Struktur Dan Anatomi Tmj

71
STRUKTUR DAN ANATOMI TMJ

Transcript of Struktur Dan Anatomi Tmj

STRUKTUR DAN ANATOMI TMJ

STRUKTUR DAN ANATOMI TMJ TMJ merupakan kompleks ARTIKLUASI yang dibentuk oleh FOSSA GLENOIDALIS OSSIS TEMPORALISdan PROCESSUS CONDYLARIS MANDIBULAE

TMJUnik, beda dengan sendi lainMerupakan sendi gynglimo-arthrodialSebagai diarthrodial (double joint)Banyak fibrous avaskuler (fibrokartilago)

Permukaan persendian dari tulang temporal tersusun dari fossa artikularis berbentuk konkaf dan eminensia artikularis yang konveksPermukaan persendian dilapisi oleh jaringan fiborus avaskuler (fibrokartilago) yang lebih banyak terdiri dari jaringan kartilago hialin.

Permukaan artikular yang cekung dari temporal dibatasi di bagian anterior oleh eminensia artikularis yang cembung. Diantara struktur tulang tersebut terdapat meniskus/diskus artikularis yang terbentuk dari jaringan ikat fibrous yang tak berpembuluh darah dan tak bersaraf.

Anatomi TMJ Kondilus Diskus artikularis Kapsula artikularis Membrana sinovial

Kondilus berbentuk elips, kasar, poros panjang bersudut ke belakang 15-33 derajat terhadap bidang frontal, dimensi mediolateral 13-25 mm anteroposterior 5,5-16 mm

Meniskus/Diskus stuktur pelana yang memisahkan kondilus dan tulang temporal, membagi kapsul sendi menjadi rongga superior dan inferior, terbentuk dari kolagen avaskuler, jaringan ikat fibrosa, menstabilisasi kondilus, bentuknya akan berubah pada saat kondilus berjalan ke depan dari fossa glenoidalis ke eminensia artikularis . Diskus tersusun dari 3 bagian : Posterior band, tebal 3 mm Anterior band, tebal 2 mm Intermediate (1 mm)

Tonjolan terbesar terdapat pada perlekatan posterior, yaitu zona bilaminar, terdiri atas dua lapis serabut yang dipisahkan oleh jaringan ikat renggang aerolar, yaitu bagian superior terbentuk terutama dari serabut elastis dan bagian inferior terbentuk terutama dari jaringan fibrous.

Pada bagian anterior, diskus bersambung dengan fasia pterioideus eksterna dan kapsula sendi. Kapsula merupakan struktur ligamen tipis yang memanjang dari bagian temporal fossa glenoidalis di bagian atas, bergabung dengan tepi meniskus dan mencapai bawah leher processus condylaris untuk mengelilingi seluruh sendi.

A : Rongga sendi superiorB : MeniskusC : Rongga sendi inferiorD : KapsulaE : M. pterygoideus lateralis superiorKapsula ini di bagian lateral diperkuat oleh ligamen temporomandibularis, yang berfungsi membatasi pergerakan processus condylaris ke anterior dan posterior.

Rongga sendi supeior dan inferior, yang dipisahkan oleh diskus dan berada dalam kapsula dilapisi oleh jaringan sinovial yang menghasilkan cairan yang dibutuhkan untuk pelumasan permukaan artikulasi.

Jika kapsula baagian anterior tidak memadai, maka peranannya digantikan oleh jaringan ikat renggang areolar didekatnya.

Potongan histologis TMJ dewasaB : TulangC : Daerah fibrokartilageousI : Daerah proliferasi intermediateF : Daerah bagian luar fibrous

Lokasi TMJNah, bagian yang kita rasakan bergerak adalah TMJ. Kemudian gerakkan jari kita dengan perlahan-lahan ke arah depan dan tekan dengan kuat, dalam waktu bersamaan kita membuka rahang, kemudian tutuplah rahang. Kita dapat menemukan persendian ini dengan cara meletakkan jari pada struktur triangular di depan telinga, kanan dan kiri.

TMJ2 SISTEM PERSENDIAN: ATAS FOSSA ART >< DISKUS + KONDILUS BAWAH DISKUS >< KONDILUS BERFUNGSI SEBAGAI SATU KESATUAN

DIARTHRODIAL DOUBLE JOINT

GYNGLIMOARTHRODIAL ROTASI DAN TRANSLASI DAPAT BERSAMAAN

FISIOLOGI TMJGerak utama pada sendi TMJ :a. Gerak rotasiAdalah gerakan berputar pada sumbunya yg terjadi antara permukaan superior kondilus dg permukaan inferior diskus artikularisPada sistem pengunyahan, rotasi terjadi pada saat mulut membuka dan menutup sepanjang titik tetap atau aksis dalam condyle. Gigi rahang atas dan bawah dapat dipisahkan dan kemudian oklusi tanpa perubahan posisi dari condyleGerakan rotasi terjadi dalam tiga bidang : Horizontal Gerakan membuka dan menutup gerakan engsel (hinge movement). Pada saat condyle berada pada posisi paling superior pada fossa artikularis dan mulut membuka terminal hinge axis. Frontal (vertikal) Bila salah satu condyle bergerak ke arah anterior luar dari posisi terminal hinge sementara aksis vertikal condyle yang lain pada posisi terminal hinge. Sagital Saat condyle bergerak ke inferior sementara condyle yang lain berada pada posisi terminal hinge. b. Gerak meluncur /translasiGerakan dimana setiap titik dari obyek (condyle dan meniskus) bergerak secara serempak dgn kecepatan dan arah yang sama .Translasi terjadi ketika RB bergerak maju, lebih menonjol shg gigi, kondilus dan ramus semua pindah ke arah dan derajat inklinasi yg sama.

Terjadi di dalam kavitas superior dari sendi antara permukaan superior dari diskus artikularis dan permukaan inferior dari fossa.

GERAKAN PENGUNYAHANMakanan masuk ke dalam mulut merangsang reflek otot pengunyahan menstimulasi membuka mulut rahang bawah turun.Penurunan rahang menginisiasi reflek regang otot-otot rahang kontraksi otot di sekitar rongga mulut otomatis mengangkat rahang bawah penutupan rongga mulut.Oklusi gigi mendorong bolus di atas permukaan oklusal gigi bergerak ke arah pipi.Dorongan makanan penghambatan kontraksi otot-otot rahang mulut kembali terbuka berulang-ulang 21

Sumber Gambar: D. M. Conley Medical Science 531 Spring 2008OTOT-OTOT PENGUNYAHANMasseterTemporalisAksi:Mengangkat mandibula (bilateral).Pergerakan lateral (unilateral).Retrusi (bilateral).Aksi:Tonus Istirahat (bilateral).Elevasi (bilateral).Retrusi (bilateral).Gerak Ipsilateral (Unilateral)22

PTERYGOID MUSCLES: MEDIALIS dan LATERALISPTERYGOIDEUS MEDIALISAksi:Elevasi (bilateral)Protrusi (bilateral)Gerak Kontralateral (unilateral)PTERYGOIDEUS LATERALISAksi:Protrusi (bilateral)Depresi (bilateral)Gerak Kontralateral (unilateral)Sumber Gambar: D. M. Conley Medical Science 531 Spring 20082323

OTOT MEREGANGKAN SENDI UNTUK MENGGERAKKAN MANDIBULA.OTOT BERFUNGSI MEMPERTAHANKAN DAN MENSTABILKAN POSISI MANDIBULA.OTOT MENENTUKAN ARAH PERGERAKAN MANDIBULA.LIGAMEN MEREGANGKAN TULANG-TULANG SENDI UNTUK MEMBATASI GERAK YANG BERASAL DARI OTOT.FUNGSI OTOT PENGUNYAHAN

24Otot MastikasiMasseter

Bentuk rektangular, berasal dari arkus zygomatikus dan meluas ke bawah ke aspek lateral dari batas bawah ramus mandibula.

Fungsi : Kontraksi mandibula elevasi dan gigi geligi saling kontak. Bagian superfisial membantu mandibula untuk protrusi. Ketika mandibula protrusi dan kekuatan menggigit serat otot dari bagian otot lebih dalam menstabilkan condyle melawan eminensia artikularis (terlihat pada saat rahang mengatup (clenched)).

Temporalis

Serat mengarah ke bawah diantara arkus zygomaticus dan permukaan lateral dari tulang kepala menuju prosesus coronoidea dan batas anterior ramus ascenden.

Fungsi :- Kontraksi mandibula elevasi dan gigi 2 akan kontak. -Angulasi m. temporalis bervariasi koordinasi gerakan menutup rahang

Jika hanya salah satu bagian yg kontraksi, mandibula bergerak menurut arah serat yg diaktivasi. Mis. Bag. anterior kontraksi mandibula akan bergerak vertikal. Bag. tengah kontraksi elevasi dan retrusi. Bag. posterior kontraksi retrusi. Pterygoidea medial

Bagian superfisial dari fossa pterigoidea dan meluas ke bawah, ke belakang dan ke arah luar masuk sepanjang permukaan medial angulus mandibula.Bagian dalam dari sisi medial dari lateral pterygoid plate

Fungsi :Bersama dengan m.masseter menyangga angulus mandibula.Bila kontraksi mandibula elevasi dan gigi2 kontak.Otot ini juga aktif saat mandibula protrusi. Kontraksi unilateral gerakan mediotrusif mandibula.Pterygoidea lateral inferior

Berawal pada permukaan luar dari lateral pterygoid plate dan meluas ke belakang, atas dan ke luar dan berinsersi pada leher condyle.

Fungsi : -Kontraksi bilateral condyle tertarik ke bawah dari eminensia artikularis, mandibula protrusi. -Kontraksi unilateral gerakan mediotrusif dari condyle dan gerakan lateral mandibula ke arah yang berlawanan. -Ketika otot berfungsi dengan m. mandibula depressor, mandibula lebih rendah dan condyle meluncur ke depan dan ke bawah dari eminensia artikularis.

Pterygoidea lateral superior

Bagian ini lebih kecil daripada bagian inferior, berasal dari permukaan infratemporal dari sayap os spenoidea, meluas secara horizontal, ke arah belakang dan ke luar menuju kapsul artikularis, diskus dan leher condyle. Melekat pada leher condyle (60-70%) dan pada diskus (30-40%), dominan pada aspek medial dibanding lateral.

Fungsi : Superior lateral pterygoid aktif ada kekuatan pukul (power stroke) dan gigi geligi berkontak. Power stroke gerakan yang menyebabkan mandibula mengatup, mis. mengunyah atau gerakan clenching gigi 2

Digastricus

Walaupun digastrikus tidak termasuk dalam otot mastikasi, namun otot ini memiliki pengaruh pada fungsi mandibula

Fungsi :Ketika digastrikus kanan dan kiri berkontraksi, otot supra dan infrahyoid beraksi pada tulang hyoid mandibula ditekan dan ditarik ke belakang dan gigi tidak berkontak lagi.

Otot digastrikus bersama otot lainnya menekan mandibula dan menaikkan tulang hyoid . Mulut keadaan menutup

Bilaminar zoneBagian posterior diskusKondilus

Mulut keadaan membuka

Genu vasculosumSuperior stratumInferior stratum

Gambar 1. Sendi Rahang normal : 1.Bilaminar zone, 2. pars posterior diskus , 3. Kondilus, (sayatan sagital; mulut tertutup dan membuka; tampak lateral) SISTEM NEUROMUSKULER TMJPersarafan TMJTMJ, terutama jaringan perekat bagian posterior mendapat banyak persarafan dari n. aurikulotemporalis yang merupakan percabangan dari n. mandibularis sebagai cabang ke-3 N. Trigeminus (N.V-3).

Komponen sensoris : kesan nyeri, suhu, raba dan tekanan berjalan sepanjang akson yang badan selnya terletak pada ganglion semilunare atau ganglion sensoris n.trigeminus, serabut saraf ini berakhir pada bagian superior nukleus spinalis menuju SSP.

Komponen motoris : nekleus motoris menerima serabut kortikoneuklear dari kedua hemisphere cerebri melalui nukelus mesencephalicus membentuk lengkung refleks monosinaptik. Nukelus motoris mempersarafi: otot-otot mastikasi, m. tensor timpani, m. tensor velli palatini, m. mylohioideus dan venter anterior m. digastricus.

Inervasi TMJ terdiri dari fleksus padat dari serat unmielin yang berjalan sepanjang kapsul fibrous dan berhubungan dengan jaringan fibrofatty. Serat rasa sakit yang berdiameter kecil masuk ke daerah yang berhubungan dengan cabang artikular dari n. aurikulotemporalis, maseterik, temporal, lateral pterigoidalis dan berjalan ke akar sensoris saluran spinal n. Trigeminal.

Kompleks TMJ juga mendapat inervasi dari distribusi n. Fasialis (N.VII), antara lain : ramus temporalis, ramus zygomatikus, ramus bukalis superior dan inferior, ramus marginalis n. mandibularis dan ramus aurikularis posterior.

Perdarahan TMJ

Sumber nutrisi ke TMJ terutama melalui a. maksilaris interna dan a. temporalis superfisial, arteri ini menuju ke cabang aurikular yang terletak di dalam. A. maksilaris interna berjalan ke depan secara horisontal di antara leher kondilus dan ligamen sphenomandibula, meninggalkan sejumlah cabang termasuk a. alveolaris inferior.

Perdarahan TMJDi sebelah posteroanterior terhadap processus condylaris dan anterior dari zona bilaminar, meniskus mengandung banyak pembuluh darah, sehingga disebut tonjolan pembuluh (vascular knee).

Daerah perlekatan m. pterigoideus laterlis superior di anterior dari meniskus juga bersifat vaskular.

Tetapi sebagian besar struktur yang ada, seperti: meniskus, lapisan fibrous dan fibrokartilago, umumnya tidak memiliki supply darah. Metabilsmenya tergantung pada difusi dari tulang yang terletak di dalam dan cairan sinovial yang terletak di permukaan.

Ligamentum susunan jaringan ikat menyerupai tali yang berfungsi menghubungkan antar tulangTMJ posisinya berdekatan dengan meatus auditorius externus, telinga tengah dan telinga bagian dalam.

: Diskus: m. pterygoideus lateralis: Meatus auditorius externaLigamentum malleolar anterior melekat pada prosesus anterior dari malleolus di bagian superior, sememtara bagian inferior menyatu dengan kapsula sendi dan ligamentum sphenomandibulare yang melekat pada lingula mandibula.

: Kapsula: Ligamentum sphenomandibulare: Ligamentum stylomandibulareLigamentum temporomandibula/laterale tersusun dari serabut jaringan ikat superfisial yang oblik dan profundus yang horisontal, keluar dari basis arcus zygomaticus dan memanjang posteroinferior hingga melekat pada permukaan posterior dari leher processus condylaris. Ligamentum ini mendukung atau menyangga sendi dan berfungsi untuk membatasi gerak satuan diskus processus condylaris.

Ligamentum stylomandibulare menghubungkan processus styloideus dengan angulus mandibula, tapi peranan atau fungsinya belum jelas.

KELAINAN DAN PERAWATAN TMJEPIDEMIOLOGI GANGGUAN TMJ

Epidemiologi merupakan penelitian tentang penyebaran dan penyebab penyakit yang sering terjadi. Seharusnya penelitian epidemiologi jangan terbatas hanya menentukan penyebaran dan frekuensi penyakit pada suatu populasi, tetapi juga tentang faktor-faktor yang mungkin dapat digunakan untuk menemukan penyebab utamanya.49GANGGUAN TMJ MASALAH YANG MASIH PENUH TANDA TANYA DISORDER KELAINAN STRUKTURAL PADA SENDI dan JARINGAN TERKAIT

DEVELOPMENTAL TRAUMA EKSTERNAL NEOPLASMA INFLAMASI

DISFUNGSI PENYIMPANGAN POLA FUNGSIONAL

TRAUMA INTERNAL HABIT

DISORDER DITANGANI SECARA BEDAH

DISFUNGSI DITANGANI SECARA KONVENSIONAL

ORTHODONTIK PROSTODONTIK RESTORATIF GEJALA DISFUNGSI TMJGEJALA LOKAL : KELETUK SENDI GERAK BUKA TERBATAS NYERI PADA GERAK MANDIBULA GIGI POSTERIOR SULIT BERKONTAK

GEJALA TAMBAHAN : NYERI KEPALA TIPE MIGREN NYERI KEPALA BAGIAN BELAKANG GANGGUAN PADA TELINGA NYERI DI TENGKUK DAN LEHER NYERI MENYEBAR KE BAHU DAN LENGAN ATAS ETIOLOGI GANGGUAN EMOSI / PSIKIS = OTOT-OTOT TEGANG GEJALA

(2) KEBIASAAN BURUK = POSISI KONDILUS DALAM FOSSA BERUBAH OTOT-OTOT DI SATU SISI TEGANG GERAKAN MANDIBULA TERBATAS

(3) KELAINAN OKLUSI = POSISI AKHIR MANDIBULA BERUBAH POSISI KONDILUS BERGESER KESEIMBANGAN OTOT TERGANGGUDIAGNOSIS

PENEGAKAN DIAGNOSIS DIDASARKAN ATAS:

ANAMNESIS RIWAYAT PENYAKIT

2) PEMERIKSAAN KLINIS

* PALPASI EXTRA & INTRA ORAL * VISUAL EXTRA & INTRA ORAL * PERKUSI GIGI-GIGI

3) PEMERIKSAAN RADIOGRAFIS

* KHUSUS FOTO TMJ/SCHULLER * PANORAMIK JAR. PERIODONTAL TULANG ALVEOLAR

MERABA LUNCURAN KONDILUS INTRA-AURIKULAR

LANCAR NORMAL ADA LOMPATAN TAK NORMAL

MERABA M. MASETER

TEGANG / KAKU BRUKSISMA / CLENCHING BANDINGKAN KIRI DAN KANANPEMERIKSAAN OTOT-OTOT

PERABAAN M. MASETER

INTRA ORAL M. PTERIGOIDEUS LATERALISM. PTERIGOIDEUS MEDIALIS 1. FARMAKOTERAPI: PER ORAL :

MUSCLE RELAXANTS SirdaludANALGETIKA- ANTI INFLAMASI CataflamNEUROTROPIK VITAMINANTIBIOTIKTRANQUILIZER

SUNTIKAN : ANESTETIKUMSCLEROSING AGENTSALKOHOL2. FISIOTERAPI : SANGAT DIANJURKAN

MUSCLE EXERCISE KHUSUS UNTUK OTOT-OTOTLEHERWAJAHPUNGGUNG ATASLENGAN

KOMPRES PANAS DI DAERAH YANG SAKIT, LEBIH BAIK DIKOMBINASI DENGAN EXERCISE

RADIASI INFRA MERAH TEMPORER

3. MEKANOTERAPI ANEKA SPLINT SPASME OTOT RELAXATION SPLINTDV RENDAH BITE RAISING SPLINTRB DISPLACED REPOSITIONING SPLINTRB TERUNGKIT PIVOT SPLINTBRUXISM / CLENCHING STABILIZATION SPLINT

KADANG-KADANG PERLU DIKOMBINASI DENGAN PERAWATAN ORTHODONTIK

PEMAKAIAN SPLINT TIDAK BOLEH LEBIH DARI 3 BULAN ! 4. TERAPI KOMBINASI:

SERING PERLU KOMBINASI PERAWATAN ANTARA MEKANOTERAPI DAN FISIOTERAPI ATAU DENGAN FARMAKOTERAPIPEMILIHANNYA HARUS TEPAT SESUAI DENGAN INDIKASINYA5. INTERVENSI DENTAL : (DILAKUKAN SETELAH KELUHAN SENDI HILANG)

PENGASAHAN OKLUSAL (OCCLUSAL ADJUSTMENT)JIKA ADA KONTAK PREMATURJIKA ADA KONTAK YANG DEFLECTIVESEBAGAI PERSIAPAN GIGI TIRUAN

PEMASANGAN GIGI TIRUAN / OVERLAY DENTUREMEMPERTAHANKAN DIMENSI VERTIKAL DAN CARA YANG BENAR KOREKSI OKLUSAL YANG KURANG BAIKPEMAKAIAN TREATMENT DENTUREJIKA RAHANG BAWAH BERGESER CUKUP JAUHJIKA DIMENSI VERTIKAL SANGAT TURUNJIKA RAHANG BAWAH SANGAT MOBILETRISMUS DAN ANKILOSIS TMJTRISMUSBahasa Gejala terbatasnya bukaan mulutKamus Semua kondisi spasme yang melibatkan otot mastikasi dengan manifestasi ketidakmampuan membuka mulut secara adekuat, yang biasanya akibat : trauma sepsis neoplasmaPENGERTIAN

Trauma trismusBilamana jaringan mengalami trauma, selalu diikuti reaksi pertahanan jaringan pada daerah tersebut. Reaksi lokal ini disebut: inflamasi.Mediator kimiawi yang terbentuk pada proses inflamasi seringkali menyebabkan peningkatan refleks tonus otot mastikasi, sehingga terjadi trismus.Dimulai adanya rangsangan sensoris pada reseptor yang terdapat di seluruh bagian rongga mulut.

Reseptor mengirimkan rangsang aferen ke SSP yang dioolah menjadi rangsangan motoris sesuai dengan tipe pesan yang diterimanya.

PATOFISIOLOGI TRISMUSRangsang aferen yang berasal dari girus sentralis korteks ensefalon disalurkan melalui nukleus motoris n. trigeminus ke serabut motorisnya menuju ke otot mastikasi. Dengan demikian timbul respons muskulatur antara lain berupa spasme atau pembatasan fungsi gerak mandibula.

Pengaturan gerakan muskulatur regio mandibula dipengaruhi oleh sistem saraf sadar dan sistem refleks.

Disamping itu, ada pula pengaruh sistem saraf otonom pada daerah tersebut. Adanya reaksi lokal terhadap jejas jaringan hidup berupa inflamasi dapat menyebabkan konstriksi, vasodilatasi, peninggian permeabilitas membran dan diapedesis pada mikrosirkulasi yang melibatkan otot polos.Trismus melibatkan otot mastikasi : m. ptrigoideus medialis m. pterigoideus lateralisOTOT PEMBUKA MULUT m. pterigoideus lateralis, dibantu kelompok otot : m. digastrikus m. milohioideus m. geniohioideus m. stilohioideus m. infrahioideus m. platisma

OTOT PENUTUP MULUT m. temporalis m. maseter m. pterigoideus medialisOtot penutup mulut 45 135 kgOtot pembuka mulut 11 kgKelemahan relatif otot pembuka mulut ini yang merupakan faktor utama pasien sukar membuka mulutnya apabila terjadi gangguan yang membatasi gerakan mandibula

ANKILOSISSecara harfiah megnandung arti menjadi kakunya atau imobilitas abnormal dari bagian atau konsolidasi sendi.Ankilosis : Fibrosa meringkusnya jaringan sekitar sendi Muskulosa karena faktor miogenik Ossea proses pada tulang sekitarnya yang menyebabkan pertumbuhan menyambung bertulang antara mandibula dan kraniumAnkilosis : Falsa penyebabnya ekstra kapsuler Vera penyebabnya intra kapsulerDiferensial diagnosis : Trismus Deformasi skeletal maksilofasialProblema :Anamnesa pasien seringkali tidak jelas benar dan sebab ankilosis yang pasti sering tidak dapat ditemukanPatogenesisnya dapat hanya melibatkan tulang rawan saja yang secara radiografis mungkin tidak tampakEtiologi trismusnya dapat terlokalisasi pada prosesus koronoideus saja tanpa ditemukan kalainan pada sendi rahangnya sendiri