Post on 03-Jul-2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia dengan situasi geografisnya terdapat 1.300 pulau besar dan kecil,
penyebaran penduduk yang belum merata, tingkat sosial ekonomi dan pendidikan
belum memadai, sehingga menyebabkan kurang kemampuan dalam menjangkau
tingkat kesehatan tertentu. Masalah kesehatan reproduksi menjadi perhatian bersama
dan bukan hanya individu yang bersangkutan, karena dampaknya luas menyangkut
berbagai aspek kehidupan dan menjadi parameter kemampuan negara dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Dengan demikian
kesehatan alat reproduksi sangat erat hubungannya dengan angka kematian ibu (AKI)
dan angka kematian anak (AKA).
Indonesia merupakan negara berkembang dan anggota ASEAN yang mempunyai
angka kematian ibu (AKI) tertinggi.
Sedangkan angka kematian anak di Indonesia 70/1.000. Dengan demikian masalah ini
merupakan tantangan besar bagi upaya meningkatkan sumber daya manusia.
Sebagai ketetapan yang dimaksudkan dengan kesehatan reproduksi adalah
kemampuan seorang wanita untuk memanfaatkan alat reproduksi dan mengatur
kesuburannya (fertilitas) dapat menjalani kehamilan dan persalinan secara aman serta
mendapatkan bayi tanpa risiko apapun atau well health mother dan well born baby
dan selanjutnya mengembalikan kesehatan dalam batas normal. Dalam survei yang
dilakukan oleh WHO, menetapkan 5 jenis ketentuan sebagai !criteria klasifikasi
wanita yaitu kesehatan, perkawinan, pendidikan, pekerjaan, dan persamaan.
Sadar akan keadaan demikian, pemerintah dan diikuti oleh kalangan swasta telah
mendirikan pusat-pusat kesehatan untuk mendekatkan pelayanan terhadap
masyarakat. Di samping itu penyebaran Bidan di Desa merupakan gagasan
pemerintah untuk menggantikan peranan dukun yang masih dominan di tengah
masyarkat, sehingga mendapatkan pelayanan yang bermutu dan menyeluruh.
Meskipun angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian anak (AKA) masih belum
dapat diturunkan secara berarti. Keadaan ini dapat berubah bila mengikutsertakan
1
masyarakat menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan, dengan secara aktif
mengambil bagian untuk memelihara kesehatannya.
Keluarga berencana juga memegang peranan penting untuk dapat mengatur jarak
kehamilan, mengatur jumlah kehamilan (sehingga komplikasi dapat ditekan), dan
meningkatkan usia kawin dan hamil sampai mencapai masa reproduksi sehat,
Dengan demikian kesehatan reproduksi merupakan masalah vital dalam pembangunan
kesehatan. Kesehatan reproduksi tidak dapat diselesaikan dengan jalan melakukan
tindakan kuratif (pengobatan), tetapi merupakan masalah masyarakat yang masih
dapat diperbaiki. Indonesia dianggap telah berhasil untuk mengatur kesehatan
reproduksi melalui gerakan keluarga berencana, Melalui penurunan tingkat kelahiran,
ditambah makin meningkatnya kesehatan, AKI dapat menurun secara berarti,
sedangkan AKA dapat diturunkan menjadi 56/1.000 persalinan. Meskipun demikian
upaya untuk meningkatkan derajat kehidupan wanita melalui perluasan lapangan
kerja, meningkatkan pendidikan, dan persamaan kewajiban dan hak, masih
memerlukan perjuangan untuk dapat ikut serta menurunkan angka kematian dan
meningkatkan kesehatan wanita khususnya kesehatan reproduksi. Di lain pihak yang
mengecewakan adalah makin meningkatnya faktor infeksi alat reproduksi, oleh
karena terjadi semacam revolusi seksual yang menjurus ke arah liberalisasi, dengan
makin derasnya arus informasi pada era globalisasi dunia. Infeksi mempunyai akibat
yang menyedihkan pada kesehatan reproduksi yang berakhir dengan infertilitas
(kemandulan) dan meningkatnya kejadian kehamilan ektopik. Untuk mencapai
sasaran agar tercapai kesehatan alat reproduksi sehingga dapat menghasilkan generasi
sehat rohani dan jasmani, perlu dilakukan berbagai upaya pencegahan dan diagnosis
dini, melalui pengobatan yang tepat dan berhasil guna. Dapat dikatakan alat
reproduksi adalah alat untuk prokreasi dan kreasi diupayakan semaksimal mungkin
sehingga tercapai well health motherfir well born baby. Dengan tercapainya
kesejahteraan masyarakat diharapkan tercapai kesehatan reproduksi yang prima, dan
dapat menghasilkan status politik, sosial-ekonomi, budaya, ketahanan dan keamanan
keluarga (poleksosbudhankam) tinggi, yang sangat berpengaruh terhadap kualitas
individu (manusia) dan akhirnya secara berantai dapat meningkatkan kualitas
masyarakat dan pelayanan kesehatan masyarakat. Dengan demikian melalui
pembangunan diharapkan dapat mengubah lingkaran kemiskinan menjadi lingkaran
kesejahteraan, sehingga kesehatan umum masyarakat dan kesehatan reproduksi dapat
2
meningkatkan generasi yang berkualitas. Secara rinci dapat dikemukakan bahwa pada
masa remaja penekanannya pada bagaimana menghindari bahaya infeksi alat
reproduksi sehingga terhindar dari komplikasi, masa reproduksi kesehatannya dapat
dijaga dengan memanfaatkan metode keluarga berencana, sehingga jumlah dan
interval keharnilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi dan
kualitas generasi. Pertolongan persalinan berorientasi pada “well health mother for
well born baby” melalui persalinan yang tidak menimbulkan trauma (tidak
membahayakan) dengan persalinan spontan, tindakan operasi ringan persalinan dan
seksio sesarea. Permintaan persalinan seksio sesarea (melalui operasi dinding perut)
akan meningkat, juga permintaan untuk KB dengan metode operasi wanita (MOW)
melalui teknik vasektomi. Pada masa menopause, pascamenopause, dan senium
penekanan ditujukan pada penyakit degenerasi, sehingga diagnosis dini sangat
penting.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang program pelayanan kesehatan di
bidang kesehatan reproduksi dan keluarga berencana, sehingga dapat memberikan
asuhan kebidanan yang tepat kepada klien di bidang tersebut.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui pengelolaan kesehatan reproduksi di
tingkat puskesmas.
b. Mahasiswa mampu mengetahui pengelolaan keluarga berencana.
c. Mahasiswa mampu mengetahui program peningkatan kesehatan di bidang
kesehatan reproduksi.
d. Mahasiswa mampu mengetahui program peningkatan kesehatan di bidang
Keluarga Berencana.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengelolaan Kesehatan Reproduksi
1. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja(PKPR)
a. Pengertian PKPR
PKPR adalah Pelayanan Kesehatan yang Peduli Remaja, melayani
semua remaja dalam bentuk konseling dan berbagai hal yang berhubungan
dengan kesehatan remaja. Disini remaja tidak perlu ragu dan khawatir untuk
curhat/konseling, mendapatkan informasi yang benar dan tepat untuk berbagai
hal yang perlu diketahui remaja.
b. Batasan Usia Remaja
Remaja masih termasuk kedalam kelompok usia anak. Menurut WHO,
remaja adalah anak yang berusia antara 10-19 tahun. Sedangkan menurut
Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI, 2007), remaja
adalah laki-laki atau perempuan yang belum kawin dengan batasan usia
meliputi 15-24 tahun.
c. Tempat pelayanan PKPR
Pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR) dilayani di Puskesmas
PKPR (Puskesmas yang menerapkan PKPR). Di Puskesmas PKPR, tersedia
tenaga kesehatan yang peduli dan siap melayani semua kelompok usia remaja.
Disini remaja dilayani dengan sikap menyenangkan, dihargai dan diterima
dengan tangan terbuka.
d. Peran PKPR bagi remaja
Remaja berada dalam masa transisi/peralihan dari masa kanak-kanak
untuk menjadi dewasa. Secara fisik, remaja dapat dikatakan sudah matang
tetapi secara psikis/kejiwaan belum matang, oleh karena itu kelompok anak
usia remaja dianggap termasuk dalam kelompok beresiko untuk terkena
berbagai masalah termasuk kesehatan.. Beberapa sifat remaja yang
menyebabkan tingginya resiko antara lain: rasa keingintahuan yang besar
4
tetapi kurang mempertimbangkan akibat dan suka mencoba hal-hal baru untuk
mencari jati diri.
Bila tidak diberikan informasi/pelayanan remaja yang tepat dan benar,
maka perilaku remaja sering mengarah kepada perilaku yang beresiko, seperti:
penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya),
perilaku yang menyebabkan mudah terkena infeksi HIV/AIDS, Infeksi
menular seksual (IMS), masalah gizi (anemia/kurang darah, kurang energi
kronik (KEK), obesitas/kegemukan) dan perilaku seksual yang tidak sesuai
dengan norma-norma yang berlaku.
e. Sasaran PKPR
Semua remaja dimana saja berada baik di sekolah atau di luar sekolah
seperti karang taruna, remaja mesjid/gereja/vihara/pura, pondok pesantren,
asrama, dan kelompok remaja lainnya.
f. Manfaat PKPR
Menambah wawasan dan teman melalui kegiatan-kegiatan penyuluhan,
dialog interaktif, Focus Group Discussion (FGD), seminar, jambore, dll
Konseling/curhat masalah kesehatan dan berbagai masalah remaja lainnya
(dan kerahasiaannya dijamin)
Remaja dapat menjadi peer counselor/kader kesehatan remaja agar dapat ikut
membantu teman yang sedang punya masalah.
g. Peran petugas kesehatan dalam PKPR
Petugas yang melayani PKPR di Puskesmas PKPR bisa seorang
dokter, bidan atau perawat yang sudah terlatih. Mereka akan melayani dengan
sabar, ramah, siap menampung segala permasalahan remaja serta siap
berdiskusi (memberikan konseling). Petugas khusus yang peduli remaja harus
memenuhi kriteria:
1) Mempunyai perhatian dan peduli, baik budi, penuh pengertian,
bersahabat, memiliki kompetensi teknis dalam memberikan pelayanan
khusus kepada remaja, mempunyai ketrampilan komunikasi
interpersonal dan konseling.
2) Mempunyai motivasi untuk menolong dan bekerjasama dengan remaja.
5
3) Tidak menghakimi, tidak bersikap dan berkomentar tidak menyenangkan
atau merendahkan.
4) Dapat dipercaya dan dapat menjaga kerahasiaan.
5) Mampu dan mau mengorbankan waktu sesuai kebutuhan.
6) Dapat/mudah ditemui pada kunjungan ulang.
7) Menunjukkan sikap menghargai kepada semua remaja dan tidak
membeda-bedakan.
8) Mau memberikan informasi dan dukungan yang cukup hingga remaja
dapat memutuskan pilihan yang tepat untuk mengatasi maalahnya atau
memenuhi kebutuhannya.
h. Pengelolaan PKPR di puskesmas Tanah Sareal
Puskesmas sebagai pusat kesehatan masyarakat dengan upaya pelayanan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif telah menjawab kebutuhan
remaja dengan memberikan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR).
Puskesmas Tanah Sareal pun telah membuka Poli Pelayanan Kesehatan
Peduli Remaja (PKPR) sebagai salah satu pelayanan unggulan. Sebagai
Puskesmas PKPR, Puskesmas Tanah Sareal dengan tenaga kesehatan yang
peduli terhadap remaja siap melayani semua kelompok usia remaja antara 10-
19 tahun yang belum menikah dengan pelayanan yang menyenangkan,
menghargai, bersahabat, dapat dipercaya dan terjamin kerahasiaannya. PKPR
Puskesmas Tanah Sareal melayani semua remaja baik di sekolah atau di luar
sekolah seperti Karang Taruna, remaja masjid, ponpes, asrama, dan
kelompok remaja lainnya.
Pelayanan Puskesmas PKPR Tanah Sareal meliputi pemeriksaaan kesehatan,
pengobatan bila diperlukan, konseling, curhat, penyuluhan kesehatan dan
berbagai masalah remaja lainnyasehingga perilaku remaja dapat terarah
kepada hal-hal yang positif dan terhindar dari perilaku menyimpang yang
tidak sesuai dengan norma yang berlaku. Selain itu remaja dapat menjadi
peer counselor/kader kesehatan remaja bagi temannya untuk membantu
memberikan solusi bagi teman yang bermasalah.
6
2. Klinik IMS
a. Umum
Penyakit kelamin terdapat banyak di negara manapun juga, baik di negara
yang sedang berkembang maupun yang sudah maju, dan tersebar luas pada
semua lapisan masyarakat baik miskin maupun kaya.
Banyaknya penyakit kelamin dalam masyarakat mencerminkan keadaan sosial
penderita karena sebagian besar tergantung pada tingkah laku manusia, faktor
psikologis dan keadaan sosial ekonominya.
Dinas- dinas kesehatan nasional dengan resmi mncatat 300-500 kasus
Gonorrhoea per 100.000 penduduk, tapi mereka mengakui bahwa angka-angka
ini hanya merupakan sebagian kecil dari jumlah seluruhnya. Hampir di semua
negara kenaikan prevalensinya tinggi 8-10% dan terutama yang terkena orang
muda umur 15-25 tahun.
Beberapa alasan yang dapat dikemukakan, yang menyebabkan kenaikan ini
antara lain:
1) Kurangnya pengertian/ kesadaran masyarakat terhadap bahaya-bahaya
penyakit kelamin baik untuk dirinya maupun keturunannya.
2) Meningkatnya kebebasan bergaul antara muda mudi pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya.
3) Keadaan sosial ekonomi masyarakat pada umumnya.
4) Kurang patuhnya terhadap norma-norma kesusilaan dan agama.
b. Jenis-jenis penyakit kelamin
Penyakit-penyakit kelamin yang terpenting adalah:
1) Gonorrhoea disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoea.
2) Syphilis disebabkan oleh bakteri Treponema Pallida
3) Ulcus Molle disebabkan oleh bakteri haemophillus ducreyi.
4) Lymphogranuloma venereum disebakan oleh virus Lymphogranuloma
venereum.
5) Granuloma Inguinale disebabkan oleh Donovania granulomatis.
7
c. Pengelolaan Klinik IMS di dinas Kesehatan Bogor
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor siap siaga dalam menanggulangi
penderita HIV/AIDS. Salah satunya menyiagakan 16 klinik infeksi menular
seksual (IMS) di 16 puskesmas di seluruh wilayah Kabupaten Bogor.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan
(P2MPL) Dinkes Bogor, mengatakan untuk menghindari HIV/ AIDS,selain
kebersihan raga,menjauhi narkoba, dan hubungan tidak sehat,juga harus
dibarengi dengan membersihkan rohani dengan ilmu agama.
Salah satu kuncinya, membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),”
ungkapnya. Beliau menyebutkan ada beberapa pencegahan penyakit di
antaranya dengan imunisasi (PD3I), membiasakan PHBS, dan hindari
narkoba. Anggota KPA Bogor menyatakan, data pengidap HIV/AIDS hingga
Oktober 2008 telah ditemukan sebanyak 121 kasus dan 10 di antaranya
dinyatakan meninggal dunia.Kasus itu terjadi pada PSK 17 kasus, pelajar 1
kasus,TKW 2 kasus, PNS 1 kasus, dan IRT 12 kasus.
3. Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA)
Usaha kesejahteraan Ibu dan Anak yang bergerak dalam pendidikan kesehatan,
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, penting sekali untuk
meningkatkan kesehatan umum dari masyarakat.
Tujuan :
a) Usaha KIA bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu- ibu
secara teratur dan terus menerus dalam waktu sakit dan sehat, pada masa
antepartum, intra partum, postpartum dan masa menyusui serta pemeliharaan
anak- anak dari mulai lahir sampai masa prasekolah
b) Keluarga Berencana diberikan kepada ibu- ibu/ suami- suami yang perlu
diberikan dan membutuhkannya.
c) Usaha KIA mengadakan integrasi kedalam “general health services”
(pelayanan kesehatan menyeluruh) dan mengadakan kerjasama serta
koordinasi dengan lain- lain dinas kesehatan.
d) Usaha KIA mencari dan mengumpulkan masalah- masalah mengenai ibu, bayi
dan anak untuk dicari penyelesaiannya.
8
Kegiatan- kegiatan yang dijalankan di BKIA :
a) Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan ibu menyusui
b) Pertolongan persalinan diluar rumah sakit
c) Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan anak
d) Imunisasi dasar dan re-vaksinasi
e) Pengobatan sederhana
f) Pencegahan dehidrasi pada anak yang menderita mencret- mencret dengan
pemberian cairan per-oral
g) Penyuluhan gizi untuk meningkatkan status gizi dari ibu, bayi dan anak serta
mencegah timbulnya penyakit- penyakit karena kekurangan vitamin dan
“protein calori malnutrision”
h) Bimbingan kesehatan jiwa anak
i) Menjalankan kunjungan rumah
j) Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
k) Kursus dukun
l) Pelayanan Keluarga Berencana.
Sebagian besar kegiatan pokok program KIA Puskesmas Tanah Sareal bulan
desember 2010, telah mencapai diatas 50%, kecuali kegiatan penjaringan ibu
hamil risiko tinggi (bumil risti) baru mencapai 41%. Persentase ini
berdasarkan perbandingan relatif terhadap kunjungan sasaran yang datang ke
puskesmas dan jaringan pelayanan puskesmas lainnya. Paparan ini cukup
menggambarkan bagaimana situasi mendasar dalam pelayanan KIA di wilayah
kerja puskesmas. Namun untuk efektifitas pencapaian target pelayanan, perlu
kerjasama terpadu antara sasaran masyarakat, kader dan petugas kesehatan.
4. Hygiene dan sanitasi lingkungan
a. Pengertian
Hygiene dan sanitasi lingkungan adalah pengawasan lingkungan fisik,
biologis, sosial dan ekonomi yang mmpengaruhi kesehatan manusia, dimana
lingkungan yang berguna ditingkatkan dan diperbanyak. Sedangkan yang
merugikan diperbaiki atau dihilangkan.
b. Pengelolaan Hygiene dan sanitasi lingkungan di Puskesmas Jampangkulon
9
Saat ini di Puskesmas Jampangkulon sedang dilakukan survei PHBS
dalam rangka mengumpulkan data dasar pengetahuan dan sikap masyarakat
pada pola hidup sehat. Kegiatan di laksanakan oleh bidan desa dengan jumlah
sasaran 21 rumah tangga perdesa untuk persis akan kita konfirmasi lagi pada
petugas penyuluh puskesmas.
Puskesmas Jampangkulon mepunyai 4 desa binaan yakni
Mekarjaya,Nagraksari, Padajaya dan Bojongsari. Sebagian masyarakat
pekerjaan sebagai petani dengan tingkat pendidikan SMP sederajat. Tipe
rumah yang ada berupa panggung hanya sebagian kecil rumah beton dan sbab
masing-masing sudah punya sendiri dan ada juga yang berkelompok. Jamban
di sungai sudah tidak ada lagi. Sarana pembuangan sampah tidak ada sehingga
masyarakat membunag sampah disekitar rumahnya masing-masing.
Kalau boleh jujur sampah itu hampir kita dapat lihat setiap sudut
belakang rumah, dibiarkan saja apa itu plastik, daun kertas dan sebagainya.
Tidak ada upaya untuk membakarnya pokoknya dibiarkan hancur sendiri, coba
kalau kita pikir apa plastik bisa terurai di tanah. Tentu saja tidak, lalu hujan
turun dan menampung air kemudian nyamuk bertelur disana akhirnya jadi
sarang nyamuk. Sekali saja ada 1 penderita DBD maka akan menular ke
sekelilingnya dengan perantaraan gigitan nyamuk dari sampah-sampah tadi,
5. Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS)
a. Pengertian
Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS ) merupakan bagian dari program
kesehatan anak usia sekolah . Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6-
21 tahun , yang sesuai dengan proses tumbuh kembangnya dibagi menjadi 2
subkelompok yakni pra remaja ( 6-9 tahun ) dan remaja ( 10-19 tahun ).
Program UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk perilaku
hidup bersih dan sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah dan Madrasah
Ibtidaiyah.
b. Tujuan UKS
1) Tujuan umum
Meningkatkan kemampuan perilaku hidup bersih dan sehat, dan derajat
kesehatan siswa serta menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga
10
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan
optimal.
2) Tujuan khusus
Memupuk kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat dan meningkatkan
derajat kesehatan siswa, yang mencakup :Memiliki pengetahuan, sikap dan
keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup bersih dan sehat serta
berpratisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah
perguruan agama, di rumah tangga maupun di lingkungan masyarakat,
sehat fisik, mental maupun sosial, memiliki daya hayat dan daya tangkal
terhadap pengaruh buruk penyalahgunaan NAPZA.
c. Pengelolaan klinik UKS di Puskesmas Tanah Sareal
Puskesmas Tanah Sareal Memiliki 5 Sekolah Binaan, dan sasarannya itu anak
sekolah Dasar kelas 1, 2, dan 3. Dan program yang telah terlaksana yaitu
imunisasi, gigi, dan gizi. Imunisasi yang diberikan yaitu DT, TT, dan Campak.
Program gigi biasanya dilaksanakan setiap 3 bulan sekali atau triwulan.
6. Promosi Kesehatan
a. Pengertian
Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat
menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal
didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial,
spiritual, dan intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja,
namun berkairan dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat
lebih mendukung dalam membuat keputusan yang sehat.
Pengubahan gaya hidup dapat difasilitasi melalui penggabunngan:
1) menciptakan lingkungan yang mendukung,
2) mengubah perilaku,
3) meningkatkan kesadaran.
b. Promosi kesehatan di puskesmas Tanah Sareal
Sepuluh perwakilan kader dari 11 Posyandu yang ada di Kelurahan
Kedung Jaya Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor mengikuti pelatihan
Kelurahan Sehat. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Training Of
11
Trainer Program Promosi Kesehatan Terpadu Kelurahan Sehat yang
diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor sejak April 2010 lalu.
Kegiatan yang dipusatkan di Posyandu Wera RW 04 Kelurahan Kedung
Jaya dibuka resmi oleh Lurah Kedung Jaya Kecamatan Tanah Sareal Kota
Bogor Hidayat SE.
Sementara itu rangkaian kegiatan pelatihan diisi dengan sosialisasi
Program Promosi Kesehatan Terpadu Kelurahan Sehat. Materi lainnya
soal Kesling (Kesehatan Lingkungan) dengan topik bahasan Utama
RAKSA (Rumah Sehat Air Bersih, Kakus, Sampah, dan Air Limbah).
Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan Gizi.
Lebih lanjut Hidayat menambahkan, sebagai tindak lanjut dari pelatihan
akan dilakukan pelatihan pengomposan sampah yang melibatkan petugas
Kesling PKM (Pekerja Kesehatan Masyarakat). Kegiatan ini akan
melibatkan semua Posyandu.
B. Pengelolaan Keluarga Berencana
1. Pengertian KB
Upaya peningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil
yang bahagia sejahtera (Undang-undang No. 10/1992).
Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) : suatu usaha untuk
menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai
kontrasepsi.
WHO (Expert Committe, 1970), tindakan yg membantu individu/ pasutri untuk:
Mendapatkan objektif-obketif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak
diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara
kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.
2. Tujuan Program KB
Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan sosial
ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh
suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan,
peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
12
Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan
kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran untuk
menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat
akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya
menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah
kesehatan reproduksi.
Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:
a. Keluarga dengan anak ideal
b. Keluarga sehat
c. Keluarga berpendidikan
d. Keluarga sejahtera
e. Keluarga berketahanan
f. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
g. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)
3. Sasaran Program KB
Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:
a. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen
per tahun.
b. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.
c. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan
kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need)
menjadi 6 persen.
d. Meningkatnya pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen.
e. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan
efisien.
f. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21
tahun.
g. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
h. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang
aktif dalam usaha ekonomi produktif.
13
i. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan
Program KB Nasional.
4. Lingkup KB
Ruang lingkup KB antara lain: Keluarga berencana; Kesehatan reproduksi
remaja; Ketahanan dan pemberdayaan keluarga; Penguatan pelembagaan
keluarga kecil berkualitas; Keserasian kebijakan kependudukan; Pengelolaan
SDM aparatur; Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan;
Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.
5. Strategi Program KB
Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu:
a. Strategi dasar
1) Meneguhkan kembali program di daerah
2) Menjamin kesinambungan program
b. Strategi operasional
1) Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional
2) Peningkatan kualitas dan prioritas program
3) Penggalangan dan pemantapan komitmen
4) Dukungan regulasi dan kebijakan
5) Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan
6. Dampak Program KB
Program keluarga berencana memberikan dampak, yaitu penurunan angka
kematian ibu dan anak; Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi;
Peningkatan kesejahteraan keluarga; Peningkatan derajat kesehatan; Peningkatan
mutu dan layanan KB-KR; Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM;
Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan
kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.
7. Pengelolaan Klinik KB di Puskesmas Tanah Sareal
Berdasarkan data Puskesmas Tanah Sareal Desember 2010, bahwa Jumlah KB
Lama atau aktif yaitu sebagai berikut:
PUS IU MO MO KONDO IMPLA SUNTI PI Tota %CU/
14
D W P M NT K L l PUS
2.10
1
203 9 3 96 146 1170 21
2
1.83
9
87,53
Jumlah KB Baru yaitu sebagai berikut :
PUS IU
D
MO
W
MO
P
KONDO
M
IMPLAN
T
SUNTI
K
PI
L
TOTA
L
2.10
1
65 1 2 38 16 201 57 380
15
BAB III
PEMBAHASAN
A. Program peningkatan kesehatan di bidang kesehatan reproduksi
1. Program kesehatan peduli remaja
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja telah tersedia di Puskesmas PKPR. KPR
meliputi:
a. Pemeriksaan kesehatan
b. Pengobatan penyakit
c. Konseling/curhat
d. Penyuluhan kesehatan
e. Diskusi dan dialog
f. Petugas yang melayani PKPR di Puskesmas
2. Klinik IMS
Penyakit kelamin bukan saja merupakan penyakit menular yang harus diberantas
menurut garis-garis epidemiologis, tapi juga merupakan masalah sosial yang
mempunyai sifat-sifat yang sangat kompleks.
Dalam usaha pencegahan dan pemberantasannya perlu kerjasama yang baik
dengan instansi-instansi lain seperti: Pendidikan, Sosial, Agama, Kepolisian dan
sebagainya.
Dalam garis besarnya usaha-usaha pencegahan dan pemberantasannya dijalankan
dengan:16
a. Usaha-usaha yang ditujukan terhadap penderita pengobatan untuk
penyembuhan dan menghilangkan sumber penularan. Untuk itu perlu:
1) Case finding yaitu untuk mencari penderita dalam masyarakat dengan
jalan pemeriksaan.
2) Contact tracing yaitu menanyakan kepada penderita kepada siapa saja ia
telah menularkan agar dapat diusut sehingga pengobatan dapat segera
diberikan.
b. Pengawasan sumber penularan
Mengingat bahwa sebagian besar`dari sumber penularan adalah tuna susila
(WTS), maka perlu diusahakan registrasi dan lokalisasi WTS agar dapat
diberikan pengobatan secara periodik.
c. Pendidikan dan penerangan kepada masyarakat
Masyarakat perlu mengetahui dan menyadari bahaya-bahaya penyakit kelamin
untuk dirinya, keluarga dan keturunannya, agar mereka menghindari penularan
penyakit kelamin tersebut dan mereka yang merasa telah “berbuat” segera
memeriksakan dirinya dan menghentikan perbuatan tersebut.
3. Kesejahteraan ibu dan anak (KIA)
Kegiatan-kegiatan yang dijalankan BKIA dapat dibagi menjadi:
a. Usaha-usaha yang ditujukan pada ibu
1) Perawatan antepartum
Setiap ibu yang hamil sejak dari bulan pertama sampai akhir kehamilannya
harus memeriksakan dirinya secara teratur ke BKIA. Yang diperiksa antara
lain: berat badan, tekanan darah, Hb, golongan darah, letak bayi dalam
kandungan, ukuran panggul dan sebagainya.
2) Perawata intrapartum
Pertolongan persalinan di luar Rumah Sakit.
3) Perawatan post partum
Perawatan masa nifas, pemeriksaan jumlah air susu ibu, pemberian nasehat
tentang merawat bayi, menyusun makanan ibu dan bayi, nasehat untuk
menjarangkan kehamilan ( Keluarga Berencana).
b. Usaha-usaha yang ditujukan kepada bayi
17
Meliputi pengawasan pertumbuhan dan perkembangannya, makanan yang
sehat dan tepat, pemberian vaksinasi dasar yaitu: cacar; BCG sebelum umur 1
bulan, DTP; Polio pada umur 3,4, dan 5 bulan, Chotypa untuk umur 6 bulan.
c. Usaha yang ditujukan kepada anak prasekolah
Meliputi pengawasan terhadap pertumbuhan dan perkembangannya,
revaksinasi, pendidikan kesehatan melalui guru Taman Knak-kanak.
d. Kursus Dukun
Untuk menurunkan angka kematian ibu bersalin dan bayi diadakan kursus
dukun karena di Indonesia kurang lebih 70% dari dari persalinan ditolong oleh
dukun.
e. Keluarga berencana
Usaha Keluaraga Berencana mempunyai aspek bermacam-macam. Salah satu
aspeknya adalah penjarangan kehamilan yang bertujuan meningkatkan derajat
kesehatan ibu yang mempunyai pengaruh baik terhadap bayi yang dilahiirkan,
anak-anak yang dibesarkan dan akhirnya keluarga secara kseluruhan.
4. Hygiene dan sanitasi lingkungan
Usaha dalam hygiene dan sanitasi lingkungandi Indonesia terutama meiputi:
a. Menyediakan air rumah tangga yang baik, cukup kualitas maupun
kuantitasnya.
b. Mengatur pembuangan kotoran, sampah dan air llimbah.
c. Mendirikan rumah-rumah sehat, menambah jumlah rumah agar rumah-rumah
tersebut menjadi pusat kesenangan rumah tangga yang sehat.
d. Pembasmian binatang-binatang penyebar penyakit seperti: lalat, nyamuk,
kutu-kutu serta binatang reservoir penyakitnya.
Di samping itu juga dilakukan pengawasan terhadap bahaya pengotoran udara
(air polution), bahaya radiasi dari sisa-sisa zat radioaktif sesuai dengan
perkembangan negara.
5. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Kegiatan-kegiatan usaha kesehatan sekolah meliputi:
a. Lingkungan kehidupan sekolah yang sehat ( Health School Living)
1) Bangunan dan perlengkapan sekolah ya ng sehat.
18
2) Kebersihan ruangan dan halaman sekolah.
3) Tersedianya kakus dan air yang memenuhi syarat kesehatan.
4) Hubungan yang baik antara guru, murid dan masyarakat/ orang tua murid.
b. Pendidikan Kesehatan ( Health Education)
1) Pendidikan tentang kesehatan perorangan dan lingkungan
2) Pendidikan tentang pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
3) Pendidikan tentang makanan sehat dan hidup yang teratur.
4) Pendidikan tentang sikap yang baik dan kebiasaan-kebiasaan yang rapih.
5) Pendidikan tentang pencegahan kecelakaan.
c. Usaha Pemeliharaan kesehatan di sekolah ( health service in school)
1) Pemeriksaan kesehatan perorangan dan lingkungan secara berkala.
2) Usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular ( vaksinasi dan
sebagainya).
3) Usaha kesehatan gigi sekolah
4) Mengirimkan anak-anak yang memerlukan perawatan khusus ke pihak
yang lebih ahli.
5) PPPK dan pengobatan sederhana.
6. Promosi Kesehatan
BKKBN telah mengembangkan kebijakan penanggulangan HIV / AIDS melalui
Program KB Nasional sebagai bagian dari program KB dan Kesehatan
Reproduksi. Kebijakan ini diarahkan pada peningkatan pengetahuan, sikap dan
perilaku positif keluarga dan remaja serta peserta KB dalam rangka meningkatkan
derajat Kesehatan Reproduksinya.
Kebijakan tersebut meliputi:
a. Meningkatkan promosi kondom dual proteksi sebagai alat kontrasepsi dan
menjaga kesehatan seksual yang ditujukan kepada pasangan suami istri
(pasutri), peserta KB dan masyarakat umum. Secara lebih khusus, sasaran
peserta KB perilaku seksual berisiko diarahkan untuk menggunakan kondom
secara konsisten.
b. Meningkatkan upaya pencegahan penularan infeksi HIV dalam pelayanan
kontrasepsi melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan provider serta
19
penyediaan peralatan medis pelayanan kontrasepsi yang cukup dari segi
kuantitas dan kualitas.
c. Meningkatkan pemberdayaan remaja sebagai subyek dalam upaya
penanggulangan HIV/AIDS sebagai bagian dari Kesehatan Reproduksi
Remaja. Kebijakan ini sekaligus diarahkan kepada peningkatan Keluarga
Peduli Remaja dan pembinaan Kelompok Remaja.
d. Meningkatkan kampanye penanggulangan HIV/AIDS kepada keluarga dan
masyarakat khususnya peserta KB dikaitkan dengan pilihan metode
kontrasepsi yang mereka pergunakan dalam rangka mewujudkan keutuhan dan
ketahanan keluarga.
B. Program peningkatan kesehatan di bidang keluarga Berencana
Usaha- usaha keluarga berencana :
1. Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan keluarga
a) Menjarangkan kehamilan dan membatasi jumlah anak
1) Penjarangkan kehamilan bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesejahteraan ibu, yang berpengaruh baik terhadap bayi yang dilahirkan,
anak yang dibesarkan dan terhadap keluarga secara keseluruhan.
2) Jumlah anak dan saat kelahiran dalam keluarga diatur setepat- tepatnya,
disesuaikan dengan kesejahteraan keluarga yang optimal.
b) Mengobati kemandulan
1) Kira- kira 10% dari perkawinan mengalami kesukaran dalam mendapatkan
keturunan
2) Suatu keluarga tidak akan merasa sejahtera tanpa adanya anak sebagai
tumpuan kasih sayang
3) Untuk kebahagiaan fisik, mental dan sosialnya, maka kasuk- kasus
kemandulan harus mendapatkan pengobatan
c) Memberikan nasihat perkawinan
20
1) Nasihat perkawinan menolong pasangan- pasangan dalam menyesuaikan
diri satu sama lain, baik fisik, mental social maupun psikologis untuk
mencapai hidup perkawinan yang harmonis dan bahagia.
2) Pasangan/ calon orang tua yang menderita penyakit- penyakit tertentu
yang dapat menurun kepada anak- anaknya melalui system chromosom/
gen perlu nasihat pencegahan kehamilan untuk mencegah lahirnya anak-
anak cacat mental maupun fisik karena :
(a) Anak- anak yang menderita cacat bawaan yang tidak dapat
disembuhkan merupakan sumber tekanan mental bagi orang tuanya.
(b) Anak- anak ini akan merupakan beban bagi keluarga, masyarakat dan
Negara.
2. Menurunkan angka kelahiran
a) Usaha untuk menurunkan angka mkelahiran secara langsung denga pengguna
alat/obat kontrasepsi (pencegah kehamilan)
b) Melalui kebijaksanaan kependudukan yang terpadu yang secara tidak langsung
membantu menurunkan angka kelahiran.
Usaha- usah ini meliputi :
1) Peningkatan pendidikan kependudukan
2) Pengembangan program kebudayaan yang diarahkan untuk menyebar
luaskan ide keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera
3) Pemerataan kesempatan pendidikan (perhatian khusus pada wanita)
4) Peningkatan mutu gizi dan derajat kesehatan yang mendukung usaha
penurunan angka kematian khusunya kematian bayi dan anak- anak
5) Pemerataan kesempatan memperoleh pekerjaan (perhatian khusus pada
wanita)
6) Peningkatan program asuransi tenaga kerja untuk karyawan swasta
7) Pembatasan umur, usia perkawian sebagaiman telah diatur dalam Undang
– Undang Perkawinan.(Undang- Undang RI No. 1 Tahun 1974, tentang
perkawinan, Bab II Pasal 7 ayat 1)
Metoda- metoda Keluarga Berencana
Dari semua metoda keluarga berencana dipergunakan cara- cara yang dapat diterima
dan tidak membahayakan para akseptor :
21
a) Metoda sederhana (simple method)
Yaitu dengan cara menghalangi pertemuan antara sperma dan ovum dengan
mempergunakan halangan mekanis misalnya : kondom, jelly, tablet busa,
diafragma dan kap serviks
b) Iscibra berkala
Dalam hal ini berdasarkan fakta biologis bahwa wanita tidak selamanya subur
dalam setiap siklus menstruasinya. Untuk mencegah kehamilan maka hanya
dilakukan persetubuhan pada masa wanita tidak subur
c) Membuat wanita seakan- akan dalam keadaan hamil
Dalm hal ini dipergunakan hormone- hormone, dapat berupa pil yang dimakan
maupun sebagai obat yang disuntikan.
d) Menggunakan Intra Uterin Device (IUD)
Yaitu dengan memasukan suatu benda yang iner ke dalam uterus (rahim), sebagai
pencegah kehamilan.
e) Dengan sterilisasi
Yaitu dengan cara operasi yang dapat dilakukan baik pada pria (vacektomy)
maupun pada wanita (tubectomy, ligasi tuba)
Denga cara ini dapat dikatakan bersifat permanen (tidak dapat dikembalikan)
Dari sekian banyak metoda yang dapat dipergunakan, untuk setiap akseptor dilaksanakan cara
yang sesuai dengan pilihannya serta yang paling cocok untuknya.
Pengetahuan tentang Keluarga Berencana tidak hanya perlu bagi mereka yang sudah
berkeluarga dan beranak banyak, melainkan justru perlu diketahui oleh mereka yang segera
akan berkeluarga sehingga betul- betul dapat membangun keluarga yang sudah direncanakan.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemerintah dan kalangan swasta telah mendirikan pusat-pusat kesehatan untuk
mendekatkan pelayanan terhadap masyarakat. Di samping itu penyebaran Bidan di
Desa merupakan gagasan pemerintah untuk menggantikan peranan dukun yang
masih dominan di tengah masyarkat, sehingga mendapatkan pelayanan yang
bermutu dan menyeluruh.
Sebagian besar program- program pemerintah telah terlaksana dan telah berjalan
baik di puskesmas diantaranya program keluarga berencana yang berperan penting
untuk mengatur jarak kehamilan, jumlah kehamilan(sehingga komplikasi dapat
ditekan), dan meningkatkan usia kawin dan hamil sampai mencapai masa
reproduksi sehat. Sehingga kesehatan reproduksi merupakan masalah vital dalam
pembangunan kesehatan. Kesehatan reproduksi tidak dapat diselesaikan dengan
jalan melakukan tindakan kuratif (pengobatan), tetapi merupakan masalah
masyarakat yang masih dapat diperbaiki.
23
Dengan demikian derajat kesehatan masyarakat bisa lebih meningkat, dan
penyakit- penyakit ganas pun bisa teratasi dan bisa dicegah sedini mungkin
dengan adanya program dari berbagai aspek masyarakat.
B. Saran
Diharapkan dengan sudah berjalannya sebagian besar program- program
pemerintah tersebut, dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan hingga mencapai
tingkat keberhasilan yang memuaskan, dan derajat kesehatan masyarakat pun bisa
lebih meningkat seperti apa yang dicantumkan pada misi INDONESIA SEHAT
2015.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pelita.or.id/baca.php?id=97159 tanggal 3 mei 2011 pukul 13.30
w ww.kotabogor.go.id/index.php?option=com_ tanggal 3 mei 2011 pukul 13.30
24