Post on 24-Oct-2015
description
CONTOH IMPLEMENTASI PENGUATAN SISTEM INOVASICONTOH IMPLEMENTASI PENGUATAN SISTEM INOVASIDI BEBERAPA KABUPATEN/KOTADI BEBERAPA KABUPATEN/KOTA
Dr. Tatang A. TaufikDeputi Kepala BPPT Bidang PKT
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
Workshop DRN - DRD“Penguatan Sumberdaya , Kelembagaan , dan Jaringan Iptek Pusat dan Daerah
Untuk Peningkatan Daya Saing dan Kemandirian Bangsa”Ruang Komisi Utama BPPT, Jakarta, 4 Desember 2013
OUTLINEOUTLINE
OUTLINEOUTLINE
APA ITU “PENGUATAN SISTEM INOVASI”
• Sistem inovasi : suatu kesatuan (lembaga, SDM, infra & suprastrukur, jejaring, proses/interaksi) yang mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan inovasi, difusi, dan proses pembelajaran
• Penguatan sistem inovasi : “membenahi” sistem (holistik, serentak, isu-isu sistemik) secara bersistem :
a. Dari perspektif kebijakan, langkah perbaikan perlu diarahkan untuk membenahi “isu-isu kelemahan atau kegagalan sistemik” (systemic failures);
b. Strategi kebijakan perlu dikembangkan sebagai suatu kesatuan kerangka kebijakan inovasi/KKI (innovation policy framework).
FUNGSI UTAMA SISTEM INOVASI
1. Menguasai, mengembangkan dan meningkatkan pendayagunaan IPTEKIN (termasuk aktivitas penelitian, pengembangan dan perekayasaan/litbangyasa).
2. Memandu arah bagi para penyedia dan pengguna serta pemangku kepentingan IPTEKIN lainnya, agar semakin mampu mengelola dan memanfaatkan sumber dayanya secara sinergis.
3. Memperkuat/mengembangkan pasokan sumber daya, yaitu modal/kapital, kompetensi dan sumber daya lainnya.
4. Memfasilitasi penciptaan/pengembangan eksternalitas yang positif.
5. Memfasilitasi formasi dan pengembangan pasar.
MENGKAJI ISU SISTEMIK SISTEM INOVASI :CONTOH MENGENALI ISU KEBIJAKAN
• Smith (2000) :1. Technology (vendor) locked-in2. Kelembagaan3. Infrastruktur4. Transisi.
• Edquist (2001) :1. Fungsi-fungsi2. Organisasi/lembaga3. Kelembagaan/kebijakan 4. Interaksi atau keterkaitan antar elemen.
• Arnold dan Boekholt (2002) :1. Kapabilitas2. Lembaga3. Jaringan4. Framework.
Isu Kebijakan
Sistem Pendidikan dan Litbangyasa
Pendidikan dan Pelatihan Profesi
Pendidikan Tinggi dan Litbang
Litbang Pemerintah
Sistem Industri
Perusahaan Besar
UKM “Matang/ Mapan”
PPBT
IntermediariesLembaga Litbangyasa
Brokers
Konsumen (permintaan akhir)Produsen (permintaan antara)
Permintaan (Demand)
Framework ConditionsKondisi Umum dan Lingkungan Kebijakan pada Tataran Internasional, Pemerintah Nasional, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota
PerbankanModal Ventura
Supra- dan Infrastruktur KhususHKI dan
InformasiDukungan Inovasi dan
BisnisStandar dan
Norma
Budaya• Sikap dan nilai• Keterbukaan terhadap
pembelajaran dan perubahan• Kecenderungan terhadap Inovasi
dan kewirausahaan• Mobilitas dan interaksi
Kebijakan Ekonomi• Kebijakan ekonomi makro• Kebijakan moneter• Kebijakan fiskal• Kebijakan pajak• Kebijakan perdagangan• Kebijakan persaingan
Kebijakan Industri/ Sektoral
Kebijakan Keuangan
Sistem Politik
Pemerintahan
Penadbiran (Governance)
Kebijakan RPT
Kebijakan Promosi & Investasi Infrastruktur Umum/ Dasar
Kebijakan Pendidikan
SDA dan Lingkungan
Isu Kebijakan
Budaya Inovasi4
Global
Keselarasan dengan Tantangan Global
6Lingkungan / Kerangka Umum
1
ISU POKOK KEBIJAKAN INOVASIInteraksi & Pelayanan3
Kelembagaan & Daya Dukung Iptek serta Absopsi oleh Industri2
Fokus & Keterpaduan Rantai Nilai5
1. IKLIM/LINGKUNGAN (bagi inovasi dan bisnis).2. PENYEDIA (SUPPLY) & PENGGUNA (DEMAND). 3. KETERKAITAN/INTERAKSI, JARINGAN,
PELAYANAN.4. BUDAYA KREATIF-INOVATIF.5. FOKUS - KETERPADUAN, KOORDINASI -
KOHERENSI.6. DINAMIKA GLOBAL.
4
5
1
6 2
3
Kerangka Kebijakan Inovasi : Heksagon
ISU SISTEMIK YANG PERLU DIBENAHI : KATA KUNCI
PENTINGNYA KERANGKA KEBIJAKAN INOVASI
• RPJMN 2010-2014, 4.3.2 : “Arah Pembangunan Iptek 2010 – 2014” :Kunci keberhasilan implementasi penguatan sistem inovasi di suatu negara adalah koherensi kebijakan inovasi dalam dimensi antarsektor dan lintas sektor; intertemporal (antarwaktu); dan nasional-daerah (interteritorial), daerah-daerah, dan internasional. Dalam perspektif hubungan nasional-daerah, koherensi kebijakan inovasi dalam penguatan SIN di Indonesia perlu dibangun melalui kerangka kebijakan inovasi (innovation policy framework) yang sejalan, dengan sasaran dan milestones terukur, serta komitmen sumberdaya yang memadai baik pada tataran pembangunan nasional maupun daerah sebagai platform bersama.
• Yang ditegaskan adalah “Arah Kebijakan Iptek .”
STRATEGI MULTIDIMENSI PSI
1. LOKALITAS TERITORIAL ~ keragaman daerah, kewilayahan, keruangan, geografis, sosio kultural, sistem pemerintahan ekosistem daerah bagi perkembangan kreativitas-keinovasian di daerah
2. INDUSTRIAL ~ keragaman & karakteristik industri daya saing industrial & industri berpotensi unggul
3. PENGETAHUAN ~ jaringan inovasi (hubungan, kemitraan, dinamika interaksi) dinamika perkembangan, aliran & pemanfaatan pengetahuan
4. AKTOR INOVASI ~ teknoprener penguatan bisnis inovatif & modernisasi/revitalisasi bisnis (ekonomi)
5. KONTEKS KHUSUS pilar-pilar tematik spesifik yang relevan (kontekstual) & urgen.
KERANGKA STRATEGIS PENGUATAN SISTEM INOVASI
Visi & Misi Pembangunan –
“Tema Besar”
Flagship Programs
Kerangka Kerangka Kebijakan InovasiKebijakan Inovasi
Tema Tema InisiatifInisiatifStrategisStrategis SIDSID KlasterKlaster
IndustriIndustriJaringanJaringanInovasiInovasi TeknoprenerTeknoprener Pilar-pilarPilar-pilar
TematikTematik
Elemen Penguatan Sistem
OUTLINEOUTLINE
MITRA DAERAH KERJASAMA : Kabupaten/Kota
KE SUMATERA :1.Kab. Pelalawan 2.Kab. Kep. Anambas 3.Kota Pagaralam
1
KE JAWA :4.Kota Tangsel 5.Kota Cimahi 6.Kota Pekalongan 7.Kab. Banyumas 8.Kab. Ngawi
5
610
9
11
Kontinental Kepulauan Khusus: Perbatasan Khusus: Tertinggal
KE KALIMANTAN :9.Kab. Kapuas Hulu
4
3
7 8
2
KE BALI-NT :10.Kab. Bangli
KE SULAWESI :11.Kab. Bantaeng
Keseluruhan kerjasama dengan daerah otonom ± 90
KORIDOR EKONOMI SUMATERA :KABUPATEN PELALAWAN – PROVINSI RIAU
VISI PEMBANGUNAN KABUPATEN PELALAWAN
VISI 2011-2016 :
“ PEMBAHARUAN MENUJU KEMANDIRIAN PEMERINTAH
DAN MASYARAKAT KABUPATEN PELALAWAN ”
VISI PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG :TERWUJUDNYA KABUPATEN PELALAWAN YANG MAJU DAN SEJAHTERA MELALUI
PEMBERDAYAAN EKONOMI KERAKYATAN YANG DIDUKUNG OLEH PERTANIAN YANG UNGGUL DAN INDUSTRI YANG TANGGUH DALAM MASYARAKAT YANG BERADAB,
BERIMAN, BERTAQWA DAN BERBUDAYA MELAYU TAHUN 2030
PRAKARSA PELALAWAN ~ P20/20
2%Investasi
Mencapai 2% rasio Litbang/PDRB (GERD/GDP)
Proses6
Kerangka Kebijakan
Inovasi
① Penguatan sistem inovasi daerah
② Pengembangan klaster industri unggulan daerah
③ Pengembangan jaringan inovasi④ Pengembangan teknoprener⑤ Pengembangan pilar-pilar
tematik
Menjadi salah satu dari 20 kabupaten paling kompetitif di Indonesia tahun 2020
① Mengembangkan iklim yang kondusif bagi inovasi dan bisnis
② Memperkuat kelembagaan dan daya dukung iIPTEKIN dan mengembangkan kemampuan absorpsi oleh industri, khususnya UKM
③ Menumbuhkembangkan kolaborasi bagi inovasi dan meningkatkan difusi inovasi, serta meningkatkan pelayanan berbasis teknologi
④ Mendorong budaya inovasi⑤ Menumbuhkembangkan dan memperkuat
keterpaduan pemajuan sistem inovasi⑥ Penyelarasan dengan perkembangan global
5 Program Prioritas Daerah
Input
Kinerja
CONTOH PILAR PENGUATAN SISTEM INOVASI DAERAH
Visi & Misi Pembangunan Daerah –
“Tema Besar”
Kerangka Kerangka Kebijakan InovasiKebijakan Inovasi
Tema Tema InisiatifInisiatifStrategisStrategis SIDSID KlasterKlaster
IndustriIndustriJaringanJaringanInovasiInovasi TeknoprenerTeknoprener Pilar-pilarPilar-pilar
TematikTematik
MISI TUJUAN SASARAN
SASARAN
STRATEGI
KEBIJAKAN UMUM
PROGRAM
KEGIATAN
PRAKARSA STRATEGIS (5)
KKI HEKSAGON (6)
MISI 7Penguatan Sistem
Inovasi
MATRIKS PROGRAM &
KEGIATAN SKPD
PENYELARASAN PSI DALAM KERANGKA RPJMDMempertimbangkan Permendagri No. 54/2010
INDIKATOR
DAMPAK
OUTCOME
OUTPUT
OUTPUTKEGIATAN
INPUT
PenambahanMisi “Baru”
Misi 7 : Memperkuat sistem inovasi untuk mendukung percepatan kemandirian ekonomi dan peningkatan daya saing daerah
CONTOH PSID KABUPATEN PELALAWAN
• Revisi RPJPD• Revisi dokumen RPJMD dan RPJPD serta penyusunan roadmap PSI :
penambahan misi pembangunan dalam RPJMD (PSI sebagai misi baru ~ Misi 7 : Memperkuat sistem inovasi untuk mendukung percepatan kemandirian ekonomi dan peningkatan daya saing daerah)
• Penataan perijinan• Perencanaan “Ruang Publik Kreatif”• AKNP (mahasiswanya memperoleh bea siswa dari perusahaan swasta
di daerah)• Introduksi SMK incorporated• Partisipasi Relawan Indonesia Berinovasi Pelalawan• Kerjasama antardaerah (dengan daerah sekitar)• Kerjasama internasional.
• Catatan : Pemkab Pelalawan dinilai sebagai salah satu nominee dari 25 pemerintah daerah yang inovatif (IGA 2013 Kemendagri).
CONTOH PILAR PENGEMBANGAN KLASTER INDUTSRI UNGGULAN DAERAH
Visi & Misi Pembangunan Daerah –
“Tema Besar”
Kerangka Kerangka Kebijakan InovasiKebijakan Inovasi
Tema Tema InisiatifInisiatifStrategisStrategis SIDSID KlasterKlaster
IndustriIndustriJaringanJaringanInovasiInovasi TeknoprenerTeknoprener Pilar-pilarPilar-pilar
TematikTematik
POLICY/ TECHNICAL ASSISTANCE DALAM PENGEMBANGAN UNGGULAN DAERAH:Klaster Industri Sawit di Kab.Pelalawan
Pendampingan pengembangan klaster industri sawit di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau bertujuan untuk mendukung program hilirisasi industri sawit. Pendampingan dilakukan melalui beberapa tahapan: (i) inisiasi dan prakarsa pengembangan dengan pemerintah Kabupaten Pelalawan, (ii) penyusunan kerangka dan agenda pengembangan, (iii) perumusan strategi dan implikasi kebijakan, (iv) pemantauan dan evaluasi
Output yang telah dihasilkan hingga tahun 2013 adalah : (i) rumusan kebijakan pengembangan klaster industri kelapa sawit (masukan untuk revisi RPJMD, RPJPD), (ii) membentuk komite/ pokja Klaster Industri Kelapa Sawit, (iii) prakarsa awal difusi teknologi integrasi ternak sapi di lahan sawit (kerjasama dengan Kedeputian Teknologi Agroindustri & Bioteknologi BPPT), (iv) identifikasi peningkatan kemampuan teknologi petani sawit tentang sistem integrasi ternak sapi di lahan sawit, antara lain penguasaan teknologi pakan, pupuk organic cair/ padat, pengemasan, biogas.
ATRAKSI SURFING PROFESIONAL DI WISATA BONO
POLICY/TECHNICAL ASSISTANCE DALAM PENGEMBANGAN UNGGULAN DAERAH : Klaster Industri Pariwisata Bono di Pelalawan-Riau
• BPPT melakukan pendampingan pengembangan klaster industri
Pariwisata Bono di Kab. Pelalawan
Pada pengembangan klaster industri telah diupayakan kolaborasi dan sinergi program baik secara langsung maupun tidak langsung antara lain dengan
Kemenparekraf. Pendampingan telah mencapai tahap Inisiatif Awal/ Prakarsa Pengembangan
dan Penyusunan Agenda Pengembangan
• Pada pemetaan awal teridentifikasi beberapa pelaku usaha pariwisata meliputi: travel agent, transportasi air dan darat, penginapan dan homestay, serta pengrajin cendera mata. .
CONTOH PENGEMBANGAN JARINGAN INOVASI :TEKNOPOLITAN PELALAWAN - RIAU
Visi & Misi Pembangunan Daerah –
“Tema Besar”
Kerangka Kerangka Kebijakan InovasiKebijakan Inovasi
Tema Tema InisiatifInisiatifStrategisStrategis SIDSID KlasterKlaster
IndustriIndustriJaringanJaringanInovasiInovasi TeknoprenerTeknoprener Pilar-pilarPilar-pilar
TematikTematik
CONTOH PJI KABUPATEN PELALAWAN : TEKNOPOLITAN PELALAWAN
• Masterplan Teknopolitan Pelalawan• Kajian lingkungan hidup strategis• Ijin prinsip penggunaan lahan kawasan (Menhut)• KPI Potensial MP3EI• Penyelarasan RTRW• Kelembagaan pengelola kawasan• Prototipe animasi kawasan • Masterplan STTP• Penyiapan SDM STTP (beasiswa di UTM)• Pendaftaran 3 paten oleh tim pengajar STTP• Penyiapan perencanaan zoning code/regulation (2014)• Sosialisasi teknopolitan & telecenter• Inisiasi portal PSI Pelalawan• Kerjasama internasional pengembangan teknopolitan.
CONTOH JARINGAN INOVASI : TEKNOPOLITAN PELALAWANKABUPATEN PELALAWAN - PROVINSI RIAU
Research & Dev’t
Industries
Services & CommercialsHousingMain Gate
University
Sport Center
Offices
Area of 3,754 ha.
Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan (STTP)
“New” smart & green city
CONTOH PENGEMBANGAN TEKNOPRENER PELALAWAN
Visi & Misi Pembangunan Daerah –
“Tema Besar”
Kerangka Kerangka Kebijakan InovasiKebijakan Inovasi
Tema Tema InisiatifInisiatifStrategisStrategis SIDSID KlasterKlaster
IndustriIndustriJaringanJaringanInovasiInovasi TeknoprenerTeknoprener Pilar-pilarPilar-pilar
TematikTematik
CONTOH PRAKARSA PUSAT INOVASI
Pengembangan 16 (2009) & 19 (2010) PI-UMKM yang berfungsi sebagai simpul dari jaringan kemitraan yang memberikan jasa layanan sebagai lembaga intermediasi untuk menumbuh-kembangkan UMKM inovatif.
Advisory /konsultansi, memberikan bantuan & pendampingan daerah mitra. Sebagian besar tidak berkelanjutan ~ ekosistem tidak mendukung. Penyesuaian pola pendekatan.
PI
PI
PI
PI
PI
PI
PI
PI
Center of Excellence (Competence)
Pemda setempat
BPPT & Mitra
Lembaga Pembiayaan
Lembaga Litbangyasa
Lembaga Terkait
Entitas Lain
UMKM
Kerangka
SI / KI / JI
Stakeholders Kunci
Faktor Lokalitas & Konteks GlobalDAERAH/NEGARA DAERAH/NEGARA ~ ~ SISTEM INOVASI ~ SISTEM INOVASI ~ MakroMakro
• Himpunan SDM & Entitas Organisasi• Hubungan - Jaringan - Interaksi
• Kolaborasi - Sinergi
SISTEM INOVASI - KLASTER INDUSTRISISTEM INOVASI - KLASTER INDUSTRI ~ Meso~ Meso
• SDM• Kompetensi• Spesialisasi
Bisnis/OrganisasiBisnis/Organisasi ~ Mikro ~ Mikro
ProdukProduk(Barang dan/atau
Jasa)
PERAN PUSAT INOVASI DALAM MODERNISASI & MEMBANGUN KEUNGGULAN (DAYA SAING) BISNIS DAN INDUSTRI/EKONOMI
PPusat usat IInovasinovasi
CONTOH PENGEMBANGAN TEKNOPRENER PELALAWAN
• Pembentukan tim pengelola Pusat Inovasi (Inkubator Bisnis)• Capacity building tim pengelola inkubator setempat• Talent scouting : Technopreneurship camp• Penyiapan “Pusat Inovasi” di Teknopolitan• Skema insentif pembiayaan untuk tahun 2014 sudah dialokasikan.
Pelalawan
Menko Ekonomi
TECHNOPRENEURSHIP CAMP
Kapuas Hulu
Ka BPPT di PUSPIPTEK
Serang
Pelalawan
UNS
Total peserta :2013 : 789 orang2011 - 2013 : 2097
Proses inkubasi :•Pelalawan : 10 Kaphul : 5•Pekalongan : 5 Bangli : 15•BIT : 3 ( 1 Cimahi; 1 Bandung)
CONTOH PENGEMBANGAN PILAR TEMATIK PELALAWAN
Visi & Misi Pembangunan Daerah –
“Tema Besar”
Kerangka Kerangka Kebijakan InovasiKebijakan Inovasi
Tema Tema InisiatifInisiatifStrategisStrategis SIDSID KlasterKlaster
IndustriIndustriJaringanJaringanInovasiInovasi TeknoprenerTeknoprener Pilar-pilarPilar-pilar
TematikTematik
CONTOH PENGEMBANGAN PILAR TEMATIK PELALAWAN
• Orientasi Green Innovation Development (GID) : TIK (E-Development), energi, transportasi, air bersih, lingkungan
• Kerjasama dengan PT Telkom• Audit/evaluasi TIK• Penyediaan energi listrik 15 MW (PLTMG Langgam Power) :
meningkatkan elektrifikasi (dari elektrifikasi 21 % 38%), sekaligus mendorong penyediaan energi bersih dari pemanfaatan sumber daya lokal
• Penghematan oleh PLN ± Rp. 7 milyar/bulan.
• Bagaimana proses “perjuangannya” : baca KOMPAS, 24 November 2013.
KORIDOR EKONOMI JAWA :KOTA PEKALONGAN – PROVINSI JAWA TENGAH
PRESTASI KOTA PEKALONGAN 2013
• KH Dewantara Award (Penerapan TIK untuk Pendidikan) – Kemendikbud
• Kota Percontohan Penerapan e-Gov Berbasis Teknologi Open Source – Kemenristek
• Rekor Dunia MURI, Kategori Pemda Terbanyak Mengembangkan dan Memanfaatkan Aplikasi OSS – Yayasan MURI
• Juara I Nasional Pos Layanan Teknologi (Posyantek) – Kemendagri & Kemenristek
• Salah satu nominee Pemda Inovatif – IGA Award 2013.
MISI 1 TUJUAN 1 SASARAN
PENYELARASAN PSI DALAM KERANGKA RPJMDMempertimbangkan Permendagri No. 54/2010
INDIKATOR
STRATEGI
KEBIJAKAN UMUM
PROGRAM
KEGIATAN
PRAKARSA STRATEGIS (5)
KKI HEKSAGON (6)
Penguatan Sistem Inovasi
MATRIKS PROGRAM &
KEGIATAN SKPD
OUTCOME
OUTPUT
OUTPUTKEGIATAN
INPUT
SASARAN DAMPAKTUJUAN X
PenambahanTujuan “Baru”Tujuan 3 : Meningkatkan potensi ekonomi daerah berbasis sistem inovasi
CONTOH PENGUATAN SISTEM INOVASI DI DAERAH OTONOM :Penguatan Sistem Inovasi Kota Pekalongan
Penguatan SID Jaringan Inovasi(Teknopolitan Batik)
Klaster Industri BatikPengembangan Teknoprener
Pusat Inovasi(BICC)
PSI Kota Pekalongan: Capaian Pilar PSID• Review RPJPD, Naskah
Akademik dan Rancangan Perda Perubahan RPJPD.
• DPRD agendakan Konsultasi Publik Revisi RPJPD (10/12/2013).
• Revisi/Perubahan RPJMD telah di-Perda-kan(Perda Kota Pekalongan No. 1 Tahun 2013).
• Adopsi PSI dengan menambah Tujuan dari Misi-1, dengan arah kebijakan 6 KKI dan strategi 5 Pilar.
• Penyusunan Rekomendasi perbaikan Perijinan Bisnis dan Investasi Kota Pekalongan.
• konsep Ruang publik kreatif (creative-cultural centres) Kota Pekalongan dan Rencana Pengembangan
PSI Kota Pekalongan: Capaian Pilar PSIDDiskusi Relawan Muda Berinovasi Kota Pekalongan (19/09/2013)Diskusi Relawan Muda Berinovasi Kota Pekalongan (19/09/2013)
GERBANG INDAH NUSANTARAWORKSHOP RELAWAN & DEKLARASI – 2013 DI PEKALONGAN
PSI Kota Pekalongan: Capaian Pilar PSID
Menko bidang Perekonomian Hatta Rajasa (tengah) didampingi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kanan), Walikota Pekalongan Basyir Ahmad (kiri), meresmikan Web Gerbang Indah Nusantara (GIN) atau gerakan membangun sistem inovasi daya saing dan kohesi sosial di seluruh wilayah Nusantara (20/09/2013)
Menko bidang Perekonomian Hatta Rajasa (kanan) berbincang dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada Workshop Praktik Baik Kebijakan Inovatif di Daerah di Pekalongan (20/9).
Forum Kerjasama Pusat-Daerah: Workshop Praktik Baik Kebijakan Inovatif di Daerah Otonom (20/09/2013)Forum Kerjasama Pusat-Daerah: Workshop Praktik Baik Kebijakan Inovatif di Daerah Otonom (20/09/2013)
POLICY/TECHNICAL ASSISTANCE DALAM PENGEMBANGAN UNGGULAN DAERAH : Klaster Industri Batik di Kota Pekalongan
• Pendampingan pengembangan klaster industri di Kota Pekalongan dilakukan pada Industri Batik.
• Teridentifikasi sekitar 630an pelaku usaha batik dengan melibatkan 10.000 tenaga (pengrajin, pengusaha).
Lembaga-pendukung yang terlibat berkolaborasi dan bersinergi program dalam kegiatan ini baik langsung maupun tidak langsung antara lain:
Museum Batik, Balai Batik, Dishubparbud, BAPPEDA, KLH, FEDEP, Kop Batik, Trading House, Unikal
Pendampingan telah mencapai tahap Inisiatif Awal/ Prakarsa Pengembangan dan Penyusunan Agenda Pengembangan
Tahun 2014 akan dilakukan kerjasama riset pengembangan pewarna alami untuk produksi batik dengan TAB-BPPT, Unikal
Kapasitas produksi per tahun 910.524 ton per tahun. Agenda utama yang telah dirumuskan untuk pengembangan
klaster adalah : (1) Mempertahankan batik sebagai warisan budaya (90% menggunakan bahan alami), (2) ) Menumbuhkan jumlah pelaku usaha batik, (3) Menjadikan batik sebagai pengungkit perekonomian wilayah dan berwawasan lingkungan
CAPAIAN JARINGAN INOVASI KOTA PEKALONGAN
1. Teknopolitan Batik Kota Pekalongan : penataan ulang fungsi-fungsi kawasan kota menuju kota kreatif / smart & green city.
2. Konsep Teknopolitan Batik Kota Pekalongan telah disepakati, dengan ikon Batik Innovation & Cultural Center (BICC), yang akan dipusatkan di Kawasan Jatayu.
3. Rekomendasi kebutuhan teknologi pada industri inti batik sudah dianalisis.
4. Telah dilakukan pelatihan peningkatan kapasitas manajemen pengetahuan dan TIK pada industri inti batik.
5. Rekomendasi implementasi open method of coordination (OMC)/metode koordinasi terbuka (MKT).
6. Rekomendasi strategi peningkatan penggunaan pewarna alami pada produk batik Kota Pekalongan.
7. Prototipe animasi Kawasan Teknopolitan Batik.
PUSAT INOVASI (BICC) : SINERGI MASTERPLAN GOR JATAYU (DINAS PARIWISATA) DENGAN KONSEP TEKNOPOLITAN BATIK
JEMBATAN
PENGEMBANGAN TEKNOPRENER KOTA PEKALONGAN
• Pusat Inovasi Inkubator (Dinsosnakertrans) sudah mulai berjalan
• Skema insentif pembiayaan dari Pemkot sudah tersedia• Gedung PI Inkubator sudah tersedia• Seleksi Tenant untuk 2013 telah terlaksana• Pusat Inovasi BDSP dalam tahap persiapan di bawah
Disperindagkop UKM• Workshop calon pengelola PI BDSP sudah terlaksana• BIT dan PI Inkubator Pekalongan melakukan inkubasi tenant
bersama untuk produk mesin pelorot malam batik yang sudah sampai uji produksi dan penjajagan pendaftaran paten.
CAPAIAN E-GOV 2013 : REKOR MURI IMPLEMENTASI OSS
• Total aplikasi : 18 buah• Telah mendapatkan rekor MURI (02/10/2013) untuk
implementasi OSS terbanyak level pemerintah daerah, yang terdiri atas aplikasi:
– SIM RAL - Perencanaan, Akuntansi & Keuangan– SIM RENJA - Rencana Kerja– SIM LEPPK - Laporan Evaluasi, Program & Kegiatan– SIM RS - Rumah Sakit– SIM PUS - Puskesmas– SIM Gaji PNS– SIM PDPKM-RASKIN - Pengembangan Database
Pemantauan Kemasyarakatan-Pembagian Raskin– SIM PEG - Pegawai– SIM E-SURAT ONLINE - Pengelolaan Surat– SIM SISKUM - Hukum & Perundang-undangan– SIM DALMENTEL - Monitoring Pengendalian Menara
Tekkom– SIM Monitoring Jaringan BATIK-NET– SIM PADU - Pelayanan Perijinan Terpadu– SIM DOKUM - Dokumen– SIM E-FGD - Focused Group Disscussion– DIGILIB - Digital Library– SERUNI –-Rujukan Online– SIM PATDA - Pendapatan Daerah
OUTLINEOUTLINE
INDIKASI KHAS DAERAH YANG MEMPEROLEH DUKUNGAN KEMITRAAN TINGGI DAN BANTUAN TEKNIS INTENSIF
• Komitmen tinggi Kepala Daerah• Tim birokrasi daerah yang mendukung• Penyesuaian agenda PSI dalam dokumen formal
perencanaan daerah (RPJMD; dan RPJPD untuk daerah tertentu)
• Local champions, semangat & kesungguhan tim setempat untuk membawa perubahan signifikan
• Kelengkapan agenda aksi elemen KKI dalam kelima pilar PSI
• Partisipasi masyarakat setempat relatif tinggi• Leadership . . . leadership . . . leadership.
MEMBANGUN BUDAYA INOVASI
I. Strategi jangka panjang : sistem pendidikan dan pelatihan (pembelajaran)
II. Strategi jangka pendek – menengah : 1. Kembangkan ekosistem yang mendukung2. Ciptakan kisah-kisah sukses
a. Mendorong kelompok-kelompok masyarakat (mis. usia muda, perempuan, dsb.)
b. Memperkuat modal sosial berkreasi-berinovasi dalam “kelompok-kelompok” penting/berpengaruh
c. Memotivasi dan mengembangkan panduan d. Mulai dari hal-hal (yang seolah nampak) “kecil”, tetapi dapat menjadi “titik
masuk” mengubah kebiasaan menjadi sikap dan tindakan yang terbuka terhadap hal-hal baru dan tindakan-tindakan pembaruan
3. Contohkan dari diri, lingkungan & lembaga sendiri4. Role model (model panutan).5. Insentif6. Apresiasi.
USULAN1. Perbaikan peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan IPTEKIN.2. PSI atau pengembangan, penguasaan, dan pendayagunaan
IPTEKIN secara bersistem menjadi “URUSAN PEMERINTAH” (termasuk urusan Pemerintah Daerah).
3. Affirmative actions untuk peningkatan investasi IPTEKIN :a. Anggaran pemerintah (APBN/APBD)b. Dana non pemerintah, termasuk CSRc. Pemerintah yang pro-produk IPTEKIN nasional dan pro-bisnis inovatif
nasional (terutama untuk “menembus” barrier to entry).4. Peningkatan intensitas agenda IPTEKIN :
a. Daerah-daerah otonom di 6 (enam) koridor ekonomi, khususnya di luar Jawa
b. Kelompok usia mudac. Kelompok perempuand. Reverse brain drain SDM IPTEKIN.
PSI : MEMBAWA PEMBANGUNAN DAERAH YANG PROGRESIF & BERKUALITAS, INKLUSIF, DAN BERKELANJUTAN
PenguatanPenguatanSistemSistemInovasiInovasi
IPTEKINIPTEKIN
UntukUntukSemuaSemua
. . . dalam keselarasan
kita maju . . .
Salam Inovasi Indonesia
Terima KasihDB PKT
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)Gedung II BPPT, Lt 13
Jl. MH. Thamrin 8, Jakarta 10340Telp. (021)-316 9441Fax. (021)-319 24127
Gedung Pusat Inovasi & Bisnis Teknologi BPPT – Kawasan PUSPIPTEK
Tangerang SelatanTelp. (021)-7579 1349Fax. (021)-7579 1348http://www.bppt.go.idhttp://portal.gin.web.id
Gerakan Membangun Sistem Inovasi, Daya Saing dan Kohesi Sosial di seluruh Wilayah Nusantara
BAHAN E-FILE DAN TAUTAN (LINKS)
Lingkungan GlobalLingkungan Regional
Lingkungan Nasional
MENUJU PEMBANGUNAN INDONESIA BERBASIS PENGETAHUAN 2025UU No. 17/2007 (RPJPN) & Perpres 32/2011 (MP3EI)
INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR“Negara Maju & Kekuatan 12 Besar Dunia”
Kemajuan Iptek,Inovasi
Kemajuan Iptek,Inovasi
Ekonomi Pengetahuan
Ekonomi Pengetahuan
EkonomiJaringan
EkonomiJaringanGlobalisasiGlobalisasi Faktor-faktor
LokalitasFaktor-faktor
Lokalitas
Kecenderungan dan Tantangan Universal
EKONOMI BERBASIS PENGETAHUAN
MASYARAKAT BERBASIS PENGETAHUAN
PENGUATAN SISTEM INOVASI
Isu-isu KontekstualIsu-isu KontekstualIsu-isu KontekstualIsu-isu Kontekstual
Sistem Inovasi
Daya Saing dan Kohesi Sosial;Kebutuhan Dasar; Kedaulatan
Kesejahteraan/Kemakmuran, Kemandirian & Peradaban Bangsa
Kesejahteraan/Kemakmuran, Kemandirian & Peradaban Bangsa
Isu-isu KontekstualIsu-isu KontekstualIsu-isu KontekstualIsu-isu Kontekstual
Kemajuan Iptek,Inovasi
Kemajuan Iptek,Inovasi
Ekonomi Pengetahuan
Ekonomi Pengetahuan
EkonomiJaringan
EkonomiJaringanGlobalisasiGlobalisasi Faktor-faktor
LokalitasFaktor-faktor
Lokalitas
Kecenderungan dan Tantangan Universal
1. SDM yang terdidik, kreatif, dan terampil2. Infrastruktur komunikasi yang dinamis3. Sistem inovasi yang efektif4. Pemerintahan, insentif ekonomi dan rejim
kelembagaan yang mendukung
Knowledge EconomyKnowledge Economy Knowledge SocietyKnowledge Society
1. Sistem informasi dan komunikasi2. Pembelajaran seumur hidup dan budaya inovasi 3. Sistem inovasi yang efektif 4. Modal sosial 5. Kepemimpinan/kepeloporan dalam pemajuan
sosial budaya masyarakat6. Rejim kebijakan yang kondusif
TANTANGAN : PEMBANGUNAN BERBASIS PENGETAHUAN
PENGUATAN SISTEM INOVASI UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN
• Mewujudkan tujuan pembangunan semakin memerlukan pembangunan (nasional & daerah) yang lebih cerdas & bijaksana berbasis pengetahuan (knowledge-based development ~ knowledge-based economy & knowledge-based society)
• Kelemahan “sistemis” (systemic failures) ~ ekosistem• BPPT berpartisipasi dalam penguatan sistemis & sistematis
ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi (IPTEKIN) : Penguatan Sistem Inovasi (PSI) perkembangan inovasi, difusi & pembelajaran
• Tujuan PSI : mendukung pembangunan yang progresif & berkualitas, inklusif, dan berkelanjutan.
ARAH PROGRAM IPTEKIN
• Memperkuat basis IPTEKIN dan meningkatkan kontribusi IPTEKIN hijau/bersih (green/clean technology & innovation) untuk mendukung pembangunan berkelanjutan (green/sustainable development);
• Orientasi PSI : memperkuat daya dukung & jejaring IPTEKIN untuk 1. peningkatan pemenuhan kebutuhan dasar &
kepentingan publik; 2. peningkatan daya saing & penguatan kohesi sosial;
serta 3. penguatan kemandirian Bangsa & NKRI.
Kepentingan Kedaulatan Negara
(Sovereignity – Kemandirian)
Kebutuhan Dasar & Perlindungan Masyarakat
(Basic Needs, Protection/ Security - Public Interests)
Daya Saing &Kohesi Sosial
(Enabling & Strengthening : Nilai
Tambah - Produktivitas)
Penguatan Sistem Inovasi
Untuk percepatan pembangunan (nasional &
daerah) yang lebih “berbasis pengetahuan/ teknologi”
pertumbuhan tinggi & berkualitas, inklusif, dan
berkelanjutan
ORIENTASI PENGUATAN SISTEM INOVASIDALAM PEMBANGUNAN (NASIONAL & DAERAH)
PERAN DAN LAYANAN TEKNOLOGI BPPT
1. Tekn. Pangan2. Tekn. Kesehatan & Obat3. Tekn. Energi4. Tekn. Kebumian & Lngkungan5. Tekn. Kebencanaan (Disaster Early Warning & Mitigation
Technology)6. Tekn. Material Maju7. TIK8. Tekn. Transportasi9. Tekn. Hankam10.Tekn. Manufaktur11.Sistem Inovasi
Tech Stateof the Art
Kemandirian
Daya Saing
Kesejahteraan, Kemandirian,
PeradabanPELAYANAN TEKNOLOGIPERAN VALUE
PROPOSITIONS1. Rekomendasi
2. Advokasi
3. Alih Teknologi
4. Konsultansi
5. MSTQ
6. Jasa Operasi
7. Percontohan (Pilot Project)
8. Pilot Plant
9. Prototype
10. Survey
11. Rujukan Teknis (Technical Reference)
12. Audit Teknologi
13. PPBT
Bidang Prioritas BPPT :
Catatan :PPBT : Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi
Pengkajian dan
Penerapan Teknologi
INDIKASI KONTRIBUSI PENGETAHUAN/TEKNOLOGITERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI:
PERTUMBUHAN TFP PROVINSI (RATA-RATA 2001-2008) DI 6 KORIDOR EKONOMI
TFP : Total Factor ProductivitySumber : Hasil Perhitungan BPPT, 2011
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TFPDI SETIAP KORIDOR EKONOMI DAN INDONESIA
RATA-RATA 2002-2010:
PEMBELAJARAN
BERAGAM INOVASI, KESALINGTERKAITAN & EFEK RIAK PENGUATAN
DIFUSI INOVASI
Inovasi Sosia
l
Inovasi
TeknologiInovasi Bisnis
Inovasi Lainnya
Klaster Industri 1-A
Klaster Industri 2-C
Klaster Industri 3-B
Klaster Industri 1-Z
Klaster Industri:
Klas
ter I
ndus
tri
3
Sistem Inovasi Nasional
SID : Sistem Inovasi Daerah.
“industrial cluster-wise” Sub-national Innovation System
Klas
ter I
ndus
tri
1
Sektor III
Sektor II
Sektor I “Sector-wise” Sub-national Innovation System
DaerahA
SID
DaerahC
SID
“Region-wise” Sub-national Innovation System
SITI
: Si
stem
Inov
asi T
ekno
-Indu
stri.
SUBSISTEM & KETERKAITAN MULTIDIMENSI SISTEM INOVASI
Sumber : Disesuaikan seperlunya dari Etzkowitz dan Leydesdorff (2000).
Akademia Industri
Pemerintah• Pemerintah mendominasi
lingkaran/spiral lainnya• Koordinasi birokratis top-down• Mentalitas “proyek besar”• Industri: national champion• Perguruan tinggi: terutama
berperan sebagai lembaga pengajaran
Pemerintah
Akademia Industri
• Perguruan tinggi : melaksanakan riset dasar dan penyediaan SDM
• Industri : perusahaan terhubungkan oleh pasar
• Pemerintah : dibatasi pada penanggulangan kegagalan pasar
• Mentalitas individualistik
• Unit-unit antarmuka (interface) pada garis batas yang ketat.
Pemerintah Bisnis
Litbangyasa & PT
1
2
3
Tri-literal network dan Organisasi Hybrid
Hubungan/interaksi antar kelembagaan dalam “pusaran spiral” sebagai “proses transisi tanpa akhir
dan dinamis”
DINAMIKA INTERAKSI TRIPLE HELIX SISTEM INOVASI
Pembeli Pembeli Industri Inti Industri Inti
Industri TerkaitIndustri Terkait
IndustriPendukung
IndustriPendukung
Industri Pemasok Industri Pemasok
LembagapendukungLembaga
pendukung
SIN, SID, KI, JI = PENDEKATAN SISTEM
• Beragam definisi ~ perbedaan keberterimaan (acceptability) oleh berbagai kalangan (misalnya akademisi, praktisi, pembuat kebijakan).
• PORTER (1990): “There is NO ACCEPTED DEFINITION OF COMPETITIVENESS. Whichever definition of competitiveness is adopted, an even more serious problem has been there is no generally accepted theory to explain it”.
• “Pembedaan” pada beragam tingkatan: – Perusahaan (mikro) : definisi yang paling “jelas.”– Industri (meso) : walaupun beragam, umumnya dapat dipahami: pergeseran perspektif pendekatan “sektoral”
pendekatan “klaster industri.”– Ekonomi (makro) : dipandang sangat penting, walaupun masih sarat perdebatan dan kritik (latar belakang teori).
Kemampuan/daya tarik (attractiveness); kemampuan membentuk/menawarkan lingkungan paling produktif bagi bisnis, menarik talented people, investasi, dan mobile factors lain, dsb.; dan Kinerja berkelanjutan.
Mikro ~ Perusahaan
Meso ~ Industri
“Makro” ~ Ekonomi
Memiliki pengertian
yang berbeda, tetapi saling
berkaitan
Kemampuan suatu industri (agregasi perusahaan ~ “sektoral” “klaster industri”) menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dari industri pesaing asingnya
Kemampuan suatu perusahaan mengatasi perubahan dan persaingan pasar dalam memperbesar dan mempertahankan keuntungannya (profitabilitas), pangsa pasar, dan/atau ukuran bisnisnya (skala usahanya)
“Tingkatan Analisis” /Dimensi “Sektoral”
“Konteks Telaahan”(Perbandingan) /
Dimensi Teritorial /Spasial
Neg
ara
/ D
aera
h
Rujukan : a.l. Porter & McFetridge (1995)
KEUNGGULAN (DAYA SAING)
Faktor Lokalitas & Konteks GlobalDAERAH/NEGARA DAERAH/NEGARA ~ ~ SISTEM INOVASI ~ SISTEM INOVASI ~ MakroMakro
• Himpunan SDM & Entitas Organisasi• Hubungan - Jaringan - Interaksi
• Kolaborasi - Sinergi
SISTEM INOVASI - KLASTER INDUSTRISISTEM INOVASI - KLASTER INDUSTRI ~ Meso~ Meso
• SDM• Kompetensi• Spesialisasi
Bisnis/OrganisasiBisnis/Organisasi ~ Mikro ~ Mikro
ProdukProduk(Barang dan/atau
Jasa)
MEMBANGUN KEUNGGULAN (DAYA SAING)
INISIATIF (PRAKARSA) STRATEGIS PENGUATAN SISTEM INOVASI
1. Penguatan Sistem Inovasi Daerah : sebagai wahana untuk memperkuat pilar-pilar bagi penumbuhkembangan kreativitas-keinovasian di tingkat daerah, di mana penguatan sistem inovasi daerah merupakan bagian integral dari penguatan sistem inovasi nasional.
2. Pengembangan Klaster Industri : sebagai wahana untuk mengembangkan potensi kolektif terbaik kewilayahan dan meningkatkan daya saing industrial.
3. Pengembangan Jaringan Inovasi : sebagai wahana membangun keterkaitan dan kemitraan antar aktor utama, serta mendinamisasikan aliran pengetahuan, inovasi, difusi, dan pembelajaran.
4. Pengembangan Teknoprener : sebagai wahana modernisasi bisnis/ekonomi & sosial, serta mengembangkan budaya inovasi.
5. Penguatan Pilai-pilar Tematik SI : sebagai wahana memperbaiki elemen-elemen penguatan sistem yang bersifat tematik dan kontekstual.
PENTINGNYA KERANGKA KEBIJAKAN INOVASI
• RPJMN 2010-2014, 4.3.2 : “Arah Pembangunan Iptek 2010 – 2014” :Kunci keberhasilan implementasi penguatan sistem inovasi di suatu negara adalah koherensi kebijakan inovasi dalam dimensi antarsektor dan lintas sektor; intertemporal (antarwaktu); dan nasional-daerah (interteritorial), daerah-daerah, dan internasional. Dalam perspektif hubungan nasional-daerah, koherensi kebijakan inovasi dalam penguatan SIN di Indonesia perlu dibangun melalui kerangka kebijakan inovasi (innovation policy framework) yang sejalan, dengan sasaran dan milestones terukur, serta komitmen sumberdaya yang memadai baik pada tataran pembangunan nasional maupun daerah sebagai platform bersama.
• Yang ditegaskan adalah “Arah Kebijakan Iptek .”
PENTINGNYA KERANGKA KEBIJAKAN INOVASI
• Kepmenristek RI No. 193/M/Kp/IV/2010 tentang Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Tahun 2010 – 2014 :
Kunci keberhasilan implementasi SINas di suatu negara adalah koherensi kebijakan inovasi dalam dimensi antarsektor dan lintas sektor; intertemporal (antar waktu); dan nasional-daerah (inter teritorial), daerah-daerah, dan internasional. Dalam perspektif hubungan nasional-daerah, koherensi kebijakan inovasi dalam penguatan SINas di Indonesia perlu dibangun melalui kerangka kebijakan inovasi (innovation policy framework) yang sejalan, dengan sasaran dan milestones terukur, serta komitmen sumberdaya yang memadai pada tataran nasional maupun daerah sebagai common platform.
• Yang ditegaskan adalah “Arah Kebijakan Iptek .”
1. Mengembangkan kerangka umum yang kondusif bagi inovasi dan bisnis.2. Memperkuat dan daya dukung ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi
(IPTEKIN)/atau penelitian, pengembangan, dan perekayasaan (litbangyasa) serta kemampuan absorpsi industri, khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
3. Menumbuhkembangkan kolaborasi bagi inovasi dan meningkatkan difusi inovasi, serta meningkatkan pelayanan berbasis teknologi.
4. Mendorong budaya inovasi.5. Menumbuhkembangkan/ memperkuat keterpaduan (koherensi)
pemajuan sistem inovasi di daerah.6. Penyelarasan dengan perkembangan global.
4
5
1
6 2
3
Kerangka Kebijakan Inovasi : Heksagon
AGENDA POKOK PENGUATAN SISTEM INOVASI DI INDONESIA
ILUSTRASI KETERKAITAN PROGRAMDALAM KONTEKS “PERCONTOHAN DI DAERAH”
Penguatan Sistem Inovasi Daerah &Pengembangan Tematik
Pengembangan Klaster Industri Unggulan Daerah
Pengembangan Jaringan Inovasi
Pengembangan Teknoprener
KERANGKA GENERIK UNTUK MEMBANGUN KEMITRAAN
Aktivitas pada Tataran Nasional
Aktivitas pada Tataran Daerah
NA & RUU Sistem Pengkajian & Audit Teknologi; Climate
Change;Biosecurity;Ren. Energy;
Oceans; Biotech
Tekno-ekonomi; Mamin;
Obat bahan alam;TIK/Elektronika; Barang modal;
Alat angkut
Ekosistem Inovasi daerah;
Region-to-region partnerships
Teknopolitan/ Technopark
Contoh
Penguatan Sistem Inovasi
Pusat Inovasi (mis., inkubator
bisnis)
Pilar-pilar Penguatan Sistem Inovasi(Flagship Programs)
Contoh
Ekowisata;Industri kreatif;
Sawit
Green/Clean Tech.:E-Dev
AirInfrastruktural
(mis. Energi listrik)
Kurikulum di Pendidikan Tinggi;
Pusat Inovasi;Insentif
pemerintah;Pendanaan
inovasi;
Teknometer;Teknopolitan;HR Mobility;Knowledge
Management;NCE
Roadmap PSID;RINA – RIDA;
Sub-national RIS;International RIS
Kota/Daerah Cerdas --- Smart & Green Cities (Regions)
LAIN-LAIN
Klaster Industri Batik (KIB) Kota Pekalongan
Industri kain batik cap
Sutera lokalSulawesi, Garut,
Jepara, pekalongan
Sutera lokalSulawesi, Garut,
Jepara, pekalongan
BAPPEDABAPPEDA
ATBMPkl
ATBMPkl
Kan Perindag PKL
Kan Perindag PKL
Ind mesin jahit ChinaInd mesin jahit China
SMK BatikSMK Batik
Trading House
Trading House
Paguyuban pecinta batikPaguyuban
pecinta batik
Kospin JasaKospin Jasa
Dit Bina Pasar Indag
Dit Bina Pasar Indag
• Lokal, nasional dan internasional
• Lokal, nasional dan internasional
Alat tenunChina
Alat tenunChina
Industri kain batik tulisSutera roll
ChinaSutera roll
China
KapasAfrika, US, Prwkrta
KapasAfrika, US, Prwkrta
WaxHongaria & Lokal
WaxHongaria & Lokal
Balai Batik Yogya
Balai Batik Yogya
Poltek batik
Poltek batik
Industri pariwisataIndustri
pariwisata Industri kerajinanIndustri kerajinan
BPENBPENHaKI
PerindagHaKI
Perindag
Klaster industri perikanan dan
kelautan
Klaster industri perikanan dan
kelautan
Perusahaan listrik
Perusahaan listrik
Pengolah limbah
Pengolah limbah
Zat warnaZat warna
Perusahaan kargo
Perusahaan kargo
Bank BUMNBank
BUMN
Perusahaan Packaging
Perusahaan Packaging
Aksesori garmenAksesori garmen
Universitas PekalonganUniversitas Pekalongan
Peralatan PembatikanPeralatan
Pembatikan
Industri kain batik cap dan tulis
ATBMATBM
Industri makanan olahan
Industri makanan olahan
Jasa transportasi
Jasa transportasi
Mitra binaan BUMN
Mitra binaan BUMN KLHKLHDishubparbudDishubparbudDin. Pertanian, peternakan dan
kelautan (DPPK)Din. Pertanian, peternakan dan
kelautan (DPPK)FEDEPFEDEPKop. Batik
(PPIP)Kop. Batik
(PPIP)Kantor ketahanan
panganKantor ketahanan
pangan
Museum BatikMuseum Batik
Pasar Grosir•Sentra Batik di Kota Pekalongan•Jakarta, Surabaya, Semarang dll
Pasar Grosir•Sentra Batik di Kota Pekalongan•Jakarta, Surabaya, Semarang dll
Industri Inti
Industri Pemasok
Industri Terkait
Industri Pendukung
Lembaga Pendukung
Pembeli
KAPUAS HULU – KALIMANTAN BARAT
POLICY/TECHNICAL ASSISTANCE DALAMPENGEMBANGAN UNGGULAN DAERAH: Klaster Industri Animasi & Film di Cimahi
• Pendampingan pengembangan klaster industri di Cimahi dilakukan pada Industri Animasi & Film.
• Pemetaan awal teridentifikasi sekitar 60an pelaku usaha animasi dan film sebagai industri inti, tergabung dalam komunitas Cimahi
Creative Association.
Lembaga-pendukung yang terlibat berkolaborasi dan bersinergi program dalam kegiatan ini baik langsung maupun tidak langsung antara lain: Kemenristek, Kemenperind, Kemenpora, Kemendiknas, Kemeninfo, ITB, Institut Kesenian Jakarta.
Pendampingan telah mencapai tahap Inisiatif Awal/ Prakarsa Pengembangan dan Penyusunan Agenda Pengembangan
Pemkot Cimahi menfasilitasi aktivitas bisnis komunitas ini di gedung BITC Baros.
Agenda utama yang telah dirumuskan untuk pengembangan klaster adalah : (1) penyediaan sarana produksi, (2) peningkatan kemampuan SDM yang mampu bersaing di pasar, (3) menumbuhkan jumlah pelaku usaha animasi & film.
Rantai NilaiRantai NilaiKlaster Industri “Sari Raos” Kab.BlitarKlaster Industri “Sari Raos” Kab.Blitar Hasil survei rantai nilai pada
klaster industri pangan olahan “Sari Raos” Kab. Blitar teridentifikasi bahwa sebagai sebagian besar hasil produksi MOCAF (Modified Cassava Flour) dari klaster ini diekspor keluar daerah karena belum mampu dimanfaatkan oleh para pengrajin pangan olahan setempat.
Difasilitasi program insentif dari Kementerian Ristek, pada tahun 2012
telah dilakukan pelatihan kepada pada para pengrajin makanan di Kab. Blitar
untuk mampu megolah MOCAF menjadi berbagai jenis makanan yang memiliki
nilai ekonomis
POLICY/TECHNICAL ASSISTANCE DALAMPENGEMBANGAN UNGGULAN DAERAH:
Klaster Industri Minyak Atsiri, Produk Kelapa & Pangan di Kab.Blitar
• Klaster industri yang dikembangkan di Kab.Blitar: (1) Minyak Atsiri “Java Atsiri” menghasilkan produk minyak atsiri dari bahan baku lokal, seperti: cengkeh, nilam dan kenanga, (2) Produk Berbasis Kelapa “Manggar Sari” memproduksi produk-produk kreatif dari bahan baku pohon kelapa, (3) Pangan Olahan Berbahan Baku Lokal “Sari Raos” memproduksi pangan dari bahan baku tepung cassava premium/ Mocaf yang potensial sebagai substitusi gandum dan beras.
Pengembangan klaster di Kabupaten Blitar telah diawali sejak tahun 2009 melalui program Putri Kencana dari Pemkab Blitar. Saat ini pengembangan klaster telah mencapai tahap implementasi. Lembaga pendukung yang terlibat berkolaborasi dan bersinergi program dalam pengembangan klaster industri di daerah ini antara lain: Kementerian Ristek, Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Malang.
Kelompok Tani memproduksi “chips” ubikayu Kelompok Tani memproduksi “chips” ubikayu bahan baku tepung cassava premium/ MOCAFbahan baku tepung cassava premium/ MOCAF
Penepungan “chips” ubikayu di pabrik Penepungan “chips” ubikayu di pabrik tepung cassava premium PT.CSStepung cassava premium PT.CSS
Desain Logo dan Kemasan oleh Univ Negeri Malang Desain Logo dan Kemasan oleh Univ Negeri Malang untuk produk-produk Klaster Industri Sari Raosuntuk produk-produk Klaster Industri Sari Raos Produk-produk Klaster Industri Sari RaosProduk-produk Klaster Industri Sari Raos
CONTOH KLASTER INDUSTRI “SARI RAOS” MAKANAN BAHAN BAKU LOKAL – KABUPATEN BLITAR