Post on 17-Dec-2015
MAKALAH
LAPORAN PENDAHULUAN
PNEUMONIA PADA ANAK
A. Definisi
Pneumonia adalah suatu peradangan alveoli atau pada parenchyma paru yang terjadiPneumonia adalah suatu penyakit peradangan akut pada parenkim paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit (Standar Profesi Ilmu Kesehatan Anak FK Unsri Palembang, 2000).
Pneumonia disebabkan oleh virus pathogen yang masuk ke dalam tubuh melalui aspirasi, inhlasi/penyebab sirkulasi : pneumonia paling banyak disebabkan oleh bakteri (KMB, Jilid I, Salemba Medika, 2001).
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dan bronkus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius lobus dan alveoli serta menimbulkan kerusakan jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat (IPD Jilid II, Sarwono Soeparman, 1996).
Pneumonia adalah radang paru-paru disertai dengan eksudasi dan konsolidasi. Pada bayi baru lahir pneumonia yang fatal adalah yang disebabkan oleh sifilis congenital yang disertai dengan generasi lemak pada paru-paru sehingga paru-paru tampak pucat serta tidak mengandung udara (Kamus Kedokteran Dorland, edisi 25 EGC, 1998).
B. Etiologi Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh bakteri yang timbul secara primer atau sekunder setelah infeksi virus. Penyebab tersering pneumonia bakterialis adalah bakteri positif-gram, streptococcus pneumoniae yang menyebabkan pneumonia streptococcus. Bakteri staphylococcus aureus dan streptococcus beta-hemolitikus juga sering menyebabkan pneumonia, demikian juga pseudomonas aeruginosa.
Pada bayi dan anak-anak penyebab yang paling sering adalah : virus sinsial pernafasan, adenovirus, virus parainfluenza dan virus influenza.
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko kematian akibat pneumonia : 1. Umur di bawah 2 bulan
2. Tingkat sosioekonomi rendah
3. Gizi kurang
4. Berat badan lahir rendah
5. Tingkat pendidikan ibu rendah6. Tingkat pelayanan (jangkauan) kesehatan rendah
7. Kepadatan tempat tinggal
8. Imunisasi yang tidak memadai
9. Menderita penyakit kronis.B. Patofisiologi
Adanya gangguan pada terminal jalan nafas dan alveoli oleh mikroorganisme pathogen yaitu virus dan staphylococcus aurens, H. influenzue dan streptococcus pneumonae bakteri
Terdapat infiltrate yang bisanya mengenai pada multiple lobus . terjadanya distruksi sel dengan menaggalkan debris celluler ke dalam lumen yang mengakibatkan gangguan fungsi alveolar dan jalan nafas .
Pada anak kondisi ini dapat akut dan kronik misalnya AIDS, cystic Fibrosis, aspirasi benda asing dan conginetal yang dapat meningkatkan resio pneumonia.C. Manifestasi KlinisTanda dan gejala berupa :
1. Batuk nonproduktif
2. Ingus (nasal discharge)
3. Suara napas lemah
4. Retraksi intercosta
5. Penggunaan otot bantu napas
6. Demam
7. Ronchii
8. Cyanosis
9. Thorak photo menunjukkan infiltrasi melebar
10. Batuk
11. Sakit kepala
12. Sesak nafas
13. Menggigil
14. Berkeringat
15. Lelah.
D. WOC Pneumonia
E. Komplikasi
1. Abses paru
2. Efusi pleural
3. Empisema
4. Gagal napas
5. Perikarditis
6. Meningitis
7. Atelektasis
8. Hipotensi
9. Delirium
10. Asidosis metabolik
11. Dehidrasi
12. Penyakit multi lobular
F. Pemeriksaan Diagnostik1. Sinar X
Mengidentifikasikan distribusi struktural dapat juga menyatakan abses luas/infiltrate, empiema, infiltrasi menyebar atau terlokalisasi, atau penyebaran/perluasan infiltrate nodul. Pada pneumonia mikoplasma, sinar X dada mungkin bersih.2. GDATidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlihat dan penyakit paru yang ada.
3. JDL Leukositosis biasanya ada, meskipun sel darah putih rendah terjadi pada infeksi virus, kondisi tekanan imun seperti AIDS, memungkinkan berkembangnya pneumonia bakterial.
4. Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darahDapat diambil dengan biopsi jarum, aspirasi trakeal, bronkoskopi fiberoptik, atau biopsi pembukaan paru untuk mengatasi organisme penyebab. Lebih dari 1 tipe organisme ada, bakteri yang umum Diplococcus pneumonia, stapilococcus aureus, A-hemolitik streptococcus, Haemophilus, CMV.
5. Pemeriksaan serologi
Membantu dalam membedakan diagnosis organisme khusus
6. LED
Meningkat
7. Pemeriksaan fungsi paru
Volume mungkin menurun, tekanan jalan napas mungkin meningkat dan komplain menurun, mungkin terjadi perembesan.
8. Elektrolit
Natrium dan klorida mungkin rendah
9. Bilirubin
Mungkin meningkat
10. Aspirasi perkuatan/biopsi jaringan paru terbuka
Dapat menyatakan intraniklear tipikal dan keterlibatan sitoplastik, karakteristik sel raksasa.
G. Penatalaksanaan1. Oksigen 1-2 l/menit2. IVFD dekstrose 10% : NaCl 0,9% = 3:1, +KCl 10 mEq/500 ml cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu dan status dehidrasi.
3. Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui selang nasogastirk dengan feeding drip.
4. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta agois untuk memperbaiki transport mukosiler.
5. Koreksi gangguan keseimbangan asam dan basa elektrolit.
6. Antibiotik sesuai hasil biakan atau berikan :
a. Untuk kasus pneumonia communiti base :1. Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian
2. Kloramfenikol 75 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian
b. Untuk kasus pneumonia hospital base :
1) Sefotaksim 100 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian
2) Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.H. Asuhan Keperawatan Teoritis pada Pneumoniaa. Data Dasar Pengkajian1. Aktivitas/Istirahat
Gejala :Kelemahan, kelelahan
Insomnia
Tanda:Letargi
Penurunan toleransi terhadap aktivitas
2. Sirkulasi
Gejala:Riwayat adanya GJK kronis
Tanda:Takikardia
Penampilan kemerahan atau pucat
3. Integritas Ego
Gejala:Banyaknya stressor, masalah finansial
4. Makanan dan cairan
Gejala:kehilangan nafsu makan, mual/muntah
Tanda:Distensi abdomen
Hiperaktif bunyi usus
Kulit kering dengan turgor buruk
Malnutrisi5. Neurosensori
Gejala :Sakit kepala daerah frontus (influenza)
Tanda:Perubahan mental (bingung, somnolen)
6. Nyeri / Kenyamanan
Gejala :Sakit kepala
Nyeri dada (pleuritik) meningkat oleh batuk : nyeri dada substernal (influenza)
Mialgia, artalgia
Tanda:Melindungi area yang sakit (pasien umumnya tidak pada sisi yang sakit untuk membatasi gerakan)
7. Pernapasan
Gejala:Takipnea, dispnea progresif, pernapasan dangkal, penggunaan otot aksesori, pelebaran nasal.
Tanda:Sputum, merah muda, berkarat atau purulen
Perkusi : pekak di atas area yang konsolidasi
Fremitus : taktis dan vokal bertahap meningkat dengan konsolidasi
Gesekan fraksi pleural.
Bunyi napas : menurun atau tidak ada diale area yang terlibat, atau nafas bronchial.
Warna pucat atau siunosis bibir/kaku.
8. Keamanan
Gejala:Riwayat gangguan sistem imun
DemamTanda:Berkeringat
Menggigil berulang, gemetaran
9. Pemeriksaan Diagnostik
Sinar X : mengidentifikasi distribusi struktural, dapat juga menyatakan abses luas/infiltrate, empisema, infiltrasi menyebar atau terlokalisasi, atau penyebaran/perluasan infiltrate nodul GDR / nadi oksimetri : tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan penyakit paru yang ada. Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah : dapat diambil dengan biopsi jarum, aspirasi transtrakeal, bronkoskopi fiberoptik atau biopsi pembukaan paru untuk mengatasi organisme penyebab.JDL : Leukositosis biasanya ada, meskipun sel darah putih rendah terjadi pada infeksi virus, kondisi tekanan imun memungkinkan perkembangannya pneumonia bakterial. Pemeriksaan serologi : membantu dalam membedakan diagnosa organisme khusus. LED meningkat Pemeriksaan fungsi paru Elektrolit : Na & klorida mungkin rendah.
b. Prioritas Masalah 1. Mempertahankan/memperbaiki fungsi pernapasan
2. Mencegah komplikasi 3. Mendukung proses penyembuhan
Memberikan informasi tentang penyakit/prognosis dan pengobatan.
4. Diagnosa yang Mungkin Muncul1. Kebersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret cairan mukus2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi bronchial3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan meningkatnya sekresi dan akumulasi aksudatDaftar pustaa
Suriadi, S.Kp, MSN, Rita Yuliana, S.Kp. M.Psi Asuhan Keperawatan Pada Anak,Jakarta 2006
Ngastiyah Perawatan anak sakit / Ngastiyah ; editor, Setiawan Jakarta : EGC, 1997
MK : Bersihan jalan nafas tidak efektif
MK : Gangguan pola nafas
MK : Gangguan pemenuhan nutrisi
Hipoksemia
Kerusakan jaringan paru
Anoreksia
Sputum bau dan kental
O2 ke vena alveolar kapiler terhambat
Terbentuknya eksudat dalam alveoli
Produksi sputum meningkat
Ekstrapasasi cairan sirosa ke dalam alveoli
MK : Risiko tinggi kekurangan cairan
Peradangan alveolus (parenkim paru)
Suhu tubuh meningkat
Nyeri
Bakteri/virus
Inhalasi
Tirah baring lama
Aspirasi