Post on 03-Jan-2016
ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA
DI RUANG MAWAR 3
RSDM SURAKARTA
I. PENGKAJIAN
Tanggal masuk pasien : 15 Maret 2013
Tanggal Pengkajian : 19 Maret 2013
A. Identitas
a. Identitas Klien
1. Nama : Tn. W
2. Usia : 62 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Pekerjaan : Swasta
5. Status : Menikah
6. Agama : Islam
7. Suku : Jawa
8. Alamat : Palur wetan, Mojolabah
9. Diagnosa Medis : Benigna Prostat Hiperplasia ( BPH )
b. Penanggung jawab
1. Nama : Tn. M
2. Pekerjaan : Swasta
3. Alamat : Palur wetan, Mojolabah
4. Hubungan degan klien : Anak
B. Keluhan Utama
Nyeri saat BAK
P : Klien mengatakan tahu bahwa nyeri yang dirasakan karena penyakit Prostat
Q : Klien mengatakan nyeri seperti tertusuk jarum, dan terasa panas.
R : Klien menyatakan nyeri pada
S : skala 5
T : Klien mengatakan biasanya nyeri terasa saat BAK
1
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Tn. W mengatakan 1 bulan yang lalu saat BAK pipisnya bercampur dengan darah,
pancaran miksi jauh dan BAK di malam hari dengan frekuensi 6 kali. Sebelumnya
Tn W pernah melakukan tindakan operasi di RS. Karanganyar 10 tahun yang lalu.
Namun 6 bulan yang lalu klien mengatakan saat BAK keluar batu dan terasa nyeri
di pinggang. Tn. W juga mengatakan bahwa 1 bulan yang lalu BAKnya bercampur
dengan darah, pancaran miksinya jauh dan pada malam hari Tn. W bolak balik
kekamar mandi dengan frekuensi 8 kali. Beberapa hari belakangan ini Tn. W
merasakan saat BAK terasa perih, panas dan keinginan untuk berkemih sangat
sering. Pada hari jum’at tanggal 15 maret 2013 Pukul 14.01 Tn. W di bawa oleh
anaknya ke RSDM Surakarta. Setelah sampai IGD Tn. W disarankan untuk rawat
inap di ruang Mawar 3 RSDM Surakarta.
D. Riwayat Penyakit Dahulu
Tn. W mengatakan sudah menderita penyakit prostat sejak 10 tahun yang lalu dan
di lakukan tindakan operasi di RS Karangannyar.
E. Riwayat Penyakit Keluarga
Keterangan :
2
: Menikah
: Klien: Laki-Laki
: Perempuan
: Meninggal
: Tinggal Serumah
F. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Kondisi klien baik
Berpenampilan sesuai umur
BB : 55 kg
TB : 165 cm
2. Kesadaran
Respon mata, motorik dan verbal sempurna. GCS 15 ( compos metis )
3. Vital Sign
Suhu : 37oC
Nadi : 70x/menit
RR : 20x/menit
TD : 130/80 mmHg
4. Kepala
Bentuk kepala mesosepal, bersih, tidak ada benjolan/ massa, rambut
terdistribusi baik, tidak ada lebi, tidak ada perdarahan, bentuk rambut lurus,
warna hitam.
5. Mata
Konjungtiva : anemis (+)
Sklera : ikhterik (+)
Gerakan bola mata normal (mengikuti arah gerakan benda dengan baik)
Pupil : Isokor kiri dan kanan
Lesi : (-)
Tidak ada kotoran
Tidak menggunakan alat bantu pengelihatan
6. Hidung
Bersih
Simetris
Nafas cuping hidung (-)
Pilek (-)
Nafas cepat (-)
Nafas dangkal (-)
3
7. Mulut
Bersih
Mukosa bibir kering (-)
Pucat (-)
Caries gigi (-)
Gigi palsu (+)
Sariawan (-)
8. Telinga
Simetris
Fungsi pendengaran baik
Perdarahan (-)
Lesi (-)
Serumen (-)
9. Leher
Peningkatan JVP (-)
Lesi (-)
Pembesaran kelenjar tiroid
10. Dada dan paru
Inspeksi : Simetris, tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan, warna
merata
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, ada getaran taktil fremitus
Perkusi : Tidak ada pembesaran paru
Auksultasi : Ronki (-), wheezing (-)
11. Jantung
Inspeksi : Tidak ada pembengkakan pada dinding dada di area jantung
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, ictus codius teraba
Perkusi : Tidak ada tanda-tanda pembesaran jantung, bunyi sonor
Aukskultasi : Tidak ada nyeri tekan
12. Abdomen
Inspeksi : Lesi (-)
Aukskultasi : Bising usus normal
Palpasi : Nyeri tekan epigastrum (-)
Perkusi : Tympani
4
13. Genetalia
Tidak terpasang kateter. Terdapat nyeri tekan pada prostat.
14. Ektremitas
Ektremitas atas : Terpasang infus RL 20tpm di tangan kiri, tangan kanan
dan kiri dapat bekerja secara maksimal, reflek trisep dan bisep baik, tidak
terdapat oedema.
Ektremitas bawah : Tidak terdapat oedema pada kaki kanan dan kiri. Dapat
digerakan dengan baik.
II. PENGKAJIAN KEBUTUHAN DASAR
A. Oksigenasi
1. Sebelum dirawat
Klien tidak mempunyai masalah dengan pernafasan
Klien tidak merasa sesak
2. Selama dirawat
Klien tidak merasa sesak
RR : 20x/menit
B. Nutrisi dan Cairan
1. Sebelum dirawat
Nafsu makan klien baik
Klien makan 3 kali sehari
Menu makan sehari-hari : Nasi, Sayur, Lauk
Volume minum ± 1,5 L/hari
Antropometri ( BB : 55kg TB : 167cm)
IMT : IMT = BB
(TB(m))2
55 = 55 = 20,9
(1,65)2 2,62
2. Selama dirawat
Nafsu makan sedikit menurun
Frekuensi makan 3x sehari
Menu makan sehari-hari : Nasi, Lauk, Buah
5
Volume minum ± 1L/hari
Antropometri (BB : 53 kg, TB : 165 cm)
IMT = BB
(TB(m)2)
= 53 = 53 = 20,2
(1,65)2 2,62
C. Eliminasi
1. Eliminasi Urin
Keterangan Sebelum dirawat Setelah dirawat
Frekuensi 6-7 kali/hari 8-9 kali/hari
Pancaran Kuat Lemah
Bau Khas Khas
Warna Kuning Kuning bercampur darah
Perasaan setelah BAK Lega Sakit
2. Eliminasi Fekal
Keterangan Sebelum dirawat Setelah di rawat
Frekuensi 2 kali/hari 2 kali/hari
Bentuk Semi solid (berbentuk) Semi solid (berbentuk)
Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
Bau Khas Khas
Perasaan setelah BAB Lega Lega
D. Termoregulasi
Saat klien di IGD Suhunya 37,6 oC
Saat dikaji suhu klien 36,5oC
E. Aktifitas Latihan/ Mobilisasi
Aktivitas sebelum dirawat 0 1 2 3 4
Makan
6
Mandi
Berpakaian
Toileting
Tingkat mobilitas ditempat tidur
Berpindah
Kemampuan ROM
Berjalan
Aktivitas sesudah dirawat 0 1 2 3 4
Makan
Mandi
Berpakaian
Toileting
Tingkat mobilitas ditempat tidur
Berpindah
Kemampuan ROM
Berjalan
Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Menggunakan alat bantu
2 : Dibantu orang lain
3 : Dibantu orang lain dan perawat
4 : Ketergantungan/tidak mampu
F. Seksualitas dan reproduksi
Klien sudah menikah dan mempuyai tiga orang anak
G. Psikososial
1. Stress dan koping
Klien mengatakan jika bosan beliau mengajak ngobrol anak dan suaminya
2. Konsep diri
Gambaran diri : Optimis dengan kondisi tubuh
7
Ideal diri : Menerima diri
Harga diri : Klien menerima dengan kondisi dan kemampuan tubuhnya
Identitas : Klien sebagai seorang ayah
H. Rasa aman dan Nyaman
Klien mengeluh nyeri pada abdomen kiri.
Pengkajian PQRST:
P : Klien mengatakan tahu bahwa nyeri yang dirasakan karena penyakit prostat
Q : Klien mengatakan nyeri seperti tertusuk jarum, dan terasa panas.
R : Klien menyatakan nyeri BAK
S : skala 5
T : Klien mengatakan biasanya nyerinya selalu terasa saat BAK.
I. Spiritual
Klien beragama islam, klien tetap menjalankan ibadah sholat.
J. Higiene dan integritas kulit
1. Sebelum dirawat
Klien dapat mandi 2x sehari tanpa bantuan
Klien dapat menggosok gigi 2x sehari
Klien keramas 2x sehari
2. Selama dirawat
Klien di seka 2 kali sehari oleh keluargannya
Klien sikat gigi 2 kali sehari
K. Kebutuhan istirahat dan tidur
1. Sebelum dirawat
Klien tidak ada masalah dengan tidurnya
Jumlah jam tidur Ny. W ± 6 jam/hari
2. Selama dirawat
Klien tidak dapat beristirahat dengan baik pada malam hari di karenakan
keinginan berkemih terus menerus
Jumlah jam tidur Ny. W ± 4 jam/hari
8
L. Akulturasi Diri
Klien dapat menyesuaikan diri di rumah sakit. Klien berkomunikasi dengan sesama
pasien lain yang di rawat satu kamar dengannya.
M. Rekreasi
Klien biasanya menghabiskan waktu untuk menonton TV. Terkadang berbincang-
bincang dengan tetangga di rumah.
K. Kebutuhan belajar
Klien dapat berbicara tanpa hambatan dengan bahasa daerah ( bahasa jawa ), tidak
perlu penerjemah, namun klien tidak tau tentang proses penyakit dan penanganan nya.
Selama ini klien hanya menahan rasa nyeri. Hambatan yang dialami klien adalah
pendidikan yang kurang dan kurang nya informasi yang didapat.
L. Pemeriksaan Penunjang
A. Hasil Laboratorium
Jenis
pemeriksaan
Hasil Nilai
normal
Kesan
(meningkat/menurun)
Hemoglobin 12,5 13,5 – 17,5
Hematokrit 38 33 - 45
Leukosit 7,6 4,5 – 11,0
Trombosit 272 150 - 450
Eritrosit 4, 46 4, 50 – 5, 90
Hemostasis
PT 13,7 10.0 – 15.0
APTT 34, 7 20. 0 – 40.0
INR 1.070 -
9
Kimia Klinik
SGOT 28 0 – 35
SGPT 31 0 - 45
Natrium 136 136 - 145
Kalium 3,2 3,7 – 5,4
B. Hasil Laborat
Serologi Tumor
Marker
Hasil Rujukan Kesan
(Meningkat/menurun)
PSA (Prostat) 7,55 0,00 – 4,50 Meningkat
M. Terapi
Jenis
terapi
Dosis Rute Indikasi dan cara kerja Kontra indikasi Efek samping Peran perawat
Infuse
NaCL
500mg/
20 tpm
IV Indikasi :
Nutrient & pengobatan
asidosis yg
berhubungan dengan
dehidrasi & kehilangan
ion alkali dalam tubuh.
Gagal jantung
kongestif, kerusakan
ginjal, edema paru yg
disebabkan oleh
retensi natrium &
hiperproteinema,
Demam, infeksi,
thrombosis vena
dan flebitis,
hipervolemia
Monitoring
dosis
10
Cara Kerja : hipernatremia,
hiperkloremia,
hiperhidrasi
Dexsamet
ason
5 mg/
12jam
IV Indikasi :
Anti inflamasi dan anti
alergi yang sangat kuat.
Cara Kerja :
Deksamethasone adalah
glukokortikoid sintetik
dengan aktivitas
imunosupresan dan
anti-inflamasi. Sebagai
imunosupresan
Deksamethasone
bekerja dengan
menurunkan respon
imun tubuh terhadap
stimulasi rangsang.
Aktivitas anti-inflamasi
Deksamethasone
dengan jalan menekan
Tidak boleh di berikan
pada penderita herpes
simplex pada mata,
tuberculose aktif
Pengobatan yang
berkepanjangan
dapat dapat
mengakibatkan
ketabolik steroid
seperti kehabisan
protein,
osteoporosis, dan
penghambat
pertumbuhan anak.
Monitoring
penggunaan
obat,
11
atau mencegah respon
jaringan terhadap
proses inflamasi dan
menghambat akumulasi
sel yang mengalami
inflamasi, termasuk
makrofag dan leukosit
pada tempat inflamasi.
Ondansetr
on
4 mg/12
jam
IV
atau
I.M
Indikasi :
Penanggulangan mual
dan muntah karena
radioterapi serta
operasi.
Cara Kerja :
Ondansetron adalah
antagonis reseptor
5HT3 yang poten dan
selektif.
Pemberian obat-obat
kemoterapi dan
radioterapi dapat
Narfoz jangan
diberikan penderita
yang hiprsensitif atau
alergi terhadap
ondnsetron
Sakit kepala,
pusing, dan susah
buang air besar
Monitoring
dosis
12
menyebabkan
pelepasan 5HT3 ke
dalam usus halus yang
akan merangsang
refleks muntah dengan
mengaktifkan serabut
afferen vagal lewat
reseptor 5HT3.
Ondansetron
menghambat
dimulainya refleks ini.
Furosemit 1/2
sampai 1
tablet 6-
8
jam /hari
Oral Indikasi :
Edema yang disebabkan
penyakit jantung, gagal
ginjal akut. Muntah
anoreksia, diare,
azotemia,
hiperglikemia.
Cara Kerja :
Furosemida adalah
Defisiensi elektrolit
Anuria, Koma hepatik
kehamilan muda,
Hipokalemia,Ibu
menyusui: furosemide
disekresi dalam ASI
Ibu menyusui harus
menghindari menyusui
saat mengambil
furosemide.
Tekanan darah
rendah, dehidrasi
dan elektrolit
penipisan
(misalnya, natrium,
kalium)
Monitoring
dosis
13
suatu derivat asam
antranilat yang efektif
sebagai diuretik.
Mekanisme kerja
furosemida adalah
menghambat
penyerapan kembali
natrium oleh sel tubuli
ginjal.
Furosemida
meningkatkan
pengeluaran air,
natrium, klorida, kalium
dan tidak
mempengaruhi tekanan
darah yang normal.
Ketorolac 30mg ( 1
ampul)
tiap 12
jam
IV Indikasi :
Untuk penatalaksanaan
jangka pendek terhadap
nyeri akut sedang
sampai berat setelah
14
prosedur bedah.
Cara Kerja :
Ketorolac
tromethamine diserap
dengan cepat dan
lengkap setelah
pemberian
intramuskular dengan
konsentrasi puncak
rata-rata dalam plasma
sebesar 2,2 mcg/ml
setelah 50 menit
pemberian dosis
tunggal 30 mg
III. ANALISA DATA
No Data Masalah Etologi
15
Dx
1 DS
- Klien mengatakan BAK
sering, hanya menetes dan
tidak puas
- Klien mengatakan ¼ gelas
( 50cc) /BAK
- Klien mengatakan sakit/ nyeri
saat BAK
DO
- Urine masih tetap menetes
setelah berkemih
- Klien sering kekamar mandi
untuk BAK
Retensi urine Ketidakmampuan kandung kemih untuk
berkontraksi dengan adekuat
2 DS
Klien mengatakan nyeri saat
BAK
Klien mengatakan nyeri pada
rongga peritonial
Nyeri Distensi kandung kemih
16
DO
Kien terlihat menahan nyeri
sebelum dan sesudah BAK
Klien terlihat berjalan pelan-
pelan saat ke kamar mandi
Ekspresi wajah klien
menyeringai
P: Saat bergerak dan pipis
Q: Nyeri seperti ditusuk tusuk
R: Klien mengatakn nyeri di pada
rongga peritonial
S: Nyeri skala 5
T: Klien mengatakan nyerinya
hilang timbul
3. DS
Klien mengatakan jarang
minum air putih setiap harinya
Klien mengatakan minum air
Kekurangan volume cairan Kehilangan cairan aktif
17
putih hanya sekitar 1 L
DO
Membran mukosa kering
Kulit kering dan keriput
Konjuntiva anemis
Klien terlihat lemah
IV. DIAGNOSA KEPERWATAN
1. Retensi urine berhubungan dengan ketidakmampuan kandung kemih untuk berkontraksi dengan adekuat
2. Nyeri berhubungan dengan distensi kandung kemih
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
V. PERENCANAAN
18
No
Dx
Diagnosa keperawatan Rencanan TTd
Tujuan dan kriteria Tindakan
1 Retensi urine b.d
ketidakmampuan
kandung kemih untuk
berkontraksi dengan
adekuat
Tujuan
Eliminasi BAK klien kembali
normal setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 4x24 jam
1. Berkemih dengan jumlah
yang cukup tak teraba
distensis kandung kemih.
2. Menunjukkan residu pasca-
berkemih kurang dari 50ml ;
dengan tak adanya
tetesan/kelebihan aliran.
3. Klien merasa puas setelah
BAK
Mandiri
1. .Dorong pasien untuk berkemih
tiap 2-4 jam dan bila tiba-tiba
dirasakan
2. Observasi miksi/pola BAK klien
3. Kaji dan catat waktu dan jumlah
tiap berkemih. Perhatikan
penurunan haluaran urine.
4. Stimulasi refleks kandung kemih
dengan menempelkan es ke
abdomen, menekan bagian
dalam paha atau mengalirkan air
5. Dorong masukan cairan sampai
300 ml sehari
Kolaborasi
1. Berikan obat sesuai indikasi
2. Kolaborasi dengan dokter untuk
19
pemasangan kateter (DC)
3. Kolaborasi dengan dokter untuk
tindakan operasi
2 Nyeri berhubungan
dengan distensi kandung
kemih
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan dalam 3x24 jam
diharapkan nyeri dapat teratasi
dengan kriteria hasil :
1. Tampak rileks
2. Mampu untuk tidur/istirahat
dengan tepat
1. Manajemen nyeri
Kaji nyeri PQRST
Perhatikan lokasi, intensitas
(skala 0-10 )
Observasi reaksi verbal
Ajarkan teknik relaksasi
Berikan posisi yang nyaman
2. Kolaborasi
Pemberian obat-obatan
Ketorolak 30mg/12 jam
3 Kekurangan volume
cairan b.d kehilangan
cairan aktif
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan dalam 2x24 jam
diharapkan kurangnnya volume
cairan dapat teratasi dengan
kriteria hasil :
1. Keseimbangan cairan :
Mandiri
1. Pantau warna, jumlah dan
frekuensi kehilangan cairan.
2. Dorong peningkatan pemasukan
oral berdasarkan kebutuhan
individu
3. Tingkatkan tirah baring dengan
20
keseimbangan air dalam
ruang intrasel dan ekstrasel
tubuh.
2. Membran mukosa lembab
3. Tidak terlihat lemas
4. TTV dalam batas normal
TD = 130/80mmHg
R = 16-20 x/mnt
N = 60-100 x/mnt
S = 36-370C
kepala tinggi.
4. Mengkaji Keadaan umum dan
tanda-tanda vital
Kolaborasi
Berikan cairan IV sesuai kebutuhan
VI. Implementasi
Dx. Tgl./ jam Implementasi Respon TTD
21
1
1
2
20-3-2013
07. 20
08.15
09.00
Mengobservasi pola BAK
klien
Memberikan injeksi
Ondansetron 4mg/12jam,
furosemid 1 tablet per 12 jam,
dexametason 5mg/12jam dan
ketorolac 30mg/12jam
Mengkaji Mengkaji nyeri,
perhatikan lokasi, intensitas
(skala 0-10 )
S : klien mengatakan BAK tidak
lancar, hanya menetes
O : Klien sering ke kamar mandi
S : Klien mengatakan bersedia
untuk diberi injeksi
O :
Klien tampak kooperatif
Ondansetron,
dexametason, ketorolac
masuk melalui IV dan
furosemid melalui oral
S : Klien mengatakan nyeri
dibagian rongga perito
O :
Klien tampak menyeringai
Skala nyeri
P : Saat BAK
Q : Rasa nyeri seperti
22
2
2
3
09.30
10.00
11.00
Mengajarkan teknik relaksasi
pada klien
Memberikan posisi yang
nyaman pada klien
Memantau warna, jumlah dan
frekuensi kehilangan cairan.
ditusuk tusuk
R : Rongga peritonial dan
prostat
S : Skala nyeri 5
T : Hilang timbul
S : Klien mengatan bersedia
O : Klien ampak mempraktekkan
anjuran perawat
S : Klien mengatakan nyaman
dengan posisi terlentang
O : Klien dalam posisi terlentang
S : Klien mengatakan warna urin
kuning tidak keruh dan
sedikit
O : Urin tampak jernih, frekuensi
sedikit
3 21-3-2013 Mengkaji KU dan TTV klien S : klien mengatakan tidak lemas
23
1,2
2
07.10
08.00
08.15
Memberikan injeksi
Dexametason 5m/12jam,
ondansetron 4mg/12jam dan
Keorolax 30mg/12jam
Mengkaji skala nyeri dan lokasi
nyeri
O :
TD : 120/80
Nadi : 76x/menit
RR : 18x/menit
Suhu : 36, 5oC
S : Klien mengatakan bersedia
untuk diberi injeksi
O :
Klien tampak kooperatif
Injeksi Dexametason,
ondansetron,ketorolak
masuk melalui IV
S : Klien mengatakan nyeri daerah
prostat dan rongga peritonial
O :
Klien terlihat sedikit
menyeringai
Skala nyeri berkurang
menjadi 4
24
1
1
2
09.00
10. 00
11.00
Mendorong pasien untuk
berkemih tiap 2-4 jam dan bila
tiba-tiba dirasakan
Menstimulasi refleks kandung
kemih dengan menempelkan es
ke abdomen
Memberikan tindakan
kenyamanan, contoh pijatan
punggung ; membantu pasien
P : Saat BAK
Q : Rasa nyeri seperti ditusuk
tusuk
R : Rongga peritonial dan
prostat
S : Skala nyeri 4
T : Hilang timbul
S : Klien sedikit merasa lega
walaupun frekuensi kencing
sedikit.
O : Klien terlihat lega walaupun
frekuensi kencing sedikit
S : Klien mengatakan nyaman
O :
Klien terlihat nyaman
Klien tampak lebih lega
S : Klien mengatakan bersedia
O :
25
3 12.20
melakukan posisi yang
nyaman;mendorong
penggunaan relaksasi/latihan
napas dalam;aktivitas terapeutik
Mendorong peningkatan
pemasukan oral berdasarkan
kebutuhan individu
Klien kooperatif
Klien terlihat nyaman
Klien tampak
memperhatikan apa yang
diajarkan perawat
S : Klien mengatakan rutin
meminum obat oral sesaui
dengan dosis yang di berikan
oleh dokter
O : Klien mau meminum obat oral
yang di berikan oleh perawat
1,3 22-3-2013
07.15
- Mengkaji KU dan TTV S : Klien mengatakan bersedia
O :
TD : 120/70
Nadi : 83x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36, 5 oC
26
1,2
2
08.00
09. 30
Memberikan Dexametason
5mg/12 jam, Ondansetron
4mg/12 jam, Ketorolax
30mg/12 jam dan furosemid 1
tablet/8jam
Mengkaji nyeri dan lokasi
nyeri
S : Klien mengatakan bersedia
O :
Klien tampak kooperatif
Injeksi ketorolax,
ondansetron, dexametason
masuk melalui IV dan
furosemid 1 tablet melalui
oral
S : Klien mengatakan nyeri daerah
prostat dan rongga peritonial
O :
Klien tampak sedikit
menyeringai
Skala nyeri berkurang
P : Saat BAK
Q : Rasa seperti di tusuk
R : Rongga peritonial dan
prostat
27
3
2
3
1
10.00
11.00
14.00
23- 3 – 2013
07. 20
Meningkatkan tirah baring
dengan kepala tinggi
Mempertahankan tirah baring
bila diindikasikan
Memberikan cairan IV sesuai
kebutuhan
Mendorong pasien untuk
berkemih tiap 2-4 jam dan bila
tiba-tiba dirasakan.
S : Skala nyeri 3
T : hilang timbul
S : Klien mengatakan nyaman
O : Klien terlihat nyaman dengan
posisi tersebut.
S : Klien mengatakan lebih sering
beristirahat
O : Klien terlihat banyak istirahat
di tempat tidur
S : Klien mengatakan menerima
pemberian cairan IV sesuai
kebutuhan
O : Klien terlihat menerima
tindakan dari perawat.
S : Klien sudah merasa lega
walaupun frekuensi kencing
sedang.
O : Kien terlihat lega walau
28
2,3
2
08.10
10.00
Memberikan Dexametason
5mg/12 jam, Ondansetron
4mg/12 jam, Ketorolax
30mg/12 jam dan furosemid 1
tablet/8jam
Mengkaji nyeri dan lokasi
nyeri
frekuensi kencingnya hanya
sedikit.
S : Klien mengatakan bersedia
O :
Klien tampak kooperatif
Injeksi ketorolax,
ondansetron, dexametason
masuk melalui IV dan
furosemid 1 tablet melalui
oral
S : Klien mengatakan nyeri daerah
prostat dan rongga peritonial
O :
Klien terlihat sedikit
menyeringai
Skala nyeri berkurang
menjadi 3
P : Saat BAK
Q : Rasa nyeri seperti ditusuk
29
2
3
11.00
12.00
Mengajari teknik relaksasi
Memantau warna, jumlah dan
frekuensi kehilangan cairan.
tusuk
R : Rongga peritonial dan
prostat
S : Skala nyeri 3
T : Hilang timbul
S : Klien mengatakan bersedia
O : Klien tampak melakukan apa
yang di ajarkan oleh perawat
S : Klien mentakan warna air
kencingnya tidak keruh dan
frekurnsi sedang
O :
Warna urien jernih
Frekuensi sedang
VII. Evaluasi
Hari/
Tanggal
Diagnosa Keperawatan Evaluasi Hasil TTD
Rabu 1. Retensi urin b.d ketidakmampuan S :
30
20-3-2013 kandung kemih untuk berkontraksi
dengan adekuat
2. Nyeri b.d distensi kandung kemih
klien mengatakan
frekuensi berkemih masih
sedikit
klien mengatakan kencing
sudah bisa keluar, tapi
terkadang sulit keluar
klien mengatakan sudah
ada rasa puas sudah bisa
berkemih walaupun
terkadang masih sulit
O :
Urine sudah tidak menetes
setelah berkemih
A :
masalah teratasi sebagian
P :
lanjutkan intervensi 3,4,5
S :
Klien mengatakan masih
31
3. Kekurangan volume cairan b.d
kehilangan cairan aktif
merasa nyeri saat dan
setelah berkemih
Klien mengatakan nyeri
yang dirasakan menganggu
aktivitasnya
O :
Klien terlihat masih sering
merasa nyeri saat dan
setelah berkemih
Klien lebih sering istirahat
di tempat tidur
A :
Masalah teratasi sebagian
P :
Lanjutkan intervensi
S :
Klien mengatakan masih
jarang minum air putih
32
O :
Membran mukosa lembab
Konjunctiva non anemis
Klien terlihat sudah tidak
lemas
A :
Masalah teratasi sebagian
P :
Lanjutkan intervensi 2, 4Kamis
21-3-2013
1. Retensi urin b.d ketidakmampuan
kandung kemih untuk berkontraksi
dengan adekuat
S :
klien mengatakan
frekuensi berkemih masih
sedikit
klien mengatakan kencing
sudah bisa keluar, tapi
terkadang sulit keluar
klien mengatakan sudah
ada rasa puas sudah bisa
berkemih walaupun
33
2. Nyeri b.d distensi kandung kemih
terkadang masih sulit
O :
Urine sudah tidak menetes
setelah berkemih
A :
masalah teratasi sebagian
P :
lanjutkan intervensi 3,4,5
S :
Klien mengatakan masih
merasa nyeri saat dan
setelah berkemih
Klien mengatakan nyeri
yang dirasakan menganggu
aktivitasnya
O :
Klien terlihat masih sering
merasa nyeri saat dan
34
3. Kekurangan volume cairan b.d
kehilangan cairan aktif
setelah berkemih
Klien lebih sering istirahat
di tempat tidur
A :
Masalah teratasi sebagian
P :
Lanjutkan intervensi 4,5
S :
Klien mengatakan masih
jarang minum air putih
O :
Membran mukosa lembab
Konjunctiva non anemis
Klien terlihat sudah tidak
lemas
A :
Masalah teratasi sebagian
35
P :
Lanjutkan intervensi 2, 4
Jum’at
22-3-2013
1. Retensi urin b.d ketidakmampuan
kandung kemih untuk berkontraksi
dengan adekuat
S :
klien mengatakan
frekuensi berkemih masih
sedikit
klien mengatakan kencing
sudah bisa keluar, tapi
terkadang sulit keluar
klien mengatakan sudah
ada rasa puas sudah bisa
berkemih walaupun
terkadang masih sulit
O :
Urine sudah tidak menetes
setelah berkemih
A :
masalah teratasi sebagian
P :
36
2. Nyeri b.d distensi kandung kemih
3. Kekurangan volume cairan b.d
lanjutkan intervensi 3,4,5
S :
Klien mengatakan masih
merasa nyeri saat dan
setelah berkemih
Klien mengatakan nyeri
yang dirasakan menganggu
aktivitasnya
O :
Klien terlihat masih sering
merasa nyeri saat dan
setelah berkemih
Klien lebih sering istirahat
di tempat tidur
A :
Masalah teratasi sebagian
P :
Lanjutkan intervensi 4,5
37
kehilangan cairan aktif S :
Klien mengatakan masih
jarang minum air putih
O :
Membran mukosa lembab
Konjunctiva non anemis
Klien terlihat sudah tidak
lemas
A :
Masalah teratasi sebagian
P :
Lanjutkan intervensi 2, 4
Sabtu
23-3-2013
1. Retensi urin b.d ketidakmampuan
kandung kemih untuk berkontraksi
dengan adekuat
S :
Klien mengatakan sudah
ada rasa puas saat berkemih
Klien mengatakan, BAK
sudah bisa keluar
Klien mengatakan frekuensi
38
2. Nyeri b.d distensi kandung kemih
berkemih banyak
O :
Urine sudah tidak menetes
setelah berkemih
A :
Masalah teratasi
P :
Lanjutkan intervensi bila masalah
muncul lagi
S :
Klien mengatakan nyeri saat
kencing sudah berkurang
O :
Klien sudah jarang
merasakan nyeri
A :
Masalah teratasi sebagian
39
3. Kekurangan volume cairan b.d
kehilangan cairan aktif
P :
Lanjutkan intervensi
S :
Klien mengatakan sudah
mau minum air putih hingga
2,5 L/ hari
O :
Mukosa bibir lembab
Konjuctiva non anemis
Mukosa bibir lembab
Klien terlihat segar, sudah
tidak lemas
A :
Masalah teratasi
P :
Lanjutkan ingervensi bila
40
masalah muncul lagi
`
41