Makalah blbr pada bayi

24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu factor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya, sehingga membutahkan biaya perawatan yang tinggi. Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah salah satu hasil dari ibu hamil yang menderita energy kronis dan akan mempunyai status gizi buruk. BBLR berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius pada kualitas generasi mendatang, yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan perkambangan anak, serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan. Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat adalah angka kematian bayi (AKB). Angka kematian bayi di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi, maka kematian bayi di Indonesia tercatat 510 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2003. Ini memang bukan gambaran yang indah karena masih tergolong tinggi bila di bandingkan dengan Negara-negara di ASEAN. Penyebab kematian bayi terbanyak karena kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR), sementara itu prevalensi BBLR pada saat ini diperkirakan 7-14% yaitu sekitar 459.200-900.000 bayi (Depkes RI 2005)

Transcript of Makalah blbr pada bayi

Page 1: Makalah blbr pada bayi

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu factor resiko yang

mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Selain itu bayi

berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang

selanjutnya, sehingga membutahkan biaya perawatan yang tinggi.

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah salah satu hasil dari ibu hamil yang menderita energy

kronis dan akan mempunyai status gizi buruk. BBLR berkaitan dengan tingginya angka

kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius pada kualitas generasi mendatang,

yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan perkambangan anak, serta berpengaruh pada

penurunan kecerdasan.

Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat adalah angka kematian

bayi (AKB). Angka kematian bayi di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi, maka

kematian bayi di Indonesia tercatat 510 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2003. Ini

memang bukan gambaran yang indah karena masih tergolong tinggi bila di bandingkan

dengan Negara-negara di ASEAN. Penyebab kematian bayi terbanyak karena kelahiran bayi

berat lahir rendah (BBLR), sementara itu prevalensi BBLR pada saat ini diperkirakan 7-14%

yaitu sekitar 459.200-900.000 bayi (Depkes RI 2005)

Menurut perkiraan WHO, pada tahun 1995 hampir semua 98% dari 5 juta kematian neonatal

di Negara berkembang atau berpenghasilan rendah. Lebih dari 2/3 kematian adalah BBLR

yaitu berat badan kurang dari 2500 gram. Secara global diperkirakan terdapat 25 juta

persalinan per tahun dimana 17% diantaranya adalah BBLR dan hampir semua terjadi di

Negara berkembang.

B.     Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan BBLR ?

2. Apa etiologi BBLR ?

3. Bagaimana tanda – tanda klinis BBLR  ?

4. Apa saja komplikasi pada BBLR ?

5. Bagaimana penatalaksanaan pada BBLR ?

6. Bagaimana pemeriksaan diagnostik pada BBLR ?

7. Bagaimana pencegahan pada BBLR?

Page 2: Makalah blbr pada bayi

C.    Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan BBLR

2. Untuk mengetahui etiologi BBLR

3. Untuk mengetahui tanda – tanda klinis BBLR

4. Untuk mengetahui komplikasi pada BBLR

5. Untuk megetahui pentalaksanaan pada BBLR

6. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik pada BBLR

7. Untuk mengetahui pencegahan pada BBLR

D. Manfaat

1. Mahasiswa mengerti apa yang dimaksud dengan BBLR

2. Mahasiswa mengerti etiologi BBLR

3. Mahasiswa mengerti tanda – tanda klinis BBLR

4. Mahasiswa mengerti komplikasi pada BBLR

5. Mahasiswa mengetahui pentalaksanaan pada BBLR

6. Mahasiswa mengetahui pemeriksaan diagnostik pada BBLR

7. Mahasiswa mengetahui pencegahan pada BBLR

Page 3: Makalah blbr pada bayi

BAB II

PEMBAHASAN

A.    DEFINISI

            Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500

gram (Arief, 2009). Dahulu bayi baru lahir yang berat badan lahir kurang atau sama dengan

2500 gram disebut premature. Untuk mendapatkan keseragaman pada kongres European

Perinatal Medicine II di London (1970), telah disusun definisi sebagai berikut:

1. Preterm infant (premature) atau bayi kurang bulan : bayi dengan masa kehamilan kurang

dari 37 minggu (259 hari)

2. Term infant atau bayi cukup bulan : bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu

sampai dengan 42 minggu (259-293 hari)

3. Post term atau bayi lebih bulan : bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau

lebih (294 hari atau lebih)

            World Health Organization (WHO) pada tahun 1961 menyatakan bahwa semua bayi

baru lahir yang berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gram disebut low birth weight

infant (bayi berat badan lahir rendah/BBLR), karena morbiditas dan mortalitas neonatus tidak

hanya bergantung pada berat badannya tetapi juga pada tingkat kematangan (maturitas) bayi

tersebut. Definisi WHO tersebut dapat disimpulkan secara ringkas bahwa bayi berat badan

lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau sama dengan 2500 gram.

Klasifikasi BBLR :

a.    Berdasarkan BB lahir

1.BBLR      : BB < 2500gr

2.BBLSR    : BB 1000-1500gr

3.BBLASR : BB <1000 gr

b.  Berdasarkan umur kehamilan

1. Prematur

Adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat

badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan

– Sesuai Masa Kehamilan ( NKB- SMK).

Page 4: Makalah blbr pada bayi

2. Dismaturitas.

Adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa

kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan post term. Dismatur ini dapat

juga Neonatus Kurang Bulan – Kecil untuk Masa Kehamilan (NKB- KMK),

Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa Kehamilan ( NCB-KMK ), Neonatus Lebih Bulan-Kecil

Masa Kehamilan ( NLB- KMK )

B.  ETIOLOGI

            Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran premature. Faktor ibu yang

lain adalah umur, parietas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan

kembar/ganda, serta factor janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR.

BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

1.   Faktor Ibu

a.       Penyakit:

1)      Toksemia gravidarum

2)      Perdarahan antepartum

3)      Truma fisik dan psikologis

4)      Nefritis akut

5)      Diabetes mellitus

b.      Usia Ibu

1)      Usia <16 tahun

2)      Usia >35 tahun

3)      Multigravida yang jarak kelahirannya terlalu dekat

c.       Keadaan social

1)      Golongan social ekonomi rendah

2)      Perkawinan yang tidak sah

d.      Sebab lain

1)      Ibu yang perokok

2)      Ibu peminum alcohol

3)      Ibu pecandu narkotik

2.      Faktor janin

a.       Hidramnion

b.      Kehamilan ganda

Page 5: Makalah blbr pada bayi

c.       Kelainan kromosom

3.      Faktor lingkungan

a.       Tempat tinggal dataran tinggi

b.      Radiasi

c.       Zat-zat racun.

C.    Tanda – tanda klinis

Gambaran klinis BBLR secara umum adalah :

a. Berat kurang dari 2500 gram

b. Panjang kurang dari 45 cm

c. Lingkar dada kurang dari 30 cm

d. Lingkar kepala kurang dari 33 cm

e. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu

f. Kepala lebih besar

g. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang

h. Otot hipotonik lemah

i. Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea

j. Eksremitas : paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi-lurus

k. Kepala tidak mampu tegak

l. Pernapasan 40 – 50 kali / menit

m. Nadi 100 – 140 kali / menit

A. Tanda-tanda Bayi Prematur

1. BB kurang dari 2500 gr, PB kurang dari 45 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm,

lingkar dada kurang 30 cm.

2. Umur kehamilan kurang dari 37 mg.

3. Kepala relatif lebih besar dari pada badannya.

4. Rambut tipis dan halus, ubun-ubun dan sutura lebar.

5. Kepala mengarah ke satu sisi.

6. Kulit tipis dan transparan, lanugo banyak, lemak subkutan kurang, sering tampak

peristaltik usus.

7. Tulang rawan dan daun telinga imatur.

8. Puting susu belum terbentuk dengan baik.

9. Pergerakan kurang dan lemah.

Page 6: Makalah blbr pada bayi

10. Reflek menghisap dan menelan belum sempurna.

11. Tangisnya lemah dan jarang, pernafasan masih belum teratur.

12. Otot-otot masih hipotonis sehingga sikap selalu dalam keadaan kedua paha abduksi,

sendi lutut dan pergelangan kaki fleksi atau lurus.

13. 13.  Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora   (pada

wanita), dan testis belum turun (pada laki laki).

B. Tanda-tanda pada Bayi Dismatur

1.      Preterm sama dengan bayi premature

2.      Term dan post term :

a. Kulit pucat atau bernoda, keriput tipis.

b. Vernik caseosa sedikit/kurang atau tidak ada.

c. Jaringan lemak di bawah kulit sedikit.

d. Pergerakan gesit, aktif dan kuat.

e. Tali pusat kuning kehijauan.

f. Mekonium kering.

g. Luas permukaan tubuh relatif lebih besar dibandingkan BB.

D.    Komplikasi pada BBLR

Komplikasi yang dapat terjadi pada bayi dengan berat badan lahir rendah, terutama

berhubungan dengan 4 proses adaptasi pada bayi baru lahir diantaranya:

a. Sistem Pernafasan: Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres

respirasi, penyakit membran hialin

b. Sistem Kardiovaskuler: patent ductus arteriosus

c. Termoregulasi: Hipotermia

d. Hipoglikemia simtomatik

1.      Pada prematur yaitu :

Sindrom gangguan pernapasan idiopatik disebut juga penyakit membran hialin

karena pada stadium terakhir akan terbentuk membran hialin yang melapisi

alveoulus paru.

Pneumonia Aspirasi

Disebabkan karena infeksi menelan dan batuk belum sempurna, sering ditemukan

pada bayi prematur.

Page 7: Makalah blbr pada bayi

Perdarahan intra ventikuler

Perdarahan spontan diventikel otot lateral biasanya disebabkan oleh karena anoksia

otot. Biasanya terjadi kesamaan dengan pembentukan membran hialin pada paru.

Kelainan ini biasanya ditemukan pada atopsi.

Hyperbilirubinemia

Bayi prematur lebih sering mengalami hyperbilirubinemia dibandingkan dengan

bayi cukup bulan. Hal ini disebabkan faktor kematangan hepar sehingga konjungtiva

bilirubium indirek menjadi bilirubium direk belum sempurna.

Masalah suhu tubuh

Masalah ini karena pusat pengeluaran nafas badan masih belum sempurna. Luas

badan bayi relatif besar sehingga penguapan bertambah. Otot bayi masih lemah,

lemak kulit kurang, sehingga cepat kehilangan panas badan. Kemampuan

metabolisme panas rendah, sehingga bayi BBLR perlu diperhatikan agar tidak

terlalu banyak kehilangan panas badan dan dapat dipertahankan sekitar (36,5 – 37,5 0C)

2.       Pada bayi Dismatur

Pada umumnya maturitas fisiologik bayi ini sesuai dengan masa gestasinya dan sedikit

dipengaruhi oleh gangguan-gangguan pertumbuhan di dalam uterus. Dengan kata lain, alat-

alat dalam tubuhnya sudah berkembang lebih baik bila dibandingkan dengan bayi dismatur

dengan berat yang sama. Dengan demikian bayi yang tidak dismatur lebih mudah hidup di luar

kandungan. Walaupun demikian harus waspada akan terjadinya beberapa komplikasi yang

harus ditangani dengan baik.

E.    Penatalaksanaan

1.      Medikamentosa

Pemberian vitamin K1:

Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau

Per oral 2 mg sekali pemberian atau 1 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur 3-10 hari,

dan umur 406 minggu)

2.      Diatetik

Pemberian nutrisi yang adekuat

a. Apabila daya isap belum baik, bayi dicoba untuk menetek sedikit demi sedikit

b. Apabila bayi belum bisa meneteki pemberian ASI diberikan melalui sendok atau pipet

Page 8: Makalah blbr pada bayi

c. Apabila bayi belum ada reflek menghisap dan menelan harus dipasang siang penduga/

sonde fooding

Bayi premature atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena refleks menghisapnya

masih lemah. Untuk bayi demikian sebaiknya ASI dikeluarkan dengan pompa atau diperas

dan diberikan pada bayi dengan pipa lambung atau pipet. Dengan memegang kepala dan

menahan bawah dagu, bayi dapat dilatih untuk menghisap sementara ASI yang telah

dikeluarkan yang diberikan dengan pipet atau selang kecil yang diberikan dengan pipet atau

selang kecil yang menempel pada putting. ASI merupakan pilihan utama:

a. Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan cara

apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan nilai kemampuan bayi menghisap paling

kurang sehari sekali.

b. Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20 g/hari selama 3

hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu.

Hal utama yang dilakukan adalah mempertahankan suhu tubuh normal:

a.       Membersihkan jalan napas

b.      Memotong tali pusat dan perawatan tali pusat

c.       Membersihkan badan bayi dengan kapas nany oil/minyak

d.      Memberikan obat mata

e.       Membungkus bayi dengan kain hangat

f.       Pengkajian keadaan kesehatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah

g.      Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan cara:

h.      Membungkus bayi dengan menggunakan selimut bayi yang dihangatkan terlebih dahulu

i.        Menidurkan bayi di dalam incubator buatan yaitu dapat dibuat dari keranjang yang

pinggirnya diberi penghangat dari buli-buli panas atau botol yang diisi air panas. Buli-buli

panas atau botol-botol ini disimpan dalam keadaan berdiri tutupnya ada disebelah atas agar

tidak tumpah dan tidak mengakibatkan luka bakar pada bayi. Buli-buli panas atau botol

inipun harus dalam keadaan terbungkus, dapat menggunakan handuk atau kain yang tebal.

Bila air panasnya sudah dingin ganti airnya dengan air panas kembali.

j.        Suhu lingkungan bayi harus dijaga

1)      Kamar dapat masuk sinar matahari

2)      Jendela dan pintu dalam keadaan tertutup untuk mengurangi hilangnya panas dari tubuh

bayi melalui proses radiasi dan konveksi

k.      Badan bayi harus dalam keadaan kering

Page 9: Makalah blbr pada bayi

l.        Gunakan salah satu cara menghangatkandan mempertahankan suhu tubuh bayi, seperti

kontak kulit ke kulit, kangaroo mother care, pemancar panas, incubator atau ruangan hangat

yang tersedia di tempat fasilitas kesehatan setempat sesuai petunjuk

m.    Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin

n.      Ukur suhu tubuh dengan berkala

o.      Yang juga harus diperhatikan untuk penatalaksanaan suportif ini adalah:

1)      Jaga dan pantau patensi jalan nafas

2)      Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit

p.      Bila terjadi penyulit, harus dikoreksi dengan segera (contoh; hipotermia, kejang,

gangguan nafas, hiperbilirubinemia)

q.      Berikan dukungan emosional pada ibu dan anggota keluarga lainnya

r.        Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila tidak memungkinkan, biarkan ibu

berkunjung setiap saat dan siapkan kamar untuk menyusui

4.      Pemantauan (Monitoring)

a.       Pemantauan saat dirawat

1)      Terapi

a)      Bila diperlukan terapi untuk penyulit tetap diberikan

b)      Preparat besi sebagai suplemen mulai diberikan pada usia 2 minggu

2)      Tumbuh kembang

a)      Pantau berat badan bayi secara periodic

b)      Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama (sampai 10% untuk bayi

dengan berat lahir ≥1500 gram dan 15% untuk bayi dengan berat lahir <1500>

c)      Bila bayi sudah mendapatkan ASI secara penuh (pada semua kategori berat lahir) dan

telah berusia lebih dari 7 hari:

         Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 ml/kg/hari sampai tercapai jumlah 180 ml/kg/hari

         Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan penigkatan berat badan bayi agar jumlah

pemberian ASI tetap 180 ml/kg/hari

         Apabila kenaikan berat badan tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASI hingga

200 ml/kg/hari

         Ukur berat badan setiap hari, panjang badan dan lingkar kepala setiap minggu.

Page 10: Makalah blbr pada bayi

F.     DIAGNOSIS

            Menegakkan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur berat lahir bayi dalam jangka

waktu 1 jam setelah lahir, dapat diketahui dengan dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang.

1.      Anamnesis

Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamnesis untuk menegakkan mencari

etiologi dan factor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR:

a.       Umur ibu

b.      Riwayat hari pertama haid terakhir

c.       Riwayat persalinan sebelumnya

d.      Parietas, jarak kelahiran sebelumnya

e.       Kenaikan berat badan selama hamil

f.       Aktivitas

g.      Penyakit yang diderita selama hamil

h.      Obat-obatan yang diminum selama hamil

2.      Pemeriksaan fisik

Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara lain:

a.       Berat badan

b.      Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan)

c.       Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa kehamilan)

3.      Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain:

1. Pemeriksaan skor ballard

2. Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan

3. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit

dan analisa gas darah

4. Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan

kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom

gawat napas

5. USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan.

Page 11: Makalah blbr pada bayi

G.    PENCEGAHAN

Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/preventif adalah langkah yang

penting. Hal-hal yang dapat dilakukan:

1. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun

kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko,

terutama factor resiko yang yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat

dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu

2. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim,

tanda-tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka

dapat menjaga kesehatnnya dan janin yang dikandung dengan baik.

3. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat

(20-34 tahun)

4. Perlu dukungan sector lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan

pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses

terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil.

H.    PERAWATAN

Perawatan yang dilakukan pada bayi BBLR meliputi :

1. Mempertahankan suhu tubuh optimal

2. Mempertahankan oksigenasi

3. Memenuhi kebutuhan nutrisi

4. Mencegah dan mengatasi infeksi

5. Mengatasi hiperbilirubinemia

6. Memenuhi kebutuhan psikologis

7. Melibatkan program imunisasi

Page 12: Makalah blbr pada bayi

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Masa neonatus dan beberapa minggu sesudahnya masih merupakan masa yang rawan karena

disamping kekebalan yang masih kurang juga gejala penyakit spesifik. Pada periode-periode

tersebut tidak dapat dibedakan/sulit dibedakan dengan penyakit lain sehingga sulit dideteksi

pada usia minggu-minggu pertama kelainanyang timbul banyak yang berkaitan dengan masa

kehamilan/proses persalinan sehingga perlu penanganan segera dan khusus.

Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu factor resiko yang

mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Selain itu bayi

berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang

selanjutnya, sehingga membutahkan biaya perawatan yang tinggi.

B.     Saran

1. Meningkatkan pengawasan pada bayi baru lahir dengan BBLR.

2. Menambah informasi dan pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

dengan BBLR.

3. Meningkatkan pelayanan pada bayi baru lahir dengan BBLR.  

Page 13: Makalah blbr pada bayi

DAFTAR PUSTAKA

Pantiawati, ika,S.sit.2010.Bayi dengan BBLR.yogyakarta:nuha medika.

Proverati atikah,SKM, MPH dan cahyo ismawati sulistyorini,S.Kep.,Ns.2010.BBLR

(Berat Badan Lahir Rendah).yogyakarta:nuha medika.

Rukiyah, Ai Yeyeh dan Lia Yulianti,am.keb.MKM.2010.asuhan neonates,bayi dan

anak balita.jakarta:trans info media.

http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/16/bayi-berat-lahir-rendah-bblr/

Page 14: Makalah blbr pada bayi

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa kami dapat menyelesaikan makalah tentang “ BAYI BARU LAHIR RENDAH (BBLR)” ini dengan baik tanpa hambatan.

            Kami  mengucapkan terimakasih banyak kepada Dosen mata Kuliah dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini atas semua bantuan, bimbingan, dan kemudahan yang telah diberikan kepada kami dalam menyelesaikan makalah.

Meskipun kami telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini yang selanjutnya akan kami terima dengan tangan terbuka.

Raha, Maret 2015

Penyusun

DAFTAR ISIi

Page 15: Makalah blbr pada bayi

KATA PENGANTAR............................................................................................... iDAFTAR ISI......................................................................................................... iiBAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang................................................................................................. 11.2 Tujuan................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASANA. Definisi................................................................................................................3

B. Etiologi................................................................................................................3

C. Tanda – tanda klinis............................................................................................5

D. Komplikasi pada bblr......................................................................................... 6

E. Penatalaksanaan.................................................................................................. 7

F. Diagnosis........................................................................................................... 10

G. Pencegahan......................................................................................................... 11

H. Perawatan.......................................................................................................... 11

BAB III PENUTUP 1.Kesimpulan.......................................................................................................... 12 2.Saran................................................................................................................... 12DAFTAR PUSTAKA

DOSEN : HARMIN TOHA, S.ST. M.Kes

TUGAS : ASKEB V KOMUNITAS

Page 16: Makalah blbr pada bayi

MAKALAH

BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR)

OLEH :

KELOMPOK III

1. HESTI REZITA

2. IKA FEBRIANTI

3. HIKMAT

4. IKRA

AKADEMI KEBIDANAN YAYASAN

KESEHATAN NASIONAL

BAU-BAU 2015 / 2016

Page 17: Makalah blbr pada bayi