Home Group 2 Depresi Pada Lansia

49
Koping dan Masalah Psikososial pada Lansia (Depresi) HOME GROUP 2 1. AMY KURNIAWATI 2. FAIQA HIMMA EMALIA 3. NURMA HARLIANTI 4. RIZKI ANNISA RAHARDHIANY 5. UMI BAROKAH 6. YENI YULIA S

description

j

Transcript of Home Group 2 Depresi Pada Lansia

Depresi pada Lansia

Koping dan Masalah Psikososial pada Lansia (Depresi)Home group 2Amy kurniawatiFaiqa himma emaliaNurma harliantiRizki annisa rahardhianyUmi barokahYeni yulia s

Tujuan PresentasiUntuk mengetahui masalah psikososial depresi pada lansia, mekanisme koping, serta asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosis dan intervensi pada lansia dengan masalah depresi.Outline PresentasiKoping dan mekanisme kopingKoping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan keinginan yang ingin dicapai dan respon terhadap situasi yang menjadi acaman bagi diri individu (Nasreen, A, 2009)KopingKemampuan personal (ketrampilan dalam menyelesaikan masalah cari info, identifikasi masalah, nilai alternatif, laksanakan rencana), kesehatan, tenagaDukungan sosial (keluarga, teman, tetangga, masyarakat)Aset materi (uang atau barang)Keyakinan positif dan religi (budaya, agama, sistem nilai)Sumber KopingMekanisme KopingPerubahan Fungsi PsikososialPeristiwa kehidupan yang dapat mempengaruhi stress dan koping pada lansia antara lain:RetirementWidowhoodDeath of friendsAgeist stereotypesChronic illnessRelocation from family homesteadKemampuan koping lansia meningkat seiring dengan seringnya tereksposur stressorKemampuan ini dipengaruhi oleh sumber-sumber kopingAntisipasi dapat meningkatkan kemampuan koping lansiaBeberapa faktor atau sumber koping yang dimiliki younger adults, namun tidak dimiliki lansia antara lain: pendapatan yang tinggi, status/jabatan, self-efficacy, pasangan hidup, adanya orang kepercayaan, jaringan sosial yang luas, komitmen pada kepercayaan, dan terlibat dalam aktivitas keagamaan.Resiko-resiko Gangguan Kesehatan Mental

Keadaan finansial yang sudah tidak sehatKemampuan fungsional yang melambatKurangnya sumber sosial dan finansialTidak memiliki hunian nyaman dan transportasiWidowhood (janda/duda)Terdapat siklus dimana stress dapat menyebabkan gangguan fungsi fisikal dan psikososialPerubahan Fungsi KognitifFluid and Crystalized Intelligence Theory Ditemukan oleh Cattel & Horn, 1982Crystalized Intelligence : Intelejensi individu dipengaruhi oleh pengalaman, pendidikan, budaya, informal learning.Fluid Intelligence : Intelejensi individu dipengaruhi oleh sistem saraf pusat dan neural structureKedua teori tersebut telah diuji menggunakan Wachsler Adult Intelligence Scale dan hasilnya terdapat korelasi antar keduanya terhadap perubahan fungsi kognitif lansia.Teori Perkembangan Fungsi KognitifDitemukan oleh Schaie (1977-1978)

Resiko dari perubahan kognitif yang menyebabkan gangguan psikososial Perubahan Struktur Neuro atau Sistem Saraf PusatBerkurangnya neuron, berkurangnya aliran darah, berkumpulnya lipofuscin, penurunan massa otak, penurunan fungsi sinaptik, perubahan aktivitas neurotransmitter, pengurangan penggunaan glukosa dan oksigenKarakter PersonalDepresi dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif karena kurang konsentrasi, kurang perhatian terhadap diri sendiri dan sosial, serta harapan negatifFungsi Sensoris dan Kesehatan FisikPemakaian Alkohol dan Obat-obatanDepresi pada Lansia Definisi Depresi Depresi menurut WHO (World Health Organization) merupakan suatu gangguan mental umum yang ditandai dengan mood tertekan, kehilangan kesenangan atau minat, perasaan bersalah atau harga diri rendah, gangguan makan atau tidur, kurang energi, dan konsentrasi yang rendah.

Masalah ini dapat menjadi kronis atau berulang dan menyebabkan gangguan besar dalam kemampuan seseorang untuk menjalankan tanggung jawab sehari-hari.

Perubahan pada lansia depresi Perubahan FisikPerubahan nafsu makan sehingga berat badan turun (lebih dari 5% dari berat badan bulan terakhirGangguan tidur berupa gangguan untuk memulai tidur, tetap tidur, atau tidur terlalu lamaJika tidur, merasa tidak segar dan lebih buruk di pagi hariPenurunan energi dengan perasaan lemah dan kelelahan fisikBeberapa orang mengalami agitasi dengan kegelisahan dan bergerak terusNyeri, nyeri kepala, dan nyeri otot dengan penyebab fisik yang tidak diketahui Gangguan perut, konstipasiPerubahan PemikiranPikiran kacau, melambat dalam berpikir, berkonsentrasi, atau sulit mengingat informasiSulit dan sering menghindari mnegambil keputusanPemikiran obsesif akan terjadi bencana atau malapetaka Preokupasi atas kegagalan atau kekurangan diri menyebabkan kehilangan kepercayaan diriMenjadi tidak adil dalam mengambil keputusan Hilang kontak dengan realitas, dapat menjadi halusinasi (auditorik) atau delusi Pikiran menetap tentang kematian, bunuh diri, atau mencoba melukai diri sendiriPerubahan PerasaanKehilangan minat dalam kegiatan yang dulu merupakan sumber kesenangan Penurunan minat dan kesenangan seks Perasaan tidak berguna, putus asa, dan perasaan bersalah yang besar Tidak ada perasaan Perasaan akan terjadi malapetaka Kehilangan percaya diri Perasaan sedih dan murung yang lebih buruk di pagi hari Menangis tiba-tiba, tanpa alasan jelas Iritabel, tidak sabar, marah, dan perasaan agresifPerubahan PerilakuMenarik diri dari lingkungan sosial, kerja, atau kegiatan santai Menghindari mengambil keputusan Mengabaikan kewajiban seperti pekerjaan rumah, berkebun, atau membayar tagihan Penurunan aktivitas fi sik dan olahraga Pengurangan perawatan diri seperti perawatan diri dan makan Peningkatan penggunaan alkohol atau obat-obatanTingkatan depresimenurut Depkes RI 2001Tingkatan depresimenurut Depkes RI 2001Pengkajian Depresi pada LansiaPengkajian Status Kognitif/AfektifPengkajian Keluarga Pengkajian status Kognitif/Afektif Pengkajian depresi pada lansia dapat dilakukan dengan mengkaji status kognitif / afektif untuk mengetahui perilaku dan kemampuan mental dalam fungsi intelektual. Pengkajian ini menggunakan skala Geriatric Depression Scale (GDS) (Annete, 2000)

Answers in bold indicate depression. Score 1 point for each bolded answer.

A score > 5 points is suggestive of depression.A score = 10 points is almost always indicative of depression.A score > 5 points should warrant a follow-up comprehensive assessment.

Format pengkajian keluarga Asuhan Keperawatan terkait Depresi pada LansiaKasusNenek G (70 tahun) tinggal di sebuah rumah besar bersama keluarga besarnya, suasana rumah hampir setiap hari ramai oleh cucu-cucunya yang masih balita. Nenek G tampak tidak bersemangat, menolak makan dan terlihat banyak diam dan menyendiri di kamar. Menurut keluarga kondisi ini sudah berjalan hampir dua bulan semenjak anak bungsunya memutuskan bekerja ke luar kota, sehingga tidak tinggal bersama lagi. Nenek mengatakan merasa tidak dihargai oleh anaknya dan ingin sendiri sajaAnalisa DataDataMasalah KeperawatanDo : Klien Terlihat Banyak Diam Dan Menyendiri Di Kamar.Ds : Klien Mengatakan Merasa Tidak Dihargai Dan Ingin Sendiri Saja.

Isolasi SosialDO : -DS : klien sering menolak makan selama hampir 2 bulan dan terlihat tidak bersemangat

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhTabel Skoring Diagnosa Askep KeluargaRumus Perhitunganskorx bobot

1angka tertinggiTotal Skor Tertinggi 5KriteriaSkorPembenaranSifat masalah: mengancam kesehatan2/3 x 1 = 0.67Nenek G tampak tidak bersemangat, terlihat banyak diam dan menyendiri di kamarKemungkinan masalah untuk diubah: sebagian x 2 = 1Nenek G kembali bersemangat dan tidak menyendiri di kamar lagiPotensial masalah untuk dicegah: cukup2/3 x 1 = 0,67Masalah sudah terjadi selama 2 bulan namun belum ada perbaikanMenonjolnya maslaah: masalah berat dan harus segera ditangani2/2 x 1 = 1Masalah ini menyangkut isolasi sosial, tidak bersemangat dan menyendiri d kamar sehingga harus segera ditanganiTotal3 ,33Skoring Diagnosa Isolasi SosialNoKriteriaSkorPembenaran1Sifat masalah: aktual3/3 x 1 = 1Didapat data nenek G sudah menolak makan hampir selama 2 bulan2Kemungkinan masalah untuk diubah: sebagian1/2 x 2 = 1Menumbuhkan selera makan nenek G sedikit sulit karena sudah hampir 2 bulan belum dapat teratasi3Potensial masalah untuk dicegah: sedang2/3 x 1 = 2/3 Masalah sudah terjadi hampir 2 bulan namun belum dapat dicegah4Menonjolnya masalah: ada masalah dan harus segera ditangani2/2 x 1 = 1Masalah ini menyangkut nutrisi untuk kebutuhan dasar manusia sehingga harus segera dipenuhiTotal3 2/3 = 3,67Skoring Diagnosis Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari kebutuhan TubuhDiagnosa KeperawatanDO : -DS : klien sering menolak makan selama hampir 2 bulan dan terlihat tidak bersemangatKetidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhTujuan UmumTujuan KhususKriteria EvaluasiKriteriaStandarKeluarga mampu menumbuhkan selera makan nenek G kembali, menyadarkan pentingnya makan secara teratur, dan memastikan nenek G mengkonsumsi makanan bergizi untuk memenuhi nutrisinya.Setelah dilakukan pertemuan 1x30 menit, keluarga mampu mengenal masalah yang dihadapi nenek G dalam keluarga terkait dengan ketidakseimbangan nutrisi yang sedang dialami klien menyebutkan penyebab menurunnya selera makanmenyebutkan karakteristik orang yang mengalami ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhRespon verbal

Respon verbalAnggota keluarga menyebutkan penyebab menurunnya selera makan oleh nenek G adalah karena merasa kehilangan ditinggal pergi bekerja oleh anak bungsunya yang paling disayangAnggota keluarga menyebutkan karakteristik orang yang mengalami ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yaitu berat badan menurun, pucat, lemas tidak bersemangat, dan lain-lainSetelah dilakukan pertemuan 1x30 menit, keluarga mampu mengambil keputusan untuk membantu dan mendukung nenek G mengatasi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang dialami oleh klienRespon afektifAnggota keluarga mengatakan akan membantu nenek G dalam mengatasi masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang dihadapi nenek G.Setelah dilakukan pertemuan 1x30 menit, keluarga bersedia merawat nenek G dalam mengatasi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang dialami oleh klien.Respon verbal & psikomotorAnggota keluarga mampu menyebutkan & mendemonstrasikan cara merawat nenek G untuk mengatasi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, misalnya:Anggota keluarga membangun hubungan saling percaya dengan nenek G dengan saling menyapa, sering berinteraksi dengan nenek G, dsb.Keluarga membantu klien mengidentifikasi penyebab ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang dialami oleh klienKeluarga membantu nenek G untuk membangun kembali selera makannya agar intake nutrisi tubuh terpenuhiKeluarga membantu nenek G dalam manajemen nutrisi yaitu membantu atau menyediakan asupan makanan dan cairan diet seimbangTujuan UmumTujuan KhususEvaluasiKrteriaStandar Setelah dilakukan pertemuan 1x30 menit, keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk membantu mengatasi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang dialami oleh klienRespon afektifAnggota keluarga melakukan modifikasi lingkungan, seperti:Menciptakan kondisi rumah yang kondusif dengan tersedia makanan bergizi yang cukup dengan berbagai menu yang menarik dan disukai oleh nenek G.Memodifikasi lingkungan rumah yang disukai nenek G agar klien tertarik melakukan aktifitas di sekitar rumah dan tidak hanya berdiam di kamar tidur saja sehingga setelah lelah beraktifitas akan berselera untuk makanSetelah dilakukan pertemuan 1x30 menit, keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan apabila ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang dialami oleh pada nenek G tidak dapat diatasi oleh keluarga.Respon verbalRespon afektifAnggota keluarga menyebutkan fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi, misalnya puskesmas, rumah sakitAnggota keluarga mengunjungi fasilitas kesehatan untuk melakukan konsultasi kepada perawat keluarga/komunitas ataupun tenaga kesehatan lainnya (dokter, psikolog, psikiater, dsb)IntervensiRasionalDiskusikan bersama keluarga apa saja yang diketahui keluarga tentang pemenuhan keseimbangan nutrisi, penyebab, karakteristik, tanda dan gejala pada individu yang mengalami ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.Diskusikan bersama keluarga hal hal yang dapat dilakukan keluarga untuk membantu nenek G mengatasi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.Memotivasi keluarga mengungkapkan perasaan maupun kekhawatiran yang sedang dialami terkait masalah nenek GMenjelaskan peran keluarga yang dapat dilakukan untuk membantu masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang dialami nenek G.Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar.Berikan kesempatan keluarga bertanya tentang materi yang disampaikan.Berikan penjelasan ulang tentang materi yang belum dimengerti. Motivasi keluarga untuk mengulangi materi yang telah dijelaskan.Sebagai dasar pengetahuan yang dimiliki oleh keluarga untuk menyelesaikan masalahDengan berdiskusi dapat membantu menyelsaikan masalah dan semua keluarga mengetahui apa yang harus dilakukan untuk membantu nenek GDengan mengungkapkan perasaan dan kekhawatiran yang dialami dapat membantu nenek G mengatasi masalahPeran keluarga sangat membantu untuk mengatasi gangguan nutrisi nenek G dalam hal pemenuhan dan pengadaanAgar keluarga termotivasi untuk tetap membantu dalam kesembuhan nenek G

IntervensiRasionalBantu keluarga mengenali & mengatasi masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang sedang dihadapi nenek GBantu keluarga mengambil keputusan untuk membantu nenek G dalam mengatasi masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang dihadapi klien.Berikan reinforcement positif atas keputusan yang telah diambil keluarga.Dengan mengenali masalah keluarga dapat membantu masalah yang dihadapi nenek GAgar keluarga mengetahui apa saja yang harus dilakukan untuk membantu nenek GDiskusikan cara yang benar dalam merawat nenek G yang mengalami ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.Diskusikan bersama keluarga cara merawat anggota keluarga yang mengalami ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, misalnya memotivasi klien untuk mengubah kebiasaan makan, mengajarkan untuk perencanaan makan, mengajarkan tentang makanan yang bergizi dan tidak mahal, manajemen nutrisi.Membuat perencanaan makan untuk nenek G yang termasuk jadwal makan, lingkungan makan, kesukaan dan ketidaksukaan, serta suhu makanan.Ajarkan pada keluarga tentang manajemen nutrisi untuk meningkatkan selera misalnya menawarkan kudapan minuman dan buah-buahan segar atau jus segar.Berikan reinforcement positif terhadap kemampuan yang dicapai keluarga.Dengan mendiskusikan , keluarga dapat membentuk merawat nenek G misalnya memotivasi klien untuk mengubah kebiasaan makan, mengajarkan untuk perencanaan makan, mengajarkan tentang makanan yang bergizi dan tidak mahal, manajemen nutrisiMembuat perencanaan untuk pedoman intervensi manajemen nutrisiIntervensiRasionalMendiskusikan bersama keluarga kondisi lingkungan yang disenangi nenek G.Motivasi keluarga untuk melakukan modifikasi lingkungan yang menyenangkan untuk makan (misalnya pindahkan barang-barang dan cairan yang tidak sedap dipandang).Berikan reinforcement positif terhadap kemampuan yang dicapai keluarga.Dengan mengetahui lingkungan yang disenangi dapat membantu nenek G menimbulkan selera makan Agar tercipta lingkungan yang nyaman dan disenangi nenek GBantu keluarga mengenali fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi untuk berkonsultasi tentang masalah kecemasan yang dialami anggota keluarga.Motivasi keluarga untuk mengunjungi fasilitas kesehatan misalnya rumah sakit.Motivasi keluarga melakukan konsultasi kepada perawat keluarga/komunitas ataupun tenaga kesehatan lainnya.Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.Agar dapat berkonsultasi dan semakin mengetahui tentang masalah yang dihadapi nenek GDengan mengunjungi rumah sakit, keluarga semakin mengerti apa saja yang harus dilakukan kepada nenek GDengan bantuan perawat akan membantu keluarga dalam mengambil keputusan dalam membantu nenek GDengan pujian akan membuat keluarga termotivasi dalam membantu kesembuhan nenek GIsolasi SosialDo : Klien Terlihat Banyak Diam Dan Menyendiri Di Kamar.Ds : Klien Mengatakan Merasa Tidak Dihargai Dan Ingin Sendiri Saja.Tujuan UmumTujuan KhususKriteria EvaluasiKriteriaStandarKeluarga mampu membangun kembali rasa percaya diri nenek G, mengetahui penyebab isolasi sosial, dan melatih nenek G untuk berinteraksi sosial untuk mengatasi isolasi sosial yang dihadapi klien.Setelah dilakukan pertemuan 1x30 menit, keluarga mampu mengenal masalah yang dihadapi nenek G dalam keluarga terkait dengan isolasi sosial yang sedang dialami klien menyebutkan definisi isolasi sosialmenyebutkan karakteristik orang yang mengalami isolasi sosial secara subjektifmenyebutkan karakteristik orang yang mengalami isolasi sosial secara objektifRespon verbalRespon verbal

Respon verbalAnggota keluarga menyebutkan isolasi adalah keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.Anggota keluarga menyebutkan tanda dan gejala (karakteristik) isolasi sosial secara subjektif misalnya klien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain, merasa tidak aman berada dengan orang lain, merasa tidak berguna, merasa tidak mampu membuat keputusan, dsb.Anggota keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala objektif isolasi sosial yaitu tidak komunikatif, menarik diri, menghindari orang lain, dan sulit menjalin hubungan dengan lingkunganTujuan UmumTujuan KhususKriteriaStandarSetelah dilakukan pertemuan 1x30 menit, keluarga mampu mengambil keputusan untuk membantu dan mendukung nenek G mengatasi isolasi sosial yang sedang dialami klien.Respon afektifAnggota keluarga mengatakan akan membantu nenek G dalam menurunkan masalah isolasi sosial yang dihadapi nenek G.Setelah dilakukan pertemuan 1x30 menit, keluarga bersedia merawat nenek G dalam mengatasi isolasi sosial yang sedang dialami klien.Respon verbal & psikomotorAnggota keluarga mampu menyebutkan & mendemonstrasikan cara merawat nenek G untuk mengatasi isolasi sosial, misalnya:Anggota keluarga membangun hubungan saling percaya dengan nenek G dengan saling menyapa, sering berinteraksi dengan nenek G, dsb.Keluarga membantu klien mengidentifikasi penyebab perilaku isolasi sosial yang dilakukan nenek GKeluarga membantu nenek G untuk berinteraksi dengan orang lain secara bertahapTujuan UmumTujuan KhususKriteria EvaluasiKriteriaStandarSetelah dilakukan pertemuan 1x30 menit, keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk membantu menurunkan perilaku isolasi sosial yang dialami nenek G.Respon afektifAnggota keluarga melakukan modifikasi lingkungan, seperti:Menciptakan kondisi rumah yang kondusif di mana masing masing anggota keluarga secara bergantian berinteraksi dengan nenek G.Memodifikasi lingkungan rumah yang disukai nenek G agar klien tertarik melakukan aktifitas di sekitar rumah dan tidak hanya berdiam di kamar tidur saja.Setelah dilakukan pertemuan 1x30 menit, keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan apabila perilaku isolasi sosial pada nenek G tidak dapat diatasi oleh keluarga.Respon verbalRespon afektifAnggota keluarga menyebutkan fasilitas kesehatan yg dpt dikunjungi, misalnya puskesmas, rumah sakitAnggota keluarga mengunjungi fasilitas kesehatan untuk melakukan konsultasi kepada perawat keluarga/komunitas ataupun tenaga kesehatan lainnya (dokter, psikolog, psikiater, dsb)IntervensiRasionalDiskusikan bersama keluarga apa saja yang diketahui keluarga tentang isolasi sosial, tanda dan gejala pada individu yang mengalami isolasi social.Diskusikan bersama keluarga hal hal yang dapat dilakukan keluarga untuk membantu nenek G mengatasi isolasi sosial.

Memotivasi keluarga mengungkapkan perasaan maupun kekhawatiran yang sedang dialami.

Menjelaskan peran keluarga yang dapat dilakukan untuk membantu masalah isolasi sosial yang dialami nenek G.

Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar.Dengan mengetahui tanda dan gejala isolasi sosial, keluarga jadi tahu jika ada perubahan yang terjadi pada nenek GDengan berdiskusi dapat membantu menyelsaikan masalah dan semua keluarga mengetahui apa yang harus dilakukan untuk membantu nenek GDengan mengungkapkan perasaan dan kekhawatiran yang dialami dapat membantu nenek G tidak merasa terabaikanPeran keluarga sangat membantu untuk mengatasi isolasi sosial nenek G karena dengan itu nenek G tidak merasa diabaikanAgar keluarga termotivasi untuk tetap membantu dalam kesembuhan nenek GBantu keluarga mengenali & mengatasi masalah isolasi sosial yang sedang dihadapi nenek G

Bantu keluarga mengambil keputusan untuk membantu nenek G dalam menurunkan masalah isolasi sosial yang dihadapi klien.Dengan mengenali masalah keluarga dapat membantu masalah yang dihadapi nenek GAgar keluarga mengetahui apa saja yang harus dilakukan untuk membantu nenek GDiskusikan cara yang benar dalam merawat nenek G yang mengalami isolasi sosial.

Demonstrasikan kepada keluarga teknik berinteraksi dengan nenek G misalnya bercakap-cakap tentang hal yang disukai, pengalaman hidup yang membahagiakan, dsb

Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan teknik melakukan interaksi kepada nenek G.

Dengan mendiskusikan , keluarga dapat membentu merawat nenek G misalnya dengan cara membina hubungan saling percaya, membantu nenek G berinteraksi dengan orang lain dan tidak banyak berdiam diri dan menyendiriAgar keluarga dapat menerapkan cara berinteraksi yang benar kepada nenek GAgar keluarga termotivasi untuk tetap melakukan interaksi epada nenek G47Mendiskusikan bersama keluarga kondisi lingkungan yang disenangi nenek G.

Motivasi keluarga untuk melakukan modifikasi lingkungan.Dengan mengetahui lingkungan yang disenangi dapat membantu nenek G merasa nyamanAgar tercipta lingkungan yang nyman dan disenangi nenek GBantu keluarga mengenali fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi untuk berkonsultasi tentang masalah kecemasan yang dialami anggota keluarga.

Motivasi keluarga untuk mengunjungi fasilitas kesehatan misalnya rumah sakit.

Motivasi keluarga melakukan konsultasi kepada perawat keluarga/komunitas ataupun tenaga kesehatan lainnya.Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.Agar dapat berkonsultasi dan semakin mengetahui tentang masalah yang dihadapi nenek G

Dengan mengunjungi rumah sakit, keluarga semakin mengerti apa saja yang harus dilakukan kepada nenek GDengan bantuan perawat akan membantu keluarga dalam mengambil keputusan dalam membantu nenek GDengan pujian akan membuat keluarga termotivasi dalam membantu kesembuhan nenek GNasreen, A.(2009). Urban Elderly: Coping Strategies and Societal responses: Wong, P.T.P et all (2007). Handbook of Multicultural Prespective on Stress and CopingAnnete, G.L.(2000). Gerontologic Nursing. St. Louis : Mosby Kelompok Keilmuan keperawatan Komunitas. (2005). Buku Panduan Praktik Profesi Keperawatan Keluarga. FIK UIMiller, Carol. A. 1995. Nursing Care of Older Adults: Theory and Practice 2nd Edition. Philadelphia: J.B. Lippincott CompanySchaie, K. W. (2005).Developmental influences on adult intelligence: The Seattle Longitudinal Study.New York:OxfordUniversityPress.

Referensi