Post on 08-Dec-2015
description
Meningitis
Adalah inflamasi pada membran yg menutupi central nervous system, yg biasanya dikenal dengan meningens (radang pada arachnoid dan piamater). Meningitis dapat berkembang sebagai respon dari berbagai kasus, seperti agen infeksi, trauma, kanker, atau penyalahgunaan obat. Agen infeksi dapat berupa bakteri, virus, ricketsia, protozoa, dan jamur.
Meningen merupakan jaringan ikat yg membungkus otak dan medulla spinalis.
Meningen terdiri dari :
1. Pakimening/ duramater
Merupakan lapisan yg kuat. Lapisan luar duramater melekat kuat pada tulang, sedangkan lapisan dalam pada ruang arachnoid
2. Leptomening
Terdiri dari arachnoid dan piamater. Arachnoid merupakan lapisan yg avaskuler dan rapuh, sedangkan piamater yang melekat pada jaringan otak dan medulla spinalis.
Pada meningen terdapat pembuluh – pembuluh darah kecil untuk memberi nutrisi pada jaringan dibawahnya. Di antara arachnoid dan piamater, terdapat rongga subarachnoid, dimana terdapat Liquor Cerebro Spinal (LCS). LCS dibentuk oleh Plexus Choroideus ventrikel lateral dan berfumgsi sebagai pelindung SSP dari benturan.
LCS yang normal memiliki karakteristik sebagai berikut :
Warna yang jernih Sel 0 – 5 / mm3 Tekanan 70-200 mmH20 Gula 45-80 mg% Protein 15-45 mg% Asam laktat 0,8-2,8 mMol/L
Meningitis adalah peradangan pada meningen. Macam-macam meningitis antara lain :
Meningitis TBC Meningitis purulenta Meningitis viral
Kecurigaan terhadap meningitis diawali ketika ditemukan tanda-tanda peradangan umum antara lain, demam yg disertai nyeri kepala ditambah salah satu gejala perangsangan meningen, gangguan kesadaran, kejang, hemiparese dan atau gangguan saraf otak.
Etiologi meningitis :
1. Bakteri
a. Pneumococcus
b. Meningococcus
c. Haemophillus influenza
d. Staphylococcus
e. Escherichia coli
f. Salmonella
g. Mycobacterium tuberculosis
2. Virus
a. Enterovirus
3. Jamur
a. Cryptococcus neoformans
b. Coccidiodes immitris
Patofisiologi
Agen penyebab menginvasi ke susunan saraf pusat melalui aliran darah, lalu bermigrasi ke lapisan sub arachnoid. Terjadi respon inflamasi di piamater, arachnoid, cairan serebrospinal, dan ventrikuler, lalu eksudat menyebar di seluruh saraf cranial dan saraf spinal yang mengakibatkan kerusakan neurologis. Selain dari adanya invasi bakteri, virus, jamur maupun protozoa, port d entree masuknya kuman juga bisa melalui trauma tajam, prosedur operasi, dan abses otak yang pecah, penyebab lainnya adalah adanya rhinorrhea, ottorhea pada fraktur basis cranii yang menmungkinkan kontaknya cairan serebrospinal dengan lingkungan luar.
Manifestasi klinik
Keluhan pertama biasany nyeri kepala. Rasa ini dapat menjalar ke tengkuk dan punggung. Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh mengejangnya otot-otot ekstensor tengkuk. Bila hebat, terjadi opistotonus, kesadaran menurun, tanda Kernig dan Brudzinsky positif.
Gejala meningitis tidak selalu sama, tergantung dari usia penderita serta virus apa yang menyebabkannya. Gejala yang paling umum adalah demam tinggi, sakit kepala, pilek, mual, muntah, dan dapat disertai kejang. Setelah itu biasanya penderita merasa sangat lelah, leher terasa pegal dan kaku, gangguan kesadaran serta penglihatan menjadi kurang jelas.
Gejala pada bayi yang terken meningitis, biasanya menjadi sangat rewel, muncul bercak pada kulit, tangisan lebih keras dan nadanya tinggi, demam ringan, badan terasa kaku, dan terjadi gangguan kesadaran seperti tangannya membuat gerakan yang tidak beraturan.
Gejala meningitis :
1. Gejala infeksi akut : panas, nafsu makan tidak ada, anak lesu
2. Gejala kenaikan tekanan intracranial : penurunan kesadaran, kejang, ubun-ubun besar menonjol
3. Gejala rangsangan meningeal : kaku kuduk, brudzinsky I dan II positif, Kernig +
Diagnosa
Lumbal pungsi
Tes darah
Meningitis TBC
Merupakan peradangan selaput otak/meningen oleh karena Mycobacterium tuberculosis
Etiologi
a. Mycobacterium tuberculosis hominis (terbanyak)b. Mycobacterium tuberculosis bovis (5%)
Patofisiologi
a. Hipotesis RICH : Mycobacterium tuberculosis ke ruang sub arachnoid
b. Fokus RICH adalah fokus perkijuan lokal di otak
c. Penyebaran Mycobacterium tuberculosis dari fokus yang dekat ke tulang belakang dan ke ruang sub arachnoid
d. Meningits TBC : reaksi radang akut di leptomening dengan eksudat kuning kehijauan di basis otak
Insidensi : terbanyak usia <5tahun, karena imunitas sel kurang dan kontak yang erat dengan penderita.
Klasifikasi menurut Lincoln :
Stadium 1: gejala rangsang meningen
Stadium 2 : stadium 1 + defisit neurologis focal
Stadium 3 : penurunan kesadaran akibat meningitisnya sendiri
Gejala klinik :
Subakut, terdiri dari beberapa stadium :
Stadium prodormal (1-3minggu)
Demam, nyeri kepala, mual, muntah, nafsu makan menurun, dapat timbul kejang
Stadium perangsangan meningen
Timbul kaku kuduk, tes Brudzinsky memberi hasil positif
Stadium kerusakan otak setempat
Timbul kelumpuhan saraf otak atau hemiparesis
Stadium kerusakan otak difus
Penurunan kesadaran sampai koma (bisa sampai meninggal)
Pemeriksaan penunjang
Darah : LED meningkat, hitung jenis : peningkatan limfosit
Thorax foto : KP (Koch Pulmonum)
LCS :
o Jernih/opalesen
o Tampak cob web bila didiamkan selama 24jam
o Tekanan sedikit meningkat
o Nonne -/+, Pandy -/+
o Sel <500/mm3, predominan limfosit
o Protein sangat meninggi >75mg%
o Gula <40mg% tetapi tidak sampai 0
o Pewarnaan Ziehl Nielsen didapatkan BTA (+)
Kriteria diagnosis
Terdapatnya gejala perangsangan meningen
Kuman TBC dari pewarnaan LCS atau kultur
Adanya riwayat kontak dengan penderita TBC
MENINGITIS PURULENTA
Peradangan selaput otak oleh karena kuman piogenik
Etiologi : Haemophillus influenza, Streptoccus pneumoniae, Meningococcus, Pseudomonas, Salmonella, Escherichia coli.