Observasi teklab

38
Peran Laboratorium biologi di Sekolah Laboratorium sekolah merupakan salah satu wahana belajar siswa dalam bidang biologi. Untuk menghasilkan proses belajar mengajar dan hasil belajar yang berkualitas, laboratorium harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang diperlukan paling tidak sesuai dengan standar minimal sarana laboratorium. Selain itu, personil laboratorium yang terdiri dari kepala laboratorium, laboran, serta guru pembimbing praktikum juga harus mencerminkan tenaga berkualitas. Secara umum laboratorium dapat dimaknai sebagai tempat atau wahana yang dilengkapi dengan peralatan atau sarana pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan eksperimen, penelitian, pembuktian (verifikasi), dan pembelajaran. Dalam kaitannya dengan laboratorium biologi di sekolah, laboratorium adalah suatu wahana yang dapat digunakan sebagai tempat belajar selain kelas, yang dilengkapi dengan peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk pembelajaran biologi. Laboratorium biologi di sekolah berfungsi sebagai tempat pembelajaran biologi secara praktek yang memerlukan peralatan khusus yang tidak mudah dihadirkan di kelas. Bentuk dan desain laboratorium SMAN 113 Jakarta 1

Transcript of Observasi teklab

Page 1: Observasi teklab

Peran Laboratorium biologi di Sekolah

Laboratorium sekolah merupakan salah satu wahana belajar siswa dalam bidang

biologi. Untuk menghasilkan proses belajar mengajar dan hasil belajar yang berkualitas,

laboratorium harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang diperlukan paling tidak

sesuai dengan standar minimal sarana laboratorium. Selain itu, personil laboratorium yang

terdiri dari kepala laboratorium, laboran, serta guru pembimbing praktikum juga harus

mencerminkan tenaga berkualitas.

Secara umum laboratorium dapat dimaknai sebagai tempat atau wahana yang

dilengkapi dengan peralatan atau sarana pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan

kegiatan eksperimen, penelitian, pembuktian (verifikasi), dan pembelajaran. Dalam kaitannya

dengan laboratorium biologi di sekolah, laboratorium adalah suatu wahana yang dapat

digunakan sebagai tempat belajar selain kelas, yang dilengkapi dengan peralatan dan bahan-

bahan yang diperlukan untuk pembelajaran biologi. Laboratorium biologi di sekolah

berfungsi sebagai tempat pembelajaran biologi secara praktek yang memerlukan peralatan

khusus yang tidak mudah dihadirkan di kelas.

Bentuk dan desain laboratorium SMAN 113 Jakarta

Gambar 1. Denah Ruang Laboratorium

Kapasitas laboratorium yaitu 42 orang sudah termasuk dengan laboran dan guru

biologi. Untuk meja praktikum sendiri terdapat 10 meja praktikum 40 kursi praktikum

Perlengkapan Ruangan

Adapun perlengkapan yang ada pada ruang laboratorium biologi ini terdiri dari:

1

Page 2: Observasi teklab

Ruang praktikum

- 1 meja guru

- 1 kursi guru

- 1 set komputer

- 10 meja praktikum

- 40 kursi praktikum

- 6 wastafel

- 1 lemari charta

- 2 air conditioner

- 2 kipas angin

- 1 unit proyektor

- 1 papan tulis

Ruang penyimpanan alat

- 1 meja guru

- 1 kursi guru

- 3 lemari alat

- 1 lemari mikroskop

- 1 lemari torso

- 1 set PPPK

- 1 kulkas

- 1 rak sepatu

Gambar 2. Meja utama, layar, dan papan tulis

2

Page 3: Observasi teklab

Gambar 3. Proyektor dan alat multimedia

Gambar 4. Charta

Gambar 5. Meja dan kursi praktikan

3

Page 4: Observasi teklab

Gambar 6. Lemari alat

. Tata letak meja dan kursi praktikum disesuaikan dengan kebutuhan serta letak meja

dan kursi guru pada tempat yang strategis yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kegiatan

murid dan membantu kegiatan murid. Fasilitas yang seharusnya ada di Laboratorium Biologi

antara lain:

1. Wastafel

Wastafel terletak di kanan dan kiri ruangan. Wastafel juga digunakan sebagai tempat

cuci peralatan. Oleh karena itu para siswa akan memakan banyak waktu untuk mengantri

untuk mencuci tangan dan membersihkan peralatan. Sampah untuk sementara dapat dibuang

ke keranjang sampah yang ada di dalam ruang laboratorium.

2. Ventilasi

Ventilasi adalah lubang keluar masuknya angin ke dalam laboratorium, sehingga

sirkulasi angin dapat mengakibatkan laboratorium sebagai tempat yang nyaman, tidak gerah.

Ventilasi ruangan dapat dibantu dengan kipas angin. Namun karena ruang laboratorium telah

menggunakan AC (air conditioner) maka jendela tidak dibuat dapat terbuka.

3. Instalasi Listrik

Listrik didesain untuk membantu penerangan di dalam ruang laboratorium dan

digunakan sebagai sumber tegangan untuk melakukan praktikum. Instalasi listrik terpasang di

meja dekat wastafel. Terminal-terminal listrik mudah dijangkau praktikan. Untuk penerangan

ruang laboratorium, menggunakan lampu tabung (tube lamp), sehingga efek penyinarannya

dapat lebih terang dari lampu bohlam biasa. Letak lampu telah diatur sedemikian rupa,

sehingga seluruh ruangan dapat terang.

4. Instalasi Air

Air bersih dapat digunakan untuk mencuci tangan, peralatan percobaan yang kotor

karena digunakan, dan untuk emergensi karena kecelakaan terkena zat kimia yang berbahaya.

Air bersih juga dapat digunakan sebagai bahan percobaan dan bahan pemadam kebakaran;

sehingga kran air juga mudah dijangkau praktikan. Air bersih memang sangat diperlukan

dalam suatu laboratorium.

5. Instalasi Gas

\\Gas dapat digunakan sebagai bahan bakar, sehingga instalasi gas diperlukan jika ada tungku

atau kompor gas di laboratorium. Namun tidak ada instalasi gas pada ruang laboratorium

biologi ini.

4

Page 5: Observasi teklab

6. Instalasi Limbah

Limbah di laboratorium ada yang padat, cair, dan ada limbah gas. Untuk limbah yang

berupa zat padat dibuang menggunakan kantung tersendiri kemudian dibuang di tempat

pembuangan limbah di luar laboratorium. Sedangkan untuk limbah cair dibuang melalui

saluran air pada tempat pencucian alat, dan untuk limbah gas tidak ada instalasi khusus untuk

pembuangannya.

7. Peralatan Lainnya

Alat pemadam kebakaran belum dimiliki oleh laboratorium biologi ini. Alat pemadam

kebakaran berupa tabung gas pemadam kebakaran. Untuk tabung gas pemadam kebakaran

harus diketahui tanggal masa berlakunya. Jangan sampai menyimpan tabung gas pemadam

kebakaran yang telah kadaluwarsa.

Alat PPPK yang dipunyai oleh laboratorium ini cukup lengkap. Dari perangkat PPPK

yang paling sederhana misalnya: obat-obatan (obat pusing, obat diare, minyak kayu putih,

obat merah, atau obat-obatan lainnya), perban, sampai ke obat-obatan untuk penyakit khusus,

seperti diare, pusing, maag, dll. Alat PPPK pada laboratorium ini cukup lengkap terutama

dalam hal obat-obatan.

Penataan Alat dan Bahan

Penataan (ordering) alat/ bahan adalah proses pengaturan alat/ bahan di laboratorium

agar tertata dengan baik. Dalam menata alat/ bahan tersebut berkaitan erat dengan keteraturan

dalam penyimpanan maupun kemudahan dalam pemeliharaan.

1. Cara Menyimpan Alat Laboratorium IPA

Alat yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium IPA memerlukan perlakuan

khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing. Perlakuan yang salah dalam membawa,

menggunakan dan menyimpan alat di laboratorium IPA dapat menyebabkan kerusakan alat

dan bahan, terjadinya kecelakaan kerja serta dapat menimbulkan penyakit. Cara

memperlakukan alat dan bahan di laboratorium IPA secara tepat dapat menentukan

keberhasilan dan kelancaran kegiatan. Cara menyimpan alat laboratorium IPA dengan

memperhatikan bahan pembuat alat tersebut, berat alat, kegunaannya, serta sesuai pokok

bahasannya.

5

Page 6: Observasi teklab

Penyimpanan alat menurut aturan tertentu harus disepakati antara pengelola

laboratorium dan diketahui oleh pengguna/ praktikan. Penyimpanan dan pengambilan

kembali alat di laboratorium, menjadi lebih mudah jika dibuatkan daftar inventaris alat yang

lengkap dengan kode dan jumlah masing-masing. Alat yang rusak atau pecah sebaiknya

ditempatkan pada tempat tersendiri, dan dituliskan dalam buku daftar kerusakan alat dan

buku inventaris laboratorium IPA. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan

alat yaitu :

a. Bahan dasar pembuatan alat

b. Berat alat

c. Ketahanan alat terhadap lingkungan

d. Pengaruh antara alat yang satu dengan yang lain

e. Kelengkapan perangkat alat dalam suatu set

Penataan dan penyimpanan alat/ bahan didasarkan pada:

a. Keadaan laboratorium yang ditentukan oleh fasilitas, susunan laboratorium, dan keadaan

alat/bahan. Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti

lemari, rak dan laci.

b. Jenis alat, misalnya gelas kimia, corong, cawan petri, lumpang dan alu

c. Jenis bahan dasar, misalnya kaca, porselin, logam dan kayu

d. Jenis percobaan, misalnya laju reaksi, kesetimbangan, dan lain-lain

Alat-alat untuk percobaan fisika biasanya dikumpulkan menurut golongan percobaannya.

Alat-alat yang digunakan untuk beberapa jenis percobaan disimpan tersendiri ditempat

khusus. Alat-alat untuk percobaan biologi umumnya disimpan menurut judul percobaan

atau dapat dilakukan berdasarkan bahan pembuatan alat tersebut

e. Frekuensi penggunaan alat

Penyimpanan alat perlu memperhatikan frekuensi pemakaian alat. Apabila alat itu sering

dipakai maka alat tersebut disimpan pada tempat yang mudah diambil. Alat-alat yang

boleh diambil oleh siswa dengan sepengetahuan guru pembimbing, hendaknya

diletakkan pada meja demonstrasi atau di lemari di bawah meja keramik yang menempel

di dinding. Contoh alat yang dapat diletakkan di meja demonstrasi adalah: kaki tiga,

asbes dengan kasa dan tabung reaksi. Alat-alat yang sering digunakan, alat yang boleh

diambil sendiri oleh siswa dan alat- alat yang mahal harganya penyimpanannya dipisah,

misalnya: gelas kimia dan alat yang jarang digunakan misalnya: lumpang & alu.

6

Page 7: Observasi teklab

Penyimpanan alat dan bahan selain berdasar hal-hal di atas, ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan yaitu :

a. Mikroskop disimpan dalam lemari terpisah dengan zat higroskopis dan dipasang

lampu yang selalu menyala untuk menjaga agar udara tetap kering dan mencegah

tumbuhnya jamur

b. Alat berbentuk set, penyimpanannya harus dalam bentuk set yang tidak terpasang

c. Alat yang harus disimpan berdiri, misalnya higrometer, neraca lengan dan beaker

glass

d. Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat yang tingginya tidak

melebihi tinggi bahu

e. Penyimpanan zat kimia harus diberi label dengan jelas dan disusun menurut abjad

f. Zat kimia beracun harus disimpan dalam lemari terpisah dan terkunci, zat kimia yang

mudah menguap harus disimpan di ruangan terpisah dengan ventilasi yang baik

Cara penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan jenis alat, pokok bahasan,

golongan percobaan dan bahan pembuat alat adalah sebagai berikut:

a. Pengelompokan alat-alat fisika berdasarkan pokok bahasannya seperti: Gaya dan

Usaha (Mekanika), Panas, Bunyi, Gelombang, Optik, Magnet, Listrik, Ilmu, dan Alat

reparasi.

b. Pengelompokan alat-alat biologi menurut golongan percobaannya, seperti: Anatomi,

Fisiologi, Ekologi dan Morfologi.

c. Pengelompokan alat-alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut seperti:

logam, kaca, porselen, plastik dan karet.

Hal yang harus diperhatikan dalam memperlakuan alat-alat di laboratorium seperti:

a. Membawa alat sesuai petunjuk penggunaan

b. Menggunakan alat sesuai petunjuk penggunaan.

c. Menjaga kebersihan alat

d. Menyimpan alat

Tata Letak dan Pengaturan Alat Laboratorium IPA

Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam mengatur tata letak alat laboratorium

adalah sebagai berikut:

a. Prinsip keamanan

7

Page 8: Observasi teklab

Alat disimpan supaya aman dari kerusakan dan pencuri, atas dasar alat yang mudah

dibawa dan harganya seperti stop watch perlu disimpan pada lemari terkunci. Keamanan juga

berarti tidak menimbulkan kerusakan pada alat dan bahan sehingga fungsinya berkurang.

b. Prinsip Kemudahan

Untuk memudahkan mencari letak masing–masing alat dan bahan, perlu diberi tanda

yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak, atau laci).

c. Prinsip Keleluasaan

Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari,

rak dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.

d. Prinsip Keindahan

Langkah – Langkah Penyimpanan

a. Bersihkan Ruang dan Penyimpanan Alat dan Bahan

b. Periksa data ulang alat dan bahan yang ada

c. Kelompokkan alat dan bahan yang ada berdasarkan pada keadaan alat dan bahan

d. Penyimpanan dan penataan alat dan bahan disesuaikan dengan fasilitas Laboratorium,

keadaan alat dan bahan.

Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Alat/ Bahan

Alat-alat laboratorium dapat mengalami kerusakan, oleh karena itu hal-hal yang harus

diperhatikan mengenai faktor-faktor tersebut, diantaranya:

a. Udara

Udara mengandung oksigen dan uap air (memiliki kelembaban). Kandungan ini

memungkinkan alat dari besi menjadi berkarat dan membuat kusam logam lainnya seperti

tembaga dan kuningan. Usaha untuk menghindarkan barang tersebut terkena udara bebas

seperti dengan cara mengecat, memoles, memvernis serta melapisi dengan khrom atau nikel.

Kontak dengan udara bebas dapat menyebabkan bahan kimia bereaksi. Akibat reaksi bahan

kimia dengan udara bebas seperti timbulnya zat baru, terjadinya endapan, gas dan panas.

Dampaknya bahan kimia tersebut tidak berfungsi lagi serta dapat menimbulkan kecelakaan

dan keracunan.

b. Air dan Keadaan pH

8

Page 9: Observasi teklab

Alat laboratorium sebaiknya disimpan dalam keadaan kering dan bersih, jauh dari air,

asam dan basa. Senyawa air, asam dan basa dapat menyebabkan kerusakan alat seperti

berkarat, korosif dan berubah fungsinya. Bahan kimia yang bereaksi dengan zat kimia lainnya

menyebabkan bahan tersebut tidak berfungsi lagi dan menimbulkan zat baru, gas, endapan,

panas serta kemungkinan terjadinya ledakan.

c. Suhu

Suhu yang tinggi atau rendah dapat mengakibatkan alat memuai atau mengkerut,

memacu terjadinya oksidasi, merusak cat serta mengganggu fungsi alat elektronika.

d. Mekanis

Sebaiknya hindarkan alat dan bahan dari benturan, tarikan dan tekanan yang besar.

gangguan mekanis dapat menyebabkan terjadinya kerusakan alat/ bahan.

e. Cahaya

Secara umum alat dan bahan kimia sebaiknya dihindarkan dari sengatan matahari

secara langsung. Penyimpanan bagi alat dan bahan yang dapat rusak jika terkena cahaya

matahari langsung, sebaiknya disimpan dalam lemari tertutup. Bahan kimianya sebaiknya

disimpan dalam botol yang berwarna gelap.

f. Api

Komponen yang menjadi penyebab kebakaran ada tiga, disebut sebagai segitiga api.

Komponen tersebut yaitu adanya bahan bakar, adanya panas yang cukup tinggi, dan adanya

oksigen. Oleh karenanya penyimpanan alat dan bahan laboratorium harus memperhatikan

komponen yang dapat menimbulkan kebakaran tersebut.

Penggunaan alat dan bahan di laboratorium

Peralatan laboratorium sebaiknya dikelompokkan berdasarkan penggunaannya. Setelah

selesai digunakan harus segera dibersihkan kembali dan disusun seperti semula. Semua alat-

alat ini sebaiknya diberi penutup (cover), misal plastik transparan, terutama terutama alat-alat

yang memang memerlukannya. Alat-alat yang tidak berpenutup akan cepat berdebu, kotor

dan akhirnya dapat merusak alat yang bersangkutan.

1. Untuk alat-alat gelas (Glassware) Alat-alat gelas harus dalam keadaan bersih, apalagi

peralatan gelas yang sering dipakai. Untuk alat-alat gelas yang memerlukan sterilisasi,

9

Page 10: Observasi teklab

sebaiknya disterilisasi sebelum dipakai. Semua alat-alat gelas ini seharusnya

ditempatkan pada lemari khusus.

2. Untuk bahan-bahan kimia Untuk bahan-bahan kimia yang bersifat asam dan alkalis,

sebaiknya ditempatkan pada kamar/ ruang fume (untuk mengeluarkan gas-gas yang

mungkin timbul). Demikian juga untuk bahan-bahan yang mudah menguap. Ruangan

fume perlu dilengkapi fan, agar udara/ uap yang ada dapat terpompa keluar. Bahan

kimia yang ditempatkan dalam botol berwarna coklat atau gelap tidak boleh langsung

terkena sinar matahari, sebaiknya ditempatkan pada lemari khusus.

3. Alat-alat mikroskop Alat-alat mikroskop dan alat-alat optik lainnya seharusnya

disimpan pada tempat yang kering dan tidak lembab. Kelembaban yang tinggi akan

menyebabkan lensa-lensa berjamur, jika jamur ini banyak, maka mikroskop akan rusak

dan tidak dapat dipakai sama sekali. Sebagai tindakan pencegahan, mikroskop selalu

ditempatkan dalam kotaknya, yang biasanya dilengkapi dengan silica-gel dan sebelum

disimpan dicek kembali kebersihannya. Mikroskop ini seharusnya ditempatkan di

dalam lemari-lemari khusus yang dikendalikan kelembabannya. Untuk lemari biasanya

diberi lampu pijar 10-15 watt, agar ruang ini tetap selalu panas / kering dan akan

mengurangi kelembaban udara (dehumidifier-air). Alat optik lainnya seperti lensa

pembesar (loupe), alat kamera optik, kamera digital, microphoto-camera, juga

ditempatkan pada lemari khusus yang tidak lembab .

Penanganan alat-alat

a. Alat-alat kaca/ gelas

Bekerja dengan alat-alat kaca perlu hati-hati sekali. Beakerglass, erlenmeyer, dll

sebelum dipanaskan harus benar-benar diteliti apakah gelas tersebut retak , sumbing,

dan sebagainya. Bila terdapat gejala itu sebaiknya barang-barang seperti itu tidak

dipakai lagi.

b. Mematahkan pipa kaca/ batangan kaca bila hal tersebut hendak dilakukan maka pekerja

harus memakai sarung tangan. Bekas patahan pipa kaca dihaluskan lalu diberi

pelumas /gemuk, baru kemudian dimasukkan ke sumbat gabus, kaca atau pipet.

c. Mencabut pipa kaca dari gabus dan sumbat harus dilakukan dengan hati-hati. Bila sukar

mencabutnya, potong dan belah gabus itu. Untuk memperlonggar lebih baik

menggunakan pelubang gabus yang ukurannya telah cocok, kemudian licinkan dengan

10

Page 11: Observasi teklab

meminyakinya dan kemudian putar perlahan-lahan melalui sumbat. Cara ini juga

digunakan untuk memasukkan pipa kaca ke sumbat.

d. Alat-alat kaca yang bergerigi atau sumbing, sebaiknya jangan digunakan. Sebelum

dibuang sebaiknya dicuci dulu siapa tahu suatu ketika dapat digunakan untuk keperluan

lain atau masih bisa diperbaiki.

e. Semua bejana seperti botol, flask, test tube dan lain-lain seharusnya diberi label yang

jelas. Jika tidak jelas, lakukan pengetesan isi bejana yang belum diketahui secara pasti

dengan hati-hati secara terpisah, kemudian dibuang melalui cara yang sesuai dengan

jenis zat kimia tersebut. Biasakanlah menulis tanggal, nama orang yang membuat,

konsentrasi, nama dan bahayanya dari zat-zat kimia yang ada di dalam bejana.

f. Tabung-tabung gas harus ditangani dengan hati-hati walau penuh ataupun tidak penuh.

Penyimpanan sebaiknya di tempat sejuk dan hindari tempat yang panas.Kran gas harus

selalu tertutup jika tidak dipakai, demikian juga dengan kran pengatur. Alat-alat yang

berhubungan dengan tabung gas harus memakai ”safety use” (sejenis alat pengaman

jika terjadi tekanan yang kuat). Dewasa ini sudah banyak beredar berbagai jenis

pengaman seperti selang anti bocor dan lain-lain.

g. Penggunaan pipet dengan jalan mengisap dengan mulut sebaiknya dihindari. Gunakan

pipet yang dilengkapi dengan pompa pengisap (pipet pump).

h. Di dalam laboratorium harus tersedia alat pemadam kebakaran yang sesuai dengan jenis

kebakaran yang mungkin timbul di laboratorium tersebut. Di bawah ini diberikan

bahan-bahan yang dapat menimbulkan kebakaran beserta klasifikasinya.

Jenis Bahan yang Ada di Laboratorium

Bahan Mudah Terbakar

Bahan terbakar dapat berwujud gas, cair yang mudah menguap atau bahan padat yang

dalam bentuk debu dapat meledak (terbakar) jika tercampur atau terdispersi dengan udara.

Cairan yang mudah terbakar memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

1. Mudah menguap atau volatik

2. Uap cairan dapat terbakar (menimbulkan api) dalam kondisi normal

3. Uap cairan lebih mudah menimbulkan api atau ledakan jika dibandingkan dengan

cairannya.

11

Page 12: Observasi teklab

Kecepatan penguapan bervariasi dari satu cairan ke cairan lainnya sebanding dengan

naiknya suhu. Uap dari cairan yang mudah terbakar tidak dapat dilihat sehingga sulit untuk

mendeteksinya kecuali digunakan indikator gas yang mudah terbakar. Sebahagian besar uap

lebih berat daripada udara sehingga cenderung ada di permukaan lantai. Uap cairan yang

mudah terbakar mudah berdifusi sehingga seluruh ruangan menjadi berbahaya.

Bahan- bahan kimia mudah terbakar dapat berupa:

1. Pelarut dan pereaksi Organik Seperti Asetaldehid, Asam Asetat, Aseton, Benzen,

Karbon difulfida, Etil Alkohol, Eter, Etil Asetat, Etil Alkohol, Petroleum Eter,

Isopropil Alkohol, Taluen,Xylen.

2. Bahan Anorganik Bila terjadi kebakaran logam Alumunium, magnesium dan Zinkum

(seng) dalam keadaan murni jangan gunakan pemadam berisi api tetapi gunakanlah

serbuk pemada Fosfor kuning, akan terbakar bila berhubungan dengan udara.

Simpan dalam air dan kontrol selalu permukaan airnya karena permukaan air akan

menurut akibat penguapan. Logam K dan Na akan terbakar jika kontak dengan air,

simpan didalam minyak paraffin. Kontrol permukaan minyak paraffin tersebut.

Berikut ini adalah beberapa contoh bahan diantaranya Natrium clorida (garam

dapur), Asam klorida, Asam sulfat, Natrium hidroksida, Kalium hidroksida,dll.

Bahan Pengoksidasi

Bahan –bahan ini dapat menimbulkan reaksi eksotermis yang sangat tinggi jika kontak

langsung dengan bahan lain khususnya dengan bahan mudah terbakar. Misalnya bahan-bahan

pengoksidasi. Contoh: Chlorat,Perchlorat, Khlorin, Fluorin dan Iodin yang mudah bereaksi

dengan Oksigen (dalam kondisi tertentu) dikelompokkan menjadi bahan pengoksisdasi.

Bahan Mudah Meledak

Peroksida dalam bentuk murni sehingga menimbulkan ledakan tapi karena bahan ini

umumnya tak tersedia kecuali di campurkan dengan bahan inert/ netral dalam persentase

kecil maka sering dianggap mudah terbakar . Asam perchlorat (HCL4) berbahaya karena

menimbulkan ledakan jika kontak dengan bahan organik. Asam perchlorat tak boleh

digunakan di atas meja kayu, botol yang digunakan harus dari gelas dan jika tercemar harus

segera dibuang.

Bahan Beracun (toksik)

12

Page 13: Observasi teklab

Bahan beracun yang terhisap dapat mengakibatkan:

1. Asfiksi (kesulitan bernafas) dan menyebabkan defisiensi O2. Misalnya : Nitrogen,

Hidrogen dan CO2

2. Iritasi, yang dapat melukai saluran pernapasan dan paru paru. Misalnya : Ammonia,

Hidrogen Klorida, glas Klor, gas bromine dan Hidrogen Sulfida serta uap logam berat seperti

Air Raksa dan Timbal

3. Bahan bahan yang beracun lainnya adalah yaitu Alinin, Benzen, Bromin, chlorine,

Hidrogen peroksida, Iodium, Asam Nitrat, Phenol Sulfur dioksida, logam-logam, Mercury

perak, timah dan sebagainya.

Cara Menyimpan Bahan Laboratorium

.Cara menyimpan bahan laboratorium IPA dengan memperhatikan kaidah

penyimpanan, seperti halnya pada penyimpanan alat laboratorium. Sifat masing-masing

bahan harus diketahui sebelum melakukan penyimpanan, seperti:

a. Bahan yang dapat bereaksi dengan kaca sebaiknya disimpan dalam botol plastik.

b. Bahan yang dapat bereaksi dengan plastik sebaiknya disimpan dalam botol kaca.

c. Bahan yang dapat berubah ketika terkena matahari langsung, sebaiknya disimpan dalam

botol gelap dan diletakkan dalam lemari tertutup. Sedangkan bahan yang tidak mudah

rusak oleh cahaya matahari secara langsung dalam disimpan dalam botol berwarna

bening

d. Bahan berbahaya dan bahan korosif sebaiknya disimpan terpisah dari bahan lainnya.

e. Penyimpanan bahan sebaiknya dalam botol induk yang berukuran besar dan dapat pula

menggunakan boto. Pengambilan bahan kimia dari botol sebaiknya secukupnya saja

sesuai kebutuhan praktikum pada saat itu. Sisa bahan praktikum disimpam dalam botol

kecil, jangan dikembalikan pada botol induk. Hal ini untuk menghindari rusaknya bahan

dalam botol induk karena bahan sisa praktikum mungkin sudah rusak atau tidak murni

lagi

f. Bahan disimpan dalam botol yang diberi simbol karakteristik masing-masing bahan

Berikut inventarisasi alat yang ada di SMA Negeri 113 Jakarta.

Tabel 1. Daftar CD Pembelajaran

No. Kelas Jenis CD Jumlah Kondisi

13

Page 14: Observasi teklab

1. X -Biologi 2 (Virus, Archaebacteria dan Eubacteria,

Protista)

-Biologi 4 (Dunia Hewan, Ekosistem, Pencemaran

dan Pengolahan Limbah)

1

1

Baik

Baik

2. XI - Biologi 5 (Sel, Jaringan Hewan, Jaringan

Tumbuhan)

-Biologi 6 (Sistem Gerak, Sistem Peredaran

Darah, Sistem Pencernaan)

-Biologi 7 (Sistem Pernapasan, Sistem Ekskresi,

Sistem Koordinasi)

2

3

7

Baik

Baik

Baik

3. XII - Biologi 10 ( Materi Genetika, Sintesis Protein,

Reproduksi Sel)

- Biologi 11( Pewarisan Sifat, Pewarisan Sifat

Pada Manusia, Mutasi)

- Biologi 12 (Teori Evolusi, Asal-usul Kehidupan,

Bioteknologi)

1

2

2

Baik

Baik

Baik

4. All About Animals 10 1 Baik

5. Discovery Channel School Bacteria, Viruses, and Allergies 1 Baik

6. Discovery Channel School Understanding Viruses 1 Baik

7. National Geographic Hornets from Hell 1 Baik

8. National Geographic Poison 1 Baik

9. Penyamaran (Sebuah Perilaku Cerdas di Dunia Satwa) 1

10. Science Frontiers The Real Bionic Man 1 Baik

11. The Miracle of The Human System 1

12. Walking With Cavemen 1 Baik

13. Wild Australasia 1 1 Baik

14

Page 15: Observasi teklab

14. Wild Australasia Desert Heart 2 1 Baik

15. Wild Australasia Gum Tree Country 4 2 Baik

16. Wild Australasia Island Arks 5 1 Baik

17. Wild Life Diary 1 Baik

Tabel 2. Daftar Charta

No. Kelas Jenis charta Jumlah Kondisi

1. X -Bentuk Virus

-Bentuk Bakteri

-Mesin Bensin

2

2

2

Baik

Baik

Baik

2. XI -Susunan Saraf Tidak Saraf

-Sistem Ekskresi Manusia

-Sistem Alat Ekskresi Burung

-Sistem Alat Ekskresi Reptile

-Sistem Alat Eksresi Ikan

-Sistem Alat Ekskresi Amfibi

-Sistem Alat Koordinasi Burung

-Sistem Alat Ekskresi Reptile

-Sistem Alat Ekskresi Ikan

-Sistem Alat Ekskresi Amfibi

-Rangka Tubuh Manusia

-Sistem Peredaran Darah

-Otot – Otot Manusia

-Sistem Pencernaan Manusia

-Sistem pernapasan Manusia

-Sistem Koordinasi Manusia

-Sistem Reproduksi manusia

2

2

1

1

1

1

1

1

1

1

2

3

1

2

1

1

1

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

3. XII -Penyerbukan dan Pembuahan

Tumbuhan Bunga

2 Baik

15

Page 16: Observasi teklab

-Penyebaran Serbuk Sari

-DNA dan RNA

-Evolusi Manusia

-Hukum Mendel

-Epistasis dan Hipostasis

-Epistasis, Hipostasis dan Polimeri

-Metode Penyerbukan

1

2

2

2

1

1

1

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Tabel 3. Daftar Torso

No. Jenis Torso Jumlah

1. Anatomi Belalang 1

2. Anatomi Ikan 1

3. Anatomi Katak 1

4. Anatomi Kuda 1

5. Model Batang dan Akar 1

6. Model Ginjal 4

7. Model hati 1

8. Model Jantung 1

9. Model Jantung 1

10. Model Kepala Berotak 1

11. Model Kulit 4

12. Model Kulit Manusia 1

13. Model Lidah dan Gigi 1

14. Model Manusia 4

15. Model Mata 1

16. Model Mata 3

17. Model Meiosis 1

18. Model Mitosis 1

19. Model Otak 1

20. Model Paru-Paru 1

21. Model Peredaran Darah 1

22. Model Putik Penyerbukan 1

16

Page 17: Observasi teklab

23. Model Saluran Pencernaan 1

24. Model Saluran Pernapasan 1

25. Model Sel Tumbuhan 1

26. Model Susunan Saraf 1

27. Model Telinga Manusia 4

28. Model Uterus, Indung Telur, dan Spermatozoa 1

29. Organ Reproduksi Pria 1

30. Organ Reproduksi Wanita 1

Tabel 4. Daftar Alat-Alat Praktikum

No. Nama Alat Jumlah Kondisi

1. Botol Reagen 5 Baik

2. Cawan Petri Kaca 28 Baik

3. Cawan Petri Plastic 176 Baik

4. Cawan Petri Plastic Kecil 1 Baik

5. Corong Tistle 6 Baik

6. Enlemeyer 100 Ml 20 Baik

7. Enlemeyer 250 Ml 28 Baik

8. Gelas Kimia 100 Ml 6 Baik

9. Gelas Kimia 1000 Ml 7 Baik

10. Gelas Kimia 250 Ml 21 Baik

11. Gelas Kimia 400 Ml 17 Baik

12. Gelas Kimia 50 Ml 3 Baik

13. Gelas Kimia 600 Ml 2 Baik

14. Gelas Ukur 100 Ml 6 Baik

15. Gelas Ukur 250 Ml 6 Baik

16. Kaca Arloji 6 Baik

17. Pipa J 15 Baik

18. Pipa Kaca Kecil 16 Baik

19. Pipa Kaca Sedang 14 Baik

20. Pipa Karet 2 Baik

21. Pipa Respirasi Anaerob 9 Baik

17

Page 18: Observasi teklab

22. Pipa Respirometer 28 Baik

23. Pipa S 3 Baik

24. Pipa U 4 Baik

25. Piring 48 Baik

26. Tutup Cawan Petri Plastic Besar 2 Baik

27. Tutup Cawan Petri Plastic Kecil 10 Baik

28. Tutup Respirometer 15 Baik

29. Alu Besar 5 Baik

30. Alu Kecil 5 Baik

31. Baut Klem 2 Baik

32. Besi Statif 2 Baik

33. Botol 43 Baik

34. Corong Kaca Besar 2 Baik

35. Corong Kaca Kecil 1 Baik

36. Corong Kaca Sedang 19 Baik

37. Corong Plastic 19 Baik

38. Gelas Kecil 9 Baik

39. Gelas Ukur Plastic 50 Ml 8 Baik

40. Kaki Statif 2 Baik

41. Karet Panjang 4 Baik

42. Karet Pendek 4 Baik

43. Keramik Kotak 2x3 1 Baik

44. Keramik Kotak 4x3 12 Baik

45. Klem Sel 3 Baik

46. Lampu Spiritus 9 Baik

47. Lumpang Dan Alu 2 Set Baik

48. Lumpang Tebal Besar 4 Baik

49. Lumpang Tebal Kecil 5 Baik

50. Lumpang Tipis Besar 12 Baik

51. Lumpang Tipis Kecil 15 Baik

52. Pipa Kaca Panjang Diameter 1 Mm 100 Baik

53. Pipa Kaca Panjang Diameter 1 Cm 12 Baik

54. Pipa Kaca Sedang 171 Baik

18

Page 19: Observasi teklab

55. Pipet Kaca 10 Ml 13 Baik

56. Pipet Kaca 5 Ml 4 Baik

57. Pychrometer 2 Baik

58. Sumbu Spiritus 1 Set Baik

59. Tabung Kaca Panjang 45 Baik

60. Tabung Kaca Pendek 6 Baik

61. Tabung Kaca Pendek 8 Baik

62. Tabung Lengan Samping Bentuk U 1 Baik

63. Tabung Test Karet 4 Baik

64. Tabung Test Tangan Samping 3 Baik

65. Thermometer 32 Baik

66. Tutup Gelas Kecil 12 Baik

Tabel 5. Daftar Mikroskop

No. Nama Alat Jumlah Kondisi

1. Mikroskop Cahaya 21 Baik

2. Mikroskop Lampu 24 11 : rusak

12 : baik

3. Mikroskop Stereo 7 Baik

4. Kit mikroskop 4 Baik

Penataan alat atau bahan merupakan proses pengaturan alat/ bahan di laboratorium

agar tertata dengan baik. Dalam menata alat/ bahan tersebut berkaitan erat dengan keteraturan

dalam penyimpanan maupun kemudahan dalam pemeliharaan. Ruangan penyimpanan alat

dan bahan di laboratorium SMAN 113 Jakarta terletak di sebelah depan ruang praktikum.

Ruang penyimpan ini berisi alat-alat dan bahan-bahan praktikum.

19

Page 20: Observasi teklab

Ruang penyimpanan alat di laboratorium ini terdiri atas lemari dan rak penyimpan

alat. Terdapat tiga lemari besar, satu lemari mikroskop, dan satu lemari torso. Lemari besar

pertama berisi alat alat praktikum yang sering digunakan yaitu cawan petri beserta tutupnya,

gelas kimia, gelas ukur, tabung enlemeyer, dan beberapa pipa. Penataan letak alat-alat

tersebut sudah sesuai dengan berat alat dan bahan dasar pembuatan alat. Alat-alat yang

memiliki berat yang lebih besar diletakkan di rak lemari bagian bawah, seperti cawan, tabung

enlemeyer dan gelas kimia. Sedangkan corong serta gelas ukur diletakkan pada rak lemari

bagian atas. Berdasarkan bahan dasar pembuatannya, alat praktikum juga sudah diletakkan

secara sesuai. Seperti contohnya, alat-alat yang terbuat dari kaca diletakkan bersamaan dan

terpisah dari alat-alat yang terbuat dari plastik.

Sebagian besar, alat praktikum di laboratorium ini terbuat dari plastik. Hal ini

diupayakan sebagai bentuk preventif banyaknya alat yang rusak akibat terjatuh. Tata letak

alat tersebut juga didasarkan pada frekuensi penggunaan alat-alat praktikum. Contohnya alat-

alat praktikum yang sering digunakan diletakkan di bagian lemari yang terdekat dengan pintu

lemari. Hal itu dilakukan untuk memudahkan pengambilan alat-alat praktikum. Untuk alat-

alat yang jarang digunakan juga biasanya diberikan pelindung menggunakan plastik bening

agar alat tidak mudah berdebu dan kotor.

Lemari penyimpan besar kedua, terdapat alat-alat praktikum yang bertanya lebih

besar jika dibandingkan alat-alat di lemari pertama. Alat-alat tersebut berupa alu, lumpang,

tabung, corong besar, dan beberapa set statif. Sama halnya dengan lemari pertama, di lemari

besar kedua ini penyimpanan alat juga berdasarkan bahan dasar pembuat serta frekuensi

penggunaan. Bahan-bahan yang berat, seperti lumpang alu, serta statif yang masih belum

terpasang dalam bentuk set, diletakkan di rak lemari paling bawah dan tidak melebihi bahu

sedangkan yang lainnya diletakkan di sebelah atas. Di kedua lemari ini, alat diletakkan secara

berdiri untuk jenis gelas kimia, gelas ukur, dan tabung enlemeyer agar dapat seimbang

sehingga tidak terjatuh.

Lemari penyimpanan besar ketiga adalah empat untuk meletakkan alat-alat yang

sudah tidak digunakan. Seperti alat-alat yang rusak yang masih belum dibuang. Selanjutnya

lemari torso yang berukuran lebih kecil dari lemari besar penyimpan alat-alat praktikum.

Sehingga beberapa torso diletakkan di luar, dibagian belakang ruang laboratorium.

Penyimpanan torso di lemari ini adalah untuk beberapa torso yang jarang digunakan dan

merupakan torso yang masih terlindungi oleh plastik. Biasanya digunakan jika torso yang lain

sudah mulai rusak.

20

Page 21: Observasi teklab

Lemari berikutnya adalah lemari mikroskop yang berisi mikroskop cahaya

menggunakan cermin, mikroskop cahaya yang menggunakan lampu dan mikroskop stereo.

Lemari penyimpanan mikroskop dilengkapi dengan pencahayaan dari lampu bohlam untuk

menjaga agar kondisi lemari tidak terlalu lembab dan menjaga agar udara tetap kering dan

mencegah tumbuhnya jamur. Selain itu, untuk memudahkan dalam pengambilan jenis

mikroskop yang akan dipakai. Tata letak mikroskop ini juga sudah sesuai dengan jenisnya.

Mikroskop cahaya dari cermin, lampu diletakkan sesuai dengan jenisnya dan kelayakan

penggunaannya. Mikroskop yang sudah tidak layak digunakan, diletakkan pada rak lemari

paling bawah.

Disamping lemari mikroskop, terdapat lemari yang berisi beberapa kepingan CD

pembelajaran biologi. CD ini biasanya digunakan jika guru ingin menunjukkan video kepada

siswa melalui alat multimedia yang ada di ruang laboratorium. Di setiap pintu lemari juga

dipasang kertas yang berisi daftar alat-alat yang ada di dalam lemari, sehingga memudahkan

laboran/ petugas dalam mencari alat-alat praktikum.

Penyimpanan zat kimia di ruangan ini diletakkan di rak yang diberi label nama zat

kimia dengan jelas. Zat kimia beracun disimpan dalam lemari terpisah dan terkunci, zat kimia

yang mudah menguap disimpan di ruangan terpisah dengan ventilasi yang baik.

Laboran

Laboran adalah orang yang bertugas membantu aktivitas siswa, mahasiswa, guru

atau dosen di laboratorium dalam melakukan suatu kegiatan pendidikan, penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat. Laboran juga meliputi :

a. Teknisi, yaitu orang yang berperan untuk beroperasinya peralatan laboratorium

misalnya listrik, air, komputer dan perbengkelan, di samping pemeliharaan/ perawatannya.

b. Analisis; yaitu orang yang mempunyai keahlian untuk melakukan analisis pada

bidang tertentu.

Tugas pokok laboran adalah mengelola laboratorium melalui serangkaian

kegiatan perancangan kegiatan laboratorium, pengoperasian peralatan dan penggunaan

bahan, pemeliharaan/ perawatan peralatan dan bahan, pengevaluasian sistem kerja

laboratorium, dan pengembangan kegiatan laboratorium baik untuk pendidikan,

penelitian, dan/ atau pengabdian kepada masyarakat.

21

Page 22: Observasi teklab

Struktur Organisasi Laboratorium

Agar kesinambungan daya guna laboratorium dapat dipertahankan,

laboratoratorium perlu dikelola secara baik. Salah satu bagian dari pengelola lab ini

adalah staf atau personal laboratorium. Staf atau personal laboratorium mempunyai

tanggung jawab terhadap efektifitas dan efisiensi laboratorium termasuk fasilitas, alat-alat

dan bahan-bahan praktikum. Pada sekolah menengah, biasanya laboratorium dikelola

oleh seorang penanggung jawab laboratorium yang diangkat dari salah seorang guru IPA

(fisika, kimia atau biologi). Di Perguruan Tinggi yang bertindak sebagai penanggung

jawab laboratorium adalah kepala laboratorium yang dapat diangkat oleh Ketua Jurusan

atau Pimpinan Perguruan Tinggi, tergantung status laboratoriumnya, apakah

laboratorium pusat atau laboratorium Jurusan. Di Sekolah Menengah, pengelola

laboratorium bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah. Selain pengelola laboratorium

biasanya terdapat pula seorang teknisi laboratorium.

Tugas teknisi laboratorium membantu penyiapan bahan-bahan/ alat-alat praktikum,

pengecekan secara periodik, pemeliharaan dan penyimpanan alat dan bahan. Agar kinerja

pengelola laboratorium berjalan baik, perlu disusun struktur organisasi laboratorium. Pada

struktur organisasi tersebut, dicantumkan pula para guru mata pelajaran fisika, kimia dan

biologi sebagai penanggung jawab masing-masing alat/ bahan. Sebagai contoh struktur

organisasi tersebut dapat dilihat pada bagan berikut:

22

Page 23: Observasi teklab

Tugas penanggung jawab laboratorium selain mengkoordinir berbagai aspek

laboratorium, juga mengatur penjadwalan penggunaan laboratorium. Penjadwalan ini

dikoordinasikan dengan bagian kurikulum dan mempertimbangkan usulan-usulan guru. Pada

laboratorium dengan peralatan lab yang rumit atau kompleks, biasanya perlu diangkat

seorang operator alat. Operator alat bertanggung jawab terhadap alat yang

dioperasikannnya, oleh karena itu operator harus selalu siap jika sewaktu-waktu alat

tersebut digunakan.

Bagan Struktur Pengelolaan Laboratorium Biologi SMA Negeri 113 Jakarta

STRUKTUR PENGELOLAAN LABORATORIUM BIOLOGISMA NEGERI 113 JAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23

KEPALA SEKOLAHDrs. Sunyono

NIP. 195405181978011002

WAKA. KURIKULUMDrs. Nur Fajri Yani

NIP. 196510191991031003

KEPALA LABDra. Hj. Tri Siwi AndarbeniNIP. 196103281986032005

GURU BIDANG STUDIDra. Hj. Tri Siwi AndarbeniNIP. 196103281986032005

GURU BIDANG STUDIHj. Nina Riana S.Pd

NIP. 196904281993012001

GURU BIDANG STUDIFivi Hasiarny, S.Pd

GURU BIDANG STUDIDwi Ambar Asih, S.Pd MM

Page 24: Observasi teklab

Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi dari Laboratorium Biologi SMAN 113 Jakarta dapat

disimpulkan bahwa:

1. Ruang laboratorium terdiri dari ruang praktikum, ruang penyimpanan alat dan bahan

2. Tata letak ruangan masih kurang ideal karena terletak di sudut sekolah.

3. Fasilitas laboratorium: penerangan menggunakan lampu tube lamp, ventilasi melalui

pintu dan jendela instalasi air bersih menggunakan kran yang ada pada wastafel,

terdapat terminal listrik, untuk meja dan kursi praktikum terbuat dari kayu, untuk

meja samping terbuat dari porselen.

4. Tata letak alat-alat praktikum sudah didasarkan pada berat alat, bahan dasar

pembuatan alat, dan frekuensi penggunaan alat. Namun belum didasarkan pada

macam-macam percobaan menurut materi di sekolah

5. Penataan alat-alat praktikum sudah memperhatikan faktor-faktor yang dapat

menyebabkan kerusakan alat. Alat-alat sudah mendapatkan pencahayaan yang cukup

sehingga kelembaban tidak tinggi. Alat-alat sudah dalam keadaan kering pada saat

disimpan di lemari dan jauh dari sumber api serta alat yang penyebab benturan

mekanis.

6. Laboratorium biologi memiliki laboran.

7. Laboran bertanggung jawab dalam hal pencatatan untuk inventarisasi dan pengadaan

alat dan bahan.

Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil observasi ini adalah perlu diadakan

perawatan dan pengelolaan yang baik agar kegiatan laboratorium tetap berjalan dengan baik.

24

Page 25: Observasi teklab

Daftar Pustaka

Avidianto, D. 2010. Cara Menyimpan Alat dan Bahan Laboratorium IPA.

http://devoav1997.webnode.com/news/cara-menyimpan-alat-dan-bahan-laboratorium-

ipa-/

Hadi, Langgeng, (2008), Pengelolaan Lab Bagian 4 (Administrasi Fasilitas Di

Laboratorium), http://www.psb-psma.org/content/blog/pengelolaan-lab-bagian-4-

administrasi-fasilitas-di-laboratorium

Kalijaga, Sunan, (2010),  Laboratorium Terpadu UIN. http://integratedlaboratory.uin-

suka.ac.id/

Setiawan, dkk, (2008), Pengelolaan Laboratorium Biologi SMA,

http://www.find-docs.com/pengelolaan-laboratorium-biologi-sma-doc.htm

25