repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... ·...

123

Transcript of repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... ·...

Page 1: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan
Page 2: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan
Page 3: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan
Page 4: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan
Page 5: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

i

ABSTRAK

UMAR DANI. (12070118). Upaya Guru Dalam Menegakkan KedisiplinanSantri di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin KampungOlo Nanggalo Kota Padang. Skripsi. Program Studi Pendidikan SosiologiSTKIP PGRI Sumatera Barat 2016.

Penelitian ini dilatar belakangi dengan adanya santri yang kurang disiplindalam melaksanakan tata tertib di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) MasjidMukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang antara lain: (Pertama) santriyang meribut ketika pelajaran berlangsung, (Kedua) santri yang menggangguteman saat belajar, (Ketiga) santri yang keluar masuk lokal ketika pelajaranberlangsung tanpa seizin guru, (Keempat) santri yang pergi ke toilet tanpa seizinguru, (Kelima) santri yang membantah perintah guru dan (Keenam) santri yangsering mencela sesama teman. Data menunjukkan 26 santri yang kurang disiplindalam melaksanakan tata tertib di TPQ tahun ajaran 2015-2016 dari 71 orangsantri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendikripsikan Upaya Guru dalamMenegakkan Kedisiplinan Santri di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) MasjidMukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori behaviorisme dari BF. Skinner. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengantipe deskriptif. Informan pada penelitian berjumlah 21 orang, kepala TPQ 1 orang,5 orang dari guru, 10 orang dari santri, dan 5 orang dari orang tua santri. Jenisdata yang digunakan ialah data primer dan data sekunder. Metode pengumpulandata dalam penelitian ini menggunakan observasi non partisipan, wawancaramendalam dan studi dokumen. Kemudian yang menjadi unit analisisnya adalahkelompok. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah denganmodel analisis data interaktif (Miles dan Huberman). Mencakup dalam empattahap yaitu: pengumpulan data, tahap reduksi data, tahap penyajian data dan tahapkesimpulan.

Hasil penelitian yang didapatkan oleh peneliti mengenai Upaya Guru DalamMenegakkan Kedisiplinan Santri di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) MasjidMukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang antara lain: (Pertama) gurumemberikan ketauladan seperti, guru yang menanamkan sikap disiplin. (Kedua)Sikap toleransi guru terhadap santri seperti, santri terlambat masuk. (Ketiga) gurumemberikan nasihat seperti, santri yang sering meribut ketika pelajaranberlangsung. (Keempat) guru berbicara lemah lembut seperti, menyampaikansejarah para nabi agar mudah dipahami oleh santri. (Kelima) guru menanamkansikap sosial antar santri seperti, menanamkan rasa kasih sayang pada santri.(Keenam) pemberian reward dan punishment seperti, guru hadiah dan hukumanpada santri dan (Ketujuh) Kerjasama guru TPQ dengan orang tua santri seperti,orang tua santri menanyakan kepada guru tentang perilaku anaknya di TPQ.

Kata Kunci: Upaya Guru, Kedisiplinan Santri

Page 6: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

ii

ABSTRACT

UMAR DANI. (12070118). The Efforts Done By The Teachers To Make TheStudents Discipline At Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) MukhlishinMasjid Kampung Olo Nanggalo Padang. Essay. Sociology EducationProgram. STKIP PGRI West Sumatra, 2016.

The background of this research was the students lack of discipline inimplementing the regulation at Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) MasjidMukhlishin Kampung Olo Nanggalo, Padang City. For instance : (First) Studentswere noisy during the learning process (Second) Students disturbed their friends(Third) Students frequently went outside the class without their teacher’spermission (Fourth) Students also often went to the toilet without askingpermission first (Fifth) Students refused the teachers’ orders (Sixth) Studentsoften denounced their friends. The data showed that, there were 26 students from71 students who lack of discipline in implementing the regulation at TPQ inacademic year 2015-2016. The purpose of this research was to describe the effortsdone by teachers to make the students discipline at Taman Pendidikan Al-Quran(TPQ) Mukhlishin Masjid Kampung Olo Nanggalo Padang.

The research theory was behaviorism theory supported by B F. Skinner.This research was qualitative research with descriptive type. The number ofinformants were 21 people; the head of TPQ, five teachers, ten students, and fiveparents. The data used were primary data and secondary data. Technique of datacollection was a non-participant observation, in-depth interviews and documentstudy. Then the unit analysis was the group. The technique of data analysis usedwas interactive data analysis (Miles and Huberman). They were data collection,data reduction, data presentation and conclusion.

The results of this research were; (Rirst)The teachers became a goodmodel by implementing the regulation. (Secand) The tolerance given by teachersto students who came late to (Third) The teachers gave valuable advice to theboisterous students (Fourth) The teachers were well-mannered in speaking , liketelling them prophetess story (Fifth) The teachers taught them social attitudes,such as love and respect each others (Sixth) The teachers gave reward andpunishment to the students (Seventh) The good cooperation between teachers andstudents’ parents, such as the parents asked the teachers about their children'sbehavior in the TPQ.

Keywords: Teachers’ Efforts, Students’ Discipline.

Page 7: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

rahmat dan karunia-Nya penulis telah dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai

salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan program Strata-1

pada program studi pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat dengan

judul “Upaya Guru Dalam Menegakkan Kedisiplinan Santri di Taman

Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo

Kota Padang” ini dapat diselesaikn dengan baik. Shalawat dan salam semoga

selalu kita doakan kepada Allah SWT semoga senantiasa tercurahkan kehadiran

Nabi Muhammad SAW, sang uswatun khasanah sekaligus pemberi sayfaat umat

akhir zaman, kelak di Yaumil Akhir.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Maka pada

kesempatan ini dengan penuh ketulusan hati, penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Yanti Sri Wahyuni, S.Pd, M.Pd selaku Pembimbing I, dan Ibu Yenita

Yatim, S.Sos, M.Pd selaku Pembimbing II yang selalu memberikan

bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

2. Tim penguji Ibu Dra. Harisnawati, M.Pd, Bapak Salman Asshary, S.Ag,

M.Ag, dan Bapak Adiyalmon, S.Ag, M.Pd yang telah memberikan kritik dan

saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Page 8: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

iv

3. Ibu Dr. Zusmelia, M.Si selaku Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat.

Bapak Drs. Dasrizal, MP selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Keguruan

dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat.

4. Ibu Sri Melwaty, M.Pd, Ph.D selaku Waka Bidang Akademik dan

Administrasi Keuangan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(STKIP) PGRI Sumatera Barat.

5. Bapak Jarudin, MA, Ph.D selaku Waka Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan

Kerjasama Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI

Sumatera Barat.

6. Ibu Dr. Maihasni, M.Si selaku ketua program studi pendidikan Sosiologi

STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris

prodi pendidikan Sosiologi beserta seluruh staf pengajar Sosiologi yang telah

memberikan bantuan, dorongan dan bimbingan serta arahan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

7. Terima kasih kepada Ibu Rinel Fitlayeni, S.Sos, M.Pd selaku pembimbing

akademik yang telah banyak memberikan motivasi dan bantuan kepada

penulis.

8. Seluruh informan penelitian yang telah memberikan segala informasi yang

penulis butuhkan untuk penyelesaian skripsi ini.

9. Staf Administrasi, Keuangan, Perustakaan Sekolah Tinggi Keguruan dan

Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat yang telah memberikan

bantuan dan kemudahan demi penyelesaian skripsi ini.

Page 9: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

v

10. Teristimewa ucapan terima kasih dari hati yang paling dalam untuk Ibunda

Rodia, yang sudah memberikan dorongan yang luar biasa kepada saya dan

ayah ananda H. Abdul Hamid tercinta. Terkhusus buat kakak ku Desmawati,

S.Th.I dan adik ku Khairulanwar dan Muhammad Ikbal yang sudah

memberikan semangat untuk kelangsungan studi ku hingga sampai ketahap

wisuda dan mendapat gelar S.Pd.

11. Terima kasih kepada Widiya Gusmaira, S.Pd.I, Doni Saputra Guslim, Indra

Yaldi terima kasih atas dukungan dan motivasinya selama ini.

12. Terima kasih kepada seluruh teman-teman seperjuangan Sosiologi Sesi 2012

D yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini, dan juga teman-teman Sosiologi dari Sesi 2012 B

yang selalu menberikan motivasi kepada penulis demi penyelesaian skripsi

ini, dan terima kasih banyak buat teman-teman Sosiologi 2012 B telah

menerima saya belajar di lokal kalian selama 1 semester, dan seluruh teman-

teman Sosiologi BP 2012 penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada

teman-teman semua. Apa yang terjadi selama 4 tahun perkuliahan akan selalu

menjadi pengalaman yang dikenang.

13. Terima kasih kepada Bapak Dr. Syaffrudin, MA, Bapak H. Drs. Mudahar,

Bapak Drs. Nafril, bapak Drs. Mulyardi, MA, Ibu H. Symsinar, Bapak Sam,

Ibu Lyis Ashar, Uni Del, Bapak Hanif, Bapak Edison Ilyas SE, Ibu Ismar

Bapak Sopyan, Bapak Umar Ali, abang Akmal One Zainap, Ibu Hadismar,

Ibu wiwik, dan Ibu Yeni Nursahrul dan semua jemaah Masjid Mukhlishin

yang telah memberikan dorongan, motivasi, dan senyumnya kepada penulis.

Page 10: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

vi

14. Terima kasih kepada kenonakan Necha Permata dan Aufa Nabila yang

sedang melanjutkan pendidikannya, Bibi Asma, Paman Mahmud, Nenek

Zainap, datuk Gani dan seluruh keluarga besar yang ada di Simpang Bukit

dan juga keluarga besar yang ada di Kampung Olo Nanggalo Kota Padang

yang selalu memberikan senyuman sebagai penyemangat bagi penulis.

Akhir kata dengan kerendahan hati atas kekurangan yang ada pada penulis,

dimana penulis berharap semoga skripsi ini mempunyai arti dan memberikan

manfaat kepada pembaca.

Padang, 29 Juli 2016

Penulis

Page 11: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

vii

DAFTAR ISI

HalamanHALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSIHALAMAN PENGESAHAN LULUS UJIAN SKRIPSIHALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIATABSTRAK ...................................................................................................... iABSTRACT ..................................................................................................... iiKATA PENGANTAR.................................................................................... iiiDAFTAR ISI................................................................................................... viiDAFTAR TABEL .......................................................................................... xDAFTAR GAMBAR...................................................................................... xiDAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang................................................................................. 11.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 101.3 Tujuan Penelitian............................................................................. 101.4 Manfaat Penelitian........................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Penjelasan Teoritis........................................................................... 122.2 Penjelasan Terkait dengan Permasalahan Penelitian....................... 13

2.2.1 Pengertian Guru ..................................................................... 132.2.2 Pengertian Santri .................................................................... 152.2.3 Kedisiplinan............................................................................ 162.2.4 Bentuk Menegakkan Kedisiplinan.......................................... 172.2.6 Taman Pendidikan Al-Quran.................................................. 18

2.3 Penelitian Relevan ............................................................................ 18

BAB III METODE PENELITIAN3.1 Pendekatan dan Tipe Penelitian....................................................... 233.2 Informan Penelitian ......................................................................... 243.3 Jenis Data......................................................................................... 27

3.3.1 Data Perimer........................................................................... 273.3.2 Data Sekunder ........................................................................ 28

3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 283.4.1 Observasi (Pengamatan)......................................................... 293.4.2 Wawancara............................................................................. 302.2.3 Studi Dokumen ...................................................................... 32

3.5 Unit Analisis .................................................................................... 333.6 Analisis Data ................................................................................... 333.7 Lokasi Penelitian ............................................................................. 373.8 Jadwal Penelitian ............................................................................. 38

Page 12: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

viii

3.9 Definisi Operasional Konsep........................................................... 383.9.1 Upaya Guru ............................................................................ 383.9.2 Menegakkan Kedisiplinan Santri ........................................... 393.9.3.Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) ...................................... 39

BAB IV GAMBARAN UMUM TPQ MASJID MUKHLISHIN4.1 Sejarah Besrdirinya TPQ Masjid Mukhlishin ................................. 404.2 Visi Misi Tujuan dan Tata Tertib TPQ Masjid Mukhlishin ............ 43

4.2.1 Visi TPQ................................................................................. 444.2.2 Misi TPQ ................................................................................ 444.2.3 Tujuan TPQ ............................................................................ 44

4.3 Struktur Kepengurusan TPQ ......................................................... 454.4 Sarana dan Prasarana ....................................................................... 464.5 Jumlah Santri di TPQ ...................................................................... 474.6 Sumber Pendanaan .......................................................................... 484.7 Kurikulum TPQ ............................................................................... 49

4.7.1 Pengertian............................................................................... 494.7.2 Tujuan..................................................................................... 494.7.3 Perogram Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ)...................... 524.7.4 Sistem Evaluasi ...................................................................... 52

4.8 Kurikulum Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) MasjidMukhlishin....................................................................................... 534.8.1 Pengertian ............................................................................... 534.8.2 Tujuan .................................................................................... 53

4.9 Program Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ)Masjid Mukhlishin........................................................................... 54

4.10 Pengelompokan Bidang Studi ......................................................... 554.11 Syarat Belajar .................................................................................. 554.12 Sistem Belajar.................................................................................. 554.13 Sistem Evaluasi ............................................................................... 56

BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN5.1 Upaya Guru dalam Menegakkan Kedisiplinan Santri di Taman

Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin KampungOlo Kota Padang.............................................................................. 585.1.1 Guru Sebagai Tauladan .......................................................... 595.1.2 Sikap Toleransi Guru Terhadap Santri................................... 625.1.3 Guru Memberikan Nasihat ..................................................... 655.1.4 Berbicara Lemah Lembut....................................................... 675.1.5 Guru Menanamkan Sikap Sosial antar Santri ........................ 705.1.6 Pemberian Reward dan Punishment ...................................... 715.1.7 Mengadakan Bentuk Kerjasama Guru TPQ dengan Orang

Tua Santri ............................................................................... 745.2 Pembahasan ..................................................................................... 77

Page 13: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

ix

BAB VI PENUTUPA. Kesimpulan...................................................................................... 81B. Saran ................................................................................................ 82

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

Page 14: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

x

DAFTAR TABEL

HalamanTabel 1.1 Daftar Pelajaran di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung

Olo Nanggalo Kota Padang ........................................................ 5Tabel 1.2 Data Santri yang Melakukan Perilaku Kurang Baik Ketika

Belajar Di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung OloNanggalo Kota Padang ............................................................... 7

Tabel 1.3 Jumlah Santri di TPQ Masjid Mukhlishin KampungOlo Nanggalo Kota Padang ........................................................ 9

Tabel 1.4 Jumlah Guru di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung OloNanggalo Kota Padang ............................................................... 9

Tabel 3.1 Karakteristik Informan dalam Penelitian .................................... 26Tabel 3.2 Skema Analisis Data Interaktif ................................................... 37Tabel 3.3 Jadwal Penelitian......................................................................... 38Tabel 4.1 Daftar Nama Santri Masjid Mukhlishin Berperestasi Saat

itu Masih Bernama Surau Munawarah Tahun 1980................... 41Tabel 4.2 Daftar Nama Kepala di TPQ Masjid Mukhlishin

Kampung Olo Nanggalo Kota Padang ....................................... 43Tabel 4.3 Struktur Kepengurusan di TPQ Masjid Mukhlishin

Kampung Olo Nanggalo Kota Padang ....................................... 46Tabel 4.4 Daftar Saranan dan Prasarana di TPQ Masjid Mukhlishin

Kampung Olo Nanggalo Kota Padang ....................................... 47Tabel 4.5 Jumlah Santri TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo

Nanggalo Kota Padang Tahun 2015/2016.................................. 48

Page 15: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Guru TPQ Masjid Mukhlishin Sedang MemberikanPembinaan Kepada Santri dalamacara Didikan Subuh.............................................................. 97

Gambar 2 Santri TPQ Masjid Mukhlishin SedangMemimpin Doa ..................................................................... 97

Gambar 3 Santri TPQ Masjid Mukhlishin Sedang Membaca Ayat SuciAL-Quran dalam Acara Didikan Subuh................................ 98

Gambar 4 Kepala TPQ Masjid Mukhlishin Sedang MemberikanPembinaan Kepada Santri Kelas I ......................................... 98

Gambar 5 Santri TPQ Kelas III Diberikan Pembinaan Oleh GuruKetika Mengganggu Temannya ............................................ 99

Gambar 6 Guru TPQ Masjid Mukhlishin Menyuruh Santri Kelas IVMengulangi Hafalannya di Depan......................................... 99

Gambar 7 Wawancara Peneliti dengan Guru TPQ Kelas III TentangPerilaku Snatri yang ada di TPQ Masjid Mukhlishin ........... 100

Gambar 8 Santri TPQ Masjid Mukhlishin Sedang MelaksanakanPembelajaran dengan Tertib ................................................... 100

Gambar 9 Guru TPQ Masjid Mukhlishin Sedang Mengawasi UjianKenaikan Kelas ..................................................................... 101

Gambar 10 Guru TPQ Memberikan Hukuman Kepada Santriyang Suka Mengganggu Teman saat Belajar BerupaMembersihkan Lantai Tempat Berwuduh............................. 101

Gambar 11 Guru TPQ Memanggil Santri yang Bermasalah saatPulang Dari TPQ ................................................................... 102

Gambar 12 Hubungan Orang Tua dengan Guru TPQ Sedang MelihatKehadiran Anaknya............................................................... 102

Gambar 13 Guru TPQ Memberikan Pembinaan Kepada Santridalam Mengambil.................................................................. 103

Page 16: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran I Riwayat Hidup ..................................................................... 87Lampiran II Pedoman Wawancara........................................................... 88Lampiran III Daftar Donatur TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo

Nanggalo Kota Padang Tahun 2015/2016 ........................... 92Lampiran IV Tata Tertib TPQ Masjid Mukhlishin Kampung

Olo Nanggalo Kota Padang ................................................. 94Lampiran V Dokumentasi Penelitian ....................................................... 97Lampiran VI Surat Izin Penelitian ............................................................ 104

Page 17: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

1

1

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang penting bagi manusia dan merupakan suatu

kebutuhan yang harus dipenuhi. Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan

sebagai usaha manusia untuk membina kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai

dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan

atau paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan

sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi anak yang dewasa dikemudian

harinya. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh

seseorang atau kelompok orang agar menjadi pribadi dewasa mencapai tingkat

hidup yang lebih tinggi (Hasbullah, 2011:1).

Pendidikan bisa diperoleh oleh seseorang pada berbagai lembaga seperti,

lembaga pendidikan formal yaitu, pendidikan yang berjenjang seperti pendidikan

SD, SMP, SMA/SMK dan Perguruan Tinggi. Lembaga pendidikan informal

adalah lembaga keluarga yang mana sejak kecil kita diberikan pendidikan oleh

keluarga seperti: cara berbicara dengan orang yang lebih tua, cara makan, cara

salat, sopan santun dan sebagainya. Lembaga pendidikan non formal yaitu,

lembaga pendidikan di luar pendidikan formal seperti, les, privat, dan juga TPQ

yang termasuk pendidikan non formal. Berdasarkan kenyataan dan peranan ketiga

lembaga pendidikan ini, Ki Hajar Dewantara menganggap ketiga lembaga

pendidikan tersebut sebagai Tri Pusat Pendidikan. Maksudnya tiga pusat

pendidikan yang secara bertahap dan terpadu mengembangkannya suatu

tanggung jawab pendidikan bagi generasi muda (Hasbullah, 2011:37).

Page 18: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

2

Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) sebagai lembaga pendidikan non

formal yang mempunyai tujuan utama mengajarkan kemampuan membaca dan

menulis Al-Quran. Dengan adanya TPQ diharapkan tercapainya: (1) anak mampu

membaca Al-Quran dengan baik, dan benar sesuai dengan kaidah penulisan

huruf-huruf Al-Quran. (2) anak mampu menulis huruf-huruf Al-Quran dan ayat

Al-Quran dengan baik dan benar, sesuai dengan kaidah penulisan huruf-huruf Al-

Quran (Syahirman, 2007:1). Tujuan TPQ menurut Syahirman yaitu melatih santri

untuk tampil membaca Al-Quran, melatih santri untuk belajar membaca Al-

Quran dengan baik dan benar, melatih santri untuk paham dengan kaidah-kaidah

penulisan ataupun cara membaca Al-Quran yang sesuai dengan kaidah yang

berlaku. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah

suatu tempat mentrasfer ilmu pengetahuan yang harus disampaikan oleh guru

kepada santri, dalam hal ini pendidikan non formal yang dapat memberikan ilmu

pengetahuan yang sangat dibutuhkan untuk membentuk karakter santri,

keperibadian yang baik, sopan santun terhadap guru dan sesama santri.

Tujuan Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) yang mengacu pada tujuan

umum pendidikan sebagai berikut yaitu: (1) membantu mengembangkan potensi

anak kearah pembentukan sikap, pengetahuan, keterampilan keagamaan, melalui

pendekatan yang disesuaikan dengan lingkungan dan tahapan perkembangan

anak berdasarkan tuntunan Al-Quran dan Alsunnah Rasul. (2) mempersiapkan

santri agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan

keagamaan, melalui program pendidikan TPQ supaya menjadi santri yang mulia

dan disiplin dikemudian hari (Indra, 2013:40).

Page 19: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

3

Keberadaan TPQ sangat dibutuhkan disetiap daerah, khususnya yang ada di

Sumatera Barat karena TPQ dapat memberikan pengaruh yang besar dalam

pembelajaran Al-Quran. Hal ini sesuai dengan pendapat (Indra, 2013:1).

Menyatakan bahwa TPQ mempunyai potensi dan pengaruh yang sangat besar

dalam pertumbuhan pendidikan keagamaan karena TPQ berperan besar dalam

membangun moral calon generasi penerus bangsa. Lebih lanjut lagi dari

pernyataan di atas bahwa TPQ bertujuan membangun kedisiplinan santri terhadap

pembelajaran agama Islam.

Berdasarkan observasi dan wawancara peneliti lakukan dengan guru TPQ

yang dilakukan pada tanggal 11-21 Januari Tahun 2016 di Masjid Mukhlishin.

Peneliti temukan santri melakukan perilaku yang tidak sesuai dengan

kedisiplinan yang ada di TPQ Masjid Mukhlishin seperti: santri yang sering

mengganggu temannya saat belajar Al-Quran, santri yang sering ke luar masuk

lokal saat belajar berlangsung tanpa seizin guru, santri yang pergi ke toilet tanpa

seizin guru, santri yang sering membantah perintah guru saat disuruh menulis

pelajaran Iqro dipapan tulis, santri yang suka mencela sesama temannya ketika

pelajaran berlangsung, ketika istirahat, salat Ashar, dan ketika mau pulang dari

TPQ seperti, dia mengatakan kepada temannya kamu bodoh, tidak bisa

membaca Al-Quran, kamu pengecut, dan sebagainya. Hal ini mengambarkan

bahwa belum tertanamnya rasa kasih sayang antara santri sehingga masih ada

ditemukan santri yang belum menegakkan kedisiplinan, baik antar santri

ataupun antar peraturan yang ada di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo

Nanggalo Kota Padang.

Page 20: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

4

Proses pembelajaran di TPQ antara lain: (1) guru menyuruh santri masuk

lokal dan membaca doa sebelum belajar. (2) guru memberikan motivasi kepada

santri yang ada di TPQ. (3) guru memberikan materi pembelajaran. (4) guru

menyuruh santri untuk melaksanakan salat Ashar secara berjamaah. (5) guru

memberikan tugas kepada santri untuk dikerjakan. (6) guru memeriksa tugas

dan memberikan penilain kepada santri. (7) guru menutup pelajaran hari ini, dan

kemudian santri disuruh bersiap-siap membaca doa untuk pulang.

Program di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) antara lain: (1)

melaksanakan didikan subuh pada hari Minggu pagi. (2) memperingati hari

besar Islam, seperti: Maulid nabi Muhammad SAW ataupun Isra Mi’raj nabi

Muhammad SAW (3) mengadakan acara lomba seperti, MTQ, azan, pidato,

ceramah, dan hafalan doa.

Adapun program Proses Belajar Mengajar (PBM) di TPQ Masjid

Mukhlishin antara lain (1) santri mampu menghafal ayat Al-Quran jus 30

dengan baik dan benar. (2) melaksanakan didikan subuh pada pagi hari. (3)

mengadakan hafalan doa dalam kegiatan sehari-hari seperti; doa makan, minum,

masuk rumah, masuk toilet, doa mengambil wudu, doa memulai pelajaran, doa

menutup pelajaran, masuk Masjid, dan doa-doa pendek lainnya. (4) menulis

kaligrafi/khat. (5) melaksanakan praktek salat lima waktu dan salat jenazah.

Proses pembelajaran di TPQ dilaksanakan pada pagi Jam 07.30-09.00

WIB dan sore harinya Jam 15.00-1700 WIB. Dan jadwal proses pembelajaran di

TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang dapat dilihat

pada Tabel 1.1 sebagai berikut:

Page 21: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

5

Tabel 1.1Daftar Pelajaran di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota

Padang Semseter II Tahun2015/2016

Kelas Hari BelajarSenin Selasa Rabu Kamis Jum’at

Kelas I Iqro Iqro Ibadah Iqro danKhat

Latihan DDS

Kelas II Al-Quran Al-Quran Al-Qurandan Menulis

Ibadah Latihan DDS

KelasIII

Al-Quran Al-QuranDan Tajwid

FiqihIbadah

AqidahAkhlak

SKILatihan DDS

KelasIV

Seni bacaAl-Quran

Seni bacaAl-Quran

Tahfizh Ibadah SKILatihan DDS

Sumber :Tata Usaha di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Olo NanggaloKota Padang Tahun 2015/2016.

Dari tabel 1.1 di atas proses pembelajaran yang dilaksanakan di TPQ

antara lain: Iqro, Ibadah, Iqro dan Khat, Latihat Didikan Shubuh (DDS), Al-

Quran dan menulis, Al-Quran dan Tajwid, Fiqih Ibadah, Aqidah Akhlak,

Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Seni baca Al-Quran dan Tahfizh.

Fenomena yang menarik tentang kedisiplinan santri di TPQ Masjid

Mukhlishin antara lain yaitu: terdapat santri yang disiplin, dan santri yang

kurang disiplin terhadap guru yang ada di TPQ. Santri yang disiplin di TPQ

antara lain yaitu, santri yang selalu memgikuti acara Didikan Shubuh (DDS)

setiap hari Minggu dengan semangat, dan juga setiap melaksanakan salat santri

bersalaman dengan jemaah. Diwaktu mereka menyelesaikan salat Ashar

meskipun tidak disuruh oleh gurunya, santri selalu datang tepat waktu meskipun

tidak semuanya yang datang. Selain santri yang disiplin terdapat juga santri

yang kurang disiplin di TPQ seperti, santri yang meribut saat belajar, santri

mengganggu teman, santri yang membanta perintah guru, santri yang keluar

Page 22: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

6

masuk lokal tanpa seizin guru, santri yang pergi ke toilet tanpa seizin guru, dan

santri yang mencela sesama teman.

Dari permasalahan di atas peneliti mengelompokan data perilaku santri

yang kurang disiplin dalam melaksanakan tata tertib yang ada di TPQ seperti,

santri yang meribut ketika pelajaran berlangsung, santri yang mengganggu

teman saat belajar, santri yang keluar masuk lokal ketika pelajaran berlangsung

tanpa seizin guru, santri yang pergi ke toilet tanpa seizin guru, santri yang

membantah perintah guru, dan santri yang sering mencela sesama teman. Hal

ini dapat dilihat pada tabel 1.2 sebagai berikut:

Page 23: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

7

Tabel 1.2Data Santri yang Kurang Disiplin dalam Melaksanakan Tata Tertib di

TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota PadangTahun 2015/2016

No Nama Kelas Usia Santri yang kurang disiplin dalammelaksanakan tata tertib TPQ

1 FI I 8 Tahun Meribut ketika pelajaran berlangsung.2 KN I 8 Tahun Mengganggu teman saat belajar.3 FH I 8 Tahun Keluar masuk lokal tanpa seizin guru.4 FS I 8 Tahun Pergi ke toilet tanpa seizin guru.5 IA I 8 Tahun Meribut ketika pelajaran berlangsung.6 FF I 8 Tahun Membantah perintah guru.7 AK II 9 Tahun Suka mencela sesama teman.8 FA II 9 Tahun Meribut ketika pelajaran berlangsung.9 TA II 9 Tahun Mengganggu teman saat belajar.

10 MR II 9 Tahun Keluar masuk lokal tanpa seizin guru.11 RR II 9 Tahun Mengganggu teman saat belajar.12 MP II 9 Tahun Suka mencela sesama teman.13 FN II 9 Tahun Meribut ketika pelajaran berlangsung.14 AM III 10 Tahun Meribut ketika pelajaran berlangsung.15 FA III 10 Tahun Mengganggu teman saat belajar.16 FA III 10 Tahun Membantah perintah guru.17 IR III 10 Tahun Keluar masuk lokal tanpa seizin guru.18 KM III 10 Tahun Membantah perintah guru.19 FAF III 10 Tahun Mengganggu teman saat belajar.20 FAS III 10 Tahun Membantah perintah guru.21 AI IV 11 Tahun Keluar masuk lokal tanpa seizin guru.22 DA IV 11 Tahun Suka mencela sesama teman.23 KA IV 11 Tahun Mengganggu teman saat belajar.24 NH IV 11 Tahun Meribut ketika pelajaran berlangsung.25 HJ IV 11 Tahun Mengganggu teman saat belajar.26 DA IV 11 Tahun Suka mencela sesama teman.

Jumlah 26 SantriSumber: Observasi 11-21 Januari (2016)

Dari tabel 1.2 di atas terdapat santri yang kurang disiplin dalam

melaksanakan tata tertib di TPQ Masjid Mukhlishin dalam 1 hari ada 8-26

orang santri yang kurang disiplin terhadap guru. Dari kelas I-IV sebanyak 26

orang santri seperti, dalam satu hari. Kelas I meribut ketika pelajaran

berlangsung sebanyak 2 orang santri, mengganggu teman saat belajar 1 orang

Page 24: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

8

santri, keluar masuk lokal tanpa seizin guru sebanyak 1 orang santri, pergi ke

toilet tanpa seizin guru 1 orang santri, membantah perintah guru 1 orang santri.

Kelas II suka mencela sesama teman 2 orang santri, meribut ketika pelajaran

berlangsung 2 orang santri, mengganggu teman saat belajar 2 orang santri,

keluar masuk lokal tanpa seizin guru 1 orang santri. Kelas III meribut ketika

pelajaran berlangsung 1 orang santri, mengganggu teman saat belajar 2 orang

santri, membantah perintah guru 3 orang santri, keluar masuk lokal tanpa seizin

guru 1 orang santri. Kelas IV, keluar masuk lokal tanpa seizin guru 1 orang

santri, suka mencela sesama teman 2 orang santri, mengganggu teman saat

belajar 1 orang santri, meribut ketika pelajaran berlangsung 2 orang santri. Dari

perilaku santri yang kurang disiplin dalam melaksanakan tata tertib di TPQ

Masjid Mukhlishin di atas, peneliti menemukan kurangnya pencapaian

pembelajaran yang didapatkan oleh santri dari guru. Permasalah ini akibat dari

perilaku santri yang melanggar tata tertib di TPQ berdampak negatif bagi

dirinya sendiri dan santri yang lain. Sehingga terlihat oleh guru TPQ ketika

santri yang lain disuruh membuat tulisan Arab dan membaca Iqro mereka tidak

bisa dan tidak paham, pada hal cara menulis dan membaca Iqro sudah sering

diajarkan oleh guru berulang kali. Namun masih ditemukan santri tidak paham

dalam belajar di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin.

Data tentang jumlah santri yang ada di Taman Pendidikan Al-Quran

(TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang. Tercantum

pada tabel 1.3 dibawah ini:

Page 25: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

9

Tabel 1.3Jumlah Santri di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo

Nanngalo Kota PadangTahun 2015/2016.

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah1 I 10 orang 5 orang 15 orang2 II 5 orang 14 orang 19 orang3 III 9 orang 13 orang 22 orang4 IV 6 orang 9 orang 15 orang

Jumlah 30 orang 41 orang 71 orangSumber : Tata Usaha di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Olo Nanggalo

Kota Padang Tahun 2015/2016.

Dari tabel 1.3 di atas dapat digambarkan tentang jumlah santri di TPQ

Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang, dari kelas 1-4 terdiri

dari 71 orang santri laki-laki dan santri perempuan, kelas I sebanyak 15 orang

santri, kelas II sebanyak 19 orang santri, kelas III sebanyak 22 orang santri, dan

kelas IV sebanyak 15 orang santri.

Berdasarkan jumlah santri yang ada di TPQ Masjid Mukhlishin, terdapat

pula jumlah guru yang mengajar di TPQ Masjid Mukhlishin dapat dilihat pada

tabel 1.4 sebagai berikut:

Tabel 1.4Jumlah Guru di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo

Nanggalo Kota Padang Tahun 2015/2016.No Nama Guru Laki-laki Perempuan Total1 Drs. Nafril HS 1 orang2 Gusrial, S.Pd 1 orang3 M. Zuhri, S.Pd 1 orang4 Kartini 1 orang5 Zenita, A.Md 1 orang6 Lailatul Husna 1 orang

Jumlah 3 orang 3 orang 6 orangSumber : Tata Usaha di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Olo Nanggalo

Kota Padang Tahun 2015/2016.

Berdasarkan data tabel 1.4 di atas dapat dilihat bahwa jumlah guru di

Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo

Page 26: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

10

Kota Padang terdiri dari 6 guru TPQ. Orang 3 guru TPQ orang laki-laki, termasuk

Kepala TPQ yang ikut serta menjadi guru, dan 3 orang guru TPQ perempuan

sebagai guru di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti merasa tertarik

untuk meneliti, tentang upaya guru dalam menegakkan kedisiplinan santri di

Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo

Kota Padang.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan

masalah yang akan diteliti adalah: Bagaimana upaya guru dalam menegakkan

kedisiplinan santri di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin

Kampung Olo Nanggalo Kota Padang?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mendiskripsikan upaya guru dalam menegakkan kedisiplinan santri di

Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo

Kota Padang.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk dapat menambah

pengetahuan secara:

1. Secara akademis yaitu, untuk menambah pengetahuan peneliti sendiri dan

untuk masukan bagi peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini lebih

mendalam lagi.

Page 27: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

11

2. Secara praktis adalah sebagai berikut:

a. Bagi santri, agar selalu menegakkan kedisiplinan di Taman Pendidikan Al-

Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang.

b. Masukan bagi guru, di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) untuk lebih

meningkatkan disiplin terhadap santri yang sering melanggar ketika

pelajaran berlangsung.

c. Masukan bagi orang tua santri, agar selalu memantau anak-anak yang

belajar di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin

Kampung Nanggalo Kota Padang, apakah dia belajar atau tidak.

Page 28: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

12

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendekatan Teoritis

Penelitian ini mengunakan teori behaviorisme yang berpendapat bahwa

belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Belajar

merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus (S) dengan respon (R).

Menurut teori ini bahwa dalam belajar yang lebih penting adanya input berupa

stimulus dan output yang berupa respon (Hariyanto, 2011: 59). Skinner

mengembangkan teori behaviorisme dengan istilah yang harus dipahami dalam

makna “hukum belajar” yang dihasilkan dari sejumlah para ahli. Bahwa konsep

belajar adalah interaksi antara stimulus atau rangsangan, berupa serangkaian

kegiatan bertujuan agar mendapatkan respon dalam belajar dari objek. Respon

tersebut adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar dapat berupa

pikiran, perasaan atau tindakan (Hariyanto, 2011: 59).

Menurut teori B F. Skinner jika setiap kali orang memperoleh stimulus

maka orang lain memberikan respon kepada mereka berdasarkan S-R. Respon

yang diberikan ini dapat sesuai dengan “R” (benar) atau tidak sesuai “F” (salah)

seperti apa yang diharapkan. Respon yang benar perlu diberikan penguatan

(reinforcement) agar orang terdorong untuk melakukannya kembali karena itu

pemberian penguatan terhadap respon dapat diberikan secara kontiniu

(contineous reinforcement), dan dapat dilakukan secara berselang-seling

(intermitten reinforcement). Pemberian penguatan secara berkelanjutan biasanya

dilakukan pada permulaan proses belajar yaitu, diberikan setiap kali seseorang

memberikan respon yang benar atau sebagaimana yang diharapkan. Setelah

12

Page 29: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

13

selang beberapa waktu. Maka frekuensi pemberian penguatan perlu dikurangi

dengan maksud agar orang-orang tersebut tetap tekun belajar dengan semakin

tumbuhnya kesadaran dari dalam dirinya sendiri (Aunurrahman, 2009:41).

Skinner membagi dua jenis penguatan. Dalam teori behaviorisme (1)

penguatan positif, yaitu setiap stimulis yang keberadaannya dapat memantapkan

respon yang diberikan. (2) penguatan negatif, yaitu semua stimulus yang

dihilangkan untuk memantapkan respon yang diberikan. Hukuman merupakan

suatu pengertian yang lain dari pada penguatan. Apabila penguatan adalah

pemberian stimulus positif atau penghilangan stimulus negatif, maka hukuman

merupakan pemberian suatu stimutus negatif atau penghilangan stimulus positif.

Jadi dapat dikatakan bahwa apabila adanya stimulus memantapkan respon yang

diberikan maka hal tersebut dinamakan penguatan. Sebaliknya adanya stimulus

yang diberikan maka hal ini disebut hukuman (Aunurrahman, 2009: 41-42).

Dari penjelasan teori behaviorisme di atas peneliti melihat adanya stimulus

yang diberikan guru kepada santri berupa pelajaran agama seperti pelajaran Iqro,

Ibadah, menulis Al-Quran, Tajwid, Fiqih Ibadah, seni baca Al-Quran, Tahfiz, dan

Aqidah Akhlak. Dari stimulus yang diberikan kepada guru ternyata kurangnya

respon dari santri yang belajar dan menerima pelajaran dari guru-guru di TPQ

Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang.

2.2 Penjelasan Terkait dengan Permasalahan Penelitian

2.2.1 Pengertian Guru

Guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Digugu artinya diindahkan atau

dipercayai. Sedangkan ditiru artinya dicontoh atau diikuti dan ditelusuri dari

Page 30: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

14

bahasa asalnya, Sanskerta, kata “guru” adalah gabungan dari kata gu dan ru. Gu

artinya kegelapan, kejumudan atau kekelaman. Sedangkan ru artinya melepaskan,

menyingkirkan atau membebaskan. Jadi guru adalah manusia yang “berjuang”

terus-menerus dan secara gradual, untuk melepaskan manusia dari kegelapan

(Aziz, 2012: 19). Guru adalah semua orang ada disekolah yang bertanggung

jawab dalam pendidikan terhadap murid-murid. Istilah guru yang digunakan

terkait dengan kepala sekolah, pengawas/inspektur serta tenaga kependidikan

lainnya (Hosein, 2014: 52).

Guru adalah seseorang yang melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar

(KBM). Serta memberikan bimbingan, membina santri untuk dapat belajar

dengan hasil yang maksimal, sesuai dengan yang diinginkan baik guru, orang tua

ataupun masyarakat (Indra, 2013: 35). Guru yaitu seseorang yang berusaha

membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimilikinya,

membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas

perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan

berkembang sebagai individu yang mandiri dan produktif (Rahman, 2014: 114).

Guru adalah sebagai pendidik, pembuka mata hati manusia dan merupakan hal

penting di kala gelap serta penghibur di kala duka. Menghormati guru adalah

merupakan sikap terima kasih dan perbuatan ini telah dilakukan oleh para ulama

terdahulu kepada guru-guru mereka (Abdurrahman, 2016: 187). Guru yaitu

seseorang yang berusaha membimbing santri/siswanya dalam proses

pembelajaran agar mereka dapat menemukan berbagai potensi yang ada pada diri

mereka.

Page 31: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

15

2.2.2 Pengertian Santri

Asal usul perkataan “santri” terdapat dua acuan. Pertama, adalah kata

“santri“ berasal dari perkataan “sastri”, yaitu sebuah kata dari bahasa Sansakerta,

yang artinya melek huruf. Agaknya dulu, lebih-lebih pada permulaan tumbuhnya

kekuasaan politik Islam di Demak, kaum santri adalah kelas “literary” bagi

orang jawa ini disebabkan pengetahuan mereka tentang agama melalui kitab-kitab

bertulisan dan bahasa Arab. Dari sinilah asumsikan bahwa menjadi santri berarti

juga menjadi tahu agama (melalui kitab-kitab tersebut). Atau paling tidak seorang

santri itu bisa membaca Al-Quran yang dengan sendirinya mereka bisa membawa

pada sikap lebih serius dalam memandang agamanya. Kedua, adalah pendapat

yang menyatakan bahwa perkataan santri, sesungguhnya berasal dari bahasa

jawa. Bahasa ini persisnya dari kata cantrik yang artinya seseorang yang selalu

mengikuti seseorang guru kemana guru ini pergi menetap (Madjid, 1997: 19-20).

Santri adalah sebutan peserta didik yang ada di Taman Pendidikan Al-

Quran (TPQ). Selain itu santri yang juga ikut melaksanakan kegiatan belajar

mengajar (KBM), secara tatap muka antara guru dan santri (Indra, 2013: 41).

Santri adalah seorang pelajar yang ada di pendidikan pesentren merupakan unsur

yang sangat penting dalam perkembngan pesantren karena langkah pertama

dalam tahap-tahap membangun pesentren adalah harus ada murid yang datang

untuk belajar dari seseorang guru atau ustad (Ahmad, 2010: 301). Santri adalah

sebutan seorang anak yang belajar dipendidikan baik itu pesentren ataupun

Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) dengan memperdalam ilmu agama Islam

yang disampaikan oleh gurunya.

Page 32: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

16

2.2.3 Kedisiplinan

Menegakkan kedisiplinan adalah suatu (1) tata patuh yang dikeluarkan di

kemiliteran, sekolah. (2) Disebut tata dan patuh terhadap peraturan yang dibuat

bersama atau yang dibuat oleh diri sendiri. Ketaatan atau kepatuhan pada

peraturan yang berlaku dibidang studi yang memiliki objek, sistem, dan metode

tertentu (KBBI, 2013: 191). Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan

seseorang. Dalam mentaati semua peraturan yang ada berupa norma-norma sosial

yang berlaku (Fathoni, 2006: 126).

Disiplin adalah suatu keadaan tertib dimana orang yang tergabung dalam

suatu organisasi. Mereka harus tunduk dan patuh pada peraturan yang telah ada

dengan rasa senang hati (Imran, 2011: 172). Disiplin merupakan hal yang

penting, dan yang harus ditanamkan pada anak didik di sekolah, sedini mungkin.

Sekolah adalah tempat untuk melatih dan memahami pentingnya disiplin. Dalam

kehidpan sehari-hari disiplin dan mentaati peraturan tata tertib sekolah harus

diterapkan dengan mengkontrol secara terus menerus maka siswa akan terbiasa

disiplin.

Pendidikan disiplin merupakan suatu proses membimbing yang bertujuan

menanamkan pola prilaku tertentu, kebiasaan tertentu, atau membentuk manusia

dengan ciri-ciri tertentu. Kegunaan pendidikan disiplin berguna untuk

meningkatkan kualitas mental dan moral peserta didik. Di lingkungan pendidikan

disiplin dapat pula diartikan sebagai metode bimbingan guru agar siswanya

mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh sekolah (Sudarwan, 2011: 150).

Page 33: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

17

2.2.4 Bentuk Menegakkan Kedisiplinan

Adapun bentuk menegakkan kedisiplinan siswa disekolah memerlukan

upaya penanggulangan dan pencegahan. Beberapa usaha penanggulangan dan

pencegahan yang dapat dilakukan oleh sekolah melalui indikator-indikator

sebagai berikut:

1. Guru hendaknya bisa menjadi contoh dalam kedisiplin misalnya, tepat waktu,

siswa tidak akan displin manakala melihat gurunya sendiri tidak disiplin. Guru

harus menghindari kebiasaan menggunakan jam karet, molor dan selalu

terlambat masuk kelas.

2. Memperlakukan peraturan tata tertib yang jelas dan tegas, sehingga mudah

untuk diikuti dan mampu menciptakan suasana kondusif untuk belajar.

3. Secara konsisten para guru terus mensosialisasikan kepada siswa tentang

pentingnya disiplin dalam belajar, untuk mencapai hasil optimal melalui

pembinaan, dan yang lebih penting lagi melalui keteladanan.

4. Membantu siswa mengembangkan pola perilaku untuk dirinya. Selain itu

karena setiap siswa berasal dari latar belakang yang berbeda, mempunyai

karakteristik yang berbeda dan kemampuan yang berbeda pula, dalam kaitan

ini guru harus mampu melayani berbagai perbedaan agar setiap siswa dapat

menemukan jati dirinya, dan mengembangkan dirinya secara optimal.

5. Membantu siswa meningkatkan standar perilakunya karena siswa berasal dari

berbagai latar belakang yang berbeda. Jelas mereka akan memiliki standar

perilaku tinggi. Bahkan ada juga yang mempunyai standar perilaku yang

sangat rendah. Hal tersebut harus dapat diantisipasi oleh setiap guru, dan

Page 34: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

18

berusaha meningkatkannya, baik dalam proses belajar mengajar maupun

dalam pergaulan pada umumnya.

6. Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat disetiap sekolah terdapat

aturan-aturan umum. Baik aturan-aturan khusus maupun aturan umum.

Peraturan tersebut harus dijunjung tinggi dan dilaksanakan dengan sebaik-

baiknya. Aturan diadakan agar tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran yang

mendorong perilaku negatif atau tidak disiplin (Akmal, 2014: 14).

2.2.6 Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ)

Menurut (Indra, 2013: 54) bahwa Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ)

merupakan pendidikan non formal, yang usia santri/anak 7-12 tahun yang sedang

belajar di TPQ. Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) merupakan jenjang

pendidikan non formal sebagai sebuah gerakan unit. Pembelajaran Al-Quran bagi

anak SD/MI yang usia 7-12 tahun. Yang harus dikembangkan di tengah

masyarakat luas agar menjadi santri yang disiplin dan berakhlak mulia

dikehidupan yang akan datang (Indra, 2013: 2).

2.3 Penelitian Relevan

Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan

permasalahan penelitian ini antara lain:

Skripsi yang dibuat oleh Apriliani Fitri (090701210). Mahasiswi STKIP

PGRI SUMBAR, yang berjudul “Upaya Guru dalam Meningkatkan Kedisiplinan

Siswa di SMA PP DR M. Natsir Batu Bagirik Kecamatan Lembah Gumanti

Kabupaten Solok. Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan Upaya guru Dalam

Page 35: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

19

Menigkatkan Kedisiplinan Siswa di SMA PP DR M. Natsir Batu Bagiriak

Kecamatan Lemah Gumanti Kabupaten Solok.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kontrol sosial yang

dikemukakan oleh Peter L Berger mengatakan bahwa kontrol sosial berhubungan

cara yang digunakan untuk menertibkan anggota. Metode yang digunakan dalam

penelitan adalah pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitan antara lain: (1)

wakil kepala sekolah. (2) guru bimbingan konseling. (3) guru piket. (4) siswa.

Hasil penelitian ini mengungkapkan upaya guru dalam meningkatkan

kedisiplinan siswa adalah: (1) memberikan teguran terhadap siswa yang

melanggar peraturan tata tertib sekolah. (2) memberikan sanksi terhadap siswa.

(3) memberikan pembinaan terhadap siswa.

Skripsi yang ditulis oleh Vebi Febrina (09070319). Mahasiswi STKIP

PGRI SUMBAR, dengan judul penelitian “Perilaku Menyimpang Peserta Didik

dalam Proses Pembelajaran di SMA N 2 Lenggayang Kabupaten Pesisir Selatan

(Studi kasus kelas XI IPS 3 SMA N 2 Lenggayang Kabupaten Pesisir Selatan)”

tahun 2014. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk mendeskripsikan bentuk-

bentuk perilaku menyimpang peserta didik kelas XI IPS 3 di SMA N 2

Lenggayang Kabupaten Pesisir Selatan. (2) mendeskripsikan Penyebab perilaku

menyimpang peserta didik kelas XI IPS 3 di SMA N 2 Lenggayang Kabupaten

Pesisir Selatan. (3) mendeskripsikan upaya yang dilakukan sekolah untuk

menanggulangi perilaku menyimpang pada kelas XI IPS 3 di SMA N 2

Lenggayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Page 36: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

20

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk-bentuk perilaku

menyimpang dalam proses pembelajaran yang dilakukan peserta didik kelas XI

IPS 3 SMA N 2 Lenggayang adalah: (1) sering terlambat. (2) bolos nongkrong di

warung. (3) merokok. dan (4) berjudi di lingkungan sekolah. Faktor penyebab

perilaku menyimpang ini adalah tidak menyukai salah satu mata pelajaran, minat

belajar kurang, malas, pengaruh lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan

pengaruh tempat tinggal. Sedangkan upaya yang dilakukan sekolah untuk

menanggulangi perilaku menyimpang tersebut adalah: (1) pemberian motivasi

oleh guru terhadap siswa yang sering bermasalah. (2) melakukan upaya represif

yaitu memberikan sanksi kepada peserta didik yang melanggar aturan sekolah. (3)

melakukan upaya kuratif kepada peserta didik yang memberikan sanksi yang

tegas dan bimbingan kepada peserta didik yang dilakukan oleh guru BK dan Wali

kelas.

Selanjutnya skripsi yang dibuat Ratna Wilis (09070026). Mahasiswi STKIP

PGRI SUMBAR, yang berjudul ”fungsi kartu hijau (izin) untuk meningkatkan

disiplin siswa dalam proses pembelajaran di SMA N 3 Lengayang Kabupaten

Pesisir Selatan”. Adapun tujuan dari penelitian ini bertujuan: (1) untuk

mendiskripsikan fungsi kartu hijau (izin) untuk meningkatkan disiplin siswa

dalam proses pembelajaran di SMA N 3 Lenyanag Kabupaten Pesisir Selatan. (2)

untuk mendiskripsikan kendala yang ditemui oleh guru dalam pelaksanaan kartu

hijau (Izin) untuk meningkatkan disiplin siswa terhadap proses pembelajaran di

SMA N 3 Lengayang Pesisir Selatan. Pendekatan penelitian ini, pendekatan

kualitatif dengan tipe diskriptif. Informal penelitian ini terdiri dari 15 orang guru,

Page 37: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

21

9 orang siswa kelas XII IPS 1, dan 5 orang pemilik kantin di SMA N 3

Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kartu hijau (izin) adalah kartu yang

digunakan oleh SMA N 3 Lengayang dapat meningkatkan kedisiplinan siswa

dalam proses pembelajaran siswa yang sering keluar masuk kelas, dan siswa yang

sering duduk di kantin saat proses pembelajaran dapat dikurangi kartu hijau (izin)

hanya boleh digunakan satu orang siswa yang izin keluar kelas secara bergantian.

Waktu yang diberikan guru hanya 5 menit jika melanggar peraturan yang ada

akan mendapatkan sanksi dari guru piket. Akan tetapi dalam menegakkan

kedisiplinan siswa beberapa kendala yang ditemui oleh guru yaitu, guru kurang

kompak dalam menjalankan peraturan sekolah yang telah dibuat secara bersama.

Sehingga masih ada siswa yang melanggar peraturan. Masih ada sebagian siswa

yang menolak diberikan sanksi oleh guru piket karena kepala sekolah harus

mempertegaskan lagi kepada guru untuk menjalankan peraturan dan tata tertib

sesuai dengan yang diinginkan.

Eka Fitria (10070065). Skripsi yang berjudul “Persepsi Peserta Didik

Tentang Kedisiplinan yang Diterapkan Oleh Guru SMA N 1 Sipora Selatan

Kabupaten Mentawai”. Skripsi program studi pendidikan Sosiologi STKIP PGRI

Sumatera Barat 2015. Adapun tujuan penelitian ini bertujuan untuk: (1)

mendiskripsikan persepsi perserta didik terhadap aturan yang diterapkan oleh

guru. (2) mendiskripsikan persepsi terhadap guru yang tidak disiplin.

Pendekatan yang digunakan penelitian ini pendekatan kualitatif dengan tipe

deskriptif. Teori yang digunakan pada penelitian ini, teori fungsional struktur.

Page 38: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

22

Robet K. Merton. Informan penelitian ini antara lain: (1) kepala sekolah. (2)

ketua organisasi siswa intra sekolah (osis). (3) ketua kelas.

Hasil pembahasan ini mengunkapkan bahwa secara umum persepsi peserta

didik terhadap kedisiplinan yang diterapkan oleh guru berdasarkan pada: (1)

persepsi peserta didik terhadap aturan yang diterapkan oleh guru, antara lain

mempunyai manfaat untuk disiplin peserta didik. Mempunyai manfaat dalam

proses belajar memgajar. Melalui aturan kita melihat perubahan-perubahan yang

tidak ada seperti, tertib, nyaman, dan tentram. (2) persepsi peserta didik terhadap

guru tidak disiplin mengungkapkan bahwa hal sangat tidak wajar/tidak baik

karena contoh yang paling utama yang memberikan arahan serta nasihat oleh

guru kepada peserta didik.

Berdasarkan penelitian relevan sebelumnya terdapat persamaan dan

perbedaan pada penelitian ini. Adapun persamaan dengan penelitian lain sama-

sama membahas tentang meningkatkan kedisiplinan. Sedangkan perbedaan

penelitian di atas dengan peneliti lakukan adalah bagaimana Upaya Guru Dalam

Menegakkan Kedisiplinan Santri di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid

Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang. Dalam hal ini peneliti lebih

melihat upaya yang dilakukan guru terhadap menegakkan kedisiplinan santri di

TPQ Masjid Mukhlishin yang memiliki santri yang kurang disiplin dalam belajar

Al-Quran, bersikap dengan guru, dan sesama teman.

Page 39: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

23

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Tipe Penelitian

Pendekatan yang digunakan data penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur

analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi

lainnya. Jelas bahwa pengertian ini mempertentangkan penelitian kualitatif

dengan penelitian yang bernuansa kuantitatif yaitu dengan menonjolkan bahwa

usaha kuantifikasi apapun tidak perlu digunakan pada penelitian kualitatif

(Moleong, 2010: 6). Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan. Secara holistik, dan dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang

alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2010: 6).

Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti dapat mengungkapkan

permasalahan secara tajam, dan mendalam serta peneliti dapat memperoleh data

yang akurat dan mendapatkan informasi yang sebanyak-banyaknya dengan

melalui pertanyaan yang diberikan sipeneliti. Pendekatan ini dilakukan dengan

mempertimbangkan agar dapat memahami lebih mendalam tentang “Upaya Guru

Dalam Menegakkan Kedisiplinan Santri di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ)

Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang”.

23

Page 40: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

24

Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe deskriptif. Tipe deskriptif

adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu

set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada kelas

sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi,

gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,

sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 2009: 54).

Berdasarkan observasi di TPQ peneliti menggunakan pendekatan kualitatif

dengan tipe deskriptif untuk mendapatkan/menggali informasi yang mendalam

dari guru TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang, tentang

perilaku santri di Masjid Mukhlishin.

3.2 Informan Penelitian

Informan adalah orang yang diwawancarai, diminta informasi oleh

pewawancara. Informan adalah orang yang diperkirakan menguasai memahami

data, dan informasi. Ataupun fakta dari suatu objek penelitian (Bungin, 2011:

111). Pengambilan informan di dalam penelitian kualitatif, berkaitan dengan

bagaimana langkah yang ditempuh agar data atau informasi dapat diperolehnya.

Maka dari itu di dalam penelitian ini yang paling penting adalah penelitian

“menentukan” informan bagaimana penelitian “mendapatkan” informasi (Bungin,

2011: 107).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling

(secara sengaja). Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber

data pertimbangan tertentu. Misalnya orang yang paling tahu tentang apa yang

kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan

Page 41: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

25

penelitian, akan menjelajahi subjek atau situasi sosial yang akan diteliti

(Sugiyono, 2012: 53-54). Alasan peneliti memilih purposive sampling karena

orang itu dianggap lebih tahu tentang permasalahan yang akan ditelliti. Adapun

informan dalam penelitian ini berjumlah 21 orang antara lain:

1. Kepala Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin 1 orang.

2. Guru-guru yang mengajar di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid

Mukhlishin 5 orang.

3. Santri yang ada di TPQ di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid

Mukhlishin 10 orang.

4. Orang tua santri yang memasukkan anaknya di Taman Pendidikan Al-Quran

(TPQ) Masjid Mukhlishin 5 orang.

Dibawah ini terdapat tabel 3.1 informan penelitian di TPQ Masjid

Mukhlishin Kamung Olo Nanggalo Kota Padang sebagai berikut:

Page 42: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

26

Tabel 3.1Karakteristik Informan Dalam Penelitian

NoNama Umur Pendidikan Keterangan

1 Drs. Nafril HS 58 Tahun S1 Kepala2 Gusrial, S.Pd 42 Tahun S1 Guru3 M.Zuhri, S.Pd 24 Tahun S1 Guru4 Zenita 39 Tahun D3 Guru5 Kartini 52 Tahun SMA Guru6 Lailatul Husna, A.Md 23 Tahun SMA Guru7 FI 8 Tahun SD Pelajar8 KN 8 Tahun SD Pelajar9 FS 8 Tahun SD Pelajar10 AI 9 Tahun SD Pelajar11 FA 9 Tahun SD Pelajar12 TA 9 Tahun SD Pelajar13 KA 11 Tahun SD Pelajar14 DA 11 Tahun SD Pelajar15 NH 11 Tahun SD Pelajar16 AI 11 Tahun SD Pelajar17 Del 51 Tahun SMP Orang tua KH18 Lis Ashar 54 Tahun SMP Orang tua AI19 Wiwik 43 Tahun S1 Orang tua DA20 Arihatis 51 Tahun D3 Orang tua MF21 Hadismar 55 Tahun SMP Orang tua KA

Sumber: Data Primer Peneliti (2016)

Dari tabel 3.1, di atas dapat dijelaskan bahwa pendidikan informan dalam

penelitian ini lulusan SD sebanyak 10 orang dari santri. Lulusan SMP sebanyak

3 orang dari orang tua santri. Lulusan S1 sebanyak 1 orang dari orang tua santri.

Sementara dari pendidikan guru TPQ SMA sebanyak 2 orang, D3 sebanyak 1

orang, dan S1 sebanyak 3 orang.

Page 43: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

27

3.3 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder.

3.3.1 Data primer

Data primer adalah data yang dihimpun secara langsung dari sumbernya,

dan diolah sendiri oleh lembaga yang bersangkutan untuk dimanfaatkan. Data

primer dapat berbentuk opini subjek individu/kelompok, dan hasil observasi

terhadap karakteristik benda (fisik), kejadian, kegiatan dan hasil pengujian

tertentu. Ada dua metode yang dipergunakan untuk pengumpulan data primer

yaitu, melalui survei, observasi dan wawancara (Ruslan, 2013: 138). Adapun

yang menjadi data primer dalam penelitian ini adalah kepala TPQ, guru-guru di

TPQ, santri yang ada di TPQ dan orang tua santri yang memasukkan anaknya ke

TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang.

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diambil langsung dari

informan. Melalui observasi dan wawancara mendalam di lapangan peneliti

mewawancarai kepala TPQ, guru TPQ, orang tua santri dan santri yang di TPQ

Masjid Mukhlishin. Peneliti menanyakan tentang, Upaya Guru Dalam

Menegakkan Kedisiplinan Santri di Masjid Mukhlishin yang melanggar tata tertib

TPQ disaat pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (PBM) kepada kepala TPQ,

guru TPQ, dan santri. Peneliti juga menayakan kepada orang tua santri tentang,

Upaya yang Guru TPQ dalam Menegakkan Kedisiplinan Santri di Taman

Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota

Padang. Observasi awal dilakukan mulai tanggal 11 Januari dan wawancara

Page 44: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

28

dilakukan mulai, 27 Maret 2016 sampai penelitian ini berakhir pada tanggal 29

bulan Juni 2016.

3.3.2 Data Sekunder

Data sekunder (secondary data), adalah data penelitian yang diperoleh

secara tidak langsung melalui media perantara (dihasilkan pihak lain) atau

digunakan oleh lembaga lainnya yang bukan merupakan pengolahnya, tetapi

dapat dimanfaatkan dalam suatu penelitian tertentu. Data skunder pada umumnya

berbentuk catatan, atau laporan data dokumentasi oleh lembaga tertentu yang

dipublikasikan (Ruslan, 2013: 138-139). Data sekunder ini digunakan untuk

memperkuat data primer yang peneliti dapatkan melalui kerjasama dengan pihak-

pihak yang terkait, masalah yang akan diteliti selain itu dapat mempermudah

mencapai tujuan penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini berupa referensi

yang relevan seperti data santri yang ada di TPQ Masjid Mukhlishin, foto-foto

anak sedang belajar, sedang melakukan praktek salat, dan profil TPQ yang ada di

Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis, dan standar untuk

memperoleh data yang diperlukan. Untuk memperoleh data, maka dilakukan

melakukan beberapa metode sebagai berikut:

Page 45: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

29

3.4.1 Observasi (Pengamatan)

Observasi atau pengamatan, adalah kegiatan keseharian manusia dengan

menggunakan panca indera mata, sebagai alat bantu utamanya selain panca indera

lainnya, seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit (Bungin, 2011: 118).

Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya

melalui hasil kerja panca indera mata serta dibantu dengan panca indera lainnya.

Sesungguhnya metode observasi adalah metode pengumpulan data yang

digunakan. Untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan

penginderaan (Bungin, 2011: 118).

Kegiatan observasi dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu (participant

observation) dan (non-participant observation). Observasi partisipan (participant

observation) adalah secara teratur pengamat terlibat langsung dalam program atau

kegiatan yang diamati. Dengan demikian pengamat betul-betul memahami, dan

menghayati kejadian tersebuat. Kemudian non-participant observation yaitu,

pengamat tidak terlibat langsung atau tidak ikut serta dalam kegiatan yang

diamati (Yusuf, 2005: 132). Penelitian ini menggunakan (non-participant

observation), karena peneliti tidak terlibat langsung dalam kegiatan. Observasi

atau pengamatan ini gunanya untuk melihat dan mengidentifikasikan bagaimana

Upaya Guru Dalam Menegakkan Kedisiplinan Santri di Taman Pendidikan Al-

Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung Olo Naggalo Kota Padang.

Kegiatan observasi dilakukan sore hari pada pukul 15.00 WIB sampai

dengan pukul 17.00 WIB. Dari hasil observasi yang peneliti lakukan di Masjid

Mukhlishin. Peneliti melihat tentang kedisiplinan santri yang kurang baik ketika

Page 46: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

30

pelajaran berlangsung. Disamping itu peneliti juga menanyakan kepada guru TPQ

tentang perilaku santri saat pelajaran berlangsung, saat pelaksanaan praktek salat,

ketikan istirahat, dan saat mau pulang dari TPQ. Peneliti juga menanyakan

kepada guru tentang upaya yang bapak ibu lakukan dalam menegakkan

kedisiplinan santri di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin

Kampung Olo Nanggalo Kota Padang. Disamping itu Peneliti juga

mewawancarai orang tua santri ketika sore hari saat santri berada di rumah.

3.4.2 Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan. Yang bertujuan untuk

tujuan memperoleh hasil penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap

muka antara pewawancara dengan si penjawab, atau responden dengan

menggunakan alat yang dinamakan (interview guide) panduan wawancara (Nazir,

2009: 193-194). Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak atau lebih yaitu, wawancara dan

pewawancara atau orang yang mengajukan pertanyaan. Wawancara digunakan

untuk mendapatkan data secara detail, mengenai Upaya Guru Dalam Pembinaan

Menegakkan Kedisiplinan Santri di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo

Nanggalo Kota Padang. Wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara

mendalam untuk mendapatkan informasi yang sesuai.

Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh keterangan.

Untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara

pewawancara dan informan atau orang yang diwawancarai. Dengan atau tanpa

menggunakan panduan (guide) wawancara. Dimana pewawancara dan informan

Page 47: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

31

terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Dengan demikian kekhasan

wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan

(Bungin, 2011: 111). Wawancara adalah suatu cara mengumpulkan data atau

informasi, dengan cara langsung bertatap muka dengan informan, dengan maksud

mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti.

Bentuk wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara

mendalam karena wawancara mendalam bersifat terbuka. Pelaksanaan

wawancara mendalam tidak hanya sekali atau dua kali, melainkan berulang kali

dengan identitas yang tinggi. Peneliti tidak cepat puas dengan informasi yang

diberikan informan ketika wawancara berlangsung, sehingga peneliti perlu

mengecek dan mengklasifikasi atas informasi yang diberikan informan tersebut

melalui wawancara sebagai berikut. Dalam hal ini wawancara sudah peneliti

lakukan untuk mendapatkan data dan informasi serta keterangan mengenai Upaya

Guru Dalam Menegakkan Kedisiplinan Santri di Taman pendidikan Al-Quran

(TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang.

Wawancara ini dilakukan pada saat guru dan santri sedang istirahat, dan ada

juga peneliti lakukan saat pelajaran berlangsung. Sementara wawancara kepada

santri peneliti lakukan saat istirahat dan saat pulang dari TPQ. Peneliti

mewawancarai guru TPQ tentang tata tertib santri yang ada di Masjid Mukhlishin

dan juga orang tua santri. Selain itu peneliti juga menanyakan upaya apa yang

Bapak Ibu lakukan dalam menegakkan kedisiplinan santri. Adapun pertanyaan

yang peneliti lakukan kepada guru saat istirahat dan saat guru melakukan Proses

Belajar Mengajar (PBM) yaitu pada pukul 15.00 sampai pukul 17.00 WIB

Page 48: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

32

dengan meminta izin terlebih dahulu kepada guru-guru di TPQ. Wawancara ini

peneliti lakukan dengan mewawancarai guru sekitar 10 sampai 30 menit. Setelah

itu peneliti bertanya lagi dengan guru yang lain lagi. Sementara pertanyaan

kepada santri yaitu peneliti lakukan ketika santri mau pulang dari TPQ karena

peneliti hanya bisa bertanya kepada santri ketika santri mau pulang, dikarenakan

pukul 15.00 sampai pukul 17.00 WIB santri masih menjalankan proses

pembelajaran.

3.4.3 Studi Dokumen

Studi dokumen merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tulisan,

gambar, hasil karya, maupun catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang dokumen

yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life historis),

cerita, biografi, peraturan, dan kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar

misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk

karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain.

Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan

wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2014: 240). Studi dokumen

pada penelitian ini adalah untuk memperkuat data primer. Data-data tersebut

berupa buku catatan guru TPQ tentang santri yang sering keluar masuk saat jam

pelajaran berlangsung, dan dokumen lainnya yang berguna untuk menjawab

tujuan penelitian ini. Selain itu studi dokumen pada penelitian ini berupa foto,

catatan tentang santri dan tentang TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo

Page 49: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

33

Nanggalo Kota Padang. Studi dokumen yang peneliti gunakan yaitu data santri

yang ada di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang dan

Profil Kampung Olo Nanggalo Kota Padang.

3.5 Unit Analisis

Unit analisis merupakan satuan yang menunjukan pada subjek penelitian.

Unit analisis merupakan satuan faktor yang mempertimbangkan oleh penelitian

dalam menentukan sampel di samping pendekatan. Ciri-ciri khusus yang ada pada

populasi dan keterbatasan yang ada pada penelitian. Dengan penentuan unit

analisis data adalah untuk penarikan sampel dan tahapan peneliti berikut. Satuan

unit analisis berkaitan dengan masalah penentuan yang akan diteliti (Arikuanto,

2002: 99). Jadi dalam penelitian ini unit analisis yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah kelompok yaitu guru di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ)

Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang.

3.6 Analisis Data

Analisis Data Kualitatif (Bogdan & Biklen, 1982), (Moleong, 2013: 248).

adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

mengintesiskannya, mencari dan menemukan pola. Menemukan apa yang penting

dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada

orang lain (Moleong, 2013: 248). Data yang telah dikumpulkan kemudian

dianalisis, Milles dan Huberman (Sugiono, 2011: 337). Menjelaskan bahwa

dalam penelitian kualitatif ada empat tahap analisis yaitu:

Page 50: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

34

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah mencari data di lapangan dengan membuat

catatan di lapangan sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Dengan

menggunakan metode observasi, dan wawancara yang menggunakan pedoman

wawancara untuk mendeskripsikan. Upaya Guru dalam Menegakkan

Kedisiplinan Santri di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin

Kampung Olo Nanggalo Kota Padang. Selain itu pengumpulan data dalam

penelitian ini mengunakan studi dokumen seperti, data santri yang ada di TPQ

Masjid Mukhlishin Kota Padang, jumlah guru TPQ, dan Profil Kampung Olo

Nanggalo Kota Padang. Setelah peneliti mengumpulkan data santri dan

permasalahan yang ada di TPQ Masjid Mukhlishin. Maka peneliti memilih data

mana yang layak dan data yang tidak layak.

2. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan. Pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang muncul dari

catatan-catatan yang tertulis di lapangan. Sebagaimana kita ketahui reduksi data

berlangsung secara terus menerus selama proyek berorientasi kualitatif

berlangsung. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan

mengorganisasikan data. Pemilihan data tersebut dilakukan dengan cara

sedemikian rupa hingga kesimpulan. Kesimpulan finalnya dapat ditarik dan

diverifikasikan (Huberman, 1992: 16).

Page 51: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

35

Reduksi data merupakan merangkul, memilih hal-hal yang pokok

memfokuskan pada hal-hal yang penting dan membuang yang tidak penting, atau

data yang tidak perlu dari data yang diperoleh di lapangan. Dalam tahap ini

peneliti memilih data mana yang relevan dengan tujuan dan fokus penelitian

selanjutnya dikelompokkan. Dalam tahap ini peneliti memilih dan memilah data

yang dianggap bermanfaat. Selain itu peneliti juga mengolah data yang diperoleh

dari lapangan. Memusatkan perhatian pada pokok permasalahan yang akan

dipecahkan, sehingga data yang diperoleh si peneliti benar-benar valid.

3. Penyajian Data

Alur penting yang ketiga dari kegiatan analisis adalah penyajian data.

Penyajian-penyajian yang dibahas meliputi berbagai jenis matriks, grafik,

jaringan dan bagan. Sem.uanya dirancang guna menggabungkan informasi yang

tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih. Dengan demikian

seorang menganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan

apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah melakukan

analisis. Menurut saran yang dikiaskan oleh penyajian sebagai sesuatu yang

mungkin berguna (Huberman, 1992: 17-18). Dalam tahap penelitian ini

menyajikan data yang telah peneliti dapatkan dari hasil observasi dan wawancara

di lapangan sehingga berbentuk teks naratif yang menceritakan tentang, Upaya

Guru dalam Menegakkan Kedisiplinan Santri di (TPQ) Masjid Mukhlishin

Kampung Olo Nanggalo Kota Padang. Data yang peneliti sajikan dalam bentuk

karya tulis.

Page 52: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

36

Pada penelitian ini, peneliti menyajikan data yang diperoleh di lapangan

terkait dengan Upaya Guru Dalam Menegakkan Kedisiplinan Santri di Taman

Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota

Padang. Data tersebut disajikan dalam bentuk tabel. Selain dalam bentuk tabel,

peneliti menyajikan data tersebut dalam bentuk uraian singkat/berupa kata-

kata/mendeskripsikan (menggambarkan). Terkait apa yang ditemukan di

lapangan dari hasil observasi dan wawancara.

Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk

penyajiannya antara lain berupa teks naratif, matriks, grafik, jaringan dan bagan

(Basrowi dan Suwandi, 2008: 209). Dalam tahap ini peneliti menyajikan data

yang telah peneliti dapatkan dari hasil observasi dan wawancara di lapangan.

Sehingga berbentuk teks naratif yang menceritakan tentang upaya guru dalam

menegakkan kedisiplinan santri dan peneliti sajikan dalam bentuk karya tulis

ilmiah yaitu skripsi.

4. Menarik Kesimpulan/Verifikasi

Kegiatan analisis keempat yang penting adalah menarik kesimpulan dan

verifikasi. Penarikan kesimpulan dalam pandangan kami hanyalah sebagian dari

suatu kegiatan, dari kongfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga

diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat

pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran penganalisis selama ia menulis,

suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan. Singkatnya, makna-makna

yang muncul dari data harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan

Page 53: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

37

kecocokannya, yakni yang merupakan validitasnya. Jika tidak demikian, yang

kita miliki adalah cita-cita yang menarik mengenai sesuatu yang terjadi dan yang

tidak jelas kebenarannya dan kegunaannya (Huberman, 1992: 19). Penarikan

kesimpulan merupakan analisis lanjutan. Dari reduksi data dan penyajian data

sehingga data dapat disimpulkan dalam bentuk deskriptif. Sebagai laporan

penelitian dan tahap terakhir dari data sudah dapat disimpulkan.

Dari penjelasan di atas dapat dibuat skema, tentang proses analisis data

secara kualitatif dengan tipe deskriptif sebagai berikut. Model interaktif dalam

analisis data ditunjukkan pada bagan dibawah ini:

Gambar: Skema Analisis Data Interaktif(Sumber: Miles dan Huberman, 1992: 20).

3.7 Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Jl. Gajah Mada No 23 A Kampung Olo Nanggalo

Kota Padang. Dengan alasan bahwa di Kampung Olo Naggalo terdapat suatu

pendidikan non formal yang dinamakan dengan Taman Pendidikan Al-Quran

(TPQ). Dalam hal ini peneliti melihat kurangnya disiplin santri terhadap tata

tertib di Taman Pendidikan Al-Quran Masjid Mukhlishin. Dibandingkan dengan

Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) di Masjid Jabal Nur Gang Olo Nanggalo

Penyajian DataPengumpulanData

Reduksi Data PenarikanKesimpulan

Page 54: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

38

Kota Padang. Yang memiliki prestasi dalam mengikuti lombah MTQ ditingkat

Kecamatan dan juga memiliki perilaku yang baik terhadap gurunya. Berbeda

dengan di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung Olo

Nanggalo Kota Padang. Terdapat santri yang kurang mentaati peraturan yang ada

di TPQ salah satunya santri yang meribut ketika pelajaran berlangsung santri

yang sering mengganggu teman saat belajar. Santri yang keluar masuk lokal

ketika pelajaran berlangsung tanpa seizin guru, santri yang pergi ketoilet tanpa

seizin guru, santri yang membantah guru, dan santri yang sering mencela sesama

teman.

3.8 Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian dan pengolahan data ini dimulai pada bulan Mei selama 1

bulan. Penulisan dan bimbingan skripsi pada bulan Juni selama 1 bulan, ujian

skripsi dilakukan pada bulan Juli. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 3.2

sebagai berikut:

Tabel 3.2Jadwal Penelitian

No Kegiatan Penelitian Bulan Tahun 2016Mei Juni Juli

1 Penelitian2 Pengolahaan Data3 Penulisan4 Bimbingan Skripsi5 Ujian Skripsi

3.9 Defenisi Operasional Konsep

3.9.1 Upaya Guru

Upaya Guru adalah suatu usaha atau tindakan yang dilakukan oleh guru,

terhadap santrinya untuk mencapai suatu keberhasilan dalam pembelajaran.

Page 55: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

39

4.9.2 Menegakkan Kedisiplinan Santri

Menegakkan kedisiplinan santri adalah suatu hal yang harus dilakukan

guru, agar santri/anak didiknya nanti menjadi santri yang berguna bagi dirinya

ataupun orang lain.

3.9.3 Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ)

Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) merupakan jenjang pendidikan non

formal sebagai. Unit pembelajaran Al-Quran bagi anak SD/MI yang usia 7-12

tahun.

Page 56: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

40

BAB IVDESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Sejarah Berdirinya TPQ Masjid Mukhlishin

Sejarah berdirinya TPQ tidak terlepas dari berdirinya Masjid Mukhlishin

Kampung Olo Nanggalo Kota Padang. Sebelum dibangunnya Masjid

Mukhlishin. Dahulu Masjid Mukhlishin ini dinamakan dengan Surau

Munawarah yang dibangun oleh suku Caniago pada tahun 1950an dan setelah

adanya suatu kemajuan di daerah ini maka masyarakat ingin membuat sebuah

Masjid. Masjid tersebut yang akan dibuat dengan nama Masjid Mukhlisihin

(Wawancara peneliti dengan Bapak Mudahar 29 April 2016).

Sebelum Masjid ini dibangun dahulu santi/anak disini belajar Al-Quran

pada malam hari di Surau Munawarah. Tahun 1970an santri/anak-anak disini

belajar dengan seadanya dan dibantu guru ngaji 2 orang yaitu H. Ahmad Hanif

dan Nafril HS. Santri/anak yang belajar Al-Quran di Surau Munawarah ini

banyak dari masyarakat sekitar, dan masyarakat tetangga karena dahulu Surau

ini sangat ternama sekali. Banyak mengeluarkan santri-santri yang hebat dalam

membaca Al-Quran pada waktu itu. Santri yang hebat dalam membaca Al-

Quran yaitu santri yang belajar di TPQ Masjid Mukhlishin ketika itu masih

bernama Surau Munawarah.

Data tentang santri yang berprestasi tahun 1980 di Masjid Mukhlishin

Kampuang Olo Nanggalo Kota Padang. Pada saat itu masih dipimpin oleh

Bapak Drs. Musli, ketika itu santri-santri di TPQ Masjid Mukhlishin memiliki

prestasi yang baik. Hingga santri TPQ sering mengikuti lomba musabaqoh antar

Masjid santri mendapatkan juara 2 dan juara 3, bahkan ditingkat Kecamatanpun

40

Page 57: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

41

santri TPQ sering mendapatkan juara, untuk lebih jelas terdapat data santri yang

berprestasi saat itu tercantum pada tabel 4.1 dibawah ini:

Tabel 4.1Daftar Nama Santri Masjid Mukhlishin yang Berperestasi Saat itu

Masih Bernama Surau Munawarah Tahun 1980No Nama Guru Laki-laki Perempuan Total

1 Zuwendri,S.Pd.I 1 orang2 Gusrial, S.Pd 1 orang3 Hafrizal, M.Pd 1 orang4 Erizal,SE 1 orang5 Rudi 1 orang6 Wiwik Andriani, SE 1 orang7 Cici Susanti 1 orang8 Pringati Singa Rimbun, SH 1 orang9 Salma,S.Pd 1 orang

10 Darmawati 1 orang11 Nurleli 1 orang12 Andriatis, SPd.I 1 orang

Jumlah 5 orang 7 orang 12 orangSumber : Tata Usaha di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Olo Nanggalo

Kota Padang Tahun 2015/2016.

Dari tabel 4.1 di atas dapat digambarkan tentang santri yang berperestasi

tahun 1980an berjumlah 12 orang. Dari jumlah tersebut orang laki-laki 5 dan 7

orang perempuan. Dahulu TPQ Masjd Mukhlishin masih bernama TPA dan

sekarang sudah diganti namanya oleh Badan Kerja Sama (BKS) Sumatera Barat

(Sumber wawancara peneliti dengan Bapak Mudahar, Bapak Nafril HS, dan

Tata Usaha TPQ 3 Mei 2016).

Hingga pada tahun 1985 mulai dibangun Masjid Mukhlishin. Dengan

diperbesarnya lahan dan dibutuhkan penimbunan tanah, karena Masjid ini

dahulunya adalah rawa yang ingin dibangun sebuah Masjid oleh masyarakat

yang mana dahulu Masjid ini masih lantai satu kemudian tahap demi tahap

Page 58: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

42

Masjid Mukhlishin ini dibangun hingga siap juga pembangunannya pada tahun

1988 (Wawancara peneliti dengan Bapak Mudahar 28 April 2016).

Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) jauh sebelumnya sudah ada di Kota

Padang pada tahun 1960an di saat pemerintahan Soekarno adanya TPQ yang

mana dahulu TPQ ini dinamakan dengan TPA/TPSA. Hingga pada tahun 2007

terdapat pemahaman tentang nama Taman Pendidikan Al-Quran yang kini

semakin bergalau karena tidak sesuai. Maka sejak tahun 2008 mulailah diganti

nama TPA oleh Badan Kerja Sama (BKS) Provinsi Sumatera Barat. Dengan

nama yaitu Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) dan begitu juga dengan TPA di

Masjid Mukhlishin juga diganti menjadi TPQ (Wawancara peneliti dengan

Bapak Muliardi 29 April 2016).

Kepemilikan tanah di TPQ Masjid Mukhlishin milik warga yang telah

mewakafkan tanahnya ke TPQ dan Masjid dengan luas tanah 15 X 15 dan lebar

tanah 10 X 10 meter. Tanah yang telah diwakafkan oleh Ibu Eva ketika suaminya

masih hidup, tanah ini diperuntukkan demi kemajuan Kampung Olo ketika itu.

Adapun tanah yang diwakafkan untuk TPQ dan Masjid Mukhlishin ini

digunakan untuk tempat beribadah, belajar Al-Quran oleh santri dan untuk

mengadakan acara keagamaan seperti, Yasinan Ibu-ibu, Maulid Nabi

Muhammad SAW, Isra Mi’raj Nabi Muhammad Saw dan lain-lain (Wawancara

peneliti dengan Bapak Mudahar 29 April 2016).

Page 59: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

43

Daftar nama kepala TPQ yang pernah menjabat di Taman Pendidikan Al-

Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Kamung Olo Nanggalo Kota Padang, dibawah

ini terdapat pada tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2Daftar Nama Kepala TPQ yang Pernah Menjabat di Taman

Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid MukhlishinKampung Olo Nanggalo Kota Padang

No. Nama Tahun Jabatan1 Drs Musli 1978-19822 Drs. Nafril HS 1982-19903 Muktim 1990-19954 Drs. Muliardi 1996-20155 Drs. Nafril HS 2015- Sekarang

Sumber: Tata Usaha di Taman Pendidikan Al-Quran TPQ Masjid Mukhlishin Kampung OloNanggalo Kota Padang Tahun 2015/2016.

Dari tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa pemilihan kepala TPQ di Masjid

Mukhlishin ketika dahulu dipilih berdasarkan mufakat yang dilakukan oleh

pengurus Masjid Mukhlishin melalui musyawarah bersama dengan guru TPQ,

Pengurus Masjid, dan jemaah yang ada disekitar lingkungan Masjid Mukhlishin

yang diikutsertakan. Namun sekarang pemilihan kepala TPQ di Masjid

Mukhlishin dipilih oleh pengurus Masjid dan guru TPQ yang diikutsertakan

untuk menunjuk siapa dari para guru yang layak dijadikan kepala TPQ selama 5

tahun kedepan. Pemilihan kepala TPQ ini di lakukan selama 5 tahun sekali

(Wawancara peneliti dengan Bapak Muliardi 17 Mei 2016).

4.2 Visi Misi Tujuan dan Tata Tertib TPQ

Adapun Visi dan Misi Taman Pendidikan Al-Quran di (TPQ) Masjid

Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang sebagai berikut:

Page 60: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

44

4.2.1 Visi

1. Menjadi tempat pendidikan yang berbasis pada Al-Quran dan Sunnah

Rasululullah SAW sehingga tercipta masyarakat madanim Islami (Sumber

Tata Usaha TPQ Masjid Mukhlishin).

4.2.2 Misi

1. Menjadikan Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) di Masjid Mukhlishin sebagai

lembaga pendidikan non-formal yang dapat tampil bergandengan dengan

lembaga pendidikan formal dalam bidang pendidikan dini dan da’wah

Islamiyah.

2. Berperan serta dalam mengedepankan kelancaran membaca Al-Quran dengan

bacaan yang baik dan benar.

3. Membentuk pribadi muslim sejak dini dengan penekanan akhlaqul karimah.

4. Turut berperan aktif dalam memakmurkan Masjid.

5. Menyiapkan santri yang siap melanjutkan pembangunan bangsa dengan

memiliki karakter kemantapan iman dan taqwa (Sumber Tata Usaha TPQ

Masjid Mukhlishin).

4.2.3 Tujuan

Adapun tujuan dari Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) di Masjid

Mukhlishin adalah, lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan dan

pengajaran agama Islam tingkat dasar secara menyeluruh dan intensif dari segi

pendidikan Agama Islam. Untuk mengantisipasi, mengisi kekurangan pendidikan

dan pengajaran agama Islam di Sekolah Dasar (SD) dengan tujuan sebagai

berikut:

Page 61: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

45

1. Menguatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dengan pemahaman

yang benar terhadap akidah Islam.

2. Memberikan pengetahuan teori dan praktek yang benar tentang tata-cara

beribadah kepada Allah SWT.

3. Menanamkan dan membiasakan perilaku/akhlak yang sesuai dengan tuntunan

ajaran agama Islam.

4. Mendidik dan melatih santri untuk dapat membaca Al-Quran dengan baik,

sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.

5. Mengajarkan hafalan, terjemah dan tafsir, surat-surat pendek dan ayat-ayat

tertentu serta doa-doa.

6. Menumbuhkan jiwa kepemimpinan pada anak.

7. Menghasilkan anak yang taat pada Allah dan berbakti pada kedua orang tua.

8. Menjadikan santri/anak yang berguna bagi dirinya dan lingkungan

keluarganya (Sumber Tata Usaha TPQ Masjid Mukhlishin).

4.3 Struktur Kepengurusan TPQ

Struktur kepengurusan Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid

Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang, saat ini Tahun 2015/2016

dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini:

Page 62: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

46

Tabel 4.3Struktur Kepengurusan di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo

Nanggalo Kota PadangTahun 2015/2016

Pelindung Dr. Syaffrudin. MAKetua Drs. Nafril HS

Wakil Gusrial, A.Md

Guru pengajaran 1. Gusrial, A.Md2. M. Zuhri

3. Kartini4. Zenita, S.Ag5. Lailatul Husna

Pemgang keuangan Drs. H. MudaharHumas 1. Tiarcan

2. H. Ahmad Hanif3. Drs. Musli

Sumber: Tata Uasaha di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung OloNanggalo Kota Padang Tahun 2015/2016.

Dari keterangan struktur pengurus TPQ di atas dapat digambarkan bahwa di

TPQ mempunyai pimpian pelindung 1 orang, kepala TPQ 1 orang, wakil TPQ 1

orang yang mana ditugaskan untuk membantu kepala TPQ dan juga

mengkondinir santri, guru pengajar 5 orang yang juga dibantu oleh wakil TPQ

saat mengajar, bendahara 1 orang dan humas 3 orang.

4.4 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan faktor penunjang dari kelancaran

proses kegiatan belajar mengajar. Saat ini TPQ Masjid Mukhlishin Kampung

Olo Nanggalo Kota Padang sudah memiliki lokal sebayak 4 lokal yang dahulunya

hanya 2 lokal. Namun sekarang sudah memiliki 1 kantor, lokal tempat belajar

santri 4 lokal, toilet 2 untuk laki-laki dan perempuan, Al-Quran 30 buah, kursi

dan meja sebanyak 120 buah, yang mana saat itu belum ada kursi dan meja

sebanyak ini. Ketika itu santri belajar di TPQ hanya dilantai dan sebagian yang

Page 63: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

47

lain belajar dikursi. Selain itu sarana dan prasarana ada infocus di TPQ untuk

kebutuhan guru dalam menyampaikan materi kepada santri. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel dibawah ini (Sumber Tata Usaha TPQ Masjid

Mukhlishin).

Dibawah ini terdapat sarana dan prasarana TPQ Masjid Mukhlishin

Kampung Olo Nanggalo Kota Padang tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4Daftar Sarana dan Prasarana di TPQ Masjid Mukhlishin

Kampung Olo Nanggalo Kota PadangTahun 2015/2016.

No Fasilitas Sekolah Jumlah1 Kantor TPQ 12 Lokal tempat santri belajar 43 Toilet 24 Al-Quran 305 Kursi dan meja 1206 Infocus 1

Jumlah 158Sumber: Tata Usaha di Taman Pendidikan Al-Quran TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo

Nanggalo Kota Padang Tahun 2015/2016.

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat jumlah sarana dan prasarana TPQ

Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang terdiri dari 1 kantor

TPQ. 4 lokal tempat belajar yang terdiri dari kelas I sampai kelas IV yang belajar

di TPQ. 2 toilet yang disediakan untuk santri yang mau buang air besar ataupun

kecil. 30 buah Al-Quran untuk santri belajar. 120 buah kursi dan meja. 1 buah

Infocus untuk santri belajar dan menonton vidio yang disediakan oleh guru.

4.5 Jumlah Santri di TPQ

Jumlah santri di TPQ Masjid Mukhlishin terdiri dari santri laki-laki dan

perempuan yang berjumlah pada tahun 2015-2016 sebanyak 71 orang santri yang

Page 64: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

48

belajar di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin. Santri yang

belajar di TPQ sebanyak 4 lokal yaitu kelas I, II, III dan kelas IV.

Data tentang jumlah santri yang ada di Taman Pendidikan Al-Quran

(TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang. Tercantum

pada tabel 4.5 dibawah ini:

Tabel 4.5Jumlah Santri di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanngalo

Kota Padang Tahun 2015/2016.No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah1 I 10 orang 5 orang 15 orang2 II 5 orang 14 orang 19 orang3 III 9 orang 13 orang 22 orang4 IV 6 orang 9 orang 15 orang

Jumlah 30 orang 41 orang 71 orangSumber : Tata Usaha di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Olo Nanggalo

Kota Padang Tahun 2015/2016.

Dari tabel 4.5 di atas dapat peneliti gambarkan tentang jumlah santri di

TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang. Tahun

2015/2016 berjumlah 71 orang santri. Dari kelas 1-4 terdiri dari 71 orang santri

laki-laki dan perempuan. Kelas I sebanyak 15 orang santri, kelas II sebanyak 19

orang santri, kelas III sebanyak 22 orang santri, dan kelas IV sebanyak 15 orang

santri.

4.6 Sumber Pendanaan

Sumber pendanaan di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo

Kota Padang, yang mana diambil dari donatur bulanan dari rumah warga yang

mendafarkan santri/anaknya ke TPQ dan juga dari warga lain yang ingin berinfak

ke Masjid melalui donatur TPQ dengan total Rp2.105.000,00. Selain dari uang

kas Masjid sendiri menyumbang ke TPQ sebanyak Rp2.000.000,00 perbulan.

Page 65: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

49

Dari uang SPP santri/anak yang memasukkan anak ke TPQ Masjid Mukhlishin

Rp35.000,00 per santri (Wawancara peneliti dengan Bapak Nahril HS 09 Mei

2016).

4.7 Kurikulum Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ)

Kurikulum Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) adalah lembaga pendidikan

agama non formal disusun oleh Departemen Agama Provinsi Sumatera Barat.

Dibidang Al-Quran tingkat dasar.

4.7.1 Pengertian

Kurikulum TPQ adalah seperangkat rencana dan pengaturan atau secara

garis besar program pengajaran pada lembaga pendidikan Al-Quran yang berisi

tentang kompetensi yang dibakukan sesuai dengan karateristik. Dan juga

perkembangan jiwa santri guna mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan

berbasis pada Al-Quran dan Sunnah Rasul Allah (Indra, 2013: 9).

4.7.2 Tujuan

Tujuan Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ).

1. Tujuan Tingkat Satuan Pendidikan.

Tujuan Tingkat Satuan Pendidikan Taman Al-Quran (TPQ) dirumuskan

mengacu kepada tujuan umum pendidikan sebagai berikut:

a. Membantu mengembangkan potensi santri kearah pembentukan sikap,

pengetahuan, dan keterampilan keagamaan, melalui pendekatan yang

disesuaikan dengan lingkungan dan tahap perkembangan santri berdasarkan

tuntunan Al-Quran dan Sunnah Rasul.

Page 66: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

50

b. Mempersiapkan santri agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan,

dan keterampilan keagamaan yang telah didapatkan melalui program

pendidikan Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) untuk program pendidikan

yang selanjutnya (Indra, 2013: 40).

2. Tujuan Tingkat Satuan Pembelajaran

Tujuan tingkat satuan pembelajaran Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ)

dirumuskan dalam satu jenjang pembelajaran yang ditempuh dalam tiga tahun

atau enam semester yaitu:

a. Tujuan Tingkat Satuan Pembelajaran Level A Santri diharapkan.

1) Mampu mengenal dan membaca huruf serta kalima dan penggalan ayat

Al-Quran melalui buku panduan (semisal Qiro’ati, Iqro, dan Tilawah.

2) Hafalan bacaan salat lima waktu dan mampu mempraktikkan tata cara

pelaksanaannya dengan baik.

3) Menguasai sejumlah hafalan doa harian dan surat pendek.

4) Membiasakan sikap dan adab yang baik.

5) Memiliki kemampuan dasar keterampilan menulis huruf dan angka Arab

dengan benar.

6) Mampu mengenal dasar-dasar keislaman melalui pembiasaan dan

praktik langsung serta permainan secara sederhana yang diberikan

(Indra, 2013: 40-41).

b. Tujuan Tingkat Satuan Pembelajaran Level B Santri diharapkan:

1) Mampu membaca al-Quran mulai juz1 hingga juz 15.

Page 67: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

51

2) Mampu menguasai dasar-dasar Ilmu Tajwid sesuai target yang

ditentukan.

3) Mampu melaksanakan tata cara salat berjamaah berserta doanya dengan

baik dan benar.

4) Menguasai sejumlah hafalan doa harian, surat pendek serta ayat pilihan

sesuai target yang ditentukan.

5) Membiasakan sikap dan adab yang baik.

6) Memiliki kemampuan keterampilan menulis Arab dengan baik dan

benar.

7) Mampu mengenal dasar-dasar Dinul Islam (Indra, 2013: 41-42).

c. Tujuan Tingkat Satuan Pembelajaran Level C Santri diharapkan:

1) Mampu membaca Al-Quran mulai juz 16 hingga juz 30.

2) Mampu menguasai dasar-dasar Ilmu Tajwid lanjutan sesuai target yang

ditentukan.

3) Mampu melaksanakan tata cara salat sunnah dan salat jenazah beserta

doanya yang ditentukan.

4) Menguasai sejumlah hafalan doa harian, surat pendek serta ayat pilihan

sesuai terget yang ditentukan.

5) Membiasakan sikap dan adab yang baik.

6) Memiliki kemampuan keterampilan menulis ayat-ayat Al-Quran dan

hadist dengan baik benar.

7) Mampu menguasai dasar-dasar Dinul Islam (Indra, 2013: 42).

Page 68: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

52

4.7.3 Program Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ).

Adapun program Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) antara lain:

1. Dasar Pembelajaran Al-Quran

2. Hafalan Bacaan Salat

3. Hafalan Surat Pendek

4. Praktik Ibadah

5. Bacaan Tadarus

6. Ilmu Tajwid

7. Hafalan Ayat-ayat Pilihan

8. Doa dan Adab Harian

9. Dinul Islam (Indra, 2013: 45-50).

4.7.4 Sistem Evaluasi

Sistem penilaian yang dikembangkan mencakup prosedur yang digunakan,

jenis dan bentuk penilaian serta alat evaluasi yang digunakan. Obyek dalam

penilaian mencakup penilaian terhadap proses dan hasil belajar santri. Penilaian

hasil belajar adalah upaya pemberian nilai terhadap kegiatan pembelajaran yang

dilakukan oleh ustadz/guru dan santri, sedangkan penilaian hasil belajar adalah

proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai dengan

menggunakan kriteria tertentu. Hasil belajar tersebut pada hakikatnya merupakan

kompetensi yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-

nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Kompetensi

tersebut dapat dikendali melalui sejumlah hasil belajar dan indikator yang dapat

diukur dan dapat diamati (Indra, 2013: 85).

Page 69: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

53

4.8 Kurikulum Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin

Kampung Olo Nanggalo Kota Padang.

4.8.1 Pengertian

Kurikulum Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin adalah

lembaga pendidikan agama non formal. Disusun oleh majlis guru TPQ Masjid

Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang, berserta kepala Taman

Pendidikan Al-Quran (TPQ), dan juga ketua Masjid Mukhlishin berserta

anggotanya (Wawancara peneliti dengan Bapak Nafril HS 3 Mei 2016).

4.8.2 Tujuan

Tujuan Tanam Pendidikan Al-Quran (TPQ) terdiri dari:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) ialah agar santri:

a. Memiliki sikap sebagai seorang Muslim/Muslimah yang baik dan berakhlak

mulia.

b. Memiliki sikap sebagai warga negara Indonesia yang baik.

c. Memiliki pengetahuan tentang dasar-dasar hidup beragama islam.

d. Terampil dalam melaksanakan ibadah bagi pengembangan keperibadian.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) ialah agar santri:

a. Dapat membaca Al-Quran dengan lancar dan bagus.

b. Terbiasa membaca Al-Quran dalam hidup sehari-hari dan mencintai Al-

Quran.

c. Dapat memahami dan menghafal ayat-ayat Al-Quran untuk bacaan salat.

Page 70: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

54

d. Terampil membaca Al-Quran dengan menguasai tiga irama dasar, sehingga

dapat menjadi peserta MTQ (Musabaqah Tilawatil Quran) tingkat anak-

anak.

e. Mencintai dan memakmurkan Masjid, Mushalla dan Surau (Sumber Tata

Usaha TPQ Masjid Mukhlishin).

4.9 Program Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin

Adapun program Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin

terdiri dari 11 (sebelas) bidang studi yaitu:

1. Membaca Al-Quran

2. Tilawah

3. Tahfizh dan Terjemah

4. Ilmu Tajwid

5. Agama yan terdiri dari tiga sub bidang studi:

a. Aqidah

b. Ibadah

c. Akhlak

6. Didikan Subuh

7. Menulis huruf Al-Quran

8. Imlak

9. Khat (Sumber Tata Usaha TPQ Masjid Mukhlishin).

Page 71: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

55

4.10 Pengelompokan Bidang Studi

Bidang-bidang studi pada Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) dapat

dikelompokan menjadi:

1. Kelompok Pokok

Kelompok pokok yaitu, bidang studi yang mengantarkan santri kepada

tujuan di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ).

2. Kelompok Dasar

Kelompok dasar yaitu, bidang studi yang mendasari usaha mencapai tujuan

di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ).

3. Kelompok Penunjang

Kelompok penunjang yaitu, bidang studi yang membantu tercapainya

tujuan di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ).

4.11 Syarat Belajar

Syarat untuk dapat diterima belajar pada Taman Pendidikan Al-Quran

(TPQ) adalah:

1. Santri yang telah mengenal dan dapat membaca huruf Latin dengan lancar.

2. Ketentuan-ketentunan lain yang ditetapkan oleh pimpinan Taman Pendidikan

Al-Quran (TPQ) setempat (Sumber Tata Usaha TPQ Masjid Mukhlishin).

4.1.2 Sistem Belajar

1. Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) memakai sistem klasikal.

2. Taman Pendidikan Al- Quran (TPQ) belajar enam hari seminggu termasuk

hari minggu untuk Didikan Subuh.

Page 72: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

56

3. Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) belajar sebanyak 12 jam pelajaran

seminggu, sehari dua jam pelajaran dan satu jam pelajaran lamanya 30 menit.

4. Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) mengunakan sistem semester, sebagai

satuan waktu, yang berlangsung selama 144 atau enam bulan (288 jam

pelajaran).

5. Masa belajar pada Taman Pendidikn Al-Quran (TPQ) lima semester.

6. Penetapan waktu penerimaan murid baru (awal semester), dilaksanakan oleh

pimpinan Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) setempat, dengan catatan tidak

mengganggu jumlah jam pelajaran tiap semester.

7. Penetapan hari libur mingguan dan hari libur lainnya, dilaksanakan oleh

pimpinan Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) setempat tidak mengurangi

jumlah jam belajar setiap semester.

8. Setiap bulan Ramadhan Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) melaksanakan

Tadarus Al-Quran di Masjid (Sumber Tata Usaha TPQ Masjid Mukhlishin).

4.12. Sistem Evaluasi

Pelaksanaan evaluasi pada Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) tidak hanya

diselenggarakan pada akhir semester, penilaian harus dilaksanakan pada setiap

satuan pelajaran. Evaluasi dilaksanakan secara terus menerus, menyeluruh,

berkesinambungan dan mencakup segala aspek tingkah laku santri.

1. Buku Laporan Santri

Buku laporan santri atau yang lebih dikenal dengan sebutan rapor,

diserahkan setiap akhir semester atau sekali enam bulan. Dalam buku laporan

itu, perlu diperhatikan masalah kerajinan murid dalam mengikuti berbagai

Page 73: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

57

kegiatan keagamaan seperti, peringatan hari besar Islam, ketertiban dalam

mengikuti salat Jumat, ketaatan dalam melaksanakan ibadah, keaktifan dalam

mengikuti Didikan Subuh dan lain-lain.

2. Buku kontrol Salat

Tujuan mengadakan buku kontrol salat adalah membina tanggung jawab

wali santri dan guru terhadap pelaksanaan salat lima waktu santri. Dalam buku

kontrol salat dicatat pelaksanaan salat lima waktu dan diparaf oleh yang

menyaksikannya dan dalam hali ini oleh guru TPQ Masjid bersangkutan

(Sumber Tata Usaha TPQ Masjid Mukhlishin).

Page 74: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

58

BAB VHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

5.1 Upaya Guru dalam Menegakkan Kedisplinan Santri di Taman

Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo

Kota Padang.

Pada bagian ini peneliti mendeskripsikan tentang TPQ Masjid Mukhlishin

yang merupakan lembaga pendidikan non formal mengajarkan tentang Al-Quran.

Selain itu TPQ juga mengajarkan tentang Iqro, membaca Al-Quran, menulis Al-

Quran, Latihan Didikan Subuh (DDS), belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI),

seni baca Al-Quran, Kaht, Akhlak, Ibadah, Tajwid, Fiqih, Akidah Dan Tahfizh.

Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin yang seharusnya

santri memiliki kedisiplinan yang baik kepada guru dan sesama santri. Tetapi

kenyataan santri tidak mematuhi peraturan yang ada di TPQ. Aturan-aturan yang

ada di TPQ ini bertujuan untuk membuat santri disiplin. Segala aturan yang ada

di TPQ tersebut hendaknya dipatuhi oleh santri agar ia bisa dikatakan santri yang

memiliki disiplin. Tetapi kenyataan yang terjadi di lapangan, tidak sedikit santri

yang kurang disiplin terhadap tata tertib TPQ seperti, terhadap sesama teman

santri, dan terhadap guru yang ada di TPQ.

Dari hasil penelitian dan pembahasan di atas maka peneliti menggambarkan

tentang Upaya yang dilakukan Guru dalam Menegakkan Kedisiplinan Santri di

Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo

Kota Padang yaitu:

58

Page 75: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

59

5.1.1 Guru Memberikan Ketauladan

Ketauladan yang dilakukan oleh guru TPQ Masjid Mukhlishin berupa sikap

yang diperlihatkan guru kepada santri dalam memberikan pelajaran kepada santri-

santri yang ada di TPQ. Salah satunya guru datang tepat waktu, guru memberikan

motivasi kepada santri, guru memberikan contoh kepada santri cara berperilaku

yang baik kepada santri dalam berbicara dengan sesama ataupun dengan yang

lebih tua. Dan guru selalu mengulangi pelajaran kepada santri hingga santri

mengerti.

Dari wawancara yang peneliti lakukan di TPQ Masjid Mukhlishin. Peneliti

melihat guru TPQ datang tepat waktu saat mengajar kepada santri seperti, guru

memberikan motivasi kepada santri. Guru ketauladanan Rasulullah SAW kepada

santri dan guru memberikan contoh berperilaku baik kepada santri yang ada di

Masjid Mukhlishin seperti, guru dalam berbiara kepada guru, dengan orang yang

lebih tua ataupun dengan sesama santri TPQ Masjid Mukhlishin, guru selalu

mengulangi pelajaran kepada santri hingga santri mengerti pelajaran yang

disampaikan oleh guru seperti, guru menyampaikan pelajaran yang agak sulit

kepada santri kemudian guru memberikan contoh dan perumpamaan kepada

santri agar santri bisa memahaminya dengan baik.

Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan dengan guru TPQ bernama

Lalilatul Husna menjelaskan Upaya guru Dalam Menegakkan Kedisiplinan santri

di TPQ Masjid Mukhlishin sebagai berikut:

“Saya sebagai guru di TPQ selalu datang dengan tepat waktu dalammengajar. Saya juga memberikan motivasi kepada santri yang malas,seperti saya selalu mengulangi pelajaran kepada santri yang kurangmengerti dalam pelajaran. Hal ini saya lakukan kepada semua santri agar

Page 76: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

60

santri dapat mencontoh saya dan juga guru lain yang ada di TPQ”(Wawancara peneliti dengan Ibu Lailatul Husna 7 Mei 2016).

Selanjutnya peneliti mewawancarai Bapak Kepala TPQ Masjid Mukhlishin

yaitu, Bapak Nafril HS tentang Upaya Guru dalam Menegakkan Kedisiplinan

Santri di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung Olo

Nanggalo Kota Padang beliau mengatakan sebagai berikut:

“Dalam menegakkan kedisiplinan terhadap santri. Saya selaku Kepala TPQMasjid Mukhlishin selalu memberikan pengarahan kepada guru yang ada diTPQ seperti; guru harus datang lebih awal dari pada santri, guru harusmemotivasi santri sebelum pelajaran dimulai, guru harus menanyakankepada santri tentang pelajaran yang belum mengerti agar bisa dijelaskanlagi. Hal ini saya lakukan agar guru selalu memberikan ketauladanankepada santri yang ada di TPQ Masjid Mukhlishin. Ini semua dilakukansupaya santri selalu menyukai kita sebagai guru dan juga pelajaran yangada di TPQ. Selain itu saya memberikan pengarahan kepada guru-guru agarselalu datang tepat waktu ke TPQ Masjid Mukhlishin” (Wawancara penelitidengan Bapak Nafril HS 2 Mei 2016).

Selanjutnya peneliti juga mewawancarai guru TPQ kelas I Masjid

Mukhlishin Ibu Kartini sebagai berikut:

“Saya sebagai guru TPQ kelas I menerima pengarahan dari Bapak KepalaTPQ yang mana beliau mengatakan kepada saya. Dan juga guru-guru yanglain. Kita sebagai guru di TPQ Masjid Mukhlishin ini harus menjadikantauladan bagi santri-santri kita disini, agar nantinya santri kita dapatmenjadi santri yang disiplin, jujur, dan berani agar mereka berguna bagimasyarakat yang akan datang. Tidak hanya untuk masyarakat yang akandatang dari sekarang kita harus memulai menegakkan kedisiplinan kepadasantri kita. Agar santri kita menjadi santri tauladan yang bisa dicontoh olehsantri yang lainnya ataupun anak-anak sekitar TPQ ini” (Wawancarapeneliti dengan Ibu Kartini 3 Mei 2016).

Lebih lanjut lagi peneliti juga mewawancarai guru TPQ kelas II Bapak M.

Zuhri menjelaskan:

“Sebelum saya memulai pelajaran kepada santri TPQ kelas II saya selalumemberikan motivasi kepada semua santri yang ada di dalam lokal. Berupamenceritakan ketauladanan yang dimiliki oleh nabi kita yaitu RasulullahSAW. Bahwa sikap beliau seorang yang penyabar, penyang terhadap

Page 77: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

61

sesama dan selalu membantu orang lain. Baik dikala mereka senangataupun dalam kesusahan” (Wawancara peneliti dengan Bapak M. Zuhri 02Mei 2016).

Selanjutnya peneliti juga mewawancarai guru TPQ kelas III Masjid

Mukhlishin Bapak Gusrial sebagai berikut:

“Saat saya datang ke TPQ Masjid Mukhlishin. Saya selalu memberikancontoh kepada semua santri seperti, saya selalu datang tepat waktu ke TPQ.Hal ini saya lakukan agar santri mencontohi gurunya. Selain itu saya selalumemberikan motivasi kepada santri yang sering malas-malasan dalambelajar” (Wawancara peneliti dengan Bapak Gusrial 3 Mei 2016).

Lebih lanjut lagi peneliti juga mewawancarai santri yang bernama

Muhammad Kadafih TPQ santri kelas IV Masjid Mukhlishin sebagai berikut:

“Guru TPQ Masjid Mukhlishin selalu datang lebih awal Pak lagi Bapak.Bapak M. Zuhri dan Bapak Gusrial juga selalu datang lebih awal ketikaananda datang ke TPQ Bapak M. Zuhri sudah datang duluan, untukmengajarkan pelajaran kepada kami” (Wawancara peneliti dengan santrikelas IV Muhammad Kadafih 3 Mei 2016).

Selanjutnya peneliti juga mewawancarai santri TPQ kelas III yang bernama

Khalisa Madina sebagai berikut:

“Saya sangat senang ketika belajar dengan bapak M. Zuhri karena dia selalumemberikan motivasi kepada saya. Disaat saya malas dalam belajar diaselalu memberikan saya semangat dan juga dia tidak bosan-bosanmemberikan pelajaran kepada saya disaat saya kurang mengerti. Selain ituyang dapat dicontoh pada Bapak M. Zuhri yaitu, beliau selalu datang tepatwaktu saat mengajar” (Wawancara peneliti dengan santri kelas III KhalisaMadina 18 Mei 2016).

Dari pernyataan di atas dapat peneliti simpulkan bahwa dalam menegakkan

kedisiplinan terhadap santri yaitu dengan memberikan pengarahan dari kepala

TPQ untuk guru yaitu, guru memberikan ketauladan kepada santri berupa

menceritakan sejarah para nabi-nabi terdahulu karena dialah yang dapat dijadikan

contoh. Guru selalu memberikan motivasi kepada santri dalam belajar dan guru

Page 78: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

62

selalu datang tepat waktu saat mengajar di TPQ. Hal ini agar guru dapat

dicontohi oleh santri yang lain.

5.1.2 Sikap Toleransi Guru Terhadap Santri

Berdasarkan penelitian, yang peneliti lakukan di TPQ Masjid Mukhlishin

bahwa pada saat santri melaksanakan pembelajaran di TPQ guru selalu

memperlihatkan sikap toleransinya kepada santri seperti, santri yang terlambat

datang ke TPQ, santri yang suka keluar masuk saat belajar, dan santri yang pergi

ke toilet tanpa seizin guru dan lain-lain. Dalam hal ini guru TPQ tidak langsung

memvonis mereka, tetapi guru yang ada di TPQ menanyakan terlebih dahulu

kepada santri yang sedang mengalami masalah tersebut. Kenapa kamu sering

terlambat datang ke TPQ, begitu juga dengan santri yang keluar masuk lokal dan

santri yang pergi ke toilet tanpa seizin guru. Guru TPQ selalu menyarankan

kepada santri-santri yang ada di TPQ Masjid Mukhlishin agar selalu mematuhi

peraturan yang ada. Selain itu santri diperbolehkan untuk pergi ke toilet dengan

sarat harus meminta izin kepada guru terlebih dahulu. Dan begitu juga santri yang

izin ke toilet harus satu-satu tidak boleh dua orang atau lebih yang keluar karena

itu dapat mengganggu konsentrasi santri dalam belajar.

Dalam menyampaikan pelajaran kepada santri guru TPQ selalu

memberikan dorongan positif kepada santri. Hal ini seperti, guru menyuruh santri

untuk menghafal ayat pendek di rumah yang kemudian disetorkan kepada guru

TPQ. Bagi santri yang lemah dalam menghafal ayat guru TPQ memberikan

toleransi kepada santri untuk mengahafalnya di rumah selama tiga hari. Dan ini

Page 79: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

63

sebagai nilai tambahan santri untuk dapat menambah nilai yang lainnya untuk

kenaikan kelas nanti.

Guru juga memperlihatkan bentuk sikap toleransi kepada santri. Hal ini

seperti, santri yang datang terlambat ke TPQ, santri yang keluar masuk lokal, dan

santri yang pergi ke toilet tanpa seizin guru. Dari sikap santri yang mereka

dilakukan saat belajar. Maka guru TPQ memberikan upaya terhadap santri seperti

sikap toleransi guru terhadap santri.

Dari permasalahan di atas maka peneliti mewawancarai salah satu guru

TPQ Ibu Kartini yang menjelaskan sebagai berikut:

“Saya sebagai guru di TPQ memberikan toleransi terhadap santri yangmelanggar peraturan di TPQ Masjid Mukhlishin. Toleransi yang sayaberikan seperti, santri yang mengganggu teman saat belajar, santri yangkeluar masuk lokal, dan santri yang pergi ke toilet tanpa seizin guru. Daritindakan yang dilakukan santri saya memberikan toleransi kepada santriyang melanggar peraturan tersebut, pada hari ini siapa yang mau berbuatseperti yang teman kamu lakukan tadi silakan tapi besok tidak boleh lagi.Besok siapa yang melakukan lagi Ibu akan hukum ananda dan kita kenakandenda kepada mereka yang melanggar peraturan atau kita suruh diamembersihkan Toilet” (Wawancara peneliti dengan Ibu Karniti 05 Mei2016).

Lebih lanjut lagi peneliti mewawancarai salah seorang dari orang tua santri

yang bernama Ibu Arihatis yang menjelaskan sebagai berikut:

“Pernah saya mengantarkan anak saya FA datang ke TPQ. Ketika itusemua santri sudah masuk lokal dan juga pelajaran sudah dimulai.Sementara saya dan juga anak saya FA baru sampai ke TPQ. Lalu guruTPQ memberikan arahan kepada saya. Agar tidak terlambat lagimengantarkan FA ke TPQ. Sementara anak saya FA diperbolehkan masuklokal” (Wawancara peneliti dengan orang tua santri Ibu Arihatis 25 Mei2016).

Page 80: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

64

Dari pernyataan di atas peneliti juga mewawancarai Bapak M. Zuhri

tentang, toleransi yang diberikan kepada santri TPQ Masjid Mukhlishin antara

lain:

“Untuk mengubah perilaku santri saya juga memberikan sikap toleransikepada santri. Tetapi dalam hal toleransi saya memberikan kesepakatankepada santri. Boleh ke toilet dalam pelajaran Bapak tapi dengan satu saratkeluarnya harus satu-satu tidak boleh keluarnya berdua. Kalau teman kalianpergi ke Toilet maka kalian harus menunggu sampai teman kalian masukbaru boleh kalian izin pergi keluar. Ini yang saya lakukan kepada santri,agar santri merasa dihargai” (Wawancara peneliti dengan Bapak M. Zuhri05 Mei 2016).

Lebih lanjut lagi dari pernyatan di atas peneliti mewawancarai salah satu

dari santri kelas III yang mengatakan sebagai berikut:

“Pernah ketika belajar perut saya sedang sakit. Dan waktu itu saya langsungpergi ke toilet tanpa izin seizin guru. Setelah selesai ke toilet saya masuklokal dan guru saya tadi memanggil saya karena tidak minta izinkepadanya. Dan saya menceritakan permasalahan kepada dia. Ibu tadiperut saya sakit sekali jadi tidak sempat minta izin sama ibu karena Ibu tadilagi menulis di depan jadi saya takut meminta izin takut tidak Ibu izinkan.Saya minta maaf sama Ibu karena tidak minta izin terlebih dahulu. Ketikasaya mengatakan demikian maka Ibu guru saya tadi memberikan sayatoleransi kepada saya dan tidak mengulanginya lagi” (Wawancara penelitidengan santri Qodri Rahmadani 23 Mei 2016).

Selanjutnya peneliti mewawancarai Bapak kepala TPQ Masjid Mukhlishin

yaitu, Bapak Nafril HS beliau mengatakan sebagai berikut:

“Saya selalu memberikan arahan kepada guru-guru agar selalumembimbing santri TPQ masjid Mukhlishin. Apa lagi umur santri rata-rata7 sampai 12 tahun mereka sedang asik-asiknya bermain. Untuk itu kitasebagai guru harus memberikan toleransi kepada santri. Dan juga selalumembina santri kearah yang lebih baik” (Wawancara peneliti dengankepala TPQ Bapak Hafril HS 8 Mei 2016).

Dari pernyataan guru TPQ di atas dapat peneliti simpulkan. Bahwa sikap

toleransi yang dilakukan oleh guru TPQ tersebut merupakan cara guru untuk bisa

dekat dengan santri. Agar santri merasa diperhatikan oleh guru yaitu dengan

Page 81: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

65

memberikan toleransi guru terhadap santri seperti guru memberikan santri izin

pergi ke toilet, guru juga memberikan toleransi kepada santri yang terlambat

datang ke TPQ.

5.1.3 Guru Memberikan Nasihat

Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) terdapat santri yang suka

mengganggu teman saat belajar, saat pelaksanaan salat Ashar berlangsung dan

juga saat guru menyampaikan materi pelajaran di depan santri TPQ Masjid

Mukhlishin. Selain dari permasalahan di atas peneliti juga menemukan santri

yang suka memgganggu temannya saat praktik salat berlangsung. Sehingga santri

yang diganggu tersebut tidak khusuk lagi melaksanakan salat. Kemudian dari

permasalahan ini diketahui oleh guru pembimbing sehingga santri yang suka

mengganggu teman-temannya saat salat tadi dipanggil. Dan ditanya oleh guru

tersebut kenapa kamu suka memgganggu teman saat salat. Itu tidak boleh berdosa

mengganggu teman sedang melaksanakan salat. Kemudian guru TPQ Masjid

Muklishin memberikan nasihat kepada santri yang suka mengganggu teman

sedang salat tersebut. Selanjutnya guru TPQ juga memberikan perumpamaan

kepada santri yang suka mengganggu teman saat belajar, saat salat, dan yang suka

mencela sesama santri. Hal itu merupakan perbuatan Setan karena yang seperti

itu adalah Setan yang suka mengganggu manusia.

Dari penelitian yang peneliti lakukan di TPQ Masjid Mukhlishin. Dapat

peneliti jelaskan dibawah ini upaya guru dalam menegakkan kedisiplinan santri

yaitu, dengan memberikan nasihat kepada santri. Berupa wawancara peneliti

dengan guru-guru TPQ sebagai berikut.

Page 82: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

66

Dari Informasi terkait Upaya guru Dalam Menegakkan Kedisiplinan

terhadap Santri di TPQ peneliti wawancarai Bapak Gusrial yang mengajarkan

kelas III, beliau mengatakan antara lain:

“Ada beberapa santri yang suka mengganggu temannya disaat belajar. Lalusaya memanggilnya dan saya berikan dia nasihat. Apabila kamumengganggu teman kamu yang rugi adalah kamu. Dan teman kamu yangkamu ganggung karena dia tidak konsentrasi untuk belajar” (Wawancarapeneliti dengan Bapak Gusrial 2 Mei 2016).

Selanjutnya peneliti juga mewawancarai guru TPQ kelas IV Masjid

Mukhlishin Ibu Zenita sebagai berikut:

“Ketika saya mendapati santri yang mengganggu temannya sedang salat.Hingga santri yang diganggu tidak khusuk untuk salat lagi bahkan adasantri yang tidak selesai melaksanakan salat. Lalu saya menyuruh diamengulanginya lagi salat. Kemudian saya panggil santri yang mengganggutersebut. Dan saya berikan dia nasihat” (Wawancara peneliti dengan IbuZenita 2 Mei 2016).

Lebih lanjut lagi peneliti juga mewawancarai santri kelas III yaitu FA yang

mengatakan:

“Pernah Bapak Gusrial memanggil saya waktu salat. Dia mengatakan agartidak mengganggu teman saat salat. Jika kamu mengganggu temanmu salatteman mu batal maka kamu yang berdosa. Dan itu artinya kamu samadengan Setan” (Wawancara peneliti dengan FA santri kelas III 2 Mei 2016).

Selanjutnya peneliti wawancara dengan Ibu Zenita yang menjelaskan

sebagai berikit:

“Santri yang meribut ketika pelajaran praktek ibadah salat jenazah. Sewaktusantri sedang praktek salat jezanah ada beberapa santri yang mengobrol dansaya menanggilnya untuk tidak mengobrol lagi kanena itu dapatmengganggu temanmu. Dalam melaksanakan peraktik salat jenazah”(Wawancara pneliti dengan Ibu Zenita 2 Mei 2016).

Lebih lanjut lagi peneliti juga mewawancarai orang tua santri yang

bernama Ibu Idel yang menjelaskan sebagai berikut:

Page 83: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

67

“Pernah saya pergi ke TPQ Masjid Mukhlishin mengantarkan anak sayaKH untuk belajar. Saat itu tanpa sengaja saya melihat guru TPQmemberikan nasihat kepada santri kelas IV yang mengganggu kelas II saatpelajaran mau dimulai. Dan akhirnya guru memberikan nasihat kepada diaagar tidak mengulanginya lagi” (Wawancara peneliti dengan orang tuasantri Idel 14 Mei 2016).

Dari pernyataan di atas dapat peneliti simpulkan, bahwa untuk membuat

santri berperilaku baik, cara yang mudah untuk dilakukan guru yaitu memberikan

nasihat kepada santri. Dalam hal seperti, guru berbicara dengan lemah lembut

kepada santri, guru memberikan nasehat kepada santri tentang suri tauladan yang

miliki Rasulullah, kisah para nabi yang terdahulu, dan guru juga menceritakan

tentang orang yang di azab di Neraka.

5.1.4 Berbicara Lemah Lembut

Berdasarkan penelitian, yang peneliti lakukan di TPQ Masjid Mukhlishin.

Peneliti melihat guru TPQ memberikan pelajaran kepada santri disaat jam

pelajaran berlangsung seperti; pelajaran akidah akhlak, membaca Al-Quran, dan

praktek ibadah. Peneliti juga menemukan santri yang kurang bisa memahami

pelajaran yang ada di TPQ. Dan juga dalam bertingkah laku sesama santri

mereka. peneliti juga melihat santri yang suka meribut disaat jam pelajaran

berlangsung. Dan disaat pelaksanan salat Ashar yang mengganggu teman-

temannya. Kejadiaan ini biasanya dilakukan oleh santri laki-laki baik disaat

belajar ataupun disaat salat berlangsung. Sementara santri yang perempuan ada

juga yang meribut tetapi tidak seperti santri laki-laki.

Dari penelitian, yang peneliti lakukan di TPQ masjid mukhlishin. Peneliti

juga menemukan guru TPQ memberikan pelajaran kepada santri yang kurang

disiplin terhadap guru seperti guru memberikan pelajaran kepada santri, dengan

Page 84: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

68

melakukan pembicaraan lemah lembut kepada santri. Guru memberikan arahan

kepada santri yang suka meribut dalam pelaksanaan pmbelajaran berlangsung.

Dan santri mengganggu teman pada saat salat berlangsung. Peneliti juga melihat

guru memberikan nasihat berupa berbicara dengan lemah lembut kepada santri

karena santri yang seusia mereka cuma bisa diberikan saran dengan lemah

lembut. Jika dengan kekerasan guru mendidik santri. Maka santri TPQ tidak akan

berubah dan tidak bisa patuh kepada guru. Oleh sebab itu guru melakukan upaya

dalam menegakkan kedisiplinan santri yaitu dengan cara berbicara lemah lembut

kepada santri agar santri merasakan bahwa guru TPQ mempedulikan santri yang

ada di TPQ. Maka dari situlah proses pembelajaran akan mudah diterima oleh

santri.

Berdasarkan pernyataan di atas peneliti mewawancarai Ibu Kartini sebagai

berikut:

“Ada salah seorang santri kami bernama FA. Ketika belajar ibadah (PraktikSalat) jenazah disuruh ke depan dia mau. Beberapa kali saya suruh santri itutetap dia tidak mau. Dan akhirnya saya berbicara lemah lembut denganmemberikan masukan-masukan kepada santri tersebut serta saran bahwabelajar praktik ibadah ini harus langsung didemonstrasikan. Dan akhirnyadia mau tampil” (Wawancara peneliti dengan Ibu Kartini 09 Mei 2016).

Dari hasil wawancara di atas, lebih lanjut lagi peneliti juga mewawacarai

guru kelas III Bapak Gusial sebagai berikut:

“Saya mengajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Dalam proses belajarSKI banyak mengunakan metode tanya jawab. Lalu sewaktu sayamengajukan pertanyaan ada santri yang menunjuk-nunjuk temannya karenasudah sering sekali santri tersebut menunjuk-nunjuk temannya. Sementaradia sendiri tidak kunjung juga berani tampil menjawab pertanyaan tersebut.Dan akhirnya saya suruh santri menjawab pertanyaan yang saya ajukan diamembantah santri tersebut bilang saya tidak tau Pak. Dan akhirnya sayaberi saran pada santri tersebut dengan nada yang lemah lembut supaya

Page 85: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

69

jangan hanya menujuk-nujuk teman. Kalau sebenarnya kamu juga tidakbisa” (Wawancara peneliti dengan Bapak Gusrial 17 Mei 2016).

Berdasarkan pernyataan di atas, peneliti juga mewawancarai salah satu dari

santri kelas IV yang menjelaskan sebagai berikut:

“Ada sebagian dari guru saya yang memiliki sikap lemah lembut kepadasaya. Beliau tidak pernah memarahi saya ketika belajar. Saat belajar senibaca Al-Quran dia selalu menunjukkan cara membaca yang benar kepadasaya meskipun saya sering sekali mengalami kesalahan dalam membaca Al-Quran” (Wawancara peneliti dengan santri kelas IV yang bernama Fikri 18Mei 2016).

Lebih lanjut dari pernyataan di atas, peneliti juga mewawancarai salah satu

dari orang tua santri Ibu Wiwik yang menjelaskan sebagai berikut:

“Saya pernah datang ke TPQ membayar uang SPP anak Delisa. Sayamelihat ada dari santri yang keluar masuk lokal. Lalu guru TPQ berbicaralemah lembut kepada santrinya yang keluar masuk tadi. Agar santri tidakkeluar masuk karena kita hanya sebentar belajar ananda. Sebentar lagi kitajuga akan pulang jadi jangan ada yang keluar masuk lokal” (Wawancarapeneliti dengan tua santri Ibu Wiwik 21 Mei 2016).

Dari penjelasan peneliti di atas, dapatlah peneliti ambil kesimpulan yaitu

untuk membuat santri yang baik dan disiplin. Maka guru juga harus disiplin apa

lagi seorang guru yang memberikan contoh dan juga dicontohi oleh santri-santri.

Selain itu santri/anak suka dengan seorang guru yang dekat dengannya apa lagi

guru tersebut bisa membimbingnya, memberikan motivasi dan berbicara lemah

lembut. Maka santri akan mendengarkan kata-kata guru tersebut. Oleh itu seorang

guru harus memiliki sikap yang ramah kepada santrinya.

5.1.5 Guru Menanamkan Sikap Sosial antar Santri

Dari penelitian yang peneliti lakukan di TPQ Masjid Mukhlishin. Peneliti

menemukan guru yang menanamkan sikap sosial antar santri. Dalam hal ini

terlihat disaat ada temannya yang sakit maka teman yang lain ikut merasakannya.

Page 86: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

70

Selain itu jika ada teman yang sedang menderita sakit. Maka seluruh lokal akan

memgumpulkan uang dan uang tersebut akan diberikan kepada santri yang sakit

tersebut. Selain itu guru TPQ juga memberi motivasi kepada santri yang

menderita sakit tersebut semoga temannya cepat sembuh dan bisa cepat

melaksanakan belajar lagi.

Berdasarkan pernyataan diatas peneliti mewawancarai Ibu Karniti tentang

sikap sosial antar santri sebagai berikut:

“Ada seorang santri kami yang suku mencela teman-temannya. Celaannyabermacam-macam ada dia bilang temannya jelek, kulit hitam, pendek,bodoh penakut dan lain-lain. Suatu hari santri yang mencela itu dirawat dirumah sakit lalu kami bersama-sama membezuknya, dan kami membawahbuah tangan ke rumahnya. Dari hasil jemuan teman-temannya disanalahkami sebagai guru mendidik santri. Hal ini supaya setiap santri mempunyaisikap sosial antar santri walaupun santri tersebut saling berbuat tidak baikkepada kita” (Wawancara peneliti dengan Ibu Kartini 05 Mei 2016).

Lebih lanjut lagi peneliti juga mewawancarai santri TPQ kelas III Masjid

Mukhlishin yang bernama Muhammad Farid sebagai berikut:

“3 bulan yang lalu saya mengalami kecelakaan. Teman-teman semua santriyang membezuk saya ke rumah. Saya pikir hanya santri kelas 3 saja yangdatang ternyata semua kelas datang juga. Mereka membawa buah tangandan beberapa jumlah uang hasil iuran mereka. Saya sangat senag waktu itukarena semua kelas datang membesuk saya. Dan saya berpikir itu tandanyamereka semua peduli dan perhatian sama saya” (Wawancara penelitidengan santri Muhammad Farid 10 Mei 2016).

Lebih lanjut lagi dari penjelasan di atas, peneliti juga mewawancarai Ibu

Arihatis dia menjelaskan sebagai berikut:

“Guru menanamkan sikap sosial antar santri. Saya melihat dari kedatanganguru TPQ dan santri ke tempat Muhammad Farid. Memang terlihattindakan yang dilakukan guru kepada anak saya. Memang sikap sosial yangditanamkan oleh guru kepada semua santri terlihat ketika anak saya sakitPak. Mereka semua dari guru dan dari semua santri dari kelas I sampaikelas IV datang semua melihat anak saya Muhammad Farid pak. Dan

Page 87: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

71

mereka juga membawa buah tanggan dan sedikt uang” (Wawancara penelitidengan orang tua santri Ibu Arihatis 13 Mei 2016).

Dari penjelasan di atas, peneliti juga mewawancarai Bapak M. Zuhri guru

TPQ kelas I dia menjelaskan sebagai berikut:

“Memang benar kami mengajarkan sikap peduli kepada setiap santri tidakhanya dengan teman sekelasnya. Tetapi juga teman-teman di kelas lainnya.Apabila ada salah satu dari temannya yang kemalangan maka kamibersama-sama semua kelas ikut memperhatikannya” (Wawancara penelitidengan Bapak M. Zuhri 11 Mei 2016).

Dari hasil peneliti di atas, dapatlah peneliti ambil kesimpulan yaitu bahwa

guru di TPQ menanamkan sikap sosial antar santri. Dan guru juga mengajarkan

bahwa setiap santri saling membutuhkan satu sama lainnya karena kita adalah

makhluk sosial. Hal ini terlihat jika ada dari santri TPQ Masjid Mukhlishin yang

sakit. Maka semua kelas yang lain akan bersama-sama melihatnya.

5.1.6 Pemberian Reward dan Punishment

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan di TPQ Masjid Mukhlishin

Kampung Olo Nanggalo Kota Padang. Bahwa guru TPQ selalu memberikan

hadiah dan pujian kepada santri. Hal ini dilakukan guna untuk meningkatan

pembelajaran terhadap santri agar santri selalu semangat dalam melaksanakan

pembelajaran yang disampaikan oleh guru kepada santri. Disamping itu reward

ataupun penghargaan salah satu cara untuk meningkatkan minat santri dalam

pelaksanaan pembelajaran untuk berani mengajukan bertanya kepada guru. Dan

melatih mental santri untuk bisa tampil ke depan gurunya ataupun kepada teman-

temanya.

Page 88: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

72

Tujuan pemberian penghargaan dan pujian kepada TPQ Masjid Mukhlishin

adalah untuk mendorong santri agar lebih giat dalam belajar. Memberi apresiasi

atau usaha santri, menumbuhkan persaingan yang sehat antar santri, dan juga

meningkatkan prestasi mereka dalam melaksanakan belajar di TPQ ataupun di

tempat sekolah lainnya.

Disamping pemberian reward yang dilakukan guru TPQ Masjid

Mukhlishin. Untuk meningkatkan proses dalam pembelajaran guru juga

memberikan punishment kepada santri agar santri selalu mengarah pada sebuah

tingkah laku agar sesuai dengan tingkah laku yang berlaku secara umum

sebagaimana mestinya yang dilakukan oleh santri TPQ yang lainnya. Dalam hal

ini berupa hukuman yang diberikan guru ketika santri melanggar aturan. Tingkah

laku santri yang tidak diharapkan oleh guru yang bersangkutan tidak memberikan

respon atau tidak menampilkan sebuah tingkah laku yang diharapkan maka guru

akan memberikan sanksi kepada santri yang tidak patuh tersebut.

Berdasarkan penjelasakan di atas, maka peneliti mewawancarai salah satu

guru TPQ Ibu Kartini yang menjelaskan sebagai berikut:

“Bagi santri yang berprestasi kami selalu memberinya reward. Prestasidisini tidak hanya perstasi akademis saja tetapi juga dari segi sikapnya.Setiap semester kami mengadakan pemilihan santri yang tauladan. Denganadanya pemilihan santri tauladan ini kami berharap masing-masing santriagar termotivasi untuk bersikap disiplin. Dan beretika sesuai dengan yangkami ajarkan. Hasilnya memang santri berlomba-lomba untuk jadi santritauladan. Santri yang terpilih bukan dilihat dari akademisnya tapi dilihatdari perilaku santri selama belajar” (Wawancara peneliti dengan Ibu Kartini09 Mei 2016).

Page 89: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

73

Lebih lanjut lagi peneliti juga mewawancarai santri menjelaskan sebagai

berikut:

“Saya pernah menjawab pertanyaan dari guru yang melontarkan pertanyaankepada saya. Waktu saya belajar dengan Ibu Zenita ketika itu saya dapatmenjawab pertanyaan dari Ibu Zenita. Lalu beliau mengatakan kepada sayakamu pintar dan dia memberikan saya reward berupa uang sebesarRp2.000,00. Dan teman-teman yang lain juga termotivasi untuk sepertisaya” (Wawancara peneliti dengan santri Salsabila 15 Mei 2016).

Berdasarkan pernyataan di atas, peneliti juga mewawancarai salah satu dari

guru TPQ kelas IV yang menjelaskan sebagai berikut:

“Pemberian reward yang sering dilakukan untuk membimbing santri. Agarsantri lebih giat dalam belajar seperti, santri yang bisa menjawabpertanyaan dengan baik dia akan diberikan reward berupa hadiah seperti,buku, permen, uang sebeser. Rp2.000,00 bagi santri yang tidak bisamenjawab pertanyaan dari Ibu diberikan tugas rumah. Hal ini menanamkansikap pembinaan kepada santri agar lebih giat dalam belajar” (Wawancarapeneliti dengan Ibu Zenita 11 Mei 2016).

Lebih lanjut lagi dari pernyataan di atas, peneliti juga mewawancarai salah

satu dari orang tua santri Ibu Hadismar yang menjelaskan sebagai berikut:

“Pemberian reward yang diberikan guru kepada santri memang benar pak,anak saya Khalisa Madina mengatakan kepada saya bu saya mendapatkanhadiah dari guru di TPQ uang Rp2.000,00 saat saya bisa menjawabpertanyaan dari guru. Saya sangat senang bu jawab anak saya pak”(Wawancara peneliti dengan orang tua santri ibu Hadismar 16 Mei 2016).

Pada saat evaluasi Didikan Subuh santri disuruh guru untuk hafalan doa

pendek. Bagi santri yang bisa diberi uang Rp5.000,00 dan bagi santri yang tidak

dapat bagian dari pentanyaan guru mengatakan kepada santri minggu besok lagi

Ibu adakan lagi.

Dari penjelasan yang peliti lakuakan dengan guru TPQ Masjid Mukhlishin

di atas. Maka peneliti memberikan kesimpulan, bahwa untuk meningkatkan

perestasi santri. Maka guru TPQ jangan bosan-bosan memberikan motivasi

Page 90: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

74

kepada santri. Selain itu Reward dan Punishmant merupakan hal yang paling

utama dilakukan guru terhadap santri. Hal ini dilakukan guru agar santri merasa

diperhatikan dalam melaksanakan belajar.

5.1.7 Mengadakan Kerjasama Guru TPQ dengan Orang Tua Santri

Berdasarkan penelitian, yang peneliti lakukan di TPQ Masjid Mukhlishin

02 Mei 2016. Peneliti melihat bahwa ada dari salah satu orang tua santri yang

sering pergi ke TPQ melihat anaknya apakah anaknya belajar atau tidak. Hal ini

menunjukkan bahwa adanya hubungan orang tua dengan guru. Selain itu peneliti

juga melihat adanya komunikasi orang tua santri dengan guru TPQ yaitu disaat

orang tua santri mengantar anaknya ke TPQ. Sementara itu orang tua santri juga

menanyakan kepada guru TPQ bagaimana perkembangan anaknya dalam

melaksanakan pembelajaran di TPQ seperti, orang tua santri menanyakan guru

tentang anaknya dalam membaca Al-Quran, menulis tulisan Arab, akidah akhlak,

dan praktik salat. Dari pertanyaan yang dilontarkan orang tua santri peneliti

melihat guru TPQ menyampaikan kepada orang tua santri. Agar selalu memantau

anak-anak di rumah dalam membaca melaksanakan salat dan juga dalam

membaca Al-Quran. Ya Buk kalau di TPQ seperti inilah Buk keadaannya

santri/anak kita disini. Ada sebagian santri yang bisa sudah bisa membaca Al-

Quran dan ada yang masih terbatah-batah buk. Begitu juga Buk dengan praktek

salat mereka ada yang sudah baik dalam pembacaannya ada yang harus

dibenarkan lagi. Oleh karena itu kami guru-guru disini memohon kepada Ibu

bantuan kerja samanya dalam mendidikan santri-santri kita.

Page 91: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

75

Selain itu peneliti juga melihat guru TPQ memberikan buku kontrol kepada

santri TPQ Masjid Mukhlishin. Untuk dapat melaksanakan salat Ashar secara

berjamaah. Buku kontrol tersebut diisi oleh santri sendiri kemudian pada akhir

semester buku itu dikumpulkan keguru lagi. Selain itu guru memberikan tugas

kepada ketua kelas masing-masing agar menghendel seluruh teman selokalnya.

Bagi santri yang tidak salat ataupun santri yang ribut. Maka ketua dari masing-

masing santri akan melaporkannya kepada guru. Hal ini dilakukan guru supaya

santri nantinya terbiasa dalam pelaksanaan salat dan juga disiplin dikemudian

harinya.

Dari pernyataan di atas, peneliti mewawancarai Kepala TPQ Bapak Nafril

HS sebagai berikut:

“Diantara kerjasama guru di TPQ dengan orang tua santri ada buku kontrolsalat santri yang kami berikan kepada santri. Buku kontrol ini diberikankepada santri guna melihat salat santri di rumah. Selain itu kami jugamenyuruh santri TPQ Masjid Mukhlishin melaksanakan salat Ashar secaraberjamaah yang bisa dikontrol dan diawasi oleh guru TPQ saat santri masihberada di Masjid Mukhlishin. Selebihnya orang tua di rumah karena santrilebih banyak waktu di rumah dibandingkan waktu belajar di TPQ.Sementara dari buku kontrol salat kami dapat melihat perkembangan ibadahsalat masing-masing santri dirumah” (Wawancara peneliti dengan kepalaTPQ Bapak Nafril HS 10 Mei 2016).

Lebih lanjut lagi, peneliti juga mewawancarai Bapak Gusrial sebagai guru

kelas III TPQ Masjid Mukhlishin yang menjelaskan sebagai berikut:

“Dari beberapa santri yang bermasalah di TPQ. Kami selalu memberikankepada mereka beberapa kali toleransi serta peringatan kepada mereka.Apabila mereka belum juga berubah maka kami akan memanggil orangtuanya. Kami akan menceritakan bagaimana sikap santri selama belajar diTPQ kepada orang tua santri tersebut. Dan kami minta kerjasama untuklebih mengontrol secara berkesinambungan terhadap perilaku santri. Jikalingkungan keluarga dan lingkungan TPQ saling mendukung maka insyaAllah sedikit banyaknya akan berdampak positif bagi pertumbuhan dan

Page 92: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

76

perkembangan santri terutama dalam kedisiplinan mereka” (Wawancarapeneliti dengan Bapak Gusrial 11 Mei 2016).

Selanjutnya peneliti juga mewawancarai salah satu dari orang tua santri Ibu

Ide yang menjelaskan sebagai berikut:

“Saya sangat mendukung sekali program dan kurikulum yang dilaksanakandi TPQ ini. Banyak manfaat yang saya peroleh dari guru TPQ apa lagimanfaat yang didapatkan anak saya. Contohnya saja dia bisa menghafalayat-ayat pendek, menghafal doa-doa, dan selalu melaksanakan ibadah salatdengan tepat waktu dirumah. Dan juga pernah suatu ketika anak sayapulang dari sekolah siang hari sekitar jam 13.00 WIB. Dia langsungmelaksanakan salat Zuhur, dan saya berbicara pada dia kamu mau salatapa?. Dia bilang mau salat Zuhur Bu katanya. Dan saya berpikir bahwahubungan guru TPQ dengan orang tua santri itu harus ada. Dan sayamelihat ada perubahan kearah positif pada anak saya” (Wawancara penelitidengan orang tua santri Ibu Ide 14 Mei 2016).

Lebih lanjut lagi, peneliti juga mewawancarai salah satu dari orang tua

santri Ibu Lis Ashar yang menjelaskan sebagai berikut:

“Saya sering menjalin hubungan dengan guru-guru di TPQ. Dalammenegakkan kedisiplinan anak saya. Tidak hanya mengingatkan dalambelajar Al-Quran, ibadah salat, atau ibadah lainya. Melainkan kesemuaibadah dan tigkah laku santri harus dirobah” (Wawancara peneliti denganIbu Lis Azhar 14 Mei 2016).

Selain itu peneliti juga wewancarai guru di TPQ Masjid Mukhlishin Ibu

Zenita, tentang bentuk kerjasama guru TPQ dengan orang tua santri yang mana

dia mengatakan kepada peneliti sebagai berikut:

“Saya sebagai guru di TPQ Masjid Mukhlishin sering menjalin hubungankerjasama antara guru TPQ dengan orang tua santri. Dalam memantaumereka saya sering mengingatkan kepada orang tua santri untuk selalumengulangi pelajaran anaknya di rumah. Supaya dalam prosespembelajaran nanti tidak terlalu susah menjelaskan kepada mereka”(Wawancara peneliti dengan Ibu Zenita11 Mei 2016).

Dari hasil peneliti lakukan di atas, dapatlah peneliti berikan kesimpulan

bahwa untuk menegakkan kedisiplinan santri yaitu dengan melakukan pemberian

Page 93: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

77

buku kontrol salat kepada santri. Selain itu kerjasama orang tua santri dengan

guru TPQ sangat dibutuhkan karena dengan ada kerjasama guru dan orang tua

santri. Maka santri Masjid Mukhlishin akan bisa terkontrol dan juga dapat

menjadi santri yang disilpin dikemudian hari.

5.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka peneliti menemukan berbagai

upaya yang dilakukan oleh guru di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo

Nanggalo Kota Padang. Dalam menegakkan kedisiplinan kepada santri seperti,

yang dikemukakan pada teori behaviorisme B F. Skinner yang berpendapat

bawah belajar merupakan sebuah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman. Belajar merupakan akibat adaya interaksi antara stimulus (S) respon

(R). Menurut teori behaviorisme bahwa dalam belajar yang penting yaitu adanya

input berupa stimulus dan output yang berupa respon. Maka dari itu pembelajaran

yang disampaikan oleh guru kepada santri akan berdampak positif bagi santri jika

stimulus yang dilakukan guru kepada santri di TPQ sesuai. Maka stimulus yang

diberikan guru akan direspon dengan baik oleh santri.

Dari hasil penelitian di atas, dapatlah penelitim jelaskan bahwa Upaya yang

dilakukan Guru dalam Menegakkan Kedisiplinan Santri di Taman Pendidikan Al-

Quran (TPQ) Kampung Olo Nanggalo Kota Padang sebagai berikut:

Guru memberikan ketaulandan, dalam proses belajaran mengajar (PBM)

guru memberikan stimulus kepada santri berupa tindakan yang bisa dicontoh oleh

santri. Stimulus dalam artian tindakan guru yang bisa diterapkan oleh santri yaitu

Page 94: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

78

berupa respon agar santri mencontoh apa yang dilakukan guru dapat direspon

dengan baik oleh santri.

Sikap toleransi guru terhadap santri dalam peroses belajar mengajar. Guru

memberikan stimulus kepada santri berupa tindakan yang diberikan guru kepada

santri. Dalam konteks ini penguat (reinforcer) dan pengukum (punishment) jika

tindakan itu nyata tidak mengubah perilaku norma pembelajaran pada santri.

Maka guru harus memberikan stimulus yang kuat kepada santri agar bisa

direspon santri. Oleh karena itu sikap toleransi harus dimiliki guru terhadap santri

agar santri tidak merasakan tindakan yang tidak baik yang dilakukan guru kepada

santri.

Guru memberikan nasihat dalam peroses belajar mengajar. Dalam proses

pembelajaran tidak berkemungkinan santri berjalan dengan maksimal, tetapi ada

juga kurang maksimal yang diberikan oleh guru terhadap santri seperti,

ditemukan santri meribut ketika pelajaran berlangsung, santri yang mengganggu

teman saat belajar, membantah perintah guru, santri yang suka mencela sesama

teman, dan santri yang suka keluar masuk lokal tanpa seizin guru. Dalam hal ini

guru hendaknya memberikan stimulus dengan baik kepada santri dan juga dapat

memberikan nasihat kepada santri, agar santri bisa menjadi santri yang disiplin

dikemudian harinya.

Berbicara lemah lembut dalam peroses belajar mengajar. Dalam teori

behaviorisme proses pembelajaran merupakan suatu tindakan yang harus

dilakukan guru terhadap santri berupa stimulus dan respon. Jika guru

menyampaikan pembelajaran dengan baik kepada santri maka proses

Page 95: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

79

pembelajaran bisa diterima oleh santri. Dalam hal ini yaitu hendaknya guru

menyampaikan pelajaran dengan berbicara lemah lembut kepada santri agar

pelajaran yang disampaikan guru bisa diterma dengan baik oleh santri.

Guru menanamkan sikap sosial antar santri dalam proses belajar mengajar.

Pelaksanaan pembelajaran di TPQ guru mengajarkan kepada santri sikap sosial

antar santri. Dalam hal ini dapat dilihat rasa perhatian antara mereka seperti, jika

ada dari teman mereka yang sakit maka santri yang lain bersama-sama

melihatnya ke rumah dan santri yang ketinggalan membawa pensil santri yang

lain memberikan pinjaman terhadap santri lain. Oleh karena itu stimulus yang

diberikan guru terhadap santri bisa diterima oleh santri dengan baik.

Pemberian Reward Dan Punishment dalam peroses belajar mengajar.

Pemberian reward dan punishment yang diberikan guru kepada santri yaitu

dengan melakukan proses pembelajaran yang diberikan guru melalui stimulus (S)

nya kepada santri berupa respon (R) nya. Misalnya seorang santri yang belajar

dengan giat maka dia akan mampu menjawab banyak pertanyaan dalam ulangan

ataupun ujian yang diberikan guru kepada santri yang ada di Taman Pendidikan

Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin sekalipun. Kemudian seorang guru

hendaknya memberikan penghargaan kepada santri tersebut sebagai penguatan

terhadap respon maka guru hendaknya memberikan nilai yang tinggi kepada

santri berupa pujian ataupun hadiah. Dari pemberian hadiah dan penghargaan

tersebut maka santri akan belajar lebih rajin dan lebih giat lagi.

Mengadakan kerjasama guru TPQ dengan orang tua santri. Dalam

mencapai hasil pembelajaran yang maksimal maka harus adanya hubungan guru

Page 96: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

80

dengan orang tua santri yang ada di TPQ. Hubungan ini agar proses

pembelajaran bisa ditanya oleh orang tua santri kepada santri/anaknya apakah

mereka belajar atau tidak di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid

Mukhlishin. Oleh karenanya diperlukan hubungan antara guru dan orang tua

santri.

Page 97: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

81

BAB VIPENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka kesimpulan yang didapatkan tentang

Upaya Guru Dalam Menegakkan Kedisiplinan Santri di Taman Pendidikan Al-

Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang adalah:

1. Guru memberikan ketauladan yaitu guru yang dapat memberikan nilai-nilai

positif kepada santri, dan dapat dicontoh oleh santri terhadap apa yang

diberikan guru kepada santri.

2. Sikap toleransi guru terhadap santri yaitu guru di TPQ Masjid Mukhlishin

tidak langsung memarahi santri yang terlambat datang ke TPQ, tetapi guru

menanyakan kepada santri kenapa ananda bisa terlamat datang ke TPQ.

3. Guru memberikan nasihat kepada santri dalam proses pelaksanaan

pembelajaran. Terdapat santri yang suka mengganggu santri yang lain seperti;

mengganggu temannya belajar, mengambil buku temanya, dan juga tidak

memperhatikan guru ketika pelajaran berlangsung. Maka dari itu guru

memberikan nasihat kepada santri yang kurang disiplin tersebut agar tidak

mengganggu teman yang lain dalam proses belajaran mengajar berlangsung.

4. Guru berbicara lemah lembut dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat santri

yang sering mengganggu temannya ketika belajar seperti; santri yang suka

keluar masuk lokal tanpa seizin guru, santri yang tidak serius dalam belajar.

Maka dari itu guru TPQ memberikan arahan kepada santri dengan berbicara

lemah lembut kepada santri agar santri merasa dihargai oleh guru dan tidak

menggulangi lagi perilaku yang telah dibuatnya.

81

Page 98: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

82

5. Guru memberikan sikap sosial antar santri dalam meningkatkan rasa kepeduli

pada sesama santri seperti; santri yang sakit maka santri yang lain akan ikut

merasakan apa yang dirasakan oleh teman mereka.

6. Pemberian Reward dan Punishment dalam meningakatkan kemampuan belajar

pada santri maka guru melakukan pemberian reward pada santri berupa,

pujian, hadiah buku tulis, dan memberikan uang sebesar Rp2.000,00 kepada

santri. Selain reward guru memberikan punishment kepada santri bagi yang

melanggar peraturan di TPQ berupa; membersihkan tailet, kamar mandi, dan,

membersihkan lokal.

7. Kerjasama guru TPQ dengan orang tua santri dalam meningkatkan kompetensi

yang dimiliki santri. Maka guru dan orang tua santri harus melakukan

hubungan kerjasama antar mereka agar guru bisa menanyakan kepada orang

tua santri apakah anaknya mengulangi pelajaran di rumah atau tidak.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang dikemukakan di atas.

maka peneliti memberikan saran sebagai beriku:

1. Diharapkan kepada kepala TPQ supaya selalu mengawasi dengan ketat dalam

menegakkan kedisiplinan santri yang diperankan oleh guru TPQ Masjid

Mukhlishin kampung Olo Nanggalo Kota Padang terhadap santri.

2. Kepada majlis guru yang ada di TPQ Masjid Mukhlishin. Agar selalu

menegakkan kedisiplinan kepada santri sesuai dengan peraturan yang ada di

TPQ Masjid Mukhlishin.

Page 99: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

83

3. Kepada orang tua santri TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo

Kota Padang, agar lebih meningkatkan kerjasama dalam memperhatikan

santri/anaknya di rumah supaya menjadi santri/anak-anak yang disiplin

dikemudian hari.

Page 100: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

84

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Yatimin. 2007. Studi Akhlak Dalam Perspektif Al-Quran: PenerbitAmanah. Jakarta.

Abdurrahman, Muhammad. 2016. Menjadi Seorang Muslim Berakhlak Mulia.PT: Raja Grafindo Persada.

Ahmad, Kamaruzzaman. 2010. Pesantren dan Peradapan Islam. Diterbit olehPuslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan DiklatKementrian Agama RI.

Akmal, Dilek Http//2012.Cara Meningatkan Disiplin Siswa. Infolog-Sehat.Blogspot. Com

Arikunto, Suharimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Aunurrahman, 2009. Belajar dan Pembelajaran. Alfrabeta: Bandung.

Aziz, Hamka, Abdul. 2012 Karakter Guru Profesional Melahirkan Murid UnggulMenjawab Tantangan Masa Depan. Penerbit: Al Mawardi Prima. Jl.Pondok Pinag III No 5 Kemayoran Lama Jakarta Selatan.

Basrowi, Suwandi. 2012.Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabrta

Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group.

(Ed). 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja.

Hasbullah. 2011. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.

Hariyanto, Suyono. 2011. Belajar dan Pembelajaran: PT. Remaja Rosada Karya.

Haedari, Amiem. 2010. Pesentren dan Peradapan Islam, di Terbitkan olehPuslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang Dan DiklatKementerian Agama RI.

Hosein Basri Hasan, 2014. KePGRIan. Pengurus PGRI Prov: Sumbar.

Imran, Ali. 2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: BumiAksara

Indra, Hasbi. 2013. Pedoman Penyelenggaraan Taman Pendidikan Al-Quran(TKA/TKA) dan Taman Pendidikan Al-Quran (TPA/TPQ). DirektoratPendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Jendral PendidikanIslam kementrian Agama RI.

Page 101: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

85

.2013. Pedoman Kurikulum Taman Pendidikan Al-Quran (TKA/TKA) danTaman Pendidikan Al-Quran (TPA/TPQ). Direktorat Pendidikan Diniyahdan Pondok Pesantren Direktorat Jendral Pendidikan Islam kementrianAgama RI.

Madjid Nurcholish. 1997. Bilik-bilik Pesentren Sebuah Potren Perjalanan.Penerbit: Parmadina. Jl. Metro Pondok Indah.

Moleong, Lexy J. 2010. Metodolpogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT RemajaRosda Karya.

2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Milles, Matthew, A, dan Huberman, A. Micheal. 1992. Analisis Data Kualitatif.Jakarta: Universitas. Indonesia (UI-Press.

Nazir, Moh. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Ritzer, George. 2007. Sosiologi. Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Rahman, Dkk. 2014. Kode Etik Profesi Guru. Penerbit Prestasi Pustaka Raya-Jakarta: Indonesia.

Rosady, Ruslan. 2013. Metode Penelitian Public Reations dan Komunikasi. PT:Raja Grafindo persada, Jakarta.

Sa’aduddin, Dkk. 2006. Meneladani Akhlak Nabi Membangun KepribadianMuslim. Diterbitkan oleh PT: Remaja Rosda karya.

Sudarwan. 2011. Pengembangan Profesi Guru dari Pra Jabatan InduksiKeprofesional Madani. Jakarta: Kencana.

Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. CV:Alfabeta. Jl. Gegerkalong Hilir No. 84 Bandung.

Sugiyono, 2012 Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. CV: Alfabeta. Jl.Gegerkalong Hilir No. 84 Bandung.

2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Syahirman Dkk. 2007. Lancar Membaca dan Menulis Al-Quran (LAMMA).Diterbit. Badan Kerja Sama TPA/TPSA Kota Padang.

Page 102: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

86

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indinesia Edisi Baru. 2013. Kamus BesarBahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: PT Media Pustaka Phoenix.

Yusuf, Muri. 2005. Metode Penelitian. Padang: UNP Press

SKRIPSI

Apriliani Fitri. 2015 Skripsi yang berjudul “Upaya Guru dalam MeningkatkanKedisiplinan Siswa di SMA PP DR M. Natsir Batu Bagirik KecamatanLembah Gumanti Kabupaten Solok”. Skripsi Program Studi PendidikanSosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat, Padang 2015.

Eka Fitria. 2015 Skripsi yang berjudul “Persepsi Peserta Didik TentangKedisiplinan yang Diterapkan Oleh Guru Sma N 1 Sipora SelatanKabupaten Mentawai”. Skripsi Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIPPGRI Sumatera Barat, Padang 2015.

Ratna Wilis. 2013. Skripsi berjudul ”Fungsi Kartu Hijau (Izin) untukMeningkatkan Disiplin Siswa Dalam Proses Pembelajaran di SMA N 3Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan”. Program Studi PendidikanSosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat, Padang, 2013.

Vebi Febrina. 2014 Skripsi berjudul “Perilaku Menyimpang Peserta Didik dalamProses Pembelajaran di SMA N 2 Lenggayang Kabupaten Pesisir Selatan(Studi kasus kelas XI IPS 3 SMA N 2 Lenggayang Kabupaten PesisirSelatan)” Skripsi Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRISumatera Barat, Padang 2014.

Page 103: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

87

Lampiran 1

RIWAYAT HIDUP

1. Identitas Diri

Nama : Umar Dani

Tempat/Tanggal Lahir : Bukit, 07 Mei 1990

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Suku : Melayu

Alamat : Jl. Gajah Mada No 23 A Pangilun Kota Padang

Telepon/HP : 082378436333

2. Pendidikan

Tahun 1998-2004 : Sekolah Dasar Negeri 123 Bukit

Tahun 2005-2008 : Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sarolangun

Tahun 2009-2011 : Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Sarolangun.

Tahun 2012-2016 : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(STKIP) PGRI Sumatera Barat. Jurusan

Pendidikan Sosiologi.

Page 104: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

88

Lampiran II

Pedoman Wawancara

Pertanyan untuk mencari tentang upaya guru dalam menegakkan kedisiplinan

santri di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung Olo

Nanggalo Kota Padang.

Identitas

Nama :

Jabatan :

Jenis kelamin :

Alamat :

Pertanyaan 1 Untuk kepala TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo

Nanggalo Kota Padang

a. Menurut Bapak bagaimana cara Bapak menegakkan kedisiplinan

santri di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota

Padang ini?

b. Bagaimana cara Bapak menegakkan kedisiplinan terhadap guru-guru

TPQ agar santri bisa disiplin?

c. Apakah ada kerjasama antara Bapak dengan guru dalam menegakkan

kedisiplinan santri di TPQ Masjid Mukkhshin Kampung Olo

Nanggalo ini?

d. Menurut Bapak kerjasama seperti apa yang Bapak lakukan dengan

majlis guru di TPQ Masjid Mukkhlishin Kampung Olo Nanggalo ini?

Page 105: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

89

e. Menurut Bapak apa saja kendala yang ditemukan dalam menegakkan

kedisiplinan santri di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo

Nanggalo Kota Padang?

f. Apa harapan Bapak kedepan terkait dengan upaya guru dalam

menegakkan kedisiplinan santri di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung

Olo Nanggalo Kota Padang?

g. Apa saja upaya yang Bapak lakukan dalam menegakkan kedisiplinan

santri di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota

Padang?

Pertanyaan 2 Untuk guru TPQ dan orang tua santri

Identitas

Nama :

Jabatan :

Jenis kelamin :

Alamat :

Pertanyaan

a. Menurut Bapak/Ibu bagaimana kedisiplinan santri di TPQ Masjid

Mukhlishin saat pelaksanaan pembelajaran dimulai?

b. Menurut Bapak/Ibu apakah ada hubungan kerjasama antara guru

dengan orang tua santri dalam menegakkan kedisiplinan santri di TPQ

Masjid Mukkhlishin Kampung Olo Nanggalo ini?

c. Apa saja bentuk kedisiplinan yang telah Bapak/Ibu lakukan di TPQ

Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang?

Page 106: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

90

d. Bagaimana cara Bapak/Ibu menerapkan kedisiplinan terhadap santri

yang melanggar tata tertib di TPQ Masjid Mukhlishin?

e. Apakah ada kendala Bapak/Ibu temukan dalam menegakkan

kedisiplinan santri di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo

Nanggalo Kota Padang?

f. Apa saja upaya yang Bapak/Ibu lakukan dalam menegakkan

kedisiplinan santri di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo

Nanggalo Kita Padang?

Pertanyaan, 3 Untuk santri TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo

Nanggalo Kota Padang

Identitas

Nama :

Jenis kelamin :

Alamat :

Pertanyaan

a. Jam berapa TPQ ini masuk ananda?

b. Apa saja aturan yang ada di TPQ Masjid Mukhlishin ananda?

c. Pernahkan ananda dihukum oleh guru TPQ terhadap perilaku ananda?

d. Hukuman seperti apa yang diberikan guru TPQ kepada ananda?

e. Menurut ananda kedisiplinan seperti apa diberikan guru TPQ kepada

ananda?

Page 107: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

91

f. Semenjak ananda belajar di TPQ apakah ada kerjasama antara guru

dengan orang tua ananda dalam menegakkan kedisiplinan di TPQ

Masjid Mukkhlishin Kampung Olo Nanggalo ini?

g. Apa yang menyebabkan ananda kurang disiplin dalam belajar di TPQ

Masjid Mukhlishin?

h. Sanksi seperti apa yang diberikan guru TPQ terhadap santri yang

melanggar peraturan?

Page 108: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

92

Lampiran III

Daftar Donatur Bulanan TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo NanggaloKota Padang Tahun 2015/2016

No Nama Jumlah

1 Ridwan Gama 2000 Rp50.000,002 Apikes Iris Rp50.000,003 Drs. Musli Rp50.000,004 Edilnus (Drs. Musli) Rp50.000,005 Hj. Huriani Rp25.000,006 Hj. Samsinar Rp50.000,007 Syahpilmar Rp35.000,008 H. Darwis Rp20.000,009 Drs.H. Adrimas Rp25.000,00

10 H.Syofyan Rp25.000,0011 Abd. Yarman Rp50.000,0012 Erizal, se/ Hj.Ratna Juita Rp15.000,0013 Hamba Allah / Murni Rp50.000,0014 Hj. Mawarni Syam Rp25.000,0015 Martini Rp25.000,0016 Irsyad, SE Rp25.000,0017 Adihartono (Sutan) Rp20.000,0018 Zaliani Rp15.000,0019 Hj. Lis Azhar Rp50.000,0020 Adris MS RP35.000,0021 Firmansyah (ALM) Rp25.000,0022 Skoldan, S.SOS Rp25.000,0023 Nurneli Rp20.000,0024 Indrawati Rp15.000,0025 Hj. Asnahrudin Rp15.000,0026 Andriatis, S.Pd.I Rp35.000,0027 Drs. H. Syafri Tanjung Rp35.000,0028 Hj. Fatimah Hamdal Rp50.000,0029 Edison Ilyas, SE, MM Rp35.000,0030 Hj. Zuriani Rp25.000,0031 Drs. H. Mudahar Rp15.000,0032 Ridwan (ALM) Rp50.000,0033 Wiwik Andriani, SE Rp25.000,0034 Hafrizal Rp20.000,00

Page 109: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

93

35 Rohani Rp20.000,0036 Prize /Depot Regy Rp50.000,0037 Naufil Abbas Rp50.000,0038 Oktaviandi Rianto Rp75.000,0039 Ariati Roza Rp20.000,0040 H. Ahmad Hanif Rp60.000,0041 Hadismar Rp20.000,0042 H. Sutan Rp20.000,0043 Hj. Mayani Rp25.000,0044 Yelva Jufri Rp20.000,0045 Ir. Zuwendra Rp50.000,0046 Bukhari Rp50.000,0047 Salma Rp15.000,0048 Darmawati Rp15.000,0049 Rafniati Rp35.000,0050 Yeni Narsyahrul Rp35.000,0051 Rosmini Rp20.000,0052 Asni Beti Aswar Rp25.000,0053 H. Irzal Mudatsir Rp20.000,0054 Irvan Jepara Rp50.000,0055 Afriani Jepara Rp25.000,0056 Murni ( Alm) Rp20.000,0057 Eri Z Rp15.000,0058 Rudi Tmr Rp20.000,0059 Hj. Yulinar Rp50.000,0060 Suroto Rp20.000,0061 Zakaria Rp50.000,0062 Winda Jepara Rp20.000,0063 Armiati Roza Rp25.000,0064 Harmonis Computer Rp50.000,0065 H. Nahril Rp50.000,00

Jumlah Rp2.105.000,00Sumber : Tata Usaha di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung Olo

Nanggalo Kota Padang Tahun 2015 /2016.

Page 110: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

94

Lampiran IV

Tata Tertib TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang.

Untuk meningkatkan ketahanan Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) dalam

rangka mengembangkan TPQ sebagai pusat pembelajaran agama Islam, maka

disusunlah pedoman tata-tertib guru dan santri sebagai berikut:

1. Mentaati semua aturan yang diputuskan oleh Kepala TPQ.

2. Melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.

3. Senantiasa memberi tauladan yang baik dan menjaga akhlaqul karimah

dalam mengajar.

4. Ikut bersama-sama santri Salat berjama’ah sesuai dengan jadwal mengajar.

5. Harus hadir pada saat DDS (Didikan Subuh).

6. Berbusana muslim/muslimah.

7. Menjaga kebersihan lingkungan TPQ dan sarana prasarana yang ada.

8. Menandatangani daftar hadir dan mengisi buku batas pelajaran santri.

9. Memberikan pengajaan pada santri sesuai dengan kurikulum yang

ditentukan.

10. Guru yang berhalangan hadir mohon memberi tahu dan membuat surat izin

kepada Kepala TPQ dan menghubungi guru yang lain sebagai pengantihnya

jam pelajaran.

Page 111: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

95

Untuk meningkatkan kemampuan santri Taman Pendidikan Al-Quran di

(TPQ) adapun tata tertib santri Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota

Padang sebagai berikut:

1. Santri harus terdaftar secara resmi sebagai santri TPQ Masjid Mukhlishin.

2. Santri harus memakai baju seragam setiap belajar sesuai dengan ketetapan

Badan Kerja Sama (BKS) TPQ Kota Padang dan kebijakan manajemen TPQ

Masjid Mukhlishin.

3. Santri harus Salat Subuh berjamaah di Masjid yang dilanjutkan dengan

Didikan Subuh (DDS) setiap Minggu. Salat Ashar berjamaah bagi yang

masuk jam 15:30 WIB.

4. Membawa buku dan peralatan tulis menulis yang dibutuhkan dalam proses

pembelajaran.

5. Santri harus hadir pada setiap pelajaran yang telah disepakati atau

dijadwalkan.

6. Apabila santri berhalangan hadir dalam mengukuti proses belajar,

santri wajib meminta izin kepada pengajar secara tertulis sebab-sebab santri

tidak hadir yang diketahui oleh Orangtua/wali santri, dan apabila tidak hadir

tanpa keterangan tiga hari berturut maka akan dilakukan pemanggilan

terhadap Oarangtua/wali santri.

7. Apabila santri tidak hadir tiga hari berturut-turut tanpa keterangan dianggap

keluar dan apabila ingin masuk lagi mendaftar seperti semula.

8. Dilarang izin meninggalkan kelas (kecuali ke toilet/keperluan serupa).

Page 112: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

96

9. Selama peroses pemblajaran berlangsung santri tidak diperkenankan

makan/minum di ruang kelas, mengganggu jalannya pelajaran, bermain-main

yang mengganggu teman, merusak sarana di TPQ dan Memakai barang-

barang berharga.

10. Ikut berperan menjaga kebersihan, keamanan, ketertiban, dan pemeliharaan

sarana dan prasarana serta lingkungan TPQ.

11. Santri yang sudah diperingatkan ternyata masih melangar tata tertib akan

diberi sangsi dengan tingkatan berupa teguran lisan, tertulis, membuat surat

pernyataan, pengurangan nilai sehingga tidak naik kelas, pemanggilan

orangtua/wali sampai dikeluarkan dari TPQ.

Page 113: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

97

Lampiran V

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gamabr 1: Guru TPQ Masjid Mukhlishin sedang MemberikanPembinaan Kepada Santri dalam Acara Didikan Subuh.

Gambar 2: Santri TPQ Masjid Mukhlishin sedang Memimpin MembacaDoa.

Page 114: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

98

Gamabr 3: Santri TPQ Masjid Mukhlishin sedang Membaca AyatSuci Al-Quran dalam Acara Didikan Subuh.

Gambar 4: Kepala TPQ Masjid Mukhlishin sedang MemberikanPembinaan Kepada Santri Kelas I.

Page 115: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

99

Gambar 5: Santri TPQ Masjid Mukhlishin kelas III sedang diberikanPembinaan oleh Guru kelas III ketika MenggangguTemannya.

Gamabar 6: Guru TPQ Masjid Mukhlishin Menyuruh Santri Kelas IVMengulangi Hafalannya ke Depan.

Page 116: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

100

Gambar 7: Wawancara Peneliti dengan Guru TPQ Kelas III TentangPerilaku Santri yang ada di TPQ Masjid Mukhlisin.

Gambar 8: Santri TPQ Masjid Mukhlishin sedang MelaksanakanPembelajaran dengan Tertib.

Page 117: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

101

Gambar 9: Guru TPQ Masjid Mukhlishin sedang Mengawasi UjianKenaikan Kelas.

Gambar 10: Guru TPQ memberikan hukuman kepada santri yangsuka mengganggu teman saat belajar, berupamembersihkan lantai tempat berwuduh.

Page 118: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

102

Gambar 11: Guru TPQ Memanggil Santri yang Bermasalah saatPulang dari TPQ.

Gambar 12: Hubungan Orang Tua Santri Dengan Guru TPQ Terlihatsedang Melihat Kehadiran Anaknya.

Page 119: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan

103

Gambar 13: Guru TPQ Memberikan Pembinaan Kepada Santri dalamMengambil Air Wuduh.

Page 120: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan
Page 121: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan
Page 122: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan
Page 123: repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4324/1/12070118-UMAR DANI... · STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris prodi pendidikan