Meningitis Tuberculosa

36
Oleh : Rannie Kusuma 2011730086 Laporan Kasus Meningitis Tuberculosa Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Universitas Muhammadiyah Jakarta

description

laporan kasus. Koass RSIJ Cempaka Putih 2015

Transcript of Meningitis Tuberculosa

Page 1: Meningitis Tuberculosa

Oleh :

Rannie Kusuma2011730086

Laporan KasusMeningitis Tuberculosa

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakRumah Sakit Islam Jakarta Cempaka PutihUniversitas Muhammadiyah Jakarta2015

Page 2: Meningitis Tuberculosa

• Nama : An. S.S• Usia : 3 tahun 3 bulan 9 hari• Jenis Kelamin : Perempuan• Tanggal Masuk Rumah Sakit : 27/11/2015• Ruangan : Badar• No.RMK : 00929585

Identitas Pasien

Page 3: Meningitis Tuberculosa

Batuk sejak ± 2 bulan SMRS, sesak, mual dan muntah ketika diberikan makanan atau minuman, nafsu makan dan minum menurun semenjak 1 bulan terakhir, anak lemas dan aktivitas menurun selama sakit, beberapa hari terakhir anak terlihat lebih lemas dan seperti mengantuk sepanjang hari

Keluhan Tambahan

Demam sejak ± 1 bulan SMRS

Keluhan Utama

Anamnesis

Page 4: Meningitis Tuberculosa

Batuk sejak ± 2 bulan SMRS, batuk berdahak namun anak belum bisa mengeluarkan dahak, dahak dapat keluar saat anak muntah, anak sesak. Semenjak ± 1 bulan ini anak demam, demam tidak terlalu tinggi. Demam berlangsung sepanjang hari, sebelumnya anak masih dapat beraktivitas walaupun sedang demam, hingga beberapa minggu terakhir anak mulai lemas dan lebih tinggi suhu tubuhnya. Riwayat kejang selama demam disangkal. Mual dan muntah setiap makan , muntahan sisa makanan / minuman yang dikonsumsi dan bercampur dengan dahak. Nafsu makan selama sakit menurun, setiap kali makan hanya 3 sendok makan, minum hanya sedikit tidak lebih dari 2 gelas sehari karena anak mual bila diberikan minuman. Semenjak sakit anak tampak sangat kurus dan mengalami penurunan berat badan yang drastis, (Berat badan sebelum sakit (2 bln SMRS) = 15 kg, saat sakit = 9 kg). 3 minggu SMRS anak sempat mengalami diare, BAB nya cair berampas tidak berlendir maupun darah, namun saat datang ke RS sudah tidak diare lagi. Saat ini anak belum BAB semenjak 4 hari SMRS. Buang air kecil sedikit dan hanya 2-3 kali sehari. Beberapa hari terakhir anak sudah sangat terlihat lemas dan lebih sering tertidur.

Riwayat PenyakitSekarang

Page 5: Meningitis Tuberculosa

Riwayat keluhan serupa (-), Asma (-), keluhan yang mengarah pada ISK (anyang-anyangan,saat kencing terasa sakit, kencing terlihat keruh) disangkal, Diare (+)

Riwayat Penyakit Dahulu

Page 6: Meningitis Tuberculosa

Nenek pasien mengalami batuk lama ( >3 bulan) namun belum pernah dilakukan pengobatan (OAT) maupun pemeriksaan dahak dan pemeriksaan penunjang lainnya. Riwayat kontak dengan pasien sebelum sakit dan selama sakit (+) , ketika ibu dan ayah bekerja pasien diasuh oleh neneknya dan nenek sering merokok saat mengasuh pasien. Riwayat Asma disangkal.

Riwayat keluarga

Page 7: Meningitis Tuberculosa

• Alergi terhadap telur dan ikan laut

Riwayat Alergi Sudah pernah berobat ke klinik dekat rumah, diberikan obat batuk,penurun panas dan antibiotik namun oleh ibu pasien tidak diteruskan pengobatannya karena tidak ada perbaikan. Pengobatan OAT belum pernah didapatkan. Riwayat dirawat di RS (-), pemeriksaan laboratorium maupun foto rontgen belum pernah dilakukan.

Riwayat Pengobatan

Page 8: Meningitis Tuberculosa

Anak tunggal, dalam 1 rumah tinggal bersama ayah, ibu, kakek, nenek dan 2 pamannya. rumah tidak memenuhi kriteria rumah sehat ( ventilasi terbatas diruang depan , rumah sempit (tipe 21) dengan penghuni yang cukup banyak). secara ekonomi keluarga pasien adalah kelas menengah kebawah dan pengetahuan seputar hieginitas dan kesehatan sangat minimal.

Riwayat Psikososial

Page 9: Meningitis Tuberculosa

Riwayat Kehamilan dan Persalinan

• Ibu tidak rutin melakukan ANC di bidan maupun dokter selama hamil (hanya 1 kali ANC (trimester 1), Persalinan normal cukup bulan.

• BBL : 2600 gram• PBL : 48 cm

Page 10: Meningitis Tuberculosa

Riwayat Imunisasi

Kesan : imunisasi tidak lengkap sesuai dengan usia (imunisasi ulangan blm pernah dilakukan )

Page 11: Meningitis Tuberculosa

• Sosial : Gosok gigi sendiri • Motorik halus : menulis • Motorik kasar : berdiri satu kaki 2 detik (anak sering ikut menari

di Paud dan sudah bisa berdiri 1 kaki sebelum sakit)• Bahasa : bicara dimengerti• Kesan : tumbuh kembang sesuai dengan usia

Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan

Page 12: Meningitis Tuberculosa

• Antropometri BB : 9 kg

TB : 93 cm • Status Gizi

• BB / U : 9/14 x 100%= 64% gizi kurang• TB / U : 93/95 x 100%= 97% gizi baik• BB / TB : 9/13,5x 100%= 66% gizi kurang

• Kesan : Gizi kurang

Keadaan Umum : Tampak sakit beratKesadaran : Sopor Suhu : 40 oC IGDNadi : 126x/menit (lemah)RR : 46x/menit (cepat dangkal)

Tanda-Tanda Vital

Pemeriksaan Fisik

Page 13: Meningitis Tuberculosa

• Hidung :• Pernafasan cuping hidung (-)• Epistaksis (-), sekret (-), deviasi septum (-)

• Telinga :• Bentuk telinga normotia• Serumen (-/-)

• Mulut :• Mukosa bibir kering (+)• Perdarahan gusi (-)• Lidah Kotor (-)• Faring hiperemis (-)

• Leher :• Pembesaran KGB :

• Teraba perbesaran kelenjar getah bening regio colli anterior sinistra, multiple.

• Pembesaran tiroid (-)

• Kepala : • Bentuk kepala normocephal.• Rambut berwarna hitam distribusi

merata, rambut tidak rontok.• Ubun ubun teraba membonjol

• Mata :• Reflek pupil (+/+), pupil isokor

(+/+), edema palpebra (-/-)• Konjungtiva anemis (-/-), sclera

ikterik (-/-), mata cekung (+/+)

Status generalis

Page 14: Meningitis Tuberculosa

•Abdomen : • Inspeksi : perut tampak

cembung, blast tampak penuh

• Auskultasi : bising usus normal.

• Perkusi: timpani pada 4 kuadran abdomen, turgor cukup

• Palpasi : perut teraba supel, teraba blast penuh.

•Paru

• Inspeksi : Normochest , pergerakan dinding dada simetris, retraksi sela iga (+).

• Palpasi : Vocal fremitus sama pada kedua lapang paru.

• Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru.

• Auskultasi: terdengan ronkhi (+/+) basah kasar dikedua lapang paru .

•Jantung

• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat.

• Palpasi : teraba ictus cordis

• Perkusi : Tidak dilakukan

• Auskultasi : Bunyi jantung I, II reguler. Murmur (-), gallop (-).

Page 15: Meningitis Tuberculosa

•Kelenjar Limfe : kelenjar limfe supraclavicular sinistra / dextra . Kelenjar limfe axilla sinistra/dextra teraba pembesaran

(nodul teraba bulat, nyeri tekan (-), tanda peradangan (-), jumlah nodul pada sinistra 2 nodul saling berdekatan dan mobile, dextra 3 nodul )

Kelenjar limfe inguinal sinistra teraba perbesaran padan kelenjar limfe inguinalis dextra maupun sinistra.

•Anus Dan Rektum : tanda inflamasi (-) , feces (-), lender (-)

•Genitalia : dalam batas normal

•STATUS NEUROLOGIS• R. PATOLOGIS : Kaku kuduk (+)

•Ekstremitas Atas

Akral : dingin

CRT : <2 detik.

Edema : -/-

Sianosis : -/-

•Ekstremitas Bawah

Akral : dingin .

CRT : <2 detik

Edema : -/-

Sianosis : -/-

Hepar : tidak teraba hepatomegali

Page 16: Meningitis Tuberculosa

PEMERIKSAAN LABORATORIUMTanggal Jam Pemeriksaan Hasil Satuan26/11/2015 22:55 Hemoglobin 11.9 g/dL    Jumlah leukosit 20.6(H) 103/µL    Basophil 0 %    Eosinophil 0(L) %    Neutrophil batang 4 %    Neutrophil segmen 82 (H) %    Limfosit 8 (L) %    Monosit 6 (H) %    LED 18      Hematocrit 34 %    Jumlah trombosit 613 (H) 103/µL    Eritrosit 4.18 106/µL    Retikulosit absolut 87 (H)      Retikulosit % 1.81 %    MCV 71 (L) fl    MCH 25 pg    MCHC 35 g/dL

Author
INTEPRETASI DAN ANALISIS PEMERIKSAAN LAB --> DIAGNOSA
Page 17: Meningitis Tuberculosa

 26/11/2015  22:55 Na 128 (H) meq/L

    K 3.8 meq/L    Cl 94 meq/L

27/11/2015 00:03 pH 7.502 (H)      PCO2 24.9 (L) mmHg    PO2 191.8 (H) mmHg    Saturasi O2 98.80 (H) %    HCO3 22.1 mmol/L    Base excess (ECT) -0.4 mmol/L    (B) 1.7 mmol/L    Total CO2 22.50 (H) mmol/L    AGD 37.0  

Page 18: Meningitis Tuberculosa

27/11/2015 04:41 pH 7.465(H)  

    PCO2 38.2 mmHg

    PO2 120.0(H) mmHg

    Saturasi O2 98.60 (H) %

    HCO3 26.3 mmol/L

    Base excess (ECT) 2.0 mmol/L

    Base excess (B) 2.8 mmol/L

    Total CO2 27.50(H) mmol/L

    AGD 37.0  

Page 19: Meningitis Tuberculosa

An. S.S (3 tahun) Batuk sejak ± 2 bulan SMRS, SEKRET (+).Warna secret kuning kehijauan hemotisis (-), dipsnea (+) . Febris semenjak ± 1 bulan ini, berlangsung sepanjang hari, beberapa minggu terakhir anak mulai letargia , lebih tinggi suhu tubuhnya (hiperpireksia, di IGD 40 oC). Riwayat kejang selama demam disangkal. Vomitus (+) setiap makan , muntahan sisa makanan / minuman yang dikonsumsi dan bercampur dengan dahak. anoreksia, setiap kali makan hanya 3 sendok makan, minum hanya sedikit tidak lebih dari 2 gelas sehari karena anak mual bila diberikan minuman. Semenjak sakit anak tampak sangat kurus dan mengalami penurunan berat badan yang drastis, (Berat badan sebelum sakit (2 bln SMRS) = 15 kg, saat sakit = 9 kg). 3 minggu SMRS anak sempat mengalami diare, BAB nya cair berampas tidak berlendir maupun darah, namun saat datang ke RS sudah tidak diare lagi. Saat ini mengalami konstipasi , sejak 4 hari SMRS. Miksi sedikit dan hanya 2-3 kali sehari. Beberapa hari terakhir anak sudah sangat terlihat letargie dan tampak somnolen. Nenek pasien mengalami batuk lama ( >3 bulan) namun belum pernah dilakukan pengobatan (OAT) maupun pemeriksaan dahak dan pemeriksaan penunjang lainnya. Riwayat kontak dengan pasien sebelum sakit dan selama sakit (+), ketika ibu dan ayah bekerja pasien diasuh oleh neneknya dan nenek sering merokok saat mengasuh pasien. Imunisasi tidak lengkap sesuai usia

Resume

Page 20: Meningitis Tuberculosa

Pemeriksaan Fisik : Keadaan Umum: Tampak sakit berat, Kesadaran : Sopor , Suhu : 37,6oC, Nadi : 126x/menit, RR : 46x/menit. Status antropometri : kesan Gizi kurang. Kepala : ubun-ubun membonjol (+) , auskultasi paru = terdengar ronkhi basah kasar dikedua lapang paru, abdomen : blast penuh, teraba perbesaran KGB pada beberapa regio (colli anterior dextra/sinistra, supraclavicular dextra/sinistra, axillaris dextra/sinistra, inguinal dextra/sinistra),akral teraba dingin pada ekstremitas atas maupun bawah. Pemeriksaan Penunjang :

• Foto Rontgen thorax : tampak gambaran TB milier• Laboratorium : Jumlah leukosit :20.6(H) 103/µL, Na :128 (H), pH : 7.502 (H), PCO2 :

24.9 (L), PO2 : 191.8 (H), Saturasi O2 : 98.80 (H), Total CO2 : 22.50 (H)

Lanjutan..

Page 21: Meningitis Tuberculosa

• Assesment• Suspek meningitis TB• Malnutrisi• Dehidrasi

• Diagnosis• Klinis : suspek meningitis tuberculosa • Gizi : Gizi kurang• Imunisasi : imunisasi tidak lengkap sesuai usia• Tumbang : tumbuh kembang sesuai Usia

Page 22: Meningitis Tuberculosa

• Infus loading 100 cc• Bila nadi kuat 100x/mnt loading lagi 100 cc• O2 rebreathing sungkup 4 L/mnt• R/

• inj. Ranitidine 2 x 10 mg• Inj. Ketoin 100 mg dlm NaCl 100 cc Habis dalam 20 menit• Inj. Diazepam 2 mg

Instruksi dr.Ommy , Sp.A (04:00)• R/

• inj. Ceftriaxon 1 x 1 gr (dex 5 %)• Kalmetason 3 x 3 mg• Novalgin 4 x 150 mg• RL 1000 cc• NGT 8 X 30 cc

Instruksi dr. Yulia , Sp.A (23 :30 wib)

Terapi

Author
PEMBERIAN CAIRAN ?
Page 23: Meningitis Tuberculosa

Hari/Tanggal S O A P28/11/2015 Kesadaran menurun,

demam, sesak, kaku tangan dan kaki

KU : tampak sakit berat

Kesadaran : coma

S: 40.1

N: 84 x/mnt

RR: 50 x/mnt

Suspect meningitis tuberculosa

Terapi lanjut

F 75 ( 7 x 50 CC)

Ngt , kateter, IVFD, KaEN 3 A

Ceftriaxone, Dexametason

INH,RZE

Saran Pindah Picu

29/11/2015 Kesadaran menurun, demam, sesak, kaku tangan dan kaki sudah berkurang.

KU : tampak sakit berat

Kesadaran : coma

GCS : 5

E = 1

M = 3

V = 1

S: 40

N: 80 x/mnt

RR: 50 x/mnt

Suspect meningitis tuberculosa

Terapi lanjutkan

Inhalasi :

farbivent 1 amp

pulmicort 1 amp

NaCl 2 cc

Author
cara pembuatan F75
Author
mengapa yang digunakan KaEN 3 A
Page 24: Meningitis Tuberculosa

Tinjauan Pustaka

Page 25: Meningitis Tuberculosa

Peradangan atau inflamasi pada selaput otak (meninges) termasuk duramater, arachnoid dan piamater yang melapisi otak dan medulla spinalis yang dapat disebabkan oleh beberapa etiologi (infeksi dan non infeksi) dan dapat diidentifikasi oleh peningkatan kadar leukosit dalam likuor cerebrospinal (LCS)

Meningitis

Page 26: Meningitis Tuberculosa

• Peradangan atau inflamasi pada selaput otak (meninges) termasuk duramater, arachnoid dan piamater yang melapisi otak dan medulla spinalis yang dapat disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.

Meningitis Tuberculosa

Author
penjelasan mengenai mycobacterium tuberculosa
Page 27: Meningitis Tuberculosa

Epidemiologi

• Di Indonesia angka kejadian tertinggi dijumpai pada anak terutama bayi dan anak kecil dengan kekebalan alamiah yang masih rendah.

• Angka kejadian jarang dibawah usia 3 bulan dan mulai meningkat dalam usia 5 tahun pertama, tertinggi pada usia 6 bulan sampai 2 tahun.

• Angka kematian berkisar antara 10-20%. • Angka kejadian meningkat dengan meningkatnya

jumlah pasien tuberkulosis dewasa

Page 28: Meningitis Tuberculosa

Patofisiologi

pecah

Reaksi Inflamasi

Lepasnya bacilus dan materi granulomatosa

rongga subarachnoid

penjalaran suatu kompleks primer Pembentukan tuberkel

EKSUDAT

“Terjadinya meningitis bukanlah karena terinfeksinya selaput otak langsung oleh penyebaran hematogen, melainkan sekunder melalui pembentukan tuberkel pada permukaan otak, sumsum tulang belakang atau vertebra yang kemudian pecah ke dalam rongga arachnoid (ruang subarachnoid)”

Author
penjelasan mengenai arakhnoiditis proliferatif, vaskulitis dan hidrosefalus komunikans
Page 29: Meningitis Tuberculosa

• Stadium I (inisial/prodromal)• Berlangsung 1-2 minggu• Tanda : gejala-gejala non spesifik seperti demam, sakit kepala, iritabilitas,

mengantuk (drowsiness), dan malaise. Tidak terdapat kelainan neurologis fokal, tapi infants dapat mengalami stagnasi pertumbuhan dan gangguan perkembangan.

• Predominan gejala gastrointestinal tanpa manifestasi kelainan neurologis. Pasien tampak apatis dan iritabel, disertai nyeri kepala intermitten.

Manifestasi Klinis

Page 30: Meningitis Tuberculosa

• Stadium II (transisi)• Muncul lebih mendadak. • Tanda yang paling umum : letargi, kaku kuduk, kejang, tanda Brudzinski atau

Kerniq positif, hipertoni, muntah, gangguan saraf kranial, dan tanda-tanda kelainan neurologis fokal yang lain. Perburukan penyakit secara klinis biasanya sejalan dengan perkembangan hidrosefalus, peningkatan tekanan intrakranial, dan vaskulitis.

• beberapa anak tidak terdapat adanya tanda rangsang meningeal namun bisa terdapat tanda-tanda ensefalitis, seperti hiperpireksia, kejang, penurunan kesadaran atau disorientasi, defisit neurologis dan gerakan involunter.

Manifestasi Klinis

Page 31: Meningitis Tuberculosa

• Stadium III (Terminal)• Kesadaran : koma• hemiplegia atau paraplegia, hipertensi, postur deserebrasi,

deteriorasi tanda vital dan pada akhirnya kematian.• Pada pasien koma, pupil terfiksasi, spasme klonik, pernafasan

ireguler disertai peningkatan suhu tubuh. Hidrosefalus terdapat pada dua pertiga kasus dengan lama sakit 3 minggu.

Manifestasi Klinis

Page 32: Meningitis Tuberculosa

• Darah Perifer lengkap, elektrolit • Uji tuberculin untuk mendukung diagnosis• Lumbal Pungsi• Pemeriksaan radiologi :

• Ro Thorax • Ct-scan kepala

• Elektroensefalografi menunjukan perlambatan irama dasar,dapat pula disertai gelombang epileptiform

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Author
yang didapatkan dari pemeriksaan penunjang
Page 33: Meningitis Tuberculosa

• Isoniazid (INH) 5-10 mg/ kgBB/ hari, dosis maksimum 300 mg/ hari• Rifampisin (R) 10-20 mg/ kgBB/ hari, dosis maksimum 600 mg/ hari• Pirazinamid (Z) 20-40 mg/ kgBB/ hari, dosis maksimum 2 gram/ hari• Etambutol (E) 15-25 mg/ kgBB/ hari, dosis maksimum 2,5 gram / hari• Steroid diberikan untuk mencegah arteritis/ infark otak, komplikasi

infeksi, perlekatan dan menghambat reaksi inflamasi.• Jika didapatkan hidrosefalus non-komunikan, dapat dilakukan

pemasangan VP-Shunt.

Penatalaksanaan

Author
cara pemberian obat. mekanisme kerja obat
Page 34: Meningitis Tuberculosa

• Gejala sisa neurologis (sekuele) paresis spastik, kejang, paraplegia, dan gangguan sensori ekstremitas. Sekuele minor dapat berupa kelainan saraf otak, nistagmus, ataksia, gangguan ringan pada koordinasi, dan spastisitas.

• Komplikasi pada mata atrofi optik dan kebutaan. • Gangguan pendengaran dan keseimbangan disebabkan oleh obat

streptomisin atau oleh penyakitnya sendiri.• Gangguan intelektual terjadi pada kira-kira 2/3 pasien yang hidup. Pada

pasien ini biasanya mempunyai kelainan EEG yang berhubungan dengan kelainan neurologis menetap seperti kejang dan mental subnormal

Komplikasi

Page 35: Meningitis Tuberculosa

• Prognosis meningitis tuberkulosis berhubungan dengan stadium klinis penyakit saat terapi dimulai. Sebagian besar pasien pada stadium pertama memiliki prognosis baik, sedangkan kebanyakan pasien pada stadium pertama memiliki prognosis baik, sedangkan kebanyakan pasien pada stadium ketiga yang bertahan hidup mengalami disabilitas permanen.

• Prognosis untuk infant pada umumnya lebih buruk daripada anak yang lebih tua.

Prognosis

Page 36: Meningitis Tuberculosa