KRISIS HIPERTENSI ENNY.ppt

download KRISIS HIPERTENSI ENNY.ppt

of 18

Transcript of KRISIS HIPERTENSI ENNY.ppt

  • Hipertensi Masalah kesehatan masyarakat dunia

    Prevalensi hipertensi pada populasi masih cukup tinggi dan diperkirakan 1-2 % penderita hipertensi dapat terjadi kirisis hipertensi.

    Untuk mencegah kerusakan organ akibat krisis hipertensi di Indonesia perlu dilakukan upaya pengenalan dini dan penatalaksanaan krisis hipertensi yang disepakati bersama.

  • KRISIS HIPERTENSI adalah Suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak (sistole 180 mmHg dan/atau diastole 120 mmHg), pd penderita hipertensi, yg membutuhkan penanggulangan segera.

  • Hipertensi emergensi / emergency hipertension (darurat) ditandai dengan TD Diastolik > 120 mmHg, disertai kerusakan berat dari organ sasaran yang bersifat progresif yang disebabkan oleh satu atau lebih penyakit/kondisi akut. Tekanan darah harus diturunkan dengan segera (dalam menit sampai jam), keterlambatan pengobatan akan menyebebabkan timbulnya sequele atau kematian. 2. Hipertensi urgensi / urgency hipertension (mendesak), TD diastolik > 120 mmHg dan dengan tanpa kerusakan/komplikasi minimum dari organ sasaran, sehingga penurunan tekanan darah dapat dilaksanakan lebih lambat (dalam hitungan jam sampai hari) (24 jam 48 jam).

  • Sistole Diastole ------------------------------------------------------------------------------------ Normal < 120 mmHg and < 80 mmHg ------------------------------------------------------------------------------------ Prehipertensi 120 139 mmHg or 80 89 mmHg ------------------------------------------------------------------------------------ Hipertensi stage 1 140 159 mmHg or 90 99 mmHg ------------------------------------------------------------------------------------ Hipertensi stage 2 > 160 mmHg or > 100 mmHg ------------------------------------------------------------------------------------

  • Faktor predisposisi tejadinya krisis hipertensi oleh karena:

    Hipertensi yang tidak terkontrol

    Hipertensi yang tidak terobati]Penderita hipertensi yang minum obat: MAO inhibitor, dekongestan, kokain.

    Kenaikan Tekanan darah tiba-tiba pada penderita hipertensi kronis essensial(tersering).

    Hipertensi renovaskular.

    Glomeluronefritis akut

  • 1. Bidang neurologi: Sakit kepala, hilang/ kabur penglihatan, kejang, defisit neurologis fokal, gangguan kesadaran (somnolen, sopor, coma).2. Bidang mata: Funduskopi berupa perdarahan retina, eksudat retina, edema papil.3. Bidang kardiovaskular : Nyeri dada, edema paru.

  • Bidang ginjal: Azotemia, proteinuria, oligouria.

    Bidang obstetri Preklampsia dg gejala berupa gangguan penglihatan, sakit kepala hebat, kejang, nyeri abdomen kuadran atas, gagal jantung kongestif dan oliguri, serta gangguan kesadaran/ gangguan serebrovaskuler.

  • Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi Kehamilan Penggunaan NAPZA Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat, phaechromocytoma, penyakit kolagen, penyakit vaskuler, trauma kepala. Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal

  • Anamnesis Riwayat hipertensi (awal hipertensi, jenis obat anti hipertensi, keteraturan konsumsi obat). Ganguan organ (kardiovaskuler, serebrovaskular, serebrovaskular, renovaskular, dan organ lain).

  • Pemeriksaan fisik Sesuai dengan organ target yang terkena Pengukuran TD di kedua lengan Palpasi denyut nadi di keempat ekstremitas Auskultasi untuk mendengar ada/ tidak bruit pembuluh darah besar, bising jantung dan ronki paru. Pemeriksaan neurologis umum Pemeriksaan funduskopi

  • Pemeriksaan laboratorium awal: a. Urinalisis b. Hb, Ht, ureum, kreatinin, gula darah dan elektrolit.Pemeriksaan penunjang: ekg, foto toraksPemeriksaan penunjang lain bila memungkinkan: CT scan kepala, ekokardiogram, ultrasonogram.

  • Walau biasanya pd krisis hipertensi ditemukan TD 180/120 mmHg perlu diperhatikan kecepatan kenaikan TD tersebut dan derajat gangguan organ target yang terjadi.

  • Harus dilakukan di RS dg fasiltas pemantauan yg memadaiPengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkinTD harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan langkah sbb:a. 5 menit s/d 120 menit pertama TD rata-rata (mean arterial blood pressure) diturunkan 20-25%. b. 2 s/d 6 jam kemudian TD diturunkan sampai 160/100 mmHg.

    c. 6-24 jam berikutnya diturunkan sampai

  • Clonidin (catapres) IV (150 mcg/ampul) a. Ckonidin 900 mcg dimasukkan dalam cairan infus glucosa 5% 500cc dan diberikan dengan mikrodrip 12 tetes/ menit, setiap 15 menit dapat dinaikkan 4 tetes sampai TD yg diharapkan tercapai. b. Bila TD target tercapai pasien diobservasi selama 4 jam kemudian diganti dg tablet clonidin oral sesuai kebutuhan.

  • c. Clonidin tidak boleh dihentikan mendadak, tetapi diturunkan perlahan-lahan oleh karena bahaya rebound phenomen, dimana TD naik secara cepat bila obat dihentikan.

    Diltiazem (Herbesser) IV (10 mg dan 50 mg/ampul) a. Diltiazem 10 mg IV diberikan dalam 1-3 menit kemudian diteruskan dg infus 50 mg/jam selama 20 menit. b. Bila TD telah turun >20% dari awal, dosis diberikan 30 mg/jam sampai target tercapai. c. Diteruskan dg dosis maintenance 5-10 mg/jam dg observasi 4 jam kemudian diganti dg tablet oral.

  • Nicardipin (Perdipin) IV (12 mg dan 10 mg/ampul) a. Nicardipin diberikan 10-30 mcg/kgBB bolus. b. Bila TD tetap stabil diteruskan dengan 0,5-6 mcg/kgBB/menit sampai target TD tercapai.Labetalol (Normodyne) IV Diberikan 20-80 mg IV bolus setiap 10 menit atau dapat diberikan dalam cairan infus dg dosis 2 mg menit.Nitroprusside (Nitropress, Nipride) IV Diberikan dlm cairan infus dg dosis 0,25-10.00 mcg/kg/menit.

  • ********