Post on 14-Jun-2015
ASKEP KLIEN ASKEP KLIEN LANSIA LANSIA
DENGAN DENGAN DEPRESIDEPRESI
ASKEP KLIEN ASKEP KLIEN LANSIA LANSIA
DENGAN DENGAN DEPRESIDEPRESI
Kelompok:1.Danang Nugroho2.Diny kusumawardani3.Fais Sugiarti4.Putri Gina Anggraini5.Revilia Tri Utari6.Salisa umifatih
Konsep LansiaProses menua Menua ( menjadi tua ) adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahan - lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. (CONSTANTINIDES, 1994)
Proses menua merupakan proses yang terus – menerus ( berlanjut ) secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup. Proses menua setiap individu pada organ tubuh juga tidak sama cepatnya.
Lanjutan . . .
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh.
Teori – Teori Penuaan
Teori Biologis: Teori genetika
Teori wear and tear (dipakai dan rusak)
Riwayat lingkungan
Teori imunitas
Teori neuroendokrin
Teori Psikologis: Teori kepribadian
Teori tugas Perkembangan
Teori Disengagement
Teori Aktivitas
Teori kontinuitas
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Penuaan
Hereditas = keturunan / genetik Nutrisi = makanan Status kesehatan Pengalaman hidup LingkunganStress
Batasan Lanjut Usia
Menurut WHO dikelompokkan menjadi 4:1. Usia pertengahan ( middle age ) yaitu
kelompok usia 45 - 59 tahun 2. Lanjut usia ( elderly ) = antara 60 - 74
tahun3. Lanjut usia tua ( old ) = antara 75 - 90
tahun 4. Usia sangat tua ( very old ) = lebih dari
90 tahun
Perubahan yang Terjadi pada lanjut
usia
Perubahan - perubahan fisik Perubahan - Perubahan Mental Perubahan - perubahan
psikososial Perkembangan Spiritual
KONSEP DEPRESIPengertian
Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen psikologik: rasa susah, murung, sedih, putus asa dan tidak bahagia, serta komponen somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab ( rasa dingin ), tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun
Depresi adalah suatu perasaan sedih dan pesimis yang berhubungan dengan suatu penderitaan. Dapat berupa serangan yang ditujukan pada diri sendiri atau perasaan marah yang dalam. ( wahjudi nugroho,2000 )
Etiologi
Berbagai penyakit fisikFaktor psikisFaktor sosial dan lingkungan Faktor obatFaktor usiaFaktor genetik
Klasifikasi
Depresi diklasifikasikan menjadi tiga 1.Depresi ringan2.Depresi sedang3.Depresi berat tanpa gejala psikotikdengan gejala psikotik
Tanda Dan Gejala Depresi
Gangguan Alam Perasaan PervasifGangguan persepsi diri, lingkungan, masa depanVegetatif
Penatalaksanaan
Obat anti depresan
Terapi elektrokonvulsan (ECT)
Psikoterapi interpersonal
Pencegahan
1.Pencegahan primer = HE2.pencegahan sekunder =
- skrining status mental (MMSE, BDI)
- memodifikasi lingkungan fisik dan sosial3. Pencegahan tersier = modalitas kelompok
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PengkajianData demografiRiwayat masa laluRiwayat sekarang- aktivitas atau istirahat- integritas ego- higiene- dsb
2. Diagnosa Keperawatan
Mobilitas fisik, hambatan b.d gangguan konsep diri, depresi, ansietas berat.
Gangguan pola tidur b.d ansietas
Membahayakan diri, resiko b.d perasaan tidak berharga dan putus asa.
3. Intervensia. Mobilitas fisik, hambatan b.d gangguan
konsep diri, depresi, ansietas berat.– IntervensiBicara secara langsung dengan klien; hargai
individu dan ruang pribadinya jika tepatBeri kesempatan terstruktur bagi klien
untuk membuat pilihan perawatanSusun sasaran aktivitas progresif dengan
klien Bersama keluarga memilih kemampuan
yang bisa dilakukan pasien saat ini
lanjutan. . .
b. Gangguan pola tidur b.d ansietas– Intervensi Identifikasi gangguan dan variasi tidur
yang dialami dari pola yang biasanya Anjurkan latihan relaksasi, seperti musik
lembut sebelum tidur Kurangi asupan kafein pada sore dan
malam hari Anjurkan keluarga untuk menciptakan
lingkungan yang tenang untuk memfasilitasi agar pasien dapat tidur.
Lanjutan . . .
c.Membahayakan diri, resiko b.d perasaan tidak berharga dan putus asa.- Intervensi
Identifikasi derajat resiko / potensi untuk bunuh diri
Lakukan tindakan pencegahan bunuh diriMendiskusikan dengan keluarga koping
positif yang pernah dimiliki klien dalam menyelesaikan masalah
4. Implementasi
Membina hubungan saling percaya Bersama pasien mencari berbagai
alternatif koping Jauhkan dan simpan alat - alat yang
dapat digunakan oleh pasien untuk mencederai dirinya / orang lain, ditempat yang aman dan terkunci.
Mendiskusikan cara – cara untuk memenuhi kebutuhan tidur
5. Evaluasi
Klien mampu: Berpartisipasi dalam menentukan perawatan
diri Melakukan kegiatan positif dalam
menyelesaikan masalah Klien mampu mengungkapkan penyebab
gangguan tidur Klien mampu menetapkan cara yang tepat
untuk memenuhi kebutuhan tidur
Lanjutan . . .
Mampu mengungkapkan ide bunuh diriMengenali cara - cara untuk mencegah
bunuh diriMendemonstrasikan cara
menyelesaikan masalah yang konstruktif