IT 23 - Krisis Hipertensi - NVD

Post on 03-Dec-2015

229 views 8 download

description

z

Transcript of IT 23 - Krisis Hipertensi - NVD

KRISIS HIPERTENSI

Dr.H. NOVADIAN, SpPD, K-GH

LATAR BELAKANG• Hipertensi Masalah kesehatan masyarakat dunia• Beberapa penulis 1% dari penderita hipertensi

akan mengalami krisis hipertensi• Majalah the Lancet dan WHO Kejadian krisis

hipertensi akan m↑ dari 0,26% th 2000 0,29% th 2025 pd penduduk dewasa di dunia

• Untuk mencegah kerusakan organ akibat krisis hipertensi di Indonesia perlu dilakukan upaya pengenalan dini dan penatalaksanaan krisis hipertensi yang disepakati bersama.

DEFINISI

• Krisis hipertensi

• Suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak (sistole ≥180 mmHg dan/atau diastole ≥120 mmHg), pd penderita hipertensi, yg membutuhkan penanggulangan segera.

KLASIFIKASI KRISIS HIPERTENSI

1. Hipertensi emergensi Kenaikan TD mendadak yg disertai kerusakan

organ target yang progresif. Di perlukan tindakan penurunan TD yg segera dalam kurun waktu menit/jam.

2. Hipertensi urgensi Kenaikan TD mendadak yg tidak disertai

kerusakan organ target. Penurunan TD harus dilaksanakan dalam kurun waktu 24-48 jam.

MANIFESTASI KLINIS KRISIS HIPERTENSI

1. Bidang neurologi: Sakit kepala, hilang/ kabur penglihatan,

kejang, defisit neurologis fokal, gangguan kesadaran (somnolen, sopor, coma).

2. Bidang mata: Funduskopi berupa perdarahan retina,

eksudat retina, edema papil.3. Bidang kardiovaskular Nyeri dada, edema paru.

4. Bidang ginjal:

Azotemia, proteinuria, oligouria.

5. Bidang obstetri

Preklampsia dg gejala berupa gangguan penglihatan, sakit kepala hebat, kejang, nyeri abdomen kuadran atas, gagal jantung kongestif dan oliguri, serta gangguan kesadaran/ gangguan serebrovaskuler.

FAKTOR RISIKO

• Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi

• Kehamilan• Penggunaan NAPZA• Penderita dg rangsangan simpatis yg tinggi seperti

luka bakar berat, phaechromocytoma, penyakit kolagen, penyakit vaskuler, trauma kepala.

• Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal

PENDEKATAN AWAL PD KRISIS HIPERTENSI

• Anamnesis R/ hipertensi (awal hipertensi, jenis obat anti hipertensi, keteraturan konsumsi obat). Ganguan organ (kardiovaskuler, serebrovaskular, serebrovaskular, renovaskular, dan organ lain).

• Pemeriksaan fisik Sesuai dengan organ target yang terkena Pengukuran TD di kedua lengan Palpasi denyut nadi di keempat ekstremitas Auskultasi untuk mendengar ada/ tidak bruit pembuluh darah besar, bising jantung dan

ronki paru. Pemeriksaan neurologis umum Pemeriksaan funduskopi

Pemeriksaan laboratorium awal dan penunjang

• Pemeriksaan laboratorium awal: a. Urinalisis b. Hb, Ht, ureum, kreatinin, gula darah dan elektrolit.• Pemeriksaan penunjang: ekg, foto toraks• Pemeriksaan penunjang lain bila memungkinkan: CT scan kepala, ekokardiogram, ultrasonogram.

PENETAPAN DIAGNOSTIK

• Walau biasanya pd krisis hipertensi ditemukan TD ≥180/120 mmHg perlu diperhatikan kecepatan kenaikan TD tersebut dan derajat gangguan organ target yang terjadi.

TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI

• Penatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit, namun dapat dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan pemberian obat anti hipertensi oral.

TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI

• Harus dilakukan di RS dg fasiltas pemantauan yg memadai

• Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin

• TD harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan langkah sbb:

a. 5 menit s/d 120 menit pertama TD rata-rata

(mean arterial blood pressure) diturunkan 20-

25%.

b. 2 s/d 6 jam kemudian TD diturunkan sampai 160/100 mmHg.

c. 6-24 jam berikutnya diturunkan sampai <140/90 mmHg bila tidak ada gejala iskemia organ.

OBAT-OBATAN YANG DIGUNAKAN PADA HIPERTENSI EMERGENSI

• Clonidin (catapres) IV (150 mcg/ampul)

a. Clonidin 900 mcg dimasukkan dalam cairan

infus glucosa 5% 500cc dan diberikan

dengan mikrodrip 12 tetes/ menit, setiap 15

menit dapat dinaikkan 4 tetes sampai TD yg

diharapkan tercapai.

b. Bila TD target tercapai pasien diobservasi

selama 4 jam kemudian diganti dg tablet

clonidin oral sesuai kebutuhan.

c. Clonidin tidak boleh dihentikan mendadak, tetapi diturunkan perlahan-lahan oleh karena bahaya rebound phenomen, dimana TD naik secara cepat bila obat dihentikan.

• Diltiazem (Herbesser) IV (10 mg dan 50 mg/ampul) a. Diltiazem 10 mg IV diberikan dalam 1-3 menit kemudian diteruskan dg infus 50 mg/jam selama 20 menit. b. Bila TD telah turun >20% dari awal, dosis diberikan 30 mg/jam sampai target tercapai. c. Diteruskan dg dosis maintenance 5-10

mg/jam dg observasi 4 jam kemudian diganti dg tablet oral.

• Nicardipin (Perdipin) IV (12 mg dan 10 mg/ampul)

a. Nicardipin diberikan 10-30 mcg/kgBB bolus.

b. Bila TD tetap stabil diteruskan dengan 0,5-6

mcg/kgBB/menit sampai target TD tercapai.• Labetalol (Normodyne) IV

Diberikan 20-80 mg IV bolus setiap 10 menit atau dapat diberikan dalam cairan infus dg dosis 2 mg menit.

• Nitroprusside (Nitropress, Nipride) IV

Diberikan dlm cairan infus dg dosis 0,25-10.00 mcg/kg/menit.

Obat anti hipertensi parenteral diberikan sesuai

prosedur dengan batas penurunan maksimal TD 20-25% dari mean arterial blood pressure.

Jika TD sistolik 180-220 mmHg dan TD diastolik 105-120 mmHg, dilakukan penatalaksanaan seperti terapi pd hipertensi urgensi.

Obat anti hipertensi parenteral diberikan sesuai

prosedur tatalaksana krisis hipertensi dg batas penurunan TD 20-25% dari mean arterial blood pressure.

Target TD adalah sistolik 160 mmHg dan diastolik 90 mmHg.

MAP = 2 D + S 3