Post on 25-Apr-2017
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada era saat ini sangat banyak penyakit mematikan yang
menyerang masyarakat Indonesia, salah satunya penyakit Kanker. Kanker
merupakan salah satu masalah kesehatan yang harus mendapatkan
perhatian di Indonesia. Pada tahun 2006, kanker menjadi penyakit yang
membunuh lebih banyak penderita dibandingkan dengan gabungan
beberapa penyakit mematikan lainnya seperti AIDS, malaria, dan
tuberkolosis.Penduduk Indonesia saat ini kurang lebih 250 juta jiwa dan
jumlah penderita kanker di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun
ke tahun. Saat ini, jumlahnya mencapai 6% dari total populasi yang ada
dan masih banyak jumlah penderita yang belum diketahui. Hal ini terlihat
dari dari berbagai data kanker yang dipublikasikan baik oleh pemerintah
maupun lembaga-lembaga kanker. Bahkan menurut WHO pada tahun
2030 akan terjadi lonjakan penderita penderita kanker di Indonesia sampai
tujuh kali lipat. Jumlah penderita kanker yang meninggal juga kian
memprihatinkan. Besarnya jumlah penderita kanker di Indonesia
sebenarnya bisa dikurangi jika membiasakan hidup sehat, seperti dengan
rajin berolahraga, makan buah dan sayuran, menghindari makanan yang
mengandung bahan pengawet serta menjauhi alkohol dan rokok.
Kanker dapat menyerang bagian manapun dari anggota tubuh
manusia. Kasus kanker yang banyak terjadi yaitu kanker darah
1
(leukemia),kanker bola mata (retinoblastoma).Selain itu ada pula kanker
tulang, kanker kelenjar getah bening, kanker hati, ginjal, indung telur, otak,
serviks dan lain-lain. Kanker darah menduduki peringkat tertinggi yang
sudah menyerang masyarakat di Indonesia karena lemahnya penanganan
pada jenis kanker jenis ini. Sudah banyak penderita yang tidak tertolong
dan tidak optimis akan kesembuhannya.
Selama ini banyak orang yang bertanggapan bahwa leukimia atau
kanker darah ini susah disembuhkan. Umumnya penyakit leukimia muncul
pada diri seseorang sejak di masa kecilnya. Penyakit ini jika tidak
ditanggapi dengan serius memang akan berakibat fatal, namun kini bagi
mereka yang mengidap penyakit leukimia tidak perlu khawatir karena saat
ini ada banyak metode penyembuhan penyakit kanker darah salah
satunya yaitu dengan metode imunnoterapi. Oleh karena itu, kami akan
meneliti mengenai penyembuhan kanker darah atau leukemia melalui
metode imunnoterapi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, kami merumuskan beberapa
masalah untuk dibahas dalam makalah ini diantaranya yaitu :
1.2.1 Bagaimana teknik analisis dokter terhadap penentuan bahwa
pasien yaitu Lynsie Conradi mengalami penyakit kanker darah
atau leukemia ?
1.2.2 Bagaimana metode dokter dalam menyembuhkan kanker yang di
derita Lynsie Conradi ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui teknik analisis dokter terhadap penentuan bahwa
pasien yaitu Lynsie Conradi mengalami penyakit kanker darah atau
leukemia.
2
1.3.2 Mengetahui metode dokter dalam menyembuhkan kanker yang di
derita Lynsie Conradi.
1.4 Landasan Teori
1. Kanker
2. Leukimia
3. Klasifikasi Penyakit Kanker Darah
4. Penyebab Penyakit Kanker Darah (Leukimia)
5. Gejala Penyakit Kanker Darah (Leukimia)
6. Diagnosa Dokter
7. Penanganan Dokter
1.5 Sistematik Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Landasan Teori
1.5 Sistematika Penelitian
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Kanker
2.2 Leukimia
2.3 Klasifikasi Penyakit Kanker Darah
2.4 Penyebab Penyakit Kanker Darah (Leukimia)
2.5 Gejala Penyakit Kanker Darah (Leukimia)
2.6 Diagnosa Dokter
2.7 Penanganan Dokter
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Berita Lynsie Conradi
3
3.2 Pendapat para ahli
BAB 4 PENYELESAIAN KASUS
4.1 Bagaimana teknik analisis dokter terhadap penentuan bahwa
pasien yaitu Lynsie Conradi mengalami penyakit kanker darah /
Leukimia ?
4.2 Bagaimana metode dokter dalam menyembuhkan kanker yang
diderita Lynsie Conradi
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
5.2 Saran
4
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
II.1 KANKERKanker adalah istilah yang digunakan untuk penyakit di mana sel-sel
abnormal membelah tanpa kontrol dan mampu menyerang jaringan lain.
Sel-sel kanker dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh melalui darah
dan sistem limfe.
Kanker bukan hanya satu penyakit tapi banyak penyakit. Ada lebih
dari 100 berbagai jenis kanker. Sebagian besar kanker diberi nama untuk
organ atau jenis sel di mana mereka mulai - misalnya, kanker yang
dimulai di usus besar disebut kanker usus besar; kanker yang berawal di
sel-sel basal kulit disebut karsinoma sel basal.
Jenis kanker dapat dikelompokkan ke dalam kategori yang lebih luas.
Kategori utama kanker termasuk:
Carcinoma - kanker yang dimulai di kulit atau pada jaringan yang
mencakup garis atau organ internal.
Sarcoma - kanker yang dimulai di tulang, tulang rawan, lemak, otot,
pembuluh darah, atau lainnya atau mendukung jaringan penghubung.
Lymphoma and myeloma - kanker yang dimulai di sel-sel sistem
kekebalan tubuh.
Central nervous system cancers - kanker yang dimulai di jaringan otak
dan sumsum tulang belakang.
Leukemia - kanker yang dimulai di jaringan pembentuk darah seperti
sumsum tulang dan menyebabkan sejumlah besar sel darah abnormal
diproduksi dan masukkan darah.
5
II.2 LEUKIMIA
Leukemia, asal berasal dari bahasa yunani leukos-putih dan haima-darah.
Leukemia adalah jenis kanker yang mempengaruhi sumsum tulang dan
jaringan getah bening. Semua kanker bermula di sel, yang membuat
darah dan jaringan lainnya. Biasanya, sel-sel akan tumbuh dan membelah
diri untuk membentuk sel-sel baru yang dibutuhkan tubuh. Saat sel-sel
semakin tua, sel-sel tersebut akan mati dan sel-sel baru akan
menggantikannya.
Tapi, terkadang proses yang teratur ini berjalan menyimpang, Sel-
sel baru ini terbentuk meski tubuh tidak membutuhkannya, dan sel-sel
lama tidak mati seperti seharusnya. Kejanggalan ini disebut leukemia, di
mana sumsum tulang menghasilkan sel-sel darah putih abnormal yang
akhirnya mendesak sel-sel lain.
Beberapa pengertian menurut para ahli yaitu sbb:Leukimia adalah proliferasi1 sel darah putih yang masih imatur dalam
jaringan pembentuk darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001). Leukimia adalah
proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sum-sum
tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and
Bare, B.G, 2002 )
Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah
berupa proliferasio patologis2 sel hemopoetik muda yang ditandai oleh
adanya kegagalan sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal
dan adanya infiltrasi3 ke jaringan tubuh yang lain. (Arief Mansjoer, dkk,
2002)
Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk
darah dalam sumsum tulang dan limfa nadi (Reeves, 2001). Sifat khas
leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih
dalam sumusm tulang, menggantikan elemen sumsum tulang normal.
1 fase sel saat mengalami pengulangan siklus sel2 cabang bidang kedokteran yang berkaitan dengan ciri-ciri dan perkembangan penyakit melalui analisis perubahan fungsi atau keadaan bagian tubuh3 penyusupan; perembesan
6
Juga terjadi proliferasi di hati, limpa dan nodus limfatikus, dan invasi organ
non hematologis, seperti meninges, traktus gastrointesinal, ginjal dan kulit.
Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas maka penulis
berpendapat bahwa leukemia adalah suatu penyakit yang disebabkan
oleh proliferasi abnormal dari sel-sel leukosit yang menyebabkan
terjadinya kanker pada alat pembentuk darah. Leukemia sangat
berhubungan erat dengan darah dan Sumsum tulang belakang, maka dari
itu berikut sedikit penjelasan mengenai Darah dan Sumsum Tulang
Belakang:
II.2.1 DARAH
Darah adalah jaringan terspesialisasi yang mencakup cairan
kekuningan atau plasma darah yang didalam nya terkandung sel-sel
darah. Sel-sel darah terdiri dari sel darah merah ( eritrosit ), sel darah
putih (leukosit ) dan keping darah ( trombosit ).
Komposisi plasma dalam darah sekitar 55 %, sedangkan sel-sel darah
dan trombosit sekitar 45 %. Sel dan keping darah lebih berat dibandingkan
plasma sehingga dapat di pisahkan melalui prosedur yang di sebut
sentrifugasi.
Fungsi darah :
1. Mengangkut oksigen ke jaringan di seluruh tubuh
2. Mengangkut sari-sari makanan keseluruh tubuh
3. Mengangkut sisa-sisa metabolisme, seperti karbon dioksida,
urea,dan asam laktat ke alat ekskresi.
1. Mengedarkan hormon dari kelenjar hormon ketempat yang
membutuhkan.
2. Mengatur pH tubuh, mengatur suhu tubuh, melawan bibit penyakit
serta melakukan mekanisme pembekuan darah.
7
II.2.2 SUMSUM TULANG BELAKANG (Boneline)
Sumsum tulang belakang adalah saraf yang tipis yang merupakan
perpanjangan dari sistem saraf pusat dari otak dan melengkungi serta
dilindungi oleh tulang belakang. Di dalam sumsum tulang belakang
terdapat sumsum tulang (bonemarrow) yaitu jaringan lunak yang
ditemukan pada rongga interior tulang yang merupakan tempat produksi
sebagian besar sel darah baru. Ada dua jenis sumsum tulang:
II.2.2.1 Sumsum Merah, dikenal juga sebagai jaringan myeloid. Sel darah
merah, keping darah, dan sebagian besar sel darah putih dihasilkan dari
sumsum merah.
II.2.2.2 Sumsum Kuning. Sumsum kuning menghasilkan sel darah putih
dan warnanya ditimbulkan oleh sel-sel lemak yang banyak dikandungnya.
II.3 KLASIFIKASI PENYAKIT KANKER DARAH (Leukimia)
II.3.1 Perjalanan alamiah penyakit: akut dan kronis
Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang
sangat cepat, mematikan, dan memburuk. Apabila tidak diobati segera,
maka penderita dapat meninggal dalam hitungan minggu hingga hari.
Sedangkan Leukemia kronis memiliki perjalanan penyakit yang tidak
begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga
lebih dari 1 tahun bahkan ada yang mencapai 5 tahun.
II.3.2 Tipe sel predominan yang terlibat: limfoid dan mieloid
penyakit diklasifikasikan dengan jenis sel yang ditemukan pada
sediaan darah tepi.
- Ketika leukemia memengaruhi limfosit (jaringan ikat dalam tubuh
yang mengandung sel darah putih) atau sel limfoid, maka disebut
leukemia limfositik.
8
- Ketika leukemia memengaruhi sel mieloid4 seperti neutrofil, basofil,
dan eosinofil, maka disebut leukemia mielositik.
II.3.3 Jumlah leukosit dalam darah
- Leukemia leukemik, bila jumlah leukosit (sel darah putih) di dalam
darah lebih dari normal, terdapat sel-sel abnormal
- Leukemia subleukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah kurang
dari normal, terdapat sel-sel abnormal
- Leukemia aleukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah kurang
dari normal, tidak terdapat sel-sel abnormal
II.3.4 Prevalensi empat tipe utama
Dengan mengombinasikan dua klasifikasi pertama, maka leukemia
dapat dibagi menjadi:
II.3.4.1 Leukemia mielositik akut (LMA) Leukemia mieloblastik akut (LMA) adalah suatu penyakit yang
ditandai dengan pertumbuhan sel neoplastik5 dan gangguan diferensiasi
sel-sel progenitor(kemampuan untuk terdiferensiasi menjadi suatu jenis
sel tertentu) dari seri mieloid. Tipe ini lebih sering terjadi pada dewasa
daripada anak-anak.Tipe ini dahulunya disebut leukemia nonlimfositik
akut.
II.3.4.2 Leukemia limfositik kronis (LLK)Leukemia limfoblastik leukemia (LLK) adalah gangguan pada
monoklonal yang dikarakteristikkan dengan adanya proliferasi limfosit B
meskipun proliferasi dari limfosit T terjadi tetapi sangat jarang. Pada
leukemia ini limfosit diproduksi tetapi tidak berfungsi, dan berakumulasi di
dalam darah, sumsum tulang dan jaringan limfa. Setiap individu berbeda
4 suatu materi yang dihasilkan oleh sumsum tulang5 pertumbuhan sel yang abnormal pada sendi
9
dalam jumlah akumulasi. Biasanya leukemia ini banyak terjadi di negara-
negara eropa. Jenis lainnya yang dapat dimasukkan ke dalam kategori
LLK adalah leukemia sel berambut (menghasilkan sejumlah besar sel
darah putih yang memiliki tonjolan khas seperti rambut bila dilihat dibawah
mikroskop).
Leukemia limfositik kronis (LLK) sering diderita oleh orang dewasa
yang berumur lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh
dewasa muda, dan hampir tidak ada pada anak-anak.
II.3.4.3 Leukemia mielositik kronis (LMK)LMK merupakan penyakit keganasan pertama yang dijumpai
berhubungan dengan kelainan genetic spesifik yaitu pada krosomom
nomor 22 (Ph’ kromosom. Pada lebih dari 90 % pasien terdapat
pergantian sumsum tulang normal oleh sel dengan kromosom golongan G
abnormal (nomor 22)-kromosom Philadelphia atau Ph. Abnormalitas
terjadi karena adanya translokasi bagian lengan panjang (q) kromosom 22
ke kromosom lain, biasanya kromosom 9 pada golongan “C”. Ini adalah
abnormalitas akuisita yang ada dalam semua sel granulositik, eritroid dan
megakariositik yang sedang membelah dalam sumsum tulang dan juga
dalam sel limposit B. Peningkatan besar dalam massa graulosit total tubuh
bertanggung jawab untuk kebanyakan gambaran klinisnya.
Leukemia mielositik kronis (LMK) sering terjadi pada orang dewasa.
Dapat juga terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit.
II.3.4.4 Leukemia limfositik akut (LLA)Leukemia Limfositik Akut (LLA) adalah suatu penyakit yang
berakibat fatal, dimana sel-sel yang dalam keadaan normal berkembang
menjadi limfosit berubah menjadi ganas dan dengan segera akan
menggantikan sel-sel normal di dalam sumsun m tulang.
LLA merupakan leukemia yang paling sering terjadi pada anak-
anak.
10
Leukemia jenis ini merupakan 25% dari semua jenis kanker yang
mengenai anak-anak di bawah umur 15 tahun. Paling sering terjadi pada
anak usia antara 3-5 tahun, tetapi kadang terjadi pada usia remaja dan
dewasa.
Sel-sel yang belum matang, yang dalam keadaan normal
berkembang menjadi limfosit, berubah menjadi ganas. Sel leukemik ini
tertimbun di sumsum tulang, lalu menghancurkan dan menggantikan sel-
sel yang menghasilkan sel darah yang normal. Sel kanker ini kemudian
dilepaskan ke dalam aliran darah dan berpindah ke hati, limpa, kelenjar
getah bening, otak, ginjal dan organ reproduksi; dimana mereka
melanjutkan pertumbuhannya dan membelah diri. Sel kanker ini bisa
mengiritasi selaput otak, menyebabkan meningitis dan bisa menyebabkan
anemia, gagal hati, gagal ginjal dan kerusakan organ lainnya.
II.4 PENYEBAB PENYAKIT KANKER DARAH (Leukimia)
Penyebab leukemia belum diketahui secara pasti, namun diketahui
beberapa faktor yang dapat memengaruhi frekuensi leukemia, seperti:
RadiasiRadiasi dapat meningkatkan frekuensi LMA. Tidak ada laporan mengenai
hubungan antara radiasi dengan LLK. Beberapa laporan yang
mendukung:
Para pegawai radiologi lebih sering menderita leukemia
Penderita dengan radioterapi lebih sering menderita leukemia
Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom Hiroshima
dan Nagasaki, Jepang
Faktor leukemogenikTerdapat beberapa zat kimia yang telah diidentifikasi dapat memengaruhi
frekuensi leukemia:
Racun lingkungan seperti benzena
Bahan kimia industri seperti insektisida
11
HerediterPenderita sindrom Down6 memiliki insidensi leukemia akut 20 kali lebih
besar dari orang normal.
VirusVirus dapat menyebabkan leukemia seperti retrovirus, virus leukemia
feline, HTLV-1 pada dewasa.
II.5 GEJALA PENYAKIT KANKER DARAH (Leukimia)
II.5.1 Anemia. Penderita akan menampakkan cepat lelah, pucat dan
bernafas cepat (sel darah merah dibawah normal menyebabkan oxygen
dalam tubuh kurang, akibatnya penderita bernafas cepat sebagai
kompensasi pemenuhan kekurangan oxygen dalam tubuh).
II.5.2 Perdarahan. Ketika Platelet7 tidak terproduksi dengan wajar karena
didominasi oleh sel darah putih, maka penderita akan mengalami
perdarahan dijaringan kulit (banyaknya jentik merah lebar/kecil dijaringan
kulit).
II.5.3 Terserang Infeksi. Sel darah putih berperan sebagai pelindung
daya tahan tubuh, terutama melawan penyakit infeksi. Pada Penderita
Leukemia, sel darah putih yang diterbentuk adalah tidak normal
(abnormal) sehingga tidak berfungsi semestinya. Akibatnya tubuh si
penderita rentan terkena infeksi virus/bakteri, bahkan dengan sendirinya
akan menampakkan keluhan adanya demam, keluar cairan putih dari
hidung (meler) dan batuk.
II.5.4 Nyeri Tulang dan Persendian. Hal ini disebabkan sebagai akibat
dari sumsum tulang (bone marrow) mendesak padat oleh sel darah putih.
6 kelainan genetik yang terjadi pada kromosom7 Keeping darah
12
II.5.5 Nyeri Perut Nyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala leukemia,
dimana sel leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati dan empedu
yang menyebabkan pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan timbulah
nyeri. Nyeri perut ini dapat berdampak hilangnya nafsu makan penderita
leukemia.
II.5.6 Pembengkakan Kelenjar Lympa Penderita kemungkinan besar mengalami pembengkakan pada
kelenjar lympa, baik itu yang dibawah lengan, leher, dada dan lainnya.
Kelenjar lympa bertugas menyaring darah, sel leukemia dapat terkumpul
disini dan menyebabkan pembengkakan.
II.5.7 Kesulitan Bernafas (Dyspnea) Penderita mungkin menampakkan gejala kesulitan bernafas dan
nyeri dada, apabia terjadi hal ini maka harus segera mendapatkan
pertolongan medis.
II.6 DIAGNOSA DOKTER
Jika ditemukan gejala atau hasil skrining yang mengarah ke
penyakit leukemia, dokter harus mengetahui apakah gejala tersebut
berasal dari kanker atau dari kondisi kesehatan yang lain. pasien akan
diminta untuk menjalani tes darah dan prosedur diagnostik berikut ini:
II.6.1 Pemeriksaan fisik
dokter akan memeriksa pembengkakan di kelenjar getah bening,
limfa, limpa dan hati.
II.6.2 Tes darah
13
laboratorium akan memeriksa jumlah sel-sel darah. Pada orang
sehat, sekitar 45% dari volume darah terdiri dari sel darah merah
(dominan), sel darah putih, dan platelet. Sisanya disebut plasma darah.
Tes darah menunjukan berbagai tipe sel dalam darah yang membantu
dokter mendiagnosa leukemia.
Leukemia menyebabkan jumlah sel-sel darah putih meningkat sangat
tinggi, dan jumlah trombosit dan hemoglobin dalam sel-sel darah merah
menurun. Pemeriksaan laboratorium juga akan meneliti darah untuk
mencari ada tidaknya tanda-tanda kelainan pada hati dan/atau ginjal.
Biasanya dengan cara mengambil darah dari bagian jari atau
cuping telinga, untuk mendeteksi jumlah eritrosit, leukosit, dan trombosit.
Dalam keadaan normal, sel yang belum terbentuk (sel-sel naif)
seharusnya tidak keluar dalam ke pembuluh darah. Pada penderita
leukemia, sum sum tulang penderita tidak dapat membedakan antara sel-
sel naif daan yang normal. Maka sewaktu di tes darah, sel sel darah naif
dapat terlihat di hasilnya.
II.6.3 Leukemia Biopsi dokter akan mengangkat sumsum tulang dari tulang pinggul atau
tulang besar lainnya. Ahli patologi kemudian akan memeriksa sampel di
bawah mikroskop, untuk mencari sel-sel kanker. Cara ini disebut biopsi,
yang merupakan cara terbaik untuk mengetahui apakah ada sel-sel
leukemia di dalam sumsum tulang.
II.6.4 Sitogenetik
Sitogenetik adalah pemeriksaan bahan genetik pada tingkat sel
(kromosom), yang dapat diperiksa dengan mikroskop cahaya.
Pemeriksaan sitogenetika berperan untuk mendeteksi adanya kelainan
bahan genetik yang diturunkan (herediter) maupun yang terjadi secara
spontan (de novo) dan kelainan kromosom yang didapat (acquired) akibat
adanya proses di dalam tubuh, seperti pada keganasan. laboratorium
14
akan memeriksa kromosom sel dari sampel darah tepi, sumsum tulang,
atau kelenjar getah bening.
II.6.5 Processus Spinosus
dengan menggunakan jarum yang panjang dan tipis, dokter
perlahan-lahan akan mengambil cairan cerebrospinal (cairan yang
mengisi ruang di otak dan sumsum tulang belakang). Prosedur ini
berlangsung sekitar 30 menit dan dilakukan dengan anestesi lokal. Pasien
harus berbaring selama beberapa jam setelahnya, agar tidak pusing.
Laboratorium akan memeriksa cairan apakah ada sel-sel leukemia atau
tanda-tanda penyakit lainnya.
II.6.6 Sinar X pada dada
Sebuah tabung sinar-x akan memancarkan sinar yang menembus
tubuh hingga terekam pada film rontgen yang berada didalam kaset.
Berbagai bagian dari tubuh menyerap sinar-x dalam beberapa tingkatan,
tulang padat menyerap banyak radiasi daripada jaringan lunak seperti
otot, lemak dan organ, akibatnya tulang tampak putih di film rotgen,
jaringan lunak tampak dalam nuansa abu-abu, dan udara tampak hitam.
sinar X ini dapat menguak tanda-tanda penyakit di dada.
15
II.7 PENANGANAN DOKTER
Penangan dokter terhadap penyakit leukemia tergantung
pada tipe dan tingkat leukemia serta disesuaikan pada setiap
individu pasien.
II.7.1 Pengobatan Herbal
Rosy Periwinkle (Bunga Tapak Dara)
Bahan kimia dari tapak dara yang digunakan dalam obat-obatan ,
yang disebut alkaloid vinca , telah mengurangi tingkat
kelangsungan hidup leukemia anak-anak dengan sangat dramatis
sehingga beberapa orang menyebut tapak dara tanaman keajaiban
. Sebelum vinca alkaloid ditemukan , tingkat kelangsungan hidup
rata-rata dari leukemia anak-anak itu hanya 10 persen . Tapi
sekarang dokter dapat mengobati anak dengan obat yang terbuat
dari vinca alkaloid , sekitar 95 persen dari semua anak dengan
leukemia bertahan hidup .
Mujizat lebih menunggu untuk terjadi :
Hutan hujan tropis mengandung sejumlah tanaman lain yang juga
dapat memberikan perawatan medis yang ajaib . Namun ,
meskipun fakta bahwa obat-obatan yang ada berasal dari tanaman
hutan hujan sudah membantu mengobati ratusan kondisi dari
kanker hingga penyakit jantung , para ilmuwan telah diuji hanya
sejumlah kecil dari tanaman hutan hujan - kurang dari satu persen !
- Untuk menemukan apa bahan kimia menyelamatkan nyawa
mungkin berada di dalam . Banyak tanaman hutan hujan bisa
memiliki harta hanya menunggu bagi para ilmuwan untuk
digunakan untuk memproduksi obat-obatan baru , yang kemudian
bisa memberikan banyak pasien penyembuhan ajaib mereka
16
mencari dari berbagai macam penderitaan . tumbuhan ini dapat
dijumpai di hutan Madagaskar.
II.7.2 KEMOTERAPI
Kemoterapi dapat menghambat atau menghentikan
pertumbuhan sel-sel onkogen (kanker) pada tubuh pasien. Prinsip
kerja obat-obatan kemoterapi adalah menyerang fase tertentu atau
seluruh fase pada pembelahan mitosis pada sel-sel yang
bereplikasi atau berkembang dengan cepat, yang diharapkan
adalah sel onkogen yang bereplikasi. Obat kemoterapi hampir tidak
menimbulkan dampak pada sel yang sedang dalam masa
beristirahat (tidak melakukan pembelahan), namun terkadang sel-
sel rambut dan sel-sel yang sedang aktif membelah lainnya dapat
terkena dampak obat ini apabila siklus mitosisnya berada dalam
target obat-obatan kemoterapi yang sedang digunakan. Kemoterapi
biasanya digunakan pada pasien leukemia akut dan kronis.
II.7.3 RADIASIPasien akan menerima radiasi dari sebuah mesin besar
yang ditujukan ke pankreas, otak, atau bagian lain dari tubuh di
mana sel-sel leukemia menumpuk. Jenis terapi ada yang
berlangsung selama 5 hari/minggu selama beberapa minggu.
Orang lain mungkin menerima radiasi yang diarahkan ke seluruh
tubuh. Radiasi biasanya diberikan sekali atau dua kali sehari
selama beberapa hari, biasanya sebelum transplantasi sel induk.
Efek samping dari terapi radiasi tergantung terutama pada dosis
radiasi dan bagian tubuh yang terpapar. Sebagai contoh, radiasi
untuk perut Anda dapat menyebabkan mual, muntah, dan diare.
Selain itu, kulit Anda di daerah yang sedang diobati bisa menjadi
17
merah, kering, dan lunak. Pasien juga dapat kehilangan rambut di
daerah yang terpapar.
pasien mungkin akan sangat lelah selama radioterapi, terutama
beberapa minggu setelah pengobatan. Istirahat sangat penting,
tetapi dokter biasanya menyarankan pasien untuk mencoba
sedapat mungkin tetap aktif.
II.7.4 TRANSPLANTASI “STEM CELL”
Stem cell hematopoietik adalah awal asal-usul dari semua sel
darah, yang dapat menghasilkan sel-sel darah merah, leukosit,
trombosit, sehingga dapat memulihkan fungsi normal. Transplantasi
stem cell hematopoietik merupakan pengobatan yang paling efektif
untuk penyakit darah, stem cell hematopoietik dimasukkan ke
dalam diferensiasi vivo8 ke sel normal yang spesifik untuk
menggantikan sel pasien yang asli yang sudah rusak untuk
mengobati penyakit darah. Menurut penelitian, hematopoietic stem
cell yang digunakan untuk pengobatan leukemia tingkat
kesembuhannya mencapai 65% sampai 75%.
Pengobatan penyakit darah sesuai dengan sumber yang berbeda
dengan metode transplantasi stem cell hematopoietik dapat dibagi
menjadi empat kategori:
1. Transplantasi stem cell hematopoietik dari darah tali pusat:
transplantasi stem cell hematopoietik darah tali pusat telah
dilakukan untuk pertama kalinya sejak tahun 1988, di dalam dan di
luar negeri semakin meningkatnya jumlah kasus untuk
menyembuhkan anak-anak leukemia. Metode ini secara signifikan
8 penelitian yang dilakukan menggunakan subjek manusia atau hewan
18
mengurangi reaksi penolakan yang parah, dan penurunan tingkat
kematian dibandingkan dengan transplantasi sumsum tulang.
3. Transplantasi sumsum tulang: sumsum darah mengandung
sejumlah besar stem cell hematopoietik. Dengan sumsum tulang,
sel-sel sumsum tulang hematopoietik, dan masih salah satu
sumber penting dari stem cell hematopoietik.
4. Transplantasi stem cell darah perifer: dalam keadaan normal,
yang terkandung dalam manusia stem cell darah perifer
hematopoietik lebih sedikit jumlahnya, tidak bisa membuat
pemulihan fungsi hematopoietik pada pasien dengan stem cell
sumsum tulang hematopoietik ke dalam darah perifer setelah
mobilisasi oleh obat-obatan tertentu dapat membuat pengobatan
anak-anak yang menderita leukemia. Dibandingkan dengan
transplantasi sumsum tulang, metode yang sering membuat fungsi
hematopoietik pasien lebih cepat pulih, menghindarkan pasien
pada risiko operasi, dan rasa sakit yang lebih kecil.
II.7.5 VAKSINASI TERAPI GEN Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk
menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga
dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme
alami atau “liar”.
Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan
sehingga tidak menimbulkan penyakit. Vaksin dapat juga berupa
organisme mati atau hasil-hasil pemurniannya (protein, peptida,
partikel serupa virus, dsb.). Vaksin akan mempersiapkan sistem
19
kekebalan manusia atau hewan untuk bertahan terhadap serangan
patogen tertentu, terutama bakteri, virus, atau toksin. Vaksin juga
bisa membantu sistem kekebalan untuk melawan sel-sel
degeneratif (kanker).
Pemberian vaksin diberikan untuk merangsang sistem imunologi
tubuh untuk membentuk antibodi spesifik sehingga dapat
melindungi tubuh dari serangan penyakit yang dapat dicegah
dengan vaksin. Ada beberapa jenis vaksin. Namun, apa pun
jenisnya tujuannya sama, yaitu menstimulasi reaksi kekebalan
tanpa menimbulkan penyakit.
Metode vaksin untuk terapi leukemia yaitu virus akan berikatan
dengan reseptornya pada permukaan sel target. Lalu virus masuk
ke sel target (leukemia) dan melepaskan inti selnya ke sitoplasma.
Terjadi reverse transcriptase virus sehingga menghasilkan double
helix pada DNA, DNA masuk ke nucleus dan berikatan dengan
genon sel inang. Karena gen virus telah digantikan dengan
transgene, maka hanya akan terbentuk transgen protein. Protein ini
akan meningkatkan sistem imun untuk melawan sel sel Leukimia.
II.7.6 IMUNOTERAPI
Merupakan semacam terapi biologis bagi tumor,yaitu dengan
cara menyuntikan sel imun anti tumor ke dalam tubuh pasien,dapat
membunuh tumor secara langsung ataupun merangsang reaksi
kekebalan tubuh untuk melawan kanker.
Skema Proses Terapi Kekebalan Sel Tubuh
1.Pengambilan darah pasien
20
2.Pemisahan sel mononuklear
3.Induksi dan pengembangbiakan di laboratorium
4.Deteksi terhadap virus dan bakteri menunjukkan tak
terkontaminasi
5.Sel yang berhasil dikembangbiakan
6.Sekali reinfusion ke pasien jumlah selnya lebih dari 10 miliar.
B.Terapi Alamiah Membunuh Sel (NK)
Pengertian
Sel NK berasal dari sel hemopoietic,tanpa bergantung pada
fungsi rangsangan antigen sudah dapat membunuh langsung sel
tumor dan sel yang terinfeksi virus,dimana sel ini berperan penting
dalam proses surveilans imun dan anti-infeksi tahap awal.
Keunggulan
1. Membunuh tumor dengan spektrum luas
2. Mengatur kekebalan tubuh serta langsung membunuh sel
tumor
3. Efek samping dan reaksi penolakan yang ringan
Efek Terapi terhadap Kanker
21
1. Meningkatkan fungsi kekebalan tubuh pasien,serta berfungsi
melawan tumor ganas dan virus pada sebagian besar kasus tumor
ganas.
2.Memberikan hasil yang lebih baik apabila dilakukan
bersamaan atau sesudah pembedahan,operasi intra-vaskular,RF
maupun cryocare.
3.Bagi sebagian pasien tumor yang sementara waktu tidak
dianjurkan untuk menjalani operasi atau terapi lainnya.juga boleh
diterapi sel NK guna meningkatkan fungsi kekebalan tubuh.
C.Terapi Sel DC-CIK
Pengertian
Mencampurkan tumor carrier antigen DC dengan sel CIK yang
dikembangbiakkan dari limfosit tubuh sendiri,yang kemudian
dikembangbiakan menjadi sel efek imunobiologis, aplikasi
penggabungan ini akan memberikan hasil “1+1>2”,jelas sekali bisa
meningkatkan kemampuan reproduksi dan sitotoksisitas dari sel
CIK
Keunggulan
1. Efektif mengobati bermacam jenis sel tumor dalam tubuh.
2. Kekhususan yang tinggi ,tidak merusak jaringan normal.
3. Keamanannya tinggi,efek samping ringan
Efek Terapi terhadap Kanker
22
Cocok untuk tumor solid stadium awal,menengah dan
akhir,terapi ini dapat menurunkan angka relapse,mempertinggi
kualitas hidup,memperpanjang usia.
23
BAB IIIMETODE PENELITIAN
3.1 Berita Lynsie Conradi
SEATTLE - Setelah hampir satu dekade berjuang melawan kanker,
Bellingham yang Lynsie Conradi, 23, akhirnya dalam perjalanan ke
mengalahkan penyakit.
Musim panas ini Lynsie sembuh dari leukemia dengan terapi
terobosan yang menggunakan sistem kekebalan tubuh sendiri untuk
menargetkan dan membunuh sel-sel kanker. Terapi waktu kurang dari 10
hari untuk membersihkan tubuhnya dari leukemia dia berjuang dari dan
untuk bagian yang lebih baik dari delapan tahun. Dia saat ini pulih dari
transplantasi sel induk yang dia terima pada akhir Agustus yang harus
memberinya kesempatan terbaik untuk tinggal di remisi.
Lynsie didiagnosis dengan leukemia lymphoblastic akut pada
usia 15. Dia menerima kemoterapi selama satu tahun ketika tinggal di
Ronald McDonald House dekat rumah sakit Seattle Children, kata
Donna Rainford, ibunya.
Setelah lain 16 bulan perjalanan dari Bellingham ke Seattle sekali
sebulan untuk pengobatan, kemudian-remaja pergi ke remisi selama
dua tahun sebelum dia mulai turun dengan apa yang ibunya pikir
adalah dingin.
Ternyata dia punya pneumonia, dan kanker nya kembali, kata
Rainford. Dokter medis diinduksi koma dan menempatkan Lynsie pada
dukungan hidup, kata Rainford.
Pasien muda keluar dari koma pada hari ulang ke-20 nya, kata
Rainford. Koma menyebabkan cedera otak, dan Lynsie harus
mempelajari kembali cara berjalan, menggunakan tangannya, dan
bahkan menelan, Rainford menulis dalam email.
24
"The docs mengatakan itu akan memakan waktu tiga bulan dia bisa
berjalan lagi," tulis Rainford. "Dia benar-benar mengguncang bahwa
unit rehabilitasi dan berjalan keluar dari sana dalam enam minggu!"
Tentang waktu Lynsie siap untuk pindah kembali ke rumah pada
November 2010, ia bertemu sesama penderita kanker Rodney Conradi
di Ronald McDonald House, Rainford menulis.
Kedua mengunjungi satu sama lain sepanjang tahun depan, dan
Lynsie masuk ke remisi. Pada Januari 2012, Rodney dirawat di
sebuah rumah sakit di Yakima dengan rasa sakit yang hebat, Rainford
menulis. "Dia melamarnya pada Hari Valentine, dan sakit seperti dia,
dan dalam jumlah besar rasa sakit, ia masih turun di atas satu lutut
dan mengusulkan untuk Lynsie," tulis Rainford.
Mereka menikah dua hari kemudian di ruang bawah tanah rumah
sakit. Dia meninggal tak lama setelah sarkoma Ewing.
Setiap kali Lynsie pulang dari perawatan dia mencoba untuk
bersekolah, dan setiap kali dia kambuh. Dia sampai sejauh menjadi
Asisten Keperawatan Bersertifikat dalam program keperawatan
sebelum kambuh kedua kalinya. Dia tidak punya waktu untuk kembali
ke sekolah lagi sebelum tes darah rutin musim semi ini menunjukkan
leukemia nya kembali.
Imunoterapi TRIAL
Lynsie diberi kesempatan 20 persen untuk bertahan hidup setelah
kambuh Maret 2013. Ini adalah ketiga kalinya dia punya, jadi
prognosisnya adalah jenis miskin," kata Rainford. "Pada satu titik ia
berhenti merespon kemoterapi dan dia masih memiliki terlalu banyak
kanker yang tersisa untuk mendapatkan (sel induk) transplantasi."
Saat itulah dokter di Seattle Children yang bertanya apakah ia akan
berpartisipasi dalam percobaan klinis yang bisa meningkatkan
peluangnya.
25
Para peneliti di Seattle Children Research Institute dihapus
beberapa T-sel Lynsie itu, memprogram mereka untuk mengenali
protein spesifik ditemukan pada sel-sel leukemia, dan
mengembalikannya ke darahnya untuk melakukan apa yang mereka
dipaksa untuk melakukan: membunuh penjajah dalam tubuh.
Sel-sel yang diprogram untuk mengenali CD19, protein juga
ditemukan pada sel-B normal, yang membantu melawan infeksi, kata
Dr Rebecca Gardner, seorang peneliti dengan Ben Towne Pusat
Penelitian Kanker Anak. Dokter memberi antibodi Lynsie selama
pengobatan untuk melengkapi sistem kekebalan tubuhnya terganggu
sementara T-sel kanker dan membunuh kedua B-sel.
Dibandingkan dengan efek samping dari kemoterapi, terapi sel T
adalah seperti memiliki flu.
"Suhu nya naik menjadi 103 dan tekanan darahnya turun," kata
Rainford. "Itu tidak bahkan satu hari penuh. Dia bangun dan dia lapar
dan haus." Mungkin lebih luar biasa untuk keluarga adalah seberapa
cepat terapi bekerja.
"Dalam tujuh hari, terapi ini tidak lebih dari tiga bulan kemoterapi,"
kata Rainford. Lynsie masih belum sampai bicara banyak, jadi dia
menulis kepada The Bellingham Herald dengan bantuan ibunya.
Ketika dia tahu bahwa dia bebas dari kanker setelah terapi, dia tidak
percaya. "Saya telah menderita kanker begitu lama, aku hanya merasa
seperti aku hanya dimaksudkan untuk selalu memiliki kanker," tulisnya.
"(Saya) gembira karena aku benar-benar benar-benar tidak berpikir itu
akan berhasil."
STEM CELL TRIAL
Untuk pasien dengan beberapa kambuh dan leukemia maju,
transplantasi sel induk adalah pengobatan pilihan dan obat terbaik,
kata Dr Marie Bleakley, seorang Hutchinson Cancer Research Center
peneliti Fred. Pasien dengan leukemia lymphoblastic akut yang
26
kambuh dan mendapatkan transplantasi sel induk sementara sel-sel
leukemia masih terdeteksi memiliki risiko 20 persen untuk bertahan
hidup, kata Gardner. Angka-angka melambung menjadi sekitar 70
persen jika tidak ada leukemia yang terdeteksi, katanya. Keberhasilan
terapi T-Cell berarti Lynsie akan memiliki kesempatan berjuang
dengan transplantasi.
Pasien muda memasuki uji klinis kedua untuk mendapatkan
transplantasi di Fred Hutchinson pada akhir Agustus. Dyllon kakaknya
menyumbangkan sel induk untuk korupsi. Salah satu cara cangkokan
kerja adalah sel-sel kekebalan di transplantasi dapat mengenali dan
menyerang menyembunyikan bit leukemia yang dapat menyebabkan
kambuh, kata Bleakley.
"Mereka juga dapat menyebabkan penyakit graft-versus-host
sebagai komplikasi," kata Bleakley. "Itulah tubuh pasien menyerang
transplantasi."
Seiring dengan rekan-rekannya di Yale, Bleakley dieksplorasi hipotesis
bahwa sel-sel kekebalan tertentu dalam cangkokan lebih mungkin
menyebabkan penyakit. Para peneliti mengidentifikasi sel-sel spesifik
yang mereka pikir mungkin menyebabkan masalah, dan menemukan
cara untuk menghapusnya dari cangkok sebelum transplantasi. Sejauh
ini 35 pasien telah menerima transplantasi sidang-diubah di dua lokasi.
"Ini terlalu dini untuk mengatakan, tapi kami sangat didorong oleh hasil
sejauh ini," kata Bleakley. "Kami benar-benar senang (Lynsie)
mendapat remisi yang baik. Kami berharap ini akan membantu dia
tinggal di remisi dan menyebabkan efek samping yang minimal."
Lynsie akan hidup dalam isolasi untuk tahun depan, sementara ia
pulih dari transplantasi. Rainford tidak akan bekerja sehingga ia bisa
tinggal di rumah untuk merawat putrinya. "Dukungan terbesar saya
bagi saya pasti telah ibu saya karena dia telah di sisiku sepanjang
waktu," tulis Lynsie. "Cinta dan dukungan yang saya miliki adalah
nasional dan saya merasa sangat diberkati untuk ini."
27
Hasil Lynsie adalah beberapa yang pertama dalam sidang
imunoterapi, tapi lembaga lain sudah mulai menguji prosedur yang
sama dalam uji coba mereka sendiri, kata Gardner. "Kami adalah
orang pertama di Pantai Barat untuk melakukannya," kata Gardner.
Sidang ini terbuka untuk pendaftaran bagi mereka yang berusia antara
1 dan 26 tahun, kata Mary Guiden, spesialis public relations di Seattle.
Sidang imunoterapi merupakan bagian dari masa kanak-kanak kanker
penelitian kolaboratif "Dream Team" yang didanai oleh Yayasan St
Baldrick itu, Stand Up To Cancer, dan American Association for
Cancer Research. Tim, mengumumkan pada April 2013, termasuk
peneliti dari tujuh rumah sakit.
Penelitian kolaboratif bukanlah hal baru bagi Anak Seattle: Rumah
sakit adalah salah satu anggota pendiri Kelompok Kanker Anak, yang
bergabung dengan tiga kelompok yang sama pada tahun 2000 untuk
membentuk Kelompok Onkologi Anak terintegrasi. Mempelajari kanker
pada anak hampir mustahil di sebuah institusi tunggal, kata Dr Doug
Hawkins, kepala asosiasi onkologi dan hematologi di Seattle Anak.
Kolaboratif saham data penelitian, sering sebelum publikasi, dengan
harapan bahwa dengan bekerja sama peneliti akan menemukan obat
lebih cepat.
"Itu mungkin untuk mempelajari kanker dewasa umum di sebuah pusat
kanker besar tunggal di mana pasien dirawat untuk kanker payudara
atau kanker usus besar," kata Hawkins. "Tapi dengan kanker anak,
bahkan yang umum, Anda mungkin hanya melihat lima atau 10 pasien
setahun - Anda mungkin tidak pernah dapat melakukan studi-satunya
cara adalah untuk bekerja sama.."
28
3.2 Pendapat Para Ahli
Sakit terjadi saat tubuh kehilangan keseimbangan. Hal serupa
berlaku pada penyakit kanker. Saat sistem kekebalan tubuh melemah,
keganasan sel bisa terjadi. Karena itu, sebagian peneliti kanker mulai
fokus pada upaya memperbaiki imunitas.
Sel kanker ada dalam tubuh setiap manusia. Saat sel abnormal
mulai berkembang, sel kekebalan tubuh akan bergerak
menghancurkannya. Pada orang berusia lanjut, orang yang
mengalami stres ataupun keletihan kronis, serta yang kekebalan
tubuhnya terganggu, keseimbangan antara sel kanker dan sel imun
terganggu. Jika kekebalan tubuh melemah, sel kanker pun akan
berkembang.
Hal ini sejalan dengan kenyataan yang ditemukan dalam
penatalaksanaan kanker. Pengambilan tumor lewat pembedahan,
kemoterapi, dan radioterapi tidak menjamin kesembuhan pasien.
Selalu ada risiko kambuh karena kekebalan tubuh penderita rendah.
Penemuan sejumlah obat dengan sasaran di tingkat molekuler
(molecular targeted drugs), antara lain untuk kanker paru, payudara,
kolorektal (usus dan anus), dan hati, memang menyusutkan jaringan
tumor. Namun, terapi itu tidak memperpanjang hidup pasien secara
signifikan. Obat-obat itu ada yang menimbulkan efek samping berat.
”Kita sudah mencoba semaksimal mungkin memanfaatkan
kemoterapi. Imunoterapi bisa jadi merupakan jalan terakhir untuk
memerangi kanker,” kata Herman Kattlove, Editor Kedokteran dari
Perkumpulan Kanker Amerika (the American Cancer Society), seperti
dikutip dalam buku Cancer Immunotherapy terbitan Fuda Cancer
Hospital tahun 2008.
29
Strategi baru
Imunoterapi merupakan strategi baru melawan kanker. Dasar
teorinya, kanker adalah penyakit sistemik. Tumor yang terdeteksi
merupakan bagian dari penyakit sistemik. Karena itu, pengobatan
tidak hanya ditujukan di tempat tumor ditemukan, tetapi lebih
mendasar, yaitu memperkuat pertahanan tubuh. Tumor tidak akan
berkembang dalam tubuh yang sehat dan memiliki pertahanan kuat.
Dengan memperbaiki dan meningkatkan kekebalan tubuh, diharapkan
pertumbuhan sel kanker terhenti. Dengan demikian, pasien bisa hidup
lebih lama dan kualitas hidupnya meningkat karena bebas nyeri dan
kekambuhan.
Tentu saja tumor perlu dimatikan. Karena itu, imunoterapi
dikombinasikan dengan terapi lain, seperti operasi krio (operasi
dengan pembekuan jaringan), kemoterapi lokal, serta terapi lain yang
diperlukan.
RS Kanker Fuda di Guangzhou, China, merupakan salah satu RS
yang menerapkan terapi ini. Menurut Prof Kecheng Xu, Presiden RS
Kanker Fuda Guangzhou, sejak tahun 1991, tim rumah sakit itu
mengobati lebih dari 10.000 pasien kanker stadium lanjut. Sebanyak
70 persen pasien itu tumornya tidak bisa dioperasi, mereka juga tidak
mengalami kemajuan dengan kemoterapi ataupun radiasi. Setelah
mendapat terapi kombinasi di RS Fuda, sekitar 70 persen pasien
mengalami kemajuan signifikan. Waktu kesintasan (survival time) bisa
diperpanjang. Sejumlah pasien kanker hati dan paru stadium lanjut
hidup sampai 5-9 tahun kemudian. Bahkan, pasien stadium lanjut
dengan kanker lain hidup sampai 10-15 tahun.
”Imunoterapi sangat baik untuk mencegah metastasis (penyebaran
kanker) dan kekambuhan, memperlambat pertumbuhan kanker,
memperbaiki kesehatan umum, dan meningkatkan sistem kekebalan
tubuh setelah terpuruk sebagai efek samping kemoterapi,” papar Xu,
30
ahli gastroenterologi dan onkologi yang menjadi visiting professor
sejumlah universitas di China, Jepang, dan Amerika Serikat.
Prof Runsheng Ruan, peneliti rekayasa biologi dan nanoteknologi
yang lama bekerja di pusat penelitian kanker di Swiss dan Singapura
yang kini bekerja di RS Fuda, menambahkan, lemahnya respons
kekebalan tubuh pasien terhadap pertumbuhan sel kanker merupakan
penyebab utama parahnya penyakit. Imunoterapi bermanfaat untuk
mengobati semua keganasan. Lewat induksi dan stimulasi sel imun,
terapi itu berhasil membasmi dan menekan pertumbuhan sel kanker.
Kanker bisa terjadi di pelbagai organ, termasuk paru, hati, pankreas,
lambung, usus, payudara, kandung telur, ginjal, otak, kelenjar getah
bening, dan leukemia.
Imunoterapi sendiri merupakan kombinasi dari pemanfaatan sel T
(T-cells), vaksin sel dendrit (DC), cytokine induced killer (CIK) cells,
sitokin, vaksin campur (MV), serta obat modern dan obat tradisional
China untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
Sel T adalah bagian dari darah putih pasien yang memiliki
kemampuan pertahanan dan aktivitas membasmi sel kanker. Sel T
diambil dari tubuh pasien, dipilih yang bagus, dan diperbanyak.
Hasilnya dimasukkan kembali ke tubuh pasien untuk meningkatkan
kekebalan tubuh dan membasmi sel kanker. Adapun sel dendrit
berfungsi memproses dan menunjukkan antigen tumor agar dibasmi
oleh sistem kekebalan tubuh. Pada pasien kanker, selain kekebalan
tubuhnya lemah, sel dendrit biasanya cacat atau tidak matang
sehingga tidak mampu menandai zat-zat pengganggu tubuh. Vaksin
campur digunakan untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Demikian
pula CIK cells yang merupakan campuran dari interferon gamma, anti-
CD3, interleukin 2 dan interleukin 1 beta, serta sitokin, seperti
interleukin 2, interferon, atau thymosin 1. Adapun obat tradisional
China digunakan untuk menunjang terapi, misalnya sebagai
penambah nafsu makan dan meningkatkan kesehatan.
31
Prosedur yang dilakukan, kata Xu, 60-80 ml darah pasien diambil
untuk mengisolasi sel yang dibutuhkan (sel T dan sel dendrit) untuk
diperbanyak. Pada hari yang sama, 0,5-1,5 ml campuran vaksin
disuntikkan di bawah kulit dekat area tumor. Campuran vaksin
disuntikkan setiap minggu selama tiga minggu, diseling istirahat
selama dua minggu. Hal serupa dilakukan pada penyuntikan 0,5-1 ml
sitokin, misalnya interleukin 2. Setelah diperbanyak, sel T dan sel
dendrit dimasukkan ke tubuh pasien pada hari ke 8-12. ”Sel dendrit
dan sel T sebaiknya diambil dari darah pasien. Jika tidak cukup, sel T
bisa diperoleh dari darah orang lain,” kata Xu.
Memperpanjang hidup
Hasilnya, Xu menuturkan salah satu kasus, yaitu pasien Tang (59),
penderita sinus melanoma (kanker hidung). Ia dioperasi di rumah sakit
di Shanghai akhir tahun 1991 dilanjutkan dengan radioterapi, tetapi
hasilnya kurang memuaskan. Maret 1992, Tang dirawat di RS Fuda
dan mendapatkan suntikan vaksin campur antikanker setiap minggu
selama 6 bulan. Waktu pemberian vaksin dikurangi secara bertahap
sampai diberikan sebulan sekali. Total pemberian vaksin adalah 8
tahun 2 bulan. Dengan imunoterapi, Tang bertahan hidup sampai
tahun 2004.
Berdasarkan penelitian RS Fuda, Xu memaparkan, dari 38 pasien
kanker stadium lanjut yang diberi imunoterapi dan diikuti sejak tahun
1995, ada 26 orang yang hidup sampai 15 tahun.
Terkait efek samping, menurut Xu, sejauh ini tidak ditemukan yang
serius. Tidak seperti kemoterapi yang bisa menyebabkan rambut
rontok, mual, muntah, dan kerusakan organ vital, efek samping
imunoterapi tergantung kondisi pasien. Biasanya berupa demam
beberapa jam. Pasien akan kedinginan dan merasakan gejala seperti
flu, seperti sakit kepala, punggung pegal, dan mual. Hal lain, nyeri di
32
bagian tumor dan bengkak di bekas suntikan. Namun, semua itu bisa
teratasi tanpa minum obat tambahan.
33
BAB IVPENYELESAIAN KASUS
4.1 Bagaimama teknik analisis dokter terhadap penentuan bahwa pasien yaitu Lynsie Conradi mengalami penyakit kanker atau leukemia ?
Analisis dokter terhadap Lynsie Conradi adalah ia kerap
mengalami perdarahan atau luka yang berlebihan, dan mudah
terkena infeksi. Hal ini disebabkan karena sel darah putih tidak bisa
berfungsi secara normal sehingga infeksi mudah terjadi.
Oleh karena itu, sering terserang infeksi seperti radang
amandel, luka di mulut, radang paru-paru, diare, dan berbagai jenis
infeksi lainnya.
Ia juga sering kekurangan darah (anemia), sesak nafas, dan
pucat di wajah. Gejala leukemia juga kadang mirip orang yang
terserang flu, seperti mengalami sakit kepala, demam, menggigil
kedinginan, dan penurunan berat badan secara tiba-tiba.
Leukemia dapat disebabkan oleh faktor keturunan. Orang tua
yang sakit leukemia bisa menurun pada anaknya. Sejumlah
penelitian menyebutkan bahwa munculnya leukemia bisa jadi
disebabkan juga oleh pengobatan yang menggunakan radiasi atau
kemoterapi yang digunakan untuk membunuh kanker lain yang
sebelumnya diderita. Namun tanpa disadari justru hal itu
menimbulkan leukemia.
34
Radiasi merupakan salah satu faktor yang juga banyak
dituding sebagai penyebab leukemia. Tudingan ini beralasan
karena sejumlah fakta mendukung hal ini. Para pegawai yang
bekerja di lingkungan penuh radiasi kerap terserang leukemia.
4.2 Bagaimana metode dokter dalam menyembuhkan kanker yang diderita Lynsie Conradi ?
Dokter menyarankan metode imunnoterapi. Pada teknik ini sel
hibridoma ( sel yang terdiri dari sel kanker yang dapat membelah terus
menerus dan limfosit B yang dapat memproduksi antibody tertentu )
memproduksi antibody monoclonal. Antibodi monoclonal diinjeksikan ke
tubuh pasien -> menuju ke permukaan sel leukemia -> mengantar
substansi radioaktif tepat ke sel leukemia kemudian membunuh sel
leukemia dengan efek minimal pada sel sehat. Imunnoterpi adalah upaya
untuk meningkatkan sistm imunitas tubuh, untuk mengalahkan sel sel
kanker dengan cara meningkatkan reaksi kekebalan tubuh terhadap sel
kanker.
Imunoterapi hampir selalu menggunakan bahan alami yang berasal
dari makhluk hidup, terutama manusia. Digunakannya bahan alami karena
dapat berfungsi merangsang respon anti tumor dengan tubuh dengan
meningkatkan jumlah sel pembunuh tumor, secara langsung berfungsi
sebagai agen pembunuh tumor, mengurangi mekanisme tubuh yang
normal dalam menekan respon imun, atau berfungsi memperbaiki
toleransi tubuh terhadap radioterapi atau kemoterapi.
Interferon
Interferon adalah sitokin yang berupa glikoprotein. Dalam keadaan
normal, hampir seluruh sel manusia menghasilkan interferon tetapi juga
dapat dibuat dengan teknologi biologi molekuler rekombinan. Meski
mekanisme aksinya belum sepenuhnya jelas, interferon berperan dalam
35
pengobatan beberapa kanker. Sitokin sebenarnya diproduksi tubuh, tetapi
jumlahnya sangat kecil, selain langsng menyerang sel kanker, interferon
dapat menghentikan pertumbuhan kanker atau mengubahnya menjadi sel
normal. Interferon bekerja dengan merangsang kerja sel NK, sel T, dan
makrofag yang berfungsi sebagai alat penjaga daya than tubuh serta
mengurangi suplai darah ke sel kanker.
Antibody monoclonal
Bertujuan untuk melawan antigen tertentu karena tiap jenis kanker
mengeluarkan antigen yang berbeda, berbeda pula antibody yang
digunakan. Antibody dapat menghambat pertumbuhan sel kanker
sehingga jika dipadu dengan radioterapi atau kemoterapi, dapat langsung
membunuh sel kanker yang memproduksi antigen tertentu.
Vaksin
Penggunan vaksin sebagai imunoterpi masih dalm tahap penelitian
sehingga belum bisa digunakan secara umum. Berbeda dengan vaksin
yang diberikan sebagai pencegahan, pada penderita kanker, vaksin
digunakan sebagi pengobatan. Vaksin untuk pengobatan kanker bekerja
dengan merangsang system kekebalan tubuh agar mampu mengenali sel
kanker, menghentikan pertumbuhannya, mencegah kekambuhan, dan
membersihkan sisa kanker dari terapi bedah, kemoterapi atau radioterapi.
Sedangkan vaksin yang difungsikan sebagai pencegah kanker, ditujukan
untuk melawan virus penyebab penyakit yang dapat menjurus ke kanker,
misalnya vaksin HPV (kanker Rahim).
Colony stimulating factors (CSFs)
Jenis imunoterapi ini merangsan sumsum tulang belakan untuk
membelah dan membentuk sel darah putih, sel darah merah, maupun
trombosit, yang berperan dalam system kekebalan tubuh. Pengobatan
CSFs penting bagi penderita kanker yang menjalani pengobatan dengan
efek samping merusak sumsum tulang belakang sehinggapenderita
mengalami kuran darah (anemia), muah infeksi dan sering mengalami
pendarahan. CSFs dapat mengurangi resiko tersebut.
Terapi gen
36
Emberi harapan besar bagi penderita kanker. Dengan memasukan
material genetic tertentu ke dalam sel tubuh penderita kanker, perilaku sel
tubuh orang tersebut bisa dikendalikan sesuai kebutuhan.
37
BAB VSIMPULAN DAN SARAN
V.1 SIMPULAN
Banyak yang putus asa akan kesembuhan penderita kanker
darah atau leukemia walaupun mereka tahu dunia kesehatan
mempunyai banyak metode untuk penyembuhan kanker darah.
Orang-orang dengan leukemia memiliki banyak pilihan pengobatan.
Pilihannya adalah menanti sambil waspada (watchful waiting),
kemoterapi, targeted terapi, terapi biologi, terapi radiasi, dan
transplantasi sel induk dan saat ini yang sudah banyak berhasil
melalui imunnoterapi.
Pilihan pengobatan tergantung terutama pada 3 aspek, yaitu:
jenis leukemia, usia Anda dan apakah sel-sel leukemia ditemukan
dalam cairan cerebrospinal Anda. Dokter Anda juga
mempertimbangkan gejala dan kesehatan umum.
Pasien Lynsie Conradi telah berhasil melewati masa gelapnya
selama 8 tahun melawan kanker darah dan sekarang ia sudah
berhasil melewatinya dengan mengikuti imunnoterapi , dan efek
sampingnya juga tidak parah.
V.2 SARAN
Kita harus berhati-hati akan penyakit, kadang gejala-gejala
awal tidak terdeteksi. Bila sudah menemukan kejanggalan dalam
tubuh kita segera konsultasi ke dokter agar tidak menyebar luas
38
dan dampaknya tidak menyebar. Dan jangan berputus asa jika
sudah terjangkit penyakit kronis karena para medis sudah
mempersiapkan metode-metode nya. Tetap semangat agar
mencapai kesembuhan seperti pasien Lynsie Conradi dia tetap
berjuang walaupun sudah di vonis dokter sisa hidupnya 2 bulan
lagi. Dan jangan lupa berdoa kepada Allah agar diberihan
kesembuhan.
39
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Leukemia
http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_progenitor
http://newandajm.wordpress.com/2009/09/03/leukemia-mieloblastik-akut/
http://mynorthwest.com/11/2312021/Seattle-Childrens-leukemia-patient-disease-free-
after-groundbreaking-treatment
http://newandajm.wordpress.com/2009/09/03/leukemia-mieloblastik-akut/
http://translate.google.com/translate?hl=id&sl=en&u=http://
www.bellinghamherald.com/2013/10/20/3266421/bellingham-woman-cured-of-
leukemia.html&prev=/search%3Fq%3Dpara%2Bdokter%2Blynsie%2Bconradi
%2Bleukemia%26espv%3D210%26es_sm%3D93%26biw%3D1366%26bih%3D667
http://shambody.blogspot.com/2009/11/aplikasi-molekuler-dan-sitogenetika.html
http://lia-leukemia.blogspot.com/2011/06/gejala-dan-diagnosa-leukemia.html
http://www.asiancancer.com/indonesian/cancer-diagnosis/leukemia-diagnosis/
http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rja&ved=0CHcQFjAJ&url=http%3A%2F
%2Fbedahfkuns-elearning.com%2Flearning-system%2Ffile.php%2F1%2Fmoddata
%2Fforum
%2F22%2F75%2FBiopsi.doc&ei=zbqFUpm8F86xrgeH3YHQBQ&usg=AFQjCNFsr0zhP90hb
KKMb4TMdcnRc3pGTw
http://id.asianstemcells.com/penyakit-darah/pengobatan-penyakit-darah/
http://www.asiancancer.com/indonesian/technology-equipment/197.html?
utm_source=gg-
serp&utm_medium=cpc&utm_term=imunoterapi&utm_content=&utm_campaign=co.id
&gclid=CMWTk6rB7boCFaRU4godth0ApQ
http://infoimunisasi.com/vaksin/definisi-vaksin/
40