1
PENGARUH IKLIM SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR
SISWA DI SMA N 5 SOLOK SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)
TOMMY ARDODINATA
11030097
PROGRAM STUDI PENDDIKAN GEOGRAFI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2016
2
3
4
ABSTRAK
Tommy Ardodinata(NIM:11030097). Pengaruh Iklim Sekolah Terhadap
Motivasi Belajar Siswa di SMA N 5 Solok Selatan. Skripsi. Padang: Program
Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumbar, 2016.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh masih rendah dan kurang bagusnya
iklim sekolah di SMA N 5 Solok Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan menganalisa data tentang pengaruh iklim sekolah terhadap
motivasi belajar siswa di SMA N 5 Solok Selatan.
Jenis penelitian adalah deskriptif korelasional. Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas XI pada tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 232
siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 70 orang siswa dengan
menggunakan teknik penarikan sampel yaitu dengan teknik proportional random
sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket.
Analisis data digunakan dengan dua cara yaitu: (1) analisis deskriptif, dan (2)
analisis inferensial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa; hasil uji korelasi sederhana
pengaruh iklim sekolah terhadap motivasi belajar siswa di dapat nilai korelasi (r)
0,308. Dari hasil perhitungan nilai signifikansi diperoleh adanya pengaruh yang
berarti sebesar 0,009 sehingga dapat dikatakan signifikan < 0,05 (0,009 < 0,05)
maka Ho ditolak, Ha diterima, artinya iklim sekolah (X) secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar (Y) maka dapat dikatakan iklim
sekolah berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi belajar siswa SMA N 5
Solok Selatan.
i
5
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat ilmu dan kesabaran kepada penulis. Dengan rahmat dan
hidayah-nya jugalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Pengaruh Iklim Sekolah Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di SMA N 5 Solok
Selatan”.
Penulis menyadari tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi
materi maupun teknik penulisan, berkat bantuan dosen pembimbing dan semua
pihak, akhirnya tulisan ini terwujud sebagaimana adanya. Untuk itu penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Slamet Rianto, M.Pd selaku pembimbing I dan Bapak Momon Dt.
Tanamir, M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan dorongan,
informasi, petunjuk dan arahan serta bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
2. Bapak Drs. Edi Suarto, M.Pd, Ibu Ade Irma Suryani, M.Pd dan Bapak Arie
Zella Putra Ulni, S.Pd, M.Pd selaku dosen penguji.
3. Bapak Slamet Rianto, M.Pd sebagai Ketua Program Studi Pendidikan
Geografi STKIP PGRI Padang Sumatra Barat dan Ibu Erna Juita, S.Pd, M.Si
sebagai Sekretaris Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Padang
Sumatra Barat beserta Staf pengajar yang memberikan bantuan, dorongan dan
bimbingan serta arahan dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak/Ibu staf dosen geografi yang telah membantu dalam perkuliahan hingga
menyelesaian penulisan skripsi ini.
ii
6
5. Bapak/Ibu Ketua STKIP PGRI Padang Sumatra Barat beserta Staf dan
Karyawan yang telah memberikan kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini
sampai selesai.
6. Bapak/Ibu Kepala UPT perpustakaan STKIP PGRI Padang Sumatra Barat
beserta Staf dan Karyawan.
7. Dinas Pendidikan Pemerintahan Kabupaten Solok Selatan yang telah
memberikan izin penelitian.
8. Bapak Kepala sekolah, Guru dan Staf dan Karyawan SMA N 5 Solok Selatan
yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian disana. Siswa dan siswi
responden yang telah memberikan data dan informasi yang sangat berharga
dalam penulisan skripsi ini.
9. Kedua orang tua, yang telah memberikan bantuan dalam segala hal, baik
materi, motivasi, doa serta kasih sayang yang tidak pernah ada habisnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
10. Kepada rekan-rekan seperjuangan yang sama-sama mengikuti proses
penulisan skripsi ini yang telah memberikan bantuan, kritik dan saran dalam
penyelesaian skripsi ini.
11. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penulisan skripsi ini.
Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya juga penulis sampaikan
kepada pihak yang membantu penganalisian maupun pembahasannya. Semua ini
tidak terlepas karena penulis masih dalam tahap belajar. Tapi berkat bantuan dan
bimbingan semua pihak, skripsi ini dapat terselesaikan sebagaimana adanya.
iii
7
Akhir kata penulis mengharapkan saran dan masukan dari semua pihak
untuk kesempurnaan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya. Amin ya Rabbal A’lamin.
Padang, juni 2016
Penulis
iv
8
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL.............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 6
C. TujuanPenelitian ...................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 6
BAB II KERANGKA TEORITIS
A. Landasan Teori ......................................................................................... 7
1. Motivasi Belajar .................................................................................. 7
2. Iklim Sekolah ...................................................................................... 20
B. Penelitian Relevan ................................................................................... 28
C. Kerangka Konseptual .............................................................................. 29
D. Hipotesis .................................................................................................. 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 32
B. Populasi Dan Sampel .............................................................................. 32
C. Defenisi Operasional Variabel Dan Indikator ......................................... 35
D. Jenis Data, Sumber, Teknik Dan Alat Pengumpulan Data ..................... 36
E. Instrumen Penelitian................................................................................ 38
F. Validitas Dan Reliabilitas ....................................................................... 40
G. Analisis Data ........................................................................................... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian..................................................................... 51
B. Hasil Penelitian ....................................................................................... 53
v
9
C. Pembahasan ............................................................................................. 77
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 80
B. Saran ........................................................................................................ 80
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 81
LAMPIRAN ....................................................................................................... 83
vi
10
DAFTAR TABEL
Halaman
III.1 : Jumlah siswa kelas XI SMA N 5 Solok Selatan TP 2015/2016 ............. 33
III.2 :Proporsi Sampel Untuk Masing-Masing Kelas ....................................... 35
III.3 :Jenis Data, Sumber Data, Tekhnik Pengumpulan Data .......................... 38
III.4 : Skor jawaban setiap pertanyaan berdasarkan sifatnya ........................... 39
III.5 : Kisi Kisi Instrumen Penelitian ................................................................ 39
III.6 : Hasil Uji Coba Instrumen Iklim Sekolah (X) ......................................... 42
III.7 : Hasil Uji Coba Instrumen Motivasi Belajar (Y) ..................................... 43
III.8 : Klasifikasi Indeks Reliabilitas ................................................................ 45
III.9: Uji Reabilitas Iklim Sekolah.................................................................... 45
III.10 : Uji Reliabilitas Motivasi Belajar ......................................................... 46
IV.1 : Interpretasi Skor Variabel Iklim Sekolah ............................................. 53
IV. 2 : Interpretasi Skor Variabel Motivasi Belajar ......................................... 60
IV.3 : Hasil Perhitungan Statistik Iklim Sekolah (X) ..................................... 68
IV.4 : Distribusi Frekuensi Skor Iklim Sekolah (X) ....................................... 69
IV.5 : Hasil Perhitungan Statistik Motivasi Belajar (Y) ................................. 71
IV.6 : Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Belajar (Y) ................................... 72
IV.7 : Uji Normalitas ...................................................................................... 74
IV.8 : Uji Homogenitas Pada Variabel Iklim Sekolah ................................... 74
IV.9 : Uji Linearitas Iklim Sekolah-Motivasi Belajar .................................... 75
IV.10 : Nilai Regresi Linear Iklim Sekolah Terhadap Motivasi Belajar .......... 76
IV.11 : Uji Korelasi Sederhana Pengaruh Iklim Sekolah Terhadap
Motivasi Belajar (rx1y)......................................................................... 77
vii
11
DAFTAR GAMBAR
Halaman
II.1 Kerangka Konseptual .................................................................................. 31
IV.2 Histogram Skor Iklim sekolah ............................................................. 70
IV.3 Histogram Skor Motivasi belajar ......................................................... 73
viii
12
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Angket Penelitian ............................................................................................ 83
2. Tabulasi Data Uji Coba Instrumen Iklim Sekolah (X) dan Motivasi Belajar . 88
3. Data Penelitian ................................................................................................ 98
4. Frekuensi Jawaban Kuesioner Penelitian Iklim Sekolah ............................... 105
5. Interpretasi Skor Iklim Sekolah ..................................................................... 119
6. Deskripsi Data ................................................................................................ 121
7. Uji Persyaratan Analisis ................................................................................. 123
8. Pengujian Hipotesis ........................................................................................ 125
9. Dokumentasi .................................................................................................. 126
10. Peta Penelitian .............................................................................................. 129
11. Surat Penelitian
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang
berperan dalam mempercepat laju pembangunan.Pendidikan mempunyai
peranan yang sangat besar dalam peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)
yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang pada akhirnya diharapkan untuk
mengisi pembangunan itu sendiri. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang
Pendidikan Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional yaitu berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Mencerdaskan suatu bangsa dibutuhkan suatu wadah yang
mempelajari ilmu pengetahuan. Salah satu wadah itu adalah sekolah, melalui
sekolah diharapkan dapat mewujudkan cita-cita bangsa Indosesia. Salah satu
upaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia tersebut dengan
meningkatkan mutu pendidikan. Disini dapat kita lihat bahwa tujuan dari
pendidikan adalah untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia, mengisi
kemerdekaan dan mensejahterakan rakyat Indonesia.
1
2
Sekolah merupakan lembaga formal, sebagai wadah untuk kegiatan
belajar mengajar. Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa
harus mematuhi tata tertib dengan penuh rasa disiplin yang tinggi. Disiplin
menurut Andi Rasdiyanah (1995:28) adalah kepatuhan untuk menghormati
dan melaksanakan suatu system yang mengharuskan orang untuk tunduk
pada keputusan, perintah atau peraturan yang berlaku. Perilaku disiplin
sangat diperlukan dalam pembinaan perkembangan anak untuk menuju masa
depan yang lebih baik.
Keberhasilan belajar siswa dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal (Dimyati dan Mudjiono,2006:227).
Faktor internal yaitu berhubungan dengan faktor yang berasal dari dalam diri
siswa yakni keaadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa, kondisi jasmani
(aspek fisiologis), kondisi umum jasmani yang memadai tingkat kebugaran
organ-organ tubuh dan sandi-sandinya, berpengaruh terhadap semangat dan
intensitas siwa dalam belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2006:228). Sedangkan
kondisi rohani yaitu berhubungan dengan aspek psikologis yang
mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan belajar siswa, namun faktor
rohanilah yang pada umumnya dipandang lebih esensial antara lain: tingkat
kecerdasan atau integrasi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan
motivasi.
Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari lingkungan sosial dan
non sosial. Lingkungan sosial seperti para guru, para staf administrasi dan
teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa,
3
juga termasuk masyarakat, dan teman-teman sepermainan di sekitar tempat
tinggal siswa tersebut. Lingkungan non sosial seperti gedung sekolah, iklim
sekolah, letak kelas, rumah tempat tinggal keluarga siswa yang jauh jaraknya
dari lingkungan sekolah, alat-alat belajar, dan waktu belajar yang digunakan
siswa.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi
keberhasilan belajar siswa. Menurut Dimyati (2006:239) motivasi belajar
merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar.
Motivasi belajar pada diri siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi
atau tidak adanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar.
Selanjutnya, mutu hasil belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu,
motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus. Agar siswa
memiliki motivasi belajar yang kuat, maka terciptalah suasana belajar yang
menggembirakan.
Hasil observasi sementara di temukan bahwa motivasi belajar siswa
masih sangat rendah, rendahnya motivasi belajar siswa dapat dilihat dari
sikap yang ditunjukan oleh siswa. Hal ini terlihat dari beberapa siswa yang
motivasi belajarnya yang rendah, mereka jarang masuk kelas, suka melamun
saat belajar, sering keluar masuk kelas saat proses pembelajaran, sering
terlambat dan sewaktu proses pembelajaran berlangsung rata-rata siswa
menggangu teman yang lainnya dengan mengajak ribut dan bersikap tak acuh
dengan proses pembelajaran.
4
Motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh iklim sekolah, teori ini sesuai
dengan pendapat yang di kemukakan Silalahi (2008:1) menyatakan bahwa
“iklim sekolah berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar”. Iklim
sekolah merupakan lingkungan belajar yang medorong prilaku positif dan
kepribadian sama sehingga menciptakan proses belajar mengajar yang
optimal. Lingkungan sekolah merupakan suatu norma, harapan dan
kepercayaan dari personil-personil yang terlibat dalam organisasi sekolah
yang dapat memberikan dorongan untuk bertindak dalam pencapaian
motivasi belajar siswa yang tinggi.
Sorenson dan Goldsmith (2008:30) Memandang iklim sekolah
sebagai kepribadian kolektif dari sekolah. Oleh karena itu inti dari iklim
sekolah adalah bagaimana kita memperlakukan satu sama lain. Cohen et.al
dalam Pinkus (2009:14) menjelaskan iklim sekolah sebagai kualitas dan
karakter dari kehidupan sekolah, berdasarkan pola perilaku siswa, orang tua
dan pengalaman personil sekolah tentang kehidupan sekolah yang
mencerminkan norma-norma, tujuan, nilai, hubungan interpersonal, praktek
belajar dan mengajar, serta struktur organisasi.
Menurut Mulyasa (2009:90) Iklim sekolah yang kondusif dapat
dilihat dari keakraban, persaingan, ketertiban organisasi sekolah, keamanan
dan fasilitas sekolah. Pola hubungan yang kondusif itu akan mengembangkan
potensi-potensi diri siswa secara terarah sehingga pada akhirnya mereka
merasa puas dalam belajar. Semakin baik pola hubungan antar pribadi yang
5
terjadi di lingkungan sekolah, maka hal tersebut akan menyebabkan semakin
tingginya motivasi belajar siswa.
Pada kenyataanya, berdasarkan hasil survei pendahuluan yang telah
penulis lakukan di SMA N 5 Solok Selatan, terlihat bahwa iklim sekolah di
SMA N 5 Solok Selatan masih kurang bagus, karena seringnya siswa-siswa
tersebut keluar kelas disaat belajar, banyak siswa yang main-main dalam
mengikuti pelajaran, dan banyak siswa yang keluar masuk di saat pertukaran
jam pelajaran. Fenomena yang penulis temukan saat melakukan observasi di
SMA N 5 Solok Selatan yaitu masih terdapat siswa yang sering permisi
disaat proses belajar mengajar berlangsung, diwaktu pergantian jam pelajaran
masih terdapat siswa sering keluar masuk ruangan, masih terdapat beberapa
siswa yang memilih-milih teman, seperti siswa membuat kelompok. Selain
itu banyaknya sarana prasarana atau kelengkapan sekolah yang kurang
memadai dan menyebabkan siswa malas belajar dengan itu rendah pula
motivasi belajar siswa tersebut. Hubungan antara guru dengan siswa tidak
terjalin dengan baik. Seperti, banyaknya siswa yang tidak tertib dalam
melaksanakan pembelajaran atau meribut dalam proses pembelajaran
,dengan suasana tersebut bisa menyebabkan rendahnya motivasai siswa
dalam pembelajaran.
Terkait dengan hal di atas penulis ingin mengetahui bagaimana
pengaruh iklim sekolah terhadap motivasi belajar siswa. Sehingga penelitian
ini berjudul Pengaruh Iklim Sekolah Terhadap Motivasi Belajar Siswa di
SMA N 5 Solok Selatan.
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat
pengaruh iklim sekolah terhadap motivasi belajar siswa di SMA N 5 Solok
Selatan?
C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa data
tentang pengaruh iklim sekolah terhadap motivasi belajar siswa di SMA N 5
Solok Selatan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagi
berikut :
1. Sebagai syarat untuk mendapat gelar sarjana bagi penulis.
2. Dapat digunakan sebagai dasar untuk memecahkan masalah yang timbul
yang berhubungan dengan motivasi belajar siswa SMA N 5 Solok
Selatan.
3. Memberikan bahan masukan dan bahan pertimbangan kepada instansi
terkait dalam pengambilan kebijakan selanjutnya.
4. Bagi guru dapat menciptakan iklim sekolah yang menyenangkan atau
kondusif sehingga dapat meningkatkan kedisiplinan dan motivasi belajar
siswa.
5. Bagi para siswa untuk dapat meningkatkan motivasi belajarnya.
7
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Landasan Teori
1. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Kata“ motif ”diartikan sebagai daya upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat diartikan sebagai
daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.Bahkan motif
dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan).Berawal
dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang telah menjadi aktif.Motif menjadi aktif pada saat-
saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat
dirasakan/mendesak.Menurut Mc Donald dalam Sardiman (2007:73)
motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang
ditandai dengan munculya “feeling” dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan.
Menurut Dimyati (2006:239) motivasi belajar merupakan
kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi
belajar pada diri siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi
atau tidak adanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan
belajar. Selanjutnya, mutu hasil belajar akan menjadi rendah. Oleh
karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus
7
8
menerus. Agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat, maka
ciptakanlah suasana belajar yang menggembirakan.
Menurut Hamzah (2012:23) motivasi belajar adalah dorongan
internal dan eksternal pada diri siswa-siswi yang sedang belajar
untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan
beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Menurut Hamzah
(2012:4) mengatakan bahwa motif dibedakan dua macam yaitu motif
instrinsik dan motif ekstrinsik. Motif instriksik timbulnya, tidak
memerlukan rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam
diri individu sendiri yaitu sesuai atau sejalan dengan kebutuhannya.
Contohnya, seorang siswa yang sungguh-sungguh mempelajari mata
pelajaran di sekolah karena ingin memiliki pengetahuan yang
dipelajarinya.
Sedangkan motif ekstrinsik timbul karena adanya rangsangan
dari luar individu, misalnya dalam bidang pendidikan terdapat minat
yang positif terhadap kegiatan pendidikan timbul karena manfaatnya.
Contohnya, siswa belajar sungguh-sungguh bukan disebabkan ingin
memiliki pengetahuan yang dipelajarinya tetapi didorong oleh
keinginan naik kelas atau untuk mendapatkan ijazah.
Menurut Sardiman (2001:81) ciri-ciri siswa yang memiliki
motivasi dalam belajar adalah:
1) Tekun menghadapi tugas-tugas yang diberikan
2) Ulet dalam mengatasi kesulitan (tidak cepat putus asa)
9
3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah
4) Lebih senang bekerja mandiri
5) Tidak cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin
Apabila siswa memiliki ciri-ciri di atas berarti ia sudah
mempunyai motivasi yang kuat untuk belajar. Dalam proses belajar
mengajar siswa dapat berhasil dengan baik, bila ia tekun belajar,
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, ulet memecahkan masalah,
dan dapat belajar mandiri.
Motivasi itu ada yang dorongan untuk belajar, motivasi
sebagai kebutuhan, motivasi alamiah, maupun motivasi dalam
melakukan suatu perbuatan tertentu. Selanjutnya orang yang
memiliki motivasi yang tinggi merasakan waktu cepat berlalu,
sehingga ia akan sedikit cemas akan kekurangan waktu untuk
menyelesaikan tugasnya, dengan demikian mereka
memperhitungkan setiap peluang dengan cermat. Menurut Oemar
Hamalik (2000:174) fungsi dari motivasi adalah sebagai berikut:
1) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan.
2) Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada
pencapain tujuan yang diinginkan.
3) Sebagai penggerak, besar kecilnya motivasi akan menentukan
cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa motivasi belajar
merupakan dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswi yang
10
sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku dalam
melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar sangat diperlukan
dalam diri seorang siswa agar kegiatan pembelajaran akan menjadi
lebih baik sesuai yang diharapkan.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:89-92) ada beberapa
faktor yang mempengaruhi motivasi belajar,yaitu:
1) Cita-cita atau aspirasi siswa
Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu sangat lama,
bahkan sepanjang hayat. Cita-cita siswa untuk ”menjadi
seseorang” akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan
pelaku belajar. Citacita akan memperkuat motivasi belajar
intrinsik maupun ektrinsik sebab tercapainya suatu cita-cita akan
mewujudkan aktualisasi diri.
2) Kemampuan Belajar
Belajar dibutuhkan berbagai kemampuan.Kemampuan ini
meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri
siswa.Misalnya pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir dan
fantasi.Di dalam kemampuan belajar ini, sehingga perkembangan
berfikir siswa menjadi ukuran. Siswa yang taraf perkembangan
berfikirnya konkrit (nyata) tidak sama dengan siswa yang berfikir
secara operasional (berdasarkan pengamatan yang dikaitkan
dengan kemampuan daya nalarnya). Jadi siswa yang mempunyai
11
kemampuan belajar tinggi, biasanya lebih termotivasi dalam
belajar, karena siswa seperti itu lebih sering memperoleh sukses
oleh karena kesuksesan memperkuat motivasinya.
3) Kondisi Jasmani dan Rohani Siswa
Siswa adalah makhluk yang terdiri dari kesatuan
psikofisik.Jadi kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi
belajar disini berkaitan dengan kondisi fisik dan kondisi
psikologis, tetapi biasanya guru lebih cepat melihat kondisi fisik,
karena lebih jelas menunjukkan gejalanya dari pada kondisi
psikologis.Misalnya siswa yang kelihatan lesu, mengantuk
mungkin juga karena malam harinya bergadang atau juga sakit.
4) Kondisi Lingkungan Kelas
Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang
datangnya dari luar diri siswa.Lingkungan siswa sebagaimana
juga lingkungan individu pada umumnya ada tiga yaitu
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.Jadi unsur-unsur
yang mendukung atau menghambat kondisi lingkungan berasal
dari ketiga lingkungan tersebut. Hal ini dapat dilakukan misalnya
dengan cara guru harus berusaha mengelola kelas, menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan, menampilkan diri secara
menarik dalam rangka membantu siswa termotivasi dalam
belajar.
12
5) Unsur-unsur Dinamis Belajar
Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur
yang keberadaannya dalam proses belajar yang tidak stabil,
kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali.
6) Upaya Guru Membelajarkan Siswa
Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana guru
mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari
penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian
siswa.
c. Indikator Motivasi Belajar Siswa
Menurut A. M Sardiman ( 2006:81 ) ciri-ciri siswa yang
termotivasi adalah tekun dalam menghadapi tugas, ulet dalam
mengahadapi kesulitan, dan menunjukkan minat terhadap
bermacam-macam masalah. Berdasarkan pendapat Sardiman di atas,
maka motivasi belajar terdiri dari empat indikator yaitu:
1) Ketekunan
Melihat dari kata dasarnya tekun berarti kesungguhan
dengan penuh ke iklasan dan tanggung jawab. Ketekunan
seseorang akan tampak melalui kesungguhan dalam
melaksanakan aktivitas kegiatan sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan. Seseorang yang memiliki motivasi belajar yang tinggi
terlihat dari ketekunannya dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya.Ketekunan termasuk kedalam indikator tingginya
13
motivasi belajar siswa. Karena dengan adanya ketekunan seorang
siswa akan melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik
sehingga mereka selalu berusaha untuk berkonsentrasi dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya.
2) Disiplin
Disiplin merupakan kepatuhan, ketaatan dan kesediaan
melakukan aturan-aturan yang berlaku.Berdasarkan pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa disiplin merupakan salah satu
konsep yang dapat dijadikan pegangan bagi semua pihak yang
berkepentingan. Disiplin disuatu sekolah akan terwujud melalui
disiplin pribadi yang merupakan dasar dari disiplin sekolah.
3) Semangat
Semangat belajar merupakan salah satu indikator
tingginya motivasi belajar siswa. Karena dengan adanya
semangat belajar yang tinggi berarti siswa tersebut mempunyai
motivasi belajar yang baik sesuai dengan apa yang diharapkan.
4) Partisipasi
Partisivasi menurut istilah bahasa Indonesia adalah peran
serta atau mengikutsertakan orang lain. Partisipasi adalah
perwujudan bantuan yang diberikan anggota kelompok untuk
memperlancar, meningkatkan dan mempercepat proses
pelaksanaan kegiatan sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik.
14
Partisipasi siswa dalam belajar diwujudkan dalam
perencanaan, pelaksanaan serta penilaian pelajaran. Semua siswa
mempunyai hak yang sama dalam proses belajar mengajar.
Semua pendapat siswa hendaknya menjadi perhatian oleh guru
dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa mempunyai
inisiatif dan kreatif dalam belajarnya.
Berdasarkan beberapa keterangan diatas dapat diketahui
bahwa motivasi belajar diberikan dengan ketekunan menghadpi
tugas-tugas, ketaatan dalam mematuhhi aturan yang berlaku di
sekolah dan mempunyai semangat belajar yang tinggi untuk
mencapai motivasi belajar yang baik. Siswa yang memiliki
motivasi belajar yang tinggi akan ikut berpartisipasi dalam setiap
kegiatan yang diadakan disekolahnya.
d. Penyebab Munculnya Motivasi Belajar Siswa
Menurut Gagne dalam Dahar, (1989:143) ada beberapa
kejadian-kejadian instruksi yang dapat memunculkan motivasi
belajar siswa:
1) Mengaktifkan Motivasi
Langkah pertama dalam suatu pelajaran adalah
memotivasi para siswa untuk belajar, memberikan semangat
kepada siswa untuk mengikuti pelajaran yang bagus sesuai yang
kita harapkan.Kerap kali ini dilakukan dengan membangkitan
perahtian mereka dalam isi pelajaran, dan mengemukakan
15
kegunaannya. Misalnya, guru membangkitkan perhatian para
siswa dalam belajar tentang ukuran liter, serta fraksi-fraksinya,
dengan member tahu mereka bahwa informasi ini nanti akan
mereka perlukan dimasa yang akan datang, dan mengemukakan
masalah tentang pembelian minyak goring untuk ibu, atau
bensin untuk speda motor atau mobil.
2) Memberi Tahu Tujuan-Tujuan Pelajaran
Kejadian intruksi kedua ini sangat erat hubungannya
dengan kejadian intruksi pertama. Sebagian dari mengaktifkan
motivasi para siswa ialah dengan memberitahu mereka tentang
mengapa mereka belajar, apa yang mereka pelajari dan apa
yang mereka pelajari. Memberitahu para siswa tentang tujuan-
tujuan belajar juga menolong memusatkan perhatian para siswa
terhadap aspek-aspek yang relevan tentang pelajaran.
3) Mengarahkan Perhatian
Gagne mengegemukakan dua perhatian.Yang satu
berfunsi untuk membuat siswa siap memuat stimulus-
stimulus.Dalam mengajar, perubahan stimulus secara tiba-tiba
dapat mencapai maksud ini.Contoh dalam pelajaran kimia hal
ini dapat dilakukan dengan guru beerkata, “perhatikan
perubahan warna yang terjadi”, waktu guru mengajarkan
kecepatan reaksi dengan metode demokrasi.Bentuk kedua dari
perhatian tersebut persepsi selektif.
16
Cara ini siswa memilih informasi yang mana akan
diteruskan ke memori jangka pendek. Dalam meangajar, seleksi
stimulus-stimulusrelevan yang akan dipelajari, dapat ditolong
guru dengan cara mengeraskan ucapan suatu kata selama
belajar, atau menggaris bawahi suatu kata atau beberapa kata
dalam dalam suatu kalimat, atau dengan menunjukkan sesuatu
yang harus diperhatikan siswa, misalnya dalam mengajarkan
penulisan rumus-rumus kimia, diminta perhatian siswa-siswa
pada penulisan angka-angka dibawah huruf-huruf (dalam
menulis rumus H2 S O4, angka 2 dan 4 ditulis agak dibawah
huruf H dan O).
4) Menyediakan Bimbingan Belajar
Pemberian kode pada imformasi yang berasal dari
memori jangka pendek yang disimpan dalam memori jangka
panjang, menurut gagne merupakan bagian yang paling kritis
dalam proses belajar. Guru dapat berusaha untuk menolong
siswa-siswa dalam mengingat atau mengeluarkan pengetahuan
yang disimpan dalam memori jangka panjang itu. Cara
menolong ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan pada para siswa, yang merupakan suatu cara
pengulangan.
Memperlancar masuknya imformasi ke memori jangka
panjang, diperlukan bimbingan langsung dalam pemberian kode
17
pada imformasi. Untuk mempelajari imformasi verbal,
bimbingan itu dapat diberikan dengan cara mengaitkan
imformasi baru itu pada pengalaman siswa. Dalam belajar
konsep dapat diberikan contoh-contoh dan noncontoh-
noncontoh. Bila suatu aturan yang akan diajarkan, maka siswa-
siswa seharusnya sudah memahami dahulu konsep-konsep yang
merupakan komponen-komponen pembentuk aturan itu.
5) Melancarkan Retensi
Retensi atau bertahannya materi yang dipelajari (jadi
tidak dilupakan) dapat dilakukan oleh guru dan para siswa itu
sendiri dengan cara seiring dengan mengulangi pelajaran itu.
Cara lain ialah dengan member banyak conto-contoh.
6) Membantu Transfer Belajar
Tujuan transfer belajar ialah menerapkan apa yang telah
dipelajari pada situasi baru. Ini berarti, bahwa apa yang telah
dipelajari itu dibuat umum sifatnya. Melalui tugas pemecahan
masalah dan diskusi kelompok guru dapat membantu transfer
belajar. Untuk dapat melaksanakan ini para siswa tentu
diharapkan telah menguasai fakta-fakta, konsep-konsep, dan
keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan. Dalam pelajaran
sains misalnya, transfer belajar akan terjadi waktu guru
memberikan tugas pada para siswa untuk merncanakan
bagaimana menanggulangi masalah pencemaran lingkungan.
18
Hal ini para siswa dalam setiap kelompok diharapkan
telah mengetahui apa saja yang terdapat dalam lingkungan yang
tercemar, misalnya macam-macam gas yang berasal dari
knalpot mobil, sampah yang bertumpuk dimana-mana, dan lain-
lain. Selain itu mereka juga memiliki keterampilan –
keterampilan untuk meniadakan hal-hal yang menyebabkan
pencemaran itu. Misalnya dengan memisahkan pencemar-
pencemar yang tidak dapat mengalami pelapukan, yaitu plastic-
plastik, dan pencemar-pencemar yang dapat mengalami
pelapukan, yaitu daun-daun dan bahan-bahan lain yang berasal
dari makhluk hidup. Kemudian mereka juga harus mengetahui
cara-cara untuk memusnahkan pencemar-pencemar itu
berdasarkan sifat-sifatnya, hingga tidak merugikan masyarakat
sekitarnya. Dari uraian diatas dapat kita penguasaan fakta-fakta.
Konsep-konsep, serta keterampilan-keterampilan yang harus
dimiliki para siswa untuk dapat menyusun suatu rencana yang
baik.
7) Memperlihatkan Penampilan dan Memberikan Umpan Balik
Hasil belajar perlu diperlihatkan melalui suatu cara, agar
guru dan siswa itu sendiri mengetahui apakah tujuan pelajaran
telah tercapai. Untuk itu sebaiknya guru memberikan
kesempatan sedini mungkin pada siswa untuk memperlihatkan
hasil belajar mereka, agar dapat diberi umpan balik, sehingga
19
pelajaran selanjutnya berjalan dengan lancer.Cara-cara yang
dapat digunakan guru ialah memberikan test, atau dengan
mengamati perilaku siswa. Umpan balik, bila bersifat positif
menjadi bertanda bagi siswa bahwa ia telah mencapai tujuan
belajar, dan dengan demikian harapan atau expectancy yang
muncul pada permulaan tindakan pelajaran telah dipenuhi.
Dalam hal ini, menurut Gagne, umpan balik menghasilkan
reinforsemen. Pelu diingat, bahwa umpan balik tidak selalu
diberikan secara eksplisit, dengan cara menyetujui atau kata-
kata yang membetulkan. Ada kalanya situasi belajar itu saendiri
sudah merupakan umpan balik.
Dengan demikian ada beberapa penyebab yang dapat
memunculkan motivasi belajar siswa yaitunya mengaktifkan
motivasi, memberi tahu tujuan-tujuan pembelajaran,
mengarahkan perhatian, menyediakan bimbingan belajar,
melancarkan retensi, membantu transfer belajar,
memperlihatkan penampilan dan memberikan umpan balik,
dengan itu muncul dan bertambahnya motivasi belajar siswa
tersebut dalam belajar.
20
2. Iklim Sekolah
a Pengertian Iklim Sekolah
Orenson dan Goldsmith (2008:30) memandang iklim
sekolah sebagai kepribadian kolektif dari sekolah. Oleh karena itu
inti dari iklim sekolah adalah bagaimana kita memperlakukan satu
sama lain. Cohen et.al dalam Pinkus (2009:14) menjelaskan iklim
sekolah sebagai kualitas dan karakter dari kehidupan sekolah,
berdasarkan pola perilaku siswa, orang tua dan pengalaman personil
sekolah tentang kehidupan sekolah yang mencerminkan norma-
norma, tujuan, nilai, hubungan interpersonal, praktek belajar dan
mengajar, serta struktur organisasi.
Iklim sekolah yang kondusif dapat dilihat dari keakraban,
persaingan, ketertiban organisasi sekolah, keamanan dan fasilitas
sekolah. Pola hubungan yang kondusif itu akan mengembangkan
potensi-potensi diri siswa secara terarah sehingga pada akhirnya
mereka merasa puas dalam belajar. Semakin baik pola hubungan
antar pribadi yang terjadi di lingkungan sekolah diduga juga akan
menyebabkan semakin tingginya prestasi belajar siswa.
b Indikator-Indikator Iklim Sekolah
Menurut Moedjiharto (2002:36-37) ciri-ciri sekolah yang
memiliki iklim yang baik adalah :
1) Adanya hubungan yang akrab, penuh pengertian, dan rasa
kekeluargaan antar civitas sekolah.
21
2) Semua kegiatan sekolah diatur dengan tertib, dilaksanakan
dengan penuh tanggung jawab dan merata.
3) Di dalam kelas dapat dilihat adanya aktivitas belajar mengajar
yang tinggi.
4) Suasana kelas tertib, tenang, jauh dari kegaduhan dan kekacauan.
5) Meja kursi serta peralatan lainnya yang terdapat di kelas
senantiasa ditata dengan rapi dan dijaga kebersihannya.
Berdsarkan pendapat Moedjiharto di atas, maka iklim
sekolah terdiri dari lima indikator yaitu:
1) Hubungan antar civitas sekolah
2) Tata tertib sekolah
3) Aktivitas belajar mengajar
4) Suasana sekolah
5) Kerapian dan kebersihan kelas
c. Perlunya Iklim Sekolah
KTSP yang telah diberlakukan sejak tahun ajaran 2006/207,
dalam implementasinya menggunakan suatu sistem pembelajaran
yang mungkin asing bagi guru yang terbiasa menggunakan sistem
klasikal. Hal ini terjadi karena dalam KTSP pembelajaran menuntut
guru dan peserta didik bersikap toleran, menjunjung tinggi sikap
kebersamaan dan kebinekaan serta berpikiran terbuka, Mulyasa
(2009:86). Dengan demikian guru dan peserta didik dapat bersama-
sama belajar menggali kompetensinya masing-masing secara
optimal. Untuk kepentingan tersebut diperlukan iklim pembelajaran
22
yang mendorong kemandirian guru untuk berkreasi dalam setiap
aspek pembelajaran. Menurut Mulyasa (2009:86) iklim sekolah
merupakan suatu keniscayaan yang tidak bisa ditawar lagi.
Menurut Mulyasa (2009:87) iklim sekolah itu perlu, antara
lain dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut:
1) Dalam era globalisasi sekarang ini perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni berlangsung setiap saat.
Begitu cepatnya perkembangan tersebut sehingga sulit diikuti
oleh “mata telanjang”. Hal tersebut tentu besar pengaruhnya
terhadap sistem pendidikan disekolah, baik terhadap
perencanaan, proses, hasil pendidikan dan motivasi belajar
siswa. Bagaimana sekolah dikondisikan agar dapat mengikuti
perkembangan dan perubahan tersebut, hal ini jelas perlu
adanya iklim sekolah yang kondusif.
2) Perkembangan penduduk yang cepat membutuhkan pelayanan
pendidikan yang besar. Untuk itu diperlukan biaya atau
anggaran pendidikan yang besar pula. Disamping itu, perlu pula
strategi yang tepat agar pendidikan dapat dinikmati oleh seluruh
warga negara secara merata, baik kuantitas maupun kualitas.
Dalam kerangka ini pula diperlukan iklim sekolah yang
kondusif dan menyenangkan, agar semua warga sekolah dapat
mengembangkan potensinya secara optimal.
23
3) Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal dasar
sekaligus menjadi kunci keberhasilan pembangunan nasional
jika sumber-sumber daya manusia atau tenaga kerja indonesia
dalam jumlah yang besar tersebut dapat ditingkatkan mutu dan
pendayagunaan. Dengan begitu, dalam waktu yang relatif
singkat perekonomian indonesia akan tumbuh dan berkembang
secara mantap dan memberikan tingkat pendapatan nasional
yang relatif tinggi. Hal tersebut merupakan tantangan bagi
sekolah, bagaimana menghasilkan lulusan yang berkualitas,
tidak saja mampu dan terampil melakukan pekerjaan, tetapi
juga mempunyai inovasi dan kreativitas tinggi serta mempunyai
daya pandang jauh kedepan. Untuk kepentingan tersebut,
sekolah perlu melakukan penyesuaian-penyesuaian atau
pembaruan-pembaruan.
4) Perkembangan informasi dalam era globalisasi akhir-akhir ini,
telah menimbulkan berbagai pemikiran, bukan saja dalam dunia
bisnisdan ekonomi, melainkan juga dalam dunia pendidikan.
Untuk menghadapi tantangan masa depan sebagai akibat dari
kemajuan dan perkembangan teknologi, sekolah harus
mengantisipasi hubungan antar negara yang semakin erat,
seakan tidak ada lagi batas.
24
d. Perencanaan Pembaruan Iklim Sekolah
Perencanaan merupakan hal yang mutlak perlu dilakukan
demi suksesnya pembaruan pendidikan. Agar kerja sama dan upaya
pendayagunaan sumber/lingkungan terarah pada sasaran, pembaruan
pendidikan perlu direncanakan secara cermat dan mantap.
Menurut Mulyasa (2009:88) langkah-langkah yang perlu
diperhatikan dalam perencanaan pembaruan iklim sekolah adalah
sebagai berikut:
1) Merumuskan masalah
a) Mengidentivikasi masalah
b) Menganalisis kebutuhan
2) Merumuskan dan menganalisis tujuan pembaruan pendidikan
3) Menentukan persyaratan untuk mencapai tujuan dengan
mengembangkan alternative kegiatan untuk mencapai tujuan
4) Mengidentivikasi faktor-faktor penunjang dan penghambat
5) Memilih dan menentukan strategi yang akan dilaksanakan
berdasarkan hasil identifikasi terhadap faktor penunjang dan
penghambat.
6) Melaksanakan strategi yang dipilih, termasuk manajemen dan
kontrol terhadap strategi tersebut.
7) Menyempurnkan dan menyebabkan hasil pembaruan
pendidikan.
25
8) Menilai terhadap efektivitas pembaruan pendidikan yang telah
dilakasanakn.
Disamping itu dalam perencanaan pembaruan iklim sekolah
, juga perlu di antisipasi berbagai hambatan, terutama dalam proses
difusi pembaruan tersebut. Menurut Mulyasa (2009:89) hambatan-
hambatan tersebut pada umumnya adalah sebagai berikut:
1) Hambatan karena konflik nilai.
Dibidang pendidikan perubahan akan selalu menyangkut
sasaran dan strategi pelaksanaan. Dalam hal ini akan terdapat
orang atau bagian dari sekolah yang mungkin tidak dapat
menyesuaikan nilai-nilai pribadinya dengan nilai-nilai yang baru
diajukan.
2) Hambatan karena konflik kekuatan
Pembaruan pada hakikatnya selalu mengandung
redistribusi kekuatan. Pihak-pihak yang akan kehilangan
kekuasaan, umumnya baik secara terang-terangan atau
sembunyi-sembunyi akan menolak perubahan.
3) Hambatan karena faktor konflik psikologis, hal ini sumbernya
adalah rasa takut terhadap sesuatu yang belum dikenal.
Hambatan-hambatan ini bisa datang dari dalam sekolah
itu sendiri maupun dari luar. Hambatan-hambatan tersebut akan
menjadi kompleks jika sumber daya terbatas dan kurang dan
rendahnya perhatian masyarakat terhadap pendidikan.
26
e. Faktor Dominan Iklim Sekolah
Menurut Mulyasa (2009:90) Iklim sekolah yang kondusif
tentu saja tidak akan terjadi secara otomatis, tetapi sedikitnya
diperlukan dua syarat dasar, yakni sikap positif terhadap
pembaruan bagi semua komponen dan adanya sumber yang
diperlukan untuk mengadakan pembaruan. Iklim sekolah yang
kondusif dapat diciptakan dengan membudayakan silaturahmi di
antara para penghuni sekolah, misalnya bersalaman tiap pagi dan
sesudah belajar. Para guru juga harus dibiasakan untuk melakukan
pembelajaran dengan baik, harus siap menjadi fasilitator
pembelajaran, yang tidak hanya duduk menyuruh peserta didik
mencatat, atau hanaya mendiktekan bahan pembelajaran Mulyasa
(2000:96). Menurut Mulyasa (2009:90) faktor dominan yang perlu
diperhatikan dalam iklim sekolah adalah sebagai berikut:
1) Pembangunan pendidikan nasional bukan hanya untuk
menciptakan golongan elite dan kaum intelektual, melainkan
membentuk manusia Indonesia seutuhnya, melalui proses
sistematis, yang memungkinkan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap dapat berkembang secara optimal.
2) Peserta didik merupakan subjek sekaligus objek pendidikan.
Perubahan perilaku peserta didik ditentukan oleh pengalaman
belajarnya, di samping faktor-faktor bawaaan (hereditas). Oleh
karena itu, dalam proses pendidikan perlu mempehatikan
27
memperhatikan berbagai karakteristik peserta didik, baik sosial
maupun individual.
3) Mendidik merupakan pekerjaan profesional, memberikan
petunjuk bahwa tidak setiap orang dapat melaksnakan propesi
mendidik (penidik). Seorang pendidik profesional, tidak saja
harus memiliki kompetensi profesional, tetapi juga harus
memiliki ompetensi personal dan sosial.
4) Isi pendidikan merupakan segala pengalaman yang harus
dimiliki peserta didik sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai melalui proses pendidikan. Oleh karena itu, isi
pendidikan (kurikulum) perlu disesuaikan dengan karakteristik
dan perkembangan peseta didik.
5) Keberhasilan pendidikan sangat dipengaruhi oleh kelengkapan
fasilitas dan sumber belajar, terutama dalam sistem
pendidikan. Oleh karena fasilitas dan sumber belajar
merupakan hal yang eaensial, maka perlu dipertimbangkan
dalam menciptakan iklim sekolah yang kondusif.
Hoy dan Miskel dalam Hidayanto (2004) sebagaimana
dikutip Juniman Silalahi (2008), menyatakan bahwa iklim sekolah
merupakan kualitas lingkungan kelas yang terus menerus dialami
oleh guru yang mempengaruhi tingkah laku siswa dalam
menciptakan proses pembelajaran yang kondusif. Menurut rahmat
(1985) dalam Silalahi (2008:1), iklim sekolah ditandai dengan
munculnya: 1) sikap saling terbuka, 2) terjalinnya hubungan antar
28
pribadi yang akrab, 3) sikap saling menghargaisatu dengan yang
lain, 4) menghormati satu dengan yang lain, dan 5) mendahulukan
kepentingan bersama.
Dalam kaitannya dengan pengaruh iklim sekolah terhadap
motivasi belajar, hasil penelitian yang dilakukan Silalahi bahwa,
terdapat pengaruh yang signifikan antara iklim sekolah terhadap
motivasi belajar siswa. Dimana implikasinya adalah semakin
rendah iklim sekolah yang dibangun, maka rendah pula motivasi
belajar yang ditampilkan siswa. demikian pula sebaliknya semakin
tinggi iklim sekolah yang dibangunmaka semakin tinggi motivasi
belajar yang ditampilkan.
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan merupakan uraian tentang pendapat atau hasil
penelitian yang terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan yang akan
diteliti pada penelitian selanjutnya. Dalam penelitian skripsi ini, penulis
mengacu pada penelitian yang telah ada sebelumnya seperti Eka oktaviana
tahun (2007) yang berjudul “pengaruh persepsi siswa tentang variasi gaya
mengajar guru geografi terhadap motivasi belajar siswa kelas XI SMAN 2
lintau buo”. Dari penelitian tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwan
hipotesis yang berbunyi pengaruh iklim sekolah (X1) berpengaruh positif
terhadap motivasi belajar siswa (y) diterima.Hal ini berarti bahwa
kemampuan guru mengelola kelas atau siswa secara signifikan mempengaruhi
motivasi belajar siswa.
29
Purwati (2013) “Persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar dan
media pembelajaran guru geografi terhadap motivasi belajar siswa jurusan
IPS MAN Lubuk Alung”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara persepsi siswa tentang
variasi gaya mengajar dan media pembelajaran terhadap motivasi belajar
siswa jurusan IPS MAN Lubuk Alung. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian terdahulu terdapat pada salah satu variabel bebas (X1) yaitu variasi
gaya mengajar, jumlah populasi dan sampel serta tempat penelitian.
Persamaan dalam penelitian ini melihat sejauhmana variasi gaya mengajar
guru dan pengelolaan kelas secara signifan memperngaruhi motivasi belajar
siswa.
Wice Novita (2008) yang berjudul “Pengaruh Iklim sekolah dan
Kedisiplinan Siswa Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI SMA
Pertiwi Padang”. Dari penelitian tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa
hipotesis yang berbunyi pengaruh iklim sekolah (X1) berpengaruh positif
terhadap hasil belajar siswa (Y) diterima. Hal ini berarti bahwa kemampuan
guru mengelola kelas atau siswa secara signifikan mempengaruhi hasil belajar
siswa.
C. Kerangka Konseptual
Motivasi merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar,
namun menimbulkan motivasi dalam diri seseorang tidaklah mudah. Motivasi
yang baik tidak hanya menggerakkan siswa agar aktif belajar, tetapi juga
mengarahkan dan menjadikan siswa itu belajar terus menerus.
30
Salah satu yang dapat menjadi pendorong motivasi belajar siswa
adalah iklim sekolah. Iklim sekolah merupakan bagian dari lingkungan
belajar yang akan mempengaruhi kepribadian dan tingkah laku seseorang,
sebab dalam melaksanakan tugas sekolahnya seorang siswa akan selalu
berinteraksi dengan lingkungan belajarnya. Pola hubungan antar pribadi
tersebut dapat meliputi hubungan antara guru dengan murid, antara murid
dengan murid, antara guru dengan guru dan antara guru dengan pimpinan
sekolah.Iklim sekolah yang kondusif dapat dilihat dari keakraban, persaingan,
ketertiban organisasi sekolah, keamanan dan fasilitas sekolah.pola hubungan
yang kondusif itu akan mengembangkan potensi-potensi diri siswa secara
terarah sehingga pada akhirnya mereka merasa puas dalam belajar. Semakin
baik pola hubungan antar pribadi yang terjadi di lingkungan sekolah, maka
hal tersebut akan menyebabkan semakin tingginya motivasi balajar siswa.
Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa iklim sekolah dapat
mempengaruhi motivasi belajar siswa.Sebagaimana telah dijelaskan diatas
bahwa iklim sekolah juga erat kaitannya dengan peraturan, hukuman dan
penghargaan. Seseorang yang diberikan penghargaan karena mamatuhi
peraturan, akan termotivasi untuk selalu mematuhi peraturan, sedangkan
dengan pemberian hukuman akan membuatnya sadar bahwa yang
dilkukannya itu salah, sehingga ia akan termotivasi untuk mematuhi
peraturan, tetapi dengan catatan hukuman dilakukan dengan cara yang
benar.dan hal ini juga berlaku dalam hal motivasi belajar.
Seseorang yang diberikan penghargaan karena usahanya dalam belajar
akan termotivasi untuk belajar dan hukuman yang diberikan dengan benar
dapat menjadi alat motivasi agar siswa dapat belajar lebih giat. Selanjutnya
31
Iklim sekolah
(X)
iklim sekolah yang kondusif akan meningkatkan motivasi siswa dalam
belajar. Kondisi sekolah yang kondusif akan melahirkan suasana yang
menyenangkan dalam belajar bagi siswa sehingga siswa akan bersemangat
dalam belajar. Secara lengkap kerangka konseptual disajikan pada gambar 1
berikut:
Gambar 1
Kerangka Konseptual Penelitian
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka konseptual diatas, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah
H1: Iklim sekolah berpengruh signifikan terhadap motivasi belajar siswa
di SMA N 5 Solok Selatan.
H0: Iklim sekolah tidak berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar
siswa di SMA N 5 Solok Selatan.
Motivasi Belajar
siswa
(Y)
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka penelitian ini tergolong
pada jenis penelitian deskriptif korelasional. Penelitian deskriptif menurut
Irawan (2000:60) adalah “penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan
atau menjelaskan sesuatu seperti apa adanya”. Sedangkan penelitian
korelasional menurut Arikunto (2006:239) adalah “Penelitian untuk
menganalisiskan hipotesis, karena itu koefisien korelasi pengaruh yang di
hasilkan menunjukkan sikap siknifikan terbukti tidaknya sebuah hipotesis.
Penelitian korelasional merupakan salah satu bentuk penelitian yang
bertujuan untuk mendeskripsikan variabel-variabel penelitian. Juga mencari
hubungan antara variabel yang satu dengan yang lainnya. Besar kecilnya
hubungan (korelasi) mengkontribusikan antara variabel yang lain dapat
menyatakan koefisien korelasi.
Dalam penelitian ini penulis ingin melihat apakah terdapat pengaruh
yang berarti antara iklim sekolah terhadap motivasi belajar siswa kelas XI
di SMA N 5 Solok Selatan.
B. Populasi Dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto,
2010:173).Disamping itu dapat juga diartikan populasi adalah jumlah
keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya dapat diduga.Dalam
penelitian ini peneliti tidak mengambil populasi dari kelas X, di
32
33
karenakan kelas X masih siswa baru, belum terlalu mengenal kondisi
sekolah, sedangkan kelas XII sibuk dengan persiapan ujian akhir
sekolah, maka dari itu peneliti mengambil populasinya adalah seluruh
siswa kelas XI yang ada Pada SMA N 5 Solok Selatan yang berjumlah
232 orang. Untuk lebih jelasnya populasi peneliti dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel III.1
Jumlah Populasi Kelas XI SMA N 5 Solok Selatan
NO Kelas Populasi
1. XI 1 29 Orang
2. XI 2 29 Orang
3. XI 3 29 Orang
4. XI 4 30 Orang
5. XI 5 29 Orang
6 XI 6 29 Orang
7 XI 7 29 Orang
8 XI 8 28 Orang
Jumlah 232 Orang
Sumber: Tata Usaha SMA N 5 Solok Selatan, kelas XI Tahun Ajaran 2015/2016
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian wakil dari populasi yang diteliti
(Arikunto, 2010:174). Teknik pengambilan sampel adalah proportional
random sampling. Teknik ini digunakan, karena setiap anggota populasi
yang ada didalam sampling frame bersangkutan mempunyai hak yang
sama besar untuk dipilih menjadi anggota sampel. Penentuan Sampel
pada dasarnya tidak ada yang mutlak untuk menentukan berapa persen
sampel dari populasi yang akan diambil. Untuk menentukan sampel dari
34
suatu populasi dengan menggunakan rumus Slovin yang dikutip oleh
Siregar (2013:61) sebagai berikut:
n =
Dimana
n = Ukuran sampel
N = Ukuran Populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih ditaksir atau diinginkan.
Dari keterangan diatas maka dapat diperoleh sampel sebagai berikut:
N= 232
e = 10%
n =
n =
n =
n = 69,87=70
Sampel penelitian 70, kemudian dipilih secara proporsional random
sampling pada 8 kelas yang ada dengan rumus.
x n
Ni = populasi
= jumlah keseluruhan populasi
n = sampel penelitian
35
contoh untuk kelas XI 1 diperoleh sebagai berikut:
Sampel untuk kelas XI 1
Tabel III.2
Proporsi Sampel Untuk Masing-Masing Kelas
No Kelas Populasi Proporsi Sampel
1 XI 1 29 Orang 9 Orang
2 XI 2 29 Orang 9 Orang
3 XI 3 29 Orang 9 Orang
4 XI 4 30 Orang 9 Orang
5 XI 5 29 Orang 9 Orang
6 XI 6 29 Orang 9 Orang
7 XI 7 29 Orang 9 Orang
8 XI 8 28 Orang 8 Orang
Jumlah 232 Orang 70 Orang
Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2015
C. Defenisi Operasional Variabel Dan Indikator
1. Motivasi belajar (Y)
Motivasi belajar dapat didefinisikan sebagai proses yang terjadi di
dalam diri siswa, yang menciptakan tujuan dan memberikan energi bagi
perilaku seseorang siswa untuk giat belajar, dengan indikator Sardiman
(2001:81) sebagai berikut; a). Ketekunan, b). Disiplin, c). Semangat, d).
Partisipasi.
36
2. Iklim sekolah (X)
Iklim sekolah dalam penelitian ini adalah suasana dalam
organisasi sekolah SMA N 5 Solok Selatan yang diciptakan oleh pola
hubungan antar pribadi yang berlaku. Pola hubungan antar pribadi
tersebut dapat meliputi hubungan antara guru dengan murid, antara
murid dengan murid, antara guru dengan guru dan antara guru dengan
pimpinan sekolah. Iklim sekolah diukur dengan indikator sebagai
berikut; a). Hubungan antar civitas sekolah, b). Tata tertib sekolah, c).
Aktivitas belajar mengajar, d). Suasana sekolah, e). Kerapian dan
kebersihan kelas.
D. Jenis Data, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data
a. Data primer
Menurut Bungin (2011:132) data primer adalah yang
langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi
penelitian atau objek penelitian. Data primer penelitian ini
berasal dari responden(siswa) terhadap pernyataan yang
mengacu pada instrumen yang telah ditetapkan yaitu iklim
sekolah dan motivasi belajar.
b. Data Sekunder
Menurut Bungin (2011:132) yaitu data yang didapat dari pihak
lain, tidak langsung didapat dari objek penelitian yang didapat dari
37
majalah, buku dan lain-lain, contohnya jumlah siswa kelas XI.1 sampai
XI.8 tahun ajaran 2015/2016.
2. Sumber Data
Sumber data primer diperoleh langsung dari responden yang
menjadi subjek penelitian, yakni siswa SMA N 5 Solok Selatan.
Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari guru siswa dan tata usaha
SMA N 5 Solok Selatan.
3. Alat dan Teknik Pengumpulan Data
Alat dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
a. Observasi
Menurut Bungin (2011:143) observasi adalah kemampuan
seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca
indra mata serta dibantu dengan panca indra lainnya. Observasi ini
dilakukan di SMA N 5 Solok Selatan pada bulan September 2015, untuk
mendapatkan data mengenai:
1) Hasil pengamatan mengenai bagaimana motivasi belajar siswa di SMA
N 5 Solok Selatan, baik melalui wawancara atau pengamatan secara
langsung.
2) Jumlah seluruh siswa pada kelas XI di SMA N 5 Solok Selatan, yang
menjadi populasi sekaligus menjadi sampel
38
b. Kuesioner (Angket)
Menurut Siregar (2013:44) kuesioner adalah suatu teknik
pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-
sikap, keyakinan, perilaku dan karakteristik beberapa orang utama di
dalam organisasi, yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau
sistem yang sudah ada. Teknik ini dilakukan dengan cara membuat daftar
pernyataan untuk memperoleh data yang didapat secara langsung dari
objek penelitian atau responden. Data yang ingin diperoleh yaitu untuk
data tentang iklim sekolah pada saat proses pembelajaran, serta data
tentang motivasi belajar siswa di SMA N 5 Solok Selatan.
Tabel III.3, Jenis Data, Sumbet Data, Alat dan Teknik Pengumpulan Data
N
o Jenis Data
Sumber
Data
Alat
Pengumpulan
Data
Teknik
Pengumpulan
Data
1 Data Sekunder
a. Jumlah Siswa
Guru/TU
Absensi dan
data
Pencatatan dan
observasi
2 Data Primer
a. Iklim Sekolah
b. Motivasi
Belajar
Responden
Responden
Angket
Angket
Pencatatan
Pencatatan
E. Instrumen Penelitian
1. Penyusunan Butir-Butir Intrumen
Menurut Arikunto (2006:136), instrumen penelitian adalah alat
atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
penelitian. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan yaitu
angket atau kuisioner yang disebarkan kepada siswa tentang Iklim
39
Sekolah (X) dan Motivasi Belajar (Y). Penyusunan angket berpedoman
pada skala likert yang berguna untuk menyatakan besarnya persetujuan
responden terhadap pernyataan yang diberikan. Besarnya persetujuan
responden terdiri dari lima alternatif jawaban positif dan lima alternatif
jawaban negatif.
Tabel III.4
Data Alternatif Penelitian
Option Pertanyaan Sifat Pertanyaan
Positif Negatif
Selalu (SL) 5 1
Sering (SR) 4 2
Kadang (KD) 3 3
Jarang (JR) 2 4
Tidak Pernah (TP) 1 5
2. Menyusun Kisi Kisi Instrumen
Pembuatan kisi-kisi berdasarkan indikator dan untuk menyusun
pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi yang telah dibuat, kisi-kisi yang
disusun sebagai berikut:
Tabel III.5, kisi-kisi instrumen
Variabel Indikator
Nomor
butir
angket
No Urut
Positif Negatif jumlah
butir
Iklim
Sekolah (X)
Hubungan antar civitas sekolah
Suasana sekolah
Kerapian dan kebersihan kelas
Aktivitas belajar
1,2,3,4,5,
6,7,8
9,10,11
12,13,14,
15,16,17
18,19,20,21,22,23,
24
1,2,3,4,
5,6
9,10
12,14,1
6
18,19,20, 21,22
7,8
11
,13,15,
17
23,24
8
3
6
7
40
Motivasi
belajar (Y)
Tata tertib sekolah
Tekun
Ulet
Menunjukkan Minat
Lebih senang bekerja mandiri
Cepat bosan pada hal-hal yang rutin
Mempertahankan pendapat
25,26,27,
28
1,2,3,4
5,6
7,8,9,10
11,12,13,
14
15,16,17
18
25, 26
1,2,3
5,6
7,9,10
13
17
18
27, 28
4
8
11,12,
14
15,16
4
4
2
4
4
3
1
F. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dengan kata lain dapat
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto,
2010:211). Untuk menguji kuesioner penelitian, menggunakan uji validitas
butir instrumen, dikatakan memiliki validitas apabila mempunyai dukungan
besar terhadap skor total. Untuk mengukur validitas butir kuesioner dengan
menggunakan rumus korelasi product moment dikemukakan oleh pearson.
Sebelum menggunakan korelasi Product moment terlebih dahulu harus
memperhatikan data yang terkumpul, apakah memenuhi persyaratan yang
diminta oleh rumus korelasi ini.
41
Rumusnya sebagai berikut:
rxy =
Dimana:
rxy = koefisien korelasi x dan y
n = Jumlah responden
X = Jumlah skor butir soal tiap individu
Y = Jumlah skor total tiap variabel
(Arikunto, 2010:213)
Perhitungan ini akan dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS
(statistical package for social science) versi16.0. Validnya sebuah item
ditentukan dari nilai corrected item-total corelation yang dihasilkan
>0.361 dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. Berdasarkan hasil
uji coba yang telah dilakukan terhadap 30 responden, dapat diketahui hasil
uji coba validitas sebagai berikut:
a) Iklim Sekolah
Untuk menguji validitas digunakan rumus Pearson Product
Moment dengan bantuan program SPSS 16.0. adapuin hasil perhitungan
validitas iklim sekolah dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
42
Tabel III. 6, Hasil Uji Coba Instrumen Iklim sekolah (X)
Item R Hitung R Tabel Keterangan
1 0,483 0,361 Valid
2 0,398 0,361 Valid
3 0,136 0,361 Tidak Valid
4 0,378 0,361 Valid
5 0,446 0,361 Valid
6 0,398 0,361 Valid
7 0,441 0,361 Valid
8 0,559 0,361 Valid
9 0,434 0,361 Valid
10 0,161 0,361 Tidak Valid
11 0,682 0,361 Valid
12 0,501 0,361 Valid
13 0,497 0,361 Valid
14 0,232 0,361 Tidak Valid
15 0,547 0,361 Valid
16 0,728 0,361 Valid
17 0,497 0,361 Valid
18 0,399 0,361 Valid
19 0,406 0,361 Valid
20 0,447 0,361 Valid
21 0,732 0,361 Valid
22 0,184 0,361 Tidak Valid
23 0,732 0,361 Valid
24 0,823 0,361 Valid
25 0,744 0,361 Valid
26 0,517 0,361 Valid
27 0,545 0,361 Valid
28 0,744 0,361 Valid
29 0,517 0,361 Valid
30 0,508 0,361 Valid
31 0,469 0,361 Valid
32 0,508 0,361 Valid
Kaidah keputusan :Jika rhitung> rtableberarti valid
Jika rhitung< rtabelberartitidak valid
43
Berdasarkan hasil perhitungan statistik maka didapat 28 item yang valid dari 32
item soal yang telah dilakukan uji coba, berdasarkan tabel di atas dapat dilihat 4
item soal tidak valid yaitu item no 3, 10, 14 dan 22
b) Motivasi Belajar Siswa
Untuk menguji validitas digunakan rumus Pearson Product Moment dengan
bantuan program SPSS 16.0. Rangkuman data validitas bisa dilihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel III .7, Hasil Uji Coba Instrumen Motivasi Belajar Siswa (Y)
Item R hitung R Tabel Keterangan
1 0,263 0,361 Tidak Valid
2 0,632 0,361 Valid
3 0,568 0,361 Valid
4 0,451 0,361 Valid
5 0,382 0,361 Valid
6 0,400 0,361 Valid
7 0,224 0,361 Tidak Valid
8 0,371 0,361 Valid
9 0,385 0,361 Valid
10 0,427 0,361 Valid
11 0,465 0,361 Valid
12 0,540 0,361 Valid
13 0,573 0,361 Valid
14 0,447 0,361 Valid
15 0,377 0,361 Valid
16 0,553 0,361 Valid
17 0,420 0,361 Valid
18 0,528 0,361 Valid
19 0,634 0,361 Valid
20 0,145 0,361 Tidak Valid
21 0,422 0,361 Valid
Kaidah keputusan :Jika r hitung> r table berarti valid
44
Jika r hitung< r tabel berarti tidak valid
Berdasarkan hasil perhitungan statistik maka didapat 18 item yang
valid dari 21 item soal yang telah dilakukan uji coba, berdasarkan tabel di
atas dapat dilihat 3 item soal tidak valid yaitu item no 1, 7, dan 20.
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010:220). Untuk
mencari reliabilitas digunakan rumus Alpha, dimana rumus ini digunakan
untuk mencari reliabilitas instrumen yang skor nya bukan satu dan nol,
misalnya angket atau soal bentuk uraian (Arikunto, 1998:193). Rumus
Alpha:
r11=
Dengan keterangan:
r11 = reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
= jumlah varian butir
= varian total
Klasifikasi indeks reliabilitas soal digunakan kriteria yang
dikemukakan oleh Arikunto (2006:276) sebagai berikut:
45
Tabel III.8
Klasifikasi Indeks Reliabilitas
No Indeks Reliabilitas Klasifikasi
1. 0,00<r11<0,20 Sangat Rendah
2. 0,20<r11<0,40 Rendah
3. 0,40<r11<0,60 Sedang
4. 0,60<r11<0,80 Tinggi
5. 0,80<r11<1,00 Sangat Tinggi
Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan terhadap 30 orang
siswa SMA N 5 Solok, dapat diketahui hasil uji coba reliabilitas sebagai
berikut:
a. Iklim Sekolah
Berdasarkan item yang di nyatakan valid di uji tingkat reliabilitasnya.
Untuk pengujian reliabilitas dapat di lihat pada tabel berikut :
Tabel III.9 Uji Reliabilitas Iklim Sekolah
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.910 28
Dari tabel diatas didapat hasil Alpha sebesar 0,910, karena n item
yang valid adalah 28, maka r tabel untuk reliabelitas adalah 0,374.
Karena rhitung (0,910) > rtabel (0,374) maka 28 item yang sudah di uji
validitasnya dinyatakan reliabel untuk digunakan untuk penelitian.
Adapun tingkat reliabelitanya adalah sangat tinngi karna berada pada
rentang 0,80 s/d 1,00.
b. Motivasi Belajar Siswa
Berdasarkan item yang di nyatakan valid di uji tingkat reliabilitasnya.
Untuk pengujian reliabilitas dapat di lihat pada tabel berikut :
46
Tabel III.10 Uji reliabilitas Motivasi Belajar Siswa
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.790 18
Dari tabel diatas didapat hasil Alpha sebesar 0,790, karena n item yang
valid adalah 18, maka r tabel untuk reliabelitas adalah 0,468. Karena rhitung
(0,790) > rtabel (0,468) maka 18 item yang sudah di uji validitasnya
dinyatakan reliabel untuk digunakan untuk penelitian. Adapun tingkat
reliabelitanya adalah tinggi karna berada pada rentang 0,60 s/d 0,799
G. Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan
kecenderungan penyebaran masing-masing variabel. Analisis secara
deskriptif mencakup pencarian mean, dan standar deviasi dari masing-masing
variabel.
a. Persentase
Menghitung persentase dengan menggunakan rumus :
P= 100xn
f (dikutip dari Zafri, 1999: 83)
Keterangan:
P= Persentase
f= Frekuensi
n= Ukuran sampel
100 Angka tetap untuk persentase
47
b. Mean
Untuk mengetahui rata-rata skor alternative jawaban adalah sebagai
berikut:
n
xTPxJRxKDxSRxSL )1()2()3()4()5(
Dimana :
SL : Selalu
SR : Sering
KD : Kadang-kadang
JR : Jarang
TP : Tidak pernah
c. Interpretasi skor
Berdasarkan skor yang telah di berikan responden dapat
digambarkan sebagai berikut : (Sugiyono 2014:93)
2. Analisis Inferensial
Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis secara kuantitatif
dengan menggunakan analisa statistik yaitu analisa regresi dengan bantuan
program SPSS. Adapun tahapan-tahapan dalam analisa secara kuantitatif
adalah sebagai berikut:
SL SR KD JR TP
350 280 210 140 70
48
a. Uji Persyaratan Analisis
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui variabel bebas dengan
variabel terikat. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik
analisis regresi linear. Sebelum melakukan analisis regresi linear
terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat sebagai berikut:
1) Uji Normalitas Dengan Kolmogorov-Smirnov (KS)
Menurut Suliyanto (2011:75) mengatakan bahwa uji normalitas
menggunakan uji statistik non-parametrik kolmogorov-Smirnov
(KS) merupakan uji normalitas yang menggunakan fungsi
kumulatif. Dengan pengujian nilai residual terstandarisasi
berdistribusi normal jika nilai sig > alpha 0,05.
2) Uji Linieritas
Menurut Suliyanto (2011:145) pengujian linieritas ini perlu
dilakukan untuk mengetahui model yang dibuktikan merupakan
model linier atau tidak. Uji linieritas dihitung menggunakan SPSS
versi 22 dengan metode analisis grafik untuk mengamati scatterplot
di mana sumbu horizontal menggambarkan nilai prediksi
berstandarisasi sedangkan sumbu vertikal menggambarkan nilai
residual terstandarisasi. Asumsi linieritas terpenuhi jika plot antara
nilai residual terstandarisasi dengan nilai prediksi terstandarisasi
tidak membentuk suatu pola tertentu (acak).
3) Uji Homogenitas
Menurut Siregar (2013:167) uji homogenitas bertujuan untuk
mengetahui apakah objek yang diteliti mempunyai varian yang sama.
49
Bila objek yang diteliti tidak mempunyai varian yang sama, maka uji
anova tidak dapat diberlakukan. Metode yang digunakan dalam
melakukan uji homogenitas ini adalah metode varian terbesar
dibandingkan dengan varian terkecil. Jika nilai Sig> 0,05, maka
kelompok mempunyai varians yang sama atau homogen. Jika nilai
Sig< 0,05, maka kelompok tidak mempunyai varian yang sama atau
tidak homogen.
b. Analisis Regresi
Kegunaan regresi adalah untuk meramalkan atau memperediksikan
variabel terikat (Y) apabila variabel bebas diketahui dan untuk
pengujian hipotesis yang sama telah digunakan regresi linear
sederhana. Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari
hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel X
terhadap variabel Y dengan rumus sebagai berikut:
Y= a+
Dimana:
Y = Variabel terikat
A = Bilangan konstanta
= koofesien korelasi variabel bebas satu
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian secara individual, yaitu melihat pengaruh variabel X secara
individu terhadap variabel Y. Dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
50
T =Sbi
bi.
(Sudjana, 2005:18)
Keterangan:
bi = Kemiringan garis regresi
Sbi= Kesalahan standar atau koefisien regresi (standar error of
koefisien reggresion).
Dalam hal ini, ketentuan yang dipergunakan adalah jika t hitung ≥ t
Tabel maka hipotesis diterima dan jika t hitung< dari t Tabel maka hipotesis
ditolak. Tingkat kepercayaan (α) dari hipotesis ini adalah 95% atau (α) =
0, 05.
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdirinya SMA 5 Solok Selatan
SMA Negeri 5 Solok Selatan terletak di bagian Utara Kabupaten
Solok Selatan, tepatnya di Kenagarian Pakan Rabaa, Kecamatan Koto Parik
Gadang Diateh. SMA Negeri 5 Solok Selatan pada awalnya merupakan kelas
jauh dari SMA Negeri 1 Sungai Pagu ( SMA Negeri 1 Solok Selatan). Pada
awal tahun 2005/2006 pada Bulan Juli 2005 kelas jauh ini resmi berdiri
dengan nama SMA Negeri 1 KPGD. Juli 2007 resmi berganti nama menjadi
SMA Negeri 5 Solok Selatan.
Urutan Kepala Sekolah yang pernah menjabat di SMA Negeri 5 Solok
Selatan adalah sebagai berikut:
No. Nama Kepala
Sekolah
Tahun Bertugas Prestasi Keterangan
Mulai Sampai
1 Drs. Erwin Maxtono 2003 2004
2 Dra. Nurlaili 2005 PLH Kepala
3 Erman Effendi,
S.Pd. 2005 2006
4 Drs. Nasril, M.M. 2006 2007
5 Dra. Nurlaili, M.M. 2007 2010 RSKM Juara III Kepsek
Berprestasi
6 Drs. Neldison 2010 2012
7 Ridwan,S.Pd,MM 2012 -
Sumber: Tata Usaha SMA N 5 Solok Selatan, 2016
51
52
1. PROFIL SMAN 5 Solok Selatan
NO IDENTITAS SEKOLAH
1 Nama Sekolah SMA N 5 Solok Selatan
2 N.P.S.N 10303364
3 N.S.S 301081020101
4 Profinsi Sumatra Barat
5 Otonomi Daerah
6 Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh
7 Desa/Kelurahan Pakan Rabaa
8 Jalan Sungai Pangkur
9 Status Sekolah Negeri
10 Akreditasi A 5tahun, B 2,5tahun, C 6 bulan
11 Penerbit SK Bupti Solok Selatan
12 Tahun Berdiri 2003
13 Tahun Perubahan 2005
14 Terletak Pada Lintasan Kabupaten Solok Selatan
Sumber: Tata Usaha SMA N 5 Solok Selatan, 2016
2. DAFTAR NAMA GURU DAN TU SMA NEGERI 5 SOLOK SELATAN
No NAMA GURU JABATAN STATUS
1 Drs. Neldison Kepala Sekolah PNS
2 Firmon, A.Md Waka Kurikulum PNS
3 Eri Herningsih, S.Pd Waka kesiswaan PNS
4 Prima Yenti, S.Pd Waka Sarana Prasarana PNS
5 Deltis Fahmi, S.Pd Waka Humas
6 Azwar Kepala TU
7 Maiyenti, S.Pd Inventoris PNS
8 Yusnibarti, S.Pd Guru PNS
9 Helmisdiati, S.Pd Guru
10 Netri Yunita, S.Pd Guru PNS
11 Hendri Yuneti, S.Pd Guru PNS
12 Helmida Fitri, S.Pd Guru PNS
13 Yuli Erna, S.Pd Guru
14 Helmirita, S.Ag Guru
15 Nursyamsi, S.Pd Guru PNS
16 Rifhamdani, S.Pd Guru PNS
17 Maria Ulfa, S.Pd Guru
18 Marta Julia Ningsih, S.Pd Guru
53
19 Setiawati, S.Ag Guru
20 Rita Adrianti, S.pd Guru
21 Isra Yuningsi, S.Pd Guru
22 Rika Prima Yulia, S.Pd Guru PNS
23 Ade Adriani, S.Pd Guru
24 Mesra yeni, A.Md Guru
25 Nopi Marlina, S.Pd Guru
26 Dodi Indra Yadis, S.H Guru
27 Junita, S.Pd Guru
28 Komala Sari, S.Pd Guru
29 Vera Sri Mulyani, S.H Guru
30 Yosi Nova, S.Sn Guru
31 Moh. Fachron, S.S Guru
32 Vusrina, S.Pd Guru
33 Nelly Hastuti, S.Pd Guru
34 Riyan, A.Md Guru
Sumber: Tata Usaha SMA N 5 Solok Selatan, 2016
B. Hasil Penelitian
1. Interpretasi Skor
a. Interpretasi Skor Variabel Iklim Sekolah (X)
Angket yang digunakan untuk mengukur variabel iklim sekolah
(X) berjumlah 28 item pernyataan. Hasil dari jawaban kuesioner yang
telah disebarkan ke 70 orang responden. Setelah itu, dilakukan analisa
deskriptif mengenai interpretasi skor terhadap jawaban responden
angket variabel iklim skolah yang diukur dari indikator yaitu hubungan
antar civitas sekolah, suasana sekolah, kerapian dan kebersihan kelas,
aktivitas belajar serta tata tertib sekolah. Berdasarkan hasil analisa
interpretasi skor variabel iklim skolah diperoleh hasil seperti tabel di
bawah ini.
54
Tabel IV.1 Interpretasi Skor Variabel Iklim Sekolah
No Item
Frekuensi
SL SR KD JR TP
Fi Fi Fi Fi Fi
1 Item Pertanyaan 1 24 36 8 2 0
2 Item Pertanyaan 2 28 33 8 1 0
3 Item Pertanyaan 3 24 35 9 2 0
4 Item Pertanyaan 4 28 29 13 0 0
5 Item Pertanyaan 5 27 33 8 2 0
6 Item Pertanyaan 6 20 29 21 0 0
7 Item Pertanyaan 7 0 1 4 40 25
8 Item Pertanyaan 8 0 0 13 36 21
Jumlah 151 196 84 83 46
9 Item Pertanyaan 9 23 27 12 8 0
10 Item Pertanyaan 10 27 33 10 0 0
11 Item Pertanyaan 11 0 2 7 29 32
50 62 29 37 32
12 Item Pertanyaan 12 29 33 8 0 0
13 Item Pertanyaan 13 0 4 1 10 55
14 Item Pertanyaan 14 34 29 6 1 0
15 Item Pertanyaan 15 0 0 11 26 33
16 Item Pertanyaan 16 32 33 4 0 1
17 Item Pertanyaan 17 0 0 7 26 37
95 99 37 63 126
18 Item Pertanyaan 18 35 30 5 0 0
19 Item Pertanyaan 19 44 21 4 1 0
20 Item Pertanyaan 20 49 15 3 3 0
21 Item Pertanyaan 21 40 28 2 0 0
22 Item Pertanyaan 22 41 23 6 0 0
23 Item Pertanyaan 23 0 0 5 27 38
24 Item Pertanyaan 24 0 1 0 26 43
209 118 25 57 81
25 Item Pertanyaan 25 41 26 3 0 0
26 Item Pertanyaan 26 0 0 5 29 36
27 Item Pertanyaan 27 49 21 0 0 0
28 Item Pertanyaan 28 0 0 1 34 35
55
90 47 9 63 71
Sumber: Pengolahan Data Primer , 2016
Dari tabel diatas maka didapat gamabaran jawab responden
tentang variabel iklim sekolah. Berdasarkan data tersebut 70 orang
maka maka didapat kesimpulan interpretasi skor disetiap indikatornya
yang digambarkan sebagai berikut:
1) Hubungan antar civitas sekolah
Pilihan Jawaban Jawaban
responden skor
Interpretasi
Skor
Selalu 151 5 755
Sering 196 4 784
Kadang-kadang 84 3 252
Jarang 83 2 166
Tidak pernah 46 1 46
Jumlah 2003
Sumber: Pengolahan Data Primer , 2016
Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item = 5 x 70
= 350 (seandainya semua responden menjawab selalu). Jumlah skor
yang diperoleh dari penelitian 2003 dari delapan soal. Berdasarkan
data tersebut tingkat interpretasi terhadap indikator hubungan
civitas sekolah adalah (2003: 8 : 350) x 100% = 71,53% dari yang
diharapkan 100%. Secara kontiniu dapat di gambarkan interpretasi
skor hubungan civitas sekolah adalah 2003 : 8 = 250,375 (karena
jumlah soal dalam indikator civitas sekolah sebanyak 8 butir).
Untuk gambaran interpretasi skor indikator hubungan civitas
sekolah dapat dilihat sebagai berikut.
56
Jadi dari data yang diperoleh dari 70 orang responden maka
rata-rata 250,375 berada pada daerah Sering.
2) Suasana Sekolah
Pilihan Jawaban Jawaban
responden skor
Interpretasi
Skor
Selalu 50 5 250
Sering 62 4 248
Kadang-kadang 29 3 87
Jarang 37 2 74
Tidak pernah 32 1 32
Jumlah 691
Sumber: Pengolahan Data Primer , 2016
Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item = 5 x 70 =
350 (seandainya semua responden menjawab selalu). Jumlah skor
yang diperoleh dari penelitian 691 dari tiga soal. Berdasarkan data
tersebut tingkat interpretasi terhadap indikator suasana sekolah
adalah (691 : 3 : 350) x 100% = 65,80% dari yang diharapkan
100%. Secara kontiniu dapat di gambarkan interprestasi skor
suasana sekolah adalah 691 : 3 = 230,33 (karena jumlah soal dalam
indikator suasana sekolah sebanyak 3 butir). Untuk gambaran
interpretasi skor indikator suasana sekolah dapat dilihat sebagai
berikut.
SL SR KD JR TP
350 280 210 140 70
250,37
57
Jadi dari data yang diperoleh dari 70 orang responden maka
rata-rata 230,33 berada pada daerah sering.
3) Kerapian dan kebersihan kelas
Pilihan Jawaban Jawaban
responden skor Interpretasi Skor
Selalu 95 5 475
Sering 99 4 396
Kadang-kadang 37 3 111
Jarang 63 2 126
Tidak pernah 126 1 126
Jumlah 1234
Sumber: Pengolahan Data Primer , 2016
Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item = 5 x 70 =
350 (seandainya semua responden menjawab selalu). Jumlah skor
yang diperoleh dari penelitian 1234 dari enam soal. Berdasarkan
data tersebut tingkat interpretasi terhadap indikator kerapian dan
kebersihan kelas adalah (1234 : 6 : 350) x 100% = 58,76% dari
yang diharapkan 100%. Secara kontiniu dapat di gambarkan
interpretasi skor kerapian dan kebersihan kelas adalah 1234 : 6 =
205,66 (karena jumlah soal dalam indikator kerapian dan
kebersihan kelas sebanyak 6 butir). Untuk gambaran interpretasi
skor indikator kerapian dan kebersihan kelas dapat dilihat sebagai
berikut.
SL SR KD JR TP
350 280 210 140 70
230,33
58
Jadi dari data yang diperoleh dari 70 orang responden maka
rata-rata 205,66 berada pada daerah kadang-kadang.
4) Aktivitas Belajar
Pilihan Jawaban Jawaban
responden skor Interpretasi Skor
Selalu 209 5 1045
Sering 118 4 472
Kadang-kadang 25 3 75
Jarang 57 2 114
Tidak pernah 81 1 81
Jumlah 1787
Sumber: Pengolahan Data Primer , 2016
Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item = 5 x 70 =
350 (seandainya semua responden menjawab selalu). Jumlah skor
yang diperoleh dari penelitian 1787 dari tujuh soal. Berdasarkan
data tersebut tingkat interpretasi terhadap indikator aktivitas belajar
adalah (1787 : 7 : 350) x 100% = 73,93% dari yang diharapkan
100%. Secara kontiniu dapat di gambarkan interpretasi skor
aktivitas belajar adalah 1787 : 7 = 255,28 (karena jumlah soal
dalam indikator aktivitas belajar sebanyak 7 butir). Untuk
gambaran interpretasi skor aktivitas belajar dapat dilihat sebagai
berikut.
SL SR KD JR TP
350 280 210 140 70
205,66
59
Jadi dari data yang diperoleh dari 70 orang responden maka
rata-rata 255,28 berada pada daerah sering.
5) Tata Tertib Sekolah
Pilihan Jawaban Jawaban
responden skor Interpretasi Skor
Selalu 90 5 450
Sering 47 4 188
Kadang-kadang 9 3 27
Jarang 63 2 126
Tidak pernah 71 1 71
Jumlah 862
Sumber: Pengolahan Data Primer , 2016
Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item = 5 x 70 =
350 (seandainya semua responden menjawab selalu). Jumlah skor
yang diperoleh dari penelitian 862 dari empat soal. Berdasarkan
data tersebut tingkat interpretasi terhadap indikator tata tertib
sekolah adalah (862 : 4 : 350) x 100% = 61,57% dari yang
diharapkan 100%. Secara kontiniu dapat di gambarkan interpretasi
skor tata tertib sekolah adalah 862 : 4 = 215,5 (karena jumlah soal
dalam indikator tata tertib sekolah sebanyak 4 butir). Untuk
gambaran interpretasi skor tata tertib sekolah dapat dilihat sebagai
berikut.
SL SR KD JR TP
350 280 210 140 70
255,28
60
Jadi dari data yang diperoleh dari 70 orang responden maka
rata-rata 215,5 berada pada daerah sering.
b. Interpretasi Skor Variabel Motivasi Belajar (Y)
Angket yang digunakan untuk mengukur variabel motivasi
belajar (Y) berjumlah 18 item pernyataan. Hasil dari jawaban
kuesioner yang telah disebarkan ke 70 orang responden. Setelah itu,
dilakukan analisa deskriptif mengenai interpretasi skor terhadap angket
variabel motivasi belajar yang diukur dari indikator yaitu tekun, ulet,
menunjukan minat, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada
hal-hal yang rutin dan mempertahankan pendapat. Berdasarkan hasil
analisa interpretasi skor pada variabel motivasi belajar diperoleh hasil
seperti tabel di bawah ini.
Tabel IV.2 Interpretasi Skor Variabel Motivasi belajar
No Item Pertanyaan
Frekuensi
SL SR KD JR TP
Fi Fi Fi Fi Fi
1 Pertanyaan 1 38 28 3 1 0
2 Pertanyaan 2 34 28 9 1 0
3 Pertanyaan 3 41 19 7 3 0
4 Pertanyaan 4 46 16 5 3 0
Jmlah 159 91 24 8 0
5 Pertanyaan 5 42 22 6 0 0
6 Pertanyaan 6 37 21 10 1 1
SL SR KD JR TP
350 280 210 140 70
215,5
61
Jmlah 79 43 16 1 1
7 Pertanyaan 7 46 17 7 0 0
8 Pertanyaan 8 0 0 9 25 36
9 Pertanyaan 9 30 20 19 1 0
10 Pertanyaan 10 33 22 14 1 0
Jmlah 109 59 49 27 36
11 Pertanyaan 11 0 0 12 30 28
12 Pertanyaan 12 0 3 17 15 35
13 Pertanyaan 13 39 22 7 0 0
14 Pertanyaan 14 0 2 16 15 37
Jmlah 39 27 52 60 100
15 Pertanyaan 15 0 1 10 16 43
16 Pertanyaan 16 0 2 6 21 41
17 Pertanyaan 17 33 24 11 2 0
Jmlah 33 27 27 39 84
18 Pertanyaan 18 35 20 14 1 0
Jmlah 35 20 14 1 0
Sumber: Pengolahan Data Primer , 2016
Dari tabel diatas maka didapat gamabaran jawab responden
tentang variabel motivasi belajar. Berdasarkan data tersebut 70 orang
maka maka didapat kesimpulan interpretasi skor disetiap indikatornya
yang digambarkan sebagai berikut:
1) Tingkat Ketekunan Siswa
Pilihan Jawaban Jawaban
responden skor
Interprestasi
Skor
Selalu 159 5 795
Sering 91 4 364
Kadang-kadang 24 3 72
Jarang 8 2 16
Tidak pernah 0 1 0
Jumlah 1247
Sumber: Pengolahan Data Primer , 2016
62
Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item = 5 x 70
= 350 (seandainya semua responden menjawab selalu). Jumlah skor
yang diperoleh dari penelitian 1247 dari empat butir soal.
Berdasarkan data tersebut tingkat interpretasi terhadap indikator
ketekunan adalah (1247: 4 : 350) x 100% = 89,07% dari yang
diharapkan 100%. Secara kontiniu dapat di gambarkan interpretasi
skor ketekunan adalah 1247 : 4 = 311,75 (karena jumlah soal dalam
indikator civitas sekolah sebanyak 4 butir). Untuk gambaran
interpretasi skor indikator ketekunan dapat dilihat sebagai berikut.
Jadi dari data yang diperoleh dari 70 orang responden maka
rata-rata 250,375 berada pada daerah selalu.
2) Ulet
Pilihan Jawaban Jawaban
responden skor Interpretasi skor
Selalu 79 5 395
Sering 43 4 172
Kadang-kadang 16 3 48
Jarang 1 2 2
Tidak pernah 1 1 1
Jumlah 618
Sumber: Pengolahan Data Primer , 2016
Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item = 5 x 70 =
350 (seandainya semua responden menjawab selalu). Jumlah skor
SL SR KD JR TP
350 280 210 140 70
311,75
63
yang diperoleh dari penelitian 618 dari dua butir soal. Berdasarkan
data tersebut tingkat interpretasi terhadap indikator keuletan adalah
(618 : 2 : 350) x 100% = 88,28% dari yang diharapkan 100%.
Secara kontiniu dapat di gambarkan interpretasi skor keuletan
adalah 618 : 2 = 309 (karena jumlah soal dalam indikator suasana
sekolah sebanyak 2 butir). Untuk gambaran interpretasi skor
indikator keuletan dapat dilihat sebagai berikut.
Jadi dari data yang diperoleh dari 70 orang responden maka
rata-rata 2309 berada pada daerah selalu.
3) Menunjujan Minat
Pilihan Jawaban Jawaban
responden skor
Interpretasi
Skor
Selalu 109 5 545
Sering 59 4 236
Kadang-kadang 49 3 147
Jarang 27 2 54
Tidak pernah 36 1 36
Jumlah 1018
Sumber: Pengolahan Data Primer , 2016
Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item = 5 x 70 =
350 (seandainya semua responden menjawab selalu). Jumlah skor
yang diperoleh dari penelitian 1018 dari empat butir soal.
SL SR KD JR TP
350 280 210 140 70
309
64
Berdasarkan data tersebut tingkat interpretasi terhadap indikator
Menunjukan minat adalah (1018 : 4 : 350) x 100% = 72,71% dari
yang diharapkan 100%. Secara kontiniu dapat di gambarkan
interprestasi skor menunjukan minat adalah 1018 : 4 = 254,5
(karena jumlah soal dalam indikator menunjukan minat sebanyak 4
butir). Untuk gambaran interpretasi skor indikator menunjukan
minat dapat dilihat sebagai berikut.
Jadi dari data yang diperoleh dari 70 orang responden maka
rata-rata 254,5 berada pada daerah sering.
4) Kerja Mandiri
Pilihan Jawaban Jawaban
responden skor
Interpretasi
Skor
Selalu 39 5 195
Sering 27 4 108
Kadang-kadang 52 3 156
Jarang 60 2 120
Tidak pernah 100 1 100
Jumlah 679
Sumber: Pengolahan Data Primer , 2016
Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item = 5 x 70 =
350 (seandainya semua responden menjawab selalu). Jumlah skor
yang diperoleh dari penelitian 679 dari empat soal. Berdasarkan
SL SR KD JR TP
350 280 210 140 70
254,5
65
data tersebut tingkat interpretasi terhadap indikator kerja mandiri
adalah (679 : 4 : 350) x 100% = 48,5% dari yang diharapkan
100%. Secara kontiniu dapat di gambarkan interpretasi skor kerja
mandiri adalah 679 : 4 = 169 (karena jumlah soal dalam indikator
kerja mandiri sebanyak 4 butir). Untuk gambaran interpretasi skor
kerja mandiri dapat dilihat sebagai berikut.
Jadi dari data yang diperoleh dari 70 orang responden maka
rata-rata 169 berada pada daerah kadang-kadang.
5) Cepat Bosan
Pilihan Jawaban Jawaban
responden skor
Interpretasi
Skor
Selalu 33 5 165
Sering 27 4 108
Kadang-kadang 27 3 81
Jarang 39 2 78
Tidak pernah 84 1 84
Jumlah 516
Sumber: Pengolahan Data Primer , 2016
Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item = 5 x 70 =
350 (seandainya semua responden menjawab selalu). Jumlah skor
yang diperoleh dari penelitian 516 dari tiga soal. Berdasarkan data
tersebut tingkat interpretasi terhadap indikator cepat bosan adalah
SL SR KD JR TP
350 280 210 140 70
169
66
(516 : 3 : 350) x 100% = 49,14% dari yang diharapkan 100%.
Secara kontiniu dapat di gambarkan interpretasi skor cepat bosan
adalah 516 : 3 = 172 (karena jumlah soal dalam indikator cepat
bosan sebanyak 3 butir). Untuk gambaran interpretasi skor cepat
bosan dapat dilihat sebagai berikut.
Jadi dari data yang diperoleh dari 70 orang responden maka
rata-rata 172 berada pada daerah kadang-kadang.
6) Mempertahankan Pendapat
Pilihan Jawaban Jawaban
responden skor
Interpretasi
Skor
Selalu 35 5 175
Sering 20 4 80
Kadang-kadang 14 3 42
Jarang 1 2 2
Tidak pernah 0 1 0
Jumlah 299
Sumber: Pengolahan Data Primer , 2016
Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item = 5 x 70 =
350 (seandainya semua responden menjawab selalu). Jumlah skor
yang diperoleh dari penelitian 299. Berdasarkan data tersebut
tingkat interpretasi terhadap indikator mempertahankan pendapat
SL SR KD JR TP
350 280 210 140 70
172
67
adalah (299 : 350) x 100% = 88,28% dari yang diharapkan 100%.
Secara kontiniu dapat di gambarkan interpretasi skor
mempertahankan pendapat dapat dilihat sebagai berikut.
Jadi dari data yang diperoleh dari 70 orang responden maka
rata-rata 299 berada pada daerah selalu.
2. Analisis Induktif
a. Deskripsi Data Penelitian
Data penelitian ini meliputi dua variabel yaitu iklim
sekolah(X), motivasi belajar (Y), Dari data hasil penelitian yang telah
dilakukan, seluruh data yang masuk memenuhi syarat untuk diolah
dan dianalisis. Secara singkat dapat dinyatakan bahwa deskripsi data
ini mengungkapkan informasi tentang jumlah data, mean, median,
modus, range, nilai minimum, nilai maksimum, standar deviasi, dan
varians yang diperoleh.
1) Deskripsi Data Iklim sekolah(X)
Data variabel iklim sekolah dikumpulkan melalui angket
yang terdiri dari 28 butir pernyataan yang telah di uji validitas dan
reabilitasnya. Selanjutnya angket diberikan kepada 70 orang
responden untuk di isi. Perhitungan statistik dasar variabel iklim
sekolah terdapat pada Tabel IV.3
SL SR KD JR TP
350 280 210 140 70
299
68
a) Mean
= =112,91
b) Median
1) Urutkan data dari kecil ke data yang besar.
2) Kemudian menentukan letak median =
Me =
= 35,5 (data yang ke 35 dan 36) yaitu = 113
c) Modus (yang seringmuncul = 111)
d) Varians
X X
= 37,616
e) StandarDeviasi
s = = = 6,133
n
XX
69
Tabel IV.3 Hasil Perhitungan Statistik Iklim sekolah (X)
Statistics
Iklim_Sekolah
N Valid 70
Missing 0
Mean 112.91
Median 113.00
Mode 111a
Std. Deviation 6.133
Variance 37.616
Range 31
Minimum 95
Maximum 126
Sum 7904
a. Multiple modes exist. The smallest value is
shown
Berdasarkan perhitungan statistik pada tabel IV.3 dapat
di lihat bahwa variabel iklim sekolah dengan jumlah data (N)
sebanyak 70, mean 112,91, median 113, mode 111, standar
deviasi sebesar 6,133, varian 37,616, range31, minimum 126, dan
maksimum 126, sedangkan jumlah skor keseluruhan sebesar
7904. Gambaran distribusi skor iklim sekolah dapat dilihat pada
tabel IV.4
a) Banyak Kelas (BK)
=1 + ( 3,3 x Log n )
=1 + (3,3 x Log 70) = 1 + (3,3 x 1,8)
=7,1 ( dibulatkan menjadi 7)
b) Interval Kelas (i)
(Skor Maksimum - Skor Minimum)/ BK = (126-95)/ 7 = 4,4
(dibulatkan 5)
70
Tabel IV.4 Distribusi Frekuensi Skor Iklim sekolah (X)
No Interval
Kelas Frekuensi
1 95-99 1
2 100-104 1
3 105-109 10
4 110-114 21
5 115-119 25
6 120-124 11
7 125-129 1
Jumlah 70
Dari data frekuensi skor iklim sekolah (X) diatas, maka
didapat instrogram seoperti gambar 2 dibawah ini:
Gambar 2. Histogram Skor Iklim sekolah
2) Deskripsi Data Motivasi Belajar (Y)
Data variabel Motivasi Belajar dikumpulkan melalui
angket yang terdiri dari 18 butir pernyataan yang telah diuji
validitas dan reliabilitasnya. Selanjutnya angket diberikan kepada
70 orang responden untuk di isi. Perhitungan statistik dasar
variabel motivasi belajar terdapat pada Tabel IV.5
0
5
10
15
20
25
95-99 100-104 105-109 110-114 115-119 120-124 125-129
1 1
10
2125
11
1
Iklim Sekolah
71
a. Mean
= =78,33
b. Median
1) Urutkan data dari kecil ke data yang besar.
2) Kemudian menentukan letak median =
Me =
= 35,5 (data yang ke-35 dan 36) yaitu= 77 c. Modus (yang seringmuncul = 75)
d. Varians
X X
= 29,673
e. StandarDeviasi
s = = = 5,447
Tabel IV.5 Hasil Perhitungan Statistik Motivasi Belajar
(Y) Statistics
Motivasi_Belajar
N Valid 70
Missing 0
Mean 78.33
Median 77.00
Mode 75a
Std. Deviation 5.447
Variance 29.673
Range 25
Minimum 63
n
XX
72
Maximum 88
Sum 5483
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Berdasarkan perhitungan statistik pada Tabel IV.5
dapat dilihat bahwa variabel motivasi belajar dengan jumlah
data (N) sebanyak 70, mean 78,33, median 77, mode 75,
standar deviasi sebesar 55,447, varian 29,673, range 25,
minimum 63, dan maksimum 88, sedangkan jumlah skor
keseluruhan sebesar 5483. Gambaran distribusi skor motivasi
belajar dapat dilihat pada tabel IV.6
a. Banyak Kelas (BK)
= 1 + (3,3 x Log n)
= 1 + (3,3 x Log 70) = 1 + (3,3 x 1,8)
= 7,1 (dibulatkan menjadi 7)
b. Interval Kelas (i)
(Skor Maksimum - Skor Minimum)/ BK = (88-63)/ 7= 3,6
(dibulatkan 4)
Tabel IV.6 Distribusi Frekuensi Skor Motivasi belajar
(Y)
No Interval Kelas frekuensi
1 63-66 1
2 67-70 2
3 71-74 14
4 75-78 22
5 79-82 15
6 83-86 10
7 87-90 6
Jumlah 70
73
Dari data frekuensi skor motivasi belajar (Y)
diatas, maka didapat instrogram seoperti gambar 3
dibawah ini:
Gambar 3. Histogram Skor Motivasi belajar
3. Prasyarat Uji Analisis
Teknik pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan
analisis korelasi. Analisis ini dapat dilakukan bila memenuhi persyaratan
sebagai berikut: (1) uji normalitas masing-masing data, (2) uji
homogenitas, dan(3) uji linearitas.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data
terdistribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan
adalah dengan uji Lilliefors dengan melihat nilai pada Kolmogorov-
Smirnov. Hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada
rangkuman tabel IV.7
0
5
10
15
20
25
63-66 67-70 71-74 75-78 79-82 83-86 87-90
1 2
14
22
1510
6
Motivasi Belajar
74
Tabel IV.7 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
IklIm_Sekolah Motivasi_Belajar
N 70 70
Normal Parametersa Mean 112.91 78.33
Std. Deviation 6.133 5.447
Most Extreme
Differences
Absolute .076 .125
Positive .038 .125
Negative -.076 -.080
Kolmogorov-Smirnov Z .635 1.045
Asymp. Sig. (2-tailed) .814 .225
a. Test distribution is Normal.
Dari tabel IV.7 dapat dilihat bahwa skor signifikansi
probabilitas untuk variabel X sebesar 0,814, dan variabel Y sebesar
0,225. Karena signifikansi untuk seluruh variabel lebih besar dari 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa data pada iklim sekolah dan motivasi
belajar siswa SMA N 5 Solok Selatan berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah
beberapa varian populasi data adalah sama atau tidak. Hasil uji
homogenitas data dapat dilihat pada Tabel IV.8
Tabel IV.8 Uji Homogenitas Pada Variabel Iklim Sekolah
Test of Homogeneity of Variances
Motivasi_Belajar
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.735 18 46 .067
Dari Tabel IV.8 di atas didapatkan skor signifikansi pada
75
iklim sekolah terhadap motivasi belajar siswa sebesar 0,067. Jadi, dari
uji homogenitas iklim sekolah terhadap motivasi belajar nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
varian populasi data siswa SMA N 5 Solok Selatan homogen.
c. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua
variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara
signifikan. Hasil uji linearitas data dapat dilihat pada tabel IV.9.
Tabel IV.9 Uji Linearitas Iklim sekolah – Motivasi Belajar
ANOVA Table
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
Motivasi_Bel
ajar *
Iklim_Sekola
h
Between
Groups
(Combined) 679.871 23 29.560 .994 .490
Linearity 194.754 1 194.754 6.551 .014
Deviation from
Linearity 485.118 22 22.051 .742 .773
Within Groups 1367.571 46 29.730
Total 2047.443 69
Dari tabel IV.9 di atas terlihat bahwa skor signifikansi Iklim
sekolah– motivasi belajar sebesar 0,014. Karena signifikansi variabel
independen kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara
variabel iklim sekolah–variabel motivasi belajar siswa SMA N 5
Solok Selatan mempunyai hubungan yang linear.
76
4. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan bantuan
komputer program SPSS versi 16.0. Pengujian hipotesis menggunakan uji
korelasi dengan melihat nilai signifikansi. Adapun hipotesis dalam
penelitian ini adalah
H0 = Jika Signifikan > 0,05 maka, iklim sekolah tidak berpengaruh
dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa SMA N 5 Solok
Selatan.
H1= Jika Signifikan < 0,05 maka, iklim sekolah berpengaruh dan
signifikan terhadap motivasi belajar siswa SMA N 5 Solok
Selatan.
Tabel IV.10 Nilai Regresi Linear Iklim Sekolah Terhadap Motivasi
Belajar
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 47.398 11.586 4.091 .000
Iklim_Sekolah .274 .102 .308 2.674 .009
a. Dependent Variable: Motivasi_Belajar
1) Uji regresi linear
Berdasarkan tabel IV.10 di atas diketahui nilai
constanta koefisien regresi linear sebesar 47,398 dan nilai
regresi linear sederhana sebesar 0,274. Berdasarkan nilai
tersebut maka didapat persamaan regresi (Y = a + b1X1) adalah
Y= 47,398 + 0,274X1, hal ini memberikan arti jika iklim sekolah
77
naik satu satuan, maka motivasi belajar akan ikut naik sebesar
0,274.
2) Uji Korelasi Sederhana
Tabel IV.11 Uji Korelasi Sederhana Pengaruh Iklim Sekolah
Terhadap Motivasi Belajar (rx1y)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .308a .095 .082 5.220
a. Predictors: (Constant), Iklim_Sekolah
Berdasarkan tabel IV.11 di atas didapat nilai R sebesar
0,308 dan nilai r2 sebesar 0,095, hal ini menunjukan besarnya
nilai pengaruh iklim sekolah terhadap motivasi belajar siswa
sebesar 0,308 dan presentase iklim sekolah terhadap motivasi
belajar siswa sebesar (r2 x 100%) 9,5%.
3) Uji Keberatian t
Berdasarkan tabel IV.10 di dapat nilai untuk variabel
iklim sekolah sebesar 2,674 dengan signifikansi 0,009 sehingga
dapat dikatakan signifikan < 0,05 (0,009< 0,05) maka Ho
ditolak, Ha diterima, artinya iklim sekolah(X) secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar (Y).
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil uji regresi sederhana diketahui nilai constanta
koefisien regresi linear sebesar 47,398 dan nilai regresi linear sebesar 0,274.
Berdasarkan nilai tersebut maka didapat persamaan regresi (Y = a + b1X1)
78
adalah Y= 47,398 + 0,274X1, hal ini memberikan arti jika iklim sekolah SMA
N 5 Solok Selatan naik satu satuan, maka motivasi belajar akan ikut naik
sebesar 0,274.
Berdasarkan hasil uji keberatian t di dapat nilai untuk variabel iklim
sekolah sebesar 2,674 dengan signifikansi 0,009 sehingga dapat dikatakan
signifikan < 0,05 (0,009< 0,05) maka Ho ditolak, Ha diterima, artinya iklim
sekolah(X) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar
(Y).
Hasil penelitian di atas diperkuat oleh hasil penelitian yang
dilakukan Silalahi (2008:1) bahwa, terdapat pengaruh yang signifikan antara
iklim sekolah terhadap motivasi belajar siswa. Dimana semakin rendah iklim
sekolah yang dibangun maka rendah pula motivasi belajar yang ditampilkan
siswa, demikian pula sebaliknya semakin tinggi iklim sekolah yang dibangun
maka semakin tinggi motivasi belajar yang ditampilkan.
Iklim sekolah merupakan bagian dari lingkungan belajar yang akan
mempengaruhi kepribadian dan tingkah laku seseorang, sebab dalam
melaksanakan tugas sekolahnya seorang siswa akan selalu berinteraksi
dengan lingkungan belajarnya. Sorenson dan Goldsmith (2008:30)
memandang iklim sekolah sebagai kepribadian kolektif dari sekolah. Oleh
karena itu inti dari iklim sekolah adalah bagaimana kita memperlakukan satu
sama lain. Cohen et.al. (dalam Pinkus, 2009:14) menjelaskan iklim sekolah
sebagai kualitas dan karakter dari kehidupan sekolah, berdasarkan pola
prilaku siswa, orang tua dan pengalaman personil sekolah tentang kehidupan
79
sekolah yang mencerminkan norma-norma, tujuan, nilai, hubungan
interpersonal, praktek belajar dan mengajar, serta struktur organisasi.
Iklim sekolah yang kondusif dapat dilihat dari keakraban, persaingan,
ketertiban organisasi sekolah, keamanan dan fasilitas sekolah.pola hubungan
yang kondusif itu akan mengembangkan potensi-potensi diri siswa secara
terarah sehingga pada akhirnya mereka merasa puas dalam belajar. Semakin
baik pola hubungan antar pribadi yang terjadi di lingkungan sekolah, maka
hal tersebut akan menyebabkan semakin tingginya motivasi dan prestasi
belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa SMA N 5 Solok
Selatan secara umum mempunyai iklim sekolah yang baik dapat dilihat dari
indikator hubungan antar civitas sekolah yang sudah terlaksana dengan baik.
Dari hasil penelitian yang dilakukan juga terbukti bahwa iklim sekolah
berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Jika iklim sekolah kondusif dan
mendukung untuk belajar maka motivasi siswa untuk belajar juga akan
menjadi tinggi atau menjadi lebih baik, dan sebaliknya jika iklim sekolah
kurang baik atau kurang kondusif maka akan berpengaruh terhadap motivasi
belajar siswa tersebut.
Dengan demikian, dapat disimpulkan terdapatnya pengaruh positif
antara iklim sekolah terhadap motivasi belajar siswa, dapat dilihat dengan
semakin baik atau tingginya iklim sekolah tersebut semakin baik atau tinggi
pula motivasi belajar siswa, demikian pula sebaliknya semakin rendah iklim
sekolah maka rendah pula motivasi belajar siswa tersebut.
80
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya,
maka dapat disimpulkan ;
Iklim sekolah berpengraruh secara signifikan terhadap motivasi belajar
siswa SMAN 5 Solok, adanya pengaruh yang berarti tersebut ditunjukan
oleh signifikan < 0,05 (0,009 < 0,05), maka dapat dikatakan Iklim sekolah
berpengraruh secara signifikan terhadap motivasi belajar siswa SMAN 5
Solok Selatan.
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian, Penulis mengemukakan saran-saran sebagai
berikut:
1. Guru hendaknya dapat memberikan materi-materi yang memotivasi siswa
agar siswa dapat termotivasi untuk belajar.
2. Kepala Sekolah hendaknya dapat menciptakan iklim sekolah yang
kondusif agar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa SMA N 5 Solok
Selatan.
3. Kepada peneliti yang tertarik untuk melakukan studi lebih mendalam
tentang iklim sekolah dan motivasi belajar siswa agar lebih memperluas
bahasan tentang faktor-faktor yang diduga terdapat pengaruhnya.
80
81
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2007. KBBI, edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Andi, Rasdiyanah, 1995. Pendidikan Agama Islam.Bandung : Lubuh Agung.
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
. 1997. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rieneka cipta.
.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta :
Rineka Cipta.
.2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta :
Rineka Cipta.
Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi
dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Kencana
Prenada Media Groub: Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional. 1992. Administrasi Pendidikan Materi Dasar
Akta V. Jakarta :Dirjen Dikti.
Deriani Rifi. 2007. Pengaruh persepsi siswa tentang pengelolaan kelas dan
motivasi belajar terhadap hasil belajar Ekonomi siswa SMA
Pembangunan Padang.Skripsi. FE UNP.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Balajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.
Gagne. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Jl. Kramat IV No. 11
Hamalik.2000. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung.
Hurlock, Elizabeth, E., 1999. Perkembangan Anak : Erlangga.
Idris.2008. Aplikasi Model Analisis Data Kuantitatif Dengan Program SPSS.
Padang. UNP
Irawan, Prasetya. 2000. Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta : STIA- LAN.
Irianto. 2007. Staistik: Konsep Dasar &Aplikasinya .Bandung : Sinar Baru
Algesindo.
Mulyasa. 2001. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
81
82
Orenson, Goldsmith. 2008. Iklim Sekolah, (Online), (www. Pendidikan/Iklim
Sekolah.com, di akses tanggal 25 Februari 2012)
Rachman, Maman.1999. Manajemen kelas. Jakarta: Depdiknas.
Riduwan. 2011. Path Analisis. Bandung: Alfabeta.
Sardiman A. M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajawali Pers.
Sardiman, A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi belajar mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo pustaka.
Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Silalahi, 2008. “Pengaruh Iklim Sekolah Terhadap Motivasi Belajar”. Jurnal
Pembelajaran, (Volume 30 No. 02), Universitas Negri Padang Press.
Siregar, Syofian. 2013. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif :
Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17.
PT Bumi Aksara: Jakarta.
Sudjana. 2005. Metode Statistik. Transiti : Bandung.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suliyanto. 2011. Ekonometrika terapan, teori dan aplikasi dengan SPSS. Andi:
Yogyakarta.
83
Lampiran 1
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
PENGARUH IKLIM SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR
SISWA DI SMA N 5 SOLOK SELATAN
Variabel Indikator
Nomor
butir
angket
No Urut
Positif Negatif jumlah
butir
Iklim
Sekolah (X)
Motivasi
belajar (Y)
Hubungan antar civitas sekolah
Suasana sekolah
Kerapian dan kebersihan kelas
Aktivitas belajar
Tata tertib sekolah
Tekun
Ulet
Menunjukkan Minat
Lebih senang bekerja mandiri
Cepat bosan pada hal-hal
yang rutin
Mempertahankan pendapat
1,2,3,4,5,
6,7,8
9,10,11
12,13,14,
15,16,17
18,19,20,
21,22,23,
24
25,26,27,
28
1,2,3,4
5,6
7,8,9,10
11,12,13,
14
15,16,17
18
1,2,3,4,
5,6
9,10
12,14,1
6
18,19,2
0, 21,22
25, 26
1,2,3
5,6
7,9,10
13
17
18
7,8
11
,13,15,
17
23,24
27, 28
4
8
11,12,
14
15,16
8
3
6
7
4
4
2
4
4
3
1
84
ANGKET PENELITIAN
Pertama kali saya doakan agar siswa/i berada dalam lindungan Allah SWT,
serta diberikan segala kemudahan dalam setiap langkah kehidupan ini. Melalui
angket ini saya harapkan kesediaan siswa/i untuk memberikan jawaban untuk
setiap butir pernyataan angket.
Angket ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh iklim sekolah
terhadap motivasi belajar siswa di SMA N 5 Solok Selatan.
PETUNJUK PENGISIAN:
1. Bacalah setiap butir pernyataan dengan seksama
2. Setiap jawaban yang anda berikan, dijamin kerahasiaannya dan tidak
berpengaruh terhadap apapun.
3. Berilah tanda cheklis (√) untuk setiap jawaban yang sesuai dengan keadaan
anda.
4. Terdapat alternatif yang jawaban, yaitu SL (Selalu), SR (Sering), KD
(Kadang-kadang), JR (Jarang) dan TP (Tidak Pernah).
5. Contoh pengisian:
No Pernyataan SL SR KD JR TP
1 Hubungan antara guru dengan siswa di sekolah
baik
√
Atas kesediaan dan bantuan serta kerja sama siswa/i saya ucapkan terima kasih.
Penulis,
Tommy Ardodinata
85
Nama :……………
Kelas :……………
A. Angket Iklim Sekolah (X)
NO PERNYATAAN SL SR KD JR TP
1. Saya merasa kepala sekolah tidak hanya sebagai
pimpinan, tetapi seperti orang tua bagi saya
2. Saya merasa guru tidak hanya sebagai pimpinan,
tetapi seperti orang tua bagi saya
3. Saya merasa aman saat belajar di sekolah karena
adanya perhatian dari teman lainnya
4. Guru tidak membeda-bedakan siswa di sekolah
5. Saya merasa aman saat belajar di sekolah karena
adanya perhatian dari guru
6. Saya menunjukkan rasa hormat saat bertemu
dengan guru
7. Saya tidak menunjukkan rasa hormat saat bertemu
dengan guru
8. Saya tidak menunjukkan rasa hormat saat bertemu
dengan staf sekolah
9. Setiap warga sekolah ikut memelihara kebersihan
sekolah dengan cara bergotong royong
10. Saya merasa senang membuat tugas di dalam kelas,
karena ruangan yang begitu aman dan nyaman
11. Tidak terdapatnya tanaman di sekolah sehingga
membuat sekolah tidak sejuk
12. Ruangan kelas ditata dengan baik sehingga terlihat
rapi dan indah
13. Saya mencoret kursi dan meja yang berada di dalam
kelas
14. Disetiap kelas telah memiliki sarana kebersihan
yang memadai untuk melaksanakan piket setiap
harinya
15. Saya tidak ikut melaksanakan piket disaat teman-
teman yang lain melaksanakan piket
16. Saya merasa senang menjaga kebersihan
lingkungan sekolah
17. Jika ada teman yang membuang sampah tidak pada
tempatnya, saya tidak akan peduli
18. Saya berusaha menyelesaikan tugas yang diberikan
guru di sekolah dengan baik
86
19. Saya senang dengan disiplin belajar yang diterapkan
guru dalam kelas
20 Saya tidak akan menolak jika diberikan tugas/
latihan meskipun tugas/latihan tersebut lebih berat
dari pekerjaan biasanya
21. Saya berusaha mengikuti proses pembelajaran
dengan sebaik-baiknya, meskipun guru menambah
waktu pembelajaran
22. Saya senang menyimak pelajaran saat guru
menerangkan didepan kelas
23. Saya malas mengerjakan tugas yang diberikan guru
24. Saya mengganggu teman yang lain ketika belajar di
dalam kelas
25. Semua kegiatan di sekolah dilaksanakan dengan
tertib dan penuh tanggung jawab
26. Saya merasa senang mematuhi peraturan yang telah
dibuat sekolah
27. Saya suka melanggar peraturan sekolah meski
sudah ditegur oleh guru
28. Saya suka membolos saat proses pembelajaran
sedang berlangsung
B. Angket Motivasi Belajar (Y)
NO PERNYATAAN SL SR KD JR TP
1. Saya mengerjakan tugas sendiri walaupun
masih salah
2. Saya menyelesaikan tugas tepat pada
waktunya
3. Walaupun tugas yang saya kerjakan terasa
sulit, saya tetap berusaha
menyelesaikannya sampai tuntas
4. Saya tidak suka, jika setelah selesai
mengerjakan tugas rumah, guru
membahasnya kembali
5. Saya belum puas bila belum menyelesaikan
tugas dengan baik
6. Saya berusaha mintak petunjuk guru apabila
materi belum mengerti
7. Saya berusaha sendiri menyelesaikan tugas
rumah yang dirasa sulit
8. Saya meyelesaikan pekerjaan rumah dengan
menyalin tugas teman
9. Saya mampu mengerjakan soal dalam
87
ulangan harian tanpa bantuan orang lain
10. Tugas yang diberikan guru kepada saya,
langsung saya kerjakan hari itu juga
11. Saya mengerjakan tugas dengan
mengandalkan bantuan teman
12. Saya lebih senang belajar kelompok dalam
menyelesaikan tugas
13. Saya lebih senang bekerja sendiri dari pada
menyalin tugas teman
14. Saya megerjakan tugas dengan menyalin
tugas teman
15. Saya tidak suka jika guru memberikan
pekerjaan rumah
16. Saya bosan jika guru kembali membahas
pekerjaan rumah
17. Saya berusaha menyelesaikan tugas
meskipun sudah diulang
18. Saya dapat meyakinkan guru dengan
jawaban yang diberikan
88
Lampiran 2
Tabulasi Data Uji Coba Instrumen Iklim sekolah
89
Perhitungan Statistik Dengan Program SPSS 16.0
90
Menghitung Validitas Uji Coba Iklim Sekolah (X)
Untuk menguji validitas digunakan rumus PearsonProduct Momentdengan
bantuan program SPSS 16.0. Rangkuman data validitas bisa dilihat pada tabel di
bawah ini :
Item R Hitung R Tabel Keterangan
1 0,483 0,361 Valid
2 0,398 0,361 Valid
3 0,136 0,361 Tidak Valid
4 0,378 0,361 Valid
5 0,446 0,361 Valid
6 0,398 0,361 Valid
7 0,441 0,361 Valid
8 0,559 0,361 Valid
9 0,434 0,361 Valid
10 0,161 0,361 Tidak Valid
11 0,682 0,361 Valid
12 0,501 0,361 Valid
13 0,497 0,361 Valid
14 0,232 0,361 Tidak Valid
15 0,547 0,361 Valid
16 0,728 0,361 Valid
17 0,497 0,361 Valid
18 0,399 0,361 Valid
19 0,406 0,361 Valid
20 0,447 0,361 Valid
21 0,732 0,361 Valid
22 0,184 0,361 Tidak Valid
23 0,732 0,361 Valid
24 0,823 0,361 Valid
25 0,744 0,361 Valid
26 0,517 0,361 Valid
27 0,545 0,361 Valid
28 0,744 0,361 Valid
29 0,517 0,361 Valid
30 0,508 0,361 Valid
31 0,469 0,361 Valid
32 0,508 0,361 Valid
91
Kaidah keputusan :Jika rhitung> rtable berarti valid
Jika rhitung< rtabelberartitidak valid
Berdasarkan hasil perhitungan statistik maka didapat 28 item yang valid
dari 32 item soal yang telah dilakukan uji coba, berdasarkan tabel di atas dapat
dilihat 4 item soal tidak valid ya itu item no 3, 10, 14 dan 22. Selanjutnya, item
yang di nyatakan valid di uji tingkat reliabilitasnya. Untuk pengujian reliabilitas
dapat di lihat pada tabel berikut :
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.910 28
Dari tabel diatas didapat hasil Alpha sebesar 0,910, karena n item yang
valid adalah 28, maka r tabel untuk reliabelitas adalah 0,374. Karena rhitung (0,910)
> rtabel (0,374) maka 28 item yang sudah di uji validitasnya dinyatakan reliabel
untuk digunakan untuk penelitian. Adapun tingkat reliabelitanya adalah sangat
kuat karna berada pada rentang 0,80 s/d 1,00.
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
P1 89.20 178.579 .435 .908
P2 89.17 178.764 .369 .909
P4 89.97 178.930 .334 .910
P5 89.20 178.993 .390 .909
P6 89.27 178.478 .342 .910
P7 89.83 178.213 .380 .909
P8 89.53 176.326 .525 .907
P9 89.97 177.551 .390 .909
P11 90.33 173.609 .627 .905
P12 89.47 176.257 .481 .907
P13 89.93 174.616 .432 .909
P15 89.67 175.402 .508 .907
P16 89.47 173.499 .714 .904
92
P17 89.93 174.616 .432 .909
P18 90.73 180.409 .354 .909
P19 90.20 179.683 .339 .910
P20 89.77 178.461 .382 .909
P21 89.73 169.651 .703 .903
P23 89.73 169.651 .703 .903
P24 89.67 165.816 .799 .901
P25 89.73 170.685 .721 .903
P26 89.80 177.545 .474 .907
P27 90.10 176.093 .484 .907
P28 89.73 170.685 .721 .903
P29 89.80 177.545 .474 .907
P30 90.30 176.907 .458 .908
P31 90.07 175.651 .417 .909
P32 90.30 176.907 .458 .908
93
Tabulasi Data Uji Coba Instrumen Motivasi Belajar
94
Hasil Perhitungan Statistik dengan Program SPSS 16.0
95
Menghitung Validitas Uji Coba Motivasi Belajar (Y)
Untuk menguji validitas digunakan rumus PearsonProduct Momentdengan
bantuan program SPSS 16.0. Rangkuman data validitas bisa dilihat pada tabel di
bawah ini :
Item R hitung R Tabel Keterangan
1 0,263 0,361 Tidak Valid
2 0,632 0,361 Valid
3 0,568 0,361 Valid
4 0,451 0,361 Valid
5 0,382 0,361 Valid
6 0,400 0,361 Valid
7 0,224 0,361 Tidak Valid
8 0,371 0,361 Valid
9 0,385 0,361 Valid
10 0,427 0,361 Valid
11 0,465 0,361 Valid
12 0,540 0,361 Valid
13 0,573 0,361 Valid
14 0,447 0,361 Valid
15 0,377 0,361 Valid
16 0,553 0,361 Valid
17 0,420 0,361 Valid
18 0,528 0,361 Valid
19 0,634 0,361 Valid
20 0,145 0,361 Tidak Valid
21 0,422 0,361 Valid
Kaidah keputusan :Jika rhitung>rtable berarti valid
Jika rhitung<rtabelberartitidak valid
Berdasarkan hasil perhitungan statistik maka didapat 18 item yang valid
dari 21 item soal yang telah dilakukan uji coba, berdasarkan tabel di atas dapat
dilihat 3 item soal tidak valid ya itu item no 1, 7, dan 20. Selanjutnya, item yang
96
di nyatakan valid di uji tingkat reliabilitasnya. Untuk pengujian reliabilitas dapat
di lihat pada tabel berikut :
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.790 18
Dari tabel diatas didapat hasil Alpha sebesar 0,790, karena n item yang
valid adalah 18, maka r tabel untuk reliabelitas adalah 0,468. Karena rhitung (0,790)
> rtabel (0,468) maka 18 item yang sudah di uji validitasnya dinyatakan reliabel
untuk digunakan untuk penelitian. Adapun tingkat reliabelitanya adalah kuat
karna berada pada rentang 0,60 s/d 0,799.
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
P2 57.00 49.931 .628 .773
P3 57.40 48.179 .539 .770
P4 58.07 49.030 .383 .780
P5 57.83 51.799 .272 .786
P6 56.53 50.809 .225 .791
P8 57.90 51.128 .294 .785
P9 56.93 50.547 .232 .791
P10 57.27 48.823 .309 .787
P11 57.27 49.375 .329 .784
P12 57.70 49.183 .440 .776
P13 57.47 48.189 .552 .770
P14 57.73 50.064 .305 .785
P15 57.73 50.685 .256 .789
97
P16 58.17 49.868 .469 .776
P17 57.17 51.454 .331 .784
P18 56.57 49.771 .427 .778
P19 56.60 46.800 .586 .765
P21 57.13 45.430 .403 .782
98
Lampiran 3 Data Penelitian
Tabulasi Data Iklim Sekolah(X)
No Iklim Sekolah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Jumlah
1 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 115
2 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 3 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 114
3 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 3 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 117
4 5 4 4 3 5 3 4 4 5 3 5 3 5 5 3 4 3 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 109
5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 120
6 5 4 5 4 3 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 113
7 4 5 4 5 4 3 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 117
8 3 4 5 5 5 5 5 4 3 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 120
9 4 4 5 4 5 4 4 4 3 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 115
10 4 5 4 4 3 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 117
11 3 5 5 5 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 111
12 5 5 4 5 4 3 5 3 3 5 4 3 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 114
13 4 3 4 3 5 4 4 4 3 5 3 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 112
14 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 3 5 5 4 5 5 4 4 4 5 118
15 4 5 3 5 4 3 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 116
16 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 3 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 115
17 4 5 4 5 4 5 5 4 2 4 5 4 5 5 4 4 5 3 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 113
18 5 4 2 5 5 4 3 3 3 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 116
19 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 111
99
20 4 5 5 4 5 4 4 3 2 5 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 115
21 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
22 4 4 3 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 118
23 3 3 4 5 4 3 4 4 4 3 4 3 5 4 3 4 5 4 5 5 3 5 5 5 5 5 4 4 107
24 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 2 3 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 116
25 4 4 4 3 5 5 4 4 2 3 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 114
26 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 112
27 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 124
28 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 4 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 113
29 5 4 3 3 5 3 5 3 5 4 4 4 2 2 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 109
30 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 124
31 4 4 5 4 5 4 4 5 3 3 4 5 5 4 3 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 111
32 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 111
33 2 4 4 3 4 5 2 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 118
34 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 3 5 5 5 4 5 4 4 5 4 115
35 4 5 5 4 4 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 117
36 5 3 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
37 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 126
38 3 5 4 5 5 3 4 5 3 4 2 5 5 4 4 4 5 5 5 5 3 5 3 5 5 5 5 4 111
39 3 3 5 4 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 4 5 5 117
40 4 4 3 3 5 3 4 4 2 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 3 4 4 109
41 4 4 4 4 5 3 4 4 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 5 5 105
42 5 5 5 5 4 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 4 5 123
43 5 4 4 4 4 5 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 110
100
44 4 5 3 3 5 5 4 3 5 5 4 4 5 5 3 5 3 5 4 5 5 3 5 5 3 5 5 4 111
45 5 4 4 5 5 4 5 4 2 5 5 5 2 5 5 5 5 5 2 2 4 5 4 5 5 5 4 5 112
46 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 5 5 5 3 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 106
47 4 5 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 103
48 5 4 3 3 4 4 3 5 4 3 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 3 5 5 5 3 5 5 111
49 4 5 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 5 4 104
50 4 4 5 5 3 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 119
51 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 119
52 4 3 5 5 2 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 115
53 3 4 4 5 3 3 4 5 5 3 4 3 5 4 3 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 4 4 110
54 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 122
55 5 4 3 3 4 3 4 4 4 3 5 3 3 5 3 3 4 3 4 3 4 3 4 5 3 3 4 4 95
56 4 5 4 4 3 3 4 4 3 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 5 3 104
57 5 5 5 5 4 5 5 3 4 5 3 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 122
58 5 4 4 4 5 3 4 4 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 108
59 4 5 3 3 3 3 5 5 4 4 4 4 5 5 4 1 3 3 4 2 4 5 5 5 3 3 5 5 99
60 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 2 5 2 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 108
61 4 2 5 4 3 4 5 4 4 4 4 3 5 3 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 109
62 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 108
63 2 4 2 3 4 3 4 4 4 3 5 5 5 3 3 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 107
64 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 5 4 103
65 4 5 5 3 2 4 4 3 2 5 4 5 5 5 5 5 3 3 5 4 5 3 4 4 5 3 4 5 105
66 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 117
67 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 115
101
68 3 3 4 5 4 3 3 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 3 5 5 5 5 3 5 4 5 5 5 112
69 3 4 5 4 5 4 3 3 5 4 5 5 4 3 4 3 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 5 104
70 4 3 3 3 5 5 4 4 5 5 5 5 5 3 5 3 3 4 4 4 4 3 5 4 5 5 5 4 108
Jmlh 292 298 291 295 295 279 299 288 275 297 301 301 326 306 302 305 310 310 318 320 318 315 313 321 318 311 334 319 7904
102
Tabulasi Data Motivasi Belajar(Y)
No Motivasi Belajar
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Jumlah
1 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 88
2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 2 4 4 4 78
3 5 4 4 5 3 4 3 4 3 5 3 3 3 3 3 4 3 5 67
4 4 4 5 4 3 3 5 5 3 5 3 5 3 5 3 5 3 4 72
5 4 5 4 3 5 3 5 3 3 5 3 4 5 5 5 5 4 5 76
6 3 3 3 3 5 3 4 5 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 63
7 3 4 5 5 5 4 5 4 5 2 4 3 4 5 5 5 5 4 77
8 4 5 3 5 5 5 5 4 5 3 4 2 5 4 3 5 4 3 74
9 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 80
10 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 3 81
11 5 5 4 5 4 3 3 3 4 5 3 3 5 3 3 4 5 3 70
12 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 87
13 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 88
14 5 5 4 5 5 5 4 5 5 3 5 3 5 3 3 5 3 3 76
15 5 3 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 85
16 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 3 5 4 4 82
17 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 81
18 4 2 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 5 5 3 5 80
19 5 4 3 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 76
20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 88
21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 4 5 5 5 5 86
22 4 3 5 5 5 5 5 5 4 3 4 4 5 3 5 4 3 3 75
23 5 4 5 5 4 4 5 3 4 3 5 5 4 3 4 5 3 3 74
24 5 5 5 4 5 5 4 3 5 3 5 3 3 3 3 5 5 5 76
103
25 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 88
26 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 3 3 5 3 4 3 5 75
27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 4 5 3 84
28 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 3 5 5 3 4 4 77
29 5 5 4 5 5 5 5 5 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 86
30 4 5 5 5 5 5 5 4 3 3 5 4 4 4 5 4 5 5 80
31 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 3 82
32 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 81
33 5 5 3 5 3 5 3 4 3 3 3 5 4 5 5 5 5 4 75
34 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 3 5 5 4 5 76
35 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 86
36 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 88
37 4 3 3 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 82
38 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 86
39 5 3 4 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 85
40 5 5 4 5 5 5 3 5 3 5 4 3 5 3 5 3 4 3 75
41 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 83
42 4 5 4 5 4 3 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 82
43 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 79
44 4 5 4 5 5 5 5 5 4 3 5 4 5 4 5 5 4 5 82
45 5 4 2 5 5 3 5 3 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 79
46 4 4 5 4 4 5 4 5 5 3 4 3 4 3 5 4 5 3 74
47 5 4 4 5 5 4 5 3 5 3 5 3 5 3 5 3 4 3 74
48 5 5 5 4 5 3 5 5 3 5 4 5 5 5 3 4 3 5 79
49 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 84
50 4 3 3 4 4 5 3 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 77
51 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 77
104
52 4 5 5 5 5 5 5 3 4 3 4 4 4 3 5 5 2 5 76
53 4 4 5 2 4 4 5 4 2 5 5 2 5 5 4 4 4 5 73
54 5 5 2 4 5 5 4 5 3 4 4 2 4 5 5 5 5 4 76
55 4 3 4 5 3 3 5 5 4 3 4 4 4 4 5 5 4 5 74
56 5 3 4 2 4 5 4 5 3 4 5 5 5 3 4 2 4 5 72
57 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 3 3 5 3 5 3 4 78
58 5 4 5 3 5 3 5 4 3 4 3 5 5 2 5 2 4 5 72
59 2 5 2 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 75
60 4 5 5 5 4 1 4 5 4 3 4 5 5 5 5 5 4 4 77
61 5 5 5 4 5 4 3 5 3 4 3 3 3 5 5 3 5 3 73
62 4 4 5 3 3 4 3 4 3 4 5 3 5 4 4 5 4 5 72
63 5 5 5 2 5 2 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 2 75
64 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 73
65 5 5 5 3 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 5 5 4 5 73
66 3 4 4 5 4 4 5 4 5 5 3 4 5 4 4 5 5 4 77
67 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 83
68 5 4 5 5 4 4 5 4 3 5 4 5 5 5 4 5 5 4 81
69 5 3 4 5 3 5 4 5 3 5 5 3 5 4 5 4 2 5 75
70 5 4 5 5 5 3 5 3 3 5 3 3 5 3 5 3 4 3 72
Jumlah 313 303 308 315 316 302 319 307 289 297 296 292 310 297 311 311 298 299 5483
105
105
Lampiran 4 Frekuensi Jawaban Kuesioner Penelitian
A. Variabel Iklim sekolah(X)
P1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid JR 2 2.9 2.9 2.9
KD 8 11.4 11.4 14.3
SR 36 51.4 51.4 65.7
SL 24 34.3 34.3 100.0
Total 70 100.0 100.0
P2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid JR 1 1.4 1.4 1.4
KD 8 11.4 11.4 12.9
SR 33 47.1 47.1 60.0
SL 28 40.0 40.0 100.0
Total 70 100.0 100.0
P3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid JR 2 2.9 2.9 2.9
KD 9 12.9 12.9 15.7
SR 35 50.0 50.0 65.7
SL 24 34.3 34.3 100.0
106
P3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid JR 2 2.9 2.9 2.9
KD 9 12.9 12.9 15.7
SR 35 50.0 50.0 65.7
SL 24 34.3 34.3 100.0
Total 70 100.0 100.0
P4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid KD 13 18.6 18.6 18.6
SR 29 41.4 41.4 60.0
SL 28 40.0 40.0 100.0
Total 70 100.0 100.0
P5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid JR 2 2.9 2.9 2.9
KD 8 11.4 11.4 14.3
SR 33 47.1 47.1 61.4
SL 27 38.6 38.6 100.0
Total 70 100.0 100.0
P6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid KD 21 30.0 30.0 30.0
SR 29 41.4 41.4 71.4
SL 20 28.6 28.6 100.0
107
P3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid JR 2 2.9 2.9 2.9
KD 9 12.9 12.9 15.7
SR 35 50.0 50.0 65.7
SL 24 34.3 34.3 100.0
Total 70 100.0 100.0
P7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SR 1 1.4 1.4 1.4
KD 4 5.7 5.7 7.1
JR 40 57.1 57.1 64.3
TP 25 35.7 35.7 100.0
Total 70 100.0 100.0
P8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid KD 13 18.6 18.6 18.6
JR 36 51.4 51.4 70.0
TP 21 30.0 30.0 100.0
Total 70 100.0 100.0
P9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid JR 8 11.4 11.4 11.4
KD 12 17.1 17.1 28.6
108
SR 27 38.6 38.6 67.1
SL 23 32.9 32.9 100.0
Total 70 100.0 100.0
P10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid KD 10 14.3 14.3 14.3
SR 33 47.1 47.1 61.4
SL 27 38.6 38.6 100.0
Total 70 100.0 100.0
P11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SR 2 2.9 2.9 2.9
KD 7 10.0 10.0 12.9
JR 29 41.4 41.4 54.3
TP 32 45.7 45.7 100.0
Total 70 100.0 100.0
P12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid KD 8 11.4 11.4 11.4
SR 33 47.1 47.1 58.6
SL 29 41.4 41.4 100.0
Total 70 100.0 100.0
P13
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
109
Valid SR 4 5.7 5.7 5.7
KD 1 1.4 1.4 7.1
JR 10 14.3 14.3 21.4
TP 55 78.6 78.6 100.0
Total 70 100.0 100.0
P14
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid JR 1 1.4 1.4 1.4
KD 6 8.6 8.6 10.0
SR 29 41.4 41.4 51.4
SL 34 48.6 48.6 100.0
Total 70 100.0 100.0
P15
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid KD 11 15.7 15.7 15.7
JR 26 37.1 37.1 52.9
TP 33 47.1 47.1 100.0
Total 70 100.0 100.0
P16
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TP 1 1.4 1.4 1.4
KD 4 5.7 5.7 7.1
SR 33 47.1 47.1 54.3
SL 32 45.7 45.7 100.0
110
P16
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TP 1 1.4 1.4 1.4
KD 4 5.7 5.7 7.1
SR 33 47.1 47.1 54.3
SL 32 45.7 45.7 100.0
Total 70 100.0 100.0
P17
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid KD 7 10.0 10.0 10.0
JR 26 37.1 37.1 47.1
TP 37 52.9 52.9 100.0
Total 70 100.0 100.0
P18
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid KD 5 7.1 7.1 7.1
SR 30 42.9 42.9 50.0
SL 35 50.0 50.0 100.0
Total 70 100.0 100.0
P19
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid JR 1 1.4 1.4 1.4
KD 4 5.7 5.7 7.1
SR 21 30.0 30.0 37.1
SL 44 62.9 62.9 100.0
111
P16
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TP 1 1.4 1.4 1.4
KD 4 5.7 5.7 7.1
SR 33 47.1 47.1 54.3
SL 32 45.7 45.7 100.0
Total 70 100.0 100.0
P20
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid JR 3 4.3 4.3 4.3
KD 3 4.3 4.3 8.6
SR 15 21.4 21.4 30.0
SL 49 70.0 70.0 100.0
Total 70 100.0 100.0
P21
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid KD 2 2.9 2.9 2.9
SR 28 40.0 40.0 42.9
SL 40 57.1 57.1 100.0
Total 70 100.0 100.0
P22
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid KD 6 8.6 8.6 8.6
SR 23 32.9 32.9 41.4
112
SL 41 58.6 58.6 100.0
Total 70 100.0 100.0
P23
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid KD 5 7.1 7.1 7.1
JR 27 38.6 38.6 45.7
TP 38 54.3 54.3 100.0
Total 70 100.0 100.0
P24
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SR 1 1.4 1.4 1.4
JR 26 37.1 37.1 38.6
TP 43 61.4 61.4 100.0
Total 70 100.0 100.0
P25
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid KD 3 4.3 4.3 4.3
SR 26 37.1 37.1 41.4
SL 41 58.6 58.6 100.0
Total 70 100.0 100.0
P26
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid KD 5 7.1 7.1 7.1
113
JR 29 41.4 41.4 48.6
TP 36 51.4 51.4 100.0
Total 70 100.0 100.0
P27
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SR 21 30.0 30.0 30.0
SL 49 70.0 70.0 100.0
Total 70 100.0 100.0
P28
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid KD 1 1.4 1.4 1.4
JR 34 48.6 48.6 50.0
TP 35 50.0 50.0 100.0
Total 70 100.0 100.0
114
Frekuensi Jawaban Kuesioner Penelitian
Variabel Motivasi Belajar(Y)
P1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid JR 1 1.4 1.4 1.4
KD 3 4.3 4.3 5.7
SR 28 40.0 40.0 45.7
SL 38 54.3 54.3 100.0
Total 70 100.0 100.0
P2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid JR 1 1.4 1.4 1.4
KD 9 12.9 12.9 14.3
SR 26 37.1 37.1 51.4
SL 34 48.6 48.6 100.0
Total 70 100.0 100.0
P3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid JR 3 4.3 4.3 4.3
KD 7 10.0 10.0 14.3
SR 19 27.1 27.1 41.4
SL 41 58.6 58.6 100.0
Total 70 100.0 100.0
115
P4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SR 3 4.3 4.3 4.3
KD 5 7.1 7.1 11.4
JR 16 22.9 22.9 34.3
TP 46 65.7 65.7 100.0
Total 70 100.0 100.0
P5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid KD 6 8.6 8.6 8.6
SR 22 31.4 31.4 40.0
SL 42 60.0 60.0 100.0
Total 70 100.0 100.0
P6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TP 1 1.4 1.4 1.4
JR 1 1.4 1.4 2.9
KD 10 14.3 14.3 17.1
SR 21 30.0 30.0 47.1
SL 37 52.9 52.9 100.0
Total 70 100.0 100.0
P7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
116
Valid KD 7 10.0 10.0 10.0
SR 17 24.3 24.3 34.3
SL 46 65.7 65.7 100.0
Total 70 100.0 100.0
P8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid KD 9 12.9 12.9 12.9
JR 25 35.7 35.7 48.6
TP 36 51.4 51.4 100.0
Total 70 100.0 100.0
P9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid JR 1 1.4 1.4 1.4
KD 19 27.1 27.1 28.6
SR 20 28.6 28.6 57.1
SL 30 42.9 42.9 100.0
Total 70 100.0 100.0
P10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid JR 1 1.4 1.4 1.4
KD 14 20.0 20.0 21.4
SR 22 31.4 31.4 52.9
SL 33 47.1 47.1 100.0
Total 70 100.0 100.0
P11
117
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid KD 12 17.1 17.1 17.1
JR 30 42.9 42.9 60.0
TP 28 40.0 40.0 100.0
Total 70 100.0 100.0
P12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SR 3 4.3 4.3 4.3
KD 17 24.3 24.3 28.6
JR 15 21.4 21.4 50.0
TP 35 50.0 50.0 100.0
Total 70 100.0 100.0
P13
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid KD 9 12.9 12.9 12.9
SR 22 31.4 31.4 44.3
SL 39 55.7 55.7 100.0
Total 70 100.0 100.0
P14
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SR 2 2.9 2.9 2.9
KD 16 22.9 22.9 25.7
JR 15 21.4 21.4 47.1
TP 37 52.9 52.9 100.0
118
P4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SR 3 4.3 4.3 4.3
KD 5 7.1 7.1 11.4
JR 16 22.9 22.9 34.3
TP 46 65.7 65.7 100.0
Total 70 100.0 100.0
P15
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SR 1 1.4 1.4 1.4
KD 10 14.3 14.3 15.7
JR 16 22.9 22.9 38.6
TP 43 61.4 61.4 100.0
Total 70 100.0 100.0
P16
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SR 2 2.9 2.9 2.9
KD 6 8.6 8.6 11.4
JR 21 30.0 30.0 41.4
TP 41 58.6 58.6 100.0
Total 70 100.0 100.0
P17
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid JR 2 2.9 2.9 2.9
KD 11 15.7 15.7 18.6
119
SR 24 34.3 34.3 52.9
SL 33 47.1 47.1 100.0
Total 70 100.0 100.0
P18
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid JR 1 1.4 1.4 1.4
KD 14 20.0 20.0 21.4
SR 20 28.6 28.6 50.0
SL 35 50.0 50.0 100.0
Total 70 100.0 100.0
120
120
Lampiran 5
Interpretasi Skor Iklim Sekolah
No Item
Frekuensi
SL SR KD JR TP
Fi Fi Fi Fi Fi
1 Item Pertanyaan 1 24 36 8 2 0
2 Item Pertanyaan 2 28 33 8 1 0
3 Item Pertanyaan 3 24 35 9 2 0
4 Item Pertanyaan 4 28 29 13 0 0
5 Item Pertanyaan 5 27 33 8 2 0
6 Item Pertanyaan 6 20 29 21 0 0
7 Item Pertanyaan 7 0 1 4 40 25
8 Item Pertanyaan 8 0 0 13 36 21
Jumlah 151 196 84 83 46
9 Item Pertanyaan 9 23 27 12 8 0
10 Item Pertanyaan 10 27 33 10 0 0
11 Item Pertanyaan 11 0 2 7 29 32
50 62 29 37 32
12 Item Pertanyaan 12 29 33 8 0 0
13 Item Pertanyaan 13 0 4 1 10 55
14 Item Pertanyaan 14 34 29 6 1 0
15 Item Pertanyaan 15 0 0 11 26 33
16 Item Pertanyaan 16 32 33 4 0 1
17 Item Pertanyaan 17 0 0 7 26 37
95 99 37 63 126
18 Item Pertanyaan 18 35 30 5 0 0
19 Item Pertanyaan 19 44 21 4 1 0
20 Item Pertanyaan 20 49 15 3 3 0
21 Item Pertanyaan 21 40 28 2 0 0
22 Item Pertanyaan 22 41 23 6 0 0
23 Item Pertanyaan 23 0 0 5 27 38
24 Item Pertanyaan 24 0 1 0 26 43
209 118 25 57 81
25 Item Pertanyaan 25 41 26 3 0 0
26 Item Pertanyaan 26 0 0 5 29 36
27 Item Pertanyaan 27 49 21 0 0 0
28 Item Pertanyaan 28 0 0 1 34 35
90 47 9 63 71
121
Interpretasi SkorMotivasi Belajar
No Item Pertanyaan
Frekuensi
SL SR KD JR TP
Fi Fi Fi Fi Fi
1 Pertanyaan 1 38 28 3 1 0
2 Pertanyaan 2 34 28 9 1 0
3 Pertanyaan 3 41 19 7 3 0
4 Pertanyaan 4 46 16 5 3 0
Jmlah 159 91 24 8 0
5 Pertanyaan 5 42 22 6 0 0
6 Pertanyaan 6 37 21 10 1 1
Jmlah 79 43 16 1 1
7 Pertanyaan 7 46 17 7 0 0
8 Pertanyaan 8 0 0 9 25 36
9 Pertanyaan 9 30 20 19 1 0
10 Pertanyaan 10 33 22 14 1 0
Jmlah 109 59 49 27 36
11 Pertanyaan 11 0 0 12 30 28
12 Pertanyaan 12 0 3 17 15 35
13 Pertanyaan 13 39 22 7 0 0
14 Pertanyaan 14 0 2 16 15 37
Jmlah 39 27 52 60 100
15 Pertanyaan 15 0 1 10 16 43
16 Pertanyaan 16 0 2 6 21 41
17 Pertanyaan 17 33 24 11 2 0
Jmlah 33 27 27 39 84
18 Pertanyaan 18 35 20 14 1 0
Jmlah 35 20 14 1 0
122
Lampiran 6 Deskripsi Data
a. Hasil Perhitungan Statistik Iklim sekolah (X)
Statistics
Iklim_Sekolah
N Valid 70
Missing 0
Mean 112.91
Median 113.00
Mode 111a
Std. Deviation 6.133
Variance 37.616
Range 31
Minimum 95
Maximum 126
Sum 7904
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
b. Hasil Perhitungan Statistik Motivasi Belajar (Y)
Statistics
Motivasi_Belajar
N Valid 70
Missing 0
Mean 78.33
123
Median 77.00
Mode 75a
Std. Deviation 5.447
Variance 29.673
Range 25
Minimum 63
Maximum 88
Sum 5483
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
124
Lampiran 7 Uji Persyaratan Analisis
o Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Iklum_Sekolah Motivasi_Belajar
N 70 70
Normal Parametersa Mean 112.91 78.33
Std. Deviation 6.133 5.447
Most Extreme
Differences
Absolute .076 .125
Positive .038 .125
Negative -.076 -.080
Kolmogorov-Smirnov Z .635 1.045
Asymp. Sig. (2-tailed) .814 .225
a. Test distribution is Normal.
o Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Motivasi_Belajar
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.735 18 46 .067
125
o Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Motivasi_Bel
ajar *
Iklum_Sekol
ah
Between
Groups
(Combined) 679.871 23 29.560 .994 .490
Linearity 194.754 1 194.754 6.551 .014
Deviation from
Linearity 485.118 22 22.051 .742 .773
Within Groups 1367.571 46 29.730
Total 2047.443 69
126
Lampiran 8. Pengujian Hipotesis
1. Uji Korelasi Sederhana
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .308a .095 .082 5.220
a. Predictors: (Constant), Iklum_Sekolah
2. Uji Regresi linear
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 47.398 11.586 4.091 .000
Iklum_Sekolah .274 .102 .308 2.674 .009
a. Dependent Variable: Motivasi_Belajar
a. Uji Hipotesis
Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 47.398 11.586 4.091 .000
127
Iklum_Sekolah .274 .102 .308 2.674 .009
a. Dependent Variable: Motivasi_Belajar
126
Lampiran 9
Dokumentasi penelitian, 2016
Gambar 1. Memberikan Angket Penelitian Kepada Responden
Gambar 2. Menjelaskan Cara Pengisian Angket Kepada Responden
127
Gambar 3. Memberikan Arahan Kepada Responden Yang Kurang Paham Mengenai Angket
Gambar 4. Mengawasi Responden Sewaktu Pengisian Angket Penelitian
128
Gambar 5. Responden Sedang Melaksanakan Pengisian Angket Penelitian.
129
130
129
130
131
Top Related