Post on 21-Nov-2015
description
1
PENGARUH COUNTRY OF ORIGIN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi Pada Pengguna Produk Smartphone dan Tablet Samsung di Universitas Kristen
Maranatha)
Nata Hendra Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha Bandung
Ariesya Aprillia
Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha Bandung april.lie@hotmail.com
ABSTRAK
Mudahnya pemasaran dalam era globalisasi akan mengakibatkan banyak produk internasional yang memasuki suatu negara dan mendorong konsumen untuk membeli produk tersebut. Saat ini, setiap perusahaan yang bersaing di pasar dunia memproduksi dan mendistribusikan produk kepada pelanggan di seluruh dunia dengan mengakrabkan nama negara manufaktur yang telah memberikan efek citra pada produk tersebut. Tren terbaru dalam globalisasi menekankan perlunya untuk lebih memahami konsep country of origin, terutama di negara berkembang. Pada proses pembelian, konsumen tidak hanya mempertimbangkan pada faktor kualitas dan harga dari sebuah merek, tetapi juga faktor lain, termasuk country of origin. Dengan meningkatnya ketersediaan produk impor di sebagian besar pasar nasional, country of origin telah menjadi lebih penting, karena konsumen sering mengevaluasi barang impor secara berbeda dari yang mereka lakukan pada pesaing produk domestik. PT Samsung Electronics sebagai perusahaan elektronik terkemuka asal Korea Selatan sukses menjadikan Samsung sebagai salah satu pembuat smartphone dan tablet terbesar di dunia saat ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis apakah terdapat pengaruh country of origin terhadap keputusan pembelian produk smartphone dan tablet Samsung di Universitas Kristen Maranatha. Penelitian ini termasuk causal explanatory, karena dalam penelitian ini menjelaskan kausal atau pengaruh yang terjadi antara variabel bebas memengaruhi atau bertanggung jawab atas variabel terikat dengan melakukan pengujian hipotesis. Metode pengambilan sampel menggunakan nonprobability sampling dengan teknik yang digunakan adalah purposive sampling. Metode analisis data menggunakan Uji Regresi Sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa country of origin berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk smartphone dan tablet Samsung di Universitas Kristen Maranatha. Kata-kata kunci: Country of Origin, Keputusan Pembelian, Samsung.
2
ABSTRACT
Easy marketing in the era of globalization will lead to a lot of international products into the country and encourage consumers to buy the product. This time, each firm competing in the world market produce and distribute products to customers around the world with the name of the country to familiarize manufacturing has affected the image of the product. Recent trends in globalization emphasizes the need to better understand the concept of country of origin, especially in developing countries. On the buying process, consumers not only consider the factor of quality and price of a brand, but also other factors including the country of origin. With the increasing availability of imported products in most national markets, country of origin has become more important, because consumers often evaluate imported goods differently than they do on domestic competitor products. Samsung Electronics, Inc. as a leading electronics company from South Korea, success as one of the biggest makers of smartphones and tablets in the world today. The purpose of this study is to examine and analyze whether country of origin effect on product purchasing decisions in the smartphone and tablet Samsung at Maranatha Christian University. This study is explanatory causal, this study decribes the effects that occur between independent variables affect the dependent variable. Sampling technique used nonprobability sampling with purposive sampling. Methods of data analysis using simple regression test. The results showed that the country of origin effect on purchasing decisions in products smartphones and tablet Samsung at Maranatha Christian University. Keywords: Country of Origin, Purchasing Decision, Samsung. PENDAHULUAN
Mudahnya pemasaran dalam era globalisasi akan mengakibatkan banyak produk
internasional yang memasuki suatu negara dan mendorong konsumen untuk membeli produk
tersebut (Infantyasning, 2001). Saat ini, setiap perusahaan yang bersaing di pasar dunia
memproduksi dan mendistribusikan produk kepada pelanggan di seluruh dunia dengan
mengakrabkan nama negara manufaktur yang telah memberikan efek citra pada produk
tersebut atau nama yang komersial (Paswan dan Sharma, 2004). Tren terbaru
dalam globalisasi menekankan perlunya untuk lebih memahami konsep country of origin,
terutama di negara berkembang. Pada proses pembelian, konsumen tidak hanya
3
mempertimbangkan pada faktor kualitas dan harga dari sebuah merek, tetapi juga faktor lain,
termasuk country of origin (Lin dan Kao, 2004).
Country of origin dapat didefinisikan sebagai negara manufaktur yang berpengaruh
besar membuat persepsi konsumen menjadi positif atau negatif dari suatu produk (Cateora
dan Graham, 1999). Dengan meningkatnya ketersediaan produk impor di sebagian besar
pasar nasional, country of origin telah menjadi lebih penting, karena konsumen
sering mengevaluasi barang impor secara berbeda dari yang mereka lakukan pada pesaing
produk domestik (Bilkey dan Nes, 1982). Country of origin memiliki pengaruh yang lebih
besar pada negara berkembang dibandingkan dengan negara barat (Verlegh dan Steenkamp,
1997), sehingga efek country of origin di negara maju cenderung lebih kecil (Elliot dan
Comoron, 1994) dalam Edward (2010). Wang dan Lamb (1985) dalam Okechuku (1994)
berpendapat bahwa konsumen yang berasal dari negara maju lebih mengutamakan dan
memprioritaskan memilih produk dari negaranya sendiri, kemudian negara maju lainnya dan
yang terakhir memilih produk dari negara berkembang. Meskipun anggapan yang umum
diyakini bahwa konsumen membuat pilihan yang rasional terhadap produk berdasarkan
membandingkan dan membedakan berbagai alternatif berdasarkan atribut produk dan
pengukuran kinerja (Maheswaran, 2006).
Menurut Schweiger, Otter, dan Strebinger (1995) dalam Balabanis dan
Diamantopoulos (2011), country of origin meliputi 4 faktor yang menjadi variabel penelitian,
antara lain: evaluasi afektif terhadap country of origin, evaluasi kognitif terhadap
country of origin, image made in country of origin, evaluasi individual produk country
of origin. Secara praktis, hal tersebut penting karena banyak pengguna merek sengaja
menggunakan merek asing untuk mengasosiasikan merek mereka dengan sebuah negara
yang memiliki citra yang kuat (Dub, 1994) atau menyamarkan merek dari negara asalnya
4
jika citra negara tersebut lemah (Onyemah, 1999) dalam Balabanis dan Diamantopoulos
(2011). Cukup beralasan untuk mengasumsikan bahwa kesalahan klasifikasi country of origin
merupakan indikator pengetahuan yang terbatas (Shimp dan Sharma, 2005). Namun, ini
merupakan masalah penting, karena jika konsumen mengasosiasikan merek dengan country
of origin yang salah, evaluasi merek mereka (dan selanjutnya keputusan pembelian) dapat
berbeda dari apa yang seandainya mereka ketahui benar mengenai country of origin yang
telah diidentifikasi (Diamantopoulos, 2008) dalam Balabanis dan Diamantopoulos (2011).
Seperti yang kita ketahui beberapa tahun belakangan ini sudah banyak sekali beredar
smartphone dan tablet di pasar Indonesia. Dengan berbagai negara manufaktur dan merek
yang berbeda-beda. Para perusahaan-perusahaan smartphone bersaing untuk mendapatkan
konsumen sebanyak mungkin, mereka bersaing untuk menjadi produsen terbaik di Indonesia.
Fenomena menarik yang terjadi saat ini PT Samsung Electronics sebagai perusahaan
elektronik terkemuka asal Korea Selatan sukses menjadi vendor smartphone nomor satu di
dunia pada kuartal keempat yang berakhir Februari 2013 (Gartner, 2013).
Jika dilihat dari data di Tabel 1 (lampiran), Gartner, Inc. sebagai perusahaan yang
bergerak di bidang penelitian informasi teknologi dan konsultan bagi perusahaan-perusahaan
(wikipedia) mencatat data penjualan Samsung berhasil menguasai market share pada kuartal
ke empat tahun 2012 sebesar 22% pasar smartphone dan tablet global. Dari data tersebut
terjadi peningkatan yang sangat signifikan dari market share pada kuartal ke empat pada
tahun 2011 sebesar 17,7%. Kesuksesan seri Galaxy dan Note menjadikan Samsung sebagai
salah satu pembuat smartphone dan tablet terbesar di dunia saat ini. Dengan fenomena
tersebut peneliti tertarik mencoba menguji apakah terdapat pengaruh country of origin
terhadap keputusan pembelian produk smartphone dan tablet Samsung.
5
LANDASAN TEORI, KAJIAN EMPIRIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Bagian ini menjelaskan mengenai Country of Origin, Keputusan Pembelian, serta Hipotesis.
Country of Origin
Negara yang menjadi tempat asal sebuah produk disebut dengan istilah country of
origin atau disingkat dengan coo secara umum dianggap sebagai bagian dari karakteristik
ekstrinsik produk (Bilkey and Nes, 1982). Pengertian di atas menjelaskan bahwa country of
origin image merupakan gambaran, reputasi, stereotip yang dikaitkan oleh para pebisnis dan
konsumen pada suatu negara tertentu. Pencitraan akan negara tempat asal merek dibentuk
oleh variabel-variabel lain di dalamnya berupa keterwakilan produk, karakteristik negara,
latar belakang ekonomi dan politik, sejarah, serta tradisi. Beberapa definisi dari country of
origin image yang dikemukakan oleh Roth and Romeo (1992) dengan mengutip dari
beberapa ahli dapat dilihat di lampiran.
Menurut Schweiger et al. (1995) dalam Balabanis dan Diamantopoulos (2011),
country of origin meliputi 4 faktor: 1) Evaluasi kognitif terhadap country of origin
produk dan yang merupakan pengetahuan, persepsi, dan kepercayaan konsumen terhadap
country of origin produk; 2) Evaluasi afektif terhadap country of origin produk
yang merupakan emosi atau perasaan konsumen terhadap country of origin produk; 3)
Image made in, Negara asal produk yang merupakan kompetensi country of origin dalam
memproduksi suatu produk; 4) Evaluasi individual produk country of origin, yaitu evaluasi
terhadap produk.
Dari suatu segi pandang konseptual, country of origin membangun pendekatan
literatur pada dua tingkat yang berbeda, yaitu mewakili gambaran suatu negara dan mewakili
gambaran suatu produk. Sebagian besar country of origin mewakili image suatu produk dan
seringkali ukuran image produk dengan suatu negara membingungkan. Seringkali country of
6
origin mempunyai arti yang mirip dengan pengaruh lingkungan, persepsi negara,
stereotypical kepercayaan, sikap negara umum, dan negara evaluasi. Kondisi yang sama
berlaku juga untuk image produk yang mana sering dikenal sebagai produk kepercayaan,
country of origin kepercayaan, gambaran merek, sikap produk, produk country of origin,
produk persepsi, evaluasi produk, mutu produk, negara memengaruhi, dan bahkan country
image. Berdasarkan konsep-konsep di atas country of origin adalah pencitraan yang
ditimbulkan dari negara tempat asal merek, serta persepsi konsumen akan produk dari sebuah
negara tempat asal.
Di negara maju, masyarakat cenderung lebih tertarik untuk membeli produk lokal
daripada produk import, karena mereka mengetahui kualitas produknya. Sedangkan negara
berkembang memiliki dampak country of origin lebih besar. Masyarakat negara berkembang
lebih menyukai merek dari luar negri, karena percaya memiliki kualitas yang tinggi. Citra
suatu negara dipandang sebagai suatu senyawa kontemporer dan asosiasi sejarah yang
merupakan faktor dalam keputusan membeli baik dalam pencitraan dan dalam representasi
proporsional. Negara asal (country of origin) mengacu pada negara di mana suatu merek
dihubungkan dan biasanya merupakan negara asal merek tersebut. Dalam berbagai kasus
merek, country of origin ini sulit dipisahkan.
Dalam literatur tentang kepentingan negara asal produk oleh Okechuku (1994),
dikatakan bahwa asal negara suatu produk menjadi sangat penting untuk konsumen, sehingga
dapat melebihi merek produk tersebut. Suatu strategi yang baik untuk sumber yang memiliki
image rendah adalah berpindah lokasi manufakturnya atau melalui joint venture di negara
yang memiliki reputasi yang baik.
7
Keputusan Pembelian
Dalam usaha mengenal konsumen, perusahaan perlu mempelajari perilaku-perilaku
konsumen yang merupakan perwujudan dari seluruh jiwa manusia dalam kehidupan sehari-
harinya. Menurut Handoko (2000), perilaku konsumen adalah perilaku yang diperlihatkan
konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk
dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.
Dalam perilaku konsumen tersebut, karakteristik konsumen dan proses pengambilan
keputusan menimbulkan keputusan pembelian tertentu. Tugas pemasar adalah memahami apa
yang terjadi dalam kesadaran pembeli mulai dari adanya rangsangan dari luar hingga
munculnya keputusan pembelian pembeli, sedangkan tugas manajer adalah memahami apa
yang terjadi dalam kesadaran pembelian antara datangnya stimulasi luar dan keputusan
pembelian (Kotler & Keller, 2009).
Pengertian keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan
pembeli di mana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu
kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan
barang yang ditawarkan oleh produsen (Kotler & Keller, 2009).
Menurut Kotler dan Keller (2009) ada lima tahap dalam proses keputusan pembelian,
yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian,
dan perilaku setelah pembelian. Gambar model proses pembelian lima tahap tersebut dapat
dilihat di lampiran. Model ini mempunyai anggapan bahwa para konsumen melakukan lima
tahap dalam melakukan pembelian. Kelima tahap di atas tidak selalu terjadi, khususnya
dalam pembelian yang tidak memerlukan keterlibatan yang tinggi dalam pembelian. Para
konsumen dapat melewati beberapa tahap dan urutannya tidak sesuai, yaitu:
8
1. Pengenalan Masalah
Proses membeli dengan pengenalan masalah atau kebutuhan pembeli menyadari suatu
perbedaan antara keadaan yang sebenarnya dan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan itu
dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar.
2. Pencarian informasi
Konsumen mungkin tidak berusaha secara aktif dalam mencari informasi sehubungan dengan
kebutuhannya. Seberapa jauh orang tersebut mencari informasi tergantung pada kuat
lemahnya dorongan kebutuhan, banyaknya informasi yang dimiliki, kemudahan memperoleh
informasi, tambahan, dan kepuasan yang diperoleh dari kegiatan mencari informasi.
3. Evaluasi alternatif
Informasi yang didapat dari calon pembeli digunakan untuk memperoleh gambaran yang
lebih jelas mengenai alternatif-alternatif yang dihadapinya serta daya tarik masing-masing
alternatif. Produsen harus berusaha memahami cara konsumen mengenal informasi yang
diperolehnya dan sampai pada sikap tertentu mengenai produk merek dan keputusan untuk
membeli.
4. Keputusan pembelian
Produsen harus memahami bahwa konsumen mempunyai cara sendiri dalam menangani
informasi yang diperolehnya dengan membatasi alternatif-alternatif yang harus dipilih atau
dievaluasi untuk menentukan produk mana yang akan dibeli.
5. Perilaku setelah pembelian
9
Apabila barang yang dibeli tidak memberikan kepuasan yang diharapkan, maka pembeli akan
merubah sikapnya terhadap merek barang tersebut menjadi sikap negatif, bahkan mungkin
akan menolak dari daftar pilihan. Sebaliknya bila konsumen mendapat kepuasan dari barang
yang dibelinya maka keinginan untuk membeli terhadap merek barang tersebut cenderung
untuk menjadi lebih kuat. Produsen harus mengurangi perasaan tidak senang atau perasaan
negatif terhadap suatu produk dengan cara membantu konsumen menemukan informasi yang
membenarkan pilihan konsumen melalui komunikasi yang diarahkan pada orang-orang yang
baru saja membeli produknya.
Pengaruh Antara Country of Origin Terhadap Keputusan Pembelian
Negara asal (country of origin) mengacu pada negara di mana suatu merek
dihubungkan dan biasanya merupakan negara asal merek tersebut. Ditambahkan juga bahwa
negara asal suatu produk memengaruhi bagaimana konsumen mengevaluasi suatu produk.
Pada akhirnya, country of origin image dapat menjadi suatu keuntungan atau kerugian bagi
produk-produk yang berasal dari suatu negara tertentu.
Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Infantyasningsih (2001),
dinyatakan bahwa country of origin berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian
konsumen (studi empiris pembelian telepon seluler di kota Semarang). Penelitian lain juga
dilakukan oleh Sutanto dan Winata (2012), hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa
country of origin berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen terhadap
keputusan pembelian produk hair extension di Surabaya. Berdasarkan temuan di atas, maka
dapat diajukan hipotesis:
10
H1: Country of Origin Berpengaruh Terhadap Keputusan Pembelian Produk Smartphone dan
Tablet Samsung di Universitas Kristen Maranatha.
METODE PENELITIAN
Bagian ini menguraikan tentang hal-hal yang terkait langsung dengan pengumpulan data
yang digunakan dalam pengujian hipotesis.
Obyek Penelitian, Populasi, Sampel, dan Metode Pengambilan Sampel.
Objek penelitian adalah produk smartphone dan tablet Samsung. Alasan dipilihnya
produk smartphone Samsung sebagai penelitian, karena berdasarkan pada kesuksesan seri
Galaxy yang menjadikan Samsung sebagai salah satu pembuat telepon pintar dan tablet
terbesar di dunia saat ini (Gartner, 2013). Populasi dapat dipahami sebagai sekelompok
individu atau obyek pengamatan yang minimal memiliki satu persamaan karakteristik.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i yang merupakan mahasiswa/i Universitas
Kristen Maranatha. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
tersebut. Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa/i Universitas Kristen Maranatha yang
pernah menggunakan atau sedang menggunakan produk smartphone Samsung. Menurut Hair,
Black, Babin, dan Anderson (2009), ukuran sampel yang paling baik adalah 10 kali dari
jumlah variabel dalam kuesioner yang digunakan, adapun jumlah variabel yang akan diuji
yaitu sebesar 15 variabel. Namun dinyatakan bahwa ukuran sampel yang diharapkan tidak
lebih dari 500 responden. Dengan demikian, ukuran sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah 150 responden, akan tetapi untuk memenuhinya ukuran sampel pada pengolahan
11
data, maka peneliti menambahkan 50 responden, sehingga jumlah keseluruhan sampel adalah
200 responden. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
nonprobability sampling. Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
tidak Teknik nonprobability sampling yang digunakan adalah purposive sampling, teknik
penentuan sampel ini merupakan metode penetapan sampel dengan didasarkan pada kriteria-
kriteria tertentu. Kriteria yang dimaksud adalah mahasiswa/i yang masih aktif mengikuti
kegiatan-kegiatan di dalam kampus dan pernah atau sedang menggunakan produk
smartphone dan tablet Samsung. Kriteria-kriteria tersebut bertujuan memberikan informasi
maksimal (Sugiyono, 2010). Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah: 1) Data primer, data yang diperoleh langsung dari sumbernya, yakni data yang
diperoleh dari responden melalui kuesioner yang diisi oleh responden secara langsung dan 2)
Data sekunder, data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya, akan tetapi data
hasil olahan dari pengambilan data primer. Data sekunder dalam penelitian ini antara lain dari
literatur-literatur dan media elektronik (internet).
Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk causal explanatory, karena dalam penelitian ini menjelaskan
kausal atau pengaruh yang terjadi antara variabel bebas (X) memengaruhi atau bertanggung
jawab atas variabel terikat (Y) dengan melakukan pengujian hipotesis.
12
Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada metode penelitian ini menggunakan teknik survei
dengan menggunakan kuesioner serta pengumpulan data diperoleh dari perpustakaan
dengan membaca, mempelajari, dan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan topik yang
sedang diteliti.
Metode Analisis Data
Alat uji yang digunakan pada penelitian ini adalah Uji Validitas, Uji Reliabilitas, dan
Uji Regresi Sederhana. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir
dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel (Nugroho,
2005). Pengujian construct validity dilakukan dengan Confirmatory Factor Analysis (CFA)
menggunakan software SPSS. Nilai rule of thumb yang akan digunakan untuk CFA harus
0.40 (Hair et al, 2009). Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana konsistensi
suatu alat ukur (Nugroho, 2005). Rules of Thumb yang dipakai adalah Cronbachs Alpha
harus lebih besar dari 0,70, meskipun angka 0,60 masih dapat diterima. Untuk menguji
hipotesis digunakan Uji Regresi Sederhana. Regresi Sederhana adalah suatu analisis yang
mengukur pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) (Suliyanto, 2005).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bagian ini akan menyajikan hasil uji validitas, uji reliabilitas, dan uji regresi sederhana.
Uji Validitas
Dari Tabel 3 (lampiran) dinyatakan bahwa semua indikator dinyatakan valid, karena
KMO-nya 0,5 yaitu 0,658 tingkat signifikan/sig 0,05 yang berarti data yang diambil
13
mencukupi untuk proses lebih lanjut serta CFA indikator-indikator 0,40. Dimensi country
of origin (CO1,CO2,CO3) terletak pada komponen 2 dan dimensi keputusan pembelian (KP1,
KP2, KP3, KP4, KP5) terletak pada komponen 1. Indikator CO4 dibuang, karena data
kosong, indikator CO5 dibuang, karena datanya tidak reliabel.
Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas untuk country of origin dan keputusan pembelian dapat dilihat
pada Tabel 4 dan 5 di lampiran. Dari hasil uji reliabilitas tersebut, seluruh variabel yang telah
dinyatakan valid, juga dinyatakan reliabel. Karena nilai Cronbachs Aplha .60 dan seluruh
item dari setiap dimensi memiliki Cronbachs Alpha if item deleted < nilai Cronbachs Aplha
yang dimiliki setiap dimensi tersebut.
Uji Regresi Sederhana
Setelah melakukan uji validitas dan reliabiltas, langkah selanjutnya yang dilakukan
adalah melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji menggunakan uji analisis regresi
sederhana. Hasil ujinya dapat dilihat pada Tabel 6 di lampiran. Prosedur pengujian hipotesis
dilakukan dengan cara berikut
a. H0: Tidak Terdapat pengaruh yang signifikan country of origin terhadap keputusan
pembelian produk smartphone dan tablet Samsung di Universitas Kristen Maranatha.
b. H1: Terdapat pengaruh yang signifikan country of origin terhadap keputusan pembelian
produk smartphone dan tablet Samsung di Universitas Kristen Maranatha.
c. Tingkat signifikansi = 0,05
d. Kriteria penerimaan: H1 diterima apabila 0,05
14
e. Nilai yang diperoleh dari analisis regresi adalah 0,000 berarti 0,05.
f. Hal ini menunjukkan bahwa H1 diterima dan Ho ditolak pada tingkat signifikansi = 0,05.
Sehingga terdapat pengaruh country of origin terhadap keputusan pembelian.
g. Jadi country of origin produk smartphone dan tablet Samsung memengaruhi keputusan
pembelian konsumen sebesar 6,8%, sedangkan sisanya sebesar 93,2% dipengaruhi oleh
faktor lain. Hasil ini mendukung penelitian sebelumnya oleh Sutanto dan Winata (2012)
tentang Pengaruh Merek, Asal Negara, Kepercayaan terhadap Perusahaan, dan Harga
terhadap Keputusan Pembelian Produk hair extension di Surabaya. Serta mendukung
pula penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Infantyasningsih (2001), dinyatakan
bahwa country of origin berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen
(studi empiris pembelian telepon seluler di kota Semarang).
PENUTUP
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dan rekomendasi.
Kesimpulan
Ada pengaruh variabel country of origin terhadap pengambilan keputusan pembelian
produk smartphone Samsung di Universitas Kristen Maranatha. Hal ini menandakan country
of origin Samsung memengaruhi dan dapat meningkatkan keputusan pembelian produk
Smartphone Samsung.
15
Saran
Pada hasil penelitian diketahui bahwa pengaruh country of origin produk smartphone
Samsung memengaruhi keputusan pembelian konsumen sebesar 6,8%, sedangkan sisanya
sebesar 93,2% dipengaruhi oleh faktor lain. Diharapkan PT. Samsung Electronics Indonesia
lebih memerhatikan dan menginformasikan country of origin dari produk smartphone
Samsung tersebut. Terbukti pada item pernyataan yang menganggap bahwa Korea Selatan
telah memiliki citra sebagai kota maju sebanyak 149 responden (74,5%). Dengan demikian
PT. Samsung Electronics Indonesia perlu juga menekankan untuk lebih memahami konsep
country of origin, terutama di negara berkembang, sehingga faktor country of origin dapat
memengaruhi keputusan pembelian dengan persentase yang signifikan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Balabanis, G., and Diamantopoulos, A. (2011) Gains and Losses from the Misperception of Brand Origin: The Role of Brand Strength and Country of Origin Image. Journal of International Marketing, American Marketing Association, Vol. 19, No. 2, 2011, pp. 95116.
Bilkey, N.J., and Nes, E. ( 1982) Country of Origin Effects on Product Evaluation.
Journal of International Business Studies, Vol. 8, Spring/Summer, pp. 89-99. Cateora, P.R., and Graham, J.L. (1999) International Marketing, 10th. Edition. Irwin
McGraw-Hill. Cooper, D.R., & Schindler, P.S. (2011) Business Research Method, 11th Edition. New York:
Mc Graw-Hill Inc.
Edward, (2010) Preferensi Konsumen Dilihat dari Faktor Country of Origin, Brand, Harga, Desain dalam Industri Sepatu. TS-R-2010-0067, Program Tesis. Universitas Bina Nusantara, Jakarta (publish).
Handoko, T.H. (2000) Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Edisi II, Cetakan Keempat Belas. Yogyakarta: Penerbit BPFE.
Infantyasning, P. (2001) Pengaruh citra negara asal produk (country image) terhadap keinginan membeli konsumen. Sarjana strata 1. Universitas Diponegoro, Semarang (publish).
Kotler, P., dan Keller, K.L. (2009) Manajemen pemasaran, Edisi 13 Jilid. 1. Jakarta. Kotler, P., dan Keller, K.L. (2009) Manajemen pemasaran, Edisi 13 Jilid. 2. Jakarta. Lin, C.H., and Kao, D.T. (2004) The Impacts of Country of Origin on Brand Equity. The
Journal of American Academy of Business, Cambridge. Maheswaran, D. (1994) Country of Origin as a Stereotype: Effects of Consumer Expertise
and Attribute Strength on Product Evaluations. Journal of Consumer Research, 21 (2). pp. 35465.
Maheswaran, D. (2006) Nation Equity: Incidental Emotions in Country of Origin Effects.
Journal of Consumer research, Vol. 33, December 2006.
Okechuku, C., and Onyemah, V. (1999) Nigerian Consumer Attitudes Toward Foreign and Domestic Products. Journal of International Business Studies, 30 (3), 61132.
Paswan, A.K., and Sharma, D. (2004) Brand-Country of Origin (COO) Knowledge and COO
Image : Investigation in an Emerging Franchise Market. Journal of Product & Brand Management, Vol. 13 No. 2/3, pp. 144-155.
17
Roth, M.S., and Romeo, J. B. (1992) Matching Product Category and Country Image Perceptions: A Framework for Managing Country-of-Origin Effects. Journal of International Business Studies, Third Quarter, pp. 477-497.
Suliyanto, (2005). Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset. Sutanto, J. E., Dan Winata, R. H. (2012) Impact Of Brand, Country Of Origin, Trust In
Company, And Price Towards Buying Decision (Case Hair Extension Product In Surabaya). Jurnal Ekonomi Bisnis, Vol. 17, No. 1.
Shimp, T.A., and Sharma, D. (2005) Brand Origin Recognition Accuracy: Its Antecedents
and Consumers Cognitive Limitations. Journal of International Business Studies, 36 (4), 37997.
Verlegh, P.W.J., and Steenkamp, E.M. (1999) A Review and Meta-Analysis of Country of
Origin Research. Journal of Economic Psychology, 20 (5), 52146. http://en.wikipedia.org/wiki/Gartner. Diakses pada tanggal 15 January 2013.
http://www.gartner.com/newsroom/id/2335616. Worldwide Mobile Device Sales to End Users by Vendor in 2Q12(Samsung). Diakses pada tanggal 1 Maret 2013.
http://m.android-indonesia.com/forum/berita-terbaru/34426-samsung-smartphone-android-bidik-semua-segmen. Diakses pada tanggal 18 April 2013.
http://www.tempo.co/read/news/2013/02/26/090463861/Samsung-Minat-Bangun-Pabrik-Gadget-di-Indonesia. Diakses pada tanggal 18 April 2013.
http://ms.wikipedia.org/wiki/Korea_Selatan. Diakses pada tanggal 18 April 2013.
18
LAMPIRAN
Tabel 1 Data Penjualan Samsung Kuartal Ke-4 Tahun 2012
Worldwide Mobile Phone Sales to End Users by Vendor in 2012 (Thousands of Units)
Company 2012 Units
2012 Market Share (%)
2011 Units
2011 Market Share (%)
Samsung 384,631.2 22.0 315,052.2 17.7Nokia 333,938.0 19.1 422,478.3 23.8Apple 130,133.2 7.5 89,263.2 5.0ZTE 67,344.4 3.9 56,881.8 3.2LG Electronics 58,015.9 3.3 86,370.9 4.9Huawei Technologies 47,288.3 2.7 40,663.4 2.3TCL Communication 37,176.6 2.1 34,037.5 1.9Research In Motion 34,210.3 2.0 51,541.9 2.9Motorola 33,916.3 1.9 40,269.1 2.3HTC 32,121.8 1.8 43,266.9 2.4Others 587399.6 33.6 595886.9 33.6Total 1,746,175.6 100.0 1,775,712.0 100.0
Sumber: Gartner (February, 2013)
Tabel 2 Definisi Country of Origin
No Nama Peneliti Definisi Country of Origin
1 Narayanas (1981). The aggregate image for any particular countrys product refers to the entire connotative field associated with that countrys product offerings, as perceived by consumers. Definisi di atas menjelaskan bahwa country of origin image merupakan sekumpulan citra yang ada pada produk yang dihasilkan oleh suatu negara tertentu menunjukan pada arti yang dihubungkan dengan produk yang ditawarkan suatu negara tersebut, yang dipersepsikan oleh konsumen.
2 Chao (1982). The information about country of origin is part of the external cues. Country of
19
origin usually being written as made in (countrys name). Dapat juga diartikan bahwa informasi tentang negara asal produk (country of origin) adalah merupakan bagian dari faktor ekstrinsik suatu produk. Negara asal biasanya dengan kata-kata seperti made in ..... (nama negara).
3 Samiee (1994). Country of origin denotes the country with wich a firm is associated. typically, this is the home country for a company. Country of origin is inherent in certain brands. IBM and Sony, for example, imply United States and Japanese origins, respectively. Dapat diartikan bahwa negara asal merupakan negara di mana markas besar perusahaan berada atau dengan kata lain negara tempat perusahaan berasal. Contohnya IBM, meskipun perangkat-perangkatnya atau komponen-komponennya banyak tersebar (perakitannya) di seluruh dunia, tetapi IBM tetap berasal dari Amerika maka tetap ditulis made in USA, begitu pula dengan Sony yang berasal dari Jepang (Sony, made in Japan).
4 Gaedeke (1973) dan Schooler (1965).
They indicate that products from develop countries generally receive more positive evaluations that products from less developed ones. Produk dari negara-negara yang dicitrakan positif cenderung akan dinilai lebih baik, sementara produk dari negara yang dicitrakan kurang positif cenderung dinilai kurang baik.
Sumber: Roth and Romeo (1992)
Gambar 1
Model Proses Pembelian Lima Tahap Sumber: Kotler dan Keller (2009)
Pengenalan Masalah
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Pembelian
Perilaku Setelah Pembelian
20
Tabel 3 Hasil Uji Validitas
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .658
Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 310.531
Df 28
Sig. .000
Rotated Component Matrixa
Component 1 2
Co1 .761 Co2 .888 Co3 .742 KP1 .593
KP2 .627
KP3 .609
KP4 .647
KP5 .713
Tabel 4
Hasil Uji Reliabilitas Country of Origin
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.732 .732 3
21
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Co1 7.72 1.781 .499 .325 .713
Co2 7.65 1.517 .696 .484 .469
Co3 7.60 1.868 .485 .307 .726
Tabel 5 Hasil Uji Reliabilitas Keputusan Pembelian
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.648 .648 5
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
KP1 16.94 2.513 .392 .179 .600
KP2 16.91 2.464 .416 .237 .588
KP3 16.90 2.714 .381 .184 .604
KP4 16.93 2.709 .380 .234 .605
KP5 16.89 2.514 .437 .274 .577
22
Tabel 6 Hasil Uji Regresi Sederhana
Model Summary
Model R
R
Square
Adjusted
R
Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R Square
Change F Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .260a .068 .063 .37283 .068 14.394 1 198 .000
a. Predictors: (Constant), COO
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2.001 1 2.001 14.394 .000a
Residual 27.522 198 .139
Total 29.523 199
a. Predictors: (Constant), COO
b. Dependent Variable: KP
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.605 .166 21.676 .000
COO .163 .043 .260 3.794 .000
a. Dependent Variable: KP