Post on 07-Dec-2015
ANNA MARIA
112010034
1. Epidemi (Wabah) - Timbulnya suatu penyakit yang menimpa sekelompok masyarakat atau
suatu wilayah dengan angka kejadian yang melebihi angka normal dari kejadian penyakit
tersebut. Beberapa jumlah penderita untuk bisa dikatakan telah terjadi Epidemi sangat
tergantung dari jenis penyakit, jumlah dan tipe penduduk yang tertimpa, pengalaman masa
lalau, jarangnya terpajan dengan penyakit tersebut, waktu dan tempat kejadian.
Endemis – Suatu keadaan dimana suatu penyakit atau agen infeksi tertentu secara terus
menerus ditemukan disuatu wilayah tertentu, bisa juga dikatakan sebagai suatu penyakit yang
umum ditemukan disuatu wilayah.
Pandemi adalah epidemi penyakit menular yang menyebar melalui populasi manusia di
kawasan yang luas, misalnya benua, atau bahkan di seluruh dunia.
2. Menetapkan prioritas masalah
Masalah yang telah diidentifikasi perlu ditentukan menurut urutan atau prioritas masalah, untuk
itu digunakan beberapa metode. Metode yang dapat digunakan dalam menetapkan urutan
prioritas masalah, pada umumnya dibagi atas, Teknik Skoring dan Teknik Non Skoring, sebagai
berikut :
1. Teknik Non Skoring
Teknik non skoring dapat digunakan apabila tidak tersedia data kuantitatif yang lengkap dan
cukup, atau dengan kata lain data yang tersedia adalah data kualitatif atau semi kualitatif. Teknik
non scoring yang sering digunakan adalah Metode delphi dan Metode Delbecq.
Metode Delphi
Penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang
yang sama keahliannya. Pemilihan prioritas masalah dilakukan melalui pertemuan
khusus. Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk mengemukakan
beberapa masalah pokok, masalah yang paling banyak dikemukakan adalah prioritas
masalah yang dicari.
Metode Delbecq
Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang yang tidak
sama keahliannya. Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk meningkatkan
pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta. Lalu diminta untuk
mengemukakan beberapa masalah. Masalah yang banyak dikemukakan adalah prioritas.
2. Teknik Skoring
Teknik scoring dapat digunakan apabila tersedia data kuantitatif atau data yang dapat terukur dan
dapat dinyatakan dalam angka, yang cukup dan lengkap. Yang termasuk teknik scoring dalam
penetuan prioritas masalah, yakni:
Metode Hanlon
Proses penetuan kriteria diawali dengan pembentukan kelompok yang akan mendiskusikan,
merumuskan dan menetapkan kriteria. Sumber informasi yang dipergunakan dapat berasal
dari :
1. Pengetahuan dan pengalaman individual para anggota
2. Saran dan pendapat nara sumber
3. Peraturan pemerintah yang relevan
4. Hasil rumusan analisa keadaan dan masalah kesehatan.
Dalam metode Hanlon dibagi 4 kelompok kriteria
Kelompok kriteria A = besarnya masalah
Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah
Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah
Kelompok kriteria D = PEARL faktor, dimana :
P = Kesesuaian
E = Secara ekonomi murah
A = dapat diterima
R = Tersedianya sumber
L = Legalitas terjamin
3. Langkah-langkah penyidikan KLB
-Persiapan penelitian lapangan
-Menetapkan apakah kejadian tersebut suatu KLB
-Memastikan diagnosis etiologis
-Mengidentifikasikan dan menhitung kasus atau paparan
-Mendeskripsikan dan menghitung kasus atau paparan
-Mendeskripsikan kasus berdasarakan orang, waktu dan tempat
-Membuat cara penanggulangan sementara dengan segera (jika diperlukan)
-Mengidentifikasi sumber dan cara penyebaran
-Mengidentifikasi keadaan penyebab KLB
-Merencanakan penelitian lain yang sistematis
-Menetapkan saran cara pencegahan atau penanggulangan
-Menetapkan sistim penemuan kasus baru atau kasus dengan komplikasi
-Melaporkan hasil penyidikan kepada instansi, kesehatan setempat dan kepada sistim
pelayanan kesehatan yang lebih tinggi
4. Laporan Kejadian Luar Biasa (W1) Dilaporkan Dalam Waktu 1 x 24 jam
Merupakan salah satu laporan kewaspadaan yang dibuat oleh unit kesehatan, segera setelah mengetahui adanya KLB penyakit tertentu/keracunan makanan. Laporan ini digunakan untuk melaporkan KLB atau wabah, sebagai laporan peringatan dini kepada pihak-pihak yang menerima laporan akan adanya KLB penyakit tertentu di suatu wilayah tertentu. Laporan KLB ini harus memperhatikan asas dini, cepat, dapat dipercaya dan bertanggung jawab yang dapat dilakukan dengan lisan atau tertulis
Laporan KLB (W1) ini harus diikuti dengan laporan Hasil Penyidikan KLB dan Rencana Penanggulangannya.
Unit kesehatan yang membuat laporan KLB (W1) adalah Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Propoinsi, dengan berpedoman pada format Laporan KLB (W1).
Formulir Laporan KLB (W1) adalah sama untuk Puskesmas, Kab/Kota dan Propinsi, dengan Kode berbeda. Berisi nama daerah KLB (desa, kecamatan, kabupaten/kota dan nama puskesmas), jumlah penderita dan meninggal pada saat laporan, nama penyakit, dan langkah-langkah yang sedang dilakukan. Satu formulir W1 berlaku untuk 1 jenis penyakit saja.