Hubungan Antara Kondisi Fisik Lingkungan Rumah Dan Perilaku

download Hubungan Antara Kondisi Fisik Lingkungan Rumah Dan Perilaku

of 49

Transcript of Hubungan Antara Kondisi Fisik Lingkungan Rumah Dan Perilaku

HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK LINGKUNGAN RUMAH DAN PERILAKU KELUARGA DENGAN KEJADIAN ASMA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BULULOR

Seminar Proposal 21 Maret 2012

A. Latar Belakang

Asma merupakan masalah kesehatan global yang masih serius. (GINA) Asma merupakan gangguan peradangan saluran pernafasan kronis yang melibatkan elemenelemen seslular.

Latar Belakang

Peradangan yang terjadi berhubungan dengan respon broncus karena beberapa rangsangan. Gejala yang timbul berupa sesak nafas, mengi, sesak dada, batuk terutama pada malam hari dan pagi hariTerkadang pada individu tertentu sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan

Latar Belakang

Penyakit Asma dapat menimbulkan dampak: Sosial Ekonomi Emosional Angka Kematian

Latar Belakang

Bidang Ekonomi Ditunjukkan oleh biaya yang dihabiskan untuk mengatasi penyakit (Dihitung dari biaya langsung dan tidak langsung)Biaya langsung : rawat inap, kunjungan dokter, perawatan, perangkat, obat-obatan, tes darah, diagnosa, penelitian dan pndidikan. Biaya tak langsung : hilangnya waktu, hilangnya produktivitas

Latar Belakang

Kerugian ekonomi disebabkan penurunan produktivitas dan hilangnya hari sekolah merupakan beban yang besar.Hal tersebut diukur dari waktu yang hilang, ketidak hadiran, produktivitas yang hilang.

Latar Belakang

Bidang Ekonomi Pada tahun 2003 Inggris 850.000 + 161 juta (Jaminan sosial) + 1,2 miliar Euro hilang. Australia 290 juta Euro Selandia Baru 306 juta Euro Amerika Serikat 6,8 miliar

Latar Belakang

Angka Kematian Banyak terjadi pada anak-anak dibawah balita maupun lanjut usia Hal tersebut tersebut terjadi karena sulitnya mendiagnosis anak dibawah 5 tahun Kekronisan dan kesadaran gangguan asma dapat menyebabkan angka kematian yang tinggi

Latar Belakang

Prevalensi Asma Pada tahun 2009 300 juta terkena asma dan 250ribu kematian per tahun. Di Indonesia prevalensi asma meningkat 2,1% 5,2%. Hasil survey pada anak sekolah di beberapa kota Anak SD 3,7%-6,4% Anak SMP 5,8% Survey pendahuluan di DKK Kota Semarang: Asma menduduki peringkat 4 kategori PTM sebesar 10.628

Latar Belakang

Faktor lingkungan Paparan alergen Paparan debu Paparan asap rokokFaktor keturunan Riwayat penyakit atopi Riwayat penyakit asma keluarga

Latar Belakang

Debu Didalam debu terdapat berbagai partikel dan zat alergen. Alergen dapat berasal dari tungau debu rumah yang dapat menghasilkan Alergen (Der P 1).Perabot rumah tangga keberadaan tungau debu rumah dapat dijumpai pada kasur dengan bahan/ desain kapuk randu. Hal ini erat dengan ketersediaan bahan makanan bagi tungau

Latar Belakang

Paparan asap rokok Paparan terhadap asap rokok dapat berpengaruh pada proses patologi yaitu dapat memperburuk proses inflamasi, bronkokonstriksi akut, dan penurunan fungsi paru.Kelembaban Dengan adanya kelembaban yang cocok, suhu yang cocok dan ketersediaan bahan makanan, populasi tungau debu akan meningkat. Kelembaban dipengaruhi oleh luas ventilasi.

Latar Belakang

Puskesmas Bululor mempunyai angka kejadian penyakit asma yang tertinggi jika dibandingkan dengan wilayah puskesmas lainnya di Kota Semarang.Pada wilayah tersebut penderita asma banyak terjadi pada kelompok umur 15-44 dan 45-54 tahun.

Latar Belakang

jumlah kadar debu total dalam rumah, kelembaban, luas ventilasi, perilaku memelihara hewan berbulu, desain perabot rumah tangga, perilaku merokok adalah variabel bebas yang ingin diteliti.Wilayah puskesmas Bulu Lor sebagai lokasi penelitian penyakit asma.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang , dapat dibuat perumusan masalah sebagai berikut: Masalah umum Apakah ada hubungan antara kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian penyakit asma anak di wilayah Puskesmas Bululor?

Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum Menganalisis hubungan antara kondisi rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian penyakit asma di wilayah Puskesmas Bululor.

Latar Belakang

2. Tujuan Khusus Menganalisis hubungan antara jumlah kadar debu total rumah dengan kejadian asma Menganalisis hubungan antara kelembaban udara pada kamar tidur penderita dengan penyakit asma Menganalisis hubungan antara luas ventilasi atau jendela dalam kamar dengan kejadian asma.

Tujuan Penelitian

Menganalisis hubungan antara desain dan bahan fasilitas perabotan rumah tangga yang berpotensi sebagai sumber alergen (seperti karpet; desain alat rumah tangga; desain tempat tidur; bahan yang digunakan untuk kasur, bantal, selimut, dan sprei) dengan kejadian asma. Menganalisis hubungan antara perilaku keluarga yang memelihara binatang dengan kejadian asma Menganalisis hubungan antara perilaku keluarga yang memiliki kebiasaan merokok dengan kejadian asma

Manfaat Penelitian

Bagi Instansi Terkait Hasil penelitian bisa dijadikan dasar pengambilan kebijakan untuk menanggulangi kejadian asma pada masyarakat yang tinggal di wilayah Puskesmas Bulu Lor.Bagi Masyarakat Memeberikan informasi bahwa lingkungan dalam rumah dapat menjadi salah satu faktor risiko serangan asma

Manfaat Penelitian

Bagi Peneliti Lain dilakukan penelitian sejenis dengan modifikasi variabel dan desain studi yang berbeda.

Keaslian Penelitian

Keaslian Penelitian

Latar Belakang

Keaslian Penelitian

Ruang Lingkup

Lingkup Waktu Penelitian ini dilaksanakan sekitar bulan AprilMei 2012 Lingkup Lokasi Penelitian ini dilakukan pada wilayah kerja Puskesmas Bululor Kota Semarang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA

A. Asma Pengertian Asma Patogenesis Asma Epidemiologi Asma Faktor-Faktor Risiko Asma Diagnosis Asma

TINJAUAN PUSTAKA

B. Faktor-Faktor Pemicu Asma 1. Debu 2. Tungau Debu Rumah 3. Perilaku Merokok 4. Kelembaban 5. Ventilasi 6. Perilaku Memelihara Hewan Berbulu

C. Kerangka Teori

Kerangka Teori

A. Kerangka Konsep

Kondisi Lingkungan Fisik 1. Total Berat Debu dalam rumah 2. Kelembaban 3. Luas ventilasi Perilaku Keluarga 1. Keberadaan Keluarga yang merokok 2. Memelihara binatang berbulu 3. Pemakaian perabotan rumah tangga pemicu asma

Keberadaan alergen: 1. Partikel anorganik 2. Alergen TDR 3. Endotoxin jamur 4. Alergen Bulu binatang 5. Toxin dari racun/ asap rokok

Kejadian Asma

Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis Mayor Faktor lingkungan rumah dan faktor perilaku berhubungan dengan kejadian asma. 2. Hipotesis MinorJumlah berat debu total dalam rumah berhubungan dengan kejadian asma Kelembaban ruangan berhubungan dengan kejadian asma Luas ventilasi berhubungan dengan kejadian asma Pemakaian perabot rumah tangga (bantal, kasur, karpet ) berhubungan dengan kejadian asma Keberadaan hewan berbulu seperti anjing/ kucing berhubungan dengan kejadian asma

Rancangan Penelitian

Observasional analitik Cross Sectional StudyStatus paparan dan status penyakit diukur secara bersamaan pada suatu waktu/ periode

Desain Studi Cross Sectional

Populasi yang telah ditetapkan

Pengumpulan data tentang paparan

Terpapar dan mempunyai penyakit

Terpapar dan Tidak Mempunyai Penyakit

Tidak terpapar dan mempunyai penyakit

Tidak terpapar dan Tidak punya Penyakit

Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Target 2. Populasi Terjangkau Masyarakat dengan kelompok umur 15-44 dan 45-54 tahun yang ada diwilayah kerja Puskesmas Bulu Lor 3. Sampel Sebagian dari populasi target yang ingin diteliti

Populasi dan Sampel

Besar Sampel (Sastroasmoro, 1995)

Variabel Penelitian

Variabel Terikat Kejadian AsmaVariabel Bebas Berat total debu rumah Kelembaban ruangan Luas Ventilasi Keberadaan anggota keluarga yang merokok Desain/ bahan perabot rumah tangga yang digunakan Perilaku memelihara hewan berbulu

Definisi Operasional

Berat total debu rumah Debu yang terdapat dalam ruangan yang menempel pada permukaan seperti lantai dapur kursi, kursi, lantai ruang keluarga, tempat tidur, lantai kamar tidur. Pengukuran Debu diambil dari lokasi yang telah disebutan dengan menggunakan vacum cleaner kemudian ditimbang menggunakan neraca analitik (Satuan =miligram) Skala Rasio

Definisi Operasional

Kelembaban ruangan Kandungan uap air yang terdapat dalam ruangan rumah Pengukuran Pengukuran dilakukan dengan menggunakan higrometer (Satuan %) Kategori Dinyatakan buruk jika nilainya lebih dari 70% (diberi kode 1) Dinyatakan Baik jika nilainya kurang dari 70% (Diberi kode 0) Skala = Nominal

Definisi Operasional

Luas Ventilasi Luas tempat pertukaran udara pada rumah secara permanen Pengukuran Dilakukan dengan menggunakan meteran (Satuan= m) Dinyatatakan baik jika luasnya minimal 10% dari luas lantai (kode=0) Dinyatakan buru jika luasnya kurang dari 10% luas lantai (kode =1) Skala = Nominal

Definisi Operasional

Pemakaian perabot rumah tangga pemicu asma Keberadaan perabotan atau perabotan yang digunakan oleh keluarga tersebut yang dapat menjadi media alergen seperti tungau, debu, kecoa, molds. Pengukuran Desain atau bahan yang digunakan pada perabotan rumah tangga seperti kasur, bantal, sprei dan karpet kain yang berpotensi sebagai bahan alergenAda yang berpotensi (Kode =1) Tidak ada yang berpotensi (Kode = 0) Skala = Nominal

Definisi Operasional

Memelihara binatang berbulu: Adanya hewan berbulu seperti anjing/ kucing yang dipelihara oleh penghuni rumah didalam rumah Pengukuran : Dinyataan ada apabila terdapat binatang anjing dan/ kucing di dalam rumah Satuan :Kategori Tidak ada hewan berbulu = 1 Ada hewan berbulu =0 Skala = Nominal

Definisi Operasional

Anggota Keluarga yang merokok Kebiasaan penderita/ anggota keluarga yang mempunyai kebiasaan merokok didalam rumah. Dinyatakan ada apabila ada apabila penderita/ salah satu dari anggota keluarga ada yang berkebiasaan merokok didalam rumah Tidak ada yang berperilaku merokok =0 Ada yang berperilaku merokok =1 Skala = Nominal

Definisi Operasional

Kejadian Asma Seseorang yang pernah mengalami gejala klinis seperti mengi, sesak nafas, batuk secara episodik dan/ pernah dinyataan petugas kesehatan menderita asma. Dinyatakan menderita asma jika pernah mengalami gejala klinis yang telah disebutkan/ dinyatakan oleh petugas kesehatan menderita asma

Definisi Operasional

Kategori Tidak pernah mengalami gejala klinis dan/ tidak pernah dinyatakan petugas kesehatan menderita asma. (Kode =0) Pernah mengalami gejala klinis dan/ tidak pernah dinyatakan petugas kesehatan menderita asma (Kode= 1)

Skala = Nominal

Sumber Penelitian

Data Primer Berat total debu rumah, kelembaban udara, luas ventilasi, perilaku memelihara hewan berbulu, perabot rumah tangga yang digunakan, kebiasaan merokok

Data Sekunder Data survei pendahuluan, data rekam medis

Instrumen Penelitian

Kuesioner Rekam Medis Higrometer Vacum Cleaner Meteran Mistar Chek List Alat Tulis Perangkat komputer dan software

Teknik Pengolahan Data

1. 2. 3. 4. 5.

Cleaning Editing Koding Entri Data Tabulasi Data

Analisis Data

Analisis Univariat Disajikan dalam bentuk tabel frekuensi kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga. Analisis Bivariate Chi-Square (Menganalisis hubungan berskala nominal-nominal)

variabel

Independen T-Tes / Mann- whitney (Menganalisis hubungan variabel berskala rasio-nominal)

Prosedur Penelitian

Tahap persiapan meliputi Survey pendahuluan pendukung Pembuatan Proposal Seminar Proposal

untuk

mencari

data

Tahap pelaksanaan Mengurus surat izin kepada instansi terkait Mengadakan pendekatan dan observasi langsung pada instansi terkait Mengadakan kunjungan ke masyarakat untuk mengumpulkan data