RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP...

165
i Tahun 2016 RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP UNIT VII BONE BOLANGO TAHUN 2016-2025

Transcript of RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP...

Page 1: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

i

Tahun2016

RENCANAPENGELOLAAN

HUTAN JANGKAPANJANG

KPHP UNIT VIIBONE BOLANGO

TAHUN 2016-2025

Page 2: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

ii

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (RPHJP)KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI UNIT VII

KABUPATEN BONE BOLANGOTAHUN 2016-2025

Page 3: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,
Page 4: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

iv

PETA SITUASI

Page 5: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

v

RINGKASAN EXECUTIVE

Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit VII Bone Bolango yang akan menjadiacuan rencana pengelolaan jangka pendek atau rencana tahunan, diarahkan untukmengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya, baikproduksi kayu, produksi bukan kayu, maupun jasa-jasa lingkungan, melalui kegiatan pokokberupa pemanfaatan, pemberdayaan masyarakat, serta pelestarian lingkungan yangmerupakan satu kesatuan kegiatan. Dengan demikian, rencana pengelolaan jangka panjang inidiharapkan dapat memberi arah pengelolaan hutan dan kawasannya, yang melibatkan semuapihak dalam upaya pengembangan KPHP Unit VII di Kabupaten Bone Bolango ProvinsiGorontalo

Tujuan penyusunan buku RPHJP KPHP Unit VII Bone Bolango adalah untuk memberikanarahan kegiatan pembangunan KPHP Unit VII Bone Bolango berupa rencana kelola berjangka10 tahun, dan juga acuan bagi penyusunan rencana pengelolaan jangka pendek pembangunanKPH. Melalui penyusunan Rencana Pengelolaan KPHP Unit VII Bone Bolango diharapkan akandihasilkan rencana-rencana yang dapat mendukung program berupan a) peningkatan mutu danproduktifitas sumberdaya hutan di KPHP, 2) peningkatan kontribusi sektor kehutanan terhadapperekonomian daerah dan nasional serta pendapatan masyarakat. 3) Peningkatan peransertamasyarakat secara aktif dalam menjaga kelestarian sumberdaya hutan, 4) Peningkatan dayadukung DAS/sub DAS di wilayah KPHP

Berdasarkan hasil analisis biofisik dengan bantuan geographical information system blokpengelolaan KPHP Unit VII Bone Bolango terdiri dari 6 blok pengelolaan yaitu blok inti difungsihutan lindung seluas 3.730,00 ha, blok pemanfaatan di hutan lindung seluas 12.194,71 ha, blokpemanfaatan hasil hutan kayu hutan alam di hutan produksi seluas 1023,87 ha, blokpemanfaatan jasa lingkungan dan HHBK di hutan produksi seluas 16.369,75 ha, blokpemberdayaan masyarakat di hutan produksi seluas 2.246,12 ha dan blok perlindungan dihutan produksi seluas 24,02 ha sehingga total luasan seluruh blok pengelolaan mencapai35.588,48 ha

Potensi kawasan KPHP Unit VII Bone Bolango adalah 1) potensi kayu kelas 1 pada hutanproduksi dengan diameter diatas 60 cm berkisar antara 18.32 m3/ha, 2) potensi HHBK beruparotan, getah pinus dan damar 3) flora yang dapat ditemui di wilayah KPHP Unit VII BoneBolango adalah Caryota mitis, Cycas rumphii, dan Livistonia rotundifolia atau daun wokaTerminalia celebica, Diospyros hebecarpa, (endemik Sulawesi); Dracontomelon dao danPalaquium obovatum atau pohon Nantu; 4) fauna terdiri dari monyet hitam sulawesi (Macacaheckii), tarsius (Tarsius spectrum), kuskus sulawesi (Strigocuscus celebensis), babi hutansulawesi (endemik); serta beberapa jenis burung 5) potensi jasa lingkungan yang dimiliki adalahair yang berasal dari DAS Bone untuk kepentingan air baku, air irigasi dan PLTMH

Visi yang ingin dibangun oleh KPHP Unit VII Bone Bolango adalah Terwujudnya UnitManajemen KPHP Unit VII Bone Bolango Yang Tangguh Melalui Penerapan Prinsip-Prinsip Pengelolaan Hutan Berbasis Sosial, Ekonomi Dan Ekologi. Untuk mewujudkan visi,maka misi yang diemban oleh pengelola KPHP Unit VII Bone Bolango adalah: 1) Meningkatkankualitas dan kuantitas SDM KPHP Unit VII Bone Bolango 2) Meningkatkan sarana danprasarana penunjang kegiatan pengelolaan KPHP unit VII Bone Bolango, 3) Mengembangkanunit-unit usaha KPHP Unit VII Bone Bolango berdasarkan potensi yang dimiliki, 4)Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam hutan dan ekosistemnya berdasarkan prinsipkelestarian; 5) Membangun kemitraan strategis dengan dunia usaha/dunia industri, 6)Memberdayakan masyarakat disekitar kawasan KPHP Unit VII Bone Bolango

Dalam rentang waktu 10 tahun, KPHP Unit VII Bone Bolango telah mempunyaiserangkaian kegiatan yang meliputi : 1) inventarisasi berkala pada setiap blok. Kegiataninventarisasi dilakukan berdasarkan fungsi blok, misalnya jika inventarisasi dilakukan pada blok

Page 6: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

vi

pemanfaatan hasil hutan kayu maka tujuan inventarisasi ditujukan untuk melihat potensi kayuyang layak ditebang. Inventarisasi sosek juga dilakukan di desa-desa sekitar kawasan KPHPUnit VII Bone Bolango. Jumlah plot inventarisasi di KPHP Unit VII Bone Bolango mencapai 710plot 2) pemanfaatan wilayah tertentu. KPHP Unit VII Bone Bolango telah merencanakan untukmengembangkan blok pemanfaatan di hutan lindung seluas 8.951,96 ha, blok pemanfaatanjasa lingkungan di hutan produksi seluas 1.131,4 ha, pemanfaatan hutan kayu hutan alamseluas 1023,87 ha. Sehingga total arahan untuk pemanfaatan hutan wilayah tertentuadalah 11.107,30 ha 3) Pemberdayaan masyarakat. Untuk mengakomodir kepentinganmasyarakat sekaligus memperkecil konflik yang akan terjadi maka pihak pengelola telahmengalokasikan blok pemberdayaan masyarakat seluas 2246,12 ha. Kegiatan usaha yangdapat dilakukan dalam blok pemberdayaan masyarakat, yaitu budidaya tanaman obat, tanamanhias, jamur, lebah, penangkaran satwa liar, atau budidaya pakan ternak. Sedangkan dalammemanfaatkan jasa lingkungan dapat melalui kegiatan usaha pemanfaatan jasa aliran air,pemanfaatan air, Ekowisata, perlindungan keanekaragaman hayati, penyelamatan danperlindungan lingkungan, atau penyerapan dan penyimpanan karbon. KPHP Unit VII BoneBolango juga akan melaksanakan 4) Kegiatan rehabilitasi diluar kawasan ijin. Total wilayahyang akan direhabilitasi mencapai 5.018,02 ha dengan tingkat kerusakan hutan terluas terdapatdi blok pemanfaatan fungsi hutan lindung seluas 4.212,16 ha. 5) kegiatan rehabilitasi diluarizin, untuk kegiatan rehabilitasi diluar ijin, pengelola KPHP Unit VII Bone Bolango akanberkoordinasi untuk memantau progress wilayah yang direhabilitasi. Pihak KPHP Unit VII BoneBolango dalam memberikan pembinaan, akan membantu memberikan pedoman rehabilitasidan tata cara pelaporan. Adapun luas kawasan yang harus direhabilitasi di luar izin mencapai1.483,22 ha 6) pembinaan dan pemantauan areal berizin, dilakukan melalui mekanismeevaluasi terhadap rencana kelola lingkungan (RKL) dan rencana pemantauan lingkungan(RPL), 7) Penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam, kegiatan ini akanberfokus pada perlindungan terhadap sumber mata air, perlindungan terhadap erosi/rawanlongsor dan pengelolaan keanekaragaman hayati. Khusus untuk wilayah sempadan mata air,sempadan sungai yang tidak pernah kering dan lereng diatas 45% yang masih berhutanditetapkan sebagai wilayah high conservation value forest (HCVF) 8) Koordinasi dan sinergidengan instansi dan Stakeholders, hasil analisis terhadap para pihak yang mempunyaipengaruh dan kepentingan terhadap KPHP Unit VII Bone Bolango, terdapat 27 stakeholder.Stakeholder ini akan membantu pihak KPHP Unit VII Bone Bolango dalam melaksanakankegiatan rehabilitasi, pemanfaatan kawasan hutan, penguatan kelembagaan dan evaluasimonitoring kinerja KPHP Unit VII Bone Bolango, 9) Penyediaan pendanaan, kegiatanpenyediaan pendanaan bisa dilakukan melalui penganggaran APBD, APBN dan pihak lain yangsifatnya tidak mengikat. Total rencana kebutuhan dana untuk operasionalisasi kegiatan KPHPUnit VII Bone Bolango adalah Rp. 96.511.369,700 selama 10 tahun, 10) rasionalisasi wilayahkelola, rasionalisasi pertama dilakukan terkait keberadaan desa/dusun di dalam kawasan hutan,rasionalisasi kedua adalah terkait perubahan pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan.Misalnya jika blok pemanfaatan kayu pada hutan alam sudah tidak memiliki potensi yangsignifikant maka perlu dirasionalisasi ke bentuk wilayah kelola lain misalnya diarahkan kepemanfaatan kayu hutan tanaman 11) pengembangan investasi, Pengembangan investasi diKPHP Unit VII Bone Bolango diarahkan pada pemanfaatan investasi pada hasil hutan bukankayu, pengembangan hasil hutan kayu dan pemanfaatan jasa lingkungan. Sebelum kegiatan

Page 7: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

vii

tersebut dilaksanakan maka KPHP Unit VII Bone Bolango akan merencanakan pembuatanrencana bisnis plan.

Agar pelaksanaan pengelolaan KPHP Unit VII Bone Bolango sesuai dengan yangdiharapkan maka perlu melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan dan pengendalian.Kegiatan ini dilakukan secara berjenjang mulai dari staf lapangan sampai dengan kepala KPHPUnit VII Bone Bolango. Adapun bentuk kegiatan pembinaan adalah 1) Penyusunan berbagaipedoman dan atau SOP disetiap blok pemanfaatan dan penggunaan kawasan KPHP Unit VIIBone Bolango, 2) Penerapan disiplin pegawai teknis dan administrasi yang mengacu pada PP54 tahun 2010 tentang disiplin PNS dilingkungan KPHP Unit VII Bone Bolango, 3) Memberikanreward bagi tenaga teknis dan administrasi yang memberikan kinerja baik serta memberikanpunishment bagi tenaga teknis dan administrasi yang melakukan pelanggaran, 4) Mengadakanpengarahan internal bagi pengelola KPHP Unit VII Bone Bolango termasuk tenaga teknis danadministrasi. yang bersifat rutin (bulanan, semester dan tahunan) atau bersifat insidental.Kegiatan pengawasan dilakukan dengan cara memantau kegiatan langsung di lapangan danmelakukan penilaian terhadap pelaporan. Rencana Pengelolaan KPHP Unit VII Bone Bolangodengan durasi waktu sepuluh tahun kedepan, segera ditindaklanjuti dengan penyusunanrencana tahunan KPH

Page 8: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

viii

KATA PENGANTAR

Hutan di Kabupaten Bone Bolango memegang peranan penting dalam kehidupan

masyarakat baik yang tinggal di Kabupaten Bone Bolango maupun daerah lainnya. Meskipun

kawasan hutan di Kabupaten Bone Bolango sebagian besar merupakan kawasan Taman

Nasional, namun hutan produksi dan hutan lindung mempunyai potensi yang sangat besar

untuk dikembangkan. Potensi yang besar ini harus dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin

dengan tetap mengedepankan prinsip-prinsip pengelolaan hutan lestari. Tantangan inilah yang

harus dilakukan oleh KPHP Unit VII Bone Bolango sebagai pengelola hutan ditingkat tapak.

Tidak mudah mengelola kawasan hutan yang begitu luas, diperlukan sebuah perencanaan yang

detil untuk membawa pemanfaatan hutan secara adil dapat dirasakan oleh seluruh lapisan

masyarakat. Salah satu dokumen perencanaan tersebut adalah dokumen Rencana

Pengelolaan Hutan Jangka Panjang yang disingkat dengan RPHJP.

Penyusunan dokumen RPHJP ini bertujuan untuk menyajikan maksud dan tujuan serta

rencana-rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Unit VII Bone Bolango Disamping

itu, dokumen ini menyajikan rencana-rencana pembinaan, pengawasan dan pengendlian, serta

rencana pemantauan, evaluasi dan pelaporan. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada

Bupati Bone Bolango, Kepala BPKH wilayah XV Gorontalo, Kepala Dinas Kehutanan

Pertambangan dan Energi serta anggota tim pakar yang telah membantu penyusunan dokumen

ini. Semoga rencana pengelolaan yang akan dibuat bisa bermanfaat bermanfaat bagi

masyarakat.

Suwawa, Desember 2015

Rahman Danil Antula, S.HutNIP. 19830609 201001 1 016

Page 9: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ii

LEMBAR PENGESAHAN iii

PETA SITUASI iv

RINGKASAN EKSEKUTIF v

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR LAMPIRAN PETA xiv

I. PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Latar belakang ............................................................................................1

B. Tujuan pengelolaan ....................................................................................4

C. Maksud .......................................................................................................5

D. Sasaran ......................................................................................................5

E. Ruang lingkup.............................................................................................6

F. Batasan pengertian.....................................................................................7

II. DESKRIPSI KAWASAN..........................................................................................11

A. Risalah wilayah KPHP Unit VII Bone Bolango...........................................11

B. Potensi wilayah KPHP Unit VII Bone Bolango...........................................26

C. Sosial Budaya Masyarakat........................................................................34

D. Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan.......................................39

E. Posisi KPHP dalam Perspektif RTRW Bone Bolango................................42

F. Isu strategis, kendala dan permasalahan KPHP .......................................42

III. VISI DAN MISI .....................................................................................................54

A. Visi............................................................................................................54

B. Misi ...........................................................................................................56

C. Tujuan Pengelolaan ..................................................................................57

D. Pendekatan Arah Strategis Pengelolaan KPHP Unit VII Bone Bolango Tahun

2016 – 2015 .............................................................................................59

E. Kebijakan Pengembangan KPHP Unit VII Bone Bolango Tahun 2016 - 2025.......62

IV. ANALISIS DAN PROYEKSI....................................................................................64

A. Analisis .....................................................................................................64

B. Proyeksi ....................................................................................................85

Page 10: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

x

V. RENCANA KEGIATAN ...........................................................................................91

A. Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola dan Penataan Hutannya....................91

B. Pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu ..................................................94

C. Pemberdayaan Masyarakat.......................................................................103

D. Pembinaan dan pemantauan (Controlling) pada areal KPHP yang telah ada izin

pemanfaatan dan penggunaan..................................................................106

E. Penyelenggaraan Rehabilitasi di luar izin ..................................................108

F. Pembinaan dan Pengawasan Pelaksanaan Rehabilitasi dalam ijin ...........111

G. Penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam......................113

H. Penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang ijin...........115

I. Koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholders .........................118

J. Penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM ...........................................122

K. Penyediaan Pendanaan ............................................................................123

L. Pengembangan database .........................................................................126

M. Rasionalisasi Wilayah Kelola.....................................................................130

N. Review Rencana Pengelolaan ..................................................................131

O. Pengembangan Investasi ..........................................................................132

VI. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN......................................139

A. Pembinaan................................................................................................ 139

B. Pengawasan ............................................................................................. 140

VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN ............................................143

A. Pengukuran Kinerja KPH...........................................................................143

B. Rencana Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan ....................................146

VIII. PENUTUP ......................................................................................................149

Page 11: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

xi

DAFTAR TABEL

1. Luas Kawasan Hutan Berdasarkan Fungsinya di Kab. Bone Bolango................12

2. Ketinggian Tempat Setiap Blok di KPHP Unit VII Kabupaten Bone Bolango ......15

3. Jenis Tanah di KPHP Unit VII Kabupaten Bone Bolango....................................17

4. Pembagian Blok di KPHP Unit VII Kabupaten Bone Bolango .............................21

5. Luas Kawasan Hutan Berdasarkan Fungsinya di Kab. Bone Bolango................23

6. Luasan Penutupan Lahan KPHP unit VII di Kabupaten Bone Bolango...............26

7. Pendugaan Potensi Kayu di hutan primer pada fungsi hutan produksi ...............28

8. Pendugaan Potensi Kayu di hutan sekunder pada fungsi HPT...........................28

9. Pendugaan Potensi Pohon Diameter 60 UP di Fungsi Hutan HP .......................29

10. Hasil Inventarisasi Biogeofisik KPHP Unit VII Bone Bolango berupa HHBK (Rotan)

.......................................................................................................................................... 30

11. Kecamatan dan Desa dalam wilayah KPHP Unit VII Bone Bolango ...................35

12. Sejarah Desa, Penguasaan Lahan dan Demografi Desa....................................36

13. Persepsi dan Pengetahuan Masyarakat tentang Hutan......................................37

14. Kegiatan Ekonomi Masyarakat di Desa Lokasi Inventarisasi ..............................39

15. Izin penggunaan kawasan KPHP Unit VII Bone Bolango....................................40

16. Izin pemanfaatan kawasan KPHP Unit VII Bone Bolango...................................41

17. Data personil/staf KPHP Unit VII Bone Bolango .................................................49

18. Matriks SWOT pengelolaan KPHP unit VII Bone Bolango ..................................58

19. Kebutuhan SDM KPHP Unit VII Bone Bolango...................................................60

20. Rencana Kegiatan Tata Batas dan Sosialisasi ...................................................61

21. Rencana Pengembangan Blok Pemberdayaan ..................................................62

22. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal ............................................................64

23. Matriks Strategi SO untuk pengelolaan KPHP Unit VII Bone Bolango ................71

24. Matriks Strategi ST untuk pengelolaan KPHP Unit VII Bone Bolango.................73

25. Matriks Strategi W-O dalam pengelolaan KPHP Unit VII Bone Bolango .............75

26. Matriks Strategi W-T dalam pengelolaan KPHP Unit VII Bone Bolango..............77

27. Jumlah Plot Inventarisasi di KPHP unit VII Bone Bolango ..................................93

28. Panjang Tata Batas Kawasan Hutan..................................................................94

29. Luasan pemanfaatan wilayah tertentu di KPHP unit VII Bone Bolango...............95

30. Potensi Pemanfaatan jasa lingkungan air baku ..................................................96

Page 12: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

xii

31. Luas wilayah blok pemanfaatan kayu di hutan alam.........................................101

32. Sebaran lokasi wilayah tertentu dan rencana program kegiatannya .................102

33. Lokasi blok pemberdayaan berdasarkan wilayah administrasi..........................105

34. Luas lahan di KPHP yang harus direhabilitasi ..................................................109

35. Luas lahan yang harus di rehabilitasi di dalam izin PT. Gorontalo Mineral........111

36. Matriks Bentuk sinkronisasi antar pemegang izin .............................................117

37. Daftar Stakeholder yang terlibat dalam Pengelolaan ........................................119

38. Mekanisme Partispasi Stakeholder dalam Pengelolaan KPH ...........................120

39. Jadwal Penyelenggaraan Kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi antara Pemegang Izin

.........................................................................................................................121

40. Rencana Pembiayaan dan Tata Waktu Pelaksanaan Pengelolaan KPHP unit VII Bone

Bolango............................................................................................................135

41. Proyeksi laba rugi dalam kegiatan pemanfaatan dan penggunaan kawasan di KPHP

Unit VII Bone Bolango ......................................................................................137

Page 13: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

xiii

DAFTAR GAMBAR

1. Peta kawasan hutan di Kabupaten Bone Bolango ............................................12

2. Peta penunjukkan kawasan hutan di KPHP unit VII Bone Bolango .................13

3. Peta topografi di wilayah KPHP unit VII Bone Bolango ...................................15

4. Peta Sebaran jenis tanah di KPHP unit VII Bone Bolango ..............................20

5. Peta Pembagian blok di KPHP Unit VII Kabupaten Bone Bolango .....................22

6. Peta kawasan hutan di Kabupaten Bone Bolango ............................................24

7. Peta penunjukkan kawasan hutan di KPHP unit VII Bone Bolango ................25

8. Sumber pendapatan masyarakat sekitar hutan KPHP Bone Bolango ............83

9. Peta lokasi inventarisasi di KPHP unit VII Bone Bolango................................92

10. Salah satu atraksi wisata alam di KPHP unit VII Bone Bolango .....................98

11. Potensi kayu kelas 1 di blok pemanfaatan HHK-HA......................................100

12. Sebaran wilayah pemanfaatan kayu di KPHP unit VII Bone Bolango...........101

13. Peta blok pemberdayaan masyarakat ............................................................106

14. Mekanisme pembinaan dan pengawasan di KPHP.......................................107

15. Lokasi rencana RHL (diarsir gelap) di KPHP unit VII Bone Bolango ............110

16. Lokasi Rencana Perlindungan dan Konservasi Alam ....................................114

17. Peta HCVF di KPHP unit VII Kabupaten Bone Bolango................................115

18. Mekanisme Penilaian Kinerja KPH.................................................................144

19. Mekanisme Penjaminan Mutu KPH................................................................145

Page 14: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

xiv

DAFTAR LAMPIRAN PETA

1. Peta Kawasan Hutan Kabupaten Bone Bolango .............................................152

2. Peta Wilayah KPHP Unit VII Bone Bolango .....................................................153

3. Peta Tata Hutan KPHP Unit VII Bone Bolango ................................................154

4. Peta Wilayah Tertentu KPHP Unit VII Bone Bolango .......................................155

5. Peta penutupan lahan .....................................................................................156

6. Peta DAS .........................................................................................................157

7. Peta sebaran potensi .......................................................................................158

8. Peta aksesibilitas..............................................................................................159

9. Peta Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan ....................................160

10. Peta tanah .......................................................................................................161

11. Peta curah hujan .............................................................................................162

12. Peta HCVF ......................................................................................................163

Page 15: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Rencana Kerja Pemerintah tahun 2015, telah ditegaskan bahwa langkah

utama pengurusan hutan di tahun 2015 adalah mendorong organisasi kesatuan

pengelolaan hutan (KPH) sebagai pengelola hutan ditingkat tapak. Sebagai entitas

terkecil, kesatuan pengelolaan hutan ini akan digunakan sebagai unit bisnis dalam

pengembangan kekayaan hayati yang berkelanjutan. Dari sinilah kebutuhan untuk

mempertahankan kawasan hutan bertaut erat dengan upaya mendorong manfaat

kekayaan hayati untuk pembangunan nasional

BAPPENAS dalam menyusun RPJMN pemerintahan Presiden Joko Widodo,

untuk Subsektor Kehutanan menetapkan pembangunan KPH sebagai Prioritas Nasional,

sehingga harus menjadi pertimbangan Kementerian LHK dalam menyusun Rencana

Strategis 2015-2019. Kementerian LHK sendiri telah menargetkan sekitar 600 KPH

akan terbentuk sampai dengan tahun 2019 yang terdiri dari 530 KPHP dan KPHL serta

70 kesatuan pengelolaan hutan konservasi (KPHK). Sampai dengan tahun 2014, total

KPH yang terbentuk di Indonesia telah mencapai 120 KPH. Latar belakang

pembangunan KPH menjadi Prioritas Nasional adalah dalam rangka menyiapkan

Integrated Forest Base Clustering Industry yang diharapkan dapat lebih mendistribusikan

usaha-usaha kehutanan (mengurangi praktek monopoli dan oligopoli). Bappenas

memandang bahwa KPH yang operasional dapat menjadi pengungkit dalam

membangkitkan kembali industri kehutanan hulu-hilir pada ruang yang efektif, sehingga

dapat memacu perkembangan perekonomian lokal.

BAB

1

Page 16: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

2

Disamping mendorong perekonomian lokal, terwujudnya organisasi pengelolaan

hutan dalam bentuk KPH akan lebih mendorong implementasi desentralisasi yang

nyata, optimalisasi akses masyarakat terhadap sumberdaya hutan sebagai salah satu

jalan untuk resolusi konflik, kemudahan dan kepastian investasi, tertanganinya wilayah

tertentu yang “belum ada” unit pengelolanya yaitu areal hutan yang belum dibebani ijin,

serta upaya untuk meningkatkan keberhasilan rehabilitasi dan perlindungan hutan.

KPH sebagai unit operasional pengelolaan hutan dengan luas yang dapat

dikelola dan dikontrol secara efektif dan bertanggung jawab atas pengelolaan hutan

ditingkat tapak yang responsif terhadap kebutuhan dan kepentingan lokal. Salah satu

bagian dari wujud pembentukan KPH adalah merupakan serangkaian proses

perencanaan/penyusunan desain kawasan hutan, yang didasarkan atas fungsi pokok

dan peruntukannya, dalam upaya mewujudkan pengelolaan hutan lestari. KPH menjadi

bagian dari penguatan sistem pengurusan hutan nasional, provinsi dan kabupaten,

yang pembentukannya ditujukan untuk menyediakan wadah bagi terselenggaranya

kegiatan pengelolaan hutan secara efisien dan lestari.

Sampai akhir Desember 2013 kementerian LHK telah menetapkan 120 unit KPH

Model dari jumlah total KPH saat ini yaitu 530 Unit. Berdasarkan jenisnya terbagi KPHL

Model sebanyak 40 unit dengan luas 3.550.855 ha, sedangkan KPHP Model sebanyak

80 unit luas 12.888.863 ha, dan total luas KPH Model 16.439.718 ha. Sedangkan

capaian penetapan Wilayah KPH Konservasi adalah seluas 10.191.000 ha pada 38

Taman Nasional, serta 12 Cagar Alam dan Suaka Margasatwa dari total luas hutan

konservasi di Indonesia sebesar 26.820.000 ha

Salah satu KPH yang telah disahkan oleh Menteri LHK di Provinsi Gorontalo

adalah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Unit VII Bone Bolango. Provinsi

Gorontalo mempunyai 7 wilayah KPH yang tersebar dilima kabupaten yang terdiri dari 2

Page 17: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

3

KPHL dan 5 KPHP. KPHP Unit VII Bone Bolango merupakan KPH yang ditetapkan

oleh Menteri Kehutanan sebagai KPH melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan

Republik Indonesia Nomor 639/Menlhk-Setjen/2015 tentang penetapan lokasi

fasilitasi pada 1 unit KPHP di Provinsi Gorontalo. Adapun lokasi fasilitasi tersebut

adalah KPHP Unit VII Bone Bolango. Pada awalnya penetapan KPH di Kabupaten

Bolango tidak sesuai dengan tidak sesuai dengan luasan fungsi kawasan hutan.

Seharusnya kesatuan pengelolaan hutan di Kabupaten Bone Bolango berbentuk

kesatuan pengelolaan hutan produksi. Berdasarkan data dan informasi ini maka

pemerintah Kabupaten Bone Bolango melalui surat keputusan Bupati No 522/DHT-

BB/X/232/2014 mengusulkan perubahan nomenklatur dari KPHL Unit VII Bone Bolango

menjadi KPHP Unit VII Bone Bolango. Hingga pada akhirnya Menteri Lingkungan Hidup

dan Kehutanan mengeluarkan SK 639/Menlhk-Setjen/2015

Agar pembangunan KPHP Unit VII Bone Bolango dapat berlangsung sesuai

dengan target yang ditetapkan, diperlukan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang

sebagai pedoman pelaksanaan, yang sekaligus sebagai standar penilaian kinerja

pembangunan KPH. Rencana Pengelolaan KPH Jangka Panjang yang dibuat,

mengakomodir strategi dan kelayakan pengembangan pengelolaan hutan ditinjau dari

aspek kelola kawasan, kelola hutan, dan penataan kelembagaan. Dalam menyusun

rencana pengelolaan jangka panjang, pengelola KPH diharuskan mempertimbangkan

aspek ekologi, sosial dan ekonomi. Ketiga aspek ini dinilai bisa mengakomodir semua

kepentingan termasuk kepentingan pelibatan masyarakat lokal. Keterlibatan

masyarakat lokal menjadi sangat penting untuk 2 hal, pertama adalah mencegah

potensi konflik yang akan terjadi antara pengelola KPH dengan masyarakat dan kedua

adalah untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap sumberdaya hutan sehingga

diharapkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan akan lebih meningkat. Rencana

Page 18: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

4

kehutanan yang dibuat oleh pengelola KPH meliputi seluruh aspek pengurusan

kehutanan kegiatan penyelenggaraan: perencanaan kehutanan; pengelolaan hutan;

penelitian dan pengembangan pendidikan dan latihan, penyuluhan kehutanan; dan

pengawasan. Seluruh aspek perencanaan kehutanan yang dibuat oleh KPH harus

melibatkan seluruh masyarakat

Rencana Pengelolaan KPHP Unit VII Bone Bolango yang akan menjadi acuan

rencana pengelolaan jangka pendek, diarahkan untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi

produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya, baik produksi kayu, produksi

bukan kayu, maupun jasa-jasa lingkungan, melalui kegiatan pokok berupa

pemanfaatan, pemberdayaan masyarakat, serta pelestarian lingkungan yang

merupakan satu kesatuan kegiatan. Dengan demikian, rencana pengelolaan jangka

panjang ini diharapkan dapat memberi arah pengelolaan hutan dan kawasannya, yang

melibatkan semua pihak dalam upaya pengembangan KPHP Unit VII Bone Bolango di

Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo.

B. Tujuan pengelolaan

Tujuan penyusunan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit VII Bone

Bolango di Kabupaten Bone Bolango adalah untuk memberikan arahan kegiatan

pembangunan KPHP Unit VII Bone Bolango berupa rencana kelola berjangka 10 tahun,

dan juga acuan bagi penyusunan rencana pengelolaan jangka pendek pembangunan

KPH. Melalui penyusunan Rencana Pengelolaan KPHP Unit VII Bone Bolango

diharapkan akan dihasilkan rencana-rencana yang dapat mendukung:

a. Kegiatan unit bisnis KPHP Unit VI Bone Bolango dengan core bisnis

pemanfaatan hasil hutan kayu hutan alam

b. Peningkatan luasan penutupan lahan hutan yang telah rusak baik di dalam izin

maupun di luar izin pemanfaatan dan penggunaan

Page 19: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

5

c. Percepatan pembangunan perhutanan melalui skema perhutanan sosial yaitu

pembangunan HTR, HKM dan HD

d. Pengamanan kawasan hutan melalui model-model partisipasi aktif masyarakat

C. Maksud

Penyusunan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit VII Bone Bolango

di Kabupaten Bone Bolango dimaksudkan agar proses pembangunannya berjalan

secara sistimatis dan terarah menuju pencapaian target pembangunan KPH.

D. Sasaran

Sasaran umum yang akan dicapai dalam penyusunan Rencana Pengelolaan

KPHP Unit VII Bone Bolango adalah tersusunnya suatu kerangka formal pengelolaan

untuk sepuluh tahun ke depan yang menjadi acuan bagi rencana pengelolaan jangka

pendek (1 tahun) dalam mewujudkan kelestarian fungsi dan manfaat dari kawasan

KPHP Unit VII Bone Bolango, serta memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan

program pembangunan daerah melalui pemanfaatan sumber daya alam guna

pengembangan ekonomi pembangunan. Sedangkan rencana khususnya adalah:

1. Terwujudnya kelas perusahaan pemanfaatan kayu hutan alam seluas

1023,87 ha

2. Terwujudnya kelas perusahaan pemanfaatan jasa lingkungan dan HHBK

seluas 1131,47 ha

3. Terwujudnya pemberdayaan masyarakat HTR seluas 400 ha

4. Terwujudnya pemberdayaan masyarakat Hutan Desa seluas 160

5. Terwujudnya pencadangan HTR dan HKm/HD seluas 2246,12 ha

6. Penyelesaian masalah konflik tenurial.

7. Terwujudnya kemandirian KPHP Unit VII Bone Bolango melalui penerapan

PPK BLUD dengan core business pemanfaatan hasil hutan kayu hutan

Page 20: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

6

alam, pemanfaatan jasa lingkungan air, pemanfaatan HHBK berupa rotan

dan aren

8. Terbinanya pemegang ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan.

9. Terjaminnya perlindungan dan pengamanan hutan dalam wilayah kelola

KPHP Unit VII Bone Bolango secara berkelanjutan

E. Ruang lingkup

Ruang lingkup rencana pengelolaan hutan jangka panjang di wilayah KPHP Unit

VII Bone Bolango diuraikan sbb :

1. Rencana Kegiatan Pengelolaan Hutan berbasis hasil inventarisasi kondisi

biogeofisik kawasan serta kondisi sosial ekonomi dan budaya wilayah KPHP Unit

VII Bone Bolango periode tahun 2016 - 2025.

2. Penjelasan mengenai kondisi sumberdaya hutan dan ekosistemnya yang akan

dikelola, status dan alokasi lahan, batas areal, kondisi sosial ekonomi

masyarakat, dan profil wilayah kecamatan yang berbatasan dengan areal KPHP.

3. Rencana kegiatan inventarisasi berkala wilayah kelola dan penataaan hutannya,

pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu, dan pemberdayaan masyarakat.

4. Rencana kegiatan penyelenggaraan rehabilitasi hutan, perlindungan hutan dan

konservasi alam.

5. Pembinaan dan pemantauan ijin pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan

hutan, serta rehabilitasi dan reklamasi hutan.

6. Penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang ijin, serta

koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait.

7. Penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM serta pendanaan.

8. Pengembangan database.

9. Rasionalisasi wilayah kelola.

Page 21: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

7

10. Review rencana pengelolaan (minimal 5 tahun sekali).

11. Pengembangan investasi.

F. Batasan Pengertian

Beberapa istilah yang perlu dipahami dan disepakati bersama dalam hal

berkaitan dengan rencana pengelolaan 10 tahun untuk pengelolaan KPHP Unit VII

Bone Bolango antara lain :

1. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem yang berupa hamparan lahan berisi

sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam

lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.

2. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk

dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.

3. Hutan Produksi Tetap yang selanjutnya disebut HP adalah kawasan hutan

dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas hujan setelah

masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai nilai dibawah

125, diluar kawasan lindung, hutan suaka alam, hutan pelestarian alam, dan

taman buru.

4. Hutan Produksi Terbatas yang selanjutnya disebut HPT adalah kawasan hutan

dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan setelah

masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai nilai antara 125-

174 diluar kawasan lindung, hutan sukan alam, hutan pelestarian alam, dan

taman buru.

5. Hutan Lindung yang selanjutnya disebut HL adalah kawasan hutan yang

mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan

untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi

air laut, dan memelihara kesuburan tanah.

Page 22: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

8

6. Tata Guna Hutan kesepakatan yang selanjutnya disebut TGHK adalah

kesepakan bersama antara pemangku kepentingan di tingkat Propinsi untuk

menentukan alokasi ruang kawasan hutan berikut fungsinya yang diwujudkan

dengan membubuhkan tanda tangan di atas peta.

7. Tata hutan adalah kegiatan rancang bangun unit pengelolaan hutan atau KPH,

mencakup pengelompokan sumber daya hutan sesuai dengan tipe ekosistim dan

potensi yang terkandung didalamnya dengan tujian memperoleh manfaat yang

sebesar-besarnya bagi masyrakat secara lestari.

8. Pengelolaan hutan adalah kegiatan yang meliputi tata hutan dan penyusunan

rencana pengelolaan hutan, penggunaan kawasan hutan, rehabilitasidan

reklamasi hutan, perlindungan hutan dan konservasi alam.

9. Pemanfaatan hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan kawasan hutan,

memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan hasil hutan kayu dan bukan kayu

serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu secara optimal dan adil untuk

kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya.

10. Izin pemanfaatan hutan adalah izin yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang

yang terdiri dari izin usaha pemanfaatan kawasan, izin usaha pemanfaatan jasa

lingkungan, izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dan / atau bukan kayu, dan

izin pemungutan hasil hutan kayu dan / atau bukan kayu pada areal hutan yang

telah ditentukan.

11. Izin penggunaan kawasan hutan adalah izin kegiatan dalam kawasan hutan yang

diberikan oleh Menteri untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan

kehutanan tanpa merubah status dan fungsi kawasan hutan.

Page 23: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

9

12. Rehabilitasi hutan dan lahan adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan,

dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas

dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga.

13. Reklamasi hutan adalah usaha untuk memperbaiki atau memulihkan kembali

lahan dan vegetasi hutan yang rusak agar dapat berfungsi secara optimal sesuai

dengan peruntukannya.

14. Perlindungan hutan adalah usaha untuk mencegah dan membatasi kerusakan

hutan, kawasan hutan dan hasil hutan, yang disebabkan oleh perbuatan manusia,

ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama dan penyakit, serta mempertahankan

dan menjaga hak-hak negara, masyarakat dan perorangan atas hutan, kawasan

hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat yang berhubungan dengan

pengelolaan hutan.

15. Kesatuan Pengelolaan Hutan yang selanjutnya disebut KPH adalah wilayah

pengelolaan hutan sesuai dengan fungsi pokok dan peruntukannya yang dapat

dikelola secara efisien dan lestari.

16. Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung selanjutnya disebut KPHL adalah KPH

yang luas wilayahnya seluruh atau sebagian besar terdiri dari kawasan hutan

Lindung.

17. Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi selanjutnya disebut KPHP adalah KPH

yang luas wilayahnya seluruh atau sebagian besar terdiri dari kawasan hutan

produksi.

18. Tata Batas dalam wilayah KPH adalah melakukan penataan batas dalam wilayah

kelola KPH berdasarkan pembagian Blok dan petak.

Page 24: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

10

19. Inventarisasi hutan adalah rangkaian kegiatan pengumpulan data untuk

mengetahui keadaan dan potensi sumber daya hutan serta lingkungannya secara

lengkap.

20. Blok adalah bagian wilayah KPH yang dibuat relatif permanen untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan

21. Petak adalah bagian dari blok dengan luasan tertentu dan menjadi unit usaha

pemanfaatan terkecil yang mendapat perlakuan pengelolaan atau silvikultur yang

sama

22. Wilayah tertentu adalah wilayah hutan yang situasi dan kondisinya belum menarik

bagi pihak ketiga untuk mengembangkan usaha pemanfaatannya.

23. RPHJP KPH adalah Rencana Pengelolaan Hutan untuk seluruh wilayah kerja

KPHL atau KPHP dalam kurung waktu 10 (sepuluh) tahun.

24. Kemitraan adalah upaya melibatkan berbagai sektor kelompok masyarakat,

lembaga pemerintah, untuk bekerja sama dalam suatu tujuan bersama

berdasarkan kesepakatan prinsip dan peran masing – masing.

25. HTR Hutan Tanaman Rakyat adalah kawasan hutan tanaman pada hutan

produksi yang dibangun oleh perorangan atau kelompok masyarakat dan

koperasi untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan

menerapkan sistem silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian sumber

daya hutan.

26. HKm Hutan kemasyarakatan adalah suatu kegiatan pengelolaan hutan yang

bertujuan untuk mendukung kesejahteraan hidup masyarakat sekitar hutan

dengan mengutamakan fungsi kelestarian hutan.

27. HD Hutan Desa adalah hutan negara yang dapat dikelola oleh masyarakat

pedesaan.

Page 25: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

11

DESKRIPSI KAWASAN

Deskripsi wilayah KPHP Unit VII Bone Bolango akan menjelaskan secara umum

tentang seluruh potensi yang terdapat di dalam kawasan KPHP Unit VII Bone Bolango.

Deskripsi tersebut meliputi letak geografis dan iklim, topografi, jenis tanah, aksesibilitas

kawasan, sejarah pembentukan KPHP Unit VII Bone Bolango. Bagian potensi wilayah

KPHP Unit VII Bone Bolango menguraikan tentang tutupan vegetasi, potensi kayu/non

kayu, pemberdayaan masyarakat, keberadaan flora dan fauna, dan potensi jasa

lingkungan. Bab ini juga menguraikan keadaan Sosial Ekonomi dan Budaya

masyarakat yang meliputi keadaan sosial budaya masyarakat, keadaan sosial ekonomi

masyarakat, penggunaan lahan, penduduk, aktifitas ekonomi, informasi izin

pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan, kondisi posisi KPH dalam perspektif

Tata Ruang Wilayah dan pembangunan daerah, posisi kelembagaan KPH, Organisasi

KPHP Unit VII Bone Bolango, issue strategis, kendala dan permasalahan, serta

kegiatan pembangunan kehutanan yang telah dilakukan.

A. Risalah Wilayah KPHP Unit VII Bone Bolango

1. Letak dan Luas KPHP Unit VII Bone Bolango

Kabupaten Bone Bolango kawasan hutan seluas 140.493,19 ha dimana kawasan

hutan terluas adalah kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone seluas

104.904,72 ha. Kawasan hutan di Kabupaten Bone Bolango telah ditunjuk berdasarkan

SK menteri Kehutanan No 325/Menhut-II/2010 tanggal 25 Mei 2010. Secara

administrasi Kabupaten Bone Bolango diapit oleh 4 kabupaten dan 1 kota. Kabupaten

Bone Bolango merupakan pemekaran Kabupaten Gorontalo yang didirikan

berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten

BAB

2

Page 26: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

12

Bone Bolango dan Kabupaten Pohuwato. Adapun potensi sumberdaya hutan di KPHP

Unit VII Kabupaten Bone Bolango terlihat pada Tabel 1 dan Gambar 1 di bawah ini

Tabel 1. Luas Kawasan Hutan Berdasarkan Fungsinya di Kabupaten Bone Bolango

No FUNGSI LUAS (Ha) PROSENTASE

1 Hutan Konservasi 104.904,72 75,68

2 Hutan Lindung 15.924,71 11,33

3 Hutan Produksi Terbatas 18.827,3213,40

4 Hutan Produksi 836,45 0,59

5 Hutan Produksi Konversi -

Jumlah 140.493,19 100

Sumber: SK Menteri Kehutanan No 325/Menhut-II/2010 tanggal 25 Mei 2010

Kawasan hutan di KPHP Unit VII Bone Bolango hanya sebesar 34% dari seluruh

total kawasan hutan di Kabupaten Bone Bolango. Dalam kawasan KPH Bone Bolango,

fungsi kawasan terbesar adalah hutan produksi terbatas yang luasnya mencapai

18.827,32 ha (13,40%) dari total kawasan hutan di Kabupaten Bone Bolango.

Sedangkan kawasan hutan terkecil adalah hutan produksi dengan luas 836,45 ha atau

0,59% dari total kawasan hutan di Kabupaten Bone Bolango.

Gambar 1. Peta kawasan hutan di Kabupaten Bone Bolango

Page 27: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

13

Dari total kawasan hutan seluas 140.493,19 ha, Kementerian Lingkungnan Hidup

telah menetapkan luas KPHP Unit VII Bone Bolango seluas 35.784 ha dan telah

ditetapkan pemerintah sebagai wilayah KPHP Unit VII Kabupaten Bone Bolango

berdasarkan SK Menteri Nomor 639/Menlhk-Setjen/2015 tentang tentang penetapan

lokasi fasilitasi pada 1 unit KPHP di Provinsi Gorontalo yang terletak di Kabupaten

Bone Bolango. Berdasarkan hasil analisis spatial dan review terhadap RTRW

Kabupaten Bone Bolango, terdapat perbedaan luasan KPHP Unit VII Bone Bolango

antara SK Menteri LHK dengan data luasan kawasan hutan KPH sesuai RTRW Bone

Bolango. Luasan KPHP Unit VII Bone Bolango adalah 35.588,48 ha, dan berdasarkan

kesepakatan dalam penyusunan tata hutan luasan ini dijadikan sebagai luasan KPHP

Unit VII Bone Bolango seperti terlihat pada gambar berikut

Gambar 2. Peta penunjukkan kawasan hutan di KPHP Unit VII Kabupaten Bone Bolango

Page 28: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

14

2. Batas-batas Wilayah KPHP Unit VII Bone Bolango

Penentuan batas wilayah sangat penting dalam rangka menentukan batas

kewenangan wilayah kelola. Adapun batas-batas wilayah KPHP Unit VII Bone Bolango

adalah

a. Bagian Utara : KPHP Unit IV Kabupaten Gorontalo Utara,

b. Bagian selatan : Teluk Tomini,

c. Bagian barat : KPHP Unit VI Kabupaten Gorontalo

d. Bagian timur : Taman Nasional Bogani Nani Wartabone.

Berdasarkan informasi tersebut maka posisi wilayah KPHP Unit VII Bone Bolango sangat

strategis dan menguntungkan secara ekonomi karena di apit oleh beberapa daerah.

Kelebihan lainnya yang dimiliki oleh wilayah KPHP Unit VII Bone Bolango khususnya dan

umumnya wilayah kelola KPHP Unit VII Bone Bolango dapat diakses untuk memudahkan

pengelolaan dan pemantauan. Meskipun demikian pada beberapa wilayah, akses masuk

sangat sulit karena memiliki tingkat kelerengan yang curam

3. Kondisi Bioekologi

a. Ketinggian Tempat (Altitude)Secara umum topografi permukaan tanah di KPHP Unit VII Bone Bolango

sebagian besar adalah perbukitan yang menjulang tinggi, Ketinggian wilayah

perbukitan di KPHP Unit VII Kabupaten Bone Bolango bervariasi mulai dari ketinggian

yang berkisar dari 0 - 1.500 meter dari permukaan laut. Secara umum altitude KPHP

Unit VII Bone Bolango terletak pada ketinggian 501-1000 mdpl seluas 19.118,64 ha

dimana blok terluas pada kisaran ketinggian ini terdapat pada blok pemanfaatan jasa

lingkungan dan hasil hutan bukan kayu pada fungsi hutan produksi terbatas seluas

16.369,75 ha. Adapun data lengkap tentang ketinggian tempat di kawasan hutan KPHP

Unit VII Bone Bolango dapat dilihat pada gambar 3 dan tabel 2.

Page 29: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

15

Gambar 3. Peta topografi di wilayah KPHP unit VII Bone Bolango

Tabel 2. Ketinggian tempat setiap blok di KPHP unit VII Kabupaten Bone Bolango

NO BLOKALTITUDE (m dpl)

0-500 501-1000 1001-1500

1 Blok Inti 456,59 2.914,49 358,92

2 Blok Pemanfaatan 7.189,09 5.000,37 5,24

3 Blok Pemanfaatan HHK-HA 392,26 631,61

4 Blok Pemanfaatan Jasling & HHBK 4.239,94 9.970,74 2.159,07

5 Blok Pemberdayaan Masyarakat 1.668,73 577,39

6 Blok Perlindungan 24,02

Grand Total 13.946,61 19.118,64 2523,23

Sumber: hasil analisis spatial 2015 dan peta RBI

b. Jenis Tanah

Jenis tanah merupakan salah satu faktor penting dalam pertumbuhan tanaman

karena perbedaan jenis tanah mempengaruhi sifat-sifat dari tanah tersebut. Untuk

Page 30: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

16

memahami hubungan antara jenis tanah, diperlukan pengetahuan yang mampu

mengelompokkan tanah secara sistematik sehingga dikenal banyak sekali sistem

klasifikasi yang berkembang. Untuk mempelajari hubungan antar jenis tanah maka

sistem klasifikasi tanah dibagi menjadi sistem klasifikasi alami dan sistem klasifikasi

teknis. Berdasarkan sistem klasifikasi tanah, maka terdapat 2 sistem klasifikasi tanah yaitu sistem

klasifikasi tanah tinjau dan sistem klasifikasi tanah eksplorasi. Berdasarkan Peta Sumberdaya

Tanah Eksplorasi Skala 1 : 1000.000 (Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, 2000),

Klasifikasi tanah yang berada di dalam wilayah KPHP Unit VII Bone Bolango terdiri dari

:

Klasifikasi tanah haplustepts haplustalfs dari bahan induk volkanik dengan

relief berbukit

Klasifikasi tanah haplustepts haplustalfs dari bahan induk volkanik dengan

relief Bergunung

Klasifikasi tanah haplustepts ustorthents dari bahan induk plutonik dengan

relief Berbukit

Klasifikasi tanah haplustepts ustorthents dari bahan induk plutonik dengan

relief Bergunung

Klasifikasi tanah haplusterts haplustalfs dari bahan induk Aluvium dengan

relief Datar

Klasifikasi tanah Endoaquepts sulfaquents dari bahan induk Aluvium dan

organik dengan relief Datar

Klasifikasi tanah haplustepts haplustalfs dari bahan induk Batu Gamping

dan organik dengan relief Berbukit.

Klasifikasi tanah haplustepts haplustalfs dari bahan induk Batu Gamping

dan organik dengan relief Berbukit.

Page 31: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

17

Klasifikasi tanah haplustepts haplustalfs dari bahan induk volkanik dengan

relief Berombak-bergelombang.

Berdasarkan peta tanah tinjau maka jenis tanah di KPHP Unit VII Bone Bolango

terdiri dari terdapat beberapa jenis tanah yaitu, andosel, latosol, grumosol, litosol dan

podzolik seperti yang tertera pada tabel berikut :

Tabel 3. Jenis tanah di KPHP Unit VII Bone Bolango

NO BLOKJENIS TANAH

JUMLAH ()Andosel Litosol Podsolic

1 BLOK INTI 3.287,71 442,29 3.730,00

2 BLOK PEMANFAATAN 919,55 11.275,16 12.194,71

3 BLOK PEMANFAATAN HHK-HA 1.023,87 1.023,87

4 BLOK PEMANFAATAN JASLING &HHBK

2.010,94 14.358,81 16.369,75

5 BLOK PEMBERDAYAANMASYARAKAT

161,45 49,32 2.035,35 2.246,12

6 BLOK PERLINDUNGAN 2,24 21,79 24,02

Grand Total 2.172,40 4.258,82 29.157,26 35.588,48Sumber: Peta Tanah Tinjau Pulau Sulawesi

Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing jenis tanah berdasarkan peta

tanah tinjau.

1. Tanah Andosel di KPHP Unit VII Bone Bolango diperkirakan luasnya ± 2.172,40

ha atau ± 6,10% dari luas daratan KPHP Unit VII Bone Bolango. Andisol terluas

terdapat di blok pemanfaatan jasa lingkungan dan HHBK seluas 2.008,29 ha

atau sekitar ± 92,45 % dari luas seluruh jenis tanah andisol di KPHP Unit VII

Bone Bolango. Tanah Andisol atau yang dulu dikenal sebagai tanah Andosol

adalah tanah yang berwarna hitam kelam, sangat porous, mengandung bahan

organik dan lempung tipe amorf, terutama alofan serta sedikit silika, alumina

atau hidroksida-besi. Ciri morfologi tanah ini adalah horizon A1 yang tebal

berwarna kelam, coklat sampai hitam, sangat porous, sangat gembur, tidak liat

(non-plastic), tidak lekat, struktur remah atau granuler, terasa berminyak

Page 32: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

18

(smeary) karena mengandung bahan organik antara 8% – 30% dengan pH 4,5

– 6, beralih tegas ke horizon B2 berwarna kuning sampai coklat tekstur sedang,

struktur gumpal mengandung bahan organik antara 2% – 8% dengan kapasitas

pengikat air tinggi, terasa seperti sabun (soapy) jika diremas, dan/atau beralih

tegas langsung ke horizon C berbentuk batang gibsit dari oksida Al atau Fe

degan bahan amorf terdiri atas plasma porous isotropik. Sifat mineraloginya

yaitu fraksi debu dan pasir halus berupa gelas vulkanik dengan mineral

feromagnesium, dan fraksi lempung sebagian besar alofan berkembang

mengandung halloy. Menurut Nursyamsi dan Suprihati (2005) Tanah Andisol

mengandung kaolonit dan kristobalit (oksida) dan mempunyai pH masam, Ca,

Mg, dan Kdd, kadar P, serta kejenuhan basa (KB) rendah, dan mempunyai

kapasitas tukar kation (KTK) tanah tinggi. Secara umum kondisi tanah seperti ini

merupakan tanah subur dan sangat cocok untuk pengembangan budidaya

tanaman, hanya saja luasannya yang sangat kecil yaitu hanya 6,10% menjadi

tantangan tersendiri untuk pengelola KPHP Unit VII Bone Bolango.

2. Tanah litosol merupakan jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan tanah yang

tidak begitu tebal. Penampangnya besar dan berbentuk kerikil, pasir atau batu-

batuan kecil, karena sedikit sekali mengalami perubahan struktur atau profil dari

batuan asal. Tanah litosol miskin unsur hara.Tanah Litosol terbentuk dari batuan

beku dari proses letusan gunung berapi dan sedimen keras yang proses

pelapukan kimia (dengan bantuan organisme hidup) dan fisikanya (dengan

bantuan sinar matahari dan hujan) belum sempurna. Sehingga struktur asal

batuan induknya masih terlihat. Oleh sebab itu pula, tanah litosol sering juga

disebut sebagai tanah yang paling muda, sehingga bahan induknya dangkal

(kurang dari 45 cm) dan seringkali tampak di permukaan tanah sebagai batuan

Page 33: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

19

padat yang padu. Jenis tanah ini belum lama mengalami pelapukan dan sama

sekali belum mengalami perkembangan. Jenis tanah ini banyak ditemukan di

lereng gunung dan pegunungan di seluruh Indonesia yang mengalami proses

erosi parah.Unsur hara yang terkandung dalam jenis tanah ini tidak begitu

banyak, kalau tidak bisa dibilang sangat sedikit. Sehingga jelas sekali, tanah

litosol tidak cocok untuk digunakan sebagai media pertanian. Luas jenis tanah

ini KPHP Unit VII Bone Bolango mencapai ± 4.258,82 atau± 11,67% dari

seluruh total jenis tanah tinjau di KPHP Unit VII Bone Bolango. Dibeberapa

tempat di Indonesia tanah litosol digunakan sebagai lokasi budidaya rumput

untuk keperluan pakan ternak

3. Jenis tanah Podsolik di KPHP Unit VII Bone Bolango adalah jenis tanah yang

dominan dengan luas 29.157,26 ha atau 81,93% dengan luasan terbesar

terdapat di blok pemanfatan jasa lingkungan dan HHBK yaitu 14.808,97 ha.

Jenis tanah podsolik ini merupakan jenis tanah yang kurang subur karena telah

mengalami pencucian lanjut. Dilihat dari tingkat kemasaman tanah maka tanah

podsolik merupakan tanah masam. Tanah podsolik merupakan tanah yang

memiliki tingkat kesuburan sedang. Tanahnya berwarna merah atau kekuning-

kuningan. Tanah podsolik mempunyai karakteristik tekstur yang lempung atau

berpasir dengan pH rendah serta memiliki kandungan unsur aluminum dan besi

yang tinggi.Karakteristik lain yang dapat ditemui pada tanah podsolik adalah

daya simpan unsur hara sangat rendah karena bersifat lempung yang

beraktivitas rendah, kejenuhan unsur basa seperti K, Ca, dan Mg, rendah

sehingga tidak memadai untuk tanaman semusim, kadar bahan-bahan organik

rendah dan hanya terdapat di permukaan tanah saja, dan penyimpanan air

sangat rendah sehingga mudah mengalami kekeringan.Tanah podsolik pada

Page 34: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

20

umumnya terletak pada daerah yang memiliki iklim basah dengan curah hujan

lebih dari 2500 mm per tahun dan banyak terdapat di daerah-daerah dengan

topografi pegunungan. Sebaran jenis tanah di KPHP Unit VII Bone Bolango

dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4. Peta Sebaran jenis tanah di KPHP unit VII Bone Bolango

4. Pembagian Blok Pengelolaan

Seperti yang telah diungkapkan dalam dokumen tata hutan, pembagian hutan ke

dalam blok-blok pengelolaan yang lebih kecil merupakan langkah awal kegiatan

pengusahaan hutan. Tujuan dari pembagian hutan tersebut adalah : 1) Memberikan

kepastian wilayah kerja, 2) Memudahkan inventarisasi sumber daya dan jenis kegiatan,

3)Memudahkan dalam hal perencanaan organisasi dan manajemen hutan Melalui

pembagian hutan suatu kelompok hutan dapat diatur pemungutan hasilnya dengan

tidak melampaui daya produksi hutan sehingga kesinambungan produksi dapat

terjamin. Pembagian hutan dalam unit pengelolaan terkecil tersebut dinamakan blok

Page 35: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

21

Pembentukan blok pengelolaan didasarkan pada SK perdirjen no 5/VII-WP3H

tahun 2012 dimana terdapat 2 utama yang menjadi dasar pembentukan blok yaitu

faktor biogeofisik dan sosial budaya. Faktor-faktor biogeofisik yang berpengaruh antara

lain tutupan lahan, potensi sumberdaya hutan, bentang alam, topografi dan ekosistem.

Faktor sosial budaya yang berpengaruh antara lain jumlah penduduk, mata

pencaharian, pemilikan lahan, jarak pemukiman, pola-pola pemanfaatan hutan oleh

masyarakat, keberadaan hutan adat dan lain sebagainya.

Berdasarkan hasil analisis spatial dengan beberapa pertimbangan peubah yang

mempengaruhi maka dihasilkan 6 blok pengelolaan. Pengelolaan hutan di KPHP Unit

VII Bone Bolango ini diharapkan bisa mendorong pengelolaan hutan menjadi lebih

efisien dan efektif dan yang terpenting adalah bisa mengakomodir seluruh kepentingan

semua pihak dalam pengelolaan hutan. Adapun blok tersebut adalah

Tabel 4. Pembagian Blok Pengelolaan di KPHP Unit VII Kabupaten Bone Bolango

No Blok Kelas Hutan ArahanKegiatan Lokasi Jumlah (Ha)

1 Blok Inti

Kelas Hutan NonProduksi UntukPerlindungan,Pengawetan tata Airserta Orologi

PerlindungandanPengawetanTata Air danOrologi

HL. G.Damar 3.730,00

2 Blok Pemanfaatan

Kelas Hutan Lindunguntuk PemanfaatanHHBK dan JasaLingkungan

PemanfaatanHHBK dan JasaLingkungan

HL. G.Damar,HL S.Bone dan 12.194,71Kelas Hutan Lindung

untuk PemanfaatanJasa Lingkungan

PemanfaatanJasaLingkungan

HLTaludaa

3 Blok PemanfaatanHHK-HA

Kelas HutanProduksi Hutan Alam

Pemanfaatanhasil hutan kayuhutan alam

HP. S.Bone danHPT S.Bone

1023,87

4 Blok PemanfaatanJasling & HHBK

Kelas HutanProduksi untukPemanfaatan HHBKdan Jasa Lingkungan

PemanfaatanHHBK dan JasaLingkungan

HPT. S.Bone 16369,75

5 Blok PemberdayaanMasyarakat

Kelas HutanProduksi Hutan Alam

PengusahaanHasil HutanKayu HutanAlam (HKM/HD)

HPT. G.Damardan HPTS. Bone

2246,12

Page 36: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

22

Kelas HutanProduksi HutanTanaman

PengusahaanHasil HutanKayu HutanTanaman (HTR)

HP.SungaiBone

6 Blok Perlindungan

Kelas Hutan NonProduksi UntukPerlindungan,Pengawetan tata Airserta Orologi

PerlindungandanPengawetanTata Air danOrologi

HPT S,Bone,HPT S.Kwandangdan HPTG. Damar

24,02

Grand Total 35.588,48Ket: HHK-HA (hasil hutan kayu hutan alam, HHBK (hasil hutan bukan kayu)

Gambar 5. Peta Pembagian blok di KPHP Unit VII Kabupaten Bone Bolango

5. Aksesibilitas

Berdasarkan letak geografis lokasi KPHP Unit VII Bone Bolango terdapat

dibagian utara dan selatan Kabupaten Bone Bolango. Aksesbilitas menuju lokasi KPHP

Unit VII Bone Bolango baik disebelah utara maupun selatan dapat ditempuh dengan

menggunakan sarana transportasi darat. Waktu tempuh terjauh menuju wilayah KPHP

Unit VII Bone Bolango dari Ibukota Provinsu Gorontalo adalah ± 3 jam. Sedangkan

waktu tempuh terdekat adalah 1 jam. Wilayah KPHP yang terjauh berada di Kecamatan

Bone Pantai sedangkan yang terdekat berada di Kecamatan Suwawa Timur. Untuk

Page 37: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

23

wilayah KPHP Unit VII Bone Bolango yang terletak disebelah selatan dapat di tempuh ±

2 – 3 jam dari ibukota Kabupaten Bone Bolango

6. Sejarah Kawasan Hutan KPHP Unit VII Bone Bolango

Sejarah kawasan wilayah KPHP Unit VII Bone Bolango dimulai dengan

ditetapkannya SK Menteri Kehutanan No 452/Kpts-II/1999 tentang penunjukkan

kawasan hutan Provinsi Sulawesi Utara. Saat itu wilayah Kabupaten Bone Bolango

menjadi bagian dari Provinsi Sulawesi Utara. Berdasarkan SK Menteri Kehutanan

tersebut luas total kawasan hutan di Kabupaten Bone Bolango mencapai 136.048,65

ha

Seiring dengan terbentuknya Provinsi Gorontalo, maka tahun 2010, pemerintah

pusat melalui Kementerian Kehutanan RI mengeluarkan SK Menteri Kehutanan No

325/Menhut-II/2010 tentang penunjukkan kawasan hutan di Provinsi Bone Bolango.

Surat keputusan ini sekaligus menggantikan SK Menhut No 452/Kpts-II/1999.

Berdasarkan SK. Menhut No. 325/Menhut-II/2010 tanggal 25 Mei 2010 luas kawasan

hutan di Kabupaten Bone Bolango mencapai seluas 140.493,19 ha dimana kawasan

hutan terluas adalah kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone seluas

104.904,72 ha seperti yang terlihat pada Tabel 5 dan Gambar 6 di bawah ini

Tabel 5. Luas Kawasan Hutan Berdasarkan Fungsinya di Kabupaten Bone Bolango

No FUNGSI LUAS (Ha) PROSENTASE

1 Hutan Konservasi 104.904,72 75,68

2 Hutan Lindung 15.924,71 11,33

3 Hutan Produksi Terbatas 18.827,3213,40

4 Hutan Produksi 836,45 0,59

5 Hutan Produksi Konversi -

Jumlah 140.493,19 100

Page 38: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

24

Sumber: SK Menteri Kehutanan No 325/Menhut-II/2010 tanggal 25 Mei 2010

Data pada Tabel 3, menunjukkan kawasan hutan di KPHP Unit VII Bone Bolango

hanya sebesar 34% dari seluruh total kawasan hutan di Kabupaten Bone Bolango.

Dalam kawasan KPH Bone Bolango, fungsi kawasan terbesar adalah hutan produksi

terbatas (HPT) yang luasnya mencapai 18.827,32 ha atau 13,40% dari total kawasan

hutan yang ada di Kabupaten Bone Bolango. Sedangkan kawasan hutan terkecil

adalah hutan produksi dengan luas 836,45 ha atau 0,59% dari total kawasan hutan di

Kabupaten Bone Bolango.

Gambar 6. Peta kawasan hutan di Kabupaten Bone Bolango

Dari total kawasan hutan seluas 140.493,19 ha, Kementerian Lingkungnan Hidup

telah menetapkan luas KPHP Unit VII Bone Bolango seluas 35.784 ha dan telah

ditetapkan pemerintah sebagai wilayah KPHP Unit VII Kabupaten Bone Bolango

berdasarkan SK Menteri Nomor 639/Menlhk-Setjen/2015 tentang tentang penetapan

lokasi fasilitasi pada 1 unit KPHP di Provinsi Gorontalo yang terletak di Kabupaten

Bone Bolango. Berdasarkan hasil analisis spatial dan review terhadap RTRW

Kabupaten Bone Bolango, terdapat perbedaan luasan KPHP Unit VII Bone Bolango

Page 39: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

25

antara SK Menteri LHK dengan data luasan kawasan hutan KPH sesuai RTRW Bone

Bolango. Luasan KPHP Unit VII Bone Bolango adalah 35.588,48 ha, dan berdasarkan

kesepakatan dalam penyusunan tata hutan luasan ini dijadikan sebagai luasan KPHP

Unit VII Bone Bolango seperti terlihat pada gambar berikut

Gambar 7. Peta penunjukkan kawasan hutan di KPHP Unit VII Kabupaten Bone Bolango

Beberapa perubahan penting dalam SK Menteri Kehutanan No 325/Menhut-

II/2010 adalah berkurangnya wilayah TN-BNW sebagai akibat dari dikeluarkannya

Desa Pinogu sebagai bagian dari kawasan TN-BNW seluas 2938,94 ha dan

berubahnya status TN-BNW menjadi kawasan HPT seluas 10.788,04 ha. Perubahan

status menjadi dari TN-BNW menjadi HPT karena review RTRWP. Perubahan juga

terjadi pada wilayah hutan lindung di Kecamatan Bulango Ulu menjadi wilayah areal

penggunaan lain (APL) seluas 142,98 ha.

Page 40: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

26

B. Potensi wilayah KPHP Unit VII Bone Bolango

1. Tutupan lahan

Berdasarkan kondisi ekosistem, tipe hutan di dalam wilayah KPHP Unit VII Bone

Bolango hutan dataran rendah. Tipe hutan ini sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim

tropis sehingga bisa dikatakan bahwa hutan di KPHP Unit VII Bone Bolango

merupakan hutan hujan tropis dimana memiliki ekosistem spesifik, yang hanya dapat

berdiri mantap dengan keterkaitan antara komponen penyusun sebagai kesatuan yang

utuh. Keterkaitan antara komponen penyusun ini memungkinkan bentuk struktur hutan

tertentu yang dapat memberikan fungsi tertentu seperti stabilitas ekonomi, produktivitas

biologis yang tinggi, siklus hidrologis dan fungsi lainnya.

Berdasarkan Laporan Penafsiran Satelit Citra Resolusi Sedang Provinsi

Gorontalo (citra tahun 2014), penutupan lahan di KPHP Unit VII Kabupaten Bone

Bolango didominasi oleh hutan primer dengan luas ± 19.201,04 Ha dari total luas

wilayah hutan di KPHP Unit VII Kabupaten Bone Bolango seluas ± 35.588,48 Ha. Tipe

hutan sekunder juga mempunyai luas kawasan yang cukup signifikan yang mencapai ±

9.173,63 ha. Disamping hutan lahan kering sekunder, pertanian lahan kering campur

semak memiliki luasan yang cukup besar di Kab. Bone Bolango yaitu seluas ± 3.157,72

Ha.

Hal ini mengindikasikan bahwa kegiatan perambahan juga masih berlangsung

di wilayah KPH. Jika diakumulasi dengan pertanian lahan kering campur semak,

pemukiman dan tanah terbuka maka total luasanya mencapai 4.103,54 ha

Tabel 6. Luasan Penutupan Lahan KPHP unit VII di Kabupaten Bone Bolango

NO Tipe Penutupan LahanFUNGSI KAWASAN JUMLAH

(HA)HL HP HPT1 Hutan Primer 2.826,63 395,68 15.978,73 19.201,042 Hutan Sekunder 7.771,03 257,75 1.144,86 9.173,633 Semak belukar 2.452,82 36,22 621,22 3.110,26

Page 41: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

27

4 Pemukiman 22,36 1,12 23,485 Tanah Terbuka 53,42 53,426 Pertanian lahan kering 481,95 16,21 370,76 868,92

7 Pertanian lahan keringcampur semak 2.369,92 130,59 657,21 3.157,72

Grand Total 15.924,71 836,45 18.827,32 35.588,48Sumber: Laporan Penafsiran Citra Satelit Resolusi Sedang Provinsi Gorontalo, 2014

2. Potensi Kayu dan Non Kayu

Hasil analisis citra digital mengindikasikan beberapa kawasan di KPHP Unit VII

Bone Bolango mempunyai potensi hutan primer. Indikasikan awal ini menginformasikan

bahwa KPHP Unit VII Bone Bolango mempunyai potensi kayu yang cukup besar.

Potensi kayu terbesar adalah jenis rimba campuran yang berada pada tutupan hutan

sekunder di hutan produksi terbatas, dimana potensinya mencapai 72.34 m3/ha untuk

diameter diatas 60 cm, sedangkan untuk kayu komersial satu mencapai 18.32 m3/ha.

Potensi kayu besar terdapat fungsi hutan produksi terbatas dengan tutupan hutan

primer seperti terlihat pada Tabel 5

Secara administrasi wilayah KPHP Unit VII Bone Bolango yang mempunyai

potensi kayu paling besar terdapat diwilayah pada wilayah bagian selatan atau wilayah

pantai selatan Kabupaten Bone Bolango yang meliputi Kecamatan Bone, Kecamatan

Bone Pantai dan Kecamatan Bone Raya.

Potensi tegakan mencakup jumlah pohon per hektar dan volume pohon per

hektar. Tahapan perhitungan potensi tegakan adalah sebagai berikut : 1) perhitungan

volume masing-masing pohon yang terdapat dalam setiap plot, 2) Volume pohon per

hektar diperoleh dari perbandingan antara jumlah volume semua pohon dalam tiap plot

dan luas plot. Berikut disajikan potensi pohon hasil pelaksanaan kegiatan inventarisasi

biogeofisik KPHP Unit VII Bone Bolango.

Page 42: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

28

Tabel 7. Pendugaan Potensi Kayu di hutan primer pada fungsi hutan produksi

No Kelompok Jenis dan Kelas Diameter Jumlah

1

Kelompok jenis Kayu indah 10.34

30-40 3.36

40-50 2.58

60 Up 4.40

2

Kelompok jenis Meranti/kelompok komersial satu 21.49

20-30 2.99

30-40 6.86

40-50 2.72

60 Up 8.92

3

Kelompok kayu Rimba Campuran/ kelompok Komersialdua 80.87

20-30 12.75

30-40 15.07

40-50 5.90

50-60 10.39

60 Up 36.76

Volume Rata - rata stratum HPT pada hutan priner 112.70

Sumber : Hasil Olah Data Primer Tahun 2015

Dari tabel di atas diketahui bahwa pendugaan potensi pohon terbesar terdapat

pada tutupan Hutan Sekunder (Hutan Lahan Kering Sekunder) dibandingkan Tutupan

Hutan Primer (Hutan Lahan Kering Primer). Karena pada tutupan Hutan Lahan Kering

Sekunder cenderung didominasi pohon dengan kelas diameter di atas 40 s.d 60-up

terutama pada kelompok kayu rimba campuran/komersil dua, sehingga potensinya

lebih besar dibandingkan dengan tutupan Hutan Lahan Kering Primer.

Tabel 8. Pendugaan Potensi Kayu di hutan sekunder pada fungsi HPT

No Kelompok Jenis dan Kelas Diameter HPT di Hutan Sekunder Jumlah

1

Kelompok jenis Kayu indah 23.36

20-30 1.14

30-40 3.17

40-50 3.09

50-60 1.77

Page 43: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

29

60 Up 14.19

2

Kelompok jenis Meranti/kelompok komersial satu 28.96

20-30 1.25

30-40 1.91

40-50 2.60

50-60 4.88

60 Up 18.32

3

Kelompok kayu Rimba Campuran/ kelompok Komersial dua 128.61

20-30 12.83

30-40 16.25

40-50 12.71

50-60 14.47

60 Up 72.34

Volume Rata - rata stratum HPT HS 180.93

Sumber: Hasil Olah Data Primer Tahun 2015

Dari tabel di atas diketahui bahwa potensi pohon terbesar terdapat pada Fungsi

Hutan Hutan Produksi Terbatas pada Kelompok Jenis Kayu Rimba

Campuran/Kelompok Komersil Dua dan potensi pohon terkecil terdapat pada

kelompok jenis Kayu Indah pada Fungsi Hutan Lindung.

Tabel 9. Pendugaan Potensi Pohon Diameter 60 UP di Fungsi Hutan Hutan Produksi

KLASIFIKASI JENIS POHONSTRATUM Grand

TotalH Primer H Sekunder

Kelompok jenis Kayu indah119.88 6.98 126.86

Kelompok jenis Meranti/kelompok komersial satu162.44 11.08 173.52

Kelompok kayu Rimba Campuran/ kelompokKomersial dua

609.69 49.67 659.35

Grand Total892.00 67.72 959.73

RATA RATA127.42 67.73 119.97

Sumber: Hasil Olah Data Primer Tahun 2015

Untuk potensi non kayu berupa aren dan rotan terdapat hampir diseluruh

kawasan pengelolaan KPHP Unit VII Bone Bolango. Hasil survey yang di lakukan oleh

Page 44: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

30

tim biogeofisik juga menemukan 12 jenis rotan antara lain rotan batang, bukutinggi,

duwunaki, merah, rumpun dan susu.

Berdasarkan hasil pengukuran lapangan inventarisasi biogeofisik KPHP Unit VII

Bone Bolango, disamping memiliki keanekaragaman flora berupa kayu juga memiliki

potensi hasil hutan bukan kayu berupa rotan. Berikut disajikan hasil hutan bukan kayu

hasil pelaksanaan inventarisasi Beogeofisik KPHP Unit VII Bone Bolango.

Tabel 10. Hasil Inventarisasi Biogeofisik KPHP Unit VII Bone Bolango berupa HHBK (Rotan)

No Jenis Rotan Jumlah Rotan <3m Jumlah Rotan > 3m

1 Rotan Batang 436 296

2 Rotan Bukutinggi 223 120

3 Rotan Duwunaki 1 -

4 Rotan Merah 2 -

5 Rotan Rumpun 2 -

6 Rotan Susu 41 30

7 Rotan Tapalo 1 -

8 Rotan Tohiti 182 137

9 Rotan Tolotio 8 -

10 Rotan Topalo 2 -

11 Rotan Umbul 56 23

12 Rotan Wumulo 3 -

Grand Total 957 606

Sumber: Hasil Olah Data Primer Tahun 2015

Sedangkan untuk potensi aren terdapat 7 kepala keluarga di Desa Longalo

Kecamatan Bulango Ulu yang memanfaatkan nira aren menjadi gula merah : dengan

asumsi rata – rata produksi gula merah 10 Kg/KK/hari maka setiap hari dapat

menghasilkan 70 Kg/Hari.

Page 45: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

31

3. Keberadaan Flora dan Fauna

Keanekaragaman flora dan fauna dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain;

iklim, jenis tanah, tinggi rendah permukaan bumi, dan pengaruh biotik (mahluk hidup).

Iklim memiliki pengaruh sangat besar dalam keberagaman flora dan fauna, dimana

daerah yang curah hujannya tinggi memiliki hutan yang lebat dan jenis tanaman lebih

bervariasi. Flora di Sulawesi umumnya dipengaruhi oleh iklim, secara umum tipe hutan

di Gorontalo berupa hutan hujan tropis.

Berdasarkan hasil survey, wawancara dengan masyarakat dan data sekunder,

keanekaragaman flora dan fauna masih bisa ditemukan pada wilayah - wilayah KPHP

Unit VII Bone Bolango dengan tutupan lahan hutan primer. Tutupan lahan hutan primer

dapat ditemukan di wilayah Kecamatan Suwawa Timur dan Suwawa Selatan.

Keberadaan flora fauna di KPH Bone Bolango didukung oleh masih terjaganya wilayah

edge antara hutan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone dengan kawasan hutan di

KPH Bone Bolango.

Hasil survei yang dilakukan bersama masyarakat menemukan beberapa flora dan

fauna termasuk dalam kategori sangat dilindungi berdasarkan IUCN dan CITES

Caryota mitis, Cycas rumphii, dan Livistonia rotundifolia atau daun woka (termasuk

dalam appendix II CITES); Macaranga crassistipulosa, Elmerillia ovalis,, Terminalia

celebica, Diospyros hebecarpa, (endemik Sulawesi); Dracontomelon dao dan

Palaquium obovatum atau pohon Nantu; serta Grammatophyllum speciosum (anggrek

raksasa)

Sedangkan untuk jenis fauna meliputi babirusa (Babyrousa babyrussa), anoa

(Bubalus depressicornis) (termasuk dalam appendix I CITES); monyet hitam sulawesi

(Macaca heckii), tarsius (Tarsius spectrum), kuskus sulawesi (Strigocuscus celebensis),

babi hutan sulawesi (endemik). Hasil survey yang di lakukan oleh tim biogeofisik juga

Page 46: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

32

menemukan 6 jenis rotan seperti rotan batang, bukutinggi, duwunaki, merah, rumpun

dan susu.

4. Potensi Jasa Lingkungan dan Wisata Alam

Salah satu potensi terbesar di wilayah KPHP Unit VII Bone Bolango adalah

besarnya potensi sumberdaya air. Salah satunya adalah potensi sumberdaya air yang

berada di DAS Bone dan sebagian DAS Bolango. Sebagian besar supply air di DAS

Bone dan DAS Bolango dimanfaatkan untuk pengairan sawah. Bahkan dampak

kemarau panjang yang melanda sebagian besar Provinsi Gorontalo yang

menyebabkan puso hampir tidak dirasakan oleh petani yang berada di dalam lingkup

DAS Bone. Potensi lain yang terdapat di KPHP Unit VII Bone Bolango adalah potensi

wisata alam, berupa kawasan pemandian air panas Lombongo, meskipun kawasan ini

lebih dekat dengan TN-BNW, namun pengelola KPHP Unit VII Bone Bolango dapat

memanfaatkannya sebagai entry point pengembangan ecotourism. Pemanfaatan yang

optimal terhadap potensi jasa lingkungan berupa air dan wisata alam di KPHP Unit VII

Bone Bolango bisa mempercepat proses kemandirian KPH. Pemanfaatan kawasan

untuk wisata juga dapat diterapkan pada rumah persembunyian Nani Wartabone dalam

melawan imperialisme. Nani Wartabone merupakan salah seorang pahlawan nasional.

Meskipun wilayahnya berada diperbatasan antara APL dan blok pemanfaatan jasa

lingkungan, namun wisata ini dapat dikembangkan menjadi wisata budaya yang

menunjang pengelolaan KPHP Unit VII Bone Bolango. Atraksi wisata lain yang dapat

dikembangkan adalah air terjun di Taludaa. Potensi pemanfaatan jasa lingkungan

lainnya yang dapat dikembangkan adalah pemanfaatan air. Saat ini baru terdapat 1

PLTMH yang memanfaatkan jasa lingkungan air yang terdapat di Taludaa. PLTMH ini

memanfaatkan air yang berasal dari kawasan hutan lindung. PLTM ini dioperasikan

oleh PT SEL.. Pemanfaatan air untuk kegiatan PLTMH ini memiliki potensi sebagai

Page 47: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

33

salah satu sumber pemasukan bagi KPHP Unit VII Kabupaten Bone Bolango.

Mekanisme yang dapat ditempuh dalam pengelolaan jasa lingkungan air adalah melalui

pembayaran jasa lingkungan (payment for environmental services). Hasil survei dan

informasi dari pihak terkait menyebutkan bahwa dibeberapa lokasi ditemukan beberapa

sumber mata air yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai salah satu model

pemanfaatan jasa lingkungan air seperti disekitar hutan lindung Kecamatan Bulango

Ulu dan Bulango Utara atau masuk dalam blok pemanfaatan jasa lingkungan dan

Pengembangan PLTMH memiliki nilai strategis, mengingat saat ini kebutuhan

listrik di Provinsi Gorontalo masih mengalami defisit terutama pada jam beban puncak.

Penyediaan energi yang memadai serta ramah lingkungan merupakan salah satu

persyaratan untuk pembangunan sosial ekonomi yang berkelanjutan, akan tetapi

dengan pesatnya perkembangan/ kemajuan ekonomi dan pertumbuhan penduduk serta

tingginya tingkat konsumsi telah memperhadapkan Indonesia dengan berbagai

permasalahan energi yang semakin meningkat. Kegiatan pemanfaatan sumberdaya air

di dalam kawasan KPH diarahkan pada :

1. Peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bone Bolango pada

umumnya dan masyarakat disekitar kawasan KPHP Unit VII Bone Bolango

2. Peningkatan pelayanan publik terutama pada penyediaan air bersih dan

penyediaan sumberdaya energi listrik yang ramah lingkungan bagi masyarakat

sekitar KPHP

3. Peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung pelayanan air

bersih dan energi listrik terbarukan yang berada di sekitar kawasan untuk

pendayagunaan jasa lingkungan;

4. Pengembangan ekonomi kerakyatan dengan melihat potensi pasar

pengembangan jasa lingkungan air baku

Page 48: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

34

C. Sosial Budaya dan Ekonomi Masyarakat

Masyarakat yang tinggal disekitar KPHP Unit VII Kabupaten Bone Bolango

berasal dari 2 etnis yang berbeda yakni etnis Gorontalo dan etnis Suwawa. Meskipun

dalam satu rumpun Gorontalo, namun terdapat perbedaan yang mencolok salah

satunya dari Bone Bolango. Bahkan berdasarkan hasil diskusi dengan beberapa tokoh

masyarakat mengatakan bahwa nenek moyang suku Gorontalo berasal dari Suwawa

tepatnya dari Desa Pinogu. Wilayah Pinogu merupakan desa tua dan telah berumur

ratusan tahun. Wilayah ini sudah ada jauh sebelum penunjukkan kawasan hutan tahun

1982 dan 1999. Pengaruh budaya dan adat istiadat terhadap kehidupan masyarakat

Bone Bolango disekitar kawasan hutan adalah sistem perladangan yang disebut

dengan ilengi atau agroforestry berbasis ilengi dengan tanaman dominan adalah

kelapa. Pengelolaan lahan dilakukan secara bergotong royong yang dikenal dengan

nama “huyula”. Sistem ini menerapkan sikap saling tolong menolong antara satu kepala

keluarga dengan kepala keluarga lainnya dalam mengelola lahan. Satu hal yang

menarik dari adat istiadat dalam pengelolaan ilengi adalah adanya ritual yang dilakukan

sebelum melakukan pembukaan lahan. Ritual tersebut antara lain dengan meminta

petuah kepada panggoba (ahli perbintangan tradisional) dalam menentukan musim

tanam. Etnis Bone Bolango yang tinggal disekitar kawasan KPHP Unit VII Kabupaten

Bone Bolango mempunyai kebiasaan untuk bermukim secara berkelompok dan

mengumpul dalam sebuah lingkungan kecil, bahkan pada kondisi asli tidak memiliki

batas yang jelas antara satu rumah dengan rumah yang lainnya. Hal ini akan semakin

kelihatan dengan jelas apabila yang bermukim tersebut masih memiliki ikatan keluarga

yang erat, sehingga kadangkala akan terbentuk kelompok-kelompok masyarakat yang

tidak berbeda karena hubungan tali persaudaraan/ kekeluargaan tersebut.

Page 49: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

35

Tingkat pendidikan masyarakat yang tinggal disekitar kawasan KPHP bervariasi

yaitu dari SD sampai dengan perguruan tinggi. Tapi umumnya tingkat pendidikan

masyarakatnya adalah tamatan sekolah dasar. Kegiatan ekonomi masyarakat terbagi

menjadi 2 (dua), yaitu kegiatan usahatani dan non usahatani. Kegiatan usahatani

berupa kebun jagung dan ladang kakao, padi, sayur-sayuran sedangkan non usahatani

yaitu sebagai peternak, penarik rotan, dan pengrajin gula aren. Petani yang tinggal di

sekitar kawasan KPHP unit VII Bone Bolango melakukan kegiatan pertanian umumnya

untuk memenuhi kebutuhan sendiri (subsisten). Namun ada pola yang menarik, hasil

riset yang pernah dilakukan oleh EGSLP-CIDA Canada tahun 2014, menyebutkan

bahwa terdapat kecenderungan masyarakat mulai meninggalkan kebun untuk beralih

menjadi pekerja tambang (PETI) karena penghasilan dari tambang lebih besar dari

membuka lahan dan bercocok tanam. Salah satu hasil usaha kehutanan yang bisa

dipasarkan keluar adalah kayu jati, rotan, gula aren. Sedangkan untuk tanaman pangan

umumnya untuk kebutuhan sendiri. Pemasaran kayu jati dilakukan sendiri oleh pemilik

lahan dengan pedagang perantara sebelum dikirim ke Pulau Jawa. Sedangkan untuk

rotan dan gula aren umumnya dipasok pada IKM rotan dan pasar-pasar tradisional.

Kelembagaan yang terdapat diwilayah KPHP Unit VII Bone Bolango umumnya

telah ada namun kurang dioptimalkan. Masyarakat umumnya hanya terlibat pada

organisasi yang sifatnya non formal seperti arisan duka dan majelis taklim. Organisasi

seperti Karang Taruna, BPD belum dimanfaatkan secara maksimal. Adapun beberapa

kecamatan yang terdapat dalam wilayah

Tabel 11. Kecamatan dan Desa dalam wilayah KPHP Unit VII Bone Bolango

No Kecamatan Luas (Ha) Persentase Jumlah Desa

1 Bone 1051,64 2,96 52 Bone Pantai 4048,25 11,38 53 Bone Raya 4236,68 11,90 74 Botu Pingge 619 1,74 75 Bulango Ulu 4831,48 13,58 3

Page 50: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

36

6 Bulango Utara 2711,06 7,62 17 Bulawa 4838,34 13,60 68 Kabila Bone 1936,99 5,44 89 Pinogu 2811,34 7,90 110 Suwawa Selatan 3120,22 8,77 811 Suwawa Timur 5383,49 15,13 3

Jumlah 35.588,48 100 54Sumber: Data primer, 2015

Desa lokasi inventarisasi sosial budaya masyarakat di dalam/sekitar lokasi

KPHP Unit VII Kab. Bone Bolango berdasarkan sejarahnya, 6 (enam) desa

merupakan desa hasil pemekaran, yaitu Desa Bilolantunga, Desa Pelita Hijau,

DesaMamungga Timur, Desa Mootayu,Desa Bondauna dan Desa Tulabolo Barat;serta

2(dua) desa merupakan desa definitif sejak awal berdirinya, yaitu Desa Longalo, dan

Desa Olele.Pada desa lokasi inventarisasi, sejarah asal – usul desa menunjukkan

bahwa pemekaran wilayah administrasi tidak mempengaruhi meningkatnya kebutuhan

lahan masyarakat. Sedangkan desa yang sejak awal berdirinya berupa desa definitif,

pembukaan lahan baru pada umumnya merupakan perluasan dari lahan

sebelumnya.Secara biofisik, desa lokasi inventarisasi terdiri dari bentang lahan

beragam, berupa dataran, lereng/punggung bukit, serta berada di daerah pantai.

Sejarah, Penguasaanlahan dan demografi desa lokasi inventarisasi secara rinci dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 12. Sejarah Desa, Penguasaan Lahan dan Demografi Desa

No Desa Sejarah PenguasaanLahan

Demografi(Data Desa) Ket

1. Mootayu PemekaranDesaTombulilato(2005)

Membuka lahanhutan ,luas ½ - 2 ha

Jmlh Pend.: 517 JiwaJmlh KK : 144 KKTgkt Pend. mayoritas :Tidak tamat SD

Dusun Tigaberada diAPL

2. MamunggaTimur

PemekaranDesaMamungaa(2006)

MembukaLahan hutan(1990)luas ½ - 1 ha

Jmlh Pend. : 854 JiwaJmlh KK : 228 KKTgkt Pend. mayoritas :Tamat SD

HPT

3. PelitaHijau

PemekaranDesaBilungala(2008)

Membuka lahanhutanluas 1 – 2 Ha,

Jmlh Pend. :684JiwaJmlh KK : 178KKTgkt Pend. mayoritas :Tamat SD

DusunPoobaberada diHPT

4. Bilolantunga

PemekaranDesa

Jmlh Pend. :818 JiwaJmlh KK : 208KK

HutanProduksi

Page 51: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

37

Monano(2003)

Tgkt Pend mayoritas :Tamat SD

sebagianbesarkebunmasyarakatberada diAPL

5. Bondauna

PemekaranDesaBonedaa(2004)

Jmlh Pend : 817JiwaJmlh KK : 197KKTgkt Pend mayoritas:Tamat SD

DusunEmpatberada diHPT

6. Olele Desadefinitifsejak awalberdiri)

Membuka hutan(1980 – 2010);luas 1 – 2 Ha

Jmlh Pend : 1001JiwaJmlh KK : 283KKTgkt Pend mayoritas :Tidak tamat SD

7. TulaboloBarat

PemekaranDesaTulaboloInduk(2008)

Jmlh Pend : 462 JiwaJmlh KK : 129KKTgkt Pend mayoritas :Tamat SD

HPT

8. Longalo Desadefinitifsejak awalberdiri)

Membuka lahanhutan (1975 –2012);luas ½ - 3 Ha

Jmlh Pend : 951JiwaJmlh KK : 263KKTgkt Pend mayoritas :Tidak tamat SD

Kebunwargaberada diHL

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2015

Persepsi dan pengetahuan masyarakat di setiap desa lokasi inventarisasi

mengenai kawasan hutan, hak dalam kawasan hutan, manfaat serta dampak kegiatan

masyarakat dalam kawasan hutan pada umumnya masih kurang, sehingga dibutuhkan

penyuluhan/sosialisasi khususnya mengenai kawasan hutan, tata batas, serta kegiatan-

kegiatan yang dapat dilakukan masyarakat dalam kawasan hutan. Berikut tabel

persepsi dan pengetahuan masyarakat di desa lokasi inventarisasi mengenai manfaat

hutan serta pengetahuan mengenai kawasan hutan.

Tabel 13. Persepsi dan Pengetahuan Masyarakat tentang Hutan

No. DesaPengetahuan

Tentang BatasDesa

Pengetahuan mengenaibatas desa DgnKawasan

Pengetahuan mengenaiKondisi Hutan Sekitar

Tempat Tinggal

1. Mootayu Tahu(diketahui87% responden)

Ada, Dari Plang(diketahui 47 %

responden)

Baik (87 %respondenmenyatakan baik)

2. MamunggaTimur

Tahu(diketahui 67% responden)

Ada, Dari orangsekitar

(diketahui 40 %responden)

Baik (93 % respondenmenyatakan baik)

3. Pelita Hijau Tidak Tahu(diketahui 89%

Tidak mengetahui80 % responden)

Baik(100 % responden

Page 52: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

38

responden) menyatakan baik)

4. Bilolantunga Tahu(diketahui60% responden)

Ada,(diketahui 33%

responden))

Baik(100 % respondenmenyatakan baik)

5. BondaunaTidak Tahu

(diketahui 73%responden)

Tidak mengetahui67 % responden

Baik(100 % respondenmenyatakan baik)

6. Olele Tahu(diketahui87% responden)

Tidak mengetahui40 % responden

Baik(67 % respondenmenyatakan baik)

7. TulaboloBarat

Tahu(diketahui67% responden)

Ada, Dari PetugasKehutanan

(diketahui 73 %responden)

Baik(100 % respondenmenyatakan baik)

8. Longalo Tahu(diketahui100% responden

Ada,(diketahui 93 %

responden))

Baik(93 % respondenmenyatakan baik)

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2015

Pola penguasaan lahan pada sebagian besar desa lokasi inventarisasi adalah

berupa warisan orang tua, membeli dan membuka lahan di hutan dengan luas

bervariasi. Adanya pembukaan lahan di hutan hingga luasan yang cukup besar

merupakan indikasi kekurangan lahan olahan bagi masyarakat.

Kegiatan ekonomi masyarakat di desa lokasi inventarisasi mayoritas bermata

pencaharian utama sebagai petani, dengan mata pencaharian penunjang yang terkait

dengan hutan antaralain pembuat gula aren, pencari “bulu” (bambu), pencari rotan.

Pendapatan dari aneka usaha tani bagi sebagian responden bernilai negatif (minus),

karena pada umumnya petani tidak mempunyai modal usaha sehingga mereka

mendapatkan pinjaman modal dari tengkulak yang biasanya berupa bibit, pupuk dan

obat-obatan dengan harga tinggi, lalu hasil panen mereka dibeli tengkulak dengan

harga rendah, sehingga sistem tersebut cukup merugikan petani karena petani tidak

memiliki daya tawar rendah.Sedangkan kegiatan ekonomi masyarakat yang dilakukan

di dalam/sekitar hutan pada umumnya hanya merupakan mata pencaharian penunjang

yang tidak memerlukan modal dan ketrampilan khusus. Di bawah ini merupakan tabel

Page 53: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

39

rincian mata pencaharian utama dan penunjang pada desa-desa lokasi inventarisasi,

sebagai gambaran kegiatan ekonomi masyarakat di desa lokasi inventarisasi.

Tabel 14. Kegiatan Ekonomi Masyarakat di Desa Lokasi Inventarisasi

No. Desa Mata pencaharianutama

Matapencaharian penunjang(yang terkait dengan hutan)

1. Mootayu

Petani (cabai,kacangtanah,pisang),Berkebun(cengkeh,kelapa,coklat,pala)

Pencari Rotan

2. Mamunga Timur Petani (cengkeh,jagung, cabai) Pencari rotan

3. Pelita Hijau

Petani (jagung,cabai,kacangtanah),Berkebun(kemiri,cengkeh)

Pencari daun woka, rotan,bambu

4. BilolantungaPetani (cabai,kacangtanah,),Berkebun(kemiri,cengkeh)

Pencari rotan, daun woka,Bambu

5. BondaunaPetani(jagung, kacangtanah,kedelai,cabai,)

Pencari Bambu,aren,daun woka

6. Olele Petani (jagung, cabai),Nelayan Tidak ada

7. Tulabolo Barat

Petani (jagung,cabai,kacanghijau,pisang) Pencari bambu

8. LongaloPetani(jagung, kacangtanah),Pembuat gulaaren

Ternak(sapi dan ayam),

Sumber : Pengolahan Data Inventarisasi, 2015.

D. Pemanfataan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan

Kondisi kawasan hutan di KPHP Unit VII Bone Bolango yang relatif masih lebih

baik dibandingkan dengan kawasan hutan di beberapa KPH di Provinsi Gorontalo, telah

membuat KPHP Unit VII Bone Bolango menyimpan banyak potensi seperti potensi

tambang, hasil hutan non kayu (rotan, aren, jasling air) dan kayu. Berdasarkan potensi

tersebut beberapa investor mencoba mengelola potensi tersebut. Beberapa

perusahaan multinasional seperti PT. Gorontalo Mineral telah memanfaatkan kawasan

KPHP Unit VII Bone Bolango sebagai wilayah IUP eskplorasi tambang emas seluas

19.667 ha hutan produksi terbatas dan hutan lindung. Izin penggunaan yang dimiliki

Page 54: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

40

oleh pihak PT. Gorontalo Mineral berdasarkan SK Menteri Kehutanan No 4160/Menhut-

VII/PKH/2013, tgl 18 Juli 2013. Izin usaha pertambangan PT. Gorontalo Mineral

pertama kali dikeluarkan pada tahun 1998 melalui izin kontrak karya berdasarkan

keputusan Presiden No B-53/Pres/1/1998 tanggal 19 Januari 1998. Saat itu kontrak

karya PT. Gorontalo Mineral berada pada kawasan konservasi (Taman Nasional

Bogani Nani Wartabone). Secara keseluruhan perusahaan tambang PT. Gorontalo

Mineral menguasai izin konsesi seluas 35.000 ha yang tersebar [ada wilayah HPT, HL,

APL dan TN-BNW. Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh pihak PT. Gorontalo

Mineral bahwa saat ini pihak PT Gorontalo Mineral akan merencanakan untuk

memasuki tahap IUP pada fase produksi. Berdasarkan PP No 23 tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara menyebutkan, jika

sebuah IUP eksplorasi akan memasuki tahap produksi pada tahun kedelapan maka

pihak pemegang IUP eksplorasi wajib melepaskan wilayah izin usaha pertambangan

tersebut dengan IUP maksimal yang dikuasai adalah 25.000 (pasal 75 ayat 1 huruf a).

Adapun izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan di KPHP unit VII Bone Bolango

dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 15. Izin penggunaan kawasan KPHP Unit VII Bone Bolango

No Bentukpengelolaan

NamaPemegang

IzinAspek legal Keterangan

1 Izin Pinjam PakaiKawasan Hutan(IPKH )

PT GorontaloMineral

SK. 4160/Menhut-VII/PKH/2013, tgl 18Juli 2013

Kegiatan Perpanjanganizin pinjam pakai untukkegiatan eksplorasi emasdan mineral pengkutnyaatas nama PT. GorontaloMineral seluas 19.667 hapada kawasan HPT danHL di Kabupaten BoneBolango.

2 Iizin UsahaPertambangan(IUP)

PT. CelebesBone Mineral

SK.240/KEP/BUP.BB/114/ 2013 9Februari 2013

Kegiatan eksplorasibahan galian TembagaDMP pada kawasan HL

Page 55: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

41

dan HPT luas 13.195 ha

3 Pemanfaatankawasan (jasalingkunganair/PLTMH)

PT. SumberEnergi Lestari(SEL)

SK.633/Menhut-II/2010 15November 2010

Pembangunan PLTMH diDesa Ilohu’ua KecamatanBone seluas 41 ha

Sumber : Dishuttam Kabupaten Bone Bolango, 2015

Izin penggunaan lain adalah PT. Celebes Bone Mineral yang menggunakan kawasan

HPT dan HL untuk kegiatan eksplorasi tembaga seluas 13.195 ha. Namun hingga saat

ini perusahaan ini belum mengajukan izin pinjam pakai kepada Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Disamping izin penggunaan kawasan, wilayah

KPHP Unit VII Bone Bolango juga terdapat izin pemanfaatan seperti izin pemanfaatan

HTR, izin pemanfaatan jasa lingkungan berupa air dan izin pemanfaatan HHBK berupa

rotan.

Tabel 16. Izin pemanfaatan kawasan KPHP Unit VII Bone Bolango

No Bentuk pengelolaan NamaPemegang Izin Aspek legal Keterangan

1 Pemanfaatan getahpinus

Djafar Mancu SKKadishuttambenNo /522/DHT.3/IP-HHBK/04/III/2015

Lokasi pemanfaatandi kawasan HL/HPTKecamatan SuwawaSelatan. Izin berlakusampai 27 Oktober2015

2 Pemanfaatan getahpinus

Pulu Rauf SKKadishuttambenNo /522/DHT.3/IP-HHBK/06/V/2015

Lokasi pemanfaatandi kawasan HLKecamatan Tapa.Izin berlaku s/d 18Nopember 2015

3 Pemanfaatan HutanTanaman Rakyat(HTR)

PencadanganHTR

SK.42/Menhut-II/2010

PAK HTR seluas116 ha

4 Pemanfaatan HutanDesa (HD)

Kasim W.Samulu

SK.838/Menhut-II/2013

Telah diverifikasiseluas 160 ha didesa OluhutaKecamatan KabilaBone

Sumber: Dishuttam Kabupaten Bone Bolango, 2015

Dengan demikian di wilayah KPHP Unit VII Bone Bolango telah terdapat 5 izin

pemanfaatan dan 2 izin pinjam pakai pertambangan. Diharapkan keberadaan

Page 56: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

42

pemegang izin di KPHP Unit VII Bone Bolango dapat bersinergi dan tumbuh bersama

menuju KPHP Kabupaten Bone Bolango yang mandiri.

E. Posisi KPHP dalam Perspektif RTRW Bone Bolango

Kabupaten Bone Bolango telah mensahkan RTRW Kabupaten Bone Bolango

berdasarkan Perda No 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Kabupaten Bone

Bolango Tahun 2011-2031. Hasil sinkronisasi RTRWK tahun 2012 menyebutkan bahwa

posisi strategi KPHP Unit VII Bone Bolango adalah sebagai wilayah perlindungan,

sebagai wilayah budidaya dan wilayah strategis. Kawasan lindung yang termasuk

dalam wilayah KPHP Unit VII Bone Bolango adalah Hutan lindung, kawasan yang

memberikan perlindungan di bawahnya, kawasan perlindungan setempat. Kawasan

lindung pada hutan lindung yang telah ditetapkan dalam RTRW seluas 15.924,71 ha.

Sedangkan wilayah budidaya adalah kawasan hutan produksi seluas 19.663,77 ha

yang terdiri dari HP 836.45 ha dan HPT 18.827,77 ha. Adapun kawasan strategis telah

ditetapkan pada wilayah air terjun Ilohu’uwa di wilayah Kecamatan Bone. Dalam blok

pengelolaan KPHP Unit VII Bone Bolango wilayah ini telah ditetapkan sebagai blok

pemanfaatan jasa lingkungan dan HHBK. Berdasarkan luasan tersebut maka pola

pengembangan blok pemanfaatan KPHP Unit VII Kabupaten Bone Bolango telah

sesuai dengan RTRW Kabupaten Bone Bolango. Sehingga perencanaan,

pembangunan, pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya hutan di wilayah KPHP

Unit VII Kabupaten Bone Bolango tidak bertentangan dengan RTRW

F. Isu strategis, kendala dan permasalahan KPHP Unit VII Bone Bolango

1. Isu strategis KPHP Unit VII Bone Bolango

Isu strategis merupakan seluruh potensi baik potensi yang bersifat positif maupun

potensi negatif yang dimiliki oleh KPHP Unit VII Bone Bolango. Seluruh potensi ini

diidentifikasi melalui serangkaian analisis dan wawancara dengan beberapa pihak.

Page 57: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

43

Potensi yang dimiliki inilah yang diprediksi akan mempengaruhi kinerja pengelolaan

KPHP Unit VII Bone Bolango. Berdasarkan hasil wawancara dengan stakeholder yang

berkepentingan dengan pengelolaan hutan di Kabupaten Bone Bolango maka terdapat

beberapa isu strategis yang perlu diperhatikan dalam implementasi Rencana

Pengelolaan Jangka Panjang KPHP Unit VII Bone Bolango yaitu

(1) Aktivitas pertambangan legal di dalam kawasan KPHP Unit VII Bone Bolango

Sampai dengan tahun 2015, terdapat 2 IUP pertambangan emas dan tembaga

yang saat ini beroperasi secara resmi di KPHP Unit VII Bone Bolango. Kedua

perusahaan tersebut adalah PT Gorontalo Mineral dan PT. Celebes Bone Mineral . PT

Gorontalo Mineral memegang IUP eksplorasi sesuai dengan SK Menhut No

4160/Menhut-VII/PKH/2013, tgl 18 Juli 2013 dengan luas 19.667 ha. Perusahaan

pertambangan kedua yang beroperasi adalah PT Celebes Bone Mineral yang

memegang IUP eksplorasi sesuai SK Bupati SK.240/KEP/BUP.BB/114/ 2013 9

Februari 2013 dengan luas 13.195 ha. Pengembangan pertambangan dikawasan

KPHP unit VII Bone Bolango sangat dilematis, disatu sisi pertambangan ini bisa

meningkatkan PAD dan menyerap tenaga kerja sedangkan disisi lain kegiatan ini dapat

mengakibatkan bencana ekologis. Pengelola KPH harus memiliki perhitungan ekonomi

yang valid dari kegiatan pertambangan ini. Perhitungan tersebut harus berdasarkan

perhitungan atas nilai ekonomi positif yaitu seberapa besar nilai PAD dan pendapatan

masyarakat yang meningkat dengan adanya aktivitas pertambangan tersebut. Disatu

sisi perhitungan negatif juga dibuat dengan cara menilai seberaoa besar nilai bencana

ekonomi yang ditimbulkan dari aktivitas pertambangan tersebut

(2) Aktivitas pertambangan illegal tanpa izin

Aktivitas PETI di wilayah KPHP unit VII Bone Bolango telah berlangsung sejak

lama. Dari sisi sejarah PETI yang berada di sekitar kawasan KPHP Unit VII Bone

Page 58: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

44

Bolango tidak terlepas dari sejarah pengelolaan pertambangan di Kabupaten

Gorontalo. Saat itu Kabupaten Bone Bolango menjadi bagian dari Kabupaten

Gorontalo. Aktivitas eksplorasi pertambangan dimulai sejak tahun 1971 sejak

Penandatanganan KK/ Kontrak Karya Gen II ke PT. Tropic Endeavour Ind/ TEI, dimiliki

oleh Endeavour Res NL. Saat itu kegiatan yang dilakukan hanyalah penyelidikan awal

kandungan tembaga di wilayah lengan Sulawesi Utara dengan luas 12.000 km2.

Kegiatan ini berlangsung sampa dengan tahun. Pada tahun 1988 pemerintah

memberikan izin kuasa pertambangan kepada PT ANTAM untuk melakukan

pengoboran di wilayah Motomboto Barat dan Tulabolo. Tahun 1991 seluruh izin

pertambangan yang tumpang tindih dengan rencana pembangunan Taman Nasional

Bogani Nani Wartabone ditutup. Seperti diketahui Penetapan Taman Nasional Bogani

Nani Wartabone dilakukan pada tahun 1992 sesuai dengan SK Menhut Menteri

Kehutanan, SK No. 731/Kpts-II/1992 dengan luas 287.115 hektar. Penutupan lokasi

bekas galian pertambangan inilah yang kemudian memicu masuknya warga untuk

melakukan aktivitas pertambangan hingga saat ini. Laporan Badan Lingkungan Hidup,

Riset dan Teknologi Informasi (Balihristi) Gorontalo tahun 2013 terdapat sekitar 7.000-

an penambang rakyat di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, yang terbesar

berada di titik bor 15 yang berada dalam kawasan HPT (sebelumnya adalah kawasan

TN-BNW). Kawasan HPT dimana aktivitas tambang berlangsung merupakan wilayah

KPHP unit VII Bone Bolango

(3) Tumpang tindih perizinan di KPHP Unit VII Bone Bolango

Sampai saat ini persoalan klasik tentang tumpang tindih antara pemanfaatan dan

penggunaan kawasan hutan masih sering terjadi di wilayah KPHP Unit VII Kabupaten

Bone Bolango. Sebagai contoh adanya tumpang tindih izin antara PT Gorontalo Mineral

dengan penetapan arel kerja (HTR) terutama di wilayah Desa Bondauna. Tumpang

Page 59: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

45

tindi juga terjadi antara PAK Hutan Desa di Desa Oluhuta dengan izin pinjam pakai PT.

Gorontalo Mineral. Meskipun tumpang tindih antara pemanfaatan dan penggunaan bisa

dimungkinkan namun dari beberapa catatan tentang konflik, kondisi tumpang tindih

antara izin pemanfaatan dan penggunaan hampir pasti akan menimbulkan konflik. Hal

ini terjadi karena masing-masing pihak mengklaim bahwa merekalah yang paling

berwenang melakukan pengelolaan pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan di

KPHP unit VII Bone Bolango. Konflik tumpang tindih lahan antara pengusaha

pertambangan dan kelompok HTR di KPHP Unit VII Bone Bolango harus dibicarakan

secara tuntas, intinya membangun komunikasi antara kedua belah pihak untuk mencari

jalan tengah penyelesaian yang berkeadilan mutlak harus dilakukan. Dalam hal ini,

perlu menjalin komunikasi secara intens dan konstruktif agar tercipta persepsi yang

sama diantara pihak-pihak yang terkait.

Untuk memediasi potensi konflik ini tidak terjadi, maka pemerintah Kabupaten

Bone Bolango turun tangan langsung mempertemukan pihak-pihak yang berpotensi

untuk berselisih, baik masyarakat pemegang izin HTR maupun pengusaha

pertambangan. Jika memang diperlukan, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral

(ESDM) dapat membantu memfasilitasi masyarakat pemegang izin HTR dengan pihak

pengusaha pertambangan

(4) Pengembangan sumber energi listrik baru dan terbarukan

Pengembangan sumber energi listrik baru dan terbarukan merupakan sebuah ide

untuk mengatasi krisis energi listrik di Provinsi Gorontalo. Berdasarkan realease yang

disampaikan oleh Pemerintah Provinsin Gorontalo, saat ini Provinsi Gorontalo

mengalami defisit listrik sebesar 70-80 MW. Beberapa pihak masih mempertanyakan

konsep pengembangan ini, karena kecilnya daya listrik yang dihasilkan misalnya oleh

sebuah minihidro. Namun dengan potensi yang dimiliki dengan banyaknya sumberdaya

Page 60: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

46

air di kawasan KPHP Unit VII Bone Bolango, beberapa PLTMH bisa dibangun untuk

membantu menutupi defisit. Saat telah dibangun beberapa PLTMH baik skala kecil

maupun maupun skala besar di KPHP Unit VII Bone Bolango. Potensi lain yang bisa

dikembangkan adalah pengembangan hutan bioenergi pada wilayah-wilayah blok

pemberdayaan masyarakat

Agar pengembangan PLTMH dan hutan bioenergi optimal, nantinya akan

dibangun dengan sistem pengelompokan (cluster). Di mana hutan energi berbasis bio

solar, akan dibangun di wilayah selatan agar lebih dekat dengan kilang-kilang minyak

milik Pertamina yang berada di kota Gorontalo. Sementara hutan energi berbasis

biomasa akan dibangun di dekat pembangkit listrik milik PLN. Untuk pengembangan

hutan bioenergi bisa menggunakan kaliandra, nyamplung dan lamtoro sebagai bahan

baku utamanya.

(5) Penerapan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah (PPK-

BLUD) pada KPHP Unit VII Bone Bolango

Pola Pengelolaan Keuangan BLUD, yang selanjutnya disingkat PPK-BLUD

adalah pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan

untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan

kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan

mencerdaskan kehidupan bangsa, sepagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan

keuangan daerah pada umumnya.

Jika melihat potensi yang dimiliki oleh KPHP unit VII Bone Bolango, maka sistem

pengelolaan keuangan di KPHP Unit VII Bone Bolango bisa mengikuti mekanisme PPK

BLUD. Dengan penerapan PPK-BLUD, diharapkan pengelola KPHP Unit VII Bone

Bolango dapat mengoptimalkan seluruh produk yang berasal dari kawasan hutan.

Page 61: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

47

Penerapan sistem PPK-BLUD juga bisa memaksimalkan dana-dana publik untuk

kepentingan pelayanan jasa disektor kehutanan.

(6) Kemiskinan masyarakat sekitar wilayah KPHP Unit VII Bone Bolango

Umumnya masyarakat disekitar kawasan hutan identik dengan kemiskinan

karena rendahnya pendapatan. Konsekuensi dari rendahnya pendapatan masyarakat

adalah sumber daya hutan cenderung semakin rusak, masyarakat semakin sulit

mengembangkan potensi diri, standar minimal kebutuhan masyarakat sulit terpenuhi,

dan pada akhirnya masyarakat kurang dapat berpartisipasi dalam program

pembangunan. Tingginya angka kemiskinan merupakan permasalahan klasik yang

marak dijumpai di negara dunia ketiga, termasuk Indonesia.

Meskipun berbagai upaya telah dan terus dilakukan dalam rangka memerangi

kemiskinan, namun kemiskinan hingga kini tetap menjadi masalah yang cukup rumit

untuk dipecahkan. Hal ini dapat memicu meningkatnya permasalahan sosial dan konflik

sosial, rendahnya posisi tawar masyarakat, masyarakat sangat tergantung pada

sumber daya hutan, semakin beratnya tekanan terhadap kelestarian hutan, dan

masyarakat semakin tidak berdaya untuk maju, sehingga dapat mengakibatkan

meningkatnya tindak kriminalitas dan tingginya ketergantungan masyarakat terhadap

bantuan pemerintah. Penting digarisbawahi bahwa himpitan kemiskinan masyarakat di

dalam dan sekitar kawasan hutan (dapat) menjadi salah satu faktor pendorong

tingginya laju pembalakan liar dan perambahan hutan. Data dari Kantor BPM

Kabupaten Bone Bolango menunjukkan terdapat 66 desa berada dalam kategori

tertinggal atau miskin dari total 152 desa. Jumlah ini tergolong tinggi dan akan menjadi

tantangan tersendiri bagi pengelola KPHP unit VII Bone Bolango. Sedangkan angka

kemiskinan di Kabupaten Bone Bolango masih tinggi yaitu sekitar 17%.

Page 62: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

48

(7) Lemahnya koordinasi

Kurangnya peran dan sinergitas diantara para pihak (stakeholder), baik sinergitas

antar sektor maupun antar tingkat pemerintahan mengakibatkan terjadinya tumpang

tindih dan/atau kesenjangan kegiatan sehingga tidak efektif dan efesien. Hal ini juga

berakibat pada sulitnya menciptakan komitmen bersama dalam mengembangkan

potensi sumberdaya hutan secara optimal yang bermuara pada kurang optimalnya

kegiatan pemberdayaaan masyarakat. Akhirnya, akibat dari kurangya peran dan

sinergitas diantara para pihak maka laju pemberdayaan masyarakat sektor kehutanan

menjadi lambat. Disamping itu isu kelembagaan lainnya yang masih membayangi

pengelolaan KPHP Unit VII Bone Bolango adalah, terjadinya gap antara kebijakan dan

pelaksanaan. Kesenjangan antara substansi kebijakan dan implementasi

mengakibatkan kurangnya kepercayaan masyarakat pada aparat pemerintah sehingga

program-program tidak bisa berjalan efektif. Selain itu masyarakat akan kecewa dan

apatis, yang berpotensi menimbulkan konflik sosial. Apabila gap antara kebijakan dan

pelaksanaan menganga lebar, maka jika terjadi kegagalan program maka

sesungguhnya masyarakatlah yang menjadi korban.

(8) Isu sumber daya manusia

Sampai dengan tahun 2015, PNS yang bekerja di Dinas Kehutanan

Pertambangan dan Energi berjumlah 52 orang dimana 32 orang atau 61% diantaranya

adalah sarjana. Jika melihat proporsi kawasan KPHP unit VII Bone Bolango seluas

35.588,48 ha, maka jumlah SDM yang tersedia masih jauh dari memadai. Sampai

dengan pertengahan tahun 2015 belum terdapat penambahan personil di KPHP Unit

VII Bone Bolango, sehingga praktis kepala KPH hanya bekerja secara mandiri.

Pada akhir 2015 Kepala Dinas Kehutanan Dan Pertambangan Kab. Bone

Bolango mengeluarkan Surat Keputusan Nomor : 522/DHT.3/BB/KEP/59/XI/2015

Page 63: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

49

tentang penempatan personil/staf pada KPHP Unit VII Bone Bolango. Hal ini dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 17. Data Personil/Staf KPHP Unit VII Bone Bolango

Kelembagaan yang Dimiliki Volume Satuan Keterangan

a. Kepala KPHP

b. Kepala Tata Usaha

c. Kepala Resort

d. Staf

1

1

4

6

Orang

Orang

Orang

Orang

SDM Pendukung

a. Tenaga Bakti Rimbawan 5 orang

Jumlah 17 Orang

Sumber : Data Personil KPHP Unit VII Bone Bolango, 2015

Meskipun memiliki tingkat pendidikan S1, namun secara skill kemampuan tenaga

teknis masih relatif rendah. Hal ini dibuktikan dengan hasil penilaian Pusat

Pengembangan SDM Kementerian Kehutanan yang melakukan survey tahun 2013

kepada tenaga teknis dilingkungan Dinas Kehiutanan Pertambangan dan Energi se

Provinsi Bone Bolango, maka kemampuan teknis dan pengetahuan dibidang kehutanan

pada staf Dinas Kehutanan dan Pertambangan Energi Kabupaten Bone Bolango masih

rendah

Kurangnya kemampuan (kuantitas dan kualitas) aparat pemerintah dalam

memfasilitasi proses perencanaan pembangunan kehutanan, berakibat: kegiatan

kegiatan pembangunan kurang berproses dengan baik, pencapaian tujuan dan sasaran

program kurang optimal, kegiatan usaha produktif masyarakat tidak berjalan lancar,

masyarakat tetap tidak berdaya, daya inovasi kurang, dan informasi ke masyarakat

bias. Selanjutnya, program pemberdayaan menjadi tidak terintegrasi dan berpotensi

terjadi penyimpangan yang bermuara pada rendahnya kualitas pelayanan.

Page 64: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

50

Dukungan tenaga teknis kehutanan juga masih sangat minim, tenaga sarjana

kehutanan yang mempunyai kualifikasi teknis dibidang kehutanan di Dinas Kehutanan

Pertambangan dan Energi, total tenaga teknis kehutanan yang bergelar sarjana hanya

berjumlah 12 orang atau sekitar 23%.

(9) Pencemaran lingkungan akibat PETI

Salah satu isu pencemaran yang hangat dibicarakan di Kabupaten Bone Bolango

adalah pencemaran merkuri akibat aktivitas PETI di hulu sungai Bone yang sebagian

kawasannya berada dalam wilayah kelola KPHP unit VII Bone Bolango. Hasil penelitian

Universitas Negeri Gorontalo pada tahun 2007 menunjukkan bahwa kualitas air limbah

penambangan tradisional atau biasa disebut juga PETI penambangan emas tanpa izin)

di Kecamatan Suwawa menunjukkan konsentrasi yeng relatif tinggi dan melebihi baku

mutu pertambangan Kep Men LH N0. 202 tahun 2004. Logam berat yang perlu

mendapat perhatian adalah logam merkuri (Hg), karena Suwawa. Hal ini menunjukkan

kualitas air limbahnya telah melebihi ambang batas baku mutu yang diperbolehkan.

Atas dasar inilah maka penelitian mengenai pengaruh penambangan emas rakyat ini

perlu dilakukan, baik secara spasial maupun temporal untuk mengetahui konsentrasi

merkuri di aliran Sungai Tulabolo, karena Sungai Tulabolo memberikan tambahan debit

airnya ke Sungai Bone. Jika sungai tersebut dibiarkan tercemar maka Sungai Bone

juga akan mengalami degradasi khususnya terhadap kualitas air dan tanah. Jarak

Sungai Mohutango dan Sungai Tulabolo dari lokasi penambangan tradisional ke

muaranya adalah 6,984 km dan 10,342 km. Jarak Sungai Mohutango ke muaranya

adalah 1.568 km. Jarak antara lokasi penambangan dan PDAM Kota Gorontalo 17 km

diukur pada Peta DAS Bone. Sungai-sungai ini memberi sumbangan debit terhadap

Sungai Bone sehingga penelitian ini sangat penting dilakukan baik bagi penduduk Kota

Gorontalo maupun Kabupaten Bone Bolango. Meskipun hasil penelitian terakhir

Page 65: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

51

membuktikan bahwa pencemaran merkuri ini belum memberikan dampak kepada

masyarakat hilir sesuai dengan temuan Lihawa et al (2012) namun KPHP unit VII Bone

Bolango harus mewaspadai isu strategis ini.

(10) Kerusakan sumber daya hutan

Isu penting yang berkaitan dengan sumber daya hutan adalah semakin luasnya

hutan yang rusak, besarnya tekanan terhadap sumber daya hutan dari sektor lain,

sumber daya hutan kurang memberikan manfaat sesuai dengan harapan masyarakat,

tingginya ketergantungan masyarakat terhadap sumber daya hutan, kurangnya

keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan pelestarian sumber daya hutan, kurangnya

kepedulian dan kemampuan multipihak dalam pelestarian sumber daya hutan, dan

rendahnya akseptabilitas terhadap eksistensi tata ruang kawasan hutan. Besarnya

tekanan terhadap sumber daya hutan dari sektor lain mengakibatkan kawasan hutan

banyak berubah status dan fungsi, semakin tingginya deforestasi, kesulitan dalam

menerapkan program kerja, semakin sulit memenuhi kebutuhan hasil hutan. Akhirnya

muara dari besarnya tekanan terhadap sumber daya hutan adalah terganggunya

ekosistem.

2. Kendala dan Permasalahan

Seperti halnya kawasan hutan lain di Indonesia, pengelola KPHP unit VII Bone

Bolango mempunyai beberapa tantangan terkait dengan permasalahan pengelolaan.

Umumnya permasalahan tersebut adalah masalah perilaku beberapa oknum

masyarakat yang melakukan pemanfaatan hutan tanpa mengindahlan kaidah-kaidah

pengelolaan hutan lestari. Permasalahan-permasalahan tersebut pada dasarnya

merupakan dampak dari upaya pembangunan ekonomi yang belum berpihak kepada

upaya pelestarian dan pemanfaatan kawasan hutan secara bekelanjutan dan dampak

dari populasi dan semakin tingginya kebutuhan manusia akan sumber daya alam

Page 66: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

52

hayati, lemahnya koordinasi di kalangan pemerintah serta masih lemahnya

kelembagaan KPHP unit VII Bone Bolango.

Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh KPHP unit VII Bone Bolango

diuraikan sebagai berikut :

1. Masih ditemukannya beberapa oknum masyarakat yang melakukan aksi

perambahan dengan tujuan menanami kawasan KPHP unit VII Bone Bolango

dengan tanaman berupa jagung yang bagi masyarakat, jagung sebagai salah

satu bahan makanan pokok. Tanaman lain yang ditemukan adalah Kemiri

(Aleurites moluccana) yang bagi masyarakat setempat merupakan komoditas

penunjang usaha ekonominya. Selain itu terdapat pula tanaman Jati (Tectona

grandis). Tanaman ini pada umumnya berada di dalam kawasan yang

sebelumnya berfungsi lindung dan produksi. Masyarakat di sekitar kawasan

mengakui tanaman kemiri dan jati tersebut sebagai milik mereka walaupun diakui

berada di dalam kawasan hutan. Karena klaim kepemilikan tersebut, kelompok-

kelompok masyarakat ini menuntut untuk dapat memanfaatkan hasilnya. Di

beberapa wilayah ditemukan juga kelompok masyarakat yang memanfaatkan

aren yang tumbuh liar di dalam kawasan hutan

2. Terkait dengan data dan informasi potensi kawasan yang masih terbatas, maka

perancangan blok pengelolaan kawasan KPHP unit VII Bone Bolango belum

sempurna. Untuk sementara waktu, pelaksanaan pengelolaan kawasan

didasarkan pada fungsi kawasan hutan sebelum penunjukan sebagai kawasan

KPHP unit VII Bone Bolango. Dengan demikian maka pelaksanaan pemanfaatan

kayu dan bukan kayu akan dilakukan pada wilayah-wilayah yang mempunyai

potensi kayu dan non kayu.

Page 67: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

53

3. Bentang alam kawasan KPHP unit VII Bone Bolango yang sebagian besar adalah

kawasan berbukit bukit menyebabkan sulitnya aksesibilitas ke dalam kawasan

untuk berbagai keperluan, terutama untuk identifikasi dan inventarisasi potensi

serta kondisi aktual kawasan. Penggunaan teknologi penginderaan jauh untuk

keperluan ini telah dilakukan namun belum dapat memberikan gambaran yang

detail tentang kondisi aktual kawasan. Untuk keperluan ini dibutuhkan

inventarisasi potensi yang mencakup kawasan yang luas.

4. Fenomena alam berupa daya tarik wisata sangat unik khas pulau Sulawesi atau

khas Bone Bolango belum semua dapat diekplorasi karena keterbatasan

sumberdaya.

5. Pengelolaan secara kolaboratif KPHP unit VII Bone Bolango belum sepenuhnya

berjalan dengan baik.

6. Kelembagaan KPHP unit VII Bone Bolango belum mapan. SDM yang ada masih

sangat terbatas, sarana dan prasarana pengelolaan juga demikian adanya. Selain

itu, struktur organisasi yang ada belum mampu mendukung kebutuhan

pengelolaan.

Page 68: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

54

VISI DAN MISI PENGELOLAANHUTAN

A. Visi

Visi merupakan suatu pernyataan ringkas yang mengambarkan cita-cita

organisasi yang berisi arahan, yang jelas dan apa yang akan diperbuat di masa yang

akan datang. Untuk mewujudkannya, dibutuhkan pengembangan misi yang akan

dijalani dalam tiap aktivitas pengelolaan. Visi yang dibangun oleh KPHP Unit VII Bone

Bolango tidak terlepas dari visi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Hal ini

dilakukan agar terjadi singkronisasi program kegiatan antara KPHP Unit VII Bone

Bolango dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Adapun visi dari

KPHP Unit VII Bone Bolango adalah

TERWUJUDNYA MANAJEMEN KPHP UNIT VII BONE BOLANGO YANG

TANGGUH MELALUI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN HUTAN

BERBASIS SOSIAL, EKONOMI DAN EKOLOGI

Visi tersebut diatas telah memenuhi kriteria sebuah visi yang baik yaitu imagible

(dapat di bayangkan), desirable (menarik), feasible (realities dan dapat dicapai),

focused (jelas), flexible (aspiratif dan responsif terhadap perubahan lingkungan),

communicable (mudah dipahami). Visi yang dibangun oleh KPHP Unit VII Bone

Bolango sebagaimana yang disampaikan sebelumnya, harus mampu mengangkat

organisasi KPH sebagai organisasi yang mandiri. Berdasarkan visi tersebut maka

terdapat 2 kata kunci dari visi tersebut. Kata kunci tersebut adalah

1. Unit manajemen yang tangguh

Unit manajemen yang tangguh adalah adalah organisasi KPHP unit VII Bone

Bolango harus mampu untuk menentukan arah pembangunan KPHP unit VII

BAB

3

Page 69: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

55

Bone Bolango yang lebih baik dengan memenuhi tuntutan kebutuhan dan

kemajuan daerah sehingga tidak memiliki ketergantungan berlebihan yang dapat

berakibat pada kerawanan sosial dan ekonomi, tetapi justru memiliki daya tahan

dan daya saing yang kuat terhadap gejolak sosial dan ekonomi.

Ukurannya dapat dilihat pada kemandirian KPHP unit VII Bone Bolango untuk

menjadi sebuah organisasi yang mampu membiayai sendiri kegiatannya tanpa

bergantung kepada pihak lain sehingga lebih fokus pada pengelolaan KPH dan

pemberdayaan masyarakat. Kemandirian harus bisa ditopang oleh tenaga-tenaga

KPHP unit VII Bone Bolango yang profesional yang mempunyai skill tinggi dalam

pengelolaan dan pemanfaatan kawasan hutan

2. Pengelolaan hutan berdasarkan prinsip sosial, ekonomi dan ekologi

Prinsip bahwa pengelolaan hutan harus didasarkan pada prinsip sosial ekonomi

dan ekologi didasarkan karena hutan mempunyai fungsi produksi, sosial dan

ekonomi. Fungsi produksi dilihat dari hutan mempunyai nilai ekonomi, seperti

kayu, rotan, gaharu dan sebagainya. Fungsi ekologi karena hutan sangat penting

untuk kelangsungan mahluk hidup manusia, hewan dan tumbuhan. Fungsi

ekologi tersebut diantaranya adalah menyerap karbondioksida sekaligus

menghasilkan oksigen bagi kehidupan, sumber air, pencegah erosi dan banjir,

habitat hewan, sumber keanekaragaman hayati, dan sebagainya. Hutan juga

mempunyai fungsi sosial karena hutan memberikan manfaat bagi masyarakat

diantaranya sumber pemenuhan kebutuhan dasar bagi masyarakat sekitar hutan

dan obat-obatan, sumber mata pencaharian, penelitian, dan sebagainya.

Kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu yang dilakukan oleh KPHP unit VII Bone

Bolango akan menyebabkan dampak terhadap ketiga fungsi tersebut baik itu

dampak positif maupun dampak negatif. Dengan demikian, pengelolaan hutan

Page 70: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

56

Di wilayah KPHP unit VII Bone Bolango seharusnya mencakup usaha-usaha

untuk meningkatkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif dari

pengelolan hutan sehingga fungsi hutan lestari

B. Misi

Dalam langkahnya untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, diperlukan

bentuk nyata implementasinya sebagai gambaran tentang tahapan pelaksanaan.

Dengan demikian, ditetapkan misi pengelolaan KPHP unit VII Bone Bolango sebagai

berikut :

1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

2. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam hutan dan ekosistemnya

berdasarkan prinsip kelestarian dan keadilan bagi seluruh pihak

3. Meningkatkan manfaat hasil hutan kayu melalui pengembangan Kelas

Perusahaan Hutan seluas 1023,87 Ha.

4. Meningkatkan manfaat hasil hutan bukan kayu melalui pengembangan Kelas

Perusahaan Hutan Alam Produksi seluas 1131,47 Ha.

5. Meningkatkan jasa lingkungan melalui pengembangan PLTMH dan

pemanfaatan air seluas 8951,96 Ha.

6. Meningkatkan kemantapan kawasan untuk upaya resolusi konflik penguasaan

lahan.

7. Meningkatkan pendapatan masyarakat melalui program kemitraan dengan

kelompok Tani Hutan HTR, HKm dan HD

8. Melaksanakan bisnis berbasis kehutanan dan menerapkan PPK BLUD.

Page 71: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

57

C. Tujuan Pengelolaan

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka pengelolaan KPHP unit VII Bone

Bolango mempunyai tujuan dalam pencapaian visi dan misi tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Pemantapan aspek kelembagaan ditujukan untuk mempersiapkan aparatur

pengelola dalam pelayanan publik, menyusun struktur, fungsi, wewenang, tugas

dan tanggung jawab serta tata hubungan yang efektif dan efisien dalam

optimalisasi pengelolaan KPHP unit VII Bone Bolango.

2. Pemantapan kerjasama dan kolaborasi antara KPHP unit VII Bone Bolango

dengan para pihak ditujukan untuk upaya peningkatan produktifitas sumber

daya hutan, memperbaiki kinerja, menciptakan daya saing, memperluas

jangkauan pelayanan serta meminimalisir terjadinya konflik.

3. Penataan kawasan ditujukan untuk memperoleh kepastian hukum dan

kejelasan status, menghindari sengketa yang bersumber dari tumpang tindihnya

perizinan dan areal kawasan disamping untuk menyediakan ruang bagi

masyarakat dalam melakukan berbagai kegiatan baik dalam rangka mendukung

program KPHP unit VII Bone Bolango maupun untuk mendukung peningkatan

kesejahteraan masyarakat.

4. Pemantapan perlindungan dan pengamanan ditujukan untuk menjaga fungsi

perlindunganan, pelestarian dan pengawetan keanekaragaman hayati beserta

ekosistemnya.

5. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan hutan.

Tujuan pengelolaan seperti yang disebutkan diatas belum di optimal jika KPHP

belum melihat adanya faktor internal (kekuatan, kelemahan) dan faktor eksternal

(peluang dan ancaman) dalam pengelolaan KPHP unit VII Bone Bolango. Untuk

Page 72: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

58

menganalisa ini, maka penggunaan analisis SWOT dianggap paling tepat. Analisis

SWOT. Berikut disajikan hasil analisis SWOT dalam pengelolaan KPHP Unit VII Bone

Bolango :

Tabel 18. Matriks SWOT pengelolaan KPHP unit VII Bone BolangoKekuatan (Strenght)

1. Potensi luas wilayah kelola/Lahan 35.588,48 ha yang terdiri dari blok inti seluas 3.730ha, blok pemanfaatan seluas 12.194,71 ha, blok pemanfaatan HHK HA seluas 1023,87ha, Blok pemanfaatan jasling dan HHBK seluas 16369,75 ha, blok pemberdayaan seluas2246,12 ha dan blok perlindungan seluas 24,02 ha

2. Potensi hasil hutan kayu hutan alam dengan diameter 60 cm mencapai 18,32 meterkubik/ha

3. Potensi HHBK (rotan dan aren) yang dikembangkan oleh masyarakar tinggi4. Potensi JASLING berupa air baku dan air terjun untuk keperluan pembangunan PLTMH5. Komitmen pemerintah daerah dalam membangun KPH di daerah.

Kelemahan (Weaknes)

1. Belum mantapnya kawasan hutan.2. Minimnya data dan informasi potensi wilayah kelola KPHP unit VII Bone Bolango3. Belum memadainya kuantitas dan kualitas SDM untuk mencapai visi dan missi KPH.4. Terbatasnya penganggaran untuk KPH..5. Belum lengkapnya SARPRAS Pengamanan dan Perlindungan Hutan.6. Belum adanya tenaga Penyidik PPNS.7. Belum adanya tata batas blok dan petak.8. KPHP Unit VII belum menerapkan PPK BLUD.9. Belum optimalnya kelembagaan masyarakat.10. Kurangnya sinergisitas pembangunan antar stakeholder.

Peluang (Opportunity)

1. Komitmen pemerintah pusat dan daerah dalam mewujudkan pengelolaan hutan lestaridalam bentuk suporting regulasi, kebijakan pendanaan.

2. Adanya Permenhut No. P.47/Menhut–II/2013 tentang Standar Kriteria pemanfaatanWilayah Tertentu.

3. Tingginya minat investasi dalam memanfaatkan potensi kawasan hutan terutama dalammemanfaatkan jasa lingkungan air

4. Banyaknya ragam investasi Produk barang dan Jasa dari KPHP unit VII Bone Bolangoantara lain. HHK, HHBK, JASLING, Carbon trade dan lainnya.

5. Tingginya partisipasi masyarakat/potensi pemberdayaan masyarakat dalam membangunhutan dan kehutanan melalui HTR, HKm dan kemitraan.

6. Adanya Isu pemanasan Global dan GRK

Ancaman (Threats)

1. Luasnya jumlah Lahan yang harus direhabilitasi mencapai 6.501,24 ha, dengan rincian;5.018,02 ha diluar izin sedangkan didalam izin mencapai 1.483,22 ha

2. Tingginya laju degradasi dan deforestasi.3. Maraknya pembalakan dan kegiatan ilegal loging.4. Maraknya aktivitas PETI di dalam kawasan hutan.5. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang peran dan fungsi hutan untuk kehidupan.6. Masih adanya Anggapan bahwa keberadaan/operasionalisasi KPHP unit VII Bone

Page 73: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

59

Bolango akan membebani APBD.

D. Pendekatan arah strategi pengelolaan KPHP Unit VII Bone Bolango

tahun 2016-2025

Berdasarkan hasil analisis seperti yang terungkap berdasarkan kenyataan yang

ada maka dalam pencapaian visi dan misi pengelolaan KPHP unit VII Bone Bolango

dibutuhkan beberapa pendekatan strategi untuk mencapai tujuan pengelolaan. Strategi-

strategi yang diterapkan merupakan kombinasi strategi dalam SWOT, adapaun

kombinasi strategi tersebut menghasilkan arah strategi pengelolaan KPHP unit VII

Bone Bolango yaitu

1. Peningkatan kualitas SDM dan sarana prasarana

Sumberdaya manusia dan sarana prasarana merupakan salah satu prasyarat

utama dalam pengembangan usaha di KPHP unit VII Bone Bolango. Penyiapan SDM

seharusnya dilakukan sejak awal. Pengembangan SDM dapat dilakukan dengan

mengirimkan beberapa tenaga pegawai KPHP unit VII Bone Bolango untuk

melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, melakukan program magang pada wilayah

KPH lain yang telah maju dan mengikuti pelatihan. Pengiriman SDM seyogyanya

dilakukan berdasarkan kebutuhan KPHP unit VII Bone Bolango.

Pengembangan SDM harus dibarengi dengan peningkatan Sapras, sehingga

SDM yang telah selesai mengikuti pendidikan sudah bisa menggunakan sarana dan

prasarana tersebut untuk mempercepat proses kemandirian KPHP unit VII Bone

Bolango.

Page 74: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

60

Tabel 19. Kebutuhan SDM KPHP Unit VII Bone Bolango

No. Keahlian/Keterampilan Tingkat Pendidikan JumlahTahun

Perekrutan

1 GIS S1/D3 2 2016

2 Polhut S1/D3/SMA 7 2016 - 2021

3 PEHS1/D3/SMK

Kehutanan2 2016

4 Penyuluh Kehutanan S1/D3 4 2016 - 2017

Sumber : Data KPHP Unit VII Bone Bolango, 2015

2. Managemen Kolaborasi

Kerjasama pengelolaan para pihak akan mengatur dan berbagi peran dari

masing-masing pihak dalam pengelolaan bersama. Peran beberapa pihak tersebut

harus bersinergi dalam memperkuat program yang ada, mulai dari perencanaan,

implementasi, monitoring dan evaluasi dapat dilakukan bersama-sama, sehingga hasil

yang diharapkan dapat maksimal dan bermanfaat bagi pencapaian tujuan bersama.

Mengelola KPH tidak hanya dilakukan oleh unit pengelola saja, namun perlu

melibatkan berbagai pihak. Keterlibatan antar pihak dapat diwujudkan dengan

memperkuat sinergisitas program para pihak. Pemerintah daerah memiliki program-

program pembangunan di wilayah administratifnya, seharusnya bersinergi dan dapat

dikerjasamakan dengan KPHP unit VII Bone Bolango. Dalam penyusunan program

pemerintah daerah mulai dari musyawarah perencanaan pembangunan di desa sampai

pembahasan di kabupaten sudah terintegrasi dalam program yang sama dengan

program KPHP unit VII Bone Bolango. Untuk memperkuat dan sinergisitas program

dengan pihak lain seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), perusahaan maupun

investor harus disesuaikan dengan rencana dan tujuan KPHP unit VII Bone Bolango,

mulai dari perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi.

Page 75: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

61

3. Percepatan pengukuhan dan sosialisasi batas kawasan

Kegiatan tata batas menjadi penting untuk menjamin kepastian kawasan. Panjang

batas blok pengelolaan yang di tata batas adalah 50,71 km.

Tabel 20. Rencana Kegiatan Tata Batas dan SosialisasiNo Jenis Kegiatan Volume Tahun Pelaksanaan

1 Tata batas blok 50,71 Km 2016-2021

2 Tata batas luar Sdh penetapan

3 Tata batas fungsi Sdh Penetapan

4 sosialisasi 4 lokasi/thn 2016-2019

4. Perlindungan dan Pengamanan Kawasan Bersama

Perlindungan dan pengamanan ditujukan untuk menjaga keutuhan fungsi

kawasan, keragaman hayati beserta ekosistemnya, menjaga agar kawasan terbebas

dari perambahan, perusakan dan gangguan baik langsung maupun tidak langsung.

Dalam memperkuat perlindungan dan pengamanan kawasan diperlukan strategi-

strategi yang melibatkan peran serta semua pihak berdasarkan kewenangan yang

dimiliki masing-masing pihak, baik di internal KPHP unit VII Bone Bolango maupun

pihak-pihak eksternal seperti Kepolisian, pihak swasta yang bekerja di sekitar KPHP

unit VII Bone Bolango dan masyarakat. Selain memperkuat pengamanan bersama,

diperlukan juga partisipasi masyarakat yang berada di sekitar kawasan, partisipasi ini

dapat diperkuat dengan membangun pengamanan swakarsa masyarakat yang berada

di sekitar kawasan.

5. Pengembangan blok pemberdayaan masyarakat

Pengembangan blok pemberdayaan masyarakat merupakan bentuk pemberian

akses kepada masyarakat. Blok pemberdayaan masyarakat haruslah didukung oleh

sistem pengelolaan yang didasarkan kebutuhan dan permasalahan yang ada di

Page 76: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

62

masyarakat. Blok pemberdayaan dibangun untuk mengurangi tekanan dan interkasi

yang besar terhadap kawasan. Pemberdayaan ini dapat berupa pengembangan

ekonomi, budaya, wisata, kesadartahuan mengenai lingkungan dan lain-lain, yang

diadopsi dan diadaptasi dari potensi dan kekuatan yang ada di masyarakat.

Tabel 21. Rencana Pengembangan Blok PemberdayaanNo Jenis Pemberdayaan Luas Jumlah Kelompok Tahun Pelalaksanaan

1 HTR 400 ha 4 kelompok 2016-2026

2 HKM 500 ha 2 kelompok 2016-2021

3 HD 160 ha 2 kelompok 2016-2021

6. Pengembangan Wilayah tertentu

Wilayah pengembangan tertentu adalah wilayah yang dimanfaatkan oleh KPHP

unit VII Bone Bolango sebagai wilayah “bisnis KPH”. Wilayah ini akan diusahakan oleh

pengelola KPHP unit VII Bone Bolango sebagai sumber penghasilan KPH. Pengelola

KPHP unit VII Kabupaten Bone Bolango harus benar-benar fokus dalam

mengembangkan usaha di wilayah tertentu. Salah satu yang paling awal dilakukan

adalah melaksanakan inventarisasi secara menyeluruh tentang potensi yang ada,

sehingga pihak pengelola KPHP unit VII Kabupaten Bone Bolango dapat menentukan

langkah-langkah strategis dalam mengembangkan usaha termasuk dalam menentukan

skala prioritas usaha.

E. Kebijakan Pengembangan KPHP unit VII Bone Bolango tahun 2016-2025

Keberhasilan pembangunan KPHP unit VII Bone Bolango selama 10 tahun yang

akan datang (2016-2025) akan sangat ditentukan oleh kebijakan pemerintah daerah

dan dukungan pemerintah pusat. Berlakunya UU No 23 tahun 2014 tentang Pemerintah

Daerah sangat memungkinkan KPHP unit VII Bone Bolango bermetamorfosis menjadi

Page 77: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

63

sebuah institusi pengelola hutan yang kuat dan mandiri. Untuk mewujudkan keinginan

tersebut maka beberapa kebijakan yang bisa diambil adalah sebagai berikut:

1. Mempercepat model pengelolaan KPHP unit VII Bone Bolango menjadi model

pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)

2. Memperluas kewenangan kepala KPHP unit VII Bone Bolango dengan cara

meningkatkan status organisasi dari eselon IV menjadi eselon III dan atau eselon

II dan berada di bawah kendali langsung Bupati dan atau Gubernur

3. Memperkuat basis data seluruh potensi sumberdaya hutan dan mempertegas

seluruh batas-batas blok untuk menghindari konflik kepentingan

Page 78: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

64

ANALISIS DAN PROYEKSIA. Analisis

Analisa merupakan serangkaian kegiatan menguraikan beberapa permasalahan

isu-isu strategis dan data-data yang dikumpulkan dari lapangan baik yang bersifat

primer maupun sekunder. Analisa ini diharapkan dapat membantu KPHP unit VII Bone

Bolango dalam menentukan kebijakan yang akan diambil sehingga seluruh program

dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama kurun waktu 10 tahun dapat

diimplementasikan. Adapun fokus analisa yang diprediksi dapat mempengaruhi kinerja

pengelolaan disajikan hasil analisis SWOT dalam pengelolaan KPHP unit VII Bone

Bolango.

Tabel 22. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal

Faktor Internal Faktor EksternalStrength

(Kekuatan)Weaknes

(Kelemahan)Opportunity(Peluang)

Threats(Ancaman)

1. Potensi LuasWilayahKelola/Lahan ±35.588,48 Ha

2. Potensi HHK-HADiameter 60 Cmmencapai 18,32m³/Ha

3. Potensi HHBK(Rotan danAren) yangdikembnagkanoleh masyarakatsangat tinggi

4. Potensi Jaslingberupa air bakudan air terjununtuk keperluan

1. Belummantapnyakawasan hutan

2. Minimnya datapotensi wilayahKelola KPHPUnit VII BoneBolango

3. Belummemadaikualitas dankuantitas SDMuntuk mencapaiVisi Misi KPH

4. TerbatasnyaPenganggaranuntuk KPH

1. Komitmen Pemerintahpusat dan Daerahdalam mewujudkanhutan lestari dalambentuksuporting,regulasi,kebijakan pendanaan

2. PermenhutNo.P.47/Menhut-II/2013 tentang standartkriteria WT

3. Tingginya minatinvestor, dan lembagalainnya untukmemanfaatkan jasalingkungan

4. Banyaknya ragaminvestasi produkbarang dan jasa dariKPHP Unit VII Bone

1. Luas lahan yangharusdirehabilitasimencapai±6.501,24 ha

2. Tingginya lajudegradasi dandeforestrasi

3. Maraknyapembakalandan ilegal loging

4. Maraknyaaktifitas PETIdalam kawasanhutan

BAB

4

Page 79: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

65

pembangunanPLTMH

5. KomitmenPemerintahdalammembangunKPH di daerah

5. BelumlengkapnyaSarprasPengamanandanpelindunganhutan

6. Belum adanyatata batas blokdan petak

7. BelumterbentunyaPPK BLUD dantdk optimalnyakelembagaanmasyarakat

8. Kurangnyasinergitaspembangunanantarstakeholder

Bolango antara lainHHK-HA,HHBK,Jaslingdll

5. Tingginya partisipasimasyarakat/potensipemberdayaanmasyarakat melaluiHTR,HKM,HD dankemitraan

6. Isu pemanasan Globaldan GRK

5. Kurangnyapengetahuanmasyarakattentang fungsihutan untukkehidupan

6. Masih adanyaanggapanoperasionalisasiKPH akanmembebaniAPBDKabupaten

1. Faktor Internala. Kekuatan (Strength)

1. Potensi luas wilayah kelola/lahan ± 35.588,48 Ha

Potensi luas wilayah kelola/Lahan 35.588,48 ha yang terdiri dari blok inti seluas

3.730 ha, blok pemanfaatan seluas 12.194,71 ha, blok pemanfaatan HHK HA

seluas 1023,87 ha, Blok pemanfaatan jasling dan HHBK seluas 16369,75 ha, blok

pemberdayaan seluas 2246,12 ha dan blok perlindungan seluas 24,02 ha.

2. Potensi HHK-HA

Indikasikan awal ini menginformasikan bahwa KPHP unit VII Bone Bolango

mempunyai potensi kayu yang cukup besar. Potensi kayu terbesar adalah jenis

Page 80: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

66

rimba campuran yang berada pada tutupan hutan sekunder di hutan produksi

terbatas, dimana potensinya mencapai 72.34 m3/ha untuk diameter diatas 60 cm,

sedangkan untuk kayu komersial satu mencapai 18.32 m3/ha.

3. Potensi HHBK

Potensi HHBK diwilayah kelola KPHP Unit VII Bone Bolango Adalah rotan,aren

dan getah pinus.

4. Potrnsi Jasling

Kawasan HP, HPT, dan HL di Bone Bolango disamping sebagai daerah

tangkapan dan resapan air juga memiliki kemampuan yang cukup besar sebagai

tempat penyimpanan dan pengaturan tata air, dimana aliran airnya dialirkan

melalui beberapa sungai utama di wilayah DAS Bulango, DAS Bone, dan Bone

Pantai. Adapun pemenfaatan air tersebut bagi kepentingan masyarakat di

antaranya adalah sebagai pemenuhan kebutuhan air bersih dan air minum,

pengairan irigasi, maupun untuk kebutuhan energi listrik, maupun wisata, oleh

karena itu sangat penting posisinya dalam wilayah kelola tata air dan lingkungan.

5. Komitmen Pemerintah Daerah dalam membangun KPH di daerah

Terbitnya Peraturan Bupati Bone Bolango Nomor 9 Tahun 2014 tentang

Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kesatuan Pengelolaan Hutan

Unit VII Bone Bolango.

b. Kelemahan (Weaknes)

1. Belum mantapnya kawasan hutan

Berdasarkan RTRWK Bone Bolango dan dengan terbitnya Keputusan Menteri

Kehutanan Nomor: SK.325/Menhut-II/2010 Tentang penunjukan Kawasan hutan

di Provinsi Gorontalo, maka terjadi perubahan sebahagian fungsi dan luasan

hutan dan areal penggunaan lainnya pada wilayah tertentu. Sehubungan dengan

Page 81: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

67

perubahan tersebut, maka dilakukanlah kegiatan tata batas kawasan hutan,

dimana perkembangan kegiatan saat ini masih dalam proses pelaksanaan atau

pembuatan tata batas sementara untuk batas luar sedangkan kegiatan batas

fungsi telah selesai dilaksanakan.

2. Minimnya Data Potensi wilayah kelola KPHP Unit VII Bone Bolango

Data dan informasi tumbuhan dan satwa liar sebagai jenis unggulan, species

kunci, species baru masih sangat minim. Kegiatan inventarisasi keragaman hayati

pada umumnya belum dapat dilakukan sebagaimana harusnya, hal ini

disebabkan eksistensi maupun pembangunan sarana gedung KPHP Unit VII

Bone Bolango belum ada.

3. Belum memadai kualitas dan kuantitas SDM

Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Unit VII Bone Bolango

dengan luas kawasan 35.588,48 ha, idealnya memiliki jumlah tenaga fungsional

Polhut sejumlah 35 orang dengan asumsi 1 orang : 1000 Ha. Kondisi saat ini

jumlah personil Polhut di Dinas Kehutanan dan Pertambangan Kabupaten Bone

Bolango adalah 1 orang, sedangkan tenaga teknis non polhut berjumlah 5 orang.

Berdasarkan jumlah personil, kebutuhan tenaga pengelola KPHP Unit VII Bone

Bolango masih sangat kurang /belum memadai sesuai kebutuhan.

4. Terbatasnya penganggaran untuk KPH

Sampai dengan saat ini belum ada suport anggaran dari pemerintah pusat

maupun daerah untuk menunjang kegiatan awal di KPH.

5. Belum memiliki sarana dan pra sarana

Dalam mendukung pengelolaan KPHP Unit VII Bone Bolango sangat dibutuhkan

sarana dan prasarana yang dapat menunjang pelaksanaan kegiatan terutama

sarana berupa kantor KPH dan sarana/ penunjang kegiatan lainnya.

Page 82: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

68

2. Faktor Eksternala. Peluang (Opportunity)

1. Membangun Partisipasi Masyarakat

Hal penting dalam menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat adalah

dengan membuka akses dalam pengelolaan hutan kepada masyarakat meliputi :

perencanaan, pengelolaan, pemeliharaan, dan pengawasan. Dengan demikian

tumbuh kesadaran bersama bahwa hutan memiliki nilai manfaat yang besar

dalam menunjang kehidupan dan kesejahteraannya, sehingga kelestarian hutan

merupakan bagian dari kebutuhan yang tak terpisahkan dalam kehidupan

masyarakat.

2. Pengembangan jasa lingkungan (carbon trade, pariwisata, penelitian, DAS,

air bersih).

Perdagangan carbon (carbon trade) terkait dengan REDD (Reducing Emissions

from Deforestation and Degradation in developing countries) yaitu sebuah

mekanisme internasional yang dimaksudkan untuk memberikan insentif yang

bersifat positif bagi negara berkembang yang berhasil mengurangi emisi dari

deforestasi dan degradasi hutan. REDD hanya salah satu skema untuk memberi

insentif terhadap upaya perlindungan atau pelestarian hutan. Pemberian

kompensasi ini terkait dengan pengurangan pelepasan karbon (carbon release

reduction), penyimpanan karbon (carbon storage) dan penyerapan karbon

(carbon sequestration). Carbon trade ini merupakan salah satu potensi jasa

lingkungan yang dapat dimanfaatkan.

3. Peluang lainnya adalah pengembangan Ekowisata di beberapa titik terutama

pada kawasan HL, potensi ini penting untuk dieksplor setelah KPHP Unit VII Bone

Bolango benar- benar eksis.

Page 83: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

69

Pengelolaan kawasan bisa dilakukan bersama dengan melibatkan pihak luar.

Oleh karena itu terdapat beberapa hal yang sangat dimungkinkan untuk dibangun

kolaborasi kerja sama, salah satunya sebagai obyek penelitian.

Wilayah KPHP Unit VII Bone Bolango memiliki potensi keragaman hayati yang

sangat besar dan telah banyak dikenal pada lingkungan akademisi khususnya di

Provinsi Gorontalo. Kondisi ini akan sangat dimungkinkan akan menjadi incaran

para peneliti untuk menjadikan kawasan hutan di Bone Bolango sebagai objek

penelitian dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, terlebih lagi perluasan

kampus UNG dialokasikan di Bone Bolango.

b. Ancaman (Threat)

1. Aktifitasillegal logging

Dampak dari aktivitas illegal logging ini samping telah menimbulkan degradasi

hutan dan kerusakan lingkungan ,juga dapat memperburuk kondisi beberapa

tempat yang tergolong rawan terhadap banjir dan tanah longsor.

2. Penyerobotan lahan untuk kegiatan perladangan

Penyerobotan lahan untuk ladang disebabkan oleh adanya peningkatan jumlah

penduduk dan lahan kritis, yang berakibat pada peningkatan kebutuhan terhadap

lahan yang baru dan masih subur. Rendahnya pendidikan dan taraf hidup

masyarakat sekitar kawasan.

Disamping penyebab tersebut diatas, tingkat kesejahteraan masayarakat sekitar

hutan yang relative masih rendah kondisi masyarakat seperti ini tingkat

ketergantungan dan desakan terhadap hutan menjadi tinggi.

3. Kondisi wilayah KPH

Di wilayah KPHP Unit VII Bone Bolango terdapat beberapa wilayah hutan yang

berbatasan langsung dengan kebun/ladang milik masyarakat.Kondisi seperti ini

Page 84: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

70

tentunya dapat berpotensi konflik dengan masyarakat keberadaan KPH bertujuan

untuk membuka akses terhadap masyarakat, namun sering menjadi pintu masuk

untuk illegal logging, perburuan liar dan aktivitas ilegal lainnya.

4. Pembakaran lahan

Kebiasaan bagi masyarakat lokal yang hidup di sekitar kawasan dalam membuka

lahan untuk berladang adalah dengan cara membakar lahannya yang

sebelumnya telah ditebas dan dibiarkan beberapa waktu sampai tebasan itu

kering oleh sinar matahari sehingga mudah termakan api. Potensi kebakaran

hutan yang timbul dari kegiatan ini adalah sangat besar, karena api dapat pula

menjalar sampai ke dalam kawasan.

Untuk menyusun perencanaan strategis masa depan, dilakukan kombinasi diantara

dua faktor sehingga menghasilkan empat macam strategi sebagai berikut:

1. Strategi Strength Opportunity (SO) yaitu strategi dengan memanfaatkan seluruh

kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

2. Strategi Strength Threat (ST) adalah strategi dengan menggunakan kekuatan

yang dimiliki untuk mengatasi ancaman.

3. Strategi Weakness Opportunity (WO) adalah meminimalkan kelemahan untuk

meraih peluang atau strategi yang memanfaatkan peluang yang ada dengan

meminimalkan kelemahan yang dimiliki.

4. Strategi Weakness Threat (WT) adalah strategi yang bersifat defensif dan

berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Kombinasi dari faktor-faktor lingkungan internal dan lingkungan eksternal dalam

analisis SWOT akan menghasilkan penggabungan strategi sebagai berikut :

Page 85: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

71

Tabel 23. Matriks Strategi SO untuk pengelolaan KPHP Unit VII Bone BolangoOpportunity(Peluang)

Kekuatan(Strength)

1) Komitmenpemerintahpusat dandaerah dalammewujudkanpengelolaanhutan lestaridalam bentuksuportingregulasi,kebijakanpendanaan.

2) AdanyaPermenhutNo.P.47/Menhut–II/2013tentangStandarKriteriapemanfaatanWilayahTertentu.

3) Tingginya minatinvestasi dalammemanfaatkanpotensi kawasanhutan terutamadalammemanfaatkanjasa lingkungan air

4) Banyaknya ragaminvestasi Produkbarang dan Jasadari KPHP unit VIIBone Bolangoantara lain. HHK,HHBK, JASLING,Carbon trade danlainnya.

5) Tingginyapartisipasimasyarakat/potensipemberdayaanmasyarakat dalammembangun hutandan kehutananmelalui HTR, HKmdan kemitraan.

6) Adanya Isupemanasan Globaldan GRK

1 3 4 5 6 7 81) Potensi luas

wilayahkelola/Lahan35.588,48ha yangterdiri dariblok intiseluas 3.730ha, blokpemanfaatan seluas12.194,71ha, blokpemanfaatan HHK HAseluas1023,87 ha,Blokpemanfaatan jasling danHHBKseluas16369,75ha, blokpemberdayaan seluas

Komitmenpemerintah dapatmendorongpemanfaatanhutan secaralestari

Potensi SDHdalam wilayahtertentu KPHdapatmempercepatterwujudnyapelaksanaanBLUD KPH

Potensi wilayah luasdan SDH yang tinggidapat Membukapeluang kerjasamakolaborasipemanfaatan hutan

Potensi wilayah luasdan SDH yang tinggidapat Membukapeluang kerjasamakolaborasipemanfaatan hutan

Potensi wilayah luasdan SDH yang tinggidapat Membukapeluang kerjasamakolaborasipemanfaatan hutan

Isu gas rumah kacadapat menjadi batuloncatan dalamMembuka peluangkerjasama kolaborasiterutama dalamskema perdagangankarbon

Page 86: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

72

2246,12 hadan blokperlindungan seluas24,02 ha

2) Potensi hasilhutan kayuhutan alamdengandiameter 60cmmencapai18,32 meterkubik/ha

Pemerintah dapatmengeluarkanregulasi modelpemanfaatankayu

MempercepatkemandirianKPH dalammemanfaatkanhutan

Potensi wilayah luasdan Sumberdayakayu yang tinggidapat Membukapeluang kerjasamakolaborasipemanfaatan kayu

Potensi wilayah luasdan Sumberdayakayu yang tinggidapat Membukapeluang kerjasama

Partisipasimasyarakat dapatdijadika modal dalampengelolaanpemanfaatan HHK

3) PotensiHHBK (rotandan aren)yangdikembangkan olehmasyarakartinggi

Pemerintah dapatmengeluarkanregulasi modelpemanfaatanHHBK

MempercepatkemandirianKPH dalammemanfaatkanhutan

Potensi HHBK yangtinggi dapatMembuka peluangkerjasamakolaborasipemanfaatan hutan

Potensi wilayah luasdan Sumberdayakayu yang tinggidapat Membukapeluang kerjasama

Partisipasimasyarakat dapatdijadika modal dalampengelolaanpemanfaatan HHBK

4) PotensiJASLINGberupa airbaku dan airterjun untukkeperluanpembangunan PLTMH

Pemerintah dapatmengeluarkanregulasi modelpemanfaatanjasling

MempercepatkemandirianKPH dalammemanfaatkanhutan

Potensi wilayah luasdan jasling yangtinggi dapatMembuka peluangkerjasamakolaborasipemanfaatan hutan

Potensi wilayah luasdan Sumberdayakayu yang tinggidapat Membukapeluang kerjasama

Partisipasimasyarakat dapatdijadika modal dalampengelolaanpemanfaatan HHK

5) KomitmenpemerintahdaerahdalammembangunKPH didaerah

MempercepatkemandirianKPH dalammemanfaatkanhutan

Komitmenpemerintah daerahdapat membantumempercepatpelaksanaanpemanfaatan hutan

Komitmenpemerintah daerahdapat membantumempercepatpelaksanaanpemanfaatan hutan

Komitmenpemerintah daerahdapat membantumempercepatpelaksanaanpemanfaatan hutan

Pemerintah daerahdapat menyiapkanserangkaian aturandalam mekanismeperdaganagn karbin

Page 87: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

73

Tabel 24. Matriks Strategi ST untuk pengelolaan KPHP Unit VII Bone BolangoAncaman(Threat)

Kekuatan(Strength)

1) Luasnya jumlahLahan yangharusdirehabilitasimencapai6.501,24 ha,dengan rincian;5.018,02 hadiluar izinsedangkandidalam izinmencapai1.483,22 ha.

2) Tingginya lajudegradasi dandeforestasi.

3) Maraknyapembalakan dankegiatan ilegalloging

4) Maraknya aktivitasPETI di dalamkawasan hutan.

5) Kurangnyapengetahuanmasyarakat tentangperan dan fungsihutan untukkehidupan.

6) Masih adanyaAnggapan bahwakeberadaan/operasionalisasi KPHPunit VII BoneBolango akanmembebani APBD

1 3 4 5 6 7 81) Potensi luas

wilayahkelola/Lahan35.588,48ha yangterdiri dariblok intiseluas 3.730ha, blokpemanfaatan seluas12.194,71ha, blokpemanfaatan HHK HAseluas1023,87 ha,Blokpemanfaatan jasling danHHBKseluas16369,75ha, blokpemberdaya

Melakukan RHLberbasispengelolaan blokpemanfaatan

Melakukanaktivitaspengamanankawasan hutan

Melakukan aktivitaspengamanankawasan hutan

Melakukan aktivitaspengamanankawasan hutan

Melakukanpendampingan danpenyuluhan petanidan peningkatankapasitas personilKPH

Mempercepat proseskemandirian KPHdengan mengelolaseluruh potensi yangada

Page 88: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

74

an seluas2246,12 hadan blokperlindungan seluas24,02 ha

2) Potensi hasilhutan kayuhutan alamdengandiameter 60cmmencapai18,32 meterkubik/ha

Melaksanakanrehabilitasidengan modelsistem silvikulturhutan alam

Melaksanakanrehabilitasidengan modelsistem silvikulturhutan alam

Memantaupelaksanaanpemanfaatan kayu diblok HHK

Melakukan pelatihanpemanfaatan HHKsecara lestari kepadamasyarakat

Potensi kayu didalam KPH dijadikanmodal menujukemandirian KPH

3) PotensiHHBK (rotandan aren)yangdikembangkan olehmasyarakartinggi

Rehabilitasi padablok pemanfaatanHHBK dan jaslingmengikuti polapengelolaan blokHHBK dan jasling

Rehabilitasipada blokpemanfaatanHHBK danjasling mengikutipolapengelolaanblok HHBK danjasling

Memantaupelaksanaanpemanfaatan kayu diblok HHK

Melakukan patrolidan penegakanhukum bagi PETI diwilayah HHBK

Melakukan pelatihanpemanfaatan HHBKsecara lestari kepadamasyarakat

Potensi HHBK didalam KPH dijadikanmodal menujukemandirian KPH

4) PotensiJASLINGberupa airbaku dan airterjun untukkeperluanpembangunan PLTMH

Rehabilitasi padablok pemanfaatanjasling mengikutipola pengelolaanblok jasling

Rehabilitasipada blokpemanfaatanjasling mengikutipolapengelolaanblok jasling

Memantaupelaksanaanpemanfaatan kayu diblok jasling

Melakukan patrolidan penegakanhukum bagi PETI diwilayah pemanfaatanjasling

Melakukanpenyuluhan kepadamasyarakat dalamrangka pemanfaatanjasling

Potensi jasling didalam KPH dijadikanmodal menujukemandirian KPH

5) KomitmenpemerintahdaerahdalammembangunKPH didaerah

PemerintahmenyiapkanNSPK

PemerintahmenyiapkanNSPK

Menindak tegaspelaku illegal logging

Menindak tegaspelaku PETI

Menyiapkananggaran untukpenyuluhan,pelatihan danpendampingan

Mempersiapkanproses BLU KPH

Page 89: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

75

Tabel 25. Matriks Strategi W-O dalam pengelolaan KPHP Unit VII Bone BolangoOpportunity

(Peluang)

Kelemahan(Weakness)

1) Komitmenpemerintahpusat dandaerah dalammewujudkanpengelolaanhutan lestaridalam bentuksuportingregulasi,kebijakanpendanaan.

2) AdanyaPermenhutNo.P.47/Menhut–II/2013tentangStandarKriteriapemanfaatanWilayahTertentu.

3) Tingginya minatinvestasi dalammemanfaatkanpotensi kawasanhutan terutamadalammemanfaatkanjasa lingkungan air

4) Banyaknya ragaminvestasi Produkbarang dan Jasadari KPHP unit VIIBone Bolangoantara lain. HHK,HHBK, JASLING,Carbon trade danlainnya.

5) Tingginya partisipasimasyarakat/potensipemberdayaanmasyarakat dalammembangun hutandan kehutananmelalui HTR, HKmdan kemitraan.

6) Adanya IsupemanasanGlobal dan GRK

1 3 4 5 6 7 81) Belum

mantapnyakawasanhutan

Melaksanakanpatroli secarareguler,penegakanhukum danpenataan blok

Mempermudahkebijakan KPHsebagai operatorwilayah tertentu

Membuka peluangkerjasamakolaborasipemanfaatan hutanuntuk menjaminkepastian usaha

Membuka peluangkerjasama kolaborasipemanfaatan hutanuntuk menjaminkepastian usaha

Membuka peluangkerjasama kolaborasipemanfaatan hutanuntuk menjaminkepastian usaha

2) Minimnyadata daninformasipotensiwilayah

KPH harusmelakukaninventarisasisecara berkala

KPH harusmelakukaninventarisasisecara berkala

KPH harusmelakukaninventarisasi secaraberkala

KPH harusmelakukaninventarisasi secaraberkala

KPH harus melakukaninventarisasi secaraberkala dan memantaukeberadaanmasyarakat

KPH harusmelakukaninventarisasi secaraberkala

3) Belummemadainya kuantitasdan kualitasSDM

Peningkatankualitas SDM dansapras KPH

Peningkatankualitas SDMdan sapras KPH

Peningkatan kualitasSDM dan saprasKPH

Peningkatan kualitasSDM dan saprasKPH

Peningkatan kualitasSDM dan sapras KPH

Peningkatankualitas SDM dansapras KPH

4) Terbatasnyapenganggaran untukKPH

Membukapeluangkerjasama danatau kolaborasidengan pihak lain

MempercepatkemandirianKPH dalammemanfaatkanhutan

Potensi wilayah luasdan jasling yangtinggi dapatMembuka peluangkerjasamakolaborasipemanfaatan hutan

Potensi wilayah luasdan Sumberdayakayu yang tinggidapat Membukapeluang kerjasama

Partisipasi masyarakatdapat dijadika modaldalam pengelolaanpemanfaatan HHK

5) Belum Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan anggaran Peningkatan

Page 90: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

76

lengkapnyaSARPRASPengamanan danPerlindungan Hutan

anggaran untuksapras,perlindaungandan pengamananhutan

anggaran untuksapras,perlindaungandanpengamananhutan

anggaran untuksapras pemanfaatankawasan hutan

anggaran untuksapras pemanfaatankawasan hutan

untuk sapraspemanfaatan kawasanhutan

anggaran untuksapraspemanfaatankawasan hutan

6) BelumadanyatenagaPenyidikPPNS

Peningkatankualitas SDMterutama penyidikdan sapras KPHterkait denganPPNS

Peningkatankualitas SDMterutamapenyidik dansapras KPHterkait denganPPNS

Peningkatan kualitasSDM terutamapenyidik dan saprasKPH terkait denganPPNS

Peningkatan kualitasSDM terutamapenyidik dan saprasKPH terkait denganPPNS

Peningkatan kualitasSDM terutamapenyidik dan saprasKPH terkait denganPPNS

Peningkatankualitas SDMterutama penyidikdan sapras KPHterkait denganPPNS

7) Belumadanya tatabatas blokdan petak

KPH segeramelakukanpenataan blok

KPH segeramelakukanpenataan blokwilayah tertentu

KPH segeramelakukan penataanblok HHBK danjasling

KPH segeramelakukan penataanblok HHBK danjasling

KPH segeramelakukan penataanblok pemberdayaanmasyarakat

8) KPHP unitVII belummenerapkanPPK BLUD

Mempercepatprosespengalihanpengelolaankeuangan menujuPPK BLUD

9) Belumoptimalnyakelembagaanmasyarakat

MemperkuatkelembagaanKPH danmasyarakat padablokpemberdayaan

Memperkuatkelembagaan KPHdan masyarakat padablok pemberdayaan

10) Kurangnyasinergisitaspembangunan antarstakeholder

Meningkatkansinergitaspembangunanantar stakeholder

Meningkatkansinergitaspembangunan antarapemerintah, pelakuusaha dan masyarakat

Page 91: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

77

Tabel 26. Matriks Strategi W-T dalam pengelolaan KPHP Unit VII Bone BolangoThreat

(Ancaman)

Kelemahan(Weakness)

1) Luasnya jumlahLahan yang harusdirehabilitasimencapai6.501,24 ha,dengan rincian;5.018,02 ha diluarizin sedangkandidalam izinmencapai1.483,22 ha.

2) Tingginyalajudegradasidandeforestasi.

3) Maraknyapembalakan dankegiatan ilegalloging

4) Maraknya aktivitasPETI di dalamkawasan hutan.

5) Kurangnyapengetahuanmasyarakat tentangperan dan fungsihutan untukkehidupan.

6) Masih adanyaAnggapan bahwakeberadaan/operasionalisasiKPHP unit VIIBone Bolangoakan membebaniAPBD

1 3 4 5 6 7 81) Belum

mantapnyakawasanhutan

Melaksanakanpenataan batasdan RHL secaraparalel

Memperkuatkelembagaanpengelolaankawasan KPH

Memperkuatkelembagaanpengelolaankawasan KPH

Memperkuatkelembagaanpengelolaankawasan KPH

Memperkuatkelembagaanpengelolaan kawasanKPH

Memantapkankawasan KPHmenujukemandirian KPH

2) Minimnyadata daninformasipotensiwilayah

KPH harusmelakukaninventarisasi secaraberkala

KPH harusmelakukaninventarisasisecara berkala

KPH harusmelakukaninventarisasi secaraberkala

KPH harusmelakukaninventarisasi secaraberkala

KPH harus melakukaninventarisasi secaraberkala dan memantaukeberadaanmasyarakat

KPH harusmelakukaninventarisasi secaraberkala

3) Belummemadainya kuantitasdan kualitasSDM

Peningkatankualitas SDM dansapras KPH dalamrangka RHL

Peningkatankualitas SDMdan saprasKPH

Peningkatan kualitasSDM Polhut, PPNSdan sapraspenunjangnya

Peningkatan kualitasSDM Polhut, PPNSdan sapraspenunjangnya

Peningkatan kualitasSDM dan sapras KPH

Peningkatankualitas SDM dansapras KPHmenujukemandirian KPH

4) Terbatasnyapenganggaran untukKPH

Membuka peluangkerjasama dan ataukolaborasi denganpihak lain dalamrangka RHL

Membukapeluangkerjasama danatau kolaborasidengan pihaklain dalamrangka RHL

Memperkuatprogram MMP(masyarakat mitrapolhut)

Memperkuatprogram MMP(masyarakat mitrapolhut)

Memperkuat programMMP (masyarakatmitra polhut)

5) BelumlengkapnyaSARPRASPengamana

Peningkatananggaran untuksapras RHL

Peningkatananggaranuntuk sapras,

Peningkatananggaran untuksapras pengamanan

Peningkatananggaran untuksapras pengamanan

Peningkatan anggaranuntuk sapraspengamanan kawasan

Page 92: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

78

n danPerlindungan Hutan

perlindaungandanpengamananhutan

kawasan hutan kawasan hutan hutan

6) BelumadanyatenagaPenyidikPPNS

Peningkatan kualitasSDM terutamaPolhut, penyidik dansapras KPH terkaitdenganpengamanan hutan

Peningkatan kualitasSDM terutamaPolhut, penyidik dansapras KPH terkaitdengan pengamananhutan

7) Belumadanya tatabatas blokdan petak

KPH segeramelakukanpenataan blokuntukmencegahdeforestasi

KPH segeramelakukan penataanblok untukmencegahpembalakan liar

KPH segeramelakukan penataanblok untuk mencegahPETI

KPH segeramelakukan penataanblok dan sosialisasinyakepada masyarakat

8) KPHP unitVII belummenerapkanPPK BLUD

Mempercepatproses pengalihanpengelolaankeuangan menujuPPK BLUD agarKPH dapatmelaksanakan RHLsecara mandiri

Mempercepatprosespengalihanpengelolaankeuanganmenuju PPKBLUD agarKPH dapatmelaksanakanRHL secaramandiri

Mempercepat prosespengalihanpengelolaankeuangan menujuPPK BLUD agarKPH dapatmelaksanakanpengamanan secaramandiri

Mempercepat prosespengalihanpengelolaankeuangan menujuPPK BLUD agarKPH dapatmelaksanakanpengamanan secaramandiri

9) Belumoptimalnyakelembagaanmasyarakat

Memperkuatkelembagaan RHL

Memperkuatkelembagaan KPHdan masyarakat padablok pemberdayaan

10) Kurangnyasinergisitaspembangunan antarstakeholder

Meningkatkansinergitas antarSKPD dan UPTdalam rangka RHL

Meningkatkansinergitas untukmeningkatkankapasitas masyarakat

Page 93: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

79

1. Pertumbuhan penduduk

Data pertumbuhan penduduk akan sangat penting karena terkait dengan

kebutuhan lahan dan sumberdaya hutan kayu dan non kayu. Semakin tinggi

pertumbuhan penduduk maka semakin besar kebutuhan lahan dan kebutuhan kayu

dimasa yang akan datang. Sampai dengan tahun 2013 total penduduk Kabupaten Bone

Bolango berjumlah 166.235 dengan tingkat kepadatan rata-rata mencapai 84

orang/km2, dengan pertumbuhan penduduk rata-rata 2,14%/tahun maka diproyeksikan

jumlah penduduk di Kabupaten Bone Bolango mencapai 197.021 jiwa pada tahun

2031, dengan asumsi bahwa setiap individu membutuhkan lahan seluas 0,25 ha, maka

kebutuhan lahan di masa yang akan datang akan mencapai 49255,25 ha. Kondisi ini

merupakan sebuah tantangan mengingat lebih dari 70% wilayah administrasi di

Kabupaten Bone Bolango merupakan kawasan hutan, artinya pertambahan penduduk

di Kabupaten Bone Bolango akan mempengaruhi ketersediaan lahan hutan.

Penduduk sebenarnya merupakan potensi ekonomi yang besar, karena dengan

adanya penduduk maka pasar tenaga kerja tersedia. Hanya saja yang menjadi

persoalan adalah jika penduduk yang tinggal disuatu wilayah mempunyai kapasitas dan

kemampuan yang rendah. Rendahnya kapasitas maka akan menyebabkan

kemampuan terhadap adaptasi teknologi melalui serangkaian kegiatan penyuluhan

menjadi sia-sia. Implikasinya adalah penduduk tidak mampu keluar dari kemiskinan.

2. Berkurangnya tutupan hutan

Luas tutupan hutan di kawasan KPHP Unit VII Bone Bolango masih relatif lebih

baik, dari total luas kawasan hutan sebesar 35.588,48 ha maka wilayah yang masih

berhutan masih sekitar 28.374,68 ha (80%) artinya ada sekitar 7.213,80 ha (20%) lahan

di kawasan KPHP Unit VII Bone Bolango tidak berhutan lagi. Data ini didapatkan dari

hasil analisis citra digital tahun peliputan 2014. Meskipun tingkat kerusakan hutan

Page 94: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

80

masih relatif lebih sedikit namun dengan pertumbuhan penduduk dan dinamika

pembangunan yang begitu cepat merupakan sebuah ancaman bagi kelestarian hutan.

Berkurangnya kawasan hutan disebabkan oleh beberapa hal yaitu masih

maraknya aksi perambahan dan pembukaan lahan di dalam kawasan hutan yang

dilakukan oleh oknum masyarakat dan lemahnya penegakan aturan hukum bagi para

pelaku perambahan hutan dan illeggal logging. Faktor lain yang menyebabkan

berkurangnya tutupan hutan adalah adanya aktivitas IUP resmi maupun PETI di dalam

kawasan KPHP unit VII Bone Bolango.

3. Jumlah pengangguran di Kabupaten Bone Bolango

Dalam standar pengertian yang sudah ditentukan secara internasional, yang

dimaksudkan dengan pengangguran adalah seseorang yang sudah digolongkan dalam

angkatan kerja yang secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah

tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkannya. Saat ini jumlah

pengangguran terbuka di Kabupaten Bone Bolango mencapai 1.746 orang dengan

tingkat pertumbuhan pengangguran terbuka mencapai 3,88% setiap tahun. Dengan

tingkat pertumbuhan 3,88% mengindikasikan bahwa setiap tahun pengangguran di

Kabupaten Bone Bolango mencapai 67 orang/tahun. (BPS, 2014).

4. Minimnya pendanaan KPHP

Saat ini operasional KPHP Unit VII Bone Bolango masih bergantung kepada

APBD Kabupaten Bone Bolango melalui DIPA Dinas Kehutanan pertambangan dan

energi. Masih belum terdapat anggaran dari Kementerian LHK melalui APBN

diturunkan untuk membiayai operasional KPHP Unit VII Bone Bolango, sehingga

pelaksanaan pengelolaan kawasan belum maksimal dan menyeluruh baik pada

kawasan maupun pada kegiatan di sekitar kawasan termasuk pemberdayaan

masyarakat. Selama ini banyak kegiatan yang menjadi prioritas tidak seluruhnya

Page 95: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

81

mampu diakomodir dalam APBD, terutama terkait dengan berbagai faktor antara lain :

luas kawasan, aksesibilitas, jumlah lokasi kegiatan dan jumlah kelompok sasaran target

kegiatan. Faktor-faktor tersebut mengakibatkan tingginya biaya yang dikeluarkan.

5. Sumberdaya manusia di Dinas Kehutanan Pertambangan dan Energi

Tahun 2015, PNS yang bekerja di Dinas Kehutanan Pertambangan dan Energi

berjumlah 52 orang dimana 32 orang atau 61% diantaranya adalah sarjana. Jika

melihat proporsi kawasaan KPHP unit VII Bone Bolango 1: 500 ha maka total

kebutuhan personil KPHP unit VII Bone Bolango adalh 71 orang. Sampai dengan saat

ini belum terdapat penambahan personil di KPHP unit VII Bone Bolango, sehingga

praktis kepala KPH hanya bekerja secara mandiri.

Meskipun memiliki tingkat pendidikan S1, namun secara skill kemampuan tenaga

teknis masih relatif rendah. Hal ini dibuktikan dengan hasil penilaian Pusat

Pengembangan SDM Kementerian Kehutanan yang melakukan survey tahun 2013

kepada tenaga teknis dilingkungan Dinas Kehiutanan Pertambangan dan Energi se

Provinsi Bone Bolango, maka kemampuan teknis dan pengetahuan dibidang kehutanan

pada staf Dinas Kehutanan dan Pertambangan Energi Kabupaten Bone Bolango masih

rendah.

Kurangnya kemampuan (kuantitas dan kualitas) aparat pemerintah dalam

memfasilitasi proses perencanaan pembangunan kehutanan, berakibat: kegiatan

kegiatan pembangunan kurang berproses dengan baik, pencapaian tujuan dan sasaran

program kurang optimal, kegiatan usaha produktif masyarakat tidak berjalan lancar,

masyarakat tetap tidak berdaya, daya inovasi kurang, dan informasi ke masyarakat

bias. Selanjutnya, program pemberdayaan menjadi tidak terintegrasi dan berpotensi

terjadi penyimpangan yang bermuara pada rendahnya kualitas pelayanan.

Page 96: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

82

Dukungan tenaga teknis kehutanan juga masih sangat minim, tenaga sarjana

kehutanan yang mempunyai kualifikasi teknis dibidang kehutanan di Dinas Kehutanan

Pertambangan dan Energi, total tenaga teknis kehutanan yang bergelar sarjana hanya

berjumlah 12 orang atau sekitar 23%. Sangat penting juga diantisipasi, sampai dengan

5 tahun yang akan datang, jumlah PNS yang bekerja di Dinas Kehutanan akan

berkurang 2 orang karena alasan pensiun.

6. Permintaan bahan baku kayu tinggi

Perubahan ekonomi seperti China dan India yang sekarang menjadi negara

konsumen (consumer market) dalam beberapa tahun terakhir membawa dampak positif

pada pasar kayu yang semakin meningkat. Hal ini mengkonfirmasi bahwa ada

hubungan antara pertambahan populasi dengan permintaan kayu. Tidak ada prediksi

adanya penyusutan permintaan kayu dengan melihat penduduk dunia dalam 30-60

tahun mendatang. Kayu adalah komoditas terbesar ketiga yang diperdagangkan di

dunia setelah minyak mentah dan gas ( € 200 milyar/ tahun). Disaat produksi gas

mentah menjadi langka, banyak peluang berinvestasi di bidang kehutanan. Index Harga

Komoditas Bank Dunia menunjukkan, bahwa hanya ada 3 komoditi yang meningkat

nilai jualnya selama kurun waktu 10, 20, dan 100 tahun terakhir: Emas, Minyak dan

Kayu. Walaupun emas saat ini masih memiliki kinerja yang sangat bagus, akan tetapi

kinerja Emas tidak terlalu baik pada rentang waktu yang panjang yaitu, antara tahun

1979 sampai 2004. Serta harga minyak cenderung sering berfluktuasi karena spekulasi

di masa yang akan datang. Oleh karena itu saham kayu cenderung dalam performa

terbaik ketika saham dan obligasi umumnya mengalami depresi. Dan bahkan harga

kayu tidak terlalu berpengaruh oleh kemerosotan ekonomi dibandingkan kebanyakan

aset lainnya.

Page 97: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

83

Secara lokal belum ada informasi tentang kebutuhan kayu, namun dari kapasitas

industri terpasang kayu di Kabupaten Bone Bolango yang mencapai 3.600 m3/tahun

maka kebutuhan kayu di Kabupaten Bone Bolango berada pada kisaran angka

tersebut. Kebutuhan kayu lokal ini termasuk kebutuhan kayu untuk proyek pemerintah.

7. Rendahnya pendidikan dan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan

Permasalahan kemiskinan merupakan permasalahan klasik di sektor kehutanan.

Meskipun banyak pihak yang mengatakan masalah kemiskinan bukan merupakan

domain utama sektor kehutanan, namun kemiskinanlah yang memicu oknum-oknum

tertentu untuk melakukan kegiatan perambahan. Hasil survey yang dilakukan oleh tim

sosial ekonomi menemukan, umumnya tingkat ketergantungan masyarakat terhadap

kawasan hutan masih tinggi. Penghasilan masyarakat sebagian besar didapat dari

penjualan hasil bumi seperti jagung, padi ladang dan lain sebagainya. Beberapa

masyarakat juga menggantungkan hidupnya dari hasil kebun misalnya kelapa.

Tanaman kelapa mempunyai nilai filosofi tersendiri bagi warga masyarakat Gorontalo

dan etnis Suwawa. Hasil dari penjualan ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan

hidup dan jika hasil melimpah sumber pendapatan tersebut akan dipergunakan untuk

membeli sandang dan sebagainnya lagi dipergunakan untuk kepentingan sekolah bagi

anak-anak mereka.

Gambar 8. Sumber pendapatan masyarakat sekitar hutan KPHP Bone Bolango

Page 98: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

84

Untuk tingkat pendapatan masyarakat akan sangat ditentukan oleh luas lahan

yang dikuasai oleh masyarakat dan komoditi yang ditanam. Jika luas lahan yang

dikuasai besar dan komoditi yang diusahakan bervariasi (kebun campuran) maka

pendapatan yang diterima oleh masyarakat lebih besar. Pendapatan masyarakat rata-

rata perbulan hanya berkisar Rp 550.000 s/d 1.500.000/bulan. Berdasarkan hasil

wawancara dengan masyarakat pendapatan ini dinilai masih rendah karena harga-

harga kebutuhan bahan pokok semakin lama semakin naik namun tidak diikuti dengan

peningkatan produktivitas pertanian. Situasi ini membuat tingkat kesejahteraan juga

semakin menurun. Masyarakat pun agak susah meningkatkan kapasitasnya mengingat

tingkat pendidikan yang hanya sebatas lulusan SD.

Rendahnya kesejahteraan masyarakat disebabkan karena rendahnya pendidikan

masyarakat yang tinggal disekitar kawasan hutan. Umumnya masyarakat yang tinggal

disekitar hutan hanya tamatan sekolah dasar. Ketidakmampuan masyarakat dalam

mengakses pendidikan setelah SD, karena minimnya infrastruktur pendidikan. Padahal

pendidikan sangat berpengaruh dalam mengubah pola perilaku dan mampu

menciptakan inovasi-inovasi yang bisa dipergunakan oleh masyarakat dalam

meningkatkan kemampuan ekonominya.

8. Kebutuhan energi listrik

Berdasarkan data BPS (2013) pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo

mencapai 7,6% atau diatas rata-rata pertumbuhan nasional. Ini mengindikasikan bahwa

Provinsi Gorontalo sedang menuju sebuah daerah yang maju. Daerah maju biasanya

ditandai dengan makin meningkatnya proporsi sektor jasa dibandingkan dengan sektor

yang lain. Namun perkembangan provinsi Gorontalo yang cepat dan dinamis tidak

ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai salah satunya adalah masih

kurangnya supply energi listrik di Provinsi Gorontalo termasuk di Kabupaten Bone

Page 99: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

85

Bolango. Sejak tahun 1980-an supply listrik di Bone Bolango hanya berasal dari

pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD). Sampai dengan saat ini PLTD tersebut masih

difungsikan.

Pemerintah Provinsi Gorontalo sendiri telah membuat terobosan dengan

melakukan interkoneksi jaringan listrik dengan PLTA Amurang dan Pembangkit listrik

tenaga panas bumi lahendong Sulawesi Utara. Disamping melakukan interkoneksi

jaringan listrik, pemerintah Provinsi Gorontalo sedang membangun PLTU Anggrek dan

telah mengoperasikan PLTU Molotabu di Kabupaten Bone Bolango. Hasilnya Provinsi

Gorontalo tetap kekurangan listrik sebesar 5,2 MW dan masih sering terjadi

pemadaman bergilir. Beberapa PLTMH seperti PT SEL yang dibangun hanya sedikit

mensuply kekurangan energi listrik, sehingga jika tidak segera diatasi maka pasokan

listrik untuk wilayah Provinsi Gorontalo umumnya dan Kabupaten Bone Bolango

khususnya akan tetap dalam kondisi defisit.

B. Proyeksi

Meskipun KPHP unit VII Bone Bolango merupakan salah satu KPH di Provinsi

Gorontalo mempunyai wilayah kelola yang tidak terlalu luas, namun wilayah KPHP unit

VII Bone Bolango mempunyai potensi sumberdaya hutan yang cukup besar. Potensi

SDH yang besar merupakan sebuah kekuatan untuk mengembangkan dan

menggerakkan bisnis disektor kehutanan maupun non kehutanan. Umumnya

pengembangan usaha disektor kehutanan membutuhkan wilayah yang relatif luas

untuk memenuhi skala ke ekonomisan usaha. Beberapa peluang yang diproyeksikan

akan terwujud, seiring dengan majunya KPHP unit VII Bone Bolango adalah

1. Ketersediaan lahan pertanian dimasa datang

Tingkat pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bone Bolango yang mencapai

2,14%/tahun tercatat merupakan yang tertinggi di Provinsi Gorontalo. Tingkat

Page 100: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

86

pertumbahan yang tinggi membawa konsekwensi terhadap kebutuhan akan lahan,

terutama lahan di luar kawasan hutan. Data statistik dari BPKH wilayah XV

menyebutkan luas areal penggunaan lain di Kabupaten Bone Bolango mencapai

49.550,19 ha. Menurut Soemarwoto (1999) idealnya setiap orang membutuhkan lahan

seluas 0,25 ha untuk hidup layak. Jika demikian maka kebutuhan akan lahan

meningkat seluas 49.255,25 ha ditahun 2031. Melihat kondisi existing sekarang, luas

lahan APL sebenarnya masih mencukupi untuk menopang kebutuhan manusia akan

lahan. Namun untuk periode 15-20 tahun yang akan datang maka terdapat sebagian

kawasan hutan di KPHP unit VII Bone Bolango harus dicadangkan untuk kepentingan

pembangunan ketahanan pangan.

2. Membuka lapangan pekerjaan baru

Keberadaan KPHP unit VII Bone Bolango diharapkan bisa membuka lapangan

pekerjaan baru disektor kehutanan. Lapangan pekerjaan ini terbuka untuk seluruh

masyarakat dan seluruh jenjang pendidikan. Diharapkan terbukanya lapangan

pekerjaan baru bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga bisa

mengurangi angka kemiskinan, dan yang terpenting anak-anak petani hutan yang

tinggal disekitar dan didalam kawasan hutan bisa memiliki akses pendidikan hingga ke

perguruan tinggi. Hal ini penting untuk memutus rantai kemiskinan yang sering menjadi

persoalan utama pada wilayah sekitar kawasan hutan.

Salah satu contoh KPHP unit VII Bone Bolango bisa membuka lapangan

pekerjaan adalah pada kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu-hutan alam di hutan

produksi Kecamatan Bone. Luasan blok pemanfaatan hasil hutan kayu hutan alam di

KPHP unit VII Bone Bolango seluas 1023,87 ha. Jika dalam 1 ha dibutuhkan 70 HOK

maka jumlah tenaga kerja lapangan yang dibutuhkan dalam pengelolaan hutan

tanaman adalah (70 HOK x 1023,87 ha)/26 hari = 2757 orang tenaga kerja lapangan.

Page 101: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

87

Artinya keberadaan KPHP unit VII Bone Bolango mampu menurunkan angka

pengangguran di Kabupaten Bone Bolango. Perhitungan jumlah tenaga kerja diatas

belum termasuk tenaga kerja nantinya akan berkantor di unit bisnis KPHP unit VII Bone

Bolango. Tenaga kerja yang bekerja pada pemanfaatan hasil hutan kayu hutan alam

akan semakin bertambah jika pihak pengelola KPHP unit VII Bone Bolango merubah

pola pengelolaan keuangan mengikuti sekam PPK-BLUD.

Disamping peluang tenaga kerja pada pengembangan hutan alam, lapangan

pekerjaan juga tersedia pada blok pemberdayaan masyarakat dimana pada blok ini

kegiatan yang dapat dilakukan adalah kegiatan pembangunan hutan desa, hutan

kemasyarakatan dan hutan tanaman rakyat.

3. Supply bahan baku kayu

Peluang lainnya yang dapat dikembangkan pemanfaatan. Salah satu bentuk

kegiatan yang bisa dikembangkan adalah pemanfaatan hasil hutan kayu hutan alam.

Berdasarkan hasil inventarisasi potensi kayu rata-rata bisa mencapai 59,98 meter kubik

untuk jenis kayu diameter diatas >50 cm. Jika luasan blok pemanfaatan kayu hutan

alam 1023,87 ha maka volume kayu berdiameter diatas 60 cm yang bisa dihasilkan

mencapai 61411,57 selama 35 tahun atau selama 1 daur m3 atau 1754,62 m3/tahun.

Supply bahan baku yang dihasilkan dari wilayah KPHP unit VII Bone Bolango

diharapkan mampu menggerakkan industri kayu lokal. Saat ini terdapat 1 pemegang ijin

usaha industri hasil hutan kayu dengan total kapasitas mencapai 3.000 m3/tahun.

Bergeraknya industri kayu diharapkan mampu menggerakkan sektor perekonomian

daerah. Kebutuhan kayu untuk pembangunan termasuk yang dipergunakan oleh

masyarakat di Kabupaten Bone Bolango diperkirakan mencapai 5.000 m3/tahun.

4. Kebutuhan personil KPHP unit VII Bone Bolango

Page 102: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

88

Sumberdaya manusia adalah hal yang sangat menentukan dalam pengelolaan

KPHP unit VII Bone Bolango. Sampai dengan saat ini personil dalam KPHP unit VII

Bone Bolango masih diback up oleh personil Dinas Kehutanan Pertambangan dan

Energi Kabupaten Bone Bolango (Dishuttamben). Secara ideal KPHP unit VII Bone

Bolango harus mempunyai jumlah personil sebanyak idealnya memiliki jumlah tenaga

teknis 71 orang dengan asumsi 1 orang petugas teknis KPHP unit VII Bone Bolango

mampu mengelola 500 Ha kawasan hutan (1:500). Kondisi saat ini jumlah personil

KPHP unit VII Bone Bolango adalah 1 orang, sedangkan tenaga polhut berjumlah 1

orang.

5. Pemulihan kawasan hutan

Luas kawasan hutan yang harus direhabiitasi di KPHP unit VII Bone Bolango

mencapai 5.018,02 ha diluar izin sedangkan didalam izin mencapai 1.483,22 ha

sehingga total kawasan yang harus dipulihkan mencapai 6.501,24 ha. Rusaknya areal

kawasan hutan di KPHP unit VII Bone Bolango disebabkan oleh beberapa hal yaitu

masih maraknya aksi perambahan dan pembukaan lahan di dalam kawasan hutan

yang dilakukan oleh oknum masyarakat dan lemahnya penegakan aturan hukum bagi

para pelaku perambahan hutan dan illeggal logging.

Jika kawasan hutan yang direhabilitasi harus selesai dalam jangka waktu 10

tahun maka setiap tahun, kawasan hutan di KPHP unit VII Bone Bolango harus

direhabilitasi mencapai 650,12 ha setiap tahun dengan total kebutuhan bibit setiap

tahunnya diproyeksikan mencapai 786.650,26 ha. Kegiatan rehabilitasi yang dilakukan

oleh KPHP unit VII Bone Bolango akan menyesuiakan dengan blok pengelolaan. Jika

rehabilitasi dilakukan diblok pemanfaatan hasil hutan kayu hutan tanaman, maka jenis

tanaman akan menyesuaikan dengan jenis tanaman yang di hutan tanaman dengan

jarak tanam 3x3.

Page 103: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

89

6. Proyeksi Penerapan PPK-BLUD

Beroperasinya suatu KPH ditentukan oleh 3 aspek yaitu aspek wilayah, aspek

kelembagaan dan aspek rencana. Aspek Wilayah ditentukan oleh faktor penetapan

wilayah dan penetapan KPH Model. Aspek kelembagaan terdiri 3 faktor yaitu

penetapan organisasi, penugasan personil KPH serta sarana dan prasarana KPH.

Sedangkan Aspek Rencana terdiri dari 5 faktor yaitu tata hutan dan rencana

pengelolaan, alokasi anggaran APBD, konvergensi Kegatan Eselon I Kemenhut,

Rencana Kerja KPH dan kegiatan pengelolaan hutan lainnya.

Selain 3 aspek pokok tersebut di atas, aspek yang tidak kalah penting adalah

Pengelolaan Keuangan KPH. KPHP unit VII Bone Bolango sebagai unit Pemerintah

Daerah untuk operasionalnya ditunjang dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD), APBN, Dana Dekonsentrasi maupun Dana Pembantuan. Seiring dengan

beroperasinya KPH, selain sebagai unsur pemerintahan juga dengan sumber daya

yang ada dapat sebagai unit pelayanan yang mampu menghasilkan barang dan jasa

yang apabila dikelola dengan baik akan meningkatkan kualitas pelayanan kepada

masyarakat sehingga dapat ikut mewujudkan penyelenggaraan tugas-tugas pemerintah

dan/atau pemerintah daerah dalam memajukan kesejahteraan umum dan

mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan UUD.

Untuk dapat mewujudkan tugas tersebut dan sebagai upaya mewujudkan

kemandirian KPH adalah dengan menjadikan KPH sebagai institusi yang menerapkan

Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD) dengan

mengacu kepada Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis

Pengelolaan Keuangan BLUD. BLUD pada dasarnya merupakan suatu pola

pengelolaan keuangan (PPK) sehingga pola tersebut dapat diterapkan pada KPH yang

berbentuk SKPD maupun UPTD.

Page 104: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

90

7. Ketersediaan jasa lingkungan air untuk energi listrik

Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa saat ini Provinsi Gorontalo masih

kekurangan supply listrik. KPHP unit VII Bone Bolango bisa berperan menyediakan

lahan untuk supply energi listrik, melalui pemanfaatan air. Saat ini baru terdapat 1

perusahaan yang memanfaatkan potensi air untuk kepentingan pembangkit listrik.

Padahal di wilayah KPHP unit VII Bone Bolango terdapat berbagai macam potensi air

yang dapat dikembangkan menjadi sumber energi listrik. Alternatif lain yang bisa

dilakukan adalah mengembangkan hutan bioenergi dengan memanfaatkan lahan-lahan

pada blok pemberdayaan di KPHP unit VII Bone Bolango. Skema yang dapat

diterapkan adalah melalui pola kemitraan. Saat ini lahan yang tersedia di blok

pemberdayaan mencapai 2098,03 ha. Adapun komoditi yang dapat dikembangkan

menjadi hutan bioenergi adalah kaliandra, nyamplung dan lamtoro. Pengembangan

jenis tanaman ini sangat mudah dan tidak terlalu sulit untuk dibudidayakan oleh

masyarakat sehingga diharapkan tingkat keberhasilan budidayanya akan sangat tinggi.

Page 105: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

91

RENCANA KEGIATAN

Rencana pengelolaan hutan jangka panjang (RPHJP) KPHP unit VII Bone

Bolango dalam sepuluh tahun kedepan diarahkan pada pemanfaatan hutan di kawasan

hutan produksi dan pemanfaatan hutan di kawasan hutan lindung. Pemanfaatan hutan

pada hutan produksi meliputi: (a) Pemanfaatan kawasan; (b) Pemanfaatan jasa

lingkungan; (c) Pemanfaatan hasil hutan kayu; (d) Pemanfaatan hasil hutan bukan

kayu; (e) Pemungutan hasil hutan bukan kayu. Selanjutnya pemanfaatan hutan di

kawasan hutan lindung meliputi: (a) Pemanfaatan kawasan; (b) Pemanfaatan jasa

lingkungan; (c) Pemungutan hasil hutan bukan kayu. Adapun rencana kegiatan

strategis selama jangka waktu rencana pengelolaan hutan KPHP unit VII Bone Bolango

sepuluh tahun kedepan diuraikan seperti berikut ini.

A. Inventarisasi berkala wilayah kelola serta penataan hutannya

Inventarisasi adalah kegiatan pengumpulan data dan fakta terkait dengan

sumberdaya hutan untuk perencanaan pengelolaan sumberdaya hutan tersebut. Ruang

lingkup kegiatan inventarisasi antara lain survei mengenai status dan keadaan fisik

hutan, flora dan fauna, sumber daya manusia, serta kondisi sosial masyarakat di dalam

dan di sekitar hutan. Inventarisasi hutan wajib dilaksanakan karena hasilnya digunakan

sebagai bahan perencanan pengelolaan hutan agar diperoleh kelestarian hasil

Kegiatan dalam rangka inventarisasi pada seluruh kawasan sebaiknya

diselesaikan dalam 2 tahap yaitu lima tahun pertama dan lima tahun kedua sepanjang

personil tersedia. Untuk tahap pertama (2016-2020) inventarisasi dilakukan diblok inti

dan di wilayah tertentu sedangkan tahap kedua dilakukan di blok perlindungan (2021-

2025), seperti terlihat pada gambar dan tabel berikut

BAB

5

Page 106: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

92

Tujuan kegiatan inventarisasi adalah untuk mendapatkan data yang akan diolah

menjadi informasi yang dipergunakan sebagai bahan perencanaan dan perumusan

kebijaksanaan strategik jangka panjang, jangka menengah dan operasional jangka

pendek sesuai dengan tingkatan inventarisasi yang dilaksanakan.

Gambar 9. Peta lokasi inventarisasi di KPHP unit VII Bone Bolango

Berdasarkan hasil analisis spatial jumlah plot inventarisasi di KPHP unit VII Bone

Bolango mencapai 710 plot Jika asumsi dalam lima kedepan seluruh wilayah tertentu

telah mempunyai data dan informasi terkait dengan potensi tegakan, volume kayu,

volume kayu komersil, kondisi flora dan fauna, kondisi ekosistem dan kondisi lahan

hutan maka pada pada perencanaan selanjutnya pihak KPHP unit VII Bone Bolango

akan lebih mudah dalam menentukan rencana bisnis. Inventarisasi yang nantinya akan

dilaksanakan oleh pengelola KPHP unit VII Bone Bolango, hanya akan dilaksanakan

pada wilayah-wilayah yang belum memiliki izin pemanfaatan dan penggunaan.

Inventarisasi hutan akan dilakukan berdasarkan tujuan, misalnya jika dilakukan di blok

Page 107: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

93

pemanfaatan hasil hutan kayu-hutan alam, maka inventarisasi akan diarahkan untuk

melihat jumlah dan volume pohon yang akan ditebang.

Tabel 27. Jumlah Plot Inventarisasi di KPHP unit VII Bone Bolango

BLOK Jumlah Plot Aktivitas Inventarisasi Berkala

Blok Inti 90

(a) Inventarisasi flora dan fauna yang endemikdan dilindungi

(b) Inventarisasi areal tutupan hutan dan nonhutan yang perlu rehabilitasi

(c) Inventarisasi lokasi-lokasi yang berpotensitutupan hutan (tinggi, sedang dan rendah)

Blok Pemanfaatan 170

a) Inventarisasi Jenis dan potensi HHBK danjasa lingkungan pada berbagai potensitutupan hutan

b) Inventarisasi areal yang perlu rehabilitasi

Blok Pemanfaatan HHK-HA 16a) Inventarisasi Jenis dan potensi kayu (m3/ha)

pada berbagai potensi tutupan hutanb) Inventarisasi areal yang perlu rehabilitasi

Blok PemanfaatanKawasan, Jasling DanHHBK

386

a) Inventarisasi Jenis dan potensi rotan, aren,damar dan pinus pada berbagai tutupanhutan

b) Inventarisasi areal yang perlu rehabilitasi

Blok Perlindungan 1

(a) Inventarisasi high conservation value forforest (HCV) pada tutupan hutan primer dansekunder

(b) Inventarisasi flora dan fauna yang endemikdan dilindungi

(c) Inventarisasi areal tutupan hutan dan nonhutan yang perlu rehabilitasi

(d) Inventarisasi lokasi-lokasi yang berpotensitutupan hutan (tinggi, sedang dan rendah)

Blok Pemberdayaan 41

a) Inventarisasi lokasi-lokasi yang berpotensitutupan hutan (tinggi, sedang dan rendah)

b) Inventarisasi Jenis dan potensi tegakankayu (m³/Ha) pada berbagai tutupan hutan.

c) Inventarisasipotensi HHBKd) Inventarisasi areal yang perlu rehabilitasi.

Gand Total 710Sumber: Data hasil olahan spatial, 2015

Disamping melakukan inventarisasi, kegiatan yang akan dilakukan oleh KPHP

unit VII Bone Bolango adalah tata batas yang merupakan bagian dari penataan

kawasan hutan. Kegiatan tata batas menjadi penting untuk menjamin kepastian

kawasan. Panjang batas blok pengelolaan yang di tata batas adalah 50,71 km.

Page 108: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

94

Tabel 28. Panjang Tata Batas Kawasan HutanBlok Pengelolaan Panjang Penataan batas (KM)

Blok Inti 23.38Blok Pemanfaatan 11,03Blok Pemanfaatan HHK-HA 2,49Blok Pemanfaatan JASLING dan HHBK 7.09Blok Pemberdayaan Masyarakat 5.74Blok Perlindungan 0.97Grand Total 50,71

Sumber: Data primer hasil olahan, 2015

B. Pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu.

Berdasarkan definisinya wilayah tertentu adalah wilayah hutan yang situasi dan

kondisinya belum menarik bagi pihak ketiga untuk mengembangkan usaha

pemanfaatannya. Karena kondisinya yang belum menarik investor, maka di harapkan

pihak pengelola KPHP unit VII Bone Bolango bisa membangun unit bisnisnya sebagai

salah satu sumber pendanaan. Pengembangan usaha pada wilayah tertentu bisa

diarahkan kepada usaha di luar sektor kehutanan dengan tetap memperhatikan prinsip-

prinsip kelestarian dan skala ekonomis.

Pengembangan wilayah tertentu diarahkan sebagai salah satu wilayah usaha

unggulan yang mendatangkan keuntungan finansial bagi KPHP unit VII Bone Bolango.

Keuntungan finansial yang didapatkan akan mempercepat kemandirian KPHP unit VII

Bone Bolango. Berdasarkan arahan strategis dan kondisi lapangan maka pemanfaatan

wilayah tertentu dapat dilakukan blok pemanfaatan di hutan lindung seluas 8.951,96

ha, blok pemanfaatan jasa lingkungan di hutan produksi seluas 1.131,4 ha,

pemanfaatan hutan kayu hutan alam seluas 1023,87 ha. Sehingga total arahan untuk

pemanfaatan hutan wilayah tertentu adalah 11.107,30 ha. Adapun sebaran wilayah

tertentu disajikan pada gambar dan tabel berikut :

Page 109: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

95

Tabel 29. Luasan Pemanfaatan Wilayah Tertentu di KPHP Unit VII Bone Bolango

FungsiKawasan BLOK IZIN PEMANFAATAN DAN

PENGGUNAANLUAS(HA)

TAHUNPELAKSANAAN

HL Blok Pemanfaatan

a) Izin pemanfaatan jasalingkungan air untuk airbaku dan PLTMH

b) Izin pemungutan HHBKAren, Rotan dan Damar

8.951,96

2017

HP danHPT

Blok PemanfaatanHHK-HA

Izin usaha pemungutan hasilhutan kayu hutan alam dihutan produksi 1.023,87

2018

HP Blok PemanfaatanJasling & HHBK

a) Izin pemanfaatan jasalingkungan air untuk airbaku dan PLTMH

b) Izin pemungutan HHBKAren, Rotan dan Damar

c) Izin pemanfaatankawasan untuk wisataalam

1.131,47

2017

Grand Total 11.107,30

Sumber: Data primer hasil olahan, 2015

Agar pemanfaatan wilayah tertentu berjalan maksimal maka pengelola KPHP unit

VII Kabupaten Bone Bolango harus memikirkan strategi bisnis dalam mengelola potensi

sumberdaya hutan salah satunya dengan menerapkan PPK-BLUD. Sesuai dengan

ketentuan pengelola KPHP unit VIII Kabupaten Bone Bolango sangat dimungkinkan

untuk membangun usaha bisnis di kawasan wilayah tertentu.

1. Pemanfaatan jasa lingkungan air

Air mempunyai peranan penting dalam kehidupan seluruh makhluk hidup. Tanpa

air seluruh kehidupan akan mati. Dalam beberapa dekade terakhir ini, keberadaan air

menjadi sangat penting salah satunya melalui pemanfaatan air untuk kepentingan

sumberdaya energi baru dan terbarukan. Hasil survey yang dilakukan pada beberapa

lokasi di KPHP unit VII Bone Bolangi ditemukan beberapa potensi air yang sangat baik

dikembangkan menjadi sumber energi listrik, sumber air baku dan sumber air untuk

irigasi dalam rangka membangun ketahanan pangan di Kabupaten Bone Bolango

Page 110: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

96

Namun demikian tidak semua potensi air tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber

energi listrik. Meskipun potensi air tersebut belum bisa dimanfaatkan sebagai sumber

energi baru dan terbarukan tetapi potensi air tersebut tetap menjadi penting salah

satunya sebagai sumber air untuk pertanian dan air baku Mekanisme pemanfaatan air

baku dan air untuk irigasi dapat dilakukan dengan model willingness to pay (WTP) atau

kesediaan orang untuk membayar jasa tersebut. Pemberlakuan model WTP didahului

dengan survey yang ditujukan kepada masyarakat yang selama ini merima manfaat air.

Dalam sepulu tahun kedepan, pengelola KPHP unit VII Bone Bolango harus

memikirkan mekanisme payment environmental services (PES) atau imbal jasa

lingkungan agar tercipta rasa keadilan dalam pemanfaatan sumberdaya alam.

Berdasarkan hasil inventarisasi produk jasa lingkungan air yang prospektif sebagai

bisnis KPHP unit VII Bone Bolango adalah pemanfaatan air baku dan sumber energi

listrik adalah sebagai berikut:

Tabel 30. Potensi Pemanfaatan Jasa Lingkungan Air Baku

Sumber: Data primer hasil survey, 2015

Kegiatan pemanfaatan sumberdaya air di dalam kawasan KPH diarahkan pada :

1. Peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bone Bolango pada

umumnya dan masyarakat disekitar kawasan KPHP unit VII Bone Bolango

No Potensi danPemanfaatan Air Lokasi (Kec./Desa) Keterangan

1 PLTM Kec.Suwawa Timur Desa PoduwomaKec.Bone desa Ilohua

5-7Mw (Tereka)8Mw(Tereka)

2PLTMH/Piko Hydro

Kec.Bonepantai desa Pelita HiajuKec.Bulango Ulu Desa Mongiilos.Butaio Daa S.Butaio Kiki

20Kw(Tereka)38Kw(Tereka)30Kw(Tereka)

3 PLTMH PT SEL Kecamatan Bone4 Sumber air baku Kecamatan Suwawa Timur,

Kecamatan Bulango Ulu25-30 meterkubik/detik

Page 111: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

97

2. Peningkatan pelayanan publik terutama pada penyediaan air bersih dan

penyediaan sumberdaya energi listrik yang ramah lingkungan bagi masyarakat

sekitar KPHP

3. Peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung pelayanan air

bersih dan energi listrik terbarukan yang berada di sekitar kawasan untuk

pendayagunaan jasa lingkungan;

4. Pengembangan ekonomi kerakyatan dengan melihat potensi pasar

pengembangan jasa lingkungan air baku

5. Pengembangan kerjasama dengan masyarakat luas dalam upaya pemanfaatan

potensi jasa lingkungan, yang diarahkan pada upaya peningkatan penyediaan

lapangan kerja dan peluang berusaha bagi masyarakat sekitar kawasan.

2. Pemanfaatan wilayah wisata alam

Kawasan hutan di KPHP unit VII Bone Bolango yang umumnya mempunyai

topografi perbukitan menciptakan sebuah keunikan sebagai sebuah bentang alam yang

menantang untuk dijelajahi. Keunikan bentang alam yang dimiliki oleh KPHP unit VII

Bone Bolango mempunyai prospek untuk dijadikan sebagai kawasan wisata alam

dalam bentuk ekowisata. Beberapa wilayah yang bisa dijadikan sebagai wilayah wisata

alam adalah pada wilayah Kecamatan Bulango Ulu, Kecamatan Suwawa Timur,

Kecamatan Bone dan Kecamatan Bone Pantai. Terdapat 2 landscape yang bisa

dijadikan sebagai atraksi yang menarik untuk pemanfaatan wisata alam dan ekowisata.

Pertama adalah pemandangan hutan tropis dan wilayah Kecamatan Bulango Ulu dan

Suwawa Timur serta pemandangan teluk tomini yang dapat disaksikan dari puncak

hutan tropis di Kecamatan Bone dan Kecamatan Bone Pantai.

Pengembangan wisata alam dan ekowisata di KPHP unit VII Bone Bolango

mengintegrasikan 4 hal yaitu: 1) konservasi hutan, 2) keindahan alam hutan tropis, 3)

Page 112: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

98

potensi pengembangan HHBK dan 4) partisipasi masyarakat desa sebagai SDM

pelaksana kegiatan.

Pengembangan wisata alam dan ekowisata di kawasan KPHP unit VII Bone

Bolango diharapkan mampu memberikan kontribusi yang signifikan pada pengelolaan

kawasan maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan. Hal

penting yang perlu dilakukan dalam pengembangan wisata alam adalah analisa

mendalam tentang sosial budaya masyarakat sekitar kawasan, karena kegiatan wisata

alam sepenuhnya melibatkan masyarakat sekitar kawasan. Kesiapan masyarakat

disekitar kawasan seperti pengetahuan tentang kawasan sangat diperlukan. Hal lain

yang perlu di identifikasi mengidentifikasi potensi pengunjung terutama potensi

wisatawan mancanegara, mengingat wisata alam sangat menarik bagi wisatawan

Eropa, Australia dan Amerika. Perlu juga mempertimbangkan kerjasama dengan

investor dan pemerintah lokal terkait dengan promosi dan pemasaran usaha ekowisata.

Salah satu strategi yang bisa dilakukan adalah memasukkan potensi ekowisata di

KPHP unit VII Bone Bolango sebagai bagian dari perjalanan tour beberapa travel.

Adapun lokasi pengembangan wisata alam berupa air terjun dapat dilihat pada gambar

berikut :

Gambar 10. Salah satu atraksi wisata alam di KPHP unit VII Bone Bolango

Page 113: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

99

Pengembangan wisata alam dan ekowisata perlu dilakukan secara bertahap dan

hati-hati karena kehadiran pengunjung akan memberikan dampak pada lokasi yang

dikunjungi. Oleh kerena itu perlu adanya regulasi untuk memberi rambu-rambu agar

kegiatan wisata alam dan ekowisata di kawasan KPHP unit VII Bone Bolango tidak

menimbulkan kerusakan ekositem dan lingkungan sehingga mengganggu fungsi

pelestarian dan pengawetan alam di KPHP unit VII Bone Bolango. Oleh karena itu,

dalam membuat regulasi harus mempertimbangkan aspek ekologi, estetika, partisipasi

dan pemberdayaan masyarakat lokal.

3. Pemanfaatan kayu hutan alam

Hasil hutan kayu merupakan produk unggulan sektor kehutanan yang hingga saat

ini permintaannya masih cukup tinggi, disatu sisi stok kayu di hutan alam semakin

sedikit. Untuk memenuhi permintaan yang tinggi terhadap hasil hutan kayu, pengelola

KPHP unit VII Bone Bolango telah mengalokasikan kawasan sebagai wilayah

pemanfaatan hasil hutan kayu. Kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu adalah kegiatan

untuk memanfaatkan dan mengusahakan hasil hutan berupa kayu dengan tidak

merusak lingkungan dan tidak mengurangi fungsi pokoknya. Pemanfaatan hasil hutan

kayu dalam kawasan di dalam blok pemanfaatan kayu hutan alam KPHP unit VII Bone

Bolango diarahkan pada pemanfaatan kayu skala kecil.

Berdasarkan hasil inventarisasi yang dilakukan oleh tim gabungan BPKH wilayah

XV Bone Bolango dan Dinas Kehutanan Pertambangan dan Energi Kabupaten Bone

Bolango, wilayah hutan produksi di KPHP unit VII Bone Bolango mempunyai potensi

kayu jenis kelas satu yang berdiameter diatas 60 cm dengan rata-rata potensi bisa

mencapai 59,98 m3/ha. Volume ini akan bertambah jika jenis kayu indah dan kayu kelas

2 yang berdiameter diatas 60 cm dimasukkan. Kegiatan pemanfaatan kayu di blok

HHK-HA harus didahului inventarisasi yang terintegrasi dengan kegiatan timber

Page 114: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

100

cruising. Kegiatan ini sangat penting untuk menentukan sistem silvukultur yang akan

dilaksanakan.

Gambar 11. Potensi kayu kelas 1 di blok pemanfaatan HHK-HA

Pemanfaatan kayu hutan alam di KPHP unit VII Bone Bolango dikelola melalui

sistem pengelolaan hutan produksi lestari (PHPL). Konsep PHPL menekankan pada

usaha pemanfaatan kayu dengan mempertimbangkan kelestarian fungsi produksi,

ekologi dan fungsi sosial secara terus menerus. Ketiga fungsi tersebut harus terkait

satu sama lain dan harus dikelola secara proporsional dan terintegrasi. Sedangkan

untuk penataan hasil hutan kayu mengikuti aturan sesuai dengan Permenhut No

41/Menhut II/2014 tentang penataan hasil hutan kayu yang berasal dari hutan alam.

Kedua kebijakan ini harus dijalankan secara pararel sehingga ada keberlanjutan

pemanfaatan hasil hutan kayu dari hutan alam. Adapun blok pemanfaatan kayu hutan

alam di KPHP unit VII Bone Bolango dapat dilihat pada gambar dan tabel dibawah ini

Page 115: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

101

Gambar 12. Sebaran wilayah pemanfaatan kayu di KPHP unit VII Bone Bolango

Tabel 31. Luas Wilayah Blok Pemanfaatan Kayu di Hutan AlamNama blok Luas (ha)

Blok Pemanfaatan HHK-HA 1023,87Total Luas Pemanfaatan HHK-HA 1023,87

Sumber: Hasil analisis spatial 2012

Sebelum pihak pengelola KPHP unit VII Bone Bolango memanfaatkan hasil

hutan kayu, maka terlebih dahulu pihak KPHP unit VII Bone Bolango tetap mengajukan

permohonan ijin IUPHHK-HA kepada pemerintah. Selanjutnya ditempuh mekanisme

pemanfaatan hasil hutan kayu hutan alam oleh KPHP unit VII Kabupaten Bone Bolango

yang mengikuti daur pohon yaitu 35 tahun, dimana setiap tahun luas wilayah yang

dipanen sekaligus yang ditanami dengan sistem silvikultur intensif maksimal 29,25

ha/tahun. Jika potensi kayu kelas 1 yang sudah layak tebang mencapai 59,98 m3/ha

maka setiap tahun kayu yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan bisnis KPHP unit

VII Bone Bolango mencapai 1.754,62 m3. Adapun sebaran lokasi wilayah tertentu dan

Page 116: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

102

rencana program kegiatan pada wilayah tertentu KPHP unit VII Bone Bolango dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 32. Sebaran Lokasi Wilayah Tertentu dan Rencana Program Kegiatannya

No BLOK KELASPERUSAHAAN PROGRAM RENCANA

KEGIATANLOKASI

(KECAMATAN)LUAS(HA)

1 BlokPemanfaatan

Hutan lindunghutan alam

Pemanfaatanjasa lingkunganair dan PLTMHdan HHBK

a) Membukapeluangkerjasamapemanfaatan jasalingkunganair untukenergi danair bakudenganinvestoryangberminat

b) Membukapeluangkerjasamapemanfaatan HHBKAren,Rotan,Damardenganinvestor

1. Bone2. Bone Pantai3. Botupingge4. Bulango Ulu5. Bulango

Utara6. Kabila Bone7. Suwawa

Selatan8. Suwawa

Timur

8.951,96

2 BlokPemanfaatanHHK-HA

Hutan produksihutan alam

Izin usahapemungutanhasil hutan kayuhutan alam dihutan produksi

Membukapeluangkerjasamapemungutanhasil hutankayu hutanalam denganinvestor

1. Bone2. Bone Raya

1.023,87

3 BlokPemanfaatanJasling &HHBK

Hutan produksihutan alam danhutan lindunghutan alam

Pemanfaatanjasa lingkunganair, HHBK danwisata alam

a) Membukapeluangkerjasamapemanfaatan jasalingkunganair untukenergi danair bakudenganinvestoryangberminat

b) Membukapeluang

1) Bone2) Bone Pantai3) Bone Raya4) Bulawa5) Pinogu6) Suwawa

Selatan7) Suwawa

Timur

1.131,47

Page 117: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

103

kerjasamapemanfaatan HHBKAren,Rotan,Damardenganinvestor

c) Membukapeluangkerjasamapengembanganwisataalamdenganinvestor

Grand Total 11.107,30

C. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat dalam konteks perencanaan KPHP ini adalah

mengupayakan untuk mengakomodir secara optimal peran masyarakat dalam

mengelola sumberdaya hutan. Pemberdayaan masyarakat di wilayah KPHP unit VII

Bone Bolango dapat dilakukan melalui pemberian bantuan dana pembinaan,

penyuluhan dan sosialisasi, bimbingan teknis dan pelatihan, serta pemberian areal hak

pengelolaan lahan hutan secara khusus di wilayah KPHP. Selain itu, pemberian areal

hak pengelolaan lahan dalam wilayah KPHP dimungkinkan karena sejak puluhan tahun

silam telah melakukan usahatani lahan kering, bahkan ada beberapa lokasi telah

dimukimi oleh penduduk setempat.

Terhadap lahan-lahan hutan yang telah lama diolah dan digunakan oleh

penduduk setempat dalam bercocok tanam usahatani lahan kering dengan tanaman

tahunan seperti kakao, cengkeh serta tanaman semusim diupayakan dilakukan

pembinaan secara intensif dengan tetap mengedepankan hak-hak mereka selaku

pengguna lahan hutan. Karena itu diarahkan pembinaannya secara in-situ dengan

Page 118: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

104

ketentuan mereka harus mentaati ketentuan peraturan perundang-undangan yang ada.

Lahan-lahan tersebut dapat diarahkan secara bertahap menjadi pelaku usahatani

hutan, yang dimulai dengan penerapan sistem agroforestri hingga menjadi pelaku

usaha hutan kemasyarakatan (HKm).

Peraturan Dirjen Planologi Kehutanan No P5/VII-WP3H/2012 tentang petunjuk

teknis tata hutan dan penyusunan rencana Pengelolaan hutan pada kesatuan

pengelolaan hutan lindung (KPHL) dan Kesatuan pengelolaan hutan produksi (KPHP)

telah menegaskan pengelolaan diblok pemberdayaan masyarakat diarahkan pada

pengelolaan hutan kemasyarakatan (HKm), hutan tanaman rakyat (HTR) dan hutan

desa (HD).

Mengacu pada hal tersebut diatas dan sesuai dengan hasil survei di lapangan

blok pemberdayaan masyarakat di KPHP unit VII Bone Bolango diarahakan pada

kegiatan pengembangan HD, HKM dan HTR. Pengembangan HTR di sekitar batas

terluar KPHP unit VII Bone Bolango. Konsep HD, HKm dan HTR merupakan konsep

pemberdayaan masyarakat dimana peran dan akses masyarakat dalam mengelola

hutan diperbesar. Adapun justifikasi pengembangan HD, HKM dan HTR di blok

pemberdayaan didasarkan pada kriteria sebagai berikut:

1. Memiliki potensi hasil hutan kayu yang rendah

2. Dekat dengan pemukiman masyarakat dan memiliki akses

3. Merupakan areal tidak berhutan

Merupakan wilayah yang tidak berhutan dan harus direhabilitasi

Strategi yang bisa dilakukan dalam rangka meningkatkan program pemberdayaan

masyarakat sekitar hutan terutama dalam skema social forestry (HKm, HTR dan HD)

adalah: 1) pembukaan dan pemberian kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat

kepada semua bentuk partisipasi skala usaha untuk mengelola hutan baik secara

Page 119: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

105

langsung maupun tidak langsung, 2) setelah diberi kesempatan, maka pemerintah perlu

melakukan evaluasi terhadap keberhasilan masyarakat tersebut, jika berhasil maka

dilanjutkan dan jika belum berhasil maka perlu ada pembinaan kembali atau

diberhentikan sementara, 3) peranan pemerintah sebaiknya tidak terlalu besar,

sebaliknya pemerintah sebaiknya bertindak seperti “wasit”. Adapun total luasan blok

pemberdayaan 2246,12 ha dimana 160 ha telah HD dan HTR seluas 400 ha.

Beberapa permasalahan yang mash mengganjal dalam pengelolaan blok

pemberdayaan ini adalah masih adanya tumpang tindih izin HD seluas 160 ha dengan

izin penggunaan tambang PT. Gorontalo Mineral. Kedua pemegang izin pemanfaatan

dan penggunaan kawasan untuk tambang mempunyai izin legal karena sama-sama

mengantongi izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan. Adapun luas blok

pemberdayaan dan skema HD dan HTR di KPHP unit VII Bone Bolango berdasarkan

wilayah administrasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 33. Lokasi Blok Pemberdayaan Berdasarkan Wilayah AdministrasiArahan Blok Kecamatan Desa/Kelurahan Luas (Ha) Ket

BlokPemberdayaan

Bone Pantai Pelita Hijau 555,96Bulango Ulu Ilomata 123,46

Suwawa Selatan

Bondawuna 99,39Bulontala Timur 94,31Libungo 3,03Molintungupo 34,23Pancuran 16,52

Suwawa TimurTulabolo Barat 561,95Tulabolo 578,20Tulabolo Timur 179,08

Jumlah 2246,12

Page 120: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

106

Gambar 13. Peta blok pemberdayaan masyarakat

Kontribusi blok pemberdayaan dapat dilihat dari besarnya penyerapan tenaga kerja.

Jika diasumsikan seluruh kawasan blok pemberdayaan masyarakat dikelola oleh

masyarakat melalui skema HTR, HKm dan HD maka setidaknya jumlah tenaga kerja

yang akan bekerja pada blok pemberdayaan adalah 4196 orang (asumsi 1 ha akan

mampu dikerjakan oleh 2 orang)

D. Pembinaan dan pemantauan (Controlling) pada areal KPHP yang telah

ada izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan

Pembinaan dan pemantauan terhadap seluruh blok pengelolaan merupakan hal

yang sangat penting untuk dilakukan. Pembinaan pemantauan dilakukan secara terus-

menerus mengacu kepada model pembelajaran bersama dan kesetaraan, sehingga

partisipasi dan asimilasi antara KPH dan masyarakat pemegang ijin pemanfaatan dan

penggunaan kawasan hutan terjalin hubungan dengan baik. Pembinaan dan

pemantauan di lakukan secara berjenjang mulai dari tingkat administrasi maupun pada

tingkat manajemen pengelolaan. mekanisme pembinaan dan pengawasan di tingkat

tapak dilakukan dengan cara mengawasi seluruh kegiatan pengelolaan, misalnya untuk

Page 121: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

107

wilayah ijin hutan tanaman rakyat pengawasan penataan hasil usaha kehutanan

menggunakan mekanisme seperti tertuang dalam Permenhut 42/Menhut II/2014

tentang penataan hasil hutan kayu yang berasal dari hutan tanaman. Sedangkan untuk

pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan mengacu pada dokumen rencana

pengelolaan dan pemantauan lingkungan salah satunya dengan mendirikan pos

pemantauan dan jalan pemeriksaan di dalam KPHP unit VII Bone Bolango.Pada tingkat

administrasi maka instrumen pembinaan dan pengawasan dilakukan berdasarkan

peraturan perundangan yang berlaku, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 14. Mekanisme pembinaan dan pengawasan di KPHP

Proses pembinaan dan pengawasan terhadap pihak pemegang ijin pemanfaatan

dan penggunaan kawasan hutan tidak lepas dari peran dan interaksi staf KPHP unit VII

Bone Bolango dengan para pemegang ijin, semakin tinggi peran dan interaksi

Potensi KPHP unit VII Bone Bolango

1. Kayu2. Jasa lingkungan3. Pertambangan

IUPJL IUPHHK-HA IUPHHK-HTR IPHHBK

InstrumenUU, PP, Permen, Perda

1. Rehabilitasi dan reklamasi2. RKL dan RPL3. Penatausahaan hasil hutan kayu dan HHBK

Pelaporan:1. Menteri Kehutanan2. Bupati dan Gubernur3. Kepala Dinas Kehutanan4. BP2HP Palu5. Kepala KPHP unit VII Bone Bolango

PINJAM PAKAI

Page 122: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

108

dijalankan maka semakin tinggi pola hubungan yang terbangun antara masyarakat

pemegang ijin dan Staf KPHP unit VII Bone Bolango, sehingga jika terjadi masalah

yang berada di wilayah ijin dapat dipecahkan bersama. Kegiatan jangka panjang untuk

mengakomodir program pembinaan dan pengawasan terhadap masyarakat pemegang

ijin mencakup :

1. Rencana Pengelolaan Lingkungan setiap tahun

2. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) setiap tahun

3. Pemantauan penataan hasil hutan kayu dari hutan alam dan hutan tanaman

dilakukan saat pemanenan

4. Rehabilitasi dan reklamasi pasca ijin eksplorasi dan eksploitasi

E. Penyelenggaraan rehabilitasi pada areal di luar ijin

Kegiatan rehabilitasi di KPHP unit VII Bone Bolango mutlak dilakukan mengingat

tingginya tingkat kerusakan hutan di dalam kawasan hutan produksi dan hutan lindung.

Tujuan utama dilakukannya rehabilitasi adalah terpulihnya sumberdaya hutan dan

lahan yang rusak sehingga berfungsi optimal yang dapat memberikan manfaat kepada

seluruh stakeholder, menjamin keseimbangan lingkungan dan tata air DAS, dan

mendukung kelangsungan industri kehutanan

Upaya rehabilitasi ekosistem dikawasan KPHP unit VII Bone Bolango

dilaksanakan diluar areal ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan. Kegiatan

ini diawali dengan pelaksanaan identifikasi dan inventarisasi kerusakan habitat dan

ekosistem di dalam kawasan KPH. Identifikasi ini ditujukan untuk mengetahui sejauh

mana perkembangan ekosistem di dalam kawasan. Apabila ditemukan kerusakan-

kerusakan yang terjadi di dalam ekosistem, faktor penyebabnya serta sejauh mana

dampaknya terhadap keseluruhan proses ekologis di dalam kawasan, maka akan

dihasilkan rekomendasi tentang bentuk-bentuk intervensi pengelola yang perlu

Page 123: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

109

dilakukan untuk permasalahan tersebut. Pemetaan penutupan vegetasi dan batas-

batas ekosistem serta sebaran wilayah yang rawan terhadap erosi sangat berat dapat

dijadikan dasar untuk menentukan tindakan RHL.

Kegiatan rehabilitasi di KPHP unit VII Bone Bolango dilakukan berdasarkan

data dari RTK-RHL yang dikeluarkan oleh BP-DAS Bone Bolango. Berdasarkan kriteria

data RTK-RHL prioritas lahan yang harus direhabilitasi adalah lahan dengan kategori

kritis dan sangat kritis. Berdasarkan kriteria ini maka total luas lahan harus direbalitasi

mencapai 7.213 ha dengan luas lahan terbesar yang harus direhabilitasi terdapat di

blok pemanfaatan hutan lindung seluas 5.327,05 ha seperti yang terlihat pada tabel dan

gambar dibawah ini

Tabel 34. Luas Lahan di KPHP yang harus direhabilitasi

NO BLOKTUTUPAN

LAHANLUAS KECAMATAN

LUAS

1 Blok Pemanfaatan

Semak belukar 2452,82 Bone 5,70Pemukiman 22,36 Bone Pantai 1461,32PertanianLahan Kering

481,95 Botupingge619

PertanianLahan KeringSekundercampur semak

2369,92 Bulango Ulu 44,13Bulango Utara 30,93Kabila Bone 1.877,99Suwawa Selatan 1.284,94Suwawa Timur 3,04

2 Blok PemanfaatanHHK-HA

Semak belukar 26,81

Bone 34,93PertanianLahan KeringSekundercampur semak

8,12

3

Blok PemanfaatanJasling & HHHBK

Semak belukar 387,39 Bone Pantai80,86

Pemukiman 1,12 Bone Raya 64,05Tanah terbuka 53,42 Bulawa 186,20PertanianLahan Kering

342,78 Suwawa Selatan12,11

PertanianLahan KeringSekundercampur semak

585,19 Suwawa Timur 44,16

4 Blok Pemberdayaan Semak belukar 243,24 Bone Pantai 9,54

Page 124: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

110

MasyarakatPertanianLahan Kering

44,19 Bulango Ulu81,71

PertanianLahan KeringSekundercampur semak

194,49 Suwawa Selatan 29,55

Suwawa Timur 122,43

Kegiatan RHL harus segera dilaksanakan untuk memulihkan kondisi lingkungan.

Kegiatan RHL di KPHP unit VII Bone Bolango direncanakan akan diselesaikan dalam

jangka waktu 10 tahun atau menyesuaikan dengan kondisi pendanaan dan

sumberdaya manusia/tenaga kerja. Jika RHL ditargetkan selesai dalam jangka waktu

10 tahun maka setiap tahun luas wilayah yang akan di rehabilitasi mencapai 501,80

ha/tahun. Mengingat pendanaan yang terbatas maka pihak KPHP unit VII Bone

Bolango dapat bekerjasama dengan instansi lain seperti BPDAS Bone Bolango untuk

melakukan kegiatan RHL, agar target RHL setiap tahun dapat tercapai.

Gambar 15. Lokasi rencana RHL (diarsir gelap) di KPHP unit VII Bone Bolango

Page 125: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

111

Kegiatan RHL diluar izin akan menyesuaikan dengan blok pengelolaan. Misalnya

jika kegiatan RHL dilakukan di blok pemanfaatan HHK-HA maka jenis kayu yang

ditanam adalah jenis kayu kelas satu dan metode silvikultur yang dipergunakan adalah

tebang pilih tanam indonesia (TPTI), dan jika kegiatan RHL dilakukan di blok

pemanfaatan kawasan hutan lindung maka jenis kayu yang ditanam adalah tanaman

berkayu yang dikombinasikan dengan tanaman MPTs atau tanaman penghidupan.

F. Pembinaan dan pemantauan (controlling) pelaksanaan rehabilitasi di

dalam izin

Hingga saat ini di KPHP unit VII Bone Bolango terdapat 5 ijin pemanfaatan

kawasan hutan yaitu ijin pemanfaatan untuk HHBK dan izin pemanfaatan untuk HD dan

HTR. Secara umum kegiatan izin pemanfaatan belum menimbulkan dampak karena

kegiatan pemanfaatan umumnya hanya untuk HHBK rotan, adapun kegiatan HD dan

HTR belum berjalan meskipun telah terdapat PAK yang ditetapkan oleh Menteri

Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Berdasarkan data dari RTK-RHL kerusakan wilayah

hutan hanya berada pada wilayah izin penggunaan untuk tambang milik PT. Gorontalo

Mineral. Adapun wilayah yang harus di rehabilitasi di dalam izin PT. Gorontalo Mineral

adalah

Tabel 35. Luas lahan yang harus di rehabilitasi di dalam izin PT. Gorontalo Mineral

NO BLOKFUNGSI KAWASAN HUTAN

TotalHL HPT

1 Blok Pemanfaatan 472,87 472,87

2 Blok Pemanfaatan Jasling & HHBK 918,48 918,48

3 Blok Pemberdayaan Masyarakat 91,87 91,87

Grand Total 472,87 1.010,35 1.483,22

Page 126: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

112

Sebagai bagian dari wilayah KPHP unit VII Bone Bolango maka pihak KPHP

berkewajiban melakukan pembinaan dan pemantauan terhadap wilayah yang akan

direhabilitasi oleh para pemegang izin.

Proses pembinaan dan kontrol dalam pelaksanaan RHL didalam izin dilakukan

dalam 2 kegiatan. Kegiatan pertama adalah memberikan juknis RHL sebagai bentuk

pembinaan. Kegiatan kedua adalah melakukan monitoring bersama antara pihak KPHP

unit VII dengan pemegang izin dengan melibatkan BP-DAS Bone Bolango sebagai

salah satu pemangku kegiatan RHL. Kegiatan monitoring dilakukan untuk melihat

keberhasilan pertumbuhan tanaman yang dilakukan mulai tahun pertama pemeliharaan

(T1) sampai dengan tahun ketiga pemeliharaan (T3). Keberhasilan tumbuh tanaman

hasil reboisasi di wilayah berizin bisa dijadikan ukuran kinerja pengelolaan lingkungan

Pelaksanaan pembinaan terhadap para pemegang ijin dilaksanakan oleh

organisasi sebagai berikut :

1. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

2. Gubernur dibantu oleh Kepala Dinas Kehutanan Pertambangan dan Energi

Provinsi Gorontalo

3. Bupati dibantu Kepala Dinas Kehutanan Pertambangan Bone Bolango yang

membidangi Kehutanan

4. Kepala KPH yang dibantu oleh kepala resort setiap blok pemanfaatan.

Proses pembinaan dan pemantauan terhadap kegiatan RHL di dalam izin meliputi hal-

hal sebagai berikut:

1. Pembinaan dan pengawasan terhadap sipil teknis RHL yang dilakukan oleh

pemegang ijin

2. Pembinaan dan pengawasan terhadap tata cara rehabilitasi dan reklamasi

berdasarkan juknis yang ditetapkan oleh pemerintah/pengelola KPH

Page 127: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

113

3. Pembinaan dan pengawasan terhadap tata cara pelaporan RHL oleh pemegang

ijin;

4. Pembinaan dan pengawasan terhadap diseminasi kemajuan RHL kepada semua

stakeholder di KPHP unit VII Bone Bolango

Beberapa peraturan yang dapat dirujuk sebagai pedoman dalam rangka

pembinaan RHL di dalam ijin adalah sebagai berikut

1. Permenhut No 70/Menhut II/2008 tentang Pedoman Teknis RHL

2. Permenhut No 12/Menhut II/2011 tentang Pedoman Penyelenggaraan RHL

G. Penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam.

Berdasarkan kondisi sosial dan ekologi pada beberapa lokasi di wilayah KPHP

unit VII Bone Bolango tidak sedikit areal yang perlu mendapat perhatian khusus

terutama dalam mengamankan wilayah KPHP dari berbagai sumber konflik seperti

upaya-upaya penolakan kehadiran KPHP, rusaknya ekosistem DAS sebagai

penyimpan dan pengatur tata air bagi irigasi pertanian di kawasan bawahannya,

penyelamatan flora dan fauna langka dan endemik sulawesi, serta pengakuan hak-hak

masyarakat. Atas pertimbangan tersebut maka dipandang perlu menangani sumber-

sumber-sumber konflik dan permasalahan lingkungan yang ada melalui penunjukan

kawasan hutan dengan tujuan konservasi alam.

Perlindungan Hutan dan konservasi alam diselenggarakan dengan tujuan untuk

menjaga hutan, kawasan hutan dan lingkungannya, agar fungsi lindung, fungsi

konservasi dan fungsi produksi dapat tercapai secara optimal dan lestari. Perlindungan

hutan ini merupakan usaha untuk :

a. Mencegah dan membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan yang

disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran, bencana alam, hama

serta penyakit.

Page 128: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

114

b. Mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat dan perorangan atas

hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat yang berhubungan

dengan pengelolaan hutan

Rencana kegiatan perlindungan dan konservasi sumber daya alam di KPHP unit

VII Bone Bolango mengacu kepada Keppres 32 Tahun 1990 tentang kawasan lindung.

Untuk KPHP unit VII Bone Bolango, kegiatan perlindungan dan konservasi SDAH

difokuskan pada 3 kegiatan, yaitu perlindungan terhadap sumber mata air,

perlindungan terhadap erosi/rawan longsor dan pengelolaan keanekaragaman hayati.

Deliniasi peta terhadap kegiatan tersebut dapat dilihat pada peta di bawah ini

Gambar 16. Lokasi Rencana Perlindungan dan Konservasi Alam

Lokasi perlindungan dan konservasi ini berada di blok inti dan blok perlindungan

dan secara administrasi terletak di Kecamatan Bulango Utara dan Bulango Ulu dengan

luas total mencapai 3754,03 Mengingat lokasi rencana perlindungan dan konservasi ini

sangat berdekatan dengan kawasan konservasi TN-BNW, maka KPHP unit VII Bone

Bolango juga telah menetapkan wilayah dengan nilai konservasi tinggi (HCVF). Konsep

Page 129: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

115

HCVF didisain untuk membantu para pengelola hutan dalam usaha-usaha peningkatan

keberlanjutan sosial dan lingkungan hidup dengan menggunakan pendekatan dua

tahap, yaitu: 1) mengidentifikasikan areal-areal di dalam atau di dekat suatu unit

majemen (UM) yang mengandung nilai-nilai sosial, budaya dan/atau ekologis yang luar

biasa penting, dan 2) menjalankan suatu sistem pengelolaan dan pemantauan untuk

menjamin pemeliharaan dan/atau peningkatan nilai-nilai tersebut. Wilayah-wilayah yang

menjadi kawasan HCVF adalah sumber mata air, sempadan sungai, kawasan hutan

primer dengan lereng di atas 45%. Adapun wilayah HCVF di KPHP unit VII Bone

Bolango di tampilkan pada peta HCVF di bawah ini.

Gambar 17. Peta HCVF di KPHP unit VII Kabupaten Bone Bolango

H. Penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang ijin.

Sehubungan dengan banyaknya komponen kegiatan usaha dan unsur-unsur

pelaksana kegiatan pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan di wilayah

KPHP unit VII Bone Bolango maka sangat penting diselenggarakan koordinasi dan

Page 130: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

116

sinkronisasi antar pemegang ijin usaha. Dalam rangka mewujudkan terselenggaranya

koodinasi dan sinkronisasi, pihak KPHP unit VII Bone Bolango bertugas dalam

memfasilitasi setiap kepentingan yang ada agar tidak terjadi tumpang tindih

kepentingan antar pemegang ijin.

Sesuai Tupoksi KPHP unit VII Bone Bolango selaku pemangku kawasan hutan di

wilayah kerjanya serta selaku manajer kawasan hutan maka pengelola KPHP perlu

membangun suatu sistem koordinasi solid antar KPHP unit VII Bone Bolango dengan

pelaku-pelaku usaha di wilayahnya, serta antar dan inter para pelaku usaha

pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan. Karena itu direkomendasikan

sistem koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang ijin sbb.:

1. Koordinasi dan sinkronisasi dalam penetapan batas dan pemancangan pal-pal

batas persekutuan antar pemegang ijin.

2. Koordinasi dan sinkronisasi program dalam pengelolaan blok-blok inti, dan blok-

blok perlindungan di wilayah KPH.

3. Koordinasi dan sikronisasi program dalam pengelolaan dan pemantauan

lingkungan, termasuk dalam pengelolaan dan pengendalian dampak

lingkungan.

4. Koordinasi dan sinkronisasi dalam program pemanfaatan jaringan jalan

angkutan lintas antar pemegang ijin.

5. Koordinasi dan sinkronisasi program dalam pelaksanaan kegiatan rehabilitasi

hutan dan reklamasi hutan.

6. Koordinasi dan sinkronisasi program dalam kegiatan pemberdayaan

masyarakat.

7. Koordinasi dan sinkronisasi program pengembangan jenis-jenis tanaman

kehutanan dan MPTs.

Page 131: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

117

8. Koordinasi dan sinkronisasi program pengembangan sistem pemasaran hasil

tanaman kehutanan dan MPTs.

Dalam penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang ijin,

pemangku wilayah KPHP unit VII Bone Bolango memiliki peran penting dalam

memfasilitasi setiap rencana dan pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi.

Terhadap wilayah-wilayah KPH yang belum ada pemegang ijinnya maka KPHP

unit VII Bone Bolango bertanggungjawab melakukan koordinasi dan sinkronisasi

program-program kegiatan pengelolaan hutan dengan setiap pemegang ijin usaha di

wilayah kerjanya. Adapun bentuk sinkronisasi dan koordinasi antara pemangku

kawasan KPHP unit VII Bone Bolango dengan pemegang izin maupun calon pemegang

izin di uraikan dalam matriks berikut

Tabel 36. Matriks Bentuk sinkronisasi antar pemegang izin

No Jenis PerizinanPemanfaatan Hutan

Ruang Lingkup Kewenangan dalam rangkaKoordinasi dan Sinkronisasi

1. IUPKa. Hutan Lindung (untuk

HKM)b. Hutan Produksi

1. Prakondisi dan penyiapan lokasi/pencadanganareal dalam rangka pemberian izin

2. Penyelarasan/sinkronisasi Rencana Kerja Usahamengacu pada Rencana Pengelolaan JangkaPanjang/Jangka Pendek KPHP unit VII BoneBolango

3. Pemantauan dan Penilain Kinerja2. IUPJL

a. Hutan Lindungb. Hutan Produksi

1. Prakondisi/penyiapan lokasi dan Master PlanIUPJL berdasarkan Rencana PengelolaanJangka Panjang/Jangka Pendek KPHP unit VIIBone Bolango

2. Pemantauan dan Penilian Kinerja3. IUPHHK

a. Hutan Alamb. Restorasi

1. Penyelarasan/sinkronisasi Rencana Kerja Usahamengacu pada Rencana Pengelolaan JangkaPanjang/Jangka Pendek KPHP unit VII BoneBolango

2. Singkronisasi kewenangan :a. Pertimbangan Teknisb. Pengesahan RKTc. Pemantauan dan Penilaian Pelaksanaan

Kegiatand. Menerima laporan Hasil evaluasi 5 tahun

RKU3. Pemantauan dan Penilian Kinerja

Page 132: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

118

No Jenis PerizinanPemanfaatan Hutan

Ruang Lingkup Kewenangan dalam rangkaKoordinasi dan Sinkronisasi

a) HTRb) HTHR

1. Prakondisi dan penyiapanlokasi/pencadangan areal dalam rangkapemberian izin.

2. Penyelarasan/sinkronisasi Rencana KerjaUsaha mengacu pada Rencana PengelolaanJangka Panjang/Jangka Pendek KPHP unitVII Bone Bolango

3. Pemantauan dan Penilain Kinerja4. Singkronisasi kewenangan :

a. Pemberian Izinb. Pengesahan RKTc. Pemantauan dan Penilaian Pelaksanaan

KegiatanIUPHHKa. HKmb. HD

1. Prakondisi dan penyiapanlokasi/pencadangan areal dalam rangkapemberian izin.

2. Penyelarasan/sinkronisasi Rencana KerjaUsaha mengacu pada Rencana PengelolaanJangka Panjang/Jangka Pendek KPHP unitVII Bone Bolango

3. Pemantauan dan Penilain Kinerja4 1. IUPHHBK

2. IPHHK3. IPHHBK

a. Hutan Lindungb. Hutan Produksi

1. Prakondisi dan penyiapanlokasi/pencadangan areal dalam rangkapemberian izin.

2. Penyelarasan/sinkronisasi Rencana KerjaUsaha mengacu pada Rencana PengelolaanJangka Panjang/Jangka Pendek KPHP unitVII Bone Bolango

3. Penyelarasan/sinkronisasi Rencana KerjaUsaha mengacu pada Rencana PengelolaanJangka Panjang/Jangka Pendek KPHP unitVII Bone Bolango

5 Izin Penggunaan KawasanHutan

1. Pertambangan (PTGM)

2. Non Kehutanan3. Lainnya

1. Prakondisi dan penyiapanlokasi/pencadangan areal dalam rangkapemberian izin.

2. Penyelarasan/sinkronisasi Rencana KerjaUsaha mengacu pada Rencana PengelolaanJangka Panjang/Jangka Pendek KPHP unitVII Bone Bolango

3. Penyelarasan/sinkronisasi Rencana KerjaUsaha mengacu pada Rencana PengelolaanJangka Panjang/Jangka Pendek KPHP unitVII Bone Bolango

I. Koordinasi dan sinergi dengan instansi dan Stakeholders.

Koordinasi menjadi sangat penting untuk membangun kesepahaman dalam

rangka pembangunan sektor kehutanan. Hal ini dilakukan karena pembangunan sektor

Page 133: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

119

kehutanan membutuhkan dukungan dari para pihak untuk keberlangsungan program

dan kegiatan di KPHP unit VII Bone Bolango. Keberlangsungan program dan kegiatan

dalam pengelolaan KPHP unit VII Bone Bolango merupakan sebuah keharusan. Untuk

menindaklanjuti keberlanjutan program maka perlu mengidentifikasi pihak-pihak yang

berkepentingan dengan kawasan hutan di KPHP unit VII Bone Bolango. Hasil

identifikasi stakeholder, terdapat 27 stakeholder berkepentingan dalam pengelolaan

KPHP unit VII Bone Bolango seperti yang terdapat Tabel 30. Stakeholder yang di

identifikasi ini adalah stakeholder yang mempunyai peluang membuat program dan

kegiatan sekaligus stakeholder yang menjadi penentu kebijakan pembangunan di

KPHP unit VII Bone Bolango dengan berpatokan pada rencana pengelolaan KPHP unit

VII Bone Bolango. Adapun stakeholder dengan berbagai macam kepentingan tersebut

diuraiakan pada tabel di halaman selanjutnya

Tabel 37. Daftar Stakeholder yang terlibat dalam Pengelolaan KPHP unit VII Bone BolangoNo Organisasi Stakeholders

I Pemerintah Pusat

Taman Nasional Bogani Nani WartaboneBKSDA Sulawesi Utara Seksi Bone BolangoBPKH Wilayh XV Bone BolangoBP-DAS Bone BolangoBalai Wilayah Sungai II SulawesiBP2HPBPK Sulawesi UtaraBPTH MakassarBDK Makassar

II Pemerintah Daerah

Dinas Kehutanan Pertambangan EnergiBAPPEDADinas Pekerjaan UmumBadan Lingkungan Hidup/BalihristiDPRDPDAMDinas Pertanian dan Tanaman PanganBadan Penyuluh KehutananCamatKepala Desa dan BPD

III Lembaga IndependentUniversitas GorontaloLSM Lingkungan

Page 134: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

120

Lembaga DonorForum DAS

IV MasyarakatTokoh MasyarakatMasyarakat lokal

V SwastaPT. Gorontalo Mineral (IUP)PT. Sumber Energi Lestari (PLTMH)

Untuk mengoptimalkan peran stakeholder yang berpengaruh pada kebijakan

rencana pengelolaan KPHP unit VII Bone Bolango maka perlu dilakukan strategi

pelibatan partisipasi stakeholder untuk dapat meminimalisir tumpang tindih kegiatan.

Partisipasi merupakan proses keterlibatan stakeholders dalam mempengaruhi dan ikut

mengendalikan jalannya rangkaian penyusunan kebijakan yang berdampak kepadanya.

Karena itu tiap stakeholder akan memiliki tingkat keterlibatan yang berbeda-beda

sesuai dengan bobot yang dimilikinya. Bobot yang dimaksud adalah tingkat (kedekatan)

kepentingan stakeholder bersangkutan dengan pengambil keputusan dan kekuatan

pengaruhnya terhadap proses penyusunan kebijakan. Adapun partisipasi stakeholder

yang seharusnya terlibat dalam rencana pengelolaan KPHP unit VII Bone Bolango

dapat dilakukan dapat dilihat pada Tabel 31.

Tabel 38. Mekanisme Partispasi Stakeholder dalam Pengelolaan KPH

Aspek

Jenis Partisipasi

Memberikan informasi Koordinasi Pelaksana

KegiatanRehabilitasi

BP-DAS, TNBNW,BKSDA, Kepala Desa,LSM, Masyarakat. PT.GM, PT. SEL

BPKH, TNBNW BP-DAS,BKSDA, DinasKehutanan PertambanganEnergi, BAPPEDA, DinasPertanian, Kepala Desa,Dinas PU, BLH, DPRD

Dinas Kehutanan, BP-DAS Bone Bolango,PT. GM dan PT SEL

Kegiatan BisnisPemanfaatankawasan hutan

Kepala Desa,Masyarakat sekitarhutan

Kepala Desa, BAPPEDA,PU,DPRD

PT GM, PT SEL, danInvestor yang berminat

PenguatanKelembagaanPetani danMasyarakat

Kepala Desa, LSM, UnivGorontalo

Kepala Desa, BAPPEDA,Badan Penyuluh,Bakorluh, DPRD, Univ.Gorontalo, DinasPertanian

Badan Penyuluh,Bakorluh, UnivGorontalo, DinasPertanian, Lembaga

Page 135: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

121

Donor

Monitoring danEvaluasi

Kepala Desa,Masyarakat sekitarhutan, BLH, Gorontalo

Kepala Desa, BAPPEDA,DPRD

Dinas Kehutanan,Satpol PP, BLH, KPHPunit VII Bone Bolango

Agar para pihak dapat menjalankan program dan kegiatannya secara

terintegrasi maka perlu di mediasi melalui sebuah forum dimana anggota forum

tersebut adalah stakeholders yang berkepentingan dengan KPHP unit VII Bone

Bolango. Keberadaan forum pengelolaan KPHP unit VII Bone Bolango sangat penting

dalam mengintergrasikan seluruh program dan kegiatan di KPH. Fungsi utama forum

KPHP unit VII Bone Bolango adalah 1) menampung dan menyalurkan aspirasi

masyarakat terkait pengelolaan KPH; 2) memberikan sumbangan pemikiran dalam

pengelolaan KPH; dan 3) menumbuhkan dan mengembangkan peran pengawasan

masyarakat dalam pengelolaan KPH.

Tabel 39. Jadwal Penyelenggaraan Kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi antara Pemegang Izin

No Ruang LingkupKegiatan

Target Pencapaian Tahun Ke IndikatorI II III IV V VI VII VIII IX X1. Identifikasi

perizinan,permasLahan dankoordinasi instansiterkait

KesamaanPersepsi danKonsepsiPengelolaan

2. Penyusunan Granddesign Tata KelolaPerizinan diwilayah kelolaKPHP Gularaya

ArahanTataKelolaPengelolaanHutan olehPemegang Izin

3. SinkronisasiRencana KerjaUsahaPemegangan Izinmengacu padaRencanaPengelolaan HutanJangkaPanjang/JangkaPendek KPHP

Kesesuaianantara RPH-KPHP...denganRencana KerjaUsahaPemegang Izin

4. Koordinasi,Evaluasi,Pembinaan danPengendalian

PengelolaanHutan SecaraLestari sesuaiFungsinya

Page 136: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

122

J. Penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM.

Dalam penguatan kapasitas kelembagaan KPHP unit VII Bone Bolango menuju

KPH yang mandiri dibutuhkan peningkatan sumberdaya manusia (SDM) yang

mengelolanya, baik dari aspek kuantitas maupun kualitas. Kualitas SDM terutama yang

terkait dengan kualifikasi dan kompetensi staf yang memiliki relevansi dengan

komponen-komponen kegiatan yang akan ditanganinya. Selanjutnya dalam rangka

meningkatkan kapasitas kelembagaan KPH dalam menangani wilayah kelolanya, dinilai

penting menyelenggarakan resort-resort di wilayah tertentu.

Menteri LHK sendiri telah memutuskan tentang standart kompetensi KPH melalui

Permenhut No.: P. 42/Menhut-II/ 2011Tentang Standar Kompetensi Bidang Teknis

Kehutanan Pada KesatuanPengelolaan Hutan Lindung dan Kesatuan Pengelolaan

Hutan Produksi, dijelaskan beberapa hal terkait dengan standar kompetensi SDM untuk

pengelolaan KPH sbb.:

Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seseorang,

mencakuppengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam

pelaksanaan tugas jabatannya secara profesional, efektif dan efisien.

Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab,

wewenang danhak seseorang pegawai dalam melaksanakan pekerjaan pada

suatu organisasi.

Pengelolaan kawasan KPHP unit VII Bone Bolango sangat membutuhkan

dukungan dan kemampuan personil yang memadai. Kapasitas personil menentukan

berhasil tidaknya pengelolaan. Untuk itu diperlukan pengembangan dan peningkatan

Page 137: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

123

bagi personil dari segi pengetahuan berupa pendidikan, pelatihan-pelatihan penunjang

berupa keahlian pada bidang-bidang tertentu, dan penggalian informasi dari luar yang

dapat menambah pengalaman dan wawasan. Beberapa upaya yang telah dilaksanakan

dalam peningkatan kapasitas staf KPHP unit VII Bone Bolango saat ini, antara lain

perbaikan jenjang pendidikan ke Strata-1 maupun S-2 yang dilakukan secara mandiri

maupun program beasiswa. Disamping itu, mengikut sertakan beberapa staf dalam

program pendidikan dan pelatihan, baik itu di Pusat atau Balai Diklat Kehutanan

maupun ke lembaga-lembaga lain serta menyertakan petugas untuk terlibat pada

berbagai program dan kegiatan di kabupaten yang terkait dalam upaya pengelolaan

KPH. Beberapa kegiatan jangka panjang dalam program peningkatan kapasitas

personil antara lain :

(1) Perbaikan jenjang pendidikan

(2) Pemetaan kompetensi

(3) Diklat SDM Pengelola KPH

(4) Pertukaran kunjungan staf pengelola

(5) Studi perbandingan

(6) Magang pegawai

(7) Rekrutmen Pegawai KPH

K. Penyedian pendanaan.

Pengelolaan KPHP unit VII Bone Bolango membutuhkan dana yang tidak kecil

dalam penyelenggaraan setiap jenis kegiatan usahanya. Karena itu dalam

penyelenggaraan setiap jenis kegiatan usaha akan dilakukan dalam bentuk kemitraan

dengan berbagai pihak akan berminat berinvestasi di wilayahnya. Untuk mencapai

maksud tersebut, KPHP unit VII Bone Bolango menawarkan berbagai produk

pemanfaatan kawasan hutan dan penggunaan kawasan hutan. Dalam rencana sepuluh

Page 138: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

124

tahun ke depan, KPHP unit VII Bone Bolango menawarkan rencana usaha

pemanfaatan hutan, yaitu rencana pemanfaatan hasil hutan kayu hutan alam (HHK-

HA), rencana pemanfaatan jasa lingkungan (jasa wisata alam, jasa aliran air), dan

rencana pemungutan hasil hutan bukan kayu dalam hutan alam pada hutan lindung

(HHBK-rotan/getah/dll.). Rencana-rencana usaha pemanfaatan kawasan hutan dan

hasil hutan tersebut diharapkan pendanaannya bersumber dari pemegang ijin usaha.

Sesuai ketentuan, pengelola KPHP unit VII Bone Bolango diperkenankan

mengelola dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), Anggaran

Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan pihak lain yang sifatnya tidak mengikat.

Pengelolaan KPHP unit VII Bone Bolango yang optimal membutuhkan dana yang

cukup besar mengingat wilayah kelola KPH sangat luas. Dana tersebut tidak mungkin

dicukupi hanya dari keuangan negara. Oleh karena itu, keterlibatan pihak lain seperti

pemerintah provinsi untuk menyediakan dana bagi KPHP unit VII Bone Bolango

sebagai bagian dari desentralisasi kekuasaan politik, anggaran dan administrasi bisa

menjadi alternatif pendanaan. Cara pendanaan yang paling mudah dilakukan untuk

melengkapi dana APBN/APBD adalah bermitra dengan lembaga donor untuk

melakukan aktivitas pengelolaan di KPHP unit VII Bone Bolango. Selama ini

pembiayaan KPHP unit VII Bone Bolango masih berasal dari dana APBN salah satunya

melalui penyediaan sarana dan prasarana kantor KPHP unit VII Bone Bolango

termasuk pengadaan mobil operasional. Penyediaan pendanaan oleh pemerintah

kedepannya harus dikurangi untuk mengurangi beban negara. Salah satunya adalah

dengan mendorong KPHP unit VII Bone Bolango menggunakan skenario PPK-BLUD.

Pengelolaan dengan model PPK-BLUD dirasakan lebih fleksibel karena KPHP unit VII

Bone Bolango akan lebih fleksibel dalam mengelola unit bisnisnya dengan tetap

mengedepankan fungsi pelayanan publik. Pendanaan lainnya yang bisa dilakukan

Page 139: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

125

adalah dengan mengembangan bisnis pemanfaatan hasil hutan kayu hutan alam,

pemanfaatan hasil hutan kayu hutan tanaman, dan pemanfaatan hasil air baku (jasa

lingkungan)

Adapun jumlah biaya yang dibutuhkan dalam rangka pembangunan KPHP unit

VII Bone Bolango sepuluh tahun ke depan (periode tahun 2016-2025) sebesar Rp.

96.511.369,700.- dengan rincian sbb.: (a) Biaya umum (penunjang dan teknis) sebesar

Rp. 15.673.746,20.- (b) Biaya pengelolaan dalam bentuk pemanfaatan hutan kayu

hutan alam hasil restorasi (HHK-HA) sebesar Rp. 20.046.576,00,-; (c) Biaya

Rehabilitasi Hutan (RH) sebesar Rp. 34.456.447,500.- (d) Biaya pengembangan jasa

lingkungan (Jasling) dan HHBK (rotan, dll) Rp. 55.300.800,000.- (e) Biaya

pemberdayaan masyarakat dalam bentuk pengembangan hutan tanaman sebesar Rp.

2.625.000,000.-

Dari sejumlah pembiayaan di atas, diharapkan perolehan pendapatan atau

keuntungan bersih dalam periode 10 tahun (2016-2025) sebesar Rp. 108.080.672.650.-

Pendapatan terbesar diharapkan bersumber dari: a) pemanfaatan jasling dan HHBK

baik di HP maupun di HL sebesar Rp 59.790.163.490 (b) HHK-HA sebesar Rp.

11.286.584.000.- (c) pemanfaatan tanaman hasil reboisasi sebesar Rp 21.482.016.000.

Pendapatan ini belum termasuk kontribusi pihak pengguna kawasan hutan yaitu PT

Gorontalo Mineral (IUP) dan PT SEL (PLTMH) Selain itu, pendapatan KPHP unit VII

Bone Bolango diharapkan pula bersumber dari hasil pengembangan hutan tanaman

dalam skema pemberdayaan masyarakat dalam bentuk kontribusi hasil usaha. KPHP

unit VII Bone Bolango akan memberikan kontribusi PAD sebesar Rp

4.002.987..880/tahun kepada Pemerntah Kabupaten Bone Bolango mulai tahun 2023.

Perhitungan secara rinci mengenai rencana pembiayaan (input) dan pendapatan

Page 140: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

126

(output) pembangunan KPHP unit VII Bone Bolango periode tahun 2016-2025 disajikan

pada Tabel.

Berdasarkan hasil perhitungan laba rugi KPHP unit VII Bone Bolango, diketahui

bahwa KPH baru akan memperoleh penghasilan dengan nilai posisi pada tahu 2023,

dengan demikian selama periode tahun 2016-2022 KPH ini masih membutuhkan

dukungan dana dari pemerintah dan pemerintah daerah sebesar Rp. 27.530.872.790

selama periode 2016-2022. Berdasarkan kondisi tersebut maka KPH ini sudah dapat

mempersiapkan manajemen kelolanya dalam bentuk Badan Layanan Umum Daerah

(BLUD) pada tahun 2020, dan mulai tahun 2023 KPH ini diharapkan menjadi KPH yang

mandiri dalam hal pembiayaannya. Untuk mencapai target di atas, pihak KPHP unit VII

Bone Bolango perlu melaksanakan pembangunan KPH-nya sesuai rencana program

yang telah ditetapkan dalam rencana ini, mengusahakan adanya pengembangan

kemitraan usaha dengan pihak ke-3, serta disiplin dalam pelaksanaan tugas-tugas

pengelolaan hutan. Rencana pendapatan dan pembiayaan sebagaimana dijelaskan,

belum diperhitungkan kegiatan pemanfaatan mineral tambang dalam blok pemanfaatan

kawasan hutan di wilayah KPH. Hal tersebut disebabkan belum ada data riil mengenai

jenis dan usaha pertambangan serta perusahaan yang telah memperoleh ijin investasi

dari Kementerian Kehutanan.

L. Pengembangan database

Diera teknologi informasi dan globalisasi saat ini, database akan menjadi sangat

penting dibutuhkan, terutama pada tahap perencanaan, tahap pelaksanaan

pengelolaan, dan tahap evaluasi dan pengendalian.Melalui penyajian database yang

sistematis, akurat, menjadikan suatu lembaga, tak terkecuali lembaga KPHP unit VII

Bone Bolango dalam melaksanakan pengelolaan hutannya.

Page 141: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

127

Database kawasan dan potensi hutan KPHP unit VII Bone Bolango yang terkelola

baik akan menjadi sistem informasi kehutanan yang memiliki “nilai jual” yang tinggi dan

alat kontrol yang optimal dalam mengukur kinerja lembaga dan personil pengelolanya.

KPHP unit VII Bone Bolango sepantasnya membangun sistem database-nya lebih awal

sebelumnya memasarkan produk-produk nya kepada publik. Karena sistem database

yang on-line diharapkan KPHP unit VII Bone Bolango ini mampu menembus pasar

internasional dalam menawarkan rencana produk pengelolaan hutannya. Sehubungan

dengan uraian tersebut, dengan sistem database yang telah terbangun dapat

dikembangkan menjadi sistem informasi kehutanan KPHP unit VII Bone Bolango

(SISHUT KPHP unit VII Bone Bolango).

Dalam Permnhut No.: P.02/Menhut-II/2010 Tentang Sistem Informasi Kehutanan.

dalam pengembangan database KPHP unit VII Bone Bolango akan mengacu pada

Permenhut tersebut dengan beberapa batasan tentang sistem informasi kehutanan

sbb.:

Standar adalah acuan yang dipakai sebagai patokan dalam penyelenggaraan

sistem Informasikehutanan pada tingkat KPHP unit VII Bone Bolango.

Prosedur adalah metode atau tata cara untuk penyelenggaraan sistem informasi

kehutanan pada tingkat KPHP unit VII Bone Bolango

Data adalah gambaran dari sekumpulan fakta, konsep atau instruksi yang

tersusun dalam suatu cara atau bentuk yang formal sehingga sesuai untuk

komunikasi, interpretasi atau pemrosesan secara manual atau otomasi.

Data digital adalah data yang telah diubah dalam bentuk atau format yang dapat

dibaca oleh perangkat elektronik.

Page 142: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

128

Data spasial adalah data hasil pengukuran, pencatatan dan pencitraan terhadap

suatu unsur keruangan yang berada di bawah, pada atau di atas permukaan

bumi dengan poisisi keberadaannya mengacu pada sistem koordinat nasional.

Data numerik adalah data yang merupakan atribut dari data spasial atau data

lain yang tidak terkait dengan aspek keruangan.

Basis data adalah Koleksi dari sekumpulan data yang berhubungan atau terkait

satu sama lain, disimpan dan dikontrol bersama dengan suatu skema atau

aturan yang spesifik sesuai dengan struktur yang dibuat.

Sistem Informasi Kehutanan adalah kegiatan pengelolaan data kehutanan yang

meliputi kegiatan pengumpulan, pengolahan dan penyajian serta tata caranya

secara digital.

Teknologi Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan,

menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis dan/atau menyebarkan

informasi.

Penerapan sistem informasi kehutanan KPHP unit VII Bone Bolango

dimaksudkan sebagai acuan dalam penyelenggaraansistem informasi kehutanan

sebagai norma, standar, prosedur dan kriteria dalam penyelenggaraan sistem informasi

kehutanan di tingkat KPH. Tujuan penetapan sistem informasi kehutanan KPHP unit VII

Bone Bolango adalah terlaksananya penyelenggaraan sistem informasi kehutanan

secara terkoordinasi dan terintegrasi sebagai pendukung dalam prosespengambilan

keputusan serta peningkatan pelayanan bagi publik dan dunia usaha.

Jenis data kehutanan yang diperlukan dalampenyelenggaraan sistem informasi

kehutanan pada KPHP unit VII Bone Bolango meliputi data:a. Kawasan dan potensi

hutan;b. Industri kehutanan;c. Perdagangan hasil hutan;d. Rehabilitasi lahan kritis;e.

Pemberdayaan masyarakat; danf. Tata kelola kehutanan.

Page 143: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

129

Data kawasan dan potensi Hutan antara lain meliputi:a. Luas kawasan hutan dan

perairan;b. Tata batas kawasan hutan;c. Luas kawasan hutan yang telah ditetapkan;d.

Luas dan letak perubahan fungsi dan peruntukan kawasan hutan;e. Luas dan letak

kesatuan pengelolaan hutan;f. Potensi hasil hutan kayu;g. Potensi hasil hutan bukan

kayu;h. Luas areal yang tertutup dan tidak tertutup hutan;i. Luas dan letak areal

penggunaan kawasan hutan;j. Jenis flora dan fauna yang dilindungi;k. Gangguan

keamanan hutan;l. Lokasi dan luas areal kebakaran hutan; danm. Perlindungan hutan.

Data industri kehutanan antara lain meliputi:a. Jumlah dan luas ijin usaha

pemanfaatan hasil hutan kayu;b. Jumlah dan luas ijin usaha pemanfaatan hasil hutan

bukan kayu;c. Jumlah dan luas ijin usaha pemanfaatan jasa lingkungan dan wisata

alam;d. Jumlah ijin pengusahaan tumbuhan dan satwa liar;e. Produksi kayu bulat dan

kayu olahan (Produksi hasil hutan bukan kayudan Pelaksanaan sistem silvikultur

intensif);f. Jumlah dan kapasitas industri primer kehutanan; dang. Sertifikasi

pengelolaan hutan.

Data perdagangan hasil hutan antara lain meliputi:a. Volume dan nilai ekspor hasil

hutan kayu dan bukan kayu;b. Volume dan nilai impor kayu bulat dan kayu olahan;c.

Nilai perdagangan tumbuhan dan satwa liar;d. Potensi penyerapan dan perdagangan

karbon;e. Nilai PNBP dari penggunaan kawasan hutan; danf. Kontribusi sektor

kehutanan terhadap Produk Domestik Bruto.

Data rehabilitasi lahan kritis antara lain meliputi:a. Lokasi dan luas lahan kritis

berdasarkan DAS;b. Laju deforestasi dan degradasi;c. Hasil kegiatan rehablitasi hutan

dan lahan;d. Luas dan lokasi kegiatan reklamasi kawasan hutan; dan e.

Pengembangan kegiatan perbenihan.

Page 144: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

130

Data pemberdayaan masyarakat antara lain meliputi:a. Lokasi dan luas hutan desa;b.

Jumlah, letak dan luas areal hutan tanaman rakyat;c. Letak dan luas areal hutan

rakyat;d. Letak dan luas areal hutan kemasyarakatan;e. Pengelolaan Hutan Bersama

masyarakat (PHBM);f. Pembangunan masyarakat desa hutan (PMDH);g. Peningkatan

ekonomi masyarakat di sekitar kawasan konservasi; dan h. Peningkatan usaha

masyarakat di sekitar hutan produksi.

Data tata kelola kehutanan antara lain meliputi:a. Jumlah dan sebaran PNS instansi

kehutanan;b. Alokasi dan realisasi anggaran;c. Sarana dan prasarana instansi

kehutanan;d. Realisasi audit reguler dan khusus;e. Penyuluhan kehutanan; danf.

Teknologi produk dan informasi ilmiah.

M. Rasionalisasi wilayah kelola.

Tujuan utama dilakukannya rasionalisasi wilayah kelola di KPHP unit VII Bone

Bolango adalah untuk mngantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi selama

pembangunan KPHP unit VII Bone Bolango. Rasionalisasi wilayah kelola yang

dilakukan harus disesuaikan dengan kaidah-kaidah ekologis dan ekonomi artinya

perubahan-perubahan yang terjadi dalam wilayah kelola KPHP unit VII Bone Bolango

tetap mengedepankan aspek ekologi dan aspek sosial ekonomi

Terdapat 2 alasan mengapa rasionalisasi kawasan harus dilakukan. Pertama

rasionalisasi terkait keberadaan desa/dusun di dalam kawasan hutan. Sebagai contoh

beberapa wilayah di KPHP unit VII Bone Bolango telah didiami oleh masyarakat.

Rasionalisasi terhadap wilayah-wilayah seperti ini adalah dengan mengeluarkan

desa/dusun dalam kawasan tersebut (enclave). Kedua adalah Rasionalisasi wilayah

kelola terkait perubahan pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan. Misalnya jika

blok pemanfaatan kayu pada hutan alam sudah tidak memiliki potensi yang signifikant

Page 145: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

131

maka perlu dirasionalisasi ke bentuk wilayah kelola lain misalnya diarahkan ke

pemanfaatan kayu hutan tanaman

Dalam proses pengelolaan KPHP unit VII Bone Bolango 10 tahun kedepan,

apabila dalam rentang waktu tersebut terdapat beberapa rencana usaha yang tidak

memungkinkan dilaksanakan setelah dilakukan studi-studi kelayakan ataupun terdapat

rencana kegiatan yang belum teridentifikasi saat penyusunan rencana ini maka dapat

dilakukan rasionalisasi wilayah kelola. Termasuk dalam rasionalisasi ini adalah

pengurangan dan atau penambahan luas areal wilayah kelola pada kegiatan usaha-

usaha tertentu dalam wilayah KPHP unit VII Bone Bolango.

Hal terpenting dalam kegiatan rasionalisasi wilayah kelola KPHP unit VII Bone

Bolango adalah dengan segera adalah penyelarasan/sinkronisasi batas-batas luar

wilayah KPHP unit VII Bone Bolango, antara peta hasil tata batas luar kawasan hutan

wilayah KPH oleh Dinas Kehutanan Pertambangan dan Energi Bone Bolango, BPKH

XV Gorontalo dan Dinas Kehutanan Pertambangan dan Sumber Energi Mineral dengan

peta penetapan KPHP unit VII Bone Bolango oleh Menteri LHK.

N. Review Rencana Pengelolaan (minimal 5 tahun sekali).

Seperti halnya dengan rasionalisasi wilayah kelola, maka review rencana

pngelolaan KPHP unit VII Bone Bolango memungkinkan pula dilakukan, selama proses

dan maksud serta tujuan review tidak menyalahi peraturan perundang-undangan yang

ada. Untuk contoh, apabila dalam proses pelaksanaan pengelolaan, di wilayah KPHP

unit VII Bone Bolango ternyata terdapat potensi tambang, tentunya dapat dilakukan

review untuk mengakomodir rencana investasi tersebut. Namun demikian dalam

merencanakan investasi tambang di wilayah KPHP unit VII Bone Bolango perlu

dilakukan secara ekstra hati-hati oleh Pengelola KPH, karena hampir seluruh wilayah

KPHP unit VII Bone Bolango ini rentan terhadap bencana alam, dan kawasan hutan

Page 146: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

132

yang ada menjadi penyangga utama bagi permukiman dan lahan pertanian pada

beberapa kecamatan di kawasan bawahannya. Rasionalisasi wilayah kelola yang

terkait dengan tambang hendaknya perlu mendapat persetujuan tertulis dari kelompok-

kelompok masyarakat yang akan terkena dampaknya, yang disaksikan oleh LSM,

Pemerintah Desa dan Kecamatan.

Review rencana pengelolaan 5 tahun merupakan kegiatan evaluasi terhadap

rencana kegiatan yang telah dilakukan selama 5 tahun. Review rencana pengelolaan

dilakukan mulai dari tingkat blok pengelolaan sampai dengan petak pengelolaan.

Maksud dilakukannya review terhadap rencana pengelolaan adalah untuk mewujudkan

tatanan pengelolaan hutan secara efisien dan lestari, melalui evaluasi terhadap seluruh

kegiatan di unit-unit pengelolaan hutan tingkat tapak (blok dan petak).

O. Pengembangan investasi.

Pengembangan investasi di KPHP unit VII Bone Bolango diarahkan pada

pemanfaatan investasi pada hasil hutan bukan kayu, pengembangan hasil hutan kayu

dan pemanfaatan jasa lingkungan. Sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan maka

KPHP unit VII Bone Bolango akan merencanakan pembuatan rencana bisnis plan.

Adapun rencana pengembangan investasi dijelaskan secara ringkas di bawah ini

1. Pengembangan investasi pada hasil hutan bukan kayu

Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)/jasa lingkungan mempunyai

peluang yang cukup besar dan menjanjikan serta kompetitif di wilayah KPHP

unit VII Bone Bolango. Potensi yang dapat dioptimalkan untuk HHBK adalah

pemanfaatan rotan, pemanfaatan getah pinus dan pemanfaatan getah damar.

Beberapa lokasi yang memiliki potensi rotan dan gula aren di hutan alam adalah

di wilayah Kecamatan Bolango Ulu, Kecamatan Bolango Utara dan Kecamatan

Kabila Bone. Sedangkan getah pinus terdapat pada kecamatan Tapa dan

Page 147: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

133

Kecamatan Suwawa Selatan.. Meskipun demikian KPHP unit VII Bone Bolango

akan merencanakan budidaya rotan untuk skala usaha dimana untuk lokasinya

akan mengambil lokasi di wilayah-wilayah blok pemanfaatan jasling dan HHBK.

Saat ini pasar untuk produk rotan masih terbuka lebar baik untuk pasar lokal

maupun untuk pasar regional. Sedangkan pasar untuk getah pinus dan getah

damar umumnya berada di Pulau Jawa

2. Pengembangan Investasi Jasa Lingkungan

KPHP unit VII Bone Bolango mempunyai potensi jasa lingkungan berupa air dan

wisata alam. Pemanfaatan jasa lingkungan air beberapa diantaranya telah

dimanfaatkan oleh masyarakat. Skema pengembangan investasi jasa

lingkungan air adalah pemanfaatan kebutuhan air baku/air minum. Hasil survey

terhadap potensi air baku terdapat di Kecamatan Bolango Ulu, Kecamatan

Bolango Utara. Dan Kecamatan Bone Raya

Investasi pengembangan wisata alam, direncanakan akan dilakukan dengan

model kemitraan antara pihak KPHP unit VII Bone Bolango dan PT SEL. Lokasi

wisata alam yang akan dikembangkan terletak di wilayah ar terjun yang berada

di sekitar wilayah izin PT. SEL

3. Pengembangan investasi kayu di hutan alam

Bisnis kayu adalah salah satu bisnis jangka panjang dengan kemungkinan

keuntungan yang sangat tinggi, selama beberapa abad terakhir permintaan

kayu selalu meningkat seiring dengan meningkatnya populasi dunia.

Berdasarkan perspektif di atas maka usaha pengembangan investasi kayu di

KPHP unit VII Bone Bolango memiliki prospek yang cerah. Prinsip dasar yang

dianut oleh KPHP unit VII Bone Bolango dalam pengembangan investasi kayu

adalah:

Page 148: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

134

1. Investasi kayu harus ditujukan untuk kesejahteraan rakyat sekitar hutan

khususnya dan rakyat Kabupaten Bone Bolango secara umum

2. Investasi kayu harus dilakukan dengan prinsip-prinsip pengelolaan hutan

lestari.

Dengan demikian maka arahan pengembangan investasi kayu di KPHP unit VII

Bone Bolango adalah

1. Pengembangan hasil hutan kayu hutan alam yang akan dilakukan langsung

oleh pengelola KPHP unit VII Bone Bolango

2. Pengembangan hutan kayu pada hutan alam melalui pemberian ijin kepada

masyarakat/koperasi dan pengembangan investasi melalui pemanfaatan

jasling dan HHBK sebagai wujud dari pengelolaan hutan secara lestari

Berdasarkan penjelasan rencana kegiatan maka secara umum rencana

kegiatan selama jangka waktu 10 tahun di KPHP unit VII Bone Bolango akan terbagi

menjadi 2 periode. Periode I akan dimulai dari tahun 2015 s/d 2019 sedangkan periode

2 akan dimulai dari tahun 2019 s/d 2024. Adapun rangkuman rencana strategis dapat

dilihat pada tabel di bawah ini

Page 149: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

135

Tabel 40. Rencana Pembiayaan dan Tata Waktu Pelaksanaan Pengelolaan KPHP unit VII Bone Bolango

No.

Blok/PetakPengelolaan

Hutan Rencana Kegiatan Volume Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025Jumlah (Rp)

x1000

1 2 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

A Umum I. KEGIATAN PENUNJANG:a. Oprasional perkantoran UPTDKPHP 35.588 ha 69.100,00 69.100,00 69.100,00 69.100,00 69.100,00 345.500,00 345.500,00 345.500,00 345.500,00 691.000,00 2.418.500,00b. Penguatan Kelembagaan UPTDKPHP: 0,00

-Penyusunan SOP KPH 2 paket - 32.600,00 - - - 32.600,00 - - - - 65.200,00

-Penyusunan data dan statistik KPH 10 paket 2.925,00 2.925,00 2.925,00 2.925,00 2.925,00 14.625,00 14.625,00 14.625,00 14.625,00 14.625,00 87.750,00-Pembangunan/PengembanganSIMHUT KPH 8 paket - 25.850,00 5.850,00 5.850,00 25.850,00 25.850,00 25.850,00 25.850,00 25.850,00 166.800,00-Penyelenggaraan kegiatan litbangKPH 5 paket - 38.675,00 193.375,00 193.375,00 193.375,00 193.375,00 812.175,00

-Penyusunan dokumen BLUD KPH 1 paket - - - - 100.775,00 - - - - - 100.775,00-Penyusunan dokumen rencana bisnisKPH 3 paket 43.000 - 74.725,00 - - 100.000 - - - - 217.725,00-Penyelenggaraan penjaminan mutuKPH 8 paket - - 5.300,00 5.300,00 5.300,00 5.300,00 26.500,00 26.500,00 26.500,00 26.500,00 127.200,00

-Sosialisasi program KPH 2 paket 16.100,00 - - - - 16.100,00 - - - - 32.200,00-Pengembangan SDM pengelola KPH(aparat/klth): pelatihan teknis kelola

hutan, 30 org/angkt 1 angkt/thn - - 45.000,00 45.000,00 45.000,00 225.000,00 225.000,00 225.000,00 225.000,00 225.000,00 1.260.000,00

c. Perencanaan teknis KPH: 0,00;-Penyusunan rencana pengelolaanhutan jangka pendek KPHP 10 paket 43.650,00 43.650,00 105.625,00 105.625,00 105.625,00 105.625,00 105.625,00 105.625,00 105.625,00 105.625,00 932.300,00Penyusunan rencana pemanfaatanhasil hutan hutan kayu HA 1.023,87 ha - 185.925,00 185.925,00 185.925,00 185.925,00 185.925,00 185.925,00 185.925,00 185.925,00 - 1.487.400,00-Penyusunan rencana pemanfaatanrotan alam (HL-Blok Pemanfaatan) 8.951,96 ha 50.400,00 50.400,00 50.400,00 50.400,00 50.400,00 50.400,00 50.400,00 50.400,00 50.400,00 50.400,00 504.000,00-Penyusunan RancanganPembangunan HTR 400 ha 65.745,00 65.745,00 65.745,00 65.745,00 65.745,00 65.745,00 65.745,00 65.745,00 65.745,00 65.745,00 657.450,00-Penyusunan UKL dan UPL KawasanKPH (HHK-HA) wilayah tertentu 1.023,87 ha - 250.000,00 - - - - - - - 250.000,00-Penyusunan rencana pengelolaanjasa lingkungan (jasling): Wisata alamdan Pemanfaatan air baku (HP-Blokpemanfaatan) 1.131,47 ha - 6.000,00 26.100,00 4.125,00 1.875,00 10.650,00 48.750,00d. Pemeliharaan/Pengadaan SaprasPerkantoran UPTD KPH 10 thn 50.890,00 50.890,00 50.890,00 50.890,00 50.890,00 257.890,00 85.890,00 85.890,00 85.890,00 488.890,00 1.258.900,00e. Monitoring dan Evaluasi Kegiatandi Wilayah Kerja KPHP 35.588,48 ha 55.500,00 55.500,00 55.500,00 55.500,00 55.500,00 55.500,00 55.500,00 55.500,00 55.500,00 55.500,00 555.000,00f.Penilaian/Pengawasan/pengendalianpihak ke-III dan PBM oleh KPH: 0,00-Pinjam Pakai Kawasan (Di luarwilayah tertentu) PT GM (IUP) dan PTSEL (PLTMH) 19.708 ha - - - - - 391.498,80 391.498,80 391.498,80 391.498,80 391.498,80 1.957.494,00-Dalam Blok PBM (HTR, HKm, HD) (Diluar wilayah tertentu) 2.246,12 ha - 47.349,00 47.349,00 47.349,00 47.349,00 47.349,00 47.349,00 47.349,00 47.349,00 47.349,00 426.141,00

Jumlah A-1 397.310,00 854.084,00 784.334,00 689.609,00 790.384,00 1.969.582,80 1.844.882,80 1.822.907,80 1.820.657,80 2.392.007,80 13.365.760,00

II. KEGIATAN TEKNIS:

Perlindungan dan pengamanan KPHP 187.544 ha 55.857,41 55.857,41 55.857,41 55.857,41 55.857,41 111.714,83 111.714,83 111.714,83 111.714,83 111.714,83 837.861,20

Bimbingan teknis kegiatan KPH 4 kali/thn 61.900,00 61.900,00 61.900,00 61.900,00 61.900,00 61.900,00 61.900,00 61.900,00 61.900,00 61.900,00 619.000,00

Page 150: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

136

Pendampingan kelompok tani kegiatanPBM (HKm, HD) 55 ob 77.375,00 77.375,00 77.375,00 77.375,00 77.375,00 92.850,00 92.850,00 92.850,00 92.850,00 92.850,00 851.125,00

Jumlah A-2 195.132,41 195.132,41 195.132,41 195.132,41 195.132,41 266.464,83 266.464,83 266.464,83 266.464,83 266.464,83 2.307.986,20

JUMLAH A 592.442,41 1.049.216,41 979.466,41 884.741,41 985.516,41 2.236.047,63 2.111.347,63 2.089.372,63 2.087.122,63 2.658.472,63 15.673.746,20

B

BlokPemanfaatanHHK - HA KEGIATAN TEKNIS

Pengembangan Investasi IUPHHK-HAdgn pihak ke-III 1.023,87 ha 219.447,00 2.832.447,00 2.832.447,00 2.832.447,00 2.832.447,00 2.832.447,00 2.832.447,00 2.832.447,00 20.046.576,00Rehabilitasi Hutan (RH) di blokpemanfaatan HHK-HA (Fungsi HP) 34,93 ha 26.197,50 26.197,50

JUMLAH B 219.447,00 2.832.447,00 2.858.644,50 2.832.447,00 2.832.447,00 2.832.447,00 2.832.447,00 2.832.447,00 20.072.773,50

C

Blok Jaslingdan HHBK (HL& HP) KEGIATAN TEKNIS

Pembinaan/penataan lokasiPemanfaatan rotan alam 10 paket 275.600,00 275.600,00 275.600,00 275.600,00 275.600,00 175.600,00 175.600,00 175.600,00 175.600,00 175.600,00 2.256.000,00Pembinaan/penataan lokasiPemanfaatan getah pinus 10 paket 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 10.000.000,00Pembinaan/penataan lokasipemanfaatan aren 10 paket 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 10.000.000,00Pembinaan/Penataan lokasipemanfaatan air baku 10 paket 275.600,00 275.600,00 175.600,00 726.800,00Pembinaan/Penataan lokasipemanfaatan wisata alam 10 paket 275.600,00 275.600,00 175.600,00 726.800,00Rehabilitasi hutan di blok pemanfaatan(HL) 4.212,16 ha 3.159.120,00 3.159.120,00 3.159.120,00 3.159.120,00 3.159.120,00 3.159.120,00 3.159.120,00 3.159.120,00 3.159.120,00 3.159.120,00 31.591.200,00

JUMLAH C 421,22 12636,48 5.985.920,00 5.985.920,00 5.434.720,00 5.434.720,00 5.434.720,00 5.334.720,00 5.334.720,00 5.334.720,00 5.334.720,00 5.685.920,00 55.300.800,00

DBlokPemberdayaan KEGIATAN TEKNIS 17.691.072.000

Pembinaan masyarakat dengan polaHTR (hutan tanaman) 10 paket 100.000,00 100.000,00 100.000,00 100.000,00 100.000,00 75.000,00 75.000,00 75.000,00 75.000,00 75.000,00 875.000,00Pembinaan masyarakat dengan polaHD (HHBK dan Jasling) 10 paket 100.000,00 100.000,00 100.000,00 100.000,00 100.000,00 75.000,00 75.000,00 75.000,00 75.000,00 75.000,00 875.000,00Pembinaan masyarakat dengan polaHKm (HHBK dan Jasling) 10 paket 100.000,00 100.000,00 100.000,00 100.000,00 100.000,00 75.000,00 75.000,00 75.000,00 75.000,00 75.000,00 875.000,00Rehabilitasi hutan di blokpemberdayaan (HL/HP)) 378,54 1.419.525,00 1.419.525,00 2.839.050,00

JUMLAH D 300.000,00 1.719.525,00 300.000,00 300.000,00 1.719.525,00 225.000,00 225.000,00 225.000,00 225.000,00 225.000,00 5.464.050,00

TOTAL PEMBIAYAAN 6.878.362,41 8.754.661,41 6.933.633,41 9.451.908,41 10.998.405,91 10.628.214,63 10.503.514,63 10.481.539,63 10.479.289,63 11.401.839,63 96.511.369,70

Page 151: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

137

Tabel 41. Proyeksi laba rugi dalam kegiatan pemanfaatan dan penggunaan kawasan di KPHP

RENCANA PENDAPATAN: 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025Jumlah (Rp)

x1000

Pemanfaatan HHK-HA: 1023,87 Ha

Biaya-biaya - 250.000,00 219.447,00 2.832.447,00 2.832.447,00 2.832.447,00 2.832.447,00 2.832.447,00 2.832.447,00 2.832.447,00 20.296.576,00

Nilai jual tkt. Konsumen - 0 3.509.240,00 3.509.240,00 3.509.240,00 3.509.240,00 4.386.550,00 4.386.550,00 4.386.550,00 4.386.550,00 31.583.160,00

Harapan Keuntungan 0 (250.000,00) 3.289.793,00 676.793,00 676.793,00 676.793,00 1.554.103,00 1.554.103,00 1.554.103,00 1.554.103,00 11.286.584,00

Pemanfaatan HHBK Rotan alam:

Biaya-biaya 275.600,00 275.600,00 275.600,00 275.600,00 275.600,00 175.600,00 175.600,00 175.600,00 175.600,00 175.600,00 2.256.000,00

Nilai jual tkt. Konsumen 335.040,00 369.967,20 410.165,23 456.325,97 509.268,79 569.963,95 639.561,07 719.423,76 719.423,76 719.423,76 5.448.563,49

Harapan Keuntungan 59.440,00 94.367,20 134.565,23 180.725,97 233.668,79 394.363,95 463.961,07 543.823,76 543.823,76 543.823,76 3.192.563,49Pemanfaatan HHBK getah pinus: 1000ha

Biaya-biaya 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 10.000.000,00

Nilai jual tkt. Konsumen 12.100.000,00 12.100.000,00 12.100.000,00 36.300.000,00

Harapan Keuntungan -1.000.000,00 -1.000.000,00 -1.000.000,00 -1.000.000,00 -1.000.000,00 -1.000.000,00 -1.000.000,00 11.100.000,00 11.100.000,00 11.100.000,00 26.300.000,00

Pemanfaatan aren : 1000 ha

Biaya-biaya 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 10.000.000,00

Nilai jual tkt. Konsumen 13.000.000,00 13.000.000,00 13.000.000,00 39.000.000,00

Harapan Keuntungan (1.000.000,00) (1.000.000,00) (1.000.000,00) (1.000.000,00) (1.000.000,00) (1.000.000,00) (1.000.000,00) 12.000.000,00 12.000.000,00 12.000.000,00 29.000.000,00

Pemanfaatan Jasling Air Baku

Biaya-biaya 275.600,00 275.600,00 551.200,00

Nilai jual tkt. Konsumen 200.000,00 200.000,00 200.000,00 200.000,00 200.000,00 200.000,00 200.000,00 200.000,00 1.600.000,00

Harapan Keuntungan -275.600,00 -275.600,00 200.000,00 200.000,00 200.000,00 200.000,00 200.000,00 200.000,00 200.000,00 200.000,00 1.048.800,00

Pemanfaatan Wisata Alam

Biaya-biaya 275.600,00 275.600,00 551.200,00

Nilai jual tkt. Konsumen 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 800.000,00

Page 152: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

138

Harapan Keuntungan -275.600,00 -275.600,00 100.000,00 100.000,00 100.000,00 100.000,00 100.000,00 100.000,00 100.000,00 100.000,00 248.800,00

Pemanfaatan kayu hasil rehabilitasi

Biaya-biaya 3.159.120,00 3.159.120,00 3.159.120,00 3.159.120,00 3.159.120,00 3.159.120,00 3.159.120,00 3.159.120,00 3.159.120,00 3.159.120,00 31.591.200,00

Nilai jual tkt. Konsumen 17.691.072,00 17.691.072,00 17.691.072,00 53.073.216,00

Harapan Keuntungan (3.159.120,00) (3.159.120,00) (3.159.120,00) (3.159.120,00) (3.159.120,00) (3.159.120,00) (3.159.120,00) 14.531.952,00 14.531.952,00 14.531.952,00 21.482.016,00Kontribusi Pihak Ke-III dan PBM kepada

KPH:Pinjam Pakai Kawasan PT GorontaloMineral (10%):Pinjam Pakai Kawasan PT SEL (PLTMH)(10%)

PBM (HKm, HD) (2,5%):

Total pendapatan -5.650.880,00 -5.865.952,80 -1.434.761,77 -4.001.601,03 -3.948.658,21 -3.787.963,05 -2.841.055,93 40.029.878,76 40.029.878,76 40.029.878,76 92.558.763,49

Kontribusi KPH kepada Pemda (10%) 4.002.987,88 4.002.987,88 4.002.987,88 12.008.963,63

Keuntungan Bersih 36.026.890,88 36.026.890,88 36.026.890,88 108.080.672,65

Page 153: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

139

PEMBINAAN, PENGAWASAN DANPENGENDALIAN.

Sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku, Menteri Lingkungan Hidup

dan Kehutanan melakukan pembinaan, pengendalian dan pengawasan teknis atas

penyelenggaraan tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan,

pemanfaatan hutan, penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan dan

perlindungan hutan oleh KPHP. Dalam hal ini, Menteri dapat menugaskan kepada

Gubernur untuk melakukan pembinaan, pengendalian dan pengawasan teknis.

Meskipun sampai saat ini peraturan teknis yang menjelaskan aturan main UU 23 tahun

2014 tentang Pemerintah Daerah, namun dalam pelaksanaannya pemerintah provinsi

dapat menjadi pengendali kegiatan KPH di kabupaten.

Dalam pelaksanaannya, Gubernur menugaskan kepada Kepala Dinas

Kehutanan, Pertambangan dan Sumberdaya Energi Mineral Provinsi Gorontalo untuk

melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian pengelolaan KPHP unit VII

Bone Bolango. Selanjutnya Kepala Dinas Kehutanan, Pertambangan dan Energi

Kabupaten Bone Bolango dapat memainkan peranannya sebagai pengendali teknis di

tingkat Kabupaten. Kepala KPHP unit VII Bone Bolango sendiri melakukan pembinaan,

pengawasan dan pengendalian di wilayahnya sesuai tugas pokok dan fungsinya.

A. Pembinaan Aparat Teknis dan Aparat Terkait Pengelolaan KPH

Pembinaan pengelolaan Kepala KPHP unit VII Bone Bolango bertujuan untuk

meningkatkan pemahaman aparat serta kemampuan teknis dalam mendukung

kegiatan tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan,

penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan dan perlindungan hutan

oleh KPHP di wilayahnya.

BAB

6

Page 154: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

140

Pembinaan antara lain pembinaan aparat teknis KPHP serta aparat desa

setempat yang terkait dengan kegiatan tata hutan dan penyusunan rencana

pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan, penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan

reklamasi hutan dan perlindungan hutan.

B. Pengawasan dan Pengendalian

Pengawasan pengelolaan Kepala KPHP unit VII Bone Bolango bertujuan untuk

meningkatkan ketertiban, ketaatan pada peraturan perundang-undangan serta

meningkatkan kinerja aparat serta masyarakat pelaksana kegiatan pemanfaatan hutan,

penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan dan perlindungan hutan.

Pengawasan antara lain pengawasan fungsional oleh pusat dan daerah.

Pengendalian adalah suatu proses atau upaya untuk mengurangi atau menekan

penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga diperoleh suatu hasil sesuai dengan

yang telah ditetapkan melalui pemantauan, pengawasan dan penilaian kegiatan. Oleh

Kepala KPHP unit VII Bone Bolango, pengawasan dan pengendalian kegiatan

pengelolaan hutan di wilayahnya kerjanya menjadi sangat penting mengingat dalam

pelaksanaannya akan melibatkan banyak stakeholder dalam pemanfaatan hutan,

penggunaan kawasan hutan, serta rehabilitasi dan reklamasi hutan. Karena itu, Kepala

KPHP unit VII Bone Bolango dalam menjalankan tugas fungsinya perlu didukung

standar operasi dan prosedur (SOP).

Sesuai dengan blok/petak dan rencana kegiatan pengelolaan hutan Kepala

KPHP unit VII Bone Bolango, terdapat sebanyak lima blok (Inti pada HL, Perlindungan

pada HP, pemberdayaan masyarakat pada HP, pemanfaatan pada HP dan HL yang

akan menjadi sasaran/objek pengawasan dan pengendalian. Adapun blok dan petak

rencana pengelolaan hutan dimaksud sbb.:

Page 155: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

141

1) Blok Inti pada Hutan Lindung untuk tujuan perlindungan tata air, habitat satwa,

serta flora dan fauna asli. Blok/petak ini bukan untuk tujuan pemanfaatan.

2) Blok Perlindungan pada Hutan Produksi terbagi kedalam

3) Blok Pemanfaatan pada Hutan Lindung dan Hutan Produksi.

Pada kawasan Hutan Lindung dikelompokkan kedalam dua bentuk

blok/petak pemanfaatan yaitu (a) rencana pemanfaatan/pemungutan hasil

hutan bukan kayu pada hutan alam (HHBK-HA), dan (b) rencana

pemanfaatan jasa lingkungan.

Pada Hutan Produksi dikelompokkan kedalam bentuk blok/petak

pemanfaatan sbb.: (a) hasil hutan kayu pada hutan alam HHK-HA

Blok Pemberdayaan Masyarakat (PMB) pada Hutan Produksi meliputi rencana

hutan kemasyarakatan (HKm), hutan desa (HD), dan hutan tanaman rakyat

(HTR).

Dalam pelaksanaan rencana-rencana kegiatan tersebut, Kepala KPHP unit VII

Bone Bolango perlu menyiapkan SOP sebagai alat kontrol internal yang dapat

dirumuskan dengan mengacu pada peraturan-peraturan perundang-undangan yang

telah ada sesuai jenis-jenis kegiatan usahanya. Adapun jenis-jenis kegiatan usaha dan

non-usaha pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan di wilayah Kepala KPHP unit

VII Bone Bolango yang dinilai penting dirumuskan SOP untuk selanjutnya

diimplementasikan pada tingkat tapak sbb.:

1) Tata hutan dan perencanaan pengelolaan hutan produksi dan hutan lindung

sesuai jenis-jenis kegiatan usahanya.

2) Pelaksanaan pemanfaatan hutan yaitu: IUPHHK di HP (HA, HTR, HD, HKm),

IPHHBK di HL (rotan, getah, buah/biji, lebah madu.), IUPJL di HP (WA (Wisata

Alam), JAA (Jasa Aliran Air), dan PAN/RAP karbon).

Page 156: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

142

3) Pelaksanaan rehabilitasi hutan di lahan-lahan kritis di wilayah Kepala KPHP unit

VII Bone Bolango

Selanjutnya SOP yang disusun minimal memuat hal-hal tentang: rentang kendali

unit-unit kegiatan pengelolaan/pemanfaatan hutan, tata kelola administrasi dan

keuangan Kepala KPHP unit VII Bone Bolango, pendidikan-pelatihan-penyuluhan-

bimbingan teknis, rekruitmen dan promosi staf, koordinasi dan singkronisasi serta

sinegisitas, reward dan punishment, dan lain-lain.

Kaitannya dengan pembuatan SOP untuk kegiatan usaha pemanfaatan hutan

dan penggunaan kawasan hutan, penyusunan SOP menggunakan skala prioritas, yaitu

SOP disusun berdasarkan keberadaan setiap jenis kegiatan usaha ataupun non-usaha

di wilayah kerja Kepala KPHP unit VII Bone Bolango.

Dalam pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap

pengelolaan Kepala KPHP unit VII Bone Bolango, mengacu pada peraturan

perundang-undangan yang ada, baik yang bersifat umum, khusus maupun yang

bersifat teknis.

Page 157: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

143

PEMANTAUAN, EVALUASI DANPELAPORANA. Pengukuran Kinerja KPH

Kegiatan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pengelolaan atau pelaksanaan

kegiatan KPH menjadi dasar dalam pengukuran kinerja KPH. Pengukuran kinerja KPH

dilaksanakan secara internal dan eksternal. Secara internal dilakukan oleh pengelola

KPH, sedangkan secara eksternal dilakukan oleh tim penilai indenpenden. Pengukuran

kinerja KPH yang efektif memerlukan kriteria dan indikator, terutama yang dengan

terkait mekanisme penilaian dan penjaminan mutu (quality assurance) pengelolaan

KPH. Pengukuran kinerja menjadi sangat penting untuk melihat kemajuan atau

perkembangan kegiatan KPHP unit VII Bone Bolango sehingga lebih memudahkan

pengelolaan kegiatan selanjutnya.

1. Kriteria dan Indikator KPH

Kriteria dan indikator KPH meliputi: (1) kemantapan kawasan, (2) tata hutan, (3)

rencana kelola, (4) kapasitas organisasi, (5) hubungan antar strata pemerintahan dan

regulasi, (6) mekanisme investasi, (7) ketersediaan akses dan hak masyarakat, dan (8)

mekanisme penyelesaian sengketa kehutanan. Implementasi terhadap kriteria dan

indikator pengukuran kinerja KPH pada masing-masing jenis kegiatan, mengacu pada

peraturan perundang-undangan, baik yang bersifat umum, khusus maupun yang

bersifat teknis.

BAB

7

Page 158: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

144

2. Mekanisme Penilaian KPH

Mekanisme penilaian KPH dapat dilakukan sesuai Gambar 18 berikut.

Gambar 18. Mekanisme Penilaian Kinerja KPH(Sumber: Diadaptasi dari Kartodihardjo 2012)

Gambar 18 di atas menunjukkan bahwa KPHP unit VII Bone Bolango dapat

mengukur kinerjanya secara internal, demikian pula tim penilai independen KPH dapat

melakukan penilaian kinerja KPH. Mekanisme penilaian seperti Gambar 19 cukup jelas

menggambarkan bahwa dalam implementasinya, pihak KPH dengan dokumen rencana

pengelolaan KPH jangka panjang yang dimilikinya menjadi acuan tim penilai

independent dalam mengukur kinerjanya. Hasil yang penilaian akan ditembuskan

kepada dinas Kehutanan, Kemenhut, Depdagri, Pemprov, dan Pemkab. Hasil penilaian

kinerja dapat dijadikan sebagai dasar dalam memberikan intervensi dan insentif yang

TIM PENILAI

KPHKPH DOKUMENDEPDAGRI,DEPHUT,PEMPROVPEMKAB

DEPDAGRI,DEPHUT,PEMPROVPEMKAB

PROGRAMPENGUATAN

PERANGKATK&I

PERANGKATK&I

LAPANGAN

1

2

5

4

INTERVENSIDAN

INSENTIF

INTERVENSIDAN

INSENTIF

Independen

3DINASDINAS

MASYARAKAT LUASLEMBAGA LAIN

MASYARAKAT LUASLEMBAGA LAIN

Page 159: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

145

bermuara pada penguatan program-program yang direncanakan oleh KPHP unit VII

Bone Bolango.

3. Penjaminan Mutu KPH

Penjaminan mutu diterjemahkan sebagai dokumen mutu, yang memuat sasaran

mutu dan standart operational procedure (SOP) setiap kegiatan yang dilaksanakan,

baik administrastif maupun teknis lapangan. Sistem penjaminan mutu yang akan

dikembangkan, akan ditetapkan terlebih dahulu sasaran mutunya, sebagai capaian

atau standar ideal yang akan dicapai oleh KPHP unit VII Bone Bolango yang dilakukan

secara bertahap berdasarkan hasil evaluasi kinerja yang dihasilkan setiap tahunnya.

Agar capaian itu dapat berlangsung secara sistematis, efisien dan efektif, maka

diperlukan sebuah prosedur standar dalam pengoperasiannya, salah satunya melalaui

penyiapan SOP. Dalam pengukuran kinerja berbasis pada penjaminan mutu, dapat

mengikuti mekanisme pentahapan capaian, berdasarkan kondisi awal dan capaian

yang diharapkan. Dalam proses menuju ke sasaran yan ingin di capai, maka terdapat

sejumlah tahapan, di mana di setiap tahapan capaian antara akan dilakukan penilaian

dan diikuti dengan sejumlah saran dan upaya yang harus dilakukan ( Gambar 19).

Gambar 19. Mekanisme Penjaminan Mutu KPH

Keadaan awal

Keadaan yangdiinginkan

Capaian I

Mulai(Kondisi 0)

CapaianII

Capaian III

Capaian IV(standar

ideal)

Saran danupaya 2

Saran danupaya 3

Saran danupaya 4

Saran danupaya 1

PenjaminanMutu

PengelolaanKPH

Page 160: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

146

B. Rencana Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan

Pemantauan (Monitoring) dan evaluasi merupakan rangkaian kegiatan

pengendalian program. Kegiatan monitoring dilakukan untuk memperoleh data dan

informasi pelaksanaan kegiatan pemanfaatan hutan, penggunaan kawasan hutan,

rehabilitasi dan reklamasi hutan. Kegiatan evaluasi dilakukan untuk menilai

keberhasilan pelaksanaan kegiatan pemanfaatan hutan, penggunaan kawasan hutan,

rehabilitasi dan reklamasi hutan yang dilakukan secara periodik. Dalam menentukan

rencana monitoring dan evaluasi yang perlu ditetapkan adalah:

a. Tim / pelaksana monitoring dan evaluasi;

b. Waktu pelaksanaan monitoring dan evaluasi;

c. Sasaran monitoring dan evaluasi;

d. Metode monitoring dan evaluasi yang akan diterapkan;

e. Pelaporan hasil monitoring dan evaluasi.

Unsur-unsur yang dimonitoring meliputi kemajuan atau perkembangan fisik

pekerjaan antara lain:

1. Untuk kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu hutan alam dan restorasi

ekosistem dalam hutan alam sebelum tercapai keseimbangan hayati dan

ekosistemnya: (1) Tata Batas dan Zonasi Areal, (2) Pembinaan Hutan,

(3) Tenaga Kerja, (4) Perlindungan dan Pengamanan Hutan, (5) Kelola Sosial, (6)

Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan, (7) Penelitian dan Pengembangan.

Setelah tercapai keseimbangan hayati dan ekosistemnya: (1) Tata Batas dan

Zonasi Areal, (2) Sistem Silvikultur, (3) Penggunaan dan Penjualan, (3) Tenaga

Kerja, (4) Perlindungan dan Pengamanan Hutan, (5) Kelola Sosial, (6)

Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan, (7) Penelitian dan Pengembangan.

Page 161: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

147

serta masalah yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan untuk dijadikan bahan

masukan dalam merumuskan upaya pemecahannya.

2. Untuk kegiatan hutan tanaman (HTR, HD, HKm): penataan batas areal kerja, fisik

tanaman, perlindungan dan pengamanan, dan pemanenan. serta masalah yang

timbul dalam pelaksanaan kegiatan untuk dijadikan bahan masukan dalam

merumuskan upaya pemecahannya.

3. Untuk kegiatan rehabilitasi hutan (RH): fisik tanaman, bangunan konservasi

tanah, sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan hutan tanaman RH serta

masalah yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan untuk dijadikan bahan

masukan dalam merumuskan upaya pemecahannya.

4. Untuk kegiatan pemanfaatan hasil hutan bukan pada hutan alam serta jasa

lingkungan: fisik kegiatan, sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan, serta

masalah yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan untuk dijadikan bahan

masukan dalam merumuskan upaya pemecahannya.

5. Untuk kegiatan pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu: fisik kegiatan, sarana

dan prasarana yang menunjang kegiatan, serta masalah yang timbul dalam

pelaksanaan kegiatan untuk dijadikan bahan masukan dalam merumuskan upaya

pemecahannya.

Evaluasi merupakan proses untuk menilai hasil akhir suatu tahapan kegiatan

dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas serta untuk memberikan

masukan dalam penyempurnaan rencana kegiatan di masa mendatang. Evaluasi

program/kegiatan mencakup evaluasi keluaran (output), hasil (outcome) dan dampak

(impact). Evaluasi keluaran (output) kegiatan dilakukan dengan sasaran kegiatan tahun

berjalan serta pemeliharaan. Pada kegiatan hutan tanaman dan atau rehabilitasi hutan

(RH) meliputi:

Page 162: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

148

1. Penilaian tanaman (hutan tanaman dan RH): kesesuaian dengan rancangan

teknis, luas tanaman, jumlah dan jenis tanaman, persentase tumbuh tanaman

sehat dan keberhasilan.

2. Penilaian bangunan konservasi tanah (khusus RH): kesesuaian dengan

rancangan teknis, jumlah bangunan, kondisi (baik/rusak), fungsi bangunan

(berfungsi/kurang berfungsi/tidak berfungsi).

Evaluasi hasil (outcome) kegiatan: Untuk contoh, pada kegiatan rehabilitasi hutan

misalnya, dilakukan dengan sasaran suatu UTP RH dengan indikator tata air dan

sosial-ekonomi-budaya masyarakat. Indikator meliputi erosi, sedimentasi, limpasan

(run-off), pendapatan (income) masyarakat, dinamika kelembagaan dan lain

sebagainya. Evaluasi dampak (impact) kegiatan pada kegiatan RH misalanya,

dilakukan dengan sasaran pada UTP RH yang bersangkutan dan wilayah disekitarnya.

Evaluasi kegiatan pengelolaan KPHP unit VII Bone Bolango, termasuk jenis-jenis

kegiatan yang ada di wilayahnya dilaksanakan sesuai ketentuan yang diatur oleh

masing-masing Direktur Jenderal lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan berdasarkan jenis kegiatannya.

Pelaporan kegiatan pengelolaan KPHP unit VII Bone Bolango dilaksanakan

sesuai kebutuhan kegiatan masing-masing jenis usaha dan non-usaha di wilayah

KPHP unit VII Bone Bolango. Namun demikian bagi KPHP unit VII Bone Bolango perlu

melaporkan aktivitas pengelolaan hutannya sesuai tupoksinya secara priodik (bulanan,

triwulan, enam bulanan/semester, satu tahunan).

Page 163: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

149

PENUTUP

Berdasarkan hasil tata hutan dan seperti halnya kondisi hutan di wilayah lainnya

kondisi hutan KPHP unit VII Bone Bolango mengalami peningkatan laju degradasi

hutan, investasi dibidang kehutanan yang belum berjalan baik, rendahnya kemajuan

pembangunan hutan tanaman, kurang terkendalinya aktivitas illegal logging dan illegal

trade, perekonomian masyarakat di dalam dan sekitar hutan yang tidak menentu,

meningkatnya luas kawasan hutan yang open access, sehingga perlu dilakukan upaya-

upaya pengelolaan yang strategis

Untuk memperoleh manfaat yang optimal dari hutan dan kawasan hutan, pada

prinsipnya kawasan hutan KPHP unit VII Bone Bolango harus dikelola dengan tetap

memperhatikan sifat, karakteristik dan keutamaannya, serta tidak dibenarkan

mengubah fungsi pokoknya yaitu fungsi lindung dan produksi. Oleh karena itu, dalam

pengelolaan hutan perlu dijaga keseimbangan kedua fungsi tersebut.

Rencana pengelolaan yang telah disusun ini diharapkan dapat dipedomani

dengan baik, diaplikasikan secara konsisten serta terus dimonitor pencapaian

pelaksanaanya. Perlu disadari bahwa masa perencanaan ini cukup panjang sedangkan

kebijakan pemerintah akan terus berubah dan mengarah kepada perbaikan-perbaikan

di masa yang akan datang. Review terhadap rencana ini perlu terus dilakukan agar

tetap sinkron dengan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Optimalisasi kawasan hutan yang akan dibangun dan dikembangkan dimasa

datang harus mengacu pada dokumen RPHJP KPHP unit VII Bone Bolango. Meskipun

demikian perubahan terhadap perencanaan pengelolaan KPHP tetap terbuka dan akan

BAB

8

Page 164: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

150

terus mengikuti perkembangan pembangunan di tingkat kabupaten, provinsi dan

nasional.

Page 165: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/1491968446... · mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa sumberdaya hutan dan lingkungannya,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP unit VII Bone Bolango 2016-2025

151

LAMPIRAN