Askep BPH Fix

62
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA DI RUANG MAWAR 3 RSDM SURAKARTA I. PENGKAJIAN Tanggal masuk pasien : 15 Maret 2013 Tanggal Pengkajian : 19 Maret 2013 A. Identitas a. Identitas Klien 1. Nama : Tn. W 2. Usia : 62 tahun 3. Jenis Kelamin : Laki-laki 4. Pekerjaan : Swasta 5. Status : Menikah 6. Agama : Islam 7. Suku : Jawa 8. Alamat : Palur wetan, Mojolabah 9. Diagnosa Medis : Benigna Prostat Hiperplasia ( BPH ) b. Penanggung jawab 1. Nama : Tn. M 2. Pekerjaan : Swasta 3. Alamat : Palur wetan, Mojolabah 4. Hubungan degan klien : Anak B. Keluhan Utama 1

Transcript of Askep BPH Fix

Page 1: Askep BPH Fix

ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA

DI RUANG MAWAR 3

RSDM SURAKARTA

I. PENGKAJIAN

Tanggal masuk pasien : 15 Maret 2013

Tanggal Pengkajian : 19 Maret 2013

A. Identitas

a. Identitas Klien

1. Nama : Tn. W

2. Usia : 62 tahun

3. Jenis Kelamin : Laki-laki

4. Pekerjaan : Swasta

5. Status : Menikah

6. Agama : Islam

7. Suku : Jawa

8. Alamat : Palur wetan, Mojolabah

9. Diagnosa Medis : Benigna Prostat Hiperplasia ( BPH )

b. Penanggung jawab

1. Nama : Tn. M

2. Pekerjaan : Swasta

3. Alamat : Palur wetan, Mojolabah

4. Hubungan degan klien : Anak

B. Keluhan Utama

Nyeri saat BAK

P : Klien mengatakan tahu bahwa nyeri yang dirasakan karena penyakit Prostat

Q : Klien mengatakan nyeri seperti tertusuk jarum, dan terasa panas.

R : Klien menyatakan nyeri pada

S : skala 5

T : Klien mengatakan biasanya nyeri terasa saat BAK

1

Page 2: Askep BPH Fix

C. Riwayat Penyakit Sekarang

Tn. W mengatakan 1 bulan yang lalu saat BAK pipisnya bercampur dengan darah,

pancaran miksi jauh dan BAK di malam hari dengan frekuensi 6 kali. Sebelumnya

Tn W pernah melakukan tindakan operasi di RS. Karanganyar 10 tahun yang lalu.

Namun 6 bulan yang lalu klien mengatakan saat BAK keluar batu dan terasa nyeri

di pinggang. Tn. W juga mengatakan bahwa 1 bulan yang lalu BAKnya bercampur

dengan darah, pancaran miksinya jauh dan pada malam hari Tn. W bolak balik

kekamar mandi dengan frekuensi 8 kali. Beberapa hari belakangan ini Tn. W

merasakan saat BAK terasa perih, panas dan keinginan untuk berkemih sangat

sering. Pada hari jum’at tanggal 15 maret 2013 Pukul 14.01 Tn. W di bawa oleh

anaknya ke RSDM Surakarta. Setelah sampai IGD Tn. W disarankan untuk rawat

inap di ruang Mawar 3 RSDM Surakarta.

D. Riwayat Penyakit Dahulu

Tn. W mengatakan sudah menderita penyakit prostat sejak 10 tahun yang lalu dan

di lakukan tindakan operasi di RS Karangannyar.

E. Riwayat Penyakit Keluarga

Keterangan :

2

: Menikah

: Klien: Laki-Laki

: Perempuan

: Meninggal

: Tinggal Serumah

Page 3: Askep BPH Fix

F. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum

Kondisi klien baik

Berpenampilan sesuai umur

BB : 55 kg

TB : 165 cm

2. Kesadaran

Respon mata, motorik dan verbal sempurna. GCS 15 ( compos metis )

3. Vital Sign

Suhu : 37oC

Nadi : 70x/menit

RR : 20x/menit

TD : 130/80 mmHg

4. Kepala

Bentuk kepala mesosepal, bersih, tidak ada benjolan/ massa, rambut

terdistribusi baik, tidak ada lebi, tidak ada perdarahan, bentuk rambut lurus,

warna hitam.

5. Mata

Konjungtiva : anemis (+)

Sklera : ikhterik (+)

Gerakan bola mata normal (mengikuti arah gerakan benda dengan baik)

Pupil : Isokor kiri dan kanan

Lesi : (-)

Tidak ada kotoran

Tidak menggunakan alat bantu pengelihatan

6. Hidung

Bersih

Simetris

Nafas cuping hidung (-)

Pilek (-)

Nafas cepat (-)

Nafas dangkal (-)

3

Page 4: Askep BPH Fix

7. Mulut

Bersih

Mukosa bibir kering (-)

Pucat (-)

Caries gigi (-)

Gigi palsu (+)

Sariawan (-)

8. Telinga

Simetris

Fungsi pendengaran baik

Perdarahan (-)

Lesi (-)

Serumen (-)

9. Leher

Peningkatan JVP (-)

Lesi (-)

Pembesaran kelenjar tiroid

10. Dada dan paru

Inspeksi : Simetris, tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan, warna

merata

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, ada getaran taktil fremitus

Perkusi : Tidak ada pembesaran paru

Auksultasi : Ronki (-), wheezing (-)

11. Jantung

Inspeksi : Tidak ada pembengkakan pada dinding dada di area jantung

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, ictus codius teraba

Perkusi : Tidak ada tanda-tanda pembesaran jantung, bunyi sonor

Aukskultasi : Tidak ada nyeri tekan

12. Abdomen

Inspeksi : Lesi (-)

Aukskultasi : Bising usus normal

Palpasi : Nyeri tekan epigastrum (-)

Perkusi : Tympani

4

Page 5: Askep BPH Fix

13. Genetalia

Tidak terpasang kateter. Terdapat nyeri tekan pada prostat.

14. Ektremitas

Ektremitas atas : Terpasang infus RL 20tpm di tangan kiri, tangan kanan

dan kiri dapat bekerja secara maksimal, reflek trisep dan bisep baik, tidak

terdapat oedema.

Ektremitas bawah : Tidak terdapat oedema pada kaki kanan dan kiri. Dapat

digerakan dengan baik.

II. PENGKAJIAN KEBUTUHAN DASAR

A. Oksigenasi

1. Sebelum dirawat

Klien tidak mempunyai masalah dengan pernafasan

Klien tidak merasa sesak

2. Selama dirawat

Klien tidak merasa sesak

RR : 20x/menit

B. Nutrisi dan Cairan

1. Sebelum dirawat

Nafsu makan klien baik

Klien makan 3 kali sehari

Menu makan sehari-hari : Nasi, Sayur, Lauk

Volume minum ± 1,5 L/hari

Antropometri ( BB : 55kg TB : 167cm)

IMT : IMT = BB

(TB(m))2

55 = 55 = 20,9

(1,65)2 2,62

2. Selama dirawat

Nafsu makan sedikit menurun

Frekuensi makan 3x sehari

Menu makan sehari-hari : Nasi, Lauk, Buah

5

Page 6: Askep BPH Fix

Volume minum ± 1L/hari

Antropometri (BB : 53 kg, TB : 165 cm)

IMT = BB

(TB(m)2)

= 53 = 53 = 20,2

(1,65)2 2,62

C. Eliminasi

1. Eliminasi Urin

Keterangan Sebelum dirawat Setelah dirawat

Frekuensi 6-7 kali/hari 8-9 kali/hari

Pancaran Kuat Lemah

Bau Khas Khas

Warna Kuning Kuning bercampur darah

Perasaan setelah BAK Lega Sakit

2. Eliminasi Fekal

Keterangan Sebelum dirawat Setelah di rawat

Frekuensi 2 kali/hari 2 kali/hari

Bentuk Semi solid (berbentuk) Semi solid (berbentuk)

Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan

Bau Khas Khas

Perasaan setelah BAB Lega Lega

D. Termoregulasi

Saat klien di IGD Suhunya 37,6 oC

Saat dikaji suhu klien 36,5oC

E. Aktifitas Latihan/ Mobilisasi

Aktivitas sebelum dirawat 0 1 2 3 4

Makan

6

Page 7: Askep BPH Fix

Mandi

Berpakaian

Toileting

Tingkat mobilitas ditempat tidur

Berpindah

Kemampuan ROM

Berjalan

Aktivitas sesudah dirawat 0 1 2 3 4

Makan

Mandi

Berpakaian

Toileting

Tingkat mobilitas ditempat tidur

Berpindah

Kemampuan ROM

Berjalan

Keterangan :

0 : Mandiri

1 : Menggunakan alat bantu

2 : Dibantu orang lain

3 : Dibantu orang lain dan perawat

4 : Ketergantungan/tidak mampu

F. Seksualitas dan reproduksi

Klien sudah menikah dan mempuyai tiga orang anak

G. Psikososial

1. Stress dan koping

Klien mengatakan jika bosan beliau mengajak ngobrol anak dan suaminya

2. Konsep diri

Gambaran diri : Optimis dengan kondisi tubuh

7

Page 8: Askep BPH Fix

Ideal diri : Menerima diri

Harga diri : Klien menerima dengan kondisi dan kemampuan tubuhnya

Identitas : Klien sebagai seorang ayah

H. Rasa aman dan Nyaman

Klien mengeluh nyeri pada abdomen kiri.

Pengkajian PQRST:

P : Klien mengatakan tahu bahwa nyeri yang dirasakan karena penyakit prostat

Q : Klien mengatakan nyeri seperti tertusuk jarum, dan terasa panas.

R : Klien menyatakan nyeri BAK

S : skala 5

T : Klien mengatakan biasanya nyerinya selalu terasa saat BAK.

I. Spiritual

Klien beragama islam, klien tetap menjalankan ibadah sholat.

J. Higiene dan integritas kulit

1. Sebelum dirawat

Klien dapat mandi 2x sehari tanpa bantuan

Klien dapat menggosok gigi 2x sehari

Klien keramas 2x sehari

2. Selama dirawat

Klien di seka 2 kali sehari oleh keluargannya

Klien sikat gigi 2 kali sehari

K. Kebutuhan istirahat dan tidur

1. Sebelum dirawat

Klien tidak ada masalah dengan tidurnya

Jumlah jam tidur Ny. W ± 6 jam/hari

2. Selama dirawat

Klien tidak dapat beristirahat dengan baik pada malam hari di karenakan

keinginan berkemih terus menerus

Jumlah jam tidur Ny. W ± 4 jam/hari

8

Page 9: Askep BPH Fix

L. Akulturasi Diri

Klien dapat menyesuaikan diri di rumah sakit. Klien berkomunikasi dengan sesama

pasien lain yang di rawat satu kamar dengannya.

M. Rekreasi

Klien biasanya menghabiskan waktu untuk menonton TV. Terkadang berbincang-

bincang dengan tetangga di rumah.

K. Kebutuhan belajar

Klien dapat berbicara tanpa hambatan dengan bahasa daerah ( bahasa jawa ), tidak

perlu penerjemah, namun klien tidak tau tentang proses penyakit dan penanganan nya.

Selama ini klien hanya menahan rasa nyeri. Hambatan yang dialami klien adalah

pendidikan yang kurang dan kurang nya informasi yang didapat.

L. Pemeriksaan Penunjang

A. Hasil Laboratorium

Jenis

pemeriksaan

Hasil Nilai

normal

Kesan

(meningkat/menurun)

Hemoglobin 12,5 13,5 – 17,5

Hematokrit 38 33 - 45

Leukosit 7,6 4,5 – 11,0

Trombosit 272 150 - 450

Eritrosit 4, 46 4, 50 – 5, 90

Hemostasis

PT 13,7 10.0 – 15.0

APTT 34, 7 20. 0 – 40.0

INR 1.070 -

9

Page 10: Askep BPH Fix

Kimia Klinik

SGOT 28 0 – 35

SGPT 31 0 - 45

Natrium 136 136 - 145

Kalium 3,2 3,7 – 5,4

B. Hasil Laborat

Serologi Tumor

Marker

Hasil Rujukan Kesan

(Meningkat/menurun)

PSA (Prostat) 7,55 0,00 – 4,50 Meningkat

M. Terapi

Jenis

terapi

Dosis Rute Indikasi dan cara kerja Kontra indikasi Efek samping Peran perawat

Infuse

NaCL

500mg/

20 tpm

IV Indikasi :

Nutrient & pengobatan

asidosis yg

berhubungan dengan

dehidrasi & kehilangan

ion alkali dalam tubuh.

Gagal jantung

kongestif, kerusakan

ginjal, edema paru yg

disebabkan oleh

retensi natrium &

hiperproteinema,

Demam, infeksi,

thrombosis vena

dan flebitis,

hipervolemia

Monitoring

dosis

10

Page 11: Askep BPH Fix

Cara Kerja : hipernatremia,

hiperkloremia,

hiperhidrasi

Dexsamet

ason

5 mg/

12jam

IV Indikasi :

Anti inflamasi dan anti

alergi yang sangat kuat.

Cara Kerja :

Deksamethasone adalah

glukokortikoid sintetik

dengan aktivitas

imunosupresan dan

anti-inflamasi. Sebagai

imunosupresan

Deksamethasone

bekerja dengan

menurunkan respon

imun tubuh terhadap

stimulasi rangsang.

Aktivitas anti-inflamasi

Deksamethasone

dengan jalan menekan

Tidak boleh di berikan

pada penderita herpes

simplex pada mata,

tuberculose aktif

Pengobatan yang

berkepanjangan

dapat dapat

mengakibatkan

ketabolik steroid

seperti kehabisan

protein,

osteoporosis, dan

penghambat

pertumbuhan anak.

Monitoring

penggunaan

obat,

11

Page 12: Askep BPH Fix

atau mencegah respon

jaringan terhadap

proses inflamasi dan

menghambat akumulasi

sel yang mengalami

inflamasi, termasuk

makrofag dan leukosit

pada tempat inflamasi.

Ondansetr

on

4 mg/12

jam

IV

atau

I.M

Indikasi :

Penanggulangan mual

dan muntah karena

radioterapi serta

operasi.

Cara Kerja :

Ondansetron adalah

antagonis reseptor

5HT3 yang poten dan

selektif.

Pemberian obat-obat

kemoterapi dan

radioterapi dapat

Narfoz jangan

diberikan penderita

yang hiprsensitif atau

alergi terhadap

ondnsetron

Sakit kepala,

pusing, dan susah

buang air besar

Monitoring

dosis

12

Page 13: Askep BPH Fix

menyebabkan

pelepasan 5HT3 ke

dalam usus halus yang

akan merangsang

refleks muntah dengan

mengaktifkan serabut

afferen vagal lewat

reseptor 5HT3.

Ondansetron

menghambat

dimulainya refleks ini. 

Furosemit 1/2

sampai 1

tablet 6-

8

jam /hari

Oral Indikasi :

Edema yang disebabkan

penyakit jantung, gagal

ginjal akut. Muntah

anoreksia, diare,

azotemia,

hiperglikemia.

Cara Kerja :

Furosemida adalah

Defisiensi elektrolit

Anuria, Koma hepatik

kehamilan muda,

Hipokalemia,Ibu

menyusui: furosemide

disekresi dalam ASI

Ibu menyusui harus

menghindari menyusui

saat mengambil

furosemide.

Tekanan darah

rendah, dehidrasi

dan elektrolit

penipisan

(misalnya, natrium,

kalium)

Monitoring

dosis

13

Page 14: Askep BPH Fix

suatu derivat asam

antranilat yang efektif

sebagai diuretik.

Mekanisme kerja

furosemida adalah

menghambat

penyerapan kembali

natrium oleh sel tubuli

ginjal.

Furosemida

meningkatkan

pengeluaran air,

natrium, klorida, kalium

dan tidak

mempengaruhi tekanan

darah yang normal.

Ketorolac 30mg ( 1

ampul)

tiap 12

jam

IV Indikasi :

Untuk penatalaksanaan

jangka pendek terhadap

nyeri akut sedang

sampai berat setelah

14

Page 15: Askep BPH Fix

prosedur bedah.

Cara Kerja :

Ketorolac

tromethamine diserap

dengan cepat dan

lengkap setelah

pemberian

intramuskular dengan

konsentrasi puncak

rata-rata dalam plasma

sebesar 2,2 mcg/ml

setelah 50 menit

pemberian dosis

tunggal 30 mg

III. ANALISA DATA

No Data Masalah Etologi

15

Page 16: Askep BPH Fix

Dx

1 DS

- Klien mengatakan BAK

sering, hanya menetes dan

tidak puas

- Klien mengatakan ¼ gelas

( 50cc) /BAK

- Klien mengatakan sakit/ nyeri

saat BAK

DO

- Urine masih tetap menetes

setelah berkemih

- Klien sering kekamar mandi

untuk BAK

Retensi urine Ketidakmampuan kandung kemih untuk

berkontraksi dengan adekuat

2 DS

Klien mengatakan nyeri saat

BAK

Klien mengatakan nyeri pada

rongga peritonial

Nyeri Distensi kandung kemih

16

Page 17: Askep BPH Fix

DO

Kien terlihat menahan nyeri

sebelum dan sesudah BAK

Klien terlihat berjalan pelan-

pelan saat ke kamar mandi

Ekspresi wajah klien

menyeringai

P: Saat bergerak dan pipis

Q: Nyeri seperti ditusuk tusuk

R: Klien mengatakn nyeri di pada

rongga peritonial

S: Nyeri skala 5

T: Klien mengatakan nyerinya

hilang timbul

3. DS

Klien mengatakan jarang

minum air putih setiap harinya

Klien mengatakan minum air

Kekurangan volume cairan Kehilangan cairan aktif

17

Page 18: Askep BPH Fix

putih hanya sekitar 1 L

DO

Membran mukosa kering

Kulit kering dan keriput

Konjuntiva anemis

Klien terlihat lemah

IV. DIAGNOSA KEPERWATAN

1. Retensi urine berhubungan dengan ketidakmampuan kandung kemih untuk berkontraksi dengan adekuat

2. Nyeri berhubungan dengan distensi kandung kemih

3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

V. PERENCANAAN

18

Page 19: Askep BPH Fix

No

Dx

Diagnosa keperawatan Rencanan TTd

Tujuan dan kriteria Tindakan

1 Retensi urine b.d

ketidakmampuan

kandung kemih untuk

berkontraksi dengan

adekuat

Tujuan

Eliminasi BAK klien kembali

normal setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 4x24 jam

1. Berkemih dengan jumlah

yang cukup tak teraba

distensis kandung kemih.

2. Menunjukkan residu pasca-

berkemih kurang dari 50ml ;

dengan tak adanya

tetesan/kelebihan aliran.

3. Klien merasa puas setelah

BAK

Mandiri

1. .Dorong pasien untuk berkemih

tiap 2-4 jam dan bila tiba-tiba

dirasakan

2. Observasi miksi/pola BAK klien

3. Kaji dan catat waktu dan jumlah

tiap berkemih. Perhatikan

penurunan haluaran urine.

4. Stimulasi refleks kandung kemih

dengan menempelkan es ke

abdomen, menekan bagian

dalam paha atau mengalirkan air

5. Dorong masukan cairan sampai

300 ml sehari

Kolaborasi

1. Berikan obat sesuai indikasi

2. Kolaborasi dengan dokter untuk

19

Page 20: Askep BPH Fix

pemasangan kateter (DC)

3. Kolaborasi dengan dokter untuk

tindakan operasi

2 Nyeri berhubungan

dengan distensi kandung

kemih

Tujuan

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan dalam 3x24 jam

diharapkan nyeri dapat teratasi

dengan kriteria hasil :

1. Tampak rileks

2. Mampu untuk tidur/istirahat

dengan tepat

1. Manajemen nyeri

Kaji nyeri PQRST

Perhatikan lokasi, intensitas

(skala 0-10 )

Observasi reaksi verbal

Ajarkan teknik relaksasi

Berikan posisi yang nyaman

2. Kolaborasi

Pemberian obat-obatan

Ketorolak 30mg/12 jam

3 Kekurangan volume

cairan b.d kehilangan

cairan aktif

Tujuan

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan dalam 2x24 jam

diharapkan kurangnnya volume

cairan dapat teratasi dengan

kriteria hasil :

1. Keseimbangan cairan :

Mandiri

1. Pantau warna, jumlah dan

frekuensi kehilangan cairan.

2. Dorong peningkatan pemasukan

oral berdasarkan kebutuhan

individu

3. Tingkatkan tirah baring dengan

20

Page 21: Askep BPH Fix

keseimbangan air dalam

ruang intrasel dan ekstrasel

tubuh.

2. Membran mukosa lembab

3. Tidak terlihat lemas

4. TTV dalam batas normal

TD = 130/80mmHg

R = 16-20 x/mnt

N = 60-100 x/mnt

S = 36-370C

kepala tinggi.

4. Mengkaji Keadaan umum dan

tanda-tanda vital

Kolaborasi

Berikan cairan IV sesuai kebutuhan

VI. Implementasi

Dx. Tgl./ jam Implementasi Respon TTD

21

Page 22: Askep BPH Fix

1

1

2

20-3-2013

07. 20

08.15

09.00

Mengobservasi pola BAK

klien

Memberikan injeksi

Ondansetron 4mg/12jam,

furosemid 1 tablet per 12 jam,

dexametason 5mg/12jam dan

ketorolac 30mg/12jam

Mengkaji Mengkaji nyeri,

perhatikan lokasi, intensitas

(skala 0-10 )

S : klien mengatakan BAK tidak

lancar, hanya menetes

O : Klien sering ke kamar mandi

S : Klien mengatakan bersedia

untuk diberi injeksi

O :

Klien tampak kooperatif

Ondansetron,

dexametason, ketorolac

masuk melalui IV dan

furosemid melalui oral

S : Klien mengatakan nyeri

dibagian rongga perito

O :

Klien tampak menyeringai

Skala nyeri

P : Saat BAK

Q : Rasa nyeri seperti

22

Page 23: Askep BPH Fix

2

2

3

09.30

10.00

11.00

Mengajarkan teknik relaksasi

pada klien

Memberikan posisi yang

nyaman pada klien

Memantau warna, jumlah dan

frekuensi kehilangan cairan.

ditusuk tusuk

R : Rongga peritonial dan

prostat

S : Skala nyeri 5

T : Hilang timbul

S : Klien mengatan bersedia

O : Klien ampak mempraktekkan

anjuran perawat

S : Klien mengatakan nyaman

dengan posisi terlentang

O : Klien dalam posisi terlentang

S : Klien mengatakan warna urin

kuning tidak keruh dan

sedikit

O : Urin tampak jernih, frekuensi

sedikit

3 21-3-2013 Mengkaji KU dan TTV klien S : klien mengatakan tidak lemas

23

Page 24: Askep BPH Fix

1,2

2

07.10

08.00

08.15

Memberikan injeksi

Dexametason 5m/12jam,

ondansetron 4mg/12jam dan

Keorolax 30mg/12jam

Mengkaji skala nyeri dan lokasi

nyeri

O :

TD : 120/80

Nadi : 76x/menit

RR : 18x/menit

Suhu : 36, 5oC

S : Klien mengatakan bersedia

untuk diberi injeksi

O :

Klien tampak kooperatif

Injeksi Dexametason,

ondansetron,ketorolak

masuk melalui IV

S : Klien mengatakan nyeri daerah

prostat dan rongga peritonial

O :

Klien terlihat sedikit

menyeringai

Skala nyeri berkurang

menjadi 4

24

Page 25: Askep BPH Fix

1

1

2

09.00

10. 00

11.00

Mendorong pasien untuk

berkemih tiap 2-4 jam dan bila

tiba-tiba dirasakan

Menstimulasi refleks kandung

kemih dengan menempelkan es

ke abdomen

Memberikan tindakan

kenyamanan, contoh pijatan

punggung ; membantu pasien

P : Saat BAK

Q : Rasa nyeri seperti ditusuk

tusuk

R : Rongga peritonial dan

prostat

S : Skala nyeri 4

T : Hilang timbul

S : Klien sedikit merasa lega

walaupun frekuensi kencing

sedikit.

O : Klien terlihat lega walaupun

frekuensi kencing sedikit

S : Klien mengatakan nyaman

O :

Klien terlihat nyaman

Klien tampak lebih lega

S : Klien mengatakan bersedia

O :

25

Page 26: Askep BPH Fix

3 12.20

melakukan posisi yang

nyaman;mendorong

penggunaan relaksasi/latihan

napas dalam;aktivitas terapeutik

Mendorong peningkatan

pemasukan oral berdasarkan

kebutuhan individu

Klien kooperatif

Klien terlihat nyaman

Klien tampak

memperhatikan apa yang

diajarkan perawat

S : Klien mengatakan rutin

meminum obat oral sesaui

dengan dosis yang di berikan

oleh dokter

O : Klien mau meminum obat oral

yang di berikan oleh perawat

1,3 22-3-2013

07.15

- Mengkaji KU dan TTV S : Klien mengatakan bersedia

O :

TD : 120/70

Nadi : 83x/menit

RR : 20x/menit

Suhu : 36, 5 oC

26

Page 27: Askep BPH Fix

1,2

2

08.00

09. 30

Memberikan Dexametason

5mg/12 jam, Ondansetron

4mg/12 jam, Ketorolax

30mg/12 jam dan furosemid 1

tablet/8jam

Mengkaji nyeri dan lokasi

nyeri

S : Klien mengatakan bersedia

O :

Klien tampak kooperatif

Injeksi ketorolax,

ondansetron, dexametason

masuk melalui IV dan

furosemid 1 tablet melalui

oral

S : Klien mengatakan nyeri daerah

prostat dan rongga peritonial

O :

Klien tampak sedikit

menyeringai

Skala nyeri berkurang

P : Saat BAK

Q : Rasa seperti di tusuk

R : Rongga peritonial dan

prostat

27

Page 28: Askep BPH Fix

3

2

3

1

10.00

11.00

14.00

23- 3 – 2013

07. 20

Meningkatkan tirah baring

dengan kepala tinggi

Mempertahankan tirah baring

bila diindikasikan

Memberikan cairan IV sesuai

kebutuhan

Mendorong pasien untuk

berkemih tiap 2-4 jam dan bila

tiba-tiba dirasakan.

S : Skala nyeri 3

T : hilang timbul

S : Klien mengatakan nyaman

O : Klien terlihat nyaman dengan

posisi tersebut.

S : Klien mengatakan lebih sering

beristirahat

O : Klien terlihat banyak istirahat

di tempat tidur

S : Klien mengatakan menerima

pemberian cairan IV sesuai

kebutuhan

O : Klien terlihat menerima

tindakan dari perawat.

S : Klien sudah merasa lega

walaupun frekuensi kencing

sedang.

O : Kien terlihat lega walau

28

Page 29: Askep BPH Fix

2,3

2

08.10

10.00

Memberikan Dexametason

5mg/12 jam, Ondansetron

4mg/12 jam, Ketorolax

30mg/12 jam dan furosemid 1

tablet/8jam

Mengkaji nyeri dan lokasi

nyeri

frekuensi kencingnya hanya

sedikit.

S : Klien mengatakan bersedia

O :

Klien tampak kooperatif

Injeksi ketorolax,

ondansetron, dexametason

masuk melalui IV dan

furosemid 1 tablet melalui

oral

S : Klien mengatakan nyeri daerah

prostat dan rongga peritonial

O :

Klien terlihat sedikit

menyeringai

Skala nyeri berkurang

menjadi 3

P : Saat BAK

Q : Rasa nyeri seperti ditusuk

29

Page 30: Askep BPH Fix

2

3

11.00

12.00

Mengajari teknik relaksasi

Memantau warna, jumlah dan

frekuensi kehilangan cairan.

tusuk

R : Rongga peritonial dan

prostat

S : Skala nyeri 3

T : Hilang timbul

S : Klien mengatakan bersedia

O : Klien tampak melakukan apa

yang di ajarkan oleh perawat

S : Klien mentakan warna air

kencingnya tidak keruh dan

frekurnsi sedang

O :

Warna urien jernih

Frekuensi sedang

VII. Evaluasi

Hari/

Tanggal

Diagnosa Keperawatan Evaluasi Hasil TTD

Rabu 1. Retensi urin b.d ketidakmampuan S :

30

Page 31: Askep BPH Fix

20-3-2013 kandung kemih untuk berkontraksi

dengan adekuat

2. Nyeri b.d distensi kandung kemih

klien mengatakan

frekuensi berkemih masih

sedikit

klien mengatakan kencing

sudah bisa keluar, tapi

terkadang sulit keluar

klien mengatakan sudah

ada rasa puas sudah bisa

berkemih walaupun

terkadang masih sulit

O :

Urine sudah tidak menetes

setelah berkemih

A :

masalah teratasi sebagian

P :

lanjutkan intervensi 3,4,5

S :

Klien mengatakan masih

31

Page 32: Askep BPH Fix

3. Kekurangan volume cairan b.d

kehilangan cairan aktif

merasa nyeri saat dan

setelah berkemih

Klien mengatakan nyeri

yang dirasakan menganggu

aktivitasnya

O :

Klien terlihat masih sering

merasa nyeri saat dan

setelah berkemih

Klien lebih sering istirahat

di tempat tidur

A :

Masalah teratasi sebagian

P :

Lanjutkan intervensi

S :

Klien mengatakan masih

jarang minum air putih

32

Page 33: Askep BPH Fix

O :

Membran mukosa lembab

Konjunctiva non anemis

Klien terlihat sudah tidak

lemas

A :

Masalah teratasi sebagian

P :

Lanjutkan intervensi 2, 4Kamis

21-3-2013

1. Retensi urin b.d ketidakmampuan

kandung kemih untuk berkontraksi

dengan adekuat

S :

klien mengatakan

frekuensi berkemih masih

sedikit

klien mengatakan kencing

sudah bisa keluar, tapi

terkadang sulit keluar

klien mengatakan sudah

ada rasa puas sudah bisa

berkemih walaupun

33

Page 34: Askep BPH Fix

2. Nyeri b.d distensi kandung kemih

terkadang masih sulit

O :

Urine sudah tidak menetes

setelah berkemih

A :

masalah teratasi sebagian

P :

lanjutkan intervensi 3,4,5

S :

Klien mengatakan masih

merasa nyeri saat dan

setelah berkemih

Klien mengatakan nyeri

yang dirasakan menganggu

aktivitasnya

O :

Klien terlihat masih sering

merasa nyeri saat dan

34

Page 35: Askep BPH Fix

3. Kekurangan volume cairan b.d

kehilangan cairan aktif

setelah berkemih

Klien lebih sering istirahat

di tempat tidur

A :

Masalah teratasi sebagian

P :

Lanjutkan intervensi 4,5

S :

Klien mengatakan masih

jarang minum air putih

O :

Membran mukosa lembab

Konjunctiva non anemis

Klien terlihat sudah tidak

lemas

A :

Masalah teratasi sebagian

35

Page 36: Askep BPH Fix

P :

Lanjutkan intervensi 2, 4

Jum’at

22-3-2013

1. Retensi urin b.d ketidakmampuan

kandung kemih untuk berkontraksi

dengan adekuat

S :

klien mengatakan

frekuensi berkemih masih

sedikit

klien mengatakan kencing

sudah bisa keluar, tapi

terkadang sulit keluar

klien mengatakan sudah

ada rasa puas sudah bisa

berkemih walaupun

terkadang masih sulit

O :

Urine sudah tidak menetes

setelah berkemih

A :

masalah teratasi sebagian

P :

36

Page 37: Askep BPH Fix

2. Nyeri b.d distensi kandung kemih

3. Kekurangan volume cairan b.d

lanjutkan intervensi 3,4,5

S :

Klien mengatakan masih

merasa nyeri saat dan

setelah berkemih

Klien mengatakan nyeri

yang dirasakan menganggu

aktivitasnya

O :

Klien terlihat masih sering

merasa nyeri saat dan

setelah berkemih

Klien lebih sering istirahat

di tempat tidur

A :

Masalah teratasi sebagian

P :

Lanjutkan intervensi 4,5

37

Page 38: Askep BPH Fix

kehilangan cairan aktif S :

Klien mengatakan masih

jarang minum air putih

O :

Membran mukosa lembab

Konjunctiva non anemis

Klien terlihat sudah tidak

lemas

A :

Masalah teratasi sebagian

P :

Lanjutkan intervensi 2, 4

Sabtu

23-3-2013

1. Retensi urin b.d ketidakmampuan

kandung kemih untuk berkontraksi

dengan adekuat

S :

Klien mengatakan sudah

ada rasa puas saat berkemih

Klien mengatakan, BAK

sudah bisa keluar

Klien mengatakan frekuensi

38

Page 39: Askep BPH Fix

2. Nyeri b.d distensi kandung kemih

berkemih banyak

O :

Urine sudah tidak menetes

setelah berkemih

A :

Masalah teratasi

P :

Lanjutkan intervensi bila masalah

muncul lagi

S :

Klien mengatakan nyeri saat

kencing sudah berkurang

O :

Klien sudah jarang

merasakan nyeri

A :

Masalah teratasi sebagian

39

Page 40: Askep BPH Fix

3. Kekurangan volume cairan b.d

kehilangan cairan aktif

P :

Lanjutkan intervensi

S :

Klien mengatakan sudah

mau minum air putih hingga

2,5 L/ hari

O :

Mukosa bibir lembab

Konjuctiva non anemis

Mukosa bibir lembab

Klien terlihat segar, sudah

tidak lemas

A :

Masalah teratasi

P :

Lanjutkan ingervensi bila

40

Page 41: Askep BPH Fix

masalah muncul lagi

`

41