Landasan Teroretis Kondisi Fisik

download Landasan Teroretis Kondisi Fisik

of 22

Transcript of Landasan Teroretis Kondisi Fisik

  • 8/16/2019 Landasan Teroretis Kondisi Fisik

    1/22

    9

    BAB II

    LANDASAN TEORITIS

    A.  Kajian Teoritis

    1.  Hakikat Kondisi Fisik

    Kondisi fisik menurut Sajoto (1988:37) adalah : “satu prasarat yang sangat

    diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet bahkan dapat dikatakan

    sebagai keperluan dasar yang tidak dapat ditunda atau ditawar-tawar lagi atau titik

    tolak suatu olahraga prestasi” 

    Dari uraian diatas dapat dijelaskan kondisi fisik adalah keadaan yang ada pada

    diri setiap atlet yang sangat diperlukan dalam setiap usaha peningkatan prestasi

    seorang atlet bahkan bisa dikatakan sebagai landasan ataupun sebagai titik tolak awal

    dari olahraga prestasi.

    Harsono (1988 : 153) mengemukakan bahwa “ Kondisi fisik memegang

     peranan penting pada atlet waktu mengikuti program latihan, maupun saat

     bertanding’. Program latihan kondisi fisik haruslah direncanak an secara baik dan

    sistematis sehingga dengan demikian atlet dapat berprestasi secara maksimal. Seperti

    yang diungkapkan oleh Sajoto (1988 : 57) “Komponen kondisi fisik adalah satu

    kesatuan yang utuh dari komponen  –   komponen kesegaran jasmani motorik dari

    seorang atlet atau olahragawan”. 

    9

  • 8/16/2019 Landasan Teroretis Kondisi Fisik

    2/22

    10

    Bompa (1994:2) menjelaskan bahwa “Kondisi fisik harus dipertimbangkan

    sebagai unsur yang diperlukan didalam latihan guna mencapai prestasi yang

    tertinggi”. Untuk mencapai kondisi kesegaran yang prima seseorang perlu melakukan

    latihan fisik yang melibatkan komponen kesegaran jasmani dengan metode latihan

    yang benar. Seperti yang diungkapkan oleh Moeslim M. dalam Harsuki (2003 : 318)

    “hanya atlet yang memiliki kemampuan fisik prima mampu berlatih secara optimal.

    Dan hanya atlet yang berlatih secara optimal yang memungkinkan perolehan yang

    optimal”.

    Untuk maksud yang sama Harsono (1998:100) mengemukakan bahwa :

    “Perkembangan kondisi fisik yang menyeluruh amatlah penting oleh karena tanpa

    kondisi fisik yang baik atlet tidak dapat mengikuti latihan-latihan dengan sempurna”. 

    Selanjutnya Sajoto (1988:58) mengemukakan : “beberapa unsur yang masuk

    dalam lingkup kondisi fisik, antara lain kekuatan (Strength), Daya Tahan Otot (

     Muscular   Endurance), Daya Tahan ( Endurence) Daya Ledak Otot ( Muscular   Power ),

    Kecepatan (Speed ), Kelentukan ( Flexibility), Keseimbangan ( Balance), Koordinasi

    (Coordination), Kelincahan ( Agility), Ketepatan ( Accuracy), Kecepatan Reaksi

    ( Reaction Speed )”. 

    Maka dapat dikatakan bahwa untuk meningkatkan kondisi fisik maka harus

    melalui latihan latihan  –   latihan fisik itu sendiri, seperti yang diutarakan Harsono

    (1998:153) bahwa : “kondisi fisik harus dilatih sesuai dengan program-program yang

  • 8/16/2019 Landasan Teroretis Kondisi Fisik

    3/22

    11

    sudah direncanakan secara baik dan sistematis yang ditujukan untuk meningkatkan

    kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional dari sistem organ tubuh dengan

    demikian memungkinkan atlet akan berprestasi dengan baik” 

    Pada cabang olahraga atletik , Lutan, dkk (1999:28) menyatakan “kondisi fisik

    atlet atletik yang perlu dibina adalah : Kekuatan (Srength), Daya Tahan Otot

    ( Muscular Endurance  ), Daya Ledak ( Power ), Kecepatan (Speed ), Kelentukan

    ( Flexibility), dan Daya Tahan ( Endurance).

    a.  Kekuatan (Strength)

    Harsono (1988:177) mengatakan “Kekuatan ( strength) merupakan dasar

    (basis) dari  power   dan daya tahan otot. Kekuatan merupakan kondisi fisik yang

    mendasar dan harus dimiliki oleh setiap individu”. Seperti diuraikan Sajoto (1988:58)

     bahwa “ Kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya

    dalam menggunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja”. lebih lanjut

    Harsono (1988:178) mengatakan bahwa “Kekuatan kemampuan otot untuk

    membangkitkan tegangan ter hadap suatu tahanan”. Dengan demikian dapat

    disimpulkan bahwa untuk dapat mengembangkan kemampuan kekuatan tubuh adalah

    dengan mengangkat, mendorong atau menarik beban baik dengan beban tubuh sendiri

    atau dengan beban dari luar.

    Energi yang diperoleh untuk menggerakkan tubuh diproses dibagian otot,

    maka otot perlu dilatih agar dapat menyiapkan energi lebih banyak lagi, karena

  • 8/16/2019 Landasan Teroretis Kondisi Fisik

    4/22

    12

    dengan adanya kondisi otot yang baik dapat meningkatkan kekuatan si atlet.

    Kemampuan kerja otot sangat dibutuhkan dalam setiap aktifitas olahraga, khususnya

    cabang atletik. Otot yang paling dominan bekerja adalah otot lengan dan otot tungkai.

    Dengan memiliki kekuatan otot lengan dan otot tungkai yang baik, maka lemparan

    atau tolakan akan semakin jauh dan terarah.

    Kemudian Harsono (1998:177) menambahkan bahwa

    “kekuatan otot merupakan basis dari semua komponen fisik karena :merupakan daya penggerak setiap aktifitas fisik, memegang peranan penting

    dalam melindungi atlet/orang dari kemungkinan cidera, dengan kekuatan otot

    akan dapat lari cepat, melempar atau menendang lebih jauh dan efisien, serta

    memukul lebih kuat, dapat membantu stabilitas sendi-sendi”. 

    Dengan demikian kekuatan merupakan basis dari semua aktifitas. Dapat

    dikatakan kekuatan ini secara umum memang dibutuhkan dalam semua gerak dan

    semua aktifitas olahraga terutama dalam cabang atletik.

    Khusus pada cabang olahraga atletik, otot paling dominan adalah otot lengan,

    otot perut dan otot tungkai. Dengan memiliki otot lengan, perut, dan otot tungkai

    yang baik,maka lemparan atau tolakan akan semakin jauh dan terarah. Untuk

    meningkatkan kekuatan otot perlu dilakukan latihan dengan memakai beban, dimana

     bias beban anggota tubuh sendiri ataupun beban dari luar. Agar hasilnya lebih baik

    latihan kekuatan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga atlet mengeluarkan

    tenaga secara maksimal. Sebagai contoh dalam peningkatan kekuatan yakni dengan

  • 8/16/2019 Landasan Teroretis Kondisi Fisik

    5/22

    13

     pemberian beban pada otot yang akan dilatih,akan tetapi beban tersebut haruslah

    sedikit demi sedikit bertambah berat agar perkembangan otot lebih kuat. Untuk

    mendapatkan kekuatan yang baik dapat dilakukan dengan cara melakukan aktivitas

    dan latihan dengan beban ringan tapi memiliki waktu yang lama seperti : bench press,

    leg press, latihan squat thrust, push up, sit-up, pull up, squat jump, renang dan lain –  

    lain. Dengan demikian dapat dikatakan kekuatan ini secara umum memang

    dibutuhkan dalam semua gerak dan semua aktifitas olahraga terutama dalam cabang

    olahraga atletik.

    b.  Daya Tahan Otot (Muscular Endurance  )

    Menurut Sajoto (1988:210) “Daya tahan otot ( Muscular Endurance) adalah

    daya tahan yang menunjukkan kemampuan otot atau sekelompok otot, dalam

    melaksanakan tugasnya dengan waktu yang cukup lama. Sementara Harsono

    (1998:202) menjelaskan : “Daya tahan otot adalah kemampuan otot untuk melakukan

    kontraksi secara berturut-turut untuk waktu yang lama”. 

    Dick dalam Harsono (1998:202) menambahkan bahwa “ Daya tahan otot yang

    diistilahkan dengan Strength  Endurance adalah kemampuan seluruh organisme tubuh

    untuk mengatasi lelah pada waktu melakukan aktifitas yang menuntut Strength dalam

    waktu yang lama.

    Dalam upaya peningkatan daya tahan otot, untuk weight training dapat

    digunakan namun ada hal yang patut diperhatikan yakni bahwa sesuai dengan batasan

  • 8/16/2019 Landasan Teroretis Kondisi Fisik

    6/22

    14

    daya tahan otot, repetisi angkatannya harus lebih banyak daripada repetisi untuk

    latihan  strength dan latihan  power , yaitu antara 20  –  25 RM ( Repetisi Maksimal ).

    Hal ini berarti bahwa beban saat weight trainingnya lebih ringan daripada 25 RM (

    Harsono (1988 : 191)).

    Dari beberapa kutipan diatas dapat diterangkan bahwa dengan memiliki daya

    tahan otot yang baik, maka seorang atlet akan dapat melakukan aktifitas secara terus

    menerus sampai waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Dalam

    cabang olahraga atletik daya tahan otot ini sangat perlu sekali dimilki oleh pelari

    400M, 800M. Dalam beberapa nomor atletik, faktor daya tahan otot sangat

     berpengaruh dominan dalam mencapai hasil yang maksimal karena dalam melakukan

    lari perlu adanya daya tahan otot yang baik, seperti daya tahan otot perut, punggung,

    lengan maupun otot tungkai

    c.  Daya Ledak (Power )

    Menurut Harsono (1998:200) “ Power atau daya ledak adalah kemampuan otot

    untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat” Sementara

    menurut Sajoto (1988:55) “daya ledak adalah kemampuan melakukan gerakan secara

    explosive”. Bompa (1994:55) “Menyatakan bahwa : Daya ledak merupakan hasil kali

    daripada kecepatan maksimum dan kekuatan maksimum.

  • 8/16/2019 Landasan Teroretis Kondisi Fisik

    7/22

    15

    Selanjutnya Sajoto (1988 : 55) menambahkan bahwa “ Daya ledak otot adalah

    kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan maksimum, dengan usaha yang

    dikerahkannya dalam waktu sependek –   pendeknya”.

    Selanjutnya Bompa (1994:231) menyatakan bahwa:

    “Membedakan daya ledak menjadi dua bagian yaitu daya ledak siklis dan daya

    ledak  asiklis. Daya ledak  siklis merupakan daya ledak yang dilakukan secara

     berulang seperti pada lari cepat, renang cepat dan lain-lain, sedangkan daya

    ledak asiklis merupakan daya ledak yang dilakukan sekali saja tanpa ada

     pengulangan seperti menendang bola dan nomor lempar dan tolak dalam

    cabang olahraga atletik.

    Dari beberapa kutipan diatas dapat dijelaskan bahwa latihan daya ledak tidak

     boleh hanya menekankan pada beban, akan tetapi harus pula pada kecepatan

    mengangkat, mendorong atau menarik beban. Oleh sebab itu, mengangkat dengan

    cepat maka berat bebannya tidak boleh seberat beban untuk latihan kekuatan. Dan

    tidak boleh juga terlalu ringan sehingga otot tidak merasakan beban. Beban juga tidak

     boleh terlalu berat sehingga transfer   optimal dari kekuatan ke daya ledak tidak

    terjadi, jadi berat beban harus disesuaikan

    Dengan demikian jelas bahwa dengan memiliki  power otot tungkai yang baik,

    maka pelari maupun pelompat akan lebih mudah dalam melakukan gerakan gerakan

    secara explosive  baik saat berlari, start   maupun pada saat melompat

  • 8/16/2019 Landasan Teroretis Kondisi Fisik

    8/22

    16

    d.  Kecepatan (Speed )

    Menurut Sajoto (1988 :58) kecepatan (speed) adalah : “Kemampuan

    seseorang dalam melakukan gerakan berkesinambungan, dalam bentuk yang sama

    dalam waktu yang sesingkat  –  singkatnya.” Harsono (1998:216) juga menambahkan

     bahwa “kecepatan anggota tubuh seperti lengan atau tungkai adalah penting guna

    memberikan akselarasi kepada objek-objek eksternal seperti atletik, sepak bola,  soft

    ball,  bola voli dan sebagainya”.  Dalam cabang olahraga atletik, faktor kecepatan

    sangat berpengaruh dalam meningkatkan prestasi atlet, karena kecepatan merupakan

    kemampuan untuk menempuh suatu jarak dengan waktu yang singkat. Kecepatan

     bukan saja berarti menggerakkan tubuh secara keseluruhan tetapi juga dapat terbatas

     pada kecepatan anggota tubuh tertentu.

     Nossek (1982:19) mengemukakan bahwa

    “Kecepatan dalam aplikasinya dibedakan atas kecepatan lari atau Sprinting ,

    kecepatan reaksi atau reaction  speed   dan kecepatan bergerak atau  speed of

    movement. Kecepatan  sprint adalah kemampuan organisme untuk bergerak

    dengan cepat lurus kedepan. Kecepatan ini tergantung pada kemampuan otot

    dan sistem artikulasi. Kecepatan reaksi adalah kecepatan menjawab suatu

    rangsangan sampai adanya respon awal pada otot, sedangkan kecepatan

     bergerak adalah kemampuan merubah dari suatu tempat ke tempat lain dalam

    suatu gerakan yang utuh degnan waktu yang cepat. Kecepatan bergerak ini

    dipengaruhi oleh unsur lain seperti kekuatan otot, daya ledak, kelincahan dan

    keseimbangan.” 

    Menurut Bompa (1994:29) “ Ada tiga elemen istilah yang erat hubungannya

    dan tergabung dalam kecepatan yaitu waktu reaksi, frekuensi dari gerakan per-unit

  • 8/16/2019 Landasan Teroretis Kondisi Fisik

    9/22

    17

    waktu dan kecepatan melintasi suatu jarak yang diberikan. Hubungan antara ketiga

    faktor tersebut membantu memberikan suatu penilaian dari tampilan latihan yang

    memerlukan kecepatan” Bompa (1994:30) juga megemukakan bahwa: 

    “Membedakan kemampuan pada dua tipe yaitu kecepatan umum dan

    kecepatan special. Kecepatan umum didefenisikan sebagai kemampuan untuk

    menampilkan beberapa macam gerakan atau reaksi gerak dengan cara

     berulang-ulang. Sedangkan kecepatan spesial pada bagian yang lain

    tergantung pada kemampuan untuk melakukan sebuah latihan atau

    keterampilan pada kecepatan tertentu yang biasanya sangat tinggi.” 

    Kecepatan itu tergantung dari beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu

    kekuatan, waktu reaksi (reaction time), dan fleksibilitas (Koni Pusat didalam Deni

    (2010 : 16)). Jadi pada saat berlatih dalam upaya peningkatan kecepatan, seorang atlet

    haruslah dilatih juga kekuatannya, fleksibilitas dan kecepatan reaksinya dan tidak

    hanya berlatih kecepatannya saja tanpa unsur pendukungnya juga dilatih.

    Kemudian Kent (1994 : 354) didalam Sudarman (2009) menjelaskan bahwa

    “Kecepatan pada cabang olahraga tertentu sangat dominan dan mutlak dibutuhkan.

    Kecepatan lahir dari kekuatan yang telah dimiliki, dimana kecepatan ini menampilkan

    sebuah gerakan dalam periode waktu sesingkat mungkin.

    Dari beberapa uraian diatas dpat dijelaskan bahwa kecepatan merupakan suatu

    usaha seseorang untuk melakukan aktifitas dengan cepat dan sesingkat mungkin.

    Dengan demikian faktor kecepatan akan sangat memberikan kontribusi yang sangat

     besar pada nomor-nomor jarak pendek dan lempar.

  • 8/16/2019 Landasan Teroretis Kondisi Fisik

    10/22

    18

    e.  Kelentukan (Flexibility )

    Menurut Sajoto (1988:58)  bahwa ”kelentukan adalah keefektifan seseorang

    dalam penyesuaian dirinya untuk melakukan segala aktifitas tubuh dengan

     penguluran seluas-luasnya, terutama otot-otot, ligamen-ligamen  sekitar persendian.

    Harsono (2000:8) juga berpendapat “kelentukan juga ditentukan oleh elastis tidaknya

    otot-otot, tendon  dan ligamen  disekitar sendi tersebut. Dengan demikian seseorang

    yang  fleksibel,  adalah seseorang yang mempunyai ruang gerak luas dalam sendi-

    sendinya dan mempunyai otot-otot elastis

    Kelentukan merupakan salah satu bagian komponen kondisi fisik, yang

    dikategorikan juga sebagai komponen kondisi fisik dasar. Disebut sebagai komponen

    fisik dasar adalah karena kelentukan tersebut berdiri sendiri, tidak dipengaruhi

    komponen kondisi fisik lainnya.

    Para ahli memberikan defenisi terhadap kelentukan, seperti yang diungkapkan

    oleh Sadoso dalam Agita (2011:16) menyatakan bahwa “Kelentukan atau  flexibility

    adalah kemungkinan gerak pada daerah gerak persendian atau golongan persendian”.

    kemudian dapat disebutkan bahwa setiap orang memiliki kualitas kelentukan masing-

    masing, dengan kata lain kualitas daripada kelentukan tersebut adalah cenderung

     berbeda antar orang yang satu dengan yang lain

    Perbedaan secara nyata daripada kelentukan tersebut tentu saja berakibat

    langsung terhadap perbedaan kemampuan gerak daripada pelakunya. Kemudian dapat

  • 8/16/2019 Landasan Teroretis Kondisi Fisik

    11/22

    19

     juga diungkapkan bahwa apabila seseorang terbentur dalam meningkatkan kualitas

    biomotor   lainnya seperti kekuatan tersebut akan terbantu dengan peningkatan

    daripada nilai kelentukan. Terkait dengan olahraga atletik, unsur kelentukan sangat

    diperlukan terutama pada nomor-nomor lempar, lompat dan jalan cepat.

    f.  Daya Tahan (Endurance )

    Istilah daya tahan sering disama artikan sebagai ketahanan. Para ahli

    memberikan defenisi atau pengertian tentang daya tahan, seperti Harsono (1998:155)

    menyatakan bahwa “daya tahan adalah suatu keadaan atau kondisi tubuh yang

    mampu untuk bekerja untuk waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan yang

     berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut.

    Harsono (1988:155) menyatakan bahwa :

    “Oleh karena batasan daya tahan adalah kemampuan untuk bekerja (atau berlatih) dalam waktu yang lama” maka latihan untuk mengembangkan

    komponen daya tahan haruslah sesuai dengan batasan tersebut, yaitu latihan-

    latihan yang kita pilih haruslah berlangsung untuk waktu yang lama, misalnya

    lari jarak jauh, cross country  atau lari lintas alam,  fartlek , interval training ,

    atau bentuk latihan apapun yang memaksa tubuh kita untuk bekerja dalam

    waktu yang lama (lebih dari enam menit)”. 

    Harre (1982:124) menyatakan bahwa “Daya tahan dalam olahraga merupakan

    kemampuan untuk menahan kelelahan” lebih lanjut Harre (1982:124) kebutuhan akan

    daya tahan semata-mata tidak hanyapada saat kompetisi berlangsung, akan tetapi

    diperlukan juga pada saat latihan atau pada aktivitas lainnya, dengan kata lain jika

  • 8/16/2019 Landasan Teroretis Kondisi Fisik

    12/22

    20

    seseorang memiliki daya tahan yang prima akan cepat mengalami pemulihan setelah

    melakukan kerja yang berat”. 

    Pengertian yang relatif sama dikemukakan oleh Harsono (1998:23) bahwa

    “Daya tahan dapat dibagi tiga bagian kategori yakni : daya tahan spesial yaitu

    kemampuan tubuh (pusat saraf)melawan kelelahan, daya tahan otot lokal yaitu

    kemampuan tubuh (otot lokal) untuk melawan kelelahan sub maksimal dan daya

    tahan umum yaitu kemampuan tubuh (jantung  –   paru) dalam melawan kelelahan

    dengan insensitas rendah waktu lama”. Terkait dengan cabang olahraga atletik unsur

    daya tahan sangat diperlukan terutama pada nomor lari jarak jauh (5.000m, 10.000m),

     jalan cepat dan maraton. Dalam melatih daya tahan otot dapat juga dilatih melalui

    latihan –  latihan seperti yang diungkapkan oleh Harsono (1988 : 157) bahwa : “ Dua

    sistem latihan yang dapat menjamin peningkatan daya tahan (endurance), yaitu

    Fartlek dan interval training ”. 

    Jadi dari uraian komponen fisik diatas maka seorang pelatih haruslah melihat

    kondisi para atletnya sebelum berlatih. Karena seorang atlet yang tidak memiliki

    kondisi fisik yang baik sudah tentu akan menghambat dan sulit dalam mencapai

     prestasi yang diharapkan. Dari keenam komponen fisik itu yakni kekuatan, daya

    tahan otot, kecepatan, daya ledak, kelentukan dan daya tahan, sangat berpengaruh

    dalam peningkatan kemampuan atlet atletik.

  • 8/16/2019 Landasan Teroretis Kondisi Fisik

    13/22

    21

    2.  Profil Pusat Pendidikan Dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) SUMUT

    Pusat Pendidikan Dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Provinsi Sumatera

    Utara berdiri sejak tahun 1984 yang dilaksanakan oleh direktorat Keolahragaan

    Dirjen Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda da Olahraga Provinsi Sumatera Utara, yang

     berorientasi kepada pembinaan olahragawan pelajar berbakat untuk dibina dan

    ditingkatkan prestasinya di bidang olahraga. Disamping itu mereka harus dapat juga

    menyelesaikan studi dengan baik.

    Di Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Sumatera Utara

    cabang olahraga atletik mencakup nomor lari (100m, 200m, 400m, 800M, 1500m,

    3000m steeplechase, 5000m), Lempar (Lembing, Cakram dan Tolak Peluru),dan

     jalan.

    Atlet yang terdaftar sebagai atlet PPLP diberikan fasilitas yang memadai,

    mulai dari tempat tinggal dengan segala perlengkapannya seperti tempat tidur, lemari,

    dispenser, makan tiga kali sehari, uang saku perbulannya dan diberikan juga les

    malam demi meningkatkan mutu akademik mereka masing –  masing.

    Pada dasarnya, PPLP merupakan wadah untuk pembinaan olahraga pelajar

    yang dipantau dari kejuaraan daerah dan dikarantinakan di PPLP SUMUT. Mereka

    yang tergabung di PPLP berasal dari berbagai daerah yang ada di Sumatera Utara

    yakni diantara lain seperti dari Medan, karo, Tapsel, Binjai, Langkat, Deli Serdang,

    Dan kota lainnya yang ada di Sumatera Utara. Para pelatih PPLP berjumlah 3 orang

  • 8/16/2019 Landasan Teroretis Kondisi Fisik

    14/22

    22

    yaitu : Bapak Nur Hasyim, S.Pd, pada nomor lempar, Bapak Lilik Herianto, S.Pd,

     pada nomor lari jarah menengah,jauh,dan jalan,dan yang terakhir Bapak Mardi

    Lestari, SE ,pada nomor lari Pendek (Sprint).

    Dalam mencapai sebuah prestasi yang maksimal, tentulah harus ada upaya

    semaksimal mungkin dengan dibarengi usaha yang keras juga dari seorang atlet.

    Karena ini tentu akan menentukan prestasi yang akan dicapau olah atlet itu sendiri.

    Begitu juga dengan para atlet yang tergabung di PPLP yang dikarantina dan

    dipusatkan di Sunggal. Mereka difasilitasi dengan berbagai fasilitas yaitu diantaranya

     pemberian tempat tidur, sepatu latihan, baju latihan, sepatu lempar/lari, dan

     penambahan ekstra makanan.

    Berdasarkan informasi yang diperoleh secara langsung dari PPLP Sunggal,

     bahwa sistem perekrutan atlet PPLP Sunggal dilakukan dengan cara menyeleksi

    siswa atau pelajar yang berpotensi untuk dijadikan atlet dengan meleui berbagai tes

    yang telah ditetapkan seperti tes kesehatan dan tes fisik yang dilakukan oleh pihak

    Dispora Sumatera Utara. Dimana sebelumnya setiap pemerintah daerah telah

    mengirim calon atlet yang akan di seleksi untuk masuk dan bergabung dalam

     pemusatan latihan di Sunggal.

    Dalam meraih prestasi yang diharapkan, maka bukan hanya faktor eksternal

    saja yang menetukan,akan tetapi faktor internal juga menentukan keberhasilan

    seorang atlet. Ini dapat kita kita contohkan misalnya seorang atlet tidak cukup

  • 8/16/2019 Landasan Teroretis Kondisi Fisik

    15/22

    23

    istirahatnya dikarenakan karena faktor aktifitasnya yang menyita waktunya, padahal

    aktifitas tadi belum tentu berguna atau bahkan tidak berguna yaitu seperti menelpon

    sampai larut atau bermain game sampai larut malam. Oleh karena itu para atlet harus

    tahu betul segala aktifitas yang ia jalani dan diharapkan dapat secara selektif memilih

    aktifitas yang memang bermanfaat bagi dirinya sehingga tidak mempengaruhi

     prestasinya sendiri.

    Setiap hari kegiatan dari pada atlet  –   atlet PPLP ini sudah terprogram dan

    terjadwal, Mereka berlatih dari senin –  sabtu dan pada hari kamis dan minggu mereka

    diberikan rest atau waktu untuk refreshing. Disamping itu mereka juga ditekankan

    menjaga waktu istirahatnya dalam upaya agar stamina masing  –   masing atlet tidak

    terganggu.Ini dapat dilihat dari jadwal kegiatan atlet PPLP berikut ini :

    Tabel 1. Daftar kegiatan Atlet Setiap Harinya

     NO WAKTU KEGIATAN

    1 05.00 Bangun Pagi,Shalat

    2 05.30 Latihan Pagi

    3 06.30 Makan Pagi

    4 07.00 –  13.00 Pergi Sekolah, pulang Sekolah

    5 13.30 Makan Siang

    6 14.00 Istirahat Siang

    7 15.15 Apel Sore

  • 8/16/2019 Landasan Teroretis Kondisi Fisik

    16/22

    24

    8 15.30 –  18.00 Latihan Sore

    9 20.00 Makan Malam

    10 20.30 –  22.00 Belajar, Apel Malam

    11 22.00 Tidur

    (Sumber : Dikutip dari daftar kegiatan sehari –  hari atlet PPLP)

    Dalam pemenuhan nutrisi PPLP, pihak pengelola telah menunjuk pihak

    catering yang telah mengatur menu setiap hari untuk para atlet yang berada di PPLP.

    Dalam penyediaan makanan pihak catering melayani seluruh atlet yang yang ada di

    PPLP, tentu ini sebenarnya tidak dianjurkan karena tentu akan mengurangi dari segi

    rasa atau bahkan dari segi nilai gizinya. Adapun menu atlet PPLP tidaklah tetap,ini

    akan terus berubah  –  ubah sesuai dengan pihak catering. Berikut adalah contoh dari

    menu makanan atlet PPLP :

    Tabel 2. Daftar menu makanan atlet PPLP SUMUT

    Hari Menu

    Senin

    Pagi Nasi, Telur, dadar, ikandencis, pisang

    Siang Nasi, ayam goreng, ikanmujair, tauco terong

    Malam Nasi, Sop daging, sambel

    udang, gado  –   gado,

     papaya, bubur kacang ijo

    Selasa

    Pagi Nasi, telur sambel,ikan,

    tumis sawi, pisang

    Siang Nasi, tempe goreng, ikan

    tongkol, daun tumbuk,

    semangka

  • 8/16/2019 Landasan Teroretis Kondisi Fisik

    17/22

    25

    Malam

     Nasi, ikan, tumis tahu,

     papaya,telor, susu

    RabuPagi

     Nasi, telur mata sapi,

    sambel kentang, tumis

    sawi, pisang

    Siang Nasi, ayam kecap, ikan

    tongkol, rebus bayam,

    semangka

    Malam Nasi,sambel ayam, sayur bening, sambel telur,

     jeruk

    Kamis Pagi  Nasi, sambel teri, telurdadar, buncis santan,

     pisang

    Siang Nasi, ikan gembung,

    ayam Kentucky, kacang panjang gulai, semangka

    Malam Nasi, lele goreng, tumistahu, rebusan bayam,

    semangka, bubur kacang

    hijau

    Jum’at 

    Pagi Nasi, soto ayam,

     pergedel,pisang.

    Siang Nasi, ikan sambel, ayam

    rendang, ubi rebus,semangka

    Malam Nasi, ayam kecap, ikan ,

    capcai,susu, telor

    Sabtu

    Pagi Nasi, sambel hati, sawirebus, telur rebus,pepaya

    Siang Nasi,telur rendang, ikangoreng,sayur

     bayam,semangka

    Malam  Nasi, gado  –   gado, ayamsemur, telur sambel,

     papaya,bubur kacang ijo

  • 8/16/2019 Landasan Teroretis Kondisi Fisik

    18/22

    26

    Untuk bidang akademik PPLP SUMUT bekerja sama dengan pihak SMA

     Negeri 15 Medan, Yayasan pendidikan Mulia dan SMP Negeri 30 Medan dan

    dibidang pelatih direkomendasikan oleh induk organisasi olahraga terkait,untuk

    atletik direkomendasikan oleh PASI). Berikut Nama-nama atlet atletik PPLP SUMUT

    Tahun 2012.

    Tabel 3. Nama –  Nama Atlet Atletik Nomor Sprint PPLP Sumatera Utara

    tahun 2012

    No Nama Atlet L/PTahun

    MasukSpesialis

    Asal

    Daerah

    1 Agustina Mardika P 2010 100 –  200 Asahan

    2 Agnes Sendyova P 2010 200 - 400 Karo

    3 Satria L 2011 100 –  200 Langkat

    4 Afri Rahayu P 2011 200 Medan

    5 M. Aswin L 2011 100 –  200 Binjai

    6 Kevrina P 2012 100 –  200 Sibolga

    7 Era Sani P 2012 100 –  200 Simalungun

    Tabel 4. Nama –  Nama Atlet Atletik Nomor Jarak Menengah - Jauh PPLP

    Sumatera Utara tahun 2012

    No Nama Atlet L/PTahun

    MasukSpesialis

    Asal

    Daerah

    1 Tetty Suastri P 2008 1500 –  5000 Karo

    2 Ari Sanjaya L 2010 800 –  1500 Medan

  • 8/16/2019 Landasan Teroretis Kondisi Fisik

    19/22

    27

    3 Winda Sari P 2011 800 - 1500 Karo

    Tabel 5. Nama –  Nama Atlet Atletik Nomor Lempar PPLP Sumatera Utara

    tahun 2012

    No Nama Atlet L/PTahun

    MasukSpesialis

    Asal

    Daerah

    1 Abd. Hafiz L 2010 L.Lembing Medan

    2 Wahyudi Ginting L 2010 T. Peluru Karo

    3 Yolanda Ginting P 2011 T. Peluru Medan

    4 Ayu Ardila P 2011 L.Cakram Binjai

    Tabel 6. Nama –  Nama Atlet Atletik Nomor Jalan PPLP Sumatera Utara

    tahun 2012

    No Nama Atlet L/PTahun

    MasukSpesialis

    Asal

    Daerah

    1 Yuni Shara P 2011 Jalan Cepat Medan

    2 Syafaat Tarigan L 2012 Jalan Cepat Karo

    Pada umumnya seluruh atlet PPLP SUMUT ini merupakan siswa yang

    tergabung dalam di PPLP mayoritas adalah siswa yang duduk di bangku SMA,

    dimana mereka disekolahkan tidak jauh dari asrama mereka yakni di SMA N.15

  • 8/16/2019 Landasan Teroretis Kondisi Fisik

    20/22

    28

    Medan, dimana SMA N.15 ini memang sudah bekerja sama dengan pihak Dispora

    dalam pembinaan atlet.

    B. Kerangka Berpikir

    Untuk dapat mencapai prestasi yang maksimal, faktor kondisi fisik

    merupakan pendukung yang utama. Kondisi fisik memegang peranan penting pada

    atlet pada waktu mengikuti program latihan maupun pada saat akan berlomba.

    Program latihan kondisi fisik haruslah disusun secara baik dan sistematis agar

    terwujud tingkat kesegaran jasmani yang baik sehingga dengan demikian

    memungkinkan seseorang atlet untuk mencapai prestasi yang diharapkan.

    Adapun kondisi fisik yang perlu dibina adalah : Kekuatan ( Strength ), Daya

    Tahan Otot (  Muscular Endurence), Daya ledak (  Power   ), Kecepatan ( Speed   ),

    Kelentukan ( Flexibility ), dan Daya Tahan ( Endurence ).

    Kekuatan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk melakukan

    satu kali kontraksi secara maksimal melawan tahanan/beban. Khususnya untuk

    cabang olahraga atletik. Otot yang paling dominan bekerja adalah otot lengan dan

    otot tungkai. Dengan memiliki kekuatan otot lengan dan otot tungkai yang baik, maka

    lemparan atau tolakan akan semakin jauh dan terarah.

    Daya tahan otot adalah kapasitas otot untuk melakukan kontraksi secara terus

    menerus pada tingkat intensitas submaksimal dalam waktu yang lama hampir semua

    cabang olahraga membutuhkan daya tahan otot yang tinggi khususnya dayung,

  • 8/16/2019 Landasan Teroretis Kondisi Fisik

    21/22

    29

    renang, senam alat, tinju, atletik dan sebagainya. Dalam cabang olahraga atletik daya

    tahan otot sangat perlu sekali dimiliki oleh pelari 400 m, 800 m, dan 1.500 m.

    Kecepatan adalah kemampuan untuk menempuh suatu jarak dengan waktu

    yang singkat. Kecepatan ini sangat memberikan kontribusi yang sangat besar pada

    nomor-nomor jarak pendek/ sprint  (100 m, 200 m, 400 m) dan lempar.

    Kelentukan adalah kemampuan sendi untuk melakukan gerakan dalam ruang

    sendi secara maksimal. Terkait dengan olahraga atletik, unsur kelentukan sangat

    diperlukan terutama pada nomor-nomor lempar, lompat dan jalan cepat.

    Daya ledak adalah gabungan antara kecepatan maksimal dan kekuatan

    maksimal. Daya ledak sangat diperlukan bagi seorang pelempar, pelompat, juga pada

     pelari jarak pendek, yakni pada saat start .

    Daya tahan adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan yang ringan sampai

    tingkat intensitas sub maksimal, dengan melibatkan kelompok otot-otot besar secara

    terus menerus dalam waktu yang relative lama tanpa mengalami kelelahan yang

     berarti. Terkait dengan cabang olahraga atletik unsur daya tahan sangat diperlukan

    terutama pada nomor lari jarak jauh (5.000 m, 10.000 m) dan jalan cepat.

    Dengan demikian apabila atlet PPLP Sumatera Utara memiliki kondisi fisik

    yang baik yaitu melalui latihan  –   latihan yang tentunya mendukung dalam

     peningkatan kondisi fisik, maka tentu akan memperoleh atau menghasilkan sebuah

     prestasi yang memuaskan. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melihat profil

  • 8/16/2019 Landasan Teroretis Kondisi Fisik

    22/22

    30

    kondisi atlet atletik yang ada dalam pembinaan PPLP dimana dari penelitian ini akan

    menghasilkan sebuah hasil sejauh mana tingkat kondisi fisik atlet atletik PPLP. Dari

    hasil penelitian ini juga tentu akan bermanfaat bagi para pelatih untuk mengatur

     program latihan kepada para atletnya, yang kemudian akan menyesuaikan dengan

    kondisi para atlet hingga atlet akan mencapai hasil yang memuaskan dalam

     peningkatan prestasinya di dalam sebuah pertandingan.