112284866 Pengenalan Dini Kegawatdaruratan Bayi Anak Serta Tatalaksananya

Post on 13-Dec-2015

259 views 7 download

description

hjgfjhf

Transcript of 112284866 Pengenalan Dini Kegawatdaruratan Bayi Anak Serta Tatalaksananya

PENGENALAN DINI KEGAWATDARURATAN BAYI &

ANAKserta

TATALAKSANANYA

Hari KushartonoPediatric Critical Care Division

Pediatric Cardiopulmonary Arrest

Almost all pediatric “codes” are of respiratory origin

Internal Data. B.C. Children’s Hospital, Vancouver. 1989.

Respiratory

Shock

Cardiac

Respiratory

Shock

Cardiac

80%

2

100%

75%

Survival rate

Henti NapasHenti

Kardiopulmonal

75 – 90 %

7 – 11 %

Kegawatan suatu penyakit/trauma

How sick ?

How quick ?Penanganan segera yang harus

diberikan3

TUJUAN UMUM

Mampu melakukan pengelolaan kegawatdaruratan pada bayi dan anak

4

TUJUAN KHUSUS

1. Mampu mendiagnosa kegawatdaruratan pada bayi dan anak

2. Mampu melakukan penanganan kegawatdaruratan pada bayi dan anak

4

(Pediatric Assessment Triangle)

Normal capillary refill is < 2 seconds in a warm environment

XPOSUREXPOSUREEE

26

KEHILANGANCAIRAN

PERDARAHANGE

LUKA BAKAR

MALDISTRIBUSICAIRAN

SYOK SEPTIKPENY.JANTUNGANAFILAKSIS

DISTRESPERNAPASAN

ASPIRASIASMA

BP

DEPRESIPERNAPASAN

KEJANGTIK

KERACUNAN

GAGAL SIRKULASI GAGAL NAPAS

GAGAL KARDIOPULMONAL

HENTI JANTUNG

Kegawatan Kardiopulmonal

27

28

Klasifikasi Status Fisiologis Kegawatan

KardiopulmonalI . StabilII. Gagal Napas

Gagal napas potentialGagal napas probable

III. SyokKompensasiDekompensasi

IV. Gagal Kardiopulmonal

29

Prioritas awal Tatalaksana Kegawatan

Tatalaksana Tatalaksana Distres Napas - Gagal NapasDistres Napas - Gagal Napas

DEFINISI

Gagal Napas:

adalah kegagalan fungsi pernapasan

untuk mengeluarkan karbondioksida (CO2)

dan oksigenasi.

32

Stadium kompensasi:

Upaya napas meningkat:

o penggunaan otot bantu napas,

retraksi, takipneu dan takikardia.

Stadium dekompensasi:

Upaya napas menurun.

GEJALA KLINIS

PENYEBAB

33

Pneumonia. Bronkiolitis. Status asmatikus. Sumbatan benda asing. Sindroma CROUP (Epiglotitis akut, Laringitis akut, Laringotrakeobron- kitis akut, Spasmodik laringitis)

KLASIFIKASI

34

Gagal napas akut: bisa tjd Hipoksemia, Hiperkapnia, atau kombinasi keduanya.Berdasar kadar PCO2, diklasifikasikan:

Tipe I (Hipoksemik): Kadar PaO2 rendah, PCO2 normal/rendah. Karena gangguan ventilasi-perfusi.

Tipe II (Hiperkapnik): Kadar PCO2 meningkat. Krn hipoventilasi alveolar, pe ruang rugi (dead space), pe produksi CO2.

35

Penurunan aktifitas.

Gangguan kesadaran.

Napas pendek atau sesak.

Sakit kepala.

Riwayat tersedak benda asing.

Riwayat ISPA.

Anamnesis

TANDA dan GEJALA KLINIS

36

Peningkatan upaya napas.

Perubahan pola serta frekuensi napas.

Takikardia.

Retraksi dinding dada.

Suara napas melemah.

Sianosis, letargi, pulsus paradoksus.

Pemeriksaan fisik

Tanda dan gejala klinis

37

PaO2 < 60 mmHg.

PCO2 > 45 mmHg.

pH < 7,3.

Rasio PaO2/FiO2 P < 300.

Analisa gas darah

Tanda dan gejala klinis

38

Anamnesis.

Pemeriksaan fisik.

Analisa Gas Darah.

DIAGNOSIS

39

Secara klinis kegawatan

pernapasan dibagi menjadi 3

kelompok:

Distres Pernapasan.

Gagal Napas.

Henti Napas.

Diagnosis

40

Penam

pilan

Upaya n

apas

Sirkulasi kulit

Distres Pernapasan

Normal Meningkat

Normal

Diagnosis

41

Pen

ampilan

Upaya n

apas

Sirkulasi kulit

Gagal napas

AbnormalMeningkat/menurun

Pucat, mottled, sianosisAnalisa gas darah abnormal

Diagnosis

42

Pen

ampilan

Upaya n

apas

Sirkulasi kulit

Henti napas

Tidak responsif

Tidak ada

Sianosis

Diagnosis

43

DISTRES PERNAPASAN

Bila sadar, penanganan minimal

yaitu:

Biar dipangku ortu/posisi

nyaman.

Berikan oksigen.

Pemeriksaan lanjut utk cari

sebab &

mengobatinya.

TATALAKSANA

44

45

GAGAL NAPAS

Resusitasi segera:

Buka jalan napas (Lihat materi

dasar)

Berikan oksigen.

Berikan VTP.

Bila sdh stabil: pemeriksaan lanjut

&

tatalaksana berdasar hasil tsb.

Tatalaksana

46

47

HENTI NAPAS

Tatalaksana sesuai Gagal Napas

tetapi lebih agresif.

Tatalaksana

Tatalaksana Tatalaksana Syok - Resusitasi CairanSyok - Resusitasi Cairan

DEFINISI

Syok:

adalah sindroma klinis akibat disfungsi

sistem kardiovaskular yang menyebabkan

ketidakmampuan sistem sirkulasi untuk

memenuhi kebutuhan oksigen sel

(metabolisme seluler).

KLASIFIKASI & PENYEBABNYA

Jenis Syok Penyebab

Hipovolemik

Distributif

Kardiogenik

Obstruktif

Dehidrasi, perdarahan, DSS.Sepsis, anafilaksis, DSS fase lanjut.Kardiomiopati, kelainan jantung bawaan.Tamponade jantung, pneumotoraks (tension).

Penyebab syok pada bayi & anak tersering adalah Hipovolemik.

TANDA & GEJALA KLINIS SYOK

Fase awal(Kompensasi)

Fase kasip(Dekompensasi)

Takikardi.

Takipneu.

CRT > 2-3 detik.

Tek darah normal.

Iritabilitas ringan.

Kulit dingin, lembab,

pucat, mottled, sianosis.

CRT > 4 detik.

Hipotensi (sangat kasip).

Oliguria.

52

SYOK HIPOVOLEMIK Berikan oksigen. Akses vaskuler segera iv/io (<6th) Kristaloid (tanpa Dekstrose) 20ml/kgBB cepat (<10mnt), dpt diulang 2-3 kali sampai nadi teraba baik. Evaluasi: status kardiovaskular, perfusi perifer, produksi urin. Bila blm teratasi stlh pemberian 40-60% cairan yg hilang intubasi & CVP. Setelah teratasi, periksa kemungkinan disfungsi organ pasca syok.

TATALAKSANA

53

SYOK ANAFILAKTIK Hentikan/singkirkan penyebabnya. Berikan adrenalin 10 g/kgBB im. Pertahankan Airway, beri oksigen. Mengi: nebul dg adrenalin 5ml (1:1000), bila msh mengi nebul dg Salbutamol 5mg /15mnt, bila perlu kortikosteroid iv & aminofilin iv. Bila msh syok, kristaloid 20ml/kgBB cepat, dilanjutkan dg inotropik. Bila tjd henti jantung resusitasi kardio pulmonal (buku PPGD materi dasar).

Tatalaksana

54

SYOK SEPTIK Resusitasi cairan Hipovolemik, bila tdk berhasil beri inotropik atau vasopressor. Koreksi gangg keseimbangan asam basa & elektrolit. Antibiotik utk gram negatip & positip.

Tatalaksana

RESUSITASI CAIRAN

Keseimbangan cairan & elektrolit penting utk homeostasis & vol intravask efektif. Bayi baru lahir 78% BB tdr dari air, kmd menurun mendekati kadar pd dewasa (lihat grafik & tabel) Prinsip tx cairan adalah utk memenuhi:• Kebutuhan rumatan.• Mengganti kehilangan cairan akut.• Mengganti kehilangan cairan yg msh berlangsung.

Grafik hubungan umur dengan cairan tubuh sebagai persen dari berat badan.

Resusitasi cairan

Kompartemencairan tubuh

Umur

Lahir Bulan Tahun

0 3 6 6 16

Total Cairan Tubuh

78% 75% 70% 65% 60%

Cairan Intraseluler

33% 37,5% 40% 42,5% 40%

Cairan Ekstraseluler

45% 37,5% 30% 22,5% 20%

Persentasi total cairan tubuh, cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler

berdasarkan umur.

Resusitasi cairan

Perhitungan kebutuhan cairan rumatan (Holliday-Segar)

Berat badan (kg)

Kebutuhan cairan

24 Jam Perjam

10 kg pertama

10 kg kedua

Di atas 20 kg

100 ml/kg

50 ml/kg

20 ml/kg

4 ml/kg

2 ml/kg

1 ml/kgDitambah kebutuhan elektrolit:

Na 2-4 mEq dan K 1-2 mEq dlm tiap100ml cairan

Resusitasi cairan

Menghitung jumlah kehilangan cairan:

Jml kehilangan cairan = jml kehilangan BB

(1 kg BB = 1000 ml kehilangan cairan).

Atau dengan menentukan persentase

kehilangan berat badan.

Menghitung kehilangan yg msh

berlangsung:

Menampung/mengukur jml muntah, diare,

drainase operasi, luas luka bakar, dll.

Resusitasi cairan

Perkiraan kehilangan berat badan secara klinis pada diare

DEHIDRASI Ringan Sedang BeratBayiAnakMukosaAir mataMataTurgor kulitSuhu kulitPengisian kapilerDenyut jantungUbun-ubun (bayi)Urin

5%3%

NormalNormalNormalNormalNormal<2detikNormalDatar

Normal

10%6%

Kering(+/-)

Sdkt cekungKurang

Sdkt dingin2-3 detikTakikardi

ringanSdkt cekungBerkurang

15%10%

Sangat kering(-)

Sangat cekungBuruk

Dingin lembab>3 detikTakikardiCekung

Oliguri-anuri

Resusitasi cairan

Contoh:Seorang anak dibawa ke UGD krn diare terus mene-rus, lemah, BB 18kg (sblmnya 20kg), Na 132 mEq/L, msh diare 40ml/jam.

Kebutuhan cairan rumatan: (10kg x 100ml) + (10kg x 50ml) = 1500ml/24jam. Jumlah defisit: 20kg – 18kg = 2kg = 2000ml. Ongoing losses : 40ml/jam = 960ml/24jam.

Cara pemberian (bila tdk ada syok): Defisit: separuh dlm 8 jam & sisanya dlm 16 jam. Rumatan + ongoing losses diberikan dlm 24 jam.

Bila ongoing losses berkurang, maka perhitungan harus dinilai kembali

Resusitasi cairan

62

63

Tatalaksana Tatalaksana Demam - HiperpireksiaDemam - Hiperpireksia

DEFINISI

Demam:

adalah meningkatnya suhu tubuh di atas normal

(rektal > 38oC, oral > 37,5oC, aksila > 37,2oC).

Peningkatan suhu antara 39-40oC disebut panas

tinggi, diatas 41oC disebut hiperpireksia.

PENYEBAB

66

Tersering karena infeksi.

Produksi panas meningkat: hipertiroid,

keracunan salisilat, suhu lingkungan,

hipertermi maligna akibat pembiusan.

Gangg pengeluaran panas: displasia

ektoderma, head stroke, keracunan

antikolinergik.

67

Demam karena infeksi

Jarang > 40oC.

Demam <39oC tdk perlu terapi khusus:

o Buka pakaian tebal, jangan kompres

dingin atau alkohol.

Antipiretik bila:

o Suhu cenderung shg anak tdk nyaman,

penyakit kardiopulmonal, metabolik,

neurologis (kejang demam)

TATALAKSANA

68

Antipiretik:

Parasetamol: 10-15 mg/kgBB.

Ibuprofen 5-10 mg/kgBB.

Gol. Salisilat tdk dianjurkan terutama pd

infeksi virus (varisela, influenza) krn dp

memicu Sindroma Reye.

Tatalaksana

69

Demam krn produksi panas meningkat & gangguan pengeluaran panas

Pendinginan eksternal: Kompres tubuh. Bila > 41oC perlu pendinginan cepat: o kompres dingin, o kipas angin, o penyejuk ruangan.

Penurunan suhu jangan terlalu cepat, cukup 2-3oC perjam.

Tatalaksana

Tatalaksana Kejang - Status Epileptikus

DEFINISIKejang:

adalah tjdnya lepas muatan listrik berlebih &

hipersinkron di sel neuron saraf otak.

Mrpk kedaruratan yg hrs ditanggulangi

sgr.

Sering: kejang demam, status konvulsivus.

Tatalaksana penghentian kejang pd kejang

demam & status konvulsivus adalah sama,

perbedaan pd penyebab & diagnostik.

Kejang demam:

Kejang berhubungan dg demam tanpa

infeksi SSP & gangg elektrolit akut, pd anak

> 1 bln, tdk ada riwayat kejang tanpa

demam. ada 2:

Sederhana: general, singkat, 1 kali/24j.

Kompleks: fokal, >15mt, berulang dlm 24j.

Definisi

Status konvulsivus:

Kejang konvulsif yg berlangsung > 30 mnt

atau kejang berulang > 30 mnt tanpa sadar.

73

Prinsip tatalaksana kejang:

Buka jalan napas.

Tenangkan orang tua/keluarga.

Immobilisasi tl vertebrae pd cedera kepala.

Berikan oksigen bila perlu.

Berikan benzodiazepin (diazepam)

rektal/iv.

Pertimbangkan pemberian glukosa bila

hipoglikemi.

TATALAKSANA

74

TatalaksanaKejang

Diazepam iv: 0,3-0,5mg/kgBB, atau Diazepam pr: 0,5mg/kgBB utk BB<10kg 0,3mg/kgBB utk BB>10kg

atau 10mg utk > 10kg

Ulang 2x tiap

5mnt

Ya Kejang Tidak

Stop

Bagan Penanggulangan Kejang

Diazepam iv: 0,3-0,5mg/kgBB, atau Diazepam pr: 5mg utk BB<10kg 10mg utk BB>10kg 1xHipoglikemi: D10 5ml/kgBB

Ya

Kejang Tidak

Stop

Airway, Breathing, CirculationTanda trauma/infeksi & pareses fokal

Pasang akses intravena

Periksa: darah rutin, glukosa, elektrolit

Kejang lama > 15

mnt

5-10 mnt

Fenitoin 10-20 mg/kg/BB iv bolus

Kecepatan 0,5-1mg/kgBB/mnt

Ya Kejang Tidak

Fenitoin 5-7 mg/kg/BB iv 12 jam kemudian &

Rujuk ke RS/Rawat inap

Rujuk ke RS dg fasilitas

ICU

20-30 mnt

TERIMA KASIHTERIMA KASIH

75