IKM SRI SKM

36
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dengan situasi geografisnya terdapat 1.300 pulau besar dan kecil, penyebaran penduduk yang belum merata, tingkat sosial ekonomi dan pendidikan belum memadai, sehingga menyebabkan kurang kemampuan dalam menjangkau tingkat kesehatan tertentu. Masalah kesehatan reproduksi menjadi perhatian bersama dan bukan hanya individu yang bersangkutan, karena dampaknya luas menyangkut berbagai aspek kehidupan dan menjadi parameter kemampuan negara dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Dengan demikian kesehatan alat reproduksi sangat erat hubungannya dengan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian anak (AKA). Indonesia merupakan negara berkembang dan anggota ASEAN yang mempunyai angka kematian ibu (AKI) tertinggi. Sedangkan angka kematian anak di Indonesia 70/1.000. Dengan demikian masalah ini merupakan tantangan besar bagi upaya meningkatkan sumber daya manusia. Sebagai ketetapan yang dimaksudkan dengan kesehatan reproduksi adalah kemampuan seorang wanita untuk memanfaatkan alat reproduksi dan mengatur kesuburannya (fertilitas) dapat menjalani kehamilan dan persalinan secara aman serta mendapatkan bayi tanpa risiko apapun 1

Transcript of IKM SRI SKM

Page 1: IKM SRI SKM

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia dengan situasi geografisnya terdapat 1.300 pulau besar dan kecil,

penyebaran penduduk yang belum merata, tingkat sosial ekonomi dan pendidikan

belum memadai, sehingga menyebabkan kurang kemampuan dalam menjangkau

tingkat kesehatan tertentu. Masalah kesehatan reproduksi menjadi perhatian bersama

dan bukan hanya individu yang bersangkutan, karena dampaknya luas menyangkut

berbagai aspek kehidupan dan menjadi parameter kemampuan negara dalam

menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Dengan demikian

kesehatan alat reproduksi sangat erat hubungannya dengan angka kematian ibu (AKI)

dan angka kematian anak (AKA).

Indonesia merupakan negara berkembang dan anggota ASEAN yang mempunyai

angka kematian ibu (AKI) tertinggi.

Sedangkan angka kematian anak di Indonesia 70/1.000. Dengan demikian masalah ini

merupakan tantangan besar bagi upaya meningkatkan sumber daya manusia.

Sebagai ketetapan yang dimaksudkan dengan kesehatan reproduksi adalah

kemampuan seorang wanita untuk memanfaatkan alat reproduksi dan mengatur

kesuburannya (fertilitas) dapat menjalani kehamilan dan persalinan secara aman serta

mendapatkan bayi tanpa risiko apapun atau well health mother dan well born baby

dan selanjutnya mengembalikan kesehatan dalam batas normal. Dalam survei yang

dilakukan oleh WHO, menetapkan 5 jenis ketentuan sebagai !criteria klasifikasi

wanita yaitu kesehatan, perkawinan, pendidikan, pekerjaan, dan persamaan.

Sadar akan keadaan demikian, pemerintah dan diikuti oleh kalangan swasta telah

mendirikan pusat-pusat kesehatan untuk mendekatkan pelayanan terhadap

masyarakat. Di samping itu penyebaran Bidan di Desa merupakan gagasan

pemerintah untuk menggantikan peranan dukun yang masih dominan di tengah

masyarkat, sehingga mendapatkan pelayanan yang bermutu dan menyeluruh.

Meskipun angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian anak (AKA) masih belum

dapat diturunkan secara berarti. Keadaan ini dapat berubah bila mengikutsertakan

1

Page 2: IKM SRI SKM

masyarakat menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan, dengan secara aktif

mengambil bagian untuk memelihara kesehatannya.

Keluarga berencana juga memegang peranan penting untuk dapat mengatur jarak

kehamilan, mengatur jumlah kehamilan (sehingga komplikasi dapat ditekan), dan

meningkatkan usia kawin dan hamil sampai mencapai masa reproduksi sehat,

Dengan demikian kesehatan reproduksi merupakan masalah vital dalam pembangunan

kesehatan. Kesehatan reproduksi tidak dapat diselesaikan dengan jalan melakukan

tindakan kuratif (pengobatan), tetapi merupakan masalah masyarakat yang masih

dapat diperbaiki. Indonesia dianggap telah berhasil untuk mengatur kesehatan

reproduksi melalui gerakan keluarga berencana, Melalui penurunan tingkat kelahiran,

ditambah makin meningkatnya kesehatan, AKI dapat menurun secara berarti,

sedangkan AKA dapat diturunkan menjadi 56/1.000 persalinan. Meskipun demikian

upaya untuk meningkatkan derajat kehidupan wanita melalui perluasan lapangan

kerja, meningkatkan pendidikan, dan persamaan kewajiban dan hak, masih

memerlukan perjuangan untuk dapat ikut serta menurunkan angka kematian dan

meningkatkan kesehatan wanita khususnya kesehatan reproduksi. Di lain pihak yang

mengecewakan adalah makin meningkatnya faktor infeksi alat reproduksi, oleh

karena terjadi semacam revolusi seksual yang menjurus ke arah liberalisasi, dengan

makin derasnya arus informasi pada era globalisasi dunia. Infeksi mempunyai akibat

yang menyedihkan pada kesehatan reproduksi yang berakhir dengan infertilitas

(kemandulan) dan meningkatnya kejadian kehamilan ektopik. Untuk mencapai

sasaran agar tercapai kesehatan alat reproduksi sehingga dapat menghasilkan generasi

sehat rohani dan jasmani, perlu dilakukan berbagai upaya pencegahan dan diagnosis

dini, melalui pengobatan yang tepat dan berhasil guna. Dapat dikatakan alat

reproduksi adalah alat untuk prokreasi dan kreasi diupayakan semaksimal mungkin

sehingga tercapai well health motherfir well born baby. Dengan tercapainya

kesejahteraan masyarakat diharapkan tercapai kesehatan reproduksi yang prima, dan

dapat menghasilkan status politik, sosial-ekonomi, budaya, ketahanan dan keamanan

keluarga (poleksosbudhankam) tinggi, yang sangat berpengaruh terhadap kualitas

individu (manusia) dan akhirnya secara berantai dapat meningkatkan kualitas

masyarakat dan pelayanan kesehatan masyarakat. Dengan demikian melalui

pembangunan diharapkan dapat mengubah lingkaran kemiskinan menjadi lingkaran

kesejahteraan, sehingga kesehatan umum masyarakat dan kesehatan reproduksi dapat

2

Page 3: IKM SRI SKM

meningkatkan generasi yang berkualitas. Secara rinci dapat dikemukakan bahwa pada

masa remaja penekanannya pada bagaimana menghindari bahaya infeksi alat

reproduksi sehingga terhindar dari komplikasi, masa reproduksi kesehatannya dapat

dijaga dengan memanfaatkan metode keluarga berencana, sehingga jumlah dan

interval keharnilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi dan

kualitas generasi. Pertolongan persalinan berorientasi pada “well health mother for

well born baby” melalui persalinan yang tidak menimbulkan trauma (tidak

membahayakan) dengan persalinan spontan, tindakan operasi ringan persalinan dan

seksio sesarea. Permintaan persalinan seksio sesarea (melalui operasi dinding perut)

akan meningkat, juga permintaan untuk KB dengan metode operasi wanita (MOW)

melalui teknik vasektomi. Pada masa menopause, pascamenopause, dan senium

penekanan ditujukan pada penyakit degenerasi, sehingga diagnosis dini sangat

penting.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang program pelayanan kesehatan di

bidang kesehatan reproduksi dan keluarga berencana, sehingga dapat memberikan

asuhan kebidanan yang tepat kepada klien di bidang tersebut.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu mengetahui pengelolaan kesehatan reproduksi di

tingkat puskesmas.

b. Mahasiswa mampu mengetahui pengelolaan keluarga berencana.

c. Mahasiswa mampu mengetahui program peningkatan kesehatan di bidang

kesehatan reproduksi.

d. Mahasiswa mampu mengetahui program peningkatan kesehatan di bidang

Keluarga Berencana.

3

Page 4: IKM SRI SKM

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengelolaan Kesehatan Reproduksi

1. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja(PKPR)

a. Pengertian PKPR

PKPR adalah Pelayanan Kesehatan yang Peduli Remaja, melayani

semua remaja dalam bentuk konseling dan berbagai hal yang berhubungan

dengan kesehatan remaja. Disini remaja tidak perlu ragu dan khawatir untuk

curhat/konseling, mendapatkan informasi yang benar dan tepat untuk berbagai

hal yang perlu diketahui remaja.

b. Batasan Usia Remaja

Remaja masih termasuk kedalam kelompok usia anak. Menurut WHO,

remaja adalah anak yang berusia antara 10-19 tahun. Sedangkan menurut

Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI, 2007), remaja

adalah laki-laki atau perempuan yang belum kawin dengan batasan usia

meliputi 15-24 tahun.

c. Tempat pelayanan PKPR

Pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR) dilayani di Puskesmas

PKPR (Puskesmas yang menerapkan PKPR). Di Puskesmas PKPR, tersedia

tenaga kesehatan yang peduli dan siap melayani semua kelompok usia remaja.

Disini remaja dilayani dengan sikap menyenangkan, dihargai dan diterima

dengan tangan terbuka.

d. Peran PKPR bagi remaja

Remaja berada dalam masa transisi/peralihan dari masa kanak-kanak

untuk menjadi dewasa. Secara fisik, remaja dapat dikatakan sudah matang

tetapi secara psikis/kejiwaan belum matang, oleh karena itu kelompok anak

usia remaja dianggap termasuk dalam kelompok beresiko untuk terkena

berbagai masalah termasuk kesehatan.. Beberapa sifat remaja yang

menyebabkan tingginya resiko antara lain: rasa keingintahuan yang besar

4

Page 5: IKM SRI SKM

tetapi kurang mempertimbangkan akibat dan suka mencoba hal-hal baru untuk

mencari jati diri.

Bila tidak diberikan informasi/pelayanan remaja yang tepat dan benar,

maka perilaku remaja sering mengarah kepada perilaku yang beresiko, seperti:

penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya),

perilaku yang menyebabkan mudah terkena infeksi HIV/AIDS, Infeksi

menular seksual (IMS), masalah gizi (anemia/kurang darah, kurang energi

kronik (KEK), obesitas/kegemukan) dan perilaku seksual yang tidak sesuai

dengan norma-norma yang berlaku.

e. Sasaran PKPR

Semua remaja dimana saja berada baik di sekolah atau di luar sekolah

seperti karang taruna, remaja mesjid/gereja/vihara/pura, pondok pesantren,

asrama, dan kelompok remaja lainnya.

f. Manfaat PKPR

Menambah wawasan dan teman melalui kegiatan-kegiatan penyuluhan,

dialog interaktif, Focus Group Discussion (FGD), seminar, jambore, dll

Konseling/curhat masalah kesehatan dan berbagai masalah remaja lainnya

(dan kerahasiaannya dijamin)

Remaja dapat menjadi peer counselor/kader kesehatan remaja agar dapat ikut

membantu teman yang sedang punya masalah.

g. Peran petugas kesehatan dalam PKPR

Petugas yang melayani PKPR di Puskesmas PKPR bisa seorang

dokter, bidan atau perawat yang sudah terlatih. Mereka akan melayani dengan

sabar, ramah, siap menampung segala permasalahan remaja serta siap

berdiskusi (memberikan konseling). Petugas khusus yang peduli remaja harus

memenuhi kriteria:

1) Mempunyai perhatian dan peduli, baik budi, penuh pengertian,

bersahabat, memiliki kompetensi teknis dalam memberikan pelayanan

khusus kepada remaja, mempunyai ketrampilan komunikasi

interpersonal dan konseling.

2) Mempunyai motivasi untuk menolong dan bekerjasama dengan remaja.

5

Page 6: IKM SRI SKM

3) Tidak menghakimi, tidak bersikap dan berkomentar tidak menyenangkan

atau merendahkan.

4) Dapat dipercaya dan dapat menjaga kerahasiaan.

5) Mampu dan mau mengorbankan waktu sesuai kebutuhan.

6) Dapat/mudah ditemui pada kunjungan ulang.

7) Menunjukkan sikap menghargai kepada semua remaja dan tidak

membeda-bedakan.

8) Mau memberikan informasi dan dukungan yang cukup hingga remaja

dapat memutuskan pilihan yang tepat untuk mengatasi maalahnya atau

memenuhi kebutuhannya.

h. Pengelolaan PKPR di puskesmas Tanah Sareal

Puskesmas sebagai pusat kesehatan masyarakat dengan upaya pelayanan

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif telah menjawab kebutuhan

remaja dengan memberikan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR).

Puskesmas Tanah Sareal pun telah membuka Poli Pelayanan Kesehatan

Peduli Remaja (PKPR) sebagai salah satu pelayanan unggulan. Sebagai

Puskesmas PKPR, Puskesmas Tanah Sareal dengan tenaga kesehatan yang

peduli terhadap remaja siap melayani semua kelompok usia remaja antara 10-

19 tahun yang belum menikah dengan pelayanan yang menyenangkan,

menghargai, bersahabat, dapat dipercaya dan terjamin kerahasiaannya. PKPR

Puskesmas Tanah Sareal melayani semua remaja baik di sekolah atau di luar

sekolah seperti Karang Taruna, remaja masjid, ponpes, asrama, dan

kelompok remaja lainnya.

Pelayanan Puskesmas PKPR Tanah Sareal meliputi pemeriksaaan kesehatan,

pengobatan bila diperlukan, konseling, curhat, penyuluhan kesehatan dan

berbagai masalah remaja lainnyasehingga perilaku remaja dapat terarah

kepada hal-hal yang positif dan terhindar dari perilaku menyimpang yang

tidak sesuai dengan norma yang berlaku. Selain itu remaja dapat menjadi

peer counselor/kader kesehatan remaja bagi temannya untuk membantu

memberikan solusi bagi teman yang bermasalah.

6

Page 7: IKM SRI SKM

2. Klinik IMS

a. Umum

Penyakit kelamin terdapat banyak di negara manapun juga, baik di negara

yang sedang berkembang maupun yang sudah maju, dan tersebar luas pada

semua lapisan masyarakat baik miskin maupun kaya.

Banyaknya penyakit kelamin dalam masyarakat mencerminkan keadaan sosial

penderita karena sebagian besar tergantung pada tingkah laku manusia, faktor

psikologis dan keadaan sosial ekonominya.

Dinas- dinas kesehatan nasional dengan resmi mncatat 300-500 kasus

Gonorrhoea per 100.000 penduduk, tapi mereka mengakui bahwa angka-angka

ini hanya merupakan sebagian kecil dari jumlah seluruhnya. Hampir di semua

negara kenaikan prevalensinya tinggi 8-10% dan terutama yang terkena orang

muda umur 15-25 tahun.

Beberapa alasan yang dapat dikemukakan, yang menyebabkan kenaikan ini

antara lain:

1) Kurangnya pengertian/ kesadaran masyarakat terhadap bahaya-bahaya

penyakit kelamin baik untuk dirinya maupun keturunannya.

2) Meningkatnya kebebasan bergaul antara muda mudi pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya.

3) Keadaan sosial ekonomi masyarakat pada umumnya.

4) Kurang patuhnya terhadap norma-norma kesusilaan dan agama.

b. Jenis-jenis penyakit kelamin

Penyakit-penyakit kelamin yang terpenting adalah:

1) Gonorrhoea disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoea.

2) Syphilis disebabkan oleh bakteri Treponema Pallida

3) Ulcus Molle disebabkan oleh bakteri haemophillus ducreyi.

4) Lymphogranuloma venereum disebakan oleh virus Lymphogranuloma

venereum.

5) Granuloma Inguinale disebabkan oleh Donovania granulomatis.

7

Page 8: IKM SRI SKM

c. Pengelolaan Klinik IMS di dinas Kesehatan Bogor

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor siap siaga dalam menanggulangi

penderita HIV/AIDS. Salah satunya menyiagakan 16 klinik infeksi menular

seksual (IMS) di 16 puskesmas di seluruh wilayah Kabupaten Bogor.

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan

(P2MPL) Dinkes Bogor, mengatakan untuk menghindari HIV/ AIDS,selain

kebersihan raga,menjauhi narkoba, dan hubungan tidak sehat,juga harus

dibarengi dengan membersihkan rohani dengan ilmu agama.

Salah satu kuncinya, membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),”

ungkapnya. Beliau menyebutkan ada beberapa pencegahan penyakit di

antaranya dengan imunisasi (PD3I), membiasakan PHBS, dan hindari

narkoba. Anggota KPA Bogor menyatakan, data pengidap HIV/AIDS hingga

Oktober 2008 telah ditemukan sebanyak 121 kasus dan 10 di antaranya

dinyatakan meninggal dunia.Kasus itu terjadi pada PSK 17 kasus, pelajar 1

kasus,TKW 2 kasus, PNS 1 kasus, dan IRT 12 kasus.

3. Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA)

Usaha kesejahteraan Ibu dan Anak yang bergerak dalam pendidikan kesehatan,

pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, penting sekali untuk

meningkatkan kesehatan umum dari masyarakat.

Tujuan :

a) Usaha KIA bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu- ibu

secara teratur dan terus menerus dalam waktu sakit dan sehat, pada masa

antepartum, intra partum, postpartum dan masa menyusui serta pemeliharaan

anak- anak dari mulai lahir sampai masa prasekolah

b) Keluarga Berencana diberikan kepada ibu- ibu/ suami- suami yang perlu

diberikan dan membutuhkannya.

c) Usaha KIA mengadakan integrasi kedalam “general health services”

(pelayanan kesehatan menyeluruh) dan mengadakan kerjasama serta

koordinasi dengan lain- lain dinas kesehatan.

d) Usaha KIA mencari dan mengumpulkan masalah- masalah mengenai ibu, bayi

dan anak untuk dicari penyelesaiannya.

8

Page 9: IKM SRI SKM

Kegiatan- kegiatan yang dijalankan di BKIA :

a) Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan ibu menyusui

b) Pertolongan persalinan diluar rumah sakit

c) Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan anak

d) Imunisasi dasar dan re-vaksinasi

e) Pengobatan sederhana

f) Pencegahan dehidrasi pada anak yang menderita mencret- mencret dengan

pemberian cairan per-oral

g) Penyuluhan gizi untuk meningkatkan status gizi dari ibu, bayi dan anak serta

mencegah timbulnya penyakit- penyakit karena kekurangan vitamin dan

“protein calori malnutrision”

h) Bimbingan kesehatan jiwa anak

i) Menjalankan kunjungan rumah

j) Pendidikan kesehatan kepada masyarakat

k) Kursus dukun

l) Pelayanan Keluarga Berencana.

Sebagian besar kegiatan pokok program KIA Puskesmas Tanah Sareal bulan

desember 2010, telah mencapai diatas 50%, kecuali kegiatan penjaringan ibu

hamil risiko tinggi (bumil risti) baru mencapai 41%. Persentase ini

berdasarkan perbandingan relatif terhadap kunjungan sasaran yang datang ke

puskesmas dan jaringan pelayanan puskesmas lainnya. Paparan ini cukup

menggambarkan bagaimana situasi mendasar dalam pelayanan KIA di wilayah

kerja puskesmas. Namun untuk efektifitas pencapaian target pelayanan, perlu

kerjasama terpadu antara sasaran masyarakat, kader dan petugas kesehatan.

4. Hygiene dan sanitasi lingkungan

a. Pengertian

Hygiene dan sanitasi lingkungan adalah pengawasan lingkungan fisik,

biologis, sosial dan ekonomi yang mmpengaruhi kesehatan manusia, dimana

lingkungan yang berguna ditingkatkan dan diperbanyak. Sedangkan yang

merugikan diperbaiki atau dihilangkan.

b. Pengelolaan Hygiene dan sanitasi lingkungan di Puskesmas Jampangkulon

9

Page 10: IKM SRI SKM

Saat ini di Puskesmas Jampangkulon sedang dilakukan survei PHBS

dalam rangka mengumpulkan data dasar pengetahuan dan sikap masyarakat

pada pola hidup sehat. Kegiatan di laksanakan oleh bidan desa dengan jumlah

sasaran 21 rumah tangga perdesa untuk persis akan kita konfirmasi lagi pada

petugas penyuluh puskesmas.

Puskesmas Jampangkulon mepunyai 4 desa binaan yakni

Mekarjaya,Nagraksari, Padajaya dan Bojongsari. Sebagian masyarakat

pekerjaan sebagai petani dengan tingkat pendidikan SMP sederajat. Tipe

rumah yang ada berupa panggung hanya sebagian kecil rumah beton dan sbab

masing-masing sudah punya sendiri dan ada juga yang berkelompok. Jamban

di sungai sudah tidak ada lagi. Sarana pembuangan sampah tidak ada sehingga

masyarakat membunag sampah disekitar rumahnya masing-masing.

Kalau boleh jujur sampah itu hampir kita dapat lihat setiap sudut

belakang rumah, dibiarkan saja apa itu plastik, daun kertas dan sebagainya.

Tidak ada upaya untuk membakarnya pokoknya dibiarkan hancur sendiri, coba

kalau kita pikir apa plastik bisa terurai di tanah. Tentu saja tidak, lalu hujan

turun dan menampung air kemudian nyamuk bertelur disana akhirnya jadi

sarang nyamuk. Sekali saja ada 1 penderita DBD maka akan menular ke

sekelilingnya dengan perantaraan gigitan nyamuk dari sampah-sampah tadi,

5. Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS)

a. Pengertian

Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS ) merupakan bagian dari program

kesehatan anak usia sekolah . Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6-

21 tahun , yang sesuai dengan proses tumbuh kembangnya dibagi menjadi 2

subkelompok yakni pra remaja ( 6-9 tahun ) dan remaja ( 10-19 tahun ).

Program UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral

dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk perilaku

hidup bersih dan sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah dan Madrasah

Ibtidaiyah.

b. Tujuan UKS

1) Tujuan umum

Meningkatkan kemampuan perilaku hidup bersih dan sehat, dan derajat

kesehatan siswa serta menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga

10

Page 11: IKM SRI SKM

memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan

optimal.

2) Tujuan khusus

Memupuk kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat dan meningkatkan

derajat kesehatan siswa, yang mencakup :Memiliki pengetahuan, sikap dan

keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup bersih dan sehat serta

berpratisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah

perguruan agama, di rumah tangga maupun di lingkungan masyarakat,

sehat fisik, mental maupun sosial, memiliki daya hayat dan daya tangkal

terhadap pengaruh buruk penyalahgunaan NAPZA.

c. Pengelolaan klinik UKS di Puskesmas Tanah Sareal

Puskesmas Tanah Sareal Memiliki 5 Sekolah Binaan, dan sasarannya itu anak

sekolah Dasar kelas 1, 2, dan 3. Dan program yang telah terlaksana yaitu

imunisasi, gigi, dan gizi. Imunisasi yang diberikan yaitu DT, TT, dan Campak.

Program gigi biasanya dilaksanakan setiap 3 bulan sekali atau triwulan.

6. Promosi Kesehatan

a. Pengertian

Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat

menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal

didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial,

spiritual, dan intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja,

namun berkairan dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat

lebih mendukung dalam membuat keputusan yang sehat.

Pengubahan gaya hidup dapat difasilitasi melalui penggabunngan:

1) menciptakan lingkungan yang mendukung,

2) mengubah perilaku,

3) meningkatkan kesadaran.

b. Promosi kesehatan di puskesmas Tanah Sareal

Sepuluh perwakilan kader dari 11 Posyandu yang ada di Kelurahan

Kedung Jaya Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor mengikuti pelatihan

Kelurahan Sehat. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Training Of

11

Page 12: IKM SRI SKM

Trainer Program Promosi Kesehatan Terpadu Kelurahan Sehat yang

diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor sejak April 2010 lalu.

Kegiatan yang dipusatkan di Posyandu Wera RW 04 Kelurahan Kedung

Jaya dibuka resmi oleh Lurah Kedung Jaya Kecamatan Tanah Sareal Kota

Bogor Hidayat SE.

Sementara itu rangkaian kegiatan pelatihan diisi dengan sosialisasi

Program Promosi Kesehatan Terpadu Kelurahan Sehat. Materi lainnya

soal Kesling (Kesehatan Lingkungan) dengan topik bahasan Utama

RAKSA (Rumah Sehat Air Bersih, Kakus, Sampah, dan Air Limbah).

Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan Gizi.

Lebih lanjut Hidayat menambahkan, sebagai tindak lanjut dari pelatihan

akan dilakukan pelatihan pengomposan sampah yang melibatkan petugas

Kesling PKM (Pekerja Kesehatan Masyarakat). Kegiatan ini akan

melibatkan semua Posyandu.

B. Pengelolaan Keluarga Berencana

1. Pengertian KB

Upaya peningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil

yang bahagia sejahtera (Undang-undang No. 10/1992).

Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) : suatu usaha untuk

menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai

kontrasepsi.

WHO (Expert Committe, 1970), tindakan yg membantu individu/ pasutri untuk:

Mendapatkan objektif-obketif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak

diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara

kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.

2. Tujuan Program KB

Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan sosial

ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh

suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan,

peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

12

Page 13: IKM SRI SKM

Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan

kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran untuk

menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat

akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya

menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah

kesehatan reproduksi.

Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:

a. Keluarga dengan anak ideal

b. Keluarga sehat

c. Keluarga berpendidikan

d. Keluarga sejahtera

e. Keluarga berketahanan

f. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya

g. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)

3. Sasaran Program KB

Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:

a. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen

per tahun.

b. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.

c. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan

kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need)

menjadi 6 persen.

d. Meningkatnya pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen.

e. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan

efisien.

f. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21

tahun.

g. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.

h. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang

aktif dalam usaha ekonomi produktif.

13

Page 14: IKM SRI SKM

i. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan

Program KB Nasional.

4. Lingkup KB

Ruang lingkup KB antara lain: Keluarga berencana; Kesehatan reproduksi

remaja; Ketahanan dan pemberdayaan keluarga; Penguatan pelembagaan

keluarga kecil berkualitas; Keserasian kebijakan kependudukan; Pengelolaan

SDM aparatur; Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan;

Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.

5. Strategi Program KB

Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu:

a. Strategi dasar

1) Meneguhkan kembali program di daerah

2) Menjamin kesinambungan program

b. Strategi operasional

1) Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional

2) Peningkatan kualitas dan prioritas program

3) Penggalangan dan pemantapan komitmen

4) Dukungan regulasi dan kebijakan

5) Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan

6. Dampak Program KB

Program keluarga berencana memberikan dampak, yaitu penurunan angka

kematian ibu dan anak; Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi;

Peningkatan kesejahteraan keluarga; Peningkatan derajat kesehatan; Peningkatan

mutu dan layanan KB-KR; Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM;

Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan

kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.

7. Pengelolaan Klinik KB di Puskesmas Tanah Sareal

Berdasarkan data Puskesmas Tanah Sareal Desember 2010, bahwa Jumlah KB

Lama atau aktif yaitu sebagai berikut:

PUS IU MO MO KONDO IMPLA SUNTI PI Tota %CU/

14

Page 15: IKM SRI SKM

D W P M NT K L l PUS

2.10

1

203 9 3 96 146 1170 21

2

1.83

9

87,53

Jumlah KB Baru yaitu sebagai berikut :

PUS IU

D

MO

W

MO

P

KONDO

M

IMPLAN

T

SUNTI

K

PI

L

TOTA

L

2.10

1

65 1 2 38 16 201 57 380

15

Page 16: IKM SRI SKM

BAB III

PEMBAHASAN

A. Program peningkatan kesehatan di bidang kesehatan reproduksi

1. Program kesehatan peduli remaja

Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja telah tersedia di Puskesmas PKPR. KPR

meliputi:

a. Pemeriksaan kesehatan

b. Pengobatan penyakit

c. Konseling/curhat

d. Penyuluhan kesehatan

e. Diskusi dan dialog

f. Petugas yang melayani PKPR di Puskesmas

2. Klinik IMS

Penyakit kelamin bukan saja merupakan penyakit menular yang harus diberantas

menurut garis-garis epidemiologis, tapi juga merupakan masalah sosial yang

mempunyai sifat-sifat yang sangat kompleks.

Dalam usaha pencegahan dan pemberantasannya perlu kerjasama yang baik

dengan instansi-instansi lain seperti: Pendidikan, Sosial, Agama, Kepolisian dan

sebagainya.

Dalam garis besarnya usaha-usaha pencegahan dan pemberantasannya dijalankan

dengan:16

Page 17: IKM SRI SKM

a. Usaha-usaha yang ditujukan terhadap penderita pengobatan untuk

penyembuhan dan menghilangkan sumber penularan. Untuk itu perlu:

1) Case finding yaitu untuk mencari penderita dalam masyarakat dengan

jalan pemeriksaan.

2) Contact tracing yaitu menanyakan kepada penderita kepada siapa saja ia

telah menularkan agar dapat diusut sehingga pengobatan dapat segera

diberikan.

b. Pengawasan sumber penularan

Mengingat bahwa sebagian besar`dari sumber penularan adalah tuna susila

(WTS), maka perlu diusahakan registrasi dan lokalisasi WTS agar dapat

diberikan pengobatan secara periodik.

c. Pendidikan dan penerangan kepada masyarakat

Masyarakat perlu mengetahui dan menyadari bahaya-bahaya penyakit kelamin

untuk dirinya, keluarga dan keturunannya, agar mereka menghindari penularan

penyakit kelamin tersebut dan mereka yang merasa telah “berbuat” segera

memeriksakan dirinya dan menghentikan perbuatan tersebut.

3. Kesejahteraan ibu dan anak (KIA)

Kegiatan-kegiatan yang dijalankan BKIA dapat dibagi menjadi:

a. Usaha-usaha yang ditujukan pada ibu

1) Perawatan antepartum

Setiap ibu yang hamil sejak dari bulan pertama sampai akhir kehamilannya

harus memeriksakan dirinya secara teratur ke BKIA. Yang diperiksa antara

lain: berat badan, tekanan darah, Hb, golongan darah, letak bayi dalam

kandungan, ukuran panggul dan sebagainya.

2) Perawata intrapartum

Pertolongan persalinan di luar Rumah Sakit.

3) Perawatan post partum

Perawatan masa nifas, pemeriksaan jumlah air susu ibu, pemberian nasehat

tentang merawat bayi, menyusun makanan ibu dan bayi, nasehat untuk

menjarangkan kehamilan ( Keluarga Berencana).

b. Usaha-usaha yang ditujukan kepada bayi

17

Page 18: IKM SRI SKM

Meliputi pengawasan pertumbuhan dan perkembangannya, makanan yang

sehat dan tepat, pemberian vaksinasi dasar yaitu: cacar; BCG sebelum umur 1

bulan, DTP; Polio pada umur 3,4, dan 5 bulan, Chotypa untuk umur 6 bulan.

c. Usaha yang ditujukan kepada anak prasekolah

Meliputi pengawasan terhadap pertumbuhan dan perkembangannya,

revaksinasi, pendidikan kesehatan melalui guru Taman Knak-kanak.

d. Kursus Dukun

Untuk menurunkan angka kematian ibu bersalin dan bayi diadakan kursus

dukun karena di Indonesia kurang lebih 70% dari dari persalinan ditolong oleh

dukun.

e. Keluarga berencana

Usaha Keluaraga Berencana mempunyai aspek bermacam-macam. Salah satu

aspeknya adalah penjarangan kehamilan yang bertujuan meningkatkan derajat

kesehatan ibu yang mempunyai pengaruh baik terhadap bayi yang dilahiirkan,

anak-anak yang dibesarkan dan akhirnya keluarga secara kseluruhan.

4. Hygiene dan sanitasi lingkungan

Usaha dalam hygiene dan sanitasi lingkungandi Indonesia terutama meiputi:

a. Menyediakan air rumah tangga yang baik, cukup kualitas maupun

kuantitasnya.

b. Mengatur pembuangan kotoran, sampah dan air llimbah.

c. Mendirikan rumah-rumah sehat, menambah jumlah rumah agar rumah-rumah

tersebut menjadi pusat kesenangan rumah tangga yang sehat.

d. Pembasmian binatang-binatang penyebar penyakit seperti: lalat, nyamuk,

kutu-kutu serta binatang reservoir penyakitnya.

Di samping itu juga dilakukan pengawasan terhadap bahaya pengotoran udara

(air polution), bahaya radiasi dari sisa-sisa zat radioaktif sesuai dengan

perkembangan negara.

5. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Kegiatan-kegiatan usaha kesehatan sekolah meliputi:

a. Lingkungan kehidupan sekolah yang sehat ( Health School Living)

1) Bangunan dan perlengkapan sekolah ya ng sehat.

18

Page 19: IKM SRI SKM

2) Kebersihan ruangan dan halaman sekolah.

3) Tersedianya kakus dan air yang memenuhi syarat kesehatan.

4) Hubungan yang baik antara guru, murid dan masyarakat/ orang tua murid.

b. Pendidikan Kesehatan ( Health Education)

1) Pendidikan tentang kesehatan perorangan dan lingkungan

2) Pendidikan tentang pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.

3) Pendidikan tentang makanan sehat dan hidup yang teratur.

4) Pendidikan tentang sikap yang baik dan kebiasaan-kebiasaan yang rapih.

5) Pendidikan tentang pencegahan kecelakaan.

c. Usaha Pemeliharaan kesehatan di sekolah ( health service in school)

1) Pemeriksaan kesehatan perorangan dan lingkungan secara berkala.

2) Usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular ( vaksinasi dan

sebagainya).

3) Usaha kesehatan gigi sekolah

4) Mengirimkan anak-anak yang memerlukan perawatan khusus ke pihak

yang lebih ahli.

5) PPPK dan pengobatan sederhana.

6. Promosi Kesehatan

BKKBN telah mengembangkan kebijakan penanggulangan HIV / AIDS melalui

Program KB Nasional sebagai bagian dari program KB dan Kesehatan

Reproduksi. Kebijakan ini diarahkan pada peningkatan pengetahuan, sikap dan

perilaku positif keluarga dan remaja serta peserta KB dalam rangka meningkatkan

derajat Kesehatan Reproduksinya.

Kebijakan tersebut meliputi:

a. Meningkatkan promosi kondom dual proteksi sebagai alat kontrasepsi dan

menjaga kesehatan seksual yang ditujukan kepada pasangan suami istri

(pasutri), peserta KB dan masyarakat umum. Secara lebih khusus, sasaran

peserta KB perilaku seksual berisiko diarahkan untuk menggunakan kondom

secara konsisten.

b. Meningkatkan upaya pencegahan penularan infeksi HIV dalam pelayanan

kontrasepsi melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan provider serta

19

Page 20: IKM SRI SKM

penyediaan peralatan medis pelayanan kontrasepsi yang cukup dari segi

kuantitas dan kualitas.

c. Meningkatkan pemberdayaan remaja sebagai subyek dalam upaya

penanggulangan HIV/AIDS sebagai bagian dari Kesehatan Reproduksi

Remaja. Kebijakan ini sekaligus diarahkan kepada peningkatan Keluarga

Peduli Remaja dan pembinaan Kelompok Remaja.

d. Meningkatkan kampanye penanggulangan HIV/AIDS kepada keluarga dan

masyarakat khususnya peserta KB dikaitkan dengan pilihan metode

kontrasepsi yang mereka pergunakan dalam rangka mewujudkan keutuhan dan

ketahanan keluarga.

B. Program peningkatan kesehatan di bidang keluarga Berencana

Usaha- usaha keluarga berencana :

1. Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan keluarga

a) Menjarangkan kehamilan dan membatasi jumlah anak

1) Penjarangkan kehamilan bertujuan untuk meningkatkan derajat

kesejahteraan ibu, yang berpengaruh baik terhadap bayi yang dilahirkan,

anak yang dibesarkan dan terhadap keluarga secara keseluruhan.

2) Jumlah anak dan saat kelahiran dalam keluarga diatur setepat- tepatnya,

disesuaikan dengan kesejahteraan keluarga yang optimal.

b) Mengobati kemandulan

1) Kira- kira 10% dari perkawinan mengalami kesukaran dalam mendapatkan

keturunan

2) Suatu keluarga tidak akan merasa sejahtera tanpa adanya anak sebagai

tumpuan kasih sayang

3) Untuk kebahagiaan fisik, mental dan sosialnya, maka kasuk- kasus

kemandulan harus mendapatkan pengobatan

c) Memberikan nasihat perkawinan

20

Page 21: IKM SRI SKM

1) Nasihat perkawinan menolong pasangan- pasangan dalam menyesuaikan

diri satu sama lain, baik fisik, mental social maupun psikologis untuk

mencapai hidup perkawinan yang harmonis dan bahagia.

2) Pasangan/ calon orang tua yang menderita penyakit- penyakit tertentu

yang dapat menurun kepada anak- anaknya melalui system chromosom/

gen perlu nasihat pencegahan kehamilan untuk mencegah lahirnya anak-

anak cacat mental maupun fisik karena :

(a) Anak- anak yang menderita cacat bawaan yang tidak dapat

disembuhkan merupakan sumber tekanan mental bagi orang tuanya.

(b) Anak- anak ini akan merupakan beban bagi keluarga, masyarakat dan

Negara.

2. Menurunkan angka kelahiran

a) Usaha untuk menurunkan angka mkelahiran secara langsung denga pengguna

alat/obat kontrasepsi (pencegah kehamilan)

b) Melalui kebijaksanaan kependudukan yang terpadu yang secara tidak langsung

membantu menurunkan angka kelahiran.

Usaha- usah ini meliputi :

1) Peningkatan pendidikan kependudukan

2) Pengembangan program kebudayaan yang diarahkan untuk menyebar

luaskan ide keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera

3) Pemerataan kesempatan pendidikan (perhatian khusus pada wanita)

4) Peningkatan mutu gizi dan derajat kesehatan yang mendukung usaha

penurunan angka kematian khusunya kematian bayi dan anak- anak

5) Pemerataan kesempatan memperoleh pekerjaan (perhatian khusus pada

wanita)

6) Peningkatan program asuransi tenaga kerja untuk karyawan swasta

7) Pembatasan umur, usia perkawian sebagaiman telah diatur dalam Undang

– Undang Perkawinan.(Undang- Undang RI No. 1 Tahun 1974, tentang

perkawinan, Bab II Pasal 7 ayat 1)

Metoda- metoda Keluarga Berencana

Dari semua metoda keluarga berencana dipergunakan cara- cara yang dapat diterima

dan tidak membahayakan para akseptor :

21

Page 22: IKM SRI SKM

a) Metoda sederhana (simple method)

Yaitu dengan cara menghalangi pertemuan antara sperma dan ovum dengan

mempergunakan halangan mekanis misalnya : kondom, jelly, tablet busa,

diafragma dan kap serviks

b) Iscibra berkala

Dalam hal ini berdasarkan fakta biologis bahwa wanita tidak selamanya subur

dalam setiap siklus menstruasinya. Untuk mencegah kehamilan maka hanya

dilakukan persetubuhan pada masa wanita tidak subur

c) Membuat wanita seakan- akan dalam keadaan hamil

Dalm hal ini dipergunakan hormone- hormone, dapat berupa pil yang dimakan

maupun sebagai obat yang disuntikan.

d) Menggunakan Intra Uterin Device (IUD)

Yaitu dengan memasukan suatu benda yang iner ke dalam uterus (rahim), sebagai

pencegah kehamilan.

e) Dengan sterilisasi

Yaitu dengan cara operasi yang dapat dilakukan baik pada pria (vacektomy)

maupun pada wanita (tubectomy, ligasi tuba)

Denga cara ini dapat dikatakan bersifat permanen (tidak dapat dikembalikan)

Dari sekian banyak metoda yang dapat dipergunakan, untuk setiap akseptor dilaksanakan cara

yang sesuai dengan pilihannya serta yang paling cocok untuknya.

Pengetahuan tentang Keluarga Berencana tidak hanya perlu bagi mereka yang sudah

berkeluarga dan beranak banyak, melainkan justru perlu diketahui oleh mereka yang segera

akan berkeluarga sehingga betul- betul dapat membangun keluarga yang sudah direncanakan.

22

Page 23: IKM SRI SKM

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemerintah dan kalangan swasta telah mendirikan pusat-pusat kesehatan untuk

mendekatkan pelayanan terhadap masyarakat. Di samping itu penyebaran Bidan di

Desa merupakan gagasan pemerintah untuk menggantikan peranan dukun yang

masih dominan di tengah masyarkat, sehingga mendapatkan pelayanan yang

bermutu dan menyeluruh.

Sebagian besar program- program pemerintah telah terlaksana dan telah berjalan

baik di puskesmas diantaranya program keluarga berencana yang berperan penting

untuk mengatur jarak kehamilan, jumlah kehamilan(sehingga komplikasi dapat

ditekan), dan meningkatkan usia kawin dan hamil sampai mencapai masa

reproduksi sehat. Sehingga kesehatan reproduksi merupakan masalah vital dalam

pembangunan kesehatan. Kesehatan reproduksi tidak dapat diselesaikan dengan

jalan melakukan tindakan kuratif (pengobatan), tetapi merupakan masalah

masyarakat yang masih dapat diperbaiki.

23

Page 24: IKM SRI SKM

Dengan demikian derajat kesehatan masyarakat bisa lebih meningkat, dan

penyakit- penyakit ganas pun bisa teratasi dan bisa dicegah sedini mungkin

dengan adanya program dari berbagai aspek masyarakat.

B. Saran

Diharapkan dengan sudah berjalannya sebagian besar program- program

pemerintah tersebut, dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan hingga mencapai

tingkat keberhasilan yang memuaskan, dan derajat kesehatan masyarakat pun bisa

lebih meningkat seperti apa yang dicantumkan pada misi INDONESIA SEHAT

2015.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.pelita.or.id/baca.php?id=97159 tanggal 3 mei 2011 pukul 13.30

w ww.kotabogor.go.id/index.php?option=com_ tanggal 3 mei 2011 pukul 13.30

24