i
ABSTRAK
UMAR DANI. (12070118). Upaya Guru Dalam Menegakkan KedisiplinanSantri di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin KampungOlo Nanggalo Kota Padang. Skripsi. Program Studi Pendidikan SosiologiSTKIP PGRI Sumatera Barat 2016.
Penelitian ini dilatar belakangi dengan adanya santri yang kurang disiplindalam melaksanakan tata tertib di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) MasjidMukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang antara lain: (Pertama) santriyang meribut ketika pelajaran berlangsung, (Kedua) santri yang menggangguteman saat belajar, (Ketiga) santri yang keluar masuk lokal ketika pelajaranberlangsung tanpa seizin guru, (Keempat) santri yang pergi ke toilet tanpa seizinguru, (Kelima) santri yang membantah perintah guru dan (Keenam) santri yangsering mencela sesama teman. Data menunjukkan 26 santri yang kurang disiplindalam melaksanakan tata tertib di TPQ tahun ajaran 2015-2016 dari 71 orangsantri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendikripsikan Upaya Guru dalamMenegakkan Kedisiplinan Santri di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) MasjidMukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori behaviorisme dari BF. Skinner. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengantipe deskriptif. Informan pada penelitian berjumlah 21 orang, kepala TPQ 1 orang,5 orang dari guru, 10 orang dari santri, dan 5 orang dari orang tua santri. Jenisdata yang digunakan ialah data primer dan data sekunder. Metode pengumpulandata dalam penelitian ini menggunakan observasi non partisipan, wawancaramendalam dan studi dokumen. Kemudian yang menjadi unit analisisnya adalahkelompok. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah denganmodel analisis data interaktif (Miles dan Huberman). Mencakup dalam empattahap yaitu: pengumpulan data, tahap reduksi data, tahap penyajian data dan tahapkesimpulan.
Hasil penelitian yang didapatkan oleh peneliti mengenai Upaya Guru DalamMenegakkan Kedisiplinan Santri di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) MasjidMukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang antara lain: (Pertama) gurumemberikan ketauladan seperti, guru yang menanamkan sikap disiplin. (Kedua)Sikap toleransi guru terhadap santri seperti, santri terlambat masuk. (Ketiga) gurumemberikan nasihat seperti, santri yang sering meribut ketika pelajaranberlangsung. (Keempat) guru berbicara lemah lembut seperti, menyampaikansejarah para nabi agar mudah dipahami oleh santri. (Kelima) guru menanamkansikap sosial antar santri seperti, menanamkan rasa kasih sayang pada santri.(Keenam) pemberian reward dan punishment seperti, guru hadiah dan hukumanpada santri dan (Ketujuh) Kerjasama guru TPQ dengan orang tua santri seperti,orang tua santri menanyakan kepada guru tentang perilaku anaknya di TPQ.
Kata Kunci: Upaya Guru, Kedisiplinan Santri
ii
ABSTRACT
UMAR DANI. (12070118). The Efforts Done By The Teachers To Make TheStudents Discipline At Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) MukhlishinMasjid Kampung Olo Nanggalo Padang. Essay. Sociology EducationProgram. STKIP PGRI West Sumatra, 2016.
The background of this research was the students lack of discipline inimplementing the regulation at Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) MasjidMukhlishin Kampung Olo Nanggalo, Padang City. For instance : (First) Studentswere noisy during the learning process (Second) Students disturbed their friends(Third) Students frequently went outside the class without their teacher’spermission (Fourth) Students also often went to the toilet without askingpermission first (Fifth) Students refused the teachers’ orders (Sixth) Studentsoften denounced their friends. The data showed that, there were 26 students from71 students who lack of discipline in implementing the regulation at TPQ inacademic year 2015-2016. The purpose of this research was to describe the effortsdone by teachers to make the students discipline at Taman Pendidikan Al-Quran(TPQ) Mukhlishin Masjid Kampung Olo Nanggalo Padang.
The research theory was behaviorism theory supported by B F. Skinner.This research was qualitative research with descriptive type. The number ofinformants were 21 people; the head of TPQ, five teachers, ten students, and fiveparents. The data used were primary data and secondary data. Technique of datacollection was a non-participant observation, in-depth interviews and documentstudy. Then the unit analysis was the group. The technique of data analysis usedwas interactive data analysis (Miles and Huberman). They were data collection,data reduction, data presentation and conclusion.
The results of this research were; (Rirst)The teachers became a goodmodel by implementing the regulation. (Secand) The tolerance given by teachersto students who came late to (Third) The teachers gave valuable advice to theboisterous students (Fourth) The teachers were well-mannered in speaking , liketelling them prophetess story (Fifth) The teachers taught them social attitudes,such as love and respect each others (Sixth) The teachers gave reward andpunishment to the students (Seventh) The good cooperation between teachers andstudents’ parents, such as the parents asked the teachers about their children'sbehavior in the TPQ.
Keywords: Teachers’ Efforts, Students’ Discipline.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis telah dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai
salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan program Strata-1
pada program studi pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat dengan
judul “Upaya Guru Dalam Menegakkan Kedisiplinan Santri di Taman
Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo
Kota Padang” ini dapat diselesaikn dengan baik. Shalawat dan salam semoga
selalu kita doakan kepada Allah SWT semoga senantiasa tercurahkan kehadiran
Nabi Muhammad SAW, sang uswatun khasanah sekaligus pemberi sayfaat umat
akhir zaman, kelak di Yaumil Akhir.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Maka pada
kesempatan ini dengan penuh ketulusan hati, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Yanti Sri Wahyuni, S.Pd, M.Pd selaku Pembimbing I, dan Ibu Yenita
Yatim, S.Sos, M.Pd selaku Pembimbing II yang selalu memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
2. Tim penguji Ibu Dra. Harisnawati, M.Pd, Bapak Salman Asshary, S.Ag,
M.Ag, dan Bapak Adiyalmon, S.Ag, M.Pd yang telah memberikan kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
iv
3. Ibu Dr. Zusmelia, M.Si selaku Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat.
Bapak Drs. Dasrizal, MP selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat.
4. Ibu Sri Melwaty, M.Pd, Ph.D selaku Waka Bidang Akademik dan
Administrasi Keuangan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) PGRI Sumatera Barat.
5. Bapak Jarudin, MA, Ph.D selaku Waka Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan
Kerjasama Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI
Sumatera Barat.
6. Ibu Dr. Maihasni, M.Si selaku ketua program studi pendidikan Sosiologi
STKIP PGRI Sumatera Barat dan Ibu Marleni, S.Pd, M.Pd selaku seketaris
prodi pendidikan Sosiologi beserta seluruh staf pengajar Sosiologi yang telah
memberikan bantuan, dorongan dan bimbingan serta arahan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Terima kasih kepada Ibu Rinel Fitlayeni, S.Sos, M.Pd selaku pembimbing
akademik yang telah banyak memberikan motivasi dan bantuan kepada
penulis.
8. Seluruh informan penelitian yang telah memberikan segala informasi yang
penulis butuhkan untuk penyelesaian skripsi ini.
9. Staf Administrasi, Keuangan, Perustakaan Sekolah Tinggi Keguruan dan
Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat yang telah memberikan
bantuan dan kemudahan demi penyelesaian skripsi ini.
v
10. Teristimewa ucapan terima kasih dari hati yang paling dalam untuk Ibunda
Rodia, yang sudah memberikan dorongan yang luar biasa kepada saya dan
ayah ananda H. Abdul Hamid tercinta. Terkhusus buat kakak ku Desmawati,
S.Th.I dan adik ku Khairulanwar dan Muhammad Ikbal yang sudah
memberikan semangat untuk kelangsungan studi ku hingga sampai ketahap
wisuda dan mendapat gelar S.Pd.
11. Terima kasih kepada Widiya Gusmaira, S.Pd.I, Doni Saputra Guslim, Indra
Yaldi terima kasih atas dukungan dan motivasinya selama ini.
12. Terima kasih kepada seluruh teman-teman seperjuangan Sosiologi Sesi 2012
D yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, dan juga teman-teman Sosiologi dari Sesi 2012 B
yang selalu menberikan motivasi kepada penulis demi penyelesaian skripsi
ini, dan terima kasih banyak buat teman-teman Sosiologi 2012 B telah
menerima saya belajar di lokal kalian selama 1 semester, dan seluruh teman-
teman Sosiologi BP 2012 penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada
teman-teman semua. Apa yang terjadi selama 4 tahun perkuliahan akan selalu
menjadi pengalaman yang dikenang.
13. Terima kasih kepada Bapak Dr. Syaffrudin, MA, Bapak H. Drs. Mudahar,
Bapak Drs. Nafril, bapak Drs. Mulyardi, MA, Ibu H. Symsinar, Bapak Sam,
Ibu Lyis Ashar, Uni Del, Bapak Hanif, Bapak Edison Ilyas SE, Ibu Ismar
Bapak Sopyan, Bapak Umar Ali, abang Akmal One Zainap, Ibu Hadismar,
Ibu wiwik, dan Ibu Yeni Nursahrul dan semua jemaah Masjid Mukhlishin
yang telah memberikan dorongan, motivasi, dan senyumnya kepada penulis.
vi
14. Terima kasih kepada kenonakan Necha Permata dan Aufa Nabila yang
sedang melanjutkan pendidikannya, Bibi Asma, Paman Mahmud, Nenek
Zainap, datuk Gani dan seluruh keluarga besar yang ada di Simpang Bukit
dan juga keluarga besar yang ada di Kampung Olo Nanggalo Kota Padang
yang selalu memberikan senyuman sebagai penyemangat bagi penulis.
Akhir kata dengan kerendahan hati atas kekurangan yang ada pada penulis,
dimana penulis berharap semoga skripsi ini mempunyai arti dan memberikan
manfaat kepada pembaca.
Padang, 29 Juli 2016
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HalamanHALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSIHALAMAN PENGESAHAN LULUS UJIAN SKRIPSIHALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIATABSTRAK ...................................................................................................... iABSTRACT ..................................................................................................... iiKATA PENGANTAR.................................................................................... iiiDAFTAR ISI................................................................................................... viiDAFTAR TABEL .......................................................................................... xDAFTAR GAMBAR...................................................................................... xiDAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang................................................................................. 11.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 101.3 Tujuan Penelitian............................................................................. 101.4 Manfaat Penelitian........................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Penjelasan Teoritis........................................................................... 122.2 Penjelasan Terkait dengan Permasalahan Penelitian....................... 13
2.2.1 Pengertian Guru ..................................................................... 132.2.2 Pengertian Santri .................................................................... 152.2.3 Kedisiplinan............................................................................ 162.2.4 Bentuk Menegakkan Kedisiplinan.......................................... 172.2.6 Taman Pendidikan Al-Quran.................................................. 18
2.3 Penelitian Relevan ............................................................................ 18
BAB III METODE PENELITIAN3.1 Pendekatan dan Tipe Penelitian....................................................... 233.2 Informan Penelitian ......................................................................... 243.3 Jenis Data......................................................................................... 27
3.3.1 Data Perimer........................................................................... 273.3.2 Data Sekunder ........................................................................ 28
3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 283.4.1 Observasi (Pengamatan)......................................................... 293.4.2 Wawancara............................................................................. 302.2.3 Studi Dokumen ...................................................................... 32
3.5 Unit Analisis .................................................................................... 333.6 Analisis Data ................................................................................... 333.7 Lokasi Penelitian ............................................................................. 373.8 Jadwal Penelitian ............................................................................. 38
viii
3.9 Definisi Operasional Konsep........................................................... 383.9.1 Upaya Guru ............................................................................ 383.9.2 Menegakkan Kedisiplinan Santri ........................................... 393.9.3.Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) ...................................... 39
BAB IV GAMBARAN UMUM TPQ MASJID MUKHLISHIN4.1 Sejarah Besrdirinya TPQ Masjid Mukhlishin ................................. 404.2 Visi Misi Tujuan dan Tata Tertib TPQ Masjid Mukhlishin ............ 43
4.2.1 Visi TPQ................................................................................. 444.2.2 Misi TPQ ................................................................................ 444.2.3 Tujuan TPQ ............................................................................ 44
4.3 Struktur Kepengurusan TPQ ......................................................... 454.4 Sarana dan Prasarana ....................................................................... 464.5 Jumlah Santri di TPQ ...................................................................... 474.6 Sumber Pendanaan .......................................................................... 484.7 Kurikulum TPQ ............................................................................... 49
4.7.1 Pengertian............................................................................... 494.7.2 Tujuan..................................................................................... 494.7.3 Perogram Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ)...................... 524.7.4 Sistem Evaluasi ...................................................................... 52
4.8 Kurikulum Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) MasjidMukhlishin....................................................................................... 534.8.1 Pengertian ............................................................................... 534.8.2 Tujuan .................................................................................... 53
4.9 Program Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ)Masjid Mukhlishin........................................................................... 54
4.10 Pengelompokan Bidang Studi ......................................................... 554.11 Syarat Belajar .................................................................................. 554.12 Sistem Belajar.................................................................................. 554.13 Sistem Evaluasi ............................................................................... 56
BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN5.1 Upaya Guru dalam Menegakkan Kedisiplinan Santri di Taman
Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin KampungOlo Kota Padang.............................................................................. 585.1.1 Guru Sebagai Tauladan .......................................................... 595.1.2 Sikap Toleransi Guru Terhadap Santri................................... 625.1.3 Guru Memberikan Nasihat ..................................................... 655.1.4 Berbicara Lemah Lembut....................................................... 675.1.5 Guru Menanamkan Sikap Sosial antar Santri ........................ 705.1.6 Pemberian Reward dan Punishment ...................................... 715.1.7 Mengadakan Bentuk Kerjasama Guru TPQ dengan Orang
Tua Santri ............................................................................... 745.2 Pembahasan ..................................................................................... 77
ix
BAB VI PENUTUPA. Kesimpulan...................................................................................... 81B. Saran ................................................................................................ 82
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 1.1 Daftar Pelajaran di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung
Olo Nanggalo Kota Padang ........................................................ 5Tabel 1.2 Data Santri yang Melakukan Perilaku Kurang Baik Ketika
Belajar Di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung OloNanggalo Kota Padang ............................................................... 7
Tabel 1.3 Jumlah Santri di TPQ Masjid Mukhlishin KampungOlo Nanggalo Kota Padang ........................................................ 9
Tabel 1.4 Jumlah Guru di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung OloNanggalo Kota Padang ............................................................... 9
Tabel 3.1 Karakteristik Informan dalam Penelitian .................................... 26Tabel 3.2 Skema Analisis Data Interaktif ................................................... 37Tabel 3.3 Jadwal Penelitian......................................................................... 38Tabel 4.1 Daftar Nama Santri Masjid Mukhlishin Berperestasi Saat
itu Masih Bernama Surau Munawarah Tahun 1980................... 41Tabel 4.2 Daftar Nama Kepala di TPQ Masjid Mukhlishin
Kampung Olo Nanggalo Kota Padang ....................................... 43Tabel 4.3 Struktur Kepengurusan di TPQ Masjid Mukhlishin
Kampung Olo Nanggalo Kota Padang ....................................... 46Tabel 4.4 Daftar Saranan dan Prasarana di TPQ Masjid Mukhlishin
Kampung Olo Nanggalo Kota Padang ....................................... 47Tabel 4.5 Jumlah Santri TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo
Nanggalo Kota Padang Tahun 2015/2016.................................. 48
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Guru TPQ Masjid Mukhlishin Sedang MemberikanPembinaan Kepada Santri dalamacara Didikan Subuh.............................................................. 97
Gambar 2 Santri TPQ Masjid Mukhlishin SedangMemimpin Doa ..................................................................... 97
Gambar 3 Santri TPQ Masjid Mukhlishin Sedang Membaca Ayat SuciAL-Quran dalam Acara Didikan Subuh................................ 98
Gambar 4 Kepala TPQ Masjid Mukhlishin Sedang MemberikanPembinaan Kepada Santri Kelas I ......................................... 98
Gambar 5 Santri TPQ Kelas III Diberikan Pembinaan Oleh GuruKetika Mengganggu Temannya ............................................ 99
Gambar 6 Guru TPQ Masjid Mukhlishin Menyuruh Santri Kelas IVMengulangi Hafalannya di Depan......................................... 99
Gambar 7 Wawancara Peneliti dengan Guru TPQ Kelas III TentangPerilaku Snatri yang ada di TPQ Masjid Mukhlishin ........... 100
Gambar 8 Santri TPQ Masjid Mukhlishin Sedang MelaksanakanPembelajaran dengan Tertib ................................................... 100
Gambar 9 Guru TPQ Masjid Mukhlishin Sedang Mengawasi UjianKenaikan Kelas ..................................................................... 101
Gambar 10 Guru TPQ Memberikan Hukuman Kepada Santriyang Suka Mengganggu Teman saat Belajar BerupaMembersihkan Lantai Tempat Berwuduh............................. 101
Gambar 11 Guru TPQ Memanggil Santri yang Bermasalah saatPulang Dari TPQ ................................................................... 102
Gambar 12 Hubungan Orang Tua dengan Guru TPQ Sedang MelihatKehadiran Anaknya............................................................... 102
Gambar 13 Guru TPQ Memberikan Pembinaan Kepada Santridalam Mengambil.................................................................. 103
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran I Riwayat Hidup ..................................................................... 87Lampiran II Pedoman Wawancara........................................................... 88Lampiran III Daftar Donatur TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo
Nanggalo Kota Padang Tahun 2015/2016 ........................... 92Lampiran IV Tata Tertib TPQ Masjid Mukhlishin Kampung
Olo Nanggalo Kota Padang ................................................. 94Lampiran V Dokumentasi Penelitian ....................................................... 97Lampiran VI Surat Izin Penelitian ............................................................ 104
1
1
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang penting bagi manusia dan merupakan suatu
kebutuhan yang harus dipenuhi. Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan
sebagai usaha manusia untuk membina kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai
dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan
atau paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan
sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi anak yang dewasa dikemudian
harinya. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh
seseorang atau kelompok orang agar menjadi pribadi dewasa mencapai tingkat
hidup yang lebih tinggi (Hasbullah, 2011:1).
Pendidikan bisa diperoleh oleh seseorang pada berbagai lembaga seperti,
lembaga pendidikan formal yaitu, pendidikan yang berjenjang seperti pendidikan
SD, SMP, SMA/SMK dan Perguruan Tinggi. Lembaga pendidikan informal
adalah lembaga keluarga yang mana sejak kecil kita diberikan pendidikan oleh
keluarga seperti: cara berbicara dengan orang yang lebih tua, cara makan, cara
salat, sopan santun dan sebagainya. Lembaga pendidikan non formal yaitu,
lembaga pendidikan di luar pendidikan formal seperti, les, privat, dan juga TPQ
yang termasuk pendidikan non formal. Berdasarkan kenyataan dan peranan ketiga
lembaga pendidikan ini, Ki Hajar Dewantara menganggap ketiga lembaga
pendidikan tersebut sebagai Tri Pusat Pendidikan. Maksudnya tiga pusat
pendidikan yang secara bertahap dan terpadu mengembangkannya suatu
tanggung jawab pendidikan bagi generasi muda (Hasbullah, 2011:37).
2
Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) sebagai lembaga pendidikan non
formal yang mempunyai tujuan utama mengajarkan kemampuan membaca dan
menulis Al-Quran. Dengan adanya TPQ diharapkan tercapainya: (1) anak mampu
membaca Al-Quran dengan baik, dan benar sesuai dengan kaidah penulisan
huruf-huruf Al-Quran. (2) anak mampu menulis huruf-huruf Al-Quran dan ayat
Al-Quran dengan baik dan benar, sesuai dengan kaidah penulisan huruf-huruf Al-
Quran (Syahirman, 2007:1). Tujuan TPQ menurut Syahirman yaitu melatih santri
untuk tampil membaca Al-Quran, melatih santri untuk belajar membaca Al-
Quran dengan baik dan benar, melatih santri untuk paham dengan kaidah-kaidah
penulisan ataupun cara membaca Al-Quran yang sesuai dengan kaidah yang
berlaku. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah
suatu tempat mentrasfer ilmu pengetahuan yang harus disampaikan oleh guru
kepada santri, dalam hal ini pendidikan non formal yang dapat memberikan ilmu
pengetahuan yang sangat dibutuhkan untuk membentuk karakter santri,
keperibadian yang baik, sopan santun terhadap guru dan sesama santri.
Tujuan Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) yang mengacu pada tujuan
umum pendidikan sebagai berikut yaitu: (1) membantu mengembangkan potensi
anak kearah pembentukan sikap, pengetahuan, keterampilan keagamaan, melalui
pendekatan yang disesuaikan dengan lingkungan dan tahapan perkembangan
anak berdasarkan tuntunan Al-Quran dan Alsunnah Rasul. (2) mempersiapkan
santri agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
keagamaan, melalui program pendidikan TPQ supaya menjadi santri yang mulia
dan disiplin dikemudian hari (Indra, 2013:40).
3
Keberadaan TPQ sangat dibutuhkan disetiap daerah, khususnya yang ada di
Sumatera Barat karena TPQ dapat memberikan pengaruh yang besar dalam
pembelajaran Al-Quran. Hal ini sesuai dengan pendapat (Indra, 2013:1).
Menyatakan bahwa TPQ mempunyai potensi dan pengaruh yang sangat besar
dalam pertumbuhan pendidikan keagamaan karena TPQ berperan besar dalam
membangun moral calon generasi penerus bangsa. Lebih lanjut lagi dari
pernyataan di atas bahwa TPQ bertujuan membangun kedisiplinan santri terhadap
pembelajaran agama Islam.
Berdasarkan observasi dan wawancara peneliti lakukan dengan guru TPQ
yang dilakukan pada tanggal 11-21 Januari Tahun 2016 di Masjid Mukhlishin.
Peneliti temukan santri melakukan perilaku yang tidak sesuai dengan
kedisiplinan yang ada di TPQ Masjid Mukhlishin seperti: santri yang sering
mengganggu temannya saat belajar Al-Quran, santri yang sering ke luar masuk
lokal saat belajar berlangsung tanpa seizin guru, santri yang pergi ke toilet tanpa
seizin guru, santri yang sering membantah perintah guru saat disuruh menulis
pelajaran Iqro dipapan tulis, santri yang suka mencela sesama temannya ketika
pelajaran berlangsung, ketika istirahat, salat Ashar, dan ketika mau pulang dari
TPQ seperti, dia mengatakan kepada temannya kamu bodoh, tidak bisa
membaca Al-Quran, kamu pengecut, dan sebagainya. Hal ini mengambarkan
bahwa belum tertanamnya rasa kasih sayang antara santri sehingga masih ada
ditemukan santri yang belum menegakkan kedisiplinan, baik antar santri
ataupun antar peraturan yang ada di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo
Nanggalo Kota Padang.
4
Proses pembelajaran di TPQ antara lain: (1) guru menyuruh santri masuk
lokal dan membaca doa sebelum belajar. (2) guru memberikan motivasi kepada
santri yang ada di TPQ. (3) guru memberikan materi pembelajaran. (4) guru
menyuruh santri untuk melaksanakan salat Ashar secara berjamaah. (5) guru
memberikan tugas kepada santri untuk dikerjakan. (6) guru memeriksa tugas
dan memberikan penilain kepada santri. (7) guru menutup pelajaran hari ini, dan
kemudian santri disuruh bersiap-siap membaca doa untuk pulang.
Program di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) antara lain: (1)
melaksanakan didikan subuh pada hari Minggu pagi. (2) memperingati hari
besar Islam, seperti: Maulid nabi Muhammad SAW ataupun Isra Mi’raj nabi
Muhammad SAW (3) mengadakan acara lomba seperti, MTQ, azan, pidato,
ceramah, dan hafalan doa.
Adapun program Proses Belajar Mengajar (PBM) di TPQ Masjid
Mukhlishin antara lain (1) santri mampu menghafal ayat Al-Quran jus 30
dengan baik dan benar. (2) melaksanakan didikan subuh pada pagi hari. (3)
mengadakan hafalan doa dalam kegiatan sehari-hari seperti; doa makan, minum,
masuk rumah, masuk toilet, doa mengambil wudu, doa memulai pelajaran, doa
menutup pelajaran, masuk Masjid, dan doa-doa pendek lainnya. (4) menulis
kaligrafi/khat. (5) melaksanakan praktek salat lima waktu dan salat jenazah.
Proses pembelajaran di TPQ dilaksanakan pada pagi Jam 07.30-09.00
WIB dan sore harinya Jam 15.00-1700 WIB. Dan jadwal proses pembelajaran di
TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang dapat dilihat
pada Tabel 1.1 sebagai berikut:
5
Tabel 1.1Daftar Pelajaran di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota
Padang Semseter II Tahun2015/2016
Kelas Hari BelajarSenin Selasa Rabu Kamis Jum’at
Kelas I Iqro Iqro Ibadah Iqro danKhat
Latihan DDS
Kelas II Al-Quran Al-Quran Al-Qurandan Menulis
Ibadah Latihan DDS
KelasIII
Al-Quran Al-QuranDan Tajwid
FiqihIbadah
AqidahAkhlak
SKILatihan DDS
KelasIV
Seni bacaAl-Quran
Seni bacaAl-Quran
Tahfizh Ibadah SKILatihan DDS
Sumber :Tata Usaha di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Olo NanggaloKota Padang Tahun 2015/2016.
Dari tabel 1.1 di atas proses pembelajaran yang dilaksanakan di TPQ
antara lain: Iqro, Ibadah, Iqro dan Khat, Latihat Didikan Shubuh (DDS), Al-
Quran dan menulis, Al-Quran dan Tajwid, Fiqih Ibadah, Aqidah Akhlak,
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Seni baca Al-Quran dan Tahfizh.
Fenomena yang menarik tentang kedisiplinan santri di TPQ Masjid
Mukhlishin antara lain yaitu: terdapat santri yang disiplin, dan santri yang
kurang disiplin terhadap guru yang ada di TPQ. Santri yang disiplin di TPQ
antara lain yaitu, santri yang selalu memgikuti acara Didikan Shubuh (DDS)
setiap hari Minggu dengan semangat, dan juga setiap melaksanakan salat santri
bersalaman dengan jemaah. Diwaktu mereka menyelesaikan salat Ashar
meskipun tidak disuruh oleh gurunya, santri selalu datang tepat waktu meskipun
tidak semuanya yang datang. Selain santri yang disiplin terdapat juga santri
yang kurang disiplin di TPQ seperti, santri yang meribut saat belajar, santri
mengganggu teman, santri yang membanta perintah guru, santri yang keluar
6
masuk lokal tanpa seizin guru, santri yang pergi ke toilet tanpa seizin guru, dan
santri yang mencela sesama teman.
Dari permasalahan di atas peneliti mengelompokan data perilaku santri
yang kurang disiplin dalam melaksanakan tata tertib yang ada di TPQ seperti,
santri yang meribut ketika pelajaran berlangsung, santri yang mengganggu
teman saat belajar, santri yang keluar masuk lokal ketika pelajaran berlangsung
tanpa seizin guru, santri yang pergi ke toilet tanpa seizin guru, santri yang
membantah perintah guru, dan santri yang sering mencela sesama teman. Hal
ini dapat dilihat pada tabel 1.2 sebagai berikut:
7
Tabel 1.2Data Santri yang Kurang Disiplin dalam Melaksanakan Tata Tertib di
TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota PadangTahun 2015/2016
No Nama Kelas Usia Santri yang kurang disiplin dalammelaksanakan tata tertib TPQ
1 FI I 8 Tahun Meribut ketika pelajaran berlangsung.2 KN I 8 Tahun Mengganggu teman saat belajar.3 FH I 8 Tahun Keluar masuk lokal tanpa seizin guru.4 FS I 8 Tahun Pergi ke toilet tanpa seizin guru.5 IA I 8 Tahun Meribut ketika pelajaran berlangsung.6 FF I 8 Tahun Membantah perintah guru.7 AK II 9 Tahun Suka mencela sesama teman.8 FA II 9 Tahun Meribut ketika pelajaran berlangsung.9 TA II 9 Tahun Mengganggu teman saat belajar.
10 MR II 9 Tahun Keluar masuk lokal tanpa seizin guru.11 RR II 9 Tahun Mengganggu teman saat belajar.12 MP II 9 Tahun Suka mencela sesama teman.13 FN II 9 Tahun Meribut ketika pelajaran berlangsung.14 AM III 10 Tahun Meribut ketika pelajaran berlangsung.15 FA III 10 Tahun Mengganggu teman saat belajar.16 FA III 10 Tahun Membantah perintah guru.17 IR III 10 Tahun Keluar masuk lokal tanpa seizin guru.18 KM III 10 Tahun Membantah perintah guru.19 FAF III 10 Tahun Mengganggu teman saat belajar.20 FAS III 10 Tahun Membantah perintah guru.21 AI IV 11 Tahun Keluar masuk lokal tanpa seizin guru.22 DA IV 11 Tahun Suka mencela sesama teman.23 KA IV 11 Tahun Mengganggu teman saat belajar.24 NH IV 11 Tahun Meribut ketika pelajaran berlangsung.25 HJ IV 11 Tahun Mengganggu teman saat belajar.26 DA IV 11 Tahun Suka mencela sesama teman.
Jumlah 26 SantriSumber: Observasi 11-21 Januari (2016)
Dari tabel 1.2 di atas terdapat santri yang kurang disiplin dalam
melaksanakan tata tertib di TPQ Masjid Mukhlishin dalam 1 hari ada 8-26
orang santri yang kurang disiplin terhadap guru. Dari kelas I-IV sebanyak 26
orang santri seperti, dalam satu hari. Kelas I meribut ketika pelajaran
berlangsung sebanyak 2 orang santri, mengganggu teman saat belajar 1 orang
8
santri, keluar masuk lokal tanpa seizin guru sebanyak 1 orang santri, pergi ke
toilet tanpa seizin guru 1 orang santri, membantah perintah guru 1 orang santri.
Kelas II suka mencela sesama teman 2 orang santri, meribut ketika pelajaran
berlangsung 2 orang santri, mengganggu teman saat belajar 2 orang santri,
keluar masuk lokal tanpa seizin guru 1 orang santri. Kelas III meribut ketika
pelajaran berlangsung 1 orang santri, mengganggu teman saat belajar 2 orang
santri, membantah perintah guru 3 orang santri, keluar masuk lokal tanpa seizin
guru 1 orang santri. Kelas IV, keluar masuk lokal tanpa seizin guru 1 orang
santri, suka mencela sesama teman 2 orang santri, mengganggu teman saat
belajar 1 orang santri, meribut ketika pelajaran berlangsung 2 orang santri. Dari
perilaku santri yang kurang disiplin dalam melaksanakan tata tertib di TPQ
Masjid Mukhlishin di atas, peneliti menemukan kurangnya pencapaian
pembelajaran yang didapatkan oleh santri dari guru. Permasalah ini akibat dari
perilaku santri yang melanggar tata tertib di TPQ berdampak negatif bagi
dirinya sendiri dan santri yang lain. Sehingga terlihat oleh guru TPQ ketika
santri yang lain disuruh membuat tulisan Arab dan membaca Iqro mereka tidak
bisa dan tidak paham, pada hal cara menulis dan membaca Iqro sudah sering
diajarkan oleh guru berulang kali. Namun masih ditemukan santri tidak paham
dalam belajar di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin.
Data tentang jumlah santri yang ada di Taman Pendidikan Al-Quran
(TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang. Tercantum
pada tabel 1.3 dibawah ini:
9
Tabel 1.3Jumlah Santri di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo
Nanngalo Kota PadangTahun 2015/2016.
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah1 I 10 orang 5 orang 15 orang2 II 5 orang 14 orang 19 orang3 III 9 orang 13 orang 22 orang4 IV 6 orang 9 orang 15 orang
Jumlah 30 orang 41 orang 71 orangSumber : Tata Usaha di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Olo Nanggalo
Kota Padang Tahun 2015/2016.
Dari tabel 1.3 di atas dapat digambarkan tentang jumlah santri di TPQ
Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang, dari kelas 1-4 terdiri
dari 71 orang santri laki-laki dan santri perempuan, kelas I sebanyak 15 orang
santri, kelas II sebanyak 19 orang santri, kelas III sebanyak 22 orang santri, dan
kelas IV sebanyak 15 orang santri.
Berdasarkan jumlah santri yang ada di TPQ Masjid Mukhlishin, terdapat
pula jumlah guru yang mengajar di TPQ Masjid Mukhlishin dapat dilihat pada
tabel 1.4 sebagai berikut:
Tabel 1.4Jumlah Guru di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo
Nanggalo Kota Padang Tahun 2015/2016.No Nama Guru Laki-laki Perempuan Total1 Drs. Nafril HS 1 orang2 Gusrial, S.Pd 1 orang3 M. Zuhri, S.Pd 1 orang4 Kartini 1 orang5 Zenita, A.Md 1 orang6 Lailatul Husna 1 orang
Jumlah 3 orang 3 orang 6 orangSumber : Tata Usaha di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Olo Nanggalo
Kota Padang Tahun 2015/2016.
Berdasarkan data tabel 1.4 di atas dapat dilihat bahwa jumlah guru di
Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo
10
Kota Padang terdiri dari 6 guru TPQ. Orang 3 guru TPQ orang laki-laki, termasuk
Kepala TPQ yang ikut serta menjadi guru, dan 3 orang guru TPQ perempuan
sebagai guru di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti merasa tertarik
untuk meneliti, tentang upaya guru dalam menegakkan kedisiplinan santri di
Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo
Kota Padang.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah yang akan diteliti adalah: Bagaimana upaya guru dalam menegakkan
kedisiplinan santri di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin
Kampung Olo Nanggalo Kota Padang?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mendiskripsikan upaya guru dalam menegakkan kedisiplinan santri di
Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo
Kota Padang.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk dapat menambah
pengetahuan secara:
1. Secara akademis yaitu, untuk menambah pengetahuan peneliti sendiri dan
untuk masukan bagi peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini lebih
mendalam lagi.
11
2. Secara praktis adalah sebagai berikut:
a. Bagi santri, agar selalu menegakkan kedisiplinan di Taman Pendidikan Al-
Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang.
b. Masukan bagi guru, di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) untuk lebih
meningkatkan disiplin terhadap santri yang sering melanggar ketika
pelajaran berlangsung.
c. Masukan bagi orang tua santri, agar selalu memantau anak-anak yang
belajar di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin
Kampung Nanggalo Kota Padang, apakah dia belajar atau tidak.
12
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendekatan Teoritis
Penelitian ini mengunakan teori behaviorisme yang berpendapat bahwa
belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Belajar
merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus (S) dengan respon (R).
Menurut teori ini bahwa dalam belajar yang lebih penting adanya input berupa
stimulus dan output yang berupa respon (Hariyanto, 2011: 59). Skinner
mengembangkan teori behaviorisme dengan istilah yang harus dipahami dalam
makna “hukum belajar” yang dihasilkan dari sejumlah para ahli. Bahwa konsep
belajar adalah interaksi antara stimulus atau rangsangan, berupa serangkaian
kegiatan bertujuan agar mendapatkan respon dalam belajar dari objek. Respon
tersebut adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar dapat berupa
pikiran, perasaan atau tindakan (Hariyanto, 2011: 59).
Menurut teori B F. Skinner jika setiap kali orang memperoleh stimulus
maka orang lain memberikan respon kepada mereka berdasarkan S-R. Respon
yang diberikan ini dapat sesuai dengan “R” (benar) atau tidak sesuai “F” (salah)
seperti apa yang diharapkan. Respon yang benar perlu diberikan penguatan
(reinforcement) agar orang terdorong untuk melakukannya kembali karena itu
pemberian penguatan terhadap respon dapat diberikan secara kontiniu
(contineous reinforcement), dan dapat dilakukan secara berselang-seling
(intermitten reinforcement). Pemberian penguatan secara berkelanjutan biasanya
dilakukan pada permulaan proses belajar yaitu, diberikan setiap kali seseorang
memberikan respon yang benar atau sebagaimana yang diharapkan. Setelah
12
13
selang beberapa waktu. Maka frekuensi pemberian penguatan perlu dikurangi
dengan maksud agar orang-orang tersebut tetap tekun belajar dengan semakin
tumbuhnya kesadaran dari dalam dirinya sendiri (Aunurrahman, 2009:41).
Skinner membagi dua jenis penguatan. Dalam teori behaviorisme (1)
penguatan positif, yaitu setiap stimulis yang keberadaannya dapat memantapkan
respon yang diberikan. (2) penguatan negatif, yaitu semua stimulus yang
dihilangkan untuk memantapkan respon yang diberikan. Hukuman merupakan
suatu pengertian yang lain dari pada penguatan. Apabila penguatan adalah
pemberian stimulus positif atau penghilangan stimulus negatif, maka hukuman
merupakan pemberian suatu stimutus negatif atau penghilangan stimulus positif.
Jadi dapat dikatakan bahwa apabila adanya stimulus memantapkan respon yang
diberikan maka hal tersebut dinamakan penguatan. Sebaliknya adanya stimulus
yang diberikan maka hal ini disebut hukuman (Aunurrahman, 2009: 41-42).
Dari penjelasan teori behaviorisme di atas peneliti melihat adanya stimulus
yang diberikan guru kepada santri berupa pelajaran agama seperti pelajaran Iqro,
Ibadah, menulis Al-Quran, Tajwid, Fiqih Ibadah, seni baca Al-Quran, Tahfiz, dan
Aqidah Akhlak. Dari stimulus yang diberikan kepada guru ternyata kurangnya
respon dari santri yang belajar dan menerima pelajaran dari guru-guru di TPQ
Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang.
2.2 Penjelasan Terkait dengan Permasalahan Penelitian
2.2.1 Pengertian Guru
Guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Digugu artinya diindahkan atau
dipercayai. Sedangkan ditiru artinya dicontoh atau diikuti dan ditelusuri dari
14
bahasa asalnya, Sanskerta, kata “guru” adalah gabungan dari kata gu dan ru. Gu
artinya kegelapan, kejumudan atau kekelaman. Sedangkan ru artinya melepaskan,
menyingkirkan atau membebaskan. Jadi guru adalah manusia yang “berjuang”
terus-menerus dan secara gradual, untuk melepaskan manusia dari kegelapan
(Aziz, 2012: 19). Guru adalah semua orang ada disekolah yang bertanggung
jawab dalam pendidikan terhadap murid-murid. Istilah guru yang digunakan
terkait dengan kepala sekolah, pengawas/inspektur serta tenaga kependidikan
lainnya (Hosein, 2014: 52).
Guru adalah seseorang yang melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM). Serta memberikan bimbingan, membina santri untuk dapat belajar
dengan hasil yang maksimal, sesuai dengan yang diinginkan baik guru, orang tua
ataupun masyarakat (Indra, 2013: 35). Guru yaitu seseorang yang berusaha
membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimilikinya,
membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas
perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan
berkembang sebagai individu yang mandiri dan produktif (Rahman, 2014: 114).
Guru adalah sebagai pendidik, pembuka mata hati manusia dan merupakan hal
penting di kala gelap serta penghibur di kala duka. Menghormati guru adalah
merupakan sikap terima kasih dan perbuatan ini telah dilakukan oleh para ulama
terdahulu kepada guru-guru mereka (Abdurrahman, 2016: 187). Guru yaitu
seseorang yang berusaha membimbing santri/siswanya dalam proses
pembelajaran agar mereka dapat menemukan berbagai potensi yang ada pada diri
mereka.
15
2.2.2 Pengertian Santri
Asal usul perkataan “santri” terdapat dua acuan. Pertama, adalah kata
“santri“ berasal dari perkataan “sastri”, yaitu sebuah kata dari bahasa Sansakerta,
yang artinya melek huruf. Agaknya dulu, lebih-lebih pada permulaan tumbuhnya
kekuasaan politik Islam di Demak, kaum santri adalah kelas “literary” bagi
orang jawa ini disebabkan pengetahuan mereka tentang agama melalui kitab-kitab
bertulisan dan bahasa Arab. Dari sinilah asumsikan bahwa menjadi santri berarti
juga menjadi tahu agama (melalui kitab-kitab tersebut). Atau paling tidak seorang
santri itu bisa membaca Al-Quran yang dengan sendirinya mereka bisa membawa
pada sikap lebih serius dalam memandang agamanya. Kedua, adalah pendapat
yang menyatakan bahwa perkataan santri, sesungguhnya berasal dari bahasa
jawa. Bahasa ini persisnya dari kata cantrik yang artinya seseorang yang selalu
mengikuti seseorang guru kemana guru ini pergi menetap (Madjid, 1997: 19-20).
Santri adalah sebutan peserta didik yang ada di Taman Pendidikan Al-
Quran (TPQ). Selain itu santri yang juga ikut melaksanakan kegiatan belajar
mengajar (KBM), secara tatap muka antara guru dan santri (Indra, 2013: 41).
Santri adalah seorang pelajar yang ada di pendidikan pesentren merupakan unsur
yang sangat penting dalam perkembngan pesantren karena langkah pertama
dalam tahap-tahap membangun pesentren adalah harus ada murid yang datang
untuk belajar dari seseorang guru atau ustad (Ahmad, 2010: 301). Santri adalah
sebutan seorang anak yang belajar dipendidikan baik itu pesentren ataupun
Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) dengan memperdalam ilmu agama Islam
yang disampaikan oleh gurunya.
16
2.2.3 Kedisiplinan
Menegakkan kedisiplinan adalah suatu (1) tata patuh yang dikeluarkan di
kemiliteran, sekolah. (2) Disebut tata dan patuh terhadap peraturan yang dibuat
bersama atau yang dibuat oleh diri sendiri. Ketaatan atau kepatuhan pada
peraturan yang berlaku dibidang studi yang memiliki objek, sistem, dan metode
tertentu (KBBI, 2013: 191). Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan
seseorang. Dalam mentaati semua peraturan yang ada berupa norma-norma sosial
yang berlaku (Fathoni, 2006: 126).
Disiplin adalah suatu keadaan tertib dimana orang yang tergabung dalam
suatu organisasi. Mereka harus tunduk dan patuh pada peraturan yang telah ada
dengan rasa senang hati (Imran, 2011: 172). Disiplin merupakan hal yang
penting, dan yang harus ditanamkan pada anak didik di sekolah, sedini mungkin.
Sekolah adalah tempat untuk melatih dan memahami pentingnya disiplin. Dalam
kehidpan sehari-hari disiplin dan mentaati peraturan tata tertib sekolah harus
diterapkan dengan mengkontrol secara terus menerus maka siswa akan terbiasa
disiplin.
Pendidikan disiplin merupakan suatu proses membimbing yang bertujuan
menanamkan pola prilaku tertentu, kebiasaan tertentu, atau membentuk manusia
dengan ciri-ciri tertentu. Kegunaan pendidikan disiplin berguna untuk
meningkatkan kualitas mental dan moral peserta didik. Di lingkungan pendidikan
disiplin dapat pula diartikan sebagai metode bimbingan guru agar siswanya
mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh sekolah (Sudarwan, 2011: 150).
17
2.2.4 Bentuk Menegakkan Kedisiplinan
Adapun bentuk menegakkan kedisiplinan siswa disekolah memerlukan
upaya penanggulangan dan pencegahan. Beberapa usaha penanggulangan dan
pencegahan yang dapat dilakukan oleh sekolah melalui indikator-indikator
sebagai berikut:
1. Guru hendaknya bisa menjadi contoh dalam kedisiplin misalnya, tepat waktu,
siswa tidak akan displin manakala melihat gurunya sendiri tidak disiplin. Guru
harus menghindari kebiasaan menggunakan jam karet, molor dan selalu
terlambat masuk kelas.
2. Memperlakukan peraturan tata tertib yang jelas dan tegas, sehingga mudah
untuk diikuti dan mampu menciptakan suasana kondusif untuk belajar.
3. Secara konsisten para guru terus mensosialisasikan kepada siswa tentang
pentingnya disiplin dalam belajar, untuk mencapai hasil optimal melalui
pembinaan, dan yang lebih penting lagi melalui keteladanan.
4. Membantu siswa mengembangkan pola perilaku untuk dirinya. Selain itu
karena setiap siswa berasal dari latar belakang yang berbeda, mempunyai
karakteristik yang berbeda dan kemampuan yang berbeda pula, dalam kaitan
ini guru harus mampu melayani berbagai perbedaan agar setiap siswa dapat
menemukan jati dirinya, dan mengembangkan dirinya secara optimal.
5. Membantu siswa meningkatkan standar perilakunya karena siswa berasal dari
berbagai latar belakang yang berbeda. Jelas mereka akan memiliki standar
perilaku tinggi. Bahkan ada juga yang mempunyai standar perilaku yang
sangat rendah. Hal tersebut harus dapat diantisipasi oleh setiap guru, dan
18
berusaha meningkatkannya, baik dalam proses belajar mengajar maupun
dalam pergaulan pada umumnya.
6. Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat disetiap sekolah terdapat
aturan-aturan umum. Baik aturan-aturan khusus maupun aturan umum.
Peraturan tersebut harus dijunjung tinggi dan dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya. Aturan diadakan agar tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran yang
mendorong perilaku negatif atau tidak disiplin (Akmal, 2014: 14).
2.2.6 Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ)
Menurut (Indra, 2013: 54) bahwa Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ)
merupakan pendidikan non formal, yang usia santri/anak 7-12 tahun yang sedang
belajar di TPQ. Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) merupakan jenjang
pendidikan non formal sebagai sebuah gerakan unit. Pembelajaran Al-Quran bagi
anak SD/MI yang usia 7-12 tahun. Yang harus dikembangkan di tengah
masyarakat luas agar menjadi santri yang disiplin dan berakhlak mulia
dikehidupan yang akan datang (Indra, 2013: 2).
2.3 Penelitian Relevan
Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan
permasalahan penelitian ini antara lain:
Skripsi yang dibuat oleh Apriliani Fitri (090701210). Mahasiswi STKIP
PGRI SUMBAR, yang berjudul “Upaya Guru dalam Meningkatkan Kedisiplinan
Siswa di SMA PP DR M. Natsir Batu Bagirik Kecamatan Lembah Gumanti
Kabupaten Solok. Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan Upaya guru Dalam
19
Menigkatkan Kedisiplinan Siswa di SMA PP DR M. Natsir Batu Bagiriak
Kecamatan Lemah Gumanti Kabupaten Solok.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kontrol sosial yang
dikemukakan oleh Peter L Berger mengatakan bahwa kontrol sosial berhubungan
cara yang digunakan untuk menertibkan anggota. Metode yang digunakan dalam
penelitan adalah pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitan antara lain: (1)
wakil kepala sekolah. (2) guru bimbingan konseling. (3) guru piket. (4) siswa.
Hasil penelitian ini mengungkapkan upaya guru dalam meningkatkan
kedisiplinan siswa adalah: (1) memberikan teguran terhadap siswa yang
melanggar peraturan tata tertib sekolah. (2) memberikan sanksi terhadap siswa.
(3) memberikan pembinaan terhadap siswa.
Skripsi yang ditulis oleh Vebi Febrina (09070319). Mahasiswi STKIP
PGRI SUMBAR, dengan judul penelitian “Perilaku Menyimpang Peserta Didik
dalam Proses Pembelajaran di SMA N 2 Lenggayang Kabupaten Pesisir Selatan
(Studi kasus kelas XI IPS 3 SMA N 2 Lenggayang Kabupaten Pesisir Selatan)”
tahun 2014. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk mendeskripsikan bentuk-
bentuk perilaku menyimpang peserta didik kelas XI IPS 3 di SMA N 2
Lenggayang Kabupaten Pesisir Selatan. (2) mendeskripsikan Penyebab perilaku
menyimpang peserta didik kelas XI IPS 3 di SMA N 2 Lenggayang Kabupaten
Pesisir Selatan. (3) mendeskripsikan upaya yang dilakukan sekolah untuk
menanggulangi perilaku menyimpang pada kelas XI IPS 3 di SMA N 2
Lenggayang Kabupaten Pesisir Selatan.
20
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk-bentuk perilaku
menyimpang dalam proses pembelajaran yang dilakukan peserta didik kelas XI
IPS 3 SMA N 2 Lenggayang adalah: (1) sering terlambat. (2) bolos nongkrong di
warung. (3) merokok. dan (4) berjudi di lingkungan sekolah. Faktor penyebab
perilaku menyimpang ini adalah tidak menyukai salah satu mata pelajaran, minat
belajar kurang, malas, pengaruh lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
pengaruh tempat tinggal. Sedangkan upaya yang dilakukan sekolah untuk
menanggulangi perilaku menyimpang tersebut adalah: (1) pemberian motivasi
oleh guru terhadap siswa yang sering bermasalah. (2) melakukan upaya represif
yaitu memberikan sanksi kepada peserta didik yang melanggar aturan sekolah. (3)
melakukan upaya kuratif kepada peserta didik yang memberikan sanksi yang
tegas dan bimbingan kepada peserta didik yang dilakukan oleh guru BK dan Wali
kelas.
Selanjutnya skripsi yang dibuat Ratna Wilis (09070026). Mahasiswi STKIP
PGRI SUMBAR, yang berjudul ”fungsi kartu hijau (izin) untuk meningkatkan
disiplin siswa dalam proses pembelajaran di SMA N 3 Lengayang Kabupaten
Pesisir Selatan”. Adapun tujuan dari penelitian ini bertujuan: (1) untuk
mendiskripsikan fungsi kartu hijau (izin) untuk meningkatkan disiplin siswa
dalam proses pembelajaran di SMA N 3 Lenyanag Kabupaten Pesisir Selatan. (2)
untuk mendiskripsikan kendala yang ditemui oleh guru dalam pelaksanaan kartu
hijau (Izin) untuk meningkatkan disiplin siswa terhadap proses pembelajaran di
SMA N 3 Lengayang Pesisir Selatan. Pendekatan penelitian ini, pendekatan
kualitatif dengan tipe diskriptif. Informal penelitian ini terdiri dari 15 orang guru,
21
9 orang siswa kelas XII IPS 1, dan 5 orang pemilik kantin di SMA N 3
Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kartu hijau (izin) adalah kartu yang
digunakan oleh SMA N 3 Lengayang dapat meningkatkan kedisiplinan siswa
dalam proses pembelajaran siswa yang sering keluar masuk kelas, dan siswa yang
sering duduk di kantin saat proses pembelajaran dapat dikurangi kartu hijau (izin)
hanya boleh digunakan satu orang siswa yang izin keluar kelas secara bergantian.
Waktu yang diberikan guru hanya 5 menit jika melanggar peraturan yang ada
akan mendapatkan sanksi dari guru piket. Akan tetapi dalam menegakkan
kedisiplinan siswa beberapa kendala yang ditemui oleh guru yaitu, guru kurang
kompak dalam menjalankan peraturan sekolah yang telah dibuat secara bersama.
Sehingga masih ada siswa yang melanggar peraturan. Masih ada sebagian siswa
yang menolak diberikan sanksi oleh guru piket karena kepala sekolah harus
mempertegaskan lagi kepada guru untuk menjalankan peraturan dan tata tertib
sesuai dengan yang diinginkan.
Eka Fitria (10070065). Skripsi yang berjudul “Persepsi Peserta Didik
Tentang Kedisiplinan yang Diterapkan Oleh Guru SMA N 1 Sipora Selatan
Kabupaten Mentawai”. Skripsi program studi pendidikan Sosiologi STKIP PGRI
Sumatera Barat 2015. Adapun tujuan penelitian ini bertujuan untuk: (1)
mendiskripsikan persepsi perserta didik terhadap aturan yang diterapkan oleh
guru. (2) mendiskripsikan persepsi terhadap guru yang tidak disiplin.
Pendekatan yang digunakan penelitian ini pendekatan kualitatif dengan tipe
deskriptif. Teori yang digunakan pada penelitian ini, teori fungsional struktur.
22
Robet K. Merton. Informan penelitian ini antara lain: (1) kepala sekolah. (2)
ketua organisasi siswa intra sekolah (osis). (3) ketua kelas.
Hasil pembahasan ini mengunkapkan bahwa secara umum persepsi peserta
didik terhadap kedisiplinan yang diterapkan oleh guru berdasarkan pada: (1)
persepsi peserta didik terhadap aturan yang diterapkan oleh guru, antara lain
mempunyai manfaat untuk disiplin peserta didik. Mempunyai manfaat dalam
proses belajar memgajar. Melalui aturan kita melihat perubahan-perubahan yang
tidak ada seperti, tertib, nyaman, dan tentram. (2) persepsi peserta didik terhadap
guru tidak disiplin mengungkapkan bahwa hal sangat tidak wajar/tidak baik
karena contoh yang paling utama yang memberikan arahan serta nasihat oleh
guru kepada peserta didik.
Berdasarkan penelitian relevan sebelumnya terdapat persamaan dan
perbedaan pada penelitian ini. Adapun persamaan dengan penelitian lain sama-
sama membahas tentang meningkatkan kedisiplinan. Sedangkan perbedaan
penelitian di atas dengan peneliti lakukan adalah bagaimana Upaya Guru Dalam
Menegakkan Kedisiplinan Santri di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid
Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang. Dalam hal ini peneliti lebih
melihat upaya yang dilakukan guru terhadap menegakkan kedisiplinan santri di
TPQ Masjid Mukhlishin yang memiliki santri yang kurang disiplin dalam belajar
Al-Quran, bersikap dengan guru, dan sesama teman.
23
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Tipe Penelitian
Pendekatan yang digunakan data penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur
analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi
lainnya. Jelas bahwa pengertian ini mempertentangkan penelitian kualitatif
dengan penelitian yang bernuansa kuantitatif yaitu dengan menonjolkan bahwa
usaha kuantifikasi apapun tidak perlu digunakan pada penelitian kualitatif
(Moleong, 2010: 6). Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan. Secara holistik, dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2010: 6).
Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti dapat mengungkapkan
permasalahan secara tajam, dan mendalam serta peneliti dapat memperoleh data
yang akurat dan mendapatkan informasi yang sebanyak-banyaknya dengan
melalui pertanyaan yang diberikan sipeneliti. Pendekatan ini dilakukan dengan
mempertimbangkan agar dapat memahami lebih mendalam tentang “Upaya Guru
Dalam Menegakkan Kedisiplinan Santri di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ)
Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang”.
23
24
Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe deskriptif. Tipe deskriptif
adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu
set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada kelas
sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 2009: 54).
Berdasarkan observasi di TPQ peneliti menggunakan pendekatan kualitatif
dengan tipe deskriptif untuk mendapatkan/menggali informasi yang mendalam
dari guru TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang, tentang
perilaku santri di Masjid Mukhlishin.
3.2 Informan Penelitian
Informan adalah orang yang diwawancarai, diminta informasi oleh
pewawancara. Informan adalah orang yang diperkirakan menguasai memahami
data, dan informasi. Ataupun fakta dari suatu objek penelitian (Bungin, 2011:
111). Pengambilan informan di dalam penelitian kualitatif, berkaitan dengan
bagaimana langkah yang ditempuh agar data atau informasi dapat diperolehnya.
Maka dari itu di dalam penelitian ini yang paling penting adalah penelitian
“menentukan” informan bagaimana penelitian “mendapatkan” informasi (Bungin,
2011: 107).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling
(secara sengaja). Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber
data pertimbangan tertentu. Misalnya orang yang paling tahu tentang apa yang
kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan
25
penelitian, akan menjelajahi subjek atau situasi sosial yang akan diteliti
(Sugiyono, 2012: 53-54). Alasan peneliti memilih purposive sampling karena
orang itu dianggap lebih tahu tentang permasalahan yang akan ditelliti. Adapun
informan dalam penelitian ini berjumlah 21 orang antara lain:
1. Kepala Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin 1 orang.
2. Guru-guru yang mengajar di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid
Mukhlishin 5 orang.
3. Santri yang ada di TPQ di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid
Mukhlishin 10 orang.
4. Orang tua santri yang memasukkan anaknya di Taman Pendidikan Al-Quran
(TPQ) Masjid Mukhlishin 5 orang.
Dibawah ini terdapat tabel 3.1 informan penelitian di TPQ Masjid
Mukhlishin Kamung Olo Nanggalo Kota Padang sebagai berikut:
26
Tabel 3.1Karakteristik Informan Dalam Penelitian
NoNama Umur Pendidikan Keterangan
1 Drs. Nafril HS 58 Tahun S1 Kepala2 Gusrial, S.Pd 42 Tahun S1 Guru3 M.Zuhri, S.Pd 24 Tahun S1 Guru4 Zenita 39 Tahun D3 Guru5 Kartini 52 Tahun SMA Guru6 Lailatul Husna, A.Md 23 Tahun SMA Guru7 FI 8 Tahun SD Pelajar8 KN 8 Tahun SD Pelajar9 FS 8 Tahun SD Pelajar10 AI 9 Tahun SD Pelajar11 FA 9 Tahun SD Pelajar12 TA 9 Tahun SD Pelajar13 KA 11 Tahun SD Pelajar14 DA 11 Tahun SD Pelajar15 NH 11 Tahun SD Pelajar16 AI 11 Tahun SD Pelajar17 Del 51 Tahun SMP Orang tua KH18 Lis Ashar 54 Tahun SMP Orang tua AI19 Wiwik 43 Tahun S1 Orang tua DA20 Arihatis 51 Tahun D3 Orang tua MF21 Hadismar 55 Tahun SMP Orang tua KA
Sumber: Data Primer Peneliti (2016)
Dari tabel 3.1, di atas dapat dijelaskan bahwa pendidikan informan dalam
penelitian ini lulusan SD sebanyak 10 orang dari santri. Lulusan SMP sebanyak
3 orang dari orang tua santri. Lulusan S1 sebanyak 1 orang dari orang tua santri.
Sementara dari pendidikan guru TPQ SMA sebanyak 2 orang, D3 sebanyak 1
orang, dan S1 sebanyak 3 orang.
27
3.3 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder.
3.3.1 Data primer
Data primer adalah data yang dihimpun secara langsung dari sumbernya,
dan diolah sendiri oleh lembaga yang bersangkutan untuk dimanfaatkan. Data
primer dapat berbentuk opini subjek individu/kelompok, dan hasil observasi
terhadap karakteristik benda (fisik), kejadian, kegiatan dan hasil pengujian
tertentu. Ada dua metode yang dipergunakan untuk pengumpulan data primer
yaitu, melalui survei, observasi dan wawancara (Ruslan, 2013: 138). Adapun
yang menjadi data primer dalam penelitian ini adalah kepala TPQ, guru-guru di
TPQ, santri yang ada di TPQ dan orang tua santri yang memasukkan anaknya ke
TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang.
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diambil langsung dari
informan. Melalui observasi dan wawancara mendalam di lapangan peneliti
mewawancarai kepala TPQ, guru TPQ, orang tua santri dan santri yang di TPQ
Masjid Mukhlishin. Peneliti menanyakan tentang, Upaya Guru Dalam
Menegakkan Kedisiplinan Santri di Masjid Mukhlishin yang melanggar tata tertib
TPQ disaat pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (PBM) kepada kepala TPQ,
guru TPQ, dan santri. Peneliti juga menayakan kepada orang tua santri tentang,
Upaya yang Guru TPQ dalam Menegakkan Kedisiplinan Santri di Taman
Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota
Padang. Observasi awal dilakukan mulai tanggal 11 Januari dan wawancara
28
dilakukan mulai, 27 Maret 2016 sampai penelitian ini berakhir pada tanggal 29
bulan Juni 2016.
3.3.2 Data Sekunder
Data sekunder (secondary data), adalah data penelitian yang diperoleh
secara tidak langsung melalui media perantara (dihasilkan pihak lain) atau
digunakan oleh lembaga lainnya yang bukan merupakan pengolahnya, tetapi
dapat dimanfaatkan dalam suatu penelitian tertentu. Data skunder pada umumnya
berbentuk catatan, atau laporan data dokumentasi oleh lembaga tertentu yang
dipublikasikan (Ruslan, 2013: 138-139). Data sekunder ini digunakan untuk
memperkuat data primer yang peneliti dapatkan melalui kerjasama dengan pihak-
pihak yang terkait, masalah yang akan diteliti selain itu dapat mempermudah
mencapai tujuan penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini berupa referensi
yang relevan seperti data santri yang ada di TPQ Masjid Mukhlishin, foto-foto
anak sedang belajar, sedang melakukan praktek salat, dan profil TPQ yang ada di
Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis, dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan. Untuk memperoleh data, maka dilakukan
melakukan beberapa metode sebagai berikut:
29
3.4.1 Observasi (Pengamatan)
Observasi atau pengamatan, adalah kegiatan keseharian manusia dengan
menggunakan panca indera mata, sebagai alat bantu utamanya selain panca indera
lainnya, seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit (Bungin, 2011: 118).
Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya
melalui hasil kerja panca indera mata serta dibantu dengan panca indera lainnya.
Sesungguhnya metode observasi adalah metode pengumpulan data yang
digunakan. Untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan
penginderaan (Bungin, 2011: 118).
Kegiatan observasi dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu (participant
observation) dan (non-participant observation). Observasi partisipan (participant
observation) adalah secara teratur pengamat terlibat langsung dalam program atau
kegiatan yang diamati. Dengan demikian pengamat betul-betul memahami, dan
menghayati kejadian tersebuat. Kemudian non-participant observation yaitu,
pengamat tidak terlibat langsung atau tidak ikut serta dalam kegiatan yang
diamati (Yusuf, 2005: 132). Penelitian ini menggunakan (non-participant
observation), karena peneliti tidak terlibat langsung dalam kegiatan. Observasi
atau pengamatan ini gunanya untuk melihat dan mengidentifikasikan bagaimana
Upaya Guru Dalam Menegakkan Kedisiplinan Santri di Taman Pendidikan Al-
Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung Olo Naggalo Kota Padang.
Kegiatan observasi dilakukan sore hari pada pukul 15.00 WIB sampai
dengan pukul 17.00 WIB. Dari hasil observasi yang peneliti lakukan di Masjid
Mukhlishin. Peneliti melihat tentang kedisiplinan santri yang kurang baik ketika
30
pelajaran berlangsung. Disamping itu peneliti juga menanyakan kepada guru TPQ
tentang perilaku santri saat pelajaran berlangsung, saat pelaksanaan praktek salat,
ketikan istirahat, dan saat mau pulang dari TPQ. Peneliti juga menanyakan
kepada guru tentang upaya yang bapak ibu lakukan dalam menegakkan
kedisiplinan santri di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin
Kampung Olo Nanggalo Kota Padang. Disamping itu Peneliti juga
mewawancarai orang tua santri ketika sore hari saat santri berada di rumah.
3.4.2 Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan. Yang bertujuan untuk
tujuan memperoleh hasil penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap
muka antara pewawancara dengan si penjawab, atau responden dengan
menggunakan alat yang dinamakan (interview guide) panduan wawancara (Nazir,
2009: 193-194). Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak atau lebih yaitu, wawancara dan
pewawancara atau orang yang mengajukan pertanyaan. Wawancara digunakan
untuk mendapatkan data secara detail, mengenai Upaya Guru Dalam Pembinaan
Menegakkan Kedisiplinan Santri di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo
Nanggalo Kota Padang. Wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara
mendalam untuk mendapatkan informasi yang sesuai.
Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh keterangan.
Untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dan informan atau orang yang diwawancarai. Dengan atau tanpa
menggunakan panduan (guide) wawancara. Dimana pewawancara dan informan
31
terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Dengan demikian kekhasan
wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan
(Bungin, 2011: 111). Wawancara adalah suatu cara mengumpulkan data atau
informasi, dengan cara langsung bertatap muka dengan informan, dengan maksud
mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti.
Bentuk wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara
mendalam karena wawancara mendalam bersifat terbuka. Pelaksanaan
wawancara mendalam tidak hanya sekali atau dua kali, melainkan berulang kali
dengan identitas yang tinggi. Peneliti tidak cepat puas dengan informasi yang
diberikan informan ketika wawancara berlangsung, sehingga peneliti perlu
mengecek dan mengklasifikasi atas informasi yang diberikan informan tersebut
melalui wawancara sebagai berikut. Dalam hal ini wawancara sudah peneliti
lakukan untuk mendapatkan data dan informasi serta keterangan mengenai Upaya
Guru Dalam Menegakkan Kedisiplinan Santri di Taman pendidikan Al-Quran
(TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang.
Wawancara ini dilakukan pada saat guru dan santri sedang istirahat, dan ada
juga peneliti lakukan saat pelajaran berlangsung. Sementara wawancara kepada
santri peneliti lakukan saat istirahat dan saat pulang dari TPQ. Peneliti
mewawancarai guru TPQ tentang tata tertib santri yang ada di Masjid Mukhlishin
dan juga orang tua santri. Selain itu peneliti juga menanyakan upaya apa yang
Bapak Ibu lakukan dalam menegakkan kedisiplinan santri. Adapun pertanyaan
yang peneliti lakukan kepada guru saat istirahat dan saat guru melakukan Proses
Belajar Mengajar (PBM) yaitu pada pukul 15.00 sampai pukul 17.00 WIB
32
dengan meminta izin terlebih dahulu kepada guru-guru di TPQ. Wawancara ini
peneliti lakukan dengan mewawancarai guru sekitar 10 sampai 30 menit. Setelah
itu peneliti bertanya lagi dengan guru yang lain lagi. Sementara pertanyaan
kepada santri yaitu peneliti lakukan ketika santri mau pulang dari TPQ karena
peneliti hanya bisa bertanya kepada santri ketika santri mau pulang, dikarenakan
pukul 15.00 sampai pukul 17.00 WIB santri masih menjalankan proses
pembelajaran.
3.4.3 Studi Dokumen
Studi dokumen merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tulisan,
gambar, hasil karya, maupun catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang dokumen
yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life historis),
cerita, biografi, peraturan, dan kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar
misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk
karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain.
Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2014: 240). Studi dokumen
pada penelitian ini adalah untuk memperkuat data primer. Data-data tersebut
berupa buku catatan guru TPQ tentang santri yang sering keluar masuk saat jam
pelajaran berlangsung, dan dokumen lainnya yang berguna untuk menjawab
tujuan penelitian ini. Selain itu studi dokumen pada penelitian ini berupa foto,
catatan tentang santri dan tentang TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo
33
Nanggalo Kota Padang. Studi dokumen yang peneliti gunakan yaitu data santri
yang ada di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang dan
Profil Kampung Olo Nanggalo Kota Padang.
3.5 Unit Analisis
Unit analisis merupakan satuan yang menunjukan pada subjek penelitian.
Unit analisis merupakan satuan faktor yang mempertimbangkan oleh penelitian
dalam menentukan sampel di samping pendekatan. Ciri-ciri khusus yang ada pada
populasi dan keterbatasan yang ada pada penelitian. Dengan penentuan unit
analisis data adalah untuk penarikan sampel dan tahapan peneliti berikut. Satuan
unit analisis berkaitan dengan masalah penentuan yang akan diteliti (Arikuanto,
2002: 99). Jadi dalam penelitian ini unit analisis yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah kelompok yaitu guru di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ)
Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang.
3.6 Analisis Data
Analisis Data Kualitatif (Bogdan & Biklen, 1982), (Moleong, 2013: 248).
adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mengintesiskannya, mencari dan menemukan pola. Menemukan apa yang penting
dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada
orang lain (Moleong, 2013: 248). Data yang telah dikumpulkan kemudian
dianalisis, Milles dan Huberman (Sugiono, 2011: 337). Menjelaskan bahwa
dalam penelitian kualitatif ada empat tahap analisis yaitu:
34
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah mencari data di lapangan dengan membuat
catatan di lapangan sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Dengan
menggunakan metode observasi, dan wawancara yang menggunakan pedoman
wawancara untuk mendeskripsikan. Upaya Guru dalam Menegakkan
Kedisiplinan Santri di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin
Kampung Olo Nanggalo Kota Padang. Selain itu pengumpulan data dalam
penelitian ini mengunakan studi dokumen seperti, data santri yang ada di TPQ
Masjid Mukhlishin Kota Padang, jumlah guru TPQ, dan Profil Kampung Olo
Nanggalo Kota Padang. Setelah peneliti mengumpulkan data santri dan
permasalahan yang ada di TPQ Masjid Mukhlishin. Maka peneliti memilih data
mana yang layak dan data yang tidak layak.
2. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan. Pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang muncul dari
catatan-catatan yang tertulis di lapangan. Sebagaimana kita ketahui reduksi data
berlangsung secara terus menerus selama proyek berorientasi kualitatif
berlangsung. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan
mengorganisasikan data. Pemilihan data tersebut dilakukan dengan cara
sedemikian rupa hingga kesimpulan. Kesimpulan finalnya dapat ditarik dan
diverifikasikan (Huberman, 1992: 16).
35
Reduksi data merupakan merangkul, memilih hal-hal yang pokok
memfokuskan pada hal-hal yang penting dan membuang yang tidak penting, atau
data yang tidak perlu dari data yang diperoleh di lapangan. Dalam tahap ini
peneliti memilih data mana yang relevan dengan tujuan dan fokus penelitian
selanjutnya dikelompokkan. Dalam tahap ini peneliti memilih dan memilah data
yang dianggap bermanfaat. Selain itu peneliti juga mengolah data yang diperoleh
dari lapangan. Memusatkan perhatian pada pokok permasalahan yang akan
dipecahkan, sehingga data yang diperoleh si peneliti benar-benar valid.
3. Penyajian Data
Alur penting yang ketiga dari kegiatan analisis adalah penyajian data.
Penyajian-penyajian yang dibahas meliputi berbagai jenis matriks, grafik,
jaringan dan bagan. Sem.uanya dirancang guna menggabungkan informasi yang
tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih. Dengan demikian
seorang menganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan
apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah melakukan
analisis. Menurut saran yang dikiaskan oleh penyajian sebagai sesuatu yang
mungkin berguna (Huberman, 1992: 17-18). Dalam tahap penelitian ini
menyajikan data yang telah peneliti dapatkan dari hasil observasi dan wawancara
di lapangan sehingga berbentuk teks naratif yang menceritakan tentang, Upaya
Guru dalam Menegakkan Kedisiplinan Santri di (TPQ) Masjid Mukhlishin
Kampung Olo Nanggalo Kota Padang. Data yang peneliti sajikan dalam bentuk
karya tulis.
36
Pada penelitian ini, peneliti menyajikan data yang diperoleh di lapangan
terkait dengan Upaya Guru Dalam Menegakkan Kedisiplinan Santri di Taman
Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota
Padang. Data tersebut disajikan dalam bentuk tabel. Selain dalam bentuk tabel,
peneliti menyajikan data tersebut dalam bentuk uraian singkat/berupa kata-
kata/mendeskripsikan (menggambarkan). Terkait apa yang ditemukan di
lapangan dari hasil observasi dan wawancara.
Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk
penyajiannya antara lain berupa teks naratif, matriks, grafik, jaringan dan bagan
(Basrowi dan Suwandi, 2008: 209). Dalam tahap ini peneliti menyajikan data
yang telah peneliti dapatkan dari hasil observasi dan wawancara di lapangan.
Sehingga berbentuk teks naratif yang menceritakan tentang upaya guru dalam
menegakkan kedisiplinan santri dan peneliti sajikan dalam bentuk karya tulis
ilmiah yaitu skripsi.
4. Menarik Kesimpulan/Verifikasi
Kegiatan analisis keempat yang penting adalah menarik kesimpulan dan
verifikasi. Penarikan kesimpulan dalam pandangan kami hanyalah sebagian dari
suatu kegiatan, dari kongfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga
diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat
pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran penganalisis selama ia menulis,
suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan. Singkatnya, makna-makna
yang muncul dari data harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan
37
kecocokannya, yakni yang merupakan validitasnya. Jika tidak demikian, yang
kita miliki adalah cita-cita yang menarik mengenai sesuatu yang terjadi dan yang
tidak jelas kebenarannya dan kegunaannya (Huberman, 1992: 19). Penarikan
kesimpulan merupakan analisis lanjutan. Dari reduksi data dan penyajian data
sehingga data dapat disimpulkan dalam bentuk deskriptif. Sebagai laporan
penelitian dan tahap terakhir dari data sudah dapat disimpulkan.
Dari penjelasan di atas dapat dibuat skema, tentang proses analisis data
secara kualitatif dengan tipe deskriptif sebagai berikut. Model interaktif dalam
analisis data ditunjukkan pada bagan dibawah ini:
Gambar: Skema Analisis Data Interaktif(Sumber: Miles dan Huberman, 1992: 20).
3.7 Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Jl. Gajah Mada No 23 A Kampung Olo Nanggalo
Kota Padang. Dengan alasan bahwa di Kampung Olo Naggalo terdapat suatu
pendidikan non formal yang dinamakan dengan Taman Pendidikan Al-Quran
(TPQ). Dalam hal ini peneliti melihat kurangnya disiplin santri terhadap tata
tertib di Taman Pendidikan Al-Quran Masjid Mukhlishin. Dibandingkan dengan
Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) di Masjid Jabal Nur Gang Olo Nanggalo
Penyajian DataPengumpulanData
Reduksi Data PenarikanKesimpulan
38
Kota Padang. Yang memiliki prestasi dalam mengikuti lombah MTQ ditingkat
Kecamatan dan juga memiliki perilaku yang baik terhadap gurunya. Berbeda
dengan di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung Olo
Nanggalo Kota Padang. Terdapat santri yang kurang mentaati peraturan yang ada
di TPQ salah satunya santri yang meribut ketika pelajaran berlangsung santri
yang sering mengganggu teman saat belajar. Santri yang keluar masuk lokal
ketika pelajaran berlangsung tanpa seizin guru, santri yang pergi ketoilet tanpa
seizin guru, santri yang membantah guru, dan santri yang sering mencela sesama
teman.
3.8 Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian dan pengolahan data ini dimulai pada bulan Mei selama 1
bulan. Penulisan dan bimbingan skripsi pada bulan Juni selama 1 bulan, ujian
skripsi dilakukan pada bulan Juli. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 3.2
sebagai berikut:
Tabel 3.2Jadwal Penelitian
No Kegiatan Penelitian Bulan Tahun 2016Mei Juni Juli
1 Penelitian2 Pengolahaan Data3 Penulisan4 Bimbingan Skripsi5 Ujian Skripsi
3.9 Defenisi Operasional Konsep
3.9.1 Upaya Guru
Upaya Guru adalah suatu usaha atau tindakan yang dilakukan oleh guru,
terhadap santrinya untuk mencapai suatu keberhasilan dalam pembelajaran.
39
4.9.2 Menegakkan Kedisiplinan Santri
Menegakkan kedisiplinan santri adalah suatu hal yang harus dilakukan
guru, agar santri/anak didiknya nanti menjadi santri yang berguna bagi dirinya
ataupun orang lain.
3.9.3 Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ)
Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) merupakan jenjang pendidikan non
formal sebagai. Unit pembelajaran Al-Quran bagi anak SD/MI yang usia 7-12
tahun.
40
BAB IVDESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1 Sejarah Berdirinya TPQ Masjid Mukhlishin
Sejarah berdirinya TPQ tidak terlepas dari berdirinya Masjid Mukhlishin
Kampung Olo Nanggalo Kota Padang. Sebelum dibangunnya Masjid
Mukhlishin. Dahulu Masjid Mukhlishin ini dinamakan dengan Surau
Munawarah yang dibangun oleh suku Caniago pada tahun 1950an dan setelah
adanya suatu kemajuan di daerah ini maka masyarakat ingin membuat sebuah
Masjid. Masjid tersebut yang akan dibuat dengan nama Masjid Mukhlisihin
(Wawancara peneliti dengan Bapak Mudahar 29 April 2016).
Sebelum Masjid ini dibangun dahulu santi/anak disini belajar Al-Quran
pada malam hari di Surau Munawarah. Tahun 1970an santri/anak-anak disini
belajar dengan seadanya dan dibantu guru ngaji 2 orang yaitu H. Ahmad Hanif
dan Nafril HS. Santri/anak yang belajar Al-Quran di Surau Munawarah ini
banyak dari masyarakat sekitar, dan masyarakat tetangga karena dahulu Surau
ini sangat ternama sekali. Banyak mengeluarkan santri-santri yang hebat dalam
membaca Al-Quran pada waktu itu. Santri yang hebat dalam membaca Al-
Quran yaitu santri yang belajar di TPQ Masjid Mukhlishin ketika itu masih
bernama Surau Munawarah.
Data tentang santri yang berprestasi tahun 1980 di Masjid Mukhlishin
Kampuang Olo Nanggalo Kota Padang. Pada saat itu masih dipimpin oleh
Bapak Drs. Musli, ketika itu santri-santri di TPQ Masjid Mukhlishin memiliki
prestasi yang baik. Hingga santri TPQ sering mengikuti lomba musabaqoh antar
Masjid santri mendapatkan juara 2 dan juara 3, bahkan ditingkat Kecamatanpun
40
41
santri TPQ sering mendapatkan juara, untuk lebih jelas terdapat data santri yang
berprestasi saat itu tercantum pada tabel 4.1 dibawah ini:
Tabel 4.1Daftar Nama Santri Masjid Mukhlishin yang Berperestasi Saat itu
Masih Bernama Surau Munawarah Tahun 1980No Nama Guru Laki-laki Perempuan Total
1 Zuwendri,S.Pd.I 1 orang2 Gusrial, S.Pd 1 orang3 Hafrizal, M.Pd 1 orang4 Erizal,SE 1 orang5 Rudi 1 orang6 Wiwik Andriani, SE 1 orang7 Cici Susanti 1 orang8 Pringati Singa Rimbun, SH 1 orang9 Salma,S.Pd 1 orang
10 Darmawati 1 orang11 Nurleli 1 orang12 Andriatis, SPd.I 1 orang
Jumlah 5 orang 7 orang 12 orangSumber : Tata Usaha di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Olo Nanggalo
Kota Padang Tahun 2015/2016.
Dari tabel 4.1 di atas dapat digambarkan tentang santri yang berperestasi
tahun 1980an berjumlah 12 orang. Dari jumlah tersebut orang laki-laki 5 dan 7
orang perempuan. Dahulu TPQ Masjd Mukhlishin masih bernama TPA dan
sekarang sudah diganti namanya oleh Badan Kerja Sama (BKS) Sumatera Barat
(Sumber wawancara peneliti dengan Bapak Mudahar, Bapak Nafril HS, dan
Tata Usaha TPQ 3 Mei 2016).
Hingga pada tahun 1985 mulai dibangun Masjid Mukhlishin. Dengan
diperbesarnya lahan dan dibutuhkan penimbunan tanah, karena Masjid ini
dahulunya adalah rawa yang ingin dibangun sebuah Masjid oleh masyarakat
yang mana dahulu Masjid ini masih lantai satu kemudian tahap demi tahap
42
Masjid Mukhlishin ini dibangun hingga siap juga pembangunannya pada tahun
1988 (Wawancara peneliti dengan Bapak Mudahar 28 April 2016).
Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) jauh sebelumnya sudah ada di Kota
Padang pada tahun 1960an di saat pemerintahan Soekarno adanya TPQ yang
mana dahulu TPQ ini dinamakan dengan TPA/TPSA. Hingga pada tahun 2007
terdapat pemahaman tentang nama Taman Pendidikan Al-Quran yang kini
semakin bergalau karena tidak sesuai. Maka sejak tahun 2008 mulailah diganti
nama TPA oleh Badan Kerja Sama (BKS) Provinsi Sumatera Barat. Dengan
nama yaitu Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) dan begitu juga dengan TPA di
Masjid Mukhlishin juga diganti menjadi TPQ (Wawancara peneliti dengan
Bapak Muliardi 29 April 2016).
Kepemilikan tanah di TPQ Masjid Mukhlishin milik warga yang telah
mewakafkan tanahnya ke TPQ dan Masjid dengan luas tanah 15 X 15 dan lebar
tanah 10 X 10 meter. Tanah yang telah diwakafkan oleh Ibu Eva ketika suaminya
masih hidup, tanah ini diperuntukkan demi kemajuan Kampung Olo ketika itu.
Adapun tanah yang diwakafkan untuk TPQ dan Masjid Mukhlishin ini
digunakan untuk tempat beribadah, belajar Al-Quran oleh santri dan untuk
mengadakan acara keagamaan seperti, Yasinan Ibu-ibu, Maulid Nabi
Muhammad SAW, Isra Mi’raj Nabi Muhammad Saw dan lain-lain (Wawancara
peneliti dengan Bapak Mudahar 29 April 2016).
43
Daftar nama kepala TPQ yang pernah menjabat di Taman Pendidikan Al-
Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Kamung Olo Nanggalo Kota Padang, dibawah
ini terdapat pada tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2Daftar Nama Kepala TPQ yang Pernah Menjabat di Taman
Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid MukhlishinKampung Olo Nanggalo Kota Padang
No. Nama Tahun Jabatan1 Drs Musli 1978-19822 Drs. Nafril HS 1982-19903 Muktim 1990-19954 Drs. Muliardi 1996-20155 Drs. Nafril HS 2015- Sekarang
Sumber: Tata Usaha di Taman Pendidikan Al-Quran TPQ Masjid Mukhlishin Kampung OloNanggalo Kota Padang Tahun 2015/2016.
Dari tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa pemilihan kepala TPQ di Masjid
Mukhlishin ketika dahulu dipilih berdasarkan mufakat yang dilakukan oleh
pengurus Masjid Mukhlishin melalui musyawarah bersama dengan guru TPQ,
Pengurus Masjid, dan jemaah yang ada disekitar lingkungan Masjid Mukhlishin
yang diikutsertakan. Namun sekarang pemilihan kepala TPQ di Masjid
Mukhlishin dipilih oleh pengurus Masjid dan guru TPQ yang diikutsertakan
untuk menunjuk siapa dari para guru yang layak dijadikan kepala TPQ selama 5
tahun kedepan. Pemilihan kepala TPQ ini di lakukan selama 5 tahun sekali
(Wawancara peneliti dengan Bapak Muliardi 17 Mei 2016).
4.2 Visi Misi Tujuan dan Tata Tertib TPQ
Adapun Visi dan Misi Taman Pendidikan Al-Quran di (TPQ) Masjid
Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang sebagai berikut:
44
4.2.1 Visi
1. Menjadi tempat pendidikan yang berbasis pada Al-Quran dan Sunnah
Rasululullah SAW sehingga tercipta masyarakat madanim Islami (Sumber
Tata Usaha TPQ Masjid Mukhlishin).
4.2.2 Misi
1. Menjadikan Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) di Masjid Mukhlishin sebagai
lembaga pendidikan non-formal yang dapat tampil bergandengan dengan
lembaga pendidikan formal dalam bidang pendidikan dini dan da’wah
Islamiyah.
2. Berperan serta dalam mengedepankan kelancaran membaca Al-Quran dengan
bacaan yang baik dan benar.
3. Membentuk pribadi muslim sejak dini dengan penekanan akhlaqul karimah.
4. Turut berperan aktif dalam memakmurkan Masjid.
5. Menyiapkan santri yang siap melanjutkan pembangunan bangsa dengan
memiliki karakter kemantapan iman dan taqwa (Sumber Tata Usaha TPQ
Masjid Mukhlishin).
4.2.3 Tujuan
Adapun tujuan dari Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) di Masjid
Mukhlishin adalah, lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan dan
pengajaran agama Islam tingkat dasar secara menyeluruh dan intensif dari segi
pendidikan Agama Islam. Untuk mengantisipasi, mengisi kekurangan pendidikan
dan pengajaran agama Islam di Sekolah Dasar (SD) dengan tujuan sebagai
berikut:
45
1. Menguatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dengan pemahaman
yang benar terhadap akidah Islam.
2. Memberikan pengetahuan teori dan praktek yang benar tentang tata-cara
beribadah kepada Allah SWT.
3. Menanamkan dan membiasakan perilaku/akhlak yang sesuai dengan tuntunan
ajaran agama Islam.
4. Mendidik dan melatih santri untuk dapat membaca Al-Quran dengan baik,
sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.
5. Mengajarkan hafalan, terjemah dan tafsir, surat-surat pendek dan ayat-ayat
tertentu serta doa-doa.
6. Menumbuhkan jiwa kepemimpinan pada anak.
7. Menghasilkan anak yang taat pada Allah dan berbakti pada kedua orang tua.
8. Menjadikan santri/anak yang berguna bagi dirinya dan lingkungan
keluarganya (Sumber Tata Usaha TPQ Masjid Mukhlishin).
4.3 Struktur Kepengurusan TPQ
Struktur kepengurusan Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid
Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang, saat ini Tahun 2015/2016
dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini:
46
Tabel 4.3Struktur Kepengurusan di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo
Nanggalo Kota PadangTahun 2015/2016
Pelindung Dr. Syaffrudin. MAKetua Drs. Nafril HS
Wakil Gusrial, A.Md
Guru pengajaran 1. Gusrial, A.Md2. M. Zuhri
3. Kartini4. Zenita, S.Ag5. Lailatul Husna
Pemgang keuangan Drs. H. MudaharHumas 1. Tiarcan
2. H. Ahmad Hanif3. Drs. Musli
Sumber: Tata Uasaha di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung OloNanggalo Kota Padang Tahun 2015/2016.
Dari keterangan struktur pengurus TPQ di atas dapat digambarkan bahwa di
TPQ mempunyai pimpian pelindung 1 orang, kepala TPQ 1 orang, wakil TPQ 1
orang yang mana ditugaskan untuk membantu kepala TPQ dan juga
mengkondinir santri, guru pengajar 5 orang yang juga dibantu oleh wakil TPQ
saat mengajar, bendahara 1 orang dan humas 3 orang.
4.4 Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan faktor penunjang dari kelancaran
proses kegiatan belajar mengajar. Saat ini TPQ Masjid Mukhlishin Kampung
Olo Nanggalo Kota Padang sudah memiliki lokal sebayak 4 lokal yang dahulunya
hanya 2 lokal. Namun sekarang sudah memiliki 1 kantor, lokal tempat belajar
santri 4 lokal, toilet 2 untuk laki-laki dan perempuan, Al-Quran 30 buah, kursi
dan meja sebanyak 120 buah, yang mana saat itu belum ada kursi dan meja
sebanyak ini. Ketika itu santri belajar di TPQ hanya dilantai dan sebagian yang
47
lain belajar dikursi. Selain itu sarana dan prasarana ada infocus di TPQ untuk
kebutuhan guru dalam menyampaikan materi kepada santri. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel dibawah ini (Sumber Tata Usaha TPQ Masjid
Mukhlishin).
Dibawah ini terdapat sarana dan prasarana TPQ Masjid Mukhlishin
Kampung Olo Nanggalo Kota Padang tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4Daftar Sarana dan Prasarana di TPQ Masjid Mukhlishin
Kampung Olo Nanggalo Kota PadangTahun 2015/2016.
No Fasilitas Sekolah Jumlah1 Kantor TPQ 12 Lokal tempat santri belajar 43 Toilet 24 Al-Quran 305 Kursi dan meja 1206 Infocus 1
Jumlah 158Sumber: Tata Usaha di Taman Pendidikan Al-Quran TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo
Nanggalo Kota Padang Tahun 2015/2016.
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat jumlah sarana dan prasarana TPQ
Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang terdiri dari 1 kantor
TPQ. 4 lokal tempat belajar yang terdiri dari kelas I sampai kelas IV yang belajar
di TPQ. 2 toilet yang disediakan untuk santri yang mau buang air besar ataupun
kecil. 30 buah Al-Quran untuk santri belajar. 120 buah kursi dan meja. 1 buah
Infocus untuk santri belajar dan menonton vidio yang disediakan oleh guru.
4.5 Jumlah Santri di TPQ
Jumlah santri di TPQ Masjid Mukhlishin terdiri dari santri laki-laki dan
perempuan yang berjumlah pada tahun 2015-2016 sebanyak 71 orang santri yang
48
belajar di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin. Santri yang
belajar di TPQ sebanyak 4 lokal yaitu kelas I, II, III dan kelas IV.
Data tentang jumlah santri yang ada di Taman Pendidikan Al-Quran
(TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang. Tercantum
pada tabel 4.5 dibawah ini:
Tabel 4.5Jumlah Santri di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanngalo
Kota Padang Tahun 2015/2016.No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah1 I 10 orang 5 orang 15 orang2 II 5 orang 14 orang 19 orang3 III 9 orang 13 orang 22 orang4 IV 6 orang 9 orang 15 orang
Jumlah 30 orang 41 orang 71 orangSumber : Tata Usaha di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Olo Nanggalo
Kota Padang Tahun 2015/2016.
Dari tabel 4.5 di atas dapat peneliti gambarkan tentang jumlah santri di
TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang. Tahun
2015/2016 berjumlah 71 orang santri. Dari kelas 1-4 terdiri dari 71 orang santri
laki-laki dan perempuan. Kelas I sebanyak 15 orang santri, kelas II sebanyak 19
orang santri, kelas III sebanyak 22 orang santri, dan kelas IV sebanyak 15 orang
santri.
4.6 Sumber Pendanaan
Sumber pendanaan di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo
Kota Padang, yang mana diambil dari donatur bulanan dari rumah warga yang
mendafarkan santri/anaknya ke TPQ dan juga dari warga lain yang ingin berinfak
ke Masjid melalui donatur TPQ dengan total Rp2.105.000,00. Selain dari uang
kas Masjid sendiri menyumbang ke TPQ sebanyak Rp2.000.000,00 perbulan.
49
Dari uang SPP santri/anak yang memasukkan anak ke TPQ Masjid Mukhlishin
Rp35.000,00 per santri (Wawancara peneliti dengan Bapak Nahril HS 09 Mei
2016).
4.7 Kurikulum Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ)
Kurikulum Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) adalah lembaga pendidikan
agama non formal disusun oleh Departemen Agama Provinsi Sumatera Barat.
Dibidang Al-Quran tingkat dasar.
4.7.1 Pengertian
Kurikulum TPQ adalah seperangkat rencana dan pengaturan atau secara
garis besar program pengajaran pada lembaga pendidikan Al-Quran yang berisi
tentang kompetensi yang dibakukan sesuai dengan karateristik. Dan juga
perkembangan jiwa santri guna mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan
berbasis pada Al-Quran dan Sunnah Rasul Allah (Indra, 2013: 9).
4.7.2 Tujuan
Tujuan Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ).
1. Tujuan Tingkat Satuan Pendidikan.
Tujuan Tingkat Satuan Pendidikan Taman Al-Quran (TPQ) dirumuskan
mengacu kepada tujuan umum pendidikan sebagai berikut:
a. Membantu mengembangkan potensi santri kearah pembentukan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan keagamaan, melalui pendekatan yang
disesuaikan dengan lingkungan dan tahap perkembangan santri berdasarkan
tuntunan Al-Quran dan Sunnah Rasul.
50
b. Mempersiapkan santri agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan,
dan keterampilan keagamaan yang telah didapatkan melalui program
pendidikan Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) untuk program pendidikan
yang selanjutnya (Indra, 2013: 40).
2. Tujuan Tingkat Satuan Pembelajaran
Tujuan tingkat satuan pembelajaran Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ)
dirumuskan dalam satu jenjang pembelajaran yang ditempuh dalam tiga tahun
atau enam semester yaitu:
a. Tujuan Tingkat Satuan Pembelajaran Level A Santri diharapkan.
1) Mampu mengenal dan membaca huruf serta kalima dan penggalan ayat
Al-Quran melalui buku panduan (semisal Qiro’ati, Iqro, dan Tilawah.
2) Hafalan bacaan salat lima waktu dan mampu mempraktikkan tata cara
pelaksanaannya dengan baik.
3) Menguasai sejumlah hafalan doa harian dan surat pendek.
4) Membiasakan sikap dan adab yang baik.
5) Memiliki kemampuan dasar keterampilan menulis huruf dan angka Arab
dengan benar.
6) Mampu mengenal dasar-dasar keislaman melalui pembiasaan dan
praktik langsung serta permainan secara sederhana yang diberikan
(Indra, 2013: 40-41).
b. Tujuan Tingkat Satuan Pembelajaran Level B Santri diharapkan:
1) Mampu membaca al-Quran mulai juz1 hingga juz 15.
51
2) Mampu menguasai dasar-dasar Ilmu Tajwid sesuai target yang
ditentukan.
3) Mampu melaksanakan tata cara salat berjamaah berserta doanya dengan
baik dan benar.
4) Menguasai sejumlah hafalan doa harian, surat pendek serta ayat pilihan
sesuai target yang ditentukan.
5) Membiasakan sikap dan adab yang baik.
6) Memiliki kemampuan keterampilan menulis Arab dengan baik dan
benar.
7) Mampu mengenal dasar-dasar Dinul Islam (Indra, 2013: 41-42).
c. Tujuan Tingkat Satuan Pembelajaran Level C Santri diharapkan:
1) Mampu membaca Al-Quran mulai juz 16 hingga juz 30.
2) Mampu menguasai dasar-dasar Ilmu Tajwid lanjutan sesuai target yang
ditentukan.
3) Mampu melaksanakan tata cara salat sunnah dan salat jenazah beserta
doanya yang ditentukan.
4) Menguasai sejumlah hafalan doa harian, surat pendek serta ayat pilihan
sesuai terget yang ditentukan.
5) Membiasakan sikap dan adab yang baik.
6) Memiliki kemampuan keterampilan menulis ayat-ayat Al-Quran dan
hadist dengan baik benar.
7) Mampu menguasai dasar-dasar Dinul Islam (Indra, 2013: 42).
52
4.7.3 Program Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ).
Adapun program Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) antara lain:
1. Dasar Pembelajaran Al-Quran
2. Hafalan Bacaan Salat
3. Hafalan Surat Pendek
4. Praktik Ibadah
5. Bacaan Tadarus
6. Ilmu Tajwid
7. Hafalan Ayat-ayat Pilihan
8. Doa dan Adab Harian
9. Dinul Islam (Indra, 2013: 45-50).
4.7.4 Sistem Evaluasi
Sistem penilaian yang dikembangkan mencakup prosedur yang digunakan,
jenis dan bentuk penilaian serta alat evaluasi yang digunakan. Obyek dalam
penilaian mencakup penilaian terhadap proses dan hasil belajar santri. Penilaian
hasil belajar adalah upaya pemberian nilai terhadap kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh ustadz/guru dan santri, sedangkan penilaian hasil belajar adalah
proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai dengan
menggunakan kriteria tertentu. Hasil belajar tersebut pada hakikatnya merupakan
kompetensi yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-
nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Kompetensi
tersebut dapat dikendali melalui sejumlah hasil belajar dan indikator yang dapat
diukur dan dapat diamati (Indra, 2013: 85).
53
4.8 Kurikulum Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin
Kampung Olo Nanggalo Kota Padang.
4.8.1 Pengertian
Kurikulum Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin adalah
lembaga pendidikan agama non formal. Disusun oleh majlis guru TPQ Masjid
Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang, berserta kepala Taman
Pendidikan Al-Quran (TPQ), dan juga ketua Masjid Mukhlishin berserta
anggotanya (Wawancara peneliti dengan Bapak Nafril HS 3 Mei 2016).
4.8.2 Tujuan
Tujuan Tanam Pendidikan Al-Quran (TPQ) terdiri dari:
1. Tujuan Umum
Tujuan umum Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) ialah agar santri:
a. Memiliki sikap sebagai seorang Muslim/Muslimah yang baik dan berakhlak
mulia.
b. Memiliki sikap sebagai warga negara Indonesia yang baik.
c. Memiliki pengetahuan tentang dasar-dasar hidup beragama islam.
d. Terampil dalam melaksanakan ibadah bagi pengembangan keperibadian.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) ialah agar santri:
a. Dapat membaca Al-Quran dengan lancar dan bagus.
b. Terbiasa membaca Al-Quran dalam hidup sehari-hari dan mencintai Al-
Quran.
c. Dapat memahami dan menghafal ayat-ayat Al-Quran untuk bacaan salat.
54
d. Terampil membaca Al-Quran dengan menguasai tiga irama dasar, sehingga
dapat menjadi peserta MTQ (Musabaqah Tilawatil Quran) tingkat anak-
anak.
e. Mencintai dan memakmurkan Masjid, Mushalla dan Surau (Sumber Tata
Usaha TPQ Masjid Mukhlishin).
4.9 Program Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin
Adapun program Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin
terdiri dari 11 (sebelas) bidang studi yaitu:
1. Membaca Al-Quran
2. Tilawah
3. Tahfizh dan Terjemah
4. Ilmu Tajwid
5. Agama yan terdiri dari tiga sub bidang studi:
a. Aqidah
b. Ibadah
c. Akhlak
6. Didikan Subuh
7. Menulis huruf Al-Quran
8. Imlak
9. Khat (Sumber Tata Usaha TPQ Masjid Mukhlishin).
55
4.10 Pengelompokan Bidang Studi
Bidang-bidang studi pada Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) dapat
dikelompokan menjadi:
1. Kelompok Pokok
Kelompok pokok yaitu, bidang studi yang mengantarkan santri kepada
tujuan di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ).
2. Kelompok Dasar
Kelompok dasar yaitu, bidang studi yang mendasari usaha mencapai tujuan
di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ).
3. Kelompok Penunjang
Kelompok penunjang yaitu, bidang studi yang membantu tercapainya
tujuan di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ).
4.11 Syarat Belajar
Syarat untuk dapat diterima belajar pada Taman Pendidikan Al-Quran
(TPQ) adalah:
1. Santri yang telah mengenal dan dapat membaca huruf Latin dengan lancar.
2. Ketentuan-ketentunan lain yang ditetapkan oleh pimpinan Taman Pendidikan
Al-Quran (TPQ) setempat (Sumber Tata Usaha TPQ Masjid Mukhlishin).
4.1.2 Sistem Belajar
1. Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) memakai sistem klasikal.
2. Taman Pendidikan Al- Quran (TPQ) belajar enam hari seminggu termasuk
hari minggu untuk Didikan Subuh.
56
3. Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) belajar sebanyak 12 jam pelajaran
seminggu, sehari dua jam pelajaran dan satu jam pelajaran lamanya 30 menit.
4. Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) mengunakan sistem semester, sebagai
satuan waktu, yang berlangsung selama 144 atau enam bulan (288 jam
pelajaran).
5. Masa belajar pada Taman Pendidikn Al-Quran (TPQ) lima semester.
6. Penetapan waktu penerimaan murid baru (awal semester), dilaksanakan oleh
pimpinan Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) setempat, dengan catatan tidak
mengganggu jumlah jam pelajaran tiap semester.
7. Penetapan hari libur mingguan dan hari libur lainnya, dilaksanakan oleh
pimpinan Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) setempat tidak mengurangi
jumlah jam belajar setiap semester.
8. Setiap bulan Ramadhan Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) melaksanakan
Tadarus Al-Quran di Masjid (Sumber Tata Usaha TPQ Masjid Mukhlishin).
4.12. Sistem Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi pada Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) tidak hanya
diselenggarakan pada akhir semester, penilaian harus dilaksanakan pada setiap
satuan pelajaran. Evaluasi dilaksanakan secara terus menerus, menyeluruh,
berkesinambungan dan mencakup segala aspek tingkah laku santri.
1. Buku Laporan Santri
Buku laporan santri atau yang lebih dikenal dengan sebutan rapor,
diserahkan setiap akhir semester atau sekali enam bulan. Dalam buku laporan
itu, perlu diperhatikan masalah kerajinan murid dalam mengikuti berbagai
57
kegiatan keagamaan seperti, peringatan hari besar Islam, ketertiban dalam
mengikuti salat Jumat, ketaatan dalam melaksanakan ibadah, keaktifan dalam
mengikuti Didikan Subuh dan lain-lain.
2. Buku kontrol Salat
Tujuan mengadakan buku kontrol salat adalah membina tanggung jawab
wali santri dan guru terhadap pelaksanaan salat lima waktu santri. Dalam buku
kontrol salat dicatat pelaksanaan salat lima waktu dan diparaf oleh yang
menyaksikannya dan dalam hali ini oleh guru TPQ Masjid bersangkutan
(Sumber Tata Usaha TPQ Masjid Mukhlishin).
58
BAB VHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN
5.1 Upaya Guru dalam Menegakkan Kedisplinan Santri di Taman
Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo
Kota Padang.
Pada bagian ini peneliti mendeskripsikan tentang TPQ Masjid Mukhlishin
yang merupakan lembaga pendidikan non formal mengajarkan tentang Al-Quran.
Selain itu TPQ juga mengajarkan tentang Iqro, membaca Al-Quran, menulis Al-
Quran, Latihan Didikan Subuh (DDS), belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI),
seni baca Al-Quran, Kaht, Akhlak, Ibadah, Tajwid, Fiqih, Akidah Dan Tahfizh.
Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin yang seharusnya
santri memiliki kedisiplinan yang baik kepada guru dan sesama santri. Tetapi
kenyataan santri tidak mematuhi peraturan yang ada di TPQ. Aturan-aturan yang
ada di TPQ ini bertujuan untuk membuat santri disiplin. Segala aturan yang ada
di TPQ tersebut hendaknya dipatuhi oleh santri agar ia bisa dikatakan santri yang
memiliki disiplin. Tetapi kenyataan yang terjadi di lapangan, tidak sedikit santri
yang kurang disiplin terhadap tata tertib TPQ seperti, terhadap sesama teman
santri, dan terhadap guru yang ada di TPQ.
Dari hasil penelitian dan pembahasan di atas maka peneliti menggambarkan
tentang Upaya yang dilakukan Guru dalam Menegakkan Kedisiplinan Santri di
Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo
Kota Padang yaitu:
58
59
5.1.1 Guru Memberikan Ketauladan
Ketauladan yang dilakukan oleh guru TPQ Masjid Mukhlishin berupa sikap
yang diperlihatkan guru kepada santri dalam memberikan pelajaran kepada santri-
santri yang ada di TPQ. Salah satunya guru datang tepat waktu, guru memberikan
motivasi kepada santri, guru memberikan contoh kepada santri cara berperilaku
yang baik kepada santri dalam berbicara dengan sesama ataupun dengan yang
lebih tua. Dan guru selalu mengulangi pelajaran kepada santri hingga santri
mengerti.
Dari wawancara yang peneliti lakukan di TPQ Masjid Mukhlishin. Peneliti
melihat guru TPQ datang tepat waktu saat mengajar kepada santri seperti, guru
memberikan motivasi kepada santri. Guru ketauladanan Rasulullah SAW kepada
santri dan guru memberikan contoh berperilaku baik kepada santri yang ada di
Masjid Mukhlishin seperti, guru dalam berbiara kepada guru, dengan orang yang
lebih tua ataupun dengan sesama santri TPQ Masjid Mukhlishin, guru selalu
mengulangi pelajaran kepada santri hingga santri mengerti pelajaran yang
disampaikan oleh guru seperti, guru menyampaikan pelajaran yang agak sulit
kepada santri kemudian guru memberikan contoh dan perumpamaan kepada
santri agar santri bisa memahaminya dengan baik.
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan dengan guru TPQ bernama
Lalilatul Husna menjelaskan Upaya guru Dalam Menegakkan Kedisiplinan santri
di TPQ Masjid Mukhlishin sebagai berikut:
“Saya sebagai guru di TPQ selalu datang dengan tepat waktu dalammengajar. Saya juga memberikan motivasi kepada santri yang malas,seperti saya selalu mengulangi pelajaran kepada santri yang kurangmengerti dalam pelajaran. Hal ini saya lakukan kepada semua santri agar
60
santri dapat mencontoh saya dan juga guru lain yang ada di TPQ”(Wawancara peneliti dengan Ibu Lailatul Husna 7 Mei 2016).
Selanjutnya peneliti mewawancarai Bapak Kepala TPQ Masjid Mukhlishin
yaitu, Bapak Nafril HS tentang Upaya Guru dalam Menegakkan Kedisiplinan
Santri di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung Olo
Nanggalo Kota Padang beliau mengatakan sebagai berikut:
“Dalam menegakkan kedisiplinan terhadap santri. Saya selaku Kepala TPQMasjid Mukhlishin selalu memberikan pengarahan kepada guru yang ada diTPQ seperti; guru harus datang lebih awal dari pada santri, guru harusmemotivasi santri sebelum pelajaran dimulai, guru harus menanyakankepada santri tentang pelajaran yang belum mengerti agar bisa dijelaskanlagi. Hal ini saya lakukan agar guru selalu memberikan ketauladanankepada santri yang ada di TPQ Masjid Mukhlishin. Ini semua dilakukansupaya santri selalu menyukai kita sebagai guru dan juga pelajaran yangada di TPQ. Selain itu saya memberikan pengarahan kepada guru-guru agarselalu datang tepat waktu ke TPQ Masjid Mukhlishin” (Wawancara penelitidengan Bapak Nafril HS 2 Mei 2016).
Selanjutnya peneliti juga mewawancarai guru TPQ kelas I Masjid
Mukhlishin Ibu Kartini sebagai berikut:
“Saya sebagai guru TPQ kelas I menerima pengarahan dari Bapak KepalaTPQ yang mana beliau mengatakan kepada saya. Dan juga guru-guru yanglain. Kita sebagai guru di TPQ Masjid Mukhlishin ini harus menjadikantauladan bagi santri-santri kita disini, agar nantinya santri kita dapatmenjadi santri yang disiplin, jujur, dan berani agar mereka berguna bagimasyarakat yang akan datang. Tidak hanya untuk masyarakat yang akandatang dari sekarang kita harus memulai menegakkan kedisiplinan kepadasantri kita. Agar santri kita menjadi santri tauladan yang bisa dicontoh olehsantri yang lainnya ataupun anak-anak sekitar TPQ ini” (Wawancarapeneliti dengan Ibu Kartini 3 Mei 2016).
Lebih lanjut lagi peneliti juga mewawancarai guru TPQ kelas II Bapak M.
Zuhri menjelaskan:
“Sebelum saya memulai pelajaran kepada santri TPQ kelas II saya selalumemberikan motivasi kepada semua santri yang ada di dalam lokal. Berupamenceritakan ketauladanan yang dimiliki oleh nabi kita yaitu RasulullahSAW. Bahwa sikap beliau seorang yang penyabar, penyang terhadap
61
sesama dan selalu membantu orang lain. Baik dikala mereka senangataupun dalam kesusahan” (Wawancara peneliti dengan Bapak M. Zuhri 02Mei 2016).
Selanjutnya peneliti juga mewawancarai guru TPQ kelas III Masjid
Mukhlishin Bapak Gusrial sebagai berikut:
“Saat saya datang ke TPQ Masjid Mukhlishin. Saya selalu memberikancontoh kepada semua santri seperti, saya selalu datang tepat waktu ke TPQ.Hal ini saya lakukan agar santri mencontohi gurunya. Selain itu saya selalumemberikan motivasi kepada santri yang sering malas-malasan dalambelajar” (Wawancara peneliti dengan Bapak Gusrial 3 Mei 2016).
Lebih lanjut lagi peneliti juga mewawancarai santri yang bernama
Muhammad Kadafih TPQ santri kelas IV Masjid Mukhlishin sebagai berikut:
“Guru TPQ Masjid Mukhlishin selalu datang lebih awal Pak lagi Bapak.Bapak M. Zuhri dan Bapak Gusrial juga selalu datang lebih awal ketikaananda datang ke TPQ Bapak M. Zuhri sudah datang duluan, untukmengajarkan pelajaran kepada kami” (Wawancara peneliti dengan santrikelas IV Muhammad Kadafih 3 Mei 2016).
Selanjutnya peneliti juga mewawancarai santri TPQ kelas III yang bernama
Khalisa Madina sebagai berikut:
“Saya sangat senang ketika belajar dengan bapak M. Zuhri karena dia selalumemberikan motivasi kepada saya. Disaat saya malas dalam belajar diaselalu memberikan saya semangat dan juga dia tidak bosan-bosanmemberikan pelajaran kepada saya disaat saya kurang mengerti. Selain ituyang dapat dicontoh pada Bapak M. Zuhri yaitu, beliau selalu datang tepatwaktu saat mengajar” (Wawancara peneliti dengan santri kelas III KhalisaMadina 18 Mei 2016).
Dari pernyataan di atas dapat peneliti simpulkan bahwa dalam menegakkan
kedisiplinan terhadap santri yaitu dengan memberikan pengarahan dari kepala
TPQ untuk guru yaitu, guru memberikan ketauladan kepada santri berupa
menceritakan sejarah para nabi-nabi terdahulu karena dialah yang dapat dijadikan
contoh. Guru selalu memberikan motivasi kepada santri dalam belajar dan guru
62
selalu datang tepat waktu saat mengajar di TPQ. Hal ini agar guru dapat
dicontohi oleh santri yang lain.
5.1.2 Sikap Toleransi Guru Terhadap Santri
Berdasarkan penelitian, yang peneliti lakukan di TPQ Masjid Mukhlishin
bahwa pada saat santri melaksanakan pembelajaran di TPQ guru selalu
memperlihatkan sikap toleransinya kepada santri seperti, santri yang terlambat
datang ke TPQ, santri yang suka keluar masuk saat belajar, dan santri yang pergi
ke toilet tanpa seizin guru dan lain-lain. Dalam hal ini guru TPQ tidak langsung
memvonis mereka, tetapi guru yang ada di TPQ menanyakan terlebih dahulu
kepada santri yang sedang mengalami masalah tersebut. Kenapa kamu sering
terlambat datang ke TPQ, begitu juga dengan santri yang keluar masuk lokal dan
santri yang pergi ke toilet tanpa seizin guru. Guru TPQ selalu menyarankan
kepada santri-santri yang ada di TPQ Masjid Mukhlishin agar selalu mematuhi
peraturan yang ada. Selain itu santri diperbolehkan untuk pergi ke toilet dengan
sarat harus meminta izin kepada guru terlebih dahulu. Dan begitu juga santri yang
izin ke toilet harus satu-satu tidak boleh dua orang atau lebih yang keluar karena
itu dapat mengganggu konsentrasi santri dalam belajar.
Dalam menyampaikan pelajaran kepada santri guru TPQ selalu
memberikan dorongan positif kepada santri. Hal ini seperti, guru menyuruh santri
untuk menghafal ayat pendek di rumah yang kemudian disetorkan kepada guru
TPQ. Bagi santri yang lemah dalam menghafal ayat guru TPQ memberikan
toleransi kepada santri untuk mengahafalnya di rumah selama tiga hari. Dan ini
63
sebagai nilai tambahan santri untuk dapat menambah nilai yang lainnya untuk
kenaikan kelas nanti.
Guru juga memperlihatkan bentuk sikap toleransi kepada santri. Hal ini
seperti, santri yang datang terlambat ke TPQ, santri yang keluar masuk lokal, dan
santri yang pergi ke toilet tanpa seizin guru. Dari sikap santri yang mereka
dilakukan saat belajar. Maka guru TPQ memberikan upaya terhadap santri seperti
sikap toleransi guru terhadap santri.
Dari permasalahan di atas maka peneliti mewawancarai salah satu guru
TPQ Ibu Kartini yang menjelaskan sebagai berikut:
“Saya sebagai guru di TPQ memberikan toleransi terhadap santri yangmelanggar peraturan di TPQ Masjid Mukhlishin. Toleransi yang sayaberikan seperti, santri yang mengganggu teman saat belajar, santri yangkeluar masuk lokal, dan santri yang pergi ke toilet tanpa seizin guru. Daritindakan yang dilakukan santri saya memberikan toleransi kepada santriyang melanggar peraturan tersebut, pada hari ini siapa yang mau berbuatseperti yang teman kamu lakukan tadi silakan tapi besok tidak boleh lagi.Besok siapa yang melakukan lagi Ibu akan hukum ananda dan kita kenakandenda kepada mereka yang melanggar peraturan atau kita suruh diamembersihkan Toilet” (Wawancara peneliti dengan Ibu Karniti 05 Mei2016).
Lebih lanjut lagi peneliti mewawancarai salah seorang dari orang tua santri
yang bernama Ibu Arihatis yang menjelaskan sebagai berikut:
“Pernah saya mengantarkan anak saya FA datang ke TPQ. Ketika itusemua santri sudah masuk lokal dan juga pelajaran sudah dimulai.Sementara saya dan juga anak saya FA baru sampai ke TPQ. Lalu guruTPQ memberikan arahan kepada saya. Agar tidak terlambat lagimengantarkan FA ke TPQ. Sementara anak saya FA diperbolehkan masuklokal” (Wawancara peneliti dengan orang tua santri Ibu Arihatis 25 Mei2016).
64
Dari pernyataan di atas peneliti juga mewawancarai Bapak M. Zuhri
tentang, toleransi yang diberikan kepada santri TPQ Masjid Mukhlishin antara
lain:
“Untuk mengubah perilaku santri saya juga memberikan sikap toleransikepada santri. Tetapi dalam hal toleransi saya memberikan kesepakatankepada santri. Boleh ke toilet dalam pelajaran Bapak tapi dengan satu saratkeluarnya harus satu-satu tidak boleh keluarnya berdua. Kalau teman kalianpergi ke Toilet maka kalian harus menunggu sampai teman kalian masukbaru boleh kalian izin pergi keluar. Ini yang saya lakukan kepada santri,agar santri merasa dihargai” (Wawancara peneliti dengan Bapak M. Zuhri05 Mei 2016).
Lebih lanjut lagi dari pernyatan di atas peneliti mewawancarai salah satu
dari santri kelas III yang mengatakan sebagai berikut:
“Pernah ketika belajar perut saya sedang sakit. Dan waktu itu saya langsungpergi ke toilet tanpa izin seizin guru. Setelah selesai ke toilet saya masuklokal dan guru saya tadi memanggil saya karena tidak minta izinkepadanya. Dan saya menceritakan permasalahan kepada dia. Ibu tadiperut saya sakit sekali jadi tidak sempat minta izin sama ibu karena Ibu tadilagi menulis di depan jadi saya takut meminta izin takut tidak Ibu izinkan.Saya minta maaf sama Ibu karena tidak minta izin terlebih dahulu. Ketikasaya mengatakan demikian maka Ibu guru saya tadi memberikan sayatoleransi kepada saya dan tidak mengulanginya lagi” (Wawancara penelitidengan santri Qodri Rahmadani 23 Mei 2016).
Selanjutnya peneliti mewawancarai Bapak kepala TPQ Masjid Mukhlishin
yaitu, Bapak Nafril HS beliau mengatakan sebagai berikut:
“Saya selalu memberikan arahan kepada guru-guru agar selalumembimbing santri TPQ masjid Mukhlishin. Apa lagi umur santri rata-rata7 sampai 12 tahun mereka sedang asik-asiknya bermain. Untuk itu kitasebagai guru harus memberikan toleransi kepada santri. Dan juga selalumembina santri kearah yang lebih baik” (Wawancara peneliti dengankepala TPQ Bapak Hafril HS 8 Mei 2016).
Dari pernyataan guru TPQ di atas dapat peneliti simpulkan. Bahwa sikap
toleransi yang dilakukan oleh guru TPQ tersebut merupakan cara guru untuk bisa
dekat dengan santri. Agar santri merasa diperhatikan oleh guru yaitu dengan
65
memberikan toleransi guru terhadap santri seperti guru memberikan santri izin
pergi ke toilet, guru juga memberikan toleransi kepada santri yang terlambat
datang ke TPQ.
5.1.3 Guru Memberikan Nasihat
Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) terdapat santri yang suka
mengganggu teman saat belajar, saat pelaksanaan salat Ashar berlangsung dan
juga saat guru menyampaikan materi pelajaran di depan santri TPQ Masjid
Mukhlishin. Selain dari permasalahan di atas peneliti juga menemukan santri
yang suka memgganggu temannya saat praktik salat berlangsung. Sehingga santri
yang diganggu tersebut tidak khusuk lagi melaksanakan salat. Kemudian dari
permasalahan ini diketahui oleh guru pembimbing sehingga santri yang suka
mengganggu teman-temannya saat salat tadi dipanggil. Dan ditanya oleh guru
tersebut kenapa kamu suka memgganggu teman saat salat. Itu tidak boleh berdosa
mengganggu teman sedang melaksanakan salat. Kemudian guru TPQ Masjid
Muklishin memberikan nasihat kepada santri yang suka mengganggu teman
sedang salat tersebut. Selanjutnya guru TPQ juga memberikan perumpamaan
kepada santri yang suka mengganggu teman saat belajar, saat salat, dan yang suka
mencela sesama santri. Hal itu merupakan perbuatan Setan karena yang seperti
itu adalah Setan yang suka mengganggu manusia.
Dari penelitian yang peneliti lakukan di TPQ Masjid Mukhlishin. Dapat
peneliti jelaskan dibawah ini upaya guru dalam menegakkan kedisiplinan santri
yaitu, dengan memberikan nasihat kepada santri. Berupa wawancara peneliti
dengan guru-guru TPQ sebagai berikut.
66
Dari Informasi terkait Upaya guru Dalam Menegakkan Kedisiplinan
terhadap Santri di TPQ peneliti wawancarai Bapak Gusrial yang mengajarkan
kelas III, beliau mengatakan antara lain:
“Ada beberapa santri yang suka mengganggu temannya disaat belajar. Lalusaya memanggilnya dan saya berikan dia nasihat. Apabila kamumengganggu teman kamu yang rugi adalah kamu. Dan teman kamu yangkamu ganggung karena dia tidak konsentrasi untuk belajar” (Wawancarapeneliti dengan Bapak Gusrial 2 Mei 2016).
Selanjutnya peneliti juga mewawancarai guru TPQ kelas IV Masjid
Mukhlishin Ibu Zenita sebagai berikut:
“Ketika saya mendapati santri yang mengganggu temannya sedang salat.Hingga santri yang diganggu tidak khusuk untuk salat lagi bahkan adasantri yang tidak selesai melaksanakan salat. Lalu saya menyuruh diamengulanginya lagi salat. Kemudian saya panggil santri yang mengganggutersebut. Dan saya berikan dia nasihat” (Wawancara peneliti dengan IbuZenita 2 Mei 2016).
Lebih lanjut lagi peneliti juga mewawancarai santri kelas III yaitu FA yang
mengatakan:
“Pernah Bapak Gusrial memanggil saya waktu salat. Dia mengatakan agartidak mengganggu teman saat salat. Jika kamu mengganggu temanmu salatteman mu batal maka kamu yang berdosa. Dan itu artinya kamu samadengan Setan” (Wawancara peneliti dengan FA santri kelas III 2 Mei 2016).
Selanjutnya peneliti wawancara dengan Ibu Zenita yang menjelaskan
sebagai berikit:
“Santri yang meribut ketika pelajaran praktek ibadah salat jenazah. Sewaktusantri sedang praktek salat jezanah ada beberapa santri yang mengobrol dansaya menanggilnya untuk tidak mengobrol lagi kanena itu dapatmengganggu temanmu. Dalam melaksanakan peraktik salat jenazah”(Wawancara pneliti dengan Ibu Zenita 2 Mei 2016).
Lebih lanjut lagi peneliti juga mewawancarai orang tua santri yang
bernama Ibu Idel yang menjelaskan sebagai berikut:
67
“Pernah saya pergi ke TPQ Masjid Mukhlishin mengantarkan anak sayaKH untuk belajar. Saat itu tanpa sengaja saya melihat guru TPQmemberikan nasihat kepada santri kelas IV yang mengganggu kelas II saatpelajaran mau dimulai. Dan akhirnya guru memberikan nasihat kepada diaagar tidak mengulanginya lagi” (Wawancara peneliti dengan orang tuasantri Idel 14 Mei 2016).
Dari pernyataan di atas dapat peneliti simpulkan, bahwa untuk membuat
santri berperilaku baik, cara yang mudah untuk dilakukan guru yaitu memberikan
nasihat kepada santri. Dalam hal seperti, guru berbicara dengan lemah lembut
kepada santri, guru memberikan nasehat kepada santri tentang suri tauladan yang
miliki Rasulullah, kisah para nabi yang terdahulu, dan guru juga menceritakan
tentang orang yang di azab di Neraka.
5.1.4 Berbicara Lemah Lembut
Berdasarkan penelitian, yang peneliti lakukan di TPQ Masjid Mukhlishin.
Peneliti melihat guru TPQ memberikan pelajaran kepada santri disaat jam
pelajaran berlangsung seperti; pelajaran akidah akhlak, membaca Al-Quran, dan
praktek ibadah. Peneliti juga menemukan santri yang kurang bisa memahami
pelajaran yang ada di TPQ. Dan juga dalam bertingkah laku sesama santri
mereka. peneliti juga melihat santri yang suka meribut disaat jam pelajaran
berlangsung. Dan disaat pelaksanan salat Ashar yang mengganggu teman-
temannya. Kejadiaan ini biasanya dilakukan oleh santri laki-laki baik disaat
belajar ataupun disaat salat berlangsung. Sementara santri yang perempuan ada
juga yang meribut tetapi tidak seperti santri laki-laki.
Dari penelitian, yang peneliti lakukan di TPQ masjid mukhlishin. Peneliti
juga menemukan guru TPQ memberikan pelajaran kepada santri yang kurang
disiplin terhadap guru seperti guru memberikan pelajaran kepada santri, dengan
68
melakukan pembicaraan lemah lembut kepada santri. Guru memberikan arahan
kepada santri yang suka meribut dalam pelaksanaan pmbelajaran berlangsung.
Dan santri mengganggu teman pada saat salat berlangsung. Peneliti juga melihat
guru memberikan nasihat berupa berbicara dengan lemah lembut kepada santri
karena santri yang seusia mereka cuma bisa diberikan saran dengan lemah
lembut. Jika dengan kekerasan guru mendidik santri. Maka santri TPQ tidak akan
berubah dan tidak bisa patuh kepada guru. Oleh sebab itu guru melakukan upaya
dalam menegakkan kedisiplinan santri yaitu dengan cara berbicara lemah lembut
kepada santri agar santri merasakan bahwa guru TPQ mempedulikan santri yang
ada di TPQ. Maka dari situlah proses pembelajaran akan mudah diterima oleh
santri.
Berdasarkan pernyataan di atas peneliti mewawancarai Ibu Kartini sebagai
berikut:
“Ada salah seorang santri kami bernama FA. Ketika belajar ibadah (PraktikSalat) jenazah disuruh ke depan dia mau. Beberapa kali saya suruh santri itutetap dia tidak mau. Dan akhirnya saya berbicara lemah lembut denganmemberikan masukan-masukan kepada santri tersebut serta saran bahwabelajar praktik ibadah ini harus langsung didemonstrasikan. Dan akhirnyadia mau tampil” (Wawancara peneliti dengan Ibu Kartini 09 Mei 2016).
Dari hasil wawancara di atas, lebih lanjut lagi peneliti juga mewawacarai
guru kelas III Bapak Gusial sebagai berikut:
“Saya mengajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Dalam proses belajarSKI banyak mengunakan metode tanya jawab. Lalu sewaktu sayamengajukan pertanyaan ada santri yang menunjuk-nunjuk temannya karenasudah sering sekali santri tersebut menunjuk-nunjuk temannya. Sementaradia sendiri tidak kunjung juga berani tampil menjawab pertanyaan tersebut.Dan akhirnya saya suruh santri menjawab pertanyaan yang saya ajukan diamembantah santri tersebut bilang saya tidak tau Pak. Dan akhirnya sayaberi saran pada santri tersebut dengan nada yang lemah lembut supaya
69
jangan hanya menujuk-nujuk teman. Kalau sebenarnya kamu juga tidakbisa” (Wawancara peneliti dengan Bapak Gusrial 17 Mei 2016).
Berdasarkan pernyataan di atas, peneliti juga mewawancarai salah satu dari
santri kelas IV yang menjelaskan sebagai berikut:
“Ada sebagian dari guru saya yang memiliki sikap lemah lembut kepadasaya. Beliau tidak pernah memarahi saya ketika belajar. Saat belajar senibaca Al-Quran dia selalu menunjukkan cara membaca yang benar kepadasaya meskipun saya sering sekali mengalami kesalahan dalam membaca Al-Quran” (Wawancara peneliti dengan santri kelas IV yang bernama Fikri 18Mei 2016).
Lebih lanjut dari pernyataan di atas, peneliti juga mewawancarai salah satu
dari orang tua santri Ibu Wiwik yang menjelaskan sebagai berikut:
“Saya pernah datang ke TPQ membayar uang SPP anak Delisa. Sayamelihat ada dari santri yang keluar masuk lokal. Lalu guru TPQ berbicaralemah lembut kepada santrinya yang keluar masuk tadi. Agar santri tidakkeluar masuk karena kita hanya sebentar belajar ananda. Sebentar lagi kitajuga akan pulang jadi jangan ada yang keluar masuk lokal” (Wawancarapeneliti dengan tua santri Ibu Wiwik 21 Mei 2016).
Dari penjelasan peneliti di atas, dapatlah peneliti ambil kesimpulan yaitu
untuk membuat santri yang baik dan disiplin. Maka guru juga harus disiplin apa
lagi seorang guru yang memberikan contoh dan juga dicontohi oleh santri-santri.
Selain itu santri/anak suka dengan seorang guru yang dekat dengannya apa lagi
guru tersebut bisa membimbingnya, memberikan motivasi dan berbicara lemah
lembut. Maka santri akan mendengarkan kata-kata guru tersebut. Oleh itu seorang
guru harus memiliki sikap yang ramah kepada santrinya.
5.1.5 Guru Menanamkan Sikap Sosial antar Santri
Dari penelitian yang peneliti lakukan di TPQ Masjid Mukhlishin. Peneliti
menemukan guru yang menanamkan sikap sosial antar santri. Dalam hal ini
terlihat disaat ada temannya yang sakit maka teman yang lain ikut merasakannya.
70
Selain itu jika ada teman yang sedang menderita sakit. Maka seluruh lokal akan
memgumpulkan uang dan uang tersebut akan diberikan kepada santri yang sakit
tersebut. Selain itu guru TPQ juga memberi motivasi kepada santri yang
menderita sakit tersebut semoga temannya cepat sembuh dan bisa cepat
melaksanakan belajar lagi.
Berdasarkan pernyataan diatas peneliti mewawancarai Ibu Karniti tentang
sikap sosial antar santri sebagai berikut:
“Ada seorang santri kami yang suku mencela teman-temannya. Celaannyabermacam-macam ada dia bilang temannya jelek, kulit hitam, pendek,bodoh penakut dan lain-lain. Suatu hari santri yang mencela itu dirawat dirumah sakit lalu kami bersama-sama membezuknya, dan kami membawahbuah tangan ke rumahnya. Dari hasil jemuan teman-temannya disanalahkami sebagai guru mendidik santri. Hal ini supaya setiap santri mempunyaisikap sosial antar santri walaupun santri tersebut saling berbuat tidak baikkepada kita” (Wawancara peneliti dengan Ibu Kartini 05 Mei 2016).
Lebih lanjut lagi peneliti juga mewawancarai santri TPQ kelas III Masjid
Mukhlishin yang bernama Muhammad Farid sebagai berikut:
“3 bulan yang lalu saya mengalami kecelakaan. Teman-teman semua santriyang membezuk saya ke rumah. Saya pikir hanya santri kelas 3 saja yangdatang ternyata semua kelas datang juga. Mereka membawa buah tangandan beberapa jumlah uang hasil iuran mereka. Saya sangat senag waktu itukarena semua kelas datang membesuk saya. Dan saya berpikir itu tandanyamereka semua peduli dan perhatian sama saya” (Wawancara penelitidengan santri Muhammad Farid 10 Mei 2016).
Lebih lanjut lagi dari penjelasan di atas, peneliti juga mewawancarai Ibu
Arihatis dia menjelaskan sebagai berikut:
“Guru menanamkan sikap sosial antar santri. Saya melihat dari kedatanganguru TPQ dan santri ke tempat Muhammad Farid. Memang terlihattindakan yang dilakukan guru kepada anak saya. Memang sikap sosial yangditanamkan oleh guru kepada semua santri terlihat ketika anak saya sakitPak. Mereka semua dari guru dan dari semua santri dari kelas I sampaikelas IV datang semua melihat anak saya Muhammad Farid pak. Dan
71
mereka juga membawa buah tanggan dan sedikt uang” (Wawancara penelitidengan orang tua santri Ibu Arihatis 13 Mei 2016).
Dari penjelasan di atas, peneliti juga mewawancarai Bapak M. Zuhri guru
TPQ kelas I dia menjelaskan sebagai berikut:
“Memang benar kami mengajarkan sikap peduli kepada setiap santri tidakhanya dengan teman sekelasnya. Tetapi juga teman-teman di kelas lainnya.Apabila ada salah satu dari temannya yang kemalangan maka kamibersama-sama semua kelas ikut memperhatikannya” (Wawancara penelitidengan Bapak M. Zuhri 11 Mei 2016).
Dari hasil peneliti di atas, dapatlah peneliti ambil kesimpulan yaitu bahwa
guru di TPQ menanamkan sikap sosial antar santri. Dan guru juga mengajarkan
bahwa setiap santri saling membutuhkan satu sama lainnya karena kita adalah
makhluk sosial. Hal ini terlihat jika ada dari santri TPQ Masjid Mukhlishin yang
sakit. Maka semua kelas yang lain akan bersama-sama melihatnya.
5.1.6 Pemberian Reward dan Punishment
Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan di TPQ Masjid Mukhlishin
Kampung Olo Nanggalo Kota Padang. Bahwa guru TPQ selalu memberikan
hadiah dan pujian kepada santri. Hal ini dilakukan guna untuk meningkatan
pembelajaran terhadap santri agar santri selalu semangat dalam melaksanakan
pembelajaran yang disampaikan oleh guru kepada santri. Disamping itu reward
ataupun penghargaan salah satu cara untuk meningkatkan minat santri dalam
pelaksanaan pembelajaran untuk berani mengajukan bertanya kepada guru. Dan
melatih mental santri untuk bisa tampil ke depan gurunya ataupun kepada teman-
temanya.
72
Tujuan pemberian penghargaan dan pujian kepada TPQ Masjid Mukhlishin
adalah untuk mendorong santri agar lebih giat dalam belajar. Memberi apresiasi
atau usaha santri, menumbuhkan persaingan yang sehat antar santri, dan juga
meningkatkan prestasi mereka dalam melaksanakan belajar di TPQ ataupun di
tempat sekolah lainnya.
Disamping pemberian reward yang dilakukan guru TPQ Masjid
Mukhlishin. Untuk meningkatkan proses dalam pembelajaran guru juga
memberikan punishment kepada santri agar santri selalu mengarah pada sebuah
tingkah laku agar sesuai dengan tingkah laku yang berlaku secara umum
sebagaimana mestinya yang dilakukan oleh santri TPQ yang lainnya. Dalam hal
ini berupa hukuman yang diberikan guru ketika santri melanggar aturan. Tingkah
laku santri yang tidak diharapkan oleh guru yang bersangkutan tidak memberikan
respon atau tidak menampilkan sebuah tingkah laku yang diharapkan maka guru
akan memberikan sanksi kepada santri yang tidak patuh tersebut.
Berdasarkan penjelasakan di atas, maka peneliti mewawancarai salah satu
guru TPQ Ibu Kartini yang menjelaskan sebagai berikut:
“Bagi santri yang berprestasi kami selalu memberinya reward. Prestasidisini tidak hanya perstasi akademis saja tetapi juga dari segi sikapnya.Setiap semester kami mengadakan pemilihan santri yang tauladan. Denganadanya pemilihan santri tauladan ini kami berharap masing-masing santriagar termotivasi untuk bersikap disiplin. Dan beretika sesuai dengan yangkami ajarkan. Hasilnya memang santri berlomba-lomba untuk jadi santritauladan. Santri yang terpilih bukan dilihat dari akademisnya tapi dilihatdari perilaku santri selama belajar” (Wawancara peneliti dengan Ibu Kartini09 Mei 2016).
73
Lebih lanjut lagi peneliti juga mewawancarai santri menjelaskan sebagai
berikut:
“Saya pernah menjawab pertanyaan dari guru yang melontarkan pertanyaankepada saya. Waktu saya belajar dengan Ibu Zenita ketika itu saya dapatmenjawab pertanyaan dari Ibu Zenita. Lalu beliau mengatakan kepada sayakamu pintar dan dia memberikan saya reward berupa uang sebesarRp2.000,00. Dan teman-teman yang lain juga termotivasi untuk sepertisaya” (Wawancara peneliti dengan santri Salsabila 15 Mei 2016).
Berdasarkan pernyataan di atas, peneliti juga mewawancarai salah satu dari
guru TPQ kelas IV yang menjelaskan sebagai berikut:
“Pemberian reward yang sering dilakukan untuk membimbing santri. Agarsantri lebih giat dalam belajar seperti, santri yang bisa menjawabpertanyaan dengan baik dia akan diberikan reward berupa hadiah seperti,buku, permen, uang sebeser. Rp2.000,00 bagi santri yang tidak bisamenjawab pertanyaan dari Ibu diberikan tugas rumah. Hal ini menanamkansikap pembinaan kepada santri agar lebih giat dalam belajar” (Wawancarapeneliti dengan Ibu Zenita 11 Mei 2016).
Lebih lanjut lagi dari pernyataan di atas, peneliti juga mewawancarai salah
satu dari orang tua santri Ibu Hadismar yang menjelaskan sebagai berikut:
“Pemberian reward yang diberikan guru kepada santri memang benar pak,anak saya Khalisa Madina mengatakan kepada saya bu saya mendapatkanhadiah dari guru di TPQ uang Rp2.000,00 saat saya bisa menjawabpertanyaan dari guru. Saya sangat senang bu jawab anak saya pak”(Wawancara peneliti dengan orang tua santri ibu Hadismar 16 Mei 2016).
Pada saat evaluasi Didikan Subuh santri disuruh guru untuk hafalan doa
pendek. Bagi santri yang bisa diberi uang Rp5.000,00 dan bagi santri yang tidak
dapat bagian dari pentanyaan guru mengatakan kepada santri minggu besok lagi
Ibu adakan lagi.
Dari penjelasan yang peliti lakuakan dengan guru TPQ Masjid Mukhlishin
di atas. Maka peneliti memberikan kesimpulan, bahwa untuk meningkatkan
perestasi santri. Maka guru TPQ jangan bosan-bosan memberikan motivasi
74
kepada santri. Selain itu Reward dan Punishmant merupakan hal yang paling
utama dilakukan guru terhadap santri. Hal ini dilakukan guru agar santri merasa
diperhatikan dalam melaksanakan belajar.
5.1.7 Mengadakan Kerjasama Guru TPQ dengan Orang Tua Santri
Berdasarkan penelitian, yang peneliti lakukan di TPQ Masjid Mukhlishin
02 Mei 2016. Peneliti melihat bahwa ada dari salah satu orang tua santri yang
sering pergi ke TPQ melihat anaknya apakah anaknya belajar atau tidak. Hal ini
menunjukkan bahwa adanya hubungan orang tua dengan guru. Selain itu peneliti
juga melihat adanya komunikasi orang tua santri dengan guru TPQ yaitu disaat
orang tua santri mengantar anaknya ke TPQ. Sementara itu orang tua santri juga
menanyakan kepada guru TPQ bagaimana perkembangan anaknya dalam
melaksanakan pembelajaran di TPQ seperti, orang tua santri menanyakan guru
tentang anaknya dalam membaca Al-Quran, menulis tulisan Arab, akidah akhlak,
dan praktik salat. Dari pertanyaan yang dilontarkan orang tua santri peneliti
melihat guru TPQ menyampaikan kepada orang tua santri. Agar selalu memantau
anak-anak di rumah dalam membaca melaksanakan salat dan juga dalam
membaca Al-Quran. Ya Buk kalau di TPQ seperti inilah Buk keadaannya
santri/anak kita disini. Ada sebagian santri yang bisa sudah bisa membaca Al-
Quran dan ada yang masih terbatah-batah buk. Begitu juga Buk dengan praktek
salat mereka ada yang sudah baik dalam pembacaannya ada yang harus
dibenarkan lagi. Oleh karena itu kami guru-guru disini memohon kepada Ibu
bantuan kerja samanya dalam mendidikan santri-santri kita.
75
Selain itu peneliti juga melihat guru TPQ memberikan buku kontrol kepada
santri TPQ Masjid Mukhlishin. Untuk dapat melaksanakan salat Ashar secara
berjamaah. Buku kontrol tersebut diisi oleh santri sendiri kemudian pada akhir
semester buku itu dikumpulkan keguru lagi. Selain itu guru memberikan tugas
kepada ketua kelas masing-masing agar menghendel seluruh teman selokalnya.
Bagi santri yang tidak salat ataupun santri yang ribut. Maka ketua dari masing-
masing santri akan melaporkannya kepada guru. Hal ini dilakukan guru supaya
santri nantinya terbiasa dalam pelaksanaan salat dan juga disiplin dikemudian
harinya.
Dari pernyataan di atas, peneliti mewawancarai Kepala TPQ Bapak Nafril
HS sebagai berikut:
“Diantara kerjasama guru di TPQ dengan orang tua santri ada buku kontrolsalat santri yang kami berikan kepada santri. Buku kontrol ini diberikankepada santri guna melihat salat santri di rumah. Selain itu kami jugamenyuruh santri TPQ Masjid Mukhlishin melaksanakan salat Ashar secaraberjamaah yang bisa dikontrol dan diawasi oleh guru TPQ saat santri masihberada di Masjid Mukhlishin. Selebihnya orang tua di rumah karena santrilebih banyak waktu di rumah dibandingkan waktu belajar di TPQ.Sementara dari buku kontrol salat kami dapat melihat perkembangan ibadahsalat masing-masing santri dirumah” (Wawancara peneliti dengan kepalaTPQ Bapak Nafril HS 10 Mei 2016).
Lebih lanjut lagi, peneliti juga mewawancarai Bapak Gusrial sebagai guru
kelas III TPQ Masjid Mukhlishin yang menjelaskan sebagai berikut:
“Dari beberapa santri yang bermasalah di TPQ. Kami selalu memberikankepada mereka beberapa kali toleransi serta peringatan kepada mereka.Apabila mereka belum juga berubah maka kami akan memanggil orangtuanya. Kami akan menceritakan bagaimana sikap santri selama belajar diTPQ kepada orang tua santri tersebut. Dan kami minta kerjasama untuklebih mengontrol secara berkesinambungan terhadap perilaku santri. Jikalingkungan keluarga dan lingkungan TPQ saling mendukung maka insyaAllah sedikit banyaknya akan berdampak positif bagi pertumbuhan dan
76
perkembangan santri terutama dalam kedisiplinan mereka” (Wawancarapeneliti dengan Bapak Gusrial 11 Mei 2016).
Selanjutnya peneliti juga mewawancarai salah satu dari orang tua santri Ibu
Ide yang menjelaskan sebagai berikut:
“Saya sangat mendukung sekali program dan kurikulum yang dilaksanakandi TPQ ini. Banyak manfaat yang saya peroleh dari guru TPQ apa lagimanfaat yang didapatkan anak saya. Contohnya saja dia bisa menghafalayat-ayat pendek, menghafal doa-doa, dan selalu melaksanakan ibadah salatdengan tepat waktu dirumah. Dan juga pernah suatu ketika anak sayapulang dari sekolah siang hari sekitar jam 13.00 WIB. Dia langsungmelaksanakan salat Zuhur, dan saya berbicara pada dia kamu mau salatapa?. Dia bilang mau salat Zuhur Bu katanya. Dan saya berpikir bahwahubungan guru TPQ dengan orang tua santri itu harus ada. Dan sayamelihat ada perubahan kearah positif pada anak saya” (Wawancara penelitidengan orang tua santri Ibu Ide 14 Mei 2016).
Lebih lanjut lagi, peneliti juga mewawancarai salah satu dari orang tua
santri Ibu Lis Ashar yang menjelaskan sebagai berikut:
“Saya sering menjalin hubungan dengan guru-guru di TPQ. Dalammenegakkan kedisiplinan anak saya. Tidak hanya mengingatkan dalambelajar Al-Quran, ibadah salat, atau ibadah lainya. Melainkan kesemuaibadah dan tigkah laku santri harus dirobah” (Wawancara peneliti denganIbu Lis Azhar 14 Mei 2016).
Selain itu peneliti juga wewancarai guru di TPQ Masjid Mukhlishin Ibu
Zenita, tentang bentuk kerjasama guru TPQ dengan orang tua santri yang mana
dia mengatakan kepada peneliti sebagai berikut:
“Saya sebagai guru di TPQ Masjid Mukhlishin sering menjalin hubungankerjasama antara guru TPQ dengan orang tua santri. Dalam memantaumereka saya sering mengingatkan kepada orang tua santri untuk selalumengulangi pelajaran anaknya di rumah. Supaya dalam prosespembelajaran nanti tidak terlalu susah menjelaskan kepada mereka”(Wawancara peneliti dengan Ibu Zenita11 Mei 2016).
Dari hasil peneliti lakukan di atas, dapatlah peneliti berikan kesimpulan
bahwa untuk menegakkan kedisiplinan santri yaitu dengan melakukan pemberian
77
buku kontrol salat kepada santri. Selain itu kerjasama orang tua santri dengan
guru TPQ sangat dibutuhkan karena dengan ada kerjasama guru dan orang tua
santri. Maka santri Masjid Mukhlishin akan bisa terkontrol dan juga dapat
menjadi santri yang disilpin dikemudian hari.
5.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka peneliti menemukan berbagai
upaya yang dilakukan oleh guru di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo
Nanggalo Kota Padang. Dalam menegakkan kedisiplinan kepada santri seperti,
yang dikemukakan pada teori behaviorisme B F. Skinner yang berpendapat
bawah belajar merupakan sebuah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman. Belajar merupakan akibat adaya interaksi antara stimulus (S) respon
(R). Menurut teori behaviorisme bahwa dalam belajar yang penting yaitu adanya
input berupa stimulus dan output yang berupa respon. Maka dari itu pembelajaran
yang disampaikan oleh guru kepada santri akan berdampak positif bagi santri jika
stimulus yang dilakukan guru kepada santri di TPQ sesuai. Maka stimulus yang
diberikan guru akan direspon dengan baik oleh santri.
Dari hasil penelitian di atas, dapatlah penelitim jelaskan bahwa Upaya yang
dilakukan Guru dalam Menegakkan Kedisiplinan Santri di Taman Pendidikan Al-
Quran (TPQ) Kampung Olo Nanggalo Kota Padang sebagai berikut:
Guru memberikan ketaulandan, dalam proses belajaran mengajar (PBM)
guru memberikan stimulus kepada santri berupa tindakan yang bisa dicontoh oleh
santri. Stimulus dalam artian tindakan guru yang bisa diterapkan oleh santri yaitu
78
berupa respon agar santri mencontoh apa yang dilakukan guru dapat direspon
dengan baik oleh santri.
Sikap toleransi guru terhadap santri dalam peroses belajar mengajar. Guru
memberikan stimulus kepada santri berupa tindakan yang diberikan guru kepada
santri. Dalam konteks ini penguat (reinforcer) dan pengukum (punishment) jika
tindakan itu nyata tidak mengubah perilaku norma pembelajaran pada santri.
Maka guru harus memberikan stimulus yang kuat kepada santri agar bisa
direspon santri. Oleh karena itu sikap toleransi harus dimiliki guru terhadap santri
agar santri tidak merasakan tindakan yang tidak baik yang dilakukan guru kepada
santri.
Guru memberikan nasihat dalam peroses belajar mengajar. Dalam proses
pembelajaran tidak berkemungkinan santri berjalan dengan maksimal, tetapi ada
juga kurang maksimal yang diberikan oleh guru terhadap santri seperti,
ditemukan santri meribut ketika pelajaran berlangsung, santri yang mengganggu
teman saat belajar, membantah perintah guru, santri yang suka mencela sesama
teman, dan santri yang suka keluar masuk lokal tanpa seizin guru. Dalam hal ini
guru hendaknya memberikan stimulus dengan baik kepada santri dan juga dapat
memberikan nasihat kepada santri, agar santri bisa menjadi santri yang disiplin
dikemudian harinya.
Berbicara lemah lembut dalam peroses belajar mengajar. Dalam teori
behaviorisme proses pembelajaran merupakan suatu tindakan yang harus
dilakukan guru terhadap santri berupa stimulus dan respon. Jika guru
menyampaikan pembelajaran dengan baik kepada santri maka proses
79
pembelajaran bisa diterima oleh santri. Dalam hal ini yaitu hendaknya guru
menyampaikan pelajaran dengan berbicara lemah lembut kepada santri agar
pelajaran yang disampaikan guru bisa diterma dengan baik oleh santri.
Guru menanamkan sikap sosial antar santri dalam proses belajar mengajar.
Pelaksanaan pembelajaran di TPQ guru mengajarkan kepada santri sikap sosial
antar santri. Dalam hal ini dapat dilihat rasa perhatian antara mereka seperti, jika
ada dari teman mereka yang sakit maka santri yang lain bersama-sama
melihatnya ke rumah dan santri yang ketinggalan membawa pensil santri yang
lain memberikan pinjaman terhadap santri lain. Oleh karena itu stimulus yang
diberikan guru terhadap santri bisa diterima oleh santri dengan baik.
Pemberian Reward Dan Punishment dalam peroses belajar mengajar.
Pemberian reward dan punishment yang diberikan guru kepada santri yaitu
dengan melakukan proses pembelajaran yang diberikan guru melalui stimulus (S)
nya kepada santri berupa respon (R) nya. Misalnya seorang santri yang belajar
dengan giat maka dia akan mampu menjawab banyak pertanyaan dalam ulangan
ataupun ujian yang diberikan guru kepada santri yang ada di Taman Pendidikan
Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin sekalipun. Kemudian seorang guru
hendaknya memberikan penghargaan kepada santri tersebut sebagai penguatan
terhadap respon maka guru hendaknya memberikan nilai yang tinggi kepada
santri berupa pujian ataupun hadiah. Dari pemberian hadiah dan penghargaan
tersebut maka santri akan belajar lebih rajin dan lebih giat lagi.
Mengadakan kerjasama guru TPQ dengan orang tua santri. Dalam
mencapai hasil pembelajaran yang maksimal maka harus adanya hubungan guru
80
dengan orang tua santri yang ada di TPQ. Hubungan ini agar proses
pembelajaran bisa ditanya oleh orang tua santri kepada santri/anaknya apakah
mereka belajar atau tidak di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid
Mukhlishin. Oleh karenanya diperlukan hubungan antara guru dan orang tua
santri.
81
BAB VIPENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka kesimpulan yang didapatkan tentang
Upaya Guru Dalam Menegakkan Kedisiplinan Santri di Taman Pendidikan Al-
Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang adalah:
1. Guru memberikan ketauladan yaitu guru yang dapat memberikan nilai-nilai
positif kepada santri, dan dapat dicontoh oleh santri terhadap apa yang
diberikan guru kepada santri.
2. Sikap toleransi guru terhadap santri yaitu guru di TPQ Masjid Mukhlishin
tidak langsung memarahi santri yang terlambat datang ke TPQ, tetapi guru
menanyakan kepada santri kenapa ananda bisa terlamat datang ke TPQ.
3. Guru memberikan nasihat kepada santri dalam proses pelaksanaan
pembelajaran. Terdapat santri yang suka mengganggu santri yang lain seperti;
mengganggu temannya belajar, mengambil buku temanya, dan juga tidak
memperhatikan guru ketika pelajaran berlangsung. Maka dari itu guru
memberikan nasihat kepada santri yang kurang disiplin tersebut agar tidak
mengganggu teman yang lain dalam proses belajaran mengajar berlangsung.
4. Guru berbicara lemah lembut dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat santri
yang sering mengganggu temannya ketika belajar seperti; santri yang suka
keluar masuk lokal tanpa seizin guru, santri yang tidak serius dalam belajar.
Maka dari itu guru TPQ memberikan arahan kepada santri dengan berbicara
lemah lembut kepada santri agar santri merasa dihargai oleh guru dan tidak
menggulangi lagi perilaku yang telah dibuatnya.
81
82
5. Guru memberikan sikap sosial antar santri dalam meningkatkan rasa kepeduli
pada sesama santri seperti; santri yang sakit maka santri yang lain akan ikut
merasakan apa yang dirasakan oleh teman mereka.
6. Pemberian Reward dan Punishment dalam meningakatkan kemampuan belajar
pada santri maka guru melakukan pemberian reward pada santri berupa,
pujian, hadiah buku tulis, dan memberikan uang sebesar Rp2.000,00 kepada
santri. Selain reward guru memberikan punishment kepada santri bagi yang
melanggar peraturan di TPQ berupa; membersihkan tailet, kamar mandi, dan,
membersihkan lokal.
7. Kerjasama guru TPQ dengan orang tua santri dalam meningkatkan kompetensi
yang dimiliki santri. Maka guru dan orang tua santri harus melakukan
hubungan kerjasama antar mereka agar guru bisa menanyakan kepada orang
tua santri apakah anaknya mengulangi pelajaran di rumah atau tidak.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang dikemukakan di atas.
maka peneliti memberikan saran sebagai beriku:
1. Diharapkan kepada kepala TPQ supaya selalu mengawasi dengan ketat dalam
menegakkan kedisiplinan santri yang diperankan oleh guru TPQ Masjid
Mukhlishin kampung Olo Nanggalo Kota Padang terhadap santri.
2. Kepada majlis guru yang ada di TPQ Masjid Mukhlishin. Agar selalu
menegakkan kedisiplinan kepada santri sesuai dengan peraturan yang ada di
TPQ Masjid Mukhlishin.
83
3. Kepada orang tua santri TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo
Kota Padang, agar lebih meningkatkan kerjasama dalam memperhatikan
santri/anaknya di rumah supaya menjadi santri/anak-anak yang disiplin
dikemudian hari.
84
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Yatimin. 2007. Studi Akhlak Dalam Perspektif Al-Quran: PenerbitAmanah. Jakarta.
Abdurrahman, Muhammad. 2016. Menjadi Seorang Muslim Berakhlak Mulia.PT: Raja Grafindo Persada.
Ahmad, Kamaruzzaman. 2010. Pesantren dan Peradapan Islam. Diterbit olehPuslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan DiklatKementrian Agama RI.
Akmal, Dilek Http//2012.Cara Meningatkan Disiplin Siswa. Infolog-Sehat.Blogspot. Com
Arikunto, Suharimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Aunurrahman, 2009. Belajar dan Pembelajaran. Alfrabeta: Bandung.
Aziz, Hamka, Abdul. 2012 Karakter Guru Profesional Melahirkan Murid UnggulMenjawab Tantangan Masa Depan. Penerbit: Al Mawardi Prima. Jl.Pondok Pinag III No 5 Kemayoran Lama Jakarta Selatan.
Basrowi, Suwandi. 2012.Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabrta
Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group.
(Ed). 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja.
Hasbullah. 2011. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.
Hariyanto, Suyono. 2011. Belajar dan Pembelajaran: PT. Remaja Rosada Karya.
Haedari, Amiem. 2010. Pesentren dan Peradapan Islam, di Terbitkan olehPuslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang Dan DiklatKementerian Agama RI.
Hosein Basri Hasan, 2014. KePGRIan. Pengurus PGRI Prov: Sumbar.
Imran, Ali. 2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: BumiAksara
Indra, Hasbi. 2013. Pedoman Penyelenggaraan Taman Pendidikan Al-Quran(TKA/TKA) dan Taman Pendidikan Al-Quran (TPA/TPQ). DirektoratPendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Jendral PendidikanIslam kementrian Agama RI.
85
.2013. Pedoman Kurikulum Taman Pendidikan Al-Quran (TKA/TKA) danTaman Pendidikan Al-Quran (TPA/TPQ). Direktorat Pendidikan Diniyahdan Pondok Pesantren Direktorat Jendral Pendidikan Islam kementrianAgama RI.
Madjid Nurcholish. 1997. Bilik-bilik Pesentren Sebuah Potren Perjalanan.Penerbit: Parmadina. Jl. Metro Pondok Indah.
Moleong, Lexy J. 2010. Metodolpogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT RemajaRosda Karya.
2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Milles, Matthew, A, dan Huberman, A. Micheal. 1992. Analisis Data Kualitatif.Jakarta: Universitas. Indonesia (UI-Press.
Nazir, Moh. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Ritzer, George. 2007. Sosiologi. Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Rahman, Dkk. 2014. Kode Etik Profesi Guru. Penerbit Prestasi Pustaka Raya-Jakarta: Indonesia.
Rosady, Ruslan. 2013. Metode Penelitian Public Reations dan Komunikasi. PT:Raja Grafindo persada, Jakarta.
Sa’aduddin, Dkk. 2006. Meneladani Akhlak Nabi Membangun KepribadianMuslim. Diterbitkan oleh PT: Remaja Rosda karya.
Sudarwan. 2011. Pengembangan Profesi Guru dari Pra Jabatan InduksiKeprofesional Madani. Jakarta: Kencana.
Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. CV:Alfabeta. Jl. Gegerkalong Hilir No. 84 Bandung.
Sugiyono, 2012 Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. CV: Alfabeta. Jl.Gegerkalong Hilir No. 84 Bandung.
2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Syahirman Dkk. 2007. Lancar Membaca dan Menulis Al-Quran (LAMMA).Diterbit. Badan Kerja Sama TPA/TPSA Kota Padang.
86
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indinesia Edisi Baru. 2013. Kamus BesarBahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: PT Media Pustaka Phoenix.
Yusuf, Muri. 2005. Metode Penelitian. Padang: UNP Press
SKRIPSI
Apriliani Fitri. 2015 Skripsi yang berjudul “Upaya Guru dalam MeningkatkanKedisiplinan Siswa di SMA PP DR M. Natsir Batu Bagirik KecamatanLembah Gumanti Kabupaten Solok”. Skripsi Program Studi PendidikanSosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat, Padang 2015.
Eka Fitria. 2015 Skripsi yang berjudul “Persepsi Peserta Didik TentangKedisiplinan yang Diterapkan Oleh Guru Sma N 1 Sipora SelatanKabupaten Mentawai”. Skripsi Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIPPGRI Sumatera Barat, Padang 2015.
Ratna Wilis. 2013. Skripsi berjudul ”Fungsi Kartu Hijau (Izin) untukMeningkatkan Disiplin Siswa Dalam Proses Pembelajaran di SMA N 3Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan”. Program Studi PendidikanSosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat, Padang, 2013.
Vebi Febrina. 2014 Skripsi berjudul “Perilaku Menyimpang Peserta Didik dalamProses Pembelajaran di SMA N 2 Lenggayang Kabupaten Pesisir Selatan(Studi kasus kelas XI IPS 3 SMA N 2 Lenggayang Kabupaten PesisirSelatan)” Skripsi Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRISumatera Barat, Padang 2014.
87
Lampiran 1
RIWAYAT HIDUP
1. Identitas Diri
Nama : Umar Dani
Tempat/Tanggal Lahir : Bukit, 07 Mei 1990
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Melayu
Alamat : Jl. Gajah Mada No 23 A Pangilun Kota Padang
Telepon/HP : 082378436333
2. Pendidikan
Tahun 1998-2004 : Sekolah Dasar Negeri 123 Bukit
Tahun 2005-2008 : Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sarolangun
Tahun 2009-2011 : Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Sarolangun.
Tahun 2012-2016 : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) PGRI Sumatera Barat. Jurusan
Pendidikan Sosiologi.
88
Lampiran II
Pedoman Wawancara
Pertanyan untuk mencari tentang upaya guru dalam menegakkan kedisiplinan
santri di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung Olo
Nanggalo Kota Padang.
Identitas
Nama :
Jabatan :
Jenis kelamin :
Alamat :
Pertanyaan 1 Untuk kepala TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo
Nanggalo Kota Padang
a. Menurut Bapak bagaimana cara Bapak menegakkan kedisiplinan
santri di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota
Padang ini?
b. Bagaimana cara Bapak menegakkan kedisiplinan terhadap guru-guru
TPQ agar santri bisa disiplin?
c. Apakah ada kerjasama antara Bapak dengan guru dalam menegakkan
kedisiplinan santri di TPQ Masjid Mukkhshin Kampung Olo
Nanggalo ini?
d. Menurut Bapak kerjasama seperti apa yang Bapak lakukan dengan
majlis guru di TPQ Masjid Mukkhlishin Kampung Olo Nanggalo ini?
89
e. Menurut Bapak apa saja kendala yang ditemukan dalam menegakkan
kedisiplinan santri di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo
Nanggalo Kota Padang?
f. Apa harapan Bapak kedepan terkait dengan upaya guru dalam
menegakkan kedisiplinan santri di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung
Olo Nanggalo Kota Padang?
g. Apa saja upaya yang Bapak lakukan dalam menegakkan kedisiplinan
santri di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota
Padang?
Pertanyaan 2 Untuk guru TPQ dan orang tua santri
Identitas
Nama :
Jabatan :
Jenis kelamin :
Alamat :
Pertanyaan
a. Menurut Bapak/Ibu bagaimana kedisiplinan santri di TPQ Masjid
Mukhlishin saat pelaksanaan pembelajaran dimulai?
b. Menurut Bapak/Ibu apakah ada hubungan kerjasama antara guru
dengan orang tua santri dalam menegakkan kedisiplinan santri di TPQ
Masjid Mukkhlishin Kampung Olo Nanggalo ini?
c. Apa saja bentuk kedisiplinan yang telah Bapak/Ibu lakukan di TPQ
Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang?
90
d. Bagaimana cara Bapak/Ibu menerapkan kedisiplinan terhadap santri
yang melanggar tata tertib di TPQ Masjid Mukhlishin?
e. Apakah ada kendala Bapak/Ibu temukan dalam menegakkan
kedisiplinan santri di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo
Nanggalo Kota Padang?
f. Apa saja upaya yang Bapak/Ibu lakukan dalam menegakkan
kedisiplinan santri di TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo
Nanggalo Kita Padang?
Pertanyaan, 3 Untuk santri TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo
Nanggalo Kota Padang
Identitas
Nama :
Jenis kelamin :
Alamat :
Pertanyaan
a. Jam berapa TPQ ini masuk ananda?
b. Apa saja aturan yang ada di TPQ Masjid Mukhlishin ananda?
c. Pernahkan ananda dihukum oleh guru TPQ terhadap perilaku ananda?
d. Hukuman seperti apa yang diberikan guru TPQ kepada ananda?
e. Menurut ananda kedisiplinan seperti apa diberikan guru TPQ kepada
ananda?
91
f. Semenjak ananda belajar di TPQ apakah ada kerjasama antara guru
dengan orang tua ananda dalam menegakkan kedisiplinan di TPQ
Masjid Mukkhlishin Kampung Olo Nanggalo ini?
g. Apa yang menyebabkan ananda kurang disiplin dalam belajar di TPQ
Masjid Mukhlishin?
h. Sanksi seperti apa yang diberikan guru TPQ terhadap santri yang
melanggar peraturan?
92
Lampiran III
Daftar Donatur Bulanan TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo NanggaloKota Padang Tahun 2015/2016
No Nama Jumlah
1 Ridwan Gama 2000 Rp50.000,002 Apikes Iris Rp50.000,003 Drs. Musli Rp50.000,004 Edilnus (Drs. Musli) Rp50.000,005 Hj. Huriani Rp25.000,006 Hj. Samsinar Rp50.000,007 Syahpilmar Rp35.000,008 H. Darwis Rp20.000,009 Drs.H. Adrimas Rp25.000,00
10 H.Syofyan Rp25.000,0011 Abd. Yarman Rp50.000,0012 Erizal, se/ Hj.Ratna Juita Rp15.000,0013 Hamba Allah / Murni Rp50.000,0014 Hj. Mawarni Syam Rp25.000,0015 Martini Rp25.000,0016 Irsyad, SE Rp25.000,0017 Adihartono (Sutan) Rp20.000,0018 Zaliani Rp15.000,0019 Hj. Lis Azhar Rp50.000,0020 Adris MS RP35.000,0021 Firmansyah (ALM) Rp25.000,0022 Skoldan, S.SOS Rp25.000,0023 Nurneli Rp20.000,0024 Indrawati Rp15.000,0025 Hj. Asnahrudin Rp15.000,0026 Andriatis, S.Pd.I Rp35.000,0027 Drs. H. Syafri Tanjung Rp35.000,0028 Hj. Fatimah Hamdal Rp50.000,0029 Edison Ilyas, SE, MM Rp35.000,0030 Hj. Zuriani Rp25.000,0031 Drs. H. Mudahar Rp15.000,0032 Ridwan (ALM) Rp50.000,0033 Wiwik Andriani, SE Rp25.000,0034 Hafrizal Rp20.000,00
93
35 Rohani Rp20.000,0036 Prize /Depot Regy Rp50.000,0037 Naufil Abbas Rp50.000,0038 Oktaviandi Rianto Rp75.000,0039 Ariati Roza Rp20.000,0040 H. Ahmad Hanif Rp60.000,0041 Hadismar Rp20.000,0042 H. Sutan Rp20.000,0043 Hj. Mayani Rp25.000,0044 Yelva Jufri Rp20.000,0045 Ir. Zuwendra Rp50.000,0046 Bukhari Rp50.000,0047 Salma Rp15.000,0048 Darmawati Rp15.000,0049 Rafniati Rp35.000,0050 Yeni Narsyahrul Rp35.000,0051 Rosmini Rp20.000,0052 Asni Beti Aswar Rp25.000,0053 H. Irzal Mudatsir Rp20.000,0054 Irvan Jepara Rp50.000,0055 Afriani Jepara Rp25.000,0056 Murni ( Alm) Rp20.000,0057 Eri Z Rp15.000,0058 Rudi Tmr Rp20.000,0059 Hj. Yulinar Rp50.000,0060 Suroto Rp20.000,0061 Zakaria Rp50.000,0062 Winda Jepara Rp20.000,0063 Armiati Roza Rp25.000,0064 Harmonis Computer Rp50.000,0065 H. Nahril Rp50.000,00
Jumlah Rp2.105.000,00Sumber : Tata Usaha di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Masjid Mukhlishin Kampung Olo
Nanggalo Kota Padang Tahun 2015 /2016.
94
Lampiran IV
Tata Tertib TPQ Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota Padang.
Untuk meningkatkan ketahanan Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) dalam
rangka mengembangkan TPQ sebagai pusat pembelajaran agama Islam, maka
disusunlah pedoman tata-tertib guru dan santri sebagai berikut:
1. Mentaati semua aturan yang diputuskan oleh Kepala TPQ.
2. Melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.
3. Senantiasa memberi tauladan yang baik dan menjaga akhlaqul karimah
dalam mengajar.
4. Ikut bersama-sama santri Salat berjama’ah sesuai dengan jadwal mengajar.
5. Harus hadir pada saat DDS (Didikan Subuh).
6. Berbusana muslim/muslimah.
7. Menjaga kebersihan lingkungan TPQ dan sarana prasarana yang ada.
8. Menandatangani daftar hadir dan mengisi buku batas pelajaran santri.
9. Memberikan pengajaan pada santri sesuai dengan kurikulum yang
ditentukan.
10. Guru yang berhalangan hadir mohon memberi tahu dan membuat surat izin
kepada Kepala TPQ dan menghubungi guru yang lain sebagai pengantihnya
jam pelajaran.
95
Untuk meningkatkan kemampuan santri Taman Pendidikan Al-Quran di
(TPQ) adapun tata tertib santri Masjid Mukhlishin Kampung Olo Nanggalo Kota
Padang sebagai berikut:
1. Santri harus terdaftar secara resmi sebagai santri TPQ Masjid Mukhlishin.
2. Santri harus memakai baju seragam setiap belajar sesuai dengan ketetapan
Badan Kerja Sama (BKS) TPQ Kota Padang dan kebijakan manajemen TPQ
Masjid Mukhlishin.
3. Santri harus Salat Subuh berjamaah di Masjid yang dilanjutkan dengan
Didikan Subuh (DDS) setiap Minggu. Salat Ashar berjamaah bagi yang
masuk jam 15:30 WIB.
4. Membawa buku dan peralatan tulis menulis yang dibutuhkan dalam proses
pembelajaran.
5. Santri harus hadir pada setiap pelajaran yang telah disepakati atau
dijadwalkan.
6. Apabila santri berhalangan hadir dalam mengukuti proses belajar,
santri wajib meminta izin kepada pengajar secara tertulis sebab-sebab santri
tidak hadir yang diketahui oleh Orangtua/wali santri, dan apabila tidak hadir
tanpa keterangan tiga hari berturut maka akan dilakukan pemanggilan
terhadap Oarangtua/wali santri.
7. Apabila santri tidak hadir tiga hari berturut-turut tanpa keterangan dianggap
keluar dan apabila ingin masuk lagi mendaftar seperti semula.
8. Dilarang izin meninggalkan kelas (kecuali ke toilet/keperluan serupa).
96
9. Selama peroses pemblajaran berlangsung santri tidak diperkenankan
makan/minum di ruang kelas, mengganggu jalannya pelajaran, bermain-main
yang mengganggu teman, merusak sarana di TPQ dan Memakai barang-
barang berharga.
10. Ikut berperan menjaga kebersihan, keamanan, ketertiban, dan pemeliharaan
sarana dan prasarana serta lingkungan TPQ.
11. Santri yang sudah diperingatkan ternyata masih melangar tata tertib akan
diberi sangsi dengan tingkatan berupa teguran lisan, tertulis, membuat surat
pernyataan, pengurangan nilai sehingga tidak naik kelas, pemanggilan
orangtua/wali sampai dikeluarkan dari TPQ.
97
Lampiran V
DOKUMENTASI PENELITIAN
Gamabr 1: Guru TPQ Masjid Mukhlishin sedang MemberikanPembinaan Kepada Santri dalam Acara Didikan Subuh.
Gambar 2: Santri TPQ Masjid Mukhlishin sedang Memimpin MembacaDoa.
98
Gamabr 3: Santri TPQ Masjid Mukhlishin sedang Membaca AyatSuci Al-Quran dalam Acara Didikan Subuh.
Gambar 4: Kepala TPQ Masjid Mukhlishin sedang MemberikanPembinaan Kepada Santri Kelas I.
99
Gambar 5: Santri TPQ Masjid Mukhlishin kelas III sedang diberikanPembinaan oleh Guru kelas III ketika MenggangguTemannya.
Gamabar 6: Guru TPQ Masjid Mukhlishin Menyuruh Santri Kelas IVMengulangi Hafalannya ke Depan.
100
Gambar 7: Wawancara Peneliti dengan Guru TPQ Kelas III TentangPerilaku Santri yang ada di TPQ Masjid Mukhlisin.
Gambar 8: Santri TPQ Masjid Mukhlishin sedang MelaksanakanPembelajaran dengan Tertib.
101
Gambar 9: Guru TPQ Masjid Mukhlishin sedang Mengawasi UjianKenaikan Kelas.
Gambar 10: Guru TPQ memberikan hukuman kepada santri yangsuka mengganggu teman saat belajar, berupamembersihkan lantai tempat berwuduh.
102
Gambar 11: Guru TPQ Memanggil Santri yang Bermasalah saatPulang dari TPQ.
Gambar 12: Hubungan Orang Tua Santri Dengan Guru TPQ Terlihatsedang Melihat Kehadiran Anaknya.
103
Gambar 13: Guru TPQ Memberikan Pembinaan Kepada Santri dalamMengambil Air Wuduh.
Top Related