Hubungan Kopi Dan Hipertensi

download Hubungan Kopi Dan Hipertensi

of 12

Transcript of Hubungan Kopi Dan Hipertensi

Hubungan kopi dan hipertensi.Senin, 05 Desember 2011 by New Day Coffee

Kopi sering jadi musuh bagi orang-orang dengan tekanan darah tinggi atau hipertensi, termasuk penyakit jantung dan stroke. Namun, sebuah penelitian di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa tidak ada bukti kopi dapat meningkatkan risiko penyakit tersebut. American Journal of Clinical Nutrition dalam jurnalnya melaporkan hasil penelitian setelah menggabungkan dengan studi sebelumnya, yang meneliti dengan responden 170.000 orang. "Kebiasaan minum kopi 3 cangkir sehari tidak ada kaitannya dengan peningkatan risiko hipertensi," kata Liwey Chen, peneliti dari Kesehatan Masyarakat Universitas Louisiana di New Orleans. Tapi ini bukan berarti bahwa minum banyak kopi tidak memiliki risiko sama sekali. Risiko hipertensi bagi mereka yang minum 3 cangkir kopi sehari tentunya sedikit berbeda dari mereka yang minum kurang dari 3 cangkir. "Menurut saya, kopi tidak menimbulkan risiko tekanan darah tinggi," kata Lawrence Krakoff, peneliti dari Mount Sinai Medical Center, New York. Menurut Krakoff, hubungan antara kopi dan tekanan darah tinggi memang sulit untuk dijelaskan. Maka, efeknya pasti berbeda pada setiap orang. Latar belakang genetik juga bisa menentukan bagaimana reaksi orang terhadap kopi. Minum kopi dalam jumlah besar mungkin aman bagi seseorang. Tetapi justru bisa berbahaya bagi orang lain.http://kopirasabuah.blogspot.com/2011/12/hubungan-kopi-dan-hipertensi.html

Kopi Tak Sebabkan Hipertensi

SINDO Rabu, 4 Mei 2011 10:00 wib 1 224 Email1

Kopi tak sebabkan hipertensi. (Foto: Getty Images)

PENIKMAT minuman kopi sepertinya bisa bernapas lega. Kekhawatiran sebelumnya jika mengonsumsi kopi dapat memicu tekanan darah tinggi atau hipertensi tidak sepenuhnya benar. Sejumlah ilmuwan telah menyatakan bahwa mengonsumsi kopi mungkin menjadi akar permasalahan. Namun, menurut sebuah laporan terbaru,minum banyak kopi tampaknya tidak meningkatkan risiko hipertensi. Laporan terbaru ini mengumpulkan data dari enam penelitian sebelumnya yang melibatkan total lebih dari 170.000 orang. Pada masing-masing studi, para peneliti mewawancarai para partisipan untuk mengetahui berapa cangkir kopi yang mereka minum setiap hari, mulai kurang dari secangkir hingga lebih dari lima cangkir, kemudian mengikuti mereka sampai 33 tahun. Hanya lebih dari seperlima peserta studi yang akhirnya menderita hipertensi berdasarkan temuan yang dipublikasikan dalam The American Journal of Clinical Nutrition tersebut. Namun, kemungkinan yang didiagnosis dengan kondisi tersebut tidak berbeda antara orangorang yang mengatakan mereka minum lebih dari lima cangkir kopi per hari dan mereka yang minum sangat sedikit. Namun, laporan itu tidak mengatakan tidak ada risiko untuk minum banyak kopi, kata Dr Liwei Chen, yang mengerjakan studi tersebut, seperti dilansir laman Reuters. Chen yang berasal dari Louisiana State University School of Public Health di New Orleans, Amerika Serikat, mengatakan, lebih banyak data akan diperlukan untuk menarik kesimpulan yang kuat.

Apalagi, orang yang minum antara satu dan tiga cangkir per hari hanya memiliki risiko sedikit lebih tinggi terkena hipertensi dibandingkan mereka yang minum kurang dari jumlah itu, sebuah hasil yang sejujurnya tidak bisa dijelaskan oleh peneliti. Dr Lawrence Krakoff, yang mempelajari soal hipertensi di Mount Sinai Medical Center di New York, Amerika Serikat, mengatakan bahwa pertanyaan tentang dampak kopi terus bermunculan di antara pasien dan dokter sejawat. Tetapi, itu belum sepenuhnya terjawab, tutur Krakoff, yang tidak terlibat dalam studi terbaru ini. Saya tidak berpikir kopi sebagai faktor risiko untuk terkena tekanan darah tinggi, lanjutnya. Namun, jika orang minum dua belas cangkir kopi sehari dan tidak tidur, asumsinya bahwa ini merupakan masalah yang sangat penting. Dr Gary Curhan, yang bekerja pada salah satu penelitian Chen dan rekan-rekannya, mengaku setuju soal itu. Mungkin ada efek samping lain dengan (minum) kafein dalam jumlah besar, kata Curhan yang berasal dari Brigham and Womens Hospital di Boston, Amerika Serikat. Tim peneliti Chen tidak bisa membandingkan efek minum kopi tanpa kafein dengan kopi yang berkafein karena beberapa dari studi yang mereka analisis keduanya bersatu atau hanya membicarakan soal kopi berkafein. Dan, hubungan antara minum kopi dan hipertensi lebih rumit dengan kemungkinan bahwa hal itu tidak bekerja dengan cara yang sama pada setiap orang, kata Chen. Orang-orang dengan latar belakang genetik yang berbeda mungkin bereaksi terhadap kopi dengan cara berbeda, lanjutnya. Bagi sebagian orang mungkin aman untuk minum banyak kopi, tapi tidak untuk orang lain, sebut Chen. Sebelumnya malah, peneliti di Yunani telah membuktikan bahwa minum satu sampai dua cangkir kopi sehari dapat menurunkan risiko hipertensi. Seiring pertambahan usia, pembuluh darah umumnya mengeras, dan diyakini akan meningkatkan risiko tekanan darah tinggi.Penemuan baru menyarankan minum kopi mungkin menetralkan proses ini. Mereka yang mengonsumsi kopi teratur ternyata memiliki pembuluh darah lebih elastis daripada mereka yang kurang atau lebih minum kopi. Para peneliti melakukan studinya dengan melibatkan 485 pria dan wanita, berusia 65-100 tahun, yang tinggal di sebuah pulau kecil bernama Ikaria, di Laut Aegea. Di sana, lebih dari sepertiga penduduknya berumur panjang, mengingat bisa merayakan ulang tahun ke-90 tahun. Kami bertujuan untuk mengevaluasi rahasia umur panjang penduduk Ikaria, kata kepala studi

Christina Chrysohoou BSc dari Universitas Athena,Yunani. Dia mempresentasikan temuannya di European Society for Cardiology Congress. Partisipan studi yang semuanya memiliki hipertensi menjalani imaging scan untuk mengukur elastisitas pembuluh darah mereka. Dari jumlah tersebut, 33 persen partisipan tidak minum kopi atau kurang dari satu cangkir kopi sehari, 56 persen minum 1-2 cangkir, dan 11 persen minum tiga atau lebih cangkir kopi sehari. Orang-orang yang minum satu sampai dua cangkir kopi sehari memiliki elastisitas pembuluh darah utama sekitar 25 persen lebih besar daripada orang yang minum kopi kurang atau tidak sama sekali. Elastisitas pembuluh darahnya sekitar lima kali lebih besar daripada orang yang minum tiga atau lebih cangkir kopi sehari. (nsa)http://lifestyle.okezone.com/read/2011/05/04/195/453047/kopi-tak-sebabkan-hipertensi

Kopi dapat menurunkan tekanan darah

Berita baik bagi wanita pencinta kopi: Minum kopi ternyata tidak menyebabkan peningkatan tekanan darah, hasil penelitian terbaru. Sedangkan wanita yang mengkonsumsi banyak minuman cola memiliki risiko lebih tinggi mengalami peningkatan tekanan darah. Kafein diketahui terdapat pada kedua minuman tersebut (kopi dan cola) yang selama ini dikatakan memiliki kemampuan dapat meningkatkan tekanan darah. namun hasil suatu penelitian menjelaskan bahwa peminum kopi tidak menunjukkan adanya peningkatan tekanan darah dibandingkan mereka yang tidak atau jarang minum kopi, dilakukan penelitian selama 12 tahun. Sebelumnya data kopi dan hipertensi selalu saling mempengaruhi. Dr. Wolfgang Winkelmayer, seorang pemimpin penelitian dari Boston's Brigham dan Women's Hospital mengatakan, kami memiliki bukti-

bukti kuat yang menyangkal pendapat bahwa kopi menyebabkan hipertensi. Terdapat banyak bukti yang menyatakan bahwa wanita yang mengkonsumsi banyak kopi, empat cangkir atau lebih sehari mengalami penurunan risiko terjadinya peningkatan tekanan darah dibandingkan dengan mereka yang mengkonsumsi hanya sedikit atau tidak sama sekali. Winkelmayer mengatakan bahwa ini disebabkan karena kopi mengandung banyak zat antioksidan, suatu substansi yang dapat membantu melindungi jantung dan menekan terjadinya kanker. Ia mengatakan hasil dari mereka yang mengkonsumsi banyak minuman cola ternyata mengejutkan dan mengkhawatirkan, namun sejauh ini tidak jelas secara pasti apakah benar pengaruh soda yang menyebabkan terjadinya peningkatan risiko hipertensi. Beberapa penelitian baru-baru ini membuktikan manfaat kopi terhadap kesehatan, termasuk menjelaskan bahwa ternyata kopi merupakan sumber antioksidan. Hasil penelitian ini juga menjelaskan bahwa laki-laki yang mengkonsumsi banyak kopi dapat menekan terjadinya diabetes; Penelitian di Jepang mengatakan bahwa kopi dapat membantu mencegah terjadinya kanker hati. Winkelmayer dan timnya mempelajari data 155,594 wanita berusia 55 tahun. mereka diberi pertanyaan secara periodik tentang kebiasaan makan dan kesehatan mereka selama 12 tahun. Sebanyak 33.000 didiagnosis mengalami peningkatan tekanan darah. Wanita yang minum lebih dari 3 cangkir perhari mengalami 7-12% lebih kecil peningkatan tekanan darah dibandingkan wanita yang minum kopi sedikit atau tidak sama sekali. Mereka yang mengkonsumsi sedikitnya 4 gelas minuman cola perhari mengalami peningkatan 28-44% terjadinya tekanan darah tinggi, bila dibandingkan dengan wanita yang minum sedikit cola atau tidak sama sekali. Dr. Charalambos Vlachopoulos, penceramah dari Athens Medical School, Yunani, meneliti hubungan antara kopi dengan pengaruhnya terhadap kerja jantung, hasilnya tidak ada hubungannya, ia mengatakan. hal ini berlaku bagi pria dan wanita dalam usia dan ras apapun. Margaret Savoca seorang ahli nutrisi, ia mempelajari hubungan 'soft drink' yang berkafein dengan meningkatnya tekanan darah, pada remaja kulit hitam, hasil yang ia dapatkan ternyata sama dengan hasil Dr. Winkelmayer tentang efek buruk dari minuman cola. Wanita yang terlalu banyak minum minuman yang mengandung soda memiliki karakteristik yang berbeda dengan wanita yang mengkonsumsi banyak minuman kopi, ternyata kafein yang terkandung didalam masing-masing minuman tersebut memiliki efek yang berlainan, dikatakan Savoca, dari Universitas North Carolina, Greensboro.

Meskipun minuman soda tidak mengandung garam, namun soda ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah bila dikonsumsi lebih dari 4 gelas perhari. Tidak ada yang mengatakan bahwa minuman cola itu berbahaya, namun sebaiknya hanya dikonsumsi secara berkala, Frishman mengatakan. Dunia Farmasi: Blog/Web yang mengomentari tulisan ini

Kafein, Senyawa Bermanfaat atau Beracunkah?Kata Kunci: alkaloid, kafein, kopi, teh Ditulis oleh Sindhu Hermanto pada 28-10-2007

Di pagi hari yang dingin, dengan secangkir kopi atau teh panas di meja, pastilah sangat menyenangkan, dari yang tadinya kita ngantuk berat tiba-tiba menjadi segar baik badan maupun pikiran, respon tubuh ini tidak terlepas dari efek kafein yang terdapat dalam kopi atau teh. Kafein merupakan jenis alkaloid yang secara alamiah terdapat dalam biji kopi, daun teh, daun mete, biji kola, biji coklat, dan beberapa minuman penyegar. Kafein memiliki berat molekul 194.19 dengan rumus kimia C8H10N8O2 dan pH 6.9 (larutan kafein 1% dalam air). Secara ilmiah, efek langsung dari kafein terhadap kesehatan sebetulnya tidak ada, tetapi yang ada adalah efek tak langsungnya seperti menstimulasi pernafasan dan jantung, serta memberikan efek samping berupa rasa gelisah (neuroses), tidak dapat tidur (insomnia), dan denyut jantung tak berarturan (tachycardia).

Dari beberapa literatur, diketahui bahwa kopi dan teh banyak mengandung kafein dibandingkan jenis tanaman lain, karena tanaman kopi dan teh menghasilkan biji kopi dan daun teh dengan sangat cepat, sementara penghancurannya sangat lambat. Berikut adalah kandungan kafein dalam beberapa produk :

Produk Secangkir Kopi Secangkir Teh Sebotol Coco cola Minuman energi (kratingdaeng, M-150,Galin Bugar, dll ) Kopi Instan Kopi Moka (mentah) Kopi Moka (sangrai) Kopi Robusta Jawa Kopi Arabika Kopi Liberika (mentah) Kopi Liberika (sangrai)

Kandungan kafein 85 mg 35 mg 35 mg 50 mg 2.8 5.0% 1.08% 0.82% 1.48% 1.16% 1.59% 2.19%

Menurut Jurnal American Chemical Society, kebanyakan kopi yang dibuat dengan kadar kafein rendah dibuat dengan larutan kimia yang dapat menyerap kafein dari biji kimia. Atau dapat pula menggunakan tehnik Swiss Water Process yaitu menggunakan air panas dan uap untuk memisahkan kafein dari biji kopi. Selain itu saat ini sedang diteliti pemanfaatan bioteknologi untuk penghancuran kafein dalam tanaman kopi, salah satunya adalah penggunaan bakteri yang dipasangkan dengan theophylline, yaitu senyawa yang dihasilkan untuk merusak kafein pada tanaman kopi dan teh. Diharapkan bakteri ini dapat menghancurkan kafein secara cepat, tetapi tetap mempertahankan rasa alami kopi yang nikmat. Kepekaan terhadap Kafein Setiap orang berbeda kadar kepekaannya terhadap kafein. Beberapa kepekaan terhadap pengaruh kafein terhadap ibu yang sedang hamil telah diungkapkan, yaitu dapat menyebabkan kelahiran bayi yang cacat. Penelitian terhadap manusia dan hewan belum konklusif hasilnya; apakah benar dengan konsumsi normal sehari-hari dapat mengakibatkan kelahiran bayi yang cacat. Walaupun demikian karena adanya ketidakpastian dalam penelitian terhadap manusia dan telah adanya bukti yang nyata bahwa beberapa bayi cacat terjadi pada hewan percobaan, maka dapat disarankan untuk perempuan yang sedang hamil untuk mengurangi konsumsi kafeinnya perhari. Begitupun juga dengan konsumsi minuman berenergi (semisal kratingdaeng, M-150, dan produk sejenisnya). Orang mungkin terpikat dengan namanya dan meminumnya untuk membangkitkan tenaga. Tetapi harus diketahui minuman berenergi berbeda dengan minuman sumber energi.

Suatu bahan pangan layak disebut sumber zat gizi tertentu apabila kandungan zat gizi yang diklaimnya sekurang-kurangnya 10% dari kecukupan gizi yang dianjurkan, per takaran saji. Jadi suatu produk minuman dapat disebut sebagai sumber energi bila dalam satu takaran saji mengandung sekurang-kurangnya 250-280 kkal. Sebagai gambaran kecukupan energi pria dewasa usia 20-45 tahun adalah sebesar 2.800 kkal/hari, sedangkan usia 46-59 tahun adalah 2.500 kkal/hari. Sedangkan kontribusi minuman berenergi terhadap pemenuhan kebutuhan energi khususnya pria dewasa adalah berkisar 7-15% bila dikonsumsi 2-3 kali sehari atau kandungan energinya berkisar 100-112 kkal untuk satu takaran saji (150 ml/botol). Dari perhitungan ini diketahui bahwa minuman berenergi belum termasuk dalam golongan minuman sumber energi. Jika melihat dari komposisinya, maka yang perlu diwaspadai dari minuman berenergi adalah kandungan kafeinnya. Mengutif beberapa hasil penelitian, dosis 100-150 mg kafein merupakan batas amam konsumsi manusia, dan efek yang diberikan pada takaran ini adalah dapat meningkatkan aktivitas mental yang membuat orang selalu terjaga, sehingga dosis anjuran konsumsi dari produsen minuman berenergi adalah 2-3 kali atau setara dengan 100-150 mg kafein seharinya. Hal ini sebenarnya beresiko terutama bila konsumsi dari minuman berenergi masih disertai dengan minum kopi. Penutup Konsumsi kopi/teh serta minuman berenergi bagi masyarakat Indonesia, seperti telah menjadi tradisi yang mengakar dan sulit untuk ditinggalkan. Disatu sisi, kafein merupakan senyawa yang bermanfaat bagi manusia, yang telah memberikan banyak keuntungan terutama untuk menigkatkan daya konsentrasi dan menambah kenikmatan dalam mengkonsumsi suatu minuman. Tetapi di sisi lain, kafein juga diketahui merupakan senyawa beracun, yang dapat menganggu kesehatan manusia dan keturunannya. Sekarang tinggal pada kearifan dari manusia itu sendiri untuk tidak mengkonsumsinya secara berlebihan. Bukankan suatu yang berlebihan selalu tidak baik (dari pelbagai sumber).http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kafein_senyawa_bermanfaat_atau_beracunkah/

Kafein, Senyawa Bermanfaat atau Beracunkah?Kata Kunci: alkaloid, kafein, kopi, teh Ditulis oleh Sindhu Hermanto pada 28-10-2007

Di pagi hari yang dingin, dengan secangkir kopi atau teh panas di meja, pastilah sangat menyenangkan, dari yang tadinya kita ngantuk berat tiba-tiba menjadi segar baik badan maupun pikiran, respon tubuh ini tidak terlepas dari efek kafein yang terdapat dalam kopi atau teh. Kafein merupakan jenis alkaloid yang secara alamiah terdapat dalam biji kopi, daun teh, daun mete, biji kola, biji coklat, dan beberapa minuman penyegar. Kafein memiliki berat molekul 194.19 dengan rumus kimia C8H10N8O2 dan pH 6.9 (larutan kafein 1% dalam air). Secara ilmiah, efek langsung dari kafein terhadap kesehatan sebetulnya tidak ada, tetapi yang ada adalah efek tak langsungnya seperti menstimulasi pernafasan dan jantung, serta memberikan efek samping berupa rasa gelisah (neuroses), tidak dapat tidur (insomnia), dan denyut jantung tak berarturan (tachycardia). Dari beberapa literatur, diketahui bahwa kopi dan teh banyak mengandung kafein dibandingkan jenis tanaman lain, karena tanaman kopi dan teh menghasilkan biji kopi dan daun teh dengan sangat cepat, sementara penghancurannya sangat lambat. Berikut adalah kandungan kafein dalam beberapa produk :

Produk Secangkir Kopi

Kandungan kafein 85 mg

Secangkir Teh Sebotol Coco cola Minuman energi (kratingdaeng, M-150,Galin Bugar, dll ) Kopi Instan Kopi Moka (mentah) Kopi Moka (sangrai) Kopi Robusta Jawa Kopi Arabika Kopi Liberika (mentah) Kopi Liberika (sangrai)

35 mg 35 mg

50 mg

2.8 5.0% 1.08% 0.82% 1.48% 1.16% 1.59% 2.19%

Menurut Jurnal American Chemical Society, kebanyakan kopi yang dibuat dengan kadar kafein rendah dibuat dengan larutan kimia yang dapat menyerap kafein dari biji kimia. Atau dapat pula menggunakan tehnik Swiss Water Process yaitu menggunakan air panas dan uap untuk memisahkan kafein dari biji kopi. Selain itu saat ini sedang diteliti pemanfaatan bioteknologi untuk penghancuran kafein dalam tanaman kopi, salah satunya adalah penggunaan bakteri yang dipasangkan dengan theophylline, yaitu senyawa yang dihasilkan untuk merusak kafein pada tanaman kopi dan teh. Diharapkan bakteri ini dapat menghancurkan kafein secara cepat, tetapi tetap mempertahankan rasa alami kopi yang nikmat. Kepekaan terhadap Kafein Setiap orang berbeda kadar kepekaannya terhadap kafein. Beberapa kepekaan terhadap pengaruh kafein terhadap ibu yang sedang hamil telah diungkapkan, yaitu dapat menyebabkan kelahiran bayi yang cacat. Penelitian terhadap manusia dan hewan belum konklusif hasilnya; apakah benar dengan konsumsi normal sehari-hari dapat mengakibatkan kelahiran bayi yang cacat. Walaupun demikian karena adanya ketidakpastian dalam penelitian terhadap manusia dan telah adanya bukti yang nyata bahwa beberapa bayi cacat terjadi pada hewan percobaan, maka dapat disarankan untuk perempuan yang sedang hamil untuk mengurangi konsumsi kafeinnya perhari. Begitupun juga dengan konsumsi minuman berenergi (semisal kratingdaeng, M-150, dan produk sejenisnya). Orang mungkin terpikat dengan namanya dan meminumnya untuk membangkitkan tenaga. Tetapi harus diketahui minuman berenergi berbeda dengan minuman sumber energi.

Suatu bahan pangan layak disebut sumber zat gizi tertentu apabila kandungan zat gizi yang diklaimnya sekurang-kurangnya 10% dari kecukupan gizi yang dianjurkan, per takaran saji. Jadi suatu produk minuman dapat disebut sebagai sumber energi bila dalam satu takaran saji mengandung sekurang-kurangnya 250-280 kkal. Sebagai gambaran kecukupan energi pria dewasa usia 20-45 tahun adalah sebesar 2.800 kkal/hari, sedangkan usia 46-59 tahun adalah 2.500 kkal/hari. Sedangkan kontribusi minuman berenergi terhadap pemenuhan kebutuhan energi khususnya pria dewasa adalah berkisar 7-15% bila dikonsumsi 2-3 kali sehari atau kandungan energinya berkisar 100-112 kkal untuk satu takaran saji (150 ml/botol). Dari perhitungan ini diketahui bahwa minuman berenergi belum termasuk dalam golongan minuman sumber energi. Jika melihat dari komposisinya, maka yang perlu diwaspadai dari minuman berenergi adalah kandungan kafeinnya. Mengutif beberapa hasil penelitian, dosis 100-150 mg kafein merupakan batas amam konsumsi manusia, dan efek yang diberikan pada takaran ini adalah dapat meningkatkan aktivitas mental yang membuat orang selalu terjaga, sehingga dosis anjuran konsumsi dari produsen minuman berenergi adalah 2-3 kali atau setara dengan 100-150 mg kafein seharinya. Hal ini sebenarnya beresiko terutama bila konsumsi dari minuman berenergi masih disertai dengan minum kopi. Penutup Konsumsi kopi/teh serta minuman berenergi bagi masyarakat Indonesia, seperti telah menjadi tradisi yang mengakar dan sulit untuk ditinggalkan. Disatu sisi, kafein merupakan senyawa yang bermanfaat bagi manusia, yang telah memberikan banyak keuntungan terutama untuk menigkatkan daya konsentrasi dan menambah kenikmatan dalam mengkonsumsi suatu minuman. Tetapi di sisi lain, kafein juga diketahui merupakan senyawa beracun, yang dapat menganggu kesehatan manusia dan keturunannya. Sekarang tinggal pada kearifan dari manusia itu sendiri untuk tidak mengkonsumsinya secara berlebihan. Bukankan suatu yang berlebihan selalu tidak baik (dari pelbagai sumber).http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kafein_senyawa_bermanfaat_atau_beracunkah/