Post on 01-Mar-2018
7/25/2019 Fungsi Neurokognitif Sebagai Prediktor Kinerja Kapasitas Fungsional Dalam Gangguan Bipolar
1/8
Fungsi Neurokognitif Berdasarkan Kinerja Sebagai Prediktor Kapasitas Fungsional
Dalam Gangguan Bipolar
Gangguan neurokognitif dapat memprediksi kapasitas fungsional pada individu dengan
gangguan bipolar, meskipun baru ada sedikit penelitian yang memeriksa apakah domain
neurokognitif yang berbeda akan berdampak terhadap hasil uji untuk tugas tertentu. Penelitianini menguji hubungan antara beberapa variabel neurokognitif dan UCSD Performance-Based
Skills Assesment(UPS! Patterson et al., "#$$% mengidentifikasi domain dan tes terbaik yang
dapat memprediksi kinerja seluruh sub&skala. 'mpat puluh tujuh peserta yang didiagnosis
menderita ipolar ) atau bipolar )) direkrut dan diperiksa mengenai status neuropsikologi dan
UPS. nalisis korelasi dan regresi dilakukan untuk mengidentifikasi prediktor neurokognitif
dari sub&skala UPS. Per literatur, verbal learning dan memori dan fungsi eksekutif gabungan
diperiksa pertama kali. *erbal learning dan memori memprediksi subskala +omunikasi dan total
variabel skor di atas dan melampaui estimasi S)- dan rating skala gejala. Dalam eksplorasi
anlisis sekunder, enton udgement /ine 0rientasi memprediksi subskala +euangan sedangkan
California *erbal /earning 1est memprediksi total skor UPS. *erbal learning dan memori
mun2ul sebagai prediktor terkuat dari kapasitas fungsional, kami menyarankan bah3a domain ini
harus diselidiki kedepannya bersama dengan UPS.
4enjadi semakin jelas bah3a gangguan neurokognitif dapat digunakan untuk
mengevaluasi kapasitas fungsional pada pasien dengan gangguan keji3aan seperti ski5ofrenia
(S6% dan gangguan bipolar (D! earden et al, "#$$!. onn 7n et al, "#$#8.! aeger, erns,
/oftus, Gon5ale5, 9 C5obor, "##:! 4artino, )goa, 4arengo, S28 pola, 9 Strejilevi2h, "#$$!
Silverstein, Semua, 9 aeger, "#$$! 1abar 's&Seisdedos et al., "##;%. eberapa penelitianmenunjukkan bah3a gangguan fungsi kognitif se2ara kesuluruhan dikaitkan dengan hasil jangka
panjang dan pendek dari kapasitas fungsional yang diukur pada pasien S6 dan bah3a gangguan
fungsi kognitif merupakan prediktor yang lebih handal dibandingkan dengan skor penilaian
gejala (Green, +ern, 9 illiams et al., "##;%. Sedangkan
pada pasien D informasi tersebut masih terbatas sehingga dapat menjadi masalah karena pasien
dengan D juga menunjukkan gangguan fungsi neurokognitif, meskipun lebih ringan jika
dibandingkan dengan pasien dengan S6 (arrett, 4ulholland, Cooper, 9 ?ushe, "##@! 1abar 's&
Seisdedos et al., "##;%. Sementara S6 biasanya dikaitkan dengan defisit kognitif menyeluruh,
pada pasien D gangguan neurokognitif terebut membentuk pola tertentu, dengan penurunan
paling konsisten dalam fungsi memori dan fungsi eksekutif verbal. Penurunan yang signifikan
mungkin juga terjadi pada domain lain seperti ke2epatan pemrosesan dan perhatian (rts,
abben, +rabbendam, 9 van 0s, "##;! rantom, llen, 9 Cross, "##;!
7/25/2019 Fungsi Neurokognitif Sebagai Prediktor Kinerja Kapasitas Fungsional Dalam Gangguan Bipolar
2/8
Untuk saat ini, hanya beberapa penelitian yang telah mengidentifikasi hubungan antara
fungsi neurokognitif dan hasilnya pada D. Dalam = tahun masa follo3&up memeriksa pasien
dengan D ) dan D )), on )n et al. ("#$#% menemukan bah3a tingkat simtomatologi depresi
dan melambatnya pasien dalam mengingat informasi verbal dapat mempredikisi fungsi
psikososial yang diukur dengan menggunakanFunctional Assessment Short Test(S1!. ?osa et
al, "##:, sedangkan tingkat simtomatologi depresi dan subtest fungsi eksekutif memprediksi
fungsi kerja yang diukur dengan menggunakanFAST occupational score. 4artino et al. ("#$$%
melaporkan bah3a ke2epatan psikomotor dan fungsi eksekutif terbaik dapat diprediksi segera
dengan menggunakan global G pada pasien euthymi2 dengan D ) dan D )). 1abar 's&
Seisdedos et al. ("##;% menemukan bah3a nilai gabungan antara pemrosesan visualBmotorik,
beratnyan gejala dan penyesuaian premorbid dapat memprediksi skor G pada pasien dengan
D ) setelah $ tahun follo3&up. Penelitian ini dan penelitian yang lainnya mengkonfirmasi
bah3a fungsi neurokognitif dapat memprediksi hasil se2ara tepat.
Penilaian berbasis kinerja atau tindakan baru&baru ini mun2ul sebagai ukuran objektif
dari kapasitas fungsional pada populasi keji3aan (Depp et al, "##@, "#$"!.. Goldberg et al, "#$#!
4ausba2h et al, "##;, "#$#.! 42)ntosh et al., "#$$%. Pengukuran tersebut memungkinkan dokter
dan peneliti untuk langsung menilai keterampilan yang relevan dengan kegiatan di dunia nyata,
seperti menulis 2ek dengan benar, berkomunikasi melalui telepon dan meren2anakan sebuah
daftar belanja. Seperti ditinjau oleh 4oore, Palmer, Patterson, dan este ("##:%, penilaian
berdasarkan kinerja memungkinkan psikolog untuk langsung mengevaluasi fungsi indepen dan
penguasaan keterampilan dasar yang diperlukan untuk peningkatan kualitas hidup. Skor tersebut
dinilai se2ara objektif dibandingkan subjective rating scale yang dilaporkan sendiri oleh
penderita, yang se2ara teoritis meningkatkan validitas dan dapat memprediksi hasil yang se2ara
nyata digunakan dalam kehidupan pada populasi. +onsisten dengan hasil ini, revie3 oleh
7/25/2019 Fungsi Neurokognitif Sebagai Prediktor Kinerja Kapasitas Fungsional Dalam Gangguan Bipolar
3/8
("#$#% adalah yang pertama memeriksa peran UPS mungkin dapat menghubungankan antara
fungsi neurokognitif dan hasil klinis pada pasien D. Penelitian mereka memeriksa skor
gabungan neurokognitif yang berasal dari memori, perhatian, fungsi eksekutif dan ke2epatan
pemrosesan, dan menunjukkan bah3a skor gabungan sekunder yang berasal dari UPS& antara
nilai gabungan neurokognitif dan level skala fungsi Spesifik (S2hneider 9 Struening, $@;A%,
merupakan hasil pengukuran yang dapat diamati dan dinilai. Penelitian ini menunjukkan fungsi
neurokognitif, bersama dengan simtomatologi, memiliki hubungan langsung dan tidak langsung
dengan hasil fungsional dan setidaknya beberapa dari ini dapat dijelaskan melalui penilaian
berbasis tindakan, seperti UPS. amun, penelitian ini tidak se2ara terpisah memeriksa domain
neurokognitif, juga tidak melihat skor subskala UPS dari tiap individu. Penelitian tersebut
dibenarkan karena pasien dengan gangguan D memiliki kelainan dalam domain neurokognitif
tertentu, yang mungkin jelas mempengaruhi kemampuan mereka untuk melakukan tugas UPS
yang berbeda.
Penyelidikan saat membahas hal ini dengan memeriksa sejauh mana pengukuran fungsi
neurokognitif yang diprediksi melalui subskala UPS dengan maksud lanjut untuk menilai
hubungan antara domain neurokognitif dan kapasitas fungsional. erdasarkan penelitian
sebelumnya, hipotesis bah3a memori verbal dan fungsi eksekutif akan menjadi prediktor terkuat
dari kinerja UPS, mengingat bah3a hal tersebut biasanya terganggu pada D dan sebelumnya
telah ditemukan sangat memprediksi kapasitas fungsional dan hasil klinis(rts et al, "##;!. onn
7n et al, "#$#8.%. Sebuah analisis sekunder meneliti bagaimana seluruh domain yang diuji
mungkin memprediksi skor UPS.
Metode
Peserta
Peserta dalam studi termasuk =: orang (A,$E laki&laki% didiagnosis dengan ipolar ) atau
Gangguan )) bipolar (:",AE D )%. ?entang usia peserta adalah $;&F@ tahun (4 A=.:, SD
$A,F%. )ndividu yang dipilih untuk dimasukkan dalam penelitian jika mereka memenuhi kriteria
DS4&)* untuk ipolar ) atau gangguan )) seperti yang diidentifikasi oleh seorang psikiater yang
mengobati atau psikolog, dan dikonfirmasi menggunakan Stru2tured Clini2al )ntervie3 untuk
DS4&)*&1? (SC)D&DS4&)*! Pertama, Spit5er, Gibbon, 9 >ereiams, $@@%. Peserta termasuk
pasien dimana mereka tidak dalam episode gangguan mood seperti saat yang didefinisikan oleh
DS4&)*. +riteria eksklusi adalahH ($% ahasa )nggris sebagai bahasa kedua! ("% ri3ayat 2edera
otak traumatis atau kondisi medis atau penyakit neurologis B kerusakan yang dapat menyebabkandefisit kognitif! (A%?i3ayat konsumsi alkohol atau penyalahgunaan 5at atau ketergantungan
dalam bulan terakhir! (=% satu atau lebih episode gangguan mood pada bulan lalu! (F% diagnosis
mengalami retardasi mental atau diagnosis disfungsi kognitif dan (% penggunaan resep atau
obat yang bisa menghasilkan efek kognitif yang signifikan, selain yang obat digunakan untuk
mengobati D.
7/25/2019 Fungsi Neurokognitif Sebagai Prediktor Kinerja Kapasitas Fungsional Dalam Gangguan Bipolar
4/8
Penilaian
?ating gejala pasien dinilai dengan e2hsler, $@@:a% 1est*o2abulary dan lo2k Design dinilai dengan >)S&))) dengan memperhitungkan karakteristik
demografi (?inge, Saine, /a2rit5, )S&))) Span 1otal ?a3 S2ore sementara memori visual
dinilai dengan >4S&))) Spatial Span ?a3 S2ore. khirnya, organisasi visuospatialB konstruksi
dinilai dengan ?0C1 Copy 1rial and enton udgement 0f /ine 0rientation (0/! enton,
7/25/2019 Fungsi Neurokognitif Sebagai Prediktor Kinerja Kapasitas Fungsional Dalam Gangguan Bipolar
5/8
Analisis data
Sebelum melakukan analisis utama, semua variabel periksa untuk outlier. Sekweness and
kurtosisdiperiksa untuk memastikan bah3a semua variables berdistribusi normal. Untuk analisis
regresi, prediktor neurokognitif diuji se2ara multikolinearitas melalui variance inflation factor
(*)%. Dengan penge2ualian untuk variabel Re !mmediate and "elaed yang dijelaskan diba3ah, semua nilai *) yang baik diterima sesuai dengan batas (*) L$,F%.
?a3 S2ore diubah menjadi 5&skor kinerja relatif dalam sampel. 6&skor learning verbal
dan memori dan fungsi eksekutif dijumlahkan dan dibuat rata&rata dalam skor gabungan. Dalam
analisis utama, variabel dimasukkan dalam serangkaian regresi hirarkis dengan penilaian gejala
dan )- dimasukkan sebagai kovariat dalam blok pertama dan memori verbal dan fungsi eksekutif
masuk pada blok kedua. nalisis dilakukan dengan masing&masing variabel hasil UPS.
Dalam analisis sekunder, serangkaian korelasi Pearson dijalankan untuk mengidentifikasi
variabel neurokognitif yang memiliki hubungan dengan skor subskala UPS. +esalahan tipe $tidak dikontrol, sebagai korelasi yang signifikan dari fa2tor predi2tor dinilai dalam analisis
regresi. 4aksimal tiga variabel neurokognitif yang berkorelasi dimasukkan sebagai prediktor
dalam model regresi linear. 1idak lebih dari tiga variabel yang dipilih untuk mengontrol
keterbatasan ukuran sampel, dan dalam kasus&kasus dimana lebih dari tiga variabel berkorelasi
dengan subskala, variable dengan koefisien korelasi yang lebih tinggi dipilih.
Hasil
Deskripsi demografi, data klinis dan neuropsikologi dari sampel disajikan pada 1abel $.
Dekripsi variabel UPS disajikan pada 1abel ". ilai kinerja neurokognitif berbeda antara $ dan
F# persentil dibandingkan dengan sampel normal, yang konsisten dengan penelitian lain dari D
dimana didapatkan defisit dalam fungsi kognitif dibandingkan dengan populasi pada umumnya,
defisit terjadi di bidang learning and memordan visual&spasial fungsi (rantom et al., "##;!
+urt5 9 Gerraty, "##@%.
7/25/2019 Fungsi Neurokognitif Sebagai Prediktor Kinerja Kapasitas Fungsional Dalam Gangguan Bipolar
6/8
neurokognitif termasuk C*/1 1rials $&F skor, ?ey )mmediat and re2all skor, Digit Span skor
total dan enton udgement /ine s2ore berkorelasi dengan total skor UPS.
*ariabel neurokognitif yang signifikan dimasukkan se2ara bersamaan dalam formula
regresi dengan UPS sub&skala sebagai variabel kriteria. Seperti sebelumnya, peringkat gejala
dan )- yang dimasukkan pertama sebagai kovariat. Untuk subskala +euangan, se2arakeseluruhan mendekati signifikan, ?" #,"", p L#,#, dan The #udgement of $ine variable
adalah prediktor signifikan lainnya, b #,=#, t ".$$, p L#,#F. Sub skala +omunikasi dan
+eterampilan ?umah, se2ara keseluruhan tidak signifikan. khirnya, untuk UPS skor total,
dilaporkan bah3a The Re "elaed an d !mmediate sangat berkorelasi, dan variabel "elaed
disertakan dengan %&$T Total '-( variabel dan The #udgement &ariabel $ine. ?umus
keseluruhan adalah signifikan, ?" #,", p L#,#F, dan variabel %&$T Total '-( diperkirakan
memiliki total skor, b #,A$,t ".#:, p L#,#F.
Diskusi
Penelitian ini menguji hubungan antara kinerja neurokognitif pada beberapa domain
neurokognitif dan sub&skala UPS. Sebagai hipotesis, gabungan verbal learning dan memori
adalah prediktor signifikan dari kinerja UPS pada beberapa variabel, termasuk subskala
+omunikasi dan 1otal skor UPS.*erbal learning dan memory ditemukan menjadi predikstor
kapasitas pada pasien dengan S6 (42Clure et al., "##:%, dan juga pada D. )lai komposit
prediktif ini juga diidentifikasi oleh onn 7n et al. ("#$#%, yang melaporkan bah3a verbal
memory yang tertunda, bersama dengan simtomatologi depresi, dapat memprediksi skor S1
pada sebuah penelitian longitudinal pada pasien dengan D. ertentangan dengan harapan,
fungsi eksekutif tidak memprediksi kinerja verbal learning dan memori. Dinilai dengan
>is2onsin Card Sorting 1est & metode pengukuran alternative fungsi eksekutif dapat memberikantemuan yang lebih konsisten dengan literatur.
Penelitian kami tidak menemukan hubungan yang signifikan antara simtomatologi,
apakah manik atau depresi, dan skor UPS, menunjukkan bah3a pengukuran berbasis kinerja
pada umumnya akan lebih banyak dipengaruhi oleh fungsi kognitif daripada simtomatologi,
terutama bagi individu yang tidak mengalami gangguan afek yang signifikan, seperti kasus untuk
sampel saat ini. Selain itu, verbal learning and memori diprediksi berdasarkan )- saja.
erdasarkan ini, rehabilitasi konstruksi neuropsikologi ini dapat meningkatkan kapasitas
fungsional dan dengan ekstensi hasil fungsional jangka panjang pada pasien (
7/25/2019 Fungsi Neurokognitif Sebagai Prediktor Kinerja Kapasitas Fungsional Dalam Gangguan Bipolar
7/8
kemamuan visuospatialBkonstruksi tetap merupakan prediktor yang signifikan, menunjukkan
bah3a domain neurokognitif ini, setidaknya yang diukur denganBenton #udgement of $ine Task,
sangat penting untuk subdomain UPS tersebut. The Benton #udgement $ine Task dianggap
bergantung pada daerah parietal kanan (1ranel, *ianna, 4an5el, Damasio, 9 Grabo3ski, "##@%,
yang telah ditemukan penting untuk perhitungan matematis sederhana (Simos et al., "##;%.
eberapa penelitian telah mengidentifikasi berkurangnya aktivitas neuron di lobus parietal
pasien dengan D (M 05erdem, G M untekin, 1G M un, 1U?P, 9 as ar, "#$$! Pompei et al.,
"#$$%, yang mungkin menjelaskan beberapa gangguan pada tugas ini pada individu tertentu.
Penelitian pada S6 dan UPS umumnya melaporkan bah3a defisit se2ara keseluruhan
memprediksi performa se2ara keseluruhan (Green et al, "#$$!. 4ausba2h et al, "##;.%, sebuah
temuan yang konsisten dengan meta&analisis pada gangguan neurokognitif (
7/25/2019 Fungsi Neurokognitif Sebagai Prediktor Kinerja Kapasitas Fungsional Dalam Gangguan Bipolar
8/8
dipengaruhi oleh domain yang berbeda. Sebagai tambahan, simtomatologi tampaknya
berdampak minimal terhadap skor UPS pada pasien euthymi2.Penelitian tambahan harus
melaporkan data longitudinal dan faktor&faktor mediasi antara sub&skala UPS dan variabel
klinis dan hasil yang relevan.