Isi Makalah Tumbang Bayi
-
Upload
ainun-najib -
Category
Documents
-
view
148 -
download
9
Transcript of Isi Makalah Tumbang Bayi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang anak bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil, karena
ia mempunyai sifat berlainan dari orang dewasa. Ia harus tumbuh dan
berkembang sampai dewasa agar dapat berguna bagi masyarakat. Walaupun
pertumbuhan dan perkembangan berjalan menurut norma-norma tertentu,
seorang anak dalam banyak hal bergantung kepada orang dewasa, misalnya
mengenai makan, perawatan, bimbingan, perasaan aman, pencegahan penyakit
dan sebagainya.Oleh karena itu semua orang yang mendapat tugas mengawasi
anak harus mengerti persoalan anak yang sedang tumbuh dan berkembang,
misalnya keperluan dan lingkunagan anak pada waktu tertentu agar anak dapat
tumbuh dan berkembang sebaik-baiknya.Bila lingkungan akibat sesuatu hal
menjadi buruk, maka keadaan tersebut hendaknya segera diubah sedemikian
rupa sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berjalan dengan
sebaik-baiknya. Sebuah organ yang tumbuh berarti organ itu akan menjadi
besar, karena sel-sel dan jaringan diantara sel bertambah banyak. Selama
pembiakan, sel berkembang menjadi sebuah alat (organ) dengan fungsi
tertentu.Pada permulaannya, organ ini masih sederhana dan fungsinya belum
sempurna. Lambat laun organ tersebut dengan fungsinya akan tumbuh dan
berkembang menjadi organ yang matang, seperti yang diperlukan orang
dewasa. Dengan demikian pertumbuhan, perkembangan dan kematangan tidak
dapat dipisahkan satu dari yang lain.
Untuk perkembangan yang normal diperlukan pertumbuhan yang selalu
bersamaan dengan kematangan fungsi. Untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak yang optimum diperlukan berbagai faktor misalnya
makanan harus disesuaikan dengan keperluan anak yang sedang tumbuh.
Penyakit infeksi akut maupun kronis menghambat pertumbuhan dan
perkembangan anak, sehingga pencegahan penyakit menular merupakan hal
yang penting, di samping diperlukan bimbingan, pembinaan, perasaan aman
dan kasih sayang dari ayah dan ibu yang hidup rukun, bahagia dan sejahtera
1
dalam lingkungan yang sehat. Sebelum bayi lahir terdapat pertumbuhan dan
perkembangan yang cepat sekali, yaitu dari seorang makhluk yang terdiri
hanya dari satu sel sampai terjadi seorang bayi yang setelah dilahirkan dapat
hidup sendiri terpisah dari ibunya
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena
pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya. Pada masa ini perkembangan kemampuan
berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, kesadaran emosional dan inteligensia
berjalan sangat cepat. Perkembangan psiko-sosial sangat dipengaruhi
lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tuanya. Perkembangan
anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan
anak pada berbagai tahap perkembangan. Perkembangan adalah perubahan
psikologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi psikis dan fisik pada
diri anak, yang di tunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam
peredaran waktu tertentu menuju kedewasaan dari lingkungan yang banyak
berpengaruh dalam kehidupan anak menuju dewasa. Perkembangan menandai
maturitas dari organ-organ dan sistem-sistem, perolehan ketrampilan,
kemampuan yang lebihsiap untuk beradaptasi terhadap stress dan kemampuan
untuk memikul tanggung jawab maksimal dan memperoleh kebebasan dalam
mengekspresikan kreativitas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pertumbuhan?
2. Apa pengertian perkembangan?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi tumbang?
4. Bagaimana pertumbuhan fisik bayi?
5. Bagaimana perkembangan bayi menurut para ahli?
6. Apa saja reflek primitive pada bayi?
7. Bagaimana perkembangan motorik halus, motorik kasar, sensori,
vokalisasi dan sosialisasi pada bayi?
8. Bagaimana teknik berkomunikasi pada bayi?
9. Bagaimana teknik bermain pada bayi?
2
10. Apa saja makanan tambahan yang perlu diberikan pada bayi?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian tumbuh
2. Menjelaskan pengertian kembang
3. Menjelaskan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi tumbang
4. Menjelaskan bagaimana pertumbuhan fisik bayi
5. Menjelaskan bagaimana perkembangan bayi menurut para ahli
6. Menjelaskan apa saja reflek primitive pada bayi
7. Menjelaskan bagaimana perkembangan motorik halus, motorik kasar,
sensori, vokalisasi dan sosialisasi pada bayi
8. Menjelaskan bagaimana teknik berkomunikasi pada bayi
9. Menjelaskan bagaimana teknik bermain pada bayi
10. Menjelaskan apa saja makanan tambahan yang perlu diberikan pada bayi
3
BAB II
PROSES TUMBUH KEMBANG PADA BAYI USIA 28 HARI – 1 TAHUN
A. Pertumbuhan ( Growth )
Meningkatnya ukuran suatu bagian organisme yang ditujukkan dengan
peningkatan tinggi dan berat atau bagian yang di pengaruhi seperti tulang dan
organ bersifat kuantitatif, dapat diamati dan dapat diperkirakan.
B. Perkembangan
1. Peningkatan fungsi secara kompleks dan keterampilan secara progressif
2. Bersifat kualitatif
3. Bersifat majemuk: perkembangan intelegensi dan sosialisasi.
C. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tumbang
1. Hereditas
2. Neuroendokrin
3. Lingkungan
4. Nutrisi
5. Status kesehatan
6. Hubungan interpersonal
7. Hubungan dengan keluarga sibling
8. Kebudayaan
9. Sosial
10. Ekonomi
D. Pertumbuhan Fisik Pada Bayi
Penilaian tumbuh kembang anak secara medis atau secara statistik
diperlukan untuk mengetahui apakah seorang anak tumbuh dan berkembang
normal atau tidak. Anak yang sehat akan menunjukkan tumbuh kembang yang
optimal apabila diberikan lingkungan bio-fisiko-psikososial adekuat.
Parameter ukuran antropometrik yang dipakai pada penilaian pertumbuhan
fisik, antara lain:
4
1. Berat badan (BB)
Pengukuran ini dilakukan secara teratur untuk memantau pertumbuhan
dan keadaan gizi bayi. Bayi ditimbang setiap bulan dan dicatat dalam
Kartu Menuju Sehat Bayi (KMS Bayi) sehingga dapat dilihat grafik
pertumbuhannya dan dilakukan intervensi jika terjadi penyimpangan. Pada
bayi, pengukuran berat badan dengan menggunakan baby scale. Namun
jika tidak ada, berat badan bayi dapat diketahui dengan cara menimbang
bayi bersama dengan ibunya, kemudian hasilnya dikurangi dengan berat
badan ibunya.
Gambar 2. Timbangan berat badan bayi
Adapun prosedur penimbangan bayi yaitu:
a. Letakkan timbangan di tempat yang rata dan datar.
b. Pastikan jarum timbangan menunjuk angka nol.
c. Timbang bayi.
d. Baca dan catat berat badan sesuai dengan angka yang ditunjuk oleh
jarum timbangan.
Rata-rata lahir normal : 3.000 - 3.500 gr
Umur 5 bulan : 2x berat badan lahir
Umur 1 tahun : 3x berat badan lahir
Kenaikan berat badan pada tahun pertama kehidupan:
a. 700 - 1000 gram/bulan pada triwulan I
b. 500-600 gram/bulan pada triwulan II
5
c. 350-450 gram/bulan pada triwulan III
d. 250-350 gram/bulan pada triwulan IV
2. Tinggi badan (TB)
Mengukur panjang atau tinggi anak tergantung dari umur dan
kemampuan anak untuk berdiri. Mengukur tinggi badan anak berumur
kurang dari 2 tahun, dilakukan dengan cara anak telentang.
Pada penelitian MGRS/WHO 2005, tinggi badan lebih pendek sekitar
0,7 cm dibandingkan dengan panjang badan. Perbedaan ini telah
dipertimbangkan dalam menyusun standar pertumbuhan oleh WHO yang
digunakan dalam membuat grafik di Buku Grafik Pertumbuhan Anak.
Oleh karena itu, penting untuk mengkoreksi hasil bila pengukuran tidak
dilakukan dengan cara yang sesuai untuk kelompok umur.
a. Jika seorang anak berumur kurang dari 2 tahun diukur tingginya
(berdiri) maka ditambahkan 0,7 cm untuk mengkonversi menjadi
panjang badan
b. Jika seorang anak berumur 2 tahun atau lebih dan dan diukur
panjangnya (telentang) maka dikurangi 0,7 cm untuk mengkonversi
menjadi tinggi badan.
Peralatan yang diperlukan untuk mengukur panjang badan adalah
papan ukur panjang badan (infantometer).papan ukur panjang badan yang
harus ditempatkan di atas permukaan yang rata, misalnya di meja. Berikut
gambar pengukuran panjang badan anak.
Gambar 3. Pengukuran panjang badan
6
Hal yang perlu di ingat dalam mengukur pajang anak yaitu pastikan
sepatu anak, kaus kaki, dan hiasan rambut sudah dilepas. Jika bayi diukur
telanjang, alasi papan pengukur dengan menggunakan kain kering untuk
menghindari cedera. Jika ruang tempat pengukuran dalam keadaan dingin
maka selimuti anak agar tetap hangat sambil menunggu pengukuran.
Dalam pengukuran panjang atau tinggi anak, ibu harus membantu proses
pengukuran dengan tujuan untuk menenangkan serta menghibur anak
Rata-rata lahir normal 50 cm
Umur 1 tahun 1,5 x TB lahir
Umur 4 tahun 2 x TB lahir
Umur 6 tahun 1,5 x TB setahun
Umur 13 tahun 3 x TB lahir
Dewasa 3,5 x TB lahir (2 x TB setahun)
Tabel 1. Berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala berdasarkan
kurva WHO 2005 untuk anak laki-laki
Usia Berat Tinggi Lingkar Kepala
1 bulan 3.3-6.0 kg 51.0-57.5 cm 34.5-39 cm
2 bulan 4.3-7.2 kg 54.5-62.5 cm 36-41 cm
3 bulan 5.1-8.0 kg 57.5-65.0 cm 37-43 cm
4 bulan 5.7-8.6 kg 60.0-68.0 cm 38.5-44 cm
5 bulan 6.0-9.2 kg 62.0-70.0 cm 40-45 cm
6 bulan 6.4-9.7 kg 63.5-72.5 cm 40.5-46 cm
7 bulan 6.8-10.2 kg 65.0-73.5 cm 41-47 cm
8 bulan 7.0-10.6 kg 66.5-75.0 cm 42-48 cm
9 bulan 7.2-10.6 kg 68.0-76.0 cm 42.5-48.5 cm
10 bulan 7.4-11.3 kg 69.0-78.0 cm 43-49 cm
11 bulan 7.6-11.6 kg 70.0-79.0 cm 43.5-49.5 cm
12 bulan 7.8-11.8 kg 71.0-80.5 cm 45-50.5 cm
7
Tabel 2. Berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala berdasarkan
kurva WHO 2005 untuk anak perempuan
Usia Berat Tinggi Lingkar Kepala
1 bulan 3.2-5.6 kg 50.0-58.0 cm 33-39 cm
2 bulan 4.0-6.6 kg 53.0-61.5 cm 35-40 cm
3 bulan 4.6-7.5 kg 56.0-64.0 cm 36-42 cm
4 bulan 5.1-8.2 kg 58.0-66.5 cm 37.5-43 cm
5 bulan 5.5-8.2 kg 62.0-70.0 cm 39-44 cm
6 bulan 5.8-9.2 kg 61.5-70.0 cm 39.5-45 cm
7 bulan 6.1-9.6 kg 63.0-72.0 cm 40-46 cm
8 bulan 6.3-10.0 kg 64.5-73.5 cm 41-46.5 cm
9 bulan 6.5-10.4 kg 65.5-75.0 cm 41.5-47 cm
10 bulan 6.8-10.8 kg 67.0-76.5 cm 42-47.5 cm
11 bulan 7.0-11.0 kg 68.0-78.0 cm 42.5-48 cm
12 bulan 7.2-11.3 kg 69.0-79.0 cm 43-48.5 cm
3. Lingkar Kepala
Lingkaran kepala mencerminkan volume intrakranial. Dipakai untuk
menaksirkan pertumbuhan otak. Apabila otak tidak tumbuh normal maka
kepala akan kecil. Sehingga pada lingkar kepala (LK) yang lebih kecil dari
normal (mikrosefali), maka menunjukkan adanya retardasi mental.
Sebaliknya kalau ada penyumbatan pada aliran cairan serebrospinal pada
hidrosefalus akan meningkatkan volume kepala, sehingga LK lebih besar
dari normal. Sampai saat ini yang dipakai sebagai acuan untuk LK ini
adalah kurve LK dari Nellhaus yang diperoleh dari 14 penelitian didunia,
dimana tidak terdapat perbedaan yang bermakna terhadap suku bangsa,
ras, maupun secara geografi. Sehingga kurve LK Nellhaus (1968) tersebut
dapat digunakan juga di Indonesia.
Pertumbuhan LK yang paling pesat adalah pada 6 bulan pertama
kehidupan, yaitu dari 34 cm pada waktu lahir menjadi 44 cm pada umur 6
8
bulan. Sedangkan pada umur 1 tahun 47 cm, 2 tahun 49 cm dan dewasa 54
cm. Oleh karena itu manfaat pengukuran LK terbatas pada 6 bulan
pertama sampai umur 2 tahun karena pertumbuhan otak yang pesat,
kecuali diperlukan seperti pada kasus hidrosefalus. Jadi pertumbuhan
lingkar kepala dari lahir sampai dewasa terjadi pada 6 bulan pertama
kehidupan. LK kepala yang kecil pada umumnya sebagai :
a. Variasi normal
b. Bayi kecil
c. Keturunan
d. Retradasi mental
e. Kraniostenosis
Sedangkan LK yang besar pada umumnya disebabkan oleh :
a. Variasi normal
b. Bayi besar
c. Hidranensefali
d. Tumor serebi
e. Keturunan
f. Efusi subdural
g. Hidrosefalus
h. Penyakit Canavan
i. Magalensefali
Untuk menilai apakah kepala yang kecil/besar tersebut diatas masih
dalam batas-batas normal/tidak, harus diperhatikan gejal;a-gejala klinik
yang menyertainya.
Pertumbuhan tulang kepala mengikuti pertumbuhan otak, demikian
pula sebaliknya.Pertumbuhan otak yang tercepat terjadi pada trimester
ketiga kehamilan 5-6 bulan pertama setelah lahir.Pada masa ini terjadi
pembelahan sel-sel otak yang pesat, setelah itu pembelahan melambat dan
terjadi pembesaran sel-sel otak saja.Sehingga pada waktu lahir berat otak
9
bayi ¼ berat otak dewasa, tetapi jumlah selnya sudah mencapai 2/3 jumlah
sel otak dewasa.
Masa pesat pertumbuhan jaringan otak adalah rawan, setiap gangguan
pada masa itu akan mengakibatkan gangguan pada jumlah sel otak dan
mielinisasi yang tidak bisa di kejar pada masa pertumbuhan berikutnya.
4. Mikrosefali dan Makrosefali
Gangguan ukuran kepala dikatakan tidak normal bila besar ukuran
lingkar kepala bayi kurang atau lebih dari dua standard deviasi sesuai usia
menurut skala Nelhaus. Jika ukuran lingkar kepala bayi lebih kecil dengan
perbedaan sebesar dua standar deviasi dari ukuran normal, maka disebut
kelainan mikrosefali.Namun, bila ukuran lingkaran kepala si bayi lebih
besar daripada ukuran normalnya, disebut makrosefali.
Mikrosefali atau gangguan pertumbuhan lingkar kepala yang kurang
sesuai normal sering disebabkan gangguan saat dalam kandungan bisa
karena infeksi kehamilan seperti infeksi TORCH (toksoplasma, rubella,
sitomegalo virus, dan herpes), kelainan kromosom atau kelainan genetik.
Penyebab lainnya karena gangguan secara keseluruhan, pertumbuhan fisik
bayi kecil maka kepalanya juga kecil.Hal ini biasanya disebabkan karena
faktor genetik atau asupan gizi ibu ke bayi kurang.
Kelainan mikrosefali bisa mempengaruhi kemampuan otak bayi.Kalau
perkembangan otak nggak sempurna, maka kemampuan berpengaruh pada
kemampuan intelegensi, kemampuan motorik, kemampuan emosi, sosial,
dan sebagainya.
Bila ukuran lingkaran kepala si bayi lebih besar daripada 2 standar
ukuran normal dikatakan kelainan makrosefali.Sebenarnya hanya sebagian
kecil kasus makrosefali yang termasuk normal.Sebagian besar kasus
makrosefali disebabkan karena hidrosefalus, yaitu kepala besar karena
cairan di dalam otaknya berlebihan. Bila dicurigai kelainan makrosefali
harus pula dilakukan pemeriksaan penuinjang lainnya karena kita tidak
10
bisa menduga kelainan struktur di dalam otaknya. Untuk mengetahui
kelainan hidrosefalus dan ganguan lainnya dapat dilakukan pemeriksaan
USG atau CT-scan.
5. LILA ( Lingkar Lengan Atas)
Lingkar lengan atas (LLA) menggambarkan tumbuh kembang jaringan
lemak di bawah kulit dan otot yang tidak banyak terpengaruh oleh keadaan
cairan tubuh dibandingkan dengan berat badan (BB). LLA lebih sesuai
untuk dipakai menilai keadaan gizi/tumbuh kembang pada anak kelompok
umur prasekolah (1-5 tahun).
Pengukuran LLA ini mudah, murah, alat bisa dibuat sendiri dan bisa
dilakukan oleh siapa saja. Alat yang digunakan biasanya adalah pita ukur
elastis. Namun, penggunaan LLA ini lebih tepat untuk mengidentifikasi
anak dengan gangguan gizi/pertumbuhan fisik yang berat. Selain itu
terkadang pengukurannya juga dengan menekan pertengahan LLA yang
dirasakan tidak nyaman bagi anak-anak. Interpretasi hasil dapat berupa:
a. LLA (cm): < 12.5 cm = gizi buruk (merah), 12.5 – 13.5 cm = gizi
kurang (kuning), >13.5cm = gizi baik (hijau).
b. Bila umur tidak diketahui, status gizi dinilai dengan indeks LLA/TB:
<75% = gizi buruk,75-80% = gizi kurang, 80-85% = borderline , dan
>85% = gizi baik (normal).
6. Perkembangan Ubun-ubun Bayi
Ubun-ubun atau fontanel adalah bagian kecil dari kepala bayi yang
lunak. Ubun-ubun muncul karena setelah beberapa bulan dilahirkan,
tulang-tulang kepala bayi belum menyambung satu sama lain. Meski
begitu, posisinya sudah terbentuk berdampingan dan rapi. Walaupun
terlihat sangat rapuh, ubun-ubun sebenarnya cukup kuat karena dilindungi
membran, yaitu lapisan tipis jaringan yang menutupi permukaan. Terdapat
dua jenis ubun-ubun, yaitu anterior fontanel dan posterior fontanel.
Anterior Fontanel merupakan ubun-ubun yang terdapat di puncak kepala
bayi. Lebarnya mencapai kurang lebih 5 cm. Bila ubun-ubun besar cekung
11
bisa disebabkan karena kekurangan cairan. Sebaliknya bila menonjol harus
dicuriga gangguan dalam susunan saraf otak berupa peningkatan tekanan
di dalam kepala.
a. Ubun-ubun besar (fontanella mayor)
1) Bentuk segi empat laying merupakan pertemuan antara sutura
sagitalis, dan sutura koronaria, dan sutura frontalis.
2) Sudut lancipnya terletak di sutura sagitalis.
3) Sebagai petunjuk letak puncak kepala.
b. Ubun-ubun kecil (fontanella minor)
1) Dibentuk oleh sutura sagitalis dan sutura lamboidea.
2) Sebagai petunjuk letak belakang kepala.
Ubun-ubun dan sutura-sutura ini normalnya menutup antara usia 6-20
bulan. Secara kasat mata, akibat proses penutupan tulang tengkorak yang
kelewat dini ini bisa dilihat melalui bentuk kepala yang tak normal. Ini
terjadi karena pertumbuhan kepala cenderung mengarah ke tulang yang
suturanya menutup belakangan. Contohnya, kalau sutura bagian depan
sudah menutup lebih dulu, pertumbuhan kepala akan lebih mengarah ke
belakang, dan akibatnya kepala jadi panjul.
Penyebab ubun-ubun cepat menutup biasanya adalah kelainan bawaan,
adanya infeksi selama kehamilan, atau adanya gangguan perkembangan
jaringan otak dan kelainan tulang seperti osteopetrosis (pertumbuhan dan
kepadatan tulang yang berlebihan).
Sudah pasti, ubun-ubun yang menutup terlalu cepat akan menghambat
perkembangan otak bayi dan menimbulkan gangguan. Dengan kata lain,
sel-sel otak yang seharusnya berkembang malah tertahan oleh tulang
tengkoraknya sendiri. Biasanya, gangguan yang muncul berupa cerebral
palsy atau kelumpuhan yang sifatnya kaku. Terlebih bila proses penutupan
tulang tengkorak ini berlangsung sejak ia baru lahir atau berada di
kandungan, proses keterhambatan perkembangan otaknya tentu lebih lama
sehingga gangguan yang timbul akan lebih banyak dan berat. Artinya,
12
manifestasi gangguan tumbuh kembang pada bayi yang bersangkutan bisa
berbeda-beda, tergantung bagian otak sebelah mana yang
perkembangannya terhambat, dan kapan terjadinya proses penghambatan
atau penutupan itu.
Cara mengatasinya adalah dengan operasi melepas sambungan yang
menutup terlalu cepat.Dengan begitu, diharapkan otaknya bisa terus
tumbuh dan berkembang. Celah yang tertutup jaringan lunak pada ubun-
ubun anterior maupun posterior kelak akan menutup dengan sendirinya.
Ubun-ubun anterior yang lebih besar akan menutup sepenuhnya saat bayi
berusia 1,5 tahun (18 bulan). Sementara itu, ubun-ubun posterior menutup
lebih cepat, yakni saat bayi berusia sekitar 5 bulan.
Penutupan kedua ubun-ubun tidak boleh terlalu cepat atau terlalu lama.
Bila sampai terjadi, misalnya anterior masih berdenyut-denyut (sangat
kelihatan) pada usia 2,5 tahun lebih, sebaiknya si kecil segera dibawa ke
dokter anak. Sebab, percepatan atau perlambatan menunjukkan adanya
sesuatu yang tidak normal pada cairan otak anak. Perlambatan-masih
berdenyut-sangat mungkin berarti ada kelebihan cairan otak dan membuat
kepala bayi membesar. Ini biasa disebut hydrocephalus. Sedangkan, bila
terjadi percepatan, misal menurup di usia 2 bulan, bisa berarti ada
kelebihan kalsium. Pokoknya harus pas tak lebih tak kurang.Jika demikian
ubun-ubunnya buah hati Anda normal.Ubun-ubunnya berdenyat-denyut
pun normal.
7. Pertumbuhan Dan Perkembangan Gigi
Pertumbuhan gigi bayi terjadi pada usia yang berbeda-beda, tergantung
pada irama pertumbuhan gigi individu masing-masing. Beberapa bayi
mengalami pertumbuhan gigi pada usia 3 bulan. Namun ada pula bayi
yang belum mengalami pertumbuhan gigi pada 1 tahun. Umumnya,
pertumbuhan gigi bayi terjadi pada usia 7 bulan. Gigi yang tumbuh
pertama kali adalah gigi seri atas. Biasanya pada usia satu tahun, bayi
memiliki 6 buah gigi. Kadang dijumpai kasus telah munculnya gigi pada
13
saat lahir. Bayi yang baru lahir telah mempunyai gigi karena benih gigi
susu sudah ada sejak masih janin, diperkirakan pada minggu ke 6 setelah
terjadi pembuahan.
Selama masa pertumbuhan anak terdapat 20 gigi susu, 10 gigi di
rahang atas dan 10 gigi di rahang bawah.
Gigi neonatal atau gigi pada bayi yang baru lahir ada sekitr 1 dari
setiap 2000 bayi lahir. Gigi ini adalah gigi susu yang tumbuh sangat awal
atau disebut gigi neonatal karena tidak tertanam kuat dalam rahang,
biasanya akan tanggal setelah beberapa minggu, jika ini terjadi sebaiknya
periksakan bayi ke dokter gigi untuk dicabut. Gigi neonatal ini dapat
menyebabkan rasa sakit.
14
Tanda-tanda bayi sedang tumbuh gigi
Gejala-gejala bayi sedang tumbuh gigi bervariasi pada setiap anak.
Tetap hubungi dokter bila ragu apakah gejala itu karena bayi akan tumbuh
gigi, untuk mencari penyebab yang pasti. Beberapa tanda-tanda yang dapat
dilihat bahwa gigi bayi sedang tumbuh :
a. Terlihat adanya gigi yang mulai muncul atau teraba saat membersihkan
mulut bayi
b. Bayi menangis di malam hari atau lebih rewel karena gusinya sakit
c. Air liur yang berlebihan
d. Bayi memasukkan jari tangan atau mainan ke dalam mulut
e. Gusi bayi bengkak atau merah
f. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA)
PLKA adalah cara yang biasa dipakai untuk mengetahui pertumbuhan
dan perkembangan otak anak. Biasanya ukuran pertumbuhan tengkorak
mengikuti perkembangan otak, sehingga bila ada hambatan pada
pertumbuhan tengkorak maka perkembangan otak anak juga
terhambat.Pengukuran dilakukan pada diameter occipitofrontal dengan
mengambil rerata 3 kali pengukuran sebagai standar.
8. Peningkatan Massa Tulang
Tulang merupakan suatu jaringan keras yang aktif, selalu tumbuh
berkembang, dan selalu memperbarui diri dengan pembentukan sel baru.
Kerangka anak-anak terus menerus mengalami proses peningkatan massa
tulang yaitu pembelahan sel (penyusunan ulang) dan pematangan sel
(penguatan). Selama masa anak-anak, tulang terbentuk dalam tulang rawan
dengan kecepatan tumbuh tertentu dan pada saat usia pubertas sudah
cukup keras dan kuat. Untuk proses ini dibutuhkan makanan yang
mengandung gizi cukup, vitamin D, mineral (kalsium), dan
protein.Tulang-tulang pada masa bayi berjumlah 270 yang masih lentur
berpori dan persambungannya masih longgar. Pada awal remaja menjadi
15
350 (diferensiasi fungsi) dan pada awal remaja menjadi 200 integrasi,
persenyawaan dan pergeseran.
Saat dilahirkan, tulang-belulang bayi masih sedemikian lentur hingga
mudah melewati jalan lahir.Dengan demikian, tulang-tulang bayi gampang
retak atau patah tetapi gampang pula mengalami pemulihan. Proses
pengerasan tulang dimulai pada awal tahun pertama dan akan terus
berlangsung sampai masa puber. Sepanjang usia bayi, ubun-ubun terasa
lunak karena tulang tengkoraknya memang belum menutup. Celah ini
berguna untuk mengakomodasi pertumbuhan dan perkembangan otak
yang pesat di usia dini. Hanya sekitar 50% bayi yang ubun-ubunnya
menutup di usia 18 bulan. Pada semua bayi, ubun-ubun akan menutup
sempurna di usia 2 tahun. Pertumbuhan tulang-belulang akan terganggu
antara lain bila bayi kekurangan vitamin dan mineral. Masa bayi bisa
dikatakan sebagai masa dimana pondasi tulang-belulang harus terbentuk
dan selesai sebelum masa pubertas. Bila semasa bayi, kebutuhan akan
vitamin D dan kalsium tidak tercukupi, tulang akan rapuh dan rentan
mengalami pengeroposan yang sulit dikoreksi lagi di masa dewasa.
Pemenuhan kebutuhan akan vitamin D dan kalsium ini harus dilakukan
sejak bayi masih berupa janin. Setelah lahir, kecukupan kalsium bayi bisa
didapat dari asupan ASI. Seiring dengan bertambahnya usia, tambahan
kalsium bisa didapat dari makanan pendamping ASI mulai di usia 6 bulan.
Agar pembentukan tulang jadi sempurna, asupan kalsium harus dibarengi
dengan kecukupan vitamin C dan D dari sinar matahari yang membantu
penyerapan kalsium ke dalam tubuh, disamping mineral fosfor dan
magnesium.
9. Tonus Otot (Kekuatan Otot)
Pembentukan otot dimulasi sejak bayi masih dalam kandungan.Halini
ditunjukkan dengan adanya gerakan-gerakan bayi dalam
kandungan.Semua gerakan tubuh dan orgn dalam dilakukan oleh otot.Hal
itu terjadi kibt kontrksi ribuan serabut otot yang menimulkan gerak.Bayi
16
lahir diikuti dengn kerja otot secara reflek yang kemudian berangsur-
angsur menghilang sejalan dengan perkembangan otot dan sitem syaraf
pusatnya. Untuk peningkatan gerak jarigan otot ini dibutuhkan makanan
bergizi dan olah raga (pijat bayi)
Asupan makanan yang masuk juga menentukan tonus otot bayi. Ada,
kan, bayi yang otot-ototnya tampak lembek, tapi ada juga yang agak keras
atau padat. Biasanya bayi yang diberi ASI, tonus ototnya lebih baik
dibanding yang mendapat susu botol. Selain itu, kalau diukur otot lingkar
lengan atasnya akan lebih besar. Dengan otot lingkar lengan atasnya lebih
besar berarti ada ketebalan lemak di bawah kulitnya, kan? Pengukuran
lingkar lengan atas ini dilakukan untuk melihat status gizi anak dan
biasanya dikerjakan oleh ahli gizi.Memang, pengukuran lingkar lengan
atas ini jarang sekali dilakukan untuk pemeriksaan, kecuali untuk tujuan
penelitian.
Di usia bayi, kekerasan dan kekuatan ototnya tergantung pula pada
latihan. Biasanya otot-otot yang terlatih adalah otot mulut karena dia
mengisap ASI, selain juga otot leher, tangan, dan kaki. Kalau ototnya kuat
atau keras, maka perkembangan motorik kasarnya pun akan lebih cepat.
Di usia 2 bulan biasanya bayi bisa mengangkat lehernya. Pada usia 3-4
bulan mengangkat tegak lehernya 90 derajat. Sekitar usia 4-5 bulan sudah
bisa tengkurap dan membalik-balikan badannya. Kemudian, sekitar usia 6-
7 bulan sudah duduk sendiri. Usia 8-9 bulan berdiri, dan 9-12 bulan
berjalan.
Begitupun dengan perkembangan motorik halusnya. Bayi usia 0-12
bulan perkembangan motorik halusnya antara lain; dapat menjangkau,
menggenggam dan memasukkan benda ke dalam mulut. Mengenai benda
dengan menggunakan jempol dan satu jari.Memindahkan benda dari
tangannya.Menjatuhkan benda mainan dan memunggutnya
kembali.Semua perkembangan di atas tergantung kekuatan ototnya. Bila
17
ototnya lemah maka akan mengganggu perkembangan motorik kasar dan
halusnya tersebut.
E. Perkembangan Bayi Menurut Para Ahli
1. Piaget (Perkembangan Kognitif)
Meliputi kemampuan intelegensi, kemampuan berpersepsi dan
kemampuan mengakses informasi, berfikir logika, memecahkan masalah
kompleks menjadi simple dan memahami ide yang abstrak menjadi
konkrit, bagaimana menimbulkan prestasi dengan kemampuan yang
dimiliki anak.
a. Tahap sensori – motor ( 0 – 1 tahun)
Perilaku anak banyak melibatkan motorik, belum terjadi kegiatan
mental yang bersifat simbolis (berpikir). Sekitar usia 18 – 24 bulan anak
mulai bisa melakukan operations, awal kemampuan berfikir.
Pada tahap ini tingkah laku signifikan yang ditunjukkan antara lain
perilaku preverbal, kegiatan motorik sederhana terkoordinasi, dapat
mempersepsikan perasaan yang berbeda. Hal ini dapat dicontohkan ketika
bayi merasa tidak nyaman seperti haus, lapar, mengantuk maka ekspresi
yang ditunjukan adalah menangis tetapi kalau bayi merasa nyaman maka
dia akan diam.
b. Tahap sosial
1) Separation anxiety
Antara umur 4-8 bulan merupakan perkembangan bayi
melewati tahap pertama perpisahan individu (separation-
individuation) dan mulai sadar akan perpisahannya dengan ibunya.
Separation Anxiety merupakan ketakutan pada bayi yang
bercirikan selalu mengekor orang tua, menangis jika orang tua
tidak terlihat, takut pada orang asing, sering bangun malam dan
menangis ingin orang tuanya dekat serta langsung diam atau
memeluk jika orang tuanya dekat.
18
Selama awal tahun pertamanya, bayi mulai protes ketika mereka
diletakkan di tempat tidur, dan beberapa lama kemudian bayi pun
menjadi keberatan ketika ibunya meninggalkan kamar tidurnya.
Bayi mungkin tidak menyadari ketidakhadiran ibunya ketika
mereka sedang asyik melakukan aktivitas tertentu. Tetapi ketika
bayi menyadari ketidakhadiran ibunya, bayi mulai protes. Mulai
menginjak bulan ke 11 dan 12, bayi mulai bisa mengerti gerak-
gerik sang ibu yang ingin pergi sehingga bayi akan mulai protes
kepada ibu sebelum ibu pergi.
Cara mengatasi Separation Anxiety, antara lain dengan :
a) Meminimalkan kemungkinan berpisah. Main permainan ciluk
ba atau sembunyikan barang merupakan cara yang baik
mengajarkan bayi untuk memahami bahwa sesuatu yang tidak
kelihatan bukan berarti menghilang selamanya.
b) Latihan untuk berpisah secara cepat. Sepanjang hari coba
tinggal bayi selama beberapa saat, misalnya pergi ke ruangan
lain. Ini akan mengajarkan bayi bahwa “mama pergi pasti
kembali”. Selain itu, membiarkan bayi bermain sendiri juga
baik untuk membantu kreativitas dan kemandirian.
c) Saat harus meninggalkan bayi, jangan kabur saat dia tidak
melihat. Karena ini akan menimbulkan ketakutan yang lebih
besar dan akhirnya si bayi akan semakin tidak bisa lepas dari
Anda.
d) Jangan terburu – buru untuk berpisah, tapi jangan terlalu lama
juga. Bayi dapat merasakan kegelisahan kita karena itu
bantulah dia berpisah dengan cara yang lugas dan tenang.
Kalau kita sendiri berpisah dengan deraian air mata, di jamin si
bayi pasti akan lebih sedih lagi. Berpisahlah dengan senyum.
e) Tinggalkan bayi dengan orang yang familiar, buat dia percaya
pada orang disekelilingnya saat kita tidak ada.
19
f) Alihkan perhatian bayi. Jika bayi mulai pergi meninggalkan
Anda biarkan dia bereksplorasi, tentunya kita tetap mengintip
atau mendengarkan untuk memastikan dia aman.
2) Stranger Anxiety
Karena bayi lebih sering bersama dengan ibunya, maka
bayi seringkali bersikap tidak ramah dan tidak terbiasa dengan
kedatangan oranglain. Antara umur 6-8 bulan, ketakutan dan
kecemasan akan kehadiran orang asing mulai tampak, dan bayi pun
memiliki kemampuan untuk membedakan antara orang yang dekat
dengannya maupun yang tidak. Tingkah laku seperti tidak bisa
berpisah dengan orangtuanya, menangis, dan berpaling dari orang
asing merupakan hal yang biasa dijumpai pada tahapan infant ini.
Stranger anxiety merupakan bentuk kecemasan pada
anak/bayi yang dirasakannya ketika bertemu dengan orang yang
tidak mereka kenal. Tanda yang ditunjukkan biasanya menatap
kearah orang asing tersebut, menunjukkan protes secara verbal
dengan menangis atau bersembunyi dibelakang orangtuanya.
Stranger anxiety merupakan jenis dari rangkaian perkembangan
yang dialami oleh kebanyakan anak yang berumur sekitar 6-12
bulan, tetapi biasanya masih dijumpai hingga umur 24 bulan.
Stranger anxiety merupakan karakteristik umum yang dimiliki oleh
anak. Biasanya mereka memiliki ikatan yang kuat dengan
seseorang yang selalu merawatnya, dan merasa risih ketika harus
berhadapan dengan orang lain yang tidak mereka kenal. Banyak
strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi hal ini. Metode
koping yang paling sering digunakan adalah dengan cara
mengenalkan orang asing tersebut terlebih dahulu kepada sang
anak sebelum mereka bertemu, hal ini dapat meyakinkan anak
bahwa tidak ada sesuatupun yang perlu mereka takuti.
20
Cara mengatasi :
a) Saat mengenalkan anak dengan orang atau lingkungan baru.
Dekap dia untuk membantunya merasa aman.
b) Hormati perasaan bayi, jangan paksa dia untuk langsung
berinteraksi dengan orang lain atau menyerahkan dia untuk
digendong oleh mereka. Paksaan akan menimbulkan ketakutan
yang semakin besar dan dapat menimbulkan trauma.
c) Beri pengertian pada orang lain, bahwa bayi kita butuh waktu
untuk merasa familiar. Kadang kala, ini justru yang paling sulit,
terutama jika mereka termasuk kerabat deka.
d) Alihkan perhatian bayi dengan mengajak bermain atau melihat
- lihat sekitar. Buat dia merasa nyaman dan aman di lingkungan
tersebut.
e) Cara paling efektif adalah membiarkan bayi untuk memulai
kontak. Mungkin Anda bisa mengatakan pada orang lain untuk
untuk bersikap acuh pada bayi Anda terlebih dahulu. Biasanya,
bayi akan mulai merasa penasaran dan terlebih dahulu memulai
kontak. Ingatlah, bahwa setiap bayi lahir dengan karakteristik
yang berbeda. Mungkin bayi Anda memang pemalu.
2. Sigmeun Freud ( Perkembangan Psychosexual )
Fase Oral (0 – 1 Tahun)
Pusat aktivitas yang menyenangkan di dalam mulutnya, contohnya
anak akan mendapat kepuasaan saat mendapat ASI, kepuasan bertambah
dengan aktifitas mengisap jari dan tangannya atau benda – benda
sekitarnya.
Ciri tahapan pada usia ini meliputi, aktivitasnya melibatkan mulut
seperti menghisap, menggigit, dan mengunyah merupakan sumber utama
kenikmatan. Anak yang terhalang kegiatan menghisap mungkin berusaha
21
untuk memuaskan kebutuhan ini dikemudian hari melalui aktivitas seperti
mengunyah permen karet, merokok dan makan yang berlebihan.
3. Erikson ( Perkembangan Psikososial )
Proses perkembangan psikososial tergantung pada bagaimana individu
menyelesaikan tugas perkembangannya pada tahap itu, yang paling
penting adalah bagaimana memfokuskan diri individu pada penyelesaian
konflik yang baik itu berlawanan atau tidak dengan tugas
perkembangannya.
Perkembangan Psikososial : Trust vs. Misstrust ( 0 – 1 tahun)
Kebutuhan rasa aman dan ketidakberdayaannya menyebabkan konflik
basic trust dan misstrust, bila anak mendapatkan rasa amannya maka anak
akan mengembangkan kepercayaan diri terhadap lingkungannya, ibu
sangat berperan penting.
Pada tahap ini bayi mencari kebutuhan dasarnya seperti kehangatan,
makanan dan minuman serta kenyamanan dari orang lain dengan
keyakinan bahwa setiap dia membutuhkan pasti ada orang yang akan
memberikan, maka tumbuh pada dirinya sendiri kepercayaan (trust).
Mistrust disebabkan karena inkonsistensi, ianadequate atau unsafe care.
Perilaku positif:
a. Kasih sayang
b. Gratification (kegembiraan, kegiarangan)
c. Recognition (pengakuan/penghargaan)
Ciri tahapan pada usia ini adalah pemenuhan kepuasan dari pengasuh
tentang kebutuhan dasar bayi untuk makan dan menghisap, rasa hangat
dan nyaman, cinta dan rasa aman dalam perilaku yang konsisten dan
sensitif, Menghasilkan kepercayaan. Pada saat kebutuhan bayi tidak
terpenuhi atau tidak terpenuhi secara adekuat, bayi menjadi curiga, penuh
rasa takut, dan tidak percaya.Hal ini ditandai dengan perilaku makan, tidur,
dan eliminasi yang buruk.
4. Penelitian Kepribadian Manusia Oleh Harry Stack Sullivan
22
Menurut Sullivan kepribadian adalah pola yang relatif menetap dari
situasi-situasi antar pribadi yang berulang, yang menjadi ciri kehidupan
manusia. Kepribadian merupakan konstruk hipotesis yang hanya dapat
diamati dalam konteks perilaku interpersonal. Menurut Sullivan, yang khas
dari perkembangan manusiawi adalah interaksi sosial.
a. Struktur Kepribadian
Sullivan dengan tegas memandang adanya sifat dinamis dari
kepribadian, sehingga merendahkan konsep id, ego, dan superego yang
membuat kepribadian menjadi statis. Namun Sullivan juga
memberikan tempat penting dalam teorinya beberapa aspek
kepribadian yang nyata-nyata stabil dalam waktu yanglama. :
dinamisme, personifikasi, sistem self, dan proses kognitif. Pertama,
dinamisme adalah pola khas perilaku (transformasi energi) yang
menetap dan berulang terjadi yang menjadi ciri khas khusus seseorang.
Kedua, personifikasi adalah suatu gambaran mengenai diri atau orang
lain yang dibangun berdasarkan pengalaman yang menimbulkan
kepuasan atau kecemasan. Ketiga, sistem self yang merupakan bagian
dari dinamisme yang paling kompleks. Suatu pola perilaku yang
konsisten yang mempertahankan keamanan interpersonal dengan
menghindari atau mengecilkan kecemasan. Keempat, proses kognitif
yaitu pengalaman kognitif manusia menurut Sullivan dapat
dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu prototaksis, parataksis, dan
sintaksis.
b. Dinamika Kepribadian
Sullivan memandang kehidupan manusia sebagai sistem energi,
dimana perhatian utamanya adalah bagaimana menghilangkan
tegangan yang ditimbulkan oleh keinginan dan kecemasan. Energi
dapat berbentuk tegangan (tension) atau dalam bentuk perilaku itu
sendiri (energy transformation). Tegangan adalah potensi untuk
berperilaku yang disadari atau tidak disadari. Kebutuhan interpersonal
terpenting menurut Sullivan adalah kelembutan kasih sayang
23
(tenderness). Kecemasan menurut Sullivan adalah pengaruh
pendidikan yang paling besar sepanjang hayat, disalurkan mula-mula
oleh pelaku keibuan kepada bayinya.
c. Perkembangan Kepribadian
Sullivan membagi usia manusia menjadi tujuh tahap
perkembangan, masing-masing memberikan kontribusi penting dalam
membentuk kepribadian. Berikut ini disajikan tahap perkembangan
kepribadian dari Sullivan. Tahap-tahap perkembangan dari Sullivan :
pada periode Infancy usia 0-1,5 tahun disebut periode lahir-berbicara,
orang yang berperan penting dalam periode ini adalah ibu. Proses
interpersonal yang digunakan adalah kelembutan kasih sayang dari ibu.
Pencapaian utama yang dapat dicapai yaitu awal mengorganisasikan
pengalaman, belajar memuaskan beberapa kebutuhan diri.
5. Kohlberg (Perkembangan Moral)
a. Pra-konvensional
Mulanya ditandai dengan besarnya pengaruh wawasan
kepatuhan dan hukuman terhadap prilaku anak. Penilaian terhadap
prilaku didasarkan atas akibat sikap yang ditimbulkan oleh perilaku.
Dalam tahap selanjutnya anak mulai menyesuaikan diri dengan
harapan – harapan lingkungan untuk memperoleh hadiah, yaitu
senyum, pujian atau benda. Tingkat pra konvensional dari penalaran
moral umumnya ada pada anak-anak, walaupun pada orang dewasa
juga dapat menunjukkan penalaran dalam tahap ini. Seseorang yang
berada dalam tingkat ini.
b. Konvensional
Anak terpaksa menyesuaikan diri dengan harapan lingkungan
atau ketertiban sosial agar disebut anak baik atau anak manis.
c. Purna Konvensional
Anak mulai mengambil keputusan baik dan buruk secara
mandiri. Prinsip pribadi mempunyai peranan penting. Penyesuaian diri
24
terhadap segala aturan di sekitarnya lebih didasarkan atas
penghargaannya serta rasa hormatnya terhadap orang lain.
6. Hurolck (Perkembangan Emosi)
Menurut Hurlock, masa bayi mempunyai emosi yang berupa
kegairahan umum, sebelum bayi bicara ia sudah mengembangkan
emosi heran, malu, gembira, marah dan takut. Perkembangan emosi
sangat dipengaruhi oleh faktor kematangan dan belajar.Pengalaman
emosional sangat tergantung dari seberapa jauh individu dapat
mengerti rangsangan yang diterimanya.Otak yang matang dan
pengalaman belajar memberikan sumbangan yang besar terhadap
perkembangan emosi, selanjutnya perkembngan emosi dipengaruhi
oleh harapan orang tua dan lingkungan.
Menangkap bahwa lingkungannya akan memenuhinya segera.
Kemampuan intelektual lain yang ia capai pada usia 1 tahun adalah
bahwa ia dapat mengantisipasi kegiatan rutin dari lingkungannya.
Misalnya bunyi-bunyi yang ia tangkap sewaktu menyiapkan
makanannya. Berarti dengan bunyi ini sebentar lagi ia akan diberi
makan, ia akan dengan sabar dan tidak menangis.
Menurut penelitian Pulaski (1971), selain faktor keturunan,
lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan intelegensia.
Perkembangan intelektual tidak dapat berkembang sebelum pola pikir
terbentuk, stimuli sensoris dan motoris diperlukan sebelum untuk
memberikan “pengetahuan”.Pengetahuan ini didapat dari pengalaman
bergerak, meraba, suara, penglihatan dan rasa.Dari hal-hal ini
berkembang imajinasi. Imajinasi ini tidak akan terjadi apabila anak
tidak dikenalkan dengan semua hal baru, memperhatikan benda nyata.
Lebih lanjut Pulaski menjelaskan teorinya dengan membagi tahapan
perkembangan intelektual menjadi:
a. Tahap I : Sensorimotorik (lahir – 2 tahun)
25
Pada tahap ini anak menggunakan sistem penginderaan,
sistem motorik dan benda-benda untuk mengenal
lingkungannya.Bayi tidak hanya menerima rangsangan berupa
pasif tetapi juga memberi jawaban terhadap
rangsangan .tersebut.Jawaban ini berupa refleks-refleks.Refleks ini
diperlukan unutk mempertahankan hidupnya.Misalnya refleks
untuk makan, bersin.Dengan refleks dalam bentuk gerak motorik
memungkinkan bayi untuk berkomunikasi dengan lingkungannya.
b. Tahap II : Pre Operasional ( 2 – 7 tahun)
Perubahan fungsi kognitif pada tahap ini adalah dari sensori
motorik menjadi pre operasional. Pada pre operasional anak
mampu menggunakan simbol-simbol, yaitu menggunakan kata-
kata, mengingat masa lalu, sekarang dan yang akan terjadi segera.
Tingkah laku anak berubah menjadi egosentrik.
c. Tahap III : Konkrit Operasional (7 -11 tahun)
Pada tahap ini anak telah dapat berpikir secara logis dan
terarah, mengelompokkan fakta-fakta serta anak telah mampu
berpikir dari sudut pandang orang lain. Ia dapat berpikir secara
abstarak, dan mengatasi persoalan secara nyata dan sistematis.
Contoh : anak dapat menghitung walaupun susunan benda diubah
serta mengatahui jumlahnya tetap sama.
d. Tahap IV : Format Operation (11 – dewasa)
Masa dimana anak mengembangkan kemampuan kognitif
untuk berpikir abstrak dan hipotesis. Pada masa ini anak bias
mamikirkan hal-hal apa yang akan atau mungkin terjadi.
Perkembangan lain pada masa remaja ialah kemampuan untuk
berpikir sistematis dan memecahkan suatu persoalan.
Selain tahapan-tahapan yang telah dijelaskan
terdahulu,perkembangan intelektual juga dapat diukur dengan
kemampuan anak menggunakan kata-kata. Interaksi orang tua,
anak dan dengan lingkungannya akan menentukan perkembangan
bahasa anaka. Dengan kata lain apabila interaksi ini maksimal akan
26
menyebabkan anak dapat bicara lebih cepat sedangkan apabila
interaksi kurang maka akan memakan waktu untuk mulai bicara.
F. Jenis – Jenis Reflek Primitive Pada Bayi
Bayi memiliki refleks dasar yang secara genetik merupakan mekanisme
pertahanan hidupnya.Gerakan refleks adalah gerakan-gerakan yg terjadi secara
otomatis, tanpa bayi sadari. Seiring dengan waktu gerak refleks ini akan
tergantikan dengan gerak motor kasar. Misalnya, bayi yang baru lahir tidak
takut dengan air, ia secara alamiah akan menahan nafasnya dan
mengkontraksikan kerongkongannya untuk menjaga agar tidak kemasukan air.
Refleks mengatur gerakan gerakan bayi yang baru lahir.Sifat refleks ini adalah
otomatis dan diluar kendali bayi yang baru lahir tersebut. Refleks ini
merupakan reaksi yang inheren terhadap rangsangan tertentu dan bayi bayi
kecil secara otomatis akan memberikan respons penyesuaian diri terhadap
lingkungan mereka, sebelum mereka memiliki kesempatan untuk belajar lebih
banyak.
Refleks yang dilakukan bayi bersifat spontan, sebagai respons
otomatisterhadap rangsangan dari luar atau dalam. Gerak refleks merupakan
blok bangunankecerdasan dan dasar dari koordinasi fisik.
1. Refleks menghisap (sucking reflex)
Refleks menghisap terjadi ketika bayi yang baru lahir secara otomatis
menghisap benda yang ditempatkan di mulut mereka. Refleks menghisap
memudahkan bayi yang baru lahir untuk memperoleh makanan sebelum
mereka mengasosiasikan puting susu dengan makanan. Menghisap adalah
refleks yang sangat penting pada bayi. Refleks ini merupakan rute bayi
menuju pengenalan akan makanan. Kemampuan menghisap bayi yang
baru lahir berbeda beda. Sebagian bayi yang baru lahir menghisap dengan
efisien dan bertenaga untuk memperoleh susu, sementara bayi bayi lain
27
tidak begitu terampil dan kelelahan bahkan sebelum mereka kenyang.
Kebanyakan bayi yang baru lahir memerlukan waktu beberapa minggu
untuk mengembangkan suatu gaya menghisap yang dikoordinasikan
dengan cara ibu memegang bayi, cara susu keluar dari botol atau payudara,
serta dengan kecepatan dan temperamen bayi waktu menghisap. Refleks
menghisap adalah suatu contoh refleks yang muncul saat lahir dan
kemudian akan menghilang seiring dengan usia bayi.
2. Refleks menggenggam (palmar grasp reflex)
Grasping Reflex adalah refleks gerakan jari-jari tangan mencengkram
benda-benda yang disentuhkan ke bayi, indikasi syafar berkembang
normal – hilang setelah 3-4 bulan Bayi akan otomatis menggenggam jari
ketika Anda menyodorkan jari telunjuk kepadanya. Reflek menggenggam
tejadi ketika sesuatu menyentuh telapak tangan bayi. Bayi akan merespons
dengan cara menggenggamnya kuat kuat. Pada akhir bulan ketika, refleks
menggenggam berkurang dan bayi memperlihatkan suatu genggaman yang
lebih spontan, yang sering dihasilkan dari rangasangan visual. Misalnya,
ketika bayi melihat suatu gerakan yang berputar diatas tempat tidurnya, ia
akan meraih dan mencoba menggenggamnya. Ketika perkembangan
motoriknya semakin lancar, bayi akan menggenggam benda benda,
menggunakannya secara hati hati, dan mengamati benda benda tersebut.
28
3. Refleks leher (tonic neck reflex)
Akan terjadi peningkatan kekuatan otot (tonus) pada lengan dan
tungkai sisi ketika bayi Anda menoleh ke salah satu sisi. Refleks tonic
neck disebut juga posisi menengadah, muncul pada usia satu bulan
danakan menghilang pada sekitar usia lima bulan. Saat kepala bayi
digerakkan kesamping, lengan pada sisi tersebut akan lurus dan lengan
yang berlawananakan menekuk (kadang-kadang pergerakan akan sangat
halus atau lemah).Jika bayi baru lahir tidak mampu untuk melakukan
posisi ini atau jika reflek initerus menetap hingga lewat usia 6 bulan, bayi
dimungkinkan mengalamigangguan pada neuron motorik atas.
Berdasarkan penelitian, reflek tonickneck merupakan suatu tanda awal
koordinasi mata dan kepala bayi yang akanmenyiapkan bayi untuk
mencapai gerak sadar.
4. Refleks mencari (rooting reflex)
Rooting reflex terjadi ketika pipi bayi diusap (dibelai) atau di sentuh
bagian pinggir mulutnya.Sebagai respons, bayi itu memalingkan
kepalanya ke arah benda yang menyentuhnya, dalam upaya menemukan
29
sesuatu yang dapat dihisap.Refleks menghisap dan mencari menghilang
setelah bayi berusia sekitar 3 hingga 4 bulan.Refleks digantikan dengan
makan secara sukarela. Refleks menghisap dan mencari adalah upaya
untuk mempertahankan hidup bagi bayi mamalia atau binatang menyusui
yang baru lahir, karena dengan begitu dia dapat menemukan susu ibu
untuk memperoleh makanan.
5. Refleks moro (moro reflex)
Releks Moro adalah suatu respon tiba tiba pada bayi yang baru lahir
yang terjadi akibat suara atau gerakan yang mengejutkan.Ketika
dikagetkan, bayi yang baru lahir itu melengkungkan punggungnya,
melemparkan kepalanya kebelakang, dan merentangkan tangan dan
kakinya.Refleks ini berbeda dengan refleks lainnya yang termasuk dalam
ketegori gerakan motor. Refleks moro adalah peninggalan nenek moyang
primate kita dan refleks ini merupakan upaya untuk mempertahankan
hidup. Refleks ini merupakan keadaan yang normal bagi semua bayi yang
baru lahir, juga cenderung menghilang pada usia 3 hingga 4 bulan.
Sentuhan yang lembut pada setiap bagian tubuh bayi akan menenangkan
bayi yang sempat terkejut. Memegang lengan bayi yang dilenturkan pada
bahu akan menenangkan bayi. Menurut para ahli, refleks moro ini
termasuk reaksi emosional yang timbul dari kemauan atau kesadaran bayi
dan akan hilang dengan sendirinya dalam waktu yg singkat. Refleks moro
ini timbul ketika bayi dikejutkan secara tiba-tiba atau mendengar suara
yang keras. Bayi melakukan gerakan refleks dengan melengkungkan
punggungnya dan mendongakkan kepalanya ke arah belakang. Bersamaan
30
dengan gerakan tersebut, kaki dan tangan bayi digerakkan ke depan.
Reaksi yang berlangsung sesaat ini pada umumnya diiringi dengan
tangisan yang keras.
6. Babinski Reflex
Refleks primitif pada bayi berupa gerakan jari-jari mencengkram
ketika bagian bawah kaki diusap, indikasi syaraf berkembang dengan
normal. Hilang di usia 4 bulan.
7. Swallowing Reflex
Adalah refleks gerakan menelan benda-benda yang didekatkan ke
mulut, memungkinkan bayi memasukkan makanan ada secara permainan
tapi berubah sesuai pengalaman.
8. Breathing Reflex
31
Refleks gerakan seperti menghirup dan menghembuskan nafas secara
berulang-ulang – fungsi : menyediakan O2 dan membuang CO2 –
permanen dalam kehidupan.
9. Eyeblink Reflex
Refleks gerakan seperti menutup dan mengejapkan mata – fungsi :
melingdungi mata dari cahaya dan benda-benda asing – permanen dalam
kehidupan Jika bayi terkena sinar atau hembusan angin, matanya akan
menutupatau dia akan mengerjapkan matanya.
10. Puppilary Reflex
Rekleks gerakan menyempitkan pupil mata terhadap cahaya terang,
membesarkan pupil mata terhadap lingkungan gelap. – fungsi : melindungi
dari cahaya terang, menyesuaikan terhadap suasana gelap.
11. Refleks tonic Labyrinthine / labirin
32
Pada posisi telentang, reflek ini dapat diamati dengan menggangkat
tungkai bayi beberapa saat lalu dilepaskan. Tungkai yang diangkat akan
bertahan sesaat, kemudian jatuh. Hilang pada usia 6 bulan.
12. Refleks merangkak (crawling)
Jika ibu atau seseorang menelungkupkan bayi baru lahir, iamembentuk
posisi merangkak karena saat di dalam rahim kakinya tertekuk kearah
tubuhnya.
13. Refleks berjalan dan melangkah (stepping)
Jika ibu atau seseorang menggendong bayi dengan posisi berdiri
dantelapak kakinya menyentuh permukaan yang keras, ibu/orang tersebut
akanmelihat refleks berjalan, yaitu gerakan kaki seperti melangkah ke
depan. Jikatulang keringnya menyentuh sesuatu, ia akan mengangkat
kakinya sepertiakan melangkahi benda tersebut. Refleks berjalan ini akan
hilang dan berbedadengan gerakan berjalan normal, yang ia kuasai
beberapa bulan berikutnya.Menurun setelah 1 minggu dan akan lenyap
sekitar 2 bulan.
33
14. Refleks yawning
Yakni refleks seperti menjerit kalau ia merasa lapar, biasanya
kemudian disertai dengan tangisan. Reflek Plantar Reflek ini juga disebut
reflek plantar grasp, muncul sejak lahir dan berlangsung hingga sekitar
satu tahun kelahiran. Reflek plantar ini dapatdiperiksa dengan
menggosokkan sesuatu di telapan kakinya, maka jari-jari kakinya akan
melekuk secara erat.
15. Reflek Swimming
Reflek ini ditunjukkan pada saat bayi diletakkan di kolam yang
berisiiair, ia akan mulai mengayuh dan menendang seperti gerakan
berenang.Reflek ini akan menghilang pada usia empat sampai enam bulan.
Reflek iniberfungsi untuk membantu bayi bertahan jika ia tenggelam.
Meskipun bayiakan mulai mengayuh dan menendang seperti berenang,
namun meletakkanbayi di air sangat berisiko. Bayi akan menelan banyak
air pada saat itu.
34
G. Perkembangan Motorik Halus, Motorik Kasar, Sensori, Vokalisasi dan
Sosialisasi Pada Bayi
Sedangkan penilaian perkembangan anak pada fase awal umumnya dibagi
menjadi 4 aspek kemampuan fungsional, yaitu motorik kasar, motorik halus
dan penglihatan, berbicara, bahasa dan pendengaran serta sosial emosi dan
perilaku. Salah satu alat untuk skrining yang dipakai secara internasional,
yaitu DDST (Denver Developmental Screening Test) disebut sebagai Denver
II dengan menggunakan pass-fail ratings pada 4 ranah perkembangan,
yaitu personal-social, fine motor adaptive, language, dan gross motor untuk
anak sejak lahir sampai usia 6 tahun.
KMS (Kartu Menuju Sehat) merupakan alat yang penting untuk memantau
tumbuh kembang anak.Aktivitasnya tidak hanya menimbang dan mengukur
saja, tetapi harus menginterpretasikan tumbuh kembang anak kepada ibunya.
KMS yang ada di Indonesia pada saat ini berdasarkan standar Harvard,
dimana 50 persentil baku Harvard dianggap 100%. Seminar Antropometri di
Ciloto 1991 merekomendasikan untuk menggunakan baku NCHS untuk
menggantikan baku Harvard yang secara internasional mulai berkurang
penggunaannya.
Penilaian tumbuh kembang perlu dilakukan untuk menentukan apakah
tumbuh kembang seorang anak berjalan normal atau tidak, baik dilihat dari
segi medis maupun statistik. Anak yang sehat akan menunjukkan tumbuh
kambang yang optimal, apabila diberikan lingkungan bio-fisiko-psikososial
yang adekuat.
35
Sedangkan untuk perkembangan anak, banyak “milestone” perkembangan
anak yang penting, tetapi di bawah ini akan disajikan beberapa “milestone”
pokok yang harus kita ketahui dalam mengetahui taraf perkembangan seorang
anak (yang dimaksud dengan “milestone” perkembangan adalah tingkat
perkembangan yang harus dicapai anak pada umur tertentu).
Dengan kita mengetahui berbagai “milestone” pokok ini, maka kita dapat
mengetahui apakah seorang anak perkembangannya terlambat ataukah masih
dalam batas-batas normal.
Proses tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan mulai
dari konsepsi sampai dewasa, yang mengikuti pola tertentu yang khas untuk
setiap anak. Proses tersebut merupakan proses interaksi yang terus menerus
serta rumit antara faktor genetik dan faktor lingkungan bio-fisiko-psikososial
tersebut. Untuk mengetahui tumbuh kembang anak, terutama pertumbuhan
fisiknya digunakan parameter-parameter tertentu, yang akan dibahas pada
topik ini.
1. Usia 1 Bln
a. Fisik
1) BB bertambah 150-210 gr/ minggu selama 6 bulan pertama
2) TB bertambah 2,5 cm/ bln selama 6 bulan pertama
3) LK meningkat 1,5 cm/bln selama 6 bulan pertama
4) Ada refleks primitif
b. Motorik Kasar
1) Bila telungkup memilih posisi fleksi dengan pelvis tinggi tetapi
lutut tidak
2) Dapat memutar kepala dari satu sisi ke sisi lain bila telungkup
3) Mengalami head leg yang nyata bila menariknya ke posisi duduk
c. Motorik Halus
1) Tangan tertutup secara umum
2) Refleks menggenggam kuat
3) Tangan mengatup pada kontak dengan mainan
d. Sensori
36
1) Mampu memfiksasi objek bergerak dalam rentang 45 derajatpada
jarak 20-25 cm
2) Ketajaman penglihatan mendekati 20/100
3) Diam bila mendengar suara
e. Vokalisasi
1) Menangis untk mengekspresikan ketidak senangan
2) Membuat bunyi kecil dengan suara tenggorokan
3) Membuat bunyi tenang selama makan
f. Sosialisasi
1) Memandang wajah orang tua secara terus menerus saat mereka
bicara pada bayi
2. Usia 2 bulan
a. Fisik
1) Fontanel posterior menutup
2) Refleks merangkak menghilang
b. Motorik kasar
1) Head lag berkurang bila menariknya ke posisi duduk
2) Bila telungkup dapat mengangkat kepala 45 derajat dari meja
c. Motorik Halus
1) Tangan sering terbuka
2) Refleks menggenggam menghilang
d. Sensori
1) Bila telentang, mengikuti mainan yg tergantung dari satu sisike sisi
lain
2) Secara visual mencari untuk melokalisasi bunyi
e. Vokalisasi
1) Bersuara, berbeda dari menangis
2) Bersuara pada wajah yang dikenal
f. Sosialisasi
37
1) Menunjukkan senyum sosial sebagai repon terhadap berbagai
stimulus
3. Usia 3 bulan
a. Fisik
1) Refleks primitif menghilang
b. Motorik Kasar
1) Mampu menahan kepala lebih tegak bila duduk
2) Hanya sedikit mengalami head lag
3) Bila telungkup mampu mengangkat kepala 45-90 derajat darimeja
4) Memegang tangan sendiri
c. Motorik Halus
1) Secara aktif memegang mainan
2) Refleks menggenggam tidak ada
3) Menggennggam tangan sendiri
d. Sensori
1) Melokalisasi bunyi dengan memalingkan ke sampingdan melihat
ke arah yang sama
e. Vokalisasi
1) Menjerit keras untuk menunjukkan kesenangan
2) Mengguman, tertawa
3) Bicara banyak hal bila diajak berbicara
4) Bersuara bila tersenyum
f. Sosialisasi
1) Berhenti menangis bila orang tua memasukai ruangan
2) Dapat mengenali wajah dan objek yang dikenal, seperti botol susu
3) Menunjukkan kewaspadaan terhadap situasi asing
4. Usia 4 Bulan
a. Fisik
1) Mulai merangkak
2) Refleks moro, tonik leher dan rooting telah menghilang
38
b. Motorik Kasar
1) Hampir tidak mengalami head lag bila menarik ke posisi duduk
2) Mampu duduk tegak bila disangga
3) Berguling dari telungkup kesisi lain
4) Mampu mengangkat kepala dan dada dari permukaan sampai
sudut90 derajat
c. Motorik halus
1) Melihat dan memainkan tangan
2) Bermain dengan objek yang ditempatkan di tangan
3) Mencoba meraih objek dengan tangan
4) Memegang objek dengan kedua tangan
5) Dapat memasukkan objek ke mulut
d. Sensori
1) Dapat memfokuskan pada blok yg berada pada jarak 1,25 cm
2) Dimulainya koordinasi mata-tangan
e. Vokalisasi
1) Membuat bunyi-bunyi konsonan n, k, g, p, h
2) Tertawa keras
3) Suara berubah sesuai alam perasaan
f. Sosialisasi
1) Menuntut perhatian dengan rewel
2) Menjadi bosan bila ditinggal sendirian
3) Menikmati interaksi sosial dengan orang lain
4) Mulai menunjukkan memori
5. Usia 5 bulan
a. Fisik
1) Mulai tanda-tanda pertumbuhan gigi
2) BB lahir menjadi 2 kali lipat
b. Motorik Kasar
1) Tidak ada head lag
39
2) Mampu duduk untuk periode yg lebih lama bila disokong dengan
baik
3) Dapat membalik dari posisi telungkup ke telentang
4) Bila telentang, menempatkan kaki kemulut
c. Motorik Halus
1) Memainkan jari-jari kaki
2) Mengambil objek secara langsung ke mulut
3) Memegang satu kotak sementara memperhatikan kotak lain
d. Sensori
1) Secara visual mengikuti objek yang dijatuhkan
2) Dapat melokalisasi bunyi yang dibuat dibawah telinga
e. Vokalisasi
1) Menjerit
2) Membuat bunyi gumaman vokal yg diselingi dengan bunyi
konsonan mis : ah-goo
f. Sosialisasi
1) Tersenyum pada bayangan di cermin
2) Memegang botol dengan kedua tangan
3) Mampu membedakan orang asing dng keluarga
4) Memvokalisasi ketidaksenangan bila objek diambil
6. Usia 6 Bulan
a. Fisik
1) BB meningkat 90-150 gr/ minggu selama 6 bulkan berikutnya
2) TB meningkat 1,25 cm/ bln selama 6 bulan berikutnya
3) Gigi geligi mulai dengan pertumbuhan 2 gigi insisi sentral bawah
4) Mengunyah dan menggigit mulai terjadi
b. Motorik Kasar
1) Bila telungkup dapat mengangkat dada dan abdomen bagian atas
dari meja, membebankan berat badan pada tangan
2) Berguling dari telungkup ke telentang
3) Bila akan menarik untuk posisi duduk, mengangkat kepala
40
c. Motorik halus
1) Menjatuhkan satu kotak bila kotak lainnya diberikan
2) Memegang objek kecil
3) Memegang botol
4) Mengenggam kaki dan menarik ke mulut
d. Sensori
1) Menyesuaikan postur untuk melihat objek
2) Dapat melokalisasi bunyi yang dibuat diatas telinga dan akan
memalingkan kepala pada sumber suara, kemudian melihat ke
bawah
e. Vokalisasi
1) Mulai mengikuti bunyi-bunyian
2) Mengoceh menyerupai ungkapan satu suku kata ma, mu, da, di, hi
3) Memvokalisasi terhadap mainan, bayangan cermin
4) Menikmati mendengarkan suara sendiri
f. Sosialisasi
1) Mengenali orang tua, mulai takut pada orang asing
2) Mulai meniru (batuk, menjulurkan lidah)
3) Tertawa bila kepala disembunyikan di handuk
4) Sering berubah alam perasaan dari menangis menjadi tertawa
7. Usia 7 Bulan
a. Fisik
1) Pertumbuhan gigi insisi tengah atas
b. Motorik Kasar
1) Bila telentang, secara spontan mengangkat kepala dari meja
2) Duduk, menyandar ke depan dengan kedua tangan
c. Motorik Halus
1) Memindahkan objek dari satu tangan ke tangan lain
2) Memegang kedua kotak lebih dari satu namun sebentar
membanting kotak ke meja
41
3) Menggaruk pada objek kecil
d. Sensori
1) Berespon terhadap nama sendiri
2) Melokalisasi bunyi dng memalingkan kepala pada lengkungan
3) Mempunyai kesukaan rasa
e. Vokalisasi
1) Menghasilkan bunyi vokal dan menggabungkan suku kata baba,
dada, kaka
2) Melokalisasi empat bunyi vokal berbeda
3) Bicara bila orang lain berbicara
f. Sosialisasi
1) Meningkatkan rasa takut pada orang asing
2) Menunjukkan kekuatiran bila orang tua menghilang
3) Meniru tindakan dan bunyi sederhana
4) Bermain cilukba
5) Menunjukkan ketidaksukaan makanan dng mempertahankan bibir
tetap tertutup
8. Usia 8 Bulan
a. Fisik
1) Mulai menunjukkan pola teratur dalam eliminasi dan defekasi
b. Motorik Kasar
1) Duduk dengan mantap tanpa sokongan
2) Dapat berdiri berpegangan pada perabot
3) Menyesuaikan postur untuk meraih objek
c. Motorik Halus
1) Melepaskan objek sesuai keinginan
2) Memegang dua kotak dan menginginkan kotak ketiga
3) Meraih secara mantap mainan yg berada diluar jangkauan
4) Mengamankan objek dengan menarik
d. Vokalisasi
42
1) Membuat konsonan dengan t, d, dan w
2) Mendengarkan dengan selektif kata-kata yang dikenalnya
3) Menggabungkan suku kata, Seperti: dada tetapi tidakmenunjukkan
arti
e. Sosialisasi
1) Meningkatkan ansietas terhadap kehilangan ortu
2) Berespon terhadap kata tidak
3) Tidak menyukai pakaian, penggantian popok
9. Usia 9 Bulan
a. Fisik
1) Pertumbuhan gigi insisor lateral atas
b. Motorik Kasar
1) Merangakak dengan tangan dan lutut
2) Menarik badan ke posisi berdiri dan berdiri pada pegangan perabot
c. Motorik Halus
1) Menggunakan ibu jari dari jari telinjuk dlm menggengam kasar
2) Menyukai menggunakan tangan yang dominan mulai terlihat
3) Menggenggam kotak ketiga
d. Sensori
1) Melokalisasi bunyi dengan memalingkan kepala secara diagonal
dng secara langsung terhadap bunyi
e. Vokalisasi
1) Berespon terhadap perintah sederhana
2) Memahami no-no
f. Sosialisasi
1) Menunjukkan peningkatan minat dalam menyenangkan ortu
2) Mulai menunjukkan rasa takut terhadap pergi tidur dan menjadi
sendiri
43
3) Menempatka tangan di depan wajah untuk menghindari dicuci
wajahnya
10. Usia 10 bulan
a. Fisik
1) Refleks labyrint-righting paling kuat bila bayi pada posisi
telungkup atau telentang, mampu mengangkat kepala
b. Motorik Kasar
1) Mengubah menjadi telungkup menjadi duduk
2) Saat berdiri, mengangkat salah satu kaki untuk melangkah
c. Motorik Halus
1) Mengenggam objek dengan tangan
d. Vokalisasi
1) Mengatakan “dada” , “mama “
2) Dapat mengatakan satu kata mis, hai, daa
e. Sosialisasi
1) Meniru ekspresi wajah, melambaikan untuk “ daa-daa”
2) Bermain permainan yang menarik mis : tepuk ami-ami
3) Menangis bila dimarahi
11. Usia 11 bulan
a. Fisik
1) Munculnya gigi insisor lateral bawah
b. Motorik Kasar
1) Bila duduk, berputar untuk meraih objek
2) Berjalan dengan memegang perabot atau dng kedua tangan
c. Motorik Halus
1) Menjatuhkan objek dng sengaja untuk mengambilnya
2) Menempatkan suatu objek lain didalam suatu wadah
d. Vokalisasi
1) Meniru bunyi bicara pasti
e. Sosialisasi
44
1) Menggelindingkan bla pada orang lain sesuai permintaan
2) Menggelengkan kepala untuk “ Tidak ”
12. Usia 12 bulan
a. Fisik
1) BB 3 kali BB lahir
2) Panjang lahir meningkat 50%
3) LK=LD (LK=46,5 cm)
4) Mempunyai total gigi 6-8 buah
5) Fontanel anterior hampir menutup
6) Refleks Babinsky menghilang
b. Motorik Kasar
1) Berjalan dengan satu tangan dipegang
2) Dapat berusaha untuk berdiri sendiri sejenak dan melangkah
pertama sendiri
3) Dapat duduk dari posisi berdiri tanpa bantuan
c. Motorik Halus
1) Melepaskan kotak ke dalam cangkir
2) Dapat membalikkan halaman buku, banyak dalam sekali waktu
d. Sensori
1) Dapat mengikuti objek bergerak dng cepat
2) Mengontrol dan menyesuaikan respon terhadap bunyi, mendengar
bunyi berulang
e. Vokalisasi
1) Mengatakan 3-5 kata disamping “ dada, mama “
2) Mengenali objek berdasarkan nama
3) Meniru bunyi binatang
4) Memahami perintah verbal, mis : berikan padaku, tunjukkan
matamu padaku
f. Sosialisasi
1) Menunjukkan emosi spt : cemburu, marah, takut
45
2) Menikmati lingkungan yang dikenal dan mengenali ortu
3) Rasa takut dalam situasi asing, memegang erat ortu
H. Teknik Berkomunikasi Pada Bayi
Bila kita perhatikan cara anak kecil berseru untuk menyatakan perasaannya
pada tahun pertama dengan lebih teliti, kita akan tercengang, bila mengetahui
apa saja yang diungkapkan anak itu dan bagaimana cara ia mengutarakannya.
Selamadua bulan pertama anaka masih banyak tidur, dan cara
pengungkapan yang penting setiap kali kita lihat ialah menangis dengan keras.
Dengan cara inilah bayi memberi tahu kepada lingkungan bahwa ada sesuatu
yang mengganggunya, apakah karena lapar atau ia mengompol, atau karena
dingin atau kesakiitan.sebaliknya, jarang sekali ia mengutarakan perasaannya
bila semua berkenan di hatinya dengan mengeluarkan suara. Bila ada, itu
hanyalah karena kebetulan terjadi waktu ia mengeluarkan napas.
Dalam bulan ketiga dan keempat pengungkapan dengan bersuara makin
sering dilakukan bayi karena sejak itu, waktu ia ada dalam keadaan bangun
lebih panjang daripada waktu tidurnya. Pada masa ini lebih nyata lagi tampak
oleh para orang tua cara bayi merangkaikan bunyi “R” yang diucapkannya
sepanjang waktu. Terdengarnya seakan-akan bayi sedang berkumur. Justru
dari bunyi raangkaian “rrr” inilah kita ketahui bayi mengutarakan
kegembiraan dan kelegaan hatinya.pada masa ini pula ia mulai mengucapkan
suku kata yang lebih berarti. Kedengarannya memang belum begitu jelas dan
sukar dimengerti, lagi pula sukar ditirukan.
Pada akhir bulan keempat para orang tua akan berbesar hati karena anaknya
sudah dapat bersorak gembira kalau ada yang mengajaknya bergurau atau
segala sesuatu berkenan di hatinya. Dengan demikian bayi tidak saja hanya
dapat menyatakan perasaan tidak senang atau perasaan lega dengan cara
bersuara tapi juga bagaimana besar kegembiraan dan kelegaan itu.Yang sangat
penting dalam seluruh “perkembangan berbicara” ini ialah, sejak permulaan
bayi harus banyak diajak ngobrol. Dengan melakukan hubungan yang intensif
46
secara ini kegembiraan hati si anak akan bertambah dan makin senang dan
rajin mengungkapkan perasaannya.
Antara usia lima sampai tujuh bulan mulailah anak dengan apa yang kita
sebut “mengoceh” atau “bercerita”. Ia merangkaikan semua bunyi vocal dan
konsonan yang telah dapat diucapkan dengan campur aduk. Di antara bunyi
aneka warna ini sudah mulai jelas terdengar beberapa suku kata tertentu.
Kecuali itu pada umur ini bila “berceerita” ia berganti-ganti nada suara
kadang-kadang tinggi, kadang-kadang rendah) dank eras suara (kadang-
kadang nyaring, kadang-kadang perlahan). Karena anak sedang ada dalam
masa tertentu dalam perkembangan sosialnya, di mana ia mulai menahan diri
atau malahan takut pada lingkungan yang asing baginya, ia hanya akan
“bercerita” di rumah saja. Ia senang bila ibunya juga merangsangnya untuk
berbicara, tapi ia sendiripun gemar juga mengoceh bila ia sendirian dan
sedang berlega hati.
Pada bulan kesembilan sampai kesepuluh bayi mulai mengulang-ualng
suku kata yang telah dapat diucapkannyapada bulan-bulan sebelum ini. Suku
kata ganda ini jelas terdengar mengingatkan kita pada kata-kata pertama
seperti “ma-ma”, “pa-pa”, “wa-wa”.Pada hakikatnya inilah sebenarnya usaha
yang pokok pada pembentukan kata.
Antara bulan kesebelas dan bulan kedua bela sterletek saat yang
menentukan bagi perkembangan pengungkapan dengan bersuara ini.
Sebelumnya anak semata-mata dengan berseru, atau seakan-akan terus-
menerus berlatih apa yang sudah daoat “dikatakannya”. Kini ia belajar
membuat suatu oengertian dengan merangkaikan suku kata yang sudah dapat
diucapkannya.
1. Usia 1 Bulan
a. VISUAL : Lihat dengan jarak dekat. Gantungkan benda yang terang
dan menyolok.
b. AUDITORI : Bicara dengan bayi, menyanyi,musik,radio,detik jam.
c. TAKTIL : Memeluk,menggendong,memberi kesenangan.
47
d. KINETIK : Mengayun,naik kereta dorong.
2. Usia 2-3 Bulan
a. VISUAL : Buat ruangan menjadi tenang,gambar,cermin ditembok.
Bawa bayi ke ruangan lain. Letakkan bayi agar dapat memandang
disekitar
b. AUDITORI : Bicara dengan bayi,beri mainan bunyi,ikut sertakan
dalam pertemuan keluarga.
c. TAKTIL : Memandikan ,mengganti popok,menyisir rambut dengan
lembut,gosok dengan lotion/bedak.
d. KINETIK : Jalan dengan kereta,gerakan berenang,bermain air.
3. Usia 4-6 Bulan
a. VISUAL : Bermain cermin,anak nonton TV. Beri mainan dengan
warna terang.
b. AUDITORI : Anak bicara,ulangi suara yang dibuat,panggil nama,
Remas kertas didekat telinga,Pegang mainan bunyi.
c. TAKTIL : Beri mainan lembut/kasar,mandi cemplung/cebur.
d. KINETIK : Bantu tengkurap,sokong waktu duduk
4. Usia 6-9 Bulan
a. VISUAL : Mainan berwarna,bermain depan cermin,”ciluk ….ba”. Beri
kertas untuk dirobek-robek.
b. AUDITORI : Panggil nama “Mama …Papa,dapat menyebutkan bagian
tubuh, Beri tahu yang anda lakukan,ajarkan tepuk tangan dan beri
perintah sederhana.
c. TAKTIL : Meraba bahan bermacam-macam tekstur,ukuran,main air
mengalir Berenang
d. KINETIK : Letakkan mainan agak jauh lalu suruh untuk
mengambilnya.
48
5. Usia 9-12 Bulan
a. VISUAL : Perlihatkan gambar dalam buku. Ajak pergi ke berbagai
tempat. Bermain bola, Tunjukkan bangunan agak jauh.
b. AUDITORI : Tunjukkan bagian tubuh dan sebutkan, Kenalkan dengan
suara binatang.
c. TAKTIL : Beri makanan yang dapat dipegang. Kenalkan dingin,panas
dan hangat.
d. KINETIK : Beri mainan.
I. Menjelaskan Bagaimana Teknik Bermain Pada Bayi
Tahapan perkembangan bermain pada infant (usia 0-12 bulan):
Bayi semakin hari tentu ia semakin berkembang. Begitu pula dengan
keterampilannya.
1. Usia 0-2 bulan
Pada bulan-bulan pertama bayi beraksi terhadap rangsangan inderanya
dengan melakukan gerakan refleknya. Bila kita menyentuh taangannya, ia
akan reflek menggenggam. Iapun belum menyadari keberadaan tangannya
yang belum mampu memfokuskan pandangannya.Karena itulah kita perlu
memperlihatkan sesuatu benda dengan jarak pandang yang dekat (25 cm)
untuk melatih koordinasi mata dan tangan.
Ditahap awal ini wajah ibu merupakan objek yang merangsang bayi
untuk belajar memfokuskan pandangannya.Itu sebabnya bayi suka sekali
meraba wajah ibu ketika digendong.ibu dapat membantu si bayi, caranya
pegan tangan si kecil lalu letakkan pada hidung, pipi, mulut, telinga
maupun mata ibu. Hal ini akan membantu si kecil menggunakan
tangannya.
2. Usia 3-6 bulan
Diusia 3 bulan, jangkauan pandangan bayi mulai meluasdan ia pun
mulai menyadari keberadaan tangannya. Ia senang sekali mengamati
49
tangannya sementara ia sedang bermain dengan tangan-tangannya itu, dan
bahkan memasukkannya ke mulut.
Ia pun berusaha menyantuh dan menangkap benda-benda yangdapat
ditangkap oleh matanya. Sampai akhirnya ia dapat menangkap si benda.
Gantungkan mainan di atas boks dalam jarak yang dapat dijangkau oleh
tangannya. Ia pasti senang dan akan mengulang-ualanginya, lantaran
setiap kali ia menyentuhnya, maka si benda akan bergoyang.
Selanjutnya ia akan berusaha memegang benda itu, (usia 4 bulan).
Pada saat ini umumnya bayi dapat memiringkan badannya ke sisi kiri dan
kanan. Gantungkan mainan pada sisi kiri/kanan boks dan letakkan bayi
pada sepanjang jarak tangannyadapat menjangkau mainan itu. Biarkan ia
berusaha sendiri sampai ia dapat memegang mainan itu.
Bisa pula denganmenggantungkan mainan di atas boksnyadalam jarak
yang dapat ia jangkau. Atau letakkan mainan di telapak tangannyauntuk ia
genggam. Tentu mainan itutak boleh terlalu besar agar mudah di
pegangnya.Atau didudukan di atas kereta/kursi bayi yang memiliki tempat
untuk meletakkan mainannya. Biasanya di usia 6 bulania sudah bias
mengambil benda dan memegangnya dengan menggenggam.
3. Usia 7-12 bulan
Di awal usia ini bayi mulai menyadari bahwa ia dapat menggunakan
tangannya untuk “menyelidiki” objek-objek dengan memegangnya dan
memasukkannya ke dalam mulut. Tapi jangan beri terlalu banyak mainan
karea ia baru dapat memusatkan perhatian pada satu benda saja. Bila ia
sudah mulai bosan dengan mainan itu, gantilah dengan mainan yang lain.
Sekitar usia 8 bulan ia mulai menggunaakan jari-jemarinya untuk
memegang benda. Sebulan kemudian ia dapat memegang benda dengan
jemarinya, tidak lagi dengan seluruh telapak tangannya (menggenggam).
Pada perkembangan selanjutnya ia akan mampu memegang benda kecil di
antara ibu jaridan telunjuk. Juga dapat menunjuk suatu objek dengan
telunjuknya.
50
Agar ia terampil memegang benda dengan ibu jari dan telunjuk, kita
dapat melatihnya dengan potongan kue di kedua jari tersebut. Beri contoh
bagaimana memegangnya, lalu masukkan makanan itu kedalam mulutnya.
Setelah itu bantu ia melakukannya hingga ia dapat melakukannya sendiri.
Latihan ini sangat penting untuk persiapan memegang tangkai cangkir,
pensil, atau benda kecil lainnya.
Di awal usia ini juga mulai belajar memindahkan benda dari satu
tangan ke tangan yang lain. Kita dapat membantu dengan meletakkan
mainan ketelapak tangannya lalu mengangkat benda itu dan
memindahkannya ke telapak tangan yang lain. Setalah itu pagan tangan
yang memegang mainan itu lalu bantu ia memindahkan mainan ke tangan
yang lain. Selanjutnya beri contoh bagaimana kita memindahkan mainan
itu dari satu tangan ke tangan yang lain. Ajak ia melakukannya sendiri
tanpa di bantu lagi.
Sekitar usia 10 atau 11 bulan, ia mulai menjatuhkan benda ke lantai.
Kita sebaiknya tidak mengambilkannya, tapi minta ia untuk
mengambilnya sendiri. Bila ia belum mengerti, pegang tangannya dan beri
contoh bagaimana cara mengambil benda itu. Sediakan mainan yang tak
mudah pecahatau peot bila dijatuhkan dan mudah diambil.
Ia pun mulai senang memasukkan benda-benda ke sebuah wadah.
Apalagi jika wadahnya tebuat dari kaleng. Karena setiap kali ia
memasukkan sebuah benda akan menimbulkan bunyi.
Untuk semakin memantapkan keterampilan tangannya, lakukan
berbagai aktivitas. Misalnya menggelindingkan bola, tepuk tangan,
melambai, menyusun balok, memegang gelas dan sebagainya.
Mainan yang dianjurkan untuk Bayi 6-12 bulan
1. Blockies warna-warni jumlah dan ukuran
2. Buku dengan gambar menarik
3. Balon,cangkir dan sendok
51
4. Boneka bayi
5. Mainan yang dapat didorong dan ditarik
J. Makanan Tambahan Yang Perlu Diberikan Pada Bayi
Makanan tambahan untuk bayi sebaiknya diberikan sejak usia 6 bulan
sebagai makanan pendamping ASI. Adapun penjelasan makanan tambahan
atau makanan pendamping ASI yang baik adalah sebagai berikut.
Makanan pendamping ASI hendaknya berupa makanan alami yang dibuat
sendiri di rumah. Makanan alami tidak mengandung bahan tambahan (food
addictives), seperti esens dan bahan pewarna yang memberatkan organ
pencernaan bayi, terutama hati dan ginjal. Meskipun demikian, makanan
kemasan untuk bayi tetap dapat diberikan, tetapi hanya pada kondisi darurat,
misalnya tengah bepergian.Namun, bukan sebagai makanan sehari-hari.
Buah segar merupakan pilihan pertama makanan pemula pendamping ASI.
Berbeda dari nasi dan makanan pokok lainnya, buah segar mengandung
karbohidrat yang mudah dicerna, yaitu gula buah. Kemudahan gula buah
dicerna bayi mendekati asi karena secara alami dilengkapi enzim pencerna.
Oleh karena itu, buah digolongkan dalam predigested food atau semidigested
food, yaitu makanan yang sudah separuh tercerna.
Bayi usia dini (6 – 7 bulan) tidak diberi karbohidrat kompleks dalam
bentuk nasi dan bahan makanan pokok lainnya yang tidak mudah dicerna.
Nasi dan makanan pokok lainnya tidak dilengkapi enzim pencerna pati
sebagaimana buah.Pisang adalah satu-satunya buah kaya pati. Oleh karena itu,
nayi usia dini tidak diberi pisang dalam jumlah banyak (tidak lebih dari 50
gram setiap kali makan) dan diencerkan.
Buah merupakan sumber vitamin C, salah satu jenis vitamin yang penting
untuk menjaga system kekebalan tubuh bayi.Betakaroten (pro vitamin A) juga
banyak terkandung dalam buah, terutama buah berwarna merah atau jingga,
seperti semangka, jambu biji merah, dan pepaya.Vitamin C dan betakaroten
52
juga termasuk antioksidan kuat yang dapat mempercepat pemulihan gangguan
kesehatan bayi.Selain itu, buah avokad (alpukat) mengandung banyak asam
lemak omega-3, salah satu jenis lemak sehat yang baik untuk perkembangan
otak bayi dan kecerdasannya.
Setelah buah-buahan segar, secara bertahap pencernaan bayi
diperkenalkan dengan bahan makanan makanan lain, yaitu pati (nasi, kentang,
dan makanan pokok lainnya) serta serat (beragam sayuran). Pada tahap
pertama pengenalan nasi dan sayuran, sebaiknya tidak ditambah dengan
protein hewani. Sama seperti makanan pokok, proses pencernaan sumber
hewani terutama daging sapid an daging ayam cukup rumit. Oleh karena itu,
biarlah bayi mengenal cita rasa makanan secara bertahap.Selain itu, agar organ
pencernaannya tidak bekerja berat mencerna pati dan protein hewani
sekaligus.
Jika pada tahap ini ingin menambahkan makanan berprotein, makanan
yang dapat diberikan adalah berupa tempe yang dihaluskan. Tempe
merupakan protein yang mudah dicerna karena protein tempe telah diuraikan
oleh jamur tempe menjadi asam-asam amino sederhana yang lebih mudah
dicerna dan diserap tubuh bayi. Kelebihan lain dari tempe adalah karena
mengandung zat antidiare.
Menurut sumber lain, dikatakan bahwa makanan pendamping asi pertama
yang sebaiknya diberikan kepada bayi adalah dalam bentuk cair dan lembut.
Jenis makanan yang mempunyai tekstur demikian sering disebut bubur susu.
Pada usia ini otot dan saraf di dalam mulut bayi belum cukup berkembang,
maka bayi akan cenderung mendorong makanan keluar dari mulutnya dan
belum bias mengandalikan lidahnya secara penuh. Oleh karena itu, makanan
pertama yang sebaiknya diberikan adalah makanan berbentuk cairan.
Bubur susu terdiri dari bahan utama asi atau susu formula yang ditambah
dengan bahan padat yang berfungsi sebagai makanan pokok yang banyak
mengandung karbohidrat, seperti tepung beras, kentang, ubi, havermout,
pisang, sukun, maizena, jagung, dan lain sebaigainya.
53
Di samping jenis karbohidrat yang diperkenalkan, cara pemberiannya pun
harus bertahap. Jangan memaksa agar anak dapat menghabiskan makanan
yang telah disiapkan. Tahap pertama mungkin hanya satu suap atau dua suap
bubur susu. Kemudian secara bertahap dapat ditambah jumlah suapannya
sesuai kemampuan bayi. Cara memilih bahan makanan pertama yang
sebaiknya diperkenalkan adalah bubur susu beras atau bahan hidrat lain yang
tidak mengandung gluten. Wortel, kentang, brokoli, serta kembang kol juga
dapat mulai diperkenalkan sejak dini.Avokad, pisang, apel, pir, atau papaya
merupakan buah pertama yang dapat diberikan. Sedangkan jenis bahan pangan
pertama yang tidak dianjurkan antara lain makanan yang banyak ditambah
garam dan gula secara berlebihan, seperti daging asap, ikan asin, dan
sebagainya. kopi, the, cokelat, serta makanan yang beralkohol, herang, dan
makanan yang banyak mengandung gluten juga tidak baik diberikan pada
tahap ini.
Untuk panduan makanan padat bayi secara lebih lengkap, dapat melihat tabel
di bawah ini :
Cara Memasak Makanan Bayi
Hati-hati pada Garam!
Ibu harus berhati-hati dengan jumlah garam dalam makanan yang
diberikan pada bayi.Jangan menambahkan garam pada makanan bayi karena
membuat ginjalnya yang masih kecil dan masih dalam perkembangan harus
bekerja keras.Bayi hanya boleh mengonsumsi garam tidak lebih dari 1/6
asupan garam maksimum yang diperbolehkan untuk orang dewasa dalam
sehari, yakni kurang dari 1 gram per hari. Sebaiknya juga tidak menambahkan
gula karena bisa menyebabkan kerusakan gigi dan ketagihan makanan manis.
Mematangkan Makanan
Daging dan ikan bisa dikukus, dipanggang atau dimasak dengan
microwave. Daging dan ikan juga bisa digoreng atau dioven namun jangan
54
menambahkan lemak/minyak terlalu banyak.Selalu ingat bahwa daging harus
dimasak sampai matang merata sehingga tidak ada lagi bagian yang masih
belum matang.Ikan sebaiknya matang dan renyah – jika masih agak kenyal
berarti belum matang merata.
Mengukus dan Merebus
Buah dan sayuran bisa dimasak dengan microwave, dikukus atau direbus.
Ibu juga bisa meng-oven beberapa buah misalnya apel dan pir.Pilihan yang
terbaik adalah mengukus karena mengukus menjaga zat gizinya tetap utuh,
tapi Ibu tidak harus menggunakan pengukus/dandang – cukup dengan wadah
dengan lubang-lubang kecil, panci bergagang berisi air mendidih dan
tutupnya.
Cara Menyajikan
Mula-mula, makanan bayi harus diblender atau dihaluskan sampai rata
sehingga berupa makanan lumat yang halus. Setelah bayi semakin besar, Ibu
boleh mulai membuat makananya menjadi lebih padat. Ibu bisa menggunakan
blender atau garpu pencacah makanan untuk menghaluskan makanan menjadi
tekstur yang sesuai.
Selalu sajikan makanan hangat, jangan panas namun memasaknya harus
sampai mendidih lalu dinginkan sesuai suhu kamar.
Kelompok Makanan dan Manfaatnya
Karbohidrat – Yang termasuk kelompok ini adalah produk roti, sereal
(termasuk mie dan beras) serta kentang.Kelompok ini memberikan energi
yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh dan berkembang.Berikan seporsi
karbohidrat di setiap makan dan saat makan makanan selingan.
Buah-buahan dan sayuran – Yang termasuk kelompok ini adalah buah-
buahan dan sayuran. Baik yang segar, dibekukan, dalam kaleng dan yang
dikeringkan. Idealnya Ibu memberikan minimal lima porsi setiap hari dengan
55
variasi warna berbeda. Buah dan sayuran dengan warna berbeda mengandung
semua ragam vitamin dan mineral yang penting.
Susu dan produk olahan susu – Yang termasuk kelompok ini adalah
susu, keju, dan yoghurt yang kaya akan protein, kalsium, beberapa vitamin
dan mineral. Bayi Ibu memerlukan kelompok makanan ini minimal tiga kali
saji sehari, diminum maupun dimakan.
Protein – Yang termasuk kelompok ini adalah daging, ikan, telur,
kacang-kacangan seperti buncis, dan kacang polong. Sebaiknya diberikan
sekali atau dua kali sehari bagi yang makan daging atau dua atau tiga kali bagi
vegetarian. Kelompok makanan ini kaya akan protein, zat besi dan omega 3
yang sangat penting bagi bayi.
Lemak dan Minyak – Kelompok ini sebaiknya diberikan untuk
melengkapi, bukan menggantikan makanan dari kelompok lain. Yang
termasuk kelompok ini adalah sumber lemak yang berupa minyak seperti
minyak zaitun, minyak sayur, minyak kedelai, mentega serta margarin. Lemak
dan minyak memberikan energi, asam lemak omega 3 dan 6, dan vitamin A, E
dan D. Kelebihan lemak dan minyak bisa menyebabkan obesitas, jadi gunakan
dengan bijaksana.
56
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang
disampaikan melalui lambang-lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan
oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan. Tujuan komunikasi
yaitu pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat dimengerti oleh si
komunikan.
Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga
hubungan dengan anak, melalui komunikasi ini pula perawat dapat
memudahkan mengambil berbagai data yang terdapat pada diri anak yang
selanjutnya digunakan dalam penentuan masalah keperawatan atau tindakan
keperawatan. Dalam proses berkomunikasi dengan anak sangat perlu
memperhatikan prinsip-prinsip, strategi / tehnik, dan hambatan - hambatan
yang mungkin akan timbul / ada dalam komunikasi.
57
B. Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan pada makalah ini yaitu :
1. Mahasiswa mampu mengetahui tentang tumbuh kembang pada anak usia
0-1 tahun, dan dapat berkomunikasi pada anak lebih efektif karena telah
mengetahui bagaimana prinsip dan strategi berkomunikasi dengan anak,
serta mengetahui hambatan yang akan ditemui pada saat akan
berkomunikasi dengan anak.
2. Mahasiswa mampu menerapkan tehnik-tehnik komunikasi, cara
berkomunikasi, tahapan komunikasi serta faktor yang menghambat
komunikasi pada anak dan remaja.
58