , Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan

Sekolah Lanjutan Tingkat Atas per Kecamatan ................... 25

12. Identifikasi faktor internal dan eksternal

KPHP Model Mandailing Natal.............................................. 42

13. Strategi Meningkatkan Kekuatan (Strength) Dengan

Menanfaatkan Peluang (Opportunity) 43

14. Strategi Mengatasi Kelemahan (Weakness) Dengan

Memanfaatkan Peluang (Opportunity) 46

15. Strategi Memanfaatkan Kekuatan (Strengh) Untuk

Mengatasi Ancaman (Threat) 49

16. Strategi Mengatasi Kelemahan (Weakness) Dengan

Memanfaatkan Ancaman (Threat) 53

17. Kondisi KPHP Model Mandailing Natal Saat Ini dan

Proyeksi 10 Tahun ke Depan (2014 – 2023) 58

Page 11: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

viii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Struktur Organisasi KPHP Model Mandailing Natal 18

Page 12: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

ix

DAFTAR TABEL LAMPIRAN

1 Daftar Nama Pohon yang ditemukan dalam PelaksanaanKegiatan Inventarisasi Potensi Wilayah Pengelolaan Unit KPHModel Madina

2 Daftar Jenis Pohon yang ditemukan pada Kegiatan InventarisasiHutan di Wilayah KPHP Model Mandailing Natal

3 Daftar Jenis Tumbuhan Di Hutan KPHP Model Mandailing Natal

4 Daftar Jenis Mamalia dan Status Keterancamannya

Page 13: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

x

Page 14: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

xi

DAFTAR GAMBAR LAMPIRAN :1. Peta Tata Hutan KPHP Model Mandailing Natal, Kabupaten Mandailing Natal,

Provinsi Sumatrera Utara

2. Peta Delineasi Wilayah Tertentu KPHP Model Mandailing Natal, Kabupaten

Mandailing Natal, Provinsi Sumatrera Utara

3. Peta Penetapan Wilayah KPHP Model Mandailing Natal, Kabupaten

Mandailing Natal, Provinsi Sumatrera Utara

4. Peta Kawasan Hutan KPHP Model Mandailing Natal, Kabupaten Mandailing

Natal, Provinsi Sumatrera Utara

5. Peta Kelas Lereng KPHP Model Mandailing Natal, Kabupaten Mandailing

Natal, Provinsi Sumatrera Utara

6. Peta Penutupan Lahan KPHP Model Mandailing Natal, Kabupaten Mandailing

Natal, Provinsi Sumatrera Utara

7. Peta DAS KPHP Model Mandailing Natal, Kabupaten Mandailing Natal,

Provinsi Sumatrera Utara

8. Peta Penutupan Blok Inti KPHP Model Mandailing Natal, Kabupaten

Mandailing Natal, Provinsi Sumatrera Utara

9. Peta Blok Pemanfaatan KPHP Model Mandailing Natal, Kabupaten

Mandailing Natal, Provinsi Sumatrera Utara

10.Peta Blok Perlindungan KPHP Model Mandailing Natal, Kabupaten

Mandailing Natal, Provinsi Sumatrera Utara

11.Peta Blok Pemanfaatan Kawasan, Jasa Lingkungan dan HHBK KPHP Model

Mandailing Natal, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatrera Utara

12.Peta Blok Pemberdayaan KPHP Model Mandailing Natal, Kabupaten

Mandailing Natal, Provinsi Sumatrera Utara

13.Peta Blok Pemanfaatan HHK – HA KPHP Model Mandailing Natal,

Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatrera Utara

14.Peta Blok Pemanfaatan HHK – HT KPHP Model Mandailing Natal,

Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatrera Utara

15.Peta Blok dan Petak KPHP Model Mandailing Natal, Kabupaten Mandailing

Natal, Provinsi Sumatrera Utara

16.Peta Pemanfaatan Pada KPHP Model Mandailing Natal, Kabupaten

Mandailing Natal, Provinsi Sumatrera Utara

17.Peta RKTN Pada KPHP Model Mandailing Natal, Kabupaten Mandailing

Natal, Provinsi Sumatrera Utara

Page 15: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

LAMPIRAN

Page 16: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

Tabel Lampiran 1. Daftar Nama Pohon yang ditemukan dalam Pelaksanaan KegiatanInventarisasi Potensi Wilayah Pengelolaan Unit KPHP Model Mandailing Natal

No. Nama Lokal Nama Latin

1 Akarodon/Antarodan Artocarpus kemende mig.ver.(1)2 Andarasi Wainmennia lelumliplanok3 Andulpak Sapium baccatum Roxb.4 Antarsa Canarium litore BL.5 Balam Palagium aboratum engil6 Balik angin Aglaia argentea BL.7 Balun ijuk Diospyrus baloen idjoek Bakh.8 Bangle Tristanis (9)9 Bania Shorea platyclados Bsi.10 Bantunan Koilodepas (3)11 Barangan Costanopsis inermis Jack.12 Basung Alstonia anguistiloba Miq.13 Bayur Pterospermum polyanta Hassk.14 Berumbung Sonneratia caseolaris Engl.15 Bintangur Calopyllum sp.16 Binuang Oktomeles sumatrana17 Bodar-bodar Dysexylum18 Bonggang Neesla glabra Becc.19 Cengal Hopea sangal Kort.20 Cengkawan Dipleroe arpaelal sp.21 Dammar Dacryodes rostrata H.J.L22 Dara-dara Knema mandarahan Warb.23 Dedap Erythrina fusca Lour24 Dondong air Dacryodesa angulata H.J.L25 Durian Durio graveolens Becc.26 Embacang Mangifera foetida Laur.27 Geronggang Cratoxylon arboresen BL.28 Goring-goring Glochidion abscurum Hook.f29 Goti Alstoma meumatophala Bakh.30 Hapas-hapas Exbucklandia populnea R.W.Bown31 Hatapang Terminalia copelandil Elm.32 Haundolok Eugenia sp.33 Hayu hara Ficus procera Reinw.34 Hayu rata35 Horsik Quercus gamellifora BL.36 Hoting Caslanopsis javanica A.DC37 Ingor-ingor Parinari sumatrana Bent.38 Jailan Terhetiayanamea BL.39 Jambu-jambu Euganis sp.40 Jelutung Dyera coslulata Hook.f41 K. Minyak Dipterocarpus apterus Fexw.42 Kapur Dryobalanops aromatica Gaertn.43 Kase Pometia alnifofia Radlk.44 Katuko Shorea platyclados V.Si45 Kayu manis Subelia sp.46 Kemenyan Styrak benzoil Dryand.47 Kempas Koompassia malaccensis maing48 Kenanga Cananga odorata Hk.F49 Keruing Dipterocarpus cemutus Dyer.

Page 17: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

No. Nama Lokal Nama Latin

50 Laban Vitex pubescens Vahl.51 Lagan Hastixia trichotoma BL52 Lampisi Macaranga hypholeuca Muell.53 Lancat bodi Aglaia guisdermexl houk54 Lempayan Eugenia sp.55 Lesi-lesi Tarretia (9)56 Loba-loba Engenia sp.57 Longgang Commersonia bartramia Merr.58 Malutua Eugenla sp.59 Mayang Palaquium sp.60 Medang Litsia sp.61 Meranti Shorea sp.62 Murak Dracontomelon mangiferum BL.63 Ombu64 Parak Beilschmiedia dichtyeneura Kosterm65 Pasak bumi Eurycoma longifolla66 Petal Parkia speciosa Hassk.67 Pisang-pisang Kandalia candal Drues.68 Pulai Alstonia pnematophora Back69 Rambutan Nephelium eriopetalum Miq.70 Rao Ficus variegata BL.71 Raru manisan Tarrietia rubiginosa Kosterm72 Rengas Mangifera (1)73 Resak Vatica songa V.Sl74 Ronge Melanorrhoea sp.75 Ronggang Cratoxylon arborescens BL.76 Ruam Podocarous sp.77 Sampinur Podocarpus imbicatus BL.78 Sapot Glochidon79 Sarung kulit Eugenia sp.80 Sengon Paraserianthes falcataria81 Sijingkal Xylopia (2)82 Simarhonongan Dipterocarpus crinitus Dyer.83 Simartanaon Schima sp.84 Simartolu Schima wallichii Korth85 Simpur Dillenia excelsa Gilg.86 Sitarak Artocarpus elasticus Rainw.87 Songal Shorea sp.88 Surian Parishia mangayi Hook.f89 T. Kuda Endospermum malacuesi Muell.90 Tampui Macaranga javanica Muell.91 Tapis Polyathia hypoleuca Hook.f92 Tempayang Anthocephalus cadamba Miq.93 Terentang Caupnosperma auriculata Hook.f94 Tinggiran Carallia brachiata Merr.95 Torop Artocarpus elasticus Rainw.96 Ubar Tryslaniaoboutma

Sumber: Laporan Hasil Pelaksanaan Inventarisasi Hutan Wilayah Pengelolaan KPH Model MadinaKabupaten Madina (Unit KPH Madina) Tahun 2012.

Page 18: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

Tabel Lampiran 2. Daftar Jenis Pohon yang ditemukan pada Kegiatan Inventarisasi Hutan diWilayah KPHP Model Mandailing Natal.

No NamaPedagangan

Nama Daerah Nama Ilmiah

I. Kelompok Jenis Meranti/ Kelompok Komersial Satu1 Balau Damar laut, Semantok (Aceh),

Selangan Batu, Anggelam, AmperokShorea spp; Parashoreaspp

2 Balau merah Balau laut, Batu tuyang, Damar lautmerah, Putang, Lempung abang

Shorea spp.

3 Dammar Damar Araucaria spp.4 Durian Durian burung, Lahong, layung, Apun,

Begurah, Punggal, Durian hantu,Enggang

Durio carinatus Mast;Durio spp.;Coelostegia spp.

5 Giam/Resak Resak batu, Resak gunung Cotylelobium spp.6 Jelutung Pulai nasi, Pantung gunung, Melabuai Dyera spp.7 Kenari Keranti, Ki tuwak, Binjau, Asam-

asam, Kedondong, Resung, Bayung,Ranggorai, Mertukul

Canarium spp.; Dacryodesspp.; Trioma spp.; Santriaspp.

8 Keruing Tempuran, Lagan, Merkurang,Kawang, Apitong

Dipterocarpus spp.

9 Medang Sintuk, Sintok lancing, Kitteja, Kituha, Ki sereh

Cinnamomum spp.

10 Meranti kuning Damar tanduk, Damar buah, Damarhitam, Damar kelepek

Shorea acuminatissimaSym, Shoreabalanocarpoides Sym,Shorea fguetiana Heim,Shorea scollaris V.Sloot,Shorea gibbosa Brandis.

11 Merati merah Bania, Seraya merah, Kontoy bayor,Campaga, Lempong, Kumbang,Majau, Meranti ketuko, Ketrahan,Ketir, Cupang

Shorea palembanica Miq,Shorea lepidota BI, Shoreaovalis Bl, Shoreajohorensis Foxw, Shorealeptoclados Sym, Shorealeprosula Miq, Shoreaplatyclados sloot.Ex foxw.

12 Merawan Ngerawan, Cengal, Amang besi,Cengal balaw, Emang, Tekam

Hopea spp. ; Hopea dyeri;Hopea sangal Kort.

13 Mersawa Damar kunyit, Masegar, Ketimpun,Tabok, Tahan, Cengal padi

Anisoptera spp.

14 Nyatoh Suntai, Nalam, Jongkong, Hangkang,Katingan, Mayang batu, Bunut,Kedang, Bakalaung, Ketiau, Jengkot,Kolan

Palaquium spp.; Payenaspp.; Madhuca spp.

15 Pulai Kayu gabus, Rita, Gitoh, Bintau,Basung, Pule, Pulai miang

Alstona spp.

16 Rasamala Tulasan (Sumatera), Mala (Jawa),Mandung (Mnkb)

Altingia excelsa Noronha

17 Resak Damar along, Resak putih Vatica spp.II. Kelompok Jenis Kayu Rimba Campuran/ Kelompok Komersil Dua

1 Bayur Walang, wayu, Balang, Wadang Pterospermum spp.2 Bintangur Bunoh, Nyamplung, Penaga Calophyllum spp.3 Gopasa Teraut, laban Vitex spp.4 Gerunggang Madang baro, Adat, Temau, Mampat,

Butun, KemutulCratoxylum ispp.

Page 19: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

No NamaPedagangan

Nama Daerah Nama Ilmiah

5 Jabon Kelampayan, Laran, Semama Anthocephalus spp.6 Jambu-jambu Kelat, Ki tembaga, jambu Eugenia spp.7 Kempas Impas, Tualang ayanm, Hampas Koompassia malaccensis

Miiang.8 Mahang Markubung, Mara, Benua Macaranga spp.9 Medang Manggah, Huru kacang, Kelaban,

Wuru, KunyitLitsea firma Hook.f;Dehassia spp.

10 Mempisang Mahabal, Hakai rawang, Empunyit,Jangkang, Banitan, Pisang-pisang

Mezzetti parviflora Becc;Xylopia spp.; Alphonseaspp.; Kandelia candellDruce

11 Rengas Rengas tembaga, Rangas Gluta aptera (King) DingHou

12 Sesendok Kayu bulan, Sendok-sendok, kayu raja,Garung, Kayu labu

Endospermum spp.

13 Simpur Sempur, Segel, Janti, Dongi Dilenia spp.14 Tembesu Tomasu, Kulaki, Malbira, Kitandu Fragraea spp.15 Terap Tara, Cempedak, Kulur, Teureup Artocarpus spp.16 Terentang Tumbus, Pauh lebi Campnosperma spp.17 Terentang ayam Pauhan, Antumbus, Talantang Buchanania spp.

III. Kelompok Jenis Kayu Indah/ Kelompok Indah Dua1 Membacang Limus plit, Ambacang, Wani,

Mampelam, Asam, ManggaMangifera spp.

2 Pasang Mempeniang, Baturua, Kasunu, Triti Quercus spp.3 Raja bunga Segawe, Klenderi, Saga Adenanthera spp.4 Rengas Ingas, Suloh, Rangas, Rengas burung Gluta spp.; Melanorrhoea

spp.

Sumber: Laporan Hasil Pelaksanaan Inventarisasi Hutan Wilayah Pengelolaan KPH Model MadinaKabupaten Madina (Unit KPH Madina) Tahun 2012.

Page 20: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

Tabel Lampiran 3. Daftar Jenis Tumbuhan Di Hutan KPHP Model Mandailing Natal

NO. NAMA SUKU NO. NAMA JENIS

1. Actinidiaceae 1 Saurauia pendula Bl.

2. Alangiaceae 2 Alangium javanicum (Bl.) Wang.

3. Anacardiace 3 Buchanania sessilifolia Bl.

4 Mangifera swintonioides Kosterm.

5 Mangifera laurina Bl.

6 Melanochyla caesia (Bl.) Ding Hou

7 Melanochyla bracteata King

8 Swintonia glauca Engl.

4. Annonaceae 9 Annonaceae 1

10 Annonaceae 2

11 Cyathocalyx biovulatus Boerl.

12 Cyathocalyx sp.1

13 Melodorum kentii Hook. f. & Thoms.

14 Mezzetia parviflora Becc.

15 Polyalthia cauliflora Hook. f. & Thoms.

16 Polyalthia lateriflora (Bl.) King

17 Polyalthia sumatrana King

18 Polyalthia subcordata Bl

19 Popowia pisocarpa Endl.

20 Polyalthia spp.

21 Sageraea elliptica Hook. f & Thoms

22 Sageraea lanceolata Miq.

23 Xylopia malayana Hook. f et Th.

24 Unidentified.

5. Apocynaceae 25 Alstonia angustiloba Miq

6. Arecaceae 26 Oncosperma horridum Scheff.

27 Pinanga sp

7. Asteraceae 28 Vernonia arborea Buch.-Ham.

8. Bombacaceae 29 Durio malaccensis Planch. & Mast.

30 Durio oxleyanus Griff.

31 Durio zibethinus Murray

32 Neesia altissima (Bl.) Bl.

9. Burseraceae 33 Canarium littorale Bl.

34 Canarium patentinervium Miq.

35 Dacryodes laxa (Benn.) H.J. Lam

36 Dacryodes incurvata (Engl.) Lam

37 Dacryodes rostrata (Bl.) Lam

38 Dacryodes sp.1

39 Santiria apiculata Benn.

40 Santiria laevigata Bl.

41 Santiria tomentosa Bl.

10. Celastraceae 42 Kokoona littoralis Laws.

11. Clusiaceae 43 Calophyllum sp

44 Calophyllum rigidum Miq.

45 Cratoxylon arborescens Bl.

46 Garcinia gaudichaudii Planch. & Triana

47 Garcinia havilandii Stapf.

Page 21: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

NO. NAMA SUKU NO. NAMA JENIS

48 Garcinia parvifolia Miq.

49 Garcinia sp. 1

50 Mesua coriacea Stevens

51 Mesua ferrea L.

52 Mesua sp.1

12. Cornaceae 53 Mastixia trichotoma Bl.

13. Convolvulaceae 54 Erycibe sp

14. Crypteroniaceae 55 Crypteronia sp.

15. Dipterocarpaceae 56 Anisoptera costata Korth. *

57 Dipterocarpus palembanicus Sloot.

58 Hopea beccariana Burck *

59 Hopea nigra Burck *

60 Shorea acuminata Dyer *

61 Shorea exelliptica Meijer

62 Shorea gibbosa Brandis *

63 Shorea parvifolia Dyer

64 Shorea platyclados Sloot. ex Foxw. *

65 Shorea sp.1

66 Shorea sp. 2

67 Shorea sp. 3

68 Shoreasp.4

69 Vatica mangachapoi Blco. *

70 Vatica micrantha Sloot.

71 Vatica perakensis King *

16. Ebenaceae 72 Diospyros pseudo-malabarica Bakh.

73 Diospyros frutescens Bl

74 Diospyros sp. 1

75 Diospyros sp. 2

76 Diospyros sumatrana Miq.

17. Elaeocarpaceae 77 Elaeocarpus mastersii King

78 Elaeocarpus parvifolius Wall.

18. Euphorbiaceae 79 Aporusa antennifera (Airy Shaw) Airy Shaw

80 Aporusa cf. prainiana King ex Gage

81 Aporusa falcifera Hook.f.

82 Aporusa grandistipula Merr

83 Aporusa maingayi Hook.f.

84 Aporusa symplocoides (Hook.f.) Gage

85 Baccaurea brevipes Hook.f.

86 Baccaurea dulcis Merr.

87 Baccaurea javanica Muell. Arg

88 Baccaurea minutiflora Muell. Arg.,

89 Baccaurea multiflora Burck ex J.J. Smith

90 Blumeodendron tokbrai (Bl.) Kurz

99 Drypetes longifolia (Bl.) Pax. ex Hoffm.

100 Glochidion sp

101 Macaranga gigantea (Reichb. f. & Zoll.)Muell. Arg.

102 Macaranga hosei King ex Hook.f.

Page 22: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

NO. NAMA SUKU NO. NAMA JENIS

103 Macaranga hypoleuca (Reichb. f. & Zoll.)Muell. Arg.

104 Macaranga lowii King ex Hook. f.

105 Mallotus macrostachyus Muell. Arg

106 Mallotus penangensis Muell. Arg.

107 Neoscortechinia kingii (Hook.f.) Pax. exHoffm.

108 Pimeleodendron griffithianum (Muell. Arg.)Hook.f.

109 Ptychophyxis kingii Ridley

110 Sapium baccatum Roxb.

111 Sauropus rhamnoides Bl

112 Trigonostemon serratus Bl

19. Fabaceae 113 Archidendon sp. 1

114 Archidendron bubalinum (Jack) Nielsen

115 Dialium indum L

116 Fabaceae (Liana)

117 Koompassia malaccensis Maing.

118 Ormosia sumatrana Prain. ex King

119 Parkia speciosa Hassk.

20. Fagaceae 120 Castanopsis sp. 1

121 Castanopsis sp. 2

122 Lithocarpus bennetii (Miq.) Rehd.

123 Lithocarpus cyclophorus (Endl.) A. Camus

124 Lithocarpus elegans (Bl. ) Hatus. exSoepadmo

125 Lithocarpus hystrix (Korth.) Rehd.

126 Lithocarpus lucidus (Roxb.) Rehd.

127 Lithocarpus sp. 1

128 Lithocarpus sp. 2

129 Quercus argentata Korth.

130 Quercus gemellifloraBl.

131 Quercus subsericea A. Camus

21. Flacourtiaceae 132 Ryparosa caesia Bl.

22. Icacinaceae 133 Platea excelsa Bl.

23. Lauraceae 134 Alseodaphne peduncularis Hook.f.

135 Actinodaphne sp

136 Beilschmiedia dictyoneura Kosterm.

137 Beilschmiedia madang Bl.

138 Cinnamomum cuspidatum Miq

139 Cryptocarya ferrea Bl.

140 Cryptocarya sp. 1

141 Lindera caesia Reinw. ex Villar

142 Litsea firma Hook. f.

143 Litsea lanceolata (Bl.) Kosterm

144 Litsea odorifera Valeton

145 Litsea oppositifolia Gibbs

146 Litsea pedunculata (Diels) Yang & Huang

Page 23: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

NO. NAMA SUKU NO. NAMA JENIS

147 Litsea resinosa Bl.

148 Litsea sp. 1

149 Litsea sp. 2

150 Litsea sp. 3

151 Litsea sp. 4

152 Litsea sp. 5

24. Melastomataceae 153 Memecylon oligoneurum Bl.

154 Pternandra azurea (DC.) Burkill

155 Pternandra cordata Baill.

156 Pternandra rostrata (Cogn.) Nayar

157 Pternandra sp. 1

25. Meliaceae 158 Aglaia ganggo Miq.

159 Aglaia odoratissima Bl.

160 Aglaia palembanica Miq

161 Aglaia sp. 1

162 Chisocheton patens Bl.

163 Dysoxylum cauliflorum Hiern.

164 Dysoxylym sp.

165 Lansium domesticum Corr

166 .Reinwardtiodendron humile (Hassk.) Mabb

167 Sandoricum koetjape Merr.

26. Moraceae 168 Artocarpus kemando Miq.

169 Artocarpus nitida Trec.

170 Ficus drupacea Thunb.

171 Ficus uncinulata Corner

172 Ficus sp

27. Myristicaceae 173 Horsfieldia polyspherula (Hook.f.) Sinclair

174 Knema cinerea (Poir.) Warb.

175 Knema latericia Elmer

176 Knema laurina (Bl.) Warb

177 Myrtistica iners Bl.

28. Myrsinaceae 178 Ardisia nagelii Mez

179 Ardisia sanguinolenta Bl

180 Embelia sp. 1

29. Myrtaceae 181 Rhodamnia cinerea Jack,

182 Syzygium acuminatum Miq.

183 Syzygium antisepticum (Bl.) Merr. & Perry.

184 Syzygium chloranthum (Duthie) Merr. & Perry

185 Syzygium confertum (Korth.) Merr. Perry.

186 Syzygium cymosum DC.

187 Syzygium fastigiatum (Bl. ) Merr. & Perry

188 Syzygium flosculifera (M.R. Hend.) P.V.Sreekumar

189 Syzygium griffithii (Duthie) Merr. & Perry

190 Syzygium racemosum DC.

191 Syzygium spicatum DC

192 Syzygium sp. 1

193 Syzygium sp. 2

Page 24: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

NO. NAMA SUKU NO. NAMA JENIS

194 Syzygium sp. 3

195 Syzygium sp. 4

196 Syzygium sp. 5

30. Olacaceae 197 Strombosia ceylanica Gardn.

31. Oleaceae 198 Chionanthus nitens K. et V.

32. Podocarpaceae 199 Podocarpus neriifolius D.Don

33. Polygalaceae 200 Xanthophyllum affine Korth. ex Miq

201 Xanthophyllum rufum A.W. Benn.

34. Proteaceae 202 Helicia serrata Bl.

35. Rosaceae 203 Atuna racemosa Rafin.

204 Prunus arborea(Bl.) Kalkman

205 Prunus grisea ( Bl. ex C. Muell.) Kalkman

36. Rubiaceae 206 Aidia racemosa (Cav.) Tirveng.

207 Canthium glabrum Bl.

208 Ixora pseudojavanica Bremek.

209 Lasianthus stipularis Bl

210 Saprosma arboreum Bl

211 Urophyllum glabrum Jack ex Wall

212 Tricalysia singularis K. Schum

213 Unidentified

37. Rutaceae 214 Euodia glabra Bl

38. Santalaceae 215 Scleropyrum wallichianum (Wight & Arn.)Arn.

39. Sapindaceae 216 Nephelium chryseum Bl.

217 Nephelium cuspidatum Bl.

218 Nephelium lappaceum L.

219 Xerospermum laevigatum Radlk.

40. Sapotaceae 220 Palaquium gutta Burck

221 Palaquium hexandrum Engl.

222 Palaquium quercifolium Burck

223 Palaquium rostratum Burck.

224 Payena leerii Kurz

225 Planchonella nitida Dubard

226 Pouteria malaccensis (Clarke) Baehni

41. Sterculiaceae 227 Heritiera sumatrana (Miq.) Kosterm.

228 Sterculia urceolata Sm.

42. Stryracaceae 229 Stryrax paralleloneurus Perk.

43. Symplocaceae 230 Symplocos sp. 1

44. Theaceae 231 Adinandra dasyantha Choisy

232 Gordonia singaporioana Wall.

233 Pyrrenaria serrata Bl.

234 Ternstroemia sp

235 Thea sp. 1

45. Thymelaeaceae 236 Aquilaria malaccensis Lam.

237 Gonystylus forbesii Gilg.

46. Tiliaceae 238 Microcos crassifolia Burret.

47. Verbenaceae 239 Vitex quinata (Lour.) F.N. Will.

48. Unidentified family 240 Unidentified species

Page 25: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

Keterangan :

* : kritis atau mendekati terancam punah secara global, berdasarkan IUCN Red List tahun2004

Sumber Data : Conservation International Indonesia dan LIPI.

Lampiran 4. Daftar Jenis Mamalia dan Status Keterancamannya

` Ordo Famili Nama Ilmiah Nama Indonesia IUCNCITIE

SStatus

Perlindungan

1 Artiodactyla BovidaeNaemorhedussumatraensis

Kambing hutan EN App I Dilindungi

2 Artiodactyla Cervidae Cervus unicolor Rusa sambar Dilindungi

3 Artiodactyla CervidaeMuntiacusmuntjak

Kijang muncak Dilindungi

4 Artiodactyla Suidae Sus scrofa Babi

5 Artiodactyla TragulidaeTragulusjavanicus

Pelanduk kancil Dilindungi

6 Artiodactyla Tragulidae Tragulus napu Pelanduk napu Dilindungi

7 Carnivora Canidae Cuon alpinusAnjinghutan/Ajak

VU App II Dilindungi

8 Carnivora FelidaeCatopumatemminckii

Kucing emas LR App I Dilindungi

9 Carnivora FelidaeFelisbengalensis

Kucing kuwuk App I Dilindungi

10 Carnivora Felidae Felis marmorata Kucing batu DD App I Dilindungi

11 Carnivora FelidaeNeofelisnebulosa

Macan dahan VU App I Dilindungi

12 Carnivora FelidaePanthera tigrissumatrae

HarimauSumatera

CR App I Dilindungi

13 Carnivora Mustelidae Aonyx cinerea Sero ambrang LR App II

14 Carnivora MustelidaeLutraperspicillata

Berang-berangwregul

15 Carnivora Mustelidae Martes flavigulaMusang leher-kuning

EN

16 Carnivora Mustelidae Mustela nudipesMusang kepala-putih

Page 26: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

` Ordo Famili Nama Ilmiah Nama Indonesia IUCNCITIE

SStatus

Perlindungan

17 Carnivora UrsidaeHelarctosmalayanus

Beruang madu DD App I Dilindungi

18 Carnivora ViverridaeArctictisbinturong

Binturong Dilindungi

19 Carnivora ViverridaeArctogalidiatrivirgatatrivirgata

Musang akar

20 Carnivora Viverridae Paguma larvata Musang galing

21 Chiroptera PteropodidaePteropusvampyrus

Kalong besar App II

22 DermopteraCynocephalidae

Cynocephalusvariegatus

Kubung Dilindungi

23Perissodactyla

Tapiridae Tapirus indicus Tapir VU App I Dilindungi

24 Pholidota Manidae Manis javanicaTrenggilingpeusing

LR App II Dilindungi

25 PrimataCercopithecidae

Macacafascicularis

Monyet ekor-panjang

LR App II

26 PrimataCercopithecidae

Macacanemestrina

Monyet beruk VU App II

27 PrimataCercopithecidae

Presbytiscristata

Lutung kelabu

28 PrimataCercopithecidae

Presbytismelalophos

Lutung simpai App II

29 Primata Hylobatidae Hylobates agilisUngko tangan-hitam

LR App I Dilindungi

30 Primata Hylobatidae Hylobates larUngko tangan-putih

LR App I Dilindungi

31 Primata HylobatidaeSymphalangussyndactylus

Siamang LR App I Dilindungi

32 Primata LorisidaeNycticebuscoucang

Kukangbukang+D56

App II Dilindungi

33 Rodentia HystricidaeHystrixbrachyura

Landak raya VU Dilindungi

34 Rodentia MuridaeLeopoldamyssabanus

Tikus-raksasaekor-panjang

35 Rodentia Muridae Maxomys rajah Tikus-duri coklat

36 Rodentia MuridaeMaxomyswhiteheadi

Tikus-duri ekor-pendek

37 Rodentia Muridae Niviventer rapitTikus-pohonekor-panjang

38 Rodentia MuridaeSundamysmuelleri

Tikus-besarlembah

39 Rodentia SciuridaeCallosciurusprevostii

Bajing tiga-warna

40 Rodentia SciuridaeDremomyseveretti

Bajing gunung

41 Rodentia Sciuridae Lariscus insignisBajing-tanahbergaris-tiga

Dilindungi

42 Rodentia Sciuridae Ratufa affinis Jelarang bilalang App II

Keterangan:IUCN : CR = Kritis; DD = Kekurangan Data; EN = Genting; LR = Resiko rendah; VU = Rentan;Info : Infomasi Masyarakat; Literatur : Rijksen (1999);

Survey terkini : Survey lapangan yang dilakukan CI , Balitbang Kehutanan & Konservasi, LIPI, Pemkab Madinapada tahun 2004

Page 27: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar BelakangB. Maksud dan TujuanC. SasaranD. Dasar HukumE. Ruang LingkupF. Batasan Pengertian

Page 28: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan pengelolaan hutan merupakan usaha untuk mewujudkan pengelolaan

hutan lestari berdasarkan tata hutan, rencana pengelolaan, pemanfaatan hutan,

rehabilitasi hutan, perlindungan hutan dan konservasi. Kegiatan pengelolaan hutan

mempunyai karakteristik yang tidak dapat disamakan dengan kegiatan pengelolaan

sumberdaya alam lainnya. Sifat hutan yang khas dengan keanekaragaman

komponen penyusunnya, memungkinkan sumberdaya hutan memiliki keragaman

peluang pemanfaatan, kepentingan antar generasi dengan siklus usaha yang

panjang, yang bersentuhan langsung dengan kepentingan masyarakat umum.

Pengelolaan sumberdaya hutan ditujukan untuk memperoleh manfaat yang

optimal bagi kesejahteraan masyarakat dengan tetap memperhatikan sifat,

karakteristik dan keutamaannya serta berdasarkan fungsi pokok, yaitu sebagai Hutan

Konservasi (HK), Hutan Lindung (JL) dan dan Hutan Produksi (HP). Ketiga fungsi

hutan tersebut mempunyai peran penting sebagai pendukung dalam pembangunan

ekonomi melalui produksi hasil hutan kayu dan bukan kayu, perlindungan wilayah

melalui konservasi tanah dan air serta pelestarian keanekaragaman hayati guna

kepentingan jangka panjang bagi generasi sekarang dan mendatang.

Agar ketiga fungsi tersebut dapat berjalan secara simultan, diperlukan

keseimbangan dalam pengelolaan hutan. Salah satu strategi yang ditempuh untuk

dapat mewujudkan keberlanjutan dari fungsi dan peran hutan adalah dukungan

kebijakan yang tepat melalui penerapan pengelolaan hutan dengan pendekatan

ekosistem. Kebijakan pengelolaan dengan pendekatan ekosistem (resource based

management) merupakan kebijakan pengelolaan yang mengedepankan

keseimbangan ekosistem, dimana pola pengelolaan lebih berorientasi pada proses

yang melihat keragaman dari elemen pembentuk hutan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor:

SK.332/Menhut-II/2010 tentang Penetapan Wilayah Pengelolaan Hutan Produksi

(KPHP) Model Mandailing Natal, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi

Sumatera Utara, seluas + 159.166 ha, yang terbagi atas HP seluas + 14.704 ha,

Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas + 131.781 ha dan HL seluas + 12.681 ha.

Page 29: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

3

Sebagai sebuah institusi pengelola di tingkat tapak sebagaimana diamanatkan

oleh PP No. 6 tahun 2007 jo PP No. 3 tahun 2008 pasal 9 mengenai tugas dan

fungsi organisasi KPH, dimana salah satunya yaitu menyelenggarakan pengelolaan

hutan berupa tata hutan dan penyusunan rencana penyusunan rencana pengelolaan

hutan. Rencana pengelolaan yang terdiri dari rencana pengelolaan hutan jangka

panjang (RPHJP) dan jangka pendek tersebut memuat tujuan, strategi, kegiatan

serta target yang akan dicapai dalam kurun waktu perencanaan. Dalam penyusunan

RPHJP KPH mengacu pada Rencana Kehutanan Tingkat Nasional (RKTN) dan

Rencana Kehutanan Tingkat Provinsi (RKTP) dengan memperhatikan kondisi serta

karakteristik sosial-ekonomi setempat. Oleh karena itu, melalui kegiatan penyusunan

RPHJP KPHP Model Mandailing Natal diharapkan informasi yang dimiliki oleh KPHP

Model Mandailing Natal, yang meliputi kondisi kawasan baik biofisik, sosial, ekonomi,

kelembagaan dilengkapi dengan isu dan permasalahan serta tantangan yang

dihadapinya, dapat tersusun sebagai sebuah baseline data yang menjadi dasar

dalam penentuan prioritas pengelolaan. Sehingga kedepan dapat memberikan hasil

yang sesuai dengan rencana dan target dari dibentuknya KPHP Model Mandailing

Natal. RPHJP ini sebagai landasan dan acuan pembangunan kehutanan tingkat

tapak di wilayah KPHP Model Mandailing Natal.

Operasionalisasi KPHP Mandailing Natal dilaksanakan setelah terbit SK. Menhut

Nomor: SK.332/Menhut-II/2010, melalui berbagai kegiatan diantaranya :

a. Kegiatan prakondisi pengelolaan hutan : (1) Pengadaan sarana dan prasarana, (2)

Tata Hutan, (3) Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan (RPH), yang difasilitasi

oleh BPKH Wilayah I Medan.

b. Konvergensi kegiatan teknis dari UPT Kemenhut, Dinas Kehutanan Provinsi

Sumatera Utara, dan Dishutbun Kabupaten Mandailing Natal.

c. Mengingat pedoman pengesahan baru terbit tahun 2013 melalui Permenhut

P.46/Menhut-II/2013 tentang Tata Cara Pengesahan Rencana Pengelolaan Hutan

Jangka Panjang KPHL dan KPHP, dan hasil diskusi dengan para Kepala KPH

lingkup Regional Sumatera telah disepakati periode tahun RPHJP adalah 2014 -

2023, maka periode RPHJP KPHP Mandailing Natal adalah Tahun 2014 – 2023.

B. Maksud dan TujuanMaksud RPH-KPHP ini adalah :1. Terlaksananya Pengelolaan KPHP Model Mandailing Natal secara efisien, efektif

dan intensif berdasarkan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP).

Page 30: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

4

2. Memberikan arahan bagi para pihak yang berkepentingan dalam kegiatan

pembangunan kehutanan di wilayah KPHP Model Mandailing Natal.

Tujuan RP-KPHP ini, antara lain :1. Menyusun dokumen RPHJP-KPHP yang layak terap sesuai dengan kondisi

blok/petak.

2. Menyusun grand design RPHJP-KPHP yang terencana dan terukur, dan memiliki

tata waktu sehingga kegiatan pembangunan kehutanan dapat dilaksanakan

secara efektif dan efisien untuk memberikan hasil yang maksimal.

3. Sebagai pedoman untuk menyusun Rencana Kerja Tahunan.

C. Sasaran1. Tersedianya sarana dan prasarana pengelolaan KPHP Model Mandailing Natal.

2. Tertatanya blok dan petak di wilayah KPHP Model Mandailing Natal.

3. Tersedianya SDM terampil dan berkompetensi untuk pengelolaan KPHP Model

Mandailing Natal.

4. Terbangunnya hutan karet KPHP Model Mandailing Natal seluas + 1.000 Ha.

5. Terwujudnya kerjasama investasi KPHP Model Mandailing Natal dalam bentuk

MoU.

6. Berpartisipasinya masyarakat dalam pembangunan hutan karet, pemanfaatan

dan perlindungan hutan.

7. Berproduksinya penangkaran rusa seluas + 4 Ha.

8. Termanfaatkannya HHK (meranti, kapur, kruing, bania, rengas, resak, lagan,

medang, kelat, lesi-lesi, dll).

9. Termanfaatkannya HHBK sarang walet, rotan, lebah madu, gaharu, getah/resin,

palem hutan, bambu, tanaman hias, anggrek, tanaman obat, damar, kayu manis,

durian, dan aren, dll seluas + 300 Ha.

10. Termanfaatkannya potensi air, wisata alam dan jasa lingkungan.

11. Terlaksananya perlindungan hutan dan rehabilitasi hutan seluas + 700 Ha.

D. Dasar HukumDasar hukum penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan terdiri dari :

a. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan,

b. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan,

c. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 Jo Nomor 3 tahun 2008 tentang Tata

Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Serta Pemanfaatan Hutan,

Page 31: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

5

d. Permenhut P.6/Menhut-II/2009 tentang Pembentukan Wilayah KPH,

e. Permenhut P.6/Menhut-II/2010 tentang Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria

(NSPK) Pengelolaan Hutan pada KPH Lindung (KPHL) dam KPH Produksi

(KPHP),

f. Permenhut P.42/Menhut-II/2010 tentang Sistem Perencanaan Kehutanan,

g. Permenhut P.51/Menhut-II/2010 tentang Rencana Strategis Kehutanan 2010-

2014,

h. Permenhut No. P.57/Menhut-II/2011 tentang Rencana Kerja Kementerian

Kehutanan tahun 2012,

i. Permenhut No. P.49/Menhut-II/2011 tentang Rencana Nasional Tingkat Nasional

2011-2030,

j. Permenhut No. P.46/Menhut-II/2013 tentang Tata Cara Pengesahan Rencana

Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHL dan KPHP

k. Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK. 337/MENHUT-VII/2009 tanggal

15 juni 2009 tentang Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi

(KPHP) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Provinsi Sumatera

Utara,

l. Peraturan Dirjen Planologi No. P.05 Tahun 2012 tentang tata hutan dan

penyusunan rencana pengelolaan hutan.

m. Peraturan Kepala Badan Planologi Nomor SK.80/VII-PW/2006 tentang Pedoman

Pembangunan KPH Model dan Buku Manual Kriteria Rancangan Pembangunan

KPH Model.

E. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup Penyusunan RPH-KPHP Model Mandailing Natal, meliputi:

1. Dokumen RPHJP KPHP Model Mandailing Natal merupakan rencana

pengelolaan hutan tingkat strategis berjangka waktu 10 tahun terhitung mulai

tahun 2013 sampai dengan tahun 2022.

2. Sistematika atau struktur dokumen RPHJP adalah sebagai berikut :

a. Pendahuluan, berisi : latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, dasar hukum,

ruang lingkup, dan pengertian.

b. Deskripsi Kawasan KPHP Model Mandailing Natal, yang terdiri dari : a).

Risalah wilayah (letak, luas, aksesibilitas kawasan, batas-batas, sejarah wilayah,

Page 32: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

6

dan pembagian blok), b). Potensi wilayah (penutupan vegetasi, potensi kayu dan

bukan kayu, keberadaan flora dan fauna langka, potensi jasa lingkungan dan

wisata alam), c). Data dan informasi sosial budaya masyarakat di dalam dan

sekitar hutan termasuk keberadaan masyarakat hukum adat, d). Data dan

informasi ijin-ijin pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan di dalam

wilayah kelola, e). Kondisi posisi KPHP Model Mandailing Natal dalam perspektif

tata ruang wilayah dan pembangunan daerah, dan 6). Isu strategis, kendala dan

permasalahan.

c. Visi dan Misi Pengelolaan Hutan, berisi ; proyeksi KPHP Model Mandailing

Natal di masa depan serta target capaian-capaian utama yang diharapkan.

d. Analisis dan Proyeksi, meliputi : a). Analisis data dan informasi yang tersedia

saat ini (baik data primer maupun data sekunder), b). Proyeksi kondisi wilayah

KPHP Model Mandailing Natal di masa yang akan datang.

e. Rencana Kegiatan, terdiri dari : a). Inventarisasi berkala wilayah kelola dan

penataan hutan, b). Pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu, c). Pemberdayaan

masyarakat, d). Pembinaan dan pemantauan (controlling) pada areal KPHP

Model Mandailing Natal yang telah ada ijin pemanfaatan maupun penggunaan

kawasan hutan, e). Penyelenggaraan rehabilitasi pada areal di luar ijin, f).

Pembinaan dan pemantauan (controlling) pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi

pada areal yang sudah ada ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan, g).

Penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam, h). Penyelenggaraan

koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang ijin, i). koordinasi dan sinergi dengan

instansi dan stakeholder terkait, j). penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM,

k). Penyediaan pendanaan, l). pengembangan database, m). Rasionalisasi

wilayah kelola, n). Review rencana pengelolaan (minimal 5 tahun sekali), dan o).

Pengembangan investasi

f. Pembinaan, Pengawasan dan Pengendaliang. Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporanh. Penutupi. Lampiran, meliputi : a). Peta wilayah KPHP Model Mandailing Natal, b). Peta

penutupan lahan, c). Peta DAS, d). Peta sebaran potensi wilayah KPHP Model

Mandailing Natal dan aksesibilitas, e). Peta penataan hutan (zonasi, blok, petak),

f). Peta penggunaan lahan, g). Peta keberadaan ijin pemanfaatan hutan dan

penggunaan kawasan hutan, dan h). Peta tanah, iklim, serta geologi.

Page 33: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

7

E. Batasan Pengertian

1. Hutan adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya

alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam dan

lingkungannya, yang satu dengan lainya tidak dapat dipisahkan.

2. Kawasan Hutan adalah Wilayah tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk

dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.

3. Pemanfaatan hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan kawasan hutan,

memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan hasil hutan kayu dan bukan kayu

serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu secara optimal dan adil untuk

kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya.

4. Penggunaan kawasan hutan merupakan penggunaan untuk kepentingan

pembangunan diluar kehutanan tanpa mengubah status dan fungsi pokok

kawasan hutan.

5. Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai

perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah

banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara

kesuburan tanah.

6. Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok

memproduksi hasil hutan.

7. Penataan Hutan (Tata Hutan) adalah kegiatan rancang bangun unit pengelolaan

hutan, mencakup pengelompokan sumber daya hutan sesuai dengan tipe

ekosistem dan potensi yang terkandung didalamnya dengan tujuan untuk

memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat secara lestari.

8. Inventarisasi Hutan adalah suatu rangkaian kegiatan yang terdiri dari penataan

batas, inventarisasi hutan, pembagian hutan, pembukaan wilayah hutan,

pengukuran dan pemetaan.

9. Pengurusan Hutan adalah kegiatan penyelenggaraan hutan yang meliputi

perencanaan kehutanan, pengelolaan hutan, penelitian dan pengembangan,

pendidikan dan pelatihan, serta penyuluhan kehutanan dan pengawasan.

10.Pengelolaan Hutan adalah suatu kegiatan pengurusan hutan yang meliputi

kegiatan tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan

Page 34: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

8

hutan dan penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan, serta

perlindungan hutan dan konservasi alam.

11.Perencanaan Kehutanan adalah proses penetapan tujuan, penetuan kegiatan

dan perangkat yang diperlukan dalam pengurusan hutan lestari untuk

memberikan pedoman dan arah guna menjamin tercapainya tujuan

penyelenggaraan kehutanan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat yang

berkeadilan dan berkelanjutan.

12.Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) adalah wilayah pengelolaan hutan sesuai

fungsi pokok dan peruntukannya, yang dapat dikelola secara efisien dan lestari.

13.Kesatuan pengelolaan Hutan Konservasi selanjutnya disebut KPHK adalah KPH

yang luas wilayahnya seluruhnya atau sebagian besar terdiri dari kawasan hutan

konservasi

14.Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung selanjutnya disebut KPHL adalah KPH

yang luas wilayahnya seluruhnya atau sebagian besar terdiri dari kawasan hutan

lindung

15.Kesatuan pengelolaan Hutan Produksi selanjutnya disebut KPHP adalah KPH

yang luas wilayahnya seluruhnya atau sebagian besar terdiri dari kawasan hutan

produksi.

16.KPH Model adalah wujud awal dari KPH yang secara bertahap dikembangkan

menuju situasi dan kondisi aktual organisasi KPH di tingkat tapak.

17.Blok adalah Bagian dari KPH yang secara geografis bersifat permanen, yang

secara strategis ditetapkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi

manajemen, terutama dalam fungsi perlindungan hidro-orologi, yang

menjadikannya sebagai kesatuan pengelolaan perlindungan hidro-orologi lestari.

18.Petak adalah unit terkecil lahan hutan yang lokasi geografisnya bersifat

permanen, sebagai basis pemberian perlakuan pengelolaan, dan menjadi satuan

administrasi dari setiap kegiatan pengelolaan yang diterapkan atasnya.

19.Anak petak adalah bagian dari petak yang bersifat temporer, yang oleh sebab

yang tertentu memperoleh perlakuan silvikultur atau kegiatan pengelolaan yang

khusus.

Page 35: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

9

20.Resort Pengelolaan Hutan adalah kawasan hutan dalam wilayah KPH yang

merupakan bagian dari wilayah KPH yang dipimpin oleh Kepala Resort KPH dan

bertanggungjawab kepada Kepala KPH.

21.Rencana Pengelolaan Hutan KPH adalah rencana pada kesatuan pengelolaan

hutan yang memuat semua aspek pengelolaan hutan dalam kurun jangka

panjang dan pendek, disusun berdasarkan hasil tata hutan dan rencana

kehutanan, dan memperhatikan aspirasi, peran serta dan nilai budaya

masyarakat serta kondisi lingkungan dalam rangka pengelolaan kawasan hutan

yang lebih intensif untuk memperoleh manfaat yang lebih optimal dan lestari.

22.Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang adalah rencana pengelolaan hutan

pada tingkat strategis berjangka waktu 10 (sepuluh) tahun atau selama jangka

benah pembangunan KPH.

23.Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek adalah rencana pengelolaan hutan

berjangka waktu satu tahun pada tingkat kegiatan operasional berbasis

petak/blok.

24.Rehabilitasi Hutan dan lahan adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan

dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktifitas

dan perannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga

25.Reklamasi hutan adalah usaha untuk memperbaiki atau memulihkan kembali

lahan dan vegetasi hutan yang rusak agar dapat berfungsi secara optimal sesuai

dengan peruntukannya.

26.Perlindungan hutan adalah usaha untuk mencegah dan membatasi kerusakan

hutan, kawasan hutan dan hasil hutan yang disebabkan oleh perbuatan manusia,

ternak, kebakaran daya-daya alam, hama, penyakit, serta mempertahankan dan

menjaga hak-hak negara, masyarakat dan perorangan atas hutan, kawasan

hutan, hasil hutan investasi serta perangkat yang berhubungan dengan

pengelolaan hutan.

27.Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir

periode perencanaan.

28. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan

untuk mewujudkan visi.

29.Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk

mewujudkan visi dan misi.

30.Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil untuk mencapai tujuan.

Page 36: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

10

31.Evaluasi adalah suatu proses untuk mengukur pencapaian suatu tujuan tertentu

yang telah ditetapkan serta dilakukan secara sistematik dan teratur, hasilnya

digunakan sebagai umpan balik untuk perbaikan pelaksanaan perencanaan

selanjutnya.

32.Pengendalian adalah suatu proses atau upaya untuk mengurangi atau menekan

penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga diperoleh suatu hasil sesuai

dengan yang telah ditetapkan melalui pemantauan, pengawasan dan penilaian

kegiatan.

33.Menteri adalah Menteri yang diserahi tugas dan bertanggung jawab di bidang

kehutanan.

34.Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

35.Pemerintah Daerah Kabupaten adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Mandailing

Natal.

Page 37: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Nata 2014-2023

11

BAB II DESKRIPSI KAWASAN

A. Risalah Wilayah KPHP Model Mandailing NatalB. Potensi Wilayah KPHP Model Mandailing NatalC. Data dan Informasi Sosial BudayaD. Data Informasi Ijin-Ijin Pemanfaatan Hutan dan

Penggunaan Kawasan HutanE. Kondisi Posisi KPHP Model Mandailing Natal

dalam Perspektif Tata Ruang Wilayah danPembangunan Daerah

F. Isu Strategis, Kendala dan Permasalahan

Page 38: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Nata 2014-2023

12

BAB IIDESKRIPSI KAWASAN

A. Risalah Wilayah KPHP Model Mandailing Natal

Wilayah KPHP Model Mandailing Natal secara geografis terletak antara

98°52'22" sampai dengan 99°31'57" Bujur Timur dan 00°19'16" sampai dengan

01°18'08" Lintang Utara. Secara administrasi masuk dalam 6 (enam) wilayah

adminstrasi Kecamatan yakni Kec. Muara Batang Gadis, Kec. Natal, Kec. Lingga

Bayu, Kec. Batang Natal, Kec. Ranto Baek, dan Kec. Batahan Kab Mandailing Natal.

Batas-batas wilayah KPHP Model Mandailing Natal adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten Tapanuli Selatan;

Sebelah selatan : Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumbar;

Sebelah Timur : Taman Nasional Batang Gadis;

Sebelah Barat : Kec. Muara Batang Gadis, Kec. Natal, Kec. Lingga Bayu, Kec.

Batang Natal, Kec. Ranto Baek, dan Kec. Batahan Kab

Mandailing Natal.

Wilayah KPHP Model Mandailing Natal memliki luas + 159,166 ha yang

pembentukannya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik

Indonesia No. SK. 332/ Menhut-II/ 2010, dibagi menjadi lima (5) bagian berdasarkan

wilayah BKPH, yaitu sebagai mana tabel 1.

Tabel 1. Rincian Pembagian Unit KPH Model Mandailing Natal Berdasarkan WilayahBKPH.

No BKPH Luas(Ha) (%)

1 Siais 31.020 20,312 Muara Batang Gadis 33.085 19,873 Batang Angkola 35.636 21,704 Natal 34.030 20,725 Batang Natal 26.400 17,40

Jumlah 159.166 100,00

1. Luas Wilayah KPHP Model Mandailing Natal beserta Fungsi HutanLuas wilayah KPHP Model Manadailing Natal adalah + 159.166 ha. terdiri dari

Hutan Lindung (HL) seluas ± 13. 681 Ha, Hutan Produksi (HP) seluas ± 14.704 Ha

dan Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas ± 131.780 Ha.

Pembagian Blok KPHP Model Mandailing Natal dengan luasan berdasarkan

fungsi hutan sebagaimana tabel 2.

Page 39: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Nata 2014-2023

13

Tabel 2. Pembagian Blok KPH Berdasarkan Fungsi Hutan

No. JenisHutan Blok KPH Luas

(Ha)Luas(%)

1 HL HL Blok Inti 3.556,22622 2,23HL Blok Pemanfaatan 9.124,8348 5,73

2 HP HP BLOK PemanfaatanHHK-HA 133.604,279 83,94

HP BLOK PemanfaatanHHK-HT 1.021,60471 0,64

HP BLOK PemanfaatanJasling HHBK 1.221,40531 0,76

HP BLOKPemberdayaan 390,426448 0,24

HP BLOK Perlindungan 10.246,9372 6,43Jumlah 159.165,714 100,00

2. Sejarah Wilayah KPHP Model Mandailing Natal

Sebagian wilayah KPHP Model Mandailing Natal pada awalnya merupakan

wilayah Hutan Register, sedangkan sebagian lainnya merupakan penambahan pada

saat Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1967,

selanjutnya Paduserasi Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP) dengan

Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) sehubungan dengan UU Nomor 24 Tahun

1992, serta penambahan pada saat penunjukan kawasan hutan Propinsi Sumatera

Utara berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor SK.44/Menhut-II/2005 yang

merupakan penerapan UU Nomor 41 Tahun 1999.

Pada tahun 2010 menjadi wilayah KPHP Model Mandailing Natal

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No. SK. 332/

MENHUT-II/ 2010 tanggal 25 Mei 2010.

3. Aksesibilitas KawasanAksesibilitas menuju wilayah KPHP Model Mandailing Natal adalah sebagai

berikut :

a. Dari Medan Propinsi Sumatera Utara menuju Kota Panyabungan dengan jarak

+ 500 km dapat ditempuh selama + 11 jam dengan kendaraan darat, dan 3-4 jam

dengan pesawat udara melalui Bandara Udara Aek Godang/Pinang Sori dan

dilanjutkan dengan kendaraan darat.

Page 40: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Nata 2014-2023

14

b. Dari Padang Propinsi Sumatera Barat menuju Kota Panyabungan dengan jarak

+ 400 km ditempuh selama + 8 jam.

c. Selanjutnya dari Kota Panyabungan menuju lokasi terdekat yang berada di Desa

Sopotinjak dengan jarak tempuh + 30 km selama + 1,5 jam. Kondisi jalan cukup

sempit, beraspal sebagian besar sudah rusak.

d. Selain di daerah Sopotinjak, aksesibilatas ke wilayah KPHP Model Mandailing

Natal pada umumnya jalan tanah dan hanya dapat dijangkau dengan kendaraan

double garden (4x4) wheel drive.

4. Iklim KPHP Model Mandailing Natal

Kondisi iklim di KPHP Model Mandailing Natal cukup bervariasi karena letak

wilayah yang beragam dari kawasan pesisir di bagian barat kawasan perbukitan dan

pegunungan di bagian timur. Pada daerah yang datar beriklim cukup panas bisa

mencapai 35°C, sementara pada daerah yang berbukit dapat mencapai 18°C, suhu

rata-rata 28,8°C Kelembaban udara rata-rata bulanan berkisar antara 82,38% - 87%

dan rata-rata tahunan mencapai 85,13%. Kelembaban tertinggi terjadi pada bulan

Nopember dan kelembaban terendah pada bulan Juni.

Berdasarkan klasifikasi Schmidt Fergusson, maka kondisi iklim Kabupaten

Mandailing Natal tergolong pada tipe iklim A (sangat basah) dengan nilai Q = 10%,

dengan rata-rata curah hujan bulanan berkisar antara 170 -621 mm, dimana rata-rata

tertinggi terjadi pada bulan Oktober dan terendah pada bulan Februari. Jumlah hari

hujan rata-rata bulanan adalah 10,30 hari , dan jumlah hari hujan dalam setahun

mencapai rata-rata 124 hari, jumlah hari hujan terbanyak pada bulan Desember, dan

yang terkecil pada bulan Juni.

5. Geologi dan Tanah KPHP Model Mandailing Natal

Jenis tanah yang terdapat di KPHP Model Mandailing Natal cukup beragam

yang didominasi oleh Podsolik Merah Kuning (PMK) dan Litosol. Tipe tanah seperti

ini membuat lahan di wilayah ini sebagian besar hanya cocok untuk tanaman

kehutanan dan tanaman keras/perkebunan. Jenis-jenis tanahnya adalah Podsolik

Merah Kuning, Litosol, Latosol, Regosol Kelabu, Alluvial dan Tanah Kapur Coklat.

Page 41: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Nata 2014-2023

15

Dari tipe batuan maka wilayah KPHP Model Mandailing Natal secara geologi

didominasi oleh batuan Andesit muda, Permokarbon dan Paleogen terutama di

daerah pegunungan dan Alluvial di daerah rendah. Selain itu terdapat pula dalam

jumlah yang terlalu banyak batuan-batuan dari tipe Granit, Formasi Kapur dan

Diabas.

Berdasarkan peta geologi lembar Padangsidempuan dan Sibolga dan lembar

Lubuk Sikaping yang dipublikasikan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan

Geologi, Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral Bandung tahun

1983, formasi satuan batuan di wilayah Mandailing Natal adalah sebagai berikut :

a. Batuan yang diendapkan pada zaman kuartier. Batuan ini adalah Aluvium (Qh

dan Qp) terdiri atas pasir, kerikil dan lanau dengan penyebaran daerah pantai

barat dari bagian selatan Natal dan batuan gunung api Resen (Qhvsn) dan

gunung api resen (Qvsn) terdiri dari lava andesit piroksen dan breksi gunung api

dengan penyebaran di sekitar Gunung Sorik Marapi.

b. Batuan yang diendapkan pada zaman tersier. Dalam satuan batuan ini terdapat

formasi Sihapas (Tms) terdiri dari batu pasir kuarsa, serpih, batu lanau, dan

konglomerat, tersebar di sebelah timur Gunung Sorik Marapi. Formasi gunung api

Langsat (Tlvl) terdiri dari lava basa absarokitik, porfiritik yang kaya akan piroksen

dengan penyebaran di bagian barat daerah Mandailing Natal. Batuan gunung api

tak terbedakan (Tmv dan Tmvak), batuan aneka terobosan (Tmi), batuan

terobosan Mikrogranit Binail (Tmibi), batuan terobosan Intrusi Tambahan (Tmiti),

batuan terobosan Batolit Manunggal (Tmimn) terdiri dari granodiorit.

c. Batuan yang diendapkan pada zaman pra tersier. Batuan ini termasuk dalam

kelompok batuan tertua di Sumatera, yaitu kelompok Woyla, kelompok

Peusangan dan kelompok Tapanuli, serta satu kelompok yang tidak terbedakan.

Keadaan umum batuan yang terdapat di Kabupaten Mandailing Natal

adalah : Permakarbon 170.260 Ha (25,33%), Diabas 12.910 Ha (1,92%), Andasit

Tua 6.240 Ha (0,93%), Andasit Muda 127.560 Ha (18,98%), Granit 28.220 Ha

(14,03%), Alluvial 196.910 Ha (29,930%) dan Kapur 29.640 Ha (4,41%). Komoditi

dan vahan galian di Mandailing Natal adalah : batubara, gambut, perak, tembaga,

timble, seng, emas, cronium, platinum, bismuth, mangan, molibdenium, besi,

tellunium, terpentin, marmer, batu mulia, kaolin, batu gamping, phosphat, lempung,

sirtu, batu kapur, tras, batu kali (andsit, biorite), granit slate (batu tulis), grafit,

Page 42: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Nata 2014-2023

16

bentonit, talk, belerang, kalsit, kuarsa, dolomite, arsen, antimony, timah putih dan

pasir kuarsa.

6. Ketinggian Tempat dan Topografi KPHP Model Mandailing NatalKPHP Model mandailing Natal memiliki kondisi bentang alam yang sangat

variatif yang dimulai dari daerah pantai sampai daerah bergunung-gunung pada

rentang ketinggian antara 0 – 2.150 meter di atas permukaan laut. Umumnya daerah

Kabupaten Mandailing Natal berada pada ketinggian antara 500 – 1.000 m dpl atau

sebesar 34 % dari seluruh luas wilayah, disusul oleh ketinggian 1.000-1.500 m dpl

sebesar 22,5 % dan daerah pada ketinggian 0 -150 m dpl sebanyak 17 %, sisanya

terletak pada ketinggian 150-500 m dpl dan di atas 2.000 m dpl.

Umumnya daerah KPHP Model Mandailing Natal berada pada daerah yang

curam dengan kemiringan lereng lebih dari 40 % yang meliputi 51 % total wilayah

kabupaten. Hal ini menandakan bahwa karakteristik fisik lahan kabupaten Mandailing

sangat penting di sektor kehutanan khususnya untuk daerah perlindungan daerah

bawahan. Daerah dengan kemiringan lereng antara 0-15% sebanyak 35 % dari luas

total dan sisanya berada pada kemiringan lereng sekitar 15-40 %.

7. Tutupan Lahan KPHP Model Mandailing NatalPenutupan Lahan pada wilayah KPHP Model Mandailing Natal disajikan pada

tabel dibawah ini :

Page 43: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Nata 2014-2023

17

Tabel. 3. Penutupan Lahan pada wilayah KPHP Model Mandailing Natal

Penutupan Lahan Luas (Ha)Hutan lahan kering primer 19.921

Hutan lahan kering sekunder 81.192

Hutan rawa primer 0

Semak belukar 32.852

Perkebunan 2.081

Pemukiman 1

Terbuka 3.186

Air 19

Hutan mangrove sekunder 294

Hutan rawa sekunder 2.998

Semak belukar rawa 5.411

Pertanian lahan kering 9.166

Pertanian lahan kering campur semak 843

Sawah 591

Rawa 611

TOTAL 159.166Sumber : Hasil Analisis SIG KPHP Model Mandailing Natal (BPKH Wilayah I Medan)

8. DAS KPHP Model Mandailing NatalPembagian Daerah Aliran Sungai (DAS) pada wilayah KPHP Model

Mandailing Natal disajikan pada tabel dibawah ini :

Tabel 4. DAS pada wilayah KPHP Model Mandailing Natal

NO Nama Luas (Ha) Luas (%)

1 DAS Bataham 4.380,647 2,75

2 DAS Batang Gadis 101.779,13 63,94

3 DAS Bintuas 4.131,0679 2,59

4 DAS Kukun 12.343,856 7,75

5 DAS Natal 25.285,956 15,88

6 DAS Singkuang 11.245,055 7,06

Jumlah 159.165,713 100,00

Page 44: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Nata 2014-2023

18

9. Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia (SDM)Organisasi KPHP Mandailing Natal merupakan UPTD. Dinas Kehutanan dan

Perkebunan Kabupaten Mandailing Natal, yang dipimpin seorang Kepala. UPTD

setingkat Eselon IVa dibantu seorang Kepala Sub Bagian Tata Usaha, staf,

fungsional polhut, penyuluh dan pengendali ekosistem hutan. Struktur organisasi

KPHP Model Mandailing Natal seperti gambar 1.

Gambar 1 : Struktur organisasi KPHP Model Mandailing Natal

Sumber Daya Manusia yang dimiliki saat ini 1 (satu) orang Sarjana Kehutanan

dan 6 (enam) orang SMA/SMK Kehutanan.

10. Rencana Penataan Blok dan PetakRencana pembagian blok pada wilayah KPHP Model Mandailing Natal

disajikan pada tabel dibawah ini :

Tabel 5. Pembagian Blok KPHP Model Mandailing Natal.

No Blok KPHLuas(Ha)

Luas(%)

1 HL Blok Inti 3.556,226 2,23

2 HL Blok Pemanfaatan 9.124,835 5,73

3 HP BLOK Pemanfaatan HHK-HA 133.604,279 83,94

4 HP BLOK Pemanfaatan HHK-HT 1.021,605 0,64

5 HP BLOK Pemanfaatan Jasling HHBK 1.221,405 0,76

6 HP BLOK Pemberdayaan 390,426 0,24

7 HP BLOK Perlindungan 10.246,937 6,44

Jumlah Total 159.165,714 100,00

Page 45: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Nata 2014-2023

19

B. Potensi Wilayah KPHP Model Mandailing Natal

1. Potensi Hasil Hutan KayuBerdasarkan hasil pengolahan terhadap hasil pengambilan data lapangan

sebanyak 12 sampel plot, maka diperoleh potensi tegakan pohon dengan rata-rata

volume tegakan sebesar 128.77 m3/ha dengan rata-rata jumlah batang 133.48

batang/ha. Dugaan potensi tegakan dan volume pada lokasi kegiatan inventarisasi

hutan seluas lebih kurang 92.960,65 ha yaitu sebesar 11.970.542,00 m3 dengan

jumlah batang sebanyak 12.408.387,00 batang.

Jenis hasil hutan kayu yang mendominasi yaitu jenis Medang (Litsia firma

HK.F), Kelat (Xylopia altissima Boerl), Lesi-lesi (Tarretia), Meranti (Shorea sp.),

Resak (Fatica Songa V.Si), dan Laban (Vitex pubescens Valil), Kapur, Kruing, Bania,

Merbau, Rengas dan hasil hutan kayu lainnya berdasarkan hasil inventarisasi

selanjutnya yang potensial dikembangkan/dimanfaatkan.

2. Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu

Jenis hasil hutan bukan kayu yang ada seperti : Sarang Walet, Rotan, Lebah

Madu, Gaharu, Getah/Resin, Palem Hutan, Bambu, anggrek, damar, kayu manis,

durian, dan aren, dan hasil hutan bukan kayu lainnya berdasarkan hasil inventarisasi

selanjutnya yang potensial dikembangkan/dimanfaatkan.

3. Keberadaan Flora dan Fauna Langka

Dengan kondisi alam yang khas dan vegetasi yang masih cukup alami dan

lokasinya yang berbatasan langsung Taman Nasional Batang Gadis memungkinkan

wilayah KPHP Model Model Mandailing Natal masih memiliki flora dan fauna langka.

Flora langka tersebut diantaranya : kucing emas, macan dahan, harimau sumatera,

beruang madu, binturong, kubung, tapir, trenggiling, ungko tangan hitam, ungko

tangan putih, siamang, kukang bukang dan landak. Sedangka flora langka,

diantaranya adalh : bungan bangkai kentorng semar.

4. Potensi Jasa Lingkungan dan Wisata Alam

Sebagian besar hutan di wilayah Provinsi Sumatera Utara merupakan hutan

heterogen, demikian juga dengan hutan yang ada pada unit KPHP Model Mandailing

Page 46: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Nata 2014-2023

20

Natal. Dari hutan alam tersebut diperoleh manfaat ekologis seperti sebagai

pemeliharaan keanekaragaman hayati dan sebagai perlindungan terhadap tata air.

Pada lokasi kegiatan inventarisasi potensi wilayah unit pengelolaan KPHP

Model Mandailing Natal di Kabupaten Mandailing Natal terdapat bentang alam yang

spesifik diantaranya adanya gua-gua batu yang berada di Desa Bandar Melayu dan

Air terjun di Desa Aek Holbung, serta tebing yang yang terjal yang berada di Desa

Nangali. Selain itu juga di sepanjang Sungai Batang Natal banyak terdapat

kandungan emas dan oleh masyarakat setempat dimanfaatkan dengan

menambangnya.

Selain itu juga terdapat sumber-sumber mata air, aliran sungai untuk

pemanfaatan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH), potensi aliran air

sungai untuk arung jeram, lokasi potensial camping ground, potensial track lintas

alam, pemandangan alam dan hawa sejuk dari panatapan Dolok Martimbus, dan

desa-desa alami dengan budaya yang cukup khas seperti Desa Sopotinjak, dan

sebagainya.

C. Data dan Informasi Sosial Budaya

1. KependudukanTabel 6 dibawah ini menjelaskan jumlah penduduk dan kepadatan penduduk

di Desa Muaro Bangko, Desa Banjar Maga, Desa Manuncang dan Desa Sudutan

Tigo tahun 2007, 2008, 2009 dan 2010.

Tabel 6. Luas, jumlah dan kepadatan penduduk menurut desa

Nama DesaLuas 2007 2008 2009 2010(Ha) Jmlh Kpdtn Jmlh Kpdtn Jmlh Jmlh Jmlh Jmlh

Pddk Pddk Pddk Pddk Pddk Pddk Pddk PddkMuaro Bangko 4.9124,37 998 20 1.010 20 1.025 20 1.473 57Banjar Maga 657,67 380 58 385 59 391 59 555 84Manuncang 668 637 17 649 17 657 17 668 20Sudutan Tigo 1.190 1161 43 1172 45 1182 45 1190 48

Sumber: Kecamatan Ranto Baek, Kecamatan Muara Batang Gadis Dalam AngkaTahun 2008, 2009, 2010, dan 2011

Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Desa Muaro Bangko, Desa Banjar

Maga, Desa Manuncang dan Desa Sudutan Tigo dapat dilihat pada Tabel 9 di bawah

ini:

Page 47: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Nata 2014-2023

21

Tabel 7. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin tahun 2007No Nama Desa Laki-Laki Perempuan Jumlah1 Muaro Bangko 540 458 9982 Banjar Maga 187 193 3803 Manuncang 326 342 6684 Sudutan Tigo 592 588 1190Sumber: Kecamatan Ranto Baek, Kecamatan Muara Batang Gadis Dalam Angka

Tahun 2008

Tabel 8. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin tahun 2008No Nama Desa Laki-Laki Perempuan Jumlah1 Muaro Bangko 546 464 1.0102 Banjar Maga 189 196 3853 Manuncang 331 318 6494 Sudutan Tigo 638 534 1172

Sumber: Kecamatan Ranto Baek, Kecamatan Muara Batang Gadis Dalam AngkaTahun 2009

Tabel 9. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin tahun 2009No Nama Desa Laki-Laki Perempuan Jumlah1 Muaro Bangko 555 470 1.0252 Banjar Maga 192 199 3913 Manuncang 338 319 6574 Sudutan Tigo 612 572 1182

Sumber: Kecamatan Ranto Baek, Kecamatan Muara Batang Gadis Dalam AngkaTahun 2010

Tabel 10. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin tahun 2010No Nama Desa Laki-Laki Perempuan Jumlah1 Muaro Bangko 726 747 1.4732 Banjar Maga 279 276 5553 Manuncang 371 297 6684 Sudutan Tigo 563 627 1.190

Sumber: : Kecamatan Ranto Baek, Kecamatan Muara Batang Gadis danKecamatan Natal Dalam Angka Tahun 2011

Berdasarkan jumlah sarana pendidikan, murid dan guru di Desa Banjar Maga

sampai dengan tahun 2012 hanya ada satu buah TK dengan jumlah ruang kelas 2

buah, jumlah murid 20 orang serta jumlah guru 4 orang. Sedangkan di Desa Muaro

Bangko terdapat satu buah SD dan satu buah SMP. SD di Desa Muaro Bangko

memiliki 9 ruang kelas dengan 376 orang murid dan 12 orang guru. Sedangkan SMP

yang terdapat di Desa Muaro Bangko memiliki 6 ruang kelas dengan 175 orang

murid dan 12 orang guru (Sumber: Kecamatan Ranto Baek dalam angka tahun 2011,

Page 48: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Nata 2014-2023

22

Daftar Isian Kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat Desa Sekitar Hutan

Tahun 2012).

Desa Manuncang memiliki SD yang terdiri dari 6 ruang kelas dengan 157

orang murid dan 6 orang guru, sedangkan SMP yang terdapat di Desa Manuncang

memiliki 3 ruang kelas dengan 85 orang murid dan 10 orang guru. Desa Sudutan

Tigo 1 TK/TPA dengan jumlah kelas 1, jumlah murid 62 orang dan jumlah guru 2

orang. Desa Sudutan Tigo memiliki 2 SD dengan jumlah ruangan 6 buah, jumlah

murid 200 orang dan jumlah guru 13 orang, sedangkan SMP yang terdapat di Desa

Sudutan Tigo sebanyak 1 buah, dengan jumlah kelas 1 buah, jumlah murid 3 orang

dan jumlah guru 8 orang (Sumber: Kecamatan Muara Batang Gadis dalam angka

tahun 2011, Daftar Isian Kondisi Social Ekonomi dan Budaya Masyarakat Desa

Sekitar Hutan Tahun 2012).

Agama yang dianut di Desa Muaro Bangko, Desa Banjar Maga, dan Desa

Manuncang adalah beragama Islam, sedangkan Desa Sudutan Tigo penduduknya

menganut agama Islam dan agama Kristen. Suku yang mendiami Desa Banjar Maga

dan Desa Manuncang semuanya suku Mandailing, suku yang mendiami Desa Muaro

Bangko terdiri dari suku Mandailing dan suku Jawa, dan suku yang mendiami Desa

Sudutan Tigo terdiri dari suku Mandailing, suku Melayu, suku Nias dan suku Jawa.

Bahasa yang digunakan di kedua desa ini adalah Bahasa Indonesia dan Bahasa

Mandailing.

2. Kondisi Sosial Ekonomi Budayaa) Kondisi Sosial Budaya

Beberapa dekade sebelum berlakunya UU No.5 Tahun 1979 tentang

Pemerintahan Desa, masyarakat Mandailing Natal sudah tidak lagi hidup dalam

format kerajaan. Pengaturan mengenai hubungan masyarakat dengan tanah juga

sudah ditata melalui Undang-Undang Pokok Agraria No.5 Tahun 1960 dan aturan

lain yang kemudian lahir sebagai turunannya. Selanjutnya dengan corak

pemerintahan Orde Baru juga semakin menempatkan komunitas desa sebagai objek

dari pada subjek dalam pengambilan keputusan yang menyangkut penataan

kehidupan mereka sebagai warga kolektif. Dalam suasana yang demikian itulah

komunitas desa-desa termasuk yang hidup di sekitar Taman Nasional Batang Gadis,

menata kehidupan sosial dan kelembagaan mereka.

Page 49: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Nata 2014-2023

23

Tidak mengherankan bahwa gejala yang mengemuka adalah adanya suasana yang

ambigu dimana disatu sisi terdapat sistem pemerintahan desa yang formal,

sedangkan disisi lain masih banyak aspek kehidupan masyarakat yang diatur dalam

tatanan lama berdasarkan adat terdahulu.

Budaya asli masyarakat di Mandailing Natal ini sudah banyak dipengaruhi oleh

agama Islam, salah satu contohnya adalah dalam kegiatan perekonomian

masyarakat yang dipersingkat pada hari Jumat. Hal tersebut berdasarkan

pertimbangan bahwa hari Jumat merupakan hari kerja paling pendek karena mereka

khususnya kaum pria wajib menunaikan ibadah sholat Jumat di siang hari dan

setelah maghrib para kaum wanita harus mengikuti kegiatan pengajian Al-Qur’an.

Umumnya budaya yang dianut oleh masyarakat Mandailing Natal adalah

berdasarkan kepercayaan mereka terhadap agama Islam dan juga budaya yang

berasal dari kerajaan terdahulu (berdasarkan sistem kasta).

Sistem adat yang masih dianut tersebut adalah Harajoan (Raja), Hatobagun

(Pimpinan tiap marga), Naposo dan Nauli Bulung (Kelompok pemuda dan pemudi

desa) dan Hulu Balang. Namun dengan masuknya sistem pemerintahan Indonesia,

budaya tersebut mulai terkikis. Budaya lain yang masih dianut oleh masyarakat

terutama disekitar aliran sungai yang cukup besar adalah Budaya Lubuk Larangan.

Lubuk Larangan merupakan habitat atau tempat berkumpulnya ikan untuk

berkembang biak dan berlindung dari upaya penangkapan. Dan disebut larangan

karena tidak bisa dimanfaatkan secara leluasa dan untuk kepentingan pribadi, tetapi

melalui musyawarah dan untuk kepentingan pembangunan desa. Umumnya rentang

waktu panen lubuk larangan adalah dua kali setahun (pada 17 Agustus dan juga

pada hari Raya Idul Fitri) atau ditetapkan sesuai dengan kesepakatan oleh

masyarakat desa.

b) Kondisi EkonomiPasar atau pekan merupakan media tempat jual beli warga desa, baik di Desa

Muaro Bangko, Desa Banjar Maga, Desa Manuncang dan Desa Sudutan Tigo. Di

setiap desa ini masing-masing terdapat 1 (satu) unit pasar atau pekan.Selain pasar,

untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, di desa juga tersedia beberapa toko

dan warung/kios. Hasil-hasil pertanian selain dijual ke pasar, warga juga

memanfaatkan jasa pedagang pengumpul atau cukong untuk menjual hasil

pertaniannya.

Page 50: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Nata 2014-2023

24

Sebagai media transportasi, Desa Muaro Bangko dan Desa Sudutan Tigo

sedikit lebih baik dibanding Desa Banjar Maga dan Desa Manuncang, karena Desa

Muaro Bangko dan Desa Sudutan Tigo sudah menggunakan truk/mobil barang dan

mobil penumpang sebagai sarana transportasi. Sedangkan Desa Banjar Maga dan

Desa Manuncang masih menggunakan ojek motor sebagai alat transportasi di

desanya.

Tani merupakan mata pencaharian utama warga Desa Muaro Bangko, Desa

Banjar Maga, Desa Manuncang dan Desa Sudutan Tigo. Hasil tani yang diperoleh

warga berasal dari kebun karet, padi sawah/ladang, dan kebun sawit. Untuk

pemenuhan kebutuhan sehari-hari, warga sangat menggantungkan dari hasil panen

kebun karet. Bagi warga desa yang melakukan perladangan berpindah, supaya

diberi penyuluhan dan pembinaan agar melakukan pertanian yang menetap.

Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari perambahan hutan yang lebih luas dan

menghindari pembakaran pada saat pembukaan hutan.

c) Kondisi PendidikanSarana Pendidikan Sekolah Dasar (SD) terdapat di setiap desa, Sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) terdapat pada setiap ibukota kecamatan dan

beberapa desa. Untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SMA) terdapat pada ibukota

kabupaten dan beberapa ibukota kecamatan, sedangkan Perguruan Tinggi belum

ada di ibukota kabupaten. Fasilitas sekolah di Kabupaten Mandailing Natal, Sekolah

Dasar (SD) sebanyak 380 buah, terdiri dari SD Negeri 175 buah, SD Inpres 194

buah, Madrasah Ibtidaiyah 3 buah dan SD Swasta 8 buah. SMP/MTs baik negeri

maupun swasta 94 buah dan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang terdiri dari SMU,

SMK dan MA baik negeri maupun swasta berjumlah 48 buah, seperti terperinci pada

Tabel 11.

Page 51: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Nata 2014-2023

25

Tabel 11. Jumlah Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah

Lanjutan Tingkat Atas per Kecamatan

No Kecamatan SD/MI SMP/MTs SMA/MA KET1 Batahan 37 9 42 Batang Natal 29 4 33 Lingga Bayu 30 5 14 Kota Nopan 36 11 75 Ulu Pungkut 11 2 -6 Tambangan 23 6 37 Lembah Sorik Merapi 11 2 28 Muara Sipongi 17 4 19 Panyabungan 41 13 12

10 Panyabungan Selatan 11 2 111 Panyabungan Barat 10 1 -12 Panyabungan Utara 21 4 213 Panyabungan Timur 10 2 114 Natal 24 8 315 Muara Bt. Gadis 9 3 116 Siabu 43 14 717 Bukit Malintang 17 3 -

Jumlah 380 94 48Sumber: Mandailing Natal Dalam Angka Tahun 2010

Tingkat penggunaan sekolah dasar terhadap jumlah murid, untuk Sekolah

Dasar (SD) mempunyai rata-rata murid persekolah sebesar 192 orang. Dengan

jumlah murid sebanyak 64.694 orang dan jumlah guru SD sebanyak 1.261 orang,

maka rata-rata murid per guru sebesar 51 orang. Rata-rata murid per guru terbesar

di Kecamatan Panyabungan dan terkecil di Kecamatan Ulu Pungkut.

Jika dilihat dari rasio murid dengan guru di Kabupaten Mandailing Natal, ini

masih di atas standar yaitu 51 murid per guru, karena untuk standar pembelajaran

yang efektif adalah 30 murid per guru. Di Kecamatan Panyabungan memiliki rasio

terbesar yaitu 333 murid per sekolah, dan Kecamatan Ulu Pungkut mempunyai rasio

terkecil yaitu 22 murid per sekolah. Pada tingkat pendidikan Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama (SLTP), rasio murid terhadap sekolah adalah sebesar 232 murid per

sekolah. Rasio tertinggi terdapat di Kecamatan Panyabungan yaitu 377 murid per

sekolah dan yang terendah terdapat di Kecamatan Muara Batang Gadis yaitu 76

murid untuk setiap sekolah.

Page 52: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Nata 2014-2023

26

Sementara itu rasio murid Sekolah Lanjutan Tingkat Atas yang terdiri dari Sekolah

Menengah Umum (SMU), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah

(MA) baik negeri dan swasta sebesar 322 murid per sekolah. Rasio tertinggi terdapat

di Kecamatan Panyabungan yaitu 492 murid per sekolah dan terendah di Kecamatan

Muara Batang Gadis yaitu 48 murid per sekolah.

d). Pola Hubungan Masyarakat dengan HutanPemanfaatan lahan hutan oleh masyarakat Desa Banjar Maga, Desa Muaro

Bangko, Desa Sudutan Tigo dan Desa Manuncang untuk perladangan lebih kurang 1

(satu) ha setiap KK per tahun. Alat yang digunakan untuk kegiatan perladangan di

lahan hutan masih bersifat tradisional seperti kampak, parang dan beliung. Tanaman

utama yang ditanam di ladang antara lain padi, sayuran dan karet.

Hasil hutan kayu dan non kayu untuk konsumsi masyarakat (tidak dijual) yang

diperuntukkan untuk obat-obatan, perlengkapan rumah tangga dan lain-lain terdiri

dari: rotan yang diperuntukkan sebagai pengikat, pohon yang diperuntukkan untuk

pembangunan rumah penduduk, tumbuhan obat-obatan, burung untuk dipelihara dan

madu untuk diperdagangkan.

Untuk kebutuhan sehari-hari, masyarakat juga memiliki hewan ternak yang

tediri dari kambing, ayam dan itik. Beternak dilakukan untuk hobi dan pemenuhan

kebutuhan saja. Beternak belum dikembangkan sebagai mata pencaharian yang

dapat lebih meningkatkan tarap hidup masyarakat.

Upaya yang dapat dilakukan agar pembukaan hutan untuk kepentingan perladangan

berpindah dan perluasan kebun karet, antara lain membina petani beternak lebah

madu. Beberapa warga desa telah melakukan pekerjaan mencari madu di hutan

untuk dijual yang digunakan sebagai penambahan pendapatan keluarga. Tugas

penyuluh dari pemerintah untuk memberikan pembelajaran kepada warga

masyarakat desa tentang tata cara beternak lebah madu. Dengan dikembangkannya

lebah madu, maka diharapkan masyarakat desa tidak perlu lagi menjelajahi hutan

untuk mendapatkan madu.

Pengembangan sektor peternakan juga dipandang sebagai usaha tani yang

dapat menambah pendapatan warga desa sekaligus dapat meningkatkan keamanan

terhadap perambahan hutan.

Pendampingan dari pemerintah sangat diperlukan agar warga desa menjadi

lebih paham cara berternak yang lebih baik, sehingga dapat meningkatkan

Page 53: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Nata 2014-2023

27

pendapatan keluarga dan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi

keluarga dan hobi saja. Kawasan di pinggiran hutan dapat dimanfaatkan sebagai

areal peternakan dengan pola silvopasture, dengan dikembangkannya sistem

silvopasture selain pendapatan warga desa akan semakin meningkat, kelestarian

kawasan hutan juga akan lebih terjamin. Sistem ini memungkinkan terjaganya

produksi pakan ternak yang dibutuhkan sementara tetap menghasilkan produk kayu

bernilai ekonomis tinggi. Silvopasture dapat diciptakan dengan dua cara, yaitu

dengan meningkatkan mutu tanaman pakan ternak (forage) dibawah tegakan yang

ada atau menanam pohon areal bekas perladangan berpindah yang telah menjadi

padang rumput atau semak belukar.

Usaha tani budidaya perikanan darat juga dapat menjadi alternatif

peningkatan pendapatan warga desa. Beberapa jenis ikan yang dapat

dikembangkan sebagai budidaya ikan darat adalah ikan mas, ikan tawes, ikan nila,

ikan gurame, dan ikan lele. Pengembangan perikanan darat dapat dilakukan

mengingat desa Banjar Maga dan Desa Muaro Bangko memiliki sungai yang tidak

kering sepanjang tahun, hal ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber air untuk

budidaya ikan darat.

Koordinasi lintas sektor di pemerintahan perlu ditingkatkan untuk menjamin

tercapainya kesejahteraan hidup warga desa di pinggir hutan. Sistem perladangan

berpindah yang dilakukan oleh warga desa selama ini harus diganti dengan sistem

pertanian intensif.

Pertanian intensif merupakan usaha memberdayakan suatu petak lahan untuk

menghasilkan produksi pertanian setinggi mungkin, termasuk penggunaan teknologi

pertanian. Hasil usaha pertanian intensif biasanya sangat tinggi karena didukung

oleh teknologi pertanian seperti penggunaan pupuk, pestisida, benih unggul,

perawatan, pemanenan dan pemrosesan produk pascapanen. Intensifikasi pertanian

dijamin akan meningkatkan kesejahteraan warga desa sekitar hutan selain juga

meningkatkan kelestarian keberadaan kawasan hutan di sekitar desa.

Beberapa hal di atas yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pendapatan

warga desa sekitar hutan dengan cara memafaatkan tanah-tanh kosong, semak

belukar bekas perladangan berpindah. Tugas pemerintah untuk membina dan

mendampingi warga desa untuk pencapain-pencapaian hasil pertanian yang lebih

baik sehingga kesejahteraan warga desa sekitar hutan menjadi lebih baik.

Page 54: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Nata 2014-2023

28

Untuk areal dipinggir kawasan hutan, pemanfaatannnya dimasa yang akan datang

menjadi tugas petugas KPH di lapangan. Berbagai pola dapat dimanfaatkan seperti

HTR dan Hutan Kemasyarakatan.

Petani yang memiliki kebun karet yang berada didalam kawasan hutan

dipinggiran desa, diberi penyuluhan dan pembinaan supaya kebun karetnya

dipertahankan kelestariannya dengan menanam tanaman kehutanan disela-sela

tanaman karet dan dipinggir kebun karet.

Pelaksanaan penataan batas kawasan hutan segera dilaksanakan dengan

melibatkan masyarakat desa. Jelaskan kepada mereka bahwa kebun karet milik

warga desa yang berada dalam kawasan hutan hanya boleh diusahakan dan

diberikan jaminan kelestarian usahanya tanpa harus menjualnya karena merupakan

kawasan hutan.

Seperti yang dijelaskan di atas, kelestarian hutan di sekitar desa akan terjamin

jika melibatkan partisipasi warga desa sekitar hutan. Warga desa akan mampu

melakukan berbagai usaha di luar kawasan hutan dengan pemberian modal dan

pendampingan. Pemerintah harus mengalokasikan anggaran untuk modal usaha

warga desa sekitar hutan dan honor bagi tenaga-tenaga pendamping di lapangan.

Warga desa tidak akan mampu untuk mengalihkan sistem usahanya yang tradisional

ke yang lebih modern karena memerlukan modal dan pengetahuan sehingga

memerlukan tenaga pendamping.

Hal penting lainnya adalah jaminan pemasaran hasil pertanian warga desa.

Jaminan pemasaran terdiri dari jaminan pasar dan jaminan harga. Semangat warga

desa untuk berusaha di luar kawasan hutan akan lebih baik jika hasil petanian,

perikanan, peternakan dan lain-lain mendapat jaminan pasar dan jaminan harga

yang menguntungkan. Peranan pemerintah secara konsisten kembali dibutuhkan

untuk jaminan pemasaran hasil pertanian warga desa. Apa bila jaminan pemasaran

hasil pertanian dan pendampingan dalam proses berproduksi diabaikan, bisa

dipastikan ketertarikan warga untuk berusaha di luar kawasan hutan akan hilang dan

akan kembali menggantungkan hidupnya terhadap kawasan hutan.

Page 55: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Nata 2014-2023

29

3. Kelembagaan Masyarakata. Desa Banjar Maga

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kecamatan Ranto Baek tahun 2011,

Desa Banjar Maga memiliki luas wilayah desa 657,67 ha dengan jumlah penduduk

sebanyak 555 jiwa.

Masyarakat Desa Banjar Maga semuanya merupakan suku Mandailing yang

berjumlah 136 KK yang terdiri dari penduduk asli dan penduduk pendatang. Semua

warga masyarakat menganut Agama Islam. Mata pencaharian pokok di Desa Banjar

Maga adalah bertani, hal ini ditunjukkan dengan jumlah petani di desa ini 616 KK.

Luas lahan usaha tani yang digarap oleh masyarakat seluas kurang lebih 272 Ha.

Selain padi sawah dan padi ladang, komoditi tanaman pertanian juga didominasi

oleh tanaman karet. Beberapa warga masyarakat sudah mulai mengembangkan

tanaman kelapa sawit sebagai penghasilan tambahan.

Selain tokoh formal seperti Kepala Desa dan Sekretaris Desa, juga terdapat

tokoh non formal yang dihormati di desa ini yaitu tokoh adat yang bergelar Raja

Pandapotan dan Imam Masjid. Tokoh adat umumnya berfungsi pada saat

penyelenggaraan perkawinan masyarakat, dan membuka lubuk larangan. Lubuk

larangan merupakan lubuk yang dijadikan tempat pemelihara ikan yang hanya boleh

dipanen sekali setahun dengan acara adat. Panen lubuk larangan diselenggarakan

oleh seluruh warga desa. Lubuk larangan tidak boleh dipanen sebelum waktu panen,

kalau terdapat warga melakukan pemancingan ikan atau mengambil ikan sebelum

waktunya, maka warga tersebut akan mendapat sanksi adat.

Upacara adat yang dilakukan di Desa Banjar Maga terdiri dari upacara adat

perkawinan, acara nasar tahunan dan membuka lubuk larangan.

Selain upacara adat, terdapat juga kegiatan gotong royong seperti berburu babi dan

penanaman padi. Menanam padi yang disebut mordang dilakukan dengan cara

gotong royong biasanya dilaksanakan 20-an (dua puluhan) warga

.

b. Desa Muaro BangkoSesuai data Badan Pusat Statistik Kecamatan Ranto Baek tahun 2011, Desa

Muaro Bangko merupakan salah satu desa di Kecamatan Ranto Baek, memiliki luas

wilayah desa 4.942,37 ha dengan jumlah penduduk sebanyak 1.473 jiwa.

Page 56: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Nata 2014-2023

30

Suku yang mendiami Desa Muaro Bangko adalah suku Mandailing yang terdiri

dari 282 KK dan Suku Jawa sebanyak 27 KK. Semua warga masyarakat menganut

Agama Islam. Mata pencaharian masyarakat di Desa Muaro Bangko terdiri dari

bertani, PNS, Pedagang, pengrajin dan buruh.

Kepala Desa dan Sekretaris Desa merupakan tokoh formal yang dihormati

masyarakat. Selain tokoh formal, masyarakat juga menghormati tokoh-tokoh non

formal seperti tokoh adat dan tokoh agama. Beberapa tokoh adat yang dihormati

adalah Natoras, Naposo Bulung, dan Nauli Bulung. Sedangkan tokoh agama yang

dihormati antara lain Imam Masjid, Alim Ulama, dan Pengurus Masjid. Peranan tokoh

adat adalah penyelenggaraan perkawinan, membuka lubuk larangan dan membuka

lahan.

Gotong royong merupakan kegiatan sosial yang masih kental di Desa Muaro

Bangko. Beberapa kegiatan yang dilakukan secara bergotong royong adalah

pembersihan lahan kebun, membangun rumah warga, serta membersihkan tanah

wakaf (makam). Gotong royong pembersihan kebun biasanya dilakukan 2 (dua) kali

setahun yang diikuti 400-an warga. Membangun rumah warga dilakukan secara

gotong royong dengan frekuensi 5 (lima) kali setahun dengan jumlah warga yang ikut

sebanyak 20-an orang warga. Sedangkan membersihkan tanah wakaf (makam)

dilakukan sekali setahun yang dilakukan lebih kurang 50 warga.

c. Desa ManuncangSesuai data Badan Pusat Statistik Kecamatan Muara Batang Gadis tahun

2011, Desa Manuncang memiliki luas wilaya desa 2831,26 ha dengan jumlah

penduduk sebanyak 688 jiwa.

Masyarakat Desa Manuncang semuanya merupakan suku Mandailing yang

berjumlah 167 KK yang terdiri dari penduduk asli. Semua warga masyarakat

menganut Agama Islam. Mata pencaharian pokok di Desa Manuncang adalah

bertani, hal ini ditunjukkan dengan jumlah petani di desa ini 167 KK. Luas lahan

usaha tani yang di garap oleh masyarakat seluas kurang lebih 637 Ha. Selain padi

sawah dan padi ladang, komoditi tanaman pertanian juga didominasi oleh tanaman

karet. Beberapa warga masyarakat sudah mulai mengembangkan tanaman kelapa

sawit sebagai penghasilan tambahan.

Page 57: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Nata 2014-2023

31

Selain tokoh formal seperti Kepala Desa dan Sekretaris Desa, juga terdapat

tokoh yang dihormati di desa ini yaitu tokoh adat yang bergelar Raja Pandapotan dan

imam masjid. Tokoh adat umumnya berfungsi pada saat penyelenggaraan

perkawinan masyarakat, dan membuka lubuk larangan. Lubuk larangan merupakan

lubuk yang dijadikan tempat pemelihara ikan yang hanya boleh dipanen sekali

setahun dengan acara adat. Panen lubuk larangan diselenggarakan oleh seluruh

warga desa. Lubuk larangan tidak boleh dipanen sebelum waktu panen, kalau

terdapat warga melakukan pemancingan ikan atau mengambil ikan sebelum

waktunya, maka warga tersebut akan mendapat sanksi adat.

Upacara adat yang dilakukan di Desa Manuncang terdiri dari upacara adat

perkawinan, acara nasar tahunan dan membuka lubuk larangan. Selain upacara

adat, terdapat juga kegiatan gotong royong seperti berburu babi dan penanaman

padi. Menanam padi yang disebut mordang biasanya dilakukan dengan cara gotong

royong biasanya dilaksanakan 20 an (dua puluhan) warga.

d. Desa Sudutan TigoBadan Pusat Statistik Kecamatan Natal tahun 2011, Desa Sudutan Tigo

merupakan salah satu desa di Kecamatan Natal yang memiliki luas wilayah desa

2.842,3 ha dengan jumlah penduduk sebanyak 1.190 jiwa.

`Suku yang mendiami Desa Sudutan Tigo adalah suku Mandailing, Jawa dan

Nias yang terdiri dari 245 KK dan Suku Jawa sebanyak 18 KK. Semua warga

masyarakat menganut Agama Islam. Mata pencaharian masyarakat Desa Sudutan

Tigo terdiri dari bertani, PNS, Pedagang, pengrajin dan buruh.

Kepala Desa dan Sekretaris Desa merupakan tokoh formal yang dihormati

masyarakat. Selain tokoh formal, masyarakat juga menghormati tokoh-tokoh non

formal seperti tokoh adat dan tokoh agama.

Beberapa tokoh adat yang dihormati adalah Natoras, NaposoBulung, dan

NauliBulun. Sedangkan tokoh agama yang dihormati antara lain Imam Masjid, Alim

Ulama, dan Pengurus Masjid. Peranan tokoh adat adalah penyelenggaraan

perkawinan, membuka lubuk larangan dan membuka lahan.

Gotong royong merupakan kegiatan sosial yang masih kental di Desa Sudutan

Tigo. Beberapa kegiatan yang dilakukan secara bergotong royong adalah

pembersihan lahan kebun, membangun rumah warga, serta membersihkan tanah

wakaf (makam).

Page 58: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Nata 2014-2023

32

Gotong royong pembersihan kebun biasanya dilakukan 2 (dua) kali setahun yang

diikuti sekitar 350 warga. Membangun rumah warga dilakukan secara gotong royong

dengan frekuensi 5 (lima) kali setahun dengan jumlah warga yang ikut sebanyak 20

an orang warga. Sedangkan membersihkan tanah wakaf (makam) dilakukan sekali

setahun yang dilakukan lebih kurang 50 warga.

D. Data Informasi Ijin-Ijin Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan

Ijin pemanfaatan hutan yang ada di wilayah KPHP Model Mandailing Natal

diantaranya :

a. IUPHHK-HA PT. Inanta Timber seluas 32.783,50 Ha

b. IUPHHK-HA PT. Teluk Nauli seluas 21.976,53 Ha

c. IUPHHK-HA PT. Gunung Raya Utama Timber Industri (Gruti)

d. IUPHHK-HT PT. Anugerah Rimba Makmur seluas 47.091,06 Ha

E. Kondisi Posisi KPHP Mandailing Natal dalam Perspektif Tata Ruang Wilayahdan Pembangunan Daerah

Posisi areal kerja KPHP Model Mandailing Natal dalam tata ruang wilayah

dan pembangunan Propinsi Sumatera Utara berdasarkan Perda No. 7 Tahun 2003

tentang RTRW Provinsi Sumatera Utara Tahun 2003 – 2018 berada dalam pola

ruang Hutan Produksi Terbatas (HPT), Hutan Produksi (HP), Hutan Lindung (HL).

Sedangkan berdasarkan Draft RTRW Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010 –

2030 yang telah dibahas oleh Tim Teknis BKTRN dan mendapat persetujuan

subtansi dari Kementerian PU posisi areal kerja KPHP Model Mandailing Natal

berada dalam pola ruang Hutan Produksi Terbatas (HPT), Hutan Produksi (HP),

Hutan Lindung (HL) dan Hutan Produksi yang dapat di Konversi (HPK).

Posisi areal kerja KPHP Model Mandailing Natal dalam tata ruang wilayah

dan pembangunan Kabupaten Mandailing Natal sebagai Hutan Produksi Terbatas

(HPT) Hutan Produksi (HP), Hutan Lindung (HL) dan Hutan Produksi yang dapat di

Konversi (HPK). Tahapan penyusunan rencana tata ruang Kabupaten Mandailing

Natal saat ini dalam pembahasan rancangan peraturan daerah.

Page 59: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Nata 2014-2023

33

F. Isu Strategis, Kendala dan Permasalahan

1. Kelembagaan dan SDM

Posisi KPHP Model Mandailing Natal dalam Struktur Organisasi Pemerintahan

Kabupaten Mandailing Natal yang berada di bawah Dinas Kehutanan dan

Perkebunan sebagai sebuah UPTD. Perlu peningkatan kelembagaan KPHP

Mandailing Natal menjadi sebuah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

Mandiri yang memiliki anggaran tersendiri. Kondisi SDM yang ada saat ini masih

sangat terbatas yakni Sarjana Kehutanan (1 orang), SMA/SMK Kehutanan

(6 orang) mengingat wilayah kerja yang cukup luas.

2. Wilayah KPHP Model Mandailing Natal

Terdapat beberapa Desa Defenitif bahkan Kantor Camat masuk dalam wilayah

KPHP diantaranya : Kantor Camat Batang Natal dan kantor-kantor unsur

MUSPIKA, Desa Sopotinjak, Bulu Soma, Tarlola, Ampung Julu, Aek Guo, Rao-

Rao, Aek Nangali, Bangkelang, Tombang Kaluang, Sipogu, Banjar Melayu, Aek

Holbung, Aek Baru, Ampung Padang, Muara Soma, Simanguntong, Guo Batu,

Aek Manggis, Batu Madinding, Bintuas, Sundutan Tigo, Manuncang, Suka

Makmur, Panunggulan, Tagilang Julu, Ranto Panjang, Lubuk Kapundung 1,

Lubuk Kapundung 2, Hutarimbaru dan sebagainya. Keberadaan desa ini lebih

dahulu dari penetapan wilayah KPHP Mandailing Natal, penunjukan kawasan

hutan bahkan sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia merdeka. Selain itu

areal perkebunan dan pertanian masryarakat desa tersebut juga berada dalam

wilayah KPHP. Dengan demikian wilayah yang bermasalah tersebut akan tidak

optimal dikelola oleh KPHP.

3. Illegal Logging dan IUPHHK-HA Tidak Beroperasi

Masih terjadinya illegal logging di wilayah KPHP Model Mandailing Natal dengan

keterbatasan yang ada masih sulit dikendalikan. IUPHHK-HA yang ada di wilayah

KPHP Model Mandailing Natal saat ini tidak melakukan aktivitas/kegiatan.

4. Pendanaan

Belum tersedianya dana untuk pembangunan lanjutan KPHP Model Mandailing

Natal baik dari APBD maupun APBN.

Page 60: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Nata 2014-2023

34

5. Pemahaman Masyarakat Tentang KPHP Model Mandailing Natal

Kebijakan bahkan istilah atau nama KPHP Model Mandailing Natal masih sesuatu

yang baru di lingkungan masyarakat, konsep KPHP masih belum dipahami

bahkan di tingkat pemerintah sehingga perlu penyuluhan tentang KPH kepada

masyarkat.

Page 61: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

35

BAB III VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN

A. VisiB. MisiC. Capaian Utama

Page 62: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

36

BAB IIIVISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN

A. VisiGambaran KPHP Model Mandailing Natal 10 tahun kedepan dituangkan

dalam rumusan visi dan misi. Rumusan visi dan misi KPHP Model Mandailing Natal

didasarkan atas kondisi, isu-isu strategis yang diangkat dari berbagai problematika

yang menjadi tantangan dalam pengelolaan sumberdaya hutan di kawasan KPHP

Model Mandailing Natal saat ini dan harapan di masa yang akan datang dengan

memperhitungkan modal dasar yang dimiliki. Sebagai bagian dari perangkat

pembangunan, proses penyusunan visi dan misi KPHP Model Mandailing Natal

diselaraskan dengan visi dan misi pembangunan nasional dan pembangunan daerah

pada umumnya serta sektor kehutanan pada khususnya.

Berdasarkan Rencana Jangka Panjang Nasional 2005-2024 ditetapkan bahwa

visi pembangunan nasional adalah : “INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADILDAN MAKMUR”, dengan misi-misi yang terdiri dari : 1). Mewujudkan masyarakat

berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya,dan beradab berdasarkan falsafah

Pancasila; 2). Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing, 3). Mewujudkan masyarakat

demokratis berlandaskan hukum; 4). Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan

bersatu; 5). Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan; 6).

Mewujudkan Indonesia asri dan lestari; 7). Mewujudkan Indonesia menjadi negara

kepulauan yang mandiri, maju,kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional; 8).

Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional.

Untuk mencapai visi dan misi RPJPN tersebut, dilakukan pentahapan periode

pembangunan menjadi 4 tahap yang masing-masing tahap memiliki visi dan misi

yang dituangkan dalam dokumen perencanaan yang disebut dengan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM-N). Saat ini tahapan

pembangunan Indonesia berada pada tahap ke-2, yaitu periode 2010-2014 yang

memiliki visi : “TERWUJUDNYA INDONESIA YANG SEJAHTERA, DEMOKRATIS,DAN BERKEADILAN” yang akan diwujudkan melalui misi-misi : 1). Melanjutkan

Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera, 2). Memperkuat Pilar-Pilar

Demokrasi dan 3). Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang.

Page 63: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

37

Sejalan dengan visi pembangunan Indonesia yang tertuang dalam RPJMN tahun

2010- 2014, Provinsi Sumatera Utara menetapkan visi yang telah tertuang dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera

Utara Periode 2009-2013 yaitu “Sumatera Utara yang Maju, dan Sejahtera dalamHarmoni Keberagaman”.

Visi tersebut diupayakan pencapaiannya melalui misi :

1. Mewujudkan Sumatera Utara yang maju, aman, bersatu, rukun dan damai dalam

kesetaraan

2. Mewujudkan masyarakat Sumatera Utara yang mandiri dan sejahtera dan

berwawasan lingkungan

3. Mewujudkan Sumatera Utara yang berbudaya, religius dan keberagaman

4. Mewujudkan masyarakat Sumatera Utara yang partisipatif dan peduli terhadap

proses pembangunan.

Khusus dalam pembangunan sektor kehutanan, Kementerian Kehutanan

melalui Permenhut No. P.51/Menhut-II/2010 tentang Renstra Kementerian

Kehutanan tahun 2010- 2014 menetapkan visi yaitu “HUTAN LESTARI UNTUKKESEJAHTERAAN MASYARAKAT YANG BERKEADILAN”. Untuk mencapai visi

tersebut telah dirumuskan enam kebijakan

Prioritas pembangunan kehutanan yaitu: (1) Pemantapan kawasan hutan; (2)

Rehabilitasi hutan dan peningkatan daya dukung DAS; (3) Pengamanan hutan dan

pengendalian kebakaran hutan; (4) Konservasi keanekaragaman hayati; (5)

Revitalisasi pemanfaatan hutan dan industri kehutanan; dan (6) Pemberdayaan

masyarakat di sekitar hutan. Sejalan dengan visi misi Kementrian Kehutanan, Dinas

Kehutanan Provinsi Sumatera Utara menetapkan visi dan misi yang menggambarkan

kondisi yang ingin dituju dalam jangka panjang yaitu pengelolaan hutan yang lebih

mengakar pada kebutuhan masyarakat guna peningkatan kesejahteraan masyarakat

serta menjamin kebutuhan air melalui perbaikan hulu Daerah Aliran Sungai (DAS).

RPJMD Provinsi Sumatera Utara, serta memperhatikan isu-isu strategis

sebagaimana tersebut diatas, maka Dinas Kehutanan dalam pembangunan

kehutanan di Provinsi Sumatera Utara tahun 2009-2013 menetapkan visinya yaitu:

“Terwujudnya Sumber Daya Hutan (SDH) yang Lestari dan DapatMensejahterakan Masyarakat Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan”.

Untuk mewujudkan visi tersebut, Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara

menyelenggarakan pengelolaan hutan dalam bentuk unit-unit Kesatuan Pengelolaan

Page 64: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

38

Hutan (KPH) untuk mendukung pembangunan daerah. Pembangunan kehutanan

tersebut dirumuskan dalam

Misi sebagai berikut :

1. Menjamin keberadaan hutan dengan luasan yang cukup dan sebaran yang

proporsional.

2. Mengoptimalisasikan aneka fungsi hutan yang meliputi fungsi konservasi, fungsi

lindung dan fungsi produksi untuk mencapai manfaat lingkungan, sosial, budaya

dan ekonomi yang seimbang dan lestari.

3. Meningkatkan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS).

4. Mendorong peran serta masyarakat.

5. Mendorong terwujudnya peningkatan pelayanan dalam pembangunan

perkebunan.

6. Mendorong terwujudnya petani dan pengusaha yang profesional dan mandiri.

7. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya.

8. Mendorong terwujudnya lingkungan yang lestari.

9. Mengoptimalkan upaya peremajaan, intensifikasi, rehabilitasi, ekstensifikasi dan

diversifikasi tanaman.

10.Meningkatkan peran kelembagaan perkebunan dan strategi pengembangan

perkebunan.

Sejalan dengan Visi dan Misi Pembangunan Tingkat Nasional dan Daerah,

serta isu-isu strategis maka Visi KPHP Model Mandailing Natal Tahun 2014 - 2023

adalah ”Mengelola Hutan Bersama Masyarakat Untuk KPHP Model MandailingNatal Yang Mandiri Dan Berkontribusi Terhadap PAD”.

B. MisiVisi KPHP Model Mandailing Natal Tahun 2014 – 2023 tersebut diupayakan

pencapaiannya melalui Misi :

1. Membangun kelembagaan, penataan kawasan dan SDM KPHP. Model

Mandailing Natal;

2. Membangun hutan karet;

3. Kerjasama dan kemitraan;

4. Pemanfaatan HHK dan HHBK;

5. Perlindungan dan rehabilitasi hutan.

Page 65: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

39

C. Capaian UtamaBerdasarkan rumusan visi dan misi KPHP Model Mandailing Natal, terdapat

11 capaian utama yang diharapkan dapat terpenuhi selama kurun waktu 10 tahun

(2014-2023), sebagai berikut :

1. Tersedianya sarana dan prasarana pengelolaan KPHP Model Mandailing Natal.

2. Tertatanya blok dan petak di wilayah KPHP Model Mandailing Natal.

3. Tersedianya SDM terampil dan berkompetensi untuk pengelolaan KPHP Model

Mandailing Natal.

4. Terbangunnya hutan karet KPHP Model Mandailing Natal seluas + 1.000 Ha.

5. Terwujudnya kerjasama investasi KPHP Model Mandailing Natal dalam bentuk

MoU.

6. Berpartisipasinya masyarakat dalam pembangunan hutan karet, pemanfaatan

dan perlindungan hutan.

7. Berproduksinya penangkaran rusa seluas + 4 Ha.

8. Termanfaatkannya HHK (meranti, kapur, kruing, bania, rengas, resak, lagan,

medang, kelat, lesi-lesi, dll).

9. Termanfaatkannya HHBK sarang walet, rotan, lebah madu, gaharu, getah/resin,

palem hutan, bambu, tanaman hias, anggrek, tanaman obat, damar, kayu manis,

durian, dan aren, dll seluas + 300 Ha.

10. Termanfaatkannya potensi air, wisata alam dan jasa lingkungan.

11. Terlaksananya perlindungan hutan dan rehabilitasi hutan seluas + 700 Ha.

Page 66: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

40

BAB IV ANALISIS DAN PROYEKSI

A. AnalisisB. Proyeksi 10 Tahun ke Depan

Page 67: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

41

BAB IVANALISIS DAN PROYEKSI

A. Analisis

Analisis SWOT telah seringkali digunakan oleh para pengambil kebijakan

dalam merumuskan berbagai tujuan yang akan dicapai dan strategi yang akan

digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan menggunakan kerangka kerja

kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman. Instrumen ini

memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan

suau kegiatan.

Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi

dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan

analisis lingkungan internal (kekuatan/strengths, kelemahan/Weakness ) dan analisis

lingkungan eksternal (peluang/opportunities dan ancaman/threats. Metode ini paling

sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan

dilakukan.

Bila keempat hal tersebut diidentifikasikan maka akan terlihat faktor-faktor

yang akan membantu dan menghambat KPHP Model Mandailing Natal untuk

mencapai tujuan. Analisa ini menghasilkan strategi pencapaian tujuan dengan

memaksimalkan Strengths (kekuatan) dan Opportunities (peluang), namun secara

bersamaan meminimalkan Weaknesses (kelemahan) dan Threats (ancaman).

Dengan begitu akan dapat ditentukan berbagai kemungkinan alternatif strategi yang

dapat dijalankan

Dari hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan oleh KPHP Model

Mandailing Natal beserta para pihak, telah diidentifikasikan faktor internal dan

eksternal sebagai berikut :

Page 68: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

42

Tabel 12. Identifikasi faktor internal dan eksternal KPHP Model Mandailing NatalFaktor Internal Faktor Eksternal

Strength(Kekuatan)

Weaknes(Kelemahan)

Opportunity(Peluang)

Threats(Ancaman)

1. Wilayah kelolaKPHP yangsangat luas

2. Memiliki StrukturOrganisasi yangjelas

3. Mempunyailegalitas hukumkawasan dankelembagaan

4. Adanya potensijasa lingkungan(carbon trade,pariwisata,peneltian, DAS,air bersih)

5. Memiliki potensisumberdayaalam yang besar

6. Tingginyapotensi keanekaragaman hayati

7. Berfungsisebagaipenyanggakehidupan/penyeimbangekosistem

8. Catchment areadari 6 DASPrioritas

1. Tidak didukungoleh SDM yangmemadai

2. KurangnyaSosisalisasi KPHP

3. Jumlah Personilterbatas dan tidaksebanding denganwilayahpengelolaan.

4. Koordinasi parapihak yang rendah

5. Pendanaan belummencukupi.

6. Data potensikawasan belumlengkap

7. Penataan bataskawasan belumselesai

8. Sarana danprasarana belummemadai.

9. Kewenanganpengelola masihterbatas.

10. Akses (letak)kawasan sulitdicapai

1. Perangkat kebijakaninternatonal yangmendukungpengelolaan hutanditingkat tapak

2. Pengembangan jasalingkungan (carbontrade, pariwisata,penelitian, DAS, airbersih) yangdidukung dengankebijakan pemerintah.

3. Berada di kawasanpencadangan hutanKabupaten ModelMandailing Natal

4. Dukungan para pihak(pemerintah pusat-propinsi-kab/kota,privat sektor, LSM,Masyarakat)

5. Berkembangnyabentuk-bentukkerjasama denganpihak lain dalampengelolaan hutandalam rangkakemandirian KPH

6. Besarnya minatpeneliti untukmelakukan penelitiandi KPH

7. Adanya progampeningkatankapasitas staff darilembaga lain

8. Telah masuk dalamArahanpembangunan jangkapanjang sesuaiRTRW

1. Tumpang tindihregulasi.

2. Kegiatan illegallogging

3. Tingginya degradasisumberdaya di KPHPModel MandailingNatal

4. Penyerobotan lahanuntuk kegiatanperladangan

5. Rendahnyapendidikan dan tarafhidup masyarakat disekitar kawasan

6. Rendahnya ekonomimasyarakat dantingginya angkakemiskinan

7. Berbatasan denganlahan-lahan milikmasyarakat

8. Masih maraknyaPerburuan satwa liar

9. Masih maraknyapembakaran lahan

10. Konflik pengelolaankawasan KPHP

Page 69: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

43

Tabel 13. Strategi Meningkatkan Kekuatan (Strength) dengan Memanfaat Peluang (Opportunity)

Opportunity(Peluang)

Kekuatan(Strength)

Perangkatkebijakaninternatonal yangmendukungpengelolaan hutanditingkat tapak

Pengembangan jasalingkung (carbon trade,pariwisata, penelitian,DAS, air bersih) yangdidukung dengankebijakan pemerintah

Berada di kawasanpencadangankawasan hutanKabupaten ModelMandailing Natal

Dukungan para pihakpemerintah pusat-propinsi-kab/kota,privat,sektorLSM, masyarakat

Berkembangnya bentuk-bentuk kerjasama dalampemanfaatan jasalingkungan dalam rangkakemandirian KPHP ModelMandailing Natal

Besarnya minatilmuwan untukmelakukan penelitiandi KPHP ModelMandailing Natal

Adanyaprogrampeningkatankapasitas staffdari lembagalain

Telah masukdalam arahanpembangunanjangka panjangsesuai RTRW

1 2 3 4 5 6 7 8 91. Wilayah kelola

KPHP yangsangat luas

Wilayah kelola yangluas mendorongdiversifikasi usahapemanfaatan jasalingkungan melaluikerjasama denganpara mitra dan investor

Dukungan para pihaklebih memudahkanoperasional kegiatanKPHP

Wilayah kelola yangluas pengembanganmendorong kerjasamapemanfaatan jasalingkungan melaluikerjasama dengan paramitra dan investor

Wilayah kelolayang luas akanmengundangberbagai ilmuwandari berbagai lataruntuk riset diKPHP

Wilayahkelola yangluasmembukapeluang stafKPHP untukmenimbailmuberdasarkanpotensi yangbesar

Wilayahkelola yangluas akansemakinmantapkarena telahmendapatpengakuandalamrencanapembangunan jangkapanjang

2. Memiliki StrukturOrganisasi yangjelas

Struktur organisasiyang jelas mendorongpengembanganpemanfaatan jasalingkungan melaluikerjasama denganpara mitra dan investor

Pemantapan strukturorganisasi KPHPModel MandailingNatal dalam upayameningkatkandukungan para pihak

Struktur organisasi yangjelas mendorongpengembanganpemanfaatan jasalingkungan melaluikerjasama dengan paramitra dan investor

3. Mempunyai statushukumkelembagaan dankawasan

Memantapkan statushukum kelembagaandan kawasan denganmeningkatkandukungan para pihak

Mempertahankanstatus hukumkelembagaan dankawasan dapatmeningkatkanminat parailmuwan

Memperkuatstatus hukumKPHP dalamjangkapanjang

4. Adanya potensijasa lingkungan

Adanya potensi jasalingkungan mendorong

Adanya potensi jasalingkungan dapat

Adanya potensijasa lingkungan

Page 70: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

44

Opportunity(Peluang)

Kekuatan(Strength)

Perangkatkebijakaninternatonal yangmendukungpengelolaan hutanditingkat tapak

Pengembangan jasalingkung (carbon trade,pariwisata, penelitian,DAS, air bersih) yangdidukung dengankebijakan pemerintah

Berada di kawasanpencadangankawasan hutanKabupaten ModelMandailing Natal

Dukungan para pihakpemerintah pusat-propinsi-kab/kota,privat,sektorLSM, masyarakat

Berkembangnya bentuk-bentuk kerjasama dalampemanfaatan jasalingkungan dalam rangkakemandirian KPHP ModelMandailing Natal

Besarnya minatilmuwan untukmelakukan penelitiandi KPHP ModelMandailing Natal

Adanyaprogrampeningkatankapasitas staffdari lembagalain

Telah masukdalam arahanpembangunanjangka panjangsesuai RTRW

1 2 3 4 5 6 7 8 9(carbon trade,pariwisata,penelitian, DAS,air bersih)

pengembangan jasalingkungan KPHPModel MandailingNatal

mendorong kerjasamadalam bentuk kemitraandalam mengelolapotensi jasa lingkungan

meningkatkanminat ilmuwanuntuk melakukanpenelitian diKPHP ModelMandailing Natal

5. Memiliki potensisumberdayaalam yang besar

Perangkatkebijakaninternationalmendukungpengelolaansumberdayaalam

Potensisumberdaya lamayang besar akanmembutuhkanlegilitaspencadangankawasan

Potensi sumberdayaalam yang besarmembutuhkandukungan daridaerah, propinsi danpusat

6. Tingginyapotensikeanekaragaman hayati

Menjagakelestarianpotensikeanekaragamanhayati yang tinggidegan melibatkandukunganlembagainternational

Mejaga kelestarianpotensikeanekaragaman hayatiyang tinggi melaluikerjasama dalampemanfaatan jasalingkungan

Menjagakelestarianpotensikeanekaragamanhayati yang tinggiuntukmeningkatkanminat parailmuwanmelakukanpenelitian diKPHP

7. Berfungsisebagaipenyanggakehidupan/penye

Kebijakaninternasionalmendukungkawasan hutan

Menjaga fungsipenyanggakehidupan dalamkerangka

Page 71: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

45

Opportunity(Peluang)

Kekuatan(Strength)

Perangkatkebijakaninternatonal yangmendukungpengelolaan hutanditingkat tapak

Pengembangan jasalingkung (carbon trade,pariwisata, penelitian,DAS, air bersih) yangdidukung dengankebijakan pemerintah

Berada di kawasanpencadangankawasan hutanKabupaten ModelMandailing Natal

Dukungan para pihakpemerintah pusat-propinsi-kab/kota,privat,sektorLSM, masyarakat

Berkembangnya bentuk-bentuk kerjasama dalampemanfaatan jasalingkungan dalam rangkakemandirian KPHP ModelMandailing Natal

Besarnya minatilmuwan untukmelakukan penelitiandi KPHP ModelMandailing Natal

Adanyaprogrampeningkatankapasitas staffdari lembagalain

Telah masukdalam arahanpembangunanjangka panjangsesuai RTRW

1 2 3 4 5 6 7 8 9imbangekosistem

sebagai sistempenyanggakehidupan

Pembangunankehutanan didaerah

8. Catcment area 3DAS Prioritas

Menjaga fungsitangkapan air melaluipengembanganpotensi jasalingkungan air

Menjaga fungsitangkapan airmelalui dukunganProgrampemerintah danlembaga lain

Menjaga fungsitangkapan air denganmembangun bentuk-bentuk kerjasama parapihak

Page 72: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

46

Tabel 14. Strategi Mengatasai Kelemahan (Weakness) dengan Memanfaatkan Peluang (Opportunity)Opportunity(Peluang)

Weakness(Kelemahan)

Perangkatkebijakaninternatonal yangmendukungpengelolaan hutanditingkat tapak

Pengembangan jasalingkung (carbon trade,pariwisata, penelitian,DAS, air bersih) yangdidukung dengankebijakan pemerintah

Berada dikawasanpencadangankawasan hutankabupaten ModelMandailing Natal

Dukungan para pihak(pemerintah pusat-propinsi-kab/kota,privat,sektorLSM, masyarakat)

Berkembangnya bentuk-bentuk kerjasama dalampemanfaatan jasalingkungan dalamrangka kemandirianKPHP Model MandailingNatal

Besarnya minatilmuwan untukmelakukanpenelitian diKPHP ModelMandailing Natal

Adanyaprogrampeningkatankapasitasstaff darilembaga lain

Telah masukdalamarahanpembangunan jangkapanjangsesuaiRTRW

1 4 5 6 7 8 9Tidak didukungSDM yangmemadai

Kebijakaninternasional yangmendukungpengelolaan hutandi tingkat tapakmemungkinanbantuaninternasionalmembantumeningkatkankapasitas LSM

Pengelola KPHP dapatbekerjasama denganpihak lain untukmeningkatkan kapasitasSDM KPHP

Ilmuwan yangmelaksanakanpenelitian sangatmemungkinkanuntuk mentransferilmu kepadapersonil KPHP

Tersediaskemapelatihandanmelanjutkanpendidikanyangdiselenggarakan pihaklain

Kurangnyasosialisasi KPHP

Pengembangan jasalingkungan akanmendorongtersosialisasinyaKPHP

Dukungan para pihaksecara tidaklangsung dapatmensosialisasikankeberadaan KPHP

Publikasi hasilriset di KPHPModel MandailingNatal akanmensosialisasikanKPHP

Jumlah PersonilKPHP ModelMandailing Natalterbatas tidaksebanding denganluas kawasan

Kebijakaninternasional yangmendukungpengelolaan hutandi tingkat tapakmemungkinanbantuaninternasionalmembantumeningkatkankapasitas LSM

Dapat memohonkantambahan personilkepada pemkabModel MandailingNatal dan PemprovGorontalo

Peningkatankapasitaspersonildenganmemanfaatkan pogrampeningkatankapasaitasstaff darilembaga lain

Koordinasi parapihak yang rendah

Dukungan para pihakakan lebih

Berkembangnya bentukkerjasama dapat

Page 73: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

47

Opportunity(Peluang)

Weakness(Kelemahan)

Perangkatkebijakaninternatonal yangmendukungpengelolaan hutanditingkat tapak

Pengembangan jasalingkung (carbon trade,pariwisata, penelitian,DAS, air bersih) yangdidukung dengankebijakan pemerintah

Berada dikawasanpencadangankawasan hutankabupaten ModelMandailing Natal

Dukungan para pihak(pemerintah pusat-propinsi-kab/kota,privat,sektorLSM, masyarakat)

Berkembangnya bentuk-bentuk kerjasama dalampemanfaatan jasalingkungan dalamrangka kemandirianKPHP Model MandailingNatal

Besarnya minatilmuwan untukmelakukanpenelitian diKPHP ModelMandailing Natal

Adanyaprogrampeningkatankapasitasstaff darilembaga lain

Telah masukdalamarahanpembangunan jangkapanjangsesuaiRTRW

1 4 5 6 7 8 9mendorongkoordinasi denganpara pihak

mendorong koordinasidengan para pihak

Pendanaan belummemadai

Mengembangkanprogram ecowisatadan demonstrasiREDD untukmemobilisasi dana

Meningkatkandukungan para pihakdalam penggalangansumber-sumber danaalternatif yang dapatdimanfaatkan dalammendukungpengelolaan KPHPModel MandailingNatal

Menggalang kerjasamadengan lembaga-lembaga donor yangconcern danmengembangkanprogram paymentenvironmental servicesuntuk mendukukngpendanaan KPHPModel Mandailing Natal

Data potensikawasan belumlengkap

Menggalang kerjasamadengan lembaga risetseperti Universitas untukmenggali potensi yangdimiliki oleh KPHPModel Mandailing Natal

Memanfaatkanhasil-hasilpenelitian untukmelengkapi datapotensi kawasan

Penataan bataskawasan belumselesai

Meningkatkankoordinasi denganpara pihak, terutamadengan pihak BPKHWilayah Gorontalodalam penyelesianpenataan bataskawasan

Sarana danPrasarana belummemadai

Perangkatkebijakaninternasional dapatdimanfatkan untuk

Meningkatkandukungan para pihakdalam pengadaandan peningkatan

Page 74: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

48

Opportunity(Peluang)

Weakness(Kelemahan)

Perangkatkebijakaninternatonal yangmendukungpengelolaan hutanditingkat tapak

Pengembangan jasalingkung (carbon trade,pariwisata, penelitian,DAS, air bersih) yangdidukung dengankebijakan pemerintah

Berada dikawasanpencadangankawasan hutankabupaten ModelMandailing Natal

Dukungan para pihak(pemerintah pusat-propinsi-kab/kota,privat,sektorLSM, masyarakat)

Berkembangnya bentuk-bentuk kerjasama dalampemanfaatan jasalingkungan dalamrangka kemandirianKPHP Model MandailingNatal

Besarnya minatilmuwan untukmelakukanpenelitian diKPHP ModelMandailing Natal

Adanyaprogrampeningkatankapasitasstaff darilembaga lain

Telah masukdalamarahanpembangunan jangkapanjangsesuaiRTRW

1 4 5 6 7 8 9menghimpun danauntuk membangunsapras

sarana dan prasarana

Kewenanganpengelola masihterbatas

Meningkatkankoordinasi denganpara pihak terutamapemerintah pusatdalam perluasankewenangan

Akses masih sulitdicapai

Pengembang jaslingdapat mendorongdibukanya akses

Menggalangdukungan para pihakdalam upayamempermudahakses ke kawasanKPHP ModelMandailing Natal

Page 75: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

49

Tabel 15. Strategi Memanfaatkan Kekuatan (Strengh) Untuk Mengatasi Ancaman (Threat)

Threat(Ancaman)

Strength(Kekuatan)

Tumpangtindih regulasi

Kegiatan illegallogging

Tingginyadegradasi diKPHP

Penyerobotanlahan untukkegiatanperladangan

Rendahnyapendidikan dantaraf hidupmasyarakat disekitar kawasan

Rendahnyaekonomimasyarakat dantingginyakemiskinan

Bebatasandenganlahan lahanmasyarakat

Masihmaraknyaperburuansatwa liar

Masihmaraknyapembakaranlahan

KonflikpengelolaanKPHP

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11Wilayah kelola yangluas

Wilayah kelolayang luasmendorongpemanfaatan kayusesuai blok danpetakpemanfaatansesuai denganpotensi kayuuntukmeminimalisirillegal logging

Wilayah kelolayang luasmemungkinkanmasyarakat bisamengelolaberbagai potensiSDH di KPHPuntukmeningkatkanperekonomian

Wilayah kelolayang luasmemungkinkan wilayahdibagi menjadikawasanperuntukkansesuai dengankeinginan parapihak

Memiliki SOP sesuaiperaturan pemerintahdan lembagainternasional

SOP yangdimiliki olehKPHP dapatmemperkecilterjadinyatumpang tindihregulasi

Adanya SOPdapat mendorongpencegahanaktivitas illegallogging

Adanya SOPdapat mengurangitindakanpenyerobotanlahan

AdanyaSOP dapatmencegahterjadinyaperburuansatwa liar

Adanya SOPdapat

mencegahaksi

pembakaranlahan

Adanya SOPdapat

mencegahterjadinyakonflik di

wilayah KPHP

Memiliki StrukturOrganisasi yang jelas

Memberantaskegiatan illegallogging denganstruktur organisasiyang jelas

Memberantaskegiatanpenyerobotanlahan untukkegiatanperladangandengan strukturorganisasi yangjelas

Peningkatanpemahaman danpengetahuanmasyarakattentang strukturorganisasi KPHPModel MandailingNatal

Memberantaskegiatanperburuansatwa liaruntukkegiatanperladangan denganstrukturorganisasiyang jelas

Konsistensipenegakanperaturan/kebijakankehutanandenganstrukturorganisasiyang jelas

Mempunyai status Status hukum Pemberantasan Pemberantasan Memberikan Penegakan Setiap

Page 76: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

50

Threat(Ancaman)

Strength(Kekuatan)

Tumpangtindih regulasi

Kegiatan illegallogging

Tingginyadegradasi diKPHP

Penyerobotanlahan untukkegiatanperladangan

Rendahnyapendidikan dantaraf hidupmasyarakat disekitar kawasan

Rendahnyaekonomimasyarakat dantingginyakemiskinan

Bebatasandenganlahan lahanmasyarakat

Masihmaraknyaperburuansatwa liar

Masihmaraknyapembakaranlahan

KonflikpengelolaanKPHP

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11hukum kelembagaandan kawasan

yang jelasdapatmencegahtimbulnyatumpang tindihregulasi

kegiatan illegallogging melaluipenegakan hukum

kegiatanpenyerobotanlahan olehmasyarakatmelaluipenegakan hukum

pengetahuankepadamasyarakattentang statushukum kawasanKPHP ModelMandailing Natal

hukumuntukmemberantasperburuansatwa liar

pengambilankeputusandalampembuatankebijakankehutanandapatmengakomodirsaran dankepentinganstakeholderterbawah

Adanya potensi jasalingkungan (carbontrade, pariwisata,penelitian, DAS, airbersih)

Meningkatkantaraf hidupmasyarakatsekitar melaluikegiatanpemanfaatan jasalingkungan

Mengurangimasyarakatmiskin melaluikegiatanpemanfaatan jasalingkungan

Mengurangi kegiatanperburuansatwa liardenganmelibatkanmasyarakat didalamkegiatanpemanfaatan jasalingkungan

Mengurangikegiatanpembakaranlahanberladangdenganmelibatkanmasyarakatdi dalamkegiatanpemanfaatanjasalingkungan

Memiliki potensi SDAyang besar

Potensi SDA yangbesar dapatmendorongperekonomianmasyarakatdisekitar wilayahKPHP

Tingginya potensikeanekaragamanhayati

Mengelola potensikeanekaragamanhayati untuk

Mengurangitingkat kemiskinanmasyarakat

Mencegahterjadinyakegiatan

Page 77: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

51

Threat(Ancaman)

Strength(Kekuatan)

Tumpangtindih regulasi

Kegiatan illegallogging

Tingginyadegradasi diKPHP

Penyerobotanlahan untukkegiatanperladangan

Rendahnyapendidikan dantaraf hidupmasyarakat disekitar kawasan

Rendahnyaekonomimasyarakat dantingginyakemiskinan

Bebatasandenganlahan lahanmasyarakat

Masihmaraknyaperburuansatwa liar

Masihmaraknyapembakaranlahan

KonflikpengelolaanKPHP

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11meningkatkantaraf hidup dantingkat pendidikanmasyarakatsekitar kawasan

melaluipemanfaatanpotensikeanekaragamanhayati secaraterbatas

pembkaranlahanberladang didalam/sekitarkawasanagar potensikeanekaragaman hayatitetap terjaga

Berfungsi sebagaipenyanggakehidupan/penyeimbang ekosistem

Meningkatkanpengetahuan,pendidikanpemahaman dantaraf hidupmasyarakatsekitar untukmengurangitekanan terhadapkawasan dalammeningkatkanfungsi KPHPpenyanggakehidupan/penyeimbangekosistem

Mengurangitingkat kemiskinansehingga fungsidan keberadaankawasan tetapterjaga

Menjagadanmenanggulangiperburuansatwa liarsehinggafungsikawasantetapterjaga

Mencegahdanmenanggulangipembakaranlahan untukberladang(didalam/sekitarkawasan)sehinggafungsikawasantetap terjaga

Konsistensiperaturan/kebijakankehutananuntukmendukungfungsikawasan

Catcment area 3DAS Prioritas

Meningkatkantaraf hidup danpendidikan,pengetahuan danpemahamanmasyarakatsekitar untukmenjaga fungsikawasan sebagaidaerah tangkapan

Mengurangitingkat kemiskinansehingga fungsikawasan sebagaidaerah tangkapanair tetap terjaga

Mencegahdanmenanggulangipembakaranlahan untukberladang (didalam/sekitarkawasan)

Konsistensiperaturan/kebijakankehutananuntukmendukungfungsikawasansebagaidaerah

Page 78: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

52

Threat(Ancaman)

Strength(Kekuatan)

Tumpangtindih regulasi

Kegiatan illegallogging

Tingginyadegradasi diKPHP

Penyerobotanlahan untukkegiatanperladangan

Rendahnyapendidikan dantaraf hidupmasyarakat disekitar kawasan

Rendahnyaekonomimasyarakat dantingginyakemiskinan

Bebatasandenganlahan lahanmasyarakat

Masihmaraknyaperburuansatwa liar

Masihmaraknyapembakaranlahan

KonflikpengelolaanKPHP

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11air sehingga

fungsikawasansebagaidaerahtangkapanair tetapterjaga

tangkapan air

Page 79: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

53

Tabel 16. Strategi Mengatasi Kelemahan (Weakness) Dengan Memanfaatkan Ancaman (Threat)

Threat(Ancaman)

Weakness(Kelemahan)

Tumpangtindihregulasi

Kegiatan illegallogging

Tingginyadegradasihutan di KPHP

Penyerobotanlahan untukkegiatanperladangan

Rendahnyapendidikan dantaraf hidupmasyarakat disekitar kawasan

Rendahnyaekonomimasyarakat dantingginyakemiskinan

Bebatasandenganlahan lahanmasyarakat

MasihmaraknyaPerburuan satwaliar

Masihmaraknyapembakaran lahan

KonflikpengelolaanKPHP

1 2 3 4 5 6 7 8 9Tidak didukung olehSDM yang memadai

Peningkatankapasitas SDMKPHP dapatmencegahKegiatan illegallogging di KPHP

PeningkatankapasitasSDM KPHPdapatmencegahdegradasihutan di KPHP

Peningkatankapasitas SDMKPHP dapatmeningkatkantaraf hidupmasyarakat diKPHP

Peningkatankapasitas SDMKPHP dapatmeningkatkanekonomimasyarakat diKPHP

PeningkatankapasitasSDMdapatmencegahKegiatanillegalhunting diKPHP

Peningkatan kapasitasSDM dapatmencegahKegiatanpembakaran lahan diKPHP

PeningkatankapasitasSDM dapatmencegahkonflikpengelolaandi KPHP

Kurangnyasosialisasi KPHP

KegiatansosialisasipengelolaanKPHP dapatmencegahkegiatan illegallogging

KegiatansosialisasipengelolaanKPHP dapatmencegahdegradasihutan

KegiatansosialisasipengelolaanKPHP dapatmencegahkegiatanpenyerobotanlahan

Kegiatansosialisasipengelolaan KPHPdapatmeningkatkankesadaranbagimasyarakatyangtinggaldisekitarKPHP

Kegiatansosialisasipengelolaan KPHPdapatmencegahkegiatanillegalhunting

Kegiatansosialisasipengelolaan KPHPdapatmencegahkegiatanpembakaran lahan

KegiatansosialisasipengelolaanKPHP dapatmencegahkonflik

Jumlah PersonilKPHP Model

Memberantaskegiatan illegal

Memberantaskegiatan

Meningkatkan jumlah

Meningkatkan

Mencegahdan

Page 80: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

54

Threat(Ancaman)

Weakness(Kelemahan)

Tumpangtindihregulasi

Kegiatan illegallogging

Tingginyadegradasihutan di KPHP

Penyerobotanlahan untukkegiatanperladangan

Rendahnyapendidikan dantaraf hidupmasyarakat disekitar kawasan

Rendahnyaekonomimasyarakat dantingginyakemiskinan

Bebatasandenganlahan lahanmasyarakat

MasihmaraknyaPerburuan satwaliar

Masihmaraknyapembakaran lahan

KonflikpengelolaanKPHP

1 2 3 4 5 6 7 8 9Mandailing Natal(jumlah personil &kapasitas dibandingdengan luaskawasan)

logging denganmeningkatkanjumlah personildan kapasitas

penyerobotanlahan denganmeningkatkanjumlah personildan kapasitas

personildankapasitasuntukmengawasikawasanKPHPModelMandailingNatal yangberbatasandenganlahan lahanmasyarakar

jumlahpersonildankapasitasuntukmencegah danmengurangikegiatanperburuan liar

menanggulangikegiatanpembakaran lahanuntukberladang(di dalam/sekitarkawasan)denganmeningkatkan jumlahpesonil dankapasitas

Koordinasi parapihak rendah

Memperjelasregulasidapatmendorongterciptanyakoordinasiparapihak

Peningkatankoordinasi parapihak dapatmencegahaktivitas illegallogging

Koordinasidengan parapihak dapatmencegahtimbulnyakonflik

Pendanaan belummemadai

Pendanaanyang memadaiuntuk mengatasiseluruhancaman yangdihadapi

Pendanaanyang memadaiuntuk mengatasiseluruhancaman yangdihadapi

Pendanaanyang memadaiuntuk mengatasiseluruhancaman yangdihadapi

Pendanaanyang memadaiuntuk mengatasiseluruhancaman yangdihadapi

Pendanaanyangmemadaiuntukmengatasiseluruhancamanyangdihadapi

Pendanaan yangmemadaiuntukmengatasi seluruhancamanyangdihadapi

Pendanaanyangmemadaiuntukmengatasiseluruhancamanyangdihadapi

Pendanaanyangmemadaiuntukmengatasiseluruhancamanyangdihadapi

Page 81: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

55

Threat(Ancaman)

Weakness(Kelemahan)

Tumpangtindihregulasi

Kegiatan illegallogging

Tingginyadegradasihutan di KPHP

Penyerobotanlahan untukkegiatanperladangan

Rendahnyapendidikan dantaraf hidupmasyarakat disekitar kawasan

Rendahnyaekonomimasyarakat dantingginyakemiskinan

Bebatasandenganlahan lahanmasyarakat

MasihmaraknyaPerburuan satwaliar

Masihmaraknyapembakaran lahan

KonflikpengelolaanKPHP

1 2 3 4 5 6 7 8 9Data potensikawasan belumlengkap

DibutuhkanRegulasiyang jelasdapat untukmemperkuatbasis data

Penguatan datapotensikawasan untukmenunjangkegiatanpenangananberbagaiancaman yangdihadapi

Penguatan datapotensikawasan untukmenunjangkegiatanpenangananberbagaiancaman yangdihad

Penguatan datapotensikawasan untukmenunjangkegiatanpenangananberbagaiancaman yangdihadapi

Penguatan datapotensikawasan untukmenunjangkegiatanpenangananberbagaiancaman yangdihad

Penguatandatapotensikawasanuntukmenunjangkegiatanpenanganan berbagaiancamanyang dihad

Penguatan datapotensikawasanuntukmenunjangkegiatanpenangananberbagaiancamanyangdihad

Penguatandatapotensikawasanuntukmenunjangkegiatanpenanganan berbagaiancamanyang dihad

Penguatandata potensikawasanuntukmenunjangkegiatanpenangananberbagaiancamanyang dihad

Penataan bataskawasan belumselesai

Regulasiyang jelasmendorongpenataankawasan

Penyelesaianpenataan bataskawasan untukmemberikankepastianhukum yangjelas dalammenanganisegala ancaman

Penyelesaianpenataan bataskawasan untukmemberikankepastianhukum yangjelas dalammenanganisegala ancaman

Penyelesaianpenataan bataskawasan untukmemberikankepastianhukum yangjelas dalammenanganisegala ancaman

Penyelesaianpenataan bataskawasan untukmemberikankepastianhukum yangjelas dalammenanganisegala ancaman

Penyelesaianpenataanbataskawasanuntukmemberikan kepastianhukumyang jelasdalammenanganisegalaancaman

Penyelesaianpenataanbataskawasanuntukmemberikankepastianhukumyang jelasdalammenangani segalaancaman

Penyelesaianpenataanbataskawasanuntukmemberikan kepastianhukumyang jelasdalammenanganisegalaancaman

Penyelesaian penataanbataskawasanuntukmemberikankepastianhukum yangjelas dalammenanganisegalaancaman

Sarana danPrasarana belummemadai

Penyediaansarana danprasarana yang

Penyediaansarana danprasarana yang

Penyediaansarana danprasarana yang

Penyediaansarana danprasarana yang

Penyediaan saranadan

Penyediaan saranadan

Penyediaan saranadan

Penyediaansarana danprasarana

Page 82: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

56

Threat(Ancaman)

Weakness(Kelemahan)

Tumpangtindihregulasi

Kegiatan illegallogging

Tingginyadegradasihutan di KPHP

Penyerobotanlahan untukkegiatanperladangan

Rendahnyapendidikan dantaraf hidupmasyarakat disekitar kawasan

Rendahnyaekonomimasyarakat dantingginyakemiskinan

Bebatasandenganlahan lahanmasyarakat

MasihmaraknyaPerburuan satwaliar

Masihmaraknyapembakaran lahan

KonflikpengelolaanKPHP

1 2 3 4 5 6 7 8 9memadai dalammengatasiancaman yangdihadapi

memadai dalammengatasiancaman yangdihadapi

memadai dalammengatasiancaman yangdihadapi

memadai dalammengatasiancaman yangdihadapi

prasaranayangmemadaidalammengatasiancamanyangdihadapi

prasaranayangmemadaidalammengatasiancamanyangdihadapi

prasaranayangmemadaidalammengatasiancamanyangdihadapi

yangmemadaidalammengatasiancamanyangdihadapi

Kewenanganpengelola masihterbatas

Penguatankoordinasididalampenyelesaianmasalah illegallogging,penyerobotanlahan, danbatas denganlahanmasyarakat

Penguatankoordinasididalampenyelesaianmasalah illegallogging,penyerobotanlahan, danbatas denganlahanmasyarakat

Penguatankoordinasidi dalampenyelesaian masalahillegalloggingpenyerobotan lahan,dan batasdenganlahanmasyarakat

Pelimpahankewenanganpengelolaansampai ketingkat tapakdapat dapatmeredamkonflikpengelolaan

Page 83: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

57

Threat(Ancaman)

Weakness(Kelemahan)

Tumpangtindihregulasi

Kegiatan illegallogging

Tingginyadegradasihutan di KPHP

Penyerobotanlahan untukkegiatanperladangan

Rendahnyapendidikan dantaraf hidupmasyarakat disekitar kawasan

Rendahnyaekonomimasyarakat dantingginyakemiskinan

Bebatasandenganlahan lahanmasyarakat

MasihmaraknyaPerburuan satwaliar

Masihmaraknyapembakaran lahan

KonflikpengelolaanKPHP

1 2 3 4 5 6 7 8 9Akses masih sulitdicapai

Perencanaandan koordinasiyang baik dalampenangananillegal logging,dan perburuansatwa liarmengingatsulitnya aksesmenuju lokasipelanggarantersebut

Pembukaanakses dapatmeningkatkanekonomimasyarakat

Koordinasi yangbaikmengingat sulitnyaaksesmenujulokasipelanggarantersebut

Page 84: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

52

B. Proyeksi 10 Tahun ke Depan

Berdasarkan analisis yang dilakukan diketahui kondisi KPHP Model Mandailing

Natal saat ini adalah sebagaimana pada tabel berikut :

Tabel 17. Kondisi KPHP Model Mandailing Natal Saat Ini dan Proyekdi 10 (sepuluh) tahunke depan (2014 – 2023)

No. Uraian Kondisi Saat IniKondisi Yang

Diinginkan1 Resort Pengelolaan 0 Unit 2 Unit

2 Penataan Blok dan Petak 0 Ha 1.500 Ha

3 Sumber Daya Manusia (SDM)1 Shut, 1 SMA, 5

SMK

1 S2, 6 Shut, 2 D3

1 SMA, 20 SMK

4 Pembangunan Hutan karet 0 Ha 1.000 Ha

5 Kesjasama MoU Investasi 0 Buah 4 Buah

6

Partisipasi Masyarakat dalam

Pembangunan, Pemanfaatan dan

Perlindungan Hutan

0 Kali 12 Kali/Tahun

7 Penangkaran Rusa 0 Ha 4 Ha

8 Pemanfaatan HHK 0 m3 257.539,98 m3

9Pengembangan dan pemanfaatan

HHBK0 Ha 300 Ha

10 Kerusakan Kawasan 18.116 Ha 17.416 Ha

11 Lahan Kritis 18.116 Ha 17.416 Ha

12Pemanfaatan Potensi Air, Wisata

dan Jasa Lingkungan0 Buah 2 Buah

13Perlindungan dan Rehabilitasi

Hutan0 Ha 700 Ha

58

Page 85: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

59

BAB V RENCANA KEGIATANA. Inventarisasi berkala wilayah kelola

serta penataan hutannyaB. Pemanfaatan hutan pada wilayah

tertentu.C. Pemberdayaan masyarakat.D. Pembinaan dan pemantauan

(Controlling) pada areal KPH yangtelah ada ijin pemanfaatan maupunpenggunaan kawasan hutan.

E. Penyelenggaraan rehabilitasi padaareal di luar ijin.

F. Pembinaan dan pemantauan(Controlling) pelaksanaan rehabilitaasidan reklamasi pada areal yang sudahada ijin pemanfaatn dan penggunaankawasan hutannya.

G. Penyelenggaraan perlindungan hutandan konservasi alam

H. Penyelenggaraan koordinasi dansinkronisasi antar pemegang ijin

I. Koordinasi dan sinergi denganInstansi dan stakeholder terkait

J. Penyediaan Kelembagaan dan SDMK. Penyedian pendanaan.L. Pengembangan databaseM. Rasionalisasi wilayah kelola.N. Review Rencana Pengelolaan (minimal

5 tahun sekali)O. Pengembangan investasi

Page 86: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

60

BAB VRENCANA KEGIATAN

Program dan rencana kegiatan yang dijabarkan dari visi, misi dan capain-

capaian utama yang diharapkan dalam pengelolaan KPHP Model Mandailing Natal

untuk 10 (sepuluh) tahun ke depan adalah sebagai berikut :

A. Inventarisasi berkala wilayah kelola serta penataan hutannyaProgram ini merupakan pelaksanaan dari misi 1 yakni membangun

kelembagaan, penataan kawasan dan SDM KPHP. Model Mandailing Natal. Untuk

pencapaian tujuan tertatanya blok dan petak di wilayah KPHP Model Mandailing

Natal, rencana kegiatan yang akan dilaksanakan adalah :

a. Inventartisasi biofisik SDH (potensi-potensi kayu, non kayu, satwa, jasa

lingkungan, dan air)

b. Inventarisasi sosial budaya

c. Sosialisasi tata batas kawasan KPHP Mandailing Natal

d. Pemeliharaan dan penanaman jalur batas

e. Orientasi dan rekosntruksi batas

f. Konsultasi publik dan sosialisasi

g. Penataan blok dan petak

B. Pemanfaatan Hutan pada Wilayah TertentuBerdasarkan hasil analisis SIG yang dilakukan diperoleh luas wilayah tertentu

KPHP Model Mandailing Natal adalah seluas + 23.000 hektar (peta terlampir).

Program ini merupakan pelaksanaan dari misi 2 yakni Membangun hutan

karet, Misi 3 Kerjasama dan kemitraan serta Misi 4 Pemanfaatan HHK dan HHBK

Untuk pencapaian tujuan pembangunan hutan karet dan tujuan terwujudnya

kerjasama investasi KPHP Model Mandailing Natal dalam bentuk MoU, rencana

kegiatan yang akan dilaksanakan adalah :

a. Membangun hutan karet KPHP Model Mandailing Natal.

b. Menyusun strategi dan regulasi pengusahaan kegiatan pemanfaatan kayu hutan

alam

c. Pemanfaatan hasil hutan kayu

d. Peningkatan investasi pengusahaan kegiatan pemanfaatan kayu hutan alam

Page 87: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

61

e. Kerjasama investasi pengusahaan kegiatan pemanfaatan kayu hutan alam

f. Kerjasama investasi pengembangan tanaman berkayu.

g. Peningkatan pelayanan dan pengelolaan kegiatan pemanfaatan kayu hutan alam

h. Pengembangan jaringan pengusahaan

i. Membangun mekanisme kontribusi pemanfaatan kayu di hutan alam

j. Membangun sarana dan prasarana pengembangan kegiatan pemanfaatan kayu

hutan alam

C. Pemberdayaan Masyarakat

Program ini merupakan pelaksanaan dari misi 3 yakni kerjasama dan

kemitraan. Untuk pencapaian tujuan berpartisipasinya masyarakat dalam

pembangunan hutan karet, pemanfaatan dan perlindungan hutan, rencana kegiatan

yang akan dilaksanakan adalah :

a. Pelibatan masyarakat dalam pembangunan hutan karet KPHP.

b. Pelibatan masyarakat dalam patroli dan operasi pengamanan hutan.

c. Pembentukan tenaga pengaman hutan lokal.

d. Fasilitasi masyarakat dalam pemanfaatan HHBK, dan potensi air.

e. Peningkatan taraf hidup masyarakat melalui pengembangan usaha-usaha

kehutanan

f. Pendampingan, pendidikan dan pelatihan masyarakat

g. Menyusun perencanaan dan kebutuhan desa melalui participatory rural appraisal

h. Pelibatan masyarakat dalam perencanaan dan pengambilan kebijakan publik

i. Fasilitasi kelembagaan perekonomian masyarakat di sekitar kawasan

j. Identifikasi pola keterkaitan hubungan masyarakat dengan hutan

k. Identifikasi kearifan lokal yang berkaitan dengan pengelolaan hutan

D. Pembinaan dan Pemantauan (Controlling) pada areal KPH yang telah adaijin pemanfaatan maupun penggunaan kawasan hutan

Program ini merupakan pelaksanaan dari misi 3 yakni kerjasama dan

kemitraan dan 4. Pemanfaatan HHK dan HHBK. Untuk pencapaian tujuan

terwujudnya kerjasama investasi KPHP Model Mandailing Natal dalam bentuk MoU

dan termanfaatkannya HHK,. rencana kegiatan yang akan dilaksanakan adalah :

a. Monitoring pelaksanaan RKT ijin pemanfaatan/penggunaan kawasan hutan.

Page 88: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

62

b. Evaluasi pelaksanaan RKT ijin pemanfaatan/penggunaan kawasan hutan.

c. Pengawasan kawasan lindung dan kewajiban pemegang ijin pada masyarakat

sekitar.

d. Pembinaan pelaksanaan kewajiban-kewajiban pemegang ijin.

e. Pengembangan kemitraan dalam upaya pemberdayaan masyarakat.

E. Penyelenggaraan rehabilitasi pada areal di luar ijinProgram ini merupakan pelaksanaan dari misi 5 yakni perlindungan dan

rehabilitasi hutan.

Untuk pencapaian tujuan Terlaksananya perlindungan hutan dan rehabilitasi hutan

seluas + 700 Ha, rencana kegiatan yang akan dilaksanakan adalah :

a. Perencanaan RHL

b. Rehabilitasi hutan rusak dan lahan krisis

c. Rehabilitasi daerah rawan bencana

d. Rehabilitasi untuk perlindungan mata air

e. Pemeliharaan tanaman

f. Pengayaan tanaman

g. Melakukan pengkayaan penanaman pohon hingga 75% dari areal jalur hijau bagi

50% dari jumlah mata air yang ada di KPHP Madina

h. Sosialisasi dan pembekalan kepada masyarakat tentang sistem tanam

konservasi berbasis pengelolaan vegetasi (cover crop, barisan tanam sejajar

kontur, pemulsaan)

i. Intensifikasi Penerapan teknik konservasi tanah dan air dengan pendekatan

vegetatif.

j. Penerapan teknik konservasi tanah dan air secara sipil teknis.

k. Sosialisasi teknologi/ sistem agroforestry yang memberikan hasil maksimum,

namun sekaligus berfungsi perlindungan (proteksi) terhadap degradasi lahan

dan lingkungan.

l. Seleksi tanaman/pohon lokal adaptif mempunyai nilai ekonomi tinggi dan

memberikan fungsi ekologi yang baik

Page 89: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

63

F. Pembinaan dan Pemantauan (controlling) Pelaksanaan Rehabilitaasi danReklamasi pada Areal yang Sudah Ada Ijin Pemanfaatan dan PenggunaanKawasan Hutannya

Program ini merupakan pelaksanaan dari misi 3 yakni perlindungan dan

rehabilitasi hutan. Untuk pencapaian tujuan terlaksananya perlindungan hutan dan

rehabilitasi hutan seluas + 700 Ha maka rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

adalah :

a. Monitoring pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi.

b. Pengawasan dan evaluasi pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi

c. Pembinaan pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi.

G. Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan Konservasi AlamProgram ini merupakan pelaksanaan dari misi 5 yakni perlindungan dan

rehabilitasi hutan. Untuk pencapaian tujuan terlaksananya perlindungan hutan dan

rehabilitasi hutan seluas + 700 Ha. rencana kegiatan yang akan dilaksanakan adalah

sebagai berikuit :

a. Koordinasi perlindungan dan pengamanan kawasan (Operasi illegal logging,

Operasi perambahan kawasan, Operasi perladangan liar, Patroli rutin, Operasi

gabungan dan mandiri, Gelar perkara, Penyelesaian kasus, Penanganan barang

bukti

b. Pengendalian kebakaran hutan (Pembuatan peta daerah rawan kebakaran hutan;

Pembentukan regu pemadam kebakaran; Membangun sistem peringatan dini;

Penyuluhan; Pembuat film, brosur, leaflet, poster; Kegiatan masyarakat Peduli

Api; Penyiapan sarana dan prasarana pengendalian kebakaran hutan dan lahan;

Deliniasi areal/blok perlindungan)

c. Perlindungan dan pengawetan flora dan fauna yang dilindungi

d. Upaya konservasi HCVF

H. Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi Antar Pemegang IjinProgram ini merupakan pelaksanaan dari misi 3 yakni kerjasama dan

kemitraan. Untuk pencapaian tujuan berpartisipasinya masyarakat dalam

pembangunan hutan karet, pemanfaatan dan perlindungan hutan dan tujuan

Terwujudnya kerjasama investasi KPHP Model Mandailing Natal dalam bentuk MoU,

rencana kegiatan yang akan dilaksanakan adalah :

Page 90: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

64

a. Membentuk forum komunikasi antar pemegang ijin

b. Pemeliharaan bersama batas persekutuan antar pemegang ijin

c. Koordinasi pelaksanaan CSR pemegang ijin

d. Koordinasi pelaksanaan pemberdayaan masyarakat

e. Koordinasi pengembangan investasi

I. Koordinasi dan Sinergi Dengan Instansi dan Stakeholder TerkaitProgram ini merupakan pelaksanaan dari misi 3 yakni kerjasama dan kemitraan.

Untuk pencapaian tujuan berpartisipasinya masyarakat dalam pembangunan hutan

karet, pemanfaatan dan perlindungan hutan dan tujuan Terwujudnya kerjasama

investasi KPHP Model Mandailing Natal dalam bentuk MoU maka rencana kegiatan

yang akan dilaksanakan adalah :

a. Membentuk kelembagaan kolaboratif yang melibatkan para pihak

Kelembagaan yang kolaboratif dan melibatkan para pihak seperti masyarakat,

pemerintah pusat, NGO/LSM dan pihak lain yang relevan, merupakan langkah yang

baik dan memudahkan koordinasi dan sinergi antar pihak. Kelembagaan kolaboratif

berdasarkan kesetaraan masing-masing pihak dalam mengakomodir kepentingan

dan keinginan bersama yang tertuang dalam perencanaan bersama. Perencanaan

dan implementasi kegiatannya, juga harus dibangun berdasarkan kepentingan

bersama sehingga proses koordinasi dan sinergi terus berjalan.

b. Membangun kolaborasi pengelolaan blok pemanfaatan dan blok pemberdayaanantar pihak

Blok pemanfaatan dan pemberdayaan masyarakat merupakan bagian yang harus

menjadi perhatian dalam pengelolaan, karena ada interaksi manusia pada wilayah

tersebut. Disatu sisi, mengurangi tekanan terhadap kawasan dan sisi yang lain

bermanfaat langsung kepada masyarakat. Pengelolaan blok pemanfaatan dan blok

pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat menjembatani kepentingan semua

pihak seperti investor ataupun pihak swasta dengan masyarakat sehingga meredam

konflik sumber daya alam yang ada di masyarakat.

c. Membangun dan memperkuat media komunikasi pertemuan reguler para pihak

d. Sosialisasi peraturan perundangan berkitan dengan pengelolaan hutan

e. Sosialisasi kawasan KPHP Model Mandailing Natal

f. Fokus group diskusi

Page 91: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

65

J. Penyediaan Kelembagaan dan SDMProgram ini merupakan pelaksanaan dari misi 1 yakni membangun

kelembagaan, penataan kawasan dan SDM KPHP. Model Mandailing Natal.

Untuk pencapaian tujuan tersedianya sarana dan prasarana pengelolaan

KPHP Model Mandailing Natal, rencana kegiatan yang akan dilaksanakan adalah :

a. Pembangunan kantor resort lapangan berdasarkan fungsi kawasan hutan,

pondok kerja, pondok jaga dan pos jaga.

b. Pembangunan rumah jabatan dan mess lapangan.

c. Pengadaan kendaraan roda 4 dan 2.

d. Penyusunan SOP dan Petunjuk Kerja/Teknis

e. Peningkatan peralatan kantor.

f. Peningkatan perlengkapan kerja personil

g. Pengadaan peralatan komunikasi lapangan

h. Pemeliharaan, perbaikan dan rehabilitasi sarana dan prasarana

Sedangkan pencapaian tujuan Tersedianya SDM terampil dan berkompetensi

untuk pengelolaan KPHP Model Mandailing Natal.dilakukan dengan rencana

kegiatan :

a. Peningkatan jenjang pendidikan

b. Pemetaan kompetensi

c. Pendidikan dan Pelatihan SDM Pengelola KPH

d. Usulan formasi Penambahan SDM dan Rekruitmen petugas lapangan

e. Pertukaran kunjungan staf pengelola

f. Studi perbandingan

g. Magang pegawai

K. Penyediaan PendanaanPendanaan pengelolaan KPHP Model Mandailing Natal dipenuhi dari

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), Anggaran Pendapatan Belanja

Negara (APBN) dan sumber – sumber lain yang tidak mengikat. Rencana kegiatan

yang akan dilaksanakan adalah :

a. Membangun mekanisme penggalangan dana.

Proses dan skema pendanaan lain dapat ditempuh dengan penggalangan

bersama melalui mekanisme yang baik dan menguntungkan antar pihak.

Page 92: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

66

Secara sederhana mekanisme ini dapat berupa aturan-aturan yang sangat

memungkinkan dilaksanakan dan tidak menyimpang dari regulasi yang sudah

disepakati bersama. Selain itu mekanisme ini juga dibangun diatas kebijakan yang

berlaku

b. Penyusunan proposal dukungan pendanaan

Proposal dukungan pendanaan terbangun berdasarkan kemampuan KPHP

Model Mandailing Natal saat ini dan dibandingkan dengan kekurangan (gap) yang

ada. Gap yang terjadi ini diupayakan sebagai langkah penyusunan proposal untuk

memperoleh dukungan pendanaan pihak lain. Di beberapa pemberi dana biasanya

melihat dana pendamping yang dikeluarkan oleh pihak lain dalam implementasi

program. Kekurangan yang ada baru disusun melalui proposal yang diinginkan.

Penyusunan proposal dan mencari dukungan pendanaan dapat dilakukan dan

bersama pihak-pihak lain seperti konsultan ataupun NGO/LSM, BUMN, Swasta.

c. Membangun perencanaan program bersama

Perencanaan program bersama merupakan salah satu langkah strategis

dalam menyikapi penggalangan pendanaan bersama. Penyusunan perencanan ini

lebih melihat kerjasama dengan pihak lain di luar KPHP Model Mandailing Natal,

pihak lain tersebut berupa program-program di pemerintah daerah (Pemda) melalui

musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) baik di tingkat desa maupun

di kabupaten, ataupun penyusunan program bersama NGO maupun pihak swasta

yang tertarik dan berminat dengan sesuatu issue ataupun obyek tertentu.

Penyusunan program ini akan berjalan dengan sharing pendanaan atau sumber

daya masing-masing pihak

L. Pengembangan DatabaseData base yang lengkap dan tidak kadaluwarsa sangat berguna untuk

pengambilan keputusan dalam pengelolaan KPHP Model Mandailing Natal. Selain itu

data base juga bermanfaat bagi pihak luar yang membutuhkan informasi tentang

KPHP Model Mandailing Natal seperti misalnya para peneliti dari universitas atau

lembaga penelitian, LSM, instansi pemerintah dan individu.

Oleh karena itu dalam organisasi KPHP Model Mandailing Natal, sebaiknya

dibuat unit khusus yang mengelola data base yang bertanggung jawab dalam

pengumpulan, penyimpanan, pengolahan dan penyajian data ke dalam informasi

yang siap digunakan.

Page 93: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

67

Data dan informasi dapat dikumpulkan dari unit-unit pengelola di lapangan dan juga

dari luar. Tentu saja tidak setiap data dapat begitu saja diberikan untuk pihak luar.

Dalam pemberian atau pertukaran data dan informasi khususnya dengan pihak luar

harus diikat oleh standar operasional prosedur. Data yang dikumpulkan dapat berupa

analog atau manual (peta, dokumen, laporan, data penelitian dan lain-lain), juga

dapat berupa data digital (dokumen-dokumen, data GIS dan data digital lainnya).

Unit yang secara khusus mengelola data base ini merupakan division support system

atau pendukung sistem organisasi KPHP Model Mandailing Natal yang diperlukan

untuk pengambilan keputusan dari tingkat KPH hingga hingga unit terkecil. Beberapa

kegiatan pendukung dalam membangun program ini antara lain:

a. Pelatihan staf data base.

b. Penyiapan perangkat data base

c. Penyusunan dan pengelolaan sistem data based. Membangun manajemen sistem pusat informasi

M. Rasionalisasi Wilayah KelolaPengelolaan KPHP Model Mandailing Natal dimasa yang akan datang

menghadapi tantangan yang berat. Tantangan terberat adalah bertambahnya

populasi penduduk sekitar kawasan KPH yang dapat mempengaruhi ekosistem

hutan di KPHP Model Mandailing Natal. Hal ini menuntut pihak pengelola KPH untuk

melakukan kalkulasi yang scientific based yang dapat dipertanggungjawabkan.

Rasionalisasi pengurusan wilayah kelola mencakup 2 aspek yaitu: 1) aspek fisik

(kawasan) yang mencakup aspek silvikultur, tata guna hutan, eksplorasi potensi dan

lainnya dan 2) aspek non teknis yang meliputi rasionalisasi kelembagaan wilayah

kelola hutan mulai dari tingkat blok sampai dengan tingkat petak (organisasi,

kewenangan dan personil)

Rasionalisasi wilayah kelola dari aspek fisik merupakan bentuk penilaian

kembali terhadap kawasan blok atau petak pemanfaatan dan penggunaan kawasan

hutan yang mengalami perubahan. Misalnya jika blok pemanfaatan kayu pada hutan

alam sudah tidak memiliki potensi yang signifikant maka perlu dirasionalisasi ke

bentuk wilayah kelola lain misalnya diarahkan ke pemanfaatan kayu hutan tanaman.

Perubahan wilayah kelola juga akan mempengaruhi operasional personil dilapangan

Page 94: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

68

N. Review Rencana Pengelolaan (minimal 5 tahun sekali)Review rencana pengelolaan 5 tahun merupakan kegiatan evaluasi terhadap

rencana kegiatan yang telah dilakukan selama 5 tahun. Review rencana pengelolaan

dilakukan mulai dari tingkat blok pengelolaan sampai dengan petak pengelolaan.

Maksud dilakukannya review terhadap rencana pengelolaan adalah untuk

mewujudkan tatanan pengelolaan hutan secara efisien dan lestari, melalui evaluasi

terhadap seluruh kegiatan di unit-unit pengelolaan hutan tingkat tapak (blok dan

petak), dan membentuk lembaga pengelola yang bertanggung jawab terhadap

penyelenggaraan pengurusan hutan mencakup penyelenggaraan kehutanan,

pengelolaan hutan, penelitian dan pengembangan, pendidikan dan latihan serta

penyuluhan dan pengawasan. Adapun tujuan dari dilaksanakan kegiatan ini adalah :

a. Mengetahui dan menganalisis semua data dasar yang dipergunakan dalam

proses perencanaan terkait dengan pengelolaan kawasan hutan di KPHP Model

Mandailing Natal.

b. Mengevaluasi efektivitas tata guna kawasan hutan di KPHP Model Mandailing

Natal dan kemungkinan untuk menggali potensi kawasan hutan lainnya yang

dikembangkan.

c. Membuat arahan terbentuknya blok pengelolaan/resort yang baru sesuai dengan

potensi di KPHP Model Mandailing Natal.

d. Menganalisis kinerja organisasi KPHP Model Mandailing Natal di tingkat tapak

(Blok dan tapak) dan dinamika kelembagaan KPHP Model Mandailing Natal

O. Pengembangan InvestasiProgram ini merupakan pelaksanaan dari misi 3 yakni kerjasama dan

kemitraan dan misi 4 Pemanfaatan HHK dan HHBK. Untuk pencapaian tujuan

terwujudnya kerjasama investasi KPHP Model Mandailing Natal dalam bentuk MoU

dan tujuan berproduksinya penangkaran rusa seluas 4 (empat) Ha serta tujuan

termanfaatkannya HHBK sarang walet, rotan, lebah madu, gaharu, getah/resin,

palem hutan, bambu, anggrek, damar, kayu manis, durian, dan aren, dll seluas +

300 Ha, rencana kegiatan yang akan dilaksanakan adalah :

a. Pembangunan hutan karet

b. Pembangunan Penangkaran Rusa.

c. Pengembangan budidaya rotan, palem hutan, bambu, dan aren.

d. Pengembangan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH).

Page 95: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

69

e. Pengembangan pariwisata alam.

f. Pemanfaatan tanaman hias, anggrek, kantong semar dan obat.

g. Pengembangan budidaya lebah madu.

h. Pengembangan budidaya gaharu, damar, durian, dan kayu manis.

i. Pemanfaatan sarang burung walet.

j. Pemanfaatan sumber-sumber mata air

k. Usaha air minum kemasan.

l. Pengusahaan dan pemanfaatan hasil hutan kayu

Page 96: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Nata 2014-2023

70

BAB VI PEMBINAAN, PENGAWASAN, DANPENGENDALIAN

A. PembinaanB. PengawasanC. Pengendalian

Page 97: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Nata 2014-2023

71

BAB VIPEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

A. PembinaanPembinaan dilakukan terhadap sumberdaya manusia pelaksana pengelolaan

dan masyarakat di sekitar kawasan KPH. Dalam rangka pembinaan tersebut perlu

dilakukan upaya-upaya sebagai berikut :

1. Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia pengelola KPHP Model

Mandailing Natal dalam penyelenggaraan kegiatan pengelolaan kawasan, baik

berupa pendidikan formal ke jenjang yang lebih tinggi maupun pendidikan non

formal berupa pendidikan dan pelatihan lainnya yang dapat meningkatkan

penguasaan ilmu pengetahuan dan keahlian guna mendukung jalannya

pengelolaan.

2. Terbentuknya suatu kondisi yang dapat menguatkan kerangka semangat

kerjasama diantara pihak pengelola, pemerintah pusat, Pemerintah Daerah, mitra

dan masyarakat dalam pelaksanaan pengelolan KPHP Model Mandailing Natal.

3. Pengembangan sistem informasi baru dan bermanfaat bagi semua pihak.

4. Pembinaan dalam rangka meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat

mengenai arti pentingnya pengelolaan kawasan KPHP Model Mandailing Natal,

mengingat masyarakat di sekitar kawasan KPH merupakan bagian dari

pengelolaan.

Pembinaan internal KPHP Model Mandailing Natal :

a. Kepala KPHP bertanggungjawab membina berhasilnya pengelolaan KPHP mulai

dari tingkat operasional kantor KPHP, operasional kantor Resort KPHP,

pelaksanaan program dan kegiatan sampai pada pencapaian visi pengelolaan.

b. Pembinaan dilakukan terhadap petugas di kantor KPHP, kantor Resort KPHP,

petugas di lapangan, masyarakat sekitar, kelompok tani hutan, usaha

pemanfaatan HHBK oleh masyarakat, dan pemegang ijin di wilayah KPHP.

Page 98: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Nata 2014-2023

72

B. PengawasanPengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan KPHP Model Mandailing

Natal dilakukan oleh pihak internal pengelola maupun para pihak yang berkompeten

dan dilakukan secara langsung agar pelaksanaan pengelolaan sesuai dengan

perencanaan yang dibuat. Maksud dan tujuan pengawasan adalah untuk menjamin

kelancaran pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana pengelolaan.

Fungsi dari pengawasan dalam hal ini adalah sebagai penghimpun informasi

yang nantinya bermanfaat dalam penilaian, sehingga dapat diketahui perubahan-

perubahan yang terjadi terhadap fungsi dan kelestarian kawasan KPHP Model

Mandailing Natal serta perubahan pada sosial ekonomi masyarakat. Disamping

sebagai penghimpun informasi, pengawasan juga dapat berfungsi pemeriksaan

terhadap ketepatan dan kesesuaian sasaran pengelolaan. Pada pemeriksaan

dimungkinkan dilakukannya perubahan-perubahan terhadap sasaran dan program

yang tidak tepat.

Pengawasan internal KPHP Model Mandailing Natal :

a. Kepala KPHP bertanggungjawab mengawasi berhasilnya pengelolaan KPHP

mulai dari tingkat operasional kantor KPHP, operasional kantor Resort KPHP,

pelaksanaan program dan kegiatan sampai pada pencapaian visi pengelolaan.

b. Pengawasan dilakukan terhadap petugas di kantor KPHP, kantor Resort KPHP,

petugas di lapangan, masyarakat sekitar, kelompok tani hutan, usaha

pemanfaatan HHBK oleh masyarakat, dan pemegang ijin di wilayah KPHP.

C. PengendalianUntuk menjadikan pengelolaan KPHP Model Mandailing Natal berjalan

dengan baik sesuai dengan perencanaan, tersedianya informasi yang terbuka pada

tingkat manajemen Balai KPHP Model Mandailing Natal, mitra pengelolaan,

pemerintah daerah dan masyarakat, maka perlu dilakukan pengendalian pada unit

pengelola sehingga tujuan dari pengelolaan tercapai dan menjamin seluruh proses

pengelolaan berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku. Lingkup pengendalian

dilakukan pada tingkat pimpinan manajemen Balai KPHP Model Mandailing Natal

sampai kepada pelaksana di lapangan sehingga tanggung jawab didalam

pelaksanaan pengelolaan berjalan berdasarkan prosedur operasional dan tata kerja

organisasi Unit Pelaksana Teknis Balai KPHP Model Mandailing Natal.

Page 99: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Nata 2014-2023

73

Pengendalian internal KPHP Model Mandailing Natal :

a. Kepala KPHP bertanggungjawab mengendalikan berhasilnya pengelolaan KPHP

mulai dari tingkat operasional kantor KPHP, operasional kantor Resort KPHP,

pelaksanaan program dan kegiatan sampai pada pencapaian visi pengelolaan.

b. Pengendalian dilakukan terhadap petugas di kantor KPHP, kantor Resort KPHP,

petugas di lapangan, masyarakat sekitar, kelompok tani hutan, usaha

pemanfaatan HHBK oleh masyarakat, dan pemegang ijin di wilayah KPHP.

Page 100: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

74

BAB VII PEMANTAUAN, EVALUASI, DANPELAPORAN

A. Pemantauan dan EvaluasiB. Pelaporan

Page 101: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

75

BAB VIIPEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. Pemantauan dan Evaluasi

Kegiatan pemantauan yang dilanjutkan dengan evaluasi dilakukan oleh unsur

internal Balai KPHP Model Mandailing Natal maupun unsur eksternal baik oleh

instansi pemerintah maupun masyarakat. Pemantauan atau monitoring terhadap

jalannya pengelolaan kawasan dilaksanakan oleh Balai KPHP Model Mandailing

Natal bersama-sama dengan instansi terkait dan pihak lembaga swadaya

masyarakat (LSM) sebagai mitra.

Pemantauan dilaksanakan dengan melakukan penilaian terhadap seluruh

komponen pengelolaan. Hasil yang diperoleh dari pemantauan akan dijadikan

sebagai bahan pertimbangan dalam evaluasi pengelolaan. Jangka waktu

pemantauan dapat dilakukan secara berkala.

Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi mencakup :

1. Pemantauan dan evaluasi oleh internal KPHP Model Mandailing Natal.

2. Pemantauan dan evaluasi oleh institusi lain.

3. Pemantauan dan evaluasi oleh masyarakat.

Evaluasi keberhasilan program pengelolaan KPHP Model Mandailing Natal

dapat diukur dari :

1. Tingkat perambahan terhadap kawasan KPHP Model Mandailing Natal semakin

menurun.

2. Timbulnya kesadaran dan meningkatnya peran aktif masyarakat terutama yang

disekitar kawasan untuk menjaga dan melindungi kawasan KPHP Model

Mandailing Natal dari gangguan keamanan kawasan serta berkembangnya nilai-

nilai kearifan lokal masyarakat dalam mendukung pengelolaan kawasan.

3. Berhasilnya program pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan sebagai

upaya alternatif dalam peningkatan perekonomian masyarakat.

4. Meningkatnya pengelolaan kawasan oleh seluruh stakeholder terkait yang

memiliki kepedulian terhadap kawasan KPHP Model Mandailing Natal yang

dimulai dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, KPHP Model Mandailing

Natal sebagai Unit Pelaksana Teknis pengelolaan dan pihak mitra pendukung.

Page 102: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

76

5. Tersedianya data dan informasi mengenai potensi kawasan

6. Tingkat ketergantungan masyarakat terhadap kawasan KPHP Model Mandailing

Natal.

C. PelaporanPelaporan merupakan bentuk pertanggungjawaban kegiatan mulai dari

perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring dan evaluasi. Pada instansi

pemerintah, pelaporan seluruh kegiatan yang dilaksanakan disampaikan dalam

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Pelaporan kinerja

dimaksudkan untuk mengkomunikasikan capaian kinerja dari suatu instansi

pemerintah dalam satu tahun anggaran, yang dikaitkan dengan pencapaian tujuan

dan sasarannya. Penyampaian laporan disampaikan kepada pihak yang memiliki hak

atau yang berkewenangan meminta keterangan atau pertanggungjawaban.

Laporan rutin secara berkala yakni laporan bulanan, triwulan dan tahunan,

sedangkan untuk hal-hal yang sangat urgen dan mendesak dapat dilaporkan setiap

saat.

Laporan disampaikan secara berjenjang mulai dari Kepala Resort KPHP,

Kepala KPHP Model Mandailing Natal. dan Kepala KPHP membuat laporannya

kepada:

a. Bupati Mandailing Natal

b. Direktorat Jenderal Planologi Kementerian Kehutanan

c. Sekretaris Daerah Kabupaten Mandailing Natal

d. Pusat Pengendalian Pembangunan Kehutanan Regional I Kementerian

Kehutanan

e. Dinas Kehutanan Propinsi Sumatera Utara

f. Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Mandailing Natal

g. BAPPEDA Kab. Mandailing Natal

h. Inspektorat Daerah Kab. Mandailing Natal

i. BPKH Wilayah I

j. BBKSDA Sumatera Utara (Selaku Korwil. UPT Kementerian Kehutanan).

Page 103: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

77

BAB VIII PENUTUP

Page 104: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

78

BAB VIIIPENUTUP

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Model

Mandailing Natal ini merupakan pedoman dan arahan pelaksanaan pengelolaan

hutan masigh perlu dijabarkan ke dalam rencana-rencana yang lebih rinci dan

cakupan masa perencanaannya pendek.

Rencana pengelolaan yang telah disusun ini diharapkan dapat, diaplikasikan

secara konsisten serta terus dimonitor pencapaian pelaksanaanya. Perlu disadari

bahwa masa perencanaan ini cukup panjang sedangkan kebijakan pemerintah akan

terus berubah dan mengarah kepada perbaikan-perbaikan di masa yang akan

datang. Review terhadap rencana ini perlu terus dilakukan agar tetap sinkron dengan

kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Perencanaan dan implementasi pelaksanaan kegiatan KPHP Model

Mandailing Natal berbasis spasial mengacu pada : (1) Peta Delineasi Wilayah

Tertentu KPHP Model Mandailing Natal dan (2) Peta Tata Hutan KPHP Model

Mamdailing Natal. Selain itu, sebagai pelengkap dan dalam dokumen ini dilengkapi

dengan data dan informasi spasial berupa peta-peta lainnya, yaitu : (1) peta wilayah

KPHP Model Mandailing Natal,

(2) peta penutupan lahan, (3) peta DAS,(4) peta sebaran potensi wilayah KPHP

Model Mandailing Natal dan aksesibilitas, (5) peta penataan hutan dalam bentuk

zonasi, blok dan petak, (6) peta penggunaan lahan, (7) peta keberadaan ijin

pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan, (8) peta tanah, iklim dan

geologi.

Page 105: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1495594485RPHJP... · 2017-05-24 · KATA PENGANTAR Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Rencana Pengelolaan HutanKPHP Model Mandailing Natal 2014-2023

79

DAFTAR PUSTAKA

BPKH. 2010. Laporan Hasil Pelaksanaan Inventarisasi Potensi WilayahPengelolaan Unit KPHP Model Mndailing Natal (Unit XXIX KPHPModel Mandailing Natal) di Kabupaten Mandailing Natal ProvinsiSumatera Utara. Kementerian Kehutanan Direktorat JenderalPalnologi Kehutanan Balai Pemantapan Kawasan Hutan WilayahI. Medan.

BPKH. 2012. Laporan Hasil Pelaksanaan Inventarisasi Hutan WilayahPengelolaan KPH Model Madina Kabupaten Madina (Unit KPHPModel Mandailing Natal) tahun 2012. Kementerian KehutananDirektorat Jenderal Palnologi Kehutanan Balai PemantapanKawasan Hutan Wilayah I. Medan.

BPKH. 2012. Laporan Hasil Inventarisasi Sosial Budaya Dalam RangkaFasilitasi Tata Hutan di Unit KPHP Model Mandailing Natal.Kementerian Kehutanan Direktorat Jenderal Palnologi KehutananBalai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah I. Medan.

BPKH. 2013. Laporan Penyusunan Rencana Penataan Hutan KPHPModel Mandailing Natal Propinsi Sumatera Utara. KementerianKehutanan Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan BalaiPemantapan Kawasan Hutan Wilayah I. Medan.

Balai KPHL Model Rinjani Barat. 2012. Rencana Pengelolaan Hutan(RPH) Jangka Panjang KPHL Model Rinjani Barat Periode 2012s/d 2021. Mataram.

Balai KPHL Model Rinjani Barat. 2012. Rencana Pengelolaan JangkaPanjang KPHL Pohuwato. Gorontalo.

BPS. 2012. Mandailing Natal dalam Angka 2012. BPS KabupatenMandailing Natal.