Post on 15-Aug-2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu factor resiko yang
mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Selain itu bayi
berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang
selanjutnya, sehingga membutahkan biaya perawatan yang tinggi.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah salah satu hasil dari ibu hamil yang menderita energy
kronis dan akan mempunyai status gizi buruk. BBLR berkaitan dengan tingginya angka
kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius pada kualitas generasi mendatang,
yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan perkambangan anak, serta berpengaruh pada
penurunan kecerdasan.
Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat adalah angka kematian
bayi (AKB). Angka kematian bayi di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi, maka
kematian bayi di Indonesia tercatat 510 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2003. Ini
memang bukan gambaran yang indah karena masih tergolong tinggi bila di bandingkan
dengan Negara-negara di ASEAN. Penyebab kematian bayi terbanyak karena kelahiran bayi
berat lahir rendah (BBLR), sementara itu prevalensi BBLR pada saat ini diperkirakan 7-14%
yaitu sekitar 459.200-900.000 bayi (Depkes RI 2005)
Menurut perkiraan WHO, pada tahun 1995 hampir semua 98% dari 5 juta kematian neonatal
di Negara berkembang atau berpenghasilan rendah. Lebih dari 2/3 kematian adalah BBLR
yaitu berat badan kurang dari 2500 gram. Secara global diperkirakan terdapat 25 juta
persalinan per tahun dimana 17% diantaranya adalah BBLR dan hampir semua terjadi di
Negara berkembang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan BBLR ?
2. Apa etiologi BBLR ?
3. Bagaimana tanda – tanda klinis BBLR ?
4. Apa saja komplikasi pada BBLR ?
5. Bagaimana penatalaksanaan pada BBLR ?
6. Bagaimana pemeriksaan diagnostik pada BBLR ?
7. Bagaimana pencegahan pada BBLR?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan BBLR
2. Untuk mengetahui etiologi BBLR
3. Untuk mengetahui tanda – tanda klinis BBLR
4. Untuk mengetahui komplikasi pada BBLR
5. Untuk megetahui pentalaksanaan pada BBLR
6. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik pada BBLR
7. Untuk mengetahui pencegahan pada BBLR
D. Manfaat
1. Mahasiswa mengerti apa yang dimaksud dengan BBLR
2. Mahasiswa mengerti etiologi BBLR
3. Mahasiswa mengerti tanda – tanda klinis BBLR
4. Mahasiswa mengerti komplikasi pada BBLR
5. Mahasiswa mengetahui pentalaksanaan pada BBLR
6. Mahasiswa mengetahui pemeriksaan diagnostik pada BBLR
7. Mahasiswa mengetahui pencegahan pada BBLR
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500
gram (Arief, 2009). Dahulu bayi baru lahir yang berat badan lahir kurang atau sama dengan
2500 gram disebut premature. Untuk mendapatkan keseragaman pada kongres European
Perinatal Medicine II di London (1970), telah disusun definisi sebagai berikut:
1. Preterm infant (premature) atau bayi kurang bulan : bayi dengan masa kehamilan kurang
dari 37 minggu (259 hari)
2. Term infant atau bayi cukup bulan : bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu
sampai dengan 42 minggu (259-293 hari)
3. Post term atau bayi lebih bulan : bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau
lebih (294 hari atau lebih)
World Health Organization (WHO) pada tahun 1961 menyatakan bahwa semua bayi
baru lahir yang berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gram disebut low birth weight
infant (bayi berat badan lahir rendah/BBLR), karena morbiditas dan mortalitas neonatus tidak
hanya bergantung pada berat badannya tetapi juga pada tingkat kematangan (maturitas) bayi
tersebut. Definisi WHO tersebut dapat disimpulkan secara ringkas bahwa bayi berat badan
lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau sama dengan 2500 gram.
Klasifikasi BBLR :
a. Berdasarkan BB lahir
1.BBLR : BB < 2500gr
2.BBLSR : BB 1000-1500gr
3.BBLASR : BB <1000 gr
b. Berdasarkan umur kehamilan
1. Prematur
Adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat
badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan
– Sesuai Masa Kehamilan ( NKB- SMK).
2. Dismaturitas.
Adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa
kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan post term. Dismatur ini dapat
juga Neonatus Kurang Bulan – Kecil untuk Masa Kehamilan (NKB- KMK),
Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa Kehamilan ( NCB-KMK ), Neonatus Lebih Bulan-Kecil
Masa Kehamilan ( NLB- KMK )
B. ETIOLOGI
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran premature. Faktor ibu yang
lain adalah umur, parietas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan
kembar/ganda, serta factor janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR.
BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1. Faktor Ibu
a. Penyakit:
1) Toksemia gravidarum
2) Perdarahan antepartum
3) Truma fisik dan psikologis
4) Nefritis akut
5) Diabetes mellitus
b. Usia Ibu
1) Usia <16 tahun
2) Usia >35 tahun
3) Multigravida yang jarak kelahirannya terlalu dekat
c. Keadaan social
1) Golongan social ekonomi rendah
2) Perkawinan yang tidak sah
d. Sebab lain
1) Ibu yang perokok
2) Ibu peminum alcohol
3) Ibu pecandu narkotik
2. Faktor janin
a. Hidramnion
b. Kehamilan ganda
c. Kelainan kromosom
3. Faktor lingkungan
a. Tempat tinggal dataran tinggi
b. Radiasi
c. Zat-zat racun.
C. Tanda – tanda klinis
Gambaran klinis BBLR secara umum adalah :
a. Berat kurang dari 2500 gram
b. Panjang kurang dari 45 cm
c. Lingkar dada kurang dari 30 cm
d. Lingkar kepala kurang dari 33 cm
e. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
f. Kepala lebih besar
g. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang
h. Otot hipotonik lemah
i. Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea
j. Eksremitas : paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi-lurus
k. Kepala tidak mampu tegak
l. Pernapasan 40 – 50 kali / menit
m. Nadi 100 – 140 kali / menit
A. Tanda-tanda Bayi Prematur
1. BB kurang dari 2500 gr, PB kurang dari 45 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm,
lingkar dada kurang 30 cm.
2. Umur kehamilan kurang dari 37 mg.
3. Kepala relatif lebih besar dari pada badannya.
4. Rambut tipis dan halus, ubun-ubun dan sutura lebar.
5. Kepala mengarah ke satu sisi.
6. Kulit tipis dan transparan, lanugo banyak, lemak subkutan kurang, sering tampak
peristaltik usus.
7. Tulang rawan dan daun telinga imatur.
8. Puting susu belum terbentuk dengan baik.
9. Pergerakan kurang dan lemah.
10. Reflek menghisap dan menelan belum sempurna.
11. Tangisnya lemah dan jarang, pernafasan masih belum teratur.
12. Otot-otot masih hipotonis sehingga sikap selalu dalam keadaan kedua paha abduksi,
sendi lutut dan pergelangan kaki fleksi atau lurus.
13. 13. Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora (pada
wanita), dan testis belum turun (pada laki laki).
B. Tanda-tanda pada Bayi Dismatur
1. Preterm sama dengan bayi premature
2. Term dan post term :
a. Kulit pucat atau bernoda, keriput tipis.
b. Vernik caseosa sedikit/kurang atau tidak ada.
c. Jaringan lemak di bawah kulit sedikit.
d. Pergerakan gesit, aktif dan kuat.
e. Tali pusat kuning kehijauan.
f. Mekonium kering.
g. Luas permukaan tubuh relatif lebih besar dibandingkan BB.
D. Komplikasi pada BBLR
Komplikasi yang dapat terjadi pada bayi dengan berat badan lahir rendah, terutama
berhubungan dengan 4 proses adaptasi pada bayi baru lahir diantaranya:
a. Sistem Pernafasan: Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres
respirasi, penyakit membran hialin
b. Sistem Kardiovaskuler: patent ductus arteriosus
c. Termoregulasi: Hipotermia
d. Hipoglikemia simtomatik
1. Pada prematur yaitu :
Sindrom gangguan pernapasan idiopatik disebut juga penyakit membran hialin
karena pada stadium terakhir akan terbentuk membran hialin yang melapisi
alveoulus paru.
Pneumonia Aspirasi
Disebabkan karena infeksi menelan dan batuk belum sempurna, sering ditemukan
pada bayi prematur.
Perdarahan intra ventikuler
Perdarahan spontan diventikel otot lateral biasanya disebabkan oleh karena anoksia
otot. Biasanya terjadi kesamaan dengan pembentukan membran hialin pada paru.
Kelainan ini biasanya ditemukan pada atopsi.
Hyperbilirubinemia
Bayi prematur lebih sering mengalami hyperbilirubinemia dibandingkan dengan
bayi cukup bulan. Hal ini disebabkan faktor kematangan hepar sehingga konjungtiva
bilirubium indirek menjadi bilirubium direk belum sempurna.
Masalah suhu tubuh
Masalah ini karena pusat pengeluaran nafas badan masih belum sempurna. Luas
badan bayi relatif besar sehingga penguapan bertambah. Otot bayi masih lemah,
lemak kulit kurang, sehingga cepat kehilangan panas badan. Kemampuan
metabolisme panas rendah, sehingga bayi BBLR perlu diperhatikan agar tidak
terlalu banyak kehilangan panas badan dan dapat dipertahankan sekitar (36,5 – 37,5 0C)
2. Pada bayi Dismatur
Pada umumnya maturitas fisiologik bayi ini sesuai dengan masa gestasinya dan sedikit
dipengaruhi oleh gangguan-gangguan pertumbuhan di dalam uterus. Dengan kata lain, alat-
alat dalam tubuhnya sudah berkembang lebih baik bila dibandingkan dengan bayi dismatur
dengan berat yang sama. Dengan demikian bayi yang tidak dismatur lebih mudah hidup di luar
kandungan. Walaupun demikian harus waspada akan terjadinya beberapa komplikasi yang
harus ditangani dengan baik.
E. Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
Pemberian vitamin K1:
Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau
Per oral 2 mg sekali pemberian atau 1 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur 3-10 hari,
dan umur 406 minggu)
2. Diatetik
Pemberian nutrisi yang adekuat
a. Apabila daya isap belum baik, bayi dicoba untuk menetek sedikit demi sedikit
b. Apabila bayi belum bisa meneteki pemberian ASI diberikan melalui sendok atau pipet
c. Apabila bayi belum ada reflek menghisap dan menelan harus dipasang siang penduga/
sonde fooding
Bayi premature atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena refleks menghisapnya
masih lemah. Untuk bayi demikian sebaiknya ASI dikeluarkan dengan pompa atau diperas
dan diberikan pada bayi dengan pipa lambung atau pipet. Dengan memegang kepala dan
menahan bawah dagu, bayi dapat dilatih untuk menghisap sementara ASI yang telah
dikeluarkan yang diberikan dengan pipet atau selang kecil yang diberikan dengan pipet atau
selang kecil yang menempel pada putting. ASI merupakan pilihan utama:
a. Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan cara
apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan nilai kemampuan bayi menghisap paling
kurang sehari sekali.
b. Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20 g/hari selama 3
hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu.
Hal utama yang dilakukan adalah mempertahankan suhu tubuh normal:
a. Membersihkan jalan napas
b. Memotong tali pusat dan perawatan tali pusat
c. Membersihkan badan bayi dengan kapas nany oil/minyak
d. Memberikan obat mata
e. Membungkus bayi dengan kain hangat
f. Pengkajian keadaan kesehatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah
g. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan cara:
h. Membungkus bayi dengan menggunakan selimut bayi yang dihangatkan terlebih dahulu
i. Menidurkan bayi di dalam incubator buatan yaitu dapat dibuat dari keranjang yang
pinggirnya diberi penghangat dari buli-buli panas atau botol yang diisi air panas. Buli-buli
panas atau botol-botol ini disimpan dalam keadaan berdiri tutupnya ada disebelah atas agar
tidak tumpah dan tidak mengakibatkan luka bakar pada bayi. Buli-buli panas atau botol
inipun harus dalam keadaan terbungkus, dapat menggunakan handuk atau kain yang tebal.
Bila air panasnya sudah dingin ganti airnya dengan air panas kembali.
j. Suhu lingkungan bayi harus dijaga
1) Kamar dapat masuk sinar matahari
2) Jendela dan pintu dalam keadaan tertutup untuk mengurangi hilangnya panas dari tubuh
bayi melalui proses radiasi dan konveksi
k. Badan bayi harus dalam keadaan kering
l. Gunakan salah satu cara menghangatkandan mempertahankan suhu tubuh bayi, seperti
kontak kulit ke kulit, kangaroo mother care, pemancar panas, incubator atau ruangan hangat
yang tersedia di tempat fasilitas kesehatan setempat sesuai petunjuk
m. Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin
n. Ukur suhu tubuh dengan berkala
o. Yang juga harus diperhatikan untuk penatalaksanaan suportif ini adalah:
1) Jaga dan pantau patensi jalan nafas
2) Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit
p. Bila terjadi penyulit, harus dikoreksi dengan segera (contoh; hipotermia, kejang,
gangguan nafas, hiperbilirubinemia)
q. Berikan dukungan emosional pada ibu dan anggota keluarga lainnya
r. Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila tidak memungkinkan, biarkan ibu
berkunjung setiap saat dan siapkan kamar untuk menyusui
4. Pemantauan (Monitoring)
a. Pemantauan saat dirawat
1) Terapi
a) Bila diperlukan terapi untuk penyulit tetap diberikan
b) Preparat besi sebagai suplemen mulai diberikan pada usia 2 minggu
2) Tumbuh kembang
a) Pantau berat badan bayi secara periodic
b) Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama (sampai 10% untuk bayi
dengan berat lahir ≥1500 gram dan 15% untuk bayi dengan berat lahir <1500>
c) Bila bayi sudah mendapatkan ASI secara penuh (pada semua kategori berat lahir) dan
telah berusia lebih dari 7 hari:
Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 ml/kg/hari sampai tercapai jumlah 180 ml/kg/hari
Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan penigkatan berat badan bayi agar jumlah
pemberian ASI tetap 180 ml/kg/hari
Apabila kenaikan berat badan tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASI hingga
200 ml/kg/hari
Ukur berat badan setiap hari, panjang badan dan lingkar kepala setiap minggu.
F. DIAGNOSIS
Menegakkan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur berat lahir bayi dalam jangka
waktu 1 jam setelah lahir, dapat diketahui dengan dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang.
1. Anamnesis
Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamnesis untuk menegakkan mencari
etiologi dan factor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR:
a. Umur ibu
b. Riwayat hari pertama haid terakhir
c. Riwayat persalinan sebelumnya
d. Parietas, jarak kelahiran sebelumnya
e. Kenaikan berat badan selama hamil
f. Aktivitas
g. Penyakit yang diderita selama hamil
h. Obat-obatan yang diminum selama hamil
2. Pemeriksaan fisik
Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara lain:
a. Berat badan
b. Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan)
c. Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa kehamilan)
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pemeriksaan skor ballard
2. Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan
3. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit
dan analisa gas darah
4. Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan
kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom
gawat napas
5. USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan.
G. PENCEGAHAN
Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/preventif adalah langkah yang
penting. Hal-hal yang dapat dilakukan:
1. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun
kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko,
terutama factor resiko yang yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat
dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu
2. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim,
tanda-tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka
dapat menjaga kesehatnnya dan janin yang dikandung dengan baik.
3. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat
(20-34 tahun)
4. Perlu dukungan sector lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan
pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses
terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil.
H. PERAWATAN
Perawatan yang dilakukan pada bayi BBLR meliputi :
1. Mempertahankan suhu tubuh optimal
2. Mempertahankan oksigenasi
3. Memenuhi kebutuhan nutrisi
4. Mencegah dan mengatasi infeksi
5. Mengatasi hiperbilirubinemia
6. Memenuhi kebutuhan psikologis
7. Melibatkan program imunisasi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa neonatus dan beberapa minggu sesudahnya masih merupakan masa yang rawan karena
disamping kekebalan yang masih kurang juga gejala penyakit spesifik. Pada periode-periode
tersebut tidak dapat dibedakan/sulit dibedakan dengan penyakit lain sehingga sulit dideteksi
pada usia minggu-minggu pertama kelainanyang timbul banyak yang berkaitan dengan masa
kehamilan/proses persalinan sehingga perlu penanganan segera dan khusus.
Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu factor resiko yang
mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Selain itu bayi
berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang
selanjutnya, sehingga membutahkan biaya perawatan yang tinggi.
B. Saran
1. Meningkatkan pengawasan pada bayi baru lahir dengan BBLR.
2. Menambah informasi dan pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
dengan BBLR.
3. Meningkatkan pelayanan pada bayi baru lahir dengan BBLR.
DAFTAR PUSTAKA
Pantiawati, ika,S.sit.2010.Bayi dengan BBLR.yogyakarta:nuha medika.
Proverati atikah,SKM, MPH dan cahyo ismawati sulistyorini,S.Kep.,Ns.2010.BBLR
(Berat Badan Lahir Rendah).yogyakarta:nuha medika.
Rukiyah, Ai Yeyeh dan Lia Yulianti,am.keb.MKM.2010.asuhan neonates,bayi dan
anak balita.jakarta:trans info media.
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/16/bayi-berat-lahir-rendah-bblr/
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa kami dapat menyelesaikan makalah tentang “ BAYI BARU LAHIR RENDAH (BBLR)” ini dengan baik tanpa hambatan.
Kami mengucapkan terimakasih banyak kepada Dosen mata Kuliah dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini atas semua bantuan, bimbingan, dan kemudahan yang telah diberikan kepada kami dalam menyelesaikan makalah.
Meskipun kami telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini yang selanjutnya akan kami terima dengan tangan terbuka.
Raha, Maret 2015
Penyusun
DAFTAR ISIi
KATA PENGANTAR............................................................................................... iDAFTAR ISI......................................................................................................... iiBAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang................................................................................................. 11.2 Tujuan................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASANA. Definisi................................................................................................................3
B. Etiologi................................................................................................................3
C. Tanda – tanda klinis............................................................................................5
D. Komplikasi pada bblr......................................................................................... 6
E. Penatalaksanaan.................................................................................................. 7
F. Diagnosis........................................................................................................... 10
G. Pencegahan......................................................................................................... 11
H. Perawatan.......................................................................................................... 11
BAB III PENUTUP 1.Kesimpulan.......................................................................................................... 12 2.Saran................................................................................................................... 12DAFTAR PUSTAKA
DOSEN : HARMIN TOHA, S.ST. M.Kes
TUGAS : ASKEB V KOMUNITAS
MAKALAH
BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR)
OLEH :
KELOMPOK III
1. HESTI REZITA
2. IKA FEBRIANTI
3. HIKMAT
4. IKRA
AKADEMI KEBIDANAN YAYASAN
KESEHATAN NASIONAL
BAU-BAU 2015 / 2016