Makalah 1 Mendorong Perkembangan Fungsi Pusat Produktiitas dan Purwarupa – Tatang A. Taufik

24
1 MENDORONG PERKEMBANGAN FUNGSI/ PUSAT PRODUKTIVITAS DAN PURWARUPA 1. PENDAHULUAN Inovasi, sebagai suatu proses, dapat terjadi dalam (dihasilkan dari) beragam tingkatan. Hal tersebut dapat berlangsung antara lain dalam perusahaan, interaksi antara perusahaan dengan perusahaan lain (termasuk pemasok dan/atau pembeli), interaksi antara perusahaan dengan pihak pemasok teknologi (lembaga litbangyasa atau perguruan tinggi), struktur perhimpunan (misalnya asosiasi), dorongan legal dan politik; dan/atau kelembagaan sosial. Dalam hal interaksi antara perusahaan dengan pihak penyedia teknologi (lembaga litbangyasa dan/atau perguruan tinggi), adanya mekanisme/saluran yang efektif bagi terjadinya proses interaksi antara pemasok/penyedia dengan pengguna teknologi (industri), termasuk alih teknologi dan khususnya komersialisasi teknologi sangatlah penting. 1 Kemajuan pengetahuan/teknologi ataupun perkembangan kebutuhan sering dinilai dapat menjadi pendorong (drivers) bagi inovasi (kombinasi technology push – demand pull). Dalam kerangka demikian, inovasi nampak seolah merupakan proses “linier.” Perkembangan pemikiran yang didukung bukti empiris menunjukkan kecenderungan berbagai pergeseran tentang ini. Inovasi seringkali terjadi dalam lingkungan yang tidak terisolasi, dan pada dasarnya merupakan hasil dari proses interaksi dari berbagai pihak. Realita perkembangan dinamika dan kompleksitas yang terjadi menuntut cara pandang yang tidak mengabaikan hal ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa jaringan yang melibatkan berbagai pihak merupakan bagian yang sangat penting dalam sistem inovasi. Namun di Indonesia, jaringan yang merupakan jembatan antara penyedia dan pengguna teknologi belum berkembang kuat, dan masih menghadapi kesenjangan multidimensi antara keduanya. Salah satu kelemahan generik yang kritis di pihak penyedia teknologi adalah belum adanya fungsi yang dapat mengkapitalisasi potensi aset intelektual yang dimiliki menjadi nilai komersial. Kesenjangan tersebut mengakibatkan kurang responsifnya sektor produksi terhadap hasil litbang yang dihasilkan lembaga litbang dan sebaliknya. Salah satu faktor yang 1 Istilah teknologi, walaupun diartikan secara beragam oleh banyak pihak, untuk tujuan praktis dalam tulisan ini ditafsirkan secara luas sebagai suatu kesatuan prinsip/konsep, cara/metode/proses, peralatan, dan elemen penting lain beserta konfigurasinya yang memiliki kegunaan dan diperlukan dalam aplikasi praktis menghasilkan nilai tambah. Istilah ini dipertukarkan dengan istilah “pengetahuan” (knowledge) dan dalam konteks lain juga terkadang dipadankan dengan “hasil litbang.” Jadi pengertian “alih teknologi/pengetahuan (technology/knowledge transfer)dalam hal ini dimaksudkan sebagai perpindahan know-how, pengetahuan, teknologi dari suatu tatanan organisasi (pengorganisasian) ke organisasi (pengorganisasian) lainnya.

Transcript of Makalah 1 Mendorong Perkembangan Fungsi Pusat Produktiitas dan Purwarupa – Tatang A. Taufik

Page 1: Makalah 1  Mendorong Perkembangan Fungsi Pusat Produktiitas dan Purwarupa – Tatang A. Taufik

1

MENDORONG PERKEMBANGAN FUNGSI/

PUSAT PRODUKTIVITAS DAN PURWARUPA

1. PENDAHULUAN

Inovasi, sebagai suatu proses, dapat terjadi dalam (dihasilkan dari) beragam tingkatan. Hal tersebut dapat berlangsung antara lain dalam perusahaan, interaksi antara perusahaan dengan perusahaan lain (termasuk pemasok dan/atau pembeli), interaksi antara perusahaan dengan pihak pemasok teknologi (lembaga litbangyasa atau perguruan tinggi), struktur perhimpunan (misalnya asosiasi), dorongan legal dan politik; dan/atau kelembagaan sosial.

Dalam hal interaksi antara perusahaan dengan pihak penyedia teknologi (lembaga litbangyasa dan/atau perguruan tinggi), adanya mekanisme/saluran yang efektif bagi terjadinya proses interaksi antara pemasok/penyedia dengan pengguna teknologi (industri), termasuk alih teknologi dan khususnya komersialisasi teknologi sangatlah penting.1

Kemajuan pengetahuan/teknologi ataupun perkembangan kebutuhan sering dinilai dapat menjadi pendorong (drivers) bagi inovasi (kombinasi technology push – demand pull). Dalam kerangka demikian, inovasi nampak seolah merupakan proses “linier.” Perkembangan pemikiran yang didukung bukti empiris menunjukkan kecenderungan berbagai pergeseran tentang ini. Inovasi seringkali terjadi dalam lingkungan yang tidak terisolasi, dan pada dasarnya merupakan hasil dari proses interaksi dari berbagai pihak. Realita perkembangan dinamika dan kompleksitas yang terjadi menuntut cara pandang yang tidak mengabaikan hal ini.

Kenyataan ini menunjukkan bahwa jaringan yang melibatkan berbagai pihak merupakan bagian yang sangat penting dalam sistem inovasi. Namun di Indonesia, jaringan yang merupakan jembatan antara penyedia dan pengguna teknologi belum berkembang kuat, dan masih menghadapi kesenjangan multidimensi antara keduanya. Salah satu kelemahan generik yang kritis di pihak penyedia teknologi adalah belum adanya fungsi yang dapat mengkapitalisasi potensi aset intelektual yang dimiliki menjadi nilai komersial. Kesenjangan tersebut mengakibatkan kurang responsifnya sektor produksi terhadap hasil litbang yang dihasilkan lembaga litbang dan sebaliknya. Salah satu faktor yang

1 Istilah teknologi, walaupun diartikan secara beragam oleh banyak pihak, untuk tujuan praktis dalam

tulisan ini ditafsirkan secara luas sebagai suatu kesatuan prinsip/konsep, cara/metode/proses, peralatan, dan elemen penting lain beserta konfigurasinya yang memiliki kegunaan dan diperlukan dalam aplikasi praktis menghasilkan nilai tambah. Istilah ini dipertukarkan dengan istilah “pengetahuan” (knowledge) dan dalam konteks lain juga terkadang dipadankan dengan “hasil litbang.” Jadi pengertian “alih teknologi/pengetahuan (technology/knowledge transfer)” dalam hal ini dimaksudkan sebagai perpindahan know-how, pengetahuan, teknologi dari suatu tatanan organisasi (pengorganisasian) ke organisasi (pengorganisasian) lainnya.

Page 2: Makalah 1  Mendorong Perkembangan Fungsi Pusat Produktiitas dan Purwarupa – Tatang A. Taufik

PENYEDIAAN TEKNOLOGI, KOMERSIALISASI HASIL LITBANG DAN ALIANSI STRATEGIS

2

mempengaruhi hal ini adalah belum berkembangnya mekanisme/saluran transaksi teknologi yang efektif antara penyedia dengan pengguna teknologi.2

Terkait dengan persoalan ini, pentingnya pengembangan/perkuatan antara penyedia dan pengguna teknologi ini juga tertuang dalam Undang-Undang No 18 Tahun 2002 tentang SISNAS P3IPTEK, Pasal 16 ayat 1 yang mengamanatkan pada perguruan tinggi dan lembaga litbang untuk mengusahakan alih teknologi kekayaan intelektual serta hasil kegiatan penelitian dan pengembangan, yang dibiayai sepenuhnya atau sebagian oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah kepada badan usaha, pemerintah, atau masyarakat.

Kesenjangan-kesenjangan yang terjadi pada komplementasi antara perkembangan sisi penyediaan dengan sisi penggunaan teknologi, efektivitas mekanisme/saluran transaksi antara penyedia dan pengguna teknologi, serta permodalan dan mekanisme pengelolaan risiko mengakibatkan kurang responsifnya sektor produksi terhadap hasil litbang yang dihasilkan oleh perguruan tinggi dan/atau lembaga litbang. Demikian sebaliknya, kelemahan antarmuka bagi interaksi yang efektif antara penyedia dan pengguna teknologi juga mempengaruhi kemampuan penyedia teknologi dalam mengembangkan teknologi yang relevan dan berkualitas sesuai dengan konteks kebutuhan. Dengan kata lain, antarmuka yang tepat bagi interaksi yang efektif dan efisien antara pihak penyedia dan pengguna sangatlah penting bagi keberhasilan dan perkembangan inovasi.

Dalam alih teknologi (komersialisasi teknologi atau hasil litbang), mekanisme interaksi antara penyedia dan pengguna (sebagai commercial windows) sangatlah penting.3 Bagi pihak penyedia teknologi/pengetahuan, fungsi antarmuka untuk berinteraksi dengan pengguna dalam alih teknologi, khsususnya melaksanakan aktivitas komersial dengan klien, merupakan di antara elemen penting. Dua di antara fungsi antarmuka tersebut (yang terkadang berbentuk “unit organisasi,” pusat, sentra atau gugus tugas atau bentuk pengorganisasian lainnya) adalah fungsi atau pusat produktivitas (productivity center) dan fungsi atau pusat purwarupa/prototipe (prototyping center).4

Fungsi atau pusat produktivitas (productivity center) dan fungsi atau pusat purwarupa/prototipe (prototyping center) merupakan antarmuka (interface) dari lembaga pemasok teknologi (knowledge pool) yang menjembatani interaksi antara pemasok dengan pengguna teknologi, khususnya proses komersialisasi teknologi. Pusat produktivitas berfungsi untuk memberikan asistensi teknis kepada perusahaan untuk meningkatkan produktivitas atau mengoptimalkan sistem produksinya. Sedangkan pusat purwarupa (prototipe) berfungsi memberikan asistensi teknis dalam pengembangan proses/produk yang dilakukan oleh organisasi atau industri/perusahaan sesuai dengan kegiatan teknis dalam proses inovasi.5 Tulisan ini menyajikan suatu tinjauan singkat yang baru bersifat eksploratif tentang pusat produktivitas dan purwarupa di perguruan tinggi dan lembaga litbang serta upaya pengembangannya.6

2 Beberapa kajian di lingkungan KRT mengungkapkan hal ini; lihat juga misalnya kajian PERISKOP.

3 Ini berkaitan dengan elemen saluran “komunikasi” dalam “model difusi inovasi” dari Rogers (1997),

elemen “transfer agent & transfer media” dalam “model alih teknologi contingent effectiveness” dari Bozeman (2000)

4 istilah “pusat atau sentra” digunakan untuk memudahkan suatu pengorganisasian fungsi yang

dimaksudkan saja. 5 Istilah prototyping center dan productivity center dijelaskan lebih lanjut pada tulisan ini.

6 Studi eksploratif terkait dilakukan di pertengahan tahun 2003.

Page 3: Makalah 1  Mendorong Perkembangan Fungsi Pusat Produktiitas dan Purwarupa – Tatang A. Taufik

MENDORONG PERKEMBANGAN FUNGSI/PUSAT PRODUKTIVITAS DAN PURWARUPA

3 P2KDT – DB PKT

2. PENGERTIAN/TERMINOLOGI

2.1 Pusat/Sentra Produktivitas (Productivity Center)

Yang dimaksud dengan “pusat/sentra produktivitas” (productivity center) dalam tulisan ini adalah suatu organisasi/unit organisasi yang berfungsi memberikan jasa layanan kepada klien (khususnya pelaku bisnis) dalam upaya peningkatan/perbaikan produktivitas bisnis klien atau optimalisasi sistem (subsistem) produksi dalam bidang bisnis klien.

Pusat produktivitas menjembatani “proses nilai tambah” (bisnis klien) dengan berperan sebagai business problem solver melalui:

1. Pemberian rekomendasi dan/atau implementasi solusi upaya peningkatan/ perbaikan produktivitas bisnis klien atau optimalisasi sistem (subsistem) bisnis klien yang dipicu oleh kebutuhan solusi terhadap persoalan tekno-bisnis yang dihadapi oleh perusahaan (demand pull);

2. Pendayagunaan sumber daya dan kapabilitas lembaga/organisasi, yang relevan untuk isu yang dihadapi.

Sumber Daya & Kapabilitas

Perguruan Tinggi /

Lembaga Litbang

Solusi Tekno-Bisnis

Persoalan Tekno-Bisnis

Perusahaan

(Industri)

Pusat

Produktivitas

(Productivity

Center)

(1)

(2)

(3)

(1) Dipicu oleh kebutuhan solusi terhadap persoalan tekno-bisnis yang dihadapi oleh

perusahaan (demand pull)

(2) Pendayagunaan sumber daya dan kapabilitas lembaga yang relevan untuk isu yang dihadapi

(3) Penyampaian solusi tekno-bisnis

Pusat Produktivitas (Productivity Center) menjembatani “proses nilai tambah” dengan berperan

sebagai business problem solver :

Gambar 1. Pusat/Sentra Produktivitas (Productivity Center).

Page 4: Makalah 1  Mendorong Perkembangan Fungsi Pusat Produktiitas dan Purwarupa – Tatang A. Taufik

PENYEDIAAN TEKNOLOGI, KOMERSIALISASI HASIL LITBANG DAN ALIANSI STRATEGIS

4

2.2 Pusat/Sentra Purwarupa atau Prototipe (Prototyping Center)

Sementara itu, yang dimaksud dengan “pusat purwarupa/prototipe” (prototyping center) adalah suatu organisasi/unit organisasi yang berfungsi memberikan jasa layanan kepada klien (khususnya pelaku bisnis) dalam upaya pembuatan/pengembangan suatu prototipe (proses dan/atau produk) yang diperkirakan/dinilai akan atau benar-benar dibutuhkan dalam bidang bisnis klien.

Pusat purwarupa/prototipe menjembatani “proses nilai tambah” dengan berperan sebagai technology maturity (readyness) enhancing/accelerating function melalui:

1. Pematangan atau pengembangan “tingkat kesiapan teknologi/TKT” (technology readiness level/TRL) sesuai dengan perkiraan kebutuhan klien (tuntutan dan kesiapan klien untuk mengadopsi teknologi yang bersangkutan), yang dipicu oleh hasil temuan/pengembangan internal lembaga penyedia teknologi, permintaan klien, atau keduanya;

2. Proses (percepatan) tertentu komersialisasi teknologi;

3. Penyampaian solusi dengan tingkat kematangan teknologi tertentu untuk diadopsi oleh industri/swasta.

Sumber Daya & Kapabilitas

Perguruan Tinggi /

Lembaga Litbang

Kematangan Teknologi

Persoalan Tekno-Bisnis

Perusahaan

(Industri)

Pusat

Purwarupa/

Prototipe

(Prototyping

Center)

(0)

(1)

(3)

(1) Dipicu oleh hasil temuan/pengembangan internal lembaga (technology push)

(2) Proses (percepatan) komersialisasi teknologi

(3) Penyampaian solusi dengan tingkat kematangan teknologi tertentu untuk diadopsi oleh

industri/swasta

Pusat Purwarupa/Prototipe (Prototyping Center) menjembatani “proses nilai tambah” dengan

berperan sebagai technology maturity (readyness) enhancing/accelerating function :

(2)

Gambar 2. Pusat/Sentra Purwarupa atau Prototipe (Prototyping Center).

Page 5: Makalah 1  Mendorong Perkembangan Fungsi Pusat Produktiitas dan Purwarupa – Tatang A. Taufik

MENDORONG PERKEMBANGAN FUNGSI/PUSAT PRODUKTIVITAS DAN PURWARUPA

5 P2KDT – DB PKT

Gambar 3. Ilustrasi Lingkup Fungsi Pengembangan Purwarupa (Prototyping).

3. TINJAUAN SINGKAT TENTANG BEBERAPA PRAKTIK

3.1 Pusat Produktivitas di Perguruan Tinggi (Amerika Serikat)

A. Pola Generik

Pada umumnya pusat produktivitas yang dipraktikkan di perguruan tinggi (universitas) di negara Amerika Serikat (AS) merupakan “unit organisasi” di bawah “fakultas” (college of/school of . . .) tertentu, yang bersifat:

relatif independen,

pada dasarnya berupa (berorientasi sebagai) nonprofit organization,

berperan memberikan jasa kepada swasta (perusahaan) untuk membantu mencari solusi dalam meningkatkan produktivitas perusahaan dan mengimplementasikan solusi teknologi.

Page 6: Makalah 1  Mendorong Perkembangan Fungsi Pusat Produktiitas dan Purwarupa – Tatang A. Taufik

PENYEDIAAN TEKNOLOGI, KOMERSIALISASI HASIL LITBANG DAN ALIANSI STRATEGIS

6

Model bisnisnya bervariasi dari yang tanpa dipungut biaya (free of charge) hingga yang dikenakan biaya, yang biasanya berupa pembiayaan bersama (fund sharing). Beberapa mengenakan pembiayaan tertentu untuk jasa layanan tertentu, seperti misalnya consultancy fee.

B. Jenis Jasa

Beberapa jenis produk (jasa) yang diberikan kepada klien (pengguna) adalah:

Konsultansi – Technical Assistance

Riset (applied, problem-solving oriented research)

Alih Teknologi

Pendidikan dan Pelatihan.

C. Cakupan Aktivitas

Lingkup aktivitas pusat produktivitas di lingkungan universitas tersebut beragam dari yang berfokus pada topik (bidang/sektor) dan/atau jasa layanan tertentu hingga yang mengembangkan kombinasi dari berbagai topik/isu dan/atau jenis jasa layanannya, misalnya:

strategic management issues hingga shop-floor problems,

productivity improvement and measurement,

pengembangan produk baru, bahan (material) dan proses, serta penciptaan saluran pasokan dan distribusi baru (new supply and distribution channels),

business development and management,

optimization of manufacturing processes,

material research planning,

quality assurance and product verification,

Dragline operations.

Beberapa perguruan tinggi yang menamainya secara eksplisit sebagai pusat produktivitas terutama menangani bidang:

Manufaktur

Jasa

Industri pertambangan (mining Industries).

Page 7: Makalah 1  Mendorong Perkembangan Fungsi Pusat Produktiitas dan Purwarupa – Tatang A. Taufik

MENDORONG PERKEMBANGAN FUNGSI/PUSAT PRODUKTIVITAS DAN PURWARUPA

7 P2KDT – DB PKT

D. Beberapa Contoh Selektif

Sebagai gambaran beberapa bentuk pusat produktivitas di lingkungan perguruan tinggi di AS, berikut adalah beberapa contoh:

Manufacturing Productivity Center (The University of Iowa College of Business Administration)

The Alabama Productivity Center/APC (The University of Alabama)

Productivity Center di California State University LA (College of Business and Economics)

Louisiana Productivity Center (University of South Louisiana Lafayette)

Manufacturing Productivity Center/MPC (Illinois Institute of Technology/IIT)

The Information Work Productivity Center at MIT’s Sloan School of Management

Dragline Productivity Center Southern Illinois University's Coal Research Center.

Misi umum pusat produktivitas tersebut adalah mendayagunakan sumber daya dan kapabilitas perguruan tinggi untuk (salah satu atau kombinasi beberapa hal berikut):

Meningkatkan produktivitas dan kompetensi perusahaan

Meningkatkan kualitas produk dan daya saing perusahaan

Perbaikan dan pengukuran produktivitas

Membantu optimalisasi sistem (atau sub sistem tertentu)

Sebagai pusat informasi

Katalis dalam membantu industri maupun pemerintah agar dapat menghasilkan produk (barang dan/atau jasa) lebih efektif dan efisien.

3.2 Contoh Pusat Produktivitas yang Bersifat Nasional: Pusat Produktivitas Cyprus/The Cyprus Productivity Centre (CPC)

Pusat Produktivitas Cyprus (CPC) didirikan pada tahun 1963 oleh Pemerintah Cyprus dengan bantuan dari UNDP (the United Nations Development Program) dan ILO (the International Labour Office); persetujuan kerjasama terkait berakhir pada 30 November 1974, dan sejak saat itu Pemerintah Cyprus mengambil alih sepenuhnya pengoperasian Pusat tersebut. Secara administratif, CPC adalah suatu Departemen Kementerian Tenaga Kerja dan Asuransi Sosial.

Tujuan jangka panjang pusat ini adalah membantu swasta dan organisasi publik untuk menggunakan secara lebih baik sumber daya modal dan manusia dengan maksud untuk meningkatkan produktivitas mereka. Bagaimanapun, pusat ini belakangan telah dimodifikasi agar sejalan dengan tujuan nasional untuk pertumbuhan dan pembangunan

Page 8: Makalah 1  Mendorong Perkembangan Fungsi Pusat Produktiitas dan Purwarupa – Tatang A. Taufik

PENYEDIAAN TEKNOLOGI, KOMERSIALISASI HASIL LITBANG DAN ALIANSI STRATEGIS

8

ekonomi, serta diperluas untuk mencakup pelayanan sipil di Cyprus, seperti halnya negara berkembang yang lain. Lebih secara rinci, CPC bertujuan untuk:

1. Meningkatkan produktivitas, baik produktivitas buruh, modal, bahan baku dan pabrik dan utilisasi peralatan.

2. Meningkatkan keterampilan dan kemampuan manajerial di sektor swasta dan sektor publik pada semua tingkat di Cyprus dan negara berkembang yang lain, melalui kursus pembinaan manajemen dan seminar dan berbagai program, yang khususnya mengarahkan lulusan perguruan tinggi menjadi manajer profesional dan lulus sekolah menengah menjadi supervisor.

3. Meningkatkan keterampilan dari teknisi melalui peningkatan mutu program pelatihan, dan melatih orang-orang yang tidak terampil melalui program pelatihan percepatan.

4. Memperbaiki struktur dan fungsi dari organisasi swasta dan organisasi publik dengan melakukan konsultasi manajemen dan advokasi teknis, khususnya pada bidang manajemen.

Aktivitas dari CPC adalah hasil dari empat komponen yang terpisah, yaitu:

Komponen Pembinaan Manajemen,

Komponen Administrasi Pemerintahan,

Institut Manajemen Mediterania (MIM), dan

Komponen Pelatihan Kejuruan.

Sementara itu, pembayaran fee per jam untuk jasa konsultasi, jasa advokasi dari setiap komponen diberikan secara gratis. Setiap unit bisnis berhak atas advis secara gratis satu hari tiap enam bulan.

3.3 Pusat Purwarupa/Prototipe di Perguruan Tinggi

A. Pola Generik

Hampir serupa dengan pusat produktivitas, pusat purwarupa atau prototipe pada umumnya yang dipraktikkan di perguruan tinggi (universitas) di negara Amerika Serikat (AS) merupakan “unit organisasi” di bawah “fakultas” (college of /school of . . .) tertentu. Bahkan, kedua fungsi ini biasanya menyatu dalam suatu unit saja, walaupun dengan nama yang beragam. Pusat purwarupa atau prototipe juga merupakan unit yang relatif independen dan berperan dalam proses meningkatkan kematangan teknologi (technology readiness/maturity) untuk lebih “siap” memasuki proses komersialisasi.

Model bisnis pusat purwarupa atau prototipe biasanya berupa pembiayaan bersama (sebagian dalam bentuk sponsorship ataupun konsorsia yang melibatkan swasta), mengingat aktivitas ini biasanya membutuhkan pendanaan yang cukup besar.

Page 9: Makalah 1  Mendorong Perkembangan Fungsi Pusat Produktiitas dan Purwarupa – Tatang A. Taufik

MENDORONG PERKEMBANGAN FUNGSI/PUSAT PRODUKTIVITAS DAN PURWARUPA

9 P2KDT – DB PKT

B. Jenis Jasa

Pusat purwarupa atau prototipe memberikan jasa layanan spesifik yaitu membuat atau mengembangkan purwarupa (prototipe). Sesuai kebutuhannya, tentu saja, bentuk purwarupa atau prototipe tersebut bisa beragam.

Perkembangan rapid prototyping technology (RPT) memungkinkan pengubahan informasi model hasil scanning beragam barang menjadi model tiga dimensi (3-D) barang yang bersangkutan dari bahan plastik misalnya telah menjadi terobosan bagi aktivitas pengembangan prototype dan tentunya turut mendorong berkembangnya unit/pusat purwarupa atau prototipe. Ini tidak saja mendukung proses perkembangan saintifik, melalui pengembangan iptek dan proses pembelajaran di dunia pendidikan, tetapi juga komersialisasi hasil-hasil litbang ke dunia industri.

C. Cakupan Aktivitas

Cakupan aktivitas pusat purwarupa atau prototipe sangat beragam dari yang berfokus pada topik/bidang/sektor dan/atau jasa layanan tertentu hingga yang mengembangkan kombinasi dari berbagai topik/isu dan/atau jenis jasa layanannya, misalnya:

Pengembangan konsep (concept development)

Project design and enhancement

Jasa pembuatan purwarupa/prototipe maju (advanced prototyping services)

Memberikan fasilitas untuk mempercepat pengujian

Mempercepat perubahan dari model/data baru ke penggunaan operasional

Desain dan pembuatan prototipe untuk pengujian dan evaluasi.

D. Beberapa Contoh Selektif

Sebagai gambaran beberapa bentuk pusat purwarupa atau prototipe di lingkungan perguruan tinggi di AS, berikut adalah beberapa contoh:

Rapid Prototyping Center/RPC (The University of Lousville)

Rapid Prototyping Center/MSOE (Milwaukee School of Engineering)

Engineering Design and Prototyping Center (The University of Iowa – The College of Engineering)

Dari beberapa contoh di atas, maka fungsi utama dari Rapid Prototyping Center adalah pengembangan desain dan pembuatan prototipe untuk pengujian dan evaluasi yang harus dilakukan sebelum komersialisasi dan produksi masal dilakukan.

Page 10: Makalah 1  Mendorong Perkembangan Fungsi Pusat Produktiitas dan Purwarupa – Tatang A. Taufik

PENYEDIAAN TEKNOLOGI, KOMERSIALISASI HASIL LITBANG DAN ALIANSI STRATEGIS

10

E. Beberapa Sumber Internet Pusat Purwarupa

Beberapa sumber informasi internet tentang pusat purwarupa atau prototipe di berbagai negara dapat dilihat di: http://home.att.net/~castleisland/gv_lks.htm

4. BEBERAPA TEMUAN PENTING

Berikut rangkuman sangat ringkas dari studi meja dan beberapa diskusi dengan kelompok penyedia (sebagai knowledge pool) yaitu beberapa perguruan tinggi (beberapa yang dinilai “terbaik” di bidang teknologi) dan balai/unit di lembaga litbang (lembaga pemerintah non departemen/LPND) dan unit pelayanan teknis di daerah, serta kelompok pengguna swasta (yang pernah memanfaatkan jasa layanan).

4.1 Sisi Penyedia

1. Di perguruan tinggi, komersialisasi teknologi pada dasarnya merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat. Fungsi ini umumnya dijalankan melalui “unit organisasi” seperti LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat).7 Pola extention service berupa front office (lihat gambar pada bagian lampiran) tidak dijumpai di perguruan tinggi ataupun lembaga litbang yang dikunjungi.

2. Walaupun begitu, baik perguruan tinggi, lembaga litbang, balai, laboratorium ataupun PPIT8 mempunyai mekanisme antarmuka (interface) yang bersifat multifacet/multichannel. Fakultas dan/atau jurusan di perguruan tinggi dan “unit/bagian” tertentu di lembaga litbang atau balai ataupun perorangan dapat berhubungan dengan pengguna atau calon pengguna. Bagi pengguna, hal ini walaupun memungkinkan akses melalui “beragam simpul kontak (antarmuka),” namun dalam praktiknya lebih memberikan pesan (message) masih terlampau birokratisnya mekanisme proses di balik keragaman simpul kontak tersebut.

3. Sejauh ini, tidak/belum ditemui strategi khusus/spesifik upaya komersialisasi dari knowledge pool. Kelompok pelaku dunia usaha yang menjadi sasaran knowledge pool sangat umum. Lembaga knowledge pool pada umumnya tidak/belum memiliki strategi segmentasi dan positioning dalam upaya-upaya komersialisasi.

7 Walaupun tidak persis sama dari satu perguruan tinggi ke perguruan tinggi lainnya, untuk fungsi/pusat

produktivitas, unit yang paling terkait adalah “lembaga pengabdian”-nya; Sedangkan untuk fungsi/unit purwarupa/prototipe, unit yang paling terkait adalah “lembaga penelitian”-nya. Unit tersebut umumnya melaksanakan peran koordinasi dan antarmuka dengan klien, sedangkan pelaksanaan teknis biasanya dilakukan oleh “pusat-pusat,” jurusan, atau gugus/tim penelitian tertentu.

8 Catatan: PPIT (Pusat Pelayanan dan Inovasi Teknologi) di Lingkungan Industri Kecil – Kabupaten Tegal,

yang merupakan upaya perbaikan fasilitas layanan berbasis pengetahuan/teknologi di daerah terutama bagi kalangan industri kecil dan menengah (IKM).

Page 11: Makalah 1  Mendorong Perkembangan Fungsi Pusat Produktiitas dan Purwarupa – Tatang A. Taufik

MENDORONG PERKEMBANGAN FUNGSI/PUSAT PRODUKTIVITAS DAN PURWARUPA

11 P2KDT – DB PKT

4. Bagi lembaga litbang pemerintah dan perguruan tinggi negeri, peraturan perundangan yang ada dirasakan menjadi kendala, terutama UU PNBP dan adanya peralihan status ke BHMN.

5. Pihak penyedia mengakui bahwa orientasi bisnis yang dimiliki oleh SDM umumnya masih rendah/lemah.

6. Pengetahuan/pemahaman “bisnis/komersial” penyedia teknologi (knowledge pool) tentang industri (pasar tujuan) yang terkait dengan bidangnya dirasakan sangat terbatas. Selain itu, kontak dengan para pelaku bisnis juga masih relatif terbatas dan dirasakan tidak mudah untuk mengembangkan/memperkuatnya.

7. Fungsi peningkatan produktivitas bisnis (productivity enhancement) dan pengembangan purwarupa (prototyping/prototype development) telah ada, namun umumnya merupakan bagian fungsi dari unit tertentu dan bukan sebagai unit khusus sebagai pusat produktivitas atau pusat purwarupa/prototipe. Secara struktural tidak adanya unit khusus yang menjalankan fungsi productivity dan prototyping di semua perguruan tinggi dan Lembaga litbang yang dikunjungi.

8. Mekanisme bisnis antara unit yang menangani fungsi produktivitas atau pusat purwarupa/prototipe dengan institusinya dan unit yang menangani fungsi tersebut dengan kliennya pada umumnya dirasakan tidak/belum jelas (tegas).

9. Pengembangan purwarupa/prototipe lebih didasarkan pada keinginan sendiri (peneliti di perguruan tinggi atau lembaga litbang), tidak (sangat jarang) didasarkan pada kebutuhan dan estimasi pasar.

10. Tingkat kesiapan teknologi yang dihasilkan umumnya diakui masih “rendah” dibandingkan dengan “kebutuhan komersial.”

11. Dari pihak penyedia, umumnya telah mengetahui instrumen kebijakan terkait bagi komersialisasi teknologi, khususnya skema-skema insentif KRT. Namun menilai paketnya dirasakan terlampau terbatas dan masih jauh dari jumlah yang dibutuhkan (dibanding jumlah knowledge pool yang ada).

12. Untuk pengembangan ke depan, diungkapkan masih diperlukannya kebijakan pemerintah maupun penataan strategi dan kebijakan internal lembaga yang mendukung pengembangan unit jasa layanan teknologi, khususnya di bidang peningkatan produktivitas dan purwarupa/prototipe.

4.2 Sisi Pengguna Teknologi

1. Pihak pengguna umumnya mengungkapkan sedikitnya informasi yang diperoleh tentang kemampuan teknologi yang dimiliki oleh perguruan tinggi dan/atau lembaga litbang.

2. Di antara persoalan yang muncul dari pengalaman berinteraksi/bekerjasama dengan perguruan tinggi atau lembaga litbang antara lain adalah:

Tidak adanya kontinuitas pelaksanaan pekerjaan yang diberikan ke perguruan tinggi dan lembaga litbang.

Lamanya waktu pengerjaan teknologi yang dibutuhkan (delivery time).

Page 12: Makalah 1  Mendorong Perkembangan Fungsi Pusat Produktiitas dan Purwarupa – Tatang A. Taufik

PENYEDIAAN TEKNOLOGI, KOMERSIALISASI HASIL LITBANG DAN ALIANSI STRATEGIS

12

Teknologi yang dihasilkan perguruan tinggi dan lembaga litbang masih bersifat text book, dan sering dinilai tidak/kurang aplikatif sehingga untuk aplikasinya diperlukan kerja sama dengan industri lain yang sudah operasional.

Ada “trauma” bahwa kerja sama dengan perguruan tinggi dan lembaga litbang tidak memberikan nilai tambah.

3. Kesenjangan informasi juga sering muncul karena tidak ada (minimumnya) informasi yang jelas tentang tingkat kesiapan teknologi untuk purwarupa (prototipe) dan kesiapan/keahlian serta spesialisasi untuk fungsi peningkatan produktivitas yang memudahkan pengguna (calon pengguna) memanfaatkannya dan bekerjasama dengan knowledge pool. Jika pun ada, tingkat kesiapan teknologi yang dihasilkan perguruan tinggi dan lembaga litbang bagi penerapan industri umumnya masih lebih rendah di banding gambaran kesiapan yang diharapkan oleh pengguna.

4. Pihak pengguna merasakan perlu adanya mekanisme “satu pintu” atau pola interaksi lain yang lebih baik untuk menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi dan lembaga litbang.

5. Kelompok pengguna umumnya belum mengetahui instrumen kebijakan terkait bagi komersialisasi teknologi, khususnya skema-skema insentif KRT.

6. Untuk pelaku IKM, sebagian telah mengetahuinya namun tidak/kurang memahaminya. Skema insentif masih sering dinilai semuanya sebagai “bantuan keuangan cuma-cuma.”

4.3 Peran Pemerintah yang diharapkan

Dari beberapa diskusi terungkap beberapa harapan akan dukungan pemerintah dan manajemen puncak lembaga (internal) bagi upaya-upaya perbaikan, terutama untuk membantu/mendorong:

1. Meningkatkan kemampuan SDM dengan memberikan berbagai pelatihan.

2. Meningkatkan kompetensi lembaga.

3. Penyederhanaan sistem pembiayaan terutama untuk pelaksanaan jasa layanan teknologi.

4. Mengurangi berbagai aturan yang menghambat kelancaran pelaksanaan jasa layanan teknologi.

5. Adanya kebijakan yang menstimulasi/mendorong peningkatan kemampuan komersialisasi teknologi lembaga knowledge pool.

6. Pengguna mengharapkan pemerintah membantu:

akses pelaku usaha terhadap kemampuan lembaga knowledge pool;

mengembangkan skema bisnis yang menguntungkan kedua pihak, termasuk risiko kerja sama teknis.

Page 13: Makalah 1  Mendorong Perkembangan Fungsi Pusat Produktiitas dan Purwarupa – Tatang A. Taufik

MENDORONG PERKEMBANGAN FUNGSI/PUSAT PRODUKTIVITAS DAN PURWARUPA

13 P2KDT – DB PKT

5. DISKUSI KEBIJAKAN

Diskusi dalam makalah ini berfokus pada “fungsi” dan/atau “unit” purwarupa/prototipe dan produktivitas dalam konteks aktivitas inovasi dan difusi, yang pada dasarnya merupakan fungsi yang berada pada “sisi penyediaan” (supply side) teknologi (dan/atau kapabilitas pengetahuan). Walaupun begitu telaah awal pada “sisi permintaan” (demand side) dan keterkaitan (linkages) serta kontekstual umum lingkungannya sangat penting dalam menggali kebutuhan intervensi dan perancangan instrumen intervensi yang efektif.

Sehubungan dengan itu, hasil tinjauan tersebut menjadi pemicu dalam menggali masukan untuk mengidentifikasi tujuan kebijakannya, isu-isu kebijakan yang urgen, dan variabel-variabel sasaran kebijakan yang dipandang prioritas untuk diatasi. Dari variabel sasaran tersebut selanjutnya dijabarkan pilihan/opsi (alternatif) instrumen-instrumen kebijakan, baik yang bersifat eksplisit, implisit, maupun yang merupakan (terkait dengan) faktor kontekstual.

Namun tentunya karena kebutuhan akan efektivitas upaya yang akan memerlukan sumber daya (investasi) memadai di satu sisi dan keterbatasan yang dimiliki oleh berbagai pihak, termasuk kemampuan pemerintah, pada sisi lainnya, maka pengembangan unit/fungsi produktivitas dan purwarupa sangat boleh jadi akan menjadi tak terjangkau atau terlampau mahal jika dilakukan oleh satu pihak tunggal semata. Karena itu, strategi pengembangannya perlu dikembangkan untuk lebih memungkinkan realisasi dan memperbesar peluang keberhasilannya.

5.1 Strategi Pengembangan

Salah satu alternatif strategi pengembangan unit/fungsi produktivitas dan purwarupa bagi alih teknologi (komersialisasi) yang diusulkan adalah melalui kolaborasi multipihak. Strategi ini memuat elemen utama sebagai berikut:

1. Mendorong interaksi dan kemitraan/kolaborasi sinergis antara penyedia teknologi dengan pengguna dalam bidang produktivitas dan purwarupa/prototipe. Ini berkaitan dengan upaya menumbuh-kembangkan suatu lingkaran umpan balik interaktif yang saling mendukung antara permintaan dan penyediaan yang mengarah pada perkembangan inovasi dan difusi, eksternalitas positif (khususnya knowledge spillover) melalui fungsi produktivitas dan purwarupa, sebagai salah satu basis bagi peningkatan daya saing industri.

2. Mendorong prakarsa setempat dan prakarsa swasta untuk mempelopori kemitraan pemerintah-swasta dalam pengembangan (penguatan) fungsi/pusat produktivitas dan purwarupa yang bernilai tambah dan memiliki daya ungkit tinggi dengan fokus bidang yang relevan.

3. Memprakarsai proses tersebut melalui intervensi kebijakan selektif dan/atau fungsional yang sesuai, baik yang bersifat langsung (direct measures) maupun tidak langsung (indirect measures).

Page 14: Makalah 1  Mendorong Perkembangan Fungsi Pusat Produktiitas dan Purwarupa – Tatang A. Taufik

PENYEDIAAN TEKNOLOGI, KOMERSIALISASI HASIL LITBANG DAN ALIANSI STRATEGIS

14

Iklim Bisnis

Aset

Intelektual

Peningkatan Interaksi dan

Kemitraan

Pen

ingk

atan

Kap

asita

s ab

sorp

si

dan

Min

imal

isas

i ris

iko

bisn

is

Pen

guatan

Unit/F

ungsi P

2

Instrumen kebijakan

Gambar 4. Strategi Pengembangan Kemitraan Fungsi/Pusat Produktivitas dan Purwarupa.

Iklim Bisnis

Aset

Intelektual

Peningkatan Interaksi dan

Kemitraan

Peng

uatan

Unit/Fun

gsi P2

Pen

ingk

atan

Kap

asitas

abs

orps

i

dan

Min

imal

isas

i ris

iko b

isni

sModel

Kolaborasi

Fokus

Bidang

(Spesialisasi)

Proses

Alih Teknologi

(Komersialisasi)

Perluasan

Jangkauan

(Outreach)

Peningkatan

Keterkaitan

Perkuatan

Pelaku

(Supply-Demand)

Gambar 5. Rantai Nilai Inovasi melalui Fungsi/Pusat Produktivitas dan Purwarupa.

Page 15: Makalah 1  Mendorong Perkembangan Fungsi Pusat Produktiitas dan Purwarupa – Tatang A. Taufik

MENDORONG PERKEMBANGAN FUNGSI/PUSAT PRODUKTIVITAS DAN PURWARUPA

15 P2KDT – DB PKT

Strategi kemitraan/kolaborasi dalam hal ini dinilai perlu dikembangan mengingat beberapa pertimbangan berikut:

1. Efisiensi dan skala prakarsa. Ini terutama karena alasan atau sebagai upaya:

Peningkatan optimalisasi prakarsa/program dari keterbasan sumber daya pemerintah;

Peningkatan pemanfaatan sumber daya dan kapabilitas dengan meminimalisasi duplikasi;

Penurunan biaya transaksi dan biaya pencarian (search cost);

Respons terhadap government failure dan/atau antisipasi untuk meminimalisasi potensi government failure.

2. Peningkatan cakupan prakarsa dan proses pembelajaran:

Perbaikan cakupan prakarsa (dan jangkauan/outreach) dan mutu tindakan dalam program melalui proses kolektif yang tidak mungkin (sulit) dilakukan secara individual;

Mempercepat proses pembelajaran, pengembangan kompetensi masing-masing dan proses saling berbagi (sharing) pengetahuan, sumber daya dan kapabilitas, serta kemanfaatan dan risiko;

Mendorong jaringan aliran informasi, kapabilitas, difusi teknologi dan eksperimentasi serta inovasi organisasional. Dengan demikian eksternalitas positif dan knowledge spillover diharapkan dapat berkembang dari prakarsa.

3. Sustainabilitas. Hal ini antara lain terkait dengan:

Perkembangan tatanan kemitraan yang mendorong “kepemilikan” (ownership) prakarsa bersama dan keterlibatan serta dukungan banyak pihak;

Pola/model bisnis yang lebih memungkinkan perkembangan insentif yang sesuai dengan interest dan peran/kompetensi para pihak.

Dengan pertimbangan untuk dapat mengembangkan instrumen kebijakan yang efektif, memiliki daya bangkitan (leverage effects) signifikan, memiliki daya cakupan memadai (adequacy of scope), konsisten, dan memenuhi kaidah pasar (conform to the market mechanism) atau mendorong berkembangnya mekanisme pasar yang sehat, maka strategi kebijakan diarahkan/ditekankan terutama pada:

Upaya menstimulasi hubungan bagi perkembangan inovasi di mana pemerintah dan swasta bersama dengan perguruan tinggi dan lembaga litbang serta pihak lain (misalnya lembaga donor) berkontribusi bersama dalam pembiayaan, SDM, infrastruktur, dan aktivitas nilai tambah di bidang produktivitas dan purwarupa/prototipe.

Struktur kebijakan yang fleksibel dengan pola kemitraan pemerintah (“Pusat—Daerah”) dengan swasta (dan pihak lain).

Keterpaduan kebijakan dengan elemen instrumen dan mekanisme yang semakin terdesentralisasi.

Insentif selektif bagi prakarsa formasi kemitraan dan proses pembelajaran.

Pola sharing sumber daya para pihak dalam investasi inovasi.

Page 16: Makalah 1  Mendorong Perkembangan Fungsi Pusat Produktiitas dan Purwarupa – Tatang A. Taufik

PENYEDIAAN TEKNOLOGI, KOMERSIALISASI HASIL LITBANG DAN ALIANSI STRATEGIS

16

5.2 Beberapa Isu Kebijakan

Seperti disampaikan, walaupun secara “implisit” fungsi purwarupa/prototipe dan produktivitas telah ada pada beberapa perguruan tinggi dan lembaga litbang di Indonesia, namun eksistensinya tidak/belum tegas. Bagi lembaga yang memiliki aset intelektual yang dapat dilindungi oleh HKI dan memiliki potensi komersial, maka ada beberapa isu/persoalan yang menjadi penghambat signifikan dan perlu diatasi, yaitu:

1. Kelemahan karena kebijakan/manajemen internal di lembaga pihak penyedia teknologi/pengetahuan yang berkaitan dengan

Ketidak-keberadaan pusat/fungsi yang secara eksplisit bertanggungjawab atas purwarupa/prototipe dan produktivitas (terutama pengembangan prototipe/ purwa-rupa);

Pengorganisasian fungsi terkait dengan tingkat kewenangan manajemen yang memadai.

2. Kelemahan internal karena kebijakan/regulasi pemerintah yang berimplikasi pada keterbatasan kemampuan pihak pengelola dalam menjalankan fungsi terkait menggali dan mengkapitalisasi potensi komersial secara efektif dan efisien (misalnya UU yang terkait dengan PNBP dan BHMN).

3. Kelemahan karena rendahnya tingkat kesiapan teknologi (TKT/TRL) dan tidak (belum) tersedianya informasi tentang hal ini bagi calon pengguna/klien.

4. Keterbatasan pengetahuan/pemahaman peneliti tentang bisnis dari industri/pasar yang relevan dengan bidangnya (termasuk lemahnya orientasi bisnis, tidak/kurang berkembangnya strategi bisnis/komersialisasi, dan lain sejenisnya).

Sementara itu pada sisi pengguna (demand), beberapa persoalan utama yang terkait dengan fungsi purwarupa/prototipe dan produktivitas adalah:

1. Keterbatasan informasi tentang kemampuan litbang dari lembaga penyedia teknologi.

2. Pembiayaan: keterbatasan kemampuan pembiayaan (terutama UKM) untuk pemanfaatan hasil litbang (peningkatan produktivitas) dan adopsi teknologi (termasuk uji coba purwarupa/prototipe).

3. Pengelolaan risiko:

Persepsi risiko yang tinggi atas hasil litbang dan/atau kemampuan litbang dari perguruan tinggi dan lembaga litbang (yang berperan sebagai penyedia teknologi/pengetahuan) memberikan solusi bagi persoalan bisnisnya;

Risiko investasi dalam aktivitas litbang;

“Keamanan” pemanfaatan aset intelektual tertentu (termasuk isu perlindungan hukum, persaingan).

4. Kondisi pasar/persaingan.

Page 17: Makalah 1  Mendorong Perkembangan Fungsi Pusat Produktiitas dan Purwarupa – Tatang A. Taufik

MENDORONG PERKEMBANGAN FUNGSI/PUSAT PRODUKTIVITAS DAN PURWARUPA

17 P2KDT – DB PKT

Isu/persoalan yang menyangkut keterkaitan antara sisi penyedia dan permintaan dan terkait dengan fungsi purwarupa/prototipe dan produktivitas, utamanya adalah:

1. Kesenjangan informasi dan komunikasi antara penyedia dan pengguna fungsi produktivitas dan purwarupa.

2. Keterbatasan interaksi yang cukup intensif (termasuk kontak/pertemuan) antara keduanya (misalnya karena tidak ada atau rendahnya intermediaries dan medium yang memfasilitasi hal demikian, dan lain sejenisnya).

3. Terbatasnya jaringan kerjasama/kemitraan antara pihak-pihak penyedia dan pengguna teknologi serta stakeholder kunci lain, yang penting bagi perkembangan inovasi, proses pembelajaran, difusi praktik terbaik melalui fungsi produktivitas dan purwarupa, dan aktivitas bernilai tambah secara kolektif.

4. Kurang berkembangnya model bisnis yang saling menguntungkan kedua pihak (termasuk sistem pembiayaan, transaksi, aspek hukum).

5.3 Potensi Intervensi: Jastifikasi Intervensi

Jastifikasi perlunya intervensi pemerintah secara teori berangkat dari argumen kegagalan pasar (market failure), kegagalan pemerintah (government failure), dan kegagalan sistemik (systemic failure). Dalam konteks tertentu, perhatian kebijakan umumnya diberikan faktor-faktor sehubungan dengan isu yang pada dasarnya juga saling terkait, yaitu kegagalan pasar (market failure), alasan penyediaan barang publik (public goods), dan/atau misi strategis tertentu.

Telaah kebijakan dilakukan dengan menggali beragam masukan untuk mengidentifikasi potensi perlunya (urgensi) intervensi tertentu. Hal ini bukan saja untuk menyusun jastifikasi intervensi (memahami latar belakang persoalan kebijakannya) tetapi juga merancang bentuk intervensi yang tepat.

Penentuan instrumen kebijakan perlu berlandaskan pada telaahan pasar (market). Ini antara lain dalam rangka mengembangkan kebijakan yang berorientasi pada mekanisme pasar (conform to the market mechanisms). Sehubungan dengan itu, telaah pasar merupakan bagian yang perlu dilaksanakan dalam prakarsa. Potensi berkembangnya pasar yang efektif (melalui intervensi) menjadi prioritas implementasi instrumen kebijakan. Mengadopsi kerangka desain intervensi untuk Business Development Service/BDS (lihat misalnya Field, Hitchins, dan Bear, 2000), maka telaah pasar bagi fungsi produktivitas dan purwarupa (P2) perlu dilakukan untuk merumuskan intervensi yang tepat, seperti diilustrasikan pada Gambar 6 – 8.

Page 18: Makalah 1  Mendorong Perkembangan Fungsi Pusat Produktiitas dan Purwarupa – Tatang A. Taufik

PENYEDIAAN TEKNOLOGI, KOMERSIALISASI HASIL LITBANG DAN ALIANSI STRATEGIS

18

Pasar Teknologi / P2

Tingkat Perkembangan PasarPasar tidak ada Pasar yang efektif

Tidak ada transaksi antara konsumen dan penyedia

Transaksi efektif antara konsumen dan penyedia

Transaksi Teknologi / P2

Tidak ada

Penawaran

Penawaran

Lemah

Penawaran

Efektif

Provider memiliki

sesuatu untuk

dijual

dan

Konsumen siap

untuk membeliPermintaan

efektif

Permintaan

Lemah

Tidak ada

permintaan

Sumber : Disesuaikan seperlunya dari Field, Hitchins, dan Bear (2000).

Gambar 6. Kerangka untuk Memahami Efektivitas Pasar Teknologi/Inovasi bagi Fungsi/Pusat Produktivitas dan Purwarupa.

Tabel 1. Potensi Intervensi.

Permintaan Penawaran

Tidak Ada Lemah Efektif

Tidak Ada

Intervensi sangat sulit, potensi terbatas. Tak ada basis untuk pengembangan.

Lemah

Potensi baik untuk intervensi. Intervensi mempunyai kemampuan untuk mengembangkan aktivitas yang ada.

Efektif

Potensi intervensi terbatas. Pasar efektif dan sektor swasta sangat aktif.

Page 19: Makalah 1  Mendorong Perkembangan Fungsi Pusat Produktiitas dan Purwarupa – Tatang A. Taufik

MENDORONG PERKEMBANGAN FUNGSI/PUSAT PRODUKTIVITAS DAN PURWARUPA

19 P2KDT – DB PKT

UKM Berkinerja Rendah:• Keuntungan rendah

• Biaya tetap (fixed cost) tinggi

• Nilai tambah rendah

• Penjualan tak berkembang

• Pertumbuhan nol

• Pasar tak memadai

• Hutang berlebih

• Kebangkrutan dan kegagalan

Persoalan dan Kendala UKM:• Kekurangan keterampilan

• Informasi pasar yang terbatas

• Kendali keuangan dan persediaan

yang buruk

• Ketidak-memadaian prosedur,

sistem, peralatan

• Penggunaan sumber daya yang tak

efisien

Solusi dan Kebutuhan:“Jasa” khusus seperti:

• Pelatihan

• Advis/saran

• Media informasi

• Jasa purwarupa

• Dukungan produk purna jual

• Distribusi produk

Sumber Teknologi/P2:Mekanisme pasar yang membuat

“jasa” tersedia

• Pusat lain (back office)

• Jaringan informasi/litbang lain

• Bisnis lainnya

• Penyedia jasa lain

Dampak terhadap

kinerja UKM

Sebab-sebab kinerja

rendah dipahami

Solusi yang

dibutuhkan

Kapasitas

pengetahuan

dan

keterampilan

- technical

know-how -

untuk

memecahkan

masalah UKM

Kemauan membeli

jasa

Kemampuan

menyajikan

“penawaran” yang

dikehendaki UKM

Aliran sisi permintaan

Aliran sisi penawaran

A B

C D

Sumber : Disesuaikan seperlunya dari Field, Hitchins, dan Bear (2000).

Gambar 7. Ilustrasi Anatomi Transaksi Teknologi.

Gambar 8 mengilustrasikan bagaimana intervensi dikembangkan sebagai respons terhadap hambatan/isu kebijakan.

Page 20: Makalah 1  Mendorong Perkembangan Fungsi Pusat Produktiitas dan Purwarupa – Tatang A. Taufik

PENYEDIAAN TEKNOLOGI, KOMERSIALISASI HASIL LITBANG DAN ALIANSI STRATEGIS

20

Pasar Teknologi/P2: Hambatan dan Respons Intervensi

Sisi penawaran:

Penyedia Teknologi

Sisi permintaan:

Konsumen Teknologi/P2

Respon intervensi

Sisi penawaran

• Dukungan teknis/finansial

• Pengembangan produk

• Investasi modal ventura

• Penyediaan informasi

Pasar yang efektif

Pasar menyediakan

solusi yang memang

dibutuhkan UKM

Dibatasi oleh:

Kurang informasi atau

kesadaran-masalah dan

kemungkinan solusinya

Rendahnya penilaian atau

kepercayaan mempengaruhi

kemauan membayar

Sumberdaya terbatas untuk

menilai dan membeli jasa

Subsidi luas mengurangi

kemauan untuk membayar

Dibatasi oleh:

Informasi terbatas tentang

peluang pasar

Kelemahan ketrampilan:

teknis dan bisnis

Kelemahan operasional:

struktur, sistem dan

sumberdaya

Produk tidak tepat

Lingkungan:

Distorsi dan hambatan

terhadap aktivitas

Sisi permintaan

• Vouchers

• Hibah imbangan

• Informasi

Sumber : Disesuaikan seperlunya dari Field, Hitchins, dan Bear (2000).

Keterkaitan Bisnis

Gambar 8. Ilustrasi Pengembangan Pasar Efektif bagi Fungsi/Pusat Produktivitas dan Purwarupa.

5.3 Tipologi Intervensi yang Relevan dan Urgen untuk Mendorong Perkembangan Fungsi/Pusat Produktivitas dan Purwarupa/Prototipe

A. Tujuan Kebijakan

Penggalian dari tinjauan lapangan, diskusi dan studi meja merupakan bahan bagi penyusunan tipologi intervensi yang dinilai relevan dan urgen bagi upaya peningkatan Prototyping Center dan Pusat produktivitas. Dalam hal ini, maka dapat dirumuskan beberapa hal sebagai berikut.

Tujuan umum kebijakan pengembangan pusat/sentra atau fungsi peningkatan produktivitas dan pengembangan purwarupa (prototipe) adalah mendorong/meningkatkan komersialisasi teknologi (hasil inovasi) yang memberikan dampak bagi peningkatan daya saing bisnis/ekonomi.

Page 21: Makalah 1  Mendorong Perkembangan Fungsi Pusat Produktiitas dan Purwarupa – Tatang A. Taufik

MENDORONG PERKEMBANGAN FUNGSI/PUSAT PRODUKTIVITAS DAN PURWARUPA

21 P2KDT – DB PKT

Pada sisi pemasok (penyediaan teknologi/inovasi), tujuan kebijakannya adalah:

1. Memperkuat kapabilitas peningkatan produktivitas bisnis dan optimasi sistem produksi; dan

2. Meningkatkan kesiapan teknologi yang berpotensi komersial.

Pada sisi permintaan, maka tujuan utama kebijakannya adalah mendorong pemanfaatan kemampuan/keahlian, fasilitas dan teknologi/inovasi perguruan tinggi dan lembaga litbang di bidang produktivitas bisnis dan purwarupa bagi peningkatan daya saing bisnis.

Sementara itu, pada segi “keterkaitan”, maka tujuan kebijakannya adalah:

1. Meningkatan interaksi dan kolaborasi sinergis antara perguruan tinggi dan lembaga litbang dengan pengguna dalam bidang peningkatan produktivitas dan optimasi sistem produksi, serta pengembangan teknologi/inovasi bagi peningkatan daya saing bisnis; dan

2. Mendorong perkembangan model bisnis yang saling menguntungkan antara penyedia dan pengguna teknologi.

B. Variabel Sasaran

Pada sisi penyediaan teknologi, variabel sasarannya adalah:

1. Kapasitas pusat/fungsi produktivitas dan purwarupa/prototipe, termasuk dalam hal ini antara lain misalnya:

Kelembagaan dan manajemen, termasuk misalnya kompetensi lembaga (seperti sertifikasi);

Pengetahuan dan kemampuan SDM;

2. Tingkat kesiapan teknologi (termasuk business prospecting);

3. Dukungan komersialisasi (termasuk penyediaan informasi dan promosi).

Pada sisi permintaan, variabel sasarannya adalah:

1. Penyediaan informasi litbang

2. Pembiayaan litbang yang terkait dengan pemanfaatan fungsi produktivitas dan purwarupa;

3. Risiko pemanfaatan hasil litbang (risiko teknologi);

4. Risiko investasi;

5. Akses pasar.

Page 22: Makalah 1  Mendorong Perkembangan Fungsi Pusat Produktiitas dan Purwarupa – Tatang A. Taufik

PENYEDIAAN TEKNOLOGI, KOMERSIALISASI HASIL LITBANG DAN ALIANSI STRATEGIS

22

Sementara itu, pada segi “keterkaitan”, variabel sasarannya adalah:

1. Penyediaan informasi hasil litbang dan komunikasi;

2. Penyediaan media kontak dan promosi hasil litbang;

3. Formasi/perkuatan kolaborasi litbang;

4. Pengembangan model bisnis.

5.4 Jenis Instrumen Intervensi

Telaah kebijakan dalam tulisan ini akhirnya menjabarkan pilihan/alternatif (dan/atau kombinasi pilihan) instrumen kebijakan yang dinilai prioritas untuk dirumuskan dan/atau dipertimbangkan untuk dikeluarkan dalam rangka menstimulasi terbentuknya dan berkembangnya fungsi/pusat produktivitas dan purwarupa/prototipe (P2).

Jenis instrumen tersebut dapat berupa instrumen legal, kelembagaan, program, insentif keuangan, instrumen sosial, dan/atau lainnya, termasuk kemungkinan kombinasi dari jenis tersebut. Rangkuman kerangka kebijakan tersebut secara ringkas ditunjukkan pada Gambar 9-11 berikut.9

• Dukungan pembiayaan untuk komersialisasi hasil litbang (termasuk penyediaan informasi dan promos)i

Komersialisasi

• Program penguasaan interdisiplinary sciences dan fundamental technologies

• Skema pembiayaan untuk menstimulasi kerja sama litbang internasional

• Skema pembiayaan untuk peningkatan kesiapan teknolog (termasuk aktivitas prototyping, pengembangan business prospecting)

• Skema pembiayaan program pengembangan teknologi/produk baru yang melibatkan industri, perguruan tinggi, dan lembaga litbang

Tingkat

Kesiapan

Teknologi

Kesiapan

Teknologi

• Pendirian/penataan kelembagaan dan manajemen P2

• Sertifikasi P2

• Promosi jaringan pelayanan P2

• Penghargaan prestasi tertentu yang terkait dengan P2

Kapasitas

Pusat/Sentra

atau Fungsi P2

Kapasitas

Pusat/Sentra

atau Fungsi

P2

Pilihan Instrumen KebijakanVariabelIsu

KebijakanObjektif

Pen

gu

ata

n P

en

yed

iaan

T

ekn

olo

gi

Gambar 9. Ilustrasi Keranga Awal Intervensi: Penguatan Penyediaan Teknologi melalui Fungsi/Pusat Produktivitas dan Purwarupa.

9 “Teknologi” dalam hal ini dimaksudkan secara luas mencakup pemanfaatan fasilitas, keahlian, aktivitas

litbang dan/atau aktivitas bernilai tambah yang terkait dengan inovasi.

Page 23: Makalah 1  Mendorong Perkembangan Fungsi Pusat Produktiitas dan Purwarupa – Tatang A. Taufik

MENDORONG PERKEMBANGAN FUNGSI/PUSAT PRODUKTIVITAS DAN PURWARUPA

23 P2KDT – DB PKT

• Pemihakan untuk hasil pemanfaatan P2 dalam mengakses pengadaan pemerintah

Akses pasarPasar/

Persaingan

• Skema asuransi bagi investasi berisiko

• Skema loan guarantee untuk menjamin sebagian risiko pinjaman bank bagi pemanfaatan P2

• Skema equity guarantee untuk menjamin sebagian risiko investasi pengembangan bisnis dari hasil P2

Risiko investasi

• Penguatan perlindungan HKI dan skema lisensi

• Skema asuransi bagi komersialisasi hasil litbangRisiko teknologiPengelolaan

risiko

• Insentif perpajakan bagi komersialisasi hasil litbang

• Penyediaam pinjaman lunak untuk pemanfaatan kemampuan litbang (termasuk fasilitas dan keahlian) bagi peningkatan produktivitas dan adopsi teknologi

• Insentif perpajakan bagi swasta yang berinvestasi (sharing) dalam pengembangan P2

Pembiayaan

litbang

produktivitas &

purwarupa

Pembiayaan

• Bantuan media informasi litbang (termasuk kemudahan akses informasi)

Penyediaan

informasi litbang

Keterbatasan

informasi

kemampuan

litbang

Pilihan Instrumen KebijakanVariabelIsu

KebijakanObjektif

Mendoro

ng p

em

anfa

ata

n k

em

am

puan, fa

sili

tas d

an

teknolo

gi/in

ovasi m

ela

lui penin

gkata

n p

roduktivitas

dan o

ptim

asi sis

tem

pro

duksi, s

ert

a p

engem

bangan

teknolo

gi/in

ovasi bagi penin

gkata

n d

aya s

ain

g b

isnis

Gambar 10. Ilustrasi Keranga Awal Intervensi: Stimulasi Pemanfaatan Teknologi melalui Fungsi/Pusat Produktivitas dan Purwarupa.

• Bantuan perlindungan kekayaan intelektual yang berpotensi komersial

• Insentif bagi lisensi (pemanfaatan) kekayaan intelektual yang dihasilkan oleh program yang dibiayai pemerintah dan pemanfaatan teknologi yang dimiliki pemerintah, khususnya melalui fungsi P2

Mekanisme

transaksi

Model bisnis

• Bantuan/fasilitasi prakarsa formasi/perkuatan kolaborasi litbang

• Legislasi dan promosi lembaga konsorsia litbang antara industri, perguruan tinggi, dan lembaga litbang

• Insentif untuk mendorong perkembangan technology brokerage & technology-based consulting firms

• Dana bibit untuk investasi kolaboratif bagi inovasi yang berkaitan dengan P2

• Insentif (pajak) untuk investasi kolaboratif bagi inovasi

Kelembagaan /

Jaringan kerja

sama

(kemitraan)

Jaringan

kerja sama

• Forum komunikasi antara industri, perguruan, tinggi, dan lembaga litbang

• Bantuan/fasilitasi kontak bisnis

Media kontak/

interaksi

Interaksi

• Penyediaan informasi hasil litbang

• Penyediaan/fasilitasi media kontak dan promosi

• Skema pembiayaan untuk pengkajian prospek komersial hasil litbang

Penyediaan

infokom litbang

Informasi dan

komunikasi

Pilihan Instrumen KebijakanVariabelIsu

KebijakanObjektif

Men

ing

kata

n k

ola

bo

rasi

sin

erg

is d

ala

m b

idan

g

pen

ing

kata

n p

rod

ukti

vit

as d

an

op

tim

asi

sis

tem

p

rod

uksi,

sert

a p

en

gem

ban

gan

tekn

olo

gi/

ino

vasi

bag

i p

en

ing

kata

n d

aya s

ain

g b

isn

is

Gambar 11. Ilustrasi Keranga Awal Intervensi: Penguatan Hubungan (Linkage) Penyedia dan Pengguna Fungsi/Pusat Produktivitas dan Purwarupa.

Page 24: Makalah 1  Mendorong Perkembangan Fungsi Pusat Produktiitas dan Purwarupa – Tatang A. Taufik

PENYEDIAAN TEKNOLOGI, KOMERSIALISASI HASIL LITBANG DAN ALIANSI STRATEGIS

24

6. CATATAN PENUTUP

Kini semakin disadari bahwa inovasi bukanlah sekedar proses linier dari riset ke aplikasinya (push) atau sebaliknya proses linier dari kebutuhan ke riset. Inovasi lebih merupakan proses interaktif-rekursif antara para pihak. Dalam kaitan ini, fungsi/pusat produktivitas dan purwarupa merupakan antar muka (interface) dari lembaga penyedia teknologi (perguruan tinggi atau lembaga litbang) yang menjembatani interaksi antara penyedia dengan pengguna teknologi, khususnya proses alih (komersialisasi) teknologi (dalam arti luas).

Karenanya, upaya mendorong perkembangan kedua fungsi/unit tersebut perlu dipandang sebagai investasi pada dua sisi dan keterkaitannya. Membangun kapasitas kedua pihak yang terkait dengan fungsi/unit produktivitas dan purwarupa dalam konteks inovasi sama pentingnya. Sehubungan dengan itu, menciptakan hubungan kemitraan yang kondusif bagi proses alih (komersialisasi) teknologi yang efektif melalui fungsi produktivitas dan purwarupa disarankan sebagai cara bagi pengembangan kedua fungsi/unit tersebut di perguruan tinggi dan lembaga litbang. Untuk perancangan kebijakan bagi pemerintah, strategi kemitraan/kolaboratif dipandang memberikan kemanfaatan baik atas pertimbangan skala dan efisiensi maupun bagi peningkatan cakupan/jangkauan dan prose pembelajaran, serta sustainabilitas prakarsa/program.

Elaborasi pengembangan fungsi/pusat atau unit produktivitas dan purwarupa beserta kerangka kebijakan yang dibahas dalam tulisan ini masih bersifat awal. Kajian yang lebih dalam diperlukan untuk memperoleh kerangka dan formulasi kebijakan serta mekanisme yang operasional.

LAMPIRAN

Kapasitas Litbangyasa

Lisensi Teknologi

Aktivitas Komersial

Manajemen

PatenAset Teknologi

Pusat

Produktivitas

Pusat

Prototipe

Dukungan bagi Pengembangan Bisnis

Fro

nt-

Off

ice

Extension Services

Gambar L-1. Salah Satu Model Pengembangan Pusat Produktivitas dan Purwarupa pada Sisi Penyedia Teknologi.