Lapkas Cephalgia

Post on 10-Dec-2015

66 views 8 download

description

lapkas cephalgia

Transcript of Lapkas Cephalgia

LAPORAN KASUSCEPHALGIA

DOSEN PEMBIMBING KLINIK

Dr.WIWIN SUNDAWIYANI Sp.S

M REZA TIANSAHMOCH FAUZUN

IDENTITAS

No RM : 00-46-19-06 Nama : Ny.Taty Usia : 64 tahun Jenis kelamin : Perempuan Status Perkawinan : Menikah Alamat : Jl.Kp. Rawa tenggah no 12.RT

7/4 kel: galur.johar baru kec jakarta pusat.

TTL : Jakarta 15-09-1944 Dokter Merawat : dr.wiwin, Sp.S

Keluhan Utama

Sakit kepala sejak 1hari SMRS.

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengeluhkan sakit kepala sejak 1 hari SMRS. Sakit kepala dirasakan seperti berdenyut-denyut dan hilang timbul. Sakit kepala berkurang jika pasien posisi tidur dan bertambah jika beraktifitas, duduk dan batuk. Sebelum masuk rumah sakit demam (+), Mual (+) Muntah (+) menyemprot dan mata silau bila melihat ke arah cahaya.

Riwayat Penyakit Dahulu

Chephalgia (+) ± 2 thn yg laluTBC paru (+)Hipertensi (-)DM(-)Riwayat trauma: 30 tahun yang lalu

ditabrak bajaj tidak sadar.

Riwayat Penyakit keluarga

Ayah DM (+)Suami DM (+)

Pemeriksaan fisik

Kesadaran : CMKeadaan umum : Tampak sakit SedangTanda vital

Tekanan Darah : 140/80 mmHgFrekwensi nadi : 88x/menitFrekwensi napas : 22x/menitSuhu : 36 0C

Kulit : Dalam batas normal.Kepala   : Deformitas (-)Mata   : Konjungtiva  anemis (-)/(-)

Sklera ikterik (-)/(-)Mulut &THT : Tidak ada kelainan.Leher   : KGB tidak

membesar,Tiroid tidak teraba.

Status Generalis

Paru : Vesikuler, rhonki (-), wheezing (-)

Jantung  : BJ I - II Murni reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen : Supel.

BU (+) NGenitalia & anus : Tidak diperiksaEkstremitas  : Akral hangat,edema (-)/(-).  

Status Neurologis

Kesadaran : Compos mentis, GCS 15 (E4M6V5)

Pupil : Bulat, isokor dengan diameter 4mm/4mm

Refleks cahaya langsung +/+Refleks cahaya tidak langsung +/+TRM : Kaku kuduk (+), Laseque>70/>70,

Kerniq>135/>135, Brudzinsky I/II -/-

Nervus kranialis : Parese (-)

Motorik : Kekuatan 5555 5555 5555 5555

Refleks fisiologis +5 +5+5 +5

Refleks patologis -/-

Sensorik : dalam batas normal

Pemeriksaan Laboratorium

Hematologi

- HB : 12,5 gr%

- Leukosit : 13600/mm3

- Ht : 37%

- Trombosit : 222 ribu/mm GDS : 176 mg/dl

Renal profile

- Ureum : 15 gr %

- Kalium : 0,7 mg %

- Asam urat : 3,6 mg% Elektrolit

- Natrium : 146 Meq/L

- Kalium : 4.7 Meq/L

- Klorida : 103 Meq/L

Pemeriksaan penunjang

Hasil foto Rontgen

COR CTR 51 % aorta normal

Sinuse dan diaframa normal

Pulmo : Hili normal, corakan vaskuler normal, tampak noda keras dilapang atas kanan tulang

costae normal.

Kesan : Kardiomegali ringan

Tb paru kiri lama

Hasil CT-Scan kepala

Dilakukan CT-Scan kepala dengan potongan axila sejajar OM line sline 3 mm dan 08 mm tanpa kontras.

Ventrikel lateralis dan ventrikel III lebar, tak tampak deviasi midline.

Tampak lesi isodens inhomogen yang enhance pada pemberiaan kontras didaerah midline lobus occipitocerebeller.

Sulci cerebri normal Tak tampak lesi hipo/hiperdens didaerah batang otak

dan cerebellum Ventrikel IV terdesak oleh lesi Mastoid dan orbita kanan dan kiri baik

Kesan : Midline tumor occipitocerebeller Meningioma tentorium DD/

- Ostiocytoma - Hydrocephalus

RESUME

Anamnesis : cephalgia (+), nausea (+), vomitus (+), batuk (+), demam (+), fotofobia (+)

RPDChephalgia (+) ± 2 thn yg laluTBC paru (+)

Pemeriksaan fisik Status generalis : dbn

TRM: (-)

Penatalaksanaan

Bellapen tab 2 X 1Rantin tab 2 X 1Vitazym tab 3 X 1Capsul campuran untuk pusing

Diagnosis

Diagnosis klinis : CephalgiaDiagnosis etiologi : neoplasma intrakranialDiagnosis topis : Ventrikel lateral,

ventrikel III, ventrikel IV, lobus occipitocerebeller

Diagnosis patologi : Meningioma tentorium

Prognosis

Ad vitam : BonamAd functionam : BonamAd sanactionam : Bonam

TINJAUAN PUSTAKA

TUMOR OTAKTUMOR OTAK

DEFINISI

Tumor otak adalah suatu pertumbuhan jaringan yang abnormal di dalam otak.

Tumor otak dibagi menjadi dua tipe : 1. Tumor primer

2. Tumor sekunder

Tumor primer, yaitu tumor yang berasal dari dalam otak sendiri. Bisa berasal dari astrosit, oligodendrosit, ependimosit, fibroblast arakhnoidal, neuroblas-meduloblas.

Tumor sekunder, yaitu tumor yang berasal dari karsinoma metastasis yang terjadi di bagian tubuh lainnya, contohnya yang paling sering adalah yang berasal dari tumor paru-paru pada pria dan tumor payudara pada wanita.

INSIDENS

Insidens tumor otak primer terjadi pada sekitar enam kasus per 100.000 populasi per tahun. Dimana tumor otak primer tersebut kira-kira 41% adalah glioma, 17% meningioma, 13% adenoma hipofisis dan 12% neurilemoma.

Pada orang dewasa 60% terletak supratentorial sedang pada anak 70% terletak infratentorial.

Pada anak yang paling sering ditemukan adalah tumor serebellum yaitu meduloblastoma dan astrositoma, sedangkan pada dewasa adalah glioblastoma multiforme.

KLASIFIKASI

Ada beberapa macam klasifikasi, tetapi yang paling sering dijumpai adalah klasifikasi berdasarkan lokasi, yaitu :

1. Tumor supratentorial

2. Tumor infratentorial

1. Tumor supratentorial A. Hemisfer otak, terbagi lagi :

- Glioma : Glioblastoma multiforme, Astrositoma, Oligodendroglioma

- Meningioma

- Tumor Metastasis

B. Tumor struktur median

- Adenoma hipofisis

- Tumor glandula pienalis

- Kraniofaringioma

2. Tumor infratentoriala. Schwanoma akustikus

b. Tumor metastasis

c. Meningioma

d. Hemangioblastoma

Etiologi

Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, walaupun telah banyak penyelidikan yang dilakukan

Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau, yaitu :

• Herediter• Radiasi • Virus• Substansi-substansi Karsinogenik

Gejala Klinik

Gejala klinik pada tumor intrakranial dibagi dalam 3 kategori, yaitu :

1. Gejala umum

2. Gejala lokal

3. Gejala lokal yang menyesatkan

(False lokalizing features)

1. Gejala Klinik Umum

Gejala umum timbul karena peningkatan tekanan intrakranial atau akibat infiltrasi difus dari tumor.

Gejala yang paling sering adalah sakit kepala, perubahan status mental, kejang, nyeri kepala hebat, papil edema, mual dan muntah. Tumor maligna (ganas) menyebabkan gejala yang lebih progresif dari pada tumor benigna (jinak).

2. Gejala Klinik Lokal

Manifestasi lokal terjadi pada tumor yang menyebabkan destruksi parenkim, infark atau edema. Juga akibat pelepasan faktor-faktor ke daerah sekitar tumor(contohnya : peroksidase, ion hydrogen, enzim proteolitik dan sitokin), semuanya dapat menyebabkan disfungsi fokal yang reversibel.

3. Gejala Lokal yang Menyesatkan (False Localizing Features)

Gejala lokal yang menyesatkan ini melibatkan neuroaksis kecil dari lokasi tumor yang sebenarnya.

Sering disebabkan oleh peningkatan tekanan intrakranial, pergeseran dari struktur-struktur intrakranial atau iskemi.

Kelumpuhan nervus VI berkembang ketika terjadi peningkatan tekanan intrakranial yang menyebabkan kompresi saraf.

Tumor lobus frontal yang difus atau tumor pada korpus kallosum menyebabkan ataksia (frontal ataksia).

DIAGNOSIS

Untuk menegakkan diagnosis pada penderita yang dicurigai menderita tumor otak yaitu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik neurologik yang teliti, adapun pemeriksaan penunjang yang dapat membantu yaitu CT-Scan dan MRI.

Dari anamnesis kita dapat mengetahui gejala-gejala yang dirasakan oleh penderita yang mungkin sesuai dengan gejala-gejala yang telah diuraikan di atas. Misalnya ada tidaknya nyeri kepala, muntah dan kejang. Sedangkan melalui pemeriksaan fisik neurologik mungkin ditemukan adanya gejala seperti edema papil dan deficit lapangan pandang.

Pemeriksaan Penunjang

CT scan dan MRI memperlihatkan semua tumor intrakranial.

Foto polos dada suatu metastasis gambaran nodul tunggal ataupun multiple pada otak.

Pemeriksaan cairan serebrospinal juga dapat dilakukan untuk melihat adanya sel-sel tumor dan juga marker tumor.

Umumnya diagnosis histologik ditegakkan melalui pemeriksaan patologi anatomi.

TERAPI

Pemilihan jenis terapi pada tumor otak tergantung pada beberapa faktor, antara lain :

a. Kondisi umum penderitab. Tersedianya alat yang lengkapc. Pengertian penderita dan keluarganyad. Luasnya metastasis.e. Adapun terapi yang dilakukan, meliputi Terapi

Steroid, pembedahan, radioterapi dan kemoterapi.

PROGNOSIS

Prognosisnya tergantung jenis tumor spesifik. Berdasarkan data di Negara-negara maju,

dengan diagnosis dini dan juga penanganan yang tepat melalui pembedahan dilanjutkan dengan radioterapi, angka ketahanan hidup 5 tahun (5 years survival) berkisar 50-60% dan angka ketahanan hidup 10 tahaun (10 years survival) berkisar 30-40%.

Terapi tumor otak di Indonesia secara umum prognosisnya masih buruk, berdasarkan tindakan operatif yang dilakukan pada beberapa rumah sakit di Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA

1. Informasi tentang Tumor Otak dalam http://www.medicastore.com dikutip tanggal 13 November 2004

2. Adams and Victors, Intracranial Neoplasms and Paraneoplastic Disorders in Manual of Neurology edisi 7, McGraw Hill, New York, 2002.

3. Adams and Victors, Intracranial Neoplasms and Paraneoplastic Disorders in Principles of Neurology edisi 7, McGraw Hill, New York, 2001.

4. Syaiful Saanin, dr, Tumor Intrakranial dalam http://www.angelfire.com/nc/neurosurgery/Pendahuluan.html, dikutip tanggal 13 November 2004.

5. Harsono, Tumor Otak dalam Buku Ajar Neurologi Klinis edisi I, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 1999.

7. Mahar, M., Proses Neoplasmatik di Susunan Saraf dalam Neurologi Klinis Dasar edisi 5, Dian Rakyat, Jakarta, 2000.

TERIMA KASIH