Post on 18-Oct-2015
5/28/2018 Materi Kuliah TMJ
1/16
1
Kelainan Sendi Temporomandibula
(Temporomandibular Joint Disorders)Oleh : FX Ady Soesetijo
Sendi Temporomandibula (Temporomandibular Joint/TMJ)
TMJ merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat melakukan gerakan meluncur dan
rotasi pada saat mandibula berfungsi. Sendi ini dibentuk oleh kondilus mandibula yang terletak
masuk ke dalam fosa glenoidalis pada tulang temporal di depan telinga. Ke dua tulang ini
dipisahkan oleh diskus artikularis. Sendi ini berperan pada pergerakan membuka dan menutup
rahang, mengunyah dan menelan, serta berbicara. Sendi temporomandibula merupakan satu-
satunya sendi di kepala yang terletak bilateral (kanan dan kiri).
TMJ adalah daerah langsung didepan kuping (10 20 mm) pada kedua sisi kepala dimana
rahang atas (maksila) dan rahang bawah (mandibula) bertemu. Didalam sendi rahang terdapat
bagian-bagian yang bergerak yang memungkinkan rahang atas menutup pada rahang bawah.
Sendi rahang ini adalah suatu sliding "ball and socket" khas yang mempunyai satu piringan
(disc)terjepit diantaranya. TMJ digunakan beratus kali dalam sehari untuk menggerakan rahang,
menggigit, mengunyah dan menelan, berbicara dan menguap. Dia merupakan salah satu sendi
dari seluruh sendi ditubuh yang paling sering digunakan.
TMJ adalah rumit dan terdiri dari otot-otot, urat-urat dan tulang-tulang. Setiap komponen
berkontribusi pada kelancaran kerja dari sendi rahang. Ketika otot-otot dalam keadaan relaksasi
dan berimbang, maka pada saat membuka dan menutup kita dapat merasakan dengan nyaman,
kita dapat berbicara, mengunyah dan menguap tanpa sakit.
Kita dapat melokalisir TMJ dengan meletakkan sebuah jari pada struktur segitiga didepan
telinga (meatus auditory). Kemudian jarinya digerakkan maju sedikit kedepan dan ditekan
dengan kuat ketika membuka rahang. Gerakan yang dirasakan berasal dari sendi rahang. Kita
juga dapat merasakan gerakan sendi jika kita menaruh jari kecil pada sisi dalam bagian depan
dari kanal telinga. Manuver-manuver ini dapat menyebabkan cukup penderitaan untuk pasien
yang mengalami kesulitan sendi rahang, dan dokter menggunakan hal tersebut untuk membuat
diagnosis.
5/28/2018 Materi Kuliah TMJ
2/16
2
Anatomi TMJ
TMJ merupakan artikulasi sinovial antara mandibula dan cranium, dengan komponen-
komponen artikulasi adalah : 1) prosesus kondiloideus; 2) fosa glenoidalis; 3) ligamentum
kapsular; 4) cairan sinovial dan 5) diskus artikularis.
Prosesus Kondiloideus
Prosesus ini berbentuk oval dengan aksis panjang ke arah media-lateral dan lebih konveks
pada arah aksis antero-posterior daripada media-lateral. Permukaan artikulasi pada kondilus
mengarah ke atas dan ke depan sehingga dipandang dari arah lateral leher kondilus berputar
(membengkok) ke anterior. Panjang kondilus dari aksis media-lateral 20 mm dan tebal dari
aksis antero-posterior 8 10 mm. Permukaan artikulasi ditutupi oleh selapis tipis fibrokartilago.
Lapisan ini tetap ada selama hidup dan berangsur berkurang ketebalannya setelah pertumbuhan
mandibula terhenti. Bentuk, ukuran dan keadaan prosesus kondiloideus ini berbeda pada setiap
individu, hal tersebut disebabkan oleh karena banyaknya kombinasi dan adaptasi fungsi dari
setiap individu, serta faktor herediter.
Fosa Glenoidalis
Fosa glenoidalis merupakan cekungan pada basis cranium (tulang temporal) yang
mempunyai bentuk lonjong. Letaknya di depan meatus auditorius. Batas bagian anterior dari fosa
ini adalah eminensia artikularis, sedang batas fosa bagian posterior adalah tulang tipis yang
merupakan dinding dari tulang temporal. Tulang tipis dari cekung sendi ini adalah radik mediadari tulang zigomatikus. Fosa ini dilapisi oleh jaringan ikat fibrous berwarna putih.
Gambar Anatomi TMJ
5/28/2018 Materi Kuliah TMJ
3/16
3
Ligamen
Fungsi dari ligamen yang membentuk sendi temporomandibula adalah sebagai alat untuk
menghubungkan tulang temporal dengan prosesus kondilodeus dari tulang mandibula serta
membatasi gerak mandibula membuka, menutup mulut, pergerakan ke samping, dan gerakan
lain. Ligamen yang menyusun sendi temporomandibula terdiri dari :
Ligamen temporomandibular Ligamen sphenomandibular Ligamen stilomandibularLigamen temporomandibula lebih luas di bagian atas daripada di bagian bawahnya.
Perlekatannya ke permukaan lateralis dari arkus zigomatikus dan ke tuberkulum artikularis pada
bagian atas. Di bagian bawah melekat ke kolum mandibula. Ligamen ini berhubungan dengankelenjar parotis dan kulit di sebelah lateral.
Ligamen sphenomandibular bentuknya tipis dan pipih, melekat ke spina angularis os
sphenoidalis pada bagian atas, melekat di bagian bawah sebelah lingual dari foramen mandibula.
Ligamen ini berhubungan dengan muskulus pterigoideus eksternus di bagian atas, di bagian
bawah dengan arteri dan vena alveolaris inferior, lobus kelenjar parotis dan ramus mandibula.
5/28/2018 Materi Kuliah TMJ
4/16
4
Ligamen stilomandibula bentuknya bulat dan panjang. Ligamen ini melekat ke prosesus
stiloideus os temporalis di bagian atas. Di bagian bawah melekat ke angulus mandibula dan
margo posterior dari ramus mandibula. Ligamen ini berhubungan dengan muskulus masseter dan
kelenjar parotis pada bagian lateral.
Cairan Sinovial
Di bagian dalam dari kapsula artikularis melekat suatu selaput tipis yang disebut selaput
sinovial. Selaput ini mengeluarkan cairan sendi yang disebut dengan sinovial. Selaput ini tidak
membungkus meniskus. Cairan sinovial terdiri dari asam hialuronik dengan viskositas tinggi;
alkalin fosfat yang diproduksi oleh kondrosit; plasma protein dan leukosit yang berperan pada
proses fagositosis. Cairan sendi ini bekerja sebagai lubricant (pelumas) yang memungkinkan
meniskus dan prosesus kondiloideus bergerak dengan halus. Fungsi lain dari cairan sinovia
adalah nourishment of cartilago, yaitu menjaga dan memelihara keutuhan tulang rawan hialin
pada permukaan artikulasi. Volume cairan tersibut pada TMJ adalah kurang dari 2 ml.
Diskus Artikularis/Meniskus/Cakram sendi
Rongga sendi terbagi menjadi 2 bagian, yaitu rongga sendi bagian atas dan bagian bawah
yang disekat oleh tulang pipih yang dinamakan diskus artikularis atau meniskus. Meniskus ini
mempunyai permukaan yang cekung di bagian bawah, sedangkan permukaan atas berbentuksebagian cekung dan sebagian cembung (konveks-konkaf). Bentuk meniskus yang demikian ini
sesuai dengan keperluannya, yaitu mengisi ruangan sendi yang terdapat antara permukaan
prosesus kondilideus dan fosa glenoidalis. Permukaan bawah yang cekung sesuai dengan
permukaan prosesus kondilideus, sedangkan permukaan atas yang cembung-cekung sesuai
dengan permukaan fosa glenoidalis.
Diskus tersusun atas 3 bagian, yaitu pita posterior dengan ketebalan sekitar 3 mm, zona
intermedial yang tipis dan pita anterior dengan ketebalan sekitar 2 mm. Bagian paling tipis
terdapat pada tengah dan menebal pada bagian tepi, sementara tonjolan besar terdapat pada
perlekatan posterior, yaitu zona bilaminar. Zona ini sangat menonjol karena terdiri dari 2 lapisan
serabut yang dipisahkan oleh jaringan ikat renggang alveolar, yaitu bagian superior terbentuk
terutama dari serabut elastik dan bagian inferior terbentuk oleh jaringan fibrous. Jaringan pelekat
bagian posterior mendapat banyak persyarafan dari nervus aurikulotemporalis. Pada bagian
5/28/2018 Materi Kuliah TMJ
5/16
5
anterior diskus bersambung dengan fasial pterigoid eksternus dan kapsul sendi. Di sebelah
posterior-anterior bersambung dengan prosesus kondiloideus dan anterior dari zona bilaminar.
Diskus banyak mengandung pembuluh darah, sehingga disebut tonjolan pembuluh darah
(vascular knee).
Diskus artikularis terdiri dari sel-sel fibroblast, sel tulang rawan dan kondrosit. Diskus ini
dapat menahan tekanan yang mengenai sendi tanpa mengurangi elastisitasnya.
Pergerakan normal TMJ
Sendi temporo mandibula merupakan sendi yang kompleks. Pergerakan normal dari sendi
ini dapat dibagi menjadi 2, yaitu gerak rotasi dan gerak translasi (meluncur).
Dalam sistem mastikasi rotasi terjadi ketika mulut membuka dan menutup pada titik atau
sumbu yang tetap dalam kondilus. Dengan kata lain gigi terpisah dan dapat teroklusi kembali
tanpa adanya perubahan posisi dari kondilus. Pada TMJ, rotasi terjadi sebagai pergerakan dalam
kavitas inferior sendi. Dengan demikian rotasi adalah pergerakan anatara permukaan superior
kondilus dengan permukaan inferior dari diskus artikularis. Pergerakan rotasi dari mandibula
dapat terjadi pada tiga bidang yaitu horizontal, frontal, dan sagital. Pada setiap bidang hal ini
terjadi pada sebuah sumbu yang akan dijelaskan pada masing-masing pembahasan.
Aksis horizontal dari rotasi
Pergerakan mandibula di sekitar aksis horizontal adalah pergerakan membuka dan menutupmulut. Pergerakan ini disebut sebagai hinge movement dan merupakan satu-satunya yang masih
dianggap sebagai pergerakan rotasi murni.
Gambar aksis horizontal rotasi
5/28/2018 Materi Kuliah TMJ
6/16
6
Aksis vertikal dari rotasi
Pergerakan mandibula di sekitar aksis frontal terjadi ketika satu kondilus bergerak ke anterior.
Aksis sagital dari rotasi
Pergerakan mandibula dalam aksis sagital terjadi ketika satu kondilus bergerak kea rah inferior.
Translasi dapat didefinisikan sebagai pergerakan dimana setiap titik dari objek yang
bergerak secara simultan mempunyai kecepatan dan arah yang sama. Pada sistem mastikasi,
translasi terjadi ketika mandibula bergerak maju seperti pada protrusi. Baik gigi, kondilus dan
ramus semuanya bergerak pada arah yang sama ke derajat yang sama. Translasi terjadi pada
kavitas superior dari sendi, di antara permukaan superior diskus artikularis dan permukaan
inferior dari fosa artikularis. (antara kompleks diskus kondilus dan fosa artikularis).
Selama pergerakan normal dari mandibula, baik rotasi dan translasi terjadi secara simultan.
Dengan kata lain, ketika mandibula berotasi pada satu atau lebih aksis, setiap aksis bertranslasi
(berubah orientasinya).
Gambar aksis vertikal rotasi
Gambar aksis sagital rotasi
5/28/2018 Materi Kuliah TMJ
7/16
7
Gerak translasi (meluncur) merupakan gerakan yang kompleks dari prosesus kondiloideus
dan diskus artikularis terhadap permukaan fosa glenoidalis. Gerak translasi terjadi pada rongga
superior sendi antara permukaan atas diskus artikularis dan permukaan fosa glenoidalis, sehingga
diskus beserta kondilus bergerak ke anterior mengikuti guiding line sampai ke eminensia
artikularis. Semua otot dalam keadaan kontraksi. Diskus artikularis berperan sebagai tulang yang
tidak terkalsifikasi pada ke dua gerakan ini. Gerak rotasi sendi pada individu dewasa yang
normal mempunyai kisaran 20 25 mm antara gigi-gigi anterior atas dan bawah. Bila
dikombinasikan dengan gerak meluncur, maka kisaran gerak membuka mulut yang normal akan
meningkat menjadi 3555 mm.
Pergerakan Tiga DimensiKetika otot mulai berkontraksi dan menggerakkan mandibula ke arah kanan, kondilus kiri
terdorong ke luar dari posisi relasi sentralnya. Ketika kondilus kiri mengelilingi di anterior dari
aksis frontal kondilus kanan, ia berhadapan dengan lengkung posterior dari eminensia artikularis
yang menyebabkan pergerakan inferior dari kondilus di sekeliling aksis sagital dengan resultan
kemiringan pada aksis frontal. Sebagai tambahan kontak dengan gigi anterior menimbulkan
pergerakan inferior yang sedikit lebih besar di bagian anterior dari mandibula dari bagian
posterior, yang akan menghasilkan pergerakan membuka pada aksis horizontal. Karena kondilus
kiri bergerak ke anterior dan inferior, aksis horizontal juga berpindah anterior dan inferior.
Contoh ini menggambarkan selama pergerakan lateral yang sederhana, gerak terjadi pada setiap
aksis, (sagital, horizontal, vertical) dan secara simultan setiat aksis mengubah kemiringan untuk
mengakomodasi pergerakan aksis lainnya. Semua ini terjadi dalam envelope of motion dan
dikontrol oleh sistem neuromuskulatur untuk mencegah perlukaan pada struktur oral.
Gambar gerak translasi
5/28/2018 Materi Kuliah TMJ
8/16
8
Posisi TMJ pada saat menutup mulut Posisi TMJ pada saat membuka mulut
Gangguan Sendi Rahang dan Penyebab-Penyebabnya
Gangguan sendi rahang atau temporomandibular joint disorders (TMJ Disorders) adalah suatu
grup dari persoalan yang rumit yang menyangkut sendi rahang. Nama-nama lain termasuk
myofacial pain dysfunction dan Costen's syndrome. Karena otot-otot dan sendi-sendi
bekerjasama, suatu persoalan dengan salah satu dari mereka dapat menjurus ke kekakuan
(stiffness), sakit kepala, sakit telinga, persoalan menggigit (malocclusion),bunyi-bunyi clicking
atau rahang yang terkunci. Berikut adalah perilaku-perilaku dan kondisi-kondisi yang dapat
menjurus ke gangguan sendi rahang :
1. Mengertakan gigi (teeth grinding) dan mengepalkan gigi (bruxism) meningkatkankeausan pada lapisan tulang rawan dari sendi rahang. Pasien-pasien mungkin tidak sadar
atas perilaku ini sampai mereka diberitahu oleh seseorang yang mengamati pola ini ketika
sedang tidur atau oleh dokter gigi yang mendapatkan tanda-tanda yang menunjukan
kerusakan gigi. Banyak pasien bangun pagi dengan sakit rahang atau sakit telinga.
Penyebab bruxismadalah :
Faktor lokal, yaitu karena adanya ketidak sesuaian gigitan akibat tambalan gigi yang
terlalu tinggi (overhanging).
Faktor sistemik, misal karena penyakit epilepsi, meningitis dan gangguan pada
lambung.
Faktor psikologis, disebabkan karena kondisi cemas dan stress. Faktor inilah yang
dianggap oleh banyak ahli merupakan penyebab paling mendasar dari terjadinya
bruxism. Pada anak-anak kondisi fisik dan psikisnya masih sangat labil sehingga
mudah mengalami perubahan karena pengaruh lingkungan. Saat keinginan anak
5/28/2018 Materi Kuliah TMJ
9/16
9
tidak terwujud muncul rasa frustasi dan marah. Perasaan ini harus disalurkan agar
anak merasa nyaman. Pada masa bayi rongga mulut merupakan sumber pertama
untuk mencari kepuasan, sehingga dalam keadaan marah anak akan melampiaskan
dengan menggigit sesuatu. Bruxism merupakan kebiasaan buruk yang merupakan
mekanisme untuk mendapatkan kepuasan tersebut. Bruxism sering terjadi pada anak-
anak yang mudah marah dan biasanya diikuti dengan kebiasaan buruk lain seperti
menghisap ibu jari, menggigit kuku.
Beberapa akibat yang timbul dari kebiasaan bruxismyang dilakukan dalam waktu lama
adalah :
Gigi geligi aus yang berakibat gigi sering linu Gigi retak akibat tekanan yang kuat pada bruxism Jaringan penyangga gigi rusak, akibatnya gigi dapat terlepas Sakit kepala Nyeri pada otot-otot pipi Tulang rahang membesar / menonjol karena fungsi yang berlebihan Posisi gigi yang tidak normal, disebabkan posisi menutup mulut untuk menghindari
rasa nyeri akibat kontak dengan gigi yang aus. Tarikan otot yang cenderung pada satu
sisi rahang sehingga gigitan silang sering terjadi.
Gangguan pada sendi rahang akibat penyimpangan aktifitas otot-otot penggerakrahang.
Perawatan yang dapat dilakukan pada penderita kebiasaan ini adalah :
Psikoterapi, yang bertujuan untuk menghilangkan emosi anak yang tidak stabil.Memberitahu orangtua anak bahwa salah satu penyebab dasar bruxism adalah factor
psikologis dan bersama mereka mencermati hal-hal yang mungkin menjadi penyebab
ketegangan psikis tersebut
Menghilangkan ketidaksesuaian gigitan dengan menghilangkan tonjol-tonjol gigi yangmenyebabkan hal tersebut
Membuatkan alat yang dapat melindungi gigi dari keausan. Alat tersebut menutupipermukaan gigi pada rahang atas
Pada gigi yang terlanjur aus dilakukan penambalan, pembuatan jaket atau selubunglogam
5/28/2018 Materi Kuliah TMJ
10/16
10
Karena kebiasaan buruk ini disebabkan oleh multifaktor, maka dalam perawatan dan
penanggulangannya dibutuhkan kerjasama antara dokter gigi spesialis kedokteran gigi
anak, psikoterapis, dokter keluarga dan orangtua, yang tidak dilupakan adalah
memberikan rasa aman dan nyaman pada anak selama menjalani perawatan ini.
2. Kebiasaan mengunyah permen karet atau menggigit kuku.3. Persoalan-persoalan dengan gigi dan misalignment dari gigi (malocclusion). Pasien
mungkin mengluh tentang kesukaran menemukan gigitan yang nyaman atau tentang cara
gigi-giginya mencocokan diri bersama-sama telah berubah. Mengunyah hanya pada satu
sisi rahang dapat menjurus ke persoalan TMJ atau adalah hasil dari persoalan TMJ.
4. Trauma pada rahang-rahang. Sejarah sebelumnya dari rahang yang patah atau tulang-tulang muka yang patah.
5. Stres seringkali menjurus ke nervous energyyang tidak dilepaskan. Adalah sangat umumuntuk orang-orang dibawah stres untuk melepaskan nervous energy ini dengan secara
sadar atau tidak sadar mengertak dan mengepal gigi-gigi mereka.
6. Tugas-tugas pekerjaan seperti memegang telepon antara kepala dan pundak.
Gejala-Gejala Umum Kelainan Sendi Rahang
Kelainan-kelainan sakit sendi rahang umumnya terjadi karena aktivitas yang tidak berimbangdari otot-otot rahang dan/atau spasme otot rahang dan pemakaian berlebihan. Gejala-gejala
bertendensi menjadi kronis dan perawatan ditujukan pada eliminasi faktor-faktor yang
mempercepatnya. Banyak gejala-gejala mungkin terlihat tidak berhubungan dengan TMJ sendiri.
Berikut adalah gejala-gejala yang umum:
a. Sakit Kepala: Hampir 80% pasien dengan gangguan sendi rahang mengeluh tentang sakit
kepala, dan 40% melaporkan sakit muka. Sakitnya seringkal menjadi lebih ketika membuka
dan menutup rahang. Paparan kepada udara dingin atau udara AC dapat meningkatkan
kontraksi otot dan sakit muka.
b. Sakit Telinga: Kira-kira 50% pasien dengan gangguan sendi rahang merasakan sakit telinga
namun tidak ada tanda-tanda infeksi. Sakit telinganya umumnya digambarkan sepertinya
berada di muka atau bawah telinga. Seringkali, pasien-pasien dirawat berulangkali untuk
penyakit yang dikirakan infeksi telinga, yang seringkali dapat dibedakan dari TMJ oleh suatu
5/28/2018 Materi Kuliah TMJ
11/16
11
yang berhubungan dengan kehilangan pendengaran (hearing loss) atau drainase telinga (yang
dapat diharapkan jika memang ada infeksi telinga). Karena sakit telinga terjadi begitu umum,
spesialis-spesialis kuping sering diminta bantuannya untuk membuat diagnosis dari gangguan
sendi rahang.
c. Bunyi-Bunyi: klik (clicking),adalah bunyi singkat yang terjadi pada saat membuka dan
menutup mulut. Bunyi lain adalah crepitus, adalah bersifat difus yang biasanya berupa suara
yang dirasakan menyeluruh pada saat membuka dan menutup mulut. Clicking dan crepitus
menandakan perubahan dari kontur tulang yang berartikulasi.
d. Pusing: Dari pasien-pasien dengan gangguan sendi rahang, 40% melaporkan pusing yang
samar atau ketidakseimbangan (umumnya bukan suatu spinning type vertigo). Penyebab dari
tipe pusing ini tidak diketahui.
e. Kepenuhan Telinga: Kira-kira 30% pasien dengan gangguan sendi rahang menggambarkan
telinga-telinga yang teredam (muffled), tersumbat (clogged) atau penuh (full).Mereka dapat
merasakan kepenuhan telinga dan sakit sewaktu pesawat terbang berangkat (takeoffs) dan
mendarat (landings).Gejala-gejala ini umumnya disebabkan oleh kelainan fungsi dari tabung
Eustachian (Eustachian tube), struktur yang bertanggung jawab untuk pengaturan tekanan
ditelinga tengah. Diperkirakan pasien dengan gangguan sendi rahang mempunyai aktivitas
hiper (spasme) dari otot-otot yang bertanggung jawab untuk pengaturan pembukaan dan
penutupan tabung eustachian.f. Dengung Dalam Telinga (Tinnitus): Untuk penyebab-penyebab yang tidak diketahui, 33%
pasien dengan gangguan sendi rahang mengalami suara bising (noise)atau dengung (tinnitus).
Dari pasien-pasien itu, separuhnya akan hilang tinnitusnya setelah perawatan TMJnya yang
sukses.
g. Nyeri otot : nyeri otot di sekitar rahang terutama disebabkan oleh penggunaan otot
mastikasi/pengunyahan yang berlebihan, yang seringkali bersumber dari stres psikis yang
menyebabkan penderita melakukan aktivitasgrindingpada giginya.
Gangguan Internal TMJ
Gangguan internal TMJ dapat berupa :
Artritis : artritis bisa terjadi pada TMJ seperti halnya sendi lainnya. Osteoartritis
(penyakit sendi degeneratif) merupakan sejenis artritis dimana kartilago sendi mengalami
5/28/2018 Materi Kuliah TMJ
12/16
12
pengeroposan, hal ini lebih sering terjadi pada orang tua. Kartilago pada TMJ tidak
sekuat kartilago pada sendi lainnya. Osteoartritis terutama terjadi jika articular disc
hilang atau telah membentuk lubang, sehingga penderita merasakan sakit pada saat
membuka dan menutup mulut, ataupun pergerakan ke lateral. Hal tersebut dikarenakan
terjadi gesekan langsung antara prosesus kondiloidalis dengan fosa glenoidalis, sehingga
menimbulkan bunyi (crepitus). osteoartritis dapat menyebabkan maloklusi. Jika
kerusakannya parah, tulang rahang pada akhirnya akan melebur dengan basis cranium
(ankilosis), sehingga sangat membatasi kemampuan membuka mulut. Radang sendi atau
artritis reumatoid (Rheumatoid Arthritis, RA) merupakan penyakit autoimun (penyakit
yang terjadi pada saat tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri) yang
mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi. Penyakit ini menyerang
persendian, biasanya mengenai banyak sendi, yang ditandai dengan radang pada
membran sinovial dan struktur-struktur sendi serta atrofi otot dan penipisan tulang.
Ankilosis : ankilosis adalah hilangnya pergerakan sendi sebagai akibat dari peleburan
tulang di dalam sendi atau pengapuran ligamen di sekitar sendi. Pengapuran ligamen di
sekitar sendi tidak menimbulkan nyeri, tetapi mulut hanya dapat membuka selebar 2,5 cm
atau kurang. Peleburan tulang-tulang di dalam sendi menyebabkan nyeri dan gerakan
sendi menjadi amat sangat terbatas. Kadang-kadang latihan peregangan dapat menolong
penderita yang mengalami pengapuran, tetapi biasanya pengapuran atau peleburan tulangmemerlukan tindakan pembedahan untuk mengembalikan pergerakan rahang.
Hipermobilitas : hipermobilitas (melonggarnya rahang) terjadi jika ligamen yang
menahan sendi menjadi teregang. Pada hipermobilitas rahang bergeser seluruhnya ke
depan, keluar pada tempatnya (dislokasi), menyebabkan nyeri dan tidak dapat menutup
mulut. Hal tersebut terjadi secara berulang-ulang. Jika sering terjadi dislokasi, mungkin
diperlukan pembedahan untuk mengembalikan posisi normal atau untuk memperpendek
ligamen dan mempererat sendi.
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Penyakit_autoimun&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Persendian&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Persendian&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Penyakit_autoimun&action=edit&redlink=15/28/2018 Materi Kuliah TMJ
13/16
13
Etiologi kelainan sendi temporomandibular
1. Makro trauma : Tekanan yang terjadi secara langsung pada bagian yang mengalami kerusakan yang
menyebabkan perubahan pada bagian diskus dan kondilaris secara langsung. Makro trauma dapat juga terjadi
ketika gigi bersamaan atau dapat juga menyebabkan perubahan pada kondilus dengan fossa ketika mulut di buka.
Gambar gerakan normal, clicking dan
lockingTMJ
5/28/2018 Materi Kuliah TMJ
14/16
14
Trauma besar yang tiba-tiba dapat mengakibatkan perubahan struktural, seperti pukulan pada wajah atau
kecelakaan.
2. Mikro trauma : Dimana trauma ini merubah posisi diskus dan kondilus secara perlahan-lahan. Trauma ringan
tapi berulang dalam jangka waktu yang lama, seperti bruxism dan clenching. Kedua hal tersebut dapat
menyebabkan mikro trauma pada jaringan yang terlibat seperti gigi, sendi rahang, atau otot.
3. Kondisi oklusi : Kondisi hubungan antara gigi-gigi atas dan bawah (teeth to teeth relation)senantiasa berubah
sepanjang hidup manusia, hal tersebut dapat menyebabkan TMD.
4. Stress emosional: Keadaan sistemik yang dapat mempengaruhi fungsi pengunyahan adalah peningkatan stres
emosional. Pusat emosi dari otak mempengaruhi fungsi otot. Hipotalamus, sistem retikula, dan sistem limbik
adalah yang paling bertanggung jawab terhadap tingkat emosional individu. Stres sering memiliki peran yang
sangat penting pada TMD. Stres adalah suatu tipe energi. Bila terjadi stres, energi yang timbul akan disalurkan ke
seluruh tubuh. Pelepasansecara internal dapat mengakibatkan terjadinya gangguan psikotropik seperti hipertensi,
asma, sakit jantung, dan/atau peningkatan tonus otot kepala dan leher. Dapat juga terjadi
peningkatan aktivitas otot nonfungsional seperti bruxismatau clenching yang merupakan salah satu etiologi TMD.
5.Deep pain input : Aktivitas parafungsional adalah semua aktivitas di luar fungsi normal (seperti mengunyah,
bicara, dan menelan),dan tidak mempunyai tujuan fungsional. Contohnya adalah bruxism, dan kebiasaan-
kebiasaan lain seperti menggigit-gigit kuku, pensil, bibir, mengunyah satu sisi, tongue thrust, dan bertopang dagu.
Aktivitas yang paling berat dan sering menimbulkan masalah adalah bruxism,termasuk clenchingdangrinding.
Bruxism adalah mengerat gigi atau grinding terutama pada malam hari, sedangkan clenching adalahmempertemukan gigi atas dan bawah dengan keras yang dapat dilakukan pada siang ataupun malam hari. Pasien
yang melakukan clenchingataugrindingpadasaat tidur sering melaporkan adanya rasa nyeri pada sendirahang
dan kelelahan pada otot-otot wajah saat banguntidur..Pada anak bruxism yang juga disertai keluhan nyeri kepala,
perlu dilakukan pemeriksaan fungsi mastikasi dan TMD-nya untuk mengetahui apakah ada hubungan
antarakeduanya. Bila ternyata tidak ada hubungan, anak tersebutharus dirujuk ke spesialis lain. Sehubungan
dengan adanya rasa nyeri, beberapa peneliti menemukan bahwa 70-85 % pasien TMD sering merasakan nyeri
kepala dan 40 % melaporkan adanya nyeri wajah. Nyeri tersebut bertambah pada saat membuka dan menutup
mulut. 50 % pasien TMD sering mengeluhkan nyeri telinga, namun pada saat diperiksatidak ditemukan tanda
infeksi. Bunyi sendi juga seringdilaporkan oleh pasien TMD, tanpa atau disertai rasa nyeri. .Pening (dizziness)juga
dilaporkan oleh 40 % pasien, selain itu 33 % melaporkan telinga terasa penuh dan berdengung. Gejala-gejala
tersebut lokasinya berada di daerah orofasial, namun karena tidak berada dalam rongga mulut seperti sakit gigi,
maka pasien tidak mencari pengobatan ke dokter gigi melainkan ke dokter umum atau spesialis lain seperti THT,
5/28/2018 Materi Kuliah TMJ
15/16
15
saraf dan rehabilitasi medik. TMD banyak berhubungandengan mastikasi, maka dokter gigilah yang merupakan
tenaga medis pertama yang harus dapat mendiagnosa dan merawat pasien dengan tanda dan gejala TMD.
Pemeriksaan Pada TMJ
Pemeriksaan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan terhadap rentang pergerakan, bunyi sendi,
rasa nyeri dan sakit, pemeriksaan radiografik (panoramic, MRI, CT scan) dengan tujuan untuk mengetahui kondisi
detail gambaran rontgenologis TMJ dan pemeriksaan intra oral.
Pemeriksaan intra oral yang perlu diperhatikan adalah :
Hubungan oklusi Free way space/inter occlusal space/inter occlusal gap/inter occlusal clearance, merupakan ruang bebas
/celah antara gigi-gigi atas dan gigi-gigi bawah pada saat posisi istirahat fisiologis (physiological rest
position)yang besarnya relatif konstan (2-4 mm) .
Overjetdanoverbite Gigi yang hilang Restorasi dan protesa Atrisi dan abrasi pada gigi
Perawatan dan Terapi TMD
1.Jaw rest(istirahat rahang), pasien dianjurkan untuk lebih banyak mengistirahatkan rahang dengan menghindarimakan makanan yang keras, kenyal (chewy),kering (crunchy), makanan yang memerlukan pembukaan
mulut lebar seperti hamburger dan hot dog.
2. Terapi panas dan dingin : terapi panas dimaksudkan untuk melancarkan vaskularisasi(peredaran darah), sedangkan terapi dingin (cold pack)dimaksudkan untuk meringankan rasa
sakit.
3. Obat-obatan : untuk mengontrol rasa sakit digunakan analgetika, adanya keradangan dapatmenggunakan anti inflamasi, untuk mengurangi spasme pada otot dapat menggunakan anti
spasmodik, sedangkan adanya infeksi dapat diatasi dengan antibiotika.
4. Terapi fisik : dapat dilakukan dengan massage dengan tujuan untuk meningkatkanpergerakan rahang dan juga untuk melancarkan peredaran darah.
5. Terapi oklusal : dengan menggunakan bite guard atau splint yang umumnya dipasangkanpada malam hari di antara gigi-gigi atas dan bawah, tujuannya adalah untuk mengimbangi
5/28/2018 Materi Kuliah TMJ
16/16
16
kekuatan gigitan dan mengurangi atau mengeliminasi aktivitas grinding, clenching ataupun
bruxism.
6. Koreksi kelainan gigitan : terapi koreksi gigi, seperti ortodontik mungkin diperlukan untukmengkoreksi gigitan abnormal. Restorasi gigi (tumpatan, gigi tiruan) membantu menciptakan
suatu gigitan yang stabil.
7. Operasi : operasi diindikasikan pada kasus-kasus dimana terapi medis gagal. Ini dilakukansebagai jalan terakhir. TMJ anthroscopy, ligament tightening, restrukturisasi rahang (joint
restructuring),dan penggantian rahang (joint replacement)dipertimbangkan pada kebanyakan
kasus yang berat dari kerusakan rahang. Kerusakan rahang yang paling sering diakibatkan
oleh trauma karena kecelakaan atau karena penyakit kanker (yang paling sering adalah
ameloblastoma.
Gambar kondisi gigi-gigi akibat aktivitas grinding, bruxism dan clenching
Gambar TMJ washingdengan menggunakan oba
obatan yang disuntikan dengan syringe
Gambar penggunaan bite guard