Bph Aidil Fix

53
Benign Prostat Hiperplasia Pembimbing dr. Dodi Efmansyah, Sp.B, Sp.U Oleh Aidil rahman novesar

description

bph

Transcript of Bph Aidil Fix

Benign Prostat HiperplasiaPembimbingdr. Dodi Efmansyah, Sp.B, Sp.U

Oleh

Aidil rahman novesar

Anatomi Prostat

•Kelenjar prostat ini terletak di sebelah inferior buli-buli, di depan rectum dan membungkus uretra posterior.

•Prostat adalah organ genital yang hanya di temukan pada pria karena merupakan penghasil cairan semen yang hanya dihasilkan oleh pria.

•Prostat berbentuk piramid, tersusun atas jaringan fibromuskular yang mengandung kelenjar. Prostat pada umumnya memiliki ukuran dengan panjang 1,25 inchi atau kira – kira 3 cm, mengelilingi uretra pria

Anatomi

•Kelenjar prostat terbagi atas 5 lobus, yaitu lobus medius, lobus lateralis (2 lobus), lobus anterior, dan lobus posterior.

Zona berdasarkan histologi

Anatomi

Anatomi Prostat

•Bila mengalami pembesaran organ ini menekan uretra pars prostatika dan menyebabkan terhambatnya aliran urin keluar dari buli-buli.

•Secara anatomis, prostat terletak didalam pelvis vera, dipisahkan dari simfisis pubis di sebelah anterior oleh spatium retropubic (space of Retzius).

Anatomi

Fisiologi

•Sekret kelenjar prostat cairan seperti susu yang bersama-sama sekret dari vesikula seminalis merupakan komponen utama dari cairan semen.

•Semen berisi sejumlah asam sitrat sehingga pH nya agak asam (6,5)

•dapat ditemukan enzim yang bekerja sebagai fibrinolisin yang kuat, fosfatase asam, enzim-enzim lain dan lipid.

•Sekret prostat dikeluarkan selama ejakulasi melalui kontraksi otot polos.

Definisi

•Hiperplasia prostat adalah pembesaran prostat yang jinak yang biasanya timbul pada pada laki laki usia pertengahan atau lanjut.

Histopatologi

•Daerah yang sering dikenai adalah lobus lateral bagian tengah atau pada zona transisional. Berat prostat bisa mencapai 60-100 gram (normal 20 gram).

Epidemiologi

•Hiperplasia prostat merupakan penyakit pada pria tua dan jarang ditemukan sebelum usia 40 tahun.

•Pada pria usia 50 tahun angka kejadiannya sekitar 50% dan pada usia 80 tahun sekitar 80%. Sekitar 50% dari angka tersebut diatas akan menyebabkan gejala dan tanda klinik.

EtiologiTeori Penyebab Efek

Dihydrotestosteron ↑ 5-α reductase dan reseptor androgen

hiperplasia epitel dan stroma

Imbalans estrogen-testosteron

↑ oestrogens ↓ testosteron hiperplasia stroma

Interaksi stromal – epitel

↑ epidermal growth factor/ fibroblast growth factor↓ transforming growth factor β

hiperplasia epitel dan stroma

Patofisiologi

Patofisiologi

•Pembesaran prostat penyempitan lumen uretra pars prostatika menghambat aliran urine peningkatan tekanan intravesikal.

• Untuk dapat mengeluarkan urinbuli-buli harus berkontraksi lebih kuat guna melawan tahanan itu.

•Kontraksi yang terus-menerus ini perubahan anatomik dari buli-buli berupa hipertrofi otot detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sakula, dan divertikel buli-buli.

Patofisiologi

• Fase penebalan otot detrusor fase kompensasi.

•Perubahan struktur pada buli-buli dirasakan oleh pasien sebagai keluhan pada saluran kemih sebelah bawah atau Lower Urinary Tract Symptom (LUTS) yang dahulu dikenal dengan gejala-gejala prostatismus.

Patofisiologi•semakin meningkatnya resistensi uretra otot detrusor masuk ke dalam fase dekompensasi dan akhirnya tidak mampu lagi untuk berkontraksi sehingga terjadi retensi urin.

•Tekanan intravesikal yang semakin tinggi diteruskan ke seluruh bagian buli-buli tidak terkecuali pada kedua muara ureter.

Patofisiologi

•Tekanan pada kedua muara ureter ini dapat menimbulkan aliran balik urin dari buli-buli ke ureter atau terjadi refluks vesico-ureter.

•Keadaan ini jika berlangsung terus akan mengakibatkan hidroureter, hidronefrosis, bahkan akhirnya dapat jatuh ke dalam gagal ginjal

Gambaran Klinis• Tanda obstruksi :• Menunggu pada permulaan kencing (hesistency)• Pancaran kencing terputus-putus (intermitency)• Rasa tidak puas sehabis kencing• Urin menetes pada akhir kencing (terminal dribling)• Pancaran urin jadi lemah•  • Tanda iritasi :• Rasa tidak dapat menahan kencing (urgensi)• Terbangun untuk kencing pada saat tidur malam hari

(nocturia)• Bertambahnya frekuensi kencing• Nyeri pada waktu kencing (disuria)

Gambaran USG prostat normal

Prostat dengan BPH

Diagnosis•Pemeriksaan standar meliputi :•Hitung skor gejala, dapat ditentukan

dengan menggunakan skor IPSS (International Prostate Symptom Score, IPSS)

•Riwayat penyakit lain atau pemakai obat yang memungkinkan gangguan kencing.

•Pemeriksaan fisik khususnya colok dubur.

Diagnosis

•Pemeriksaan Tambahan :•Pemeriksaan uroflowmetri (pengukuran

pancaran urin pada saat kencing)•Pemeriksaan TRUS-P (Transrectal

Ultrasonography of the prostate)•Pemeriksaan serum PSA (Prostatic

spesific antigen)•Pemeriksaan USG transabdominal•Pemeriksaan patologi anatomi (diagnosis

pasti)

Terapi

Ada beberapa pilihan terapi pasien BPH, dimana terapi spesifik dapat diberikan untuk pasien kelompok tertentu.

•Pasien dengan gejala ringan (symptom score 0-7), dapat hanya dilakukan watchful waiting.

•Pasien dengan gejala sedang (symptom score 8-18), dapat diberikan terapi medikamentosa.

•Pasien dengan gejala berat (symptom score 9-35), dilakukan operasi.

indikasi operasi

•Retensi urin berulang•Infeksi saluran kemih berulang •Gross hematuria berulang•Batu buli-buli / divertikel•Insufisiensi ginjal.•Dilatasi traktus atas (hidroureter,

hidronefrosis).

Penatalaksanan BPH

Observasi Watchful waitingMedikametosa - alpha blocker : terazosin, prazosin, tamsulsin, dll

- supresi androgen : 5α -reduktase inhibitor- fitoterapi

Operasi konvensional - Transurethral resection of the prostate (TURP)- Transurethral incision of the prostate (TUIP)- Open simple prostatectomy

Invasif minimal - Laser- Transurethral electrovaporization of the prostate- Hyperthermia- Transurethal needle ablation of the prostate (TUNA)- High Intensity focused ultrasound- Intraurethral stents- Transurethral balloon dilation of the prostate

Laporan Kasus• I.1 Identitas• Nama : Tn. J• Jenis Kelamin : Laki-laki• Umur : 57 tahun• Alamat : Kerinci• Agama : Islam• Pekerjaan: TNI• Nomor RM : 823479•  • I.2 Anamnesis• Autoanamnesis • A. Keluhan utama :Buang air kecil yang semakin

tersendat sendat sejak 7 hari smrs

Riwayat penyakit sekarang :

• Pasien datang ke poliklinik rsup dr m djamil pada tanggal 14 Februari 2015 dengan :

• Buang air kecil yang semakin tersendat sendat 7 hari SMRS

• Keluhan ini sudah dirasakan pasien kurang lebih selama 1 tahun ini namun semakin berat sejak 7 hari terakhir.

• Keinginan untuk segera berkemih yang tidak tertahankan (+)

• Perasaan tidak puas setelah buang air kecil (+)• Ke toilet rata –rata 15x setiap hari• Buang air kecil tersendat (+)

•Pancaran urin semakin melemah sejak 1 tahun ini

•Selalu mengedan untuk berkemih (+) sejak 1 tahun yll

•Nyeri saat BAB disangkal •Darah (-)•Penurunan berat badan(-)•Deman (-)

•Pasien sebelumnya juga mengeluhkan keluhan yang sama sehingga dibawa ke Rumah Sakit pada tanggal 14 Desember 2014, kemudian pasien dipasang kateter dan disuruh kontrol poli.

•Pasien juga mengeluh harus mengedan agar air kencingnya keluar, selain itu pasien merasakan buang air kecil hanya menetes dan terasa sakit, setelah kencing menetes pasien merasa kencingnya tidak tuntas atau tidak puas.

•Pasien menyatakan gejala yang dirasakan menjadi bertambah, pasien merasa BAK menjadi lebih sering disertai air kencing yang keluar menetes dan terasa sakit.

•Nyeri pinggang tidak ada, buang air besar dan anus tidak ada kelainan. Gejala ini tidak disertai rasa demam .

•I-PSS score : 32•QoL : 6

Riwayat penyakit dahulu :

•· Pasien tidak pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya

•· Riwayat pernah kencing mengeluarkan batu disangkal

• · Riwayat pernah nyeri buang air kecil disertai buang air kecil berwarna kemerahan disangkal

• · Riwayat sakit gula, tensi tinggi, dan jantung disangkal

Riwayat penyakit keluarga :

•· Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan seperti pasien.

Pemeriksaan Fisik

•A. Keadaan umum : tampak sakit sedang•B. Kesadaran : compos mentis•C. Vital sign•- Tekanan darah : 140/90 mmHg•- Nadi : 80 x/menit• - Pernafasan : 20 x/menit• - Suhu : 36,7C

Status Generalisata

•- Kepala : normocephal• - Mata : conjungtiva anemis (-/-), sklera

ikterik (-/-), pupil bulat isokor, reflek cahaya (+/+)

•- Hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung, mukosa tidak hiperemis, sekret tidak ada, tidak ada deviasi septum

•- Telinga : Simetris, tidak ada kelainan, otore (-/-)

•- Mulut : Bibir tidak sianosis, gusi tidak ada perdarahan, lidah tidak kotor,faring tidak hiperemis

•Leher : Tidak ada deviasi trakhea, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan getah bening, JVP 5 – 2 cmH2O

•- Thorax•· Paru-paru :•Inspeksi : Bentuk dan pergerakan

pernafasan kanan-kiri simetris•Palpasi : Fremitus sama kanan-kiri•Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru•Auskultasi : Suara nafas vesikuler pada

seluruh lapangan paru, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

•· Jantung :•Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat•Palpasi : Iktus kordis teraba 1 jari medial

garis mid klavikula sinistra.•Perkusi : Batas atas RIC II, batas kanan

garis sternal kanan, batas kiri RIC V garis mid klavikula sinistra

•Auskultasi : Irama teratur, bising tidak ada.

• - Abdomen :• Inspeksi : Perut datar simetris.• Palpasi : Hepar dan Lien tidak teraba, nyeri tekan

epigastrium (-), nyeri Lepas (-), defans muskuler (-)• Perkusi : Timpani• Auskultasi : Bising usus (+) normal• - Ekstremitas• Superior : Sianosis (-), oedem (-), ikterik (-),

deformitas (-), motorik dan sensibilitas baik• Inferior : Sianosis (-), oedem (-), ikterik (-),

deformitas (-), motorik dan sensibilitas baik

Status Lokalis

•Regio Costovertebra•- Inspeksi : Bentuk pinggang simetris,

benjolan (-)• - Palpasi : Bimanual Ballotement ginjal (-)• - Perkusi : Nyeri Ketok (-)

•Regio Supra Pubis•- Inspeksi : Terdapat rambut pubis, sedikit

benjolan•- Palpasi : Nyeri Tekan (-), Nyeri Lepas (-),

- Perkusi : Timpani• - Auskultasi : Bising Usus (+) normal

•Regio Genetalia Eksterna•- Inspeksi : Orifisium uretra eksterna baik•- Palpasi : Testis teraba dua buah, kanan

dan kiri. Konsistensi kenyal.

•Regio Anal•- Inspeksi : Bentuk Normal, benjolan(-)• - Rectal Toucher : Anus tidak ada tanda

radang, Sfingter ani menjepit, pada mukosa teraba massa yang konsistensinya kenyal padat, lobus simetris,permukaan rata, batas tegas, pool atas tidak teraba, tidak teraba nodul.

• - Handscoon : Darah, lendir dan feses tidak ada

•Perkiraan berat = 60 gram

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal

Hematology

Hemoglobin 13.5 g/dl 13-18

Hematrokit 42 % 40-50

Leukosit 10.700 /mm3 4000-10000

Trombosit 263.000 /mm3 150000-400000

Golongan Darah

B dengan rh (+) B dengan rh (+) B dengan rh (+) B dengan rh (+)

Faal Ginjal

Ureum 37 mg/dl 15-45

Kreatinin 0,90 mg/dl 0,7-1,2

Faal Hati/Jantung

SGOT (ASAT) 37 u/L/37ˆ 10-38

SGPT (ALAT) 38 u/L/37ˆ 9-40

Elektrolit Elektrolit Elektrolit Elektrolit

Natrium 140 mmol/L 137-147

Kalium 4,2 mmol/L 3,6-5,4

Calsium 1,31 mmol/L 1,15-1,29

Pemeriksaan hasil satuan Nilai rujukan

Warna merah    

Kekeruhan Keruh    

BJ 1030   1003-1030

PH 5,5   4,6-8,0

Leukosit 500-550   <5

Eritrosit 250-300   <1

Silinder -   negatif

Kristal -   negatif

Epitel Gepeng +   positif

Protein +++   negatif

Glukosa -   negatif

Bilirubin -   negatif

Urinalisa 16-12-14

Diagnosis Kerja

•Benign prostat hiperplasia

Diagnosis Banding•- Tumor prostat

•Pemeriksaan Penunjang•USG Urologi•PSA•Urinalisa Ulang

• Interpretasi• Ren dextra:• Bentuk, ukuran dan echostruktur normal. Differensiasi cortex-

medulla baik. Sistema pelvicocalices tak melebar. Tak tampak batu, tak tampak massa

• Ren sinistra :• Bentuk, ukuran dan echostruktur normal. Differensiasi cortex-

medulla baik. Sistema pelvicocalices tak melebar. Tak tampak batu, tak tampak massa

• Vesica Urinaria:• Dinding menebal, ireguler, tak tampak batu maupun massa.• Prostat membesar (4,76 x 4,63 x5,26 cm, volume 60,7 cm3)

Permukaan ireguler, echostruktur dalam batas normal, tak tampak massa.

• Kesimpulan : Pembesaran prostat suspek BPH• Sistitis

•PSA : 53,03mg/dl

•Diagnosis•BPH dd tumor prostat susp. keganasan•Rencana Tatalaksana :•TURP•Prognosis•Ad vitam : dubia ad bonam•Ad functionam : dubia ad bonam•Ad sanactionam : dubia ad bonam