Post on 03-Jan-2016
Peran Laboratorium biologi di Sekolah
Laboratorium sekolah merupakan salah satu wahana belajar siswa dalam bidang
biologi. Untuk menghasilkan proses belajar mengajar dan hasil belajar yang berkualitas,
laboratorium harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang diperlukan paling tidak
sesuai dengan standar minimal sarana laboratorium. Selain itu, personil laboratorium yang
terdiri dari kepala laboratorium, laboran, serta guru pembimbing praktikum juga harus
mencerminkan tenaga berkualitas.
Secara umum laboratorium dapat dimaknai sebagai tempat atau wahana yang
dilengkapi dengan peralatan atau sarana pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan eksperimen, penelitian, pembuktian (verifikasi), dan pembelajaran. Dalam kaitannya
dengan laboratorium biologi di sekolah, laboratorium adalah suatu wahana yang dapat
digunakan sebagai tempat belajar selain kelas, yang dilengkapi dengan peralatan dan bahan-
bahan yang diperlukan untuk pembelajaran biologi. Laboratorium biologi di sekolah
berfungsi sebagai tempat pembelajaran biologi secara praktek yang memerlukan peralatan
khusus yang tidak mudah dihadirkan di kelas.
Bentuk dan desain laboratorium SMAN 113 Jakarta
Gambar 1. Denah Ruang Laboratorium
Kapasitas laboratorium yaitu 42 orang sudah termasuk dengan laboran dan guru
biologi. Untuk meja praktikum sendiri terdapat 10 meja praktikum 40 kursi praktikum
Perlengkapan Ruangan
Adapun perlengkapan yang ada pada ruang laboratorium biologi ini terdiri dari:
1
Ruang praktikum
- 1 meja guru
- 1 kursi guru
- 1 set komputer
- 10 meja praktikum
- 40 kursi praktikum
- 6 wastafel
- 1 lemari charta
- 2 air conditioner
- 2 kipas angin
- 1 unit proyektor
- 1 papan tulis
Ruang penyimpanan alat
- 1 meja guru
- 1 kursi guru
- 3 lemari alat
- 1 lemari mikroskop
- 1 lemari torso
- 1 set PPPK
- 1 kulkas
- 1 rak sepatu
Gambar 2. Meja utama, layar, dan papan tulis
2
Gambar 3. Proyektor dan alat multimedia
Gambar 4. Charta
Gambar 5. Meja dan kursi praktikan
3
Gambar 6. Lemari alat
. Tata letak meja dan kursi praktikum disesuaikan dengan kebutuhan serta letak meja
dan kursi guru pada tempat yang strategis yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kegiatan
murid dan membantu kegiatan murid. Fasilitas yang seharusnya ada di Laboratorium Biologi
antara lain:
1. Wastafel
Wastafel terletak di kanan dan kiri ruangan. Wastafel juga digunakan sebagai tempat
cuci peralatan. Oleh karena itu para siswa akan memakan banyak waktu untuk mengantri
untuk mencuci tangan dan membersihkan peralatan. Sampah untuk sementara dapat dibuang
ke keranjang sampah yang ada di dalam ruang laboratorium.
2. Ventilasi
Ventilasi adalah lubang keluar masuknya angin ke dalam laboratorium, sehingga
sirkulasi angin dapat mengakibatkan laboratorium sebagai tempat yang nyaman, tidak gerah.
Ventilasi ruangan dapat dibantu dengan kipas angin. Namun karena ruang laboratorium telah
menggunakan AC (air conditioner) maka jendela tidak dibuat dapat terbuka.
3. Instalasi Listrik
Listrik didesain untuk membantu penerangan di dalam ruang laboratorium dan
digunakan sebagai sumber tegangan untuk melakukan praktikum. Instalasi listrik terpasang di
meja dekat wastafel. Terminal-terminal listrik mudah dijangkau praktikan. Untuk penerangan
ruang laboratorium, menggunakan lampu tabung (tube lamp), sehingga efek penyinarannya
dapat lebih terang dari lampu bohlam biasa. Letak lampu telah diatur sedemikian rupa,
sehingga seluruh ruangan dapat terang.
4. Instalasi Air
Air bersih dapat digunakan untuk mencuci tangan, peralatan percobaan yang kotor
karena digunakan, dan untuk emergensi karena kecelakaan terkena zat kimia yang berbahaya.
Air bersih juga dapat digunakan sebagai bahan percobaan dan bahan pemadam kebakaran;
sehingga kran air juga mudah dijangkau praktikan. Air bersih memang sangat diperlukan
dalam suatu laboratorium.
5. Instalasi Gas
\\Gas dapat digunakan sebagai bahan bakar, sehingga instalasi gas diperlukan jika ada tungku
atau kompor gas di laboratorium. Namun tidak ada instalasi gas pada ruang laboratorium
biologi ini.
4
6. Instalasi Limbah
Limbah di laboratorium ada yang padat, cair, dan ada limbah gas. Untuk limbah yang
berupa zat padat dibuang menggunakan kantung tersendiri kemudian dibuang di tempat
pembuangan limbah di luar laboratorium. Sedangkan untuk limbah cair dibuang melalui
saluran air pada tempat pencucian alat, dan untuk limbah gas tidak ada instalasi khusus untuk
pembuangannya.
7. Peralatan Lainnya
Alat pemadam kebakaran belum dimiliki oleh laboratorium biologi ini. Alat pemadam
kebakaran berupa tabung gas pemadam kebakaran. Untuk tabung gas pemadam kebakaran
harus diketahui tanggal masa berlakunya. Jangan sampai menyimpan tabung gas pemadam
kebakaran yang telah kadaluwarsa.
Alat PPPK yang dipunyai oleh laboratorium ini cukup lengkap. Dari perangkat PPPK
yang paling sederhana misalnya: obat-obatan (obat pusing, obat diare, minyak kayu putih,
obat merah, atau obat-obatan lainnya), perban, sampai ke obat-obatan untuk penyakit khusus,
seperti diare, pusing, maag, dll. Alat PPPK pada laboratorium ini cukup lengkap terutama
dalam hal obat-obatan.
Penataan Alat dan Bahan
Penataan (ordering) alat/ bahan adalah proses pengaturan alat/ bahan di laboratorium
agar tertata dengan baik. Dalam menata alat/ bahan tersebut berkaitan erat dengan keteraturan
dalam penyimpanan maupun kemudahan dalam pemeliharaan.
1. Cara Menyimpan Alat Laboratorium IPA
Alat yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium IPA memerlukan perlakuan
khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing. Perlakuan yang salah dalam membawa,
menggunakan dan menyimpan alat di laboratorium IPA dapat menyebabkan kerusakan alat
dan bahan, terjadinya kecelakaan kerja serta dapat menimbulkan penyakit. Cara
memperlakukan alat dan bahan di laboratorium IPA secara tepat dapat menentukan
keberhasilan dan kelancaran kegiatan. Cara menyimpan alat laboratorium IPA dengan
memperhatikan bahan pembuat alat tersebut, berat alat, kegunaannya, serta sesuai pokok
bahasannya.
5
Penyimpanan alat menurut aturan tertentu harus disepakati antara pengelola
laboratorium dan diketahui oleh pengguna/ praktikan. Penyimpanan dan pengambilan
kembali alat di laboratorium, menjadi lebih mudah jika dibuatkan daftar inventaris alat yang
lengkap dengan kode dan jumlah masing-masing. Alat yang rusak atau pecah sebaiknya
ditempatkan pada tempat tersendiri, dan dituliskan dalam buku daftar kerusakan alat dan
buku inventaris laboratorium IPA. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan
alat yaitu :
a. Bahan dasar pembuatan alat
b. Berat alat
c. Ketahanan alat terhadap lingkungan
d. Pengaruh antara alat yang satu dengan yang lain
e. Kelengkapan perangkat alat dalam suatu set
Penataan dan penyimpanan alat/ bahan didasarkan pada:
a. Keadaan laboratorium yang ditentukan oleh fasilitas, susunan laboratorium, dan keadaan
alat/bahan. Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti
lemari, rak dan laci.
b. Jenis alat, misalnya gelas kimia, corong, cawan petri, lumpang dan alu
c. Jenis bahan dasar, misalnya kaca, porselin, logam dan kayu
d. Jenis percobaan, misalnya laju reaksi, kesetimbangan, dan lain-lain
Alat-alat untuk percobaan fisika biasanya dikumpulkan menurut golongan percobaannya.
Alat-alat yang digunakan untuk beberapa jenis percobaan disimpan tersendiri ditempat
khusus. Alat-alat untuk percobaan biologi umumnya disimpan menurut judul percobaan
atau dapat dilakukan berdasarkan bahan pembuatan alat tersebut
e. Frekuensi penggunaan alat
Penyimpanan alat perlu memperhatikan frekuensi pemakaian alat. Apabila alat itu sering
dipakai maka alat tersebut disimpan pada tempat yang mudah diambil. Alat-alat yang
boleh diambil oleh siswa dengan sepengetahuan guru pembimbing, hendaknya
diletakkan pada meja demonstrasi atau di lemari di bawah meja keramik yang menempel
di dinding. Contoh alat yang dapat diletakkan di meja demonstrasi adalah: kaki tiga,
asbes dengan kasa dan tabung reaksi. Alat-alat yang sering digunakan, alat yang boleh
diambil sendiri oleh siswa dan alat- alat yang mahal harganya penyimpanannya dipisah,
misalnya: gelas kimia dan alat yang jarang digunakan misalnya: lumpang & alu.
6
Penyimpanan alat dan bahan selain berdasar hal-hal di atas, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan yaitu :
a. Mikroskop disimpan dalam lemari terpisah dengan zat higroskopis dan dipasang
lampu yang selalu menyala untuk menjaga agar udara tetap kering dan mencegah
tumbuhnya jamur
b. Alat berbentuk set, penyimpanannya harus dalam bentuk set yang tidak terpasang
c. Alat yang harus disimpan berdiri, misalnya higrometer, neraca lengan dan beaker
glass
d. Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat yang tingginya tidak
melebihi tinggi bahu
e. Penyimpanan zat kimia harus diberi label dengan jelas dan disusun menurut abjad
f. Zat kimia beracun harus disimpan dalam lemari terpisah dan terkunci, zat kimia yang
mudah menguap harus disimpan di ruangan terpisah dengan ventilasi yang baik
Cara penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan jenis alat, pokok bahasan,
golongan percobaan dan bahan pembuat alat adalah sebagai berikut:
a. Pengelompokan alat-alat fisika berdasarkan pokok bahasannya seperti: Gaya dan
Usaha (Mekanika), Panas, Bunyi, Gelombang, Optik, Magnet, Listrik, Ilmu, dan Alat
reparasi.
b. Pengelompokan alat-alat biologi menurut golongan percobaannya, seperti: Anatomi,
Fisiologi, Ekologi dan Morfologi.
c. Pengelompokan alat-alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut seperti:
logam, kaca, porselen, plastik dan karet.
Hal yang harus diperhatikan dalam memperlakuan alat-alat di laboratorium seperti:
a. Membawa alat sesuai petunjuk penggunaan
b. Menggunakan alat sesuai petunjuk penggunaan.
c. Menjaga kebersihan alat
d. Menyimpan alat
Tata Letak dan Pengaturan Alat Laboratorium IPA
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam mengatur tata letak alat laboratorium
adalah sebagai berikut:
a. Prinsip keamanan
7
Alat disimpan supaya aman dari kerusakan dan pencuri, atas dasar alat yang mudah
dibawa dan harganya seperti stop watch perlu disimpan pada lemari terkunci. Keamanan juga
berarti tidak menimbulkan kerusakan pada alat dan bahan sehingga fungsinya berkurang.
b. Prinsip Kemudahan
Untuk memudahkan mencari letak masing–masing alat dan bahan, perlu diberi tanda
yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak, atau laci).
c. Prinsip Keleluasaan
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari,
rak dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.
d. Prinsip Keindahan
Langkah – Langkah Penyimpanan
a. Bersihkan Ruang dan Penyimpanan Alat dan Bahan
b. Periksa data ulang alat dan bahan yang ada
c. Kelompokkan alat dan bahan yang ada berdasarkan pada keadaan alat dan bahan
d. Penyimpanan dan penataan alat dan bahan disesuaikan dengan fasilitas Laboratorium,
keadaan alat dan bahan.
Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Alat/ Bahan
Alat-alat laboratorium dapat mengalami kerusakan, oleh karena itu hal-hal yang harus
diperhatikan mengenai faktor-faktor tersebut, diantaranya:
a. Udara
Udara mengandung oksigen dan uap air (memiliki kelembaban). Kandungan ini
memungkinkan alat dari besi menjadi berkarat dan membuat kusam logam lainnya seperti
tembaga dan kuningan. Usaha untuk menghindarkan barang tersebut terkena udara bebas
seperti dengan cara mengecat, memoles, memvernis serta melapisi dengan khrom atau nikel.
Kontak dengan udara bebas dapat menyebabkan bahan kimia bereaksi. Akibat reaksi bahan
kimia dengan udara bebas seperti timbulnya zat baru, terjadinya endapan, gas dan panas.
Dampaknya bahan kimia tersebut tidak berfungsi lagi serta dapat menimbulkan kecelakaan
dan keracunan.
b. Air dan Keadaan pH
8
Alat laboratorium sebaiknya disimpan dalam keadaan kering dan bersih, jauh dari air,
asam dan basa. Senyawa air, asam dan basa dapat menyebabkan kerusakan alat seperti
berkarat, korosif dan berubah fungsinya. Bahan kimia yang bereaksi dengan zat kimia lainnya
menyebabkan bahan tersebut tidak berfungsi lagi dan menimbulkan zat baru, gas, endapan,
panas serta kemungkinan terjadinya ledakan.
c. Suhu
Suhu yang tinggi atau rendah dapat mengakibatkan alat memuai atau mengkerut,
memacu terjadinya oksidasi, merusak cat serta mengganggu fungsi alat elektronika.
d. Mekanis
Sebaiknya hindarkan alat dan bahan dari benturan, tarikan dan tekanan yang besar.
gangguan mekanis dapat menyebabkan terjadinya kerusakan alat/ bahan.
e. Cahaya
Secara umum alat dan bahan kimia sebaiknya dihindarkan dari sengatan matahari
secara langsung. Penyimpanan bagi alat dan bahan yang dapat rusak jika terkena cahaya
matahari langsung, sebaiknya disimpan dalam lemari tertutup. Bahan kimianya sebaiknya
disimpan dalam botol yang berwarna gelap.
f. Api
Komponen yang menjadi penyebab kebakaran ada tiga, disebut sebagai segitiga api.
Komponen tersebut yaitu adanya bahan bakar, adanya panas yang cukup tinggi, dan adanya
oksigen. Oleh karenanya penyimpanan alat dan bahan laboratorium harus memperhatikan
komponen yang dapat menimbulkan kebakaran tersebut.
Penggunaan alat dan bahan di laboratorium
Peralatan laboratorium sebaiknya dikelompokkan berdasarkan penggunaannya. Setelah
selesai digunakan harus segera dibersihkan kembali dan disusun seperti semula. Semua alat-
alat ini sebaiknya diberi penutup (cover), misal plastik transparan, terutama terutama alat-alat
yang memang memerlukannya. Alat-alat yang tidak berpenutup akan cepat berdebu, kotor
dan akhirnya dapat merusak alat yang bersangkutan.
1. Untuk alat-alat gelas (Glassware) Alat-alat gelas harus dalam keadaan bersih, apalagi
peralatan gelas yang sering dipakai. Untuk alat-alat gelas yang memerlukan sterilisasi,
9
sebaiknya disterilisasi sebelum dipakai. Semua alat-alat gelas ini seharusnya
ditempatkan pada lemari khusus.
2. Untuk bahan-bahan kimia Untuk bahan-bahan kimia yang bersifat asam dan alkalis,
sebaiknya ditempatkan pada kamar/ ruang fume (untuk mengeluarkan gas-gas yang
mungkin timbul). Demikian juga untuk bahan-bahan yang mudah menguap. Ruangan
fume perlu dilengkapi fan, agar udara/ uap yang ada dapat terpompa keluar. Bahan
kimia yang ditempatkan dalam botol berwarna coklat atau gelap tidak boleh langsung
terkena sinar matahari, sebaiknya ditempatkan pada lemari khusus.
3. Alat-alat mikroskop Alat-alat mikroskop dan alat-alat optik lainnya seharusnya
disimpan pada tempat yang kering dan tidak lembab. Kelembaban yang tinggi akan
menyebabkan lensa-lensa berjamur, jika jamur ini banyak, maka mikroskop akan rusak
dan tidak dapat dipakai sama sekali. Sebagai tindakan pencegahan, mikroskop selalu
ditempatkan dalam kotaknya, yang biasanya dilengkapi dengan silica-gel dan sebelum
disimpan dicek kembali kebersihannya. Mikroskop ini seharusnya ditempatkan di
dalam lemari-lemari khusus yang dikendalikan kelembabannya. Untuk lemari biasanya
diberi lampu pijar 10-15 watt, agar ruang ini tetap selalu panas / kering dan akan
mengurangi kelembaban udara (dehumidifier-air). Alat optik lainnya seperti lensa
pembesar (loupe), alat kamera optik, kamera digital, microphoto-camera, juga
ditempatkan pada lemari khusus yang tidak lembab .
Penanganan alat-alat
a. Alat-alat kaca/ gelas
Bekerja dengan alat-alat kaca perlu hati-hati sekali. Beakerglass, erlenmeyer, dll
sebelum dipanaskan harus benar-benar diteliti apakah gelas tersebut retak , sumbing,
dan sebagainya. Bila terdapat gejala itu sebaiknya barang-barang seperti itu tidak
dipakai lagi.
b. Mematahkan pipa kaca/ batangan kaca bila hal tersebut hendak dilakukan maka pekerja
harus memakai sarung tangan. Bekas patahan pipa kaca dihaluskan lalu diberi
pelumas /gemuk, baru kemudian dimasukkan ke sumbat gabus, kaca atau pipet.
c. Mencabut pipa kaca dari gabus dan sumbat harus dilakukan dengan hati-hati. Bila sukar
mencabutnya, potong dan belah gabus itu. Untuk memperlonggar lebih baik
menggunakan pelubang gabus yang ukurannya telah cocok, kemudian licinkan dengan
10
meminyakinya dan kemudian putar perlahan-lahan melalui sumbat. Cara ini juga
digunakan untuk memasukkan pipa kaca ke sumbat.
d. Alat-alat kaca yang bergerigi atau sumbing, sebaiknya jangan digunakan. Sebelum
dibuang sebaiknya dicuci dulu siapa tahu suatu ketika dapat digunakan untuk keperluan
lain atau masih bisa diperbaiki.
e. Semua bejana seperti botol, flask, test tube dan lain-lain seharusnya diberi label yang
jelas. Jika tidak jelas, lakukan pengetesan isi bejana yang belum diketahui secara pasti
dengan hati-hati secara terpisah, kemudian dibuang melalui cara yang sesuai dengan
jenis zat kimia tersebut. Biasakanlah menulis tanggal, nama orang yang membuat,
konsentrasi, nama dan bahayanya dari zat-zat kimia yang ada di dalam bejana.
f. Tabung-tabung gas harus ditangani dengan hati-hati walau penuh ataupun tidak penuh.
Penyimpanan sebaiknya di tempat sejuk dan hindari tempat yang panas.Kran gas harus
selalu tertutup jika tidak dipakai, demikian juga dengan kran pengatur. Alat-alat yang
berhubungan dengan tabung gas harus memakai ”safety use” (sejenis alat pengaman
jika terjadi tekanan yang kuat). Dewasa ini sudah banyak beredar berbagai jenis
pengaman seperti selang anti bocor dan lain-lain.
g. Penggunaan pipet dengan jalan mengisap dengan mulut sebaiknya dihindari. Gunakan
pipet yang dilengkapi dengan pompa pengisap (pipet pump).
h. Di dalam laboratorium harus tersedia alat pemadam kebakaran yang sesuai dengan jenis
kebakaran yang mungkin timbul di laboratorium tersebut. Di bawah ini diberikan
bahan-bahan yang dapat menimbulkan kebakaran beserta klasifikasinya.
Jenis Bahan yang Ada di Laboratorium
Bahan Mudah Terbakar
Bahan terbakar dapat berwujud gas, cair yang mudah menguap atau bahan padat yang
dalam bentuk debu dapat meledak (terbakar) jika tercampur atau terdispersi dengan udara.
Cairan yang mudah terbakar memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Mudah menguap atau volatik
2. Uap cairan dapat terbakar (menimbulkan api) dalam kondisi normal
3. Uap cairan lebih mudah menimbulkan api atau ledakan jika dibandingkan dengan
cairannya.
11
Kecepatan penguapan bervariasi dari satu cairan ke cairan lainnya sebanding dengan
naiknya suhu. Uap dari cairan yang mudah terbakar tidak dapat dilihat sehingga sulit untuk
mendeteksinya kecuali digunakan indikator gas yang mudah terbakar. Sebahagian besar uap
lebih berat daripada udara sehingga cenderung ada di permukaan lantai. Uap cairan yang
mudah terbakar mudah berdifusi sehingga seluruh ruangan menjadi berbahaya.
Bahan- bahan kimia mudah terbakar dapat berupa:
1. Pelarut dan pereaksi Organik Seperti Asetaldehid, Asam Asetat, Aseton, Benzen,
Karbon difulfida, Etil Alkohol, Eter, Etil Asetat, Etil Alkohol, Petroleum Eter,
Isopropil Alkohol, Taluen,Xylen.
2. Bahan Anorganik Bila terjadi kebakaran logam Alumunium, magnesium dan Zinkum
(seng) dalam keadaan murni jangan gunakan pemadam berisi api tetapi gunakanlah
serbuk pemada Fosfor kuning, akan terbakar bila berhubungan dengan udara.
Simpan dalam air dan kontrol selalu permukaan airnya karena permukaan air akan
menurut akibat penguapan. Logam K dan Na akan terbakar jika kontak dengan air,
simpan didalam minyak paraffin. Kontrol permukaan minyak paraffin tersebut.
Berikut ini adalah beberapa contoh bahan diantaranya Natrium clorida (garam
dapur), Asam klorida, Asam sulfat, Natrium hidroksida, Kalium hidroksida,dll.
Bahan Pengoksidasi
Bahan –bahan ini dapat menimbulkan reaksi eksotermis yang sangat tinggi jika kontak
langsung dengan bahan lain khususnya dengan bahan mudah terbakar. Misalnya bahan-bahan
pengoksidasi. Contoh: Chlorat,Perchlorat, Khlorin, Fluorin dan Iodin yang mudah bereaksi
dengan Oksigen (dalam kondisi tertentu) dikelompokkan menjadi bahan pengoksisdasi.
Bahan Mudah Meledak
Peroksida dalam bentuk murni sehingga menimbulkan ledakan tapi karena bahan ini
umumnya tak tersedia kecuali di campurkan dengan bahan inert/ netral dalam persentase
kecil maka sering dianggap mudah terbakar . Asam perchlorat (HCL4) berbahaya karena
menimbulkan ledakan jika kontak dengan bahan organik. Asam perchlorat tak boleh
digunakan di atas meja kayu, botol yang digunakan harus dari gelas dan jika tercemar harus
segera dibuang.
Bahan Beracun (toksik)
12
Bahan beracun yang terhisap dapat mengakibatkan:
1. Asfiksi (kesulitan bernafas) dan menyebabkan defisiensi O2. Misalnya : Nitrogen,
Hidrogen dan CO2
2. Iritasi, yang dapat melukai saluran pernapasan dan paru paru. Misalnya : Ammonia,
Hidrogen Klorida, glas Klor, gas bromine dan Hidrogen Sulfida serta uap logam berat seperti
Air Raksa dan Timbal
3. Bahan bahan yang beracun lainnya adalah yaitu Alinin, Benzen, Bromin, chlorine,
Hidrogen peroksida, Iodium, Asam Nitrat, Phenol Sulfur dioksida, logam-logam, Mercury
perak, timah dan sebagainya.
Cara Menyimpan Bahan Laboratorium
.Cara menyimpan bahan laboratorium IPA dengan memperhatikan kaidah
penyimpanan, seperti halnya pada penyimpanan alat laboratorium. Sifat masing-masing
bahan harus diketahui sebelum melakukan penyimpanan, seperti:
a. Bahan yang dapat bereaksi dengan kaca sebaiknya disimpan dalam botol plastik.
b. Bahan yang dapat bereaksi dengan plastik sebaiknya disimpan dalam botol kaca.
c. Bahan yang dapat berubah ketika terkena matahari langsung, sebaiknya disimpan dalam
botol gelap dan diletakkan dalam lemari tertutup. Sedangkan bahan yang tidak mudah
rusak oleh cahaya matahari secara langsung dalam disimpan dalam botol berwarna
bening
d. Bahan berbahaya dan bahan korosif sebaiknya disimpan terpisah dari bahan lainnya.
e. Penyimpanan bahan sebaiknya dalam botol induk yang berukuran besar dan dapat pula
menggunakan boto. Pengambilan bahan kimia dari botol sebaiknya secukupnya saja
sesuai kebutuhan praktikum pada saat itu. Sisa bahan praktikum disimpam dalam botol
kecil, jangan dikembalikan pada botol induk. Hal ini untuk menghindari rusaknya bahan
dalam botol induk karena bahan sisa praktikum mungkin sudah rusak atau tidak murni
lagi
f. Bahan disimpan dalam botol yang diberi simbol karakteristik masing-masing bahan
Berikut inventarisasi alat yang ada di SMA Negeri 113 Jakarta.
Tabel 1. Daftar CD Pembelajaran
No. Kelas Jenis CD Jumlah Kondisi
13
1. X -Biologi 2 (Virus, Archaebacteria dan Eubacteria,
Protista)
-Biologi 4 (Dunia Hewan, Ekosistem, Pencemaran
dan Pengolahan Limbah)
1
1
Baik
Baik
2. XI - Biologi 5 (Sel, Jaringan Hewan, Jaringan
Tumbuhan)
-Biologi 6 (Sistem Gerak, Sistem Peredaran
Darah, Sistem Pencernaan)
-Biologi 7 (Sistem Pernapasan, Sistem Ekskresi,
Sistem Koordinasi)
2
3
7
Baik
Baik
Baik
3. XII - Biologi 10 ( Materi Genetika, Sintesis Protein,
Reproduksi Sel)
- Biologi 11( Pewarisan Sifat, Pewarisan Sifat
Pada Manusia, Mutasi)
- Biologi 12 (Teori Evolusi, Asal-usul Kehidupan,
Bioteknologi)
1
2
2
Baik
Baik
Baik
4. All About Animals 10 1 Baik
5. Discovery Channel School Bacteria, Viruses, and Allergies 1 Baik
6. Discovery Channel School Understanding Viruses 1 Baik
7. National Geographic Hornets from Hell 1 Baik
8. National Geographic Poison 1 Baik
9. Penyamaran (Sebuah Perilaku Cerdas di Dunia Satwa) 1
10. Science Frontiers The Real Bionic Man 1 Baik
11. The Miracle of The Human System 1
12. Walking With Cavemen 1 Baik
13. Wild Australasia 1 1 Baik
14
14. Wild Australasia Desert Heart 2 1 Baik
15. Wild Australasia Gum Tree Country 4 2 Baik
16. Wild Australasia Island Arks 5 1 Baik
17. Wild Life Diary 1 Baik
Tabel 2. Daftar Charta
No. Kelas Jenis charta Jumlah Kondisi
1. X -Bentuk Virus
-Bentuk Bakteri
-Mesin Bensin
2
2
2
Baik
Baik
Baik
2. XI -Susunan Saraf Tidak Saraf
-Sistem Ekskresi Manusia
-Sistem Alat Ekskresi Burung
-Sistem Alat Ekskresi Reptile
-Sistem Alat Eksresi Ikan
-Sistem Alat Ekskresi Amfibi
-Sistem Alat Koordinasi Burung
-Sistem Alat Ekskresi Reptile
-Sistem Alat Ekskresi Ikan
-Sistem Alat Ekskresi Amfibi
-Rangka Tubuh Manusia
-Sistem Peredaran Darah
-Otot – Otot Manusia
-Sistem Pencernaan Manusia
-Sistem pernapasan Manusia
-Sistem Koordinasi Manusia
-Sistem Reproduksi manusia
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
2
3
1
2
1
1
1
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
3. XII -Penyerbukan dan Pembuahan
Tumbuhan Bunga
2 Baik
15
-Penyebaran Serbuk Sari
-DNA dan RNA
-Evolusi Manusia
-Hukum Mendel
-Epistasis dan Hipostasis
-Epistasis, Hipostasis dan Polimeri
-Metode Penyerbukan
1
2
2
2
1
1
1
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Tabel 3. Daftar Torso
No. Jenis Torso Jumlah
1. Anatomi Belalang 1
2. Anatomi Ikan 1
3. Anatomi Katak 1
4. Anatomi Kuda 1
5. Model Batang dan Akar 1
6. Model Ginjal 4
7. Model hati 1
8. Model Jantung 1
9. Model Jantung 1
10. Model Kepala Berotak 1
11. Model Kulit 4
12. Model Kulit Manusia 1
13. Model Lidah dan Gigi 1
14. Model Manusia 4
15. Model Mata 1
16. Model Mata 3
17. Model Meiosis 1
18. Model Mitosis 1
19. Model Otak 1
20. Model Paru-Paru 1
21. Model Peredaran Darah 1
22. Model Putik Penyerbukan 1
16
23. Model Saluran Pencernaan 1
24. Model Saluran Pernapasan 1
25. Model Sel Tumbuhan 1
26. Model Susunan Saraf 1
27. Model Telinga Manusia 4
28. Model Uterus, Indung Telur, dan Spermatozoa 1
29. Organ Reproduksi Pria 1
30. Organ Reproduksi Wanita 1
Tabel 4. Daftar Alat-Alat Praktikum
No. Nama Alat Jumlah Kondisi
1. Botol Reagen 5 Baik
2. Cawan Petri Kaca 28 Baik
3. Cawan Petri Plastic 176 Baik
4. Cawan Petri Plastic Kecil 1 Baik
5. Corong Tistle 6 Baik
6. Enlemeyer 100 Ml 20 Baik
7. Enlemeyer 250 Ml 28 Baik
8. Gelas Kimia 100 Ml 6 Baik
9. Gelas Kimia 1000 Ml 7 Baik
10. Gelas Kimia 250 Ml 21 Baik
11. Gelas Kimia 400 Ml 17 Baik
12. Gelas Kimia 50 Ml 3 Baik
13. Gelas Kimia 600 Ml 2 Baik
14. Gelas Ukur 100 Ml 6 Baik
15. Gelas Ukur 250 Ml 6 Baik
16. Kaca Arloji 6 Baik
17. Pipa J 15 Baik
18. Pipa Kaca Kecil 16 Baik
19. Pipa Kaca Sedang 14 Baik
20. Pipa Karet 2 Baik
21. Pipa Respirasi Anaerob 9 Baik
17
22. Pipa Respirometer 28 Baik
23. Pipa S 3 Baik
24. Pipa U 4 Baik
25. Piring 48 Baik
26. Tutup Cawan Petri Plastic Besar 2 Baik
27. Tutup Cawan Petri Plastic Kecil 10 Baik
28. Tutup Respirometer 15 Baik
29. Alu Besar 5 Baik
30. Alu Kecil 5 Baik
31. Baut Klem 2 Baik
32. Besi Statif 2 Baik
33. Botol 43 Baik
34. Corong Kaca Besar 2 Baik
35. Corong Kaca Kecil 1 Baik
36. Corong Kaca Sedang 19 Baik
37. Corong Plastic 19 Baik
38. Gelas Kecil 9 Baik
39. Gelas Ukur Plastic 50 Ml 8 Baik
40. Kaki Statif 2 Baik
41. Karet Panjang 4 Baik
42. Karet Pendek 4 Baik
43. Keramik Kotak 2x3 1 Baik
44. Keramik Kotak 4x3 12 Baik
45. Klem Sel 3 Baik
46. Lampu Spiritus 9 Baik
47. Lumpang Dan Alu 2 Set Baik
48. Lumpang Tebal Besar 4 Baik
49. Lumpang Tebal Kecil 5 Baik
50. Lumpang Tipis Besar 12 Baik
51. Lumpang Tipis Kecil 15 Baik
52. Pipa Kaca Panjang Diameter 1 Mm 100 Baik
53. Pipa Kaca Panjang Diameter 1 Cm 12 Baik
54. Pipa Kaca Sedang 171 Baik
18
55. Pipet Kaca 10 Ml 13 Baik
56. Pipet Kaca 5 Ml 4 Baik
57. Pychrometer 2 Baik
58. Sumbu Spiritus 1 Set Baik
59. Tabung Kaca Panjang 45 Baik
60. Tabung Kaca Pendek 6 Baik
61. Tabung Kaca Pendek 8 Baik
62. Tabung Lengan Samping Bentuk U 1 Baik
63. Tabung Test Karet 4 Baik
64. Tabung Test Tangan Samping 3 Baik
65. Thermometer 32 Baik
66. Tutup Gelas Kecil 12 Baik
Tabel 5. Daftar Mikroskop
No. Nama Alat Jumlah Kondisi
1. Mikroskop Cahaya 21 Baik
2. Mikroskop Lampu 24 11 : rusak
12 : baik
3. Mikroskop Stereo 7 Baik
4. Kit mikroskop 4 Baik
Penataan alat atau bahan merupakan proses pengaturan alat/ bahan di laboratorium
agar tertata dengan baik. Dalam menata alat/ bahan tersebut berkaitan erat dengan keteraturan
dalam penyimpanan maupun kemudahan dalam pemeliharaan. Ruangan penyimpanan alat
dan bahan di laboratorium SMAN 113 Jakarta terletak di sebelah depan ruang praktikum.
Ruang penyimpan ini berisi alat-alat dan bahan-bahan praktikum.
19
Ruang penyimpanan alat di laboratorium ini terdiri atas lemari dan rak penyimpan
alat. Terdapat tiga lemari besar, satu lemari mikroskop, dan satu lemari torso. Lemari besar
pertama berisi alat alat praktikum yang sering digunakan yaitu cawan petri beserta tutupnya,
gelas kimia, gelas ukur, tabung enlemeyer, dan beberapa pipa. Penataan letak alat-alat
tersebut sudah sesuai dengan berat alat dan bahan dasar pembuatan alat. Alat-alat yang
memiliki berat yang lebih besar diletakkan di rak lemari bagian bawah, seperti cawan, tabung
enlemeyer dan gelas kimia. Sedangkan corong serta gelas ukur diletakkan pada rak lemari
bagian atas. Berdasarkan bahan dasar pembuatannya, alat praktikum juga sudah diletakkan
secara sesuai. Seperti contohnya, alat-alat yang terbuat dari kaca diletakkan bersamaan dan
terpisah dari alat-alat yang terbuat dari plastik.
Sebagian besar, alat praktikum di laboratorium ini terbuat dari plastik. Hal ini
diupayakan sebagai bentuk preventif banyaknya alat yang rusak akibat terjatuh. Tata letak
alat tersebut juga didasarkan pada frekuensi penggunaan alat-alat praktikum. Contohnya alat-
alat praktikum yang sering digunakan diletakkan di bagian lemari yang terdekat dengan pintu
lemari. Hal itu dilakukan untuk memudahkan pengambilan alat-alat praktikum. Untuk alat-
alat yang jarang digunakan juga biasanya diberikan pelindung menggunakan plastik bening
agar alat tidak mudah berdebu dan kotor.
Lemari penyimpan besar kedua, terdapat alat-alat praktikum yang bertanya lebih
besar jika dibandingkan alat-alat di lemari pertama. Alat-alat tersebut berupa alu, lumpang,
tabung, corong besar, dan beberapa set statif. Sama halnya dengan lemari pertama, di lemari
besar kedua ini penyimpanan alat juga berdasarkan bahan dasar pembuat serta frekuensi
penggunaan. Bahan-bahan yang berat, seperti lumpang alu, serta statif yang masih belum
terpasang dalam bentuk set, diletakkan di rak lemari paling bawah dan tidak melebihi bahu
sedangkan yang lainnya diletakkan di sebelah atas. Di kedua lemari ini, alat diletakkan secara
berdiri untuk jenis gelas kimia, gelas ukur, dan tabung enlemeyer agar dapat seimbang
sehingga tidak terjatuh.
Lemari penyimpanan besar ketiga adalah empat untuk meletakkan alat-alat yang
sudah tidak digunakan. Seperti alat-alat yang rusak yang masih belum dibuang. Selanjutnya
lemari torso yang berukuran lebih kecil dari lemari besar penyimpan alat-alat praktikum.
Sehingga beberapa torso diletakkan di luar, dibagian belakang ruang laboratorium.
Penyimpanan torso di lemari ini adalah untuk beberapa torso yang jarang digunakan dan
merupakan torso yang masih terlindungi oleh plastik. Biasanya digunakan jika torso yang lain
sudah mulai rusak.
20
Lemari berikutnya adalah lemari mikroskop yang berisi mikroskop cahaya
menggunakan cermin, mikroskop cahaya yang menggunakan lampu dan mikroskop stereo.
Lemari penyimpanan mikroskop dilengkapi dengan pencahayaan dari lampu bohlam untuk
menjaga agar kondisi lemari tidak terlalu lembab dan menjaga agar udara tetap kering dan
mencegah tumbuhnya jamur. Selain itu, untuk memudahkan dalam pengambilan jenis
mikroskop yang akan dipakai. Tata letak mikroskop ini juga sudah sesuai dengan jenisnya.
Mikroskop cahaya dari cermin, lampu diletakkan sesuai dengan jenisnya dan kelayakan
penggunaannya. Mikroskop yang sudah tidak layak digunakan, diletakkan pada rak lemari
paling bawah.
Disamping lemari mikroskop, terdapat lemari yang berisi beberapa kepingan CD
pembelajaran biologi. CD ini biasanya digunakan jika guru ingin menunjukkan video kepada
siswa melalui alat multimedia yang ada di ruang laboratorium. Di setiap pintu lemari juga
dipasang kertas yang berisi daftar alat-alat yang ada di dalam lemari, sehingga memudahkan
laboran/ petugas dalam mencari alat-alat praktikum.
Penyimpanan zat kimia di ruangan ini diletakkan di rak yang diberi label nama zat
kimia dengan jelas. Zat kimia beracun disimpan dalam lemari terpisah dan terkunci, zat kimia
yang mudah menguap disimpan di ruangan terpisah dengan ventilasi yang baik.
Laboran
Laboran adalah orang yang bertugas membantu aktivitas siswa, mahasiswa, guru
atau dosen di laboratorium dalam melakukan suatu kegiatan pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat. Laboran juga meliputi :
a. Teknisi, yaitu orang yang berperan untuk beroperasinya peralatan laboratorium
misalnya listrik, air, komputer dan perbengkelan, di samping pemeliharaan/ perawatannya.
b. Analisis; yaitu orang yang mempunyai keahlian untuk melakukan analisis pada
bidang tertentu.
Tugas pokok laboran adalah mengelola laboratorium melalui serangkaian
kegiatan perancangan kegiatan laboratorium, pengoperasian peralatan dan penggunaan
bahan, pemeliharaan/ perawatan peralatan dan bahan, pengevaluasian sistem kerja
laboratorium, dan pengembangan kegiatan laboratorium baik untuk pendidikan,
penelitian, dan/ atau pengabdian kepada masyarakat.
21
Struktur Organisasi Laboratorium
Agar kesinambungan daya guna laboratorium dapat dipertahankan,
laboratoratorium perlu dikelola secara baik. Salah satu bagian dari pengelola lab ini
adalah staf atau personal laboratorium. Staf atau personal laboratorium mempunyai
tanggung jawab terhadap efektifitas dan efisiensi laboratorium termasuk fasilitas, alat-alat
dan bahan-bahan praktikum. Pada sekolah menengah, biasanya laboratorium dikelola
oleh seorang penanggung jawab laboratorium yang diangkat dari salah seorang guru IPA
(fisika, kimia atau biologi). Di Perguruan Tinggi yang bertindak sebagai penanggung
jawab laboratorium adalah kepala laboratorium yang dapat diangkat oleh Ketua Jurusan
atau Pimpinan Perguruan Tinggi, tergantung status laboratoriumnya, apakah
laboratorium pusat atau laboratorium Jurusan. Di Sekolah Menengah, pengelola
laboratorium bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah. Selain pengelola laboratorium
biasanya terdapat pula seorang teknisi laboratorium.
Tugas teknisi laboratorium membantu penyiapan bahan-bahan/ alat-alat praktikum,
pengecekan secara periodik, pemeliharaan dan penyimpanan alat dan bahan. Agar kinerja
pengelola laboratorium berjalan baik, perlu disusun struktur organisasi laboratorium. Pada
struktur organisasi tersebut, dicantumkan pula para guru mata pelajaran fisika, kimia dan
biologi sebagai penanggung jawab masing-masing alat/ bahan. Sebagai contoh struktur
organisasi tersebut dapat dilihat pada bagan berikut:
22
Tugas penanggung jawab laboratorium selain mengkoordinir berbagai aspek
laboratorium, juga mengatur penjadwalan penggunaan laboratorium. Penjadwalan ini
dikoordinasikan dengan bagian kurikulum dan mempertimbangkan usulan-usulan guru. Pada
laboratorium dengan peralatan lab yang rumit atau kompleks, biasanya perlu diangkat
seorang operator alat. Operator alat bertanggung jawab terhadap alat yang
dioperasikannnya, oleh karena itu operator harus selalu siap jika sewaktu-waktu alat
tersebut digunakan.
Bagan Struktur Pengelolaan Laboratorium Biologi SMA Negeri 113 Jakarta
STRUKTUR PENGELOLAAN LABORATORIUM BIOLOGISMA NEGERI 113 JAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
23
KEPALA SEKOLAHDrs. Sunyono
NIP. 195405181978011002
WAKA. KURIKULUMDrs. Nur Fajri Yani
NIP. 196510191991031003
KEPALA LABDra. Hj. Tri Siwi AndarbeniNIP. 196103281986032005
GURU BIDANG STUDIDra. Hj. Tri Siwi AndarbeniNIP. 196103281986032005
GURU BIDANG STUDIHj. Nina Riana S.Pd
NIP. 196904281993012001
GURU BIDANG STUDIFivi Hasiarny, S.Pd
GURU BIDANG STUDIDwi Ambar Asih, S.Pd MM
Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi dari Laboratorium Biologi SMAN 113 Jakarta dapat
disimpulkan bahwa:
1. Ruang laboratorium terdiri dari ruang praktikum, ruang penyimpanan alat dan bahan
2. Tata letak ruangan masih kurang ideal karena terletak di sudut sekolah.
3. Fasilitas laboratorium: penerangan menggunakan lampu tube lamp, ventilasi melalui
pintu dan jendela instalasi air bersih menggunakan kran yang ada pada wastafel,
terdapat terminal listrik, untuk meja dan kursi praktikum terbuat dari kayu, untuk
meja samping terbuat dari porselen.
4. Tata letak alat-alat praktikum sudah didasarkan pada berat alat, bahan dasar
pembuatan alat, dan frekuensi penggunaan alat. Namun belum didasarkan pada
macam-macam percobaan menurut materi di sekolah
5. Penataan alat-alat praktikum sudah memperhatikan faktor-faktor yang dapat
menyebabkan kerusakan alat. Alat-alat sudah mendapatkan pencahayaan yang cukup
sehingga kelembaban tidak tinggi. Alat-alat sudah dalam keadaan kering pada saat
disimpan di lemari dan jauh dari sumber api serta alat yang penyebab benturan
mekanis.
6. Laboratorium biologi memiliki laboran.
7. Laboran bertanggung jawab dalam hal pencatatan untuk inventarisasi dan pengadaan
alat dan bahan.
Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil observasi ini adalah perlu diadakan
perawatan dan pengelolaan yang baik agar kegiatan laboratorium tetap berjalan dengan baik.
24
Daftar Pustaka
Avidianto, D. 2010. Cara Menyimpan Alat dan Bahan Laboratorium IPA.
http://devoav1997.webnode.com/news/cara-menyimpan-alat-dan-bahan-laboratorium-
ipa-/
Hadi, Langgeng, (2008), Pengelolaan Lab Bagian 4 (Administrasi Fasilitas Di
Laboratorium), http://www.psb-psma.org/content/blog/pengelolaan-lab-bagian-4-
administrasi-fasilitas-di-laboratorium
Kalijaga, Sunan, (2010), Laboratorium Terpadu UIN. http://integratedlaboratory.uin-
suka.ac.id/
Setiawan, dkk, (2008), Pengelolaan Laboratorium Biologi SMA,
http://www.find-docs.com/pengelolaan-laboratorium-biologi-sma-doc.htm
25