TINJAUAN KONDISI FISIK PEMAIN ... -...
Embed Size (px)
Transcript of TINJAUAN KONDISI FISIK PEMAIN ... -...

TINJAUAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA
SMP NEGERI 13 PADANG
SKRIPSI
Oleh :
ARYULIENDRI
NIM: 47339
JURUSAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012

PERSETUJUAN SKRIPSI
TINJAUAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA
SMP NEGERI 13 PADANG
.
Nama : ARYULIENDRI
NIM : 47339
Program Studi : Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Jurusan : Kepelatihan Olahraga
Fakultas : Ilmu Keolahragaan
Padang, Juni 2012
Disetujui Oleh :
Pembimbing I
Drs. Ishak Aziz, M.Pd
NIP. 196002121 98601 1 001
Pembimbing II
Drs. Zalfendi, M.Kes
NIP. 19590602 198503 1 003
Mengetahui:
Ketua Jurusan
Drs. Maidarman, M.Pd
NIP. 19600507 198503 1 004

ABSTRAK
Aryuliendri. 2012. Tinjauan Kondisi Fisik Pemain Sepakbola SMP Negeri 13
Tabing Padang
Penelitian ini berawal dari pengamatan di lapangan tentang kemampuan
kondisi fisik pemain sepakbola SMP Negeri 13 Tabing Padang belum sesuai
seperti yang diharapkan. kondisi fisik dalam permainan sepakbola merupakan
salah satu faktor utama dan menjadi dasar seorang pemain untuk mengoptimalkan
teknik, taktik dan mental dalam usaha mendukung keberhasilan atau prestasi.
Berdasarkan hal tersebut menimbulkan keingginan penulis untuk melakukan suatu
penelitian tentang keadaan kondisi fisik pemain sepakbola SMP Negeri 13 Tabing
Padang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kondis fisik pemain
sepakbola SMP Negeri 13 Tabing Padang yakni daya ledak, kecepatan,
kelincahan dan daya tahan.
Jenis penelitian ini adalah deskriptive. Populasi dalam penelitian ini adalah
pemain sepakbola SMP Negeri 13 Tabing Padang yang mengikuti ekstrakurikuler
olahraga sepakbola yang berjumblah sebanyak 20 orang. Sampel diambil dengan
teknik total sampling, dengan demikian jumlah sampel adalah 20 orang. Jenis data
dalam penelitian yaitu data primer, data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti
dengan melakukan pengukuran terhadap variabel kondisi fisik, kemudian data
diolah dengan menggunakan statistik deskriptif (tabulasi frekuensi).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: tes daya
tahan dengan kategori kurang sebanyak 55% dan pada kategori kurang sekali
45%. Tes daya ledak (ekplosive power) dengan kategori sedang sebanyak 100%.
Tes kelincahan (agility) dengan kategori baik sekali sebanyak 50% dan pada
kategori baik sebanyak 50%. Tes kecepatan (speed) dengan kategori kurang
sebanyak 10% dan pada kategori kurang sekali sebanyak 90%. Berdasarkan hasil
analisis data menunjukkan bahwa daya tahan pemain kurang sekali, daya ledak
otot tungkai pemain sedang, sedangkan untuk kelincahan pemain memiliki
kategori yang baik dan kecepatan pemain belum memiliki kecepatan yang tinggi
atau kurang sekali, artinya secara keseluruhan pemain sepakbola SMP Negeri 13
Tabing Padang memiliki kondisi fisik yang kurang baik sehingga perlu di
tingkatkan lagi latihan tentang kondisi fisik supaya dapat mencapai suatu prestasi.

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan YME yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Penelitian yang berjudul ”Tinjauan Kondisi Fisik Pemain Sepakbola SMP
Negeri 13 Padang”. Penelitian ini disusun memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan (Strata Satu) pada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Padang .
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan olahraga pada Program Studi Pendidikan
Kepelatihan Olahraga, Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu
Keolahragan, Universitas Negeri Padang (UNP)
Untuk menulis, menyusun dan menyelesaikan skripsi ini penulis telah
berusaha dengan semaksimal mungkin, walaupun banyak hambatan dan kendala
yang penulis temui. Berkat bantuan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak,
semua hambatan dan kendala dapat di atasi sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan. Namun demikian penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan
skripsi ini masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan dan kekurangan-
kekurangan serta masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan karna
keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, untuk itu punulis sangat
mengharapkan kritikan dan saran masukan-masukan yang sifatnya membangun
dari semua pihak, guna kesempurnaan tulisan ini di masa yang akan datang.

Keberhasilan penyusunan skripsi ini juga melibatkan berbagai pihak, yang
telah memberikan bantuan, bimbingan, motivasi dan waktu bagi penulis. Oleh
karenanya, pada lembaran ini penulis mengucapkan terima kasih yang tiada
terhinga kepada:
1. Drs. H Arsil, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Padang.
2. Drs. Maidarman, M.Pd sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan
Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang.
3. Dr. Ishak Aziz, M.Pd selaku Penasehat Akademis sekaligus pembimbing I
yang telah memberikan bimbingan dan memberi masukan serta
pengarahan selama penulisan.
4. Drs. Zalfendi, M.Kes selaku Pembimbing II sekaligus pembimbing serta
pengarahan dalam penulisan skripsi.
5. Drs. Maidarman, M.Pd, Drs. Hermanzoni, M.Pd, Padli, S.Si, M.Pd selaku
tim penguji.
6. Kedua orangtua tercinta yang telah memberikan banyak dukungan moral
dan materil serta do’a yang tulus dan ikhlas sehingga anaknya berhasil
mencapai sukses dan menggapai cita-cita.
7. Teman-teman sesama mahasiswa yang ikut membantu dan memberikan
dorongan serta orang tersayang yang selalu memberi semangat.
8. Seluruh staf pengajar Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Padang.

9. Seluruh atlet sepakbola SMP Negeri 13 Padang yang telah membantu
dalam penelitian untuk penyelesaian penulisan skripsi.
Semoga Allah SWT membalas bantuan, bimbingan, motivasi, dan waktu
yang telah Bapak/Ibu/Sdr/anak-anak sekalian dengan limpahan pahala yang
berlipat ganda. Semoga juga pengetahuan yang telah Bapak/Ibu berikan dalam
proses perkuliahan dijadikan Allah SWT sebagai ilmu bermanfaat
Padang, Juli 2012
Peneliti

DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 4
C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 4
D. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ........................................................................ ......... 7
1. Permainan Sepakbola ............................................................... 7
2. Pengertian Kondisi Fisik ......................................................... 11
3. Komponen Dasar Kondisi Fisik ............................................... 13
B. Kerangka Konseptual .................................................................... 20
C. Pertanyaan Penelitian .................................................................... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis, Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 22
B. Populasi dan Sampel ..................................................................... 22
C. Defenisi Operasional …………………………………………. ... 23
D. Jenis dan Sumber Data .................................................................. 24
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ............................................. 24
F. Teknik Analisis Data ………………………………………….. .. 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ............................................................................... 32
1. Variabel Daya Tahan (Lari 2400 Meter) .................................. 32
2. Variabel Daya Ledak Otot Tungkai (Tes Standing Broad Jump) 34
3. Variabel Kelincahan (Zig-Zug Run) ........................................ 35
4. Variabel Kecepatan .................................................................. 37
B. Pembahasan ................................................................................... 39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 45
B. Saran ............................................................................................. 45
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 47
LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Konseptual Penelitian ................................................................ 21
2. Tes daya ledak otot tungkai ( Standing broad jump ) ................................ 26
3. Tes kecepatan ( lari 50 meter ) .................................................................. 27
4. Tes kelincahan ( Zig-zag run ) ................................................................... 28
5. Variabel Daya Tahan pemain sepakbola SMP Negeri 13 Padang ............. 32
6. Variabel Daya Ledak pemain sepakbola SMP Negeri 13 Padang ............. 34
7. Variabel Kelincahan pemain sepakbola SMP Negeri 13 Padang .............. 36
8. Variabel Kecepatan .................................................................................... 39

DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Distribusi Hasil Data Variabel Daya Tahan pemain sepakbola SMP 13
Negeri Padang ............................................................................................ 31
2. Distribusi Hasil Data Variabel Daya Ledak pemain sepakbola SMP 13
Negeri Padang ............................................................................................ 33
3. Distribusi Hasil Data Variabel Kelincahan pemain Sepakbola SMP
Negeri 13 Padang ....................................................................................... 35
4. Distribusi Hasil Data Variabel Kecepatan pemain sepakbola SMP
Negeri 13 Padang ....................................................................................... 37

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kerangka pembanggunan bangsa Indonesia secara keseleruhan,
menyangkut usaha penyiapan sumber daya manusia sebagai pelaksanaan
pembanggunan di masa yang akan datang. Salah satu usaha yang dapat
dilakukan adalah pembinaan generasi muda melalui pembinaan olahraga.
Tujuan dari pembinaan dan pengembangan olahraga adalah untuk
meningkatkan prestasi, maka untuk dapat mengejar prestasi puncak hendaknya
ditempuh melalui pendekatan secara ilmiah seperti yang dijelaskan dalam UU
RI No.3 pasal 20 ayat 5 (2005):
“Untuk kemajuan olahraga prestasi, pemerintah daerah dan atau
masyarakat dapat mengembangkan: a) Perkumpulan olahraga, b) Pusat
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
keolahragaan, c) Sentra pembinaan olahraga prestasi, d) Pendidikan dan
pelatihan tenaga keolahragaan, e) Prasarana dan sarana olahraga
prestasi, f) Sistem pemanduan dan pengembangan bakat olahraga, g)
Sistem Informasi keolahragaan; dan h) Melakukan uji coba kemampuan
prestasi olahragawan pada tingkat daerah, nasional dan Internasional
sesuai dengan kebutuhan”.
Berdasarkan uraian di atas untuk mencapai prestasi yang optimal
diperlukan suatu latihan yang terprogram dengan baik. Latihan juga
membentuk atau mengubah respon fisiologis, di samping elemen fisik yang
terlibat dalam latihan untuk menjadi seorang pemain yang handal. Pada saat ini
banyak hal yang perlu diperhatikan oleh pembina atau pelatih dan oleh atlet itu
sendiri, misalnya faktor teknik, taktik, mental dan kondisi fisik dan juga model
latihan yang mendukung peningkatan faktor–faktor di atas. Hal tersebut sesuai
1

dengan yang dikemukakan Sugiono (2008:1) bahwa untuk mencapai prestasi/
hasil yang sesuai dengan yang diharapkan dalam olahraga diperlukan berbagai
persyaratan antara lain :
(1) Bakat, minat, dan motivasi berolahraga pelaku (siswa), (2)
dukunggan moral dan materil dari keluarga, (3) proses pembinaan
secara berkesinambungan, dan terprogram, menggunakan pendekatan
dan metode yang baik, dalam waktu yang relative lama, (4) dukunggan
sarana dan prasarana yang memadai, (5) kondisi fisik yang baik,
geografis – klimatologis, dan cultural yang kondusif.
Dari kutipan di atas jelas bahwa untuk mencapai/mendapatkan hasil
sesuai dengan yang diharapkan dalam melakukan pembinaan olahraga sepak
bola salah satu faktor yang diperlukan adalah adanya bakat, minat dan diiringi
dengan kondisi fisik yang prima untuk berolahraga dari siswa itu sendiri.
Keberhasilan pembinaan olahraga di sekolah akan tergambar pada kemampuan
dalam mengaplikasikan semua bentuk/materi latihan yang sudah dirancang
sebelumnya dengan sistematis. Penerapan latihan yang sistematis, penuh
variasi, berkesinambungan merupakan faktor yang dapat menjawab tantanggan
pembinaan untuk mendapatkan suatu prestasi.
Menurut Syafruddin (1996:22) bahwa pencapaian prestasi ditentukan
oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal adalah
faktor yang berasal dari potensi yang ada pada diri pemain seperti kemampuan
kondisi fisik, teknik, taktik dan mental. Sementara faktor eksternal adalah
pengaruh yang timbul dari luar pemain itu sendiri seperti sarana dan prasarana,
pelatih, guru olahraga, dana, organisasi, iklim, cuaca, makanan yang bergizi
dan lain sebagainya.

Di samping faktor-faktor di atas prestasi sepakbola juga ditentukan
oleh bakat dan motivasi dari pemain itu sendiri, program dan metode latihan
serta usaha pembinaan yang teratur dan kontiniu dalam pembinaan yang
diarahkan kepada pencapaian keberhasilan bermain sepakbola dan
peningkatan prestasi. Dari keempat faktor internal tersebut kondisi fisik yang
terdiri daya ledak, kekuatan, kecepatan, kelincahan, dan daya tahan
merupakan dasar yang sangat dominan menentukan keberhasilan bermain
sepakbola meskipun ikut dipengaruhi oleh faktor- faktor lain seperti teknik,
taktik, dan mental.
Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga permainan yang bersifat
kelompok. Olahraga sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga
prestasi, yang menuntut stamina kuat dan gerakan yang cepat dan kelicahan
serta taktik bermain yang bagus. Oleh karena itu, untuk menjadi seorang
pemain sepakbola yang handal dan bermutu, diperlukan latihan yang teratur
serta berkesinambungan dan kemampuan kondisi fisik yang baik.
Berdasarkan pengamatan dan observasi yang penulis lakukan di
lapangan terhadap prestasi pemain sepakbola SMP Negeri 13 Padang terlihat
kurang baik. Kurang berprestasinya pemain sepakbola SMP Negeri 13 Padang
ini mungkin disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah faktor
kemampuan kondisi fisik yang dimiliki pemain kemampuan kondisi fisik
tersebut meliputi: daya tahan, daya ledak otot tungkai, kecepatan, kelincahan,
koordinasi gerakan. Tuntutan kemampuan kondisi fisik pemain sepakbola
secara umum harus berada pada kondisi baik. Karena permainan sepakbola

dilakukan dalam waktu 2x45 menit pada lapangan yang luas dengan gerakan-
gerakan kongkrit.
Namun kenyataanya yang penulis amati di lapangan, pemain
sepakbola SMP Negeri 13 Padang belum terlihat baik. Hal ini terlihat dengan
tidak mampunnya pemain bermain sepakbola secara baik. Pada sisi lain juga
terlihat seringnya pemain melakukan berbagai kesalahan teknik saat bermain.
Disamping faktor sarana prasarana latihan, dukungan orang tua, status gizi
pemain, dan postur tubuh yang dimiliknya. Rendahnya kemampuan kondisi
fisik pemain juga sangat berpengaruh yang disebabkan oleh beberapa faktor
seperti daya tahan, kelincahan, kecepatan, daya ledak otot tungkai. Dengan
demikian penelitian ini berjudul “ Tinjauan kondisi fisik pemain sepakbola
SMP Negeri 13 Padang“.
B. Identifikasi Masalah
Berdasakan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
tentang kondisi fisik pemain sepakbola di SMP Negeri 13 Padang, maka dapat
diidentifikasi beberapa variabel yang mempenggaruhi yaitu sebagai berikut.
(1) daya tahan, (2) kelincahan, (3) kecepatan, (4) daya ledak, (5) sarana dan
prasarana, (6) dukungan orang tua, (7) dukungan dan perhatian Komite
Sekolah, (8) motivasi pemain dalam berlatih.
C. Pembatasan Masalah.
Setelah dikemukakan kendala-kendala yang dapat menghambat
prestasi olahraga sepak bola di SMP Negeri 13 Padang, maka dengan
keterbatasan penulis akan penggetahuan, penggalaman, waktu, dan dana,

maka yang akan di teliti dalam penelitian ini hanya faktor kemampuan kondisi
fisik pemain yang menggikuti pembinaan olahraga sepak bola di SMP Negeri
13 Padangyang terdiri dari daya tahan, kelincahan, kecepatan dan daya ledak.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka dapat
dirumuskan suatu masalah yaitu: Bagaimanakah kemampuan kondisi fisik
daya tahan, daya ledak, kelincahan dan kecepatan pemain sepak bola di SMP
Negeri 13 Padang?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal berikut.
1. Daya tahan pemain dalam pembinaan olahraga sepak bola di SMP Negeri
13 Padang.
2. Daya ledak pemain dalam pembinaan olahraga sepak bola di SMP Negeri
13 Padang.
3. Kelincahan pemain dalam pembinaan olahraga sepak bola di SMP Negeri
13 Padang.
4. Kecepatan pemain dalam pembinaan olahraga sepak bola di SMP Negeri 13
Padang.
F. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbanggan ilmu
penggetahuan dan proses melatih di lapanggan, selain itu juga diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi:

1. Penulis, penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan pada fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Padang.
2. Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah, guru/Pembina, dan siswa dalam
pembinaan olahraga sepak bola di SMP Negeri 13 Padang.
3. Sebagai bahan masukan bagi para peneliti selanjutnya yang inggin meneliti
masalah yang sama yang lebih mendalam.
4. Sebagai sumbangan bahan bacaan di Perpustakaan.
5. Sebagai bahan masukan bagi jurusan Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Padang.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Permainan Sepakbola
Permainan sepakbola merupakan satu cabang olahraga yang
masing-masing tediri dari 11 orang pemain dan salah seorang dari pemain
menjadi penjaga gawang. Dimainkan dilapangan yang rata berbentuk
persegi panjang dengan ukuran panjangnya adalah 110 meter dan lebar 70
meter dan dibatasi garis selebar 12 centimeter serta dilengkapi oleh dua
buah gawang yang tingginya 2,44 meter dengan lebar 7,32 meter (Djezed,
1985:58).
Prinsip dalam sepakbola adalah bermain dengan sebaik– baiknya
dengan lawan serta memasukkan bola sebanyak-banyaknya kedalam
gawang lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri agar tidak
kemasukkan serta memperoleh kemenaggan, sebagaimana yang
diungkapkan oleh Muchtar (1992:81) bahwa sepakbola merupakan
permainan yang memakan waktu selama 2 x 45 menit pemain dituntut
untuk bergerak dan bukan hanya sekedar bergerak namun dalam bergerak
tersebut masih melakukan berbagai gerak fisik lainya seperti berlari sambil
menggiring bola, berlari kemudian harus berhenti secara tiba-tiba, berlari
sambil berbelok 90 derajat bahkan 180 derajat, melompat, meluncur
(sliding), beradu badan (body chart) bahkan terkadang berlanggar dengan
pemain lawan dalam kecepatan tinggi, semua itu menuntut kualitas fisik
pada tingkat tertentu untuk dapat memainkan sepakbola tersebut dengan
7

baik apalagi jika kita berbicara tentang sepakbola prestasi maka tuntutan
kondisi fisik ini akan lebih tinggi.
Kondisi fisik merupakkan persiapan yang paling dominan untuk
dapat melakukan penampilan fisik secara maksimal menurut Astrand
dalam Arsil (1999:6) menjelaskan bahwa komponen dasar kondisi fisik
ditinjau dari konsep muscular meliputi daya tahan (endurance), kekuatan
(strength), daya ledak (eksplosive power), kecepatan (speed), kelentukan
(flexibility), kelincahan (agility), keseimbnggan (balance), dan koordinasi
(coordination). Sedangkan jika ditinjau dari konsep metabolik terdiri dari
daya aerobic (aerobic power) dan daya anaerobic (anaerobic power).
Selain itu untuk mendukung kemampuan pemain agar bisa bermain
2 x 45 menit bahkan lebih kondisi fisik juga diperlukan untuk
memperkecil resiko cedara, karena sepakbola merupakan olahraga kontak
langsung. Pemain yang memiliki tingkat kondisi fisik rendah
kemungkinan terjadi cedera yang cukup tinggi.
Sepakbola juga merupakan olahraga yang memiliki aktivitas gerak
yang menuntut berbagai keterampilan teknik dan taktik disamping itu
sepakbola menuntut kreativitas teknik, keberanian untuk berbuat sesuatu
dan kepercayaan akan kemampuan sendiri. Menurut Batty (1986:4),
“sepakbola adalah sebuah permainan sedarhana dan dari permainan
sepakbola yang baik adalah melakukan hal-hal yang sederhana sampai
kepada tingkaat kesulitan yang tinggi”.

Menurut Sneyers (1990:10), “mutu permainan kesebelasan
ditentukan oleh pengguasaan teknik dasar tentang sepakbola, makin baik
teknik penguasaan bola oleh seorang pemain sepakbola maka mudah dia
dapat melepaskan diri dari suatu situasi yang gawat atau tekanan dari
pihak lawan”. Selanjutnya Sneyers (1990:20) menjelaskan bahwa pada
dasarnya adalah suatu usaha untuk mengguasai bola atau merebutnya
kembali bila sedang dikuasai lawan, bila teknik dasar suatu dikuasai maka
bola lebih lama berada dalam penguasaan para pemain akan lebih leluasa
untuk menentukan jalan pertandingan dan memasukan bola kegawang
lawan. Atlet yang kurang mengguasai teknik dasar akan lebih sering
kehilanggan bola, sehingga kesempatan untuk memenangkan pertandingan
menjadi berkurang. Selanjunya Coerver (1987:21 ) menjelaskan dalam
sepakbola harus dikuasai dulu teknik-teknik dasar untuk dapat bermain
dengan baik berlatih secara terarah.
Menurut Syafruddin (1996:3), “keterampilan dasar adalah sebagai
keterampilan teknik yang menjadi dasar dan harus dikuasai oleh pemain
dalam bermain sepakbola”. Teknik dalam sepakbola adalah hubungan
harmonis antara manusia dengan bola (PSSI, 1991:24) seterusnya Harsono
(1996:92) menyatakan teknik dasar merupakan suatu kemampuan yang
harus dimiliki oleh setiap pemain sepak bola, tekni dasar ini merupakan
senjata bagi pemain untuk memenangkan pertandingan.
Menurut Emral Abus (2005:22), “permainan sepakbola akan terjadi
kontak langsung antar pemain satu kesebelasan dengan pemain

kesebelasan lawan. Dengan kontak langsung tersebut memungkinkan
terjadinya pelanggaran bola meninggalkan lapangan, bola masuk gawang,
pemain dikeluarkan di lapangan, gangguan cuaca”. Untuk menindaklanjuti
diperlukan tindakan yang cepat dan tepat dalam waktu yang cepat dan
tepat pula dilapangan, keputusan ini akan menghindari terjadinya
kesalahan pahaman antar sesama pemain atau pemain dengan wasit.
Pemain sepakbola ini memiliki aktivitas gerak yang menuntut
berbagai keterampilan teknik dan taktik. Di samping itu sepakbola
menuntut kreativitas teknik, keberanian untuk dapat berbuat sesuatu dan
kepercayaan akan kemampuan diri sendiri, sebagaimana yang
diungkapkan oleh Syafruddin (1996:30) bahwa salah satu unsur atau
faktor penting untuk meraih suatu prestasi dalam olahraga adalah kondisi
fisik, disamping pengguasaan teknik, taktik dan kemampuan mental.
Seberapa besar penting dan penggaruhnya terhadap pencapaian suatu
prestasi olahraga sangat tergantung pada kebutuhan atau tuntutan setiap
cabang olahraga. Sementara itu, ada olahraga yang prestasinya ditentukan
oleh pengguasaan yang berimbang antara kondisi fisik, teknik, taktik dan
mental.
Keseluruhan komponen-komponen keterampilan teknik dasar
sepakbola perlu dilatih dan ditingkatkan kemampuannya sehingga
kematanggan teknik dan taktik dapat dijalankan dengan baik, untuk
menjadi seorang pemain sepakbola yang berkemampuan tinggi ia harus
memiliki seluruh keterampilan dasar sepakbola dengan baik.

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
keterampilan dasar sepakbola seperti menendang bola, menahan bola,
menyundul bola, gerak tipu dengan bola, gerak tipu tanpa bola dan
melempar bola sangat diperlukan oleh seorang pemain supaya dapat
bermain sepakbola dengan baik dan dapat mencetak prestasi yaitu berupa
kemenanggan.
2. Pengertian Kondisi Fisik
Kondisi fisik (phisycal conditioning) memegang peran yang sangat
penting untuk mempertahankan atau meningkatkan tingkat kesegaran
jasmani (phiscal fitness). Tingkat kesegaran jasmani sangat menentukan
fisiknya dalam melaksanankan kegiatan sehari-hari selain berguna untuk
meningkatkan kesegaran jasmani kondisi fisik merupakan program pokok
untuk pembinaan pemain berprestasi dalam suatu cabang olahraga.
Selanjutnya Harsono (1996) berpendapat kondisi fisik yang baik maka
akan ada:
“1) Peningkatan dalam kemampuan sirkulasi dan kerja jantung 2)
peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan dan
komponen kondisi fisik 3)gerak yang lebih baik pada waktu latihan
4) pemilihan yang cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan 5)
respon yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu–
waktu respon demikian di perlukan”.
Dalam permainan sepakbola kondisi fisik merupakan faktor utama
dalam mencapai prestasi karena dalam permainan sepakbola sangat
membutuhkan waktu yang lama yaitu 2 x 45 menit. Untuk itu tanpa
kondisi fisik yang baik pemain sepakbola tidak akan mampu menggikuti

jalannya suatu pertandingan dan sulit untuk mencapai prestasi yang
membanggakan.
Kondisi fisik dalam olahraga adalah semua kemampuan yang
menentukan prestasi dan realisasinya dilakukan melalui kesanggupan
pribadi (kemampuan dan motivasi). Secara umun kondisi fisik yang
diperlukan dalam masing-masing olahraga adalah sama, artinya setiap
cabang olahraga memerlukan kondisi fisik dalam uasaha mencapai prestasi
yang optimal begitu halnya dalam olahraga sepakbola.
Untuk terwujudnya prestasi maksimal kondisi fisik pemain
sepakbola yang baik merupakan suatu hal yang sangat diperlukan.
Menurut Jonat dan Krempel dalam Syafruddin (1996:32):
“Kondisi fisik itu dibedakan atas arti sempit kondis fisik
merupakan keadaan yang meliputi faktor kekuatan (strength)
kecepatan (speed) dan daya tahan (endurance) sedangkan dalam
arti luas adalah ketiga faktor diatas ditambah dengan faktor
kelincahan (flexibility) dan koordinasi (coordination).
Syafruddin (1996:35) berpendapat bahwa komponen kondisi fisik
terdiri dari dua bagian antara lain:
a. kondisi fisik umun
Menurut Syafruddin (1996:35), “kondisi fisik adalah
merupakan kemampuan dasar untuk menggembangkan kemampuan
prestasi tubuh yang terdiri dari komponen kekuatan, kecepatan daya
tahan dan kelentukan“. Fother dalam Syafruddin (1996:35)
mengatakan bahwa latihan kondisi fisik berarti latihan–latihan yang

beraneka ragam untuk mengembangkan kemampuan prestasi tubuh
dan merupakan dasar untuk meningkatkan kondisi fisik khusus.
b. Kondisi fisik khusus
Kondisi fisik adalah merupakan kemampuan yang langsung
dikaitkan dengan kebutuhan suatu cabang olahraga tertentu, Jonath dan
Krempel dalam Syafruddin (1996:36) mengatakan bahwa bila kondisi
dihubungkan dengan kemampuan prestasi dalam suatu cabang
olahraga tertentu, maka kondisi fisik di sini disebut sebagai kondisi
fisik khusus. Rothing Danurosing dalam Syafruddin (1996:36)
mengartikan kondisi fisik khusus sebagai sakah satu latihan yang
optimal dari kemampuan yang menentukan prestasi setiap cabang
olahraga.
3. Komponen Dasar Kondisi Fisik
Menurut Jonath dan Krempel bahwa secara persentase komponen-
komponen kondisi fisik yang dibutuhkan dalam permainan sepakbola
memberikan kontribusi yang berbeda-beda seperti daya tahan 30 persen,
kekuatan 15 persen, kecepatan 20 persen, kelentukan 15 persen dan
koordinasi 20 persen. Berdasarkan persentase dari komponen kondisi fisik
tersebut didasarkan kepada tingkat kebutuhanya dalam permainan
sepakbola itu sendiri.
a. Daya ledak / eksplosive power
Daya ledak merupakan salah satu dari komponen motorik yang
penting dalam kegiatan olahraga karena akan menetukan seberapa jauh

orang melompat, seberapa cepat orang berlari dan sebagainya.
Menurut Anasio dalam Arsil (1999:20), “daya ledak merupakan
hubungan antara kekuatan dengan kecepatan kontraksi otot dinamik
dan eksplosive dan melibatkan penggeluaran kekuatan otot maximum
dalam suatu durasi yang pendek.
Tanaka dalam Arsil (1989:17) menggemukakan daya ledak
sangat berperan dalam usaha-usaha pelolosan final sprint, sedangkan
menurut Here dalam Arsil (1989:25) bahwa kemampuan olahragawan
untuk menggatasi tahanan dengan suatu kecepatan kontraksi tinggi,
kontraksi tinggi diartikan sebagai kemampuan otot yang kuat dan cepat
dalam berkontraksi. Dapat disimpulkan bahwa daya ledak adalah
kemampuan kekuatan dengan cepat dalam waktu yang singkat untuk
memberikan momentum yang paling baik pada tubuh atau objek dalam
suatu gerakan eksplosive untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
b. Kekuatan/strength
Menurut Meusel dan Letzelter dalam Fauzan Hos (1989:56)
“kekuatan adalah sifat dasar manusia dengan kekuatan kita
menggerakkan suatu benda atau masa beban sendiri atau alat olahraga
dan kemampuan kekuatan dapat menggatasi hambatan, tahanan dengan
mempergunakan otot-otot.
Syafruddin (1996:32) menjelaskan bahwa kekuatan merupakan
kemampuan dasar kondisi fisik tanpa kekuatan orang tidak bisa
melompat, mendorong, menarik, menahan, mengangkat dan lain

sebagainya. Moehamad Sajoto (1988:54) menyatakan kekuatan adalah
komponen kondisi fisik yang menyangkut kemampuan seseorang pada
saat menggunakan otot-otot menerima beban dalam waktu kerja
tertentu.
Jonath dan Krempel dalam Syafruddin (1996:40) menyatakan
bahwa kemampuan kekuatan manusia tergantung dari beberapa faktor
sebagai berikut: (a) penampang serabut, (b) jumlah serabut otot, (c)
struktur bentuk, (d) panjang otot, (e) kecepatan kondisi otot, (f)
tingkat pereganggan otot, (g) koordinasi otot intra atau koordinasi
dalam otot, (h) koordinasi otot inter atau koordinasi antara otot-otot
tubuh yang bekerja sama pada satu gerakan yang diberikan, (i)
motivasi, ( j) usia dan jenis kelamin.
Kemampuan kekuatan manusia tidak terlepas dari apa yang
dikemukakan oleh para ahli tersebut, sebagai seorang atlet untuk
mendapatkan hasil yang bagus harus dapat memenuhi kriteria-kriteria
yang telah dikemukakan tersebut. Kekuatan adalah salah satu
komponen dasar kondisi fisik yang sangat besar peranya dalam suatu
cabang olahraga khususnya sepakbola seorang pemain tidak akan
maksimal ketika bermain apabila kekuatanya tidak baik sehinga akan
memberi efek yang buruk terhadap pemain tersebut seperti tendangan
yang kurang keras dan lain-lain. Seperti yang dijelaskan Arsil
(1989:56) dalam permainan sepakbola diperlukan 3 bentuk kekuatan:

“a) Kekuatan maximum adalah kemampuan otot dalam
kontraksi maksimal serta dapat melawan atau menahan dan
memindahkan beban maksimal pula, b) kekuatan ledakan
merupakan kemampuan sebuah otot atau segerombolan otot
untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan yang tinggi
dalam satu gerakan, c) kekuatan daya ledakan merupakan
kemampuan lamanya daya tahan otot untuk melawan tahanan
beban yang tinggi intesitasnya.”
Kekuatan merupakan kopmonen kondis fisik yang utama dari
kondis fisik secara keseluruhan karena merupakan daya penggerak
setiap aktivitas fisik, Friederich dalam Arsil (1989:56) mengemukakan
bahwa kekuatan adalah kemampuan dari suatu otot untuk bekerja
menahan beban secara maksimal. Menurut Costel dalam Syafruddin
(1996:49) kekuatan juga didefenisikan sebagai suatu kemampuan
maksimal untuk melakukan atau melawan gaya dengan kata lain
bahwa kekuatan berkontraksi dari otot dalam melakukan aktivitasnya.
Verducel dalam Syafruddin (1996:56) menyatakan bahwa
kekuatan adalah kemapuan otot untuk membanggun tenaga terhadap
suatu tahanan, sedangkan Harsono (1996:102) mengatakan bahwa
kekuatan adalah komponen kondisi fisik yang menyangkut masalah
kemampuan seorang atlit pada saat mengunakan otot-ototnya.
c. Kecepatan / Speed
Kecepatan adalah kemampuan seseorang dalam melakukan
gerakan berkesinambunggan dalam bentuk yang sama dalam waktu
yang sesingkat-singkatnya. Sajoto (1988:98) mendefenisikan
kecepatannya adalah suatu kemapuan reaksi otot yang ditandai dengan

pertukaran antara kontraksi dan relaksasinya yang menuju
kemaksimal.
Kecepatan reaksi menunjukan kemampuan untuk menjawab
secepat mungkin suatu rangsanggan melalui pendenggaran,
penglihatan, dan rasa (taktik) kecepatan reaksi dapat diubah dalam
waktu interval yang besar dimana waktu interval itu terjadi dari suatu
tanda (misalnya tembakan dalam start lari) yang diakhiri oleh gerakan
otot yang telah dibebani kecepatan gerakan siklis dan asiklis
menentukan waktu pelaksanaan pada aktivitas dengan adanya
hambatan luar yang sedikit. Kecepatan Asiklis ditandai oleh kecepatan
reaksi maksimal melalui suatu ekplosive dari otot, kecepatan gerakan
Siklis sering juga digambarkan sebagai gerakan yang berulang-ulang
dimana gerakan ini dapat dikenal melalui kontraksi sub maksimal.
“Kontrasi sub maksimal adalah hasil dari amplitudo gerakan dengan
frekuensi gerakan“ (Fauzan Hos, 1989:86).
Salah satu elemen penting dari kondisi fisik adalah kecepatan,
secara fisiologi diartikan sebagai kemampuan yang berdasarkan
kelentukan proses sistem persyarafan dan otot-otot yang melakukan
gerakan dalam satuan waktu tertentu. Jonath dan Krempel dalam
Syafruddin (1996:86) secara fisikalis dapat diartikan jarak dibagi
waktu dan hasil pengaruh kekuatan terhadap tubuh yang bergerak
dimana kekuatan dapat mempercepat tubuh. Jonath dan Krempel
dalam Syafruddin (1996:43) mengatakan kecepatan dibatasi oleh

faktor-faktor seperti kekuatan otot, teganggan otot, kecepatan reaksi,
kecepatan kontruksi, dan koordinasi.
d. Kelincahan
“Kelincahan adalah kemampuan seseorang dalam mengubah
arah dari satu posisi ke posisi lain di arena tertentu, atau seorang yang
mampu merubah satu posisi keposisiyang berbeda dengan kecepatan
tinggi dan koordinasi gerak yang baik” (Sajoto, 1988:60).
Dalam permainan sepakbola kondisi kelincahan sangat
diperlukan untuk menggontrol bola baik dalam waktu yang singkat
untuk mengatasi rampasan bola dari lawan, pemain sepakbola yang
memiliki kelincahan yang baik cendrung memiliki koordinasi gerakan
yang lancer, karena koordinasi merupakan kerjasama antara sistem
saraf pusat dan otot-otot yang dipergunakan dalam melakukan
gerakan.
Dalam permainan sepakbola akan kelihatan koordinasi gerakan
yang baik jika seseorang pemain dapat bergerak ke arah bola yang
datang sambil melakukan gerakan menahan bola, menendang dan
merubah arah sesuai dengan keingginan saat bermain.
e. Daya tahan kardiovaskuler
Dalam satu pertandinggan seorang pemain dituntut untuk
mampu bermain selama pertandinggan berlansung tanpa menggalami
kelelahan yang berarti dalam melaksanakan teknik dan taktik
sepakbola. Daya tahan yang dibutuhkan dalam olahraga sepakbola

adalah daya tahan aerobic dimana oksigen diperlukan sekali hingga
aktivitas berhenti, daya tahan adalah keadaan atau kondisi tubuh yang
mampu untuk bekerja dalam waktu yang lama tanpa menggalami
kelelahan yang berarti.
Arsil (1999:21) menjelaskan bahwa daya tahan dalam
sepakbola merupakan kesanggupan untuk melakukan aktivitas selama
berlangsung permainan. Dalam permainan sepakbola daya tahan
sangat diperlukan hal ini karena permainan sepakbola adalah
permainan yang dilakukan dengan cepat dalam lapangan yang luas dan
pemain dituntut bergerak aktif selama permainan berlangsung.
Menurut Harsono (1996:19), “daya tahan adalah keadaan atau kondisi
tubuh yang mampu untuk berlatih untuk waktu lama tanpa
menggalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan latihan
tersebut.
Jantung berperan besar dalam memberikan kontribusi yang
baik untuk mendapatkan daya tahan yang baik terhadap fungsi jantung,
akibat dari latihan gahwa pada waktu istirahat jumblah denyut nadi 1
menit pada orang yang terlatih lebih rendah daripada yang tidak
terlatih“. Jonhson dan Nelson dalam Arsil (1999:4) “frekwensi nadi
40 -60 pada olahragawan adalah suatu hal yang tidak jarang dijumpai“.
Secara fosiologis daya tahan berhubungan dengan kemampuan
jantung dan organ pernapasan. “Kemampuan jantung dapat menambah
volum semenit untuk transper dan oksigen dan zat-zat yang

dipergunakan dalam system metabolisme dengan adanya ketahanan
jantung dalam bekerja maka pompa darah akan lebih lancer sehinga
sel-sel yang memerlukan aliran darah dapat dipenuhi sesuai dengan
keperluan“, (Fox dalam Arsil, 1999:21).
Dari pernyataan di atas dapat dijelaskan bahwa kemampuan
sejumblah darah yang dikirim ke otot yang sedang aktif bergerak, dan
menggambil oksigen dari darah sebagai bahan bakar pada waktu tubuh
melakukan aktifitasnya, sedangkan V02max itu sendiri
menggambarkan tingkat aktivitas badan untuk mendapatkan oksigen
lalu menggirimkanya ke otot-otot serta sel-sel lain dan
menggunakanya dalam pengadaan energi. Dimana pada saat
bersamaan tubuh membuang sisa metabolisme yang dapat
menghambat aktivitas fisik dengan kata lain seseorang yang memiliki
jantung yang baik paru-paru dan peredaran darah yang baik maka
seseorang itu bisa bekerja dengan kontiniu tanpa mengalami kesalahan
yang berarti.
B. Kerangka Konseptual
Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan di atas, terkait dengan
kondisi fisik pemain sepak bola SMP Negeri 13 Padang. bahwa kemampuan
kondisi fisik pemain di pengaruhi oleh: daya tahan, daya ledak otot tungkai
karena permainan sepakbola dominan dimainkan dengan kaki, kelincahan
dan kecepatan. Untuk lebih memperjelas variabel-variabel yang diteliti serta

keterkaitan antar variabel tersebut dapatlah penulis gambarkan sebagai
berikut:
Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kerangka berfikir yang dikemukakan di atas maka
pertanyaan di dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimanakah daya tahan pemain dalam ekstrakurikuler olahraga
sepakbola di SMP Negeri 13 Padang?
2. Bagaimanakah daya ledak otot tungkai pemain dalam ekstrakurikuler
olahraga sepakbola di SMP Negeri 13 Padang?
3. Bagaimanakah kelincahan pemain dalam ekstrakurikuler olahraga
sepakbola di SMP Negeri 13 Padang?
4. Bagaimanakah kecepatan pemain dalam ekstrakurikuler olahraga
sepakbola di SMP Negeri 13 Padang
KemampuanKondisi fisik
1. Daya Tahan
2. Daya Ledak
3. Kelincahan
4. Kecepatan
Kondisi fisik pemain
sepakbola SMP
Negeri 13 Padang

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis, Tempat dan Waktu Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yang bertujuan
untuk mengetahui, meninjau dan mendiskripsikan suatu keadaan pada saat
penelitian dilakukan.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Adapun tempat penelitian ini diadakan di SMP Negeri 13 Padang,
dan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2011 – bulan
Januari 2012.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pemian sepakbola SMP
Negeri 13 Padang yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola yang
berjumlah sebanyak 20 orang.
2. Sampel
Menurut Hadi (1993:321): “jika populasi kurang dari 100, lebih
baik semua populasinya dijadikan sampel, selanjutnya jika populasinya
lebih dari 100 maka sampelnya minimal 10-25%. Berdasarkan pendapat
di atas maka penarikan sampel yang dilakukan yaitu total sampling
artinya seluruh populasi yang ada dijadikan sebagai sampel penelitian.
22

C. Defenisi Operasional
Untuk menghindari perbedaan pemahaman tentang istilah yang
digunakan dalam penelitian ini perlu dijelaskan istilah yang digunakan,
kondisi fisik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan fisik
yang mampu mendukung aktivitas dalam melakukan permainan sepakbola
yang dilihat dari 4 aspek yakni daya ledak, kecepatan, kelincahan dan daya
tahan.
1. Daya ledak adalah kemampuan kekuatan dengan cepat dalam waktu yang
singkat untuk memberikan momentum yang paling baik pada tubuh atau
objek dalam suatu gerakan eksplosive untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki.
2. kecepatan, secara fisiologi diartikan sebagai kemampuan yang berdasarkan
kelentukan proses sistem persyarafan dan otot-otot yang melakukan
gerakan dalam satuan waktu tertentu. kecepatan dibatasi oleh faktor-faktor
seperti kekuatan otot, teganggan otot, kecepatan reaksi, kecepatan
kontruksi, dan koordinasi.
3. Dalam permainan sepakbola kondisi kelincahan sangat diperlukan untuk
menggontrol bola baik dalam waktu yang singkat untuk mengatasi
rampasan bola dari lawan, pemain sepakbola yang memiliki kelincahan
yang baik cendrung memiliki koordinasi gerakan yang lancer, karena
koordinasi merupakan kerjasama antara sistem saraf pusat dan otot-otot
yang dipergunakan dalam melakukan gerakan.

4. Daya tahan adalah kemampuan untuk bekerja atau berlatih dalam waktu
yang lama tanpa mengalami kelelahan. Daya tahan yang dibutuhkan dalam
olahraga sepakbola adalah daya tahan aerobic dimana oksigen diperlukan
sekali hingga aktivitas berhenti, daya tahan adalah keadaan atau kondisi
tubuh yang mampu untuk bekerja dalam waktu yang lama tanpa
mengalami kelelahan yang berarti.
D. Jenis dan Sumber Data
Variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
variabel bebasnya yaitu kemampuan kondis fisik, yang meliputi: daya tahan,
daya ledak otot tungkai, kelincahan dan kecepatan. Sedangkan yang menjadi
variabel terikatnya adalah kondisi fisik pemain sepakbola SMP Negeri 13
Padang. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer, yaitu
data yang diambil langsung melalui tes daya tahan, kelincahan, kecepatan,
daya ledak otot tungkai di SMP Negeri 13 Padangdan data sekunder, yang
diperoleh dari dokumentasi dengan guru Pembina/pelatih sepakbola di SMP
Negeri 13 Padang. Sedangkan sumber data di dalam penelitian ini adalah
pemain sepakbola di SMP Negeri 13 Padang.
E. Teknik dan Alat Penggumpulan Data
Berhubung data yang diperlukan dalam penelitian ini merupakan data
primer maka penggambilan data dilakukan dengan cara melaksanakan tes
dilakukan sebagai berikut :

1. Tes daya ledak otot tungkai (Eksplosive Power)
Untuk menggukur daya ledak otot tungkai, penulis mengunakan
item tes Standing Broad Jump. Nurhasan (1999:223) dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Tujuan yaitu untuk mengukur komponen daya ledak komponen power
otot ekstensor tungkai
b. Nama tes yaitu lompat jauh tanpa awalan (Standing Broad Jump)
c. Alat yaitu tempat melompat yang datar/ bak pasir, meteran, alat tulis
untuk mencatat hasil tes.
d. Cara pelaksanaan yaitu testee berdiri pada papan tolakan dengan lutut
ditekuk membentuk sudut 45 derajat kedua lenggan lurus kebelakang
kemudian testee menolak kedepan dengan tumpuan kedua kaki secara
bersama-sama. Penggukuran dilakukan tiga kali penggulangan kepada
setiap testee. Cara menggukur adalah jarak dari batas papan tolakan
sampai dengan tumpuan kaki atau anggota badan lainya yang terdekat
dengan papan tolakan.
e. Skor dihitung adalah jarak lompatan yang terjauh yang dicapai setiap
testee dan dicatat sebagai skor akhir.

Gambar 2. Tes daya ledak otot tungkai ( Standing broad jump )
Norma Standarisasi Daya Ledak
Kategori Skor
Baik sekali > 301
Baik 240 – 300
Sedang 115 – 239
Kurang 54 – 114
Kurang sekali 0 - 53
Sumber: Pratizal Measurement For Evaluation In Physical
education Johnson 1986
2. Kecepatan (speed)
Menurut Rusli (1988:223) bahwa tes kecepatan dapat dilaksanakan
dengan petunjuk sebagai berikut:
a. Tujuan yaitu untuk mengukur komponen kecepatan
b. Nama tes yaitu lari 50 meter
c. Alat yaitu Stopwacth, meteran, patok, lintasan 50 meter, pluit atau
bendera

d. Cara pelaksanaan yaitu coba berdiri dibelakang garis start, dengan sikap
start melayang (bediri), pada aba-aba “ya” testee berusaha lari menuju
lintasan yang telah ditentukan secepat mungkin mencapai garis finish.
Tiap testee diberi kesempatan 2 kali percobaan
e. Skor yaitu waktu tempuh yang tebaik dari 2 kali percobaan.
Gambar 3. Tes kecepatan ( lari 50 meter )
Norma Standarisasi Kecepatan
Kategori Waktu/detik
Baik sekali ≤ 4,6
Baik 4,7 – 5,7
Sedang 5,8 - 6,8
Kurang 6,9 – 7,9
Kurang sekali ≥8
Sumber: Penetapan Parameter Test Pada Pusat Pendidikan
dan Pelatihan Pelajar dan Sekolah

3. Kelincahan (agility)
Menurut AAHPER (American association for helth physical
education and recreationt ) dalam Arsil (1989:164) bahwa tes kelincahan
dapat dilakukan dengan menggunakan tes Zig-zag Run, bentuk
pelaksanaannya sebagai berikut:
a. Tujuan yaitu menggukur kelincahan dan koordinasi dalam bergerak dan
merubah arah
b. Nama tes yaitu Zigzag Run
c. Alat yaitu Stopwatch, formulir (alat tulis), lapanggan (lintasan lari) dan
kursi / patok sebanyak 5 buah diletakan dalam jarak 10 feet (3,048 m)
yang dimulai dari garis start
d. Prosedur pelaksanaan yaitu 5 kursi/patokditempatkan satu baris 10 kaki
(3,048 m) terpisah dan berhadapan dengan garis start. Kursi yang
pertama adalah 10 kaki (3,048 m) didepan garis start. Pokok materi
dimulai dari belakang garis start dengan isyarat “go” peserta tes berlari
di sebelah kanan kursi yang pertama kemudian menuju kearah kiri dari
kursi kedua. Peserta tes berlari seterusnya sampai melewati kursi yang
terakhir dan berbalik melewati semua kursi patok hingga kembali ke
garis start, ia melingkar disekitar kursi yang terakhir dan berlari keluar
masuk kursi dankembali ke start, dia tidak diizinkan untuk memukul
kursi tersebut tiap peserta diberi 2 kali kesempatan
e. Skor yaitu waktu yang terbaikyang ditempuh dari 2 kali kesempatan.

Gambar 4. Tes kelincahan ( Zig-zag run )
Norma Standarisasi Kelincahan
Kategori Waktu/detik
Baik sekali 6, 8 – 8,0
Baik 8,1 – 9,3
Sedang 9,4 – 10,1
Kurang 10,2 – 11,3
Kurang sekali 11,4 – 15,0
Sumber: AAHPER (American Association For Healt Physical
Education and Recreation) dalam
Kir Kendall (1980:171)
4. Daya tahan
Tes ini bertujuan untuk menggukur daya tahan jantung, paru-paru
dan kardiovaskuler, pelaksanaanya sebagai berikut :
a. Alat yang digunakan: stop watch, pluit. Sikap permulaan : peserta
berdiri dibelakang garis start.

b. gerakan: pada aba-aba “siap” peserta besiap-siap mengambil sikap start
berdiri kemudian pada aba-aba “ya” peserta lari menuju garis finish
yang menempuh jarak 2400 meter
c. Pencatatan hasil, pengambilan waktu dilakukan dari saat pluit
dibunyikan sampai peserta tiba melintasi garis finish. Hasil adalah
waktu yang dicapai dalam satuan menit dan detik setelah sampai pada
jarak 2400 meter.
Norma Standarisasi Daya Tahan
Kategori Waktu/detik
Baik sekali 8,37 – 9,40
Baik 9,41 – 11,48
Sedang 10,49 – 12,10
Kurang 12,11 – 15,30
Kurang sekali >15,31
Sumber: Kemenegpora RI Tahun 2005
F. Teknik Analisis Data
Setelah semua data diperoleh dalam penelitian ini, data diolah dengan
menggunakan statistik deskriptif (tabulasi frekuensi). Dengan cara hanya
mendeskripsikan hasil temuan yang diperoleh dari berbagai pengukuran (tes)
terhadap tingkat kondisi fisik. Adapun rumus dalam Sujiono (2004:43) yang
digunakan adalah sebagai berikut:
P = F x 100 %
n

Keterangan :
P = Persentase yang dicari
F = Frekuensi
n = Jumlah sampel
Selanjutnya, mengelompokkan hasil persentasi menggunakan skala 5.
Selanjutnya, membuat histogram kondisi fisik pemain sepakbola dan
berikutnya pembahasan.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian sesuai dengan data
yang diperoleh dari hasil pengukuran terhadap kondisi fisik pemain sepak bola
yang terdiri dari empat item tes yaitu daya tahan dengan tes lari 2400 meter, daya
ledak otot tungkai dengan tes standing broad jump, kelincahan denga
menggunakan tes zig-zug run dan kecepatan dengan menggunakan tes lari 50
meter. Dengan demikian akan di deskripsikan data kondisi fisik untuk masing-
masing item tes yang diteliti.
C. Deskripsi Data
5. Variabel Daya Tahan (Lari 2400 Meter)
Untuk variabel daya tahan dengan menggunakan tes lari 2400
meter yang dilakukan pengukuran terhadap 20 orang pemain dalam
pembinaan olahraga sepakbola di SMP Negeri 13 Padangdiperoleh rata-
rata hitung (mean) 15,27, simpangan baku (standar deviasi) 0,84, nilai
tertinggi 16,43 dan nilai terendah 14,10. Selanjutnya distribusi hasil data
variabel daya tahan dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Distribusi Hasil Data Variabel Daya Tahan
pemain sepakbola SMP 13 Negeri Padang
Kategori Waktu/detik Frekuensi
absolut
Frekuensi relatif
Baik sekali 8,37 – 9,40 0 0
Baik 9,41 – 11,48 0 0
Sedang 10,49 – 12,10 0 0
32

Kurang 12,11 – 15,30 11 55
Kurang sekali >15,31 9 45
Jumlah 20 100
Berdasarkan hasil data pada tabel 1 tentang variabel daya tahan
tidak ada satu orangpun yang memiliki kategori baik sekali, baik dan
kategori sedang. Selanjutnya yang memiliki kategori kurang yaitu
sebanyak 11 orang (55%) dan yang memiliki kategori kurang sekali adalah
sebanyak 9 orang (45%). Untuk lebih jelasnya hasil data variabel daya
tahan pemain sepakbola tersebut dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini.
Gambar 5. Variabel Daya Tahan pemain sepakbola SMP Negeri 13 Padang
Dari uraian pengkategorian hasil data daya tahan yang diperoleh
dari pemain dalam pembinaan olahraga sepakbola di SMP Negeri 13
Padang, pemain yang berada di atas skor kelompok rata-rata yaitu
0% 0% 0%
55%
45%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Baik Sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali

sebanyak 8 orang (40%), dan dalam skor kelompok rata-rata adalah 7
orang (35%). Sedangkan yang memiliki skor di bawah rata-rata yaitu
sebanyak 5 orang (25%).
6. Variabel Daya Ledak Otot Tungkai (Tes Standing Broad Jump)
Untuk variabel daya ledak dengan menggunakan tes standing
broad jump yang dilakukan pengukuran terhadap 20 orang pemain dalam
pembinaan olahraga sepakbola di SMP Negeri 13 Padang diperoleh rata-
rata hitung (mean) 190, simpangan baku (standar deviasi) 15,84, nilai
tertinggi 218 dan nilai terendah 157. Selanjutnya distribusi hasil data
variabel daya ledak tersebut dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Distribusi Hasil Data Variabel Daya Ledak pemain sepakbola
SMP 13 Negeri Padang
Kategori Skor Frekuensi absolut Frekuensi relatif
Baik sekali > 301 0 0
Baik 240 – 300 0 0
Sedang 115 – 239 20 100
Kurang 54 – 114 0 0
Kurang sekali 0 - 53 0 0
Jumlah 20 100
Berdasarkan hasil data pada tabel 2 tentang variabel daya ledak
otot tungkai tidak ada satu orangpun yang memiliki kategori baik sekali
dan baik. Selanjutnya yang memiliki kategori sedang yaitu sebanyak 20
orang (100%) dan tidak ada satu orangpun yang memiliki daya ledak

kategori kurang dan kurang sekali. Untuk lebih jelasnya hasil data variabel
daya ledak otot tungkai pemain sepakbola tersebut dapat dilihat pada
gambar 3 di bawah ini.
Gambar 6. Variabel Daya Ledak Pemain Sepakbola SMP Negeri 13 Padang
Dari uraian pengkategorian hasil data daya ledak otot tungkai
pemain dalam pembinaan olahraga sepakbola di SMP Negeri 13 Padang,
pemain yang berada di atas skor kelompok rata-rata yaitu sebanyak 11
orang (55%), dan dalam skor kelompok rata-rata tidak ada satu orangpun
yang memilikinya. Sedangkan yang memiliki skor di bawah rata-rata yaitu
sebanyak 9 orang (45%).
7. Variabel Kelincahan (Zig-Zug Run)
Untuk variabel kelincahan dengan menggunakan tes zig – zug run
yang dilakukan pengukuran terhadap 20 orang pemain dalam pembinaan
0% 0%
100%
0% 0%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Baik Sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali

olahraga sepakbola di SMP Negeri 13 Padang, diperoleh rata-rata hitung
(mean) adalah 8, dan simpangan baku (standar deviasi) yaitu 0,40.
Sedangkan nilai tertinggi adalah 8,78 dan nilai terendah 7,25. Selanjutnya
distribusi hasil data variabel kelincahan pemain dalam pembinaan olahraga
sepakbola di SMP Negeri 13 Padang, dapat dilihat pada tabel 3
Tabel 3. Distribusi Hasil Data Variabel Kelincahan pemain
Sepakbola SMP Negeri 13 Padang
Kategori Waktu/detik Frekuensi absolut Frekuensi relatif
Baik sekali 6, 8 – 8,0 10 50
Baik 8,1 – 9,3 10 50
Sedang 9,4 – 10,1 0 0
Kurang 10,2 – 11,3 0 0
Kurang sekali 11,4 – 15,0 0 0
Jumlah 20 100
Berdasarkan hasil data pada tabel 3 tentang variabel kelincahan,
dari 20 orang pemain yang memiliki kategori baik sekali dan kategori baik
masing-masing adalah 10 orang (50%). Sedangkan yang memiliki kategori
sedang, kategori kurang dan kategori kurang sekali tidak ada satu
orangpun yang memilikinya.
Untuk lebih jelasnya hasil data variabel kelincahan pemain dalam
pembinaan sepakbola di SMP Negeri 13 Padangtersebut dapat dilihat pada
gambar 4 di halaman berikutnya.

Gambar 7. Variabel Kelincahan pemain sepakbola SMP Negeri 13 Padang
Dari uraian pengkategorian hasil data kelincahan pemain dalam
pembinaan olahraga sepakbola di SMP Negeri 13 Padang, pemain yang
berada di atas skor kelompok rata-rata yaitu 2 orang (10%), dan dalam
skor kelompok rata-rata adalah sebanyak 16 orang (80%). Sedangkan yang
memiliki skor di bawah kelompok rata-rata yaitu 2 orang (10%).
8. Variabel Kecepatan
Untuk variabel kecepatan dengan menggunakan tes lari 50 meter
yang dilakukan pengukuran terhadap 20 orang pemain dalam pembinaan
olahraga sepakbola di SMP Negeri 13 Padang, diperoleh rata-rata hitung
(mean) adalah 8,55, dan simpangan baku (standar deviasi) 0,60.
Sedangkan nilai tertinggi adalah 9,69 dan nilai terendah yaitu 7,43.
Selanjutnya distribusi hasil data variabel kecepatan dapat dilihat pada tabel
4 di bawah ini.
50% 50%
0% 0% 0%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Baik Sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali

Tabel 4. Distribusi Hasil Data Variabel Kecepatan pemain sepakbola
SMP Negeri 13 Padang
Kategori Waktu/detik Frekuensi absolut Frekuensi relatif
Baik sekali ≤ 4,6 0 0
Baik 4,7 – 5,7 0 0
Sedang 5,8 - 6,8 0 0
Kurang 6,9 – 7,9 2 10
Kurang sekali ≥8 18 90
Jumlah 20 100
Berdasarkan hasil data pada tabel 4 tentang variabel kecepatan, dari
20 orang pemain tidak ada satu orangpun yang memiliki kategori baik
sekali, baik dan kategori sedang. Selanjutnya yang memiliki kategori
kurang yaitu 2 orang (10%) dan yang memiliki kategori kurang sekali
adalah sebanyak 18 orang (90%). Untuk lebih jelasnya hasil data variabel
kecepatan pemain sepakbola tersebut dapat dilihat pada gambar 5 di bawah
ini.

Gambar 8. Variabel Kecepatan
Dari uraian pengkategorian hasil data kecepatan yang diperoleh
dari pemain dalam pembinaan olahraga sepakbola di SMP Negeri 13
Padang, pemain yang berada di atas skor kelompok rata-rata yaitu
sebanyak 8 orang (40%), dan dalam skor kelompok rata-rata adalah 10
orang (50%). Sedangkan yang memiliki skor di bawah rata-rata yaitu 2
orang (10%).
D. Pembahasan
Pertanyaan Pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah
Bagaimanakah daya tahan pemain dalam pembinaan olahraga sepakbola di
SMP Negeri 13 Padang?. Berdasarkan analisis data, ternyata tidak satu
orangpun pemain sepakbola di SMP Negeri 13 Padang yang memiliki daya
tahan dalam kategori baik sekali dan baik. Artinya hampir semua pemain
sepakbola tersebut memiliki daya tahan rendah sekali.
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa pemain sepakbola di SMP Negeri
13 Padang tidak memiliki daya tahan yang tinggi. Menurut Harsono (1996:19)

daya tahan adalah “keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk berlatih
untuk waktu lama tanpa menggalami kelelahan yang berlebihan setelah
menyelesaikan latihan tersebut. Permainan sepakbola yang berlangsung selama
2x45 menit menuntut pemain untuk memiliki daya tahan yang tinggi. Tampa
daya tahan yang tinggi, pemain tidak akan mampu menyelesaikan tugas
gerakan-gerakan seperti berlari, melompat dan sebagainya selama permainan
berlangsung. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa daya tahan pemain yang
rendah yang membuat mereka cepat mengalami kelelahan dan tidak mampu
bertahan bermain dengan baik selama pertandingan, sehingga dalam
pembinaan sepakbola kurang memiliki prestasi di SMP Negeri 13 Padang.
Pertanyaan Kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah
Bagaimanakah daya ledak pemain dalam pembinaan olahraga sepakbola di
SMP Negeri 13 Padang?. Berdasarkan analisis data, ternyata tidak satu
orangpun pemain sepakbola di SMP Negeri 13 Padang yang memiliki daya
ledak otot tungkai dalam kategori baik sekali dan baik dan semua atlet
sepakbola yaitu 20 orang (100%) tersebut memiliki daya ledak otot tungkai
dalam kategori sedang.
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa semua pemain sepakbola di SMP
Negeri 13 Padang, tidak memiliki daya ledak otot tungkai dengan baik. Artinya
pemain sepakbola ini kurang terbiasa melakukan latihan-latihan yang
berhubungan dengan daya ledak otot tungkai. Arsil (1999:25) mengatakan
bahwa daya ledak adalah kemampuan olahragawan untuk menggatasi tahanan
dengan suatu kecepatan kontraksi tinggi, kontraksi tinggi diartikan sebagai

kemampuan otot yang kuat dan cepat dalam berkontraksi. Dapat disimpulkan
bahwa daya ledak adalah kemampuan kekuatan dengan cepat dalam waktu
yang singkat untuk memberikan momentum yang paling baik pada tubuh atau
objek dalam suatu gerakan eksplosive untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki. Misalnya saja daya ledak otot tungkai sangat dibutuhkan dalam
menendang, seperti menendang bola ke gawang, melakukan long passing atau
tendangan jauh, tendang sudut dan sebagainya.
Pertanyaan Ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah
Bagaimanakah kelincahan dalam pembinaan olahraga sepakbola di SMP
Negeri 13 Padang?. Berdasarkan analisis data, ternyata 10 orang (50%) pemain
sepakbola di SMP Negeri 13 Padang yang memiliki kelincahan dalam kategori
baik sekali dan atlet yang memiliki kelincahan dalam kategori baik juga
ditemukan sebanyak 10 orang (50%). Artinya semua pemain sepakbola di SMP
Negeri 13 Padang memiliki kelincahan yang baik. Menurut (Sajoto 1988:60)
kelincahan adalah “kemampuan seseorang dalam merubah arah dari satu posisi
ke posisi lain diarena tertentu, atau seorang yang mampu merubah satu posisi
keposisiyang berbeda dengan kecepatan tinggi dan koordinasi gerak yang
baik”.
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa pemain sepakbola di SMP Negeri
13 Padang, memiliki kemampuan yang tinggi dalam merubah-rubah arah dari
suatu posisi ke posisi yang lain. Bila dikaitkan dalam bermain sepakbola,
kelincahan akan terlihat misalnya saja pada saat menggiring bola dengan tujuan
untuk memindahkan bola dari suatu tempat ketempat lain dengan gesit dan

cekatan. Hal ini penting artinya dalam menghidari bola dari rampasan lawan
atau bola masih dalam penguasaan yang membawa bola.
Pertanyaan Keempat yang diajukan dalam penelitian ini adalah
Bagaimanakah kecepatan pemain dalam pembinaan olahraga sepakbola di
SMP Negeri 13 Padang?. Berdasarkan analisis data, ternyata tidak satu
orangpun pemain sepakbola di SMP Negeri 13 Padang yang memiliki
kecepatan dalam kategori baik sekali dan kategori baik. Artinya semua pemain
dalam pembinaan olahraga sepakbola di SMP Negeri 13 Padang, tidak
memiliki kecepatan yang tinggi.
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa pemain sepakbola di SMP Negeri
13 Padang tidak memiliki kemampuan dalam melakukan gerakan
berkesinambunggan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-
singkatnya. Selanjutnya Sajoto (1988:98) mengartikan kecepatan sebagai suatu
“kemampuan reaksi otot yang ditandai dengan pertukaran antara kontraksi dan
relaksasinya yang menuju kemaksimal”. Dalam permainan sepakbola
kecepatan pemain untuk berlari secepat-cepatnya apakah dengan bola atau
tanpa bola sudah merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh seoarang
pemain sepakbola.
Berdasarkan uraian tentang temuan dari analisis data terhadap
keempat komponen kondisi fisik yang meliputi : daya tahan, daya ledak otot
tungkai, kelincahan dan kecepatan, maka dapat disimpulkan secara garis besar
pemain dalam pembinaan olahraga sepakbola di SMP Negeri 13 Padang,
kurang memiliki kondisi fisik yang baik. Pada hal kondisi fisik merupakan

salah satu faktor yang mendukung pencapaian suatu prestasi tinggi dari
seorang pemain, Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembinaan pemain
sepakbola di SMP Negeri 13 Padang ini kurang berprestasi salah satu faktor
penyebabnya adalah rendahnya kemampuan kondisi fisik pemain.
Untuk mendapatkan kondisi fisik yang baik harus dilatih dan dibina
sesuai dengan seberapa besar kebutuhan cabang olahraga tersebut terhadap
kondisi fisik. Seorang pelatih akan menggalami kesulitan apabila tidak
memperhatikan dasar-dasar latihan yang tepat untuk para pemainnya dan
dalam menentukan tujuan pembinaan kondisi fisik perlu diperhatikan dasar-
dasar latihan. Begitu juga dalam latihan-latihan untuk meningkatkan
kemampuan kondisi fisik pemain dalam bermain sepakbola di SMP Negeri 13
Padang.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berpedoman pada temuan hasil penelitian tentang Pembinaan, sepakbola di
SMP Negeri 13 Padang, maka dapat ditarik kesimpulan dan saran yakni sebagai
berikut:
C. Kesimpulan
1. Daya tahan pemian sepakbola di SMP Negeri 13 Padang rendah sekali.
2. Daya ledak otot tungkai pemain sepakbola di SMP Negeri 13 Padang
belum begitu baik, karena semua atlet 20 orang (100%) tersebut memiliki
daya ledak otot tungkai dalam kategori sedang.
3. Semua pemain sepakbola di SMP Negeri 13 Padang memiliki kelincahan
yang baik.
4. Semua pemain sepakbola di SMP Negeri 13 Padang, tidak memiliki
kecepatan yang tinggi.
D. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka saran-
saran yang dapat ditujukan kepada:
1. Pelatih, agar dapat memberikan bentuk – bentuk latihan daya tahan, daya
ledak otot tungkai dan kecepatan, yang merupakan komponen kondisi fisik
yang dibutuhkan pemain dalam bermain sepakbola.
2. Pemain, agar lebih giat lagi dalam berlatih, terutama dalam latihan-latihan
yang dapat meningkatkan kemampuan kondisi fisik, seperti latihan yang
dapat meningkatkan daya ledak otot tungkai, kecepatan dan daya tahan.
44

3. Pihak sekolah, agar memperhatikan, memberikan kesempatan mengikuti
pertandingan-pertandingan sepakbola persahabatan dengan sekolah lain,
sehingga kemampuan pemain dalam bermain dapat dievaluasi.

DAFTAR PUSTAKA
Arsil. 1989. Pentingnya Latihan Kondisi Fisik untuk Meningkatkan Prestasi
Sepakbola. (makalah) Padang: FPOK IKIP Padang.
Arsil. 1999. Pembinaan Kondisi Fisik. Padang. FPOK IKIP Padang.
Batty, E.C. 1986. Latihan Sepakbola Metode Baru Serangan. Bandung. CV Pionir
Jaya.
Coerver, Wiel. 1987. Pembinaan Sepakbola Idel. Jakarta: PT. Gramedia.
Djezed, Zulfar. 1985. Buku Pelajaran Sepakbola. FPOK IKIP Padang.
Hadi, 1993. Manajemen Penelitian. Jakarta: Melton Putra
Harsono 1996. Prinsip-prinsip Kepelatihan. Jakarta: FPOK IKIP Padang
Hos, Fauzan. 1989. Teori Gerak. FPOK IKIP Padang
Kantor Menpora. 1984. Pola Dasar Pembangunan Olahraga. Jakarta: Kantor
Menteri Negara Pemuda dan Olahraga.
Kirkendall, Don R. 1980. Measurement and Evoluation for Physical Educators.
Iowa: WM. C Bromn Company Publishers.
Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan.
Menegpora. 2005. Panduan Penetapan Parameter Tes Pada Pusat Pendidikan,
Pelatihan Pelajar dan Sekolah Khusus Olahragawan. Jakarta.
Muchtar, Remmy 1992. Olahraga Pilihan Sepakbola. Proyek Pembinaan Tenaga
Kependidikan
Hurhasan. 1999. Manusia dan Olahraga. Bandung: ITB dan FPOK IKIP Bandung.
Peraturan Menteri. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran
Penjasorkes. Jakarta: Dedikbud
Sajoto, Mochmad. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga, Jakarta:
Depdikbud.

Sneyers, Jef. 1998. Latihan dan Strategi Bermain Sepak Bola. Jakarta: PT Rosda
Jayapura.
Sudjana. 1992. Metode Statistika edisi Ke-5. Bandung : Tarsito.
Sugiono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D.
Bandung: CV. Alfabeta.
Suharta, Asep 2000. Metodologi Latihan Strenght. Jakarta: Forum Olahraga, juni
2000.
Syafruddin. 1996. Pengantar Ilmu Melatih Jilid I. Padang : FPOK – IKIP
Winkel, WS 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT.
Gramedia.

LAMPIRAN:
REKAP DATA HASIL TES KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA
NO NAMA ATLET LARI 2400
METER
STANDING
BROAD
JUMP
ZIG-
ZAG
RUN
LARI
50
METER
1 TANZIL 14.20 180 8.35 8.16
2 TULUS 16.43 173 7.91 8.52
3 BUDIMAN 15.32 177 8.22 8.22
4 AHMAD 14.51 218 7.72 7.48
5 RONI MARTA 15.17 190 8.38 8.49
6 JEFRI EPENDI 16.02 190 8.09 8.44
7 M.ROMA 14.10 210 7.69 7.43
8 EKO SURYA 14.23 205 7.25 8.22
9 FADILATUL 15.18 200 8.18 9.69
10 RANDIKA 15.52 202 7.87 9.16
11 ARRIVAL
ORTEGA
16.25 200 8.12 8.54
12 RAVI SEPTIA 15.20 207 7.57 9.13
13 BADRUL
FADAL
16.31 180 7.44 9.22
14 DIKI
GUSPERDIAN
16.19 168 7.82 8.43
15 FEKRIYANTO 16.22 180 8.43 8.22
16 FAJAR BAHARI 15.12 206 8.78 8.43
17 TIO YOLANDA 14.50 157 8.62 8.16
18 RAHMADANI 14.43 185 7.88 9.5
19 TRIDITIA 14.27 194 7.54 9.22
20 HADI 16.31 180 8.20 8.32
Nilai Rata-rata 15.27 190.10 8 8.55
Standar Deviasi 0.84 15.84 0.40 0.60
Nilai Tertingi 16.43 218 8.78 9.69
Nilai Terendah 14.10 157 7.25 7.43

Gambar 1. Tes Daya Tahan ( lari 2400 Meter )

Gambar 2. Tes Daya Ledak Otot Tungkai ( Standing Broad Jump )
Gambar 3. Tes Kelincahan (zigzag run)

Gambar 4. Tes Kecepatan ( Lari 50 Meter )
Gambar 5. siswa yang menggikuti ekstrakurikuler sepakbola
di SMP Negeri 13 Padang

Gambar 6. SMP Negeri 13 Padang