IKTERUS NEONATORUM

Post on 12-Jul-2016

198 views 6 download

description

ujj

Transcript of IKTERUS NEONATORUM

IKTERUS NEONATORUM

LAPORAN KASUS

LAPORAN KASUS IDENTITAS

Nama Bayi : Bayi Ny. RUmur : 3 hariJenis Kelamin : Laki-lakiWaktu Kelahiran : 20 juni 2015 pukul 04.05 WIBJenis Persalinan : Sectio CaesariaDiagnosa Ibu : GII P1-1 A/T/H dengan BSC 18 th yg lalu.APGAR Score : 7 – 8

Nama Ibu : Ny. RUmur Ibu : 36 thPekerjaan: ibu rumah tanggaNama Ayah : Tn. SUmur Ayah : 38 thPekerjaan: pedagangAgama : IslamSuku: MaduraAlamat : Ds. Kompol, Geger.

ANAMNESA R. Kehamilan

Antenatal care: tidak pernah periksa ke dokter. Periksa ke bidan 3x (2 bulan, 6 bulandan 9 bulan)Peny. kehamilan : tidak ada. Mual (-), Muntah (-).Asupan nutrisi : makan 3x sehari (nasi, lauk pauk, sayuran).minum kurang lebih 10 gelas per hari.

susu kehamilan ( - ).

R. Persalinan SekarangJenis persalinan : SCDitolong oleh : Dr. SpOGTempat persalinan : Ruang OK RSUD SyamrabuUsia kehamilan : 38 mingguKetuban : Warna jernih, bau khas pecah < 6 jam.Keadaan bayi baru lahir: Bayi lahir langsung menangis, cyanosis (-), ikterus (-)

R. Persalinan DahuluJenis persalinan : SC atas indikasi panggul sempitDitolong oleh : Dr. SpOGTempat persalinan : Ruang OK RSUD SyamrabuUsia kehamilan : 9 bulanKetuban : Ibu pasien mengatakan tidak mengetahuiKeadaan bayi baru lahir: lahir langsung menangis cyanosis (-), ikterus (-)

R. MenyusuiASI ( + ) 3x sehari. Susu formula ( + ).

R. ImunisasiInjeksi HB0 ( + )

RPKDM ( - ), Hipertensi ( - ), Hepatitis ( - ), Transfusi darah ( - ).

R. SosialJamu ( - ), Pijat ( - ) , Ibu bayi tidak merokok , Ayah bayi merokok.

PEMERIKSAAN FISIKBB : 2650 gramPB : 48 cmVital Sign : Nadi = 136 x/menit

RR = 48 x/menit Suhu = 36,6 ºC

Keadaan Umum : Baik, gerak aktif dan tangisan kuat.Kesadaran : Compos mentis.

Kepala & Leher : L. Kepala = 34 cmRambut = hitam, tidak mudah dicabut.Ubun-ubun = belum menutup sempurna.Mata = conjunctiva palpebra pucat ( - ) sklera warna putih conjunctiva hiperemi ( - ) sekret ( - ) Hidung = pernapasan cuping hidung ( - )Mulut = bibir kebiruan ( - ), mukosa mulut basah.Pemeriksaan kramer pada dahi dan tulang pipi ( + )Caput ( - )

Thorax : Inspeksi = simetris, retraksi ( - ) Palpasi = fremitus suara & raba simetris, kramer ( + ) Perkusi = sonor Auskultasi = vesikuler, Rh -/- , Wh -/- S1 & S2 tunggal, murmur (-) gallop (-)

Abdomen : Inspeksi = tali pusat segar Auskultasi = bising usus ( + ) Palpasi = soefel, kramer ( + ) Perkusi = thympani, meteorismus ( - )

Extremitas Sup : Akral hangat, kramer (-), CRT < 2’

Extremitas Inf : Akral hangat, kramer (-), CRT < 2’

Rectogenital : Anus ( + ), penis dan scrotum ( + )

tidak ada kelainan.

Refleks alamiah : R. Grasp( + ) R. Moro ( + ) R. Sucking ( + )

PEMERIKSAAN PENUNJANGTidak dilakukan evaluasi bilirubin serum maupun darah lengkap.

DIAGNOSANeonatus aterm dengan ikterus fisiologis

PENATALAKSANAANobservasi dan berikan ASI

20 Juni

2015

Panas (-)

Kejang (-)

Muntah (-)

Mencret (-)

Kembung (-)

Sesak (-)

Ikterus (-)

MASI (+)

PASI (+)

BAB (+) N

BAK (+) N

Nadi= 130 x/menit

RR= 46 x/menit

Temp= 36 ºC

KU: GT kuat

Kesadaran: CM

a/i/c/d= -/-/-/-

ubun: belum menutup

L.Kepala: 34 cm

Thorax: simetris

retraksi (-)

S1 & S2 single

murmur (-)

gallop (-)

rhonki -/-

wheezing -/-

Abd: soefel, BU (+) N

thympani

meteorismus (-)

tali pusat segar

Extremitas: akral dingin

CRT < 2’

Neonatus aterm Observasi

ASI

21 Juni

2015

Panas (-)

Kejang (-)

Muntah (-)

Mencret (-)

Kembung (-)

Sesak (-)

Ikterus (-)

MASI (+)

PASI (+)

BAB (+) N

BAK (+) N

Nadi= 128 x/menit

RR= 38 x/menit

Temp= 36,7 ºC

KU: GT kuat

Kesadaran: CM

a/i/c/d= -/-/-/-

ubun: belum menutup

L.Kepala: 34 cm

Thorax: simetris

retraksi (-)

S1 & S2 single

murmur (-)

gallop (-)

rhonki -/-

wheezing -/-

kramer (-)

Abd: soefel, BU (+) N

thympani

meteorismus (-)

tali pusat segar

kramer (-)

Extremitas: CRT < 2’

kramer (-)

akral hangat

Neonatus aterm Observasi

ASI

22 Juni

2015

Panas (-)

Kejang (-)

Muntah (-)

Mencret (-)

Kembung (-)

Sesak (-)

Ikterus (+)

MASI (+)

PASI (+)

BAB (+) N

BAK (+) N

Nadi= 136 x/menit

RR= 48 x/menit

Temp= 36,6 ºC

KU: GT kuat

Kesadaran: CM

a/i/c/d= -/+/-/-

ubun: belum menutup

L.Kepala: 34 cm

Thorax: simetris

retraksi (-)

S1 & S2 single

murmur (-)

gallop (-)

rhonki -/-

wheezing -/-

kramer (+)

Abd: soefel, BU (+) N

thympani

meteorismus (-)

tali pusat segar

kramer (+)

Extremitas: kramer (-)

CRT < 2’

akral hangat

Neonatus aterm

Ikterus neonatorum

(fisiologis)

Observasi

ASI

Jemur bayi

23 Juni

2015

Panas (-)

Kejang (-)

Muntah (-)

Mencret (-)

Kembung (-)

Sesak (-)

Ikterus (+)

MASI (+)

PASI (+)

BAB (+) N

BAK (+) N

Nadi= 130 x/menit

RR= 44 x/menit

Temp= 36,6 ºC

KU: GT kuat

Kesadaran: CM

a/i/c/d= -/+/-/-

ubun: belum menutup

L.Kepala: 34 cm

Thorax: simetris

retraksi (-)

S1 & S2 single

murmur (-)

gallop (-)

rhonki -/-

wheezing -/-

kramer (+)

Abd: soefel, BU (+) N

thympani

meteorismus (-)

tali pusat segar

kramer (+)

Extremitas: kramer (-)

CRT < 2’

akral hangat

Neonatus aterm

Ikterus neonatorum

(fisiologis)

Observasi

ASI

Jemur bayi

IKTERUS NEONATORUM DEFINISI

Ikterus atau jaundice adalah warna kuning pada kulit, konjungtiva, sklera, dan mukosa akibat penumpukan bilirubin indirect pada jaringan. Hiperbilirubinemia didefinisikan sebagai kadar bilirubin serum total ≥ 5 mg/dL.

PREVALENSIHiperbilirubinemia adalah keadaan transien yang sering ditemukan baik pada bayi cukup bulan (50 - 70%) maupun bayi prematur (80 - 90%)

Klasifikasi Ikterus non-fisiologis:

- mulai pada hari pertama kehidupan (umur <24 jam- Peningkatan kadar bilirubin total serum > 0,5 mg/dL/jam.- ikterus bertahan setelah 8 hari pada bayi aterm atau setelah 14 hari pada bayi yang prematur.- Ikterus berat (telapak tangan dan kaki bayi kuning).- Adanya tanda penyakit yang serius (demam atau suhu tubuh yang tidak stabil, muntah, malas menetek, penurunan berat badan, takipnea, apnea, pucat, hepatosplenomegali, dan penurunan kesadaran).

Ikterus Fisiologis:- Ikterus muncul mulai umur > 24 jam- Pada aterm, kadar bilirubin indirect puncak tidak lebih dari 12 mg/dL pada hari ke-3 kehidupan. Sedangkan pada prematur, puncak ini lebih tinggi yaitu 15 mg/dL dan lambat (pada hari ke-5).

Etiologi Ikterus Fisiologis

Ikterus fisiologis merupakan hasil dari berbagai faktor fisiologis normal pada bayi baru lahir, antara lain:(1) Peningkatan produksi bilirubin akibat peningkatan massa sel darah merah(2) Usia sel darah merah yang lebih pendek(3) Peningkatan sirkulasi enterohepatik(4) Imaturitas organ hepar pada bayi baru lahir(5) Breast milk jaundice.

Ikterus Non-Fisiologis- Infeksi- Kelainan darah atau penyakit hemolitik- Penyakit hepatobilier

Etiologi Hiperbilirubinemia Tak Terkonjugasi

Hemolisis ( + ) Hemolisis ( - )

Umum Inkompatibilitas golongan

darah

Ikterus fisiologis, breast milk

jaundice, perdarahan organ,

polisitemia.

Jarang Defek enzim eritrosit (G6PD)

Kelainan membran eritrosit

(spherositosis, ovalositosis)

Hemoglobinopati: thalassemia

Mutasi enzim glukoronil transferase

(sindrom crigler-najjal, penyakit

gilbert)

Hipotiroidisme

ITP

Etiologi Hiperbilirubinemia Terkonjugasi

Umum

Kolestasis

Infeksi CMV

Infeksi kongenital perinatal (TORCH)

Hepatitis pada neonatus

Sepsis

Jarang

Infark hati

Kelainan metabolik bawaan (galaktosemia, tirosinemia)

Fibrosis kistik

Atresia bilier

Kista Koledokal

Defisiensi α1-antitripsin

Sindrom Alagille (displasia arteriohepatik)

Metabolisme Bilirubin

Patofisiologi Produksi bilirubin yang meningkat: peningkatan

jumlah eritrosit, penurunan umur eritrosit, peningkatan pemecahan eritrosit (Inkompatibilitas golongan darah dan rhesus, defek eritrosit pada defisiensi G6PD, spherositosis, dan polisitemia)

Penurunan konjugasi bilirubin: prematuritas, penyakit hati atau hepatitis.

Peningkatan reabsorpsi bilirubin dalam saluran cerna: pemberian ASI yang terlambat, asfiksia, dan obstruksi saluran cerna.

Kegagalan ekskresi cairan empedu: infeksi intrauterin, sepsis, hepatitis, sindrom kolestatik, atresia biliaris, fibrosis kistik.

Gejala Klinis Didapatkan warna kuning yang tampak

pada kulit, mukosa, dan konjungtiva bayi.

Diagnosa ANAMNESA

- Riwayat keluarga- Riwayat saudara kandung- Riwayat penyakit kehamilan- Riwayat konsumsi obat- Riwayat traumatik persalinan berpotensi

menyebabkan perdarahan atau hemolisis

PEMERIKSAAN FISIKKRAMERjari telunjuk pemeriksa ditekankan pada tubuh bayi yang diperiksa, tentunya pada tempat-tempat yang tulangnya menonjol, seperti tulang dahi, dada, lutut, dan lain-lain. Kemudian mengevaluasi tempat yang ditekan akan tampak pucat atau tampak kuning.

Derajat Ikterus Luas Ikterus (Kadar Bilirubin)

1 Kepala dan leher 5 mg/dL

2 Sampai tubuh bagian atas (di

atas umbilikus)

9 mg/dL

3 Di bawah umbilikus hingga

tungkai atas (di atas lutut)

11,4 mg/dL

4 Sampai lengan dang tungkai

bawah lutut

12,4 mg/dL

5 Sampai telapak tangan dan

telapak kaki

16 mg/dL

PEMERIKSAAN PENUNJANG- Bilirubin serum total dan bilirubin direct- Darah lengkap (WBC, RBC, Hb, Hct, dan lain-lain)- Hapusan darah tepi- Golongan darah & Rhesus, Coombs test- LFT, RFT, T3 & T4.

Penatalaksanaan Fototerapi

mengubah bilirubin menjadi isomer yang larut dalam air sehingga mudah diekskresikan tanpa melewati sistem konjugasi hepar.

Tranfusi TukarTransfusi tukar dilakukan hanya untuk bayi dengan kadar bilirubin indirect yang sangat tinggi dan berisiko kernikterus. Kadar bilirubin serum setelah tranfusi tukar akan menurun mencapai setengah dari sebelum tindakan. Namun, dapat meningkat kembali setelah 6 – 8 jam kemudian karena proses hemolisis yang masih berlangsung serta redistribusi bilirubin sisa dari jaringan.

Tatalaksana Hiperbilirubinemia Pada Neonatus Cukup Bulan

Umur(Jam)

PertimbangkanTerapi Sinar

(Monitor Kondisi)

Terapi Sinar Tranfusi Tukar(Terapi Sinar

Gagal)

Tranfusi TukarDan

Terapi Sinar

< 24 √ √ √ √

24 - 48 ≥ 12 mg/dL ≥ 15 mg/dL ≥ 20 mg/dL ≥ 25 mg/dL

48 - 72 ≥ 15 mg/dL ≥ 18 mg/dL ≥ 25 mg/dL ≥ 30 mg/dL

> 72 ≥ 17 mg/dL ≥ 20 mg/dL ≥ 25 mg/dL ≥ 30 mg/dL

Tatalaksana Hiperbilirubinemia Pada BBLR

BB

(gram)

Konsentrasi Bilirubin Indirect (mg/dL)

5 - 7 7 – 9 10 – 12 12 – 15 15 –

20

> 20

< 1000 FT TT

1000 - 1500 Obs. Bil. FT TT

1500 - 2000 Obs. Bil. FT TT

2000 - 2500 Observasi Ulang Bil. FT TT

> 2500 Observasi Bilirubin FT TT

KOMPLIKASI Kernikterus (ensefalopati bilirubin), yaitu suatu

kerusakan otak akibat perlekatan bilirubin indirect pada otak.

Letargi, iritabilitas, tak mau menghisap, malas minum, berkurangnya refleks moro, leher kaku, spasme otot, high-pitched cry, vomiting, ubun-ubun membonjol, tonus otot meningkat, postur opistotonus, kejang dan demam. Dapat pula ditemukan ketulian, gangguan bicara, bahkan retardasi mental. Bayi dengan kasus kernikterus berat dapat meninggal pada periode neonatus.

Fraksi bilirubin indirect yang larut dalam lemak bersifat toksik terhadap susunan saraf pusat yang sedang berkembang, terutama bila konsentrasi bilirubin indirect tinggi.

Kernikterus terjadi ketika bilirubin indirect dideposit oleh sel-sel otak terutama di daerah ganglia basalis serta mengganggu metabolisme dan fungsinya.

PENCEGAHAN Ibu hamil harus menjalani pemeriksaan

golongan darah dan rhesus Setiap bayi baru lahir harus dievaluasi

terhadap kemungkinan mengalami hiperbilirubinemia berat. Evaluasi dengan 2 cara, yaitu memeriksa kadar bilirubin serum total atau pengkajian faktor risiko secara klinis.

Alat noninvasif untuk memperkirakan kadar bilirubin pada kulit dan jaringan subkutan, yaitu transcutaneus bilirubinometer

TERIMA KASIH