RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG...

136
PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI KPHP UNIT III LALAN MANGSANG MENDIS RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI UNIT III LALAN MANGSANG MENDIS KABUPATEN MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 - 2023 Bayung Lencir, Februari 2014

Transcript of RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG...

Page 1: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASINKESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI

KPHP UNIT III LALAN MANGSANG MENDIS

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGKESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI

UNIT III LALAN MANGSANG MENDISKABUPATEN MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN

TAHUN 2014 - 2023

Bayung Lencir, Februari 2014

Page 2: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Ringkasan Eksekutifi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

RINGKASAN EKSEKUTIF

KPH merupakan kesatuan pengelolaan hutan terkecil sesuai denganfungsi pokok dan peruntukkannya yang dapat dikelola secara efisien danlestari, yang berperan sebagai penyelenggara pengelolaan hutan di tingkattapak yang menjadi sistem pengurusan hutan nasional, propinsi dankabupaten/kota. Keberadaan KPH menjadi semakin kuat dengandikeluarkannya Permendagri No. 61/2010 yang mengamanatkan bentukorganisi KPH sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah.

Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Model Lalan KabupatenMusi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan ditetapkan melalui KeputusanMenteri Kehutanan No. 789/Menhut-II/2009 tanggal 7 Desember 2009 danSK. 76/MENHUT-II/2010 dengan luasan 265.953 Ha merupakan HutanProduksi yang termasuk di dua kelompok hutan yakni HP. Lalan dan HP.Mangsang Mendis. Namun berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan NomorSK.822/Menhut-II/2013 tentang Peta Kawasan Hutan Provinsi SumateraSelatan menjadi seluas 259.940 Ha, yang selanjutnya digunakan sebagaidasar untuk menyusun data numerik (non spasial) maupun spasial.

Agar pengelolaan KPH dapat berjalan pada arah yang benar, mencapaitujuan dan sasaran secara efektif dan efisien, maka diperlukan adanyarencana pengelolaan. Maksud dari penyusunan rencana pengelolaan adalahsebagai acuan dalam penyelenggaraan pengelolaan hutan, sedangkantujuannya adalah untuk menjamin terselenggaranya pengelolaan hutan yangmemberikan manfaat secara sosial, ekonomi dan ekologi yang berkelanjutanmelalui pengelolaan kawasan dan seluruh potensinya secara komprehensif.

Visi pengelolaan KPHP Unit III Lalan Mangsang Mendis adalah“Menjadikan KPHP Unit III Lalan Mangsang Mendis Menjadi Penyedia UtamaKayu Pertukangan dan Hasil Hutan Bukan Kayu yang Berkelanjutan BerbasisPemberdayaan Masyarakat” , sedangkan misinya adalah (1) Menjaminkeberadaan hutan yang dapat berfungsi optimal sebagai penyedia utama hasilhutan kayu dan hasil hutan bukan kayu; (2) Mendukung upaya pemanfaatanhutan dalam pembudidayaan hasil hutan kayu dan HHBK yang dapatmemberikan manfaat sosial dan ekonomi yang optimal bagi masyarakatsekitar, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat; dan (3) Membangun

Page 3: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Ringkasan Eksekutifii

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

kelembagaan pengelolaan hutan baik secara mandiri ataupun pola kemitraanuntuk mendukung keberhasilan budidaya tanaman hutan kayu dan HHBK.

Wilayah kelola KPHP Lalan Mangsang Mendis dibagi menjadi 3 resort,sedangkan pembagian berdasarkan blok tata hutan terdiri dari blokpemanfaatan HHK-HA, HHK-HT, Jasling dan HHBK, pemberdayaanmasyarakat. Perizinan yang ada terdiri dari 7 izin IUPHHK-HT/HTI, 1 izinIUPHHK-HA, 1 izin IUPHHK Pan-Rap-Karbon, 2 izin Hutan Desa dan 1 HTRsedang dalam proses perizinan. Wilayah KPH di luar izin akan dikelola KPHmenjadi wilayah tertentu.

Rencana kegiatan yang disusun meliputi inventarisasi hutan berkala,pemanfaatan hutan di wilayah tertentu, pemberdayaan masyarakat,pembinaan dan pemantauan terhadap wilayah berizin, rehabilitasi danreklamasi, perlindungan dan konservasi alam, kordinasi dan sinkronisasi,rencana penyediaan dan kapasitas SDM, pendanaan, sarana dan prasarana,rasionalisasi wilayah kelola, review rencana pengelolaan serta pengembanganinvestasi.

Untuk menjamin tercapainya target yang diinginkan, maka dilakukanPembinaan, pengawasan dan pengendalian. Selain itu dilakukan jugapemantauan evaluasi dan pelaporan yang akan menjadi instrumen pentinguntuk mengkoordinasikan, menyempurnakan dan menyesuaikan kembalikegiatan-kegiatan yang telah direncanakan.

Page 4: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan
Page 5: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan
Page 6: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Daftar Gambar

viii

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman

2.1. Peta Pemegang KP/IUP Pertambangan di KPHP Unit III LMM II-314.1. Struktur Organisasi KPHP Unit III LMM IV-7

Page 7: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Daftar Isiiv

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

DAFTAR ISI

HalamanLEMBAR PENGESAHANRINGKASAN EKSEKUTIF iKATA PENGANTAR iiiDAFTAR ISI ivDAFTAR TABEL viDAFTAR GAMBAR viiiDAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I. PENDAHULUAN I-1

1.1. Latar Belakang I-11.2. Tujuan I-31.3. Sasaran I-41.4. Ruang Lingkup I-41.5. Batasan Pengertian I-5BAB II. DESKRIPSI KAWASAN II-12.1. Risalah Wilayah KPH II-12.2. Potensi Wilayah KPH II-92.3. Sosial Budaya Masyarakat II-182.4. Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan II-272.5. Posisi Areal Kerja dalam Tata Ruang Wilayah dan Pembangunan Daerah II-322.6. Isu Strategis Kendala dan Permasalahan II-34

BAB III. ARAH KEBIJAKAN KPH DAN VISI MISI PENGELOLAAN HUTAN III-1

3.1. Arah Strategis Pembangunan Daerah III-13.2. Arah Kebijakan Pengembangan Pembangunan Daerah III-43.3. Visi Misi Daerah dan Dinas Kehutanan III-73.4. Visi Misi KPH III-12

BAB IV. ANALISI DAN PROYEKSI IV-1

4.1. Inventarisasi dan Penataan Hutan IV-14.2. Klasifikasi Fungsi Pengelolaan Hutan IV-9

BAB V. RENCANA KEGIATAN V-1

5.1. Inventarisasi dan Penataan Hutan Berkala V-15.2. Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu V-25.3. Pemberdayaan Masyarakat V-35.4. Pembinaan dan Pemantauan Pemanfaatan Hutan di Areal yang Telah Ada

IjinV-4

5.5. Pembinaan dan Pemantauan Penggunaan Hutan V-45.6. Rehabilitasi Pada Areal Kerja Di Luar Ijin V-5

Page 8: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Daftar Isiv

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

5.7. Pembinaan dan Pemantauan Rehabilitasi dan Reklamasi di dalam ArealBerijin

V-5

5.8. Perlindungan dan Konservasi Alam V-65.9. Koordinasi dan Sinkronisasi Antara Pemilik Ijin V-75.10. Koordinasi dan Sinergi dengan Stakeholders Terkait V-75.11. Rencana Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM V-95.12. Pendanaan V-95.13. Sarana dan Prasarana V-105.14. Pengembangan Database V-105.15. Rasionalisasi Wilayah Kelola V-115.16. Review Rencana Pengelolaan V-115.17. Pengembangan Investasi V-12

Bab VI. PEMBINAAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN VI-16.1. Pembinaan VI-16.2. Pengawasan VI-26.3. Pengendalian VI-3

Bab VII. PEMANTAUAN EVALUASI DAN PELAPORAN VII- 17.1. Pemantauan VII- 17.2. Evaluasi VII- 27.3. Pelaporan VII- 2

Bab VIII. PENUTUP VIII-1

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 9: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Daftar Lampiranix

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

DAFTAR LAMPIRAN

No Teks

1 Peta Lokasi KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. SumateraSelatan

2 Peta Tanah KPHP Lalan Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan3 Peta Kekritisan Lahan KPHP Model Lalan Kab. Musi Banyuasin, Prov.

Sumatera Selatan4 Peta Potensi KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera

Selatan5 Peta Geologi KPHP Model Lalan Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera

Selatan6 Peta Kelerengan KPHP Model Lalan Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera

Selatan7 Peta Akses KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan8 Peta Penutupan Lahan KPHP Lalan Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera

Selatan9 Peta Tata Hutan KPHP Model Lalan Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera

Selatan10

1112

Peta Wilayah Tertentu KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov.Sumatera SelatanPeta Iklim KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera SelatanPeta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov.Sumatera Selatan

Page 10: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Daftar Tabelvi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

1.1 Sebaran luas fungsi hutan berdasarkan jenis KPH I-1

2.1 Kondisi Akses Jalan Antar Desa II-72.2 Luas & Persentasi Tutupan Lahan Tahun 2011 II-102.3 Potensi kayu yang berasal dari IUPHHK HT II-112.4 Daftar jenis vegetasi penting dan dilindungi yang

ditemukanII-13

2.5 Species mamalia penting di hutan rawa gambut Merang-Kepayang

II-14

2.6 Daftar Species burung yang ditemukan II-152.7 Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Dalam dan Sekitar

KPHPII-18

2.8 Sumber Penghasilan dari Setiap Desa Pada WilayahKPHP Unit III LMM

II-20

2.9 Jenis Mata Pencaharian Penduduk di Wilayah KPHPUnit III LMM

II-21

2.10 Status Lahan Pemukiman Penduduk Setiap Desa PadaWilayah KPHP Unit III LMM

II-22

2.11 Luas Penggunaan Lahan dari Setiap Desa PadaWilayah KPHP Unit III LMM

II-23

2.12 Sarana dan Prasarana Pendidikan di Setiap Desa padaWilayah KPHP Unit III LMM

II-25

2.13 Sarana Kesehatan dan Kesehatan Lingkungan dariSetiap Desa pada Wilayah KPHP Unit III LMM

II-26

2.14 Daftar Pemegang IUPHHK-HTI di KPHP Unit III LMM II-282.15 Daftar Pemanfaatan Pemberdayaan II-302.16 Peta Pemegang KP/IUP Pertambangan di KPHP Unit III

LMMII-31

2.17 Tingkat dan Luas Lahan Kritis di KPHP Unit III LMMTahun 2007

II-34

2.18 Tingkat dan Luas Lahan Kritis di KPHP Unit III LMMTahun 2010

II-34

2.19 Kelas Kerawanan Kebakaran Hutan & Lahan di KPHPUnit III LMM

II-35

3.1 Arah Strategis Pembangunan Kehutanan ProvinsiSumatera Selatan

III-2

3.2 Visi Pembangunan Kehutanan Provinsi SumateraSelatan

III-8

Page 11: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Daftar Tabelvii

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

3.3 Visi Pembangunan Kehutanan Kabupaten MusiBanyuasin

III-9

3.4 Misi Pembangunan Kehutanan Provinsi SumateraSelatan

III-10

3.5 Misi Pembangunan Kehutanan Kabupaten MusiBanyuasin

III-11

4.1 Daftar pemanfaatan hutan di wilayah KPHP Unit III LMM IV-24.2 Laju peningkatan lahan kritis IV-44.3 Pembagian Resort di Wilayah KPHP Unit III LMM IV-84.4 Luasan dan Presentasi Klasifikasi Blok Pemanfaatan IV-94.5 Potensi Hasil Hutan Kayu dari HTI IV-104.6 Produksi Hasil Hutan Non Kayu di Wilayah KPHP Unit III

LMMIV-21

4.7 Proyeksi Hasil Hutan Non Kayu di Wilayah KPHP Unit IIILMM

IV-21

4.8 Daftar Stakeholders yang terkait dalam pembangunanKPHP Unit III LMM

IV-27

5.1 Peran Serta Stakeholders dalam Pengelolaan KPHPUnit III LMM

V-8

5.2 Matrik Pengembangan Investasi V-135.3 Matrik Rencana Kegiatan Pengelolaan KPHP Unit III

LMMV-14

5.4 Tata Waktu Rencana Kegiatan Pengelolaan KPHP LalanMangsang Mendis

V-23

6.1 Matriks Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian VI-3

Page 12: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

D a f t a r P u s t a k a

P | 1

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

DAFTAR PUSTAKA

Ballhorn, U., C. Mott and F.Siegert. 2007. Peat Dome Mapping and Analysis Compilation of theProjects Peat Data (Draft Report). South Sumatera Forest Fire Management Project.Palembang.

Bumi Pratama Usaha Jaya. 1996. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Hak PengusahaanHutan PT. Bumi Pratama Usaha Jaya di Kabupaten Dati II Musi Banyuasin ProvinsiDati I Sumatera Selatan. PT. Bumi Pratama Usaha Jaya. Jakarta.

Bumi Persada Permai. 2004. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Kegiatan Izin Usaha HutanTanaman (IUPHHK-HT) PT. Bumi Persada Permai di Kecamatan Bayung LencirKabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. PT.Pesona BelantaraPersada. Sekayu.

Bumi Pratama Usaha Jaya. 2009. Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu DalamHutan Alam Pada Hutan Produksi Periode Tahun 2009 s/d 2018 Kabupaten MusiBanyuasin Provinsi Sumatera Selatan. PT. Bumi Pratama usaha Jaya. Palembang.

Bumi Persada Permai. 2008. Revisi Rencana kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu HTIPada Hutan Tanaman Dalam Hutan Tanaman untuk Jangka Waktu 10 (Sepeuluh)Tahun periode Tahun 2008 s/d 2017 Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi SumateraSelatan. PT.Bumi Persada Permai. Palembang.

Departemen Dalam Negeri. 2010. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.61 Tahun 2010 tentangPedoman Organisasi dan Tata Kerja Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung danKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi di Daerah. Departemen Dalam Negeri. Jakarta.

Departemen Kehutanan. 2007. Peraturan Pemerintah No.P.6/Menhut-II/2007 tentang TataHutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan.Departemen Kehutanan. Jakarta.

. 2009. Peraturan Menteri Kehutanan P.6/Menhut-II/2009 Tata Hutan danPenyusunan Rencana Pengelolaan Hutan. Departemen Kehutanan. Jakarta.

. 2009. Keputusan Menteri Kehutanan No.789/Menhut-II/2009 tentangPembentukan KPHP Model Lalan Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi SumateraSelatan.

. 2008. Peraturan Menteri Kehutanan No. P.68/Menhut-II/2009 tentangPenyelenggaraan Demonstration Activities Pengurangan Emisi Karbon dariDeforestasi dan Degradasi Hutan. Departemen Kehutanan. Jakarta.

Page 13: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

D a f t a r P u s t a k a

P | 2

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

Kementerian Kehutanan. 2010. Peraturan Menteri Kehutanan No. P.6/Menhut-II/2010 tentangNorma, Standar dan Kriteria Pengelolaan Hutan pada Kesatuan Pengelolaan HutanLindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP). KementerianKehutanan. Jakarta.

. 2010. Peraturan Menteri Kehutanan No.P.8/Menhut-II/2010 tentang RencanaStrategis (renstra) Kementerian Kehutanan Tahun 2010. Kementerian Kehutanan.Jakarta.

. 2010 Peraturan Menteri Kehutanan No.P42/Menhut-II/2010. Tentang SistemPerencanaan Kehutanan. Kementerian Kehutanan. Jakarta.

. 2010. Peraturan Kementerian Kehutanan No.49/Menhut-II/2010 tentang RencanaKerja Kehutanan Tahun 2011. Kementerian Kehutanan. Jakarta.

. 2010. Peraturan Kementerian Kehutanan No.P.50/Menhut-II/2010 tentang TataCara Pemberian dan Peruasan Areal Kerja Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu(IUPHHK) dalam Hutan Alam, IUPHHK Restorasi Ekosistem, atau IUPHHK HutanTanaman Industri pada Hutan Produksi. Kementerian Kehutanan. Jakarta.

. 2011. Peraturan Kementerian Kehutanan no. 41/Menhut-II/2011 tentang StandarFasilitas Sarana dan Prasarana Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Model danKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Model.Kementerian Kehutanan. Jakarta.

. 2011. Peraturan Kementerian Kehutanan No. P.42/Menhut-II/2011 tentangStandar Keompetensi Bidang Teknis Kehutanan pada Kesatuan Pengelolaan HutanLindung dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi. Kementerian Kehutanan. Jakarta.

UPHD Muara Merang. 2011. Rencana Kerja hutan Desa (LPHD) Desa Muara MerangKabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. LPHD Desa Muara Merang.Muara Merang.

Pakerin. 2009. Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri(IUPHHK-HTI) untuk Jangka Waktu 10 (sepuluh) tahun Periode Tahun 2009 s/d 2018Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumtera Selatan. PT.Pakerin. Palembang.

Partomihardjo, P. 2008. Analisis Vegetasi dan Pendugaan Biomassa di Hutan Rawa GambutSumatera Selatan. South Sumatera Forest Fire Management Project. Palembang.

Pemerintah RI. 1997. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentangKehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta.

. 2004. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 44 Tahun 2004 tentangPerencanaan Kehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta.

Page 14: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

D a f t a r P u s t a k a

P | 3

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

. 2007. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.38 Tahun 2007 tentangPembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsidan Pemerintah Daerah kabupaten/Kota. Departemen Kehutanan. Jakarta.

. 2008. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.3 Tahun 2008 tentangPerubahan Atas Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan danPenyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan. DepartemenKehutanan. Jakarta.

Pemerintah RI. 1997. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentangKehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta.

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. 2008. Rencana Pembangunan Jangka PanjangProvinsi Sumatera Selatan 2008-2025. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.Palembang.

. 2008. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Sumatera Selatan2008-2013. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Palembang.

. 2008. Rencana Strategis Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan 2008-2013.Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan. Palembang.

Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin. 2008. Rencana Pembangunan Jangka PanjangKabupaten Musi Banyuasin 2008-2025. Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin.Sekayu.

. 2007. Rencana Strategis Dinas Kehutanan Kabupaten Musi Banyuasin 2007-2012. Dinas Kehutanan Kabupaten Musi Banyuasin. Musi Banyuasin.

. 2008. Rencana pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Musi Banyuasin2008-2013. Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin. Sekayu.

. 2006. Rencana Pengelolaan Kawasan Hutan Rawa Gambut Merang KepayangKabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Musi Banyuasin.

Pesona Belantara Persada. 2008. Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)Usaha Hutan Tanaman PT. Pesona Belantara Persada di Kabupaten Musi BanyuasinProvinsi Sumatera Selatan. PT. Pesona Belantara Persada. Palembang.

Rimba Hutani Mas. 2006. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Usaha Pemanfaatan HasilHutan Kayu Pada Hutan Tanaman PT.Rimba Hutani Mas di Kabupaten MusiBanyuasin Provinsi Sumatera Selatan. PT. Rimba Hutani Mas. Palembang.

Sumber Hijau Permai. 2007. Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu HTI dalamHutan Tanaman Tahun 2002 s/d 2045 Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi SumateraSelatan. PT. Sumber Hijau Permai. Palembang.

Page 15: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

D a f t a r P u s t a k a

P | 4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

Tiesico Cahaya Pertiwi. 2003. Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu HutanTanaman Campuran Pada Hutan Tanaman Kecamatan Bayung Lencir. KabupatenMusi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. PT. Tiesico Cahaya Pertiwi. Jakarta.

Tunas Hutan Pratama. 2009. Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) KegiatanPembangunan IUPHHK-HTI PT.Tunas Hutan Pratama di Kabupaten Musi BanyuasinProvinsi Sumatera Selatan. PT.Tunas Hitan Pratama. Palembang.

Tunas Hutan Pratama. 2010. Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu DalamHutan Tanaman Pada Hutan Produksi Periode 2010-2019 PT. Tunas Hutan Pratama.Palembang.

Ulya, N.A. 2010. Pengelolaan KPHP Model Lalan Berdasarkan Konsep Nilai Ekonomi Total.Merang REDD Pilot Project. Palembang.

Wahana Lestari Makmur Sukses. 2007. Dokumen Utama Analisis Dampak Lingkungan(ANDAL) Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) PT.Wahana Lestari Makmur Sukses di Kabupaten Musi Banyuasin ProvinsiSumatera Selatan. PT.Wahana Lestari Makmur Sukses. Provinsi Sumatera Selatan.

Page 16: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Pendahuluan

I-1

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengelolaan hutan merupakan usaha untuk mewujudkanpengelolaan hutan lestari berdasar tata hutan, rencana pengelolaan,pemanfaatan hutan, rehabilitasi hutan, perlindungan hutan dan konservasi.Untuk mewujudkan pengelolaan hutan lestari maka seluruh kawasan hutanterbagi ke dalam Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH). KPH merupakankesatuan pengelolaan hutan terkecil sesuai dengan fungsi pokok danperuntukkannya yang dapat dikelola secara efisien dan lestari, yangberperan sebagai penyelenggara pengelolaan hutan di tingkat tapak.

KPH menjadi bagian dari penguatan sistem pengurusan hutannasional, propinsi dan kabupaten/kota. Keberadaan KPH menjadi semakinkuat dengan dikeluarkannya Permendagri No. 61/2010 yangmengamanatkan bentuk organisasi KPH sebagai salah satu Satuan KerjaPerangkat Daerah, ditetapkan dengan Peraturan Daerah, dan bertanggungjawab kepada Gubernur atau Bupati/ Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Kawasan Hutan di Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan

Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No. SK.76/Menhut-

II/2010 tanggal 10 Pebruari 2010, telah ditetapkan menjadi 24 Unit KPH

yang terdiri dari 14 unit KPH Produksi seluas dengan ± 2,059,461 ha dan

10 unit KPH Lindung dengan ± seluas 498,941 ha yang berlokasi pada tiga

fungsi hutan yaitu Hutan Lindung, Hutan Produksi Terbatas dan Hutan

Produksi Tetap dengan sebaran luas masing-masing sebagai berikut.

Tabel. 1.1. Sebaran luas fungsi hutan berdasarkan jenis KPH

Jenis KPH HL HPT HP

KPHL 452.099 36.957 9.885

KPHP 131.041 198.057 1.730.363

Jumlah 583.140 235.014 1.740.248

Page 17: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Pendahuluan

I-2

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

Dari 14 unit KPH Produksi tersebut salah satunya adalah KPH

Produksi unit III Lalan Mangsang Mendis seluas ± 265.953 ha.

Berdasarkan status fungsi kawasan, wilayah tersebut secara keseluruhan

merupakan Hutan Produksi Tetap (HP) yang termasuk di dua kelompok

hutan yaitu Hutan Produksi Lalan dan Hutan Produksi Mangsang Mendis.Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 6 tahun2011 tentang pembentukan organisasi KPHP Kabupaten Musi banyuasinmenyebutkan bahwa KPHP Unit III Lalan mangsang Mendis merupakanunsur Pelaksana Pemerintah Daerah dibidang pengelolaan hutan yangmenjadi kewenangan Pemerintah Daerah sesuai peraturan perundanganyang berlaku.

Permasalahan hutan secara umum saat ini adalah terjadinyapenguasaan lahan oleh masyarakat secara individu atau pun kelompokyang dijadikan sebagai areal perkebunan, pertanian, pemukiman, sarana

umum dan sarana sosial. Khususnya di KPH Produksi Unit III Lalanmangsang Mendis, selain permasalahan penguasaan lahan terdapatpermasalahan lain seperti ilegal logging dan terjadi konflik antaramasyarakat dan pemegang izin. Tidak adanya pengelola hutan di tingkattapak menjadikan permasalahan tersebut akan terus berlanjut, open acceskawasan hutan semakin luas dan tekanan terhadap kerusakan hutan yangberupa deforestasi dan degradasi hutan akan semakin meningkat. Untukmengatasi hal tersebut diperlukan adanya lembaga yang mengelola hutandi tingkat tapak yaitu KPH.

KPH diharapkan mampu menjadi garis depan untuk mewujudkanharmonisasi pemanfaatan hutan oleh berbagai pihak dalam kerangkapengelolaan hutan lestari, dapat mengidentifikasi keberadaan dankebutuhan masyarakat terhadap manfaat sumberdaya hutan dengan lebihjelas dan cermat, sehingga proses-proses pengakuan hak, ijin, maupunkolaborasi menjadi lebih mungkin dilakukan. Demikian pula penyelesaiankonflik maupun pencegahan terjadinya konflik lebih dapat dikendalikan.Selain itu, KPH diharapkan dapat memfasilitasi komunikasi dengan

Page 18: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Pendahuluan

I-3

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah (Pemda) untuk menata hak danakses masyarakat terhadap sumberdaya hutan.

Agar pengelolaan KPH dapat berjalan pada arah yang benar,mencapai tujuan dan sasaran secara efektif dan efisien, serta pencapaianmulti manfaat berdasarkan fungsi pokoknya, maka diperlukan adanyarencana pengelolaan. Pada kerangka inilah maka disusun RencanaPengelolaan Hutan Jangka Panjang KPH Produksi (RPHJP KPHP) Unit IIILalan Mangsang Mendis.

Setelah terbitnya SK Penetapan Wilayah KPHP Unit III Lalan

Mangsang Mendis, operasionalisasi KPH dilaksanakan melalui berbagai

kegiatan, seperti: prakondisi pengelolaan hutan (pengadaan

sarana/prasarana; tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan yang

difasilitasi oleh BPKH II Palembang), dan konvergensi kegiatan teknis di

lokasi KPH dari UPT Kementerian Kehutanan dan Dinas Kehutanan

Provinsi.

Penyusunan RPHJP ini mengikuti petunjuk teknis tata hutan dan

penyusunan rencana pengelolaan kesatuan pengelolaan hutan yang

diterbitkan oleh Dirjen Planologi Kementerian Kehutanan, dengan tahapan

sebagai berikut : Inventarisasi Biogeofisik, Inventarisasi Sosial Budaya,

Penataan Blok dan Petak, Analisis Spasial, Penyusunan Rencana

Pengelolaan Hutan; dan Penilaian/ Pengesahan RPHJP. Mengingat

Permenhut P.46/Menhut-II/2013 tentang Tata Cara Pengesahan Rencana

Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHL/P baru terbit tahun 2013, dan

dari hasil diskusi dengan para Kepala KPH lingkup Regional Sumatera,

maka disepakati bahwa periode RPHJP KPHL/P adalah 2014 – 2023.

1.2. Tujuan

Maksud dari penyusunan rencana pengelolaan jangka panjang KPHProduksi Model Unit III Lalan mangsang Mendis adalah sebagai acuandalam penyelenggaraan pengelolaan hutan, sedangkan tujuannya adalah

untuk menjamin terselenggaranya pengelolaan hutan yang memberikanmanfaat secara sosial, ekonomi dan ekologi yang berkelanjutan melalui

Page 19: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Pendahuluan

I-4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

pengelolaan kawasan dan seluruh potensinya secara komprehensif. Selainitu bertujuan juga untuk menjadi acuan bagi rencana pengelolaan jangkapendek dan rencana-rencana teknis pemanfatan dan penggunaan kawasanhutan KPH Produksi Model Unit III Lalan Mangsang Mendis di tingkatTapak.

1.3. Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai dari penyusunan Dokumen RencanaPengelolaan ini adalah tersusunnya RPHJP KPHP Unit III Lalan MangsangMendis pada wilayah kelola KPHP yang mencakup kawasan HP Lalan danHP Mangsang Mendis.

1.4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penyusunan rencana pengelolaan hutan jangkapanjang meliputi aspek ekologi, ekonomi dan sosial budaya, yang datanyadiperoleh dari data informasi hasil inventarisasi hutan dan penataan hutan

serta sumber data lainnya, baik data primer ataupun data sekunder. Unsu-unsur materi yang disusun mengacu pada Peraturan Direktur JenderalPlanologi Kehutanan Nomor: P.5/VII-WP3H/2012 tentang Tata Hutan danPenyusunan Rencana Pengelolaan Hutan pada Kesatuan Pengelolaan HutanLindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) yangmeliputi: Pendahuluan; Deskripsi kawasan yang di dalamnya terdapatinformasi risalah wilayah KPH, potensi wilayah KPH, data informasi sosialbudaya, serta data informasi perijinan yang telah ada; Visi dan misi dalampengelolaan hutan; Analisis dan proyeksi, yang memuat analisis data daninformasi yang saat ini tersedia baik primer maupun sekunder sertaproyeksi kondisi wilayah KPH di masa yang akan datang; Rencana kegiatan,yang memuat rencana kegiatan strategi selama jangka waktu pengelolaanantara lain: inventarisasi berkala wilayah kelola serta penataan hutannya,Pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu, pemberdayaan masyarakat,

Page 20: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Pendahuluan

I-5

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

pembinaan dan pemantauan (controlling) pada areal KPHP yang telah adaijin pemanfaatan maupun penggunaan kawasan hutan, penyelenggaraanrehabilitasi pada areal di luar ijin, Pembinaan dan pemantauan (controlling)pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi pada areal yang sudah ada ijinpemanfaatan dan penggunaan kawasan hutannya, penyelenggaraanperlindungan hutan dan konservasi alam, penyelenggaraan koordinasi dansinkronisasi antar pemegang ijin, koordinasi dan sinergi dengan Instansidan stakeholder terkait, Penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM,Penyediaan pendanaan, Pengembangan database, Rasionalisasi wilayahkelola, Review Rencana Pengelolaan (minimal 5 tahun sekali), danPengembangan investasi. Selain itu dalam dokumen ini juga memuat yang

terkait dengan pembinaan, pengawasan dan pengendalian sertapemantauan, evaluasi dan pelaporan.

1.5. Batasan Pengertian

(1) Hutan adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisisumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalampersekutuan alam dan lingkungannya, yang satu dengan lainya tidakdapat dipisahkan.

(2) Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atauditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannyasebagai hutan tetap.

(3) Pengurusan Hutan, meliputi kegiatan penyelenggaraan (UU 41 pasal10 ayat 2) yaitu perencanaan kehutanan, pengelolaan hutan,penelitian dan pengembangan, pendidikan dan latihan sertapenyuluhan kehutanan dan pengawasan.

(4) Perencanaan Hutan, meliputi (UU 41 pasal 12) kegiatan inventarisasihutan, pengukuhan kawasan hutan, penatagunaan kawasan hutan,pembentukan wilayah pengelolaan hutan, dan penyusunan rencana

kehutanan.

Page 21: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Pendahuluan

I-6

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

(5) Pengelolaan hutan adalah kegiatan yang meliputi tata hutan danrencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan, penggunaankawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan serta perlindunganhutan dan konservasi alam.

(6) Pemanfaatan hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan kawasanhutan, memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan hasil hutankayu dan bukan kayu serta memungut hasil hutan kayu dan bukankayu secara optimal dan adil untuk kesejahteraan masyarakat dengantetap menjaga kelestariannya.

(7) Penggunaan hutan merupakan penggunaan untuk kepentinganpembangunan diluar kehutanan tanpa mengubah status dan fungsi

pokok kawasan hutan.(8) Unit Pengelolaan adalah kesatuan pengelolaan hutan terkecil sesuai

fungsi pokok dan peruntukannya, yang dapat dikelola secara efisiendan lestari, antara lain KPHL, KPHK, KPHP, KPHKM, KPHA, dan KPDAS.Unit pengelolaan hutan merupakan kesatuan pengelolaan terkecilpada hamparan lahan hutan sebagai wadah kegiatan pengelolaanhutan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang terdiri dariKPHP, KPHL dan KPHK. Unit (KPHP, KPHL, dan KPHK) adalah kesatuanpengelolaan hutan terkecil yang dapat dikelola secara efisien danlestari. Rencana Pengelolaan Unit (KPHP, KPHL dan KPHK) adalaharah dan pedoman serta pilihan prioritas cara mencapai tujuan.Institusi Pengelolaan Unit (KPHP, KPHL dan KPHK) adalah penentuatas pilihan nilai yang menentukan kerja.

(9) Kesatuan Pengelolaan Hutan selanjutnya disebut KPH adalah wilayahpengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya yang dapatdikelola secara efisien dan lestari.

(10) Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi selanjutnya disebut KPHPadalah KPH yang luas wilayahnya seluruhnya atau sebagian besar

terdiri dari kawasan hutan produksi.

Page 22: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Pendahuluan

I-7

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

(11) Tata hutan adalah kegiatan rancang bangun unit pengelolaan hutan,mencakup kegiatan pengelompokan sumber daya hutan sesuaidengan tipe ekosistem dan potensi yang terkandung di dalamnyadengan tujuan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnyabagi masyarakat secara lestari.

(12) Blok adalah Bagian dari KPH yang secara geografis bersifat permanen,yang secara strategis ditetapkan untuk meningkatkan efektivitas danefisiensi manajemen, terutama dalam fungsi perlindungan hidro-orologi, yang menjadikannya sebagai kesatuan pengelolaanperlindungan hidroorologi lestari.

(13) Petak adalah unit terkecil lahan hutan yang lokasi geografisnya

bersifat permanen, sebagai basis pemberian perlakuan pengelolaan,dan menjadi satuan administrasi dari setiap kegiatan pengelolaanyang diterapkan atasnya.

(14) Anak petak adalah bagian dari petak yang bersifat temporer, yangoleh sebab yang tertentu memperoleh perlakuan silvikultur ataukegiatan pengelolaan yang khusus.

(15) Wilayah Tertentu adalah wilayah hutan yang situasi dan kondisinyabelum menarik bagi pihak ketiga untuk mengembangkan usahapemanfaatannya

(16) Rencana Pengelolaan Hutan adalah konfigurasi peta situasi, visi-misi,tujuan dan sasaran yang dijabarkan ke dalam resep atau arahmanajemen strategis yang terpadu yang menyangkut kelola kawasan,kelola pemanfaatan hutan, kelola pasar, kelola konservasi, dan kelolarehabilitasi-restorasi dalam kerangka pencapaian fungsi ekonomi,lingkungan, dan sosial yang optimal.

(17) Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang adalah Rencanapengelolaan hutan pada tingkat strategis berjangka waktu 10(sepuluh) tahun atau selama jangka benah pembangunan KPH.

Page 23: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Pendahuluan

I-8

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

(18) Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek adalah RencanaPengelolaan Hutan berjangka waktu satu tahun pada tingkat kegiatanoperasional berbasis petak dan/atau zona dan/atau blok.

(19) Rehabilitasi Hutan dan lahan adalah upaya untuk memulihkan,mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehinggadaya dukung, produktifitas dan perannya dalam mendukung sistempenyangga kehidupan tetap terjaga

(20) Reklamasi hutan adalah usaha untuk memperbaiki atau memulihkankembali lahan dan vegetasi hutan yang rusak agar dapat berfungsisecara optimal sesuai dengan peruntukannya.

(21) Perlindungan hutan adalah usaha untuk mencegah dan membatasi

kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan yang disebabkanoleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran daya-daya alam, hama,penyakit, serta mempertahankan dan menjaga hak-hak negara,masyarakat dan perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutaninvestasi serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaanhutan.

(22) KPHP Unit III Lalan Mangsang Mendis (LMM) merupakan suatuhamparan lahan hutan yang secara geografis terpusat (tidakterpencar-pencar) yang terdiri dari satu atau lebih tipe tegakan,mengandung atau akan ditanami tumbuhan pohon (vegetasi) beradadalam satu kesatuan Daerah Aliran Sungai (DAS), dan berbentukkesatuan kepemilikan dan/atau kesatuan perencanaan pengelolaanhutan untuk keperluan menerapkan suatu deskripsi manajeman hutandengan tujuan pengusahaan hutan lestari. KPHP Unit III LMMmerupakan unit pengelolaan yang secara ekonomis mandiri, dapatdikelola dengan azas manfaat dan lestari.

Page 24: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-1

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

BAB IIDESKRIPSI KAWASAN

2.1. Risalah Wilayah KPHa. Letak dan Luas

KPHP Unit III Lalan Mangsang Mendis (LMM) terdiri dari 2 (dua)

kelompok hutan yaitu Hutan Produksi (HP) Lalan dan Hutan ProduksiMangsang Mendis. Letak HP Lalan secara geografis berada pada 01°42’ -02°25’ LS dan 103°40’ - 104°28’ BT, sedangkan HP Mangsang Mendisberada pada 02°09’ - 02°25’ LS 103°51’ - 104°20’ BT.

Berdasarkan rancang bangun dan hasil tata batas yang dilakukanoleh BPKH Wilayah II Palembang tahun 2002 serta arahan pencadanganKPHP/KPHL Propinsi Sumatera Selatan dari Badan Planologi DepartemenKehutanan, luas KPHP Unit III LMM ± 279.094 ha, yang merupakangabungan dari 2 kawasan hutan produksi, yaitu HP Lalan seluas ±210.434 ha dan HP Mangsang Mendis seluas ± 68.660 ha. Menurut datayang berasal dari Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2009,bahwa luas HP Lalan Mangsang Mendis adalah 377.340 ha yang terdiridari HP Lalan 206.734 ha dan luas HP Mangsang Mendis adalah 170.570ha.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.789/Menhut-II/2009 tanggal 7 Desember 2009 tentang penetapan KesatuanPengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Model Lalan Kabupaten MusiBanyuasin Provinsi Sumatera Selatan, luas KPHP Model Lalan adalah

265.953 ha. Luasan ini juga sesuai dengan luasan yang tercantum padalampiran Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK. 76/Menhut-II/2010 tentang Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung(KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) ProvinsiSumatera Selatan.

Berdasarkan surat keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.822/Menhut-II/2013 tanggal 19 November 2013 tentang Peta Kawasan

Page 25: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-2

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

Hutan Provinsi Sumatera Selatan, luas kawasan KPHP Unit III LMMberubah menjadi 259.940,00 Ha.

Dalam Administrasi kehutanan, KPHP Unit III LMM berada di bawahDinas Kehutanan Kabupaten Musi Banyuasin. Secara administrasipemerintahan, keseluruhan wilayah KPHP Unit III LMM masuk ke dalamwilayah Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin yakni Kecamatan BayungLincir dan Kecamatan Lalan.

b. Batas-BatasBerdasarkan tata batas yang dilakukan mulai tahun 1987/1988,

1988/1989, 1993/1994 dan tahun 1994/1995, seluruh kawasan KPHPLalan Mangsang Mendis telah ditata batas dan telah mencapai 100%(temu gelang). Panjang tata batas adalah 279,094 Km (BPKH Wil IIPalembang, 2007). Pada bagian Utara, KPHP Unit III LMM berbatasanlangsung dengan Propinsi Jambi yang merupakan kawasan hutan produksidi lahan rawa gambut. Di bagian Timur, berbatasan dengan kawasan HP.Lalan Kabupaten Banyuasin yang telah dialokasikan untuk IUPHHK-HTIPT. Wahana Lestari Makmur Sukses. Di bagian Selatan berbatasan dengansuaka Margasatwa Bentayan, HPK.S.Lilin dan APL serta di bagian Baratberbatasan dengan APL yang sudah menjadi kawasan pemukiman dan

perkebunan. Di bagian tengah antara HP Lalan dan Mangsang Mendis,terdapat areal penggunaan lain (APL) yang telah dibebani ijin perkebunandan lokasi pemukiman.

c. Bio Geo Fisik.1) Flora dan Fauna

Dari seluruh kawasan KPHP Unit III LMM, areal yangmenyisakan keragaman flora dan fauna cukup tinggi adalah wilayahhutan rawa gambut Merang Kepayang, walaupun saat ini kondisinyasudah terganggu oleh aktivitas ilegal logging dan kebakaran hutan.Berdasarkan hasil penelitian tim Project MRPP GIZ-Indonesia tahun2011, dari 30 petak ukur tercatat sejumlah 1.629 individu yangterhimpun dalam 84 jenis dan 25 famili. Dari jenis-jenis tersebut

Page 26: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-3

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

terdapat jenis yang keberadaannya melimpah yakni jenis ribu-ribu,tembesu, gelam dan balam. Tembesu dan gelam merupakan jenispionir yang merupakan jenis sekunder dan banyak tumbuh pada lahangambut yang telah rusak akibat kebakaran dan kedalaman gambutrelatif dangkal. Jenis-jenis yang frekuensi kemunculannya tinggiantara lain medang, balam, sigam, uya-uya, mahang dan durian.

Fauna yang terdapat di wilayah KPHP Unit III LMM, banyakdijumpai di wilayah Hutan Rawa Gambut (HRG) Merang Kepayangmeliputi berbagai Klas yaitu Mamalia baik mamalia teresterial maupunmamalia arboreal, reptilia, amphibi. Pada klas mamalia masih dijumpaiHarimau Sumatera dan tapir. Temuan ini karena areal peat domeberdekatan dan merupakan satu kesatuan ekosistem gambut denganTaman Nasional Berbak Jambi. Untuk klas reptilia, Sungai Merangmerupakan endemik buaya sinyulong.

2) Jenis Tanah dan GeologisBerdasarkan peta jenis tanah yang dikeluarkan oleh BPKH

wilayah II Palembang, wilayah KPHP Lalan Mangsang Mendis memilikibeberapa klasifikasi jenis tanah antara lain Asosiasi glei humus danorganosol, Asosiasi podmerkum podcokum, Aluvium cokelat kelabu,

Aluvial hidromorf, Aluvial kelabu muda, Hidromorf kelabu dan podsolikmerah kuning. Jenis tanah yang paling dominan adalah Asosiasi gleihumus dan organosol kemudian Asosiasi podmerkum podcokum danAluvial hidromorf.

Jenis tanah di HP Lalan terdiri dari Asosiasi glei humus danorganosol, hidromorf kelabu dan bahan batuan berupa batuan Aluvialdengan fisiografi dataran. Pada HP Mangsang Mendis, jenis tanahnyadigolongkan dalam Asosiasi glei humus dan organosol dan batuanberupa Aluvial dengan dataran. Jenis batuan di HP Lalan adalahHolosen, Plio-Plitosen, Sedimen Epiclastika. Di HP Mangsang Mendis,batuan yang ada terdiri dari Resen (aluvium), Holosen, Endapan Rawa(Dishut Prov. Sumsel, 2009).

Page 27: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

Secara umum, karakteristik lahan di kawasan KPHP Unit IIILMM dikelompokkan ke dalam 2 kategori besar yaitu lahan gambutyang mendominasi wilayah HP Lalan dan tipe daratan yangmendominasi HP Mangsang Mendis. Jenis tanah aluvial mendominasisepanjang pinggir sungai utama seperti S. Lalan. S. Merang dan S.Kepahiang. Lebih dari 50% kawasan KPHP Unit III LMM merupakankubah gambut dengan kedalaman antara 10 cm – 450 cm. Menurutsistem klasifikasi tanah FAO, tanah gambut ini disebut histosol. Tanahgambut memiliki karakteristik antara lain rendahnya nilah pH tanah.ketersediaan unsur hara yang terbatas serta daya fiksasi terutama Pyang tinggi dan mempengaruhi kesuburan lahan. Subsidensi ataupenurunan permukaan lahan gambut dapat terjadi akibat adanyadrainase atau pengeringan yang menyebabkan oksidasi. Oksidasitersebut meningkatkan emisi gas rumah kaca ke dalam atmosfir.Selain itu pengeringan lahan gambut menyebabkan fungsi gambutsebagai penyimpan air menjadi terganggu. Hal ini disebabkan karenaefek kering tak balik (irreversible drying) dari bahan organik gambut.Kering di musim kemarau juga meningkatkan kerawanan lahangambut terhadap bahaya kebakaran.

Secara geologi, wilayah KPHP Lalan Mangsang Mendis terdiridari kelompok sedimen epiclastica Tuf dan tuf pasiran, Aluvium -endapan danau dan pantai, Endapan rawa, Batu lumpu dan batupasir, serta Batu pasir-Batu lumpur dan Batu bara. Tipe geologi yangmendominasi wilayah KPH tersebut adalah tipe geologi endapan rawa.Hal ini dikarenakan wilayah KPHP Unit III LMM lebih banyak yangmerupakan lahan rawa gambut.

3) TopografiSecara keseluruhan topografi di HP Lalan Mangsang Mendis

cenderung datar dengan ketinggian berkisar dari 2 – 10 m dpl.Khususnya di lahan gambut pada kawasan hutan produksi Lalandengan kelerengan dibawah 3%. Kubah gambut di kawasan hutan

Page 28: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-5

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

produksi Lalan memiliki panjang slope lebih dari 500 meter. Bedatinggi antara puncak kubah gambut dengan pinggir sungai rata-ratamencapai 5 m. Sedangkan di kawasan hutan produksi MangsangMendis sebagian besar berada pada ketinggian 10 – 30 m dpl dengankelerengan hingga 20%. Bentuk slope di wilayah ini cukupbergelombang dengan panjang slope antara 100 – 500 meter.

4) I k l i mBerdasarkan klasifikasi tipe iklim Oldeman, kawasan KPHP Unit

III LMM termasuk kedalam zona agroklimat B1, dimana jumlah bulanbasah (rata-rata bulanan lebih dari 200 mm) sebanyak 7-9 bulan pertahun dan hanya sekitar 2 bulan lembab dan tanpa bulan kering (dibawah 60 mm). Hal ini menyebabkan sebagian besar kawasan KPHPLalan tidak akan mengalami kekeringan. Berdasarkan pemantauanstasiun cuaca Kecamatan Bayung Lencir selama periode 1994 – 2005.rata-rata curah hujan mencapai 2.409 mm per tahun. dengan rata-rata per bulan sebesar 200,75 mm. jumlah hari hujan bulananberkisar antara 8 hari (bulan Juni) hingga 22 hari (bulan Desember).

Pola hujan di kawasan ini dapat dipilah menjadi dua musim.yaitu musim kemarau yang berlangsung selama bulan Mei – Oktober

dan musim penghujan yang berlangsung selama bulan November –April. Walaupun secara rata-rata tidak memiliki bulan kering, kawasanini juga mengalami kebakaran di lahan gambut. khususnya pada saatterjadi anomali iklim El-Nino pada tahun 1997, 2004 dan 2006. El-Ninomerupakan kejadian iklim yang akan terulang kembali di masamendatang dan menyebabkan dampak kekeringan yang cukupekstrim khususnya di wilayah lahan gambut yang terdegradasi danterdeforestasi.

5) Hidrologi dan karakteristik DASKPHP Unit III LMM merupakan wilayah DAS Lalan yang memiliki

beberapa cabang sungai utama antara lain S. Medak, S. Merang danS. Kepayang. Akibat perubahan tutupan hutan dan drainase yang

Page 29: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-6

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

buruk, lebar sungai-sungai tersebut menjadi lebih lebar dibandingkan20 tahun silam. Perubahan sistem hidrologis tersebut juga disebabkanoleh aktifitas illegal logging, yang banyak menggali parit untukmengeluarkan kayu tebangan. Sehingga menyebabkan percepatanpengeringan lahan gambut melalui pengaliran air simpanan dalamkubah gambut ke aliran sungai, sehingga meningkatkan debit sungaisaat musim hujan. Para penebang liar juga merubah sistem hidrologidengan memperpanjang sungai kecil hingga berpuluh-puluhkilometer. Misalnya Sungai Tembesu Daro yang pada tahun 1990 awalhanya sepanjang sekitar 600 meter, dan saat ini mencapai lebih dari14 km hingga menembus kubah gambut dalam.

Bila memperhatikan kondisi daerah aliran sungai (DAS) dalamkawasan KPHP Unit III LMM maka telah terjadi perubahan sistemhidrologis yang kurang baik. Hal ini terutama disebabkan olehperubahan tutupan lahan yang kurang seimbang sebagai dampak daripembukaan lahan besar-besaran untuk hutan tanaman, perambahanhutan, dan kebakaran hutan. Selain itu juga disebabkan oleh adanyaaktivitas illegal logging yang banyak menggali parit untukmengeluarkan kayu tebangan. Diperkirakan ke depan akan terus

terjadi percepatan pengeringan lahan gambut melalui pengaliran airsimpanan dalam kubah gambut ke aliran sungai pada musim kemaraudan sebaliknya akan meningkatkan debit sungai saat musim hujan.Untuk itu upaya pengendalian perambahan hutan, kebakaran hutan,dan illegal logging perlu menjadi salah satu prioritas yang perlusegera ditangani segera oleh KPHP Unit III LMM bekerjasama denganberbagai pihak yang terkait dan berkepentingan seperti instansikehutanan di segala tingkatan dan perusahaan serta pemerintah desabeserta masyarakat yang ada di sekitar kawasan.

d. AksesibilitasKawasan KPHP Unit III LMM memiliki aksesibilitas yang cukup tinggi

dan cukup mudah untuk dijangkau. Kawasan ini dapat ditempuh melalui

Page 30: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-7

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

jalur darat dan jalur air (sungai). Jalan darat yang dapat digunakan, selainmenggunakan jalan propinsi dan jalan kabupaten, juga dapatmenggunakan jalan-jalan yang dibangun dan/atau dipelihara oleh pihak-pihak perusahaan, seperti perusahaan kelapa sawit dan perusahaanpertambangan (migas dan batubara). Jalan yang dibangun oleh pihakperusahaan pertambangan berada di kawasan HP Mangsang Mendisdengan kondisi jalan yang diperkeras dengan sirtu.

Akses jalan sungai yang bisa di lalui dari Ibu Kota Provinsi menujuwilayah KPHP Unit III LMM adalah Sungai Musi kemudian masuk keSungai Lalan dan selanjutnya dapat masuk ke kawasan hutan melaluiSungai Merang ataupun Sungai Kepayang.

Akses jalan lalu lintas antar desa juga ada dua alternatif yaitu aksesdarat dan air. Kondisi jalan bervariasi, ada yang memakai perkerasanaspal, beton, namun ada juga yang masih memakai tanah. Kondisi aksesjalan antar desa diperinci pada tabel berikut.

Tabel 2.1. Kondisi Akses Jalan Antar Desa

No Kecamatan / Desa Lalu Lintas Antar Desa Perkerasan Jalan

A. Bayung Lencir

1. Simpang Bayat Darat Aspal/Beton2. Senawar Jaya Darat Aspal/Beton3. Pulai Gading Darat & Air Tanah4. Muara Medak Darat & Air Tanah5. Mendis Jaya Darat & Air Tanah6. Mendis Darat Tanah7. Mekar Jaya Darat Aspal/Beton8. Kepayang Darat & Air Tanah9. Bayung Lencir Darat & Air Aspal/Beton

10. Telang Darat Aspal/Beton11. Tampang Baru Darat Aspal/Beton12. Sindang Marga Darat Aspal/Beton13. Simpang Tungkal Darat Aspal/Beton14. Pandan Sari Darat Aspal/Beton15. Muara Merang Darat & Air Tanah16. Margo Mulyo Darat Aspal/Beton17. Kali Berau Darat Aspal/Beton18. Mangsang Darat & Air Tanah

Page 31: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-8

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

No Kecamatan / Desa Lalu Lintas Antar Desa Perkerasan Jalan

B. Lalan

1. Sukajadi Darat & Air Aspal/Beton2. Suka Makmur Darat & Air Tanah3. Sri Gading Darat & Air Tanah4. Mandala Sari Darat & Air Aspal/Beton5. Jaya Agung Darat & Air Aspal/Beton6. Bumi Agung Darat & Air Tanah7. Bandar Agung Darat & Air Aspal/Beton8. Karang Agung Darat & Air Tanah

e. Sejarah KawasanBerdasarkan data dari Dinas Perkebunan Kabupaten Musi Banyuasin,

banyaknya ijin perkebunan sampai tahun 2009 mencapai 14 perusahaan

pemegang ijin perkebunan. Sejarah pemanfaatan kawasan hutan diKabupaten Musi Banyuasin diawali dengan adanya kebijakan HakPengusahaan Hutan (HPH) di era tahun 70-an. Kawasan hutan produksipada tahun itu dibagi habis untuk dikelola dengan manajemen HPH yangorientasinya adalah kayu (timber estate). Kebijakan HPH pada saat itudiiringi dengan sistem silvikultur Tebang Pilih yang terhimpun dalamsistem Tebang Pilih Indonesia (TPI), yaitu melakukan penebangan denganmemperhatikan jatah tebang dan riap pertumbuhan hutan alam yangdilanjutkan dengan kegiatan pemeliharaan untuk mencapai kelestarianhasil. Selanjutnya kebijakan TPI di lakukan perbaikan yang terstrukturdan terukur secara teknis dan waktu yaitu Tebang Pilih dan TanamIndonesia (TPTI). Namun dalam implementasinya sulit sekalidirealisasikan oleh pemilik ijin HPH, begitu juga monitoring dan evaluasiyang dilakukan Departemen Kehutanan beserta jajarannya saat itu jugatidak berjalan efektif, sehingga keadaan hutan secara cepat mengalamidegradasi. Berdasarkan hal itulah sehingga di era tahun 2000 an banyakHPH yang dicabut ijin operasionalnya.

Demikian pula halnya dengan kawasan HP. Lalan dan HP. Mangsang

Mendis. Kawasan HP. Mangsang Mendis merupakan bekas konsesi HPHPT. Riwayat Musi Timber Estate (di bagian Utara), PT. Sylva A sekarang

Page 32: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-9

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

PT. BPUJ (di bagian Barat), PT. Bumi Raya Wood Timber yang kemudianmenjadi PT. Kurnia Musi Plywood Industries (di bagian Barat – Selatan)dan PT. Sukses Sumatera Timber (di bagian Timur- Selatan).

f. Pembagian Blok

Berdasarkan pembagian hutan menurut fungsi, keseluruhanwilayah hutan KPHP Unit III LMM merupakan fungsi hutan produksi, yangtergabung dalam kelompok HP Lalan dan HP Mangsang Mendis. Padawilayah hutan tersebut kebanyakan sudah diberikan izin pengusahaanhutan berupa IUPHHK-HT, IUPHHK-HA, Hutan Desa, Hutan TanamanRakyat dengan berbagai kondisi, ada yang aktif, ada yang non aktif danada yang sedang dalam proses usulan perizinan. Atas dasar itu makapembagian blok zona pada wilayah KPHP Unit III LMM dikelompokkanmenjadi blok pemanfaatan pengusahaan Hutan Tanaman, blokpemanfaatan pengusahaan Hutan Alam, blok pemberdayaan masyarakat(HD, HTR, dan wilayah tertentu), dan blok pemanfaatan jasa lingkungan(pengelolaan dengan sistem restorasi, stock carbon, dan areal konservasigambut dalam). Keterangan lebih lanjut mengenai tata hutan pada KPHPUnit III LMM terdapat pada halaman IV-8.

2.2. Potensi Wilayah KPHa. Informasi Penutupan Vegetasi

Berdasarkan data hasil interpretasi citra Lansat tahun 2011 yangdilakukan oleh BPKH wilayah II Palembang, areal berhutan hanya mencapai25,87% meliputi hutan lahan kering sekunder, hutan mangrove primer, hutanmangrove sekunder, hutan rawa primer, hutan rawa sekunder dan hutantanaman. Hutan sekunder merupakan kondisi hutan yang tersuksesi secaralami dari hutan yang sebelumnya mengalami gangguan penebangan dankebakaran. Kondisi tutupan lahan yang lain yang persentasinya besar adalahbelukar rawa mencapai 28,65% dan pertanian lahan kering/kebun campuran

Page 33: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-10

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

19,86%, lebih jelas luasan dan persentasi tutupan lahan di wilayah KPH LalanMangsang Mendis disajikan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Luas dan Presentasi Tutupan Lahan tahun 2011

No Klasifikasi Lahan Luas (ha) Persentasi

1 Belukar rawa 76.193 28,65

2 Hutan lahan kering sekunder/bekas tebangan 2.366 0,88

3 Hutan mangrove primer 54 0,03

4 Hutan mangrove skunder 1.025 0,39

5 Hutan rawa primer 5.035 1,89

6 Hutan rawa sekunder 57.052 21,45

7 Hutan tanaman 3.248 1,23

8 Lahan terbuka 6.827 2,56

9 Pemukiman/lahan terbangun 458 0,17

10 Perkebunan 17.213 6,47

11 Pertambangan 290 0,12

12 Pertanian lahan kering 19.957 7,50

13 Pertanian lahan kering campur semak/kebun campur 52.823 19,86

14 Rawa 667 0,25

15 Savana/padang rumput 10.963 4,12

16 Semak belukar 5.347 2,02

17 Transmigrasi 77 0,02

18 Tubuh air 6.357 2,38Jumlah 265.953 100

Sumber: Interpretasi Citra Landsat oleh BPKH Wilayah II

b. Potensi Hasil Hutan Kayu dan Bukan kayu1) Hasil Hutan Kayu

Potensi hasil hutan kayu dapat diperoleh dari pengelolaan hutantanaman, pengelolaan hutan alam, Hutan Tanaman Rakyat, HutanDesa dan kawasan Restorasi Ekosistem. Jenis tanaman yang berasaldari hutan tanaman adalah jenis tanaman yang berasal dari tanamanpokok, tanaman unggulan dan tanaman kehidupan. Tanaman pokokyang diusahakan oleh pemilik izin IUPHHK selama ini adalah tanamanAkasia dan Eucaliptus, tanaman unggulannya terdiri dari dari jenismeranti payau, pulai, ramin, sedangkan tanaman kehidupan terdiri

Page 34: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-11

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

dari jelutung. Berikut diuraikan potensi kayu yang berasal dari arealyang diusahakan sebagai areal HTI.

Tabel 2.3. Potensi kayu yang berasal dari IUPHHK-HT

No Nama Perusahaan

Tanaman Pokok TanamanUnggulan

TanamanKehidupan

Jenis Luas (ha) Jenis Luas(ha)

Jenis Luas(ha)

1 PT. Rimba Hutani Mas (RHM) Akasia,Eucaliptus

168.430 Merantipayau,pulai,ramin

6.620 18.376

2 PT. Bumi Persada Permai(BPP)

Akasia,Eucaliptus

40.073 3.257 7.003

3 PT. Sumber Hijau Permai (SHP) Akasia,Eucaliptus

2.876 520.970

4 PT. Wahana Lestari MakmurSukses (WLMS)

167.000

5 PT. Tunas Hutan Pratama 1.468.0006 PT. Pakerin 33.686 3.310 4.3017 PT. Tiesco Cahaya Pertiwi -8 PT.Rickym Mas Jaya 15.3009 PT. Tripupa Jaya -

Potensi kayu yang berasal dari areal-areal hutan yangdiusahakan oleh masyarakat adalah kayu karet, setelah karetnya tidaklagi memproduksi getah. Selain itu terdapat juga Kayu RimbaCampuran (KRC) yang tumbuh alami berasosiasi dengan tanamankaret seperti pulai, medang, simpur, seru/puspa, sungkai, terap,balam, kayu labu, serta tanaman buah.

2) Hasil Hutan Bukan Kayu

Potensi hasil hutan non kayu antara lain rotan, getah dan madu.Getah berasal dari getah karet yang menjadi tanaman kehidupan HTIatau dari beberapa kawasan hutan yang diusahakan oleh masyarakat.Selain getah karet terdapat potensi getah lainnya yaitu getahjelutung, selain berasal dari hutan alam, mulai sekarang ada wacanaHutan Desa Kepayang akan membudidayakan jelutung. Potensi rotandapat didapat dari kawasan hutan Merang dan beberapa areal yangberada di bantaran sungai.

Page 35: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-12

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

Untuk hasil hutan bukan kayu berupa rotan, areal produktifdiperkirakan seluas 11,70 ha (10% dari 42% dari kawasan yangmasih berhutan). Potensi rotan menurut pemerintah Kabupaten MusiBanyuasin sekitar 97.166 batang atau 685 ton. Menurut informasi dandata, setiap hektar kawasan hutan KPHP Unit III LMM terdapat sekitar10 batang rotan. Berarti setidaknya ada potensi rotan sebesar111.700 batang atau 788 ton. Produksi rotan saat ini diperkirakansekitar 26,336 batang atau sekitar 186 ton setiap tahunnya. Seluruhhasil hutan non kayu ini masih mengandalkan sepenuhnya darisumber daya hutan yang ada.

Hasil hutan bukan kayu yang berupa getah adalah getah karetdan getah jelutung. Getah karet dan getah jelutung ini merupakanhasil tanaman yang dibudidayakan pada lahan konsesi ijin usahapemanfaatan hasil hutan kayu yang diwajibkan untuk di tanamidengan tanaman unggulan (10%) dan tanaman kehidupan (5%).

c. Keberadaan Flora dan Fauna LangkaKonservasi alam pada wilayah kerja KPHP Unit III LMM ditujukan

pada wilayah HRG Merang Kepayang. Pada areal ini dijumpaikeanekaragaman flora dan fauna yang sangat tinggi. Terdapat 23 jenis

flora dan 14 jenis fauna yang masuk dalam kategori dilindungi karenahampir punah (Tabel. 2.4 dan Tabel. 2.5). Kawasan HRG MerangKepayang merupakan salah satu hutan rawa gambut tersebut yang masihtersisa dan penting di Provinsi Sumatera Selatan. Kawasan ini menjadisalah satu area kunci Keanekaragaman Hayati di Pulau Sumatera danbernilai penting karena merupakan bagian dari suatu sistem hutan rawagambut yang lebih luas yang terbentang dari Taman Nasional BerbakProvinsi Jambi hingga ke Taman Nasional Sembilang di Provinsi SumateraSelatan.

Page 36: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-13

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

Tabel. 2.4. Daftar jenis vegetasi penting dan dilindungi yang ditemukan

No Nama Jenis Suku Nama Lokal Status

123456789

1011121314151617181920212223

Alstonia pneumatiphoraAnisoptera costataCalophyllum pulcherimumCalophyllum soulatriCamnosperma coriaceumCratoxylum arborescenCyrtostacyis lakkaDialium indumDurio carinatusDyera costulataGanua motleyanaGonystylus bancanusKnema spp.Kompassia malaccensisPalaquium leiocarpumPalaquium burckiiSantiria laevigataShorea parvifoliaShorea teysmannianaShorea uliginosaTetramerista glabraVatica rassakVatica umbonat

ApocynaceaeDipterocarpaceaeClusiaceaeClusiaceaeAnacardiaceaeHyericaceaeArecaeaeMimosaceaeBombacaeaeApocynaceaeSapotaaceaeThymelaeaceaeMyristicaceaeMimosaceaeSapotaaceaeSapotaaceaeBurseraceaeDipterocarpaceaeDipterocarpaceaeDipterocarpaceaeTheaceaeDipterocarpaceaeDipterocarpaceae

Pule RawaMersawaBintangurBintangurTerentangGrunggangPalem merahKeranjiDurian burungJelutungNyatohRaminDara-daraMengris/KempasSuntaiBalamKenari RawaMerantiMeranti BungaMeranti batuPunakRasakRasak

LC/NEENLC/NELC/NELC/NELC/NEDilindungiLC/NELC/NELC/NE/DilindungiLC/NE/DilindungiVUDilindungiDilindungiDilindungiDilindungiLC/NEENENVULC/NEENEN

Sumber: SSFFMP, 2008Keterangan:EN = Endanger (terancam)LC = Least concern (beresiko rendah)NE = Not evaluated (belum dievaluasi)VU = Vulnerable (rentan)

Hasil survey project SSFFMP tahun 2008 tercatat ada 12 spesiesmamalia yang dilindungi berdasarkan undang-undang yang berlaku diIndonesia. Sementara berdasarkan kriteria yang berlaku dalam IUCN RedData List, empat (4) spesies termasuk dalam kelompok spesies yangterancam punah dengan kategori genting (Endangered) tingkatketerancaman kepunahannya. Jenis mamalia besar yang ditemukanadalah Harimau Sumatera (Panthera tigris sumaterae), yang tercatatsebagai jenis yang sangat kritis terancam punah menurut kategori IUCN

Page 37: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-14

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

(Critically Endangered, CE 1+2a). Temuan ini bisa dipahami mengingatareal Peat Dome Merang berdekatan dan merupakan satu kesatuanekosistem gambut dengan Taman Nasional Berbak di Jambi, yangmerupakan habitat Harimau Sumatera. Selain itu, juga masih ditemukanjejak spesies Tapir Asia (Tapirus indicus, vulnerable A2c+3c+4c). Beruangmadu (Helarctos malayanus, vulnerable A2cd+3cd+4cd), dan spesieslainnya. Mengacu pada konvensi perdagangan satwa dan tumbuhan liar(CITES) terdapat lima (5) spesies yang termasuk dalam Appendix I yangberarti merupakan jenis yang terancam kepunahan dan perdagangannyadiatur hanya untuk kebutuhan tertentu saja seperti untuk penelitian.Enam (6) spesies lainnya termasuk dalam kelompok Appendix II, yangtermasuk kategori ini adalah spesies yang tidak terlalu terancamkepunahan jika diperdagangkan diatur berdasarkan kuota yang disepakatidalam konvensi antara negara yang meratifikasi CITES (COP).Tabel 2.5. Species mamalia penting di HRG Merang-Kepayang

No Nama Indonesia/Lokal Nama Ilmiah Status

123456789

1011121314

Malu-malu, kukangSimpaiLutung, cekongBerukUngkoRusa sambarKijangNapuHarimau sumateraKucing kuwukBeruang maduGajahKera ekor panjangBerang-berang cakar-kecil

Nycticebus coucangPresbytis melalophosPresbytis cristatusMacaca nemestrinaHylobates agilisCervus unicolorMuntiacus munjakTraguslus napuPanthera tigris sumatreaFelis bengalensisHelartos malayanusElephas maximusMacaca fascicularisAonyx cinerea

P, App IIP, App IIP, App IIP, App IIP, APP I, ENPPPP, App I, ENP, App IP, App I, ENP, App I, ENApp IIApp II

Sumber: SSFFMP, 2008Keterangan :P = dilindungi oleh undang-undang di IndonesiaPp I & App II = Appendix I & II (CITES)EN = Endangered speciesNt = near threatened (kriteria keterancaman-punah dari IUCN)

Page 38: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-15

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

Dari hasil penilaian keanekaragaman hayati diareal Peat DomeMerang, masih terdapat cukup banyak spesies burung yang ditemukan(Tabel 2.6.)Tabel 2.6. Daftar spesies burung yang ditemukan

Family Nama Indonesia/Lokal

NamaIlmiah

Tahun Pengamatan KategoriMenurut

IUCN2001 2003 2008

Anhingidae Pecukular asia Anhingamelanogaster

0 NT

Ciconiidae Bangau storm Ciconia stormi 0 i ENA2c+3c

Bangau tongtong Leptoptilosjavanicus

0 0 VUA2cde+3cde

Anatidae Mentok rimba Cairina scutulata I ENA2cd+3cd

Elang Wallace Spizaetus nanus 0 VUA2c+3c

Elang ikan kecil Ichthyophagahumilis

0 0 NT

Elang ikan kepala kelabu Ichthyophagaichtyaetus

0 NT

Psittacidae Betet ekorpanjang

Psittaculalongicauda

0 0 NT

Nuri tanau Psittinus cyanurus 0 NTKadalan beruang P. (Rhopodytes)

diardi0 NT

Trogonidae Kuntur putrid Harpactesduvaucelii

0 NT

Kadalan beruang P. (Rhopodytes)diardi

0 NT

Trogonidae Luntur putrid Harpactesduvaucelii

0 NT

Julang jambulhitam

Rhyticeros (Aceros)corrugatus

0 0 NT

Kangkareng hitam Anthracocerosmalayanus

0 0 0 NT

Rangkong badak Buceros rhinoceros 0 0 NTTakur tutut Megalaima

rafflesii0 0 NT

Caladi badok Meiglyptes tukki 0 0 NTSempur hujandarat

Eurylaimusochromalus

0 0 0 NT

Champephagidae Sepah tulin Pericrocotus igneus 0 0 NTCipoh jantung Aegithinia

viridissima0 NT

Cucak rumbaitungging

Pycnonotuseutilotus

0 NT

Pelanduk dadaputih

Trichastomarostratum

0 0 0 NT

Asi besar Malacopterummagnum

0 0 NT

Asi dada kelabu Malacopterumalbogulare

0 NT

Ciung airpongpong

Macronous ptilosus 0 NT

Pelanduk ekorpendek

Malacocinclamalaccense

0 NT

Tepus kaban Stachyris nigricollis 0 NTSikatan rimbadada kelabu

Rhinomyiasumbratilis

0 NT

Page 39: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-16

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

Sumber: SSFFMP, 2008Keterangan :EN : Endangered/Terancam punah VU : Vulnerable/rentan NT : Near Threatened/hampir terancam0 : Hasil Pengamatan oleh Gonner et al. (2001), Lubis at al. 2004 dan Waltert, 2008i : Hasil pengamatan lembaga lokal

d. Potensi Jasa Lingkungan dan Wisata Alam

Salah satu keunggulan kawasan KPHP Unit III LMM ini adalah

tingginya nilai biodiversitasnya terutama pada wilayah HRG Merang. Darisisi potensi flora, terdapat sekitar 23 jenis flora penting yang dilindungi.Adapun dari sisi potensi fauna, tercatat 18 jenis mamalia dan 12diantaranya dilindungi serta berbagai spesies burung (aves) yangdilindungi yang keberadaannya sudah termasuk kategori terancam punah.Dengan mempertimbangkan tingginya potensi flora dan fauna yangdilindungi di wilayah HRG Merang dan keunikan bentang lahannya yangberupa kubah gambut besar maka pengelolaan wilayah ini hendaknyaperlu tetap dipertahankan sebagai kawasan yang dilindungi, sehinggawilayah ini yang diperuntukkan sebagai pencadangan pemanfaatan jasalingkungan adalah wilayah eks proyek penciptaan prakondisi memasukikegiatan perdagangan karbon dengan skema REDD, yaitu Merang REDDPilot Project (MRPP).

Di dalam wilayah ini terdapat potensi lahan gambut yang luas.Sebagian lahan ini masuk dalam kategori gambut dalam dan sangatdalam. Oleh karena itu peluang pemanfaatan untuk kegiatan jasalingkungan berupa penyimpanan dan penyerapan karbon melalui skemaperdagangan karbon sangat terbuka. Potensi karbon yang dapat disimpanmaupun diserap di wilayah KPHP Unit III LMM khususnya pada kawasan

Merang cukup tinggi.Selain untuk penyimpanan dan penyerapan karbon, wilayah ini

berpotensi juga sebagai pemulihan ekosistem yang rusak (restorasi). Halini bercermin dari semakin tingginya tekanan kerusakan hutan olehberbagai aktifitas pada areal yang berhutan. Selain itu di wilayah initerdapat keanekaragaman hayati yang sangat tinggi dan banyak terdapat

Page 40: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-17

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

flora dan fauna dilindungi serta memiliki bentang lahan (landscape) yangcukup unik seperti kubah gambut dan hutan rawa gambut. Sehubungandengan itu, pada saat adanya kebijakan moratorium peta indikatifpenundaan ijin baru (PIPIB) melalui intruksi presiden No. 10 tahun 2011tentang penundaan pemberian ijin baru dan penyempurnaan tata kelolahutan alam primer dan lahan gambut, ada beberapa kawasan hutan rawagambut yang masuk pada wilayah PIPIB.

Pada lokasi seluas ± 24.000 Ha, Pemerintah Kab. Musi Banyuasindengan inisiasi dukungan dan kontribusi The German Federal Ministry ofEnvironment, Nature Conservation and Nuclear Safety (BMU) denganpelaksana GIZ Indonesia, selama tiga tahun yang dimulai tahun 2010melakukan pengelolaan kawasan Hutan Produksi Lalan (ekosistem hutanrawa gambut) untuk alternatif dan peluang baru bagi nilai tambah yangdapat dinikmati daerah dan masyarakat, disamping nilai ekonomi dariproduk hasil hutan dan jasa lainnya atas keberadaan hutan melaluipenciptaan prakondisi memasuki kegiatan perdagangan karbon denganskema REDD dengan nama MRPP.

Sasaran proyek MRPP ini adalah sebagai upaya memberikankontribusi terhadap pengelolaan sumberdaya hutan yang berkelanjutan,

perlindungan keanekaragaman hayati dan rehabilitasi kawasan hutanrawa gambut yang terdegradasi. Sedangkan tujuannya adalahmemberikan kontribusi terhadap perlindungan dan rehabilitasi hutan alamrawa gambut beserta segenap keanekaragaman hayatinya melalui sistemKPHP dan persiapan menuju mekanisme kompensasi pengurangan emisigas rumah kaca melalui REDD. Berdasatkan riset yang dilakukan proyekSSFFMP, kawasan HP Lalan memiliki potensi yang sangat tinggi untukperdagangan karbon. Hal ini dikarenakan adanya kandungan karbon yangbesar baik yang terkandung di dalam biomasa hutan maupun di dalamtanah gambut. Selain itu, kawasan ini merupakan habitat bagi berbagaijenis satwa liar yang dilindungi, seperti harimau, tapir, beruang madu danbuaya senyulong. Setelah berakhirnya proyek MRPP, areal tersebut

Page 41: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-18

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

tengah dimohon untuk menjadi wilayah yang diusahakan untukpemanfaatan hutan alam dengan pola restorasi oleh PT. Global AlamLestari sedang dalam proses perijinan.

2.3. Sosial Budaya Masyarakat

1). Kondisi Sosial Kependudukan

Wilayah administrasi yang masuk di KPHP Lalan Mangsang Mendisadalah Kecamatan Bayung Lincir dan Kecamatan Lalan. Ada 18 (delapanbelas) yang termasuk Kecamatan Bayung Lencir dan 8 (delapan) desatermasuk di Kecamatan Lalan. Keberadaan desa-desa tersebut ada yangberada dalam wilayah KPHP, berbatasan ataupun berada di sekitarnya.Dari sejumlah desa yang wilayah administrasinya berbatasan/bersinggungan dengan kawasan KPHP Unit III LMM, terdapat beberapadesa yang berpengaruh besar dalam pengelolaan wilayah ini, yaitu DesaMangsang, Kepayang, Muara Medak, Muara Merang, Pulai Gading,Mendis, Mendis Jaya dan Karang Agung. Desa Mangsang dengan luaswilayah administrasi 120 Km2, merupakan desa dengan jumlah pendudukterbanyak, dengan jumlah dusun atau RT sebanyak 37, sedangkan DesaMendis dengan luas 308,71 Km2, merupakan desa dengan jumlah

penduduk paling sedikit, dengan jumlah dusun/RT sebanyak 11. Daftarluas dan jumlah penduduk dari setiap desa disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2.7. Jumlah dan Kepadatan Penduduk di dalam dan Sekitar KPHP

No Kecamatan/Desa

LuasWilayah(Km2)

JumlahPenduduk(Jiwa) / KK

KepadatanPendudukPer Km2

JumlahDusun/

RT

Rata-rataPenduduk/dusun/

RTKet

A. Bayung Lencir

1. Muara Merang 169,12 3.006 / 640 17,8 8 375,8 **

2. Mangsang 120,00 10.620 / 1.857 88,5 37 287,0 **

3. Pulai Gading 450,00 2.500 / 831 5,6 28 89,3 **

4. Muara Medak 655,00 7.200 / 1.300 10,9 28 257,1 **

5. Mendis 308,71 1.502 / 392 4,9 11 136,5 *

Page 42: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-19

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

No Kecamatan/Desa

LuasWilayah(Km2)

JumlahPenduduk(Jiwa) / KK

KepadatanPendudukPer Km2

JumlahDusun/

RT

Rata-rataPenduduk/dusun/

RTKet

6. Mendis Jaya 141,29 1.763 / 360 12,5 13 135,6 *

7. Berojaya Timur 20,00 3.673 / 972 183,7 27 136,0 *Tr

8. Beji Mulyo 39,00 3.320 / 850 85,1 7 474,3 *Tr

9. Margo Mulyo 39,00 1.853 / 515 47,5 18 102,9 *Tr

10. Pandan Sari 19,00 1.443 / 574 75,9 17 84,9 *Tr

11. Tampang Baru 82,00 1.701 / 516 20,7 5 340,2 *Tr

12. Kali Berau 530,00 2.119 / 679 3,9 15 141,3 *

13. Sindang Marga 120,00 1.235 / 312 10,3 4 308,8 *

14. Telang 75,00 1.250 / 308 16,7 5 250 *

15. Simpang Bayat 65,00 1.677 / 379 25,8 5 335,4 *

16. Bayung Lencir 320,00 7.042 / 1.761 22 27 260,8 *

17 Senawar Jaya 4.535 / 1.205 14,5 21 215,9 *

18 Sukajaya 5.216 / 1.399 15,2 23 226,8 *

19 Mekar Jaya 4.383 / 1.139 21,4 17 257,8 *

20 Kepayang 1.908 / 455 14,4 7 272,6 **

B. Lalan

1 Karang Agung 348,00 2.195 / 602 6,31 3 731,7 **

2 Ringin Agung 23,00 1.387 / 314 60,30 4 346,8 *Tr

3 Mekar Sari 15,00 868 / 175 57,87 4 217 *Tr

4 Mandala Sari 31,00 1.104 / 241 35,61 4 276 *Tr

Keterangan :

* : Wilayah Administrasi Berbatasan Langsung dengan HP Mangsang Mendis.** : Bersinggungan Langsung/berada di antara HP Lalan dan HP Mangsang MendisTr : Desa Transmigrasi

Sumber : BPS/Bappeda Kab. Musi Banyuasin 2009 (Kecamatan Dalam Angka 2008)

2). Kondisi Ekonomi

Sejak berlakunya UU Otonomi Daerah Kabupaten Musi Banyuasin,kawasan hutan produksi hutan rawa gambut di wilayah Kab. MusiBanyuasin menjadi salah satu sektor andalan bagi penerimaanPendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pembangunan Hutan TanamanIndustri (HTI) dan penggunaan kawasan hutan untuk kegiatanpertambangan dan perkebunan. Perekonomian masyarakat di dalam dansekitar wilayah KPHP Unit III LMM bersumber pada kegiatan perkayuan

Page 43: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-20

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

(penebang kayu, pekerja sawmill), pertanian dan perkebunan (petanikaret, sawit, sayur, ladang dan buruh tani), peternakan (ternak ayam,sapi, kambing dan perikanan), kerajinan dan pelayanan dan jasa. Namunsecara umum berdasarkan hasil survey tim BPKH bahwa sumberpenghasilan masyarakat bersumber dari pertanian dengan komoditasyang beragam seperti getah karet, kelapa sawit dan padi (Tabel 2.8),disamping itu terdapat juga hasil ternak dan barang-barang kerajinan.Sarana perekonomian seperti pasar umumnya ada pada hari-hari tertentu.Pedagang sebagian besar datang dari luar wilayah seperti Palembang,Sekayu dan Bayung Lencir atau kota kecamatan terdekat. Jenis matapencarian penduduk sangat beragam sebagaimana disajikan pada Tabel2.9.

Tabel 2.8. Sumber Penghasilan dari Setiap Desa Pada Wilayah KPHP UnitIII LMM

No Kecamatan / Desa Penghasilan Utama Komoditi

1 A. Bayung Lencir

1. Simpang Bayat Pertanian Karet2. Senawar Jaya Pertanian Karet3. Pulai Gading Pertanian Palawija4. Muara Medak Pertanian Kelapa Sawit5. Mendis Jaya Pertanian Karet6. Mendis Pertanian Karet

7. Mekar Jaya Pertanian Karet8. Kepayang Pertanian Kelapa Sawit9. Bayung Lencir Pertanian Karet10. Telang Pertanian Karet11. Tampang Baru Pertanian Karet12. Sindang Marga Pertanian Karet13. Simpang Tungkal Pertanian Karet14. Pandan Sari Pertanian Kelapa Sawit15. Muara Merang Pertanian Karet16. Margo Mulyo Pertanian Kelapa Sawit17. Kali Berau Pertanian Karet18. Mangsang Pertanian Palawija

2 B. Lalan

1. Sukajadi Pertanian Padi

2. Suka Makmur Pertanian Kelapa Sawit

3. Sri Gading Pertanian Padi

4. Mandala Sari Pertanian Padi

Page 44: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-21

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

5. Jaya Agung Pertanian Padi

6. Bumi Agung Pertanian Padi7. Bandar Agung Pertanian Padi8. Karang Agung Perdagangan, Rumah

Makan-

Tabel 2.9. Jenis Mata Pencaharian Penduduk di Wilayah KPHP Unit IIILMM

No Jenis Pekerjaan No Jenis Pekerjaan

1 Buruh PT. Perkebunan Sawit 13 Sopir KM/Speed

2 Petani Karet 14 Nelayan3 Petani Sawit 15 Peternak Kambing4 Buruh Tani 16 Pekerja Sawmill5 Membuat Arang 17 Sopir Mobil6 Peternak Ayam 18 Pencari Rotan7 Pedagang 19 Petani Padi8 Petani Sayur/Palawija 20 Pengojek9 Tukang Kayu 21 Guru

10 Peternak Sapi 22 Guru Ngaji11 Montir 23 Bidan Desa

12 Penebang Kayu 24 Tenaga Medis

Rata-rata kepemilikan lahan garapan (khususnya kebun karet) olehpenduduk di dalam dan sekitar wilayah KPHP Unit III LMM berkisar 0,5 –4 hektar, tumbuh di lahan milik di sekitar desa. Beberapa lokasi kebunkaret masyarakat digarap di talang-talang di dalam kawasan hutanproduksi. Namun lahan untuk pemukiman semuanya berada di luarkawasan hutan dengan status lahan bervariasi, ada yang sudahbersertifikat, ada yang masih girik (Letter C). Dari luasan lahan desatersebut, di bangun untuk pemukiman, lahan garapan kebun, dan lahangarapan sawah. Sistem pengairan yang digunakan dalam menggarapsawah pada umumnya tidak memakai sistem pengairan atau murnimengandalkan alam, walaupun terdata sudah ada yang melakukan teknikpengairan non teknis. Daftar status lahan pemukiman besertakeberadaannya terhadap kawasan hutan disajikan pada Tabel 2.10,sedangkan luasan teknik yang dipakai untuk pengairan sawah disajikanpada Tabel 2.11.

Page 45: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-22

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

Tabel 2.10. Status Lahan Pemukiman Penduduk Setiap Desa PadaWilayah KPHP Unit III LMM

No Desa Satus Lahan KondisiTopografi

KetinggianDPL (m)

Letakdengan

KawasanHutan

1 A. Bayung Lencir

1. Simpang Bayat Sertifikat Hak Milik (SHM) Daratan 127

DiluarKawasan

Hutan

2. Senawar Jaya Girik (Letter C) Daratan 123. Pulai Gading Sertifikat Hak Milik (SHM) Daratan 127

4. Muara Medak Sertifikat Hak Milik (SHM) Daratan 155. Mendis Jaya Sertifikat Hak Milik (SHM) Daratan 21

6. Mendis Sertifikat Hak Milik (SHM) Daratan 187. Mekar Jaya Girik (Letter C) Daratan 12

8. Kepayang Sertifikat Hak Milik (SHM) Daratan 15

9. Bayung Lencir Sertifikat Hak Milik (SHM) Daratan 15

10. Telang Girik (Letter C) Daratan 2711. Tampang Baru Sertifikat Hak Milik (SHM) Daratan 60

12. Sindang Marga Girik (Letter C) Daratan 1013. Simpang Tungkal Akte Jual Beli Daratan 1614. Pandan Sari Sertifikat Hak Milik (SHM) Daratan 12015. Muara Merang Sertifikat Hak Milik (SHM) Daratan 15

16. Margo Mulyo Sertifikat Hak Milik (SHM) Daratan 12717. Kali Berau Sertifikat Hak Milik (SHM) Daratan 18

18. Mangsang Girik (Letter C) Daratan 15

2 B. Lalan

1. Sukajadi Sertifikat Hak Milik (SHM) Daratan 4

DiLuarKawasan

Hutan

2. Suka Makmur Sertifikat Hak Milik (SHM) Daratan 13. Sri Gading Sertifikat Hak Milik (SHM) Daratan 44. Mandala Sari Sertifikat Hak Milik (SHM) Daratan 25. Jaya Agung Sertifikat Hak Milik (SHM) Daratan 3

6. Bumi Agung Sertifikat Hak Milik (SHM) Daratan 47. Bandar Agung Sertifikat Hak Milik (SHM) Daratan 38. Karang Agung Sertifikat Hak Guna

Bangunan (HGB)Daratan 4

Page 46: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-23

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

Tabel 2.11. Luas Penggunaan Lahan dari Setiap Desa Pada Wilayah KPHP UnitIII LMM

No Desa Luas DesaLuas Lahan Pertanian Sawah

BerpengairanTeknis

BerpengairanNon Teknis

TidakBerpengairan

1 A. Bayung Lencir

1. Simpang Bayat 73.785.52 0 0 02. Senawar Jaya 50.489.46 0 0 03. Pulai Gading 95.213.27 0 0 04. Muara Medak 87.966.97 0 0 05. Mendis Jaya 12.300.19 0 0 10616. Mendis 35.653.9 0 0 2507. Mekar Jaya 29.757.25 0 0 08. Kepayang 14.563.35 0 0 31199. Bayung Lencir 36.010.79 0 0 110410. Telang 22.195.64 0 0 011. Tampang Baru 27.412.42 0 0 012. Sindang Marga 29.245.27 0 0 013. Simpang Tungkal 34.575.09 0 0 150014. Pandan Sari 4.287.10 0 0 015. Muara Merang 10.8247.20 0 0 016. Margo Mulyo 8.398.44 0 0 017. Kali Berau 55.737.20 0 0 018. Mangsang 76.415.59 0 0 369

2 B. Lalan1. Sukajadi 3.284.49 0 701 02. Suka Makmur 7.280.36 0 0 03. Sri Gading 5.114.26 0 1163 04. Mandala Sari 4.857.49 0 2196 05. Jaya Agung 5.436.25 0 2565 06. Bumi Agung 2.276.46 0 2702 07. Bandar Agung 3.346.58 0 2053 08. Karang Agung 65.824.63 0 1530 0

Pada umumnya, hasil berupa getah karet dikumpulkan untukkemudian dijual kepada pengumpul lokal di desa setempat, selanjutnyapengumpul lokal akan menjual getah kepada pengumpul di luar desadengan harga jauh lebih tinggi. Pertanian intensif pada dasarnya bukan

merupakan pilihan bagi penduduk di sekitar wilayah ini karena padaumumnya kualitas lahan gambut yang kurang subur. Di beberapa desa,memelihara atau beternak ikan juga bukan pilihan bagi penduduksetempat karena kualitas air sungai dan air parit bersifat asam, tidakcocok untuk ikan.

Page 47: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-24

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

Tingkat pendapatan masyarakat desa di dalam dan sekitar wilayahKPHP Unit III LMM sangat bervariasi. Berdasarkan uji petik dari dua desadi Desa Muara Merang dan Desa Kepayang, tingkat pendapatanmasyarakat didominasi oleh kelompok berpenghasilan antara 6–12juta/tahun, yakni berkisar antara 45–50%. Kelompok berpenghasilankurang dari 6 juta/tahun berkisar antara 15–25%. Sedangkan kelompokberpenghasilan diatas 12 juta/tahun mencapai 25–40%.

3). Kondisi Sosial Budaya

Keadaan penduduk desa di wilayah ini tergolong heterogen, padaumumnya penduduk adalah pendatang yang berasal dari berbagaikabupaten dalam wilayah provinsi Sumatera Selatan, yaitu dari KabupatenOgan Komering Ilir, Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Musi Rawas, KotaPalembang dan suku lainnya seperti dari Pulau Jawa, Provinsi Jambi danProvinsi Sumatera Utara. Dari sisi administrasi kependudukan, masihbanyak ditemukan penduduk pendatang di dalam wilayah desa yang tidakterdaftar sebagai penduduk desa setempat. Kondisi sosial budayamasyarakat di dalam dan sekitar KPHP Lalan 95% adalah etnis Melayu,yakni dari pengaruh budaya Banyuasin, Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir,

Musi Banyuasin, Musi Rawas, Palembang, Jambi dan Medan. Sedangkanmasyarakat lainnya berasal dari suku Jawa dan Bali. Adat istiadat yangada di beberapa desa di wilayah KPHP Unit III LMM ini sama halnyadengan adat istiadat yang berlaku bagi masyarakat Sumatera Selatanpada umumnya. Prosesi adat dilakukan hanya pada saat pernikahan,kelahiran anak, upacara kematian, dan dalam memecahkan konflikwarga. Adat istiadat masyarakat di daerah ini dipengaruhi oleh hukumIslam.

4). Pendidikan

Sarana pendidikan yang ada di setiap desa terdiri dari Tamankanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama(SMP), Sekolah Menengah Umum (SMU), Pondok Pesantren (Ponpes) dan

Page 48: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-25

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

Madrasah. Sebaran dan jumlah sekolah-sekolah tersebut dari setiap desadiuraikan pada tabel berikut.Tabel 2.12. Sarana dan Prasarana Pendidikan di Setiap Desa Pada Wilayah

KPHP Unit III LMMNo Desa Tk SD SMP SMU Ponpes Madrasah

1. A. Bayung Lencir

1. Simpang Bayat 0 4 0 0 0 02. Senawar Jaya 1 3 1 0 1 13. Pulai Gading 1 3 1 0 0 04. Muara Medak 0 2 0 0 0 05. Mendis Jaya 0 1 0 0 0 06. Mendis 0 1 0 0 0 07. Mekar Jaya 1 2 0 1 0 08. Kepayang 0 1 0 0 0 09. Bayung Lencir 1 5 2 1 1 110. Telang 0 1 0 0 0 011. Tampang Baru 0 1 0 0 0 012. Sindang Marga 0 1 0 0 0 013. Simpang Tungkal 2 4 1 0 3 014. Pandan Sari 0 1 1 0 0 015. Muara Merang 0 3 1 0 0 016. Margo Mulyo 3 2 0 0 0 017. Kali Berau 0 1 0 0 0 018. Mangsang 1 5 0 0 0 0

2. B. Lalan

1. Sukajadi 0 1 0 0 0 02. Suka Makmur 0 1 0 0 0 03. Sri Gading 0 1 0 0 0 04. Mandala Sari 1 1 0 0 0 05. Jaya Agung 0 1 0 0 0 06. Bumi Agung 1 2 1 0 0 17. Bandar Agung 1 1 1 1 0 08. Karang Agung 0 1 1 0 0 0

5). Kesehatan

Fasilitas kesehatan yang terdapat di wilayah desa sekitar hanyaterdapat di Desa Bayung Lencir. Adapun di desa-desa yang lainnya berupa

Poskesdes dan Pustu. Sumber air minum yang digunakan ada yang sudahmenggunakan sumur, namun masih juga terdapat yang masihmenggunakan air sungai, danau dan air hujan. Untuk menunjang

Page 49: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-26

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

pengadaan sumber air minum masyarakat, sudah ada yang memanfaatkanjasa penjualan air minum/air kemasan. Berikut disajikan daftar saranakesehatan dan sumber air minum yang digunakan masyarakat.Tabel 2.13. Sarana Kesehatan dan Kesehatan Lingkungan dari Setiap Desa

Pada Wilayah KPHP Unit III LMM

No Kecamatan /Desa Puskesmas Sumber Air Minum Fasilitas Jual beliair minum

A Bayung Lencir

1. Simpang Bayat Tidak Sumur Ada2. Senawar Jaya Tidak Sumur Tidak3. Pulai Gading Tidak Sumur Ada4. Muara Medak Tidak Sumur Tidak5. Mendis Jaya Tidak Sumur Tidak6. Mendis Tidak Sumur Tidak7. Mekar Jaya Tidak Sumur Tidak8. Kepayang Tidak Sungai/danau Tidak9. Bayung Lencir Ada PAM/air dlm kemasan Tidak10. Telang Tidak Sumur Ada11. Tampang Baru Tidak Sumur Ada12. Sindang Marga Tidak Sumur Tidak13. Simpang Tungkal Tidak Sumur Ada14. Pandan Sari Tidak Sumur Ada15. Muara Merang Tidak Sumur Tidak16. Margo Mulyo Tidak Sumur Ada17. Kali Berau Tidak Sumur Tidak18. Mangsang Tidak Sumur Tidak

B. Lalan

1. Sukajadi Tidak Air Hujan Ada2. Suka Makmur Tidak Air Hujan Tidak3. Sri Gading Tidak Air Hujan Tidak4. Mandala Sari Tidak Air Hujan Ada5. Jaya Agung Tidak Air Hujan Tidak6. Bumi Agung Tidak Air Hujan Ada7. Bandar Agung Tidak Air Hujan Tidak8. Karang Agung Tidak Air Hujan Ada

a. Keberadaan Masyarakat Hukum Adat

Pengertian masyarakat adat yang berdasarkan hasil KongresMasyarakat Adat Nasional I yang dikemukakan oleh Moniaga (2004), yaitu

kelompok masyarakat yang memiliki asal usul leluhur (secara turuntemurun) di wilayah geografis tertentu serta memiliki sistem nilai, ideologi,ekonomi, politik, budaya, sosial dan wilayah sendiri, sedangkan menurut

Page 50: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-27

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

AMAN mengemukaan bahwa masyarakat adat adalah Komunitas-komunitasyang hidup berdasarkan asal-usul leluhur secara turun-temurun di atassuatu wilayah adat, yang memiliki kedaulatan atas tanah dan kekayaanalam, kehidupan sosial budaya yang diatur oleh Hukum adat dan Lembagaadat yang mengelola keberlangsungan kehidupan masyarakatnya.

Berdasarkan pengertian tersebut, masyarakat yang berada di dalamdan sekitar KPHP Unit III LMM tidak terdapat masyarakat adat. Masyarakatyang ada merupakan masyarakat gabungan dari berbagai etnis yang ada diSumatera Selatan, luar Sumatera Selatan, Jawa dan etnis lainnya. Disamping itu banyak desa yang merupakan daerah transmigrasi yangmerupakan masyarakat pendatang. Secara etnis, lebih banyak etnismelayu ditambah dengan warga transmigrasi Jawa dan Bali.

2.4. Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutana. Izin-Izin dan Pencadangan Pemanfaatan Hutan

Pemanfaatan hutan merupakan kegiatan untuk memanfaatkankawasan hutan berupa pemanfaatan hasil hutan kayu, hasil hutan bukankayu, memanfaatkan jasa lingkungan, serta memungut hasil hutan kayudan bukan kayu secara optimal dan adil untuk kesejahteraan masyarakat

dengan tetap menjaga kelestariannya. Pemanfaatan hutan dalam wilayahKPHP Unit III Lalan Mangsang Mendis berupa pemanfaatan hutanproduksi dengan mengatur kelestarian hasil yang semaksimal mungkinmelibatkan masyarakat. Berdasarkan fungsi kawasan hutan, wilayahKPHP Lalan Mangsang Mendis merupakan Hutan Produksi Tetap (HP),selanjutnya dibagi menjadi beberapa peruntukkan pemanfaatan wilayahhutan antara IUPHHK-HA, IUPHHK-HT, Hutan Desa dan Hutan TanamanRakyat (HTR) dan IUPHHK-Restorasi.

1). Hutan Tanaman Industri (HTI)Dari luasan KPHP Unit III LMM ±259.940,00 ha, sebanyak

±182.450 Ha atau (68,60 %) telah dibebani ijin pemanfaatan hasil hutan

Page 51: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-28

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

dan sisanya ± 83.503 (31,40) telah dimohon untuk berbagai tujuanpemanfaatan baik untuk pengelolaan Hutan Alam, HTI, HTR, ataupun HD.Sampai saat ini tercatat ada 9 perusahaan HTI dengan izin IUPHHK-HTantara lain PT. Rimba Hutani Mas (RHM), PT. Bumi Persada Permai (BPP),PT. Sumber Hijau Permai (SHP), PT. Pakerin, PT. Rickym Mas Jaya (RMJ),PT. Tiesco Cahaya Pertiwi (TCP), PT. Tunas Harapan Pratama (THP), danPT. Wahana Lestari Makmur Sukses. Lebih terperinci keberadaanIUPHHK-HTI tersebut disajikan pada (tabel 2.14).

Pemanfaatan ruang kawasan KPHP Unit III LMM yang dominanadalah untuk IUPHHK-HTI. Dari data yang ada di Dinas KehutananKabupaten Musi Banyuasin, tercatat 5 pemegang IUPHHK-HTI denganluas konsesi keseluruhan mencapai ± 120.020 Ha atau 45,19 % dari luaswilayah KPHP, dengan perincian sebanyak ± 96.060 Ha (36,11 %) berupaIUPHHK-HT aktif dan ± 24.140 IUPHHK-HT Baru (akhir 2009). Selamatahun 2009, Kementerian Kehutanan telah merespon dua permohonanIUPHHK-HTI baru, yaitu IUPHHK-HTI a.n. PT. Tunas Hutan Pratamadengan SK Nomor SK.673/MENHUT-II/2009 tanggal 15 Oktober 2009dengan luas yang disetujui ±10.130 Ha dan IUPHHK HTI a.n. PT. WahanaLestari Makmur Sukses (WLMS) dengan SK Nomor SK.484/MENHUT-

II/2009 tanggal 19 Agustus 2009 dengan luas yang disetujui ± 14.010 Ha.Tabel 2.14. Daftar Pemegang IUPHHK-HTI di KPHP Unit III LMM

No. Pemegang ijin SK Menhut Luas Ijin (Ha) Keterangan

1 PT. Rimba HutaniMas (RHM)

SK. Menhut No. SK.90/Menhut-II/2007 tgl. 22 Maret2007

Total : ± 67.100Lalan : ± 55.150Mrt : ± 11.980

IUPHHK-HTIAktif

2 PT. Bumi PersadaPermai (BPP)

SK Pembaharuan IUPHHK-HTMenhut No. SK.337/Menhut-II/2004; 7 september 2004

Total : ± 59.345Mendis : ± 24.410Selaro : ± 34.935

IUPHHK-HTIAktif

3 PT. Sumber HijauPermai (SHP)

SK Pembaharuan IUPHHK-HTMenhut SK. 29/Menhut-II/2006tgl. 13 Feb 2006

Total :Byg.Lencir: ± 30.040LMM: 5.100

IUPHHK-HTIAktif

4 PT. WahanaLestari MakmurSukses (WLMS)

No. 484/MENHUT-II/2009Tgl. 19 Agustus 2009

Total : ± 14.010 IUPHHK-HTIAktif Kab. MusiBanyuasin 4.000Ha Kab.Banyuasin26.040 Ha

Page 52: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-29

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

No. Pemegang ijin SK Menhut Luas Ijin (Ha) Keterangan

5 PT. Tunas HutanPratama

No. 673/Menhut-II/2009Tgl. 15 Oktober 2009

Total :Lalan : ± 10.130

IUPHHK-HTIBaru

6 PT. Pakerin SK. IUPHHK-HTI yangditerbitkan oleh Bupati MusiBanyuasin No.500/1168/IV/20023 Juni 2002

Total : ± 43.380Di HP. Lalan ± 11.982

Prosespemindahanhak

7 PT. Tiesco CahayaPertiwi

SK. IUPHHK-HTI yangditerbitkan oleh Bupati MusiBanyuasin No.500/1168/IV/20023 Juni 2002

4.800 IUPHHK-HTIBaru

8 PT.Rictym MasJaya

8.082 Dalam prosesperizinan

Sumber : Dinas Kehutanan Musi Banyuasin, 2013 (diolah)

2). IUPHHK Hutan Alam dan Jasa LingkunganSelain dimanfaatkan untuk pembangunan hutan tanaman industri,

kawasan KPHP Unit III LMM juga dimanfaatkan untuk pengelolaan hutanalam dalam bentuk IUPHHK-HA. sebanyak ± 56.000 Ha (21,06 %) atasnama PT. Bumi Pratama Usaha Jaya (BPUJ) dan IUPHHK-Restorasisebagai fungsi penyimpanan carbon atas nama PT. Global Alam Lestariseluas 22.280 ha.

3). Hutan DesaPemerintah Kabupaten Musi Banyuasin juga telah mengalokasikan

kawasan hutan untuk pemanfaatan berbasis masyarakat yaitupermohonan penetapan Hutan Desa (HD) seluas ± 17.200 Ha untuk DesaMuara Medak dan Desa Kepayang serta HTR seluas ± 16.802 Ha keMenteri Kehutanan. Pada awal tahun 2010 Kementerian Kehutanan telahmenetapkan usulan dari Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin melaluisurat No.522/1452/Kehut/2009 tanggal 18 Mei 2009 tentang Hutan DesaMerang menjadi Lokasi HD dengan SK. Menteri Kehutanan No.54/Menhut-II/2010 tanggal 21 Januari 2010 dengan luas ± 7.250 Ha. HDini nantinya akan dikelola sesuai dengan ketentuan pemanfaatan yang

Page 53: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-30

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

berlaku oleh Lembaga Desa dengan pendampingan dari berbagaiLembaga Masyarakat dan lembaga lainnya yang tidak mengikat.

4). Hutan Tanaman Rakyat (HTR)Dalam rangka merealisasikan partsipasi masyarakat dalam

pengelolaan hutan pada tahun 2009, Kabupaten Musi Banyuasinmengusulkan adanya HTR dengan nomor surat usulan Bupati MusiBanyuasin No. 522/3205/Kehut/2009 tanggal 31 Desember 2009 seluas16.802 ha (KPHP Unit III LMM, 9.278 ha). Data HD dan HTR dapat dilihatpada tabel berikut.

Tabel 2.15. Daftar Pemanfaatan Pemberdayaan

No.Jenis

Pemanfaatan

NamaLembagaPengelola

Rekomendasi SK Menhut Luas(Ha) Keterangan

1 Hutan Desa Hutan DesaMuaraMerang

No.54/Menhut-II2010 Tgl. 21Januari 2010

7.250

2 Hutan Desa Hutan DesaMuara Medak

Usulan Bupati MusiBanyuasinNo.522/2235/Kehut/2010 tgl 25 Januari2010

4.248 Luas usulan10.900

3 Hutan Desa Hutan DesaKepahyang

No.573/Menhut-II 2010 Tgl. 23Agustus 2013

5.170

4 HutanTanamanRakyat

HTR Usulan Bupati MusiBanyuasinNo.522/3205/Kehut/2009 tgl 31 Des.2009.

9.279 Prosesperijinan

Sumber : Dinas Kehutanan Musi Banyuasin, 2013 (diolah)

b. Izin-Izin dan Pencadangan Penggunaan Kawasan Hutan

Penggunaan wilayah hutan merupakan penggunaan untuk

kepentingan pembangunan diluar kehutanan tanpa mengubah status danfungsi pokok kawasan hutan. Dari keseluruhan wilayah hutan KPHP UnitIII LMM terdapat beberapa kegiatan yang bukan kegiatan kehutananantara lain pertambangan minyak dan gas oleh JOB Pertamina AmeradaHESS Jambi-Merang dan NV. Tately. Selain migas terdapat juga

Page 54: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-31

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

pertambangan batubara baik yang sudah produksi/exploitasi ataupun barutahap ekplorasi dan penyilidikan umum. Berdasarkan data dari DinasPertambangan dan Energi Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2009,diketahui bahwa pada kawasan HP Lalan dan HP. Mangsang Mendis telahditerbitkan ijin Bupati Musi Banyuasin dan Departemen ESDM untukkegiatan Pertambangan Batubara, berupa ijin Penyelidikan Umum /eksplorasi dan eksploitasi (Tabel 2.16. dan Gambar 2.1).

Gambar 2.1. Peta Pemegang KP/IUP Pertambangan di KPHP Unit III LMM

Tabel 2.16. Pemegang KP/IUP di KPHP Unit III LMM

No Pemegang KP/IUP Luas (ha) Status Kegiatan

1 PT. Manggala Alam Lestari 4,550 Produksi

2 PT. Buana Bara Ekapratama 13,680 Eksplorasi

4,974 Produksi

3 PT. Titan Prawira Sriwijaya 8,712 Eksplorasi

4 PT. Sumatera Sumber Energi A. 13,910 Eksplorasi

5 PT. Musi Banyuasin Tambang

Batubara A.

13,450 Eksplorasi

6 PT. Putra Musi Banyuasin Coal 16,235.3 Eksplorasi

Page 55: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-32

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

No Pemegang KP/IUP Luas (ha) Status Kegiatan

7 PT. Primaraya Energi 19,710 Eksplorasi

8 PT. Sumatera Resources 20,000 Eksplorasi

9 PT. Intiperdana Bumitirta 19,950 Penyelidikan Umum

10 PT. Lapindo Bumi Mineral 19.310 Penyelidikan Umum

11 PT. Multi Guna Energy 19.500 Penyelidikan Umum

12 PT. Nusa Indah Pratama 4.517 Eksploitasi

13 PT. Bumi Perdana Sempurna 18.290 Penyelidikan Umum

14 PT. Cahaya Indah Nusa Pratama 11.740 Ekploitasi

15 PT. Lapindo Bumi Mineral 19,310 Penyelidikan Umum

16 PT. Mentari Naluri Sejahtera 19,700 Penyelidikan Umum

Sumber : Dinas Pertambangan Musi Banyuasin, 2012 (diolah)

2.5. Posisi Areal Kerja Dalam Tata Ruang Wilayah dan Pembangunan Daeraha) Posisi Areal KPH Dalam Perspektif Tata Ruang

Peran strategis KPHP Unit III LMM dalam tata ruang ProvinsiSumatera Selatan diarahkan pada upaya untuk memanfaatkan ruangberserta sumber daya hutan,baik dengan cara tebang pilih maupun tebanghabis permudaan buatan dan tanaman untuk menghasilkan hasil hutanbagi kepentingan negara, masyarakat, industri, dan ekspor dengan tetapmenjaga kelestarian lingkungan dan dan keanekaragaman hayati. Sebagianbesar kawasan di dalam KPHP Unit III LMM berstatus hutan produksisehingga pola pemanfaatannya diarahkan sebagai kawasan budidaya.Untuk sebagian kawasan di dalam KPHP Unit III LMM yang merupakan

kawasan bergambut maka pola pemanfaatan diarahkan untuk pemantapankawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan yang ada dibawahnya. Selain itu, sebagian kawasan merupakan areal perlindunganbuaya Senyulong yang luasnya sekitar 13.872 ha. (RTRW Sumsel, 2008).

b) Posisi Areal KPH Dalam Pembangunan Daerah

KPHP Unit III LMM memiliki peran penting dalam pembangunandaerah. Dalam sektor kehutanan KPHP Unit III LMM diharapkan dapat

Page 56: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-33

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

menunjang pembangunan jangka panjang Sumatera Selatan (2008-2025)melalui peningkatan pemanfaatan sumber daya alam guna penyediaansumberdaya energi dan pangan yang berkelanjutan. Selain itu keberadaanKPHP Unit III LMM juga diharapkan dapat mendukung pembangunanjangka menengah Sumatera Selatan (2008-2013) sebagai bagian dariupaya (i) Membangun pertanian terutama pangan dan perkebunan berskalateknis dan ekonomis dengan infrastruktur yang cukup dan penerapanteknologi tepat guna dan (ii) Membangun industri pengolahan danmanufaktur yang berdaya saing global dengan menciptakan nilai tambahpotensial yang proporsional dengan memperkokoh kemitraan hulu-hilir,serta industri kecil, menengah, dan besar.

Sebagai bagian dari sub-sektor kehutanan, KPHP Unit III LMMdiharapkan dapat menunjang pembangunan Kabupaten Musi Banyuasin.

Sub sektor kehutanan di Kabupaten Musi Banyuasin merupakan sektorbasis. Selain itu sebagai sub sektor kehutanan berkontribusi terhadapperekonomian dengan menepati urutan ke-6 dari semua sub sektor danurutan ke-3 pada sektor pertanian. Dalam rangka perlindungan dankonservasi sumberdaya alam maka pengembangannya diarahkan untukdapat bersinergi dengan sektor industri dalam rangka pengembanganhutan tanaman industri (RPJPD Musi Banyuasin 2005-2025). Untukmendukung sub sektor kehutanan telah dilakukan pemanfaatansumberdaya hutan melalui pembinaan terhadap masyarakat di sekitarhutan agar membuka hutan dan membangun hutan secara lestari danberkelanjutan. Lahan hutan yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin telahmenghasilkan berbagai jenis produksi kehutanan, seperti kayu dan rotan.Produksi kayu, antara lain kayu meranti mencapai 473,25 M3 dan rotanmencapai 97.166 batang atau 685,20 ton. Selain itu, terdapat pula produksikayu indah dan kayu racuk, masing-masing produksinya adalah 7,15 M3dan 23.150 batang (RPJMD Musi Banyuasin 2007-2012).

Page 57: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-34

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

2.6. Isu Strategis Kendala dan PermasalahanBeberapa permasalahan yang muncul yang merupakan ganggunan,

tantangan dan kendala dalam pengelolaan antara lain.

a). Tingkat Kekritisan Lahan Kawasan Hutan

Berdasarkan hasil analisis data tabular dan spasial, tingkat, lokasi,dan luas lahan kritis pada kawasan KPHP Unit III LMM terdiri dari 5 (lima)klasifikasi lahan kritis dimulai dari level tidak kritis sampai sangat kritis.Luasan kekritisan dan presentasinya tahun 2007 dapat dilihat pada tabel(2.17), sedangkan tahun 2010 (Tabel 2.18).

Tabel 2.17. Tingkat dan Luas Lahan Kritis di KPHP Unit III LMM tahun2007

No. Tingkat Kekritisan Luas (ha) Persentasi (%)

1 Tidak kritis 60,589 22,78

2 Agak lritis 24,584 9,24

3 Potensial Kritis 122,633 46,11

4 Kritis 57,566 21,65

5 Sangat Kritis 582,000 0,22

Tabel 2.18. Tingkat dan Luas Lahan Kritis di KPHP Unit III LMM tahun2010

No. Tingkat Kekritisan Luas (ha) Persentasi (%)

1 Tidak kritis 80.792,60 30,38

2 Agak lritis 100.469,96 37,77

3 Potensial Kritis 29.472,90 11,08

4 Kritis 54.614,74 20,53

5 Sangat Kritis 622,71 0,23

Kondisi ini mengindikasikan adanya ancaman terjadinya lahan kritishingga sangat kritis apabila tidak segera dilakukan rehabilitasi dan reklamasi.Untuk itu upaya rehabilitasi dan reklamasi perlu diprioritaskan pada lahan-lahan hutan yang sangat kritis dan/atau kritis serta potensial kritis.

Page 58: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-35

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

b). Tingkat Kerawanan Kebakaran Hutan dan Lahan

Tingkat kerawanan terhadap kebakaran hutan dan lahan dapatdianalisa dari kondisi fisik lahan hutan dan tekanan kawasan hutan darigangguan alam maupun kegiatan manusia. Berdasarkan ketersediaan dataspasial dan tabular yang ada diketahui lebih dari 30% dari luas kawasanKPHP Unit III LMM masuk dalam kategori rawan. Selebihnya termasuk padalevel rendah, sedang dan sangat rawan. Yang paling luas adalah yangberpotensi sedang. Hal ini tetap harus menjadi perhatian karena kalau tidakdikelola akan berpotensi menjadi rawan. Secara terperinci luasan potensikebakaran disajikan pada (tabel 2.19).

Cukup besarnya kawasan KPHP Unit III LMM yang termasuk dalam kelaskerawanan kebakaran hutan dan lahan terutama disebabkan oleh banyaknyalahan gambut yang ada di dalam kawasan. Ada puluhan kubah gambut yangterbentuk dan tersebar di dalam kawasan KPHP Unit III LMM dimana salahsatunya merupakan kubah gambut terbesar yaitu Kubah Gambut Merangyang mencapai luasan lebih dari dua ratus ribu hektar.

Tabel 2.19. Kelas Kerawanan Kebakaran Hutan dan Lahan di KPHP Unit IIILMM

No. Tingkat Kerawanan KarhutlahLuas

(ha) (%)

1 Rendah rawan 67,421 25,35

2 Sedang 108,719 40,88

3 Rawan 83,680 31,46

4 Sangat rawan 6,133 2,31

Total 265,953 100,00

Sumber : Hasil Analisis

c). Tingkat Kerawanan Penebangan Liar

Permasalahan penebangan liar atau ilegal logging hampir terjadi disetiap wilayah hutan di Indonesia. Khususnya di wilayah KPHP Unit III LMM

Page 59: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-36

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

juga merupakan permasalahan yang tak berkesudahan, terlebih lagi HRGMerang Kepahyang mempunyai potensi yang tinggi terjadinyakeberlangsungan penebangan liar karena didukung dengan akses yangmudah dan terdapat banyak penampungan kayu berupa Sawmill yang ada disepanjang Sungai Lalan.

Berdasarkan hasil penelitian Yuningsih (2009), terdapat tiga sungaiutama yang menjadi akses pengangkutan kayu hasil penebangan liar diwilayah hutan rawa gambut Merang Kepahyang. Daya tebang 1 - 2pohon/orang/hari (mencapai 0,5 - 1 m3/hari). Satu kelompok penebangterdiri dari 3- 4 orang, berarti volume tebang dapat mencapai 1,5 m3 - 4m3/hari atau rata-rata 3 m3 /hari/kelompok tebang. Dengan luas arealpenebangan rata-rata 10 ha/bulan/kelompok tebang, maka volume kayuyang dapat ditebang menjadi 70 – 100 m3/bulan/kelompok tebang, sehinggadapat diprediksi dalam satu periode tebang (±3 bulan) dapat mengeluarkankayu sebesar 94.500 m3 - 135.000 m3 kayu bulat dan 54.000 m3 - 72.000 m3

kayu balok.Dengan kemampuan eksploitasi sebesar 10 ha/bulan/kelompok tebang,

apabila paling sedikit 300 orang (± 75 kelompok) yang melakukanpenebangan berarti areal yang mengalami deforestasi sebesar 750

hektar/bulan/sungai. Akses menuju kawasan MRPP umumnya dilakukanmelalui 3 sungai yaitu Buring, Tembesu daro dan Kepayang yang berarti2.000 hektar lebih per bulan. Untuk satu priode tebang yang waktuefektifnya adalah 6 bulan menjadi 12.000 hektar lebih. Pada areal MRPPyang luasnya 24.000 hektar apabila tidak cepat dilakukan tindakan, makadalam 2 priode tebang atau paling lama 2 tahun seluruh areal MRPP akanmengalami degradasi.

Para pihak yang yang terlibat dalam Jaringan illegal logging di kawasanhutan produksi terbatas terdiri dari kelompok penebang, penghanyut/pengawal kayu, koordinator penebang, pemilik parit/pemilik modal yangsebagian mempunyai sawmil, pemilik sawmil, oknum aparat keamanan di

Page 60: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-37

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

sungai, cukong kayu di daerah penadahan kayu, Depot-depot kayu di dalamkabupaten atau luar kabupaten, atau provinsi lain.

Atas dasar itulah sehingga penanganan penebangan liar harus menjadiperhatian yang serius yang didukung dengan sarana dan prasarana yangmemadai. Selain itu diperlukan adanya kerjasama beberapa pihak terkaitdalam pengendaliannya sebagaimana yang diinstruksikan oleh presiden RIpada Inpres No.4 Tahun 2005. Secara hukum, perlu diberikan tindakan dansanksi yang tegas kepada para pelaku illegal logging. Selanjutnya pelakuillegal logging atau mantannya perlu diberikan pembinaan spritual.

d). Tingkat Kerawanan Perambahan Lahan

Saat ini dimana-mana, di hampir seluruh nusantara terdapatpermasalahan kehutanan yaitu penguasaan lahan oleh masyarakat baikdijadikan perkebunan ataupun pemukiman. Hal ini, bisa dikatakan sebagaisuatu proses yang alami dimana semakin tahun jumlah penduduk semakinmeningkat baik di perkotaan, di pedesaan ataupun masyarakat yang ada disekitar hutan. Adanya pertambahan penduduk ini menimbulkan peningkatankebutuhan akan pangan, sandang dan papan, sehingga perlu perluasanlahan untuk pemukiman maupun lahan untuk garapan pertanian danperkebunan. Sehingga untuk menyikapi hal tersebut, pemerintah sudah

banyak menggulirkan peraturan pemanfaatan hutan dengan skemapemberdayaan masyarakat seperti Hutan Kemasyarakatan (HKm), HTR, danHD. Namun dalam hal ini belum secara keseluruhan direspon olehmasyarakat. Selain itu banyak para pengamat kehutanan mengatakan bahwahal ini terjadi karena adanya kekeliruan dari kebijakan. Tidak sedikitkejadian yang berawal dari penguasaan lahan hutan oleh masyarakatberujung perselisihan antara masyarakat-perusahaan dan juga pemerintahsehingga menjadi permasalahan konflik yang tak berkesudahan. Khususnyadi Wilayah KPHP Unit III LMM, ada beberapa pemilik izin yang tidak aktifmelaksanakan operasional pengelolaan hutan sehingga membuka peluangterjadinya perambahan hutan.

Page 61: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Deskripsi Kawasan

II-38

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

e). Keberadaan dan Komitmen Pemegang Izin

Berdasarkan hasil penelahaan dan inventarisir data pengelolaan lahan,terdapat beberapa wilayah hutan yang sudah diberikan izin, namun tidakdilakukan pengelolaan secara efektif oleh pemegang izin. Beberapa kegiatanseperti nyata dalam pembangunan hutan seperti pembukaan wilayah,pembinaan tegakan, pemeliharaan dan produksi tidak terlihat. Dalamkaitannya dengan manajemen kawasan sebagai unit kelola terintegrasidiperlukan beberapa strategi dalam aspek manajerial yang perludilaksanakan secara bersama dengan semua pihak terkait sehingga aspekbina bangun kawasan sebagai kesatuan dimensi manajerial lebih terkoordinirdan mempunyai nilai tambah (added-value) baik dalam efesiensi biayamapun optimalisasi hasil. Komitmen dan koordinasi dalam pembangunankehutanan tersebut menjadi arti penting dimana dalam beberapa aspekperlindungan, aksesibilitas kawasan serta pemberdayaan masyarakat lebihoptimal.

Ketimpangan yang terjadi sebagai dampak dari tidak efektifnyaoperasional pihak pengelola kawasan telah memberikan dampak negatifterutama dalam kecenderungan kerawanan antara lain kebakaran, illegallogging dan tingginya gangguang keamanan kawasan yaitu secara tidak

langsung telah menimbulkan dampak terbukanya akses dan peluang pihakpihak yang tidak bertanggung jawab yang akhirnya menjadikan kawasansebagai sumber pelanggaran hukum. Pada akhirnya mengakibatkanmenurunnya stabilitas kawasan dan memunculkan potensi konflik.

Page 62: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Arah Kebijakan KPH dan Visi Misi Pengelolaan Hutan

III-1

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

BAB IIIARAH KEBIJAKAN KPH DAN VISI MISI PENGELOLAAN HUTAN

Secara kelembagaan KPHP Model Unit III Lalan Mangsang Mendismerupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin,sehingga arah strategis pembangunan KPH perlu sejalan dengan arahstrategis pembangunan wilayah/daerah. Demikian halnya dengan tujuanpengembangan KPH perlu diselaraskan dengan tujuan pengembanganwilayah kabupaten Musi Banyuasin dan Dinas Kehutanan Kabupaten MusiBanyuasin. Dengan demikian berarti harus merujuk pada rencanapembangunan daerah kabupaten. Rencana pembangunan daerah inimeliputi rencana jangka panjang (20 tahun) dan rencana jangka menengah(5 tahun).

3.1 Arah Strategis Pembangunan Daerah

Arah strategis KPHP Unit III LMM ini dapat disesuaiakan dengan hasilanalisis terhadap arah, strategis, sasaran utama, dan tujuan utama daripembangunan daerah di tingkat Provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten Musi

Banyuasin, dan Dinas Kehutanan (Provinsi dan Kabupaten). Dalam RencanaPembangunan Jangka Panjang (RPJP) Provinsi Sumatera Selatan,pembangunan daerah Sumatera Selatan di bidang sumber daya hutandalam jangka panjang diarahkan pada pembangunan yang berorientasipada pemanfaatan sumber daya yang berkelanjutan. Sasaran yangdiinginkan diantaranya adalah pertumbuhan sektor kehutanan yang didukung oleh sektor manufaktur (RPJP Sumatera Selatan 2008-2025). Dalamjangka menengah, strategi pembangunan Sumatera Selatan dilakukanmelalui pengembangan pembangunan yang berbasis pada kondisi danpotensi sumber daya lokal.

Sasaran utama yang ingin dicapai adalah terpeliharanya sistempenyangga kehidupan melalui pengelolaan setiap fungsi hutan melalui

Page 63: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Arah Kebijakan KPH dan Visi Misi Pengelolaan Hutan

III-2

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

distribusi manfaat sumber daya hutan untuk masyarakat yang mampumenggerakan ekonomi kabupaten dan provinsi maupun nasional (RPJMSumatera Selatan 2008 – 2013).

Pada Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kehutanan SumateraSelatan, tujuan utama pembangunan sektor kehutanan Sumatera Selatanadalah meningkatnya produktifitas sumber daya hutan dan lahan yangberkelanjutan seiring dengan peningkatan rehabilitasi hutan danperlindungan serta pengamanan sumberdaya hutan. Sasaran utama yangingin dicapai adalah meningkatnya pemanfaatan potensi sumber dayahutan berupa peningkatan produksi hasil hutan, penata usahaan industrihasil hutan dan iuran kehutanan, peningkatan peran serta masyarakatdalam meningkatkan rehabilitasi hutan dan lahan krisis, dan penurunangangguan hutan (kebakaran, perambahan, dan pembalakan liar) (RenstraDishut Sumatera Selatan 2008-2013).

Tabel 3.1. Arah Strategis Pembangunan Kehutanan Prop. Sumatera SelatanArah pembangunanSumatera Selatan JangkaPanjang (2008 – 2025)

(i) Pemantapan pertumbuhan ekonomi dan penegasan arahpembangunan ekonomi.

(ii) Peningkatan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat.(iii) Pembangunan yang berorientasi pada pemanfaatan sumber

daya yang berkelanjutan.(iv) Pembangunan pemerintahan yang adil, jujur, bersih, dan

bertanggung jawab.Sasaran pembangunanSumatera Selatan JangkaPanjang (2008-2025)

(i) Pertumbuhan PDRB sector minimal sebesar 6.5% per tahun.(ii) Pertumbuhan sector kehutanan yang didukung oleh sector

manufaktur.(iii) Pemantapan sector unggulan dalam mendukung lumbung

pangan dan peningkatan produktivitasnya terutama padasektor pariwisata

(iv) Revitalisasi pertanian termasuk kehutanan melaluipengembangan areal produksi.

Strategi PokokPembangunan JangkaMenengah SumateraSelatan (2008-2013)

(i) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi untuk memperluaslapangan kerja dan mengurangi kemiskinan melaluipengembangan pembangunan yang berbasis pada kondisi danpotensi sumberdaya lokal Sumatera Selatan.

(ii) Mendorong sinergisitas percepatan pembangunan daerah agardapat mempercepat keseimbangan pembangunan antarwilayah.

Sasaran PokokPembangunan JangkaMenengah Sumatera

(i) Terpeliharanya system penyangga kehidupan melaluipengelolaan setiap sungai hutan (keseimbangan fungsi pokokdan fungsi penunjang).

Page 64: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Arah Kebijakan KPH dan Visi Misi Pengelolaan Hutan

III-3

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

Selatan (2008-2013) (ii) Terdistribusinya aneka manfaat sumber daya hutan untukmasyarakat terutama masyarakat di dalam dan sekitar hutansecara lestari.

(iii) Berkembangnya dan meningkatnya daya saing sektorkehutanan baik sebagai sektor hulu penggerak ekonomikabupaten dan provinsi maupun nasional.

Tujuan PembangunanSektor KehutananSumatera Selatan (2008-2013)

(i) Meningkatnya produktifitas sumber daya hutan dan lahan yangberkelanjutan.

(ii) Meningkatkan rehabilitasi hutan(iii) Meningkatkan perlindungan dan pengamanan sumberdaya

hutan.(iv) Menyusun kebijakan dan perencanaan bidang kehutanan.

Sasaran Pembangunansektor KehutananSumatera Selatan (2008-2013)

(i) Meningkatnya pemanfaatan potensi sumber daya hutanberupa peningkatan produksi hasil hutan menuju 8 juta m3 danterjaminya kepastian kawasan hutan sehingga dapat berfungsisecara optimal melalui kegiatan prakondisi terbentuknya KPHPdi 4 lokasi oleh pemerintah kabupaten setempat.

(ii) Penata usahaan industri hasil hutan dan iuran kehutananberjalan tertib sesuai ketentuan, sehingga terjadi peningkatanjumlah industri yang aktif 50% dan peningkatan penerimaanhasil hutan sebesar 100%.

(iii) Meningkatnya peran serta masyarakat dalam meningkatkanrehabilitasi hutan dan lahan kritis sebesar 100%.

(iv) Menurunya jumlah hot spot kebakaran hutan dan lahansebesar 10%, dan penurunan perambahan kawasan hutan danillegal loging sampai dengan dibatas daya dukung sumberdayahutan.

(v) Terselenggaranya kegiatan perencanaan dan pengendalianpembangunan kehutanan di Provinsi Sumatera Selatan 100%.

Sumber: RPJP Sumatera Selatan, RPJM Sumatera Selatan, dan Renstra Dishut Sumatera Selatan

Pada tingkat Kabupaten, pembangunan pengelolaan hutan MusiBanyuasin dalam jangka panjang terutama diarahkan pada pemanfaatansumber daya hutan yang sejalan dengan upaya perlindungan dankonservasi sumber daya alam dan lingkungan. Sasaran pokokpembangunan kehutanan (dan pengelolaan lingkungan hidup) di MusiBanyuasin adalah “Terwujudnya pengelolaan dan pendayagunaan sumberdaya hutan dan pelestarian fungsi lingkungan hidup yang dicerminkan olehtetap terjaganya fungsi, daya dukung, dan kemampuan pemulihannyadalam mendukung kualitas kehidupan social dan ekonomi secara serasi,

seimbang dan lestari” (RPJPD Musi Banyuasin 2005-2025).Tujuan pembangunan kehutanan Musi Banyuasin jangka menengah

adalah “Memantapkan fungsi, kepastian kawasan dan pelestarian hutan

Page 65: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Arah Kebijakan KPH dan Visi Misi Pengelolaan Hutan

III-4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

dalam pembangunan wilayah, mengoptimalkan pemanfaatan danpengelolaan sumberdaya hutan secara lestari, dan mengoptimalkankegiatan rehabilitasi”. Strategi pembangunan dilakukan melalui optimalisasiperan BUMD Petro Musi Banyuasin guna menggerakan roda perekonomiandan pembangunan daerah, yang mana pemerintah dapat ikut serta dalammengelola sumber daya yang dimiliki secara professional (RPJMD MusiBanyuasin 2007-2012).

Sesuai dengan rencana Strategis (Renstra) Dinas Kehutanan MusiBanyuasin maka sasaran utama pembangunan kehutanan yang diinginkanadalah terwujudnya upaya penegakan hukum yang adil dan berkelanjutandi bidang kehutanan, pemantapan kawasan hutan dan terlaksananyaperlindungan dan pengamanan hutan dari semua gangguan. Adapunstrategi utama pembangunan kehutanan Musi Banyuasin adalahmemanfaatkan potensi sumber daya hutan yang ada secara bijak dan

optimal untuk mendukung kebijakan pembangunan kehutanan yang lebihbaik, lebih terkordinir, dan terintegrasi dengan memperhatikan berbagaikepentingan agar pelaksanaan pembangunan kehutanan berjalan efektifdan efesien (Renstra Dishut Musi Banyuasin 2007 -2012).

3.2 Arah Kebijakan Pengembangan Pembangunan DaerahKebijakan pembangunan jangka menengah Sumatera Selatan di

bidang kehutanan adalah meningkatkan upaya pemberantasan penebanganliar, memacu upaya rehabilitasi dan konservasi, merestrukturisasi sektorkehutanan, memacu investasi bidang kehutanan, mengembangkan upayadan partisipasi dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan, danmeningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan. Kebijakansektor kehutanan Sumatera Selatan (2008-2013) adalah kebijakanoptimalisasi pemanfaatan potensi sumberdaya hutan, kebijakan rehabilitasihutan dan lahan, Kebijakan pengembangan hutan tanaman, kebijakanperlindungan hutan, dan kebijakan pengembangan kelembagaankehutanan.

Page 66: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Arah Kebijakan KPH dan Visi Misi Pengelolaan Hutan

III-5

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

Kebijakan Optimalisasi Pemanfaatan Potensi Sumber daya Hutandilakukan dengan strategi restrukturisasi dan rasionalisasi industri primerkehutanan, melaksanakan penataan dan pengelolaan hutan secara lestari,melaksanakan evaluasi/ penilaian kinerja kegiatan industri hasil hutan,melaksanakan evaluasi industri primer hasil hutan, rekonsiliasi dokumenpenerimaan kehutanan dan tata usaha hasil hutan, meningkatkan intensitaspenyuluhan kehutanan, pembentukan kelembagaan Kesatuan PengelolaanHutan Produksi (KPHP), pembentukan kelembagaan Kesatuan PengelolaanHutan Lindung (KPHL), dan Penyelesaian permasalahan prosespenggunaan kawasan hutan, tukar menukar kawasan hutan dan pinjampakai kawasan hutan. Kebijakan pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahandilakukan dengan strategi melaksanakan rehabilitasi hutan dan lahan padaareal tidak produktif dan kritis, pengelolaan hutan melalui pendekatanperhutanan sosial, mendorong usaha rehabilitasi dan konservasi lahan milik

masyarakat, dan pengembangan demplot/ percontohan dan mem-berikanbantuan bibit untuk merangsang pengelolaan hutan rakyat danpenghijauan. Kebijakan pengembangan hutan tanaman dilakukan denganstrategi peningkatan produktifitas hutan dengan pola kemitraan denganmasyarakat, dan mendorong dan memfasilitasi pembangunan HutanTanaman Industri oleh mitra kehutanan. Kebijakan perlindungan hutandilakukan dengan strategi pencegahan dan pengendalian kebakaran hutandan lahan dengan melibatkan seluruh unsur terkait, pengamanan hutansecara terpadu dengan melibatkan instansi terkait, upaya peningkatanpenegakan hukum di bidang kehutanan yang konsisten dan adil, danpengembangan kelembagaan masyarakat dan penerapan pola perhutanansosial pada wilayah rawan gangguan keamanan.

Kebijakan Pengembangan kelembagaan kehutanan dilakukan denganbeberapa strategi antara lain:(i) Penyusunan rencana pembangunan kehutanan di daerah,(ii) Pengintegrasian rencana pembangunan kehutanan di daerah,(iii) Peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang kehutanan,

Page 67: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Arah Kebijakan KPH dan Visi Misi Pengelolaan Hutan

III-6

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

(iv) Penyediaan sarana dan prasarana.Kebijakan pembangunan sektor kehutanan Musi Banyuasin diarahkan

untuk menciptakan iklim yang mendukung optimalisasi pemanfaatansumber daya hutan yang menjamin kelestarian fungsi dan manfaat secaraadil, merata, dan berkelanjutan yang berbasis pada pemberdayaanlembaga ekonomi rakyat. Kebijakan ini terbagi 3 (tiga) yaitu :(i) Kebijakan operasional pengelolaan,(ii) Kebijakan operasional pemberdayaan masyarakat, dan(iii) Kebijakan operasional pengorganisasian kelola.

Strategi operasional pengelolaan dilakukan dengan pemantapan datadasar dan kepastian status hukum kawasan hutan secara proporsional,terhadap kawasan hutan yang tergolong kritis dilakukan upaya penanamandengan multi komoditi pada kawasan produksi / budidaya dan kegiatanrestorasi dan pembinaan habitat pada kawasan non-budidaya, terhadap

kawasan yang masih berhutan namun tergolong non produktif makadilakukan upaya penataan dan peremajaan untuk meningkatkanproduktivitas pada kawasan produksi dan upaya penataan zonasi kelolatermasuk kawasan penyangga (buffer zone) pada kawasan non-budi daya,terhadap kawasan hutan yang masih berhutan (alam) dan tergolongproduktif maka dilakukan pembenahan manajemen kelola (tebangpilih/tebang pemeliharaan) untuk kawasan produksi serta upayapengamanannya dan upaya pengembangan nilai tambah flora fauna padazone pemanfaatan untuk kawasan non budi daya, Terhadap hutan tanamanmaka diterapkan sistem silvikultur tebang habis permudaan buatan (THPB).Strategi operasional pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan realokasiusaha produktif kelola manfaat lahan kawasan dimulai dari pemenuhankebutuhan nyata setiap desa/marga, pemilihan pola kelola / pola investasiyang representatif (masyarakat / investor), inventsarisasi potensimasyarakat dimulai dari segmen kelembagaan yang ada seperti pondokpesantren dan koperasi petani, inventarisasi potensi peluang usaha kelolasumber daya hutan dan atau turunannya, harmonisasi potensi peluang

Page 68: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Arah Kebijakan KPH dan Visi Misi Pengelolaan Hutan

III-7

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

dengan potensi masyarakat dan investor, pengembangan kelembagaanusaha ekonomi rakyat (mandiri kerjasama), pengembangan programpendampingan untuk akses modal, teknologi, dan manajemen,pengembangan sistem transparansi pelaporan untuk jaminan perlindunganbagi hasil dan pemenuhan kewajiban kepada pemerintah, dan bimbingan,monitoring, dan evaluasi untuk menjamin kesinambungan pengembanganlembaga usaha kelola sumber daya hutan dan lahan.

Strategi operasional pengoragnisasian kelola dilakukan denganmenempatkan Pemerintah sebagai fasilitator, akselerator, dan motivatorpengelolaan yang memfungsikan masyarakat sepenuhnya sebagai pelakupengelolaan mulai dari perencanaan sampai dengan pemasaran hasil hutan,mengembangkan BUMD selain BUMN dan BUMS sebagai pelengkap peranmedia agent of development untuk komoditi barang maupun jasa(ekoturisme), pengembangan sinergitas melalui keterkaitan

pengorganisasian unit usaha hulu (bahan baku) dengan unit usahapengolahan dan pemasaran hasil, menggeser secara bertahap peraninvestor swasta pada industri hilir dan unit usaha penyediaan bahan bakudengan penyediaan bahan pembantu produksi serta unit pengolahan huludiupayakan tetap dikembangkan menjadi usaha rakyat, dan pengkajianteknologi skala ekonomi dan persyaratan mutu sumber daya manusia yanglayak bagi usaha multi komoditi secara berkelanjutan.

3.3 Visi Misi Daerah dan Dinas Kehutanana. Visi

Visi pembangunan jangka panjang Sumatera Selatan (2008-2025)adalah menjadikan Provinsi Sumatera Selatan unggul dan terdepan diluar Jawa pada tahun 2025. Visi pembangunan jangka menengahSumatera Selatan 2008-2013 adalah menjadikan Provinsi SumateraSelatan Sejahtera dan Terdepan Bersama Masyarakat Cerdas danBerbudaya pada tahun 2013. Visi pada sektor kehutanan ProvinsiSumatera Selatan adalah menjadikan hutan di Provinsi Sumatera Selatan

Page 69: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Arah Kebijakan KPH dan Visi Misi Pengelolaan Hutan

III-8

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

sebagai Penyangga Kehidupan dan sumber kemakmuaran rakyat, lebihterinci Visi pembangunan Sumatera Selatan secara umum serta VisiSumatera Selatan di sektor kehutanan dirincikan pada (Tabel 3.2).

Tabel 3.2. Visi Pembangunan Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan

Visi pembangunanSumatera Selatan jangkapanjang (2008-2025)

“2025, Sumatera Selatan Unggul dan Terdepan di LuarJawa”

Pilar PenopangVisi Sumatera SelatanJangka Menengah (2008-2025)

(i) Sumatera selatan sebagai Provinsi yang unggul dankompetitif dengan optimalisasi pemanfaatansumber daya yang berkelanjutan.

(ii) Pembangunan Sumatera Selatan berdasarkan padapembangunan yang berwawasan lingkungan.

Visi PembangunanSumatera Selatan JangkaMenengah (2008-2013)

“Sumatera Selatan Sejahtera dan Terdepan BersamaMasyarakat Cerdas yang Berbudaya”

Uraian Visi SumateraSelatan Jangka Menengah(2008-2013)

(i) Sejahtera adalah keadaan di mana semua lapisanmasyarakat secara menyeluruh dapat terpenuhihak-hak dasarnya di bidang social, ekonomi danbudaya terutama pangan, sandang, dan papansecara merata, serta memiliki rasa aman dankepercayaan yang tinggi kepada pemerintahsehingga menikmati kehidupan yang lebih bermutudan maju, serta memiliki pilihan yang luas dalamseluruh kehidupannya.

(ii) Cerdas adalah sikap piker professional yangdidasarkan pada landasan moral yang tinggi,kemapuan dan kecakapan dalam membaca situasi,menankap dan mengolah peluang, serta merancangdan melaksanakan pemecahan masalah dalamsemua situasi. Insan dan masyarakat yang cerdasakan selalu optimis dan mampu memanfaatkanpeluang untuk aktivitas yang produktif.

(iii) Terdepan adalah keadaan yang menunjukan tingkatkesejahteraan dan penguasaan wawasan ilmupengetahuan, teknologi, dan seni yang tinggi,berkelanjutan, berada lebih baik dan menjadi acuanbagi daerah-daerah lain.

Visi Sektor KehutananSumatera Selatan (2008-2013)

”Hutan sebagai penyangga kehidupan dan sumberkemakmuran rakyat”

Sumber: RPJP Sumatera Selatan, RPJM Sumatera Selatan, dan Renstra Dishut Sumatera

Selatan

Page 70: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Arah Kebijakan KPH dan Visi Misi Pengelolaan Hutan

III-9

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

Visi pembangunan jangka panjang Musi Banyuasin (2005-2025)adalah menjadikan Kabupaten Musi Banyuasin Maju, Mandiri, danSejahtera pada tahun 2025. Visi pembangunan jangka menengah MusiBanyuasin (2007-2012) adalah menjadikan Kabupaten Musi BanyuasiSMART pada tahun 2012. Visi kehutanan kabupaten Musi Banyuasin(2007-2012) adalah terwujudnya hutan di Kabupaten Musi Banyuasinyang lestari bagi masyarakat. Uraian Visi tersebut terinci disajikan pada(Tabel 3.3).Tabel 3.3. Visi pembangunan Kehutanan Kabupaten Musi BanyuasinVisi PembangunanMusi Banyuasin JangkaPanjang (2005-2025)

“ Musi Banyuasin Maju, Mandiri, dan Sejahtera 2025”

Pilar Penopang VisiMusi Banyuasin JangkaPanjang (2008-2025)

(i) Kemajuan pembangunan(ii) Kemandirian dan kesejahteraan masyarakat(iii) Pemerintahan yang adil, jujur dan bersih.

Visi PembangunanMusi Banyuasin JangkaMenengah (2008-2013)

“ Musi Banyuasin SMART 2012”

Uraian Visi MusiBanyuasin JangkaMenengah (2008-2013)

(i) SMART memiliki pengertian cerdas dalam meresponssemua peluang dan tuntutan global yang akanmewujudkan Musi Banyuasin maju dan terdepan disemua aspek.

(ii) SMART adalah singkatan dari Sejahtera, Mandiri, Adil,Relegius, dan Terdepan.

Visi Sektor KehutananMusi Banyuasin (2007-2012)

“ Terwujudnya hutan lestari bagi kesejahteraanmasyarakat”

Sumber: RPJP Musi Banyuasin, RPJM Musi Banyuasin, dan Renstra Dishut MusiBanyuasin, diolah

b. MisiMisi pembangunan jangka panjang Sumatera Selatan (2008-

2025) yang terkait dengan pembangunan dunia kehutanan adalahmeningkatkan pemanfaatan sumber daya alam guna penyedian sumberdaya energi dan pangan yang berkelanjutan. Beberapa misipembangunan jangka menengah Sumatera Selatan (2008-2013) yang

Page 71: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Arah Kebijakan KPH dan Visi Misi Pengelolaan Hutan

III-10

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

terkait dengan pembangunan sektor kehutanan adalah membangunpertanian terutama pangan dan perkebunan berskala teknis danekonomis dengan infrastruktur yang cukup dan penerapan teknologitepat guna dan membangun industri pengolahan dan manufaktur yangberdaya saing global dengan menciptakan nilai tambah potensial yangproporsional dengan memperkokoh kemitraan hulu-hilir, serta industrikecil, menengah, dan besar. Misi utama sektor Kehutanan ProvinsiSumatera Selatan (2008-2013) yang terkait dengan pengelolaan hutanadalah tercapainya produktifitas dan peningkatan kualitas pengelolaanDaerah Aliran Sungai dan konservasi sumber daya hutan dan lahanyang berkelanjutan, dan mendayagunakan sumber daya hutan secaraoptimal, adil dan bertanggung jawab dengan melibatkan peran aktifmasyarakat untuk mewujudkan Sumatera Selatan sebagai lumbungkayu nasional.

Tabel 3.4. Misi Pembangunan Kehutanan Provinsi Sumatera SelatanMisi Pembangunansumatera Selatan JangkaPanjang (2008-2025)

(i) Menjadikan Sumatera Selatan sebagai penggerakpertumbuhan ekonomi regional.

(ii) Meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya alamguna penyediaan sumberdaya energy dan pangan yangberkelanjutan.

(iii) Mewujudkan kehidupan masyarakat yang berkualitas.(iv) Meningkatkan kapasitas manajemen pemerintahan.

Misi PembangunanSumatera Selatan JangkaMenengah (2008-2013)

(i) Mengembangkan dan membina, serta memfasilitasipembentukan sumberdaya manusia (SDM) SumateraSelatan yang kreatif, sehat, produktif, inovatif dan pedulimelalui semua jalur dan jenjang pendidikan, baik formalmaupun informal.

(ii) Membangun pertanian terutama pangan dan perkebunanberskala teknis dan ekonomis dengan infrastruktur yangcukup dan penerapan teknologi tepat guna.

(iii) Mendayagunakan sumberdaya pertambangan dan energi(fosil dan terbarukan) dengan cerdas, arif, dan bijaksanademi kepentingan masyarakat luas.

(iv) Membangun industri pengelolaan dan manufaktur yangberdaya saing global dengan menciptakan nilai tambahpotensial yang proposional dengan memperkokohkemitraan hulu-hilir, serta industri kecil, menengah danbesar.

(v) Membangun dan menumbuhkembangkan pusat-pusatinovasi yang berbasis pada perguruan tinggi dan lembagapenelitian untuk meningkatkan nilai tambah danproduktivitas sektor ekonomi berkelanjutan.

(vi) Meningkatkan dan memeratakan pembangunan menuju

Page 72: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Arah Kebijakan KPH dan Visi Misi Pengelolaan Hutan

III-11

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

kesejahteraan yang bermartabat.(vii) Membangun dan memperkuat jejaring kerjasama regional,

nasional dan internasional di bidang ekonomi, industri,perdagangan dan kelembagaan.

(viii) Membangun pemerintahan yang amanah berdasarkanprinsip demokratis, berkeadilan, jujur dan bertanggungjawab, serta akuntabel.

(ix) Mengembangkan dan membina budaya daerah yangberakar pada nilai-nilai luhur “ Simbur Cahaya”.

(x) Membina toleransi dan keserasian dalam kehidupanberagama.

Misi Sektor KehunananSumatera Selatan (2008-2013)

(i) Tercapainya produktivitas dan peningkatan kualitaspengelolaan Daerah Aliran Sungai dan konservasisumberdaya hutan dan lahan berkelanjutan.

(ii) Mendayagunakan sumberdaya hutan secara optimal, adildan bertanggung jawab dengan melibatkan peran aktifmasyarakat untuk mewujudkan Sumatera Selatan sebagailumbung kayu 8 juta m3

(iii) Menguatkan kelembagaan dalam penyelenggaraanpengelolaan kawasan hutan

Sumber : RPJP Sumatera Selatan, RPJM Sumatera Selatan, dan Renstra Dishut SumateraSelatan, diolah

Misi utama pembangunan jangka panjang Musi Banyuasin (2007-2024) yang terkait dengan bidang kehutanan adalah mengembangkanpembangunan ekonomi yang sejalan dengan pemerataan danmeningkatkan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidupyang berkelanjutan. Misi utama pembangunan jangka menengah MusiBanyuasin (2007-2012) yang bersentuhan dengan bidang kehutanan

adalah meningkatkan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkunganhidup yang berkelanjutan. Misi sektor kehutanan kabupaten MusiBanyuasin (2007-2012) adalah menjamin keberadaan hutan,mengoptimalkan pemanfaatan hutan, dan menguatkan kelembagaan.

Tabel 3.5. Misi Pembangunan Kehutanan Kabupaten Musi BanyuasinMisi Pembangunan MusiBanyuasin Jangka Panjang(2005-2025)

(i) Mengembangkan pembangunan ekonomi yang sejalandengan pemerataan.

(ii) Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam danlingkungan hidup yang berkelanjutan.

(iii) Meningkatkan kualitas dan kuantitas prasarana dan saranapembangunan

(iv) Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat(v) Meningkatkan partuisipasi masyarakat dan nilai budaya

setempat.

Page 73: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Arah Kebijakan KPH dan Visi Misi Pengelolaan Hutan

III-12

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

(vi) Mengembangkan pemerintahan yang adil, jujur, dan bersih(vii) Meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat serta

kepastian hukum dalam penyelenggaraan pembangunan

Misi PembangunanMusi Banyuasin JangkaMenengah (2007-2012)

(i) Mewujudkan system pemerintahan yang demokratis,berkeadilan dan akuntabel.

(ii) Meningkatkan kualitas pendidikan berwawasankebangsaan dan berkualitas global yang terjangkau bagimasyarakat serta menyiapkan generasi muda yang siapmenghadapi tantangan kemajuan jaman.

(iii) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yangterjangkau bagi masyarakat, serta meningkatkanpemahaman tentang lingkungan yang bersih, sehat, hijau,nyaman dan prilaku sehat.

(iv) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnyamasyarakat miskin melalui fasilitasi kebutuhan dasar,penataan dan pembinaan usaha sektor informal lainnya.

(v) Menggali dan meningkatkan kasanah budaya lokal, sertamengembangkan kehidupan kemasyarakatan yangharmonis, peduli dan bertoleransi.

(vi) Meningkatkan akselerasi pertumbuhan arus perdaganganbarang dan jasa dalam skala regional dalam suatu sistemtata ruang yang terintegrasi didukung infrastruktur, sistemtransportasi dan sistem IT yang memadai.

(vii) Fasilitas pengembangan koperasi, UKM, investasi, sertanmenciptakan keterpaduan antara pengusaha kecil,menengah dengan pengusaha besar yang di dukungdengan iklim usaha yang kondusif

(viii) Meningkatkan pengelolaan sumberdaya alam danlingkungan hidup yang berkelanjutan.

Misi Sektor KehutananMusi Banyuasin (2007-2012)

(i) Menjamin keberadaan hutan.(ii) Mengoptimalkan pemanfaatan hutan.(iii) Menguatkan kelembagaan.

Sumber: RPJP Musi Banyuasin, RPJM Musi Banyuasin, dan Renstra Dishut Musi Banyuasin,diolah

3.4 Visi Misi KPHBerdasarkan arah, tujuan, dan sasaran pembangunan provinsi dan

kabupaten tersebut maka arah strategis pengelolaan KPHP Unit III LMMadalah :

Page 74: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Arah Kebijakan KPH dan Visi Misi Pengelolaan Hutan

III-13

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

(i) Optimalisasi partisipasi masyarakat sekitar kawasan KPHP Unit IIILMM dan diharapkan keberadaannya dapat dijadikan salah satu jalanbagi resolusi konflik sumber daya hutan.

(ii) Menjadi salah satu wujud nyata bentuk desentralisasi sektorkehutanan karena bentuk KPHP Unit III LMM merupakan organisasiperangkat daerah.

(iii) Keberadaan KPHP Unit III LMM mempunyai nilai strategis bagikepentingan Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan,dan Nasional dalam mendukung komitmen pemerintah untukmenurunkan emisi karbon.

(iv) Menjamin penyelenggaraan pengelolaan hutan di KPHP Unit III LMMyang tepat lokasi, tepat sasaran, tepat kegiatan, dan tepatpendanaan.

(v) Menjembatani optimalisasi pemanfaatan potensi pendanaan

penanganan iklim sektor kehutanan untuk kepentingan pembangunanmasyarakat.

(vi) Adanya kemudahan dalam investasi pengembangan sektor kehutanandi dalam kawasan KPHP Unit III LMM karena ketersediaandata/informasi detil di tingkat lapangan.

(vii) Peningkatan keberhasilan penanganan rehabilitasi hutan danreklamasi di dalam kawasan KPHP Unit III LMM karena adanyaorganisasi tingkat lapangan yaitu KPHP Unit III LMM.

Merujuk pada kebijakan pengembangan pembangunan provinsi dan

kabupaten, maka kebijakan pengembangan pembangunan KPHP Unit IIILMM adalah :(i) Penataan wilayah kelola KPHP Unit III LMM dengan mempergunakan

data dan informasi detil yang yang ada di lapangan.(ii) Perencanaan pengelolaan hutan KPHP Unit III LMM berdasarkan hasil

inventarisasi dan penataan hutan yang telah dilakukan.

Page 75: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Arah Kebijakan KPH dan Visi Misi Pengelolaan Hutan

III-14

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

(iii) Penyajian data/informasi detil bagi pemegang kewenangan kebijakanpublik untuk menerbitkan suatu hak atau ijin pemanfaatan hutan atauijin penggunaan kawasan hutan di kawasan KPHP Unit III LMM.

(iv) Penyelenggaraan fungsi pemanfaatan hutan sesuai dengankewenangan KPHP Unit III LMM.

(v) Penyelenggaraan fungsi penggunaan kawasan hutan melaluipembinaan, pemantauan dan evaluasi terhadap penyelenggara ijinpengguna kawasan KPHP Unit III LMM.

(vi) Penyelenggaraan fungsi rehabilitasi hutan dan reklamasi.(vii) Penyelenggaraan fungsi perlindungan hutan.(viii) Peyelenggaraan fasilitasi pemberdayaan masyarakat untuk

memastikan penyelenggaraan pemanfaatan hutan, penggunaankawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan serta perlindunganhutan di kawasan KPHP Unit III LMM sesuai dengan kondisi lokal serta

kondisi masyarakat setempat.(ix) Penyajian informasi potensi peluang investasi pengembangan

kehutanan di wilayah KPHP Unit III LMM.(x) Menjadi bagian dari fungsi Measuring, Reporting, dan Verification

(MRV) dalam rangka penanganan penurunan emisi karbon.

a. V i s iMerujuk pada arah strategi dan kebijakan pengembangan daerah

sektor kehutanan maka dapat diterjemahkan lebih lanjut dalam bentukvisi dan misi. Visi merupakan cara pandang dalam pengelolaan untukmencapai tujuan yang mendekati ideal. Pencapaian visi dilakukandengan menjalankan misi dan tujuan.

Dalam penyusunan visi dan misi pengelolaan KPHP Model Unit IIILMM disesuaikan dengan visi dan misi pembangunan sektor kehutananProvinsi Sumatera Selatan dan kabupaten Musi Banyuasin. Selain itudisesuaikan juga dengan potensi sumberdaya hutan, permasalahan danpeluang yang ada, sehingga Visi pengelolaan KPHP Unit III LMMadalah “Menjadikan KPHP Unit III Lalan Mangsang Mendis

Page 76: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Arah Kebijakan KPH dan Visi Misi Pengelolaan Hutan

III-15

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

Menjadi Penyedia Utama Kayu Pertukangan dan Hasil HutanBukan Kayu yang Berkelanjutan Berbasis PemberdayaanMasyarakat”

Visi KPHP Unit III Lalan mangsang Mendis ini dapat dipahamisecara benar, apabila beberapa kata kunci dalam visi tersebutmendapat penjelasan secara terperinci dan jelas. Penyedia Utama ; KPHP Unit III Lalan Mangsang Mendis dalam

melaksanakan pengelolaannya mengarahkan pada pengusahaanhutan yang berkonsentrasi pada tujuan pokok sebagai penghasilkayu pertukangan dan HHBK yang relevan berdasarkanpertimbangan ekologis, teknis, budidaya, ekonomi/ pasar dansosial ekonomi masyarakat.

Berkelanjutan ; Hasil hutan kayu dan HHBK yang dihasilkan diatursedemikian rupa dengan mempertimbangkan sistim silvikultur,

ekonomi dan sosial sehingga mencerminkan pengelolaan hutansecara lestari yang memberikan hasil secara terus menerus baiksebagai sumberdaya alam yang dapat diperbaharui maupunsebagai komponen penting dalam sistem ekologi kawasan.

Berbasis Pemberdayaan Masyarakat; Pelaksanaan pembangunanhasil hutan kayu dan HHBK, KPH mensinergikan dengan pelibatandan peran serta masyarakat agar menumbuh kembangkan rasamemiliki dan tanggung jawab bersama terhadap keberlangsunganhutan atas (dua) azas utama yaitu ; manfaat dan kelestarian.

b. M i s iAgar dapat mencapai visi yang telah ditetapkan maka perlu

ditentukan misi pengelolaan KPHP Unit III LMM. Misi ini merupakanpengejawantahan dari visi yang ingin diraih pada masa 10 tahunmendatang. Misi yang disusun dapat menjadi arahan bagi penentuantujuan dan sasaran yang hendak dicapai.

Berdasarkan Visi tersebut, maka misi pengelolaan KPHP Unit IIILMM adalah :

Page 77: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Arah Kebijakan KPH dan Visi Misi Pengelolaan Hutan

III-16

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

1) Menjamin keberadaan hutan yang dapat berfungsi optimal sebagaipenyedia utama hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu.

2) Mendukung upaya pemanfaatan hutan dalam pembudidayaan hasilhutan kayu dan HHBK yang dapat memberikan manfaat sosial danekonomi yang optimal bagi masyarakat sekitar, pemerintah daerah,dan pemerintah pusat.

3) Membangun kelembagaan pengelolaan hutan baik secara mandiriataupun pola kemitraan untuk mendukung keberhasilan budidayatanaman hutan kayu dan HHBK.

c. TujuanUntuk mencapai visi dan misi maka perlu diimplementasikan

dalam tujuan yang bersipat operasional, maka tujuan yang ingin dicapaidari pengelolaan KPHP Unit III LMM adalah:1) Melakukan inventarisasi potensi hutan dan inventarisasi sosial

sebagai dasar pertimbangan tata kelola pembudidayaan hasil hutankayu dan HHBK, melalui informasi data hasil penelitian.

2) Menjadikan masyarakat sebagai mitra dalam membudidayakan hasilhutan kayu dan HHBK, dan menyelesaikan konflik secaramusyawarah dan kekeluargaan

3) Melakukan efektivitas pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi hutanyang berorientasi pada hasil hutan kayu dan HHBK dengan tetapmelibatkan masyarakat

4) Meminta dukungan para pihak yang terkait dalam penyelesaianpermasalahan hutan khususnya ilegal logging.

5) Membuka dan menjajaki adanya peluang kerjasama investasipengelolaan hutan dalam kerangka pemanfaatan hutan melaluipembudidayaan hasil hutan kayu dan HHBK.

6) Membuka dan menjajaki adanya peluang kerjasama inventasipembangunan industri hulu hasil hutan kayu dan HHBK.

Page 78: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Arah Kebijakan KPH dan Visi Misi Pengelolaan Hutan

III-17

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

7) Melakukan perlindungan hutan bersifat sinergis , komprehensif(problem solving) tidak hanya melalui penegakan hukum tetapiadanya upaya tindaklanjut.

8) Mengikutsertakan masyarakat dalam perlindungan hutan yangberazaskan pada tercapainya hasil maksimal secara berkelanjutan.

Page 79: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Analisis dan Proyeksi

IV-1

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

BAB IVANALISIS DAN PROYEKSI

4.1. Inventarisasi dan Penataan Hutan

a. Pola Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan

Berdasarkan data yang ada, pemanfaatan hutan yang ada di wilayahKPHP Unit III LMM adalah pemanfaatan hutan berupa HTI melalui IzinIUPHHK-HT, pemanfaatan melalui pengelolaan hutan alam dengan sistemsilvikutur tebang pilih permudaan alam melalui skema perizinan IUPHHK-HT. Kemudian untuk pemanfaatan dengan pola pemberdayaan masyarakatadalah HTR dan Hutan Desa. Terdapat juga alokasi pemanfaatan hutanuntuk jasa lingkungan yaitu hutan rawa gambut yang memilikikeanekaragaman hayati baik flora maupun fauna yang cukup tinggi,walaupun saat ini sudah terdegradasi oleh kebakaran hutan dan aktivitasilegal logging. Saat ini tengah dimohon oleh pihak ke-3 yang akan dikelolamelaui sistem restorasi. Untuk areal yang belum ada izin maka akandialokasikan sebagai wilayah tertentu. Data keseluruhan dari sebaranpemanfaatan hutan disajikan pada (Tabel 4.1).

Penggunaan hutan yang ada di wilayah KPHP Unit III LMM adalahpertambangan batubara dan migas. Keberadaannya saat ini bervariasi ada

yang sudah melakukan produksi, tahap explorasi dan penyelidikan umum.Mengingat telah beroperasinya penyelidikan umum / eksplorasi danproduksi untuk pemegang IUP bagi pertambangan batubara dan migasmaka pada masa yang akan datang eksistensi kawasan KPHP Unit III LMMini akan mengalami tekanan kerusakan yang dapat diakibatkan olehkonversi lahan menjadi lokasi pertambangan. Hal ini sangatmengkhawatirkan akan timbulnya degradasi dan deforestasi apabilakegiatan reklamasi dan revegetasi tidak dilakukan dengan benar. Olehkarena itu kegiatan monitoring, evaluasi, dan pembinaan perlu dilakukansecara regular dan intensif.

Page 80: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Analisis dan Proyeksi

IV-2

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

b. Blok Pemanfaatan Wilayah TertentuBerdasarkan pada Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan

Nomor. P.5.VII-WP3H/2012 tentang Petunjuk Teknis Tata Hutan danPenyusunan Rencana Pengelolaan Hutan pada Kesatuan Pengelolaan HutanLindung dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi, yang diperjelas padalampiran yang berbunyi ”Pada setiap blok pemanfaatan baik di wilayahKPHL dan KPHP yang berfungsi HL atau berfungsi HP agar di rancangareal-areal yang direncanakan akan di kelola sendiri oleh KPH dalambentuk wilayah tertentu”, sehingga pada wilayah KPHP Lalan MangsangMendis ada beberapa areal yang tidak ada izin dapat diperuntukkansebagai pemanfaatan wilayah tertentu seluas 32.983,67 Ha, lokasinyadapat dilihat pada lampiran peta tata hutan atau peta pembagian blok.Dalam operasionalnya nanti, akan mengacu pada Peraturan MenteriKehutanan RI nomor : P.47/Menhut-II/2013 yang mengatur tentangpedoman, kriteria dan standar pemanfaatan hutan di wilayah tertentu padaKPHL dan KPHP

Tebel 4.1 Daftar pemanfaatan hutan di wilayah KPHP Unit III LMM

No JenisPemanfa

atan

Nama LembagaPengelola

Rekomendasi SK Menhut Luas (Ha) Keterangan

1 HTI PT. RimbaHutani Mas(RHM)

SK. Menhut No. SK.90/Menhut-II/2007 tgl. 22Maret 2007

55.150 IUPHHK-HTaktif

2 HTI PT. BumiPersada Permai(BPP)

SK PembaharuanIUPHHK-HT Menhut No.SK.337/Menhut-II/2004;7 september 2004

24.410 IUPHHK-HTaktif

3 HTI PT. SumberHijau Permai(SHP)

SK PembaharuanIUPHHK-HT Menhut SK.29/Menhut-II/2006 tgl.13 Feb 2006

5.100 IUPHHK-HTaktif

4 HTI PT. WahanaLestari MakmurSukses (WLMS)

No. 484/MENHUT-II/2009Tgl. 19 Agustus 2009

14.010 IUPHHK-HTaktif

5 HTI PT. Tunas HutanPratama

No. 673/Menhut-II/2009Tgl. 15 Oktober 2009

10.130 IUPHHK-HTbaru

6 HTI PT. Pakerin SK. IUPHHK-HTI yangditerbitkan oleh BupatiMusi Banyuasin No.500/1168/IV/20023 Juni 2002

11.982 Sedangdalam prosepencabutan

7 HTI PT. Tiesco SK. IUPHHK-HTI yang 4.800 IUPHHK-HT

Page 81: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Analisis dan Proyeksi

IV-3

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

No JenisPemanfa

atan

Nama LembagaPengelola

Rekomendasi SK Menhut Luas (Ha) Keterangan

Cahaya Pertiwi diterbitkan oleh BupatiMusi Banyuasin No.500/1168/IV/20023 Juni 2002

baru

8 HTI PT.Rictym MasJaya

8.082 Dalamprosesperizinan

9 THPB-HA PT. BumiPratama Usahajaya (BPUJ)

No. 604/Kpts-II/1997Tgl. 18 September 1997

56.000 Tidak aktif

10 Pemanfaatanpenyerapan danpenyimpanankarbon

PT. Global AlamLestari

SK. Menhut NO.SK.494/Menhut/II/2013tanggal 12 Juli 2013

22.280 Izin barudari usulan24.000

11 HutanDesa

Hutan DesaMuara Merang

SK. Menhut No.54/Menhut-II 2010 Tgl.21 Januari 2010

7.250

12 HutanDesa

Hutan DesaMuara Medak

Usulan BupatiMusiBanyuasinNo.522/2235/Kehut/2010 tgl25 Januari2010

4.248 Luas usulan10.900

13 HutanDesa

Hutan DesaKepahyang

SK. Menhut No.573/Menhut-II/ 2013Tgl. 23 Agustus 2013

5.170 Luas usulan6.000

14 HutanTanamanRakyat

HTR Usulan BupatiMusiBanyuasinNo.522/3205/Kehut/2009 tgl31 Des. 2009.

9.279 Prosesperijinan16.802

15 WiayahTertentu

32.983

c. Permasalahan dan Kendala

Permasalahan yang berhasil terangkum antara lain permasalahan laju

peningkatan lahan kritis, rawannya potensi kebakaran, masih banyaknyailegal logging, semakin meningkatnya laju perambahan hutan, dan adanyapemegang izin yang tidak komitmen dalam mengelola hutan.

Dari hasil analisis lahan kritis dari tahun 2007 dan 2010, seperti yangtersaji pada (tabel 4.2), kekritisan lahan relatif stabil bahkan terlihat ada nilai

Page 82: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Analisis dan Proyeksi

IV-4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

peningkatan pada lahan yang kondisinya tidak kritis dan berkurangnya nilailahan yang sangat kritis. Namun terlihat ada peningkatan yang drastis padakelas nilai agak kritis. Hal ini dimungkinkan terjadi peningkatan aktivitaspembukaan lahan. Jika pembukaan lahan tersebut berada di wilayah yangberijin berarti sedang melakukan aktvitas land clearing, namun apabila haltersebut terjadi di wilayah yang tidak berizin berarti merupakan aktivitasmasyarakat dalam perluasan lahan garapan pada kawasan hutan.

Pada realisasinya kondisi kekritisan lahan adalah dari aktivitas HTI,aktivitas penggunaan hutan dan aktivitas masyarakat yang memanfaatkanhutan secara ilegal. Untuk mengatasi hal ini akan diprogramkan secaraintensif mengenai monitoring dan evaluasi terhadap pemegang izinpemanfatan maupun penggunaan hutan, sedangkan dengan masyarakatakan dilakukan pendekatan-pendekatan sosial sehingga masyarakat padaakhirnya menjadi mitra dalam membangun hutan.

Tabel 4.2 Laju peningkatan lahan kritis

No. Tingkat KekritisanTahun 2007 Tahun 2010

Luas (ha) Persentasi (%) Luas (ha) Persentasi (%)

1 Tidak kritis 60,589 22,78 80.792,60 30,38

2 Agak lritis 24,584 9,24 100.469,96 37,77

3 Potensial Kritis 122,633 46,11 29.472,90 11,08

4 Kritis 57,566 21,65 54.614,74 20,53

5 Sangat Kritis 582,000 0,22 622,71 0,23

Permasalahan lain adalah masih maraknya ilegal logging, terutama diwilayah yang diperuntukkan sebagai jasa lingkungan yakni di areal hutanrawa gambut Merang Kepayang. Hal ini disebabkan karena di areal tersebutmasih memiliki potensi kayu yang cukup, ditambah dengan aksespengangkutan kayu yang mudah yakni memakai fasilitas angkutan airmelalui Sungai Buring, Sungai Tembesu daro, kemudian ke Sungai Merangyang selanjut keluar di Sungai Lalan. Hal lain yang memicu adalah adanyatempat penampungan yaitu sawmill-sawmill dan pembuatan peti kemas

Page 83: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Analisis dan Proyeksi

IV-5

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

yang berada sepanjang Sungai Lalan yang setiap saat dapat menampungkayu-kayu hasil penebangan liar tersebut. Dalam mengatasi ilegal loggingsangat rumit karena tidak bisa diselesaikan sendiri oleh KPH tetapi terkaitdengan stakeholder yang lain sebagaimana yang tercantum dalam Intruksipresiden RI nomor.4 tahun 2005 tentang pemberantasan penebangan kayusecara ilegal di kawasan hutan dan peredarannya di seluruh wilayah RI yangmelibatkan 18 stakeholders.

Perambahan hutan merupakan permasalahan yang muncul di setiapkawasan hutan di seluruh Indonesia. Kejadian ini ada unsur alamisehubungan dengan meningkatnya pertambahan penduduk maka kebutuhanakan lahan garapan dan keperluan untuk pemukiman serta prasarana sosialsemakin meningkat. Bersamaan dengan itu pada tahun 1990-an terjadikebijakan pencabutan izin-izin HPH, namun tidak dibarengi dengan sistemmanjemen baru, sehingga terjadi open acces secara fisik dan secaraadministratif. Instansi-instansi pengurusan hutan banyak keterbatasanuntuk berbuat dan bertindak, sehingga pembinaan hutan dan perlindunganhutan tidak berjalan. Mulai saat itu masyarakat setempat mulai menggaraplahan, selanjutnya dipindah tangankan kepada penduduk pendatang lalumembuka lagi halan hutan yang baru dan kejadian itu terus berlanjut

sampai saat ini. Kondisi sekarang sudah banyak yang menguasai lahanhutan dalam hamparan yang luas (puluhan hektar) yang dimiliki olehperorangan baik masyarakat yang ada di sekitar hutan tersebut atau punmasyarakat kota.

Hal lain yang memicu adanya perambahan hutan adalah adanyapemegang ijin yang tidak aktif, tidak melakukan operasional pembinaanhutan bahkan perlindungan dan pengamanan hutan. Keadaan ini dapatmembuka peluang masyarakat untuk menggarap lahan hutan karena terlihattidak ada yang mengelola dan menjaganya. Teknik penyelesaian ini cukupunik karena harus mensinergikan antara faktor ekonomi, ekologi dan sosialbudaya sehingga dituntut kepiawaian KKPH beserta stafnya mengatasipermasalahan ini. Namun terdapat kendala dalam penyelesaiannya yaitu

Page 84: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Analisis dan Proyeksi

IV-6

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

terkait dengan wilayah-wilayah yang masih berizin namun tidak terdapataktivitas di lapangan (non aktif). Untuk permasalahan ini diharapkan adanyaperhatian dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

d. Pembagian Wilayah Administrasi

Untuk memudahkan pengelolaan dan pengawasannya, wilayahpengelolaan KPHP dibagi menjadi beberapa wilayah kelembagaanadministrasi (Resort). Dasar pembagian resort tersebut adalahmempertimbangkan keadaan fisik dan batas-batas pemegang ijin konsesiyang sudah ada. Jumlah resort yang dibentuk juga memperhatikan kondisikelembagaan terutama tingkat ketersediaan sumberdaya manusia, dana,dan sarana dan prasarananya saat ini.

Berdasarkan kriteria tersebut diatas, wilayah KPHP Unit III LMM terdiridari 3 resort dan 18 (delapan belas kelompok kerja). Dua resort berada diHP Lalan dan satu resort di HP Mangsang Mendis. Resort 1 meliputi 8(delapan) kelompok kerja yang terdiri dari usaha pemanfaatan hasil hutan(defintif maupun dalam proses) untuk hutan alam, hutan tanaman, HTR, HDdan areal yang diperuntukkan sebagai wilayah tertentu. Adapun Resort IIterdiri dari 5 (lima) kelompok kerja yang merupakan usaha pemanfaatanhasil hutan (defintif maupun dalam proses) untuk hutan tanaman, jasa

lingkungan dan areal yang diperuntukkan sebagai wilayah tertentu.Sedangkan resort III mencakup 5 (lima) kelompok kerja yang mencakupusaha pemanfaatan hasil hutan (defintif maupun dalam proses) untuk hutanalam, hutan tanaman, hutan tanaman rakyat, hutan desa, dan areal yangdiperuntukkan sebagai wilayah tertentu. Pembagian kelompok kerja darisetiap resort disajikan pada (Tabel 4.3), sedangkan kedudukan masing-masing kepala resort dalam alur kerja struktural digambarkan pada strukturorganisasi (Gambar 4.1)

Page 85: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Analisis dan Proyeksi

IV-7

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

KEPALA KPHPUNIT III LALAN MANGSANG MEDIS

SUB. BAG. TATA USAHA

Gambar 4.1 Struktur Organisasi KPHP Unit III LLM

SEKSIPEMBINAAN DAN PERLINDUNGAN

SEKSIPERENCANAAN DAN PRODUKSI

RESORT BLOK I

Urusan Pembinaan& Pemberdayaan

Masyarakat

UrusanMonitoring &

Evaluasi

Urusan tataUsaha &

Peredaran Kayu

UrusanPerlindungan

Urusan Penataan RencanaKelola & PerijinanPemanfatanan &

Penggunaan Kawasan

STAFADMINISTRASI

RESORT BLOK IIIRESORT BLOK I

STAF TEKNIS

Urusan PembinaanTegakan

RESORT BLOK II

STAF TEKNISSTAF ADMINISTRASISTAFADMINISTRASI

STAF TEKNIS

Page 86: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Analisis dan Proyeksi

IV-8

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

Tabel 4.3 Pembagian Resort di Wilayah KPHP Unit III LMM

Blok / Kelompok Hutan Sub Blok Lokasi

IHP Lalan

I.1 Konsesi PT. Bumi Pratama Usaha Jaya (atas),

I.2 PT. Pakerin

I.3 PT. Tiesico Cahaya Pertiwi

I.4 eks. Rictym Mas Jaya

I.5 HTR Muara Medak

I.6 HD Muara Merang

I.7 HD Muara Medak

1.8 Areal pencadangan wilayah tertentu

IIHP Lalan

II.1 Konsesi PT. Rimba Hutani Mas

II.2 PT. Sumber Hijau Permai

II.3 PT. Wahana Lestari Makmur Sukses

II.4II.5

PT. Global Alam LestariWilayah Jasling Hutan gambut dalam

II.6 Areal pencadangan wilayah tertentu

IIIHP Mangsang Mendis

III.1 Konsesi PT. Bumi Pratama Usaha Jaya (bawah)

III.2 PT. Tunas Hutan Pratama

III.3 PT. Bumi Persada Permai

III.4 HD. Kepayang

III.5 Areal pencadangan wilayah tertentu

Sumber: Hasil Analisis

e. Pembagian Blok Tata Hutan

Permenhut Nomor P.6/Menhut-II/2010 tentang norma, standarprosedur dan kriteria pengelolaan hutan pada kesatuan KPHL dan KPHP. BabIII tentang Tata Hutan dan Pengelolaan Hutan. Pasal 6 ayat 2 menyebutkanbahwa “Pembagian blok harus memperhatikan karakteristik biofisiklapangan, kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar, potensi sumberdayaalam dan keberadaan hak-hak atau ijin usaha pemanfaatan hutan danpenggunaan kawasan hutan”, sedangkan pada ayat 3 disebutkan bahwa “Dalam pembagian blok sebagaimana dimaksud dimungkinkan untukmenetapkan blok sebagai wilayah tertentu”, dan pada Pasal 7 ayat 3 “Dalam hal wilayah yang bersangkutan telah ada ijin atau hak, pembagianpetak menyesuaikan dengan petak yang telah dibuat oleh pemegang ijinatau hak. Atas dasar hal tersebut serta melihat realisasi kondisi dan keadaan

Page 87: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Analisis dan Proyeksi

IV-9

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

wilayah, maka pembagian blok untuk wilayah KPHP Unit III LMM dibagimenjadi 4 (empat) blok yakni blok pemanfaatan Hasil Hutan Kayu - HutanAlam (HHK-HA), blok pemanfaatan Hasil Hutan Kayu - Hutan Tanaman(HHK-HT), blok pemanfaatan Jasa Lingkungan dan hasil Hutan Bukan kayu(Jasling dan HHBK), dan blok Pemberdayaan. Luasan masing-masing darisetiap klasifikasi blok dan persentasinya disajikan pada (tabel 4.4), klasifikasiblok/alokasi pemanfaatan wilayah berdasarkan blok ditampilkan padalampiran.

Tabel 4.4. Luasan dan Presentasi Pembagian Blok pada KPHP Unit III LMM

No Klasifikasi Blok Luas (Ha) Persen(%)

1 Blok Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Alam dan HutanTanaman (HHK-HA dan HT) :a. Blok Pemanfaatan HHK-HA : 39.236,63 Hab. Blok Pemanfaatan HHK-HT : 126.928,29 Ha

166.164,92 63,92

2 Blok Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Hasil Hutan BukanKayu (Jasling-HHBK)

34.675,90 13,34

3 Blok Pemberdayaan Masyarakat :

a. Wilayah Tertentu 32.983,67 12,68

b. Pemberdayaan HTR dan HD 26.115,51 10,05

Jumlah 259.940,00 100

Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Musi Banyuasin dan BPKH Wil II Palembang

4.2. Klasifikasi Fungsi Pengelolaan HutanSecara garis besar, pengelolaan hutan dapat dikelompokkan menjadi

kelola produksi, kelola ekologi, dan kelola sosial.

a. Kelola Produksi

Kelola produksi mencakup pemanfaatan hasil hutan kayu,pemanfaatan hasil hutan non kayu, dan penggunaan kawasan hutan.1). Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu

Pemanfaatan hasil hutan kayu dapat diperoleh dari pengelolaanhutan tanaman, pengelolaan hutan alam, HTR, HD dan kawasan RestorasiEkosistem. Hasil hutan kayu utama adalah didapat dari HTI-HTI yang ada

Page 88: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Analisis dan Proyeksi

IV-10

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

yang mengusahakan tiga kelompok komoditas yakni tanaman pokok,tanaman unggulan dan tanaman kehidupan. Potensi kayu yang berasaldari HTI diuraikan pada tabel berikut.

Tabel 4.5 Potensi hasil hutan kayu dari HTI

No Nama PerusahaanTanaman Pokok Tanaman

UnggulanTanaman

Kehidupan

Jenis Luas(ha) Jenis Luas

(ha) Jenis Luas(ha)

1 PT. Rimba Hutani Mas (RHM) Akasia,Eucaliptus

168.430 Merantipayau,pulai,ramin

6.620 18.376

2 PT. Bumi Persada Permai (BPP) Akasia,Eucaliptus

40.073 3.257 7.003

3 PT. Sumber Hijau Permai (SHP) Akasia,Eucaliptus

2.876 520.970

4 PT. Wahana Lestari MakmurSukses (WLMS)

167.000

5 PT. Tunas Hutan Pratama 1.468.0006 PT. Pakerin 33.686 3.310 4.3017 PT. Tiesco Cahaya Pertiwi -8 PT.Rickym Mas Jaya 15.3009 PT. Tripupa Jaya -

Potensi kayu yang berasal dari pengelolaan hutan alam dengansistem silvikultur THPB, tidak terdata karena perusahaan tidak aktif.Potensi kayu lainnya adalah dari areal hutan yang di kuasai olehmasyarakat juga tidak terdata. Hal ini akan menjadi prioritas dari KPH

yaitu melakukan pendataan potensi-potensi kayu dari semua areal yangtermasuk di KPH Unit III LLM.

2). Pemanfaatan dan Pemungutan Hasil Hutan Non KayuBila melihat potensi hutan yang berupa non kayu maka jenis yang

banyak ditemui di dalam KPHP Unit III LMM adalah rotan, getah (karetdan jelutung), madu dan sumberdaya ikan. Saat ini sebagian besar hasil

hutan non kayu seperti ikan, rotan dan getah jelutung masih diambil darisumber daya kawasan KPHP Unit III LMM, sedangkan getah karetdiperoleh dari pemanfaatan hasil penanaman yang telah dilakukan olehmasyarakat sekitar. Produksi ikan yang berasal dari sungai dan anak

Page 89: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Analisis dan Proyeksi

IV-11

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

sungai secara alami di wilayah KPHP Unit III LMM diperkirakan akanterus mengalami penurunan.

Untuk hasil hutan non kayu berupa rotan, areal produktifdiperkirakan seluas 11,70 ha (10% dari 42% dari kawasan yang masihberhutan). Potensi rotan menurut pemerintah Kabupaten MusiBanyuasin sekitar 97.166 batang atau 685 ton. Menurut informasi dandata, setiap hektar kawasan hutan KPHP Unit III LMM terdapat sekitar10 batang rotan. Berarti setidaknya ada potensi rotan sebesar 111.700batang atau 788 ton. Produksi rotan saat ini diperkirakan sekitar 26,336batang atau sekitar 186 ton setiap tahunnya. Seluruh hasil hutan nonkayu ini masih mengandalkan sepenuhnya dari sumber daya hutan yangada.

Diperkirakan potensi rotan ini akan menurun seiring berkurangnyaluasan hutan alami sebagai konsekuensi dari diubahnya hutan alamitersebut menjadi hutan tanaman yang didominasi jenis-jenismonokultur. Apabila tidak dilakukan budidaya lebih lanjut baik olehperusahaan atau lembaga pemegang konsesi serta oleh KPHP Unit IIILMM sendiri maka potensi rotan ini dalam 10 tahun mendatang tidakakan dapat mencapai angka saat ini yang lebih dari 200.000 batang.

Berdasarkan hasil penelitian Ulya (2010), untuk memperoleh 5 kgikan di tahun 1970-an cukup diperlukan waktu penangkapan selama 2jam. Namun saat ini diperlukan sekitar 10 jam untuk bisa memperolehhasil yang sama (5 kg). Dengan demikian, dalam kurun waktu 4 dekade(40 tahun) telah terjadi peningkatan waktu 5 kali lipat untuk memunguthasil hutan non kayu berupa ikan di wilayah KPHP Unit III LMM. Jikaproduksi ikan tangkapan pada tahun 2011 mencapai lebih dari 58 tonmaka pada 10 tahun kedepan (2012-2021) produksi tersebut hanyaakan mencapai kurang dari 39 ton. Secar ekonomi hasil ini setaradengan 975 juta per tahun, jika harga ikan rata-rata Rp. 25 ribu per kg.akan terjadi penurunan produksi sebesar 33% per tahunnya. Hal inimengindikasikan efektifitas waktu dan produktifitas kerja masyarakat

Page 90: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Analisis dan Proyeksi

IV-12

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

yang berprofesi sebagai nelayan yang menjadi lebih rendah. Untuk itu,ke depan perlu dilakukan dan dikembangkan lagi programpembudidayaan ikan oleh masyarakat sekitar pada sungai dan anaksungai yang ada, seperti dalam bentuk keramba.

Hasil hutan non kayu yang berupa getah adalah getah karet dangetah jelutung. Getah karet dan getah jelutung ini merupakan hasiltanaman yang dibudidayakan pada lahan konsesi ijin usahapemanfaatan hasil hutan kayu yang diwajibkan untuk di tanami dengantanaman unggulan (10%) dan tanaman kehidupan (5%). Selain itutanaman karet banyak terdapat di areal hutan yang merupakan arealperambahan hutan (ilegal farming), yang sampai saat ini potensi tidakdapat terdata.

3). Pemanfaatan Jasa Lingkungan

Fungsi produksi pemanfaatan jasa lingkungan dalam hal ini adalahwilayah yang diperuntukkan sebagai cadangan perdagangan karbon.Berdasarkan hasil penelitian (Ulya, 2010), dengan memperhitungkanpotensi karbon tegakan (aboveground biomass) dan gambut(belowground biomass) pada wilayah Kubah Gambut Merang (KGM)seluas 138.200 hektar maka di duga potensi C tersimpan pada tegakanadalah sekitar 8,6 juta ton C. Berdasarkan 3D model peat dome didugapotensi karbon tersimpan pada tanah gambut di KGM adalah 0,102 Gt C.Sehingga potensi karbon di wilayah KGM baik di atas tanah (tegakan)maupun di dalam tanah (gambut) adalah 0,110559 Gt C. Jika hargaestimasi C adalah 10 USD/t C, maka potensi nilai ekonomi karbonwilayah KPHP Unit III LMM adalah Rp. 9,95 trilyun/tahun.

Penelitian ini juga menunjukan bahwa komponen nilai ekonomitotal (NET) yang terbesar pada KPHP Unit III LMM berasal dari nilai

karbon (41,78%). Selain itu hasil analisis financial scenario carbon pooldengan dan tanpa memperhitungkan komponen nilai ekonomi totalhutan yang hilang sebagai bagian dari biaya pengelolaan menunjukkan

Page 91: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Analisis dan Proyeksi

IV-13

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

bahwa scenario carbon pool layak untuk diusahakan. Saat ini telah adapemanfaatan lahan seluas 24,000 ha untuk aktifitas demonstrasi(demonstration activity = DA) pengurangan emisi dari deforestasi dandegradasi hutan (Reducing Emissions from Deforestation and ForestDegdradation = REDD) dalam bentuk Merang REDD Pilot Project(MRPP). Dalam 3 tahun (2008-2011) MRPP melakukan tahap persiapansebelum masuk pada fase implementasi perdagangan karbon (carbontrading) melalui mekanisme REDD. Mulai tahun 2012 maka kegiatan iniakan diteruskan oleh perusahaan pemegang ijin usaha pemanfaatanpenyimpanan / penyerapan karbon (IUP PAN / RAP KARBON) pada arealseluas 21,780 ha (8% dari luasan KPHP Unit III LMM) untuk jangkawaktu 35 tahun.

Pemanfaatan Jasa Lingkungan yang diperuntukkan sebagaicadangan penyimpanan karbon saat ini telah dikeluarkan izinpemanfaatannya melalui pemberian izin usaha pemanfaatan penyerapandan penyimpanan karbon pada hutan produksi kepada PT. Global AlamLestari atas areal seluas 22.280 ha. Peruntukkan fungsi ini disebabkankarena pada wilayah ini terdapat keanekaragaman hayati yang sangattinggi, terdapat banyak flora dan fauna yang statusnya dilindungi dan

terancam punah, serta memiliki bentang lahan (landscape) yang cukupunik seperti kubah gambut dan hutan rawa gambut. Hasil penelitian Ulya(2010), menyebutkan bahwa nilai ekonomi total dari kawasan hutan diwilayah KPHP Model Lalan adalah sebesar Rp.23,8 trilyun per tahun.Komponen nilai ekonomi yang bersifat non kayu (nilai ikan, air untukrumah tangga, air untuk transportasi, karbon, perlindungan lingkungan,pilihan dan keberadaan) mempunyai proporsi lebih besar (56%) darikeseluruhan nilai ekonomi kawasan hutan di wilayah KPHP Unit III LMM.Komponen yang bersifat kayu (nilai kayu untuk industri dan kayu bakar)menyumbang 44% dari keseluruhan nilai ekonomi kawasan hutan.

Page 92: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Analisis dan Proyeksi

IV-14

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

b. Kelola Ekologi

Kelola ekologi dalam hal ini diarahkan pada pelaksanaan rehabilitasiterhadap lahan kritis, reklamasi kawasan tambang, perlindungan dankonservasi alam.

1). Rehabilitasi dan Reklamasi Kawasan Hutan

Berdasarkan data tutupan lahan, hasil interpretasi citra landsattahun 2011 terdapat belukar seluas 174.963,37 ha atau identik dengan28,65%, lahan terbuka 15.652 ha (2,56%), dan semak belukar12.310,78 ha (2,02%). Untuk itu salah satu fokus dari pengelolaanekologi kawasan ini adalah rehabilitasi pada areal yang kondisinyabelukar rawa, lahan terbuka dan semak belukar tersebut. Selain itukegiatan reklamasi juga perlu dilakukan pada areal-areal yang telahdibuka untuk kepentingan ekplorasi maupun produksi bahan tambang.

Untuk wilayah rehabilitasi atau pemulihan, kriteria yangdigunakan adalah wilayah tersebut sudah tidak berhutan lagi. Selain ituterdapat (bekas) perambahan, pembalakan liar, dan kebakaran hutandan lahan. Dapat juga dilakukan untuk tujuan dan kepentingantertentu yang merupakan wilayah yang diprioritaskan untukrehabilitasi.

Upaya rehabilitasi dan reklamasi diprioritaskan pada lahan-lahanhutan yang sangat kritis dan/atau kritis. Dalam pelaksanaan kegiatanrehabilitasi dan reklamasi dapat bekerjasama dengan pemegang ijinkonsesi karena ada kewajiban bagi mereka untuk melakukan perbaikankondisi hutan melalui rehabilitasi dan reklamasi hutan. Tujuannya agarlahan yang telah sempat terganggu secara ekologis karenadimanfaatkan maupun digunakan untuk beragam kepentingan dapatkembali pulih mendekati fungsi awalnya.

Page 93: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Analisis dan Proyeksi

IV-15

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

2). Perlidungan Hutan dan Konservasi Alam

Selain upaya rehabilitasi dan reklamasi lahan hutan, kelolaekologi juga dilakukan dalam rangka perlindungan hutan dankonservasi alam. Upaya perlindungan hutan diutamakan untukmengatasi masalah penebangan liar, perambahan liar, dan kebakaranhutan dan lahan yang tidak terkendali. Adapun upaya konservasi alamditunjukan pada perlindungan ekosistem setempat karena nilaipentingnya dari sisi keberagaman jenis baik flora maupun fauna dankeunikan maupun fungsi penting dari suatu ekologi bentang lahan(landscape ecology).

Perlindungan hutan dari perambahan difokuskan pada upayapenyelesaian masalah status lahan di dalam kawasan yang telahberubah bentuk. Banyak di jumpai kebun yang ditanam olehmasyarakat terutama kebun karet dan kebun sawit yang telahberproduksi di dalam kawasan hutan. Model-model pelibatan danperluasan akses masyarakat terhadap pemanfaatan kawasan hutanseperti HD, HTR, dan HKm dapat menjadi solusi untuk menyelesaikankonflik kepentingan terhadap status lahan.

Perlindungan hutan dari pembalakan liar difokuskan pada upaya

mempersempit gerak dari pelaku kegiatan ini. Penutupan sawmill-sawmill liar atau tak berijin yang beroperasi di sepanjang pinggirsungai perlu dilakukan segera. Selain itu, upaya penutupan kanal-kanalterhadap parit-parit yang dibuat oleh pembalak liar menjadi faktor yangcukup penting juga. Monitoring dan evaluasi dari lembaga pengelolaKPHP Unit III LMM yang rutin diperlukan untuk menjamin efektifnyalangkah-langkah yang telah diterapkan. Hal yang belum dilakukan,namun akan terlihat efektif adalah menutup akses kayu keluar dariwilayah KPHP, sehingga terhentinya suatu proses sirkulasi kebutuhanbahan baku kayu karena ditutupnya akses pasar.

Page 94: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Analisis dan Proyeksi

IV-16

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

Perlindungan hutan dari kebakaran hutan dan lahan yang ada didalam kawasan bergambut maupun di sekitarnya juga perludiprioritaskan pada kawasan bergambut karena kerentanannya yangsangat tinggi terhadap api. Selain itu, dilakukannya monitoring secarareguler sangat diperlukan pada areal KPHP Unit III LMM yang belumdialokasikan pemanfataannya. Pada areal ini sangat besarkemungkinan menjadi sumber api akibat aktivitas-aktivitas tak legal didalamnya.

Konservasi alam pada wilayah kerja KPHP Unit III LMM ditujukanpada wilayah Hutan Rawa Gambut Merang Kepayang (HRGMK). Padaareal ini dijumpai keanekaragaman flora dan fauna yang sangat tinggi.Terdapat 23 jenis flora dan 14 jenis fauna yang masuk dalam kategoridilindungi karena hampir punah. Kawasan HRGMK merupakan salahsatu hutan rawa gambut tersebut yang masih tersisa dan penting diProvinsi Sumatera Selatan. Kawasan ini menjadi salah satu area kunciKeanekaragaman Hayati di Pulau Sumatera dan bernilai penting karenamerupakan bagian dari suatu sistem hutan rawa gambut yang lebihluas yang terbentang dari Taman Nasional Berbak Provinsi Jambihingga ke Taman Nasional Sembilang di Provinsi Sumatera Selatan.

Dari jenis 18 jenis mamalia yang tercatat, 12 diantaranyamerupakan spesies yang dilindungi berdasarkan undang-undang yangberlaku di Indonesia. Sementara berdasarkan kriteria yang berlakudalam IUCN Red Data List, empat (4) spesies termasuk dalamkelompok spesies yang terancam punah dengan kategori genting(Endangered) tingkat keterancaman kepunahannya. Jenis mamaliabesar yang ditemukan adalah Harimau Sumatera (Panthera tigrissumaterae), yang tercatat sebagai jenis yang sangat kritis terancampunah menurut category IUCN (Critically Endangered, CE 1+2a).Temuan ini bisa dipahami mengingat bahwa pada areal Peat DomeMerang berdekatan dan merupakan satu kesatuan ekosistem gambutdengan Taman Nasional Berbak di Jambi, yang merupakan habitat

Page 95: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Analisis dan Proyeksi

IV-17

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

Harimau Sumatera. Selain itu, juga masih ditemukan jejak spesiesTapir asia (Tapirus indicus, vulnerable A2c+3c+4c). Beruang madu(Helarctos malayanus, vulnerable A2cd+3cd+4cd), dan spesies lainnya.Mengacu pada konvensi perdagangan satwa dan tumbuhan liar(CITES) terdapat lima (5) spesies yang termasuk dalam Appendix Iyang berarti merupakan jenis yang terancam kepunahan danperdagangannya diatur hanya untuk kebutuhan tertentu saja sepertiuntuk penelitian. Enam (6) spesies lainnya termasuk dalam kelompokAppendix II, yang termasuk katefori ini adalah spesies yang tidakterlalu terancam kepunahan jika diperdagangkan diatur berdasarkankuota yang disepakati dalam konvensi antara Negara yang meratifikasiCITES (COP).

c. Kelola Sosial

Seiring dengan adanya pertambahan penduduk, maka Pertumbuhandan perubahan sosial kemasyarakatan merupakan perkembangan yangwajar. Dinamika perubahan sosial masyarakat terjadi baik secara individumaupun kelompok. Fenomena gejolak sosial umumnya karena adanyaperbedaan kepentingan yang berdampak terhadap tatanan sosial dankehidupan masyarakat.

Identifkasi sumber konflik dalam hal ini adalah adanya kepentingankebutuhan lahan untuk wilayah pertanian kebun karet dan sawit masyarakatyang menjadi mata pencaharian masyarakat sebagai petani. Potensi konfliklainnya adalah adanya berbagai tuntutan sarana dan prasarana, peluangkesempatan kerja dan juga pengelolaan serta komitmen perusahaan dalammelakukan pengelolaan lingkungan. Potensi konflik akan terus berkembangdan semakin kompleks apabila tidak dikelola secara profesional, proporsionaldan mufakat maka tidak menutup kemungkinan akan muncul konflikdilapangan yang semakin nyata dan mengarah pada konflik fisik. Padaakhirnya akan merugikan semua pihak termasuk pemerintahan daerahkarena menciptakan kondisi politik dan stabilitas lokal tidak kondusif untukinvestasi usaha.

Page 96: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Analisis dan Proyeksi

IV-18

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

Pengelolaan sosial yang dapat dijadikan alternatif dan disepakatibersama adalah dalam bentuk ;

1. Meminimalisir perbedaan persepsi tentang ekses kegiatan dalam tahapanproses antara lain proses pelibatan masyarakat dalam pengelolaan kebun,proses pembangunan dan pengembangan infrastrukur kawasan termasukproses rekruitmen tenaga kerja lokal.

2. Meningkatkan pelibatan kelembagaan masyarakat dalam pengambilankeputusan yang berdampak terhadap masyarakat antara lain pengelolaanlingkungan, Kegiatan CSR dan perencanaan / rekruitmen sumberdaya lokal.

3. Melakukan evaluasi bersama terhadap program perusahaan dan juga programdesa untuk mensinergiskan sasaran dan ruang lingkup pengembangan wilayahdan pelibatan masing-masing pihak sehingga tidak ada kegiatan yang tumpangtindih dan tidak tepat sasaran.

4. Membangun forum pengelolaan konflik sosial yang melibatkan pihak swasta,kelembagaan masyarakat dan pemerintah daerah. Melalui forum yang akanmeningkatkan legalitas produks pengelolaan sosial dan akan bisa lebih diterimaberbagai pihak.

Pengelolaan konflik sosial harus diterapkan secara dini yaitudimasukan dalam mulai tahap perencanaan dan selalu di monitoring danevaluasi terutama dalam indikator pencapaiannya. Penentuan skala prioritaspengelolaan akan memudahkan dalam menrurai konflik. Menemukan sumberkonflik dan dampak konflik dapat diatassi dengan melakukan analisiskebijakan program parapihak.

4.3. Proyeksi Kondisi Wilayah1). Proyeksi Kelestarian Produksi

Sebagai hutan produksi, maka fungsi utama dari KPHP Unit IIILMM adalah fungsi produksi. Dengan demikian kelestarian produksimenjadi sangat penting untuk menjamin berfungsinya kawasan ini dalammemberikan hasil yang bernilai ekonomi. Kelestarian produksi inimencakup produksi hasil hutan kayu, hasil hutan non kayu, dan jasalingkungannya. Saat ini kurang lebih 68,60% kawasan KPHP Unit III LMM

Page 97: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Analisis dan Proyeksi

IV-19

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

telah dibebani ijin pemanfaatan hasil hutan dan 31,40% sisanya telahdiajukan permohonan untuk berbagai tujuan pemanfaatan. Dengan telahmulai aktifnya dan beroperasinya sebagian besar perusahaan / lembagapemegang IUPHHK baik untuk hutan tanaman (HT), hutan alam (HA), HDmaupun HTR akan ada peningkatan luasan hutan tanaman pada 10 tahunke depan. Dimungkinkan luas kawasan di dalam KPHP pada 10 tahun kedepan akan mencapai lebih dari 60%. Mencermati dari tingginyapersentase tanaman budidaya (34,9%) yang ada di dalam kawasan ini,perlu dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap status lahan, jenistanaman, dan kepemilikannya. Kejelasan informasi dan data tentangtanaman budidaya yang ada di dalam kawasan KPHP akan memudahkanpengawasan dan penataan kawasan ini ke depannya. Ada kemungkinantanaman budidaya ini merupakan milik perusahaan pemegang konsesiatau tanaman milik masyarakat yang berada di dalam maupun di sekitarkawasan KPHP Unit III LMM.

Jika mendasari dari berlangsungnya operasi perusahaan-perusahaan pemegang ijin konsesi untuk hutan tanaman maka luastanaman yang dibudidayakan oleh perusahaan akan semakin bertambah.Disamping itu diperkirakan luasan tanaman yang dibudidayakan oleh

masyarakat yang berada di dalam maupun di sekitar kawasan KPHP UnitIII LMM juga akan semakin meningkat. Karena ada pemukimanmasyarakat seluas 0.5% di dalam kawasan dan ada 24 desa yangberbatasan dengan kawasan. Adanya kenyataan bahwa 0,5% luas darikawasan KPHP Unit III LMM telah berubah menjadi pemukiman makadiperlukan pengambilan kebijakan yang tepat dan dapat diterima olehsemua pihak. Diperkirakan berlarut-larutnya penyelesaian terhadapkejelasan status lahan dari pemukiman ini akan semakin meningkatkanpotensi terjadinya konflik terhadap masyarakat di dalam kawasan KPHPUnit III LMM.

Menilik dari potensi hutannya, KPHP Unit III LMM memiliki banyakpotensi yang bisa dikembangkan. Potensi utama dari kawasan ini jelas

Page 98: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Analisis dan Proyeksi

IV-20

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

adalah hasil kayu karena statusnya adalah hutan produksi. Potensi hutanKPHP Unit III LMM dapat diprediksi dari potensi hutan tanamannya yangtelah mencapai luas hampir 70%. Pada hutan tanaman, tanaman pokokyang ditanam oleh perusahaan berupa jenis kayu cepat tumbuh(umumnya dari kelompok Akasia dan Eukaliptus). Potensi hasil kayu daritanaman pokok untuk pemenuhan kebutuhan industri kehutanan inicukup besar dimana rata-rata saat ini mencapai 440.000 m3 setiaptahunnya. Potensi kayu di KPHP Unit III LMM yang berasal dari hutantanaman ini diperkirakan akan terus mengalami peningkatan. Dalam 10tahun ke depan akan bisa tercapai angka di atas 500.000 m3. Hal inisejalan dengan akan adanya kemungkinan persetujuan terhadap ijinusaha pemanfaatan hasil hutan kayu untuk hutan tanaman yang baru.

Potensi kayu dari jenis lokal juga cukup menjanjikan. Walaupuntersisa sedikit di dalam kawasan hutan alam primer, namun perusahaanpemegang ijin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu juga telah diwajibkanmenanam jenis-jenis lokal yang memiliki nilai ekonomi tinggi yaitu seluas10% dari luasan konsesi wajib ditanami Tanaman Unggulan Lokal (TUL).Saat ini jenis-jenis lokal yang dijadikan tanaman unggulan olehperusahaan pemegang konsesi seperti Jelutung, Pulai, Ramin, Medang,

Sungkai, dan Gelam mempunyai potensi sebesar lebih dari 31.000 m3. Kedepan diperkirakan potensi kayu lokal ini akan bertambah dan dapatmencapai lebih dari 50.000 m3 jika ditambah dari potensi jenis lokal yangada di dalam kawasan hutan alam primer dan potensi dari kegiatanrehabilitasi yang dilakukan.

Produksi hasil hutan non kayu utama yang ada di wilayah KPHPUnit III LMM adalah getah yang berasal dari karet dan jelutung. Selainitu terdapat juga rotan, madu dan sumberdaya ikan. Saat ini sebagianbesar hasil hutan non kayu seperti ikan, rotan dan getah jelutung masihdiambil dari sumber daya kawasan KPHP Unit III LMM, sedangkan getahkaret diperoleh dari pemanfaatan hasil penanaman yang dilakukanmasyarakat sekitar.

Page 99: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Analisis dan Proyeksi

IV-21

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

Berdasarkan hasil analisis, luas areal produktif untuk penanaman karetdan jelutung seluas 101,304 ha. Selama tahun 2011-2012 diperkirakanbelum terjadi produksi getah karet dan jelutung yang di tanam pada arealkawasan pemanfaatan karena baru dilakukan penanaman pada tahun 2006-2007. Produksi getah karet baru dapat dipanen pada tahun 2013 sebagaihasil dari penanaman tahun 2007 (6 tahun kemudian). Sedangkan getahjelutung baru dapat diproduksi dari hasil penanaman tahun 2006 (11 tahunkemudian). Getah karet dan getah jelutung diproyeksikan mulai memberikanhasil pada periode 2012-2021. Getah karet rata-rata akan memberikan hasil3,241 ton atau senilai Rp.64,8 milyar (dengan asumsi harga rata-rata Rp. 20ribu per kg). Sedangkan getah jelutung sebanyak 698 ton atau setara 62,8milyar (dengan asumsi harga Rp. 90 ribu per kg).

Dari hasil analisis dan prediksi, maka produksi hasil hutan non kayu diwilayah KPHP Unit III LMM tahun 2010 dan prediksi tahun selanjutnya adalah:

Tabel 4.6. Produksi Hasil Hutan Non Kayu di wilayah KPHP Unit III LMM

No Jenis Areal ProduktifTahun

2010 2011*

1 Ikan (kg) Sungai dan anak sungai 62,864 58,150

2 Rotan (btg) 11,170 ha 26,336 26,336

3 Getah karet (kg) 101,304 ha - -

4 Getah jelutung(kg)

101,304 ha - -

Ket: - = tidak ada data * = prediksi

Tabel 4.7 Proyeksi Hasil Hutan Non Kayu di Wilayah KPHP Unit III LMM

SumbeSumSumber : hasil penelitian Ulya, 2010

No. Jenis ArealProduktif

Nilai Hasil Hutan Non Kayu

2011 2012-2021Rata-rataper tahun

Perubahan(%)

1 Ikan (kg) sungai dananak sungai 58,150.0 388,292.0 38,829.2 (33.2)

2 Rotan (btg) 11,170 ha 26,336.0 245,050.3 24,505.0 (7.0)

3 Getah Karet (kg) 101,304 ha - 32,410,048 3.241,005 (+)

4 Getah jelutung (kg) 101,304 ha - 6,977,957 697,796 (+)

Page 100: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Analisis dan Proyeksi

IV-22

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

2). Proyeksi Kelestarian Ekologi

Bila memperhatikan kondisi daerah aliran sungai (DAS) dalamkawasan KPHP LMM maka telah terjadi perubahan sistem hidrologis yangkurang baik. Hal ini terutama oleh perubahan tutupan lahan yangkurang seimbang sebagai dampak dari pembukaan lahan besar-besaranuntuk hutan tanaman, perambahan hutan, dan kebakaran hutan. Selainitu juga disebabkan oleh adanya aktivitas illegal logging yang banyakmenggali parit untuk mengeluarkan kayu tebangan. Diperkirakan kedepan akan terus terjadi percepatan pengeringan lahan gambut melaluipengaliran air simpanan dalam kubah gambut ke aliran sungai padamusim kemarau dan sebaliknya akan meningkatkan debit sungai saatmusim hujan. Untuk itu upaya pengendalian perambahan hutan,kebakaran hutan, dan illegal logging perlu menjadi salah satu prioritasyang perlu segera ditangani segera oleh KPHP Unit III LMM bekerjasamadengan berbagai pihak yang terkait dan berkepentingan seperti instansikehutanan di segala tingkatan dan perusahaan serta pemerintah desabeserta masyarakat yang ada di sekitar kawasan.

3). Proyeksi Keberlanjutan Ekonomi

Melihat aksesibilitas KPHP Unit III LMM yang mudah karena adanyajalan melalui jalur air (sungai) maupun jalur darat (jalan) maka prasaranayang tersedia ini akan sangat mendukung pengembangan danpembangunan ekonomi di wilayah ini dan sekitarnya. Beroperasinyasarana dan prasarana transportasi dari berbagai perusahaan yang ada didalam kawasan KPHP Unit III LMM akan memperlancar kegiatanusaha/bisnis pelaku usaha dan masyarakat sekitarnya. Dengantumbuhnya usaha pengangkutan, perdagangan dan jasa seperti yangterlihat saat ini, jelas akan berdampak positif dalam meningkatkanperekonomian daerah dan masyarakat lokal. Adapun masyarakat lokalakan mendapatkan imbal jasa dari berbagai pekerjaan yang dilakukannya.Pada saat bersamaan, kondisi ini akan menurunkan tingkat pengangguran

Page 101: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Analisis dan Proyeksi

IV-23

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

karena terbukanya banyak kesempatan kerja dan berusaha bagimasyarakat lokal yang muncul dari beroperasinya perusahaan-perusahaanpemilik ijin konsesi KPHP Unit III LMM. Selain itu, perusahaan pemegangijin konsesi juga memiliki kewajiban terhadap pemberdayaan danpeningkatan pendapatan serta kesejahteraan masyarakat. Saat ini adapotensi kontribusi perusahaan di dalam kawasan KPHP Unit III LMMterhadap lingkungan sosial melalui program Corporate SocialResponsibility (CSR) sebesar Rp. 2 milyar per tahunnya. Dalam 10tahun ke depan, diharapkan kontribusi perusahaan ini akan mencapai Rp.3 milyar per tahun apabila semua kawasan KPHP Unit III LMM telah ditatasesuai peruntukannya. Selain itu, tingkat pendapatan masyarakat saat iniyang masih didominasi oleh kelompok berpenghasilan antara Rp. 6 – 12juta/tahun, yakni berkisar antara 45 – 50% akan meningkat menjadisekitar 60%. Dan kelompok berpenghasilan diatas Rp. 12 juta/tahunnantinya dapat mencapai 40%. Pemerintah daerah akan mendapatkanpeningkatan dari sisi penerimaan pajak dan pungutan resmi lainnya. Saatini ada potensi penerimaan pemerintah dari kewajiban perusahaanpemegang ijin konsesi di dalam kawasan KPHP Unit III LMM sekitar Rp. 7milyar per tahun. Dalam waktu 10 tahun ke depan, diperkirakan

penerimaan daerah ini akan meningkat menjadi lebih dari Rp. 10 milyarpertahun.

Nilai ekonomi kawasan hutan KPHP dapat didekati dengan berbagaimetode. Apabila dihitung nilai ekonomi kawasan ini berdasarkan nilaiekonomi dari penjualan hasil hutan tanaman yang berupa kayu saat inimaka akan diperoleh nilai sekitar Rp. 712 milyar per tahun. Nilai ekonomikayu ini dapat meningkat menjadi lebih dari Rp. 1 trilyun per tahun dalam10 tahun ke depan apabila penataan hutan dapat dilakukan secaraefisien. Jika dihitung berdasarkan konsep nilai ekonomi total (totaleconomic value) maka nilai ekonomi kawasan KPHP Unit III LMM sebesarRp. 23,8 trilyun per tahun atau 89,5 juta /ha/tahun. Nilai ini mencakupnilai kayu (kayu untuk industri maupun kayu bakar) dan nilai non kayu

Page 102: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Analisis dan Proyeksi

IV-24

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

(ikan, air untuk rumah tangga, air untuk transportasi, karbon,perlindungan lingkungan, pilihan dan keberadaan). Nilai ekonomi kayuyang terbesar adalah nilai karbon (Ulya, 2011). Berarti wilayah KPHP UnitIII LMM yang berada di HRGM sangat bernilai ekonomi tinggi. Dengandemikian, ke depan wilayah HRGM ini sangat berpotensi dikembangkandalam skema pemanfaatan usaha jasa karbon ataupun jasa lingkungan.

4). Proyeksi Kelestarian Sosial Budaya

Secara demografis ada banyak 24 desa yang ada di sekitar KPHPUnit III LMM. Luas total desa ini adalah 4,653.12 km2 dengan jumlahpenduduk 73,500 orang atau 17,776 KK. Keadaan penduduk desa initergolong heterogen dengan banyaknya pendatang yang berasal dari luardaerah. Kondisi ini di satu sisi dapat menjadi kekuatan sebagai penyediatenaga kerja bagi perusahaan pemilik ijin konsesi. Namun di sisi lain jugamenyimpan potensi konflik sosial yang mungkin timbul baik antar wargamaupun antara warga dengan pihak perusahaan. Dari sisi administrasikependudukan, masih banyak ditemukan penduduk pendatang di dalamwilayah desa yang tidak terdaftar sebagai penduduk desa setempat. Ke

depan, potensi konflik sosial tetap akan ada terkait dengan masalahpemenuhan kebutuhan akan lahan dan keperluan ekonomi masyarakatapabila tidak dikelola secara tepat. Kepastian terhadap 0,5% masyarakatyang berada di dalam kawasan perlu segera dicarikan solusipenyelesaiannya. Selain itu, penyaluran potensi dana dari perusahaanpemegang konsesi perlu dimonitoring dan dievaluasi oleh KPHP Unit IIILMM agar tidak tumpang tindih, tepat guna dan tepat sasaran. Dengancara pemberdayaan masyarakat dan peningkatan pendapatannyadiharapkan potensi konflik sosial dalam 10 tahun ke depan dapatdiminimalkan dan terkendali. Secara etnisitas, sebagian besar masyarakatdi dalam dan sekitar KPHP Unit III LMM (95%) merupakan suku Melayu.Adat istiadat yang ada dan berlaku banyak dipengaruhi oleh hukum Islamdan masih dipegang teguh oleh masyarakat. Dengan adanyakemungkinan peningkatan potensi konflik sosial ke depan, maka

Page 103: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Analisis dan Proyeksi

IV-25

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

pendekatan adat istiadat perlu untuk dikedepankan dalam memecahkankonflik sosial yang terjadi di dalam masyarakat.

Dari sisi pola hubungan masyarakat lokal dengan hutan di dalamKPHP Unit III LMM,sebagian masyarakat menempatkan kawasan hutansebagai sumber mata pencaharian. Hutan dimaknai sebagai tempatmasyarakat hidup dan membutuhkan segala sesuatu untuk keperluan dankelangsungan hidupnya. Sehingga ke depan, ketergantungan dan tingkatkepentingan terhadap kawasan hutan masih sangat tinggi. Dengandemikian, setiap kegiatan yang ada di dalam hutan sedapat mungkinmelibatkan masyarakat lokal baik secara langsung maupun tidaklangsung. Menelisik pola penguasaan lahan oleh masyarakat, rata-ratapenguasaan lahan untuk kegiatan perkebunan dan pertanian seluas 2hektar per KK. Terdapat dua kelompok penguasaan lahan, yaitupenguasaan lahan di dalam kawasan KPHP Unit III LMM dan penguasaanlahan di luar kawasan KPHP Unit III LMM. Ke depan, tekanan terhadappenguasaan terhadap lahan yang berada di dalam kawasan olehmasyarakat akan terus terjadi sejalan dengan perluasan ijin konsesi olehperusahaan. Dengan demikian akan ada peningkatan potensi terjadinyakonflik sosial. Terhadap penguasaan lahan di dalam kawasan KPHP Unit

III LMM perlu diarahkan pada model HKm, HTR, HD, maupun DesaKonservasi. Perluasan kesempatan dan akses masyarakat lokal dalampemanfaatan kawasan hutan yang ada di sekitarnya akan mampumeminimalkan konflik sosial yang mungkin terjadi. Kondisi ini juga padamasa depan akan turut menjamin pengelolaan hutan secaraberkelanjutan.

5). Proyeksi Kelembagaan dan Kebutuhan Sumberdaya

Merujuk pada Permendgri 61/2010 maka KPHP Unit III LMM dapatmemenuhi kriteria untuk menjadi KPHP Tipe A. Dengan memperhatikankeadaan KPHP saat ini, maka upaya dalam pemenuhan sumberdayamenjadi suatu yang prioritas. KPHP Unit III LMM dipimpin oleh KepalaKPHP dengan klasifikasi tingkat eselonisasi setara Eselon IIIa. Struktur

Page 104: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Analisis dan Proyeksi

IV-26

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

organisasinya terdiri dari 1 kepala KPHP, 1 Kepala Sub Bagian Tata Usaha,2 Kepala Seksi, dan 3 Kepala Resort yang mengepalai masing-masingwilayah resort. Selain itu diperlukan pula beberapa Pejabat Fungsional.

Apabila diperkirakan masing-masing kepala sub bagian atau kepalaseksi memerlukan 3 orang staf dan setiap kepala resort dipenuhi masing-masing 2 staf maka diperlukan setidaknya sebanyak 18 orang strukturalyang dibutuhkan agar kegiatan KPHP dapat berjalan dengan normal.Sebanyak 15 orang diharapkan dapat diisi oleh tenaga teknis dengan latarbelakang ilmu kehutanan. Selain itu juga perlu adanya beberapa orangfungsional yang diperlukan untuk pengamanan dari kelompok polhut sertakelompok pengembangan dan penelitian. Sejalan dengan itu jugadilakukan upaya pemenuhan peralatan yang berupa sarana dan prasaranapendukung bagi beroperasinya KPHP secara baik. Pembangunaninfrastruktur kantor KPHP Unit III LMM beserta beberapa peralatanpendukungnya (komputer, printer) serta penyediaan sarana transportasi(mobil, motor, speed boat) yang sedang dilakukan pada tahun 2013 iniperlu terus dilanjutkan secara bertahap guna pemenuhan standar saranadan prasarana yang disyaratkan.

6). Proyeksi Peran Serta Stakeholders

Untuk mengubah potensi dari KPHP Unit III LMM menjadi hasilyang optimal sesuai dengan perencanaan maka diperlukan adanya peranserta dari berbagai pihak yang memiliki keterkaitan. Bentuk keterkaitantersebut dapat saja karena fungsi, struktur, maupun kesamaankepentingan dan tujuan. Dengan berbagai peran maka akanmemudahkan pencapaian target dan mempercepat penyelesaian masalahdan kendala yang dihadapi. Secara garis besar maka peransertastakeholders dapat dikelompokan menjadi 4 bagian yaitu stakeholderskelola produksi, kelola ekologi, kelola sosial ekonomi, dan kelolakelembagaan. Dalam arahan kelola produksi stake hoder yang terkaitdisamping KPH Unit III LMM dan para pemegang izin, juga terkait denganKementerian Kehutanan, pemda Provinsi dan Kabupaten, Dinas

Page 105: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Analisis dan Proyeksi

IV-27

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

kehutanan Provinsi dan Kabupaten, Para swasta Industri Hulu dan Hilirbidang kehutanan, Dinas perindustrian dan perdagangan, Dinasperhubungan dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Stake holdersyang terkait dengan arahan kelola ekologi dan lingkungan adalahKementerian kehutanan, Dinas Kehutanan Provinsi dan kabupaten, BalaiKSDA, Badan Lingkungan Hidup Provinsi dan Kabupaten, para NGO lokaldan internasional yang bergerak dibidang Konservasi dan Lingkungan.Untuk Stakeholders yang terkait dengan perlindungan hutan sesuaidengan yang tercantum dalam Intruksi Presiden No. 4 tahun 2005tentang pemberantasan penebangan kayu illegal. Adapun stakeholdersyang terkait dengan arah kelola sosek dan kelembagaan adalah PemdaProvinsi dan Kabupaten, Dinas Kehutanan Provinsi dan Kabupaten,Swasta industri hulu dan hilir bidang kehutanan, NGO lokal, nasional daninternasional, para stakeholders yang dimaksud didaftar pada tabel 4.8.

Tabel 4.8 Daftar Stakeholders yang Terkait dalam PembangunanKPHP Unit III LMM

No Stake Holders Terkait

1 KPH Unit Lalan Mangsang Mendis2 Kementerian Kehutanan3 Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan4 Dinas Kehutanan Kabupaten Musi Banyuasin5 Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan6 Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Banyuasin7 UPT-UPT Kementerian Kehutanan (BPKH, BKSDA, BPPHP, BPTH, BLK, BPDAS)8 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Selatan9 Badan Lingkungan Hidup dan Penelitian Pengembangan Kabupaten Musi

Banyuasin10 NGO Lokal, Nasional dan Internasional yang bergerak di bidang konservasi dan

lingkungan11 Pihak Swasta Industri hulu dan hilir bidang kehutanan12 Dinas Perhubungan13 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi14 Dinas Perdagangan dan Perindustrian1516

Pemerintah Kecamatan dan DesaKepolisian

Page 106: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Rencana Kegiatan

V-1

BAB VRENCANA KEGIATAN

Perencanaan kegiatan yang disusun merupakan upaya untukmempertahankan serta mengoptimalkan kelestarian produksi, ekologi, dan sosialekonomi dari kawasan KPHP Unit III LMM. Perencanaan diarahkan untuk mencapaitarget yang paling memungkinkan untuk dicapai. Target yang ingin dicapai merujukpada proyeksi yang merupakan hasil dari analisis yang telah dilakukan.

5.1. Inventarisasi dan Penataan Hutan Berkala

Kegiatan inventarisasi dan Tata Hutan yang dilakukan dalam rangkapenyusunan RPHJP KPHP Unit III LMM masih bersifat makro, sehingga belumdapat menghasilkan data secara detail dan lengkap pada masing-masingblok/petak. Untuk itu, inventarisasi potensi perlu dilakukan secara berkalauntuk mengetahui perkembangan potensi hutan dan kondisi sosial di wilayahkelola KPHP Unit III LMM. Selain itu hasil inventarisasi ini dapat digunakansebagai bahan untuk penataan hutan yang lebik baik dan lebih mantap ataudapat dijadikan sebagai informasi dalam mengambil kebijakan terhadapwilayah kelola.

Kegiatan inventarisasi secara berkala diarahkan untuk hal-hal sebagaiberikut :

a. Inventarisasi potensi kayu berkalab. Inventarisasi potensi satwa berkalac. Inventarisasi potensi HHBK berkalad. Inventarisasi potensi jasa lingkungan berkala

Kegiatan penataan hutan secara berkala difokuskan pada hal-halsebagai berikut :

a. Penataan blok berkalab. Penataan petak berkala

Page 107: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Rencana Kegiatan

V-2

Kegiatan inventarisasi dan penataan hutan dapat dilakukan secaraberkala setiap 2 (dua) tahun. Kegiatan ini dapat bekerja sama dengan

pengelola ijin usaha pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan di wilayahKPHP Unit III LMM. Selain itu pengelola KPHP Unit III LMM dapat menjalinkerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan maupun penelitian untukmelakukan inventarisasi dan penataan hutannya.

5.2. Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu

Areal yang diperuntukkan sebagai pemanfaatan wilayah tertentudirencanakan 32.983,67 ha atau sekitar 12,68 % dari keseluruhan luas KPHUnit III LMM. Areal tersebut adalah areal yang tidak termasuk pada wilayahizin dan areal yang belum ada izin. Dengan adanya areal yang akan dikelolasebagai wilayah tertentu diharapkan areal-areal tersebut dapat terkeloladengan efektif, selain itu juga diharapkan adanya peningkatan produktivitasKPH secara mandiri. Kegiatan pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu akanlebih diarahkan pada peningkatan hasil hutan kayu sebagai bahan baku kayupertukangan dan hasil hutan bukan kayu sebagaimana yang menjadi visiKPHP Unit III LMM, yang pelaksanaannya akan mengkolaborasikan antaraPemanfaatan kawasan hutan yang lebih berorientasi pada kelola produksi/ekonomi, kelola ekologi dan kelola sosial budaya. Dari luasan 32.983,67 hapengelolaan wilayah tertentu, arealnya dapat dilihat pada data spasial yang

disajikan di lampiran.

Dalam mengoperasionalkan wilayah tertentu, KKPH akan mengacupada Peraturan Menteri Kehutanan RI nomor: P.47/Menhut-II/2013 tentangpedoman kriteria dan standar pemanfaatan hutan di wilayah tertentu padaKPHL dan KPHP. Realisasi pelaksanaannya dapat dilakukan secara sendirimaupun bekerja sama dengan pihak lain. Apabila dirasakan telah cukupmemiliki kemampuan baik dari sisi sumber daya maupun sumber dana makaPengelola dapat melakukannya secara mandiri. Namun apabila belummemungkinkan untuk melakukannya sendiri maka dapat bekerja sama

Page 108: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Rencana Kegiatan

V-3

dengan pihak lain dalam skema yang dimungkinkan oleh peraturanperundangan yang berlaku.

Berbagai bentuk kegiatan yang dapat dilakukan adalah pemanfaatanhasil hutan kayu (Kayu unggulan lokal atau kelompok kayu fast growingspecies), hasil hutan bukan kayu (getah, rotan, madu). Lebih terperinciberbagai kegiatan yang menjadi pemungkin akan dan dapat dilakukandisajikan pada (tabel 5.3) matrik rencana kegiatan.

5.3. Pemberdayaan Masyarakat

Sebagai pemangku dan pengelola kawasan maka melekat pulakewajiban untuk memberdayakan dan membina masyarakat di sekitarkawasan. Kawasan hutan KPHP Unit III LMM dikelilingi oleh 24 Desa yang adadisekitarnya. Dengan demikian kepentingan masyarakat sekitar kawasan perludiperhatikan dan diakomodasi sehingga dapat memberikan manfaat yangpositif bagi keberlangsungan pengelolaan KPHP Unit III LMM secara amandan berkelanjutan. Pada kegiatan pelibatan masyarakat pada pengelolaanhutan diharapkan juga dapat meningkatkan nilai ekonomi masyarakat. Saatini sudah banyak skema-skema pengelolaan hutan yang dapat melibatkanmasyarakat secara langsung sebagai subjek pengelola hutan di wilayahnya.Adanya ijin usaha bagi perorangan maupun kelompok atau desa seperti HTR,HKm, HD, dan Desa konservasi telah membuka akses yang sangat luas bagi

masyarakat untuk dapat memanfaatkan sumber daya hutan sekitarnya bagipeningkatan kualitas hidup dan penghidupannya.

Dalam kerangka kelola sosial (dan budaya) maka kegiatan pemberdayaanmasyarakat diarahkan pada :

a. Pemberian akses pemanfaatan hutan bagi masyarakat sekitar hutandalam berbagi skema pengelolaan yang dimungkinkan.

b. Pelaksanaan pembinaan kelembagaan masyarakat di sekitar hutan.c. Pendidikan dan pelatihan masyarakat di sekitar hutan.d. Pembentukan Kelompok Tani Hutan (KTH) binaan.

Page 109: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Rencana Kegiatan

V-4

Dalam pelaksanaannya dapat dilakukan bekerja sama dengan pengelola ijinusaha pemanfaatan ataupun penggunaan kawasan yang memiliki kewajiban

yang sama dalam pemberdayaan masyarakat.

5.4. Pembinaan dan Pemantauan Pemanfaatan Hutan di Areal yangTelah Ada Ijin

Terhadap areal KPHP Unit III LMM yang telah memiliki ijin usahapemanfaatan hutan perlu dilakukan pembinaan dan pemantauan secaraberkala. Hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan pengelolaan kawasanhutan dapat tetap berjalan sesuai perencanaan dan peraturan yang berlaku.

Kegiatan pembinaan dan pemantauan areal yang telah berijin diarahkanpada:

a. Pelaksanaan kesesuaian jenis tanaman dengan Peraturan MenteriKehutanan tentang pembagian alokasi wilayah kelola (70% tanamanpokok, 10% tanaman unggulan, 10% kawasan konservasi, 5% tanamankehidupan dan 5% sarana prasarana)

b. Kesesuaian pelaksanaan operasional pembinaan tegakan dengan RKU danRKT.

c. Pelaksanaan realisasi pemberdayaan masyarakat dan implementasi CSR.d. Pemantauan terhadap pelaksanaan pembinaan terhadap kawasan/zona

konservasi

Permasalahan dan hambatan yang ditemukan atau dihadapi dalampengelolaan hutan dapat dikordinasikan dan diskusikan secara berkaladengan Pengelola KPHP Unit III LMM sebagai penanggung jawab di tingkattapak.

5.5. Pembinaan dan Pemantauan Penggunaan Kawasan Hutan

Terhadap areal KPHP Unit III LMM yang telah digunakan untukkegiatan disektor kehutanan, maka dilakukan monitoring, evaluasi danpembinaan terhadap jalan kegiatan. Kegiatan penggunaan kawasan hutanyang ada di KPHP Unit III LMM adalah kegiatan pertambangan dan migassehingga yang menjadi arah pembinaan dan pemantauan adalah:

Page 110: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Rencana Kegiatan

V-5

a. Pelaksanaan reklamasi di wilayah pertambangan baik pada areal bekastambang ataupun areal lainnya seperti kiri kanan jalan dan sekitar sarana

prasarana.b. Pelestarian dan pengelolaan terhadap areal konservasi, yakni kiri-kanan

sungai atau daerah resapan air lainnya.

5.6. Rehabilitasi Pada Areal Kerja Di Luar Ijin

Untuk menjaga keseimbangan fungsi ekologis dan ekonomis secaraoptimal, pada kawasan hutan yang kritis dan rusak perlu dilakukanrehabilitasi. Apabila kawasan tersebut berada di areal pemegang konsesi ijinusaha maka kegiatan rehabilitasi menjadi tanggung jawab pemilik ijin yangbersangkutan. Untuk hutan yang terdegradasi dan berada di luar ijin usahamaka menjadi tanggung jawab dan kewenangan Pengelola KPHP Unit III LMMuntuk melakukan rehabilitasi.

Kegiatan rehabilitasi diarahkan pada :

a. Pelaksanaan rehabilitasi pada areal kritis di luar ijin pemanfaatan maupunpenggunaan kawasan hutan.

b. Pelaksanaan rehabilitasi yang diperuntukkan pada skema perdagangankarbon.

c. Pelaksanaan rehabilitasi yang diperuntukkan untuk perlindungan satwa.d. Monitoring dan evaluasi seluruh rehabilitasi pada areal diluar ijin, baik izin

pemanfaatan maupun penggunaan kawasan hutan.

5.7. Pembinaan dan Pemantauan Rehabilitasi dan Reklamasi di dalamAreal Berijin

Sesuai dengan peraturan perundangan maka untuk kawasan hutanyang telah diberikan ijin usaha maka tanggung jawab kegiatan rehabilitasidiserahkan kepada pemilik ijin usaha yang bersangkutan. Pihak pengelolaKPHP Unit III LMM memiliki peran dalam pembinaan dan pemantauanterhadap pelaksanaan rehabilitasi pada areal tersebut. Melalui pembinaan danpemantauan diharapkan kegiatan rehabilitasi dapat berjalan dengan baiksesuai dengan perencanaan dan target pencapaian. Dari pelaksanaan

Page 111: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Rencana Kegiatan

V-6

pembinaan dan pemantauan ini diharapkan kegiatan rehabilitasi danreklamasi berjalan sesuai dengan rencana dan peraturan yang berlaku.

Kegiatan pembinaan dan pemantauan rehabilitasi dan reklamasi pada arealyang telah berijin diarahkan pada:

a. Pembinaan pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi terhadap pemegangijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan.

b. Pemantauan pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi terhadap pemegangijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan.

5.8. Perlindungan dan Konservasi Alam

Perlindungan dan konservasi alam dimaksudkan untuk menjaminkawasan hutan KPHP Unit III LMM dapat berfungsi optimal secara ekologis.Kegiatan perlindungan dan konservasi alam terutama ditujukan untukmencegah kerusakan dan mengamankan kawasan hutan dari berbagaigangguan. Khusus di kawasan KPHP Unit III LMM pencegahan danpengamanan hutan difokuskan pada gangguan yang disebabkan oleh aktifitasmanusia.

Kegiatan perlindungan dan konsevasi alam diarahkan pada upaya :

a. Pelaksanaan pencegahan kerusakan hutan akibat kebakaran hutan.b. Pelaksanaan pengamanan hutan dari gangguan aktivitas perambahan

buatan.c. Pelaksanaan pengamanan hutan dari gangguan aktivitas penebangan liar.d. Pembentukan kader konservasi pada masyarakat lokale. Bekerja sama dengan pihak pemegang izin dan pihak pemerhati

lingkungan dalam melakukan inventarisasi, pengawetan danpemeliharaan areal konservasi sebagaimana yang tercantum dalamKepres No. 32 tahun 1990, dengan kriteria-kriteria seperti Kiri-kanansungai (50 m sungai kecil, 100 m sungai besar), daerah resapan air,kedalaman gambut ≥ 3m, kelerengan ≥ 40%, sebagai kawasan yang

Page 112: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Rencana Kegiatan

V-7

mempunyai nilai konservasi tinggi di kawasan hutan (High ConservationValue Forest/HCVF).

f. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pengawetandan pemeliharaan zona HCVF di areal berizin pemanfaatan danpenggunaan hutan.

g. Pengawetan dan pemeliharaan flora fauna pada zona-zona HCVF danpada wilayah-wilayah yang diperuntukkan sebagai jasa lingkungan, dalamhal ini adalah hutan rawa gambut Merang.

5.9. Koordinasi dan Sinkronisasi Antara Pemilik Ijin

Agar kegiatan pengelolaan hutan dikawasan KPHP Unit III LMM dapatberjalan efektif dan lancar maka diperlukan adanya koordinasi dansinkronisasi antar pemegang ijin. Koordinasi lebih ditujukan untuk salingbertukar informasi dan data serta pengalaman antar pemilik ijin pemanfaatanmaupun penggunaan kawasan hutan. Sinkronisasi lebih diupayakan untukmenyerasikan dan mengintegrasikan semua kegiatan di dalam kawasan yangdikelola oleh masing-masing pemilik ijin agar tidak saling tumpang tindih dansaling klaim. Fasilitas kegiatan ini dapat diperankan oleh Pengelola KPHP UnitIII LMM.

Kegiatan koordinasi dan sinkronisasi diarahkan pada :

a. Pelaksanaan koordinasi kegiatan antar pemegang ijin pemanfaatan danpenggunaan kawasan KPHP Unit III LMM.

b. Pelaksanaan sosialisasi dan sinkronisasi kegiatan antar pemegang ijinpemanfaatan dan penggunaan kawasan KPHP Unit III LMM.

5.10. Koordinasi dan Sinergi dengan Stakeholders Terkait

Dalam upaya mengelola hutan di kawasan KPHP Unit III LMM agarlebih berdaya guna dan memiliki dampak yang meluas maka diperlukanadanya koordinasi dan sinkronisasi dengan stakeholders yang memilikiketerkaitan dengan kegiatan pada tingkat tapak. Pelaksanaan koordinasisaling bertukar informasi dan data serta pengalaman antara Pengelola KPHP

Page 113: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Rencana Kegiatan

V-8

Unit III LMM dengan stakeholders, juga untuk melakukan pengembanganinvestasi, melaksanakan perlindungan dan pengamanan hutan dan dalam

pemberdayaan masyarakat. Sinkronisasi lebih diupayakan untukmenyerasikan dan mengintegrasikan semua kegiatan di dalam kawasan KPHPUnit III LMM agar sejalan dengan berbagai tujuan dan kepentinganpembangunan yang lebih besar yang sudah dikelompokkan menjadi kelolaproduksi, kelola ekologi, dan kelola sosial. Pada bab IV sudah diproyeksikanada 16 stakeholders yang terlibat dalam pengelolaan KPHP Unit III LMM, baikdibidang pembinaan tegakan, perlindungan dan pengamanan, pemberdayaanmasyarakat ataupun dalam pengembangan investasi. Keterkaitan peran sertastakeholders tersebut dari setiap pengelompokkan tipe pengelolaan adalahsebagai berikut.

Tabel 5.1 Peran serta Stakeholders dalam Pengelolaan KPHP Unit III LMM

No. Bentuk Kelola Parapihak yang terlibat

1 Produksi Perusahaan pemegang ijin usaha pemanfaatan danpenggunaan kawasan hutan, KPHP Unit III LMM, Pengusahahasil hutan kayu dan non kayu, investor, Dinas KehutananProvinsi dan Kabupaten, Kementrian Kehutanan.

2 Ekologi / Lingkungan Perusahaan pemegang ijin usaha pemanfaatan danpenggunaan kawasan hutan, KPHP Unit III LMM, NGO/LSM,Lembaga Donor, Dinas Kehutanan Provinsi dan Kabupaten,Badan Lingkungan Hidup Provinsi dan Kabupaten.

3 Sosial Ekonomi Perusahaan pemegang ijin usaha pemanfaatan danpenggunaan kawasan hutan, KPHP Unit III LMM, NGO/LSM,Lembaga Donor, Dinas Kehutanan Provinsi dan Kabupaten,Kementrian Kehutanan.

4 Kelembagaan KPHP Unit III LMM, Badan Kepegawaian Daerah, NGO/LSM,Lembaga Donor, Dinas Kehutanan Provinsi dan Kabupaten,Kementrian Kehutanan.

5 Perlindungan danpengamanan

KPHP Unit III LMM, Pemda Prov-Kab-Kec-Desa, NGO, BKSDA,kepolisian

Sumber : Hasil Analisis

Page 114: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Rencana Kegiatan

V-9

Kegiatan koordinasi dan sinkronisasi diarahkan pada :

a. Pelaksanaan koordinasi Pengelola KPHP Unit III LMM dengan instansi

maupun pihak yang terkait di semua tingkatan.b. Pelaksanaan sinkronisasi kegiatan di tingkat tapak antara Pengelola KPHP

Unit III LMM dengan instansi maupun pihak yang terkait di semuatingkatan.

5.11. Rencana Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM

Agar pengelolaan hutan dapat berfungsi dengan baik maka sebagaiinstitusi pengelola kawasan hutan memerlukan kecukupan jumlah maupunkapasitas sumber daya manusia. Untuk itu perlu diupayakan penyediaansumber daya manusia baik tenaga manajerial, teknis maupun non teknis danpendukung. Perlu pula disertai dengan upaya peningkatan kualitas dankapasitas sumberdaya manusia yang ada di institusi Pengelola KPHP agardapat berperan optimal bagi kemajuan KPHP.

Kegiatan penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM diarahkan pada :

a. Pemenuhan kebutuhan pegawai baik struktural, non struktural danfungsional.

b. Identifikasi dan pengusulan kebutuhan pegawai baik struktural, nonstruktural, maupun fungsional.

c. Identifikasi kebutuhan pelatihan (training need assessment).

d. Pengembangan kapasitas personil melalui berbagai program pendidikan,pelatihan dan pembinaan.

5.12. Pendanaan

Agar tercapai tujuan, sesuai visi dan misi KPHP Unit III LMM, diperlukandukungan pendanaan yang kuat. Sumber pendanaan dapat berasal dari KPHPUnit III LMM sendiri serta dana dari sumber lain. Dukungan dana lainnyadimungkinkan untuk diperoleh dengan menjalin kerjasama dan kemitraandengan berbagai pihak antara lain para pemegang ijin usaha yang ada didalam wilayah KPHP Unit III LMM, APBN, APBD, Anggaran Pendapatan

Page 115: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Rencana Kegiatan

V-10

Belanja Desa yang ada disekitar wilayah, mitra lembaga donor, dana dariswadaya masyarakat dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat. Proses

realisasi pencapaian pendanaan tersebut, KPHP Unit III LMM akan melakukanbeberapa upaya kegiatan berupa penyusunan rencana anggaran dan kegiatanrutin kepada Pemda Musi Banyuasin dan Kemenhut serta pembuatan proposalyang diperuntukkan pada pihak-pihak donatur yang tidak mengikat.Kebutuhan dana, banyaknya jenis kegiatan dan besarnya volume kegiatanharus dijabarkan lebih lanjut secara detail berdasarkan tahapan dan targetkegiatan dengan formulasi biaya dihitung secara khusus. Total dana yangdiperlukan selama kurun waktu 10 (sepuluh) tahun untuk operasionalpengelolaan KPHP Non gaji staf KPHP dengan jumlah Rp.54.955.000.000,-secara rinci per jenis kegiatan sebagaimana tercantum pada (tabel 5.2).

5.13. Sarana dan Prasarana

Agar pengelolaan kawasan hutan KPHP Unit III LMM dapat berhasil denganbaik diperlukan berbagai sarana prasarana pokok dan penunjang. Kebutuhanterhadap sarana dan prasarana ini terutama yang terkait denganpembangunan infrastruktur bagi institusi baru sebagai KPHP Unit III LMM.

Berbagai sarana prasarana tersebut diarahkan pada :

a. Pengadaan dan pembangunan prasarana kantor resort beserta isinya.b. Pengadaan sarana transportasi berupa mobil dan speedboat.

c. Pengadaan sarana komunikasi.d. Pengadaan alat perlengkapan kerja di lapangan.e. Pembangunan pos jaga dan pengamanan

5.14. Pengembangan Database

Untuk kelangsungan kegiatan KPHP Unit III LMM dalam jangka waktuyang cukup lama ini diperlukan adanya database (data-data dasar)menyangkut kawasan, ijin pemegang usaha, kegiatan-kegiatan dari KPHP UnitIII LMM dari awal terbentuknya KPHP hingga rencana pengembangankedepan dari KPHP Unit III LMM ini. Database ini mutlak diperlukan untuk

Page 116: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Rencana Kegiatan

V-11

dapat merencanakan kegiatan selanjutnya berdasarkan kondisi dan kejadiansebelumnya, sehingga diharapkan tujuan kegiatan dapat tercapai.

Pengembangan database diarahkan pada pengadaan peralatan pendukungdatabase dan pengembangan system database. Database yang diperlukanuntuk pengembangan data lebih lanjut adalah data hasil penyelidikan kondisidan potensi kawasan, data perkembangan sosial ekonomi masyarakat, datahasil riset dan data administrasi tata ruang kawasan maupun wilayah.

5.15. Rasionalisasi Wilayah Kelola

KPHP Unit III LMM menginginkan terwujudnya kepastian areal kerjamelalui kegiatan tata batas, penataan ruang yang efesien dan efektif,Penataan Areal Kerja (PAK) dengan membuat zonasi pada areal kerja.Rasionalisasi wilayah kelola melalui kegiatan inventarisasi hutan dilakukanuntuk memperbaiki strategi dan pengembangan wilayah kelola yang sesuaidengan kondisi terkini. Pelaksanaan rasionalisasi wilayah kelola ini dapatdilakukan bekerjasama dengan pemegang ijin konsesi pemanfaatan maupunpengguna kawasan pada areal masing-masing. Untuk di luar areal konsesiseperti pada wilayah pemanfaatan tertentu, Pengelola KPHP Unit III LMMdapat melakukannya secara mandiri.

Bentuk rasionalisasi wilayah kelola diarahkan pada :

a. Tata batas kawasan pada areal di dalam ijin konsesi.

b. Tata batas kawasan pada areal di luar ijin konsesi.c. Penataan ruang dan areal kerja melalui pembuatan zonasi.

5.16. Review Rencana Pengelolaan

Untuk memperoleh rencana pengelolaan jangka panjang (10 tahun)KPHP Unit III LMM yang sesuai dengan kondisi terkini maka diperlukankegiatan untuk meninjau kembali rencana pengelolaan yang telah ditetapkansebelumnya. Jangka waktu review dalam kurung waktu 3 (tiga) tahun sekalidimana merupakan penyesuaian antara rencana dan tata kelola serta fakta dilapangan, akan memudahkan pelaksanaan di tingkat tapak. Selain itu, upaya

Page 117: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Rencana Kegiatan

V-12

pengelolaan hutan yang efektif dan efisien dalam kerangka kelestarian hasildan kelestarian hutan dapat terwujud. Beberapa kegiatan yang dapat

dilakukan antara lain dengan :

a. Mengiventarisir rencana unggulan dan prioritas.b. Mengidentifikasi dan inventarisasi masalah.c. Melakukan revisi rencana pengelolaan.d. Melakukan konsultasi publik terkait review rencana pengelolaan.

5.17. Pengembangan Investasi

Sebagai suatu unit kelola yang memiliki kewenangan untuk mengelolakawasannya sendiri, upaya untuk mengembangkan investasi menjadidimungkinkan. Hal inipun dapat menjadikan percepatan pembangunansebagai realisasi dari rencana pengelolaan. Investasi yang dilakukan olehKPHP Unit III LMM diarahkan pada kelola produksi yang memberikan manfaatekonomi bagi KPHP Unit III LMM sendiri maupun pemerintah dan masyarakat.Pengelolaan produksi ini dapat berupa kayu maupun HHBK. Banyak skemapengembangan investasi dapat dilakukan dan sesuai dengan kondisi di tingkattapak.

Bentuk pengembangan investasi diarahkan pada :

a. Pengembangan investasi pada produksi hasil hutan kayu.

b. Pengembangan investasi pada produksi hasil hutan bukan kayu.c. Pengembangan investasi pada jasa lingkungan.

Page 118: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Rencana Kegiatan

V-13

Tabel 5.2. Matrik Pengembangan Investasi

No TahunKegiatan Kegiatan Pengembangan Lembaga/Mitra

1 2014 - 2016 Penataan petak kerja , sosialisasi , pembentukankelembagaan kemitraan, Studi Kelayakan dll

KPHP, PemerintahanSetempat dan Pihakke-III

2 2016 – dst... 1. Investasi Pengembangan Hasil Hutan Kayu

a. Penataan petak kerja

b. Studi kelayakan dan analisis pasar

c. Pemilihan jenis

d. Penguatan Kelembagaan dan kemitraan

2. Investasi Hasil Hutan Bukan Kayu

a. Penataan petak kerja

b. Studi kelayakan dan analisis pasar

c. Pembinaan, penyuluhan dan pendampingan

d. Pemilihan jenis

e. Pengembangan agroforestri

f. Penguatan kelembagaan dan kemitraan

3. Investasi Jasa Lingkungan

a. Penentuan wilayah jasa lingkungan danekowisata

b. Inventarisasi potensi ekowisata

c. Sosialisasi

d. Pembentukan kelembagaan kemitraan

KPHP, Pemda,Kemenhut, Pihak ke-IIIdan masyarakat

3 2020- dst. 1. Pembangunan Industri Pegolahan Kayu

2. Pengembangan Industri Pengolahan HHBK

Mitra/ Pihak ke-III

Page 119: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Rencana Kegiatan

V-14

Tabel 5.3. Matrik Rencana Kegiatan Pengelolaan KPHP Unit III LMM

Fokus Kegiatan Tujuan Bentuk Kegiatan Pelaksana Waktu Lokasi Jumlah Dana Sumber Dana

I. Pembagianwilayahkelembagaanadministrasi

Efisiensi danefektifitaspengelolaan danpengawasan

1. Pembentukan Resort

2. Penataan batas Resort

3. Pengangkatan ataupenunjukkan KepalaResort

KPHPberkordinasidengan DinasKehutananKabupaten MusiBanyuasin

Tahun 2014 1. Resort HPLalan I,Resort HPlalan II,Resort HPMangsangMendis

175.000.000,- KPHP/DishutkabMusi Banyuasin

II. Inventarisasiberkala wilayahkelola sertapenataanhutannya

1. Untukmengetahuipotensi dankondisi sosialwilayah kelola

2. Sebagai bahandan informasidalam mengambilkebijakanterhadap wilayahkelola

1. Inventarisasia. Inventarisasi potensi

kayu berkalab. Inventarisasi struktur

dan komposisipermudaan

c. inventarisasi satwaberkala

d. inventarisasi non –kayu

e. inventarisasi jasalingkungan berkala

f. inventarisasi socialekonomi budayamasyarakat sekitarsecara berkala

g. Inventarisasi rawankonflik

h. Penerbitan bukuBiodiversity(Keanekaragamanhayati flora dan fauna)KPH lalan

KPHP bekerjasama denganpemegang ijinkonsesi danlembaga –lembagapenelitian /pendidikan.

Di mulaitahun 2014dandilakukansecaraberkalaSetiap 2tahun sekaliselama

10 tahun

1. Lokasi ijin

2. Wilayahtertentu darisetiap resort

3.500.000.000,- KPHP/DishutkabMusi Banyuasin,Pemegang ijinkonsesi, Kemhut,Dishut Sumsel,Stakeholdersterkait Mitradonor

Page 120: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Rencana Kegiatan

V-15

Fokus Kegiatan Tujuan Bentuk Kegiatan Pelaksana Waktu Lokasi Jumlah Dana Sumber Dana

2, Penataan Hutana. Penataan blok berkalab. Penataan petak

berkala

III. Pemanfaatanhutan padawilayahtertentu

1. Terkelolanyawialyah-wilayahdi luar ijin

2. Peningkatanproduktivitas KPHsecara mandiri

1. Inventarisasi potensihutan khusus padawilayah tertentu

2. Penyusunan rencanapemanfaatan hutankhusus pada wilayahtertentu

3. Penanaman berbagaijenis MPTS, TUL, kayuproduksi daur pendek

4. Pemberdayaan danpembinaan masyarakat

5. Pembentukan danPemeliharaan zonakonservasi danpendidikan

6. Fasilitasi ijin kemitraanpengelolaan hutandengan masyarakatberbasis kearifan lokal

7. Membangunkerjasama denganinvestor (pihak ke-3)dalam pengelolaan danpemanfaatan hutan

KPHP dan ataubekerjasamadengan Pemda,Lembaga Donor,Perusahaan,Institutsipendidikan danlembaga lainnyayangmemungkinkan

Dimulaitahun 2014Setiap tahunselama 10tahun

Resort 1, ResortII, Resort III padawilayah yangdiperuntukkansebagaipengelolaanwilayah tertentu

25.000.000.000,- KPHP/DishutkabMusi Banyuasindan lembagaDonor atauPerusahaan dansumber lainnya

Page 121: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Rencana Kegiatan

V-16

Fokus Kegiatan Tujuan Bentuk Kegiatan Pelaksana Waktu Lokasi Jumlah Dana Sumber Dana

IV. Pemberdayaanmasyarakat

1. Pelibatanmasyarakat dalampengelolaanhutan

2. Pemberdayaandan pembinaanmasyarakat

3. Peningkatanekonomimasyarakat

1. Penyusunan rencanadan regulasi pelibatanmasyarakat

2. Pemberdayaan danpelibatan masyarakatdalam pemanfaatanhutan

3. PembentukanKelompok Tani Hutan(KTH) Binaan

4. Pembinaankelembagaanmasyarakat DesaHutan

5. Pendidikan danpelatihan MasyarakatDesa Hutan

KPHP danDishutkab MusiBanyuasin,

Setiap tahunselama 10tahun

Hutan DesaMuara Merang,Hutan DesaMuara Meledak,Hutan DesaKepayang, danHTR pada 24desa sekitar

2.500.000.000,- KPHP/DishutkabMusi Banyuasin,Dishut Sumsel,Kemhut, Desa,LSM, LembagaDonor

V. Pembinaan danPemantauan

(controlling)pada arealKPHP yangtelah ada ijinpemanfaatanmaupunpenggunaankawasan hutan

Agar pelaksanaanpengolahan diwilayah ijin lahansesuai denganperencanaan danperaturan yangberlaku

1. Pelaksanaanpembinaan terhadappemegang ijinpemanfaatan danpenggunaan kawasanhutan

2. PelaksanaanPemantauan (monev)terhadap pemegangijin dan penggunaankawasan hutan

KPHP, DishutkabMusi Banyuasin,Dishut Sumsel,Kemenhut

2 kalisetahunselama 10tahun

Semua wilayahIUPHHK

1.500.000.000,- KPHP/DishutkabMusi Banyuasin,Dishut Sumsel,Kemhut,

Page 122: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Rencana Kegiatan

V-17

Fokus Kegiatan Tujuan Bentuk Kegiatan Pelaksana Waktu Lokasi Jumlah Dana Sumber Dana

VI. Penyelenggara-an rehabilitasipada areal diluar ijin

Untuk menjagakeseimbangan fungsiekologis danekonomis

1. Pelaksanaanrehabilitasi hutanuntuk perdagangankarbon (REDD+)

2. Pelaksanaanrehabilitasi hutanuntuk perlindungansatwa

KPHP, Setiap tahunselama 10tahun

1. Blok Jasling-HHBK

2. Resort I,Resort II,Resort III

25.000.000.000.- KPHP/DishutkabMusi Banyuasin,Dishut Sumsel,Kemhut, lembagadonor

VII.Pembinaan danpemantauan(controlling)pelaksanaanrehabilitasi danreklamasi padaareal yangsudah ada ijinpemanfaatandanpenggunaankawasanhutannya.

Agar pelaksanaanrehabilitasi danreklamasi hutan diwilayah ijin lahansesuai denganperencanaan danperaturan yangberlaku

1. Pembinaanpelaksanaanrehabilitasi danreklamasi terhadappemegang ijinpemanfaatan danpenggunaan kawasanhutan

2. Pemantauanpelaksanaanrehabilitasi danreklamasi terhadappemegang ijinpemanfaatan danpenggunaan kawasanhutan

KPHP, DishutkabMusi Banyuasin,Dishut Sumsel,Kemenhut

1 kalisetahunselama 10tahun

Pada wilayahIUPHHK danwilayah ijinpenggunaanhutan

1.000.000.000,- KPHP/DishutkabMusi Banyuasin,Dishut Sumsel,Kemhut

VIII.Penyelengga-raan perlindu-ngan hutandan konservasialam

1. Untuk menjaminkawasan berfungsioptimal secaraekologis

2. Pencegahan

1. Melakukaninventarisasi areal yangtermasuk pada HCVF.

2. Melakukan pelestariandan pemeliharaan

KPHP bekerjasama denganpemegang ijinkonsesi dan Desabeserta

Setiap tahunselama 10tahun

Semua resortmeliput i:

1. WilayahIUPHHK

7.500.000.000,- KPHP/DishutkabMusi Banyuasin,Pemegang ijinkonsesi danlembaga donor

Page 123: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Rencana Kegiatan

V-18

Fokus Kegiatan Tujuan Bentuk Kegiatan Pelaksana Waktu Lokasi Jumlah Dana Sumber Dana

kerusakan danpengamanankawasan

3. Mengkonservasihutan gambut

4. Mengkonservasibiodiversity (Floradan fauna)

5. Mengkonservasiareal yangtermasuk padaareal yangmempunyai nilaikonservasi tinggi(HightConservation ValueForest)

melalui pengayaan dllpada areal yangtermasuk pada HCVF.

3. Pelaksanaanpencegahan kerusakanhutan akibat kebakaranhutan

4. Pelaksanaanpengamanan hutandari gangguan kegiatanperambahan hutan

5. Pelaksanaanpengamanan hutandari gangguan kegiatanpenebangan liar

6. Pemasangan papaninformasi dan larangan

7. Pembentukan kaderkonservasi lokal

masyarakatsekitar 2. Wilayah

pemberdayaanmasyarakat

3. Wilayahtertentu

IX. Penyelenggaraan koordinasidan sinkronisa-si antarpemegang ijin

1. Menyerasikan danmengintegrasikansemua kegiatanpemanfaatan danpenggunaan lahandenganpengelolaan KHPsecara umum dankhusus

2. Saling bertukarinformasi danpengalaman

1. Pelaksanaan koordinasiantar pemegang ijinpemanfaatan danpenggunaan kawasansecara rutin

2. Pelaksanaan sosialisasidan sinkronisasikegiatan antarpemegang ijinpemanfaatan danpenggunaan kawasansecara rutin

3. Pembetukan forum

KPHP, DishutkabMusi Banyuasin,Dishut Sumsel,Kemhut

2 kalisetahunselama 10tahun

2 kalisetahunselama 10tahun

Semua wilayahIUPHHK danwilayahpenggunaanhutan

2.400.000.000,- KPHP/DishutkabMusi Banyuasin,pemegang ijin,Dishut Sumsel,Kemenhut

Page 124: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Rencana Kegiatan

V-19

Fokus Kegiatan Tujuan Bentuk Kegiatan Pelaksana Waktu Lokasi Jumlah Dana Sumber Dana

bagi para pemilik ijinpemanfaatan danpenggunaan hutan

4. Sosialisasi danimplementasiperaturan danperundangan yangterkain denganpemanfaatan danpenggunaan hutan

X. Koordinasi dansinergi denganinstansi danstekaholderterkait

1. Menyerasikan danmengintegrasikansemua kegiatanagar sejalandengan berbagaitujuan dankepentinganpembangunandaerah

1. Pelaksanaan koordinasipengelola KPHP Unit IIILMM dengan instansimaupun pihak lain yangterkait pada semuatingkatan

2. Pelaksanaan sinergikegiatan di tingkat tapakantar Pengelola KPHPUnit III LMM denganInstansi maupun pihaklain yang terkait padasemua tingkatan

KPHP 2 Kalisetahunselama 10tahun

Wilayah KPHPUnit III LMM

600.000.000,- KPHP/DishutkabMusi Banyuasin,Dishut Sumsel,Kemenhut,lembaga dodnor

XI. Penyedian danpeningkatankapasitas SDM

1. Agar fungsipengelolaan dapatberjalan denganbaik

1. Identifikasi danpengusulan kebutuhanpegawai baik structural,non structural, maupunfungsional

2. Identifikasi kebutuhan

1. Tahun2014

Wilayah KPHPUnit III LMM

1.500.000.000,- APBN, APBDSumsel, APBDMusi Banyuasin

Page 125: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Rencana Kegiatan

V-20

Fokus Kegiatan Tujuan Bentuk Kegiatan Pelaksana Waktu Lokasi Jumlah Dana Sumber Dana

pelatihan (training needassessment)

3. Pengembangankapasitas personilmelalui berbagaiprogram pendidikan,pelatihan danpembinaan

Dishutkab MusiBanyuasinbersama-samaKPHP

2,3,

Setiap tahunselama 10tahun

KPHP/DishutkabMusi Banyuasin,BKD&Diklat MusiBanyuasin,Pusdiklathut,Pusdiklat Sumsel,

XII.PenyediaanPendanaan

1. Terselenggarannyarealisasi rencanapengelolaan

1. Pembuatan rencanaanggaran dan kegiatanrutin kepada PemdaMusi Banyuasin danKemhut

2. Pembuatan proposalskema sharingpendanaan dariPemerintah,Pemerintah Provinsi,dan PemerintahKabupaten

3. Pembuatan proposalpenjalinan kerjasamakegiatan dengan pihakketiga tidak mengikatdan dapat salingmenguntungkan

Dishutkab MusiBanyuasinbersama-samaKPHP

Setiap tahunselama 10tahun

Wilayah KPHPUnit III LMM

1.500.000.000,- KPHP/DishutkabMusi Banyuasin

XIII. Penyediaansarana danprasarana

1. Untuk menjalankanfungsi administrasi& mendukungoperasional

1. Pengadaan danpembangunan kantorResort

2. Pengadaan

1. Tahun I &II

2. Setiap

Wilayah KPHPUnit III LMMmeliputi ResortI, II, III

500.000.000,-

1.000.000.000,-

KPHP/DishutkabMusi Banyuasin &Kemenhut

Page 126: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Rencana Kegiatan

V-21

Fokus Kegiatan Tujuan Bentuk Kegiatan Pelaksana Waktu Lokasi Jumlah Dana Sumber Dana

pengelolaan perlengkapan kerjakantor dan lapangan

3. Pengadaan saranatransportasi berupamobil, motor danspeedboat

4. Pengadaan saranakomunikasi

5. Pembangunan pos jagadan pengamanan

Dishutkab MusiBanyuasinbersama-samaKPHP

tahunselama 10tahun

3. Tahun I &II,

4. (4) & (5)samadengan (3)

3.500.000.000,-

250.000.000,-

800.000.000,-

XIV. Pengembang-an database

Untukkeberlangsungankegiatan KPH danpenguatan datainformasi

1 Pengadaan peralatanpendukung database

2 Pengadaan software &citra spot/allos.

3 Pengembangan systemdatabase

Dishutkab MusiBanyuasinbersama-samaKPHP

Setiap 5tahun sekaliselama 10tahun

Wilayah KPHPUnit III LMMmeliputi Resort I,II, III

1.500.000.000,- KPHP/DishutkabMusi Banyuasin &Kemenhut

XV. Rasionalisasiwilayah kelola

Untuk memperbaikistrategi danpengembanganwilayah kelola sesuaidengan kondisi terkini

1. Tata batas kawasanpada areal di dalam ijinkonsesi dan diluar ijinkonsesi

2. Penataan ruang danareal kerja melaluipembuatan zonasi

3. Sosialisasi danimplementasi program

KPHPbekerjasamadengan kemhutdan pemegangijin konsesi

Setiap 5tahun sekaliselama 10tahun

Wilayah KPHPUnit III LMMmeliputi Resort I,II, III

2.000.000.000,- KPHP/DishutkabMusi Banyuasin,Pemegang ijinkonsesi,Kemhut, DishutSumsel

XVI. ReviewRencanaPengelolaan

Penyesuaian rencanapengelolaan dengankondisi terkini antara

1. Identifikasi danInventarisasi Masalah

2. Kerjasama dengan

KPHPbekerjasamadengan tenaga

Setiap 5tahun sekaliselama 10

Wilayah KPHPUnit III LMMmeliputi Resort I,

1.500.000.000,- KPHP/DishutkabMusi Banyuasin &Kemenhut

Page 127: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Rencana Kegiatan

V-22

Fokus Kegiatan Tujuan Bentuk Kegiatan Pelaksana Waktu Lokasi Jumlah Dana Sumber Dana

rencana, tata keloladan fakta di lapangan

Konsultan dalammelakukan revisipengelolaan

3. Melakukan konsultasipublik terkait reviewrencana pengelolaan

ahli atau pihakketiga

tahun II, III

XVII. Pengembangan investasi

Percepatanpembangunan danmeningkatkan aspekproduksi kawasan dansosial ekonomi

1. Pengembanganinvestasi pada produksihasil hutan kayu

2. Pengembanganinvestasi pada produksihasil hutan bukan kayu

3. Pengembanganinvestasi pada jasalingkungan

Dishutkab MusiBanyuasinbersama-samaKPHP

Setiap tahunselama 10tahun

1. 500.000.000,- KPHP/DishutkabMusi Banyuasin &Kemenhut

Page 128: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Rencana Kegiatan

V-23

Tabel 5.4. Tata Waktu Rencana Kegiatan Pengelolaan KPHP Lalan Mangsang Mendis

ProgramW a k t u

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 20231. Pembagian wilayah

kelembagaanadministrasi

2. Inventarisasi berkalawilayah kelola sertapenataan hutannya

3. Pemanfaatan hutan padawilayah tertentu

4. Pemberdayaanmasyarakat

5. Pembinaan danPemantauan(controlling) pada arealKPHP yang telah ada ijinpemanfaatan maupunpenggunaan kawasanhutan

6. Penyelenggaraanrehabilitasi pada areal diluar ijin

7. Pembinaan danpemantauan (controlling)pelaksanaan rehabilitasidan reklamasi pada arealyang sudah ada ijinpemanfaatan danpenggunaan kawasanhutannya.

8. Penyelenggaraanperlindungan hutan dankonservasi alam

9. Penyelenggaraankoordinasi dansinkronisasi antarnpemegang ijin

10. Koordinasi dan sinergidengan instansi danstekaholder terkait

11. Penyediaan danpeningkatan kapasitasSDM

12. Penyediaan Pendanaan13. Penyediaan sarana dan

prasarana14. Pengembangan

database15. Rasionalisasi wilayah

kelola16. Review Rencana

Pengelolaan17. Pengembangan

investasi

Page 129: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Pembinaan Pengawasan dan Pengelolaan

VI-1

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

BAB VIPEMBINAAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian di lakukan dalamkerangka menjamin tercapainya target yang diinginkan. Cara pencapaian target inidilakukan melalui pelaksanaan kegiatan. Agar dapat berjalan sesuai dengan

perencanaan maka peran pembinaan, pengawasan, dan pengendalian menjadisangat penting.

6.1. Pembinaan

Pembinaan yang dilakukan oleh KPHP Unit III LMM, adalah pembinaanterhadap (1). Sumberdaya dan Personalia / karyawan internal KPH, ( 2) .pemegang izin pemanfaatan hutan, pemegang izin penggunaan hutan, dan (3.)masyarakat sebagai mitra pengelolaan hutan serta masyarakat yang ada disekitar hutan. Pembinaan tersebut dilakukan secara kontinyu dengan memilikipriorotas aspek/ jenis pembinaan yang dilakukan yang disesuaikan dengankebutuhan organisasi. Dalam pelaksanaannya KPH dapat bekerjasama denganperguruan tinggi, Dinas kehutanan Provinsi dan Kabupaten, UPT KementerianKehutanan, NGO Lingkungan atau pihak pihak lain yang kompetendibidangnya. Materi-materi pembinaan meliputi materi teknis, kelembagaan,managemen, sosial, ekonomi, dan perlindungan.

Muatan dan materi pembinaan secara teknis adalah melakukanpendekatan terhadap kaidah-kaidah silvikultur/budidaya tanaman hutanmenurut ruang dan waktu pengelolaan. Secara kelembagaan adalahmembentuk lembaga masyarakat antara lain Kelompok Tani Hutan yang

mempunyai cara pandang pengelolaan hutan lestari. Managemen meliputiperilaku organisasi dan kegiatan sesuai dengan regulasi dan teknispengelolaan. Pembinaan sosial antara lain membangunan opini, sistem sosialdan hubungan sosial secara harmonis. Pembinaan ekonomi antara lain dalampengokohan sumber dan pembangunan ekonomi produktif berorientasi padapemanfaatan sumberdaya hutan lestari dan pembinaan perlindungan yang

Page 130: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Pembinaan Pengawasan dan Pengelolaan

VI-2

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

menjadikan seluruh komponen ataupun parapihak menjadi aliansi dalampenyelamatan sumberdaya hutan dalam hal:

1. Pelaksanaan pencegahan kerusakan hutan akibat kebakaran hutan2. Pelaksanaan pengamanan hutan dari gangguan kegiatan perambahan

hutan3. Pelaksanaan pengamanan hutan dari gangguan kegiatan penebangan liar

Untuk menunjang tercapainya pembinaan secara efektif dan efisianmaka dilakukan pembentukan kader kader pengelolaan hutan sinergi denganyang dijadikan target prioritas, kader pengelolaan yang bisa dibentuk adalahantara lain Kader Konservasi, Kader Pengelola Sumber Daya Hutan Lestari,Kader Penyuluh Swadaya, Kader Agroforestry, Kader Silvofishery, KaderSilvopasteur dan Kader lainnya sesuai dengan spesifikasi khusus KPHP Unit IIILMM.

6.2. Pengawasan

Pengawasan terhadap kinerja internal KPHP, mitra pemanfaatan danpenggunaan hutan serta masyarakat sebagai mitra dilaksanakan agartercapainya efektifitas kerja sesuai dengan yang sudah direncanakan. Dalampelaksanaan pengawasan Strategi pengawasan dilakukan dengan 3 (tiga)metode atau jenjang, yaitu :

1. Pengawasan secara rutin adalah pengawasan terhadap administrasipelaporan pengelolaan rutinitas bulanan.

2. Pengawasan secara formal dan menyeluruh dilakukan secara berkala setiapsemester (6 tahun).

3. Pengawasan secara khusus/Insidentil. dilakukan berdasarkan tingkatkepentingan khusus dan terdapat kejadian hal luar biasa yang memerlukantingkat pengawasan secara khusus. Hasil pengawasan digunakan sebagaibahan perbaikan perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan ke depan.

Page 131: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Pembinaan Pengawasan dan Pengelolaan

VI-3

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

6.3. Pengendalian

Pengendalian meliputi kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaankegiatan pengelolaan KPHP LMM. Kegiatan monitoring dilakukan agar hasilyang dicapai dapat memenuhi atau sesuai dengan target yang telahditetapkan. Monitoring dan evaluasi secara formal dilakukan secara berkalasetiap semester (6 bulan). Namun dalam keadaan tertentu dapat dilakukanmonitoring dan evaluasi secara khusus. Hasil pengendalian digunakan sebagaibahan evaluasi perbaikan perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan, dan/atauperbaikan terhadap pengelolaan KPHP LMM ke depan.

Tabel 6.1. Matrik Pembinaan pengawasan dan pengendalianPokok bahasan Uraian materi Objek/Mitra Skala waktu Sasaran PencapaianPembinaanAdmistrasi/Teknis/manajemen

Rapat Rutin Parapihakdalam wilayahizin

Setiap bulan Parapihak terlibat dalampencapaian target dansasaran pengelolaan.

PembinaanHutan

Restrukturisasikawasan danRegenenerasiTegakan

Setiap enambulan

Terpelihara SDH danterbangunnya potensiekonomi kawasan

PemberdayaandanKelembagaanMasyarakat

Penguatankelembagaandan peran aktif

Setiap enambulan

Meningkatkanyapartisifasi masyarakatdalam pembangunanhutan

Pemanfaatanhutan

HHK,HHBK danJasa lingkungan

Setiap tigabulan

Optimalisasi manfaatdan hasil hutan

PengembanganIPTEK

Penelitian aspekpotensial

Setiap satutahun

Menggali potensi yangdapat dikelola

PengendalianAdministrasi/Teknis/Manajemen

Rapat rutin Parapihakdalam wilayahizin

Setiap tigaBulan

Singkronisasi danharminisasi kegiatan

PembinaanHutan

Restrukturisasikawasan danRegenenerasiTegakan

Setiap enambulan

Dinamika pembinaantegakan pada kondisiyang ideal

PemberdayaandankelembagaanMasyarakat

Penguatankelembagaandan peran aktif

Setiap enambulan

Daya dukungmasyarakat dalampembangunan kawasan

PemanfaatanHutan

HHK dan HHBKdan Jasalingkungan

Setiap tigabulan

Potensi pertumbuhandan pemanfaatan sesuaidengan study yangdilakukan

PengembanganIPTEK

Penelitian aspekpotensial

Setiap satutahun

Penemuan strategi nilaitambah kawasan.

Page 132: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Pembinaan Pengawasan dan Pengelolaan

VI-4

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

Pokok bahasan Uraian materi Objek/Mitra Skala waktu Sasaran PencapaianPengawasanAdministrasi/Teknis/Manajemen

Rapat Rutin Parapihakdalam wilayahizin

Setiap empatBulan

Adanya penyempurnaankegiatan sesuai dengantarget yang ditetapkan

PembinaanHutan

Restrukturisasikawasan danRegenenerasiTegakan

Setiap enambulan

Pembinaan hutanmemiliki alur proses dandinamika pertumbuhanyang optimal

PemberdayaandanKelembagaanMasyarakat

Penguatankelembagaandan peran aktif

Setiap enambulan

Terbentuknyakelembagaanmasyarakat secara aktif

Pemanfaatanhutan

HHK,HHBK danJasa lingkungan

Setiap tigabulan

Memenuhi azas danktriteria legalitas dankonsep pengelolaan

PengembanganIPTEK

Penelitian aspekpotensial

Setiap satutahun

Pengembangan IPTEKsesuai sengan visi danmisi pengelolaan

Page 133: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Pemantauan Evaluasi dan Pelaporan

VII-1

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

BAB VIIPEMANTAUAN EVALUASI DAN PELAPORAN

Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan merupakan instrumen penting untukmengkoordinasikan, menyempurnakan dan menyesuaikan kembali kegiatan-kegiatanKPHP Unit III LMM dari perubahan-perubahan temporal yang terjadi atau apa biladinilai adanya kelemahan dalam penyusunan perencanaan dan proses pekerjaan.Dengan adanya kegiatan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan maka setiap kendaladan inefesiensi yang terjadi dapat segera dicarikan solusi untuk mengatasinya.Selain itu, pelaksanaan kegiatan dapat terus berjalan sesuai dengan rencanapencapaian target yang telah ditetapkan. Nilai penting dari kegiatan ini adalahsebagai saran pertanggungjawaban kegiatan serta rganisasi pengelolaan sehingga

kinerja organisasi dan progres pembangunan KPHP bisa terukur secara baik denganarah yang jelas.

7.1. Pemantauan

Kegiatan pemantauan merupakan upaya monitoring dan pembinaanorganisasi pengelolaan dan operasional agar proses kegiatan sejalan denganrekomendasi dan perencanaan serta kebijakan organisasi yang telah disusundan disepakti. Kegiatan pemantauan dilakukan seiring dengan pelaksanaanpekerjaan yang sedang dilaksanakan. Pemantauan tidak hanya pada kegiatanyang bersifat terjadwal tetapi juga dilakukan terhadap aspek lainnya yaitudalam lingkup kegiatan pembinaan dan perlindungan kawasan. Kegiatantersebut meliputi pemantauan kerawanan dan gangguan kerusakan kawasanhutan, terjadinya pelanggaran hukum, pemberdayaan dan partisipasimasyarakat dalam pengelolaan hutan dan aktivitas organisasi pengelolaanmitra atau pemegang izin yang ada. Prosedur pemantauan harus memilikiinstrument yang jelas baik dalam unsur-unsurnya, kriteria dan capaian / tolokukur yang disepakati dalam manajemen sehingga mempunyai baku standardan kriterianya.

Page 134: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Pemantauan Evaluasi dan Pelaporan

VII-2

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

7.2. Evaluasi

Kegiatan evaluasi merupakan tindak lanjut hasil pemantauan danpembinaan kegiatan. Dengan dilakukan evaluasi secara terjadwal danmenyeluruh dimaksudkan untuk mengukur kinerja kegiatan dalam dimensipengelolaan. Evaluasi dapat dilakukan dalam tahapan kegiatan dengan hasilyang dapat terukur pada tahapan tersebut dan pada saat setelah selesai suatukegiatan. Evaluasi melibatkan pihak perencana, pelaksana, pemantau dan ataupihak independent dengan harapan hasil dari evaluasi bersifat independenyang bisa di analisis secara menyeluruh menurut tahapannya. Melibatkan pihakIndependent ( konsultan ) diharapkan laporan / study yang dilakukan dapatmemberikan informasi hasil lebih obyektif, proporsional dan adanya masukanatau upaya tindak lanjut yang lebih baik karena dinilai oleh pihak yangberkompeten dalam hal audit.

7.3. Pelaporan

Pelaporan kegiatan KPHP sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dan taat terhadap regulasi pengelolaan, juga merupakan dokumentasikegiatan. Pelaporan di tujukan kepada unit / instansi di atasnya dan pejabatyang berwenang serta pihak lain yang menurut aturannya harus mendapatkanlaporan tersebut. Prosedur dan skema pelaporan disesuikan dengan petunjuk

teknis berdasarkan pada peraturan yang telah ditetapkan. Adapun penyajianlaporan ini terbagi atas 3 (tiga) katagori yaitu ;

1. Laporan RutinMerupakan penyampaian pertanggungjawaban kemajuan pekerjaan secaraperiode tertentu. Laporan rutin ini meliputi laporan bulanan, Triwulan dantahunan. Laporan rutin meliputi laporan fisik maupun keuangan (biaya danpendapatan). Laporan triwulan merupakan penyampain kegiatan danpertanggungjawaban per tiga bulan dan dibuat dalam waktu prosespekerjaan sedangkan laporan tahunan merupakan laporan akhir per tahunkegiatan. Laporan rutin di buat oleh unit pelaksana kegiatan atau lembagaKPHP yang diberikan wewenang penyusunan laporan.

Page 135: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Pemantauan Evaluasi dan Pelaporan

VII-3

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

2. Laporan InsidentilMerupakan penyampaian proggres report terhadap kegiatan yangdievaluasi khusus berdasarkan pada kriteria dan kepentingan yang bersifatmendesak, khusus dalam penyajian khusus. Pelaporan insidentil obyeknyabisa didasarkan pada kegiatan rutin maupun kegiatan yang bersifat tidakrutin (keproyekan). Proses pelaksanaan dan pelaporan yang bersifatInsidentil dilakukan oleh tim auditor khusus.

3. Laporan atas Kegiatan Parsial dan khusus.Merupakan laporan yang menurut sifat dan ketentuannya harus dibuatberdasarkan regulasi kegiatan bersifat tunggal atau parsial. Kegiatan iniditujukan khususnya menurut sifat dan jenis ruang lingkupnya mempunyaispesifikasi khusus antara lain kegiatan perekayasaan, penelitian danlaporan kelembagaan sosial. Kaidah pelaporan mempunyai aturan khusussesuai dengan teknik dan metode penyajiannya tidak hanya bersifat rutin ,insidentil tetapi lebih pada pendekatan teori dan metode studi yangdilakukan.

Output dan tindak lanjut laporan rutin, laporan insidentil mapun laporankhusus tersebut merupakan dokumen pengelolaan yang erat kaitannya denganproses penyempurnaan dan optimalisasi organisasi untuk memenuhi tujuandan maksud serta sasaran pengelolaan. Tindak lanjut yang dilakukan bisadengan melakukan reposisi kegiatan, pembinaan sumberdaya dan anggaran,adendum atau revisi pekerjaan dengan terlebih dahulu melakukanpenyempurnaan dokumen perencanaan dan regulasi pemantauan, evaluasinyakembali.

Page 136: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ...kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_LALAN...Peta Izin Kawasan Hutan KPHP Model Lalan, Kab. Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

Penutup

VIII-1

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Lalan Mangsang Mendis Kabupaten Musi Banyuasin

BAB VIIIPENUTUP

Rencana pengelolaan KPHP Unit III LMM ini merupakan pedoman dan arahanpelaksanaan pengelolaan kawasan hutan di tingkat tapak dalam jangka 10 tahun.Oleh karena itu dokumen perencanaan ini masih bersifat makro dan indikatif.Dengan demikian masih diperlukan penjabaran lebih lanjut ke dalam rencana-rencana yang lebih rinci dan dengan cakupan masa perencanaan yang lebih pendek.

Rencana pengelolaan yang telah disusun ini diharapkan dapat dipedomanioleh semua pihak yang memiliki kepentingan dan keterkaitan dengan KPHP Unit IIILMM. Pelaksanaan dan penjabaran lebih lanjut dari rencana pengelolaan ini perludimonitor pencapaian pelaksanaannya agar tetap konsisten sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai.

Namun disadari pula bahwa masa perencanaan ini cukup panjang (10 tahun)sehingga seringkali sulit untuk dapat memprediksi dinamika yang terjadi baik darisisi teknis, kebijakan, maupun politis. Dalam kerangka ini maka RPHJP KPHP Unit IIILMM ini terbuka untuk dapat direview agar dapat sinkron dan tetap bersinergiterhadap kebijakan maupun kepentingan banyak pihak, selama dapat memberikandampak yang lebih baik ke depannya.