Post on 22-Jul-2015
HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK LINGKUNGAN RUMAH DAN PERILAKU KELUARGA DENGAN KEJADIAN ASMA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BULULOR
Seminar Proposal 21 Maret 2012
A. Latar Belakang
Asma merupakan masalah kesehatan global yang masih serius. (GINA) Asma merupakan gangguan peradangan saluran pernafasan kronis yang melibatkan elemenelemen seslular.
Latar Belakang
Peradangan yang terjadi berhubungan dengan respon broncus karena beberapa rangsangan. Gejala yang timbul berupa sesak nafas, mengi, sesak dada, batuk terutama pada malam hari dan pagi hariTerkadang pada individu tertentu sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan
Latar Belakang
Penyakit Asma dapat menimbulkan dampak: Sosial Ekonomi Emosional Angka Kematian
Latar Belakang
Bidang Ekonomi Ditunjukkan oleh biaya yang dihabiskan untuk mengatasi penyakit (Dihitung dari biaya langsung dan tidak langsung)Biaya langsung : rawat inap, kunjungan dokter, perawatan, perangkat, obat-obatan, tes darah, diagnosa, penelitian dan pndidikan. Biaya tak langsung : hilangnya waktu, hilangnya produktivitas
Latar Belakang
Kerugian ekonomi disebabkan penurunan produktivitas dan hilangnya hari sekolah merupakan beban yang besar.Hal tersebut diukur dari waktu yang hilang, ketidak hadiran, produktivitas yang hilang.
Latar Belakang
Bidang Ekonomi Pada tahun 2003 Inggris 850.000 + 161 juta (Jaminan sosial) + 1,2 miliar Euro hilang. Australia 290 juta Euro Selandia Baru 306 juta Euro Amerika Serikat 6,8 miliar
Latar Belakang
Angka Kematian Banyak terjadi pada anak-anak dibawah balita maupun lanjut usia Hal tersebut tersebut terjadi karena sulitnya mendiagnosis anak dibawah 5 tahun Kekronisan dan kesadaran gangguan asma dapat menyebabkan angka kematian yang tinggi
Latar Belakang
Prevalensi Asma Pada tahun 2009 300 juta terkena asma dan 250ribu kematian per tahun. Di Indonesia prevalensi asma meningkat 2,1% 5,2%. Hasil survey pada anak sekolah di beberapa kota Anak SD 3,7%-6,4% Anak SMP 5,8% Survey pendahuluan di DKK Kota Semarang: Asma menduduki peringkat 4 kategori PTM sebesar 10.628
Latar Belakang
Faktor lingkungan Paparan alergen Paparan debu Paparan asap rokokFaktor keturunan Riwayat penyakit atopi Riwayat penyakit asma keluarga
Latar Belakang
Debu Didalam debu terdapat berbagai partikel dan zat alergen. Alergen dapat berasal dari tungau debu rumah yang dapat menghasilkan Alergen (Der P 1).Perabot rumah tangga keberadaan tungau debu rumah dapat dijumpai pada kasur dengan bahan/ desain kapuk randu. Hal ini erat dengan ketersediaan bahan makanan bagi tungau
Latar Belakang
Paparan asap rokok Paparan terhadap asap rokok dapat berpengaruh pada proses patologi yaitu dapat memperburuk proses inflamasi, bronkokonstriksi akut, dan penurunan fungsi paru.Kelembaban Dengan adanya kelembaban yang cocok, suhu yang cocok dan ketersediaan bahan makanan, populasi tungau debu akan meningkat. Kelembaban dipengaruhi oleh luas ventilasi.
Latar Belakang
Puskesmas Bululor mempunyai angka kejadian penyakit asma yang tertinggi jika dibandingkan dengan wilayah puskesmas lainnya di Kota Semarang.Pada wilayah tersebut penderita asma banyak terjadi pada kelompok umur 15-44 dan 45-54 tahun.
Latar Belakang
jumlah kadar debu total dalam rumah, kelembaban, luas ventilasi, perilaku memelihara hewan berbulu, desain perabot rumah tangga, perilaku merokok adalah variabel bebas yang ingin diteliti.Wilayah puskesmas Bulu Lor sebagai lokasi penelitian penyakit asma.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang , dapat dibuat perumusan masalah sebagai berikut: Masalah umum Apakah ada hubungan antara kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian penyakit asma anak di wilayah Puskesmas Bululor?
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum Menganalisis hubungan antara kondisi rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian penyakit asma di wilayah Puskesmas Bululor.
Latar Belakang
2. Tujuan Khusus Menganalisis hubungan antara jumlah kadar debu total rumah dengan kejadian asma Menganalisis hubungan antara kelembaban udara pada kamar tidur penderita dengan penyakit asma Menganalisis hubungan antara luas ventilasi atau jendela dalam kamar dengan kejadian asma.
Tujuan Penelitian
Menganalisis hubungan antara desain dan bahan fasilitas perabotan rumah tangga yang berpotensi sebagai sumber alergen (seperti karpet; desain alat rumah tangga; desain tempat tidur; bahan yang digunakan untuk kasur, bantal, selimut, dan sprei) dengan kejadian asma. Menganalisis hubungan antara perilaku keluarga yang memelihara binatang dengan kejadian asma Menganalisis hubungan antara perilaku keluarga yang memiliki kebiasaan merokok dengan kejadian asma
Manfaat Penelitian
Bagi Instansi Terkait Hasil penelitian bisa dijadikan dasar pengambilan kebijakan untuk menanggulangi kejadian asma pada masyarakat yang tinggal di wilayah Puskesmas Bulu Lor.Bagi Masyarakat Memeberikan informasi bahwa lingkungan dalam rumah dapat menjadi salah satu faktor risiko serangan asma
Manfaat Penelitian
Bagi Peneliti Lain dilakukan penelitian sejenis dengan modifikasi variabel dan desain studi yang berbeda.
Keaslian Penelitian
Keaslian Penelitian
Latar Belakang
Keaslian Penelitian
Ruang Lingkup
Lingkup Waktu Penelitian ini dilaksanakan sekitar bulan AprilMei 2012 Lingkup Lokasi Penelitian ini dilakukan pada wilayah kerja Puskesmas Bululor Kota Semarang.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
A. Asma Pengertian Asma Patogenesis Asma Epidemiologi Asma Faktor-Faktor Risiko Asma Diagnosis Asma
TINJAUAN PUSTAKA
B. Faktor-Faktor Pemicu Asma 1. Debu 2. Tungau Debu Rumah 3. Perilaku Merokok 4. Kelembaban 5. Ventilasi 6. Perilaku Memelihara Hewan Berbulu
C. Kerangka Teori
Kerangka Teori
A. Kerangka Konsep
Kondisi Lingkungan Fisik 1. Total Berat Debu dalam rumah 2. Kelembaban 3. Luas ventilasi Perilaku Keluarga 1. Keberadaan Keluarga yang merokok 2. Memelihara binatang berbulu 3. Pemakaian perabotan rumah tangga pemicu asma
Keberadaan alergen: 1. Partikel anorganik 2. Alergen TDR 3. Endotoxin jamur 4. Alergen Bulu binatang 5. Toxin dari racun/ asap rokok
Kejadian Asma
Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis Mayor Faktor lingkungan rumah dan faktor perilaku berhubungan dengan kejadian asma. 2. Hipotesis MinorJumlah berat debu total dalam rumah berhubungan dengan kejadian asma Kelembaban ruangan berhubungan dengan kejadian asma Luas ventilasi berhubungan dengan kejadian asma Pemakaian perabot rumah tangga (bantal, kasur, karpet ) berhubungan dengan kejadian asma Keberadaan hewan berbulu seperti anjing/ kucing berhubungan dengan kejadian asma
Rancangan Penelitian
Observasional analitik Cross Sectional StudyStatus paparan dan status penyakit diukur secara bersamaan pada suatu waktu/ periode
Desain Studi Cross Sectional
Populasi yang telah ditetapkan
Pengumpulan data tentang paparan
Terpapar dan mempunyai penyakit
Terpapar dan Tidak Mempunyai Penyakit
Tidak terpapar dan mempunyai penyakit
Tidak terpapar dan Tidak punya Penyakit
Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Target 2. Populasi Terjangkau Masyarakat dengan kelompok umur 15-44 dan 45-54 tahun yang ada diwilayah kerja Puskesmas Bulu Lor 3. Sampel Sebagian dari populasi target yang ingin diteliti
Populasi dan Sampel
Besar Sampel (Sastroasmoro, 1995)
Variabel Penelitian
Variabel Terikat Kejadian AsmaVariabel Bebas Berat total debu rumah Kelembaban ruangan Luas Ventilasi Keberadaan anggota keluarga yang merokok Desain/ bahan perabot rumah tangga yang digunakan Perilaku memelihara hewan berbulu
Definisi Operasional
Berat total debu rumah Debu yang terdapat dalam ruangan yang menempel pada permukaan seperti lantai dapur kursi, kursi, lantai ruang keluarga, tempat tidur, lantai kamar tidur. Pengukuran Debu diambil dari lokasi yang telah disebutan dengan menggunakan vacum cleaner kemudian ditimbang menggunakan neraca analitik (Satuan =miligram) Skala Rasio
Definisi Operasional
Kelembaban ruangan Kandungan uap air yang terdapat dalam ruangan rumah Pengukuran Pengukuran dilakukan dengan menggunakan higrometer (Satuan %) Kategori Dinyatakan buruk jika nilainya lebih dari 70% (diberi kode 1) Dinyatakan Baik jika nilainya kurang dari 70% (Diberi kode 0) Skala = Nominal
Definisi Operasional
Luas Ventilasi Luas tempat pertukaran udara pada rumah secara permanen Pengukuran Dilakukan dengan menggunakan meteran (Satuan= m) Dinyatatakan baik jika luasnya minimal 10% dari luas lantai (kode=0) Dinyatakan buru jika luasnya kurang dari 10% luas lantai (kode =1) Skala = Nominal
Definisi Operasional
Pemakaian perabot rumah tangga pemicu asma Keberadaan perabotan atau perabotan yang digunakan oleh keluarga tersebut yang dapat menjadi media alergen seperti tungau, debu, kecoa, molds. Pengukuran Desain atau bahan yang digunakan pada perabotan rumah tangga seperti kasur, bantal, sprei dan karpet kain yang berpotensi sebagai bahan alergenAda yang berpotensi (Kode =1) Tidak ada yang berpotensi (Kode = 0) Skala = Nominal
Definisi Operasional
Memelihara binatang berbulu: Adanya hewan berbulu seperti anjing/ kucing yang dipelihara oleh penghuni rumah didalam rumah Pengukuran : Dinyataan ada apabila terdapat binatang anjing dan/ kucing di dalam rumah Satuan :Kategori Tidak ada hewan berbulu = 1 Ada hewan berbulu =0 Skala = Nominal
Definisi Operasional
Anggota Keluarga yang merokok Kebiasaan penderita/ anggota keluarga yang mempunyai kebiasaan merokok didalam rumah. Dinyatakan ada apabila ada apabila penderita/ salah satu dari anggota keluarga ada yang berkebiasaan merokok didalam rumah Tidak ada yang berperilaku merokok =0 Ada yang berperilaku merokok =1 Skala = Nominal
Definisi Operasional
Kejadian Asma Seseorang yang pernah mengalami gejala klinis seperti mengi, sesak nafas, batuk secara episodik dan/ pernah dinyataan petugas kesehatan menderita asma. Dinyatakan menderita asma jika pernah mengalami gejala klinis yang telah disebutkan/ dinyatakan oleh petugas kesehatan menderita asma
Definisi Operasional
Kategori Tidak pernah mengalami gejala klinis dan/ tidak pernah dinyatakan petugas kesehatan menderita asma. (Kode =0) Pernah mengalami gejala klinis dan/ tidak pernah dinyatakan petugas kesehatan menderita asma (Kode= 1)
Skala = Nominal
Sumber Penelitian
Data Primer Berat total debu rumah, kelembaban udara, luas ventilasi, perilaku memelihara hewan berbulu, perabot rumah tangga yang digunakan, kebiasaan merokok
Data Sekunder Data survei pendahuluan, data rekam medis
Instrumen Penelitian
Kuesioner Rekam Medis Higrometer Vacum Cleaner Meteran Mistar Chek List Alat Tulis Perangkat komputer dan software
Teknik Pengolahan Data
1. 2. 3. 4. 5.
Cleaning Editing Koding Entri Data Tabulasi Data
Analisis Data
Analisis Univariat Disajikan dalam bentuk tabel frekuensi kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga. Analisis Bivariate Chi-Square (Menganalisis hubungan berskala nominal-nominal)
variabel
Independen T-Tes / Mann- whitney (Menganalisis hubungan variabel berskala rasio-nominal)
Prosedur Penelitian
Tahap persiapan meliputi Survey pendahuluan pendukung Pembuatan Proposal Seminar Proposal
untuk
mencari
data
Tahap pelaksanaan Mengurus surat izin kepada instansi terkait Mengadakan pendekatan dan observasi langsung pada instansi terkait Mengadakan kunjungan ke masyarakat untuk mengumpulkan data