ASKEP STROKE NON HEMOROGIK DOC

download ASKEP STROKE NON HEMOROGIK DOC

of 14

Transcript of ASKEP STROKE NON HEMOROGIK DOC

  • 8/14/2019 ASKEP STROKE NON HEMOROGIK DOC

    1/14

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN STROKE

    DI RUANG KENAGA RS UMUM KABUPATEN TANGERANG

    A. PENGKAJIANI. IDENTITAS KLIEN

    Nama klien : Ny. M

    Umur : 51 thn

    Jenis kelamin : perempuan

    Alamat : sepatan timur

    Perkawinan : menikah

    Agama : islam

    Suku : sunda

    Pendidikan : -

    Pekerjaan : IRT

    Tanggal masuk RS : 04 november 2013

    Diagnose medis : SNH

    Sumber informasi : anak dan keluarga

    Tanggal pengkajian : 06 november 2013

    Ruangan : kenanga

    Keluarga dekat : anak

    II. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANGKlien dibawa ke RS oleh keluarga dengan keluhan tidak sadarkan diri sekitar 6jam sebelum tiba di RS awalnya klien sedang tidur setelah keluarga

    membangunkan klien tidak sadar, lemah dan tidak bergerak

    III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALURiwayat imunisasi : tidak imunisasi

    Riwayat alergi : tidak ada

    Kebiasaan : tidak ada

    Penyakit yang pernah di derita: hipertensi

    Obat-obat yang pernah di gunakan :-

    Riwayat kecelakaan : tidak ada

    Tindakan oprasi : tidak ada

    IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGAorang tua : hipertensi

    saudara : tidak ada

    anggota keluarga lain : tidak ada

  • 8/14/2019 ASKEP STROKE NON HEMOROGIK DOC

    2/14

    genogram : ny. M

    V. KEBUTUHAN DASAR ADLPola nutrisi

    Prekwensi makan : 3x sehari

    Jenis makanan : makanan bergizi

    Makan yang disukai : daging ayam, ikan mujir dan sayur asem

    Makanan pantang : tidak ada

    Nafsu makan : baik

    Pola eliminasi

    BAB : 2X sehari

    Waktu : pagi dan sore

    Warna : kekuningan

    Konsistansi : lunak

    BAK : 400 CC

    Warna : kuning

    Bau : amoniak

    Pola tidur dan istirahat

    Waktu tidur : jam 9 malam

    Lama tidur : 8 jam

    Kebiasaan saat tidur : tidak ada

    Kesulitan dalam tidur : tidak ada

    VI. PEMERIKSAAN FISIKKepala

    Bentuk : simetris

    Rambut warna : hitam keputihan

    Distribusi : merata

    Kondisi kulit : lembab

    Bengkak : tidak ada

  • 8/14/2019 ASKEP STROKE NON HEMOROGIK DOC

    3/14

    Pusing sakit kepala : -

    Alopesia : -

    Benjolan : tidak ada

    Mata

    Bentuk : simetris

    Konjungtifa : merah pucat

    Fungsi penglihatan : -

    Reaksi pupil : miosis

    Hidung

    Keluaran : tidak ada

    Lecet : tidak ada

    Edema : tidak ada

    Reaksi alergi : tidak ada

    Fungsi penghindu : kurang baik

    Pernafasan cuping hidung : tidak ada

    Mulut

    Bentuk : unsimetris

    Lesi : tidak adaMembrane mukosa : lembab

    Warna bibir : merah kehitman

    Pembesaran tonsil : tidak ada

    Stomatitis : tidak ada

    Kesulitan menelan : ada

    Telinga

    Bentuk : simetris

    Lesi : tidak ada

    Keluran : tidak ada

    Leher

    Kulit : lembab

    ROM : tidak dapat melakukan/kaku

  • 8/14/2019 ASKEP STROKE NON HEMOROGIK DOC

    4/14

    Kelenjar getah bening : tidak bengkak

    Kelenjar tiroid : tidak bengkak

    Trackhea : -

    Pernafasan

    Suara paru : vesikuler

    Pola nafas : abdomen

    Sputum : tidak ada

    Sirkulasi

    Capillary refill : 3 detik

    Distensi vena jugularis: tampak

    Suara jantung : regular

    Suara jantung tambahan : tidak ada

    Clubbing : tidak ada

    Neurologi

    Tingkat kesadaran : koma

    Orintasi : pasien koma

    Koordinasi : klien tidak dapat menggerakan anggota tubuhnya

    Riwayat epilepsy : tidak ada

    Repleks : tidak ada

    Nilai GCS : E :1 M : 1 V : 1

    Kekuatan menggenggam : tidak ada

    Musculoskeletal

    Nyeri : tidak ada

    Kekakuan : -

    ROM : dibantu

    Tonus otot : lemah

  • 8/14/2019 ASKEP STROKE NON HEMOROGIK DOC

    5/14

    VII. DATA PENUNJANGUreum 38 mg/dl 10-50

    Creatinin 1.0 mg/dl 0,5-1,6

    Cholesterol 267 mg/dl

  • 8/14/2019 ASKEP STROKE NON HEMOROGIK DOC

    6/14

    IX. ANALISA DATANo Data Etiologi Masalah

    1 DS:- Anak Pasien mengatakan pasien

    tidak sadarkan diri -/+ 6 jam

    SMRS

    DO:

    - KU: Berat

    - Kes: Coma

    - GCS: 3 (E:1, V:1, M:1)

    TTV:

    - Td: 130/60 mmHg

    - N: 92 x/m

    - R: 26 x/m

    Pemeriksaan lab.

    04 nov 2013

    Cholesterol: 236 mg/dl

    HDL: 49 mg/dl

    LDL: 164 mg/dl

    Emboli

    TIA

    Suplay darah ke

    serebral menurun

    Perubahan perfusi

    jaringan

    Perubahan perfusijaringan berhubungan

    dengan interupsi

    aliran darah

    2 DS:- Anak Pasien mengatakan pasien

    lemah dan tidak bergerak.

    DO:

    - Rentang gerak pasien terganggu

    - KU: Berat

    - Kes: Coma

    - GCS: 3 (E:1, V:1, M:1)

    TTV:

    - Td: 130/60 mmHg

    - N: 92 x/m

    - R: 26 x/m

    Penurunan Suplai

    darah ke serebral

    Hipoxia Jar. Otak

    Kerusakan otak

    Edema Jar. Otak

    Defisit Jar. Otak

    Hemaparisis,Paralisis

    Kerusakan mobilitas

    fisik berhubungan

    dengan kerusakan

    neuromuskuler:

    paralisis

    3 DS:- Anak Pasien mengatakan pasien

    tetap tidak sadar walaupun sudah

    dibangunkan.

    DO:

    - Pasien afasia- KU: Berat

    Penurunan Suplai

    darah ke serebral

    Hipoxia Jar. Otak

    Kerusakan otak

    Kerusakan menelan

    berhubungan dengan

    penurunan kesadaran

  • 8/14/2019 ASKEP STROKE NON HEMOROGIK DOC

    7/14

    - Kes: Coma

    - GCS: 3 (E:1, V:1, M:1)

    Penurunan kesadaran

    X. DIAGNOSA1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan interupsi aliran darah.

    2. Kerusakan mobilitas fisik behubungan dengan keterlibatan neuromuskular:

    paralisis.

    3. Kerusakan menelan berhubungan dengan penurunan kesadaran

    XI. PERENCANAAN KEPERAWATANNo Diagnosa Tujuan dan

    kriteria hasil

    Intervensi Rasional

    1 Perubahanperfusi jaringan

    berhubungan

    dengan

    interupsi aliran

    darah.

    DS:

    - Anak Pasienmengatakan

    pasien tidak

    sadarkan diri + 6

    jam SMRS

    DO:

    - KU: Berat

    - Kes: Coma

    - GCS: 3 (E:1,

    V:1, M:1)

    TTV:

    - Td: 130/60

    mmHg

    - N: 92 x/m

    - R: 26 x/m

    Pemeriksaan lab.

    Tgl 04 nov 2013

    Cholesterol: 236

    mg/dl

    HDL: 49 mg/dlLDL: 164 mg/dl

    Tujuan :

    Diharapkan Setelah

    dilakukan tindakan

    keperawatan

    diharapkan selama

    3 hari pasien

    dapat meningkatkan

    tingkat kesadaran

    biasanya atau

    membaik, fungsi

    kognitif dan

    motorik sensori.

    Menunjukkan TTV

    stabil dan tak ada

    tanda-tanda

    peningkatan TIK.

    KH :

    Tingkat kesadaranmembaik, TTV

    stabil tidak ada

    tanda-tanda

    peningkatan

    tekanan intrakranial

    DO:

    - KU: Normal

    - Kes: Compos

    Mentis

    - GCS: Normal

    Mandiri

    1. Tentukan faktor-faktor

    yang berhubungan dengan

    keadaan/penyebab khusus

    selama koma/penurunan

    perfusi serebral dan

    potensial terjadi

    peningkatan TIK.

    2. Pantau/catat status

    neurologis sesering

    mungkin dan bandingkan

    dengan keadaan

    normalnya/standar.

    3. Pantau tanda-tanda

    vital, seperti catat :

    - Adanya

    hipertensi/hipotensi,

    bandingkan tekanan darahyang terbaca pada kedua

    lengan.

    - Frekuensi dan irama

    jantung : auskultasi adnaya

    mur-mur.

    - Catat pola dan irama dari

    pernapasan, seperti adanya

    periode apnea setelah

    pernapasan hiperpentilas,

    pernapasan cheyne-

    strokes.

    Mempengaruhi penetapan

    intervensi.

    - Mengetahui

    kecenderungan tingkat

    kesadaran dan potensial

    peningkatan TIK dan

    mengetahui lokasi, luas

    dan kemajuan kerusakan

    SSP.

    - Hipertensi/hipotensi

    postural dapat menjadi

    faktor pencetus.

    - Perubahan terutama

    adanya bradikardia dapat

    terjadi sebagai akibat

    adanya kerusakan otak.- Ketidakteraturan

    pernapasan dapt

    memberikan gambaran

    lokasi kerusakan

    serebral/peningkatan TIK.

    - Ukuran dan kesamaan

    pupil

    ditentukan oleh

    keseimbangan antarapersarafan simpatis dan

  • 8/14/2019 ASKEP STROKE NON HEMOROGIK DOC

    8/14

    TTV:

    -Td: 120/80 mmHg

    -N: 60-80 x/m

    -R: 16-20 x/m

    Pemerikksaan Lab:

    - Cholesterol:< 226 mg/dl.

    - HDL: L: >45/P:

    >35 mg/dl.

    LDL:

  • 8/14/2019 ASKEP STROKE NON HEMOROGIK DOC

    9/14

    tentang keefektifanpengobatan/ kadar

    terapeutik.

    2 Kerusakan

    mobilitas fisikbehubungan

    dengan

    keterlibatan

    neuromuskular:

    paralisis.

    DS:

    - Anak Pasien

    mengatakan

    pasien lemah dan

    tidak bergerak.

    DO:

    - Rentang gerak

    pasien terganggu

    - KU: Berat

    - Kes: Coma

    - GCS: 3 (E:1,

    V:1, M:1)

    TTV:

    - Td: 130/60

    mmHg

    - N: 92 x/m

    - R: 26 x/m

    Tujuan :

    Diharapkan Setelahdilakukan tindakan

    keperawatan

    diharapkan selama

    3 hari kondisi

    pasien dapat

    menunjukan

    peningkatan

    kekuatan dan fungsi

    bagian tubuh yang

    terkena atau

    kompensasi.Mempertahankan

    integritas kulit

    KH :

    Pasien dapat

    mempertahankan

    posisi yang optimal,

    terjadi

    peningkatkan

    kekuatan dan fungsi

    bagian tubuh yangterkena, pasien

    dapat

    mendemonstrasikan

    perilaku yang

    memungkinkan

    aktivitas.

    DO:

    - Rentang gerak

    pasien normal

    - KU: Membaik

    (normal)

    - Kes: Compos

    Mentis

    - GCS: Normal

    - TTV

    - Td: 120/80 mmHg

    - N: 60-80 x/m

    - R:16-20 x/m

    Mandiri

    1. Kaji kemampuan secarafungsional/ luasnya

    kerusakan awal dan

    dengan cara yang teratur.

    2. Ubah posisi minimal

    setiap 3 jam

    (Terlentang,miring) dan

    sebagainya dan jika

    memungkinkan bisa lebih

    sering jika diletakkan

    dalam posisi bagian yangterganggu.

    3. Letakkan pada posisi

    terlengkuk satu kali atau

    dua kali sehari jika pasien

    dapat mentoleransinya.

    4. Mulailah melakukan

    latihan rentang gerak aktif

    dan pasif pada semua

    ekstermitas saat masuk.

    Anjurkan melakukan

    latihan seperti latihan

    quadrisep/gluteal,

    meremas bola karet,

    melebarkan jari-jari dan

    kaki/telapak.

    5. Sokong ekstermitas

    dalam posisi

    fungsionalnya, gunakan

    papan kaki (footboard)

    selama periode paralisisflaksid, pertahankan posisi

    kepala netral.

    6. Gunakan penyangga

    lengan ketika pasien

    berada dalam posisi tegak,

    sesuai indikasi.

    7. Evaluasi penggunaan

    dari kebutuhan alat bantu

    untuk pengaturan posisiatau alat pembalut selama

    - Mengidentifikasikekuatan/kelemahan dan

    dapat memberikan

    informasi mengenai

    pemulihan.

    - Menurunkan resiko

    terjadinya trauma/iskemia

    jaringan. Kerusakan pada

    kulit/dekubitus.

    - Membantu

    mempertahankan ekstensipinggul funngsional.

    - Meminimalkan atrofi

    otot, meningkatkan

    sirkulasi, membantu

    mencegah kontraktur.

    - Paralisis flaksid dapat

    mengganggu

    kemampuannya untuk

    menyangga kepala, dilain

    pihak paralisis spastik

    dapat mengarah pada

    deviasi kepala kesalah satu

    sisi.

    - Selama paralisis flaksid,

    penggunaan penyangga

    dapat menurunkan resiko

    terjadinya subluksasio

    lengan dan sindrom bahu-

    lengan.- Kontraktur fleksi dapat

    terjadi akibat dari otot

    fleksor lebih kuat

    dibandingkan dengan otot

    ekstensor.

    - Mencegah adduksi bahu

    dan fleksi siku

    - Meningkatkan aliran

    balik vena dan membantu

    mencegah terbentuknyaedema.

  • 8/14/2019 ASKEP STROKE NON HEMOROGIK DOC

    10/14

    periode paralisis spastik.

    8. Tempatkan bantal

    dibawah aksila untuk

    melakukan abduksi pada

    tangan.

    9. Tinggikan tangan dan

    kepala.

    10. Tempatkan hand roll

    keras pada telapak tangan

    dengan jari-jari dan ibu

    jari saling berhadapan.

    11. Posisikan lutut dan

    panggul dalam posisi

    ekstensi.

    12. Pertahankan kaki

    dalam posisi netral dengan

    gulungan/bantalan

    trokanter.

    13. Gunakan papan kaki

    secara berganti, jika

    memungkinkan.

    14. Bantu untuk

    mengembangkan

    keseimbangan duduk

    (seperti meninggikan

    bagian kepala tempat

    tidur)

    15. Observasi daerah yang

    terkena termasuk warna,

    edema, atau tanda lain dari

    gangguan sirkulasi.

    16. Inspeksi kulit terutama

    pada daerah-daerah yang

    menonjol secara teratur.

    17. Bangunkan dari kursi

    sesegera mungkin setelah

    tanda-tanda vital stabil

    kecuali pada hemoragik

    serebral.

    18. Alasi kursi dudukdengan busa atau balon air

    - Alas/dasar yang keras

    menurunkan stimulasi

    fleksi jari-jari.

    - Mempertahankan posisi

    fungsional.- Mencegah rotasi

    eksternal pada pinggul.

    - Penggunaan yang kontinu

    (setelah perubahan dari

    paralisis flaksid ke spastik)

    dapat menyebabkan

    tekanan yang berlebihan

    pada sendi peluru kaki,

    meningkatkan spastisitas,

    dan secara nyata

    meningkatkan fleksi

    plantar.

    - Membantu dalam melatih

    kembali jaras saraf,

    meningkatkan respons

    propioseptik dan motorik.

    - Jaringan yang mengalami

    edema lebih mudah

    mengalami trauma dan

    penyembuhannya lambat.

    - Titik-titik tekanan pada

    daerah yang menonjol

    paling beresiko untuk

    terjadinya penurunan

    perfusi/iskemia.

    - Membantu menstabilkan

    tekanan darah (tonus

    vasomotor terjaga),

    meningkatkan

    keseimbangan ekstremitas.

    - Mencegah/menurunkantekanan

    koksigeal/kerusakan kulit.

    - Meningkatkan harapan

    terhadap

    perkembangan/peningkatan

    dan memberikan perasaan

    kontrol/kemandirian.

    - Dapat berespons dengan

    baik jika daerah yang sakit

    tidak menjadi lebihterganggu dan memerlukan

  • 8/14/2019 ASKEP STROKE NON HEMOROGIK DOC

    11/14

    dan bantu pasien untuk

    memindahkan berat badan

    dengan interval yang

    teratur.

    19. Susun tujuan denganpasien/orang terdekat

    untuk berpartisipasi dalam

    aktivitas/latihan dan

    mengubah posisi.

    20. Anjurkan pasien untuk

    membantu pergerakan dan

    latihan dengan

    menggunakan eksternitas

    yang tidak sakit

    untuk

    menyokong/menggerakkan

    daerah tubuh yang

    mengalami kelelahan.

    Kolaborasi

    21. Berikan tempat tidur

    dengan matras bulat

    (seperti egg crate

    mattress), tempat tidur

    air,alat flotasi, atau tempat

    tidur khusus (seperti

    tempat tidur kinetik)

    sesuai indikasi.

    22. Konsultasikan dengan

    ahli fisioterapi secara aktif,

    latihan resistif, dan

    ambulasi pasien.

    23. Bantulah dengan

    stimulasi elektrik, seperti

    TENS sesuai indikasi.

    24. Berikan obat relaksan

    otot, antispasmodik sesaui

    indikasi, seperti baklofen,

    dantrolen.

    dorongan serta

    latihan aktif untuk

    menyatukan kembali

    sebagai bagian dari

    tubuhnya sendiri.

    - Meningkatkan distribusi

    merata berat badan yang

    menurunkan tekanan pada

    tulang-tulang tertentu dan

    membantu untuk

    mencegah kerusakan

    kulit/terbentuknya

    dekubitus.

    - Program yang khusus

    dapat dikembangkan untukmenemukan kebutuhan.

    - Dapat membantu

    memulihkan kekuatan otot

    dan meningkatkan kontrol

    otot volunter.

    - Mungkin diperlukan

    untuk menghilangkan

    spastisitas pada ekstremitas

    yang terganggu.

    3 Kerusakanmenelan

    berhubungan

    dengan

    penurunankesadaran.

    Tujuan :Diharapkan Setelah

    dilakukan tindakan

    keperawatan

    diharapkan selama 3 hari keluarga

    Mandiri :

    1. Tinjau ulang patologi/

    kemampuan menelan

    pasien secara individual,

    catat luasnya paralisisfasial, gangguan lidah,

    - Intervensi nutrisi/pilihan

    rute makanan di tentukan

    oleh faktor-faktor ini.

    - Menetralkan

  • 8/14/2019 ASKEP STROKE NON HEMOROGIK DOC

    12/14

    DS:

    - Anak Pasien

    mengatakan

    pasien lemah dantidak bergerak

    - Pasien tidak

    sadar

    DO:

    - Pasien tidak

    bisa menelan

    makanan karna

    penurunan

    kesadaran

    - KU: Berat

    - Kes: Coma

    - GCS: 3 (E:1,

    V:1, M:1)

    pasien dapat

    membantu perawat

    dalam memberikan

    metode makan tepat

    untuk situasi dan

    kondisi pasiendengan aspirasi

    tercegah.

    Mempertahankan

    berat badan yang

    diinginkan.

    KH :Mendemonstrasikan

    metode makan tepat

    untuk situasi

    individual denganaspirasi tercegah.

    Mempertahankan

    berat badan yang

    diinginkan.

    DO:

    - Keluarga

    memahami metode

    makan yang tepat.

    - Pasien dapat

    makan tanpa

    bantuan alat medis

    (mis:NGT)

    - KU: Normal

    - Kes: Compos

    Mentis

    - GSC: Normal

    kemampuan untuk

    melindungi jalan napas.

    Timbang BB sesuai

    kebutuhan.

    2. Tingkatkan upaya untukdapat melakukan proses

    menelan yang efektif.

    Bantu pasien dengan

    mengontrol kepala.

    3. Letakan pasien pada

    posisi duduk/tegak selama

    dan setelah makan.

    4. Stimulasi bibir untuk

    menutup dan membuka

    mulut secara manual

    dengan menekan ringan di

    atas bibir/dibawah dagu

    jika di butuhkan.

    5. Letakan makanan pada

    daerah mulut yang tidak

    terganggu.

    6. Sentuh bagian pipih

    bagian dalam dengan

    spatel lidah/tempatkan esuntuk mengetahui

    kelemahan lidah.

    7. Berikan makan dengan

    perlahan pada lingkungan

    yang tenang.

    8. Mulai untuk

    memberikan makanan per

    oral setengah cair,

    makanan lunak ketikapasien dapat menelan air.

    9. Anjurkan pasien

    menggunakan sedotan

    untuk meminum cairan.

    10. Anjurkan orang

    terdekat untuk membawa

    makanan kesukaan pasien

    11. Pertahanakan masukandan keluaran dengan

    hiperekstensi, membantu

    mencegah aspirasi dan

    meningkatkan kemampuan

    untuk menelan.

    - Menggunakan gravitasi

    untuk memudahkan prosesmenelan dan menurunkan

    risiko terjadinya aspirasi.

    - Membantu dalam melatih

    kembali sensori dan

    meningkatkan kontrol

    muskuler.

    - Memberikan stimulasi

    sensori yang dapat

    mencetuskan usaha untuk

    menelan dan meningkatkan

    masukan.

    - Dapat meningkatkan

    gerakan dan kontrol lidah

    (pentingnya untuk

    menelan) dan menghambat

    jatuhnya lidah.

    - Pasien dapat

    berkosentrasi pada

    mekanisme makan tanpa

    adanya distraksi/gangguan

    dari luar.

    - Makanan lunak/cairan

    kental lebih mudah untuk

    mengendalikannya di

    dalam mulut, menurunkan

    resiko terjadinya aspirasi.

    - Menguatkan otot fasial

    dan otot menelan dan

    menurunkan resiko

    terjadinya tersedak.

    - Menstimulasi upaya

    makan dan meningkatkanmenelan/masukkan.

    - Jika usaha menelan tidak

    memadai untuk memenuhi

    kebutuhan cairan dan

    makanan, harus dicarikan

    metode alternatif untuk

    makan.

    - Dapat meningkatkan

    pelepasan endorfin dalam

    otak yang meningkatkan

    perasaan senang danmeningkatkan nafsu

  • 8/14/2019 ASKEP STROKE NON HEMOROGIK DOC

    13/14

    akurat, catat jumlah kalori

    yang masuk.

    12. Anjurkan untuk

    berpartisipasi dalam

    program latihan ataukegiatan

    Kolaborasi:

    13. Berikan cairan melalui

    IV dan/atau makanan

    melalui selang.

    makan.

    - Mungkin diperlukan

    untuk memberikan cairan

    pengganti.

    XII. IMPLEMENTASI

    Hari/tgl waktu Implementasi Evaluasi paraf

    Rabu

    06, nov,

    2013

    09:00

    09.00

    09.15

    09.20

    1. Mengobservasi Ku

    pasien dan Kes. Pasien.

    Hasil:

    Ku: berat. Kes:

    somnolent

    2. Mengkaji TTV. Hasil :

    Td : 97/54 mmHg

    N : 58 x/m

    R : 20 x/m

    St : 36,6 0 C

    3. Mengobservasi pupilklien, catat ukuran,

    bentuk, kesamaan dan

    reaksi terhadap cahaya.

    Hasil: ukuran pupil 5

    mm, pupil tidak bereaksi

    terhadap cahaya dan

    akomodasi kurang baik.

    4. Mempertahankan

    keadaan tirah baring,lingkungan yang tenang;

    NDx 1

    S: -

    O:

    - Ku: berat

    - Kes: somnolent- GCS: 6

    - TTV: Td : 97/54

    mmHg

    N : 58 x/m

    R : 20 x/m

    St : 36,6 0 C

    A: Masalah utama

    belum teratasi.

    P: Intervensi lanjut:

    1. Mengobservasi Kupasien dan Kes. Pasien.

    2. Mengkaji TTV.

    3. Mengobservasi pupil

    klien.

    4. Mempertahankan

    keadaan tirah baring.

    5. Meletakkan kepala

    dengan posisi agak

    ditinggikan.

    NDx 2S:-

  • 8/14/2019 ASKEP STROKE NON HEMOROGIK DOC

    14/14

    09.30

    11.00

    11.15

    11.30

    12.00

    memberikan istirahat

    secara periodik. Hasil:

    kerjasama dengan

    keluarga

    5. Meletakkan kepaladengan posisi agak

    ditinggikan. Hasil: Posisi

    semi fowler

    6.

    7. Mengubah posisi

    minimal setiap 2 jam.

    Hasil: posisi miring kiri

    dan miring kanan (sims)

    8. Menggerakkan

    ekstremitas atas dan

    bawah pasien. Hasil:

    menghindari adanya

    kekakuan

    9. Meninggikan tangan

    dan kepala pasien. Hasil:

    memberikan bantal

    sebagai penyangga

    kepala dan tangan

    10.Memberikan/melayani

    makanan per oral

    setengah cair/makanan

    lunak via NGT. Hasil:

    O:

    - Ku: berat

    - Kes: somnolent

    - GCS: 6

    A: Masalah dalam Ndx

    2 belum teratasi.

    P: Intervensi Lanjut:

    1. Mengubah posisi

    minimal setiap 2 jam.

    2. Menggerakkan

    ekstremitas atas dan

    bawah pasien.

    3. Meninggikan tangan

    dan kepala pasien.

    NDx 3

    S:-

    O:Pasien masih tidak

    bisa menelan penurunan

    kesadaran

    A:Masalah pada NDx 3

    belum teratasi

    P : Lanjutkan intervensi:

    1.Meletakkan kepala

    dengan posisi agak

    ditinggikan.

    2.Memberikan/melayani

    makanan per oral

    setengah cair/makanan

    lunak via NGT.