Post on 27-Jan-2016
description
a. Pemeriksaan fisik : Kesadaran : delirium; TD 90/70 mmHg, Nadi 140 x menit/
reguler, RR 24x/menit, suhu 39o C. Kepala : exophtalmus (+) , mulut : faring
hiperemis, oral hygiene buruk,. Leher : struma diffusa (+), kaku kuduk (-).
Jantung : takikardia ; paru : bunyi nafas normal. Abdomen : dinding perut
lemas; hati dan limpa tak teraba, bising usus meningkat. Ekstremitas : telapak
tangan lembab, tremor (+), refleks patologis (-)arma, azora, kiki
1. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik pada kasus ?
Jawab :
a. Kesadaran
Kompos Mentis : Sadar sepenuhnya baik terhadap diri sendiri
maupun terhadap lingkungannya
Apatis : keadaan dimana pasien tampah segan dan acuh tak acuh
terhadap lingkungannya
Delirium : penurunan kesadaran disertai kekacauan motorik dan
siklus tidur bangun tertanggu. Pasien tampak gaduh gelisah,
kacau, disorientasi dan meronta-ronta
Somnolen : keadaan mengantuk yang masih pulih bila dirangsang
tetapi apabila rangsang itu berhenti pasien akan tertidur kembali
Sopor : keadaan mengantuk yang dalam, pasien masih dapat
dibangunkan dengan rangsangan yang kiat misalnya nyeri tapi
tidak terbangun secara sempurna dan tidak memberikan jawaban
verbal yang baik
Koma : penurunan kesadaran yang tidak memberikan respon
terhadap rangsangan verbal dan tidak dapat dibangunkan sama
sekali dan tidak ada respon terhadap rangsangan rasa nyeri
Pada kasus, Nn NM memiliki kesadaran delirium, dimana pada orang
normal kesadarannya adalash kompos mentis.
b. Nadi
Frekuensi Nadi Nn NM 120x per menit menunjukkan keadaan
takikardia yaitu suatu keadaan dimana frekuensi nadi >100x permenit.
Frekuensi nadi normal ialah dari rentang 60-100x/menit. Frekuensi
nadi akan naik 10 kali pada kenaikan suhu 10 oC. Meskipun begitu
tetap saja kondisi yang dialami mengindikasikan takikardia.
c. Tekanan Darah
Tekanan darah normal adalah 120/90 mmHg. Pada kasus tekanan
darah Nn NM termasuk rendah karena di bawah 120/90 mmHg
d. RR
Pada pernafasan normal, respiration rate berkisar 18-24 x per menit.
Pada kasus Nn NM RR termasuk normal.
e. Suhu
Pada keadaan fisiologis, suhu normal tubuh manusia adalah 37-37,5 oC. Namun pada kasus Nn NM mengalami demam karena suhunya >
37,5 oC
f. Kepala
Exophthalmus dalam keadaan normal tidak terjadi. Namun
pada kasus Nn NM terdapat exophthalmus yang
mengindikasikan ada kelainan pada mata Nn NM
g. Mulut
Laring hiperemis. Pada keadaan normal tidak terdapat laring yang
hiperemis. Pada kasus Nn NM laring yang hiperemis merupakan tanda
kelainan pada laring Nn NM
h. Leher: Struma diffusa (+) : Tidak normal (Normal : (-) )
i. Jantung : Takikardi : tidak normal ( Normal : 60-80x/menit)
j. Abdomen : Dinding perut lemas : Tidak normal
k. Bising usus meningkat : Tidak normal ( Normal : 3x terdengar dalam 1
menit)
l. Ekstremitas : telapak tangan lembab : Tidak normal
m. Tremor (+) : Tidak normal ( Normal : (-) )
n.
a. Bagaimana mekanisme abnormal dari :
Delirium
Hipertiroidisme→krisis tiroid→dekompensasi sel-sel tubuh dalam
merespon hormone tiroid→ hipermetabolisme berat yang melibatkan
banyak system organ→meningkatkan kepadatan reseptor beta + cyclic
adenoisme monophospate + penurunan kepadatan reseptor alfa →
hipotensi disertai syok →penurunan kesadaran
Tekanan darah
Dalam kondisi hipermetabolisme seperti yang dialami Nn. SS, maka
tubuh akan beradaptasi dengan cara mengeluarkan panas tubuh dengan
cara mengeluarkan keringat yang banyak. Untuk mengeluarkan
keringat maka pembuluh darah perifer akan vasodilatasi agar aliran
darah ke kulit meningkat. Hal ini lah yang akan menyebabkan tekanan
darah Nn. SS jadi menurun walaupun takikardia.
Nadi meningkat
Hormon tiroid merangsang medulla adrenal untuk mensekresikan
katekolamin. Jumlah epinefrine normal tetapi ada peningkatan pada
noreepinefrine yang bekerja pada sistem saraf simpatis. Saraf simpatis
berjalan di dalam traktus saraf spinalis torakalis menuju korteks
adrenal dengan melepaskan neurotransmiter noreepinefrine ke sirkulasi
untuk membantu aksi regulasi jantung ke nodus SA. Noreefineprine
berikatan dengan reseptor spesifik yang disebut reseptor adrenergik B1
yang terdapat di sel-sel nodus SA. Setelah berikatan terjadi pengaktifan
sistem perantara kedua menyebabkan peningkatan kecepatan lepas
muatan nodus dan peningkatan denyut jantung. Pada hipertiroidisme,
perangsangan sekresi katekolamin akan meningkat, sehingga curah
jantung meningkat yang mengakibatkan frekuensi nadi juga meninggi.
Suhu meningkat
Pada keadaan hipertiroid, terjadi peningkatan metabolism tubuh.
Seperti yang kita tau, kegiatan metabolism tubuh adalah sumber utama
dari pembentukan/pemberian panas tubuh. Pada kasus ini, metabolism
yang berlebih berarti akan meningkatkan suhu tubuh pula.
Exophthalmus
Exopthalmus adalah terjadinya pembengkakan jaringan diorbit,
memproduksi penonjolan bola mata. Sebuah sub populasi fibroblast
diorbit pada akhirnya berkembang menjadi adipocytes dan preadiposit
fibroblast ini mengandung protein reseptor TSH. Tentang
perkembangan exopthalmus adalah ketika dirangsang oleh TSH
reseptor stimulating antibodi dalam sirkulasi, sel-sel ini melepaskan
sitokin yang mempromosikan peradangan dan edema.
Faring hiperemis
Oral hygiene yang buruk akan memperbesar peluang terjadinya infeksi
rongga mulut, serta penyakit gigi dan mulut lainnya. Hal ini dibuktikan
dengan faring yang hiperemis, dimana faring hiperemis menunjukkan
terjadinya infeksi. Faring hiperemis terjadi karena vaskularisasi di area
faring tinggi untuk memudahkan transpor leukosit untuk melawan
infeksi. Infeksi yang terjadi inilah yang memungkinkan terjadinya
hipertiroid pada kasus ini.
Oral hygiene
Jawabannya sama dengan mekanisme abnormal faring hiperemi. Pada
kasus ini, oral hygiene dilihat sebagai penyebab hipertiroidisme. Oral
hygiene akan memperbesar kemungkinan terjadinya infeksi dalam
mulut, yang dapat kita buktikan seperti faring hiperemi.
Struma Diffusa
Struma diffusa yang timbul karena terjadinya morbus graves yang
merupakan suatu gangguan autoimun. Pada keadaan tersebut,
ditemukan berbagai macam antibody didalam serum. Antibodi yang
ditemukan mencakup terhadap reseptor TSH, periksoksom tiroid dan
tiroglobulin. Dari ketiganya, reseptor TSH yang paling berperan dari
terbentuknya antibody. Thyroid growth stimulating immunoglobulin
(TSI), mengikat reseptor TSH untuk merangsang jalur adenilat siklase/
AMP siklik yang menyebabkan peningkatan pembebasan dari hormone
tiroid. Akibatnya, terjadi proliferasi epitel folikel tiroid yang akan
menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang tersebar merata.
Keadaan patologis ini disebut sebagai struma difussa +.
Takikardia
Dalam keadaan hipertiroid menyebabkan peningkatan pelepasan
katekolamin sehingga kadar katekolamin dalam plasma meningkat
(merangsang saraf simpatis). Hal ini menyebakan adanya peningkatan
stimulasi reseptor beta-adrenergik yang menyebabkan denyut jantung
meningkat (takikardi)
Bising usus meningkat
Bising usus merupakan suara yang terjadi saat peristaltic yang
disebabkan oleh perpindahan gas atau makanan sepanjang
mediastinum. Banyak atau sedikitnya bising usus yang didengarkan
saat auskultasi tergantung dari pergerakan motalitas usus, normalnya
bising usus adalah 5-12 kali per menit
Telapak tangan lembab
Hipersekresi T3 oleh sel folikel tiroid pada pasien hipertiroid
juga mengakibatkan peningkatan jumlah Reseptor adrenergik. Oleh
karena itu, terjadi Respon terhadap reseptor adrenergik berlebih
saat hormon T3 dilepaskan ke jaringan. Dan saat terjadi
stimulasi terhadap medula adrenal untuk biosintesis katekolamin oleh
hormon T3 dan saat hormon katekolamin itu dilepaskan, maka
berikut adalah efeknya : Saat hormon Epinefrin dan Norepinefrin
dilepaskan ke jaringan dan berikatan dengan reseptor α1 dan β2,
mengakibatkan telapak tangan lembab : Pada kulit akan terasa hangat
dan lembab sebagai hasil dari dilatasi pembuluh darah kulit, dan
keringat banyak akibat keadaan hiperdinamik.
Tremor
Hormoni tiroid meningkat peningkatan pelepasan catecolamin
kadar catecolamin dalam plasma meningkat (saraf simpatis)
sensitifitas β andregenik reseptor meningkat dilatasi arteri ke otot
skeletal aliran O2 ke otot meningkat peningkatan Tonus otot +
peningkatan Aktivitas medulla spinalis pengatur tonus otot tremor
2. Mengapa tekanan darah rendah sedangkan pasien mengalami takikardia?
a. Histopatologi Krisis Tiroid
Pada keadaan normal, kelenjar tiroid tersusun dari bentukan-bentukan
bulat dengan ukuran bervariasi yang disebut folikel tiroid. Setiap folikel
tiroid terdiri dari selapis kuboid pada tepinya yang disebut sel folikel dan
mengelilingi koloid di dalamnya. Folikel ini dikelilingi jaringan ikat tipis
yang kaya dengan pembuluh darah. Selain sel folikular terdapat juga sel
parafolikular yang berasal dari krista neuralis yang berukuran lebih besar
dan terlihat pucat. Disamping itu, sel ini lebih sedikit mengandung
retikulum endoplasmik kasar dan granul hormon polipeptida. Sel tipe ini
menghasilkan kalsitonin yang menghambat resorpsi tulang oleh osteoklas.
Namun pada keadaan penyakit grave :
Graves’ disease(low magnification)
- Penuh oleh acini yang bervariasi dalam ukuran
- Dilapisi kolumner tinggi,lebih ramai dari pada biasanya,berisi koloid dengan tepi
berenda-renda
- Jaringan limfoid banyak
- Kadang membentuk papil ke dalam lumen acini , koloid didalam lumen folikel
tampak pucat, dengan tepi belekuk-lekuk
- Hipertrofi dan hiperplasia sel – sel epitel folikel tiroid
Komplikasi Penyakit Nn NM
o Hipertiroidisme
Komplikasi hiperiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah
krisis tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkembang secara spontan
pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan
kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis.
Akibatnya adalah pelepasan HT dalam jumlah yang sangat besar yang
menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106°F), dan,
apabila tidak diobati, kematian.
Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati
Graves, infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat
antitiroid.
o Krisis Tiroid
Krisis tiroid : mortalitas