LEUKIMIA LIMFOBLASTIK AKUT.docx

download LEUKIMIA LIMFOBLASTIK AKUT.docx

of 24

Transcript of LEUKIMIA LIMFOBLASTIK AKUT.docx

  • 8/12/2019 LEUKIMIA LIMFOBLASTIK AKUT.docx

    1/24

    REFLEKSI KASUS MEI 2014

    LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT

    Nama : FARUCHY SETIANING S.

    No. Stambuk : G 501 09 015

    Pembimbing : dr. Suldiah, Sp.A

    DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO

    RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA

    PALU

    2014

  • 8/12/2019 LEUKIMIA LIMFOBLASTIK AKUT.docx

    2/24

    1

    PENDAHULUAN

    Leukemia adalah penyakit keganasan pada jaringan hematopoietik yang

    ditandai dengan penggantian elemen sumsum tulang normal oleh sel darah

    abnormal atau sel leukemik. Hal ini disebabkan oleh proliferasi tidak terkontrol

    dari klon sel darah immatur yang berasal dari sel induk hematopoietik. Sel

    leukemik tersebut juga ditemukan dalam darah perifer dan sering menginvasi

    jaringan retikuloendotelial seperti limpa, hati dan kelenjar limfe.[1,2]

    Klasifikasi besar leukemia terbagi menjadi leukemia akut dan kronis.Apabila populasi sel abnormal tidak matang, maka dinamakan bentuk akut.

    Sedangkan leukemia yang bersel matang dinamakan leukemia kronis. Leukemia

    akut dapat dibagi menjadi leukemia myelositik akut (LMA) dan leukemia

    limfoblastik akut (LLA). Leukemia limfoblastik akut merupakan bentuk leukemia

    yang paling banyak pada anak-anak. Insidensi LLA adalah 1/60.000 orang per

    tahun, dengan 75% pasien berusia kurang dari 15 tahun. Insidensi puncaknya usia

    3-5 tahun. LLA lebih banyak ditemukan pada pria daripada wanita.[3]

    Yayasan Onkologi Anak Indonesia menyatakan, setiap tahun ditemukan

    650 kasus kanker baru di seluruh Indonesia, 150 kasus di antaranya terdapat di

    Jakarta. Umumnya, pasien kanker anak datang setelah masuk stadium lanjut yang

    sulit untuk disembuhkan. Sebanyak 70% merupakan penderita leukemia atau

    kanker darah. Pada tahun 2006 jumlah penderita leukemia rawat inap di Rumah

    Sakit di Indonesia sebanyak 2.513 orang.[3]

    Salah satu manifestasi klinis dari leukemia adalah perdarahan. Manifestasi

    perdarahan yang paling sering ditemukan berupa ptekie, purpura atau ekimosis,

    yang terjadi pada 4070% penderita leukemia akut pada saat didiagnosis. Lokasi

    perdarahan yang paling sering adalah pada kulit, mata, membran mukosa hidung,

    ginggiva dan saluran cerna. Perdarahan yang mengancam jiwa biasanya terjadi

    pada saluran cerna dan sistem saraf pusat.[2]

  • 8/12/2019 LEUKIMIA LIMFOBLASTIK AKUT.docx

    3/24

    2

    Berikut ini akan dilaporkan mengenai kasus Leukimia Limfoblastik

    Akut pada salah seorang anak yang dirawat inap di Bagian Ilmu Kesehatan Anak

    Paviliun Catelia RSUD Undata Palu.

  • 8/12/2019 LEUKIMIA LIMFOBLASTIK AKUT.docx

    4/24

    3

    STATUS PASIEN

    I. IDENTITAS PASIEN

    Nama : An. IW

    Umur : 9 tahun

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Tanggal Masuk : 18 April 2014

    Alamat : Buol

    II. ANAMNESIS

    Keluhan Utama : Panas

    Riwayat Penyakit Sekarang :

    Panas sejak dua minggu yang lalu. Panas dirasakan terus-menerus.

    Pasien sempat diberikan obat penurun panas namun tidak ada perubahan.

    Kejang (-), mengigil (-), letargis (-). Batuk, beringus, dan sesak tidak ada.

    Anak juga mengatakan pernah mengalami perdarahan gusi tapi tidak terlalu

    banyak ketika mencabut gigi. Menurut orang tuanya penderita tampak

    sedikit pucat selama sakit disertai nafsu makan menurun. Mual dan muntah

    tidak ada. Anak juga mengeluhkan adanya benjolan di dubur dan sakit saat

    BAB. BAB biasa dan BAK lancar. Pasien merupakan rujukan dari buol

    dengan diagnosis suspek leukimia

    Riwayat Penyakit Dahulu:

    Pada bulan januari 2013 pasien pernah masuk rumah sakit dengan

    DBD, seminggu setelah dirawat pasien masuk kembali dengan tonsilitis.

    Riwayat alergi tidak ada.

    Riwayat Penyakit Keluarga

    Tidak ada keluarga yang memilki riwayat penyakit keganasan ataupun

    mengidap penyakit yang sama dengan anak. Riwayat diabetes melitus dan

    hipertensi dalam keluarga tidak ada.

  • 8/12/2019 LEUKIMIA LIMFOBLASTIK AKUT.docx

    5/24

  • 8/12/2019 LEUKIMIA LIMFOBLASTIK AKUT.docx

    6/24

    5

    BB/U = 22/ 29 = 76%

    TB/U = 132/133 = 99%

    BB/TB= 22/29 = 76%

    3.

    Kulit : Warna : Sawo matang

    Efloresensi : tidak ada

    Sianosis : tidak ada

    Turgor : cepat kembali (< 2 detik)

    Kepala: Bentuk : Normocephal

    Rambut : Warna hitam, tidak mudah dicabut, tebal,

    alopesia (-)

    Mata : Palpebra : edema (-/-)

    Konjungtiva : anemis (-/-)

    Sklera : ikterik (-/-)

    Reflek cahaya : (+/+)

    Refleks kornea : (+/+)

    Exophthalmus : (-/-)Cekung : (-/-)

    Telinga : Sekret : tidak ada

    Serumen : minimal

    Nyeri : tidak ada

    Hidung : Pernapasan cuping hidung : tidak ada

    Epistaksis : tidak ada

    Sekret : tidak ada

    Mulut : Bibir : mukosa bibir basah, tidak hiperemis

    Gigi : tidak ada karies

    Gusi : tidak berdarah, bengkak (+)

    Lidah : tidak tremor

    tidak kotor

    4.

    Leher

    Pembesaran kelenjar leher : -/-

  • 8/12/2019 LEUKIMIA LIMFOBLASTIK AKUT.docx

    7/24

    6

    Trakea : Di tengah

    Kaku kuduk : - Faring : tidak hiperemis

    Tonsil : T1/T1 tidak hiperemis

    5.

    Toraks

    a. Dinding dada/paru :

    Inspeksi : Bentuk : simetris

    Dispnea : tidak ada

    Retraksi : tidak ada

    Palpasi : Vokal fremitus: simetris

    Perkusi : Sonor kiri : kanan

    Auskultasi : Suara Napas Dasar : Bronchovesikuler (+/+)

    Suara Napas Tambahan : Rhonchi (-/-), Wheezing (-/-)

    b.

    Jantung

    Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

    Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V linea midclavicula

    sinistra

    Perkusi : Pekak, Dalam batas normal

    Auskultasi : Suara dasar : S1 dan S2 murni, regular

    Bising : -

    6. Abdomen

    Inspeksi : Bentuk : cembung

    Auskultasi : bising usus (+) kesan normal

    Perkusi : Bunyi : timpani

    Palpasi : Nyeri tekan : (+)

    Hati : teraba 3cm dibawah arcus costae

    Lien : tidak teraba

    Ginjal : tidak teraba

    7.

    Ekstremitas : akral hangat, edema (-), Rumple leede test (-)

  • 8/12/2019 LEUKIMIA LIMFOBLASTIK AKUT.docx

    8/24

    7

    8.

    Genitalia : tidak ada kelainan

    9. Anus : adanya nodul eritema di daerah anus

    10.Otot-otot : hipotrofi (-), kesan normal

    11.

    Refleks : fisiologis +/+, patologis -/-

    Pemeriksaan Laboratorium tanggal 18 April 2014

    WHOLE BLOOD Hasil Rujukan Satuan

    Hemoglobin 12,2 12-18 g/dl

    WBC 41,03 5,00-10,00 Ribu /ul

    RBC 3,85 3,88-8,50 Juta/ul

    HCT 34,51 35 - 52 %

    PLT 93 150-450 Ribu/ul

    LYM% 87,22% 20,00-50,00 %

    MCHC 33,54 32,00-35,50 g/dl

    MCH 30,91 27,80- 33,80 fl

    MCV 87,42 83,80-88,10 fl

    IV. RESUME

    Pasien anak perempuan usia 9 tahun dibawa oleh ibunya dengan keluhan

    panas. Panas terus-menerus. Pasien tampak sedikit pucat. Anak juga

    mengatakan pernah mengalami perdarahan gusi saat cabut gigi. Adanya

    benjolan di dubur dan sakit saat BAB. Anak merupakan rujukan dari buoldengan diagnosis suspek leukimia.

    Pada pemeriksaan fisik ditemukan pucat pada wajah pasien,

    pembengkakan gusi dan hepatomegali serta adanya nodul eritema di sekitar

    anus sedangkan pada laboratorium didapatkan WBC sebanyak 41,03 ribu dan

    lymfosit sebanyak 87,22%.

  • 8/12/2019 LEUKIMIA LIMFOBLASTIK AKUT.docx

    9/24

    8

    V. DIAGNOSIS

    Suspek Leukimia Limfoblastik Akut

    VI. TERAPI

    - IVFD RL 20 tetes per menit

    - Ceftriaxone 2 x 500 mg

    - Vit B complex 2 x 1 mg

    - Paracetamol 3 x 240 mg ( 3 x 2 cth)

    VII.ANJURAN PEMERIKSAAN

    - Pemeriksaan darah tepi

    - Pemeriksaan darah lengkap

    -

    Pemeriksaan fungsi hati

    - USG abdomen

    - Apirasi sumsum tulang

    VIII.

    FOLLOW UP

    Tanggal 20/4/2014

    S : Panas (+), mual (+)

    O: Tanda vital: Tekanan darah : 90/ 60 mmHg

    Nadi : 100 kali/menit, reguler, kuat angkat

    Suhu : 37,8 C

    Respirasi : 24 kali/menit

    Kepala : Tidak ada kelainan

    Mulut : Gusi bengkak (+)

    Leher : Tonsil T1-T1 hiperemis (-),

    Thorax : Dalam batas normal

    Abdomen : Hepatomegali

    Ekstremitas : Dalam batas normal

  • 8/12/2019 LEUKIMIA LIMFOBLASTIK AKUT.docx

    10/24

    9

    Anus : Adanya nodul eritema di sekitar anus

    Punggung, otot, reflex : Tidak ada kelainan

    Pemeriksaan Laboratorium tanggal 20 April 2014

    Hasil Rujukan Satuan

    HEMATOLOGI

    Hemoglobin 11,0 11,5-14,5 g/dl

    WBC 79,5 4,5-13,5 Ribu /ul

    RBC 3,72 4-5,4 Juta/ul

    HCT 32,8 37,0- 45,0 %

    PLT 52 200-400 Ribu/ul

    MCV 88 77-91 um

    MCH 29,5 24-30 pg

    MCHC 33,5 32-36 g/dl

    HITUNG JENIS

    - Neutrofil# 2,07 1,8-8,0

    - Limfosit# 14,31 1,5-6,50

    -Monosit# 53,73 0,00-0,80

    - Eosinofil# 0,08 0-0,60

    - Basofil# 9,30 0-0,20

    Pemeriksaan Laboratorium tanggal 20 April 2014

    Analisis Hasil Nilai rujukan

    SGOT 46 UI/I 10.00-37.00 UI/I

    SGPT 46 UI/I 10.00-41.00 UI/I

  • 8/12/2019 LEUKIMIA LIMFOBLASTIK AKUT.docx

    11/24

    10

    - Urinalisis

    Sedimen

    Leukosit 3 0-3 LPB

    Erythrosit 0 0-2 LPB

    Selinder (-) Negatif

    Epithel (+) 1+

    Hasil USG abdomen :

    - Hepatomegali

    - Splenomegali ringan dengan suspek haemopoetic disease

    -

    Dispepsia dengan meterismus sedikit asites

    - Vesika urinaria normal.

    A: Leukimia Limfoblastik Akut

    P: - IVFD RL 20 tetes per menit

    -

    Ceftriaxone 2 x 500 mg

    -

    Vit B complex 2 x 1 mg

    -Paracetamol syrup 120 mg/ 5 ml, 3 x 240 mg ( 3 x 2 cth)

    Tanggal 23/3/2014

    S : Panas (+), mual (+)

    O:Tanda vital

    : Tekanan darah : 100/ 60 mmHg

    Nadi : 110 kali/menit, reguler, kuat angkat

    Suhu : 38,7 C

    Respirasi : 32 kali/menit

    Kepala : Tidak ada kelainan

    Mulut : Gusi bengkak (+)

    Leher : Tonsil T1-T1 hiperemis (-),

    Thorax : Dalam batas normal

  • 8/12/2019 LEUKIMIA LIMFOBLASTIK AKUT.docx

    12/24

    11

    Abdomen : Hepatomegali, splenomegali ringan

    Ekstremitas : Dalam batas normal

    Anus : Adanya nodul eritema di sekitar anus

    Pemeriksaan Laboratorium tanggal 23 April 2014

    Hasil Rujukan Satuan

    HEMATOLOGI

    HGB 10,5 11,5-14,5 g/dl

    WBC 87,2 4,5-13,5 /ul

    RBC 3,7 4,0-5,40 Juta/ul

    HCT 32,5 37,0-45,0 %

    PLT 49 200-400 Ribu/ul

    MCV 88 77-91 Fl

    MCH 28,4 24-30 Pg

    MCHC 32,3 32-36 %

    HITUNG JENIS

    - Neutrofil# 1,83 1,8-8,0

    - Limfosit# 14,74 1,5-6,50

    -Monosit# 60,09 0,00-0,80

    - Eosinofil# 0,00 0-0,60

    -

    Basofil# 10,55 0-0,20

    A: Leukimia Limfoblastik Akut

    P: - IVFD RL 20 tetes per menit

    -

    Ceftriaxone 2 x 500 mg

    -Vit B complex 2 x 1 mg

    -Paracetamol syrup 120 mg/ 5 ml, 3 x 240 mg ( 3 x 2 cth)

  • 8/12/2019 LEUKIMIA LIMFOBLASTIK AKUT.docx

    13/24

    12

    Tanggal 24/4/2014

    S : Panas (+), muntah (+), sesak (+)

    O: Tanda vital: Tekanan darah : 110/ 70 mmHg

    Nadi : 120 kali/menit, reguler, kuat angkat

    Suhu : 39,8 C

    Respirasi : 45 kali/menit

    Kepala : Tidak ada kelainan

    Mulut : Gusi berdarah, bengkak (+)

    Leher : Tonsil T1-T1 hiperemis (-),

    Thorax : Dalam batas normal

    Abdomen : Hepatomegali, splenomegali

    Ekstremitas bawah : Hematoma di paha kiri dan makula berwarna ungu

    kebiruan pada paha kanan

    Anus : adanya nodul eritema di sekitar anus

    A: Leukimia Limfoblastik Akut

    P: - IVFD RL 20 tetes per menit

    -

    Oksigen 2 liter permenit

    -Ceftriaxone 2 x 500 mg

    -

    Vit B complex 2 x 1 mg

    -Paracetamol syrup 120 mg/ 5 ml, 3 x 240 mg ( 3 x 2 cth)

    Tanggal 25/3/2014

    S : Panas (+), muntah (-)

    O: Tanda vital: Tekanan darah : - mmHg

    Nadi : 140 kali/menit, reguler, kuat angkat

    Suhu : 38,5 C

    Respirasi : 52 kali/menit

    Kepala : Tidak ada kelainan

    Mulut : Gusi bengkak (+)

    Leher : Tonsil T1-T1 hiperemis (-),

  • 8/12/2019 LEUKIMIA LIMFOBLASTIK AKUT.docx

    14/24

    13

    Thorax : Dalam batas normal

    Abdomen : Hepatomegali, splenomegali ringan.

    Ekstremitas bawah : Hematoma di paha kiri dan makula berwarna ungu

    kebiruan pada paha kanan

    Anus : adanya nodul eritema di sekitar anus

    Pemeriksaan laboratorium tanggal 25 april 2014

    Hasil Rujukan Satuan

    HEMATOLOGI

    HB 9,2 10,8-15,6 g/dl

    WBC 79,8 4,5-13,5 /ul

    RBC 3,22 3,7-5,70 Juta/ul

    HCT 26,9 31,0-43,0 %

    PLT 46 184-488 Ribu/ul

    MCV 83,5 72-88 um

    MCH 28,6 22-34 Pg

    MCHC 34,2 32-36 g/dl

    HITUNG JENIS LEUKOSIT

    - Neutrofil 0 50-70 %

    - Limfosit 92,00 25-50 %

    -Monosit 8,0 1-6 %

    - Eosinofil 0 1-5 %

    -

    Basofil 0 0-1 %

    Hasil pemeriksaan darah tepi

    Eritrosit : Normositik normokrom

    Lekosit : kesan jumlah meningkat, pada hitung jenis didapatkan

    Segmen 1%, Limfosit 21%, Blast 78%.

    Trombosit : kesan jumlah menurun, morfologi normal.

  • 8/12/2019 LEUKIMIA LIMFOBLASTIK AKUT.docx

    15/24

    14

    Kesan : leukimia akut

    Saran : - Bone Marrow Punction

    -Immunophenotyping

    A: Leukimia Limfoblastik Akut

    P: - IVFD RL 20 tetes per menit

    -Ceftriaxone 2 x 500 mg

    -Vit B complex 2 x 1 mg

    -Paracetamol syrup 120 mg/ 5 ml, 3 x 240 mg ( 3 x 2 cth)

    ( KELUARGA PASIEN MINTA PULANG)

  • 8/12/2019 LEUKIMIA LIMFOBLASTIK AKUT.docx

    16/24

    15

    DISKUSI

    Leukimia limfoblastik akut adalah keganasan klonal dari sel-sel prekusor

    limfoid atau sel progenitor limfoid di sumsum tulang disertai anemia, febris,

    perdarahan dan infiltrasi sel ganas ke organ lain. Lebih dari 80% kasus, sel-sel

    ganas berasal dari limfosit B, sisanya merupakan bentuk leukimia sel T.[2,3]

    Gambar 1.1 skema hematolimfogenesis

    Manifestasi klinis LLA secara garis besar dibagi atas: [4]

    1.

    Gejala klinik yang ditimbulkan akibat kegagalan susum tulang dalam

    membentuk sel eritropoetik, granulopoetik, trombopoetik normal.

  • 8/12/2019 LEUKIMIA LIMFOBLASTIK AKUT.docx

    17/24

    16

    2.

    Gejala klinik yang disebabkan infiltrasi sel leukimia ke organ non hemepoetik

    yang menimbulkan:

    Nyeri tulang ( yang paling sering ditemukan pada anak)

    Pembesaran kelenjar superfisial misalnya pada leher, ketiak, inguinal.

    Hepatosplenomegali

    Sindroma meningeal adanya sakit kepala, mual, muntah.

    Hipertrofi gingitiva

    Pada kasus ini, diagnosis ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik,

    dan pemeriksaan penunjang. Belum diketahui secara pasti penyebab pasti anak

    mengidap LLA, karena menurut pengakuan dari orang tua, tidak ada keluarga

    yang mengidap penyakit keganasan. LLA sering dihubungkan dengan gangguan

    genetik, penyebab utama LLA sampai saat ini masih belum diketahui. Faktor

    lingkungan yang memperberat resiko terjadinya LLA adalah pemaparan terhadap

    radiasi ion dan elektromagnetik. Selain itu beberapa jenis virus juga berkaitan

    dengan insiden LLA, terutama HTLV (virus leukemia T manusia). Penyakit ini

    juga dapat terjadi pada anak dengan gangguan imnunodefisiensi kongenital seperti

    Wiscott-Aldrich Syndrome, Congenital Hypogammaglobulinemia dan Ataxia-

    Telangiectasia. [5,6]

    Dari anamnesis didapatkan pasien telah panas selama 2 minggu dan pernah

    mengalami perdarahan gusi ketika dicabut giginya. Demam terjadi karena adanya

    peningkatan aktivitas seluler sehingga mengakibatkan peningkatan suhu inti,

    akibatnya tubuh menjalankan mekanisme pengaturan suhu sehingga terjadi

    demam. Kemungkinan lain akibat terjadinya demam adalah adanya infeksi.[3]

    Tanda yang diperolah pada pemeriksaan fisik adalah adanya hepatomegali

    dan adanya splenomegali ringan dimana terjadi akibat adanya infiltrasi sel

    leukimia. Serta tanda perdarahan di kulit (hematoma), perdarahan gusi terjadi

    disebabkan oleh turunya jumlah trombosit karena gagalnya fungsi

    hematopoesis.[2]

  • 8/12/2019 LEUKIMIA LIMFOBLASTIK AKUT.docx

    18/24

  • 8/12/2019 LEUKIMIA LIMFOBLASTIK AKUT.docx

    19/24

  • 8/12/2019 LEUKIMIA LIMFOBLASTIK AKUT.docx

    20/24

    19

    seperti osteoporosis, myelofibrosis, infeksi granulomatous, infeksi Ebstein-Barr

    virus pada usia muda dan tumor metastatic. [1,2]

    Diagnosa pasti ditegakkan dengan pemeriksaan aspirasi sumsum tulang dan

    pemeriksaan imunophenotype, namun pada pasien ini tidak dilakukan karena

    keluarga pasien minta pulang. Pemeriksaan aspirasi sumsum-sumsum tulang pada

    penderita leukemia akut ditemukan adanya keadaan hiperselular. Hampir semua

    sel sumsum tulang diganti sel leukemia (blast), terdapat perubahan tiba-tiba dari

    sel muda (blast) ke sel yang matang tanpa sel antara (leukemic gap). Jumlah blast

    minimal 30% dari sel berinti dalam sumsum tulang. [1]

    Dengan berkembangnya ilmu kedokteran, imunophenotipe sangat membantu

    menentukan diagnosa leukimia. Antibodi monoklonal merupakan penemuan yang

    sangat spesifik. Pada pemeriksaan imunophenotipe ditemukan 85% LLA adalah

    sel B dan 15% adalah sel T dimana klasifikasi imunologik tersebut masih dapat

    pengelompokan subgroup yang menunjukkan sel B yang lebih imature yang

    disebabkan pre-B sel menunjukkan prognosis yang berbeda dari B sel yang lebih

    matang. Pre B-sel dikaitkan dengan prognostik yang buruk dan kemungkinan

    relaps, sedangkan B sel pada umumnya menunjukkan prognosis yang lebih baik

    dibanding T-sel.[3]

    Klasifikasi LLA yang sering digunakan adalah klasifikasi berdasarkan

    sistem FAB (French-American-British). Gambaran menurut sistem FAB dibagi

    menjadi 3 yaitu L1 terdiri dari sel-sel limfoblas kecil serupa dengan kromatin

    homogen, anak inti umumnya tidak tampak dan sitoplasma sempit, L2 sel

    limfoblas lebih besar tetapi ukurannya bervariasi, kromatin lebih besar dengan

    satu atau lebih anak inti dan L3 sel limfoblas besar, homogen dengan kromatin

    berbercak, banyak ditemukan anak inti serta sitoplasma yang basofilik dan

    bervakuolisasi.[3]

    Penyakit ini sampai sekarang merupakan penyakit yang angka kematiannya

    masih tinggi, tetapi dengan ditemukannya obat-obat sitostatika dan penggunaanya

    dalam bentuk kombinasi maka prognosis penderia leukimia menjadi lebih baik

    yaitu kemungkinan hidup bebas leukimia selama 5 tahun sebesar 50%. Pada

  • 8/12/2019 LEUKIMIA LIMFOBLASTIK AKUT.docx

    21/24

    20

    leukimia, tujuan pengobatan ialah untuk mengurangi sel-sel leukimia dengan

    obat-obat anti leukimia sehingga diharapkan bahwa sumsum tulang akan

    membentuk lagi sel-sel hemopoetik normal. [1]

    Terapi leukimia terdiri dari terapi spesifik dan terapi suportif, antara lain:

    1) Terapi spesifik (kemoterapi)

    Protokol Indonesia 2006 adalah protokol yang buat oleh Unit Kelompok

    Kerja Hematologi Onkologi Indonesia dan ditetapkan oleh Ikatan Dokter Anak

    Indonesia untuk terapi pasien tersebut LLA. Protokol terbagi menjadi 2 skema

    berdasarkan kelompok risiko. Terdiri dari 3 fase (induksi, konsolidasi,

    pemeliharaan) untuk kelompok SR dan 4 fase (ditambah reinduksi) untuk

    kelompok HR. Fase induksi meliputi pemberian obat-obat methotrexate,

    vincristine, L-asparaginase, daunorubicin, dan kortikosteroid selama 6 minggu.

    a. Fase Induksi

    Pengobatan spesifik diawali dengan tahap induksi. Tahap ini diberikan

    prednison, vincristin, metotrexate, 6-merkaptopurin, L-Asparaginase, dan

    Daunorubicine. Prednison untuk resiko standar diberikan dengan dosis 40 mg/m,

    untuk resiko tinggi diberikan Dexametasone dengan dosis 6 mg/m, diberikan per

    oral pada minggu ke-0 sampai minggu ke 6. Vincristine diberikan dalam dosis 1,5

    mg/m secara intravena. Diberikan pada minggu pertama sampai minggu ke enam.

    Metotrexate diberikan secara intratekal dengan dosis tergantung dari umur pada

    minggu ke 0, 2, dan 4. L-Asparagine diberikan enam kali dalam dosis 6000 U/m

    secara intravena pada minggu ke 4 dan 5. Daunorubicine diberikan secara

    intravena pada minggu 1-4 dengan dosis 30 mg/m.

    b.

    Fase Konsolidasi

    Tahap ini terdiri dari 6-Merkaptopurine dan metotrexate. 6-Merkaptopurine

    diberikan per oral dengan dosis 50 mg/m pada minggu ke-8 sampai minggu

    ke-12. Metotrexate diberikan secara intratekal dengan dosis tergantung umur

    pada minggu ke 8, 10, dan 12. Metotrexate dosis tinggi diberikan bersama

    dengan Leucovorin rescue, diberikan pada minggu ke 8, 10 dan 12.

  • 8/12/2019 LEUKIMIA LIMFOBLASTIK AKUT.docx

    22/24

    21

    c.

    Fase Re-Induksi

    Tahap ini hanya diberikan pada pasien resiko tinggi yang terdiri dari

    Metotrexate yang diberikan secara intratekal dengan dosis tergantung umur

    dan diberikan pada minggu ke-15 dan ke- 17. Vincristine diberikan dalam

    dosis 1,5 mg/m secara intravena, diberikan pada minggu ke-14 sampai

    minggu ke-17. Dexametasone diberikan per oral dengan dosis 6 mg/m pada

    minggu ke-14 sampai 17. Daunorubicine diberikan secara intravena dalam

    dosis 75 mg/m diberikan secara intravena empat kali pada minggu ke-15 dan

    empat kali pada minggu ke-17. L-Asparaginase diberikan secara intravena

    empat kali pada minggu ke-15 dan 17.

    d. Fase Maintenance

    Pengobatan pada tahap ini dengan 6-Merkaptopurine dan

    Metotrexate. Dexametasone diberikan per oral dalam dosis 6 mg/m pada

    minggu-minggu yang tidak diberikan 6- Merkaptopurine dan Metotrexate

    bersama dengan Vincristine, diberikan dalam dosis 1,5 mg/m secara

    intravena

    Terapi suportif berfungsi untuk mengatasi akibat-akibat yag ditimbulkan

    penyakit leukemia dan mengatasi efek samping obat. Misalnya transfusi darah

    untuk penderita leukemia dengan keluhan anemia, transfusi trombosit untuk

    mengatasi perdarahan dan antibiotik untuk mengatasi infeksi. [3,6]

    Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap buruknya prognosis leukimia

    limfoblastik akut, sebagai berikut:[6]

    1. Jumlah leukosit awal lebih dari 50.000/mm3.

    2. Umur pasien saat didiagnosis dan hasil pengobatan kurang dari 2 tahun/

    lebih dari 10 tahun.

    3. Fenotipe imunologis (immunophenotype)

    4.

    Jenis kelamin laki-laki.

    5. Respon terapi buruk pada pemberian inisial, dilihat melalui BMP, sel

    blast di sumsum tulang >1000/mm3.

  • 8/12/2019 LEUKIMIA LIMFOBLASTIK AKUT.docx

    23/24

    22

    Secara umum kemungkinan sembuh pada leukemia adalah 70-100%

    tergantung stadiumnya, sama dengan kemungkinan sembuh untuk kanker Wilms

    (kanker ginjal pada anak). Makin dini LLA diobati, makin besar kemungkinan

    sembuh total. Event free survival (EFS) mendekati 80% pada anak, dan 40% pada

    dewasa. Nilai kesembuhan (yang didefinisikan sebagai tidak-adanya bukti

    penyakit selama minimal 10 tahun) untuk anak mendekati 80%.[7]

    Prognosis pada pasien ini buruk, karena pasien belum mendapatkan

    pengobatan spesifik dikarenakan keluarga pasien minta pulang. Leukimia akut

    tanpa terapi spesifik memiliki rata-ratasurvival ratesekitar 3 bulan saja.

  • 8/12/2019 LEUKIMIA LIMFOBLASTIK AKUT.docx

    24/24

    DAFTAR PUSTAKA

    1. McKenzie SB. Text book of hematology, 2nd edition. Baltimore:

    William & Wilkins. 1996;309- 417.

    2. Launder TM, Lawnicki LC, Perkins ML.Introduction to leukemia and

    the acute leukemias.In: Harmening DM, eds. Clinical hematology and

    fundamental of hemostasis edition 4. Philadelphia: FA. Davis

    Company. 2002;272-357.

    3.

    Wirawan R. Diagnosis keganasan darah dan sumsum tulang. Dalam:

    Suryaatmadja, ed. Pendidikan Berkesinambungan Patologi Klinik.

    Jakarta

    4.

    Tubergen DD, Bleyer A. 2004. The Leukimia In Nelson Textbook Of

    Pediatrics, 17th Edition, USA: Saunders-Elsvier Science.

    5. Corwin, E.J. 2009. Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

    EGC. hlm. 170.

    6. Gustaviani R.,Sudoyo. 2007. Diagnosis dan Penatalaksanaan

    Leukemia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta:

    Balai Penerbit FKUI. hlm.189-192.

    7. Windiastuti E & Mulawi C. 2002. Gangguan Metabolik pada

    Leukemia Limfositik Akut dengan Hiperleukositosis.Sari Pediatri, Vol.

    4, No. 1: 3135.