0#&%10,.(20&., !#$%&'()*' +,-'*$(.#/00%01(2,,#3%$*kph.menlhk.go.id/phocadownload/Berita/Toolkit/BUKU...

of 102 /102
Toolkits Perencanaan Multiguna Hutan Multiple Use Forest Planning Toolkits BUKU C: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN INOVASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Embed Size (px)

Transcript of 0#&%10,.(20&., !#$%&'()*' +,-'*$(.#/00%01(2,,#3%$*kph.menlhk.go.id/phocadownload/Berita/Toolkit/BUKU...

Toolkits PerencanaanMultiguna HutanMultiple UseForest Planning Toolkits

BUKU C:RENCANA PENGELOLAAN HUTAN

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HUTANBADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN INOVASIKEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

BUKU C :

RENCANA

PENGELOLAAN HUTAN

Toolkits

Perencanaan Multiguna Hutan

Multiple Use Forest Planning

Toolkits

PENGARAH: Agus Justianto Kirsfianti L. Ginoga DISUSUN OLEH: Rinaldi Imanuddin Agustinus Tampubolon Miranti Triana Zulkifli Bontor L. Tobing Adi Suprihadhi Rahayu Wulandini Adhi Nurul Hadi Akub Indrajaya Ramdhani

Midian S. Manurung Didid Sulastiyo Nassat Idris Nurka Cahyaningsih Eko Budi Wiyono Ade Wahyu Deden Nurochman Harityas Wiyoga Ristianto Pribadi

Diterbitkan oleh:

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Bekerjasama dengan:

BUKU C: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN Toolkits Perencanaan Multiguna Hutan Multiple Use Forest Planning Toolkits Pengarah: Agus Justianto Kirsfianti L. Ginoga

Disusun oleh: Rinaldi Imanuddin Agustinus Tampubolon Miranti Triana Zulkifli Bontor L. Tobing Adi Suprihadhi Rahayu Wulandini Adhi Nurul Hadi Akub Indrajaya Ramdhani

Midian S. Manurung Didid Sulastiyo Nassat Idris Nurka Cahyaningsih Eko Budi Wiyono Ade Wahyu Deden Nurochman Harityas Wiyoga Ristianto Pribadi

Desain sampul dan tata letak: Harityas Wiyoga

ISBN 978-602-1681-44-2 Penerbit: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jl. Raya Gunung Batu No.5, Kotak Pos 165, Bogor 16610 Telepon: (0251) 8633234 Fax: (0251) 8638111 Bekerjasama dengan United States Agency for International Development dan United States Forest Service, International Programs

Cetakan ke-1, Januari 2018

B U K U C : R E N C A N A P E N G E L O L A A N H U T A N

1

DaftarIsiDaftarIsi 1C:RencanaPengelolaanHutan 5

C1-MenyusunatauMerevisiRencana 5

C1.1-MenyusunatauMerevisiRencana 5

C1.11-LangkahUmumuntukMenyusunatauMerevisiRencana 5

C1.12-PertimbanganDalamPenyusunanRencanaBaruatauRencanaRevisi 6

C1.13PeluanguntukmengkoordinasikanPerencanaandanKegiatanLainnya 7

C1.14-KoordinasiUntukPenjangkauanPublik(PublicOutreach)danRuangLingkupKegiatanuntukRevisiRencana 8

C1.2BasisInformasiuntukPenyusunandanRevisiRencana 11

C1.21KebutuhanuntukRevisirencana 11

C1.22SpesiesyangDilindungi 12

C1.22aIdentifikasispesieskonservasi 12

C1.22bMengevaluasiInformasiBaruMengenaiSpesiesYangMenjadiPerhatianKonservasi 13

C1.23Penjangkauandalampenyusunanataurevisirencana 13

C1.24KonsultasiDenganKomunitasLokal 14

C1.3MerevisiRencana 14

C1.31-RevisiRencanaKegiatanyangSpesifikdanReviuAdministratif 15

C1.32UpayaPelibatanMasyarakatdalamRevisiRencanadanKonsultasi 15

C1.33-KonsistensiKegiatanDenganRevisiRencana 15

C1.4PenyelesaianProsesPenyusunanatauRevisiRencana 15

C1.41-DokumenKeputusan 15

C1.42-DokumentasiRevisiRencanadanCatatanPerencanaan 17

C1.43-MendokumentasikanPelibatanPublik 18

C1.5-PerubahanAdministratif 18

C1.51-MembuatPerubahanAdministratifpadaKegiatanPemantauan 19

C1.6PenyusunanatauRevisiRencanaSesuaiAturanperencanaanSebelumnya(sebelumtoolkitsinidisusun) 19

C1.7KeputusanKegiatanYangBersamaanDenganKeputusanRencana 19

C1.8TataTertibPenggunaanPublik 20

C2Persyaratanuntukmengintegrasikansubstansirencana 22

T O O L K I T S P E R E N C A N A A N M U L T I G U N A H U T A N

2

C2.1KomponenRencana 23

C2.11Kondisiyangdiinginkan 25

C2.12TujuanRencanaPengelolaanHutan 26

C2.13Standar 27

C2.14Pedoman 28

C2.15-KesesuaianKawasanHutan 28

C2.16Sasaran 30

C2.2-DimanaKomponenRencanaBerlaku 31

C2.21IdentifikasiWilayahPengelolaandanWilayahGeografis 31

C2.3SubstansiLainnyayangDiperlukandalamRencana 32

C2.31DASPrioritas 33

C2.32PerandanKontribusiKhususdariWilayahRencana 33

C2.33PemantauanRencana 35

C2.34RencanaKegiatan 35

C2.4SubstansiyangBersifatOpsionaldalamRencana 36

C3PertimbanganSumberDayauntukKomponenRencanaTerpadu 37

C3.1KelestarianEkologidanKeanekaragamanKomunitasTumbuhandanSatwa 39

C3.11KomponenRencanaUntukKeutuhandanKeanekaragamanEkosistem 40

C3.11aRentangVariasiAlami(NaturalRangeofvariation) 41

C3.11b-Keutuhanekosistem 42

C3.11c-PeluangUntukMemulihkanEkosistemYangAdaptifterhadapKebakaran45

C3.11dKeanekaragamanEkosistem 46

C3.11eWilayahRiparian 47

C3.12-KomponenRencanauntukUdara,Tanah,danAir 49

C3.12a-KualitasUdara 50

C3.12bTanahdanProduktivitasTanah 50

C3.12cKualitasAirdanSumberdayaAir 51

C3.13KomponenrencanauntukSpesiesBeresiko(At-RiskSpecies) 52

C3.13aJenisyangTerancamdanTerancamPunah 54

C3.13bSpesiesUsulandanSpesiesKandidat 54

C3.13cSpesiesYangMenjadiPusatPerhatianKonservasi 55

C3.2KelestarianSosialdanEkonomidanMultiguna 57

C3.21KontribusiWilayahRencanaTerhadapKelestarianSosialdanEkonomi 58

B U K U C : R E N C A N A P E N G E L O L A A N H U T A N

3

C3.21aMultiguna 59

C3.21bJasaEkosistem 59

C3.22KondisiSosial,Budaya,danEkonomiyangDipengaruhiolehRencana 60

C3.23PertimbanganMultigunaHutan,JasaEkosistem,danInfrastruktur 61

C3.23aKelestarianSumberdayaRekreasidanPeluangUntukMenghubungkanMasyarakatdenganAlam 61

C3.23b-Ikan,SatwaLiar,danTumbuhan 66

C3.23c-DaerahAliranSungaidanSumberDayaAir 66

C3.23dLahanPenggembalaan,TanamanuntukPakanTernakdanPenggembalaan 67

C3.23eKayudanVegetasi 69

C3.23fPemandanganIndah,Nilaiestetika,Areapandang,danCorakGeologi 70

C3.23gSumberdayaBudaya,danSejarah 72

C3.23hWilayahKepentinganMasyarakat 74

C3.23iMineraldanSumberdayaEnergyYangTidakTerbarukan 74

C3.23jBencanaGeologi 77

C3.23kEnergiterbarukan 77

C3.23lInfrastruktur,Jalan,danJalansetapak 79

C3.23mStatusKawasanHutan,Penggunaan,AksesdanKeterkaitannyadenganKawasanLain 80

C3.23nPertimbanganLainuntuk(manfaat)Multiguna 82

C.4Wilayahyangditetapkan 82

C4.1-MengidentifikasiWilayahYangDitetapkan(eksisting)danMerekomendasikanWilayahYangDitetapkanbarudalamrencana 85

C4.2KomponenrencanauntukWilayahYangDitetapkandanWilayahyangDirekomendasikanuntukMenjadiWilayahYangDitetapkan 86

C4.3Rencana(untuk)WilayahyangDitetapkan 87

C4.4JenisSpesifikWilayahyangDitetapkandalamRencanaPengelolaanhutan 87

C4.41HutanBelantara(alam) 87

C4.42-SungaiAlamidanIndah 89

C4.43JaluryangIndahdanBersejarah 91

C4.44ArealdenganAksesibilitasTerbatas 93

C5.MatriksRencanaPengelolaanHutan 94

T O O L K I T S P E R E N C A N A A N M U L T I G U N A H U T A N

4

B U K U C : R E N C A N A P E N G E L O L A A N H U T A N

5

C:RencanaPengelolaanHutan

Buku ini menjelaskan prosedur untuk menyusun atau merevisi rencana pengelolaanhutandalamtahapperencanaan.Persyaratandanprosespenilaian (assessment)untukpenyusunan maupun revisi dari rencana Pengelolaan Hutan dijelaskan pada Buku B.Secaraumum, tugasKepalaKPHdalamprosespenyusunanataurevisi rencanaadalahsebagaiberikut:

1. MenyelesaikanpenyusunanrencanasegerasetelahorganisasiKPHdibentuk.2. Membentukdanmemberikanarahantimmultidisiplin3. Mengidentifikasi dan mempertimbangkan aspek sumber daya serta faktor-faktor

terkaitpengelolaanhutan4. Memastikan rencana berada dalam batas kewenangan dan kemampuan anggaran

KPH5. Mengkoordinasikanprosespenyusunanperencanaanbersamaparapihak

C1-MenyusunatauMerevisiRencana

Bagianinimemberikanpanduanpadatahapperencanaantentangbagaimanamenyusunatau merevisi sebuah rencana pengelolaan hutan. Buku B (Penilaian) menjelaskanpersyaratanpada tahappenilaianuntukmenyusunataumerevisi rencanapengelolaanhutan.Rencanapengelolaanhutanmenyajikandeskripsikawasanhutan,misidanvisi,strategi, rencana aksi/tindak, pedoman, kendala/hambatan, pemantauan, evaluasi danpelaporan.

C1.1-MenyusunatauMerevisiRencana

C1.11-LangkahUmumuntukMenyusunatauMerevisiRencana

RencanapengelolaanhutandisusunolehKepalaKPHsetelahorganisasiKPHdibentuk.Proses penyusunan atau revisi rencana pengelolaan dilakukan denganmempertimbangkankondisidankarakteristiklokaldimasing-masingKPH.

Timmultidisiplinperlumerancangprosespenyusunanataurevisiyangtransparandanefisien,agarmencerminkanprinsip-prinsippengelolaanyangadaptif.Masyarakatperludilibatkan dalam berbagai kesempatan sebagai proses yang partisipatif sejak awalperencanaanmaupunpadasaatrevisi rencanasertapelaksanaanrencanapengelolaanhutan.

KepalaKPHmemilikikebijaksanaanuntukmenentukanruang lingkup,metode, forum,danwaktudalamprosespenyusunan atau revisi rencana, dengan tetapberkoordinasidenganparapihakdanmemenuhiketentuanyangberlaku(lihatBukuE).

Kepala KPH perlu membentuk Tim Multidisiplin untuk melaksanakan prosesperencanaan danmemberikan arahan kepada Timmengenai ruang lingkup dan jenisdari rencana yang akan disusun atau yang akan direvisi. Setelah tahap penilaian danselama tahap perencanaan, Tim Multidisiplin menyusun/menetapkan substansirencana,mereviu,mengevaluasi,danmenyempurnakannyaselama tahapperencanaanuntukmemastikankoherensirencanasecarakeseluruhan.

T O O L K I T S P E R E N C A N A A N M U L T I G U N A H U T A N

6

Langkah-langkahumumdalammelakukanprosesperencanaanmeliputi:

1. Mengidentifikasikebutuhanuntukmenyusunataumerevisirencana.

2. Menggambarkan peran dan kontribusi dari rencana yang disusun dalam lanskaphutanyanglebihluas.

3. Mengidentifikasispesiesyangmenjadiperhatiankonservasi.

4. Menyusunusulanrencanaataurencanayangdilakukanmelaluipartisipasipublik.

5. Menganalisiskebijakansertaarahankehutananpadatingkatnasionaldanprovinsisertamengimplementasikannyapadadokumenrencanabaruataurevisirencana.

6. MereviukegiatanpemanfaatandanpenggunaankawasanhutanolehparapihakdiwilayahKPH.

7. Memberikan kesempatan kepada para pihak untuk memberikan tanggapan danusulanterhadaprencana(baru)ataurencana(revisi).

8. Mempertimbangkanmasukanpublikdanmenyiapkankonsepawalrencana(baru)ataurencana(revisi).

9. Mengkonsultasikankonseprencanadenganinstansipemerintahterkait.

10. Prosespersetujuankonsepakhirrencana(baru)ataukonsepfinalrencana(revisi)dituangkandalamsebuahdokumenkeputusan,dandisosialisasikankepadapublik.

C1.12-PertimbanganDalamPenyusunanRencanaBaruatauRencanaRevisi

KepalaKPHperlumengidentifikasidanmempertimbangkansumberdayayangdimilikidanisu-isuyangperludiperhatikandalammenyusunrencanabaruataurencanarevisi.Pertimbangan tersebutperludidukungoleh informasi yangdihasilkandaripartisipasipublik atau berasal dari sumber lain. Berikut adalah beberapa hal utama yang harusdipertimbangkanolehKPH:

1. KepalaKPHharusmemastikanbahwaprosesperencanaan,komponenrencana,danisi rencana lainnya berada di dalam batas kewenangan KPH, kemampuan yangmelekatpadawilayahrencana,dankemampuananggaranKPH.

2. Sebelumataupadasaatprosespenyusunankomponenrencanauntukrencanabaruataurencanarevisi,TimMultidisiplinperlumenyelesaikanhal-halberikut:a. Identifikasispesiesyangmenjadiperhatiankonservasi.b. Deskripsitentangperandankontribusikhususwilayahrencanadalamlanskap

hutanyanglebihluas.c. Identifikasikebutuhanuntukmerevisirencanayangada.d. Identifikasidaerahaliransungaiprioritas.e. PertimbangantujuandansasaranrencanastrategisKPH.f. Identifikasi keadaan dan mempertimbangkan pentingnya berbagai sumber

daya ekologi, ekonomi, dan sosial budaya, serta pertimbangan sejarah padawilayahrencanaberdasarkanpenilaiandankebutuhanuntukmenyusunataumengubahkomponenrencana.

g. Pertimbangan kondisi, tren, dan sumber tekanan yang teridentifikasi dalampenilaian(assessment)terkaitkebutuhanuntukmengubahkomponenrencana.

h. Inventarisasidanevaluasikawasanhutandalamrangkamelaksanakan fungsikonservasipadawilayahKPH.

B U K U C : R E N C A N A P E N G E L O L A A N H U T A N

7

i. Identifikasi kelayakan sungai untuk dipertimbangkan sebagai bagian darirencanapengelolaanhutan.

j. Identifikasiarealhutanuntukfungsipelestarianalam.k. Identifikasi areal hutan yang sesuai untuk produksi kayu dan menentukan

jumlah maksimum kayu yang mungkin diproduksi dari kawasan yangdirencanakan.

l. Identifikasipertanyaan,parameterdan indikatoruntukkegiatanpemantauanrencana.

m. Identifikasisubstansirencanalainnya.n. Identifikasiizinpemanfaatandanpenggunaankawasanhutan.o. Identifikasikebijakandanarahankehutanantingkatnasionaldanprovinsi.

3. Tata letak penulisan dokumen rencana dapat berpedoman pada pedoman danregulasiyangberlaku.

4. KepalaKPHperlumemastikanbahwakomponenrencanaharus:a. Menjaminkelestariandankeutuhanekologi,keragamankomunitastumbuhan

dansatwa,jasaekosistem,danmultigunahutan;b. Berkontribusipadakeberlanjutanaspeksosialdanekonomi;c. Menyediakan kerangka strategis dan praktis untuk mengelola hutan pada

wilayahyangdirencanakan;d. BeradadalambataskewenanganKPH,kemampuanyangmelekatpadawilayah

rencana,dankemampuananggaranKPH;dane. MenjagakeseimbangandanmemenuhikebutuhanmasyarakatdisekitarKPH.

5. KepalaKPHharusmemahami:

a. Konseppengelolaanhutanlestari;

b. Kebijakanperundanganterkaityangberlaku;

c. Adatistiadatdanbudayasetempat;

d. Kepentingan, kebutuhan, perspektif, dan keinginan publik yang berbeda danmungkinbertentangan,termasuksudutpandangpusatdandaerah;dan

e. Nilaidannormayangberlakudimasyarakat,danmasukanparapihak.

C1.13PeluanguntukmengkoordinasikanPerencanaandanKegiatanLainnya

Proses perencanaan lingkungan dan proses perencanaan hutan harus terintegrasi.KepalaKPHharusmampumengarahkanTimMultidisiplinuntukmenyusunpendekatanstrategis perencanaan yang sesuai dengan kaidah-kaidah lingkungan. Koordinasi yangdilakukan secara kolaboratif memungkinkan keselarasan pelaksanaan prosesperencanaandenganperaturanperundanganyangada.

Prosesperencanaanlingkungandanprosesperencanaanhutanyangterintegrasiharusmemperhatikanpersyaratansebagaiberikut:

1. Penggunaan hasil penilaian (assessment) dalammenggambarkan lingkungan yangterkenadampakmelalui analisisdampak lingkungan.Apabila terdapatperbedaaninformasi selama atau setelah proses penilaian (assessment), maka diperlukaninformasi tambahan untuk menjelaskan secara efektif lingkungan yang terkenadampak.

T O O L K I T S P E R E N C A N A A N M U L T I G U N A H U T A N

8

2. Tujuan dan kebutuhan penilaian (assessment) untuk analisis dampak lingkungandidasarkanpadadokumenyangmenyatakankebutuhanuntukrevisirencana.Padatahapawalprosesperencanaan,hasilidentifikasikebutuhanawaluntukmengubahrencana dan masukan publik dapat membantu meningkatkan fokus penyusunanataurevisirencana.

3. Memasukan aspek perencanaan dan persyaratan lingkungan dalam strategipartisipasipublik(BukuE).

4. Mengintegrasikan ruang lingkup lingkungan, ke dalam kegiatan yang melibatkanpublik untuk mendukung penyusunan komponen rencana dan konten rencanalainnya.Penajamanruanglingkupkegiatanmencakup:menyempurnakankegiatanyangdiajukan,menentukaninstansipemerintahdanparapihaklainuntukbekerjasama, dan mengidentifikasi masalah/isu awal. Keterlibatan publik sejak awalselamaprosesperencanaandapatmembantumengidentifikasitujuandanmasalahdi wilayah yang direncanakan. Tahap ini memberikan kesempatan bagi TimMultidisiplinuntukmemenuhiruanglingkuppersyaratanpenilaianlingkungandanolehkarenaitu,TimMultidisiplinperlumemahamielemen-elemenberikutselamaprosesanalisisdampaklingkungan:a. Pembatasan alternatif (pengelolaan dampak lingkungan) berdasarkan isu

pentinguntukpertimbangan.b. Analisisberdasarkanalternatifyangpotensial,danc. Dampakpotensialdarialternatifyangdipilih.

C1.14 - Koordinasi Untuk Penjangkauan Publik (Public Outreach) dan RuangLingkupKegiatanuntukRevisiRencana

KepalaKPHmemilikikewenanganuntukmenentukankapanmemulaitahappenetapanruang lingkup aspek lingkungan;misalnya, selama penilaian, segera setelah penilaianselesai, sebelum menyusun komponen-komponen rencana, atau pada saat awalpenyusunankomponenrencana.KepalaKPHdapatmenyesuaikantahapdanisiprosespenetapanruanglingkup.

Kepala KPH harus memastikan bahwa Tim Multidisiplin telah merencanakan secaratepatuntukmemenuhidanmengintegrasikanpersyaratanlingkungandanpersyaratampenjangkauanpublik,sertatelahmengakomodirhasillpembahasansebelumnya.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat mengkoordinasikanpenjangkauan publik dan penetapan ruang lingkup kegiatan. Berikut ini adalah duacontohyangdapatdijadikanpertimbangan:

1. Melibatkanpublikdalampenyusunanproposaldankemudianmemulaipenetapanruanglingkupaspeklingkungan. Pada saat Kepala KPH memulai proses perencanaan melalui pemberitahuan

untukmemulaipenyusunanrevisirencana,TimMultidisiplinakanmelakukankegiatan yang melibatkan publik untuk mendapatkan masukan dalammenyusunproposal.

Proposaltersebutdapatterdiridarikebutuhanrinciuntukmengubahrencana,usulan areal pengelolaan, komponen rencana, atau kombinasi dari hal-haltersebut.

B U K U C : R E N C A N A P E N G E L O L A A N H U T A N

9

Sebelum dimulainya penyiapan konsep analisis dampak lingkungan, KepalaKPHberhakmemulaiprosespenetapanruanglingkupaspeklingkungan.

KPHdapatmenyediakanproposalyang lebihspesifik, sehinggamasukandaripubliklebihfokus.

KepalaKPHharusmenetapkanharapanyangakanmenjadipertimbangan,danmenggunakanseluruhmasukanpublik,untukmemperbaikiproposal.

2. Melibatkanpublikdalampenyusunanproposaldanpadasaatyangsamamemulaipenetapanruanglingkupaspeklingkungan. Penetapan ruang lingkup aspek lingkungan bisa dimulai bersamaan dengan

prosesperencanaan. Pemberitahuan rencana untuk menyiapkan kajian dampak lingkungan dapat

dikombinasikan dengan pemberitahuan untuk memulai penyusunan revisirencana.

Upayauntukmelibatkanpublikdimaksudkanuntukmengidentifikasimasalahdan cara penyelesaian terbaik, serta untuk merancang komponen rencana,yangdiselesaikansecarabersamaan.

Pelibatan publik mungkin diperlukan kembali saat proposal telah selesaidisusununtukmengidentifikasimasalahspesifikyangterkaitdenganproposaltersebut.

Tabel01menampilkansebuahmodeltentangbagaimanaperencanaan,lingkungan,dankesempatanuntukberpartisipasisalingberhubungansatusamalaindalamprosesrevisirencana. Awal proses penilaian berada di kolom sebelah kiri sedangkan akhir dariprosesperencanaanberadadikolomsebelahkanan.Kegiatanyangterjadipadawaktuyanghampirbersamaandisusundiatassatusamalain.Lamanyakegiatantertentuakanbervariasitergantungpadakeadaanataukondisitertentu.

TO

OL

KIT

S P

ER

EN

CA

NA

AN

MU

LT

IGU

NA

HU

TA

N

10

Tabel01

HubunganPerencanaan,Lingkungan,danKesem

patanuntukBerpartisipasidalam

RevisiRencana

TatawaktuPerencanaan

ProsesPerencanaan

Penilaian

Identifikasiawalkebutuhanu

ntuk

mengubahrencana

Penyusunan

komp

onenrencana

dansubstansi

rencanalain

nya

untukrencanayang

akandiaju

kan

Memp

erhatikan

saranp

ublikpada

rencanayang

diajuk

an

Menyusunrencana

Persetu

juanrencana

KebijakanLingkungan

Penetap

anruanglingkuplin

gkungan

(fleksibilitasun

tukm

emula

ipeneta

pan

padasituasiapapund

alamproses

penilaiandanp

erencanaan)

Reviu

hasilpenetap

an,identifikasi

tujua

ndankebutuhanb

erdasarkan

kebutuhanu

ntukmengubahrencana

Mengide

ntifikasi

alternatif-alternatif

Menje

laskan

lingkunganyang

terdamp

ak

Memp

erkirakan

pengaruhsetiap

alternatif

Menyusunpenilaian

damp

aklin

gkungan

Memp

erhatikan

saranp

ublik

terhadapk

onsep

dokume

nanalisis

damp

ak

lingkungand

an

alternatifterpilih

Pertimb

angkankome

ntardan

tanggapi/responm

asukan.

Menyusunkonsepakhirdo

kume

nanalisislin

gkungand

ankonsep

keputusanrencana

Mencata

tkeputusanyang

menyetu

juirencana

Kesem

patanPartisipasiPublik

Pemb

eritahuan

resmidimula

inya

penilaian

Pemb

eritahuanaw

alrevisirencana

Menginformasi-kan

kepadapu

blik

tentan

ghasil

penetap

anruang

lingkupaspek

lingkungan

Pemb

eritahuan

tentan

gketersedia

an

analisisdamp

ak

lingkungand

an

rencanayang

diusulkan

Pemb

eritahuanataspersetu

juan

rencana

Pelibata

npublik

dalam

penilaian.

Pemb

eritahuanun

tukm

enyusun

analisisdamp

aklin

gkungan(saat

penetap

anruanglingkupaspek

lingkungand

imula

i)

Pelibata

npublikdalam

proses

perencanaand

anprosespenetap

an

ruanglingkupaspeklingkungan.

Pelibata

npublik

Pelibata

npublik

Pelibata

npublik

Pelibata

npubliktentang

persetu

juanrencana

B U K U C : R E N C A N A P E N G E L O L A A N H U T A N

11

C1.2BasisInformasiuntukPenyusunandanRevisiRencana

1. Rencanabarudanrencanarevisididasarkanpadakebutuhanuntukmenyusunataumengubah rencana tersebut.Kepala KPHmemulai revisi rencana karena sudahsaatnyauntukmelakukanrevisi(minimalsetiap5tahun).Seberapabanyakkontendarirencanayangharusdiubahdalamprosesrevisidisesuaikandenganseberapabesarkebutuhanuntukmengubahrencanaitusendiri.

2. Jikakebutuhanuntukmengubahrencanatidakdapatditempuhmelaluiperubahanadministratif ataudenganmengubahpelaksanaanpengelolaan,maka revisi harussegeradimulai sebagaimanamestinya.Penentuanuntukmengubahrencanaharusdidasarkan pada sumber informasi yang baik dan benar.Catatan-catatan hasilpenilaian (dijelaskan pada BukuB), bersamaan dengan catatan perencanaan,merupakansumberinformasiyangpentingbagirencanabaruataurencanarevisi.

3. Untuk proses revisi rencana, proses penilaian (assessment) tidak dipersyaratkan(lihat Buku.B).KepalaKPHdapat mengandalkan laporan pemantauan ataudokumentasi lainnya yang berisikan informasi terkini,menginformasikan kondisiatausituasiyangberubahuntukmengidentifikasikebutuhanrevisirencana.

4. KepalaKPHharusfokuspadahasilevaluasiinformasiterkaityangtersedia.

C1.21KebutuhanuntukRevisirencana

Kebutuhan untuk mengubah rencana membantu menentukan tindakan, tujuan dankebutuhan, dan penetapan kerangka kerja untuk analisis lingkungan yang berkaitandengan proses perencanaan.KepalaKPHdapat melibatkan publik dan para pihaklainnya dalam menentukan kebutuhan untuk revisi rencana, termasuk memberikanmasukan terhadap kebutuhan awal untuk mengubah rencana. Kebutuhan untukmengubah rencana harus ditulis sehingga jelas bagi publik yang mana komponenrencanayangdiusulkanuntukdiubahdanyangmanayangtidak.

1. BanyaksumberinformasitersediabagikepalaKPHuntukmembantumenentukankebutuhanuntukrevisirencana,antaralain:a. Evaluasiinformasihasilpemantauan.b. Penilaian (assessment) untuk penyusunan rencana atau revisi rencana (Buku

B).c. Penilaianterfokusuntukrevisirencana,jikahaltersebutdibutuhkan(BukuB,

BagianB5).d. Dokumentasilainnyadariberbagaisumberterkaitinformasibaru,kondisiatau

situasiyangberubahpadawilayahrencana.e. Perubahanpadaperaturanperundangandankebijakanterkait.

2. Ketika menyusun atau merevisi rencana, kepala KPH dapat meminta masukanpublik dan para pihak terkait lainnya terhadap kebutuhan awal untuk merevisirencana,sehingga:a. Aspirasi publik digunakan untuk memperbaiki kebutuhan untuk revisi

rencana.b. Menentukanskalarevisirencana.

T O O L K I T S P E R E N C A N A A N M U L T I G U N A H U T A N

12

c. Kebutuhan revisi rencana dapat menentukan untuk mempertahankankomponenrencanayangadaataumenyusunkomponenrencanabaru.

3. Kepala KPH harusmendokumentasikan kebutuhan revisi rencana sebagai bagiandaritujuandankebutuhandalamdokumenanalisislingkunganuntukpenyusunandanrevisirencana.

C1.22SpesiesyangDilindungi

C1.22aIdentifikasispesieskonservasi

Dalam hal mengidentifikasi spesies yang menjadi perhatian konservasi, KPHberkoordinasidenganUnitkerjadibidangkonservasisumberdayaalam(contoh:BalaiKonservasi Sumber Daya Alam/BKSDA) selama tahap perencanaan, atau kapanpunsesuaikebutuhan.

1. KPHbersamaBKSDAmempunyaiperandantanggungjawabuntuk:a. Mereviudasarpemikirandanpendokumentasianspesiesyangpotensialuntuk

menjadiperhatiankonservasi(BukuC,Bag.C.3.13c),danmenentukanapakahberdasarkaninformasiilmiahyangtersedia:1) Spesies tersebut adalah asli dan diketahui terdapat atau berada di

wilayahrencana(wilayahKPH),dan2) Terdapat kekhawatiran besar tentang kemampuan spesies untuk

bertahandalamjangkawaktupanjangdiwilayahrencana.b. Berdasarkan reviu dimaksud, dilakukan penetapan spesies yang menjadi

perhatian konservasi di wilayah rencana (wilayah KPH). Kewenangan untukmengidentifikasidanmenetapkan spesiesyangmenjadiperhatiankonservasiinitidakbisadilimpahkan.

c. Identifikasi awal spesies yang menjadi perhatian konservasi dilakukan gunamempercepatprosesperencanaan.

d. Memanfaatkankeahlianpakardanpengetahuanpublikuntukmengidentifikasispesiesyangmenjadiperhatiankonservasi.

e. Melibatkandanmemintamasukanpublikketikamengidentifikasispesiesyangmenjadi perhatian konservasi, sebagai bagian dari strategi partisipasi publik(lihatBukuE,Bag.E.2)

f. Mendokumentasikandasarpemikirandalampenetapanspesiesyangmenjadiperhatiankonservasi

g. Memberitahukan kepada publik mengenai spesies konservasi yang menjadiperhatiankonservasi

h. Mengidentifikasi spesies yang menjadi perhatian konservasi di luar prosesperencanaansesuaikebutuhandansebagaimanamestinya.

2. KepalaKPHmemilikiwewenanguntuk:a. Memanfaatkan keahlian pakar, pengetahuan publik, dan instansi terkait

konservasi sumber daya alamuntukmenentukan apakah komponen rencanaperlu untuk ditambah, dihapus, atau diubah berdasarkan adanya penemuanspesiesbaruyangmenjadiperhatiankonservasi.

b. Merekomendasikan perubahan pada daftar spesies yang menjadi perhatiankonservasikeBKSDA,jikadiperlukan.

B U K U C : R E N C A N A P E N G E L O L A A N H U T A N

13

C1.22bMengevaluasiInformasiBaruMengenaiSpesiesYangMenjadiPerhatianKonservasi

Spesies yang menjadi perhatian konservasi dapat diperoleh dari hasil identifikasiBKSDA serta literatur/kajian ilmiah lainnya. Apabila KPHmenerima informasi ilmiahyangbarusebelumatausesudahrencanabaruataurevisirencanadisetujui,maka:

1. Apabila terdapat informasi ilmiah baru yang mengindikasikan adanya potensiperubahanterhadapdaftarspesiesyangmenjadiperhatiankonservasi,kepalaKPHdapat:a. Mengevaluasi informasi terbaru menggunakan panduan Buku D, untuk

menyusun rekomendasi usulan perubahan daftar spesies yang menjadiperhatiankonservasi.

b. Memanfaatkankeahlianpakardanpengetahuanpublik.c. Mendokumentasikan dasar penentuan suatu spesies sebagai spesies yang

menjadiperhatiankonservasidiwilayahrencana.d. MengirimkandokumendanrekomendasikepadaBKSDA.

2. Ketika BKSDAmenerima sebuah rekomendasi dari Kepala KPH untukmengubahdaftar spesies yangmenjadi perhatian konservasi dalamwilayah rencana, BKSDAdapat:a. Mempertimbangkanrekomendasitersebut.b. Memanfaatkankeahlianpakardanpengetahuanpublik.c. Mendokumentasikan tanggapan atas rekomendasi tersebut dan dasar

pemikirannya.d. MemberitahukankepadapublikdankepalaKPHjikaterdapatperubahanpada

daftarspesiesyangmenjadiperhatiankonservasidiwilayahrencana(wilayahKPH).

3. JikaBKSDAmengidentifikasiadanyapenambahanspesiesyangmenjadiperhatiankonservasi,makaKepalaKPHdapat:a. Mereviu informasi yang berkaitan dengan ancaman, pemicu tekanan, dan

resikolainnyaterhadapkeberadaanspesiestersebutpadawilayahrencana.b. Melakukan evaluasi apakah komponen rencana yang telah ada dapat

menyediakan kondisi ekologi yang diperlukan untuk mempertahankankeberadaanspesiespadawilayahrencana.

c. Menentukan perlu tidaknya komponen rencana untuk spesies tertentu(spesifik)dalamrangkamempertahankankeberadaanspesies tersebutdalamjangkawaktupanjang.

d. Mendokumentasikan penentuan tersebut, dan mengubah rencana jikadiperlukan.

4. Jika BKSDAmenghapus suatu spesies dari daftar spesies yangmenjadi perhatiankonservasi,kepalaKPHdapatmengkajiulangrencanadanmengubahrencana,jikahaltersebutdiperlukan.

C1.23Penjangkauandalampenyusunanataurevisirencana

Panduanstrategipenjangkauanpublikdanpemerintah,termasukkonsultasipublik,danmetodeuntukmemberikanmasukandibahasdalamBukuE.

T O O L K I T S P E R E N C A N A A N M U L T I G U N A H U T A N

14

Jika persetujuan dari rencana, atau revisi rencana, dapat mempengaruhi daftarspesies atau habitat yang kritis, kepala KPH harus mengikuti prosedur yangberkaitandenganbidangtersebut.

Untukpenyusunanataurevisirencanayangberakibatmempengaruhibenda-bendabersejarah atau situs budaya/agama yang penting bagi masyarakat setempat,kepalaKPHharusmengikutiproseduryangberkaitandengansubjektersebut

C1.24KonsultasiDenganKomunitasLokal

Kepala KPH melakukan konsultasi dengan pimpinan masyarakat lokal (masyarakatadat)mengenai rencanabaru atau revisi rencana sebagai bagiandari hubunganantarpemerintah dengan masyarakat adat/lokal. (lihat Toolkit Buku E PartisipasiMasyarakat, untuk panduan mengenai konsultasi dan koordinasi dengan masyarakatsetempat(ToolkitBukuE,Bag.E.4.3)

C1.3MerevisiRencana

Perubahanpadasubstansirencanayangberkaitandengankomponenrencana(kondisiyang diinginkan, sasaran, pedoman, tujuan, standar atau kesesuaian lahan untukpengunaan) harus dibuat berdasarkan rencana perubahan atau rencana revisi. Semuatambahanatauperubahanterhadapdokumenrencanaharusdisusunsesuaikomponenrencanasebagaimanaketentuanyangberlaku.

Revisi rencanamerupakan alatmanajemen adaptif untukmenjaga agar rencana tetapmutakhir dan terkini, efektif, dan tetap relevan. Revisi membantu kepala KPHmenyesuaikan rencana yang ada dengan informasi baru dan kondisi/situasi yangberubah.

Ruang lingkup perubahan tergantung pada kebutuhan untuk mengubah rencanatersebut. Penilaian (assessment) untuk revisi rencana tidak diperlukan, namun dapatdisusunberdasarkandiskresiKepalaKPH(lihatBukuB,bag.B.5).

Sebuah revisidiusulkanbaik sebagai respon terhadapadanyaperubahankondisi atauadanyakegiatanbaruyanglebihspesifik.KepalaKPHharusmenjagaruanglingkupdanskalaprosesrevisi,termasukpartisipasipublik.

Proses revisi rencanamengacu pada hasil identifikasi kebutuhan revisi rencana yangdapat diperoleh dari hasil penilaian terbaru; laporan pemantauan; informasi terbarulainnya;ataukondisi/situasiyangberubah.

Secaraumum,langkah-langkahuntukmelakukanrevisirencanaadalahsebagaiberikut:

1. KepalaKPHmengidentifikasikebutuhanrevisirencana.2. Memintamasukandaripublikmengenaikebutuhanuntukmengubahrencanayang

teridentifikasipadalangkahpertamadiatas.(BukuE).3. Mempertimbangkan masukan publik, melengkapi dokumentasi mengenai

kebutuhan revisi rencana, dan menentukan apakah perubahan yang dilakukansudahsesuai.

4. Mendokumentasikan kebutuhan revisi rencana dalam dokumen analisislingkungan.

B U K U C : R E N C A N A P E N G E L O L A A N H U T A N

15

5. Memberikankesempatankepadapublikuntukmenanggapiusulanperubahandandokumenanalisislingkungan.

6. Menyetujuikonsepakhirrevisirencanadanmemberitahukankepadapublik.

Koreksi terhadap kesalahan penulisan dalam komponen rencana bukan merupakanrevisirencanatetapihanyaperubahansecaraadministratif.

C1.31-RevisiRencanaKegiatanyangSpesifikdanReviuAdministratif

Jika kegiatan yang diusulkan tidak konsisten dengan rencana yang ada, Kepala KPHmemiliki kewenangan untuk melakukan revisi rencana, yang dapat mengakomodasikegiatan tersebut. Hal ini menunjukan bahwa revisi dapat dilakukan untuk kegiatanyangspesifik.

Proses reviu administrasi untuk revisi rencana bervariasi berdasarkan pada satukegiatan atau beberapa kegiatan dimasa yang akandatang. Jika revisi rencana hanyaberlakuuntuksatukegiatansaja,revisitersebutmerupakanprosesreviukegiatan.

Ketika revisi rencana dan kegiatan disetujui dalam dokumen keputusan yang sama,Kepala KPH memiliki tanggung jawab terhadap kedua dokumen tersebut, meskipunkegiatantersebuthanyaberadadiwilayahBagianKesatuanPengelolaanHutan(BKPH)atau Resor PengelolaanHutan (RPH). Dokumen keputusan untuk perubahan kegiatandanrevisirencanaharusmemasukanalasanmengapamelakukanperubahantersebut.

Jikarevisirencanakegiatanyangspesifikdilakukanberulang-ulangpadahalyangsama,sebaiknyarevisidilakukanterhadapkomponenrencana.KepalaKPHharusmengetahuikapan terdapat revisi yang berulang pada kegiatan yang spesifik, dan mengevaluasiadanya kebutuhan perubahan rencana yang harus diselesaikan melalui proses revisirencana.

C1.32UpayaPelibatanMasyarakatdalamRevisiRencanadanKonsultasi

Pelibatanmasyarakatdankonsultasiselamaprosesrevisirencanahampirsamadenganpelibatanmasyarakatdankonsultasiuntukpenyusunanrencana.LihatToolkitBukuEuntukpanduantambahantentangpartisipasipublik.

C1.33-KonsistensiKegiatanDenganRevisiRencana

Setiap kegiatan harus konsisten dengan revisi rencana atau komponen rencana yangberlaku.Dokumenpersetujuankegiatanharusmenjelaskanbagaimanakegiatansesuaidengan komponen rencana yang berlaku atau yang telah direvisi. Apabila konsistensitidakditerapkanmakadapatmenambahpeluangadanyaperubahanyang tidaksesuaidengan kebutuhan mendasar untuk merubah atau mempertahankan rencana. Olehkarenanya,pentinguntukmenerapkankonsistensipadasaatawalpenyusunanrencanasesuaistandardanpedomanyangberlaku.

C1.4PenyelesaianProsesPenyusunanatauRevisiRencana

C1.41-DokumenKeputusan

KementerianLingkunganHidupdanKehutananmenyetujuirencanayangdisusunataudirevisi, melalui dokumen keputusan yang disusun sesuai ketentuan yang berlaku.

T O O L K I T S P E R E N C A N A A N M U L T I G U N A H U T A N

16

Dokumen keputusan untuk rencana baru, atau rencana revisi, harus memenuhipersyaratan,yangtercantumdalamTabel02.

Tabel02PersyaratanuntukDokumenKeputusan

PersyaratanDokumenKeputusan RencanaBaru Rencanarevisi/perubahan

Alasanuntukpersetujuan Ya Ya

Penjelasantentangbagaimanakomponenrencanamemenuhipersyaratankelestarian,persyaratankeanekaragaman,persyaratanmultiguna,danpersyaratankebutuhandanproduksikayu

Ya Jikadapatdiaplikasikan

Setiapdokumenkeputusanmenyetujuirencana,revisirencanayangtelahdisetujuiolehpemerintahProvinsidansekaligusmenyatakanbahwapemanfaatan/penggunaanyangadasebelumdokumenkeputusandibuattetapberlaku.Jikadokumenkeputusantidakmenyatakanpenggunaan/pemanfaatanyangtelahadatersebutmakaselanjutnyaharusdisesuaikanataumengikutirencanayangdisetujuitersebut.

Ya Ya

Dokumentasitentangbagaimanainformasiilmiahterbaikyangtersediadigunakandalamprosespenyusunanrencana,komponenrencana,dansubstansirencanalainnya,termasukkegiatanpemantauanrencana.

Ya Ya

RekomendasidariUnitKerjaterkaitlingkupBadanLitbangjikadalamrencanaterdapatrencanapenelitiandanpengembanganatauterdapatwilayahuntukdijadikanobjekpenelitian.

Jikadapatdiaplikasikan

Jikadapatdiaplikasikan

Tanggalefektifberlakunyarencanaataurencanarevisi Ya Ya

Dokumen keputusan juga harus menyertakan ringkasan tentang bagaimana rencanadan proses perencanaan memenuhi semua persyaratan yang berlaku. Ringkasan iniharus memberikan gambaran bagaimana keputusan rencana menerima saran daripubliktermasukkeberhasilandalammelibatkanmasyarakatberpendapatanrendahdanmasyarakat minoritas serta generasi muda dalam proses perencanaan. Batasan atauruanglingkupdariringkasanharussetaradengankompleksitaspembuatankeputusan.

Untuk rencana hasil revisi, dokumen keputusan hanya membahas persyaratan yangharus diterapkan dalam komponen rencana yang telah revisi. Sebagai contoh, jikarencana hasil revisi tidak berkaitan dengan penelitian atau tidak ada rencanapembuatan hutan penelitian maka tidak memerlukan rekomendasi dari unit kerjaterkaitlingkupBadanlitbang.

Rencana berfungsi sebagai payung untuk kegiatan dan rencana alokasi sumber daya.Jika kegiatan dan rencana alokasi sumber daya yang sedang berjalan tidak sesuaidengan rencana atau rencana hasil revisi, maka kegiatan tersebut harus dibuatkonsistendenganrencanayangada,kecuali jikadokumenkeputusanmengizinkanhaltersebut untuk dilanjutkan tanpa adanya perubahan. Dokumen keputusan harus

B U K U C : R E N C A N A P E N G E L O L A A N H U T A N

17

mengidentifikasi kegiatan dan rencana alokasi sumber daya sertamenetapkan jadwaluntukmemodifikasikegiatanyangsedangberjalanagarsesuaidenganrencana.

C1.42-DokumentasiRevisiRencanadanCatatanPerencanaan

KepalaKPHharusmenjagadokumen-dokumenberikutagardapatdiaksesolehpublikbaiksecaraonlinemaupunmelalui:

Laporanpenilaian; Perencanaan,termasukkegiatanpemantauan; Rencanayangdiusulkan,rencanaperubahan,ataurencanarevisi; Pemberitahuanumumdandokumenlingkunganyangterkaitdenganrencana; Dokumenkeputusanrencana;dan Laporanevaluasipemantauan.

Catatan perencanaan mencakup dokumen yang mendukung kesimpulan analitis yangdibuat dan alternatif yang dipertimbangkan selama proses perencanaan. Kepala KPHmemastikan catatan perencanaan tersedia di Kantor KPH. Kesimpulan analitis harusditulis menggunakan bahasa sederhana yang membahas resiko dan ketidakpastiandalam asumsi yang digunakan. TimMultidisiplin dapatmendukung kesimpulan, salahsatucontohnyadenganmenggunakanModel"Issue-Rule-Analysis/Application-Conclusion(IRAC).Modeltersebutmenggunakanformulasisebagaiberikut:

1. BagianPenilaianisu/masalahmengemukakanpertanyaankunciyangharusdijawabatauisu/masalahyangperluditangani.

2. Bagian Aturan Penilaian menyajikan kriteria yang diperlukan untuk mengatasimasalah.

3. Bagiananalisis/aplikasi menerapkanasumsi, data, fakta, atauhasil analisispakarsumberdayayangrelevanuntukaturan-aturan.

4. Kesimpulan secara langsung menjawab pertanyaan yang terkemuka dalampenilaianisu/masalahberdasarkanmateriyangadadalambagianaturanpenilaianmaupunanalisis

Untuklebihjelasnyalihatkotak01berikutsebagaicontoh.

Kotak01ContohmodelIssue-Rule-Analysis/Application-Conclusion

Isu/masalah: Apakah komponen rencana harus mensyaratkan tutupan hutan yangspesifikuntukmenyediakankondisiekologisyangdiperlukanuntukmempertahankanpopulasi spesies XX yang layak di dalamwilayah perencanaan (spesies yangmenjadiperhatiankonservasi).

Aturan: Peraturan perencanaan menuntut komponen rencana menyediakan kondisiekologis yang diperlukan untuk memelihara populasi yang layak dari setiap spesiesyangmenjadi perhatian konservasi di dalamwilayah perencanaan kecuali jikaKepalaKPHmenentukanbahwahaltersebutberadadiluarkewenanganKPHatautidakdalamkapasitasyangmelekat/beradapadawilayahrencana

Analisis: Informasi ilmiah terbaik yang tersediamenunjukkan bahwa populasi spesies

T O O L K I T S P E R E N C A N A A N M U L T I G U N A H U T A N

18

XXdapatterpeliharamelaluipengelolaanhabitatuntukmemenuhikondisiekologis1,2,dan 3. Spesifik persentase tutupan hutan bukanlah salah satu dari kondisi ekologistersebut.

Kesimpulan: Komponen rencana tidak menuntut luas tutupan hutan tertentu karenainformasi ilmiah terbaik yang ada menunjukkan bahwa tutupan hutan tertentu tidakdiperlukan untukmempertahankan populasi spesies XX yang layak di dalamwilayahrencana.

(Catatan:analisisuntukrencanayangsesungguhnyakemungkinanakanlebihrinci).

C1.43-MendokumentasikanPelibatanPublik

TimMultidisiplinharusmendokumentasikanbagaimanapelibatanpublikberkontribusiterhadappenyusunanrencanayangdiusulkandalamdokumen"prosespartisipasi".Timharus mendokumentasikan "siapa, apa, dimana, kapan dan bagaimana" partisipasipublik dalam penyusunan rencana. Tim harus mendokumentasikan langkah-langkahprosespartisipasipublikterkaitdenganpenyusunankebutuhanperubahanrencanadanalternatif pengembangannya. Komentar dan masukan dari publik juga harus dikeloladan didokumentasikan. Dokumentasi harus memasukan alamat yang bisa dihubungibaikalamatsuratmaupunsuratelektronik(email)dandimasukandalamlampiranpadadokumenrencana.

C1.5-PerubahanAdministratif

Perubahan administratif adalah perubahan terhadap rencana yang bukanmerupakanrevisi rencana. Perubahan administratif mencakup koreksi kesalahan penulisan padabagian-bagian rencana yang disusun, kesesuaian rencana dengan persyaratan dalamperaturanyangbaru,atauperubahanpadaisilainnyadalamrencana.

Perubahan substantif terhadap kegiatan pemantauan yang dilakukan di luar prosesrevisi rencanahanyadapatdilakukansetelahpemberitahuankepadapublikmengenaiperubahan tersebut dan setelah mempertimbangkan masukan dari publik. Semuaperubahanadministratiflainnyadapatdilakukansetelahpemberitahuanpublik.

Perubahanadministratifantaralain:

1. Koreksi kesalahan penulisan terhadap substansi rencana, termasuk komponenrencana;

2. Setiapperubahanuntukmenyesuaikanrencanadenganketentuanbaruyangwajibdipatuhi.

3. Perubahanlainnyadiluarsubstansimaupunkomponenrencana.

KepalaKPHharusmenyampaikanpemberitahuankepadapubliksebelummenetapkanperubahan administratif dalam rangkamemberikan kesempatan kepada publik untukmemberikan masukan. Pemberitahuan publik dapat dilakukan dengan cara apa punyangdianggaptepatolehKepalaKPH,asaltidakseadanyaatauhanyauntukmemenuhisyarat;pemberitahuanharussampaikansecaradaring.

Setelahmereviumasukan/catatanatasusulanperubahantersebut,jikaada,KepalaKPHdapatsegeramembuatperubahantersebutdenganmempublikasikannyasecaradaring.

B U K U C : R E N C A N A P E N G E L O L A A N H U T A N

19

Kepala KPH harus transparan kepada publik saatmelakukan perubahan administratifterhadap"substansirencanalainnya"dengansegeramenyampaikannyakepadapublik.Ketika mempertimbangkan partisipasi publik, Kepala KPH harus mempertimbangkanpentingnyakebutuhanperubahanrencanadanmelakukanpelibatanyangsesuaidenganperubahanyangakandibuatdantingkatkepentinganpublik.Pelibatanpublikmungkinminimalataubahkantidakperluuntukperubahanyangsifatnyakesalahanpenulisan.

C1.51-MembuatPerubahanAdministratifpadaKegiatanPemantauan

Perubahan terhadap kegiatan pemantauan rencana yang ada dilakukan denganperubahanadministratif,kecualijikaperubahantersebutdilakukansebagaibagiandarirevisirencana.

Kepala KPH memberikan kesempatan partisipasi kepada publik saatmempertimbangkanperubahanpadakegiatanpemantauan.

1. Setiap perubahan pada kegiatan pemantauan dapat dilakukan setelahpemberitahuan kepada publik mengenai perubahan yang diinginkan dan setelahmempertimbangkanmasukanpublik.

2. Batas waktu masukan publik terhadap usulan perubahan kegiatan pemantauandisepakatibersamaparapihak.

C1.6PenyusunanatauRevisiRencanaSesuaiAturanperencanaanSebelumnya(sebelumtoolkitsinidisusun)

Kepala KPH dapat memilih untuk menyesuaikan proses perencanaan yang sedangberlangsungsesuaidenganketentuanbaru,jikahalitumemungkinkandantepatuntukdilakukan.

Untuk menyesuaikannya, kepala KPH harus mengevaluasi proses perencanaan yangberjalan dan menentukan sampai sejauhmana perencanaan itu sudah sesuai denganketentuan baru dan memperbaiki proses perencanaan yang sedang berjalan untukmemenuhiketentuanbarutersebut. JikakepalaKPHmemutuskanuntukmemperbaikiproses perencanaan, kepala KPH harus mengeluarkan pemberitahuan resmi kepadapublikmelaluimediamassadalamrangkamengumumkandanmenjelaskanbagaimanarevisirencanaakandisesuaikandenganketentuanpadaketentuanbaru.

C1.7KeputusanKegiatanYangBersamaanDenganKeputusanRencana

KepalaKPHdapatmenemukanbahwaproseslingkunganuntuksebuahkegiatandapatlebih efisien dilakukan bersamaan dengan proses revisi rencana. Hubungan antaraprosespenetapankegiatandanprosesperencanaanyaitusebagaiberikut:

1. Keputusan penetapan kegiatan dapat dibuat pada saat yang bersamaan dengankeputusanuntukmenyetujuirencanapengelolaanhutanatauperubahannya,tetapikeputusan penetapan kegiatan seperti itu tidakmenjadi komponen rencana ataubagiandarisebuahrencana.

2. Keputusan penetapan kegiatan harus didukung oleh analisis lingkungan yangberbedadarianalisislingkunganuntukrencanaataurevisirencana.

T O O L K I T S P E R E N C A N A A N M U L T I G U N A H U T A N

20

3. Analisis lingkungan untuk kegiatan dapat dimasukkan ke dalam dokumen yangsama dengan analisis lingkungan untuk penyusunan rencana, namun perlupemisahanyangjelasantarakeduaanalisistersebut.

4. Keputusan penetapan kegiatan dapat dimasukkan ke dalam dokumen keputusanrencanaataudalamdokumenkeputusanyang terpisah. Jikakeputusanpenetapankegiatan dimasukkan ke dalam dokumen yang sama dengan dokumen keputusanrencana,makaperbedaanantarakeduakeputusanharusjelas.

5. Reviu administratif untuk kegiatan harus sesuai prosedur yang tepat untukkeputusanpenetapankegiatan.a. Jikasebuahrencanahasilrevisitelahdisetujuiuntukditerapkanpadakegiatan

spesifik tertentu, kesempatan melakukan reviu administratif untuk revisirencanatersebutharussesuaidengankeputusanpenetapankegiatan.

b. Jika revisi rencana akan diterbitkan pada waktu yang bersamaan dengankeputusan penetapan kegiatan, dan revisi rencana itu berlaku juga bagikegiatan yang akan datang, maka terdapat dua peluang reviu administratif,yaituuntukmengujikegiatandanuntukmengujirevisirencana.

6. Contohdarikeputusanpenetapankegiatanadalahsebagaiberikut:a. Pemberiankewenanganataskegiatanpengelolaanhutanyangspesifik.b. Desainjalan,jalansetapakdanareauntukpenggunaankendaraanbermotor.c. Mengeluarkan aturan/tata tertib pelarangan atau pembatasan penggunaan

kawasanhutanolehpublik.

C1.8TataTertibPenggunaanPublik

Adanya batasan penggunaan areal oleh publik di wilayah KPH sesuai peraturanperundangan,harusditindaklanjuti olehkepalaKPHdenganmembuat tata tertib atauaturanlebihrinciterkaithaltersebut.Tatatertibdapatberupapenutupanarealtertentuatau pelaranganmelalu pengaturanwaktu penggunaan atau pembatasan penggunaansuatu areal. Contohnya: Tindakan berikut dilarang pada kawasan hutan di wilayahKPH:memilikiataumenggunakankendaraanbermotor,kecualipada jalanhutanyangterbukamenuju jalanbesardimanakendaraandiperbolehkan, jalansetapakditujukanhanya untuk penggunaan sepeda, pengembangan area rekreasi, dan jalan masukmelewatihutan.

Sebuah rencanamerupakan arahan atau pedoman bagi KPH, bukan bagi publik; olehkarena itu, rencana itu sendiri tidak bisa melarang penggunaan publik sepertibersepeda, berperahu, kemah,memancing,mendaki,menunggang kuda, berburu atauberpiknik.LihatKotak02untukmenunjukkanbagaimanadesainkawasanhutan tidaksesuaiuntukpenggunaanpublikberdampakpadapengelolaanhutan.

B U K U C : R E N C A N A P E N G E L O L A A N H U T A N

21

Kotak02

Contohbagaimanakesesuaiankawasanhutanuntukpenggunaantertentuberdampakpadapengelolaanpermukaantanah.

Sebuahrencanadapatmengidentifikasisuatuareatidaksesuaiuntukkegiatanoffroad.

Rencana tersebut tidak dapat memberikan dampak seketika terhadap publik. Orang-orangmungkinmasihmelakukanoffroaddiareatersebut.

Karena rencana tersebut, KPH tidak menerbitkan izin untuk kegiatan off road, ataumenyetujuipembangunanataupemeliharaanjalanuntukoffroad.

Kepala KPH dapat menerbitkan tata tertib/aturan/perintah penutupan (mengikutianalisis lingkungan yang tepat) untukmelarang kegiatan pada area yang tidak sesuaidengan peruntukannya. Perintah penutupan dapat di terbitkan bersamaan dengandokumenkeputusanrencana,atauterpisah,tergantungdiskresikepalaKPH.

TidakadayangdapatmenghalangikewenangankepalaKPHuntukmenerbitkansuatuperintah/tatatertib,apabilahalitudibutuhkandansesuaidenganaturanperundangandalam rangka pengelolaan dan kelestarian kawasan dan sumber daya hutan. Dalamkonteks perencanaan, terdapat dua pilihan yang berhubungan dengan penggunaanpublikyaitupencegahanterhadapkondisiyangdiinginkanuntukwilayahrencanaataubagiandariwilayahrencana:

1. Penetapan keputusan rencana dan kegiatan secara berurutan. Kepala KPH bisamengidentifikasi kawasan hutan dimana penggunaannya tidak sesuai danmenyusun sebuah tujuan dalam rangka mengendalikan penggunaan tersebutdengan batasan waktu tertentu. Setelah rencana disetujui, kepala KPH dapatmengajukan permintaan penutupan, menganalisis dampak dari rencana kegiatandan menerbitkan kegiatan untuk menerbitkan tata tertib yang melarangpenggunaantersebut.KepalaKPHtidakperluuntukmengajukandanmenerbitkanperintahpenutupan,danpenggunaanpublikterusberlangsungmeskipunkawasanhutan tersebut tidak sesuai untuk mereka, selama perintah penutupan tidakberlaku. Komponen dari perencanaan tersebut, bagaimanapun,menghalangi KPHdalammemberikanizinpenggunaansepertiitu,sebagaicontoh,kapanpenggunaantersebut akan dilakukan sebagai sebuah kegiatan yang memerlukan sebuah izinpenggunaankhusus.

2. Penetapan keputusan rencana dan kegiatan secara bersamaan. Selama prosespenyusunan rencana, kepala KPH dapat mengidentifikasi kawasan hutan dimanapenggunaan yang dilakukan saat ini sebagai penggunaan yang tidak sesuai, danmenetapkantujuandalamrencanauntukdapatmengendalikanpenggunaansepertiitu pada periode waktu tertentu. Pada saat yang sama, kepala KPH juga dapatmengajukan penutupan suatu area dan menganalisis usulan secara terpisah darianalisa dampak lingkungan rencana. Kepala KPH akan memasukkan ke dalamdokumenkeputusanrencanaataukeputusanterpisahyangmenetapkanpenutupansuatuwilayah tertentu yang spesifik, dan kepalaKPHakanmenerbitkanperintahpenutupanpadawaktuyangsama.

T O O L K I T S P E R E N C A N A A N M U L T I G U N A H U T A N

22

C2Persyaratanuntukmengintegrasikansubstansirencana

Rencana Pengelolaan Hutan harus memasukkan komponen rencana dan substansirencana lainnya. Komponen rencana harus dapatmenyediakan strategi dan kerangkakerja praktis untuk mengelola wilayah rencana. Komponen rencana harus dapatdiaplikasikanpada sumberdayadanmasalahyangadadiwilayah rencana,danharusmerefleksikanperandankontribusikhususKPH.KepalaKPHharusmengintegrasikanantar komponen rencana agar rencana yang disusun selalu konsisten. Secarakeseluruhan, rangkaian komponen rencana harus menjamin keberlanjutan sosial,ekonomi,danekologisertamultigunahutan.Aturanperencanaanmenuntutkomponenrencanauntukpengelolaansumberdayayangterintegrasi.

Perencanaan didefinisikan sebagai upaya pengelolaan sumber daya dan multigunahutanyangterintegrasiuntukmencapaikelestarianekologi,sosialdanekonomi.

Peraturanmenetapkanpersyaratanuntukkomponenrencanakedalamempatbagian:Keberlanjutan, keanekaragaman komunitas tumbuhan dan satwa, multiguna, danpersyaratanpemanfaatankayu.

Komponenrencanaharusmengintegrasikanaspeksosial,ekonomi,budayadanekologi.Sebagai contoh, kondisi yang diinginkan untuk lanskap hutan berkelanjutan harusdibangundalamkontekstujuanmultiguna.Ketikasebuahrencanamenghendakiadanyamultigunadari kawasanhutan,maka rencana tersebut jugaharusmemastikanbahwaberbagai pemanfaatan/penggunaan kawasan hutan tersebut dilakukan secaraberkelanjutan,sertamemberikanjaminankelestariansecaraekologis.

Sebuah rencana bukanlah sebuah kumpulan dari rencana kegiatan yang memilikikomponenrencanakhususuntuksetiapsumberdaya.Sebuahrencanamerupakansatukesatuan yang dapat mengintegrasikan aspek ekologi, keanekaragaman komunitastumbuhan dan satwa, pengelolaan multiguna, produksi barang dan jasa yangberkelanjutan,danberkontribusiterhadapkeberlanjutansosialdanekonomi.

Istilah integrasi berarti bahwa antar komponen rencana bersinergi, tetapi bukanberartibahwasemuakomponen tersebutharusditerapkandi seluruhkawasanhutan.Multiguna berartimengelola lahan secara bijaksana terhadap sebagian atau seluruhsumberdayaterbarukanyangtersedia.

Integrasi dari komponen rencana berarti bahwa setiap komponen rencana bersinergiuntuk mencapai atau mempertahankan kondisi yang diinginkan. suatu komponenrencanatidakbolehbertentangandengankomponenrencanalainnyaataumenghambatpencapaiannya.Seluruhkomponenrencanapadawilayahyangspesifikharusserasidansalingmendukungsehinggamembutuhkankualifikasiuntukmengurangipertentanganarahanantarkomponenrencana.Sebagaicontoh,standaruntukwilayahtransisiantarahutan alam dengan wilayah pemukiman mensyaratkan bahwa pengelolaan vegetasitidakbolehmeninggalkanpohonmatiatauserasahkayu;Standarhutansecaraumummensyaratkan setiap pengelolaan vegetasi meninggalkan sejumlah pohon mati atauserasahkayu.

B U K U C : R E N C A N A P E N G E L O L A A N H U T A N

23

C2.1KomponenRencana

Komponen rencana menjadi pedoman untuk membuat keputusan kegiatan di masadepan.Rencanaberisikomponenrencanayangberlakuuntukseluruhwilayahrencanaatauhanyapadasebagiandariwilayahrencana.

Bagian ini dan bagian C.2.2 sampai C.2.7 memberikan pedoman untuk penyusunankomponenrencanayangdibutuhkanbagisetiaprencanapengelolaanhutan.

Berikutadalahkomponen-komponenrencanadalamrencanapengelolaanhutan:

Kondisiyangdiinginkan. Tujuan. Standar. Pedoman. Kesesuaianarealhutan. Sasaran(bersifatopsional)

Komponenrencanaharusditulis secara jelasdansingkat, sehinggapemantauandapatmenilaiefektifitasdandapatmengujiasumsiyangmenjadidasarpenyusunannya.

Komponen-komponenrencana:

a. Harus berada dalambatas kewenanganKPHdan kemampuan yangmelekat padawilayahrencana.

b. Ditulis secara jelas serta tidak multi tafsir sehingga dapat menjamin konsistensiantarakegiatandengankomponenrencana.

c. Harus memiliki kejelasan batas wilayah penerapan (seluruh wilayah rencana,wilayahpengelolaan atauwilayah geografis tertentu, atau kawasanhutandengankarakteristikspesifik).

d. Memberikanarahandalampenyusunankegiatandimasadepan.e. Dalam penyusunannya harus berdasarkan pada hasil penilaian, pemantauan,

partisipasipublik,daninformasiilmiahterbaikyangtersedia.f. Memperkayaaturanperundangandantidakmengulangiketentuanyangadadalam

aturanperundangandenganmenambahkanreferensidarisumberilmiahlain.g. MengarahkandanmengaturseluruhpersonilKPH.h. Tidakmelanggarperaturanperundanganyangberlakudanhak-hakyangada.i. Dapat dinyatakan hanya berlaku pada musim tertentu atau hanya pada kondisi

ekologi tertentu. Lihat Kotak 03 untuk contoh sederhana dari kondisi yangdiinginkan,tujuan,standardanpedoman.

Kotakcontoh03Contohkomponen-komponenrencanauntuksebuahwilayahpengelolaan

(contoharealhutanpinus)

KondisiyangdiinginkanuntukAreaPengelolaanXX:

Secara umum, lingkungan alami mencirikan wilayah pengelolaan, pengguna memilikikesempatan untuk merasakan tingkat kebebasan di lingkungan alami, merasakankedekatan dengan alam, merasakan kesunyian, dan keterpencilan. Kepuasan

T O O L K I T S P E R E N C A N A A N M U L T I G U N A H U T A N

24

pengalaman berekreasi diperuntukkan bagi pengunjung hutan. Wilayah seperti iniberkontribusi dalam keberlanjutan ekonomi dengan menyediakan zona pengamatanburung yang cukup sering menggunakan peralatan dan pemandu dalam melakukanpengamatanburung.

Arealhutanpinusmendominasidaerahaliransungai (DAS)padawilayahpengelolaanini (perlu disajikan dalam peta). Pada lereng bagian atas dan punggung bukit yangmelintasiwilayah ini,merupakan semakbelukar (penutupan tajukpohonkurangdari10%) dan hutan pinus (dengan penutupan tajuk antara 10-60%). Secara umum,kerapatankayumeningkatmengikutipenurunankelerengan,tetapikerapatantersebutberagamdanberubahsecaragradual.Kerapatanpohonrata-rata150batangperhektardalam sebuah daerah aliran sungai. Rerumputan alami mendominasi pada bagianbawahtegakanpohon.

Pada kelerengan menengah dan rendah didominasi oleh hutan pinus (tutupan tajukantara 60-80 persen), dengan tumbuhan bawah berupa pohon pinus muda yangtersediadalam jumlah tertentuyangcukupuntukmempertahankankeberadaanpinusdi tempat ini dari waktu ke waktu. Pada kelerengan yang paling bawah terdapatberbagai jenis pohon dengan stratifikasi tajuk. Pada wilayah riparian (peralihanekosistem sungai dan daratan), lapisan vegetasi yang tumbuh di pinggiran sungai(vegetative filter strips) 80 persennya terdiri atas rerumputan/alang-alang, atautumbuhan lain selain rumput (forbs).Padawilayah riparian, banjirmerupakan faktorperusakutama.

Di wilayah kawasan yang bervegetasi rerumputan/alang-alang dan kawasan hutantanaman pinus pada wilayah pengelolaan ini, bermacam rerumputan dan tumbuhanbawah menyediakan tumbuhan herba, benih/biji dan serangga yang beragam danberlimpah. Kondisi keragaman pada lapisan bawah ini juga mendukung beragamkumpulansatwaliar.Spesiestumbuhandansatwayangberadaptasipadahutanterbukadankawasanalang-alang/rumputakanmunculdanmenyebardenganjumlahyangakanmendukungkeberlanjutanpopulasinya.Diantaranya termasukburungpipit, rangkong,bunga aster, anggrek, rotan, orang utan, beruang madu, harimau, dan ular sanca.Mamalia kecil seperti hewan pengerat, dan rusa berjumlah sangat banyak, yangmendukungmeningkatnyapopulasipredator,sepertiburungelang,danharimau.

TujuanPengelolaanWilayahXX:

Menjaga perubahan rata-rata kerapatan pohon tidak lebih dari X batang/hektarselamatahunrencanayangdisetujui.

Menambah5ribuhektarhabitatburungrangkongdarikondisisaatinisebanyakXXhektar,padatahunYY.

MemilikiXwilayahperkemahanberdampaktinggiyangtelahdirehabilitasiselamaYtahun(selamatahunrencanayangdisetujui).

Dalam 5 tahun, setidaknya 80 persen pengunjung hutan memberi responmemuaskanpadasurveytahunankepuasanpengunjunghutan

StandarPengelolaanWilayahXX:

Pemanenankayu tidakbolehdilakukandiwilayah riparian kecuali untukmemeliharaatau memperbaiki ekosistem riparian tersebut. Penyangga riparian setidaknya 100meterditepi atas sebelahkiridankanansungai abadi (yang terusmengalir sepanjang

B U K U C : R E N C A N A P E N G E L O L A A N H U T A N

25

tahun). Riparian setidaknya 50 sampai 75 meter atau lebih untuk sungai musimandiukurdarikondisisungaiyangpenuh.

PedomanPengelolaanWilayahXX:

Padakemiringanlebihdari35persen,alatberatsebaiknyatidakdigunakanuntukpenyiapanmekanikuntukmenghindarierositanah.

Regenerasibuatanharusmenggunakanjenistanamanendemikuntukmenyediakanhabitatyangsesuaiuntuksatwaliar.

Pembuatan/konstruksi jalan tidak boleh dilakukan di wilayah riparian untukmencegaherositanahdansedimentasi.

KesesuaiankawasanHutan:

Wilayahpengelolaaninisesuaiuntukekowisatadanedukasilingkungan.

C2.11Kondisiyangdiinginkan

Kondisi yang diinginkan adalah deskripsi spesifik dari aspek sosial, ekonomi, danekologi dari wilayah rencana, atau bagian dari wilayah rencana, yang akan dicapaimelalui pengelolaan hutan. Kondisi yang diinginkan harus dapat dijelaskan secaraspesifiksehinggakemajuanpencapaiannyadapatdiketahui.

Kondisi yang diinginkan menjelaskan proyeksi atau visi tentang bagaimana wilayahrencana (atau bagian dari wilayah rencana) yang ingin dicapai selama periodepengelolaan dan menetapkan komponen rencana yang lain untuk mencapai kondisikawasandansumberdayahutantersebut.RuanglingkupkondisiyangdiinginkandariwilayahKPHmencakupperandannilaisuatukawasanhutandalamsuatulanskapyanglebihluas.Kondisiyangdiinginkanharuskonsistendipahamidandilaksanakandidalamlingkup KPH, Dinas Provinsi, dan tingkat Nasional, dan dipahami oleh publik secaralebih luas. Kondisi yang diinginkan harus dapat merefleksikan potensi dari wilayahpengelolaansesuaihasilpenilaian(assessment)dankemampuananggaranKPH.Kondisiyangdiinginkan harusdapatmemenuhipersyaratan rencanapengelolaanhutanyangbertujuan untuk mewujudkan ekosistem yang berkelanjutan dengan keterpaduansecaraekologi,ekonomidansosialbudayadalamkontekspengelolaanmultiguna.

Kondisi yang diinginkan, sebagai kunci dari komponen rencana, merupakan halmendasardalammenentukanstrategidanpersyaratandalampemantauan(monitoring).Kondisiyangdiinginkanharusmenentukanskalageografissehinggadapatdiaplikasikanuntukmengukurperubahansecaraspasial.Dokumenrencanapengelolaanhutanharusmemberikan penjelasan yang cukup rincimengenai kondisi yang diinginkan sehinggadapat digunakan untuk menentukan tujuan pengelolaan dan identifikasi kebutuhanuntukmencapaikondisiyangberbedadibandingkankondisisaatinisebagaibaseline.

Saat menentukan kondisi yang diinginkan, kepala KPH harus mengetahui danmempertimbangkankondisi kawasandi sekitarwilayahKPHdanmempertimbangkankebutuhan dari instansi/lembaga pemerintah, pemerintah daerah, pemilik lahan,masyarakat yang terkena dampak pada wilayah rencana. Karena kondisi yangdiinginkan ini memberi pengaruh kepada generasi sekarang dan generasi yang akandatang,maka seharusnya dikembangkan dengan pelibatan publik danmelalui sebuahprosesperencanaanyangkolaboratif.

T O O L K I T S P E R E N C A N A A N M U L T I G U N A H U T A N

26

Kondisiyangdiinginkanmemilikifaktor-faktorutama,yaitu:

1. Meliputikondisiekologi,ekonomidansosialyangdiinginkansecaraberkelanjutan.Faktorpertimbangandalampenentuankondisiyangdiinginkanmeliputi:a. Menjelaskanapayangdiinginkandarikeutuhanekosistem;udara, tanah,dan

kualitas air; wilayah riparian; keberlanjutan sosial dan ekonomi; keragamanekosistem; komponen rencana tambahan untuk spesies-spesifik; danmultiguna(tersajidibagianC.3)

b. Dapatdiimplementasikanmelaluipengelolaansumberdaya.c. Pengelolaan yang dilakukan berkontribusi terhadap keberlanjutan sosial dan

ekonomi,antaralain:1) Hubungan sosial, tradisi, budaya, dan kegiatan masyarakat di wilayah

rencana.2) Kapasitasmasyarakatdalammemperolehmanfaat ekonomidariwilayah

KPH.2. Kondisiyangdiinginkanmemilikiprasyaratagardapatdiimplimentasikan,yaitu:

a. Ditulisdengancukuprinciagarkondisipencapaianjelasdankemajuanmenujupencapaiantersebutdapatdiukurdandievaluasi(lihatKotak03);

b. Kondisiyangdiinginkandapatsamadengankondisisaat ini, jadiusahauntukmencapai kondisi yang diinginkan difokuskan pada upaya mempertahankankondisisaatini;

c. Harus memungkinkan untuk dapat dicapai, meskipun untuk mencapainyadapatmelebihiperioderencana;

d. Tidak secara langsung melakukan tindakan atau melarang melakukantindakan,ataumengusulkanmetodetertentu(sepertipenjarangan,perburuan)untukmencapaitujuanataudalamrangkamempertahankankondisiyangada;

e. Disusun dengan rinci dan jelas untuk membantu para Kepala BKPH/RPHmenentukan penggunaan dan tipe pengelolaan yang sesuai untuk mencapaiataumempertahankankondisiyangdiinginkan;

f. Dapatdinyatakandenganistilahyangdapatdibandingkansepertilebihataukurang atau bertambah atau berkurang tetapi hanya jika kondisi awal(baseline)darikondisiyangdiinginkantersebutdiketahuisecarajelas;

g. Dapat dinyatakan dalam sebuah rentang kondisi atau kondisi yang spesifik;dan

h. Dapatdilengkapidandidukungdenganfotoatauilustrasi.

C2.12TujuanRencanaPengelolaanHutan

Tujuan disusun dengan ringkas, dapat diukur, danmemiliki batasanwaktu yang jelasuntuk dinilai dan dipantau dalam mencapai kondisi yang diinginkan. Tujuan harusdidasarkanpadaketersediaansumberdayasecarawajar.

Prasyarattujuanrencana:

1. Harusmemiliki rancangan outcomes agar kegiatan yang dilakukan terfokus danterukurmenujukondisiyangdiinginkan;

2. Membantu menentukan dasar penentuan prioritas wilayah dan kegiatanberdasarkansumberdayayangtersedia;

B U K U C : R E N C A N A P E N G E L O L A A N H U T A N

27

3. Harusdinyatakansecarajelasdanterukurdenganbataswaktuyangwajar;(bataswaktudapatmenggunakanbaikpadaakhirtahun,contoh:padatahun2020)ataumelalui rentang waktu tertentu (contoh: dalam waktu 5 tahun sejak rencanadisahkan.);

4. Harus dicapai dengan kemampuan anggaran KPH, yang ditentukan melaluiproyeksianalisatrenanggaranKPHsaat inidansebelumnya(3sampai5tahun)atauanalisissumber-sumberanggaranyanglain;

C2.13Standar

Standarmerupakanbatasan/ukurantertentuyangdibuatuntukmenjadidasarkualitasdan kuantitas dari suatu kegiatan. Standar dibuat untuk membantu mencapai ataumenjaga kondisi yang diinginkan, untuk menghindari atau mengurangi dampak yangtidakdiinginkan,sertamemenuhiketentuanyangberlaku.

Standaradalahsuatubatasanuntukmemfokuskankegiatanagarmencapaikondisiyangdiinginkan. Standar berbeda dengan pedoman. Standar adalah batasan yang ketat,dimana tidak diperbolehkan adanya variasi/penyimpangan dari standar, sedangkansebuahpedomanmengizinkanvariasiasalkanhasil/tujuanyangdidapatkansama.

Standar digunakan saat persyaratan bersifat mutlak, menjamin kegiatan tidak akanmenghalangi pencapaian kondisi yang diinginkan dan tidakmelanggar aturan hukum.ContohnyaaturanmengenaipenebangankayudiwilayahKPHuntukkawasanlindung,konservasi satwa dan tumbuhan langka. Standar juga digunakan untukmempertahankan konektivitas habitat dan membatasi gangguan akibat kegiatanterhadap sarang satwa, sungai, dan habitat satwa liar. Selain itu, standar dapatdigunakan untuk melindungi sumber daya dengan cara membatasi kewenanganpenggunaan atau kegiatan tertentu pada keadaan atau kondisi tertentu, antara lain:membuat api unggun, menggembalakan ternak, menggunakan kendaraan bermotor,konstruksi jalan,pemanenankayu,pengerukanpasirdankerikil, fasilitaspembuangansampah,tempatmenyimpanbahanbakardanhuniandidaerahriparian.

Standar:

1. Memberikandasardalammerancangataumembatasikegiatanuntukmenghindaridampakyangtidakdiharapkan,atauuntukmemenuhiaturanhukumyangberlaku.

2. Dinyatakan dengan cara yang tepat, dan dengan kalimat perintah atau larangan,sepertiharus,dilarang.

3. Ditulis dengan jelas dan lugas sehingga konsisitensi antara kegaiatan denganstandardapatdenganmudahdiketahui.

4. Sebaiknyatidakmengarahkanataumemaksakanproses,sepertianalisis,penilaian,konsultasi, perencanaan, inventarisasi, atau pemantauan. (proses tersebut dapatmenjadibagiandarisubstansirencanalainnyasepertipendekatanpengelolaan)

5. Tidakmengulangisikomponenrencanayanglain6. Dapat digunakan untuk menyediakan batasan atau arahan penggunaan alat

tertentu.7. Bersifatspesifikhanyauntukarealyangterdampakdarikegiatan.8. Dapat memaksakan alternatif batasan. Alternatif-alternatif batasan dapat secara

khususbergunapadakeadaandimanakondisisaatinitidaktersediadata.Sebagaicontoh,Aktivitaspengelolaanvegetasiharusmempertahankanrata-ratakerapatan

T O O L K I T S P E R E N C A N A A N M U L T I G U N A H U T A N

28

tegakan150pohonperhektar,meskipundatarata-ratakerapatantegakantersebuttidaktersedia.

C2.14Pedoman

Pedoman merupakan batasan dalam suatu penentuan keputusan kegiatan yangmemperbolehkan adanya perbedaan cara pandang sepanjang tujuan dari pedomandapattercapai. Pedomandisusununtukmencapaiataumempertahankankondisiyangdiinginkan, untuk menghindari dampak yang tidak dinginkan serta memenuhiketentuanyangberlaku.

Pedoman:

1. Memberikan dasar dalam merancang atau membatasi kegiatan untuk mencapaiatau mempertahankan kondisi yang diinginkan, serta menghindari dampak yangtidakdiinginkandanmemenuhiketentuanyangberlaku.

2. Pedomantidakbersifatmutlak,memperbolehkanadanyaperbedaancarapandangsepanjang tujuan dasarnya terpenuhi. Pedoman menggunakan kata-kata"seharusnya/boleh"dan"seharusnyatidak/jangan".

3. Sebaiknyamemberikanpenjelasankeadaandancaradalampenerapannyasehinggapilihanlaindapatdigunakanjikamemenuhitujuandaripedoman.

4. Tidak boleh mengarahkan atau memaksakan proses seperti analisis, penilaian,konsultasi,inventarisasi,perencanaan,ataupemantauan.

5. Tidakmengulangiisikomponenrencanayanglain.6. Dapat digunakan untuk menyediakan batasan atau arahan penggunaan alat

tertentu.7. Bersifatspesifikhanyauntukarealyangterdampakdarikegiatan.8. Dapat memaksakan alternatif batasan. Alternatif-alternatif batasan dapat secara

khususbergunapadakeadaandimanakondisisaatinitidaktersediadata.Misalnya,"Pipa, jalur gas, atau kabel listrik (transmisi kurang dari 34,5 kV) harus dikuburpadakedalamanminimum3meteruntukmelindungidarikerusakan.Pengecualiandapatdilakukanjikakondisilokasimembenarkan,sepertilokasiyangberbatuyangmembutuhkanpenghancuran/peledakan."

C2.15-KesesuaianKawasanHutan

Kawasan hutan di dalam wilayah rencana akan diidentifikasi kesesuaiannya untukberbagai penggunaan atau kegiatan berdasarkan kondisi yang diinginkan dan dapatditerapkan pada kawasan hutan tersebut. Rencana pengelolaan hutan juga akanmengidentifikasi kawasan hutan di dalam wilayah rencana yang tidak sesuai untukpenggunaan dan tidak sesuai dengan kondisi yang diinginkan untuk kawasan hutantersebut.Kesesuaiankawasanhutantidakperludiidentifikasiuntuksetiappenggunaanatau kegiatan. Identifikasi kesesuaian dapat dilakukan setelah mempertimbangkansejarah penggunaannya dan isu-isu yang muncul dalam proses perencanaan. Setiaprencana harusmengidentifikasi kawasan hutan yang tidak sesuai untuk pemanfaatanhasilhutankayudannonkayu.

Kawasan hutan di wilayah KPH pada umumnya sesuai untuk berbagai penggunaan(rekreasi di alam terbuka, penggembalaan, pengolahan/produksi kayu, daerah aliransungai, satwa liar dan perikanan) sepanjang konsisten dengan tujuan pembentukan

B U K U C : R E N C A N A P E N G E L O L A A N H U T A N

29

KPH. Kesesuaian kawasan hutan di wilayah rencana harus mengintegrasikan aspeksosial, ekonomi, budaya, dan ekologi. Identifikasi kesesuaian kawasan hutan tidakdiperlukan untuk setiap sumber daya atau kegiatan. Untuk beberapa sumber daya,mengidentifikasi kesesuaian penggunaan atau kegiatan di wilayah tertentu mungkinlebihtepatdilakukanditingkatkegiatandengananalisislokasispesifik,partisipasiparapihak,dandesainkriteriayangdiusulkan.

Identifikasi tingkat kesesuaian menjaga konsistensi antara kegiatan dengan kondisiyangdiinginkan. Identifikasi kesesuaiankawasanhutandidasarkanpadakondisi yangdiinginkan untuk kawasan hutan tersebut dan kemampuan kawasan hutan untukmendukungpenggunaannya.Identifikasitingkatkesesuaiandapatberasaldariinformasidanisuyangmunculdalamkonsultasi/partisipasipublik.

Ketikamulaimengidentifikasi kawasan hutan yang sesuai untuk berbagai pengunaan,Tim Multidisiplin harus mempertimbangkan penggunaan kawasan hutan saat ini,pemantauan, perencanaan kegiatan, dan rencana sumber daya termasuk rencanapengelolaanwisata,rencanadaerahaliransungai,danrencanasumberdayalainnya.

Kepala KPH harus mendokumentasikan dan menyampaikan kepada publik alasanmengidentifikasi kesesuaian kawasan hutan dan sumber informasi, alat, standar,dokumenpanduanteknis,danbasisdatayangdigunakandalamidentifikasitersebut.

KepalaKPHtidakbolehmengidentifikasikesesuaiankawasanhutanuntuksumberdayatertentu, seperti mineral, jika terdapat instansi/Lembaga yang memiliki kewenanganatassumberdayatersebut.

Perbedaan identifikasikawasanhutanyangsesuaidantidaksesuaiuntukpenggunaanataukegiatantertentuadalahsebagaiberikut:

1. Kawasan hutan yang teridentifikasi sesuai untuk penggunaan atau kegiatantertentu. Identifikasi rencana terhadapkawasanhutan tertentuyangsesuaiuntuksuatu penggunaan bukanlah komitmen untuk mengizinkan penggunaan tersebutnamun hanya indikasi bahwa penggunaannya mungkin sesuai. Penggunaan ataukegiatan tertentu dapat disetujui atau mungkin tidak disetujui di area yangdiidentifikasi sesuai untuk jenis penggunaan tersebut. Misalnya, sebuah rencanadapat mengidentifikasi wilayah pengelolaan yang sesuai untuk koridor utilitas(utilitycorridors),namun,penetapankesesuaiantersebuttidakberimplikasibahwakonstruksipipadiwilayahtersebutakandisetujui.

2. Kawasanhutanyangditentukantidaksesuaiuntukpenggunaanataukegiatan.Jikasebuahrencanamengidentifikasikawasanhutan tertentuyang tidaksesuaiuntuksebuah penggunaan, maka penggunaan atau kegiatan tersebut tidak dapatdiizinkan.Penggunaankawasanhutanyangbersifatumumyangtidakmemerlukanpersetujuan penggunaan khusus, seperti bersepeda, berperahu, berkemah, danlintasalam,tidakakanterpengaruholehpenetapanketidaksesuaiandalamrencanatersebut; Penggunaan semacam itu hanya dapat dibatasi oleh tindakan sepertiperintahpenutupan.

Rencana mungkin tidak mengidentifikasi penggunaan atau kegiatan yang sesuai,tetapi harus mengidentifikasi wilayah yang tidak sesuai untuk penggunaan ataukegiatandiwilayahrencana,apabilasalahsatudarikondisiberikutberlaku:

T O O L K I T S P E R E N C A N A A N M U L T I G U N A H U T A N

30

a. AturanPerundang-undanganataukebijakanPemerintahmelarangpenggunaanataukegiatantersebut;

b. Penggunaan tersebut akanmengakibatkanpenurunanproduktivitas kawasanhutanatausumberdayaterbarukanbaiksementaraataupermanen;atau

c. Penggunaan tersebut tidaksesuaidengankondisidan tujuanyangdiinginkanuntukwilayahrencana,ataubagiandariwilayahrencana.

Rencana dapat memasukan penilaian kesesuaian atau ketidaksesuaian untukpenggunaan atau kegiatan tertentu, namun sebaiknya tidak memuat penilaiankesesuaianatauketidaksesuaianuntukpenggunaanalatpengelolaansepertialatuntukpembakaran, alat penebangan pohon, atau penggunaan bahan kimia. Pedoman ataustandar dapat digunakan untuk memberikan batasan atau arahan mengenaipenggunaanyangtepatdarialatpengelolaantersebut.

Banyak pendekatan dalam mengidentifikasi kawasan hutan yang sesuai atau tidaksesuai untuk suatu penggunaan atau kegiatan, antara lain: secara geografis (berbagaiteknik pemetaan); deskripsi naratif tentang tipe-tipe kondisi fisik, ekologi, atauekonomi; fotoyangmenunjukkantipe-tipekondisi;danmencocokanjenispenggunaantertentu dengan tabel kesesuaian lahanwilayah pengelolaan. Contoh deskripsi naratifuntukmengidentifikasi kawasan hutan yang tidak sesuai adalah "produksi kayu tidaksesuai untuk tipe tanah tertentu. "Jika peta digunakan untuk menunjukkan di manakomponen rencana diterapkan, perubahan substantif pada peta tersebut dilakukanmelaluirevisirencana.

C2.16Sasaran

Sasaran adalah penilaian tujuan yang luas, selain kondisi yang diinginkan, biasanyaberkaitandenganprosesatauinteraksidenganpublik.Sasarandinyatakandalamistilahumumdanluas,namuntidaktermasukwaktupenyelesaian.

KepalaKPHdapatmemilihuntukmemasukkanatautidakmemasukkansasaransebagaikomponen rencana karena sifatnya opsional. Sasaran mungkin tepat untukmenggambarkanperubahanantarakondisisaatinidankondisiyangdiinginkannamuntanpamenggunakan indikator tertentu (luas, persentase, frekuensi, dll). Sasaran jugamungkintepatuntukmenggambarkansecarakeseluruhankondisiyangdiinginkandariwilayah rencana yang tergantung pada wilayah di luar wilayah rencana atau di luarkewenangan KPH. Sasaran untuk kondisi sumber daya mungkin tepat jika informasiilmiah tidak memadai untuk memberikan penjelasan yang cukup untuk menetapkankondisiyangdiinginkan.Namun,menggunakansasaransebagaipenggantikondisiyangdiinginkanharusdihindari.

Sasaran (bukan tujuan)mungkin tepatdigunakan jikaKepalaKPH tidakyakindenganpenilaian ringkas, terukur, dan spesifik-waktu dari tingkat kemajuan yang diinginkanberada dalam kendali KPH; Namun, menggunakan sasaran sebagai pengganti tujuanharusdihindari.Contohnyaadalah:

1. JikaoutcomeadalahhasilkemitraanantaraKPHdanpemiliklahanlainnyadidalamlanskaphutanyanglebihluas.

2. Jika outcome tidak pasti dapat tercapai atau tidak, karena bisa berada di luarkemampuananggaranKPH

B U K U C : R E N C A N A P E N G E L O L A A N H U T A N

31

C2.2-DimanaKomponenRencanaBerlaku

Rencana harus menjelaskan komponen rencana mana yang diterapkan berdasarkanwilayah, diseluruh atau hanya disebagian wilayah rencana. Beberapa komponenrencanaberlakuuntukwilayahdengankarakteristik spesifik (misalnya riparian, jalan,mataair,sungai,danlahanbasah)dandijelaskandalamkomponenrencanaitusendiri.Masyarakat, instansi/lembaga pemerintah dan KPH perlu mengetahui di manakomponenrencanaberlaku.

SebuahrencanahanyaberlakuuntukkawasanhutanpadawilayahKPHdanolehkarenaitu tidak akanberlaku lagi jikakawasanhutan telahberubahmenjadibukankawasanhutan(APL).Sebaliknyarencanaberlakupadakawasanhutanyangdiperolehdarihasiltukar menukar atau proses lainnya. Selain itu, komponen rencana berlaku untukwilayah pengelolaan atau wilayah geografis yang seluruhnya atau sebagian besarmerupakan wilayah rencana, kecuali jika rencana direvisi untuk menambahkankomponenrencanayangspesifikhanyauntukwilayahtersebut.

C2.21IdentifikasiWilayahPengelolaandanWilayahGeografis

Setiap rencana harus memiliki wilayah pengelolaan atau wilayah geografis ataukeduanya.Rencanabisamengidentifikasiwilayahyangditunjukataudirekomendasikansebagaiwilayahpengelolaanatauwilayahgeografis.

Istilah "wilayah pengelolaan" dan "wilayah geografis" dapat digunakan untukmenjelaskan penerapan komponen rencana di sebagian wilayah KPH yang spesifik,dengan lokasiyangditunjukkanpadapeta.Wilayahgeografisdidasarkanpadatempat,sedangkanwilayahpengelolaandidasarkanpadatujuan.

1. Wilayahpengelolaan(WK).Petawilayahpengelolaanmenggambarkanpenekananpengelolaanberbasislanskaphutan.Petawilayahpengelolaanseringmenunjukkankawasan hutan dengan informasi kemungkinan arahan penggunaannya. Sebagaicontoh, petawilayahpengelolaandariwilayah rencanadapatdiberi label sebagaiberikut:WK1,untuksemuakawasanhutandiwilayahrencanayangmenekankanpengembangan untuk rekreasi; WK 2, untuk semua kawasan hutan di wilayahrencana yang sesuai untuk produksi kayu;WK3, untuk semua kawasan hutan diwilayahrencanayangmenyediakanjalurkendaraan;WK4,untuksemuakawasanhutandiunityangmerupakanhutanalam;WK5,untuksemuakawasanhutanyangmenekankanhasilhutanbukankayu.

2. Wilayahgeografis(WG).Petawilayahgeografismenggambarkanwilayahyangluasyangmemiliki kondisi yangdiinginkandenganberbagai kemungkinanpenekananpengelolaan sumber daya. Berbeda dengan peta yang menekankan pada aspekpengelolaan, peta wilayah geografis cenderung berfokus pada lokasi/tempat(DanauToba,GunungKerinci,ataumungkindaerahaliransungaitertentu).

Pendekatan geografis didasarkan pada gagasan bahwa rencana berfungsi sebagai visijangkapanjanguntuksuatuwilayahrencana.Batasanuntukberbagaipenggunaanyangsesuai dalam wilayah geografis dapat diidentifikasi dengan menggunakan beberapapeta. Sebagai contoh, tumpangsusunberbagaipetadapatmengidentifikasibagaimanakesesuaian untuk penggunaan kendaraan bermotor, dan perbedaan produksi kayudalamsebuahwilayahgeografis.

T O O L K I T S P E R E N C A N A A N M U L T I G U N A H U T A N

32

Kombinasi antara wilayah geografis dan wilayah pengelolaan harus sesuai denganwilayahrencana,kejelasanpenggunaanwilayahgeografisdanwilayahpengelolaan,dandimanakomponenrencanaberlaku.

Wilayah pengelolaan dan wilayah geografis boleh jadi tumpang tindih. Wilayahpengelolaan boleh jadi juga tumpang tindih dengan wilayah pengelolaan lainnya jikakomponenrencanayangditentukantidaksalingbertentangan.Tidaksetiapbagiandariwilayah rencana diperuntukan menjadi wilayah pengelolaan atau wilayah geografis.Wilayah pengelolaan atau wilayah geografis dapat ditetapkan untuk wilayah yangditetapkan, termasuk wilayah yang ditetapkan sebagai wilayah dengan aksesibilitasrendah.

Pedomanrencanadiwilayahpengelolaanatauwilayahgeografis (WKatauWG)dapatberbedadaripedomanuntukkeseluruhanwilayahrencanadengancaraberikut:

1. PedomanWKatauWGdapatmembatasikegiatanyangtidakdibatasiolehpedomanwilayahrencana(sebagaicontoh,pedomanwilayahrencanatidakmengaturuntukmeninggalkan pohon-pohon mati (snags), tapi pedoman WK-WG mengharuskanuntukmeninggalkanpohonmati(snags)sejumlahXperhektar);

2. Pedoman WK atau WG dapat memberikan batasan yang lebih tinggi daripadapedomanwilayahrencana(sebagaicontoh,pedomanwilayahrencanamengatakanuntukmeninggalkan rata-rata pohonmati (snags) sejumlah X per hektar, namunpadaWK1mengatakanuntukmeninggalkanrata-rataX+3pohonmati(snags)perhektar;atau

3. WK atau WG dapat bertentangan dengan pedoman wilayah rencana sepanjangpedomanwilayahrencanamengakomodirpertentangantersebut.

Nama-nama wilayah yang ditetapkan (lihat bagian C.4) seharusnya tidak digunakansebagainama"wilayahpengelolaan"atau"wilayahgeografis"kecualiwilayah tersebuttelahditetapkansecarakhusus.

Nama-nama berikut adalah untuk wilayah yang ditetapkan, kecuali Kepala KPHmenunjuk ataumerekomendasikanwilayah tersebut sebagaiwilayah yang ditetapkansecaraadministratifsebagaibagiandarirencana:

1. AreaBotani.2. AreaGeologi.3. AreaBersejarah.4. AreaPaleontologi.5. AreaRekreasi.6. Areadenganpemandanganindah.7. AreaZoologi

C2.3SubstansiLainnyayangDiperlukandalamRencana

Rencanapengelolaanhutanharusmemilikikomponenrencanadan"substansilainyangdibutuhkan". (Bagian C.2.9 sampai C.2.12 membahas DAS prioritas, peran dankontribusi berbeda dari wilayah rencana, merencanakan kegiatan pemantauan, danusulandantindakanyangmungkindilakukan).

B U K U C : R E N C A N A P E N G E L O L A A N H U T A N

33

C2.31DASPrioritas

Rencanapengelolaanhutanharus:

(i)MengidentifikasiDASprioritasuntukpemeliharaanataupemulihan;

Identifikasi DAS prioritas dilakukan untuk memfokuskan upaya pemulihan terpadukondisi DAS di wilayah rencana. Kepala KPH harus mengidentifikasi sejumlah DASdalam wilayah rencana untuk pemeliharaan atau pemulihan sesuai dengan tujuanrencana yangdapat dicapai untukperiode5 tahun sesuai kemampuan anggaranKPH.DAS prioritas dalam rencana tersebut adalah DAS yang akan dipertahankan ataudipulihkan.

IdentifikasiDASprioritasuntukpenyusunanrencanadilakukanolehTimMultidisiplin,sedangkan untuk mengidentifikasi DAS prioritas dalam revisi rencana dapatmenggunakan Rencana Pengelolaan DAS Terpadu. Selain itu, Kepala KPH dapatmenggunakanpendekatan alternatif lainnyamelalui koordinasi denganunit kerja danpara pihak terkait, mendapatkan justifikasi ilmiah dari lembaga/instansi berwenangataumemperolehpersetujuandariDinasKehutanan.

IdentifikasiDASprioritasjugadidasarkanpadahalberikut:

1. KebijakanpemulihanDASprioritasyangtelahditetapkan.2. PentingnyasumberdayaairdanDAS(nilaiekologi,sosial,danekonomi),kegiatan

pengelolaan yang mendesak untuk mengatasi kondisi dan ancaman dalammempertahankanataumemulihkankondisiDASprioritas.

3. PenyelarasantujuanDASdengantujuanstrategisdanprioritaslainnya.4. PenyelarasantujuanDASdenganstrategidanprioritaspemerintahdanpemerintah

daerah,publik,danLSMkonservasi.5. Memperhatikanekosistemyang terganggu,perairanyang terganggu, spesiesyang

terancam atau terancam punah, kualitas udara yang buruk, spesies invasif, ataukondisivegetasiyangterdegradasi,danwilayahdimanakegiatanpemulihansangatpentinguntukmemenuhiketentuanataumemenuhikondisiyangdiinginkan.

Identifikasi daerah aliran sungai prioritas diharapkan dapat membantu kepala KPHdalammenyusunjadwalrencanakerja,terutamadalamkondisiketerbatasananggarandansumberdaya.

TimMultidisiplin harusmenyusun komponen rencana untukmenangani kondisi yangadadidaerahaliransungaiprioritas.

Perubahan suatudaerah aliran sungaimenjadiDAS prioritas dilakukandalam revisiadministratif.

C2.32PerandanKontribusiKhususdariWilayahRencana

Aturan perencanaan mengharuskan rencana pengelolaan hutan untuk menjelaskanperandankontribusiyangkhususdarisuatuwilayahrencanadalamlanskaphutanyanglebihluas.

Perandankontribusikhususdarisuatuwilayahrencanapadalanskaphutanyanglebihluas dapatmembantumenyusun berbagai komponen rencana yang lebih terarah danfokus. Dalam menggambarkan peran dan kontribusi khusus dari wilayah rencana,

T O O L K I T S P E R E N C A N A A N M U L T I G U N A H U T A N

34

Kepala KPH harus mempertimbangkan berbagai peran yang potensial dari suatuwilayahrencana.

Beberapaperanmungkintidakdapatdibedakannamuntetapbernilaipenting.Misalnya,semua hutan diwilayah rencana dapat berperan dalamkelestarian air di bagian huluuntukmasyarakat di bagian hilir, membuat kontribusi dari wilayah rencana tersebutterhadap kualitas dan ketersediaan air menjadi penting. Kepala KPH harus mencatatperan dan kontribusi yang paling relevan dengan kawasan hutan dan pengelolaansumberdayadarisuatuunitwilayah.Deskripsiinipentingkarenamemberikanpondasibagi kondisi dan tujuanyangdiinginkan.Kondisi dan tujuanyangdiinginkan tersebutharusmenanganiseluruhperandankontribusiyangpenting.

TimMultidisiplin harusmenjelaskan peran dan kontribusi khusus dari suatuwilayahrencana dalam lanskap hutan yang lebih luas di awal perencanaan. TimMultidisiplinharusmempertimbangkan informasihasilpenilaianyang telahdievaluasi sebagai titikawal dalam menggambarkan suatu peran dan kontribusi khusus. Tim Multidisiplinharusmengembangkanpemahamanmengenaiaspekekologi,sosial,danekonomipadaseluruh wilayah rencana. Sebagai contoh, apakah wilayah rencana telahmenggambarkanpersentasekepemilikanlahan;berapakahtingkatkeragamanekonomilokal suatu wilayah; dan kondisi habitat seperti apa yang dapat disediakan dalamwilayah rencana? Peran dan kontribusi dari wilayah rencana kemudian harusditempatkan dalam konteks tersebut, untukmemberi ukuran kepentingan relatif darisetiapperanyangpotensial.

Ketika mendeskripsikan peran dan kontribusi khusus dari wilayah rencana padalanskap hutan yang lebih luas, Tim Multidisiplin harus mempertimbangkan hal-halberikut:1. Apakah peran dan kontribusi khusus dari wilayah rencana dalam lanskap hutan

yangluastersebut:a. Merupakan atribut atau manfaat khusus (kegunaan, nilai, produk, dan jasa)

yangdiberikandariwilayahrencanadalamlanskaphutanyanglebihluas.b. Merupakan hal penting dan relevan pada tingkat lokal, provinsi, dan/atau

nasional;danc. Berkontribusimencapaikeberlanjutansosial,ekonomi,danekologi.

2. Deskripsi peran dan kontribusi khusus dari wilayah rencana dapatmenggambarkan:a. Peranekologisuatuwilayahrencanadalamlanskaphutanyanglebihluas;b. Manfaat ekonomi dalam pemanfaatan/penggunaan produk, dan jasa yang

disediakanolehwilayahrencana;c. Sumber daya dan pengelolaan dari kawasan hutan lainnya dalam lanskap

hutan yang lebih luas terkait dengan kondisi sosial, budaya, ekonomi, danekologi;dan

d. Perandariwilayahrencanadalammenyediakansumberdayayangmultigunadan lestarimeliputi rekreasi alam, lahanpenggembalaan, kayu, daerah aliransungai,dansatwaliar;

e. Perandariwilayahrencanadalammenyediakanbarangdanjasasecaralestaritermasukjasaekosistem.

f. Perandariwilayahrencanaterkaithubungannyadenganrencanadanstrategiprovinsiataunasional.

B U K U C : R E N C A N A P E N G E L O L A A N H U T A N

35

3. Contohdariperandankontribusikhususdariwilayahrencanapadalanskaphutanyanglebihluasdapatmencakup:a. Penetapanarealpendakianb. Arealsumberairuntukmasyarakatluas.c. Arealsumberutamapasokankayuuntukindustrilokal.d. Arealkonservasiprimerbagifaunatertentu.e. Wilayah yang ditetapkan sebagai kawasan dengan pemandangan indah yang

menjadidayatarikwisata.f. Kontribusi terhadap kualitas hidup dan kesempatan untuk meningkatkan

kesehatanjasmanidanrohani.g. Arealsuatusungaitertentusebagailokasiarungjeram.

4. Masukandaripublikdapatditerimadariberbagaisudutpandangtermasuk:a. Keterlibatandarikomunitas,individu,masyarakatadat,danlainnyapadaawal

prosespartisipatif,untukmenentukankeberadaansertaperandankontribusiyangdiinginkandariwilayahrencana;

b. Melibatkanpemuda,kaumminoritas,danpendudukberpenghasilanrendah.c. Proses kolaboratif untuk mencapai pemahaman mengenai gaya hidup, nilai-

nilai, sikap, kepercayaan, dan kondisi lainnya, yang relevan untuk wilayahrencana;

d. Pertimbangan wilayah dan populasi penduduk guna memilih kontribusiwilayahrencanayangakanditerapkanyangsesuaidanwajar;

e. Pertimbangandalamkonteksperspektiflokal,provinsi,dannasional.f. Pertimbangan dalam konteks misi dan sasaran rencana strategis pusat dan

daerah;dang. Pertimbangan terhadap luaran(output)kegiatanserta jasaekosistemsaat ini

danyangakandatang.

C2.33PemantauanRencana

Sebuahrencanapengelolaanhutanharusmemuatsuatukegiatanpemantauanrencana.LihatBukuDuntukpanduanbagipenyusunankegiatanpemantauanrencana.

C2.34RencanaKegiatan

Rencana pengelolaan hutan harus berisi informasi yang menggambarkan usulan dankemungkinantindakanyangdapatterjadidalamsuatuwilayahrencanaselamarencanatersebutberlaku,antaralain:kegiatanpenjualankayu;tingkatpenebangan/pemanenankayu; metode yang mungkin digunakan dalam praktik pengelolaan hutan. Informasitersebutbukanlahsebuahkomitmendalammelakukansuatutindakan.

Rencanapengelolaanhutanharusmemasukkandaftarberbagaitindakanyangmungkindilakukan untuk 10 tahun ke depan dalam rangkamencapai kondisi dan tujuan yangdiinginkan. Daftar kegiatan tersebut dapat disajikan dalam sebuah lampiran beruparingkasanmengenaitindakan-tindakantersebut.

Dalam rencana, harus dijelaskan bahwa tindakan yang mungkin dilakukan tersebuttidaksertamertamenjaditindakanyangpastidilakukanataudiizinkanolehKPH,tetapimerupakan tindakan yangmungkindilakukan sepanjang konsistendengankomponenrencana,terutamakondisidantujuanyangdiinginkan.

T O O L K I T S P E R E N C A N A A N M U L T I G U N A H U T A N

36

Daftar tindakan-tindakan tersebut harus memasukkan contoh atau bukti mengenaikemungkinan kegiatan penjualan kayu, tingkat pemanenan kayu, dan metodepengelolaan hutan yang dapat digunakan, tetapi tidak perlu memasukan perkiraanmengenai jumlah, frekuensi, lokasi,magnitude, atau jumlah tindakan selama perioderencana.

Jikapendekatanpengelolaandimasukansebagaisubstansipilihanda