TMJ Disorder 1

29
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba- Nya menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan Dia penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas di bagian Ilmu Keshatan Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Unsrat. Makalah ini memuat tentang “Gangguan Sendi Temporomandibular” yang meskipun tidak mengancam jiwa tapi memiliki dampak berkurangnya kwalitas hidup akibat nyeri dan gangguan fungsi rahang bawah. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Terima kasih. Manado, Mei 2011 i

Transcript of TMJ Disorder 1

Page 1: TMJ Disorder 1

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan Dia penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas di bagian Ilmu Keshatan Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Unsrat.

Makalah ini memuat tentang “Gangguan Sendi Temporomandibular” yang meskipun tidak mengancam jiwa tapi memiliki dampak berkurangnya kwalitas hidup akibat nyeri dan gangguan fungsi rahang bawah.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Terima kasih.

 

 

 

                                                                                    Manado, Mei 2011

                                                                                               

 

                                                                                             Penyusun

i

Page 2: TMJ Disorder 1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

PENDAHULUAN...................................................................................................1

ANATOMI...........................................................................................................1

GERAKAN SENDI..............................................................................................3

GANGGUAN SENDI TEMPOROMANDIBULAR...............................................5

EPIDEMIOLOGI.................................................................................................5

KLASIFIKASI DAN ETIOLOGI........................................................................5

PATOFISIOLOGI................................................................................................6

ANAMNESA.......................................................................................................7

PEMERIKSAAN FISIK.......................................................................................9

PEMERIKSAAN PENUNJANG ........................................................................9

TERAPI..............................................................................................................10

KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

ii

Page 3: TMJ Disorder 1

PENDAHULUAN

Sendi Temporomandibular (temporo mandibular joint, TMJ) adalah sendi

yang menghubungkan tulang temporalis dan tulang mandibularis. Sendi

temporomandibular ini adalah sendi synovial dan merupakan salah satu sendi

yang paling aktif pada tubuh manusia. Sendi ini memungkinkan gerakan ke

samping kiri dan kanan, ke depan dan belakang, serta ke atas ke bawah, membuat

manusia bisa mengunyah, berbicara, dan menampakkan ekspresi wajah. (1)

ANATOMI

Komponen Tulang (2; 3)

Komponen tulang dari sendi temporomandibular terdiri dari kondilus

mandibularis di bagian inferior dan fosa glenoid serta tonjolan (eminence)

artikular di bagian superior.

Kondilus mandibularis berbentuk elips dan terletak di puncak leher

mandibula kiri dan kanan. Fosa glenoid di bagian temporal berbentuk konkav dan

tonjolan artikular berbentuk konveks. Keduanya terbentuk dari bagian squamous

tulang temporal. Bagian medial fosa berbentuk agak sempit serta tertutup dengan

plat tulang yang mencegah terjadinya dislokasi kondilus ke bagian medial

persendian.

1

Page 4: TMJ Disorder 1

Gambar 1 Anatomi Sendi temporomandibular

Komponen Jaringan Ikat

Diantara komponen tulang temporal dan mandibular terdapat meniskus

yang memisahkan kedua bagian tersebut. Meniskus ini berbentuk sadel, fleksibel

tetapi juga kuat, terbentuk dari jaringan kolagen dan terbungkus dengan kapsul.

(2; 4) Bagian sentral cakram ini lebih tipis dari perifer, dan bagian posterior dan

anteriornya, yang dikenal dengan band posterior dan band anterior, lebih tebal.

Bagian inferior dari meniskus berbentuk konkav sehingga cocok dengan kaput

mandibularis. (4)

2

Page 5: TMJ Disorder 1

Meniskus terhubung dengan jaringan ikat posterior yang disebut zona

bilaminer. Zona bilaminer merupakan jaringan ikat yang memiliki fungsi penting

yang memungkinkan kondilus bergerak ke depan. (4)

Meniskus memisahkan persendian, sehingga terdapat ruangan sendi

superior dan ruangan sendi inferior. Hanya terdapat sedikit sekali cairan sendi

pada kedua ruangan ini. (4)

Vaskularisasi (2)

Persendian ini di vaskularisasi oleh beberapa cabang pembuluh darah,

diantranya adalah: Percabangan arteri temporalis profunda, cabang masseter dari

arteri maskilaris, dan cabang superfisial dari artei temporalis yang muncul dari

arteri karotis eksterna. Drainase vena melalui plesksus venosus temporalis

superfisial, maksilaris, dan pterigoid.

Inervasi (2)

Kapsul persendian di inervasi oleh cabang besar nervus

aurikulotemporalis. Bagian anterior diinervasi oleh nervus masseter dan nervus

temporalis profunda posterior. Inervasi sensorik dari persendian ini adalah melalui

nervus trigeminus. Bagian kartilago artikuler dan meniskus bagian sentral tidak

memiliki inervasi.

GERAKAN SENDI

Ketika mulut terbuka, kaput mandibula memutar pada sumbu horisontal

serta melakukan (gerak rotasi) gerakan meluncur pada permukaan bawah

3

Page 6: TMJ Disorder 1

meniskus (gerak translasi) ke arah depan dan bawah. (2; 4) Gerakan ini akan

terhenti apabila jaringan ikat posterior dari meniskus telah teregang maksimal. (2)

Gerakan menutup mulut terjadi sebaliknya. Pada fase pertama, kaput

mandibula akan meluncur ke belakang disusul dengan gerakan meluncur dari

meniskus ke belakang dan atas. (2; 4)

Gambar 2 Fungsi Sendi temporomandibular

4

Page 7: TMJ Disorder 1

GANGGUAN SENDI TEMPOROMANDIBULAR

Belum ada definisi yang tegas dari gangguan ini. (5; 6) Gangguan ini

merupakan kumpulan dari beberapa gejala antara lain: nyeri pada sendi atau di

sekitar sendi temporomandibular, adanya suara sendi, serta keterbatasan dalam

membuka mulut. (7)

EPIDEMIOLOGI

Gangguan Sendi temporomandibular terjadi pada sekitar 28% populasi

orang dewasa. Pada umumnya wanita berusia 20-40 tahun, dan telah mengalami

gejalanya sekitar 3-5 tahun. Akibat keterlambatan diagnosa, sering terdapat

perubahan degeneratif yang berat bahkan pada anak-anak. (2)

Tahun-tahun terakhir ini ada tendensi terjadi pada dewasa muda berusia

kurang dari 15 tahun. (7)

KLASIFIKASI DAN ETIOLOGI

American Academy of Orofacial Pain (AAOP) mengklasifikasikan

gangguan ini menjadi (1) Gangguan Temporomandibular yang berhubungan

dengan otot (muscle-related TMD/ Myogenous TMD) dan (2) Gangguan

temporomandibular yang berhubungan dengan sendi atau yang sering disebut

gangguan sendi temporomandibular sebenarnya (joint-related TMD/

Arthrogenous TMD/ True TMD). Kedua tipe ini dapat terjadi bersamaan, sehingga

membuat diagnosa semakin sulit. (6)

5

Page 8: TMJ Disorder 1

Etiologi dari gangguan ini antara lain, bruxism, kebiasaan mengatupkan

mulut terlalu kuat, kebiasaan menggigit kuku, maloklusi, tidak adanya gigi di

bagian posterior, gangguan struktur sendi, inflamasi, degenerasi, neoplasia, serta

stres fisik maupun psikologis. (7)

PATOFISIOLOGI

Sepanjang kehidupan, band posterior akan bermigrasi ke depan dan medial

sebagai proses normal penuaan. Hal ini menyebabkan terjadinya subluksasio

meniskus. Perubahan pada kontur tulang pad penuaan serta keadaan subluksasio

mesniskus mengakibatkan band posterior akan bergerak tiba-tiba baik pada

keadaan membuka mulut maupun menutup mulut menyebabkan bunyi klik atau

pop yang khas pada gangguan sendi temporomandibular . Pada penggunaan sendi

yang berlebihan akan mengakibatkan degenerasi permukaan fibrikartilago sendi

sehingga meningkatkan gesekan dan tegangan pada insersio ligamentum sendi di

posterior meniskus. Keadaan ini dapat memperlemah tegangan ligamentum

sehingga subluksasio berlangsung progresif. Penggunaan yang berlebihan ini

dapat terjadi pada kebiasaan-kebiasaan seperti bruxism, dll.

Pada penggunaan sendi yang berlebihan juga dapat menyebabkan

arthromyalgia. Nyeri ini tersebar ke seluru sisi wajah dan kepala, namun penyebab

pasti dari nyeri ini belum diketahui.

Dental maloklusi mengakibatkan penderita mengunyah dengan cara yang

tidak normal sehingga menstimulasi bruxisme, demikian pula keadaan-keadaan

intraoral yang tidak normal. Ketiadaan gigi di bagian posterior serta kebiasaan

6

Page 9: TMJ Disorder 1

menggigit kuku dan bibir mengakibatkan terjadinya protrusi rahang bawah

(menonjolkan rahang bawah ke depan) yang mengakibatkan terjadinya

penggunaan sendi yang berlebihan.

Keadaan stres psikologis pada orang-orang tertentu kadang mengakibatkan

ia melakukan kebiasaan-kebiasaan yang menyebabkan penggunaan sendi yang

berlebihan, termasuk gerakan mengatupkan gigi dengan kuat, dll. (7)

Trauma langsung pada mandibula, dislokasi mandibula, dislokasi

meniskus juga merupakan beberapa hal yang dapat menyebebkan gangguan pada

sendi temporomandibular. (2)

ANAMNESA (8)

Anamnesa yang komperhensif termasuk anamnesa dan pemeriksaan gigi

sangat penting untuk membantu proses diagnosa.

Pasien mungkin merupakan seorang pengguna komputer yang berlebihan

karena bukti empiris menunjukkan penggunaan komputer berlebihan berhubungan

dengan gangguan sendi temporomandibular.

Sekitar sepertiga dari pasien memiliki riwayat gangguan psikiatrik. Stres

emosional juga termasuk riwayat penting yang harus ditanyakan.

Pasien mungkin memiliki riwayat trauma pada wajah, perawatan gigi yang

kurang baik, gangguan makan yang kronik, juga riwayat nyerileher dan bahu.

Hal-hal yang biasanya dikeluhkan oleh pasien ialah:

7

Page 10: TMJ Disorder 1

Nyeri: nyeri biasnya disekitar telinga, berhubungan dengan gerakan

mengunyah. Nyeri dapat menyebar ke kepala tetapi berbeda dengan sakit

kepala biasa. Dapat unilateral maupun bilateral myogenous TMD, dan

bisanya unilatreal pada arthrogenous TMD kecuali pada rheumatoid

arthritis. Nyeri biasanya bersifat tajam dan intermiten sesuai dengan

gerakan rahang.

Bunyi Klik, pop atau snap pada rahang: Bunyi ini biasanya berhubungan

dengan nyeri

Keterbatasan dalam membuka mulut dan locking episode (episode

terkuncinya rahang): Rahang dapat terkunci pada keadaan mulut terbuka

(open lock) maupun tertutup (closed lock). Keadaan open lock diakibatkan

oleh dislokasi mandibula anterior, sedangkan closed lock diakibatkan

karena nyeri atau dislokasi meniskus

Sakit Kepala: Nyeri kepala pada gangguan ini tidak sama dengan sakit

kepala biasa. Gangguan sendi temporomandibular juga dapat merupakan

penyebab nyeri kepala pada pasien yang rentan dengan nyeri kepala.

Beberapa pasien memiliki riwayat nyeri kepala yang tidak responsif

dengan pengobatan, sehingga perlu dipikirkan gangguan sendi

temporomandibular pada pasien dengan keadaan tersebut.

8

Page 11: TMJ Disorder 1

PEMERIKSAAN FISIK

Pada pemeriksaan fisik harus diperhatikan beberapa hal termasuk:

Gerakan rahang bawah. Perlu diperhatikan apakah terdapat deviasi

gerakan ke anterior, posterior, medial, ataupun lateral (9)

Maloklusi rahang bawah, dan susunan gigi yang abnormal (8; 9)

Apakah ada spasme otot leher ipsilateral atau gerakan mengatupkan gigi

dengan berlebihan (8; 9)

Range of motion (batas pergerakan sendi). Batas pergerakan normal saat

membuka mulut adalah 5 cm pada dewasa, sedangakan gerakan ke lateral

1 cm. Beberapa ahli mengatakan bahwa kurang dari 4 cm merupakan

gangguan sendi pada dewasa, sedangkan lainnya mengatakan bahwa

kurang dari 3,5 cm baik pada dewasa maupun anak-anak (8; 9)

Palpasi pada sendi untuk menentukan ada tidaknya spasme otot, gerakan

sendi dan otot yang kaku, krepitasi serta bunyi sendi. Apabila bunyi sendi

tidak jelas dapat di lakukan auskultasi. (8; 9)

PEMERIKSAAN PENUNJANG (10)

Pemeriksaan darah rutin dapat menunjukkan keadaan infeksi. Rheumatoid

factor (RF), Erythrocite Sedimentation Rate (ERF), antinuclear antibody (ANA),

untuk menunjukkan adanya Rheumatoid arthritis, temporal artheritis, atau

gangguan jaringan ikat yg lain. Pemeriksaan asam urat untuk melihat ada tidaknya

9

Page 12: TMJ Disorder 1

Gouty arthritis atau pseudogout. Pemeriksaan arthrocentesis dilakukan untuk

melihat kristal spesifik dalam sendi.

Pemeriksaan radiologi yang sering dilakukan adalah radiografi

konvensional untuk melihat struktur tulang.

Dynamic high-resolution USG untuk melihat morfologi dan fungsi dari

sendi, meniskus, kondilus, serta muskulus ptrigoid lateral.

CT scan dapat melihat struktur tulang maupun jaringan lunak pada

persendian.

MRI dapat mengidentifikasi meniskus dalam berbagai keadaan, baik

morfologi, lokasi, pergerakan, saat menutup maupun membuka mulut. Dislokasi

meniskus selalu dapat diidentifikasi dengan MRI. MRI juga dapat digunakan

untuk membandingkan pergerakan sendi kiri dan kanan sehingga dapat

mendeteksi asimetris.

TERAPI

Terapi Medis (11)

Kebanyakan Gangguan sendi temporomandibular dapat sembuh sendiri

dan tidak bertambah buruk. Perawatan yang sederhana termasuk perawatan gigi

dan mulut sendiri, rehabilitasi untuk menghilangkan spasme otot adalah yang

dibutuhkan. Obat-obatan anti inflamasi non steroid (AINS) juga dapat digunakan

10

Page 13: TMJ Disorder 1

Disisi yang lain Gangguan yang kronik memerlukan pendekatan multi

disiplin termasuk ahli bedah, dokter gigi, fisioterapis, psikolog, dll.

Obat-obatan yang sering digunakan antara lain:

AINS, Ibuprofen atau naproxen diberikan secara reguler 2-4 minggu

dengan tapering off),

pelemas otot, seperti diazepam diberikan dengan dosis minimal

dan antidepresan trisiklik, diberikan dosis rendah dalam jangka waktu

yang panjang pada keadaan nyeri yang kronik. Obat ini bekerja

menghamba transmisi nyeri dan mengurangi bruxisme. Amitriptilin dan

nortriptilin adalah obat yang sering digunakan.

Botulinum toxin digunakan sebagai pengobatan tunggal maupun sebagai

adjuvant pada arthsrocentesis.

Splint Oklusal

Splint Oklusal atau dikenal dengan nightguards/ bruxisme orthotics dapat

dibagi 2 kelompok yakni splint reposisi anterior,dan splint anteroposisional.

Meskipun mekanisme kerjanya tidak dapat dijelaskan dengan pasti tapi diduga

perubahan pada distribusi tenaga saat menggigit, hubungan oklusi, serta

perubahan pada struktur dan tenaga persendian memainkan peranan untuk

mengurangi nyeri.

Injeksi asam hyaluronid sering digunakan, namun perlu penelitian lebih

lanjut untuk terapi ini.

11

Page 14: TMJ Disorder 1

Terapi Bedah (7)

Sasaran dari terapi bedah adalah merekontstruksi keadaan sendi.

Penanganan bedah konservatif memiliki angka kesuksesan sampai 90%.

Menikoplasty

Pembedahan dilakukan melalui insisi preaurikular dan dilakukan

arthrotomi. Dilakukan mobilisasi meniskus dengan melepaskan perlekatan,

kemudian meniskus dijahit lebih ke posterolateral. MRI post operasi

memperlihatkan bahwa reposisi meniskus tidak permanen, dan tingkat kesuksesan

operasi ini kemungkinan berhubungan dengan melepaskan perlekatan.

Menisektomi

Prosedur ini dilakukan jika mensikus tidak dapat di mobilisasi dengan

baik, atau terjadi kebocoran atau kerusakan pada meniskus. Pada prosedur ini

dapat dilakukan flap menggunakan otot temporal sebagai pengganti meniskus,

meskipun dengen prosedur menisektomi tanpa flap hasilnya memuaskan.

Materi artifisial

Penggunana materi artifisial untuk menggantikan meniskus, meskipun

sudah mulai ditinggalkan karena menimbulkan banyak komplikasi.

Pembedahan arthtroskopi

Saat ini telah dikembangkan teknik arthtroskopi. Dimana lavage dapat

dilakukan untuk mengeluarkan zat penyebab inflamasi, serta obat antiinflamasi

12

Page 15: TMJ Disorder 1

dapat di suntikkan lansgung ke persendian yang meradang, kemudian dapat

dilakukan insisi pada perlekatan.

Penggantian sendi

Dilakukan penggantian seluruh material sendi dengan bahan artifisial.

Fisioterapi (11)

Selain untuk edukasi pasien dan mengendalikan nyeri, tujuan utama dari

fisioterapi adalah menstabilkan sendi dan mengembalikan mobilitas, kekuatan,

daya tahan, serta fungsi sendi. Beberapa modalitas untuk tujuan ini adalah Latihan

relaksasi menggunakan elektromiografi (EMG) biofeedback, pemijatan friksi,

penggunaan gelombang ultrasonik, transcutaneus electronic nerve stimulation

(TENS), hipnotis, dan terapi psikologis.

13

Page 16: TMJ Disorder 1

KESIMPULAN DAN SARAN

Sendi Temporomandibular adalah salah satu sendi yang paling banyak

digerakkan pada tubuh manusia. Penggunaan sendi ini secara berlebihan dapat

menyebabkan gangguan terhadap persendian ini dan memberikan gejala berupa

nyeri sendi yang menjalar ke sisi wajah dan kepala, adanya bunyi saat sendi

digerakkan serta gangguan dalam membuka dan menutup mulut.

Gangguan pada sendi temporomandibular ditemukan pada sekitar 28%

populasi orang dewasa berarti sekitar 1 dari 3-4 orang dewasa dapat menderita

gangguan ini. Gangguan ini biasanya didiagnosa setelah pasien mengalami

gejalnya dalam 3-5 tahun.

Anamnesis dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang yang tepat

dapat mendiagnosa penyakit ini dan segera dilakukan terapi. Pada keadaan yang

ringan gangguan pada sendi ini dapat sembuh sendiri atau hanya perlu

penanganan sederhana, tapi pada keadaan kronis penangananya memerlukan

penaganan multi disiplin.

Peningkatan pengetahuan tentang penyakit ini oleh tenaga medis mutlak

perlu karena penyakit ini diderita oleh 1 dari 3-4 orang dalam populasi, dan

apabila didiagnosa dengan cepat penanganannya sederhana.

14

Page 17: TMJ Disorder 1

Edukasi kepada masyrakat luas diperlukan, karena masyarakat bisanya

baru mencari pertolongan tenaga medis setelah mengalami gejala sekitar 3- 5

tahun.

15

Page 18: TMJ Disorder 1

DAFTAR PUSTAKA

1. Tsai, Vivian, Sinert, Richard H. and Heffer, Steven M. Temporomandibular

Joint Syndrome. Emedicine. [Online] Medscape, Januari 7, 2010. [Cited:

Januari 11, 2010.] http://emedicine.medscape.com/article/809598-overview.

2. Khan, Ali Nawaz, et al. Temporomandibular Joint, Meniscus Abnormalities.

Emedicine. [Online] Medscape, April 29, 2008. [Cited: Januari 11, 2010.]

http://emedicine.medscape.com/article/385129-overview.

3. Jahan-Parwar, Babak and Meyers, Arlen D. Facial Bone Anatomy.

Medscape Reference. [Online] Medscape, November 6, 2009. [Cited: Mei 10,

2011.] http://emedicine.medscape.com/article/835401-overview.

4. Gillespy, Thurman. TMJ Anatomy and Functions. UWMSK.org. [Online] Mei

10, 2001. [Cited: Januari 11, 2010.] http://uwmsk.org/tmj/anatomy.html.

5. Ault, Jennifer and Berman, Stephen A. Temporomandibular disorders-

Overview. Emedicine. [Online] Medscape, Maret 16, 2009. [Cited: Januari 11,

2010.] http://emedicine.medscape.com/article/1143410-overview.

6. Guardia, Charles F. and Egan, Robert A. Temporomandibular disorders.

emedicine.Medscape.com. [Online] Medscape, Oktober 11, 2010. [Cited: Mei 10,

2011.] http://emedicine.medscape.com/article/1143410-overview#showall.

7. Moris, Peter J. and Wood, William C., [ed.]. Oxford Textbook of Surgery (3-

Volume Set) 2nd edition. Oxford : Oxford Press, 2000.

16

Page 19: TMJ Disorder 1

8. Guardia, Charles F. and Egan, Robert A. Temporomandibular Disorders

Clinical Presentation. Emedicine.medscape.com. [Online] medscape, Oktober 11,

2010. [Cited: Mei 10, 2011.] http://emedicine.medscape.com/article/1143410-

clinical#showall.

9. Moyers, Robert E. Handbook of Orthodontics 4th ed. Chicago : Year Book

Medical Publishers, Inc, 1988.

10. Guardia, Charles F. and Egan, Robert A. Temporomandibular Disorders

Workup. emedicine.medscape.com. [Online] medscape, Oktober 11, 2010. [Cited:

Mei 10, 2011.] http://emedicine.medscape.com/article/1143410-workup#showall.

11. Guardia, Charles F. and Egan, Robert A. Temporomandibular Disorder

Treatment and Management. emedicine.medscape.com. [Online] medscape,

Oktober 11, 2010. [Cited: Mei 10, 2011.]

http://emedicine.medscape.com/article/1143410-treatment#showall.

17