Case Report Blighted Ovum

22
CASE REPORT Blighted Ovum Pada Sekundigravida Hamil 12 minggu lebih 1 hari Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh : Astuti Susanti Rusli, S.Ked ( J510155027 ) Muhammad Arif Fahmi, S.Ked ( J510155016) Aldino Siwa Putra, S.Ked ( J510155096) Kakung Satriya Pamungkas, S.Ked (J510155071) Pembimbing : dr. Heryuristianto, Sp.OG KEPANITERAAN KLINIK

description

stase obsgyn

Transcript of Case Report Blighted Ovum

Page 1: Case Report Blighted Ovum

CASE REPORT

Blighted Ovum Pada Sekundigravida

Hamil 12 minggu lebih 1 hari

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan Dokter Umum Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh :

Astuti Susanti Rusli, S.Ked ( J510155027 )

Muhammad Arif Fahmi, S.Ked ( J510155016)

Aldino Siwa Putra, S.Ked ( J510155096)

Kakung Satriya Pamungkas, S.Ked (J510155071)

Pembimbing : dr. Heryuristianto, Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK

OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Page 2: Case Report Blighted Ovum

2015

CASE REPORT

Blighted Ovum Pada Sekundigravida

Hamil 12 minggu lebih 1 hari

Diajukan Oleh:

Astuti Susanti Rusli, S.Ked ( J510155027 )

Muhammad Arif Fahmi, S.Ked ( J510155016)

Aldino Siwa Putra, S.Ked ( J510155096)

Kakung Satriya Pamungkas, S.Ked (J510155071)

Telah disetujui dan disahkan oleh Bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari ,tanggal

Pembimbing

dr. Heryuristianto, Sp.OG (.................................)

Disahkan Ketua Program Profesi :

dr.Dona Dewi Nirlawati (.................................)

Page 3: Case Report Blighted Ovum

BAB I

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. TH

Usia : 29 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Begajah 1/7 popongan Karanganyar

Tanggal Masuk: 23 Oktober 2015

Tanggal Periksa : 23 Oktober 2015

Diagnosis Masuk: Blighted Ovum

II. ANAMNESA

A. Keluhan Utama

Perdarahan pervaginam sejak 4 HSMRS

B. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien baru membawa surat perintah mondok dari poli obsgyn dr.

Heryuristianto, Sp.OG dengan Blighted Ovum (melampirkan hasil USG). Pasien

dengan usia kehamilan 12 minggu lebih 1 hari dan mengeluh keluar darah dari

jalan lahir sejak 4 hari yang lalu (tanggal 19 oktober 2015). Pada awalnya

perdarahan yang keluar tidak banyak hanya berupa flek-flek, namun kemudian

perdarahan menjadi banyak disertai nyeri perut. Pasien menyangkal adanya

riwayat trauma dan dipijat. Pasien pernah melakukan test kehamilan dan hasilnya

positif.

Page 4: Case Report Blighted Ovum

C. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien pernah mengalami hal serupa dan riwayat mondok pada tanggal 15

oktober 2015 namun pada saat mondok yang pertama dengan diagnosis suspect

Blighted Ovum.

D. Riwayat Penyakit

Alergi : Disangkal

Hipertensi : Disangkal

DM : Disangkal

Hepatitis : Disangkal

Asma : Disangkal

TB : Disangkal

E. Riwayat Penyakit Keluarga

Alergi : Disangkal

Hipertensi : Disangkal

DM : Disangkal

Hepatitis : Disangkal

Asma : Disangkal

TB : Disangkal

F. Riwayat Haid

Menarche : Usia 13 tahun

Siklus : Teratur

Lama haid : 5-6 hari

HPHT : 1 Agustus 2015

HPL : 8 Mei 2016

G. Riwayat Perkawinan

Menikah sudah 1 kali dengan suami sekarang selama 9 tahun.

H. Riwayat Obstetri

Anak I : Aterm, lahir Sectio Caesar, laki-laki, 7 tahun

Anak II : Kehamilan yang sekarang

Page 5: Case Report Blighted Ovum

III. Pemeriksaan Fisik

A. Status Generalisata

Keadaan Umum : Cukup

Kesadaran : Compos Mentis (E4V5M6)

Tanda-tanda vital : - Nadi : 84x/m

- Respirasi : 22x/m

- Suhu : 36,7 C

- Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Kepala : - Mata : Conjungtiva Anemis(-), Sklera Ikterik (-)

: - THT : Dalam Batas Normal

Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)

Thorax : Paru : Suara Dasar Vesikuler(+), Ronki (-), Wheezing(-)

Jantung : Murni reguler, bising (-)

Abdomen : Striae Gravidarum (+)

Extemitas : Edema tungkai (-)

B. Status Obstetri dan Ginekologi

HPMT : 1 Agustus 2015

HPL : 8 Mei 2016

Usia Kehamilan : 12 minggu lebih 1 hari

1. Pemeriksaan Luar

Wajah : Chloasma Gravidarum (-)

Payudara : Hiperpigmentasi areola & papilla mammae.

Abdomen :

Inspeksi : Linea Nigrae (+), Striae Gravidarum (+), Striae

Albicans(+)

Palpasi : Tinggi Fundus Uteri 2 jari diatas symphisis, HIS (-)

Auskultasi : DJJ (-)

Page 6: Case Report Blighted Ovum

2. Pemeriksaan Dalam

Vaginal Toucher :

Portio : Mencucu, seujung jari telunjuk

STLD : Positif

IV. Pemeriksaan Penunjang

Tanggal 23 Oktober 2015

A. Darah Rutin

Tes Hasil Nilai Normal

Leukosit 8,46 x 10^3/uL 3.8 – 10.6

Eritrosit 4,73 x 10^6/uL 4.40 - 5.90

Hemoglobin 13,8 g/dL 13.2 – 17.3

Hematokrit 40,2% 40 – 52

Trombosit 297 x10^3/uL 150 - 450

NRBC 0.00 % 0 - 1

Neutrofil 71,5% 53 -75

Limfosit 23,1 % 25 - 40

Monosit 2,5 % 2 - 8

Eosinofil 2,3 % 2.00 – 4.00

Basofil

IG

Waktu Perdarahan

Waktu Pembekuan

0,6 %

0.20 %

2’ menit

4’ menit

0 – 1

Golongan Darah A

B. USG

Page 7: Case Report Blighted Ovum
Page 8: Case Report Blighted Ovum

V. DIAGNOSIS KERJA

Blighted Ovum Pada Sekundigravida G2P1A0 hamil 12 minggu lebih 1 hari

VI. PENATALAKSAAN

- Kuretase

- Dilatasi dengan Cytotec 1/2 tablet

VII. LAPORAN KURETASE

Kuretase: Pasien diposisikan litotomi, pasang duk steril, lakukan disinfeksi dengan betadine bagian luar alat genital.

Pasang speculum bagian posterior lalu anterior kemudian disinfeksi seluruh organ dalam vagina dengan betadine.

Jepit porsio dengan klem ovarium di jam 12.

Dilakukan sondase untuk mengukur kedalaman uterus (8 cm antefleksi).

Dilakukan kuretase searah jarum jam sampai bersih.

Melepas klem ovarium dari porsio lalu lakukan disinfeksi lagi dengan betadine bagian dalam vagina.

Melepas speculum anterior maupun posterior.

Operasi selesai.

VIII. PROGNOSIS

Dubia Ad Bonam

Follow Up

- Tanggal 23 Oktober 2015

Subject : Pasien mengeluh mengeluarkan darah dari jalan lahir, perut sedikit

nyeri.

Objectif : TD : 120/80 mmHg

Page 9: Case Report Blighted Ovum

N : 84 x/menit

RR : 22 x/menit

S : 36,7 C

Status Obstetri : Palpasi : 2 jari diatas symphisis

VT : Portio mencucu, seujung jari telunjuk, STLD (+)

Assesment : Blighted Ovum

Plan : Kuretase besok hari

- Tanggal 24 Oktober 2015

Subject : Pasien masih mengeluh mengeluarkan darah dari jalan lahir

namun disertai lendir, perut masih nyeri.

Objectif : TD : 120/80 mmHg

N : 70 x/menit

RR : 20 x/menit

S : 36,4 C

Status Obstetri : Palpasi : 2 jari diatas symphisis

VT : Tidak dilakukan

Assesment : Blighted Ovum

Plan : Kuretase hari ini

- Tanggal 25 Oktober 2015 (Post Kuretase)

Subjectif : Sudah tidak mengeluh adanya darah keluar dari jalan lahir.

Objectif : TD : 110/80 mmHg

N : 76 x/menit

RR : 22 x/menit

S : 36 C

Perdarahan : Tidak ditemukan

Assesment : Post Kuretase hari ke-1

Plan : Amoxicillin 3 x 500 mg

Asamefenamat 3 x 500 mg

Vitamin C 3 x 1 tablet

Page 10: Case Report Blighted Ovum

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Blighted ovum meupakan kegagalan kehamilan awal (early pregnancy

failure). Blighted ovum adalah kehamilan tanpa janin (anembryonic pregancy), jadi

cuma ada kantong gestasi (kantong kehamilan) dan air ketuban saja. Kehamilan

kosong menimbulkan gejala medis dimana rahim atau kandungan ibu membesar

seperti mendapatkan kehamilan walaupun di dalam rahim tersebut tidak terdapat

janin sama sekali.

Kondisi ini terjadi karena telur yang sudah dibuahi berhasil membentuk

plasenta dan membran, tetapi gagal terbentuk embrio. Diduga hal ini terjadi karena

kelainan kromosom pada telur yang sudah dibuahi tersebut. Blighted ovum biasanya

terjadi pada minggu-minggu awal kehamilan.

Page 11: Case Report Blighted Ovum

B. Etiologi

Berikut ini penyebab dari blighted ovum:

1. Sekitar 60% blighted ovum disebabkan kelainan kromosom dalam proses

pembuahan sel telur dan sperma. Seandainya saja bakal janin yang memiliki kelainan

kromosom tersebut mampu bertahan hingga lahir, kemungkinan anak akan menderita

kelainan bawaan.

2. Infeksi TORCH, rubella dan streptokokus,

3. Penyakit diabetes mellitus yang tidak terkontrol,

4. Rendahnya kadar beta HCG

5. Faktor imunologis seperti adanya antibodi terhadap janin juga dapat menyebabkan

blighted ovum

6. Usia suami atau istri semakin tua karena kualitas sperma atau ovum menjadi turun.

Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma. Namun

akibat berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat

berkembang sempurna, dan hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan. Meskipun

demikian plasenta tersebut tetap tertanam di dalam rahim.

C. Gejala dan tanda

Pada awalnya, wanita merasakan gejala-gejala hamil, seperti mudah lelah,

merasa ada yang lain pada payudara atau mual-mual. Blighted ovum terjadi di

kehamilan yang sangat dini, pada umumnya pasien datang ke dokter karena keluhan

berupa bercak pendarahan di usia kehamilan kurang lebih 6-8 minggu. Selanjutnya,

pertumbuhan plasenta berhenti dan kadar hormon HCG kembali turun, dan akhirnya

gejala kehamilan menghilang biasanya terjadi setelah usia kehamilan 3 bulan. Pada

saat tersebut, wanita akan merasa tidak nyaman di perut, atau keluar bercak

perdarahan dari vagina.

Page 12: Case Report Blighted Ovum

Gejala awal sama dengan wanita hamil dengan menunjukan hasil PP test (+)

kadang diikuti dengan :

1. Mual, muntah (morning sickness),

2. Nyeri kepala,

3. Nyeri payudara dan payudara mengeras,

4. Cepat lelah,

5. Flek-flek merah kecoklatan dari jalan lahir,

6. Kram perut,

7. Pertumbuhan rahim yang lambat tidak sesuai dengan umur kehamilan.

D. Patofisiologi

Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma. Namun

akibat berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat

berkembang sempurna, dan hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan. Meskipun

demikian plasenta tersebut tetap tertanam di dalam rahim. Plasenta menghasilkan

hormon HCG (human chorionic gonadotropin) dimana hormon ini akan memberikan

sinyal pada indung telur (ovarium) dan otak sebagai pemberitahuan bahwa sudah

terdapat hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon HCG yang menyebabkan munculnya

gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah, ngidam, dan menyebabkan tes

kehamilan menjadi positif. Karena tes kehamilan baik test pack maupun laboratorium

pada umumnya mengukur kadar hormon HCG (human chorionic gonadotropin) yang

sering disebut juga sebagai hormon kehamilan.\

E. Diagnosis

Hingga saat ini belum ada cara untuk mendeteksi dini kehamilan blighted

Page 13: Case Report Blighted Ovum

ovum. Seorang wanita baru dapat diindikasikan mengalami blighted ovum bila telah

melakukan pemeriksaan USG transvaginal. Namun tindakan tersebut baru bisa

dilakukan saat kehamilan memasuki usia 6-7 minggu. Sebab saat itu diameter

kantung kehamilan sudah lebih besar dari 16 milimeter sehingga bisa terlihat lebih

jelas. Dari situ juga akan tampak, adanya kantung kehamilan yang kosong dan tidak

berisi janin.

Karena gejalanya yang tidak spesifik, maka biasanya blighted ovum baru

ditemukan setelah akan tejadi keguguran spontan dimana muncul keluhan

perdarahan. Selain blighted ovum, perut yang membesar seperti hamil, dapat

disebabkan hamil anggur (mola hidatidosa), tumor rahim atau penyakit usus.

Pemeriksaan yang digunakan untuk mendiagnosis blighted ovum adalah sebagai

berikut:

1. Mengukur HCG level dengan gravindex test,

2. 2. Pemeriksaan denyut jantung janin,

3. USG transvaginal atau USG abdominal.

Berdasarkan prosedur, ginekolog baru dapat menyimpulkan blighted ovum

setelah usia kehamilan di atas 7-8 minggu. Saat itu diameter kantong kehamilan

sudah mencapai ukuran antara 2,5-3 cm. Sementara jika dilakukan USG saat usia

kehamilan masih di bawah 8 minggu, dokter belum dapat melihat pertumbuhan janin

karena kantong kehamilan yang terbentuk masih kecil. Pada layar USG, besar

kemungkinan hanya terlihat lingkaran kantong janin saja. Lain halnya jika USG

dilakukan saat usia kehamilan 8 minggu dan hanya terlihat kantong kehamilan saja

tanpa janin di dalamnya baru dapat di diagnosis sebagai blighted ovum.

USG diawal kehamilan untuk memastikan apakah ibu mengalami kehamilan

kosong atau tidak. Dengan USG, pada usia kehamilan 7-8 minggu biasanya dokter

akan melihat perkembangan janin apakah telah mencapai 20 mm apa belum. Bila

janin tidak terlihat atau ukurannya lebih kecil dari 20 mm maka dokter akan

memastikan ibu mengalami gejala kehamilan kosong dan biasanya pada kontrol

Page 14: Case Report Blighted Ovum

selanjutnya dokter akan mengukur lagi perkembangan janin.

Bila sejak awal kehamilan berjalan dengan baik dan normal tanpa tanda-

tanda kelainan. Kelainan biasanya baru diketahui saat kehamilan memasuki

pertengahan trimester pertama. Saat diperiksa, dokter tidak dapat mendeteksi denyut

jantung janin atau tak melihat janin ketika melakukan USG.

F. Penatalaksanaan

Jika telah didiagnosis blighted ovum, maka tindakan selanjutnya adalah

mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim (kuretase). Hasil kuretase akan dianalisa

untuk memastikan apa penyebab blighted ovum lalu mengatasi penyebabnya. Jika

karena infeksi maka dapat diobati sehingga kejadian ini tidak berulang. Jika

penyebabnya antibodi maka dapat dilakukan program imunoterapi sehingga kelak

dapat hamil sungguhan.

G. Komplikasi

Pada dasarnya kehamilan kosong tidak berdampak pada keselamatan si ibu.

Hanya saja, bahaya akan muncul sebagai akibat dari komplikasi tindakan yang

dilakukan. Semisal kuretase. Sementara sebelum dilakukan kuretase, umumnya si ibu

sudah mengalami perdarahan. Bila perdarahan yang terjadi tergolong berat, si ibu bisa

kehabisan darah yang dapat mengancam jiwanya. Dampak lain yang tidak kalah besar

pengaruhnya adalah faktor psikologis si ibu itu sendiri.

H. Prognosis

Dengan penanganan yang tepat dan selama tidak terjadi komplikasi,

prognosis dari blighted ovum adalah dubia et bonam.

I. Pencegahan

Untuk mencegah terjadinya blighted ovum, maka dapat dilakukan beberapa

tindakan pencegahan seperti pemeriksaan TORCH, imunisasi rubella pada wanita

yang hendak hamil, bila menderita penyakit disembuhkan dulu, dikontrol gula

Page 15: Case Report Blighted Ovum

darahnya, melakukan pemeriksaan kromosom terutama bila usia di atas 35 tahun,

menghentikan kebiasaan merokok agar kualitas sperma/ovum baik, memeriksakan

kehamilan yang rutin dan membiasakan pola hidup sehat.

1. Menghindari masuknya virus rubella ke dalam tubuh. Selain imunisasi, ibu hamil

pun harus selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan tempat tinggalnya.

2. Sembuhkan dahulu penyakit yang diderita oleh calon ibu. Setelah itu pastikan

bahwa calon ibu benar-benar sehat saat akan merencanakan kehamilan.

3. Melakukan pemeriksaan kromosom.

4. Tak hanya pada calon ibu, calon ayah pun disarankan untuk menghentikan

kebiasaan merokok dan memulai hidup sehat saat prakonsepsi.

5. Periksakan kehamilan secara rutin. Sebab biasanya kehamilan kosong jarang

terdekteksi saat usia kandungan masih di bawah delapan bulan.

6. Pada ibu hamil yang menderita diabetes melitus diarapkan untuk selalu mngontrol

kadar gula darah dalaam tubuhnya.

Page 16: Case Report Blighted Ovum

DAFTAR PUSTAKA

1. Agoes Oerip Poerwoko, Anantyo Binarso Mochtar, Hary Tjahjanto. 2008. Efek

Misoprostol Sublingual pada Kasus Blighted Ovum dan Missed Abortion. Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro : Media Medika Indonesiana

2. Alan H., et al. 2006. Blighted Ovum. Current Obstetric & Gynecologic Diagnosis

& Treatment-Ninth Ed. DeCherney. http://www.marchofdimes.com

3. Anne Jackson Bracker. 2006. Blighted Ovum / Anembryogenic Pregnancy.

http://www.miscarriageassociation.org.uk/ma2006/downloads/Blighted%20ovum.pdf

4. Juminten Saimin, Eddy R. Moeljono, Retno B. Farid. 2008. Pemakaian Tablet

Misoprostol 100 Mikrogram Per Vaginam Untuk Dilatasi Servix Sebelum Tindakan

Kuretase. Subbagian Fetomaternal Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin

5. Nasrudin AM, Eddy R Moeljono, Putra Rimba. 2006. Efektivitas Misoprostol 400

mcg Pervaginam Untuk Dilatasi Serviks Pada Kasus Blighted Ovum. Bagian Obstetri

dan Ginekologi. Fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin.

6. Wiknjosastro, H., dkk (eds). Ilmu Kebidanan. Edisi ketiga. Cetakan kelima.

Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 1999