Referat Perjalanan Dan Persiapan Fertilisasi Ovum

Post on 13-Aug-2015

80 views 1 download

Transcript of Referat Perjalanan Dan Persiapan Fertilisasi Ovum

Perjalanan dan Persiapan Perjalanan dan Persiapan Fertilisasi OvumFertilisasi Ovum

Rizka Nurul Firdaus20080310075

Struktur ovariumStruktur ovarium(1) korteks, bagian luar yang diliputi

oleh epithelium germinativum berbentuk kubik dan di dalamnya terdiri atas stroma serta folikel-folikel primordial;

(2) medulla, bagian di sebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma dengan pembulu-pembuluh darah, serabut-serabut syaraf, dan sedikit otot polos.

OvariumOvarium

Pertumbuhan Folikel Pertumbuhan Folikel

Sel-Sel Kelamin Primordial

sel kelamin primordial (oogonium) dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang melindungi dan memberi nutrien oogonium dan secara bersama-sama membentuk folikel primordial.

Folikel Primordial Pada waktu pubertas satu folikel

dapat menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf dimana didalamnya terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.

Oosit Primer - Inti (nukleus) oosit primer

mengandung 23 pasang kromosom (2n).

- Satu pasang kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan disebut kromosom XX.

Pembelahan Meiosis PertamaMeiosis terjadi di dalam ovarium

ketika folikel de Graaf mengalami pemasakan dan selesai sebelum terjadi ovulasi.

Inti oosit atau ovum membelah sehingga kromosom terpisah dan terbentuk dua set yang masing-masing mengandung 23 kromosom.

Satu yang lain karena mengandung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel yang lebih kecil disebut badan polar pertama.

Kadang-kadang badan polar primer ini dapat membelah diri dan secara normal akan mengalami degenerasi.

Oosit SekunderPembelahan meiosis kedua biasanya

terjadi hanya apabila kepala spermatozoa menembus zona pellucida oosit.

Oosit sekunder membelah membentuk ootid yang akan berdiferensiasi menjadi ovum dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk tiga badan polar dan satu ovum masak, semua mengandung bahan genetik yang berbeda.

Ketiga badan polar tersebut secara normal mengalami degenerasi. Ovum yang masak yang telah mengalami fertilisasi mulai mengalami perkembangan embrional.

Fase perekrutanFase seleksi dan dominasiFase ovulasi

Berdasarkan FSHPeriode pre antral (tak tergantung

FSH)Periode antral (tergantung FSH)

FOLIKULOGENESISFOLIKULOGENESIS

Periode pre antralPeriode pre antral folikel primordial tumbuh menjadi folikel primer

(tidak tergantung FSH). Lapisan granulosa terpisah dari sel stroma

melalui membran basal yang disebut lamina basal.

Selanjutnya terjadi percepatan pertumbuhan folikel menuju ke stadium pre antral atau folikel sekunder (kelas 1), oosit membesar dan dikelilingi oleh zona pelusida beberapa hari setelah ovulasi pada fase luteal awal.

Sel-sel granulosa mengalami proliferasi berlapis-lapis membentuk lapisan teka. Terjadi produksi dan akumulasi cairan di dalam lapisan sel-sel granulosa yang menyebabkan terbentuknya sebuah kavitas folikuler yang disebut antrum.

FOLIKULOGENESISFOLIKULOGENESIS

Periode antralPeriode antralDi bawah pengaruh FSH dan estrogen, akumulasi

cairan di dalam lapisan selsel granulosa akan membentuk kavitas folikuler yang disebut antrum.

Oosit dan bagian sel-sel granulosa yang mengelilinginya (sel-sel kumulus) secara bertahap bergeser ke salah satu sisi dari kavitas folikuler, terbentuklah folikel antral (folikel tersier).

Kemudian terjadi akumulasi cairan folikel secara cepat dan pertumbuhan selsel granulosa yang menyebabkan folikel bertambah besar disebut folikel preovulatori atau folikel Graafiian.

Selama periode antral, folikel Graafian tumbuh melalui tahaptahap ukuran dari yang kecil (kelas 3,4 dan 5), medium (kelas 6,7), besar (kelas 8)

The two cell, two-The two cell, two-gonadotrropin systemgonadotrropin systemPada folikel pre antral dan antral

manusia, reseptor-reseptor LH hanya terdapat pada sel-sel teka

Reseptor FSH hanya terdapat pada sel-sel granulosa.

Sebagai respon terhadap LH, jaringan teka akan memproduksi androgen yang akan dirubah memalui aromatisasi yang diinduksi oleh FSH menjadi estrogen di dalam sel-sel granulose.

Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH yang merangsang pertumbuhan sel-sel folikel di sekeliling ovum.

Ovum yang matang diselubungi oleh sel-sel folikel yang disebut Folikel de Graaf, Folikel de Graaf menghasilkan hormon estrogen.

Hormon estrogen merangsang kelenjar hipofisis untuk mensekresikan hormon LH, hormon LH merangsang terjadinya ovulasi.

Selanjutnya folikel yang sudah kosong dirangsang oleh LH untuk menjadi badan kuning atau korpus luteum.

Korpus luteum kemudian menghasilkan hormon progresteron yang berfungsi menghambat sekresi FSH dan LH.

Kemudian korpus luteum mengecil dan hilang, sehingga akhirnya tidak membentuk progesteron lagi, akibatnya FSH mulai terbentuk kembali, proses oogenesis mulai kembali.

FERTILISASIFERTILISASISaat ovulasi, telur tertahan pada metafase

pembelahan meiosis kedua. Telur tersebut dikelilingi oleh lingkaran

proteinasosa yang disebut zona pelucidaSel granulosa yang menempel pada

permukaan zona pelucida dan dikeluarkan bersama sel telur dari ovarium tetap menempel sebagai kumulus

Sperma yang akhirnya membuahi sel telur terlebih dahulu harus melewati lapisan di sekeliling telur sebelum penetrasi

Oosit akan tetap hidup selama 6-24 jam setelah ovulasi.

DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA Speroff L, Fritz MA. Regulation on the menstrual cycle. In

ClinicalGynecologic, Endocrinology and Infertility 7th edition.Philadelphia:Lippincott Williams and wilkins;2005:p.187-233

Haciski R. Monitoring of stimulated cycles. In: Manual of Ovarian Induction.Tunbridge Wells Kent: Anshan Ltd; 2005: p91-98

Grunwald K, Rabe T, Runnebaum B. Physiology of menstrual cycle. In:Manual on Assisted Reproduction. Muenchen: Heidelberg GermanySpringer; 2000: p32-39

Bucket WM, Tan SL. In vitro maturation of oocytes. In: Textbook InvitroFertilization and Assisted Reproduction. Toronto: Androver Hamspire, 2005:p32-39

Te Velde ER, Pearson PL. The variability of female reproductive aging.Hum.Reprod Update 2002; 8: 141-54

Kurjak A, Kupesic S. Infertility. In color Doppler, Gynecology and Infertility.Seoul: Art-studio Azinovic-Medison; 1999: p18-34