Askep Pneumonia (ATURAN).doc

32
askep pneumonia KONSEP DASAR MEDIK Defenisi Pneumonia adalah peradangan pada paru-.paru dan bronkiolus yang disebabkan oleh bakteri, jamur ,virus, atau aspirasi karma makanan atau benda asing. Pneumonia adalah infeksi pada parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian cairan didalam alveoli hal ini terjadi akibat adanya infeksi agen/ infeksius atau adanya kondisi yang mengganggu tekanan saluran trakheabronkialis. Adapun beberapa keadaan yang mengganggu mekanisme pertahanan sehingga timbul infeksi paru misalnya, kesadaran menurun, umur tua, trakheastomi, pipa endotrakheal dan lain-lain. Dengan demikian flora endogen yang menjadi pathogen ketika memasuki saluran pernapasan.(Ngasrial, Perawatan anak sakit, 1997). Etiologi Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh bakteri, yang timbul secara primer atau sekunder setelah infeksi virus. Penyebab tersering pneumonia bakterialis adalah bakteri positif-gram, Streptococus pneumoniae yang menyebabkan pneumonia streptokokus. Bakteri Staphylococcus aureus dan streptokokusbeta-hemolitikus. grup A. juga sering menyebabkan pneumonia, demikian juga Pseudomonas aeruginosa.Pneumonia lainnya disebabkan oleh virus, misalnya influenza. Pneumonia mikoplasma, suatu pneumonia yang relatif sering dijumpai,disebabkan oleh suatu mikroorganisme yang berdasarkan beberapa aspeknya, berada di antara bakteri dan virus. Individu yang mengidap acquired immunodeficiency syndrome, (AIDS) sering mengalami pneumonia yang pada orang normal sangat jarang terjadi yaitu pneumocystis carinii. Individu yang terpajan ke aerosol dari air yang lama tergenang, misalnya dari unit pendingin ruangan (AC) atau alat pelembab yang kotor, dapat mengidap pneumonia Legionella. Individu yang mengalami aspirasi isi lambung karena muntah atau air akibat tenggelam dapat mengidap pneumonia asporasi. Bagi individu tersebut, bahan yang teraspirasi itu sendiri yang biasanya menyebabkan pneumonia, bukan mikro-organisme, dengan mencetuskan suatu reaksi peradangan. Etiologi: o Bakteri : streptococus pneumoniae, staphylococus aureus. o Virus : Influenza, parainfluenza, adenovirus o Jamur : Candidiasis, histoplasmosis, aspergifosis, coccidioido mycosis, cryptococosis, pneumocytis carini. o Aspirasi : Makanan, cairan, lambung. o Inhalasi : Racun atau bahan kimia, rokok, debu dan gas. o Pneumonia virus bisa disebabkan oleh:Virus sinsisial pernafasan, Hantavirus, Virus influenza,Virus parainfluenza,Adenovirus, Rhinovirus, Virus herpes simpleks, Micoplasma (pada anak yang relatif besar) Pada bayi dan anak-anak penyebab yang paling sering adalah: - virus sinsisial pernafasan - adenovirus - virus parainfluenza - virus influenza. Manifestasi klinik Gejala penyakit pneumonia biasanya didahului infeksi saluran nafas atas akut

description

Askep Pneumonia (ATURAN).doc

Transcript of Askep Pneumonia (ATURAN).doc

Page 1: Askep  Pneumonia (ATURAN).doc

askep pneumonia

KONSEP DASAR MEDIK

Defenisi Pneumonia adalah peradangan pada paru-.paru dan bronkiolus yang disebabkan oleh bakteri, jamur ,virus, atau aspirasi karma makanan atau benda asing.

Pneumonia adalah infeksi pada parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian cairan didalam alveoli hal ini terjadi akibat adanya infeksi agen/ infeksius atau adanya kondisi yang mengganggu tekanan saluran trakheabronkialis. Adapun beberapa keadaan yang mengganggu mekanisme pertahanan sehingga timbul infeksi paru misalnya, kesadaran menurun, umur tua, trakheastomi, pipa endotrakheal dan lain-lain. Dengan demikian flora endogen yang menjadi pathogen ketika memasuki saluran pernapasan.(Ngasrial, Perawatan anak sakit, 1997).

Etiologi Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh bakteri, yang timbul secara primer atau sekunder setelah infeksi virus. Penyebab tersering pneumonia bakterialis adalah bakteri positif-gram, Streptococus pneumoniae yang menyebabkan pneumonia streptokokus. Bakteri Staphylococcus aureus dan streptokokusbeta-hemolitikus. grup A. juga sering menyebabkan pneumonia, demikian juga Pseudomonas aeruginosa.Pneumonia lainnya disebabkan oleh virus, misalnya influenza. Pneumonia mikoplasma, suatu pneumonia yang relatif sering dijumpai,disebabkan oleh suatu mikroorganisme yang berdasarkan beberapa aspeknya, berada di antara bakteri dan virus. Individu yang mengidap acquired immunodeficiency syndrome, (AIDS) sering mengalami pneumonia yang pada orang normal sangat jarang terjadi yaitu pneumocystis carinii. Individu yang terpajan ke aerosol dari air yang lama tergenang, misalnya dari unit pendingin ruangan (AC) atau alat pelembab yang kotor, dapat mengidap pneumonia Legionella. Individu yang mengalami aspirasi isi lambung karena muntah atau air akibat tenggelam dapat mengidap pneumonia asporasi. Bagi individu tersebut, bahan yang teraspirasi itu sendiri yang biasanya menyebabkan pneumonia, bukan mikro-organisme, dengan mencetuskan suatu reaksi peradangan. Etiologi: o Bakteri : streptococus pneumoniae, staphylococus aureus. o Virus : Influenza, parainfluenza, adenovirus o Jamur : Candidiasis, histoplasmosis, aspergifosis, coccidioido mycosis, cryptococosis, pneumocytis carini. o Aspirasi : Makanan, cairan, lambung. o Inhalasi : Racun atau bahan kimia, rokok, debu dan gas. o Pneumonia virus bisa disebabkan oleh:Virus sinsisial pernafasan, Hantavirus, Virus influenza,Virus parainfluenza,Adenovirus, Rhinovirus, Virus herpes simpleks, Micoplasma (pada anak yang relatif besar)

Pada bayi dan anak-anak penyebab yang paling sering adalah: - virus sinsisial pernafasan - adenovirus - virus parainfluenza - virus influenza.

Manifestasi klinik Gejala penyakit pneumonia biasanya didahului infeksi saluran nafas atas akut selama beberapa hari. Selain didapatkan demam, menggigil, suhu tubuh meningkat dapat mencapai 40 derajat celsius, sesak nafas, nyeri dada, dan batuk dengan dahak kental, terkadang dapat berwarna kuning hingga hijau. Pada sebagian penderita juga ditemui gejala lain seperti nyeri perut, kurang nafsu makan, dan sakit kepala.

Tanda dan Gejala berupa:Batuk nonproduktif, Ingus (nasal discharge),Suara napas lemah, Retraksi intercosta, Penggunaan otot bantu nafas, Demam, Ronchii, Cyanosis, Leukositosis, Thorax photo menunjukkan infiltrasi melebar, Batuk, Sakit kepala, Kekakuan dan nyeri otot, Sesak nafas, Menggigil, Berkeringat, Lelah. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan: - kulit yang lembab - mual dan muntah - kekakuan sendi.

Patofisiologi Pneumonia dapat terjadi akibat menghirup bibit penyakit di udara, atau kuman di tenggorokan terisap masuk ke paru-paru. Penyebaran bisa juga melalui darah dari luka di tempat lain, misalnya di kulit. Jika melalui saluran napas, agen (bibit penyakit) yang masuk akan dilawan oleh berbagai sistem pertahanan tubuh manusia. Misalnya, dengan batuk-batuk, atau perlawanan oleh sel-sel pada lapisan lendir tenggorokan, hingga gerakan rambut-rambut halus (silia) untuk mengeluarkan mukus (lendir) tersebut keluar. Tentu itu semua tergantung besar kecilnya ukuran sang penyebab tersebut.

Penatalaksanaan medis/pengobatan

Page 2: Askep  Pneumonia (ATURAN).doc

Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotik per-oral (lewat mulut) dan tetap tinggal di rumah.Penderita yang lebih tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau paru-paru lainnya, harus dirawat dan antibiotik diberikan melalui infus. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik. Kebanyakan penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan dan keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu.

Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, sesuai yang ditentukan oleh pemeriksaan sputum mencakup : Oksigen 1-2 L/menit.VFD dekstrose 10 % : NaCl 0,9% = 3 : 1, + KCl 10 mEq/500 ml cairan. Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui selang nasogastrik dengan feeding drip.Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier.Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.

Antibiotik sesuai hasil biakan atau berikan : Untuk kasus pneumonia community base : o Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian. o Kloramfenicol 75 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian. Untuk kasus pneumonia hospital base : o Sefoaksim 100 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian o Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.

Insiden Insiden pneumonia berbeda untuk daerah yang satu dengan daerah yang lain. Dan dipengaruhi oleh musim, insiden meningkat pada usia lebih 4tahun. Dan menurun dengan meningkatnya umur. Faktor resiko yang meningkatkan insiden yaitu umur 2bulan, gisi kurang, BBLR, tidak mendapat hasil yang memadai, polusi udara, kepadatan tempat tinggal, imunisasi kurang lengkap, membentuk anak dan defisiensi vitamin A, dosis pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat, mortabilitas dapat diturunkan kurang dari 1% bila pasien disertai dengan mall nutrisi, energi, protein,(MEP) dan terlambat berobat, kasus yang tidak diobati maka angka mortalitasnya masih tinggi.

Lihat: Lengkap | Ringkas Catatan gudang asuhan keperawatan/askep

askep pneumoniaBagikan 15 Juli 2009 jam 14:48KONSEP DASAR MEDIK

Defenisi Pneumonia adalah peradangan pada paru-.paru dan bronkiolus yang disebabkan oleh bakteri, jamur ,virus, atau aspirasi karma makanan atau benda asing.

Pneumonia adalah infeksi pada parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian cairan didalam alveoli hal ini terjadi akibat adanya infeksi agen/ infeksius atau adanya kondisi yang mengganggu tekanan saluran trakheabronkialis. Adapun beberapa keadaan yang mengganggu mekanisme pertahanan sehingga timbul infeksi paru misalnya, kesadaran menurun, umur tua, trakheastomi, pipa endotrakheal dan lain-lain. Dengan demikian flora endogen yang menjadi pathogen ketika memasuki saluran pernapasan.(Ngasrial, Perawatan anak sakit, 1997).

Etiologi Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh bakteri, yang timbul secara primer atau sekunder setelah infeksi virus. Penyebab tersering pneumonia bakterialis adalah bakteri positif-gram, Streptococus pneumoniae yang menyebabkan pneumonia streptokokus. Bakteri Staphylococcus aureus dan streptokokusbeta-hemolitikus. grup A. juga sering menyebabkan pneumonia, demikian juga Pseudomonas aeruginosa.Pneumonia lainnya disebabkan oleh virus, misalnya influenza. Pneumonia mikoplasma, suatu pneumonia yang relatif sering dijumpai,disebabkan oleh suatu mikroorganisme yang berdasarkan beberapa aspeknya, berada di antara bakteri dan virus. Individu yang mengidap acquired immunodeficiency syndrome, (AIDS) sering mengalami pneumonia yang pada orang normal sangat jarang terjadi yaitu pneumocystis carinii. Individu yang terpajan ke aerosol dari air yang lama tergenang, misalnya dari unit pendingin ruangan (AC) atau alat pelembab yang kotor, dapat mengidap pneumonia Legionella. Individu yang mengalami aspirasi isi lambung karena muntah atau air akibat tenggelam dapat mengidap pneumonia asporasi. Bagi individu tersebut, bahan yang teraspirasi itu sendiri yang biasanya menyebabkan pneumonia, bukan mikro-organisme, dengan mencetuskan suatu reaksi peradangan. Etiologi: o Bakteri : streptococus pneumoniae, staphylococus aureus. o Virus : Influenza, parainfluenza, adenovirus

Page 3: Askep  Pneumonia (ATURAN).doc

o Jamur : Candidiasis, histoplasmosis, aspergifosis, coccidioido mycosis, cryptococosis, pneumocytis carini. o Aspirasi : Makanan, cairan, lambung. o Inhalasi : Racun atau bahan kimia, rokok, debu dan gas. o Pneumonia virus bisa disebabkan oleh:Virus sinsisial pernafasan, Hantavirus, Virus influenza,Virus parainfluenza,Adenovirus, Rhinovirus, Virus herpes simpleks, Micoplasma (pada anak yang relatif besar)

Pada bayi dan anak-anak penyebab yang paling sering adalah: - virus sinsisial pernafasan - adenovirus - virus parainfluenza - virus influenza.

Manifestasi klinik Gejala penyakit pneumonia biasanya didahului infeksi saluran nafas atas akut selama beberapa hari. Selain didapatkan demam, menggigil, suhu tubuh meningkat dapat mencapai 40 derajat celsius, sesak nafas, nyeri dada, dan batuk dengan dahak kental, terkadang dapat berwarna kuning hingga hijau. Pada sebagian penderita juga ditemui gejala lain seperti nyeri perut, kurang nafsu makan, dan sakit kepala.

Tanda dan Gejala berupa:Batuk nonproduktif, Ingus (nasal discharge),Suara napas lemah, Retraksi intercosta, Penggunaan otot bantu nafas, Demam, Ronchii, Cyanosis, Leukositosis, Thorax photo menunjukkan infiltrasi melebar, Batuk, Sakit kepala, Kekakuan dan nyeri otot, Sesak nafas, Menggigil, Berkeringat, Lelah. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan: - kulit yang lembab - mual dan muntah - kekakuan sendi.

Patofisiologi Pneumonia dapat terjadi akibat menghirup bibit penyakit di udara, atau kuman di tenggorokan terisap masuk ke paru-paru. Penyebaran bisa juga melalui darah dari luka di tempat lain, misalnya di kulit. Jika melalui saluran napas, agen (bibit penyakit) yang masuk akan dilawan oleh berbagai sistem pertahanan tubuh manusia. Misalnya, dengan batuk-batuk, atau perlawanan oleh sel-sel pada lapisan lendir tenggorokan, hingga gerakan rambut-rambut halus (silia) untuk mengeluarkan mukus (lendir) tersebut keluar. Tentu itu semua tergantung besar kecilnya ukuran sang penyebab tersebut.

Penatalaksanaan medis/pengobatan Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotik per-oral (lewat mulut) dan tetap tinggal di rumah.Penderita yang lebih tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau paru-paru lainnya, harus dirawat dan antibiotik diberikan melalui infus. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik. Kebanyakan penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan dan keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu.

Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, sesuai yang ditentukan oleh pemeriksaan sputum mencakup : Oksigen 1-2 L/menit.VFD dekstrose 10 % : NaCl 0,9% = 3 : 1, + KCl 10 mEq/500 ml cairan. Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui selang nasogastrik dengan feeding drip.Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier.Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.

Antibiotik sesuai hasil biakan atau berikan : Untuk kasus pneumonia community base : o Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian. o Kloramfenicol 75 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian. Untuk kasus pneumonia hospital base : o Sefoaksim 100 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian o Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.

Insiden Insiden pneumonia berbeda untuk daerah yang satu dengan daerah yang lain. Dan dipengaruhi oleh musim, insiden meningkat pada usia lebih 4tahun. Dan menurun dengan meningkatnya umur. Faktor resiko yang meningkatkan insiden yaitu umur 2bulan, gisi kurang, BBLR, tidak mendapat hasil yang memadai, polusi udara, kepadatan tempat tinggal, imunisasi kurang lengkap, membentuk anak dan defisiensi vitamin A, dosis pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat, mortabilitas dapat diturunkan kurang dari 1% bila pasien disertai dengan mall nutrisi, energi, protein,(MEP) dan terlambat berobat, kasus yang tidak diobati maka angka mortalitasnya masih tinggi.

Page 4: Askep  Pneumonia (ATURAN).doc

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN I. Biodata 1) Identitas klien Nama : “An.R” Umur : 4 Thn Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Alamat : Jl R.A. Kartini Sengkang Tgl.masuk : 28 Desember 2008 Tgl pengkajian : 31 Desember 2008 Diagnosa medik : Pneumonia

2) Identitas orang tua Ayah Nama ; “Tn.N” Umur : 28 Thn Pendidikan : SD Pekerjaan : Supir mobil Agama ; Islam Alamat : Jl R.A. Kartini Sengkang Ibu Nama : “Ny.M” (Alm.) Umur: : 24 Thn Pendidikan : SMP Pekerjaa : - Agama : Islam Alamat : - 3) Identitas sadara kandung Klien adalah anak tunggal(tidak mempunyai saudara kandung) II.Keluhan utama/alasan kunjungan 1).Keluhan utama : Sesak nafas 2).Alasan kunjungan : klien masuk rumah sakit dengan sesak nafas yang dialami sejak 3 hari yang lalu, batuk berlendir, beringus dan disertai dengan demam tinggi.

III.Riwayat kesehatan 1).Riwayat kesehatan sekarang Ibu klien mengatakan anaknya mengalami sesak nafas sejak 3 hari yang lalu, batuk berlendir, beringus dan disertai dengan demam yang tinggi. 2).Riwayat kesehatan masa lalu a.Prenatal cares 1.Pemeriksaan kehamilan;5kali 2.Keluhan selama hamil:tidak ada keluhan 3.Riwayat terkena sinar dan terapi obat;tidak ada 4.kenaikan berat badan selama hamil:lupa 5.Imunisasi TT;2kali 6.Golongan darah ayah:tidak tau 7.Golongan darah ibu:B b.Natal 1.Tempat melahirkan:di rumah 2.Lama dan jenis persalinan:spontan 3.Penolong persalinan:bidan 4.Cara memudahkan persalinan:tidak ada 5.Obat perangsang:tidak ada 6.Komplikasi waktu lahir:tidak ada c.Post natal 1.Kondisi bayi BBL: 2600 PBL: lupa 2.Bayi kemerahan setelah lahir,tidak ada cianosis “untuk semua usia” d.Penyakit yang pernah dialami:demam

Page 5: Askep  Pneumonia (ATURAN).doc

e.Kecelakaan yamg pernah dialami:tidak ada f.Tidak pernah dioperasi dan dirawat dirumah sakit sebelumnya g.Alergi makanan obat-obatan tidak ada h.Komsumsi obat-obatan bebas jika sakit:tidak pernah i.Perkembangan anak disbanding dengan anak yang lainnya sama 3).Riwayat kesehatan keluarga a.Penyakit anggota keluarga Batuk-batuk yang dialami nenek klien b.Genogram 3 generasi

Keterangan:

: Laki- laki

: Perempuan

: Klien

? : Umur tidak diketahui

: Tinggal serumah

: garis keturunan

: meninggal

Dari keterangan genogram diatas dinyatakan bahwa; Generasi I:orang tua dari ayah dan ibu klien masih hidup Generasi II: Ibu klien meninggal dan sauadara bapak dan saudara ibu klien masih hidup Generasi III:klien merupakan anak tunggal,klien tinggal serumah dengan ayah dan ibu.

IV.Riwayat imunisasi No Jenis imunisasi Waktu pemberian Reaksi setelah pemberian 1. 2. 3. 4. 5. BCG DPT(I,II.III) POLIO(I.II.III.IV) CAMPAK HEPATITIS(I,II,III)

1bulan 2bln,3bln.4bln 2bln.3bln.4bln,6bln 9bulan 2bln,3bln,4bln Demam Tidak ada Tidak ad Tiak ada Tidak ada

V.Riwayat tumbuh kembang 1.Pertumbuhan fisik a.Berat badan :2600gram b.Tinggi badan :Lupa c.Waktu tumbuh gigi :12bulan d.Tanggal gigi:belum pernah tanggal giginya 2.Perkembangan tiap tahap Usia anak saat a.Berguling :4bulan b.duduk :6bulan

Page 6: Askep  Pneumonia (ATURAN).doc

c.merangkak :7bulan d.berdiri :9bulan e.berjalan :13bulan f.senyum kepada orang lain pertama kali:2bulan g.bicara pertama kali:1bulan h.berpakaian tanpa bantuan orang lain:belum bisa VI.Riwayat nutrisi 1.Pemberian asi a.Pertama kali disusui:1minggu setelah bayi lahir b.cara pemberian:setiap kali bayi menangis c.lama pemberian:1tahun 6bulan(karna 1tahun 6bulan setelah itu ibu klien sakit dan produksi asi tidak ada 2.Pemberian susu formula a.Alasan pemberian;ibu klien sakit dan asi tidak lancer b.jumlah pemberian:1000-1500cc c.cara pemberiaan:dengan dot 3.Pemberian makanan tambahan a.Pertama kali diberikan:5thn b.jenis:bubur(beras merah) 4.Pola perubahan nutrisi tiap tahapan sampai nutrisi saat Ini Usia Jenis nutrisi Lama pemberian 0-1thn 6 bulan 1thn 6bln-sekarang ASI Bubur(beras merah) 1thn 6buan Sampai sekarang

VII.Riwayat psikososial 1.Anak tunggal dirumah sendiri 2.lingkungan berada di kota 3.rumah dekat dengan mesjid 4.tidak ada tempat bermain 5.tidak punya kamar sendiri 6.ada tangga yang berbahaya 7.anak tidak punya ruang bermain 8.hubungan antara anggota keluarga harmonis 9. pengasuh anak adalah ibunya sendiri

VIII.Riwayat spiritual 1.support sistem dalam keluarga Orang tua klien selalu berdoa agar klien cepat sembuh dan diberikan umur yang panjang oleh Allah SWT. 2.Kegiatan keagamaan Klien biasa ikut ibunya ke masjid pada saat peringatan hari-hari besar islam

IX.Reaksi hospitalisasi 1.Pemahaman tengtang keluarga dan rawat inap a.mengapa ibu membawa anaknya kerumah sakit: karna panic melihat anaknya b.Apakah dokter menceritakan keadaan anaknya:ya c.Perasaan orang tua pada saat ini:takut,cemas dan kwatir 2.Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap Klien belum mampu mengatakan mengapa ia berada di rumah sakit,klien hanya mampu menangis bila ada orang lain yang tidak ia kenal berada didekatnya.

X.Aktivitas sehari-hari

Nutrisi Kondisi Sebelum sakit Saat sakit Selera makan Menu makanan

Page 7: Askep  Pneumonia (ATURAN).doc

Frekuensi makan Makanan yang disukai Makanan pantangan Pembatasan pola makan Cara makan Ritual saat makan Baik Bubur+susu formula 3xsehari Tidak ada Tidak ada Tidak ada Disuapi Baca doa menurun Sesuai dengan diet 2xsehari Tidak ada Makanan berminyak Tidak ada Disuapi Baca doa

Cairan kondisi Sebelum sakit Saat sakit Jenis minuman Frekuensi minum Kebutuhan cairan Cara pemenuhan Air putih,susu 3-5xsehari 1000-1500cc peroral Air putih,susu 3-5xsehari 1000-1500cc peroral

Eliminasi BAB Kondisi Sebelum sakit Saat sakit Tempat pembuangan Frekuensi Konsistensi Warna Kesulitan Obat pencahar WC 1x/24jam Lembek Kekuningan Tidak ada Tidak ada WC 1x/24jam Lembek Kekuningan Tidak ada Tidak ada

Eliminasi BAK Kondisi Sebelum sakit Saat sakit Tempat pembuangan Frekuensi Warna Bau kesulitan WC 5-7x/hari Kuning Amoniak Tidak ada WC 5-7x/hari

Page 8: Askep  Pneumonia (ATURAN).doc

Kuning Amoniak Tidak ada

Istirahat tidur kondisi Sebelum sakit Setelah sakit Jam tidur: Siang Malam Pola tidur Kebiasaan sebelum tidur Kesulitan tidur 10.00-14.00 wita 19.00-06.00 wita Teatur Diayun Tidak ada 10.00-14.00 wita 19.00-06.00 wita Teratur Tidak ada Tidak ada

Personal hygiene Kondisi Sebelum sakit Saat sakit Mandi: Cara Frekuensi Alat mandi Cuci rambut: Frekuensi Cara Gunting kuku: Frekuensi Cara Sikat gigi: Frekuensi cara Dimandikn oleh ibunya 2xsehari Sabun+handuk

2xseminggu Memakai sampo

2x seminggu Dibantu ibunya

1xsehari Dibantu oleh ibunya Pakai waslap 2x sehari Sabun+handuk

2x seminggu Memakai sampo

2x seminggu Dibantu ibunya

1xsehari Dibantu ibunya

Aktivitas/mobilitas fisik kondisi Sebelum sakit Setelah sakit Kegiatan sehari-hari Pengaturan jadwal harian

Page 9: Askep  Pneumonia (ATURAN).doc

Penggunaan alat Bantu Kesulitan pergerakan tubuh Bermain Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

XI.Pemeriksaan fisik 1.Keadaan umum : Lemah 2.Tanda-tanda Vital a. Tekanan darah :100/800 mmHg b. Nadi :98 x/Mnt c. Suhu :39oC d. Pernapasan :32 x/Mnt 3.Antropometri a. Tinggi badan : 120 cm b. Berat badan : 15 kg c. LILA : 15 cm d. Lingkar kepala : 44 cm e. Lingkar dada : 46 cm f. Lingkar perut : 44 cm 4. Sistem pernapasan a.Hidung : Simetris kiri & kanan , Ada secret dan ingus,pernapasan cuping hidung,tidak ada polip,tidak ada epistaksis, pernapasan dangkal. b.Leher : tidak nampak pembesaran kelenjar tyroid,tidak ada tumor. c. Dada : bentuk dada simetris kiri dan kanan, perbandingan ukuran antara posterior dan anterior 1: 2, pergerakan dada tidak simetris. d.Suara napas : Terdengar bunyi stridor, ronchii pada lapang paru. e.clubbing finger : tidak ada. 5.Sistem cardiovaskuler a. Kongjungtiva tidak anemia,bibir cyianosis,arteri karotis kuat,tekanan vena jugularis tidak meninggi. b. Suara jantung : S1’ Lup’ ,S2’ Dup’. c. Tidak ada bising aorta & Mur-mur. d. Ukuran jantung normal,Capillary Refilling time 3 detik. 6.Sistem pencernaan a. Selera tidak icterus,bibir cianosis,tidak ada labioskisis. b. Mulut tidak stomatitis, tidak ada palatoskisis, kemampuan menela baik. c. Gaster tidak kembung, tidak ada nyeri. d. Abdomen : Hati tidak teraba, Lien & ginjal tidak teraba. e. Anus : Tidak lecet, hemoroid tidak teraba. f. Peristaltik : 30 x/Mnt 7.Sistem indra a. Mata 1). Kelopak mata : Tidak edema 2). Bulu mata : Menyebar 3). Alis : Menyebar 4). Mata : Reaksi terhadap rangsangan cahaya ada 5). Visus : 6/6 b. Hidung 1). Stuktur hidung simetris kiri & kanan , penciuman baik, tidak ada trauma di hidung, mimisan tidak ada 2). Ada secret dan ingus yang menghalangi penciuman c. Telinga 1). Keadaan daun telinga simetris kiri & kanan ,kanal Auditorius kurang bersih, serumen tidak ada. 2). Fungsi pendengaran normal ( jika klien di panggil maka ia akan menoleh ke arah suara tersebut.

8.Sistem Saraf a. Fungsi Serebral 1.Orientasi,daya ingat,perhatian dan perhitungan tidak Di identifikasi, 2.Kesadaran

Page 10: Askep  Pneumonia (ATURAN).doc

a.Eyes : 4 b.Motorik : 6 c.Verbal : 5 d.GCS : 15 (normal 13-15) b. Fungsi Cranial 1.Nervus I (olfaktorius) Penciuman tidak diidentifikasi 2.Nervus II (optikus) Visus dan lapang pandang tidak diidentifikasi 3.Nervus III,IV,VI (okulomotorius,troklearis,abducens) Gerakan otot mata tidak diidentifikasi 4.Nervus V (trigeminus) Motorik dan sensorik tidak dapat diidentifikasi. 5.Nervus VII (facialis) Motorik dan sensorik tidak dapat diidentifikasi 6.Nervus VIII (akustikus) Pendengaran normal. Keseimbangan tidak dapat diidentifikasi. 7.Nervus IX (glosofaringeus) Fungsi pengecapan tidak dapat diidentifikasi. 8.Nervus X (Vagus) Gerakan ovula tidakdapat diidentifikasi 9.Nervus XI (aksesoris) Sternocledomastoideus dan trapesius tidak dapat diidentifikasi 10.Nervus XII (hipoglosus) Gerakan lidah tidak dapat diidentifikasi c. Fungsi motorik 1.Massa otot : lemah 2.Tonus otot : menurun 3.kekuatan otot : 25%(dapat menggerakan anggota gerak Tetapi tidak kuat menahan berat dan Tekanan pemeriksa. d. Fungsi sensorik Suhu,gerakan,posisi dan diskriminasi tidak dapat Diiidentifikasi. e. Fungsi Cerebellum Koordinasi dan keseimbangan tidak dapat dikaji. f. Refleks Refleks bisep(+),Refleks trisep(+),dan Refleks babinski(+) g. Iritasi Meningen Tidak ditemukan adanya kaku kuduk,kernig sign,lasaque sign. h. Pemeriksaan tingkat perkembangan Dengan menggunakan DDST : 1.Motorik kasar : klien dapat berjalan sendiri tanpa Bantuan orang lain 2.Motorik halus : klien dapat menggunakan kedua Tangannya untuk memegang. 3.Bahasa : klien dapat mengucapkan kata mama/ Papa. 4. Personal sosial : klien sudah mulai bermain dgn mainan yang diberikan.

9.Sistem Muskuloskeletal a.Kepala 1.Bentuk : Normal 2.Gerakan : tidak diidentifikasi b.Vertebrae Tidak ada kelainan bentuk seperti lordosis,scleosis,kifosis c.Pelvis Klien belum jalan,ortholan barlaw’s tidak dilakukan d.Lutut 1.Tidak bengkok dan tidak kaku,gerakan baik(aktif) 2.MC.Murray test dan Ballottement test tidak dilakukan. e.Kaki tidak bergerak. f.Tangan tidak bengkak,tanga kanan terpasang infuse 10.Sistem Integument

Page 11: Askep  Pneumonia (ATURAN).doc

a.Rambut : hitam,tidak mudah dicabut b.kulit : kulit pucat,temperatur hangat,teraba lembab,bulu kulit menyebar, tidak ada tahi lalat. c.Kuku : warna merah muda,permukan datar,tidak mudah patah,kuku pendek dan agak bersih. 11.Sistem Endokrin a.kelenjar thyroid : tidak ada pembesaran b.Ekskresi urine berlebihan : tidak ada c.Polidipsi dan Poliphagi : tidak ada d.Keringat berlebihan : tidak ada e.Riwayat air seni dikerumuni semut : tidak ada. 12.Sistem Perkemihan Edema palpebra tidak ada,edema anasarka tidak ada,moon face tidak ada,nocturia tidak ada,kencing batu tidak ada. 13.Sistem Reproduksi Tidak dikaji 14.Sistem Immune a.Alergi cuaca tidak ada,alergi debu tidak ada. b.Penyakit yang berhubungan dgn cuaca seperti batuk dan flu c. Bicara * Ekspresive :Klien menangis jika merasakan sakit * Reseptive : tidak diidentifikasi

DATA ETIOLOGI MASALAH 1. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan pengiriman oksigen ditandai dengan : DO: - Klien nampak sesak - pernapasan cuping hidung, pernapasan dangkal - Klien nampak pucat dan cianosis DS: - Ibu klien mengatakan anaknya sesak.

2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan mucus dijalan nafas ditandai dengan : DO: - Klien nampak batuk berlendir dan beringus. - terdengar bunyi ronchi, stridor pada lapang paru. - Pergerakan dada tidak simetris. - TTV: T : 100/80 N : 98 X/ menit S : 39 C P : 32 X/ menit DS : - Ibu klien mengatakan bahwa anaknya Batuk berlendir dan beringus. - Klien mengatakan dadanya terasa sakit saat batuk. 3. Hipertermi berhubungan dengan inflamasi pada jaringan parenkim paru ditandai dengan : DO : - KU : Lemah - Suu : 39 C DS : - Klien mengeluh badannya panas. 4. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia ditandai dengan : DO : - Porsi makan tidak dihabiskan - Selera makan menurun - BB : 15 kg TB : 120 cm DS : - Ibu klien mengatakan anaknya malas makan. - Ibu klien mengatakan porsi makan anaknya tidak dihabiskan.

Edema antara kapiler dan alveoli

Peningkatan O2 dan Co2 yang berdifusi

Kecepatan difusi gas menurun

Page 12: Askep  Pneumonia (ATURAN).doc

Difusi O2 dan Co2 terganggu

Pembentukan sel eksudat

Alveoli dibronciolus berisi eksudat eritrosit, fibrin dan bakteri

Penumpukan secret/mucus

Obtruksi jalan nafas

Stimulus chemoreseptor hipotalamus.

Termoregulator

Peningkatan metabolisme

Kompensasi cadangan lemak yang dipergunakan oleh tubuh

Anoreksia

Gangguan pertukaran gas

Bersihan jalan nafas tidak efektif

Page 13: Askep  Pneumonia (ATURAN).doc

Hipertermi

Nutrisi kurang dari kebutuhan

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN

No DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL DITEMUKAN TANGGAL TERATASI 1.

2

3.

4. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan pengiriman oksigen.

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan mucus dijalan nafas.

Page 14: Askep  Pneumonia (ATURAN).doc

Hipertermi berhubungan dengan inflamasi pada jaringan parengkim paru.

Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia.

31 Desember 2008

31 Desember 2008

31 Desember 2008

31 Desember 2008

Belum teratasi

Belum teratasi

Belum teratasi

Belum teratasi

E. RENCANA KEPERAWATAN

HARI/ TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN PERENCANAAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL Rabu 31- 12- 08

Page 15: Askep  Pneumonia (ATURAN).doc

Rabu 31- 12- 08

Page 16: Askep  Pneumonia (ATURAN).doc

Rabu 31- 12- 08

Rabu 31- 12- 08

Page 17: Askep  Pneumonia (ATURAN).doc

1. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan pengiriman oksigen ditandai dengan : DO: - Klien nampak sesak - pernapasan cuping hidung - Klien nampak pucat dan cianosis DS: - Ibu klien mengatakan anaknya sesak.

2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan mucus dijalan nafas ditandai dengan : DO: - Klien nampak batuk berlendir dan beringus - terdengar bunyi ronchi, stridor dilapang paru. - Pergerakan dada tidak simetris. - TTV: T : 100/70 N : 108 X/ mnt S : 39 C P : 32 X/ menit DS : - Ibu klien mengatakan bahwa anaknya Batuk berlendir dan beringus. -Klien mengatakan dadanya terasa sakit saat batuk.

3. Hipertermi berhubungan dengan inflamasi pada jaringan parengkim paru ditandai dengan : DO :

Page 18: Askep  Pneumonia (ATURAN).doc

- KU : Lemah - Suu : 39 C DS : - Klien mengeluh badannya panas.

4. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia ditandai dengan : DO : - Porsi makan tidak dihabiskan - Selera makan menurun - BB : 15 kg TB : 120 cm DS : - Ibu klien mengatakan anaknya malas makan. - Ibu klien mengatakan porsi makan anaknya tidak dihabiskan.

Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dan tidak ada gejala distres pernafasan. Berpartisipasi pada tindakan untuk emaksimalkan oksigenasi.

Menunjukkan prilaku mencapai bersihan jalan nafas. Tidak mengalami aspirasi. Menunjukkan batuk yang efektif dan peningkatan pertukaran udara dalam paru-paru.

Page 19: Askep  Pneumonia (ATURAN).doc

Klien akan mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal dengan kriteria : - Badan klien tidak teraba panas.

Klien akan terpenuhi kebutuhan nutrisinya dengan kriteria : -Nafsu makan klien bertambah -Porsi makan dihabiskan -Menunjukkan peningkatan berat badan

Page 20: Askep  Pneumonia (ATURAN).doc

1. Kaji frekuensi, kedalaman, dan kemudahan bernafas.

2. Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi, napas dalam, dan batuk efektif. 3. Pertahankan istirahat tidur. Dorong menggunakan teknik relaksasi dan aktifitas senggang. 4. Observasi penyimpangan kondisi, catat hipotensi, banyaknya jumlah sputum, merah mudah/berdarah, pucat, sianosis, perubahan tingkat kesadaran, dispnea berat, gelisah 1. Kaji frekuensi/ kedalaman pernapasan dan gerakan dada.

2. Auskultasi area paru, catat area penurunan/ tak ada aliran udara dan bunyi nafas advertisius, mis..reles, mengi.

3. Bantu pasien nafas sering. Tunjukkan/ bantu pasien mempelajari melakukan batuk, mis., menekan dada dan batuk efektif sementara posisi duduk tinggi.

4. Penghisapan sesuai indikasi.

1. Monitor suhu tubuh.

2. Beri kompres hangat didahi, axilla dan hindari penggunaan alkohol. 3. Anjurkan klien untik minum banyak dan pertahankan tetesan infus. 4. Kolaborasi pemberian obat sesuai jadwal dan dosis.

1.Awasi masukan/ pengeluaran & berat badan secara priotik 2.Sedikit anoreksia mual & muntah dan catat kemungkinan hubungan dengan obat 3.Dorong & berikan periode istirahat sering

4. Anjurkan klien untuk menghindari makanan yang sangat panas / sangat dingin 5. Berikan perawatan mulut sebelum & sesudah makan

Page 21: Askep  Pneumonia (ATURAN).doc

1. Manifestasi distres pernapasan tergangtung pada/indikasi derajat keterlibatan paru dan status kesehatan umum. 2. Tindakan ini meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan pengeluaran sekret untuk memperbaiki ventilasi.

3. Mencegah terlalu lelah dan menurunkan kebutuhan/komsumsi untuk memudahkan perbaikan infeksi.

4. Syok dan edema paru adalah penyebab umum kematian pada pneumonia dan membutuhkan intervensi medik segera.

1. Takipnea, pernapasan dangkal, dan gerakan tak simetris sering terjadi karna ketidak nyamanan gerakan dingding dada dan atau cairan paru. 2. Penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi dengan cairan. Bunyi napas bronkial (normal pada bronkus) dapat juga terjadi pada area konsolidasi. Kreles, ronkhi, dan mengi terdengar pada inspirasi dan atau ekspirasi pada respon terhadap pengumpulan cairan, sekret kental, dan spasme jalan napas/obtruksi. 3. Napas dalam memudahkan ekspansi maksimum paru / jalan napas lebih kecil. Batuk adalah mekanisme pembersihan jalan napas alami, membantu silia untuk mempertahankan jalan napas paten. Penekanan menurunkan ketidak nyamanan dada dan posisi duduk memungkinkan upaya napas lebih dalam dan lebih kuat. 4. Merangsang batuk atau pembersihan jalan napas secara mekanik pada pasien yang tak mampu melakukan karna batuk tak efektif atau penurunan tingkat kesadaran. 1. Suhu tubuh yang meningkat menunjukkan penyakit infeksi akut dan gambaran keadaan penyakit. 2. Kompres air hangat merangsang hipotalamus melakukan fungsinya. 3. Intake cairan yang adekuat dapat mengganti kehilangan cairan.

4. Pemberian obat sesuai jadwal dan dosis dapat mengoptimalkan kerja obat dalam tubuh. 1. Berguna dalam mengukur nutrisi & dukungan cairan

2. Dapat mempengauhi pilihan diet & identifikasi pemecehan masalah untuk peningkatan pemasukan 3. Membantu menghemat energi khususnya bila kebutuhan metabolic meningkat saat demam. 4. Suhu ekstrim dapak mencetuskan/ meningkatkan spasme batuk

5. Menurunkan rasa tidak enak karena sisa sputum /untuk pengobatan respirasi yang merangsang

F. IMPLEMENTASI

HARI/TANGGAL NO DX JAM IMPLEMENTASI Rabu 31- 12- 08

Rabu 31- 12- 08

Page 22: Askep  Pneumonia (ATURAN).doc

Rabu 31- 12- 08

Rabu 31- 12- 08

I

II

III

IV 10.00

Page 23: Askep  Pneumonia (ATURAN).doc

10.15

10.20

10.28

10.10

10.30

10.35

10.00

10.43

10.50

11.00

11.05

11.20

11.25

11.30 1. Mengkaji frekuensi kedalaman dan kemudahan bernafas. Hasil : Pola pernapasan klien dangkal, Pernafasan 32x/mnit 2. Meninggikan kepala dan mendorong sering mengubah posisi, napas dalam. Hasil : Klien mengubah posisi dan nafas dalam. 3. Mempertahankan istirahat tidur dan mendorong menggunakan tekhnik relaksasi dan aktifitas senggang. Hasil : Klien melakukan tekhnik relaksasi. 4. Mengobservasi penyimpangan kondisi, mencatat hipotensi pucat dan cianosis. Hasil : Klien pucat dan cianosis. 1.Mengkaji frekuensi kedalaman dan pergerakan dada. Hasil : Pola pernapasan dangkal, pergerakan dada tidak simetris. 2. Mengauskultasi area paru. Hasil : Terdengar bunyi nafas ronchi pada lapang paru. 3. Mengajarkan atau menjelaskan cara batuk efektif dengan posisi duduk tinggi.

Page 24: Askep  Pneumonia (ATURAN).doc

Hasil : Klien batuk batuk efektif dengan posisi duduk tinggi. 1. Memantau TTV Hasil : T ; 100/70 N : 103x/mnit S : 38 C P : 32x/mnit 2. Menganjurkan klien untuk memberi kompres hangat . Hasil : Klien kompres hangat didaerah dahi. 3. Mengintruksikan klien untuk banyak minum minimal 2500 ml/ hari. Hasil : Klien paham dan mau melaksanakannya.

1.Mengawasi pemasukan makanan klien. Hasil : Pemasukan makanan klien masih kurang/ intake tidak adekuat. 2. Menyelidiki anoreksia, mual dan muntah. Hasil : Klien anoreksia. 3. Mendorong pemberian makanan sedikit tapi sering. Hasil : Klien belum mampu melaksanakan. 4. Menganjurkan ibu klien untuk menghindari pemberian makanan panas atau dingin. Hasil : Ibu klien memberikan makanan hangat. 5. Mengajarkan Ibu klien melakukan perawatan mulut sebelum dan setelah makan. Hasil : Ibu klien akan berusaha memberikan perawatan.

G. EVALUASI HARI/TANGGAL NO DX JAM EVALUASI Rabu 31- 12- 08

Rabu 31- 12- 08

Rabu 31- 12- 08

Rabu 31- 12- 08

I

Page 25: Askep  Pneumonia (ATURAN).doc

II

III

IV 11.45

11.50

11. 55

12.00 S : Klien mengeluh Sesak

O : Klien masih sesak

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi 2,3,4.

S : Klien mengeluh masih batuk dan beringus

O : Klien masih batuk Pergerakan dada tidak simetris, terdengar bunyi ronchi.

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi 2,3,4.

Page 26: Askep  Pneumonia (ATURAN).doc

S : Klien mengeluh badannya panas.

O : Badan klien masih teraba panas Suhu 38 c

A: Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi 2, 3,4.

S : Ibu klien mengatakan anaknya malas makan O : Klien malas makan Klien hanya makan ½ porsi A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi 2,3, 4, 5