Post on 08-Jul-2018
8/19/2019 BAB II Hubungan Hipertensi dan Hiperurisemia
1/15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fisiologi Pengaturan Tekanan Darah
Tekanan darah arteri rata-rata adalah gaya utama untuk mendorong darah
ke jaringan. Tekanan tersebut harus diatur secara ketat dengan untuk
menghasilkan gaya dorong yang cukup sehingga otak dan jaringan lain menerima
aliran darah yang adekuat dan tidak terjadi tekanan yang terlalu tinggi yang dapat
memperberat kerja jantung dan meningkatkan risiko kerusakan pembuluh darah.
Pengaturan tekanan darah melibatkan integrasi berbagai komponen sistem
sirkulasi dan sistem tubuh lain. Perubahan setiap faktor tersebut akan mengubah
tekanan darah kecuali terjadi perubahan kompensatorik pada variabel lain
sehingga tekanan darah konstan. Berdasarkan bagan tersebut diketahui bahwa
tekanan darah sangat tergantung pada curah jantung (cardiac output ) dan
resistensi perifer.
5
8/19/2019 BAB II Hubungan Hipertensi dan Hiperurisemia
2/15
Gamar 2.1. !ekanisme Pengaturan Tekanan Darah "
!i dalam tubuh terdapat baroreseptor yang secara konstan memantau
tekanan darah arteri rata-rata. Baroreseptor tersebut adalah sinus caroticus dan
baroreseptor arcus aorta. "etiap perubahan pada tekanan darah akan mencetuskan
refleks baroreseptor yang diperantarai oleh sistem saraf otonom. Tujuan refleks
tersebut adalah penyesuaian curah jantung dan resistensi perifer total sehingga
tekanan darah kembali normal.
#ontoh kerja reflek baroreseptor adalah peningkatan tekanan darah setelah
berolahraga. $al tersebut akan mempercepat pembentukan potensial aksi di
neuron aferen sinus caroticus dan baroreseptor lengkung aorta. %elalui
peningkatan kecepatan pembentukan potensial aksi tersebut& pusat kontrol
kardiovaskuler mengurangi aktivitas simpatis dan meningkatkan aktivitas
parasimpatis. "inyal-sinyal eferen tersebut akan menurunkan kecepatan denyut
6
8/19/2019 BAB II Hubungan Hipertensi dan Hiperurisemia
3/15
jantung dan volume sekuncup& merangsang vasodilatasi arteriol dan vena sehingga
curah jantung dan resistensi perifer turun. $asil akhirnya adalah tekanan darah
kembali normal. 'amun pada hipertensi& baroreseptor tidak berespon
mengembalikan tekanan darah ke tingkat normal karena mereka telah beradaptasi
untuk bekerja pada tingkat yang lebih tinggi.
2.2 #i$ertensi
$ipertensi merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskuler yang paling
banyak ditemui di masyarakat dengan insidensi -*+ pada orang dewasa.
,ejadian hipertensi juga sering dikaitkan dengan penambahan usia. $al tersebut
ditunjukkan dengan makin meningkatnya jumlah penderita hipertensi seiring
dengan peningkatan populasi usia lanjut.&
2.2.1 De%inisi &an Klasi%ikasi
$ingga saat ini belum terdapat kesatuan pendapat mengenai
definisi hipertensi. leh karena itu& beberapa organisasi seperti /'# 0
(The Seventh Report of The Joint Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure) dan
1"$ ( European Society of Hypertension) membuat klasifikasi
hipertensi seperti yang tertera pada tabel di bawah ini. 2kan tetapi&
pada umumnya digunakan klasifikasi /'# 0.&
7
8/19/2019 BAB II Hubungan Hipertensi dan Hiperurisemia
4/15
Tael 2.1. Klasi%ikasi Tekanan Darah !enurut JN' ( 12
2.2.2 )tiologi
Berdasarkan penyebabnya& selama ini dikenal dua jenis
hipertensi& yaitu3
a. $ipertensi Primer atau 1sensial
$ipertensi jenis ini penyebabnya tidak diketahui dan
mencakup *+ kasus hipertensi. $ipertensi esensial merupakan
penyakit multifaktorial yang timbul akibat interaksi beberapa faktor
risiko. Beberapa faktor risiko tersebut yaitu pola hidup seperti
merokok& asupan garam berlebih& obesitas& aktivitas fisik& dan stres&
faktor genetis dan usia& sistem saraf simpatis (tonus simpatis dan
variasi diurnal)& ketidakseimbangan antara modulator vasokontriksi
dan vasodilatasi dan pengaruh sistem otokrin setempat yang berperan
dalam sistem renin& angiotensin& dan aldosteron.&
b. $ipertensi "ekunder
%erupakan suatu keadaan dimana peningkatan tekanan darah
yang terjadi disebabkan oleh penyakit tertentu. $ipertensi jenis ini
8
8/19/2019 BAB II Hubungan Hipertensi dan Hiperurisemia
5/15
mencakup *+ kasus hipertensi. Beberapa penyebab hipertensi
sekunder antara lain penyakit ginjal seperti glomerulonefritis akut&
nefritis kronis& kelainan renovaskuler& dan "indrom 4ordon& penyakit
endokrin seperti feokromositoma& "indrom #onn& dan hipertiroid serta
kelainan neurologi seperti tumor otak.5
2.2.* Kerusakan +rgan Target
$ipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh baik
secara langsung maupun tidak langsung. ,erusakan organ yang umum
ditemui pada pasien hipertensi yaitu jantung seperti 67$ (left
ventricel hypertrophy)& angina atau infark miokard& dan gagal jantung&
otak seperti stroke atau transcient ischemic attac & penyakit ginjal
kronis& penyakit arteri perifer& dan retinopati.
,erusakan organ target akan memperburuk prognosis pasien
hipertensi. Tingginya angka morbiditas dan mortalitas hipertensi
terutama disebabkan oleh timbulnya penyakit kardiovaskuler.
2.2., Diagnosis
!iagnosis hipertensi tidak dapat ditegakkan dalam satu kali
pengukuran. !iagnosis baru dapat ditetapkan setelah dua kali atau
lebih pengukuran pada kunjungan yang berbeda kecuali terdapat
kenaikan yang tinggi atau gejala-gejala klinis. Penegakkan diagnosis
hipertensi adalah dengan melakukan anamnese terhadap keluhan
pasien& riwayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga& pemeriksaan
fisik& serta pemeriksaan penunjang.8
9
8/19/2019 BAB II Hubungan Hipertensi dan Hiperurisemia
6/15
!alam pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah
setelah pasien beristirahat * menit. Posisi pasien adalah duduk
bersandar dengan kaki di lantai dan lengan setinggi jantung. 9kuran
dan letak manset serta stetoskop harus benar. 9kuran manset standar
untuk orang dewasa adalah panjang -5 cm dan lebar 5* cm.
Penentuan sistolik dan diastolik dengan menggunakan !orotoff
fase : dan 7. Pengukuran dilakukan dua kali dengan jeda -* menit.
Pengukuran tambahan dilakukan jika hasil kedua pengukuran sangat
berbeda. ,onfirmasi pengukuran pada lengan kontralateral dilakukan
pada kunjungan pertama dan jika didapatkan kenaikan tekanan
darah.
Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan antara lain tes darah
rutin& glukosa darah (sebaiknya puasa)& koleterol total serum&
kolesterol 6!6 dan $!6 serum& trigliserida serum (puasa)& asam urat
serum& kreatinin serum& kalium serum& $b dan $ct& urinalisis& dan
1,4.
2.* !etaolisme Asam Urat &an #i$erurisemia
$iperurisemia didefinisikan sebagai peningkatan kadar asam urat dalam
darah. Batasan hiperurisemia untuk pria dan wanita tidak sama. "eorang pria
dikatakan menderita hiperurisemia bila kadar asam urat serumnya lebih dari
0& mg;dl. "edangkan hiperurisemia pada wanita terjadi bila kadar asam urat
serum di atas
8/19/2019 BAB II Hubungan Hipertensi dan Hiperurisemia
7/15
"aat ini kejadian pasti hiperurisemia di masyarakat masih belum jelas.
Prevalensinya di masyarakat dan berbagai kepustakaan barat sangat bervariasi
antara &5-0&im "anthine o?idase dengan produk akhir asam urat (4ambar .). 2sam
urat merupakan produk yang tidak dapat dimetabolisme lebih lanjut. $anya *+
asam urat yang terikat plasma dan sisanya akan difiltrasi secara bebas oleh
glomerulus. !ari semua asam urat yang difiltrasi& + akan direabsorpsi oleh
tubulus proksimal. ,emudian 0-+ fraksi asam urat akan disekresi oleh tubulus
distal.=&*&=
,adar asam urat manusia dan beberapa primata seperti simpanse memiliki
rentang yang luas ( mg;dl sampai mg;dl) dan lebih tinggi dari mamalia lain.
$al itu disebabkan oleh mutasi gen pengode uricase& suatu en>im hepar yang
berfungsi mengubah asam urat menjadi allantoin yang lebih larut dan dapat
diekskresi lewat urine. ,etiadaan en>im tersebut menyebabkan hampir +
asam urat yang difiltrasi di glomerulus akan mengalami reabsorpsi dan sekresi
pada tubulus proksimal ginjal. Proses tersebut dimediasi oleh urate e"changer dan
voltage sensitive urate channel .8&
8/19/2019 BAB II Hubungan Hipertensi dan Hiperurisemia
8/15
Gamar 2.2 Sintesis Asam Urat 1-
,adar asam urat pada tiap individu sangat bervariasi tergantung pada
sintesis dan ekskresinya. $iperurisemia terjadi bila kadar asam urat melebihi daya
larutnya dalam plasma yaitu
8/19/2019 BAB II Hubungan Hipertensi dan Hiperurisemia
9/15
Berdasarkan penyebabnya& hiperurisemia dapat diklasifikasikan menjadi3
a. $iperurisemia primer
%erupakan hiperurisemia yang tidak disebabkan oleh penyakit lain.
Biasanya berhubungan dengan kelainan molekuler yang belum jelas dan
adanya kelainan en>im.
b. $iperurisemia sekunder
%erupakan hiperurisemia yang disebabkan oleh penyakit atau
penyebab lain. $iperurisemia jenis ini dibagi menjadi beberapa kelompok&
yaitu kelainan yang menyebabkan peningkatan de novo #iosynthesis&
peningkatan degradasi 2TP& dan undere"cretion.
c. $iperurisemia idiopatik
%erupakan jenis hiperurisemia yang tidak jelas penyebab primernya
dan tidak ada kelainan genetik& fisiologi serta anatomi yang jelas.
Penegakkan diagnosa hiperurisemia meliputi anamnesa& pemeriksaan fisik&
dan pemeriksaan penunjang. 2namnesa bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
faktor keturunan& kelainan atau penyakit lain sebagai peyebab hiperurisemia
sekunder. Pemeriksaan fisik untuk mencari kelainan atau penyakit sekunder
seperti tanda-tanda anemia& pembesaran organ limfoid& keadaan kardiovaskuler
dan tekanan darah& keadaan dan tanda kelainan ginjal serta kelainan pada sendi.
Pemeriksaan penunjang bertujuan untuk mengarahkan dan memastikan peyebab
hiperurisemia. Pemeriksaan penunjang yang rutin dilakukan adalah pemeriksaan
darah rutin asam urat darah& kreatinin darah& pemeriksaan urin rutin& dan kadar
asam urat urin 8 jam.
13
8/19/2019 BAB II Hubungan Hipertensi dan Hiperurisemia
10/15
2., #uungan #i$erurisemia &engan #i$ertensi
$iperurisemia telah lama dihubungkan dengan penyakit kardiovaskuler
dan sering dijumpai pada penderita hipertensi& penyakit ginjal& dan sindrom
metabolik. Pada tahun =-an& "ir 2lfred 4arrod membuktikan bahwa gout
berhubungan dengan peningkatan kadar asam urat dalam darah. Tidak lama
kemudian& Arederick 2kbar %ohamed& orang yang pertama kali meneliti tentang
hipertensi esensial menyebutkan bahwa hipertensi sering berhubungan dengan
gout. Peneliti lain seperti 2le?ander $aig dan 'athan "mith !avis juga meneliti
hubungan hipertensi dengan hiperurisemia. Bahkan pada tahun =0& dalam surat
presidensialnya kepada $merican %edical $ssociation& ia menulis bahwa tekanan
darah arteri yang tinggi pada gout disebabkan oleh asam urat atau substansi toksik
lainnya di dalam darah yang meningkatkan tonus pembuluh darah arteriol ginjal.8&*
"elanjutnya banyak penelitian mengenai hiperurisemia baik pada hewan
coba maupun manusia. !ari penelitian-penelitian tersebut diketahui beberapa
bukti yang menunjukkan bahwa hiperurisemia memang berhubungan dengan
hipertensi (gambar .5).*
14
8/19/2019 BAB II Hubungan Hipertensi dan Hiperurisemia
11/15
Gamar 2.* Bukti #uungan Antara Asam Urat &an #i$ertensi -
$einig dan /ohnson melakukan studi eksperimental pada tikus untuk
mengetahui hubungan hiperurisemia dan hipertensi. Pada studi tersebut& tikus
diberi o"onic acid & suatu inhi#itor uricase. ,etika uricase dihambat& asam urat
tidak dapat diubah menjadi allantoin yang bersifat lebih larut dan dapat diekskresi
melalui urin. Ternyata setelah 5-* minggu terjadi peningkatan tekanan darah tikus.
%ekanisme yang mendasari terjadinya hipertensi pada hiperurisemia dijelaskan
pada gambar di bawah ini.8
15
8/19/2019 BAB II Hubungan Hipertensi dan Hiperurisemia
12/15
Gamar 2.,. !ekanisme #i$ertensi Akiat #i$erurisemia -
Pada gambar tersebut terlihat bahwa peningkatan kadar asam urat serum
memiliki efek pada ginjal dan pembuluh darah. $iperurisemia menyebabkan
penurunan ' dan peningkatan "& inflamasi vaskuler dan proliferasi otot
polos& peningkatan produksi renin dan lesi vaskuler pada ginjal.8&*
Proliferasi otot polos terjadi akibat aktivasi mitogen spesifik oleh asam
urat. Calaupun otot polos tidak memiliki reseptor untuk asam urat& asam urat tetap
dapat masuk ke dalam sel dengan bantuan organic anion transporter (2T).
"etelah masuk ke dalam sel otot polos& asam urat mengaktifkan protein kinase
(1rk ;). "elanjutya 1rk ; akan menginduksi sintesis de novo dari #D- dan
tromboksan lokal serta mengatur up regulation P!4A 2 ( platelet derived gro&th
16
8/19/2019 BAB II Hubungan Hipertensi dan Hiperurisemia
13/15
factor $). $asil akhir proses tersebut adalah aktivasi mitogen spesifik yang
menyebabkan proliferasi sel.
2sam urat juga menyebabkan akumulasi kristal urat di sekitar plak
atherosklerosis yang telah terbentuk. ,ristal urat tersebut dapat mengaktifkan
komplemen melalui jalur klasik. 2ktivasi komplemen mengakibatkan berbagai
efek biologis seperti inflamasi& kemotaksis& opsonisasi& dan aktivitas
sitolitik.&&
2sam urat juga akan menstimulasi sintesis %#P- (monocyte
chemoattractant protein'() pada otot polos tikus. #aranya adalah dengan
mengaktivasi p5= %2P kinase& faktor transkripsi nuklear& 'A-,B& dan 2P-.
%#P- sendiri merupakan kemokin yang berperan penting dalam penyakit
vaskular dan atherosclerosis. 2kibat dari mekanisme tersebut adalah peningkatan
produksi sitokin proinflamasi seperti T'A-E& :6-F& dan :6-
8/19/2019 BAB II Hubungan Hipertensi dan Hiperurisemia
14/15
$ipertensi yang terjadi berkaitan dengan penurunan produksi '" oleh
apparatus ju?taglomerulus. Tikus tersebut juga menderita vaskulopati berat pada
arteri interlobularis dan arteriol afferen akibat peningkatan #D- dan renin.
,adar ' yang rendah semakin memperparah disfungsi endotel yang terjadi.
6ebih jauh lagi hiperurisemia akan menyebabkan perubahan
mikrovaskuler pada ginjal yang mirip dengan gambaran arteriosklerosis pada
hipertensi esensial. 6esi vaskuler tersebut menyebabkan iskemia. "elanjutnya
iskemia menyebabkan pelepasan laktat dan peningkatan produksi asam urat.
6aktat sendiri bersifat menghambat sekresi asam urat dengan mengeblok organic
anion transporter .8&*&
Peningkatan produksi asam urat terjadi karena iskemi menyebabkan
pemecahan 2TP menjadi adenosin dan ?athine. $al tersebut menciptakan suatu
ligkaran setan. ,ondisi hiperurisemia meningkatkan aktivitas en>im "athine
osidase. Padahal en>im tersebut juga membentuk superoksida sebagai akibat
langsung aktivitasnya. Peningkatan jumlah oksidan menyebabkan stress oksidatif
yang semakin menurunkan produksi ' dan memperparah disfungsi endotel yang
terjadi. 6esi pada vaskuler ginjal ini akan memicu terjadinya salt sensitive
hypertension yaitu peningkatan tekanan darah yang lebih tinggi pada konsumsi
jumlah natrium yang sama. ,ondisi ini menetap meskipun hiperurisemia telah
dikoreksi dan diberikan diet rendah garam8&*&
18
8/19/2019 BAB II Hubungan Hipertensi dan Hiperurisemia
15/15
2.-. Kerangka Teori
Gamar 2.-. Kerangka Teori Penelitian
2.. Kerangka Konse$
7ariabel :ndependent 7ariabel !ependent
Gamar 2.. Kerangka Konse$ Penelitian
2.(. #i$otesis
$3 2danya pengaruh antara kadar asam urat dengan tekanan darah.
19
,adar 2sam 9rat Tekanan !arah