DT Cephalgia Atras

79
Diskusi Topik: “Cephalgia” Muhammad Atras Mafazi 108103000037 Pembimbing : dr. Marwatal Hutajulu, Sp.S KEPANITERAAN KLINIK SMF SARAF RSUP FATMAWATI Periode 12 November – 7 Desember 2012 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Transcript of DT Cephalgia Atras

Diskusi Topik:“Cephalgia”

Muhammad Atras Mafazi108103000037

Pembimbing : dr. Marwatal Hutajulu, Sp.S

KEPANITERAAN KLINIK SMF SARAF RSUP FATMAWATIPeriode 12 November – 7 Desember 2012

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif HidayatullahJakarta

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. HS Jenis kelamin : Laki-laki Usia : 52 tahun Alamat : Jl. Abdul Wahab GG. Swadaya 1 Status : Menikah Suku : Jawa Agama : Islam Pekerjaan : PNS MRS : 20 November 2012

ANAMNESISDilakukan autoanamnesis di Poli Saraf pada tanggal 20 November 2012 :

• Keluhan Utama :“Nyeri kepala sejak 5 hari SMRS”

• Keluhan Tambahan : Leher dan pundak kaku

Riwayat Penyakit Sekarang• Pasien datang ke Poli Saraf RSUP Fatmawati karena

Nyeri kepala sejak 5 hari yang lalu.• Nyeri kepala dirasakan seperti ditekan terutama pada

bagian belakang kepala sampai ke leher. Nyeri kepala sebelah sisi disangkal. Nyeri kepala dirasakan tidak bertambah berat namun sering.

• Pasien mengaku lehernya terasa tegang dan kaku. jika sakit kepala timbul. Pasien mengatakan keluhan nyeri biasanya timbul jika sedang kecapekan. Nyeri kepala dirasakan terus menerus selama 5 hari ini, tidak hilang dengan minum obat warung.

• Nyeri kepala dirasakan hilang timbul sejak 1 tahun yang lalu. saat keluhan timbul, keluhan menetap pada lokasi yang sama. Lamanya setiap serangan tidak menentu dari hitungan jam hingga hari. Pasien juga mengeluhkan nyeri-nyeri pada sendi dan mudah lelah.

• Keluhan demam, trauma, pusing berputar, pandangan ganda, mual disertai muntah, takut melihat cahaya ataupun takut mendengar suara, penurunan berat badan disangkal. Pasien mengaku tidak ada tanda-tanda khusus sebelum serangan nyeri datang. Keluhan susah tidur disangkal.

Riwayat Penyakit Dahulu• Riwayat Hipertensi (-) , Diabetes mellitus (-), riwayat

kolesterol (-), riwayat stroke (-), penyakit jantung (-), riwayat trauma kepala (-), riwayat tumor atau keganasan (-), alergi (-).

Riwayat Penyakit Keluarga• Hipertensi (+) ayah pasien , Diabetes mellitus (-), riwayat

stroke (-), penyakit jantung (-), riwayat tumor atau keganasan (-), alergi (-).

Riwayat Sosial & Kebiasaan• Pasien berolahraga rutin bersepeda 1 minggu sekali• Pasien tidak merokok, tidak minum alkohol

PEMERIKSAAN FISIK(dilakukan pada tanggal 20 Novermber 2012)

KEADAAN UMUM : Baik• Kesadaran : Compos Mentis• Sikap : Berbaring dan duduk• Kooperasi : Kooperatif• Keadaan Gizi : Baik• Tekanan Darah : Kanan: 130/80 mmHg; Kiri: 130/80 mmHg • Nadi : 81 x/menit• Suhu : 36,5oC • Pernapasan : 17 x/menit• GCS : E4M6V5 = 15

7

KEADAAN LOKAL

• Traumata stigmata : Tidak ada• Pulsasi A. Karotis : Reguler-Equal• Perdarahan Perifer : Capillary refill time < 2 detik• KGB : Tidak teraba membesar

• Columna Vertebralis : Lurus di tengah

8

PEMERIKSAAN FISIK(dilakukan pada tanggal 20 Novermber 2012)

PEMERIKSAAN JANTUNG

• Inspeksi : • iktus cordis tidak tampak

• Palpasi : • iktus cordis teraba di ICS V linea midklavikula sinistra

• Perkusi : • batas kanan jantung : ICS IV linea sternalis dextra• batas kiri jantung : 1 jari medial ICS V linea

midklavikula sinistra• pinggang jantung : ICS II linea para sternalis sinistra

• Auskultasi : • BJ I-II reguler, Murmur (-), Gallop (-)

9

PEMERIKSAAN FISIK(dilakukan pada tanggal 20 Novermber 2012)

PEMERIKSAAN PARU

• Inspeksi : • Gerakan dada simetris dalam keadaan statis dan dinamis

• Palpasi : • Vokal fremitus simetris kanan dan kiri

• Perkusi : • Sonor di kedua lapangan paru

• Auskultasi : • Suara napas vesikular; Ronki -/- , Wheezing -/-.

10

PEMERIKSAAN FISIK(dilakukan pada tanggal 20 Novermber 2012)

PEMERIKSAAN ABDOMEN

• Inspeksi : Datar• Palpasi : Supel, hepatosplenomegali (-)• Perkusi : Timpani• Auskultasi : BU (+) normal

PEMERIKSAAN FISIK EKSTREMITAS• Akral hangat +/+, edema pitting -/-, sianosis -/-, clubbing

fingers -/-.

11

PEMERIKSAAN FISIK(dilakukan pada tanggal 20 Novermber 2012)

RANGSANGAN MENINGEAL• Kaku kuduk : (-) • Laseque : >70o/>70o • Kernig : >135o/>135o

• Brudzinski I : -/-• Brudzinski II : -/-

PENINGKATAN TIK• Penurunan kesadaran (-)• Muntah (-)• Nyeri kepala hebat (-)

12

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS(dilakukan pada tanggal 20 Novermber 2012)

SARAF – SARAF KRANIAL

• N.I Normosmia/normosmia

• N.II • Acies Visus : Baik D & S• Visus Campus : Baik D & S• Lihat warna : Baik D & S• Funduskopi : tidak dilakukan

• N. III,IV dan VI• Kedudukan bola mata : Ortoposisi/ortoposisi• Pergerakan bola mata : Baik kesegala arah• Eksoftalmus : -/-• Nistagmus : -/-

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS(dilakukan pada tanggal 20 Novermber 2012)

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

• N. III,IV dan VI

- Pupil Isokor, bulat, Ø 3mm/3mm

- RCL +/+- RCTL +/+- Akomodasi +/+- Konvergensi +/+

• N. V

- Cab. MotorikBaik D & S

- Cab. Sensorik oOpthalmicus : +/+oMaksilaris : +/+oMandibularis : +/+

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS• N. VII- Motorik orbitofrontal : +/+- Motorik orbikularis : +/+- Pengecap lidah : +/+

• N.VIII- Vestibular : Vertigo -/-,

nistagmus -/-- Koklear : Weber tidak ada

lateralisasi, Rinne +/+

• N. IX, X– Motorik : arkus faring simetris,

uvula ditengah- Sensorik : Baik D & S

• N. XI- Mengangkat bahu : +/+- Menoleh : +/+

• N. XII- Pergerakan lidah :

• Lidah kontraksi : tidak terdapat deviasi • Lidah istirahat : tidak terdapat deviasi

- Atrofi -/-, fasikulasi -/-, tremor -/-

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

SISTEM MOTORIK

5555 5555 5555 5555

GERAKAN INVOLUNTER

Tremor -/-, chorea -/-, atetose -/-, mioklonik -/-, tics -/-

TROFIK Eutrofik

TONUSNormotonus

SISTEM SENSORIK• Propioseptif : baik• Ekstroseptif : baik

Ekstremitas atas dan bawah dari proksimal-distal

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

FUNGSI SEREBELAR• Ataxia : (-)• Tes Rhomberg : (-)• Disdiadokinesia : (-)• Jari-Jari :

baik• Jari-Hidung :

baik• Tumit-Lutut :

baik• Hipotoni : (-)

FUNGSI LUHUR• Astereognosia : (-)• Apraksia : (-)• Afasia : (-)

FUNGSI OTONOM• Miksi : Baik• Defekasi : Baik• Sekresi : Baik

keringat

PEMERIKSAAN NEUROLOGISREFLEKS FISIOLOGIS• Kornea : +/+• Faring : +• Biceps : +2/+2• Triceps : +2/+2• Radius : +2/+2• Dinding perut : +/+• Otot perut : +/+• Lutut : +2/+2• Cremaster : Tidak

dilakukan• Sfingter ani : Tidak

dilakukan

REFLEKS PATOLOGIS• Hoffman tromer : -/-• Babinski : -/-• Chaddok : -/-• Gordon : -/-• Schaeffer : -/-• Klonus otot : -/-• Klonus tumit : -/-

KEADAAN PSIKIS• Intelegensia : Baik• Tanda regresi : (-)• Demensia : (-)

ResumePasien laki – laki, usia 55 tahun, datang dengan keluhan nyeri kepala sejak 5 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan Leher dan pundak kaku. Nyeri kepala dirasakan seperti ditekan terutama pada bagian belakang kepala sampai ke leher. Nyeri kepala dirasakan tidak bertambah berat namun sering. Pasien mengaku lehernya terasa tegang dan kaku. jika sakit kepala timbul. Pasien mengatakan keluhan nyeri biasanya timbul jika sedang kecapekan. Nyeri kepala dirasakan terus menerus selama 5 hari ini, tidak hilang dengan minum obat warung. Nyeri kepala dirasakan hilang timbul sejak 1 tahun yang lalu. saat keluhan timbul, keluhan menetap pada lokasi yang sama. Lamanya setiap serangan tidak menentu dari hitungan jam hingga hari. Pasien juga mengeluhkan nyeri-nyeri pada sendi dan mudah lelah. Terdapat Riwayat hipertensi dikeluarga yang diderita oleh ayah pasien. Pasien berolahraga bersepeda rutin 1 minggu sekali.

• Pemeriksaan fisik:• Kesadaran : Compos Mentis, GCS: E4M6V5 = 15• Tanda vital

Tekanan Darah : Kanan: 130/80; kiri: 130/80 mmHg Nadi : 81 x/mnt Suhu : 36,5 0C Pernafasan : 17 x/mnt

Status neurologis:• Tanda rangsang meningeal: -• N. Cranialis: -• Motorik:

• Ekstremitas atas proksimal – distal : 5555/5555 • Ekstremitas bawah proksimal – distal : 5555/5555

• Reflek fisiologis : ++ / ++ • Reflek patologis : -/- • Sensorik : baik• Autonom : baik

DIAGNOSIS KERJA • Diagnosis klinis:

Cephalgia• Diagnosis etiologi: Tension Type Headache• Diagnosis topis:

(-)

Tabel Kriteria klinis migren tanpa aura dan tension headache(2)

Migren tanpa aura Tension headache

1. Hemikrania Tidak selalu hemikrania

2. Serangan 1-3 bulan Serangan 10-15 sebulan

3. Berdenyut Kencang, tegang, pegal

4. Bekerja: tambah sakit Bekerja: tak tambah sakit

5. Gejala pengiring : Gejala pengiring :

Mual/muntah ( +) Mual/muntah (-)

Fotofobia (+) Fotofobia (-)

Fonofobia (+) Fonofobia (-)

- Reaksi neurotik tidak selalu ada - reaksi neurotik biasanya ada

- Pegal otot perikranial tidak selalu ada - Pegal otot perikranial ada

6. Kesan keseluruhan : organik Kesan keseluruhan : psiko-

organik

PENATALAKSANAAN

Farmakologi

• Meprobamate 100 mg• Chlordiazepoxide 1 mg• Diazepam 0,75 mg• Chlorpromazin 2 mg• Trifluoperazine 0,2 mg• Amitrypiline 3 mg• Caffein 40 mg• Paracetamole 150 mg

M.f.cap.d.td no. XVS.3dd.1cap.PRN

Non-Farmakologi• Kontrol diet• Terapi fisik• Hindari pemakaian obat yang

bersifat terus menerus• Behaviour treatment• Penanganan psikologis

Anjuran Pemeriksaan• Cek Profil Lipid• CeK GDS, GDP, GD2PP• EMG

PROGNOSIS

• Ad Vitam : ad bonam• Ad Fungsionam : ad bonam• Ad Sanationam : Dubia ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA

Pendahuluan

• Cephalgia atau nyeri kepala termasuk keluhan yang umum dan dapat terjadi akibat banyak sebab pemeriksaan harus dilakukan dengan lengkap

• Sakit kepala bisa merupakan keluhan primer atau sekunder

• Nyeri kepala primer merupakan diagnosis utama, bukan disebabkan karena adanya penyakit organik lain.

• Nyeri kepala sekunder merupakan gejala ikutan karena adanya penyakit lain, seperti trauma, infeksi, gangguan metabolik, radang sinus, dan lain-lain.

Pendahuluan

• Tension-type headache nyeri kepala tegang karena kontraksi terus menerus otot-otot kepala dan tengkuk.

• manifestasi dari reaksi tubuh terhadap stres, kecemasan, depresi, konflik emosional, kelelahan atau holistik yang tertekan.

• Nyeri kepala ini sering memberi respons pengobatan dengan analgesik biasa

Pendahuluan

• Di negara maju seperti Eropa dan Amerika tension type headache salah satu penyakit yang paling mahal karena akibat dari sakit kepala ini bisa menurunkan produktivitas seseorang.

• Dilaporkan pada suatu studi tahun 2000, 74% pasien adalah pekerja yang tidak masuk kerja beberapa hari oleh karena penyakit ini.

Cephalgia

nyeri atau sakit sekitar kepala, termasuk nyeri di belakang mata serta perbatasan antara leher dan kepala bagian belakang (Oleson & Bonica, 1990).

Klasifikasi sakit kepala menurutInternational Headache SocietyA. Sakit kepala primer

MigrainTension-type headacheCluster headacheMiscelllaneous headache

not associated with structural lession

B. Sakit kepala sekunderHeadache associated with

(HAW) head traumaHAW vascular disorderHAW nonvascular

intracranial disorder

HAW substances or their withdrawal

HAW nonchepalic infectionHAW metabolic disorderHAW disorder of the

cranium, neck, eyes, ears, nose, sinuses, teeth, mouth, or other facial or cranial structure

Cranial neuralgia, nerve trunk pain, and deafferentation pain

Headache not classifiable

Sakit Kepala Primer• Sakit kepala tegang otot (tension-type headache)• Sakit kepala migrain• Sakit kepala kelompok (cluster headache)

Migrain Migren berasal dari kata Yunani yang berarti “sakit kepala

sesisi”. Suatu kondisi kronis yang dikarakterisir oleh sakit kepala

episodik dengan intensitas sedang – berat yang berakhir dalam waktu 4 – 72 jam (International Headache Society).

Nyeri kepala yang paling sering ditemukan. Biasanya terasa berdenyut di satu sisi kepala (unilateral)

dengan frekuensi, lama serta hebatnya rasa nyeri yang beraneka ragam dan bertambah dengan aktivitas.

Dapat disertai mual dan atau muntah atau fonofobia dan fotofobia

MIGRAIN

Epidemiologi Migrain

• Nyeri kepala merupakan keluhan yang sering dikeluhkan oleh pasien.

• ± 30-40 % penduduk USA pernah mengalami nyeri kepala hebat pada masa hidupnya, dimana nyeri tegang otot dan migraine menduduki peringkat nomor satu

Epidemiologi Migrain• Di US terjadi pada 18% wanita, 6% pria, 4 % anak-anak• Puncak prevalensi baik pada pria & wanita umur 25 – 55

th• Faktor hormonal mungkin berperan mengapa wanita

lebih banyak menderita migrain• Anak laki-laki menderita migrain pada onset yang lebih awal

dibandingkan anak perempuan• Penderita migrain sebagian besar memiliki riwayat keluarga

migrain, dan sebagian besar juga sering mengalami sakit kepala tegang otot

Klasifikasi International Headache Society (IHS)1.Migrain tanpa aura (common migraine)2.Migrain dengan aura (classic migraine)3.Migraine with prolonged aura4.Basilar migraine (menggantikan basilar artery migraine)5.Migraine aura without headache (menggantikan migraine

equivalent atau achepalic migraine)6.Benign paroxysmal vertigo of childhood7.Migrainous infraction (menggantikan complicated

migraine)

EtiologiDiketahui ada beberapa faktor pencetus timbulnya serangan migraine yaitu:• Menstruasi biasa pada hari pertama menstruasi atau sebelumnya/

perubahan hormonal.• Stress dan kecemasan.• Terlambat makan• Makanan misalnya akohol, coklat, susu, keju dan buah-buahan.• Cahaya kilat atau berkelip.• Cuaca terutama pada cuaca tekanan rendah• Psikis baik pada peristiwa duka ataupun pada peristiwa bahagia• Banyak tidur atau kurang tidur• Penyakit kronik misal penyakit ginjal kronik• Faktor herediter• Faktor kepribadian

Gejala MigrainAda lima gejala yang dapat diidentifikasi :• Prodrome: suatu rangkaian “peringatan” sebelum terjadi serangan

meliputi perubahan mood, perubahan perasaan /sensasi (bau atau rasa), atau lelah dan ketegangan otot

• Aura: melihat kilatan lampu blits (photopsia) atau melihat garis zig zag disekitar mata dan hilangnya sebagian penglihatan pada satu atau kedua mata (scintillating scotoma), dan wajah yang pucat. gangguan visual yang mendahului serangan sakit kepala

• Sakit kepala: umumnya satu sisi, berdenyut-denyut, disertai mual dan muntah, sensitif terhadap cahaya dan suara. Terjadi antara 4 – 72 jam.

• Berhentinya sakit kepala: meskipun tidak diobati, nyeri biasanya akan menghilang dengan tidur

• Postdrome: tanda-tanda lain migrain seperti tidak bisa makan, tidak konsentrasi, kelelahan

AURA• Aura visual :

- fenomena positive dan negative (scotoma)- fortification spectra scotoma)- fotopsia

• Aura sensorik - parestesia hemisensorik- kebas - rasa panas

• Aura motorik- hemiparesis- disfagia- sulit bicara

Table 1. Phases of the MigrainePhase Time Course Symptoms

Prodrome Hours to days prior to headache Anxiety, irritability, euphoria, or drowsinessSensitive to sound, light, or smell

Aura Precedes headacheDevelops over 5-20minutesCan last up to 60 minutes

Visual aura most commonZigzag lines and scintillating imagesParesthesias and visual field defects

Headache 4-72 hours> 72 hours = statusmigrainosus

Unilateral pain often in templeNausea, vomiting, sensitive to light, smell, andsoundWorsens with physical activity

Postdrome Follows severe attack Exhaustion and scalp tenderness

Phases of the Migraine

Migraine headaches more commonly occur in the early morninghours of the day

Patofisiologi Migrain

Patofisiologi• Menurut teori/hipotesis vaskuler : aura disebabkan oleh

vasokonstriksi intraserebral diikuti dengan vasodilatasi ekstrakranial

• Aura mungkin merupakan manifestasi penyebaran depresi, suatu peristiwa neuronal yang dikarakterisir oleh gelombang penghambatan yang menyebabkan turunnya aliran darah otak sampai 25-35 %

• Nyeri disebabkan karena aktivitas sistem trigemino-vaskular yang menyebabkan pelepasan subtansi P, neurokinin A, CGRP vasodilatasi dan nyeri

• Aktivitas di dalam sistem trigeminal diregulasi oleh saraf noradrenergik dan serotonergik

• Reseptor 5-HT, terutama 5-HT1 dan 5-HT2 terlibat dalam patofisiologi migrain

• Peningkatan kadar 5-HT vasokonstriksi menurunkan aliran darah kranial iskemia aura

• Iskemi selanjutnya akan berkurang dan diikuti oleh periode vasodilatasi serebral, neurogenic inflammation, dan nyeri.

Dilatasi atau konstriksi pembuluh darah serebri

dan kulit kepala

Pencetus

Rangsangan serotoninergik &

adrenergik dibatang otak ↑

Merangsang N. VMual

Muntah

FotofobiaHipotalamus

CTZ

Talamus

Korteks

Nyeri

Faktor Pemicu Migrain• Faktor psikologis

Stress, depresi• Faktor lingkungan

Rokok Bau menyengat Perubahan cuaca Cahaya atau suara

• Faktor makanan Yg mengandung tiramin Food additive

(MSG,aspartam) Coklat,kopi Jeruk

• Obat-obatan Simetidin Kokain Fluoksetin Indometasin Nikotin Nifedipin, dll.

• Faktor hormonal Mens Hamil, menopause

• Gaya hidup Kurang atau kebanyakan

tidur Terlambat makan, dll.

Diagnosis Migrain• berdasarkan gejala klinis dan riwayat pasien pasien diharapkan

punya “migrain diary” (mencatat waktu, intensitas, pemicu dan durasi sakit kepala)

• Migrain tanpa aura: Sedikitnya 5 serangan dengan karakteristik tertentu Terjadi antara 4 – 72 jam Karakteristik : unilateral, berdenyut-denyut, intensitas sedang sampai

berat, bisa bertambah dengan aktivitas fisik (mis. Naik tangga) Pasien mengalami mual dan/atau muntah, atau photophobia atau

phonophobia

Diagnosis• Migrain dengan aura :

Pasien mengalami migrain dengan sedikitnya 3 dari 4 karakteristik : Pasien mengalami gajala aura yang reversibel (meliputi:

gangguan visual, sensasi abnormal pada kulit, sulit bicara, dan kelemahan otot)

pasien mengalami aura yang berkembang secara bertahap lebih dari 4 menit atau 2 gejala aura berturut-turut

gejala aura berakhir tidak lebih dari 60 menit aura terjadi tidak lebih dari 60 menit sebelum tejadinya sakit

kepala• Selain itu, perlu ada pemeriksaan terhadap riwayat

pengobatan, kondisi fisik, dan uji neurologis (CT Scan)

Tujuan terapi• Menghilangkan gejala/nyeri pada saat serangan (terapi abortif)

atau mencegah serangan (terapi profilaksis)

Tujuan Terapi jangka panjang• Mengurangi frekuensi dan keparahan serangan• Mengurangi patient disability selama serangan,• Memperbaiki kualitas hidup pasien• Mencegah serangan berikutnya• Menghindarkan penggunaan obat yang makin bertambah• Memberikan edukasi pasien utk dapat menatalaksana penyakitnya

Strategi terapi

• Menghindari atau menghilangkan pemicu• Terapi abortif dimulai pada saat terjadinya serangan akut dengan

analgesia.• Terapi profilaksis diperlukan jika serangan terjadi lebih dari 2-3

kali sebulan, serangan berat dan menyebabkan gangguan fungsi, terapi simptomatik gagal atau menyebabkan efek samping yang serius

Tatalaksana Terapi Terapi Profilaksis

menghindari pemicu menggunakan obat profilaksis secara teratur

Profilaksis:• Episodik• Jangka pendek• Jangka panjang Terapi abortif menggunakan obat-obat penghilang nyeri

dan/atau vasokonstriktor

SAKIT KEPALA KELOMPOK (CLUSTER)

Cluster headache• Salah satu nyeri kepala kronik yang sering mengganggu kehidupan

seseorang dan pasien terbangun karena nyeri kepala. • sering menyebabkan perubahan emosional seseorang

Cluster Headache

Epidemiologi

• Lebih jarang terjadi dibandingkan migrain dan sakit kepala tegang otot

• Prevalensi lebih tinggi pd pria (0,5% laki-laki dan 0,1% dari populasi wanita).

• Tidak ada riwayat keluarga• Dapat terjadi pd segala usia, paling sering terjadi pada usia akhir

20an• Pengobatan mungkin akan mengubah dari sakit kepala kronis ke

episodik, tetapi tidak bisa menyembuhkan

Cluster Headache• Nyeri sangat berat berlangsung

sekitar 30-45 menit, berlokasi dibelakang atau disekitar salah satu mata dan dapat menyebar ke sekitar temporal, rahang, hidung, dagu dan gigi.

• terjadi dilatasi pembuluh darah yang berlebihan disekitar salah satu mata

• Gejalanya : wajah kemerahan secara unilateral (sebelah sisi), keluar air mata (lakrimasi), hidung berair (rinorrhea)

• Ptosis, perubahan pupil, berkeringat yang unilateral atau bilateral dan fasial flushing.

• Berbeda dg migren tidak ada gejala mual muntah,gangguan visual atau sensitivitas terhadap cahaya, suara, dll.

• tidak bersifat herediter

Patofisiologi Cluster Headache• Fokus patofisiologi terletak di arteri karotis intrakavernosus yang

merangsang pleksus perikarotis. Pleksus ini mendapat rangsangan dari cabang 1 dan 2 nervus trigeminus, ganglia servikalis superior/SCG (simpatetik) dan ganglia sfenopalatinum/SPG (parasimpatetik).

• Diperkirakan focus iritatif di sekitar pleksus membawa impuls-impuls ke batang otak rasa nyeri di daerah periorbital, retroorbital dan dahi.

• Hubungan polisinaptik dalam batang otak merangsang neuron-neuron dalam kolumna intermediolateral sumsum tulang belakang (simpatetik) dan nucleus salivatorius superior (parasimpatetik).

• Serat-serat preganglioner dari nucleus-nukleus ini membawa impuls-impuls • Merangsang SCG (simpatetik) sekresi keringat di dahi• Merangsang SPG (parasimpatetik) sekresi air mata (lakrimasi) dan air hidung

(rinorrhea).

Terapi Cluster headache

• Sasaran terapi : menghilangkan nyeri (terapi abortif), mencegah serangan (profilaksis)

• Strategi terapi : menggunakan obat NSAID, vasokonstriktor cerebral

• Obat-obat terapi abortif:OksigenErgotaminoDosis sama dengan dosis untuk migrain

Sumatriptan

• Obat-obat untuk terapi profilaksis: Verapamil Litium Ergotamin Metisergid Kortikosteroid Topiramat

Tension-Type Headache

Serangan nyeri kepala berulang yang berlangsung dalam hitungan menit sampai hari, dengan sifat nyeri yang biasanya berupa rasa tertekan atau diikat, dari ringan sampai berat, bilateral, gejala penyerta tidak menonjol.

Definisi

• Tension-type headache timbul karena kontraksi terus menerus otot-otot kepala dan tengkuk (m.Splenius kapitis, m.Temporalis, m.Maseter, m.Sternokleidomastoideus, m.Trapezius, m.Servikalis posterior, dan m.Levator skapule).

• Sakit kepala tipe ini banyak terdapat pada wanita masa menopause dan premenstrual.

Epidemiologi• Sakit kepala paling umum terjadi prevalensi 69% pd pria

dan 88% wanita• Dapat dimulai pada segala usia, onset terutama pada usia

remaja dan dewasa muda• 40% memiliki riwayat keluarga sakit kepala tegang otot• Umumnya sakit kepala berkurang dengan meningkatnya usia• 25% pasien juga mengidap migrain

SAKIT KEPALA TEGANG OTOT (tension-type)

• Merupakan jenis yang paling banyak dijumpai, disebabkan karena kontraksi otot di kepala

• Rasa nyeri tumpul yang konstan, atau perasaan menekan yang tidak enak pada leher, pelipis, dahi, atau di sekitar kepala, leher terasa kaku

• Umumnya terjadi secara bilateral (terjadi pada kedua belah sisi pada waktu yang sama)

• Jarang terjadi pada anak-anak, umumnya terjadi antara umur 20 sampai 40 tahun

Tension-type headache• Episodik jika seseorang menderita sedikitnya 10 kali sakit kepala

yang lamanya berkisar 30 menit – 7 hari, dan terjadi kurang dari 180 kali setahun.

• Sakit kepalanya memiliki sedikitnya 2 dari tanda-tanda di bawah ini : Rasa menekan/berat yang berlokasi di kedua belah sisi kepala Sakit dengan intensitas ringan sampai sedang Tidak bertambah saat naik tangga atau aktivitas fisik yg serupa Tidak mual atau muntah Mungkin sensitif terhadap cahaya atau suara, tapi tidak keduanya

• Kronik jika seseorang menderita sakit kepala dengan frekuensi rata-rata 15 hari dalam sebulan (atau 180 hari dalam setahun) selama 6 bulan, dan memiliki tanda-tanda seperti episodic tension-type headache.

• Selain itu, pasien tidak menderita gangguan penyakit lain seperti diperlihatkan dengan uji fisik maupun neurologis

Gejala Klinis

• Pada yang episodik sebagian besar sembuh dengan obat-obat analgetik bebas yang beredar dipasaran.

• Pada yang kronis biasanya merupakan manifestasi konflik psikologis yang mendasarinya seperti kecemasan dan depresi.

• Gejala lain gangguan tidur (sering terbangun atau bangun dini hari), nafas pendek, konstipasi, berat badan menurun, palpitasi dan gangguan haid.

• Keluhan emosi antara lain perasaan bersalah, putus asa, tidak berharga, takut sakit atau mati.

• Keluhan psikis yaitu konsentrasi buruk, minat menurun, ambisi menurun atau hilang, daya ingat buruk dan mau bunuh diri.

Lokasi + Pencetus

Tension-type headache dapat terjadi secara:

Bilateral. Predominasi oksipital-nukhal. Temporal. Frontal. Kadang menyebar difus di

puncak kepala.

Faktor Pencetus•Stres•Kecemasan•Depresi•Konflik emosional•Kelelahan

stres fisik atau emosi

hiperventilasi CO2 turun

alkalosis

kalsium masuk kedalam sel kontraksi otot

otot kaku dan tegang

nyeri kepala

• Nyeri kepala yang timbul adalah manifestasi dari reaksi tubuh terhadap stres, kecemasan, depresi, konflik emosional atau kelelahan.

• Respon fisiologis yang terjadi meliputi refleks vasodilatasi pembuluh darah ekstrakranial serta kontraksi menetap otot-otot skelet kulit kepala (scalp), wajah, leher dan bahu secara terus menerus.

Patofisiolgi

Penatalaksaan

• Pembinaan hubungan empati awal yang hangat antara dokter dan pasien meyakinkan pasien bahwa tidak ditemukan kelainan fisik dalam rongga kepala atau otaknya dapat menghilangkan rasa takut akan adanya tumor otak atau penyakit intrakranial lainnya.

Terapi farmakologik• Menggunakan analgesik atau analgesik plus ajuvan sesuai

tingkat nyeri• Contoh : aspirin, acetaminophen, ibuprofen atau naproxen

sodium. Produk kombinasi dengan kafein dapat meningkatkan efek analgesik

• Untuk sakit kepala kronis, perlu assesment yang lebih teliti mengenai penyebabnya, misalnya karena anxietas atau depresi

• Antidepresan amitriptilin atau antidepresan lainnya. Hindari penggunaan analgesik secara kronis memicu rebound headache

Terapi farmakologikPenenang/ansiolitik :• Klordiazepoksid 5mg tablet dengan dosis 15-30mg/hari.• Klobazam 10mg tablet dengan dosis 20- 30mg/hari.• Lorazepam 1-2mg tablet dengan dosis 3- 6mg/hari.

Tatalaksana• Psikoterapi bermanfaat pada kasus dengan ansietas atau

depresi yang berat.• Fisioterapi terdiri dari diatermi, masase, kompres hangat,

TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation).• Tindakan lain injeksi trigger point dengan 0,25 – 0,50 ml

lidokain 1% dicampur deksametason/triamsolon dalam volume yang sama dapat membantu mempercepat penyembuhan nyeri kepala tegang pada kasus-kasus tertentu.

Tata Laksana Terapi• Terapi Non-farmakologi

melakukan latihan peregangan leher atau otot bahu sedikitnya 20 - 30 menit

perubahan posisi tidur pernafasan dengan diafragma atau metode relaksasi otot yang lain Penyesuaian lingkungan kerja maupun rumah :

Pencahayaan yang tepat untuk membaca, bekerja, menggunakan komputer, atau saat menonton televisi

Hindari eksposur terus-menerus pada suara keras dan bising Hindari suhu rendah pada saat tidur pada malam hari

Diagnosis Headache

Anamnesis• Usia timbulnya• Lamanya & frekwensi nyeri kepala• Sisi mana yang sakit• Kualitas nyeri kepala• Saat timbulnya nyeri kepala• Fenomena lain yang menyertainya seperti

photofobia,phonofobia, gangguan penglihatan, kelemahan otot, febris

• Hal yang memperburuk nyeri kepala batuk.

• Pemeriksaan fisik. • Keadaan umum pasien & mentalnya. • Tanda tanda rangsangan meningeal • Adakah kelainan saraf cranial• Adakah kelainan pada kekuatan otot, refleks dan koordinasinya

• Laboratorium darah ,LED • Lumbal punksi • Elektroensefalografi • CT Scan kepala, MRI

Pemeriksaan penunjang

Daftar Pustaka• Alamsyah, Ristum. Spasmofili Sebagai Faktor Resiko Nyeri Kepala Tipe

Tegang. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Semarang . 1999• Sidharta, Priguna. Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum. Dian Rakyat. 2012.

Jakarta• Sidharta, Priguna. Tension Headache dalam Kumpulan naskah Headache.

FKUI. Jakarta. • Konsensus Nasional III. Diagnostik dan Penatalaksanaan Nyeri Kepala.

Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI). 2010. Jakarta.• http://bestpractice.bmj.com/bestpractice/monograph/12/basics/

epidemiology.html• "Muscle Contraction Tension Headache: eMedicine Neurology".

Emedicine.com. 2008-09-18. Retrieved 2010-03-22.• http://www.emedicinehealth.com/tension_headache/article_em.htm• http://scc.uchicago.edu/pdf/library/Headache.pdf